A. LATAR BELAKANG Negara Republik Indonesia jauh sebelum kemerdekaan realitas sosiologis suku bangsa, bahasa, budaya, tradisi dan adat istiadat telah ada diberbagai wilayah maupun pedesaan. Desa merupakan suatu pemerintahan terkecil yang memiliki kesatuan masyarakat hukum yang dipimpin oleh kepala desa. sebutan pemerintah desa sangat bervariasi sesuai dengan pembentukannya, seperti Gampong, Nagari , Bori, Huta dan Marga 1 . demikian juga sisitem pemerintahan desa, minsal di daerah Minangkabau (Sumatra Barat) dikenal dengan “tali tiga sipilin, tungku tiga sejarangan” yang meliputi nenek mamak, bunda kandung dan pemangku adat. Sedangkan di Suku Gayo (Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues) bernama sarakopat, yakni terdiri dari : Reje, Imem, Petue dan Rakyat Genap Mupakat. Lembaga Sarakopat sudah sejak masa Kerajaan Linge sultan Adi Genali. Pada masa lalu sistem pemerintahan di Gayo berpusat pada belah (klan) keluarga luas maupun inti, mereka dapat dibedakan menurut kelompok- kelompok yang disebut “kuru” yakni kekelurgaan dalam satu belah yang anggota-anggotanya merasa dekat antara satu dengan yang lain karena hubungan keturunan yang ditautkan pada empat unsur pimpinan belah yang disebut sarakopat. Oleh karena itu dalam setiap belah terdapat (1) kuru reje, yakni kerabat raja, (2) kuru imem, kerabat pimpinan keagamaan, (3)kuru petue, kerabat penegak pemelihara ketertiban, dan (4) kuru rayat, kerabat orang-orang biasa yang tidak termasuk kedalam salah satu dari tiga kerabat tersebut 2 . Masing-masing empat unsur sarakopat mempunyai tugas dan fungsi diantaranya (1) Reje (pengulu). Kepala masyarakat hukum adat, ia senantiasa 1 Bratakusumah Supriady Deddy dkk, Otonomi Penyelengaraan Pemerintah Daerah: Jakarta, 2004 PT Gramedia Pustaka Utama, Hlm(1). 2 Muklis., Belah di Gayo Studi Kasus di Kebayaken., Banda Aceh. 1977., hlm. 29.
17
Embed
LATAR BELAKANG - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/27519/1/jiptummpp-gdl-hairulhasb-32595-2-babi.pdfsebutan pemerintah desa sangat bervariasi sesuai dengan ... bahwa model hukum Eropa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. LATAR BELAKANG
Negara Republik Indonesia jauh sebelum kemerdekaan realitas
sosiologis suku bangsa, bahasa, budaya, tradisi dan adat istiadat telah ada
diberbagai wilayah maupun pedesaan. Desa merupakan suatu pemerintahan
terkecil yang memiliki kesatuan masyarakat hukum yang dipimpin oleh kepala
desa. sebutan pemerintah desa sangat bervariasi sesuai dengan
pembentukannya, seperti Gampong, Nagari , Bori, Huta dan Marga1. demikian
juga sisitem pemerintahan desa, minsal di daerah Minangkabau (Sumatra
Barat) dikenal dengan “tali tiga sipilin, tungku tiga sejarangan” yang
meliputi nenek mamak, bunda kandung dan pemangku adat. Sedangkan di
Suku Gayo (Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues) bernama
sarakopat, yakni terdiri dari : Reje, Imem, Petue dan Rakyat Genap Mupakat.
Lembaga Sarakopat sudah sejak masa Kerajaan Linge sultan Adi Genali.
Pada masa lalu sistem pemerintahan di Gayo berpusat pada belah (klan)
keluarga luas maupun inti, mereka dapat dibedakan menurut kelompok-
kelompok yang disebut “kuru” yakni kekelurgaan dalam satu belah yang
anggota-anggotanya merasa dekat antara satu dengan yang lain karena
hubungan keturunan yang ditautkan pada empat unsur pimpinan belah yang
disebut sarakopat. Oleh karena itu dalam setiap belah terdapat (1) kuru reje,
yakni kerabat raja, (2) kuru imem, kerabat pimpinan keagamaan, (3)kuru
petue, kerabat penegak pemelihara ketertiban, dan (4) kuru rayat, kerabat
orang-orang biasa yang tidak termasuk kedalam salah satu dari tiga kerabat
tersebut2.
Masing-masing empat unsur sarakopat mempunyai tugas dan fungsi
diantaranya (1) Reje (pengulu). Kepala masyarakat hukum adat, ia senantiasa
1 Bratakusumah Supriady Deddy dkk, Otonomi Penyelengaraan Pemerintah Daerah: Jakarta, 2004 PT Gramedia Pustaka Utama, Hlm(1). 2 Muklis., Belah di Gayo Studi Kasus di Kebayaken., Banda Aceh. 1977., hlm. 29.
musuket sipet makna berusaha selalu menegakkan keadilan, kebenaran, kasih-
sayang diantara anggota belahnya. (2) Imem berfungsi (muperlu sunet) berasal
dari kata-kata perlu atau fardhu dan sunet atau sunnat, katagori hukum Islam.
(3) petue. melakukan tugas atau fungsinya, musidik sasat: harus senantiasa
mengamati, menyelidiki dan memahami anggota belahnya. (4) Rayat genap
mupakat, menilai, mengawasi norma adat gayo dilaksanakan dalam berbagai
tugas yang ditetapkan masyarakat hukum adat setiap anggota belah.
Selain itu terdapat beberapa jabatan lainnya yang melaksanakan tugas
pemerintahan sehari-hari, yaitu Bedel (wakil/pembantu Reje), Lebe
(wakil/pembantu Imem), Banta (sekretaris/Ajudan Reje), dan Sekolat
(Wakil/pembantu Petue)3. Disamping itu juga ada lembaga kedinasan, sebagai
unsur pelaksana tugas teknis sehari-hari, yaitu: (1) Kejurun Blang (semah tun)
sudah menjadi kebiasaan budaya, norma, hukum, dan aturan
yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem10
.
Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun
temurun dari generasi pendahulu yang dihormati dan
dimulyakan sebagai warisan sesuai dengan syariat islam.11
Jadi lembaga adat merupakan seperangkat peranata sosial
yang masuk dalam sistem adat sebagai pelaku sekaligus kontrol
bagian dari adat sesuai dengan kesepakatan maupun peraturan
yang berlaku, yang bersifat tradisi.
3. Penyelenggaraan
Pemeliharaan pemiaraan proses, cara, perbuatan
menyelenggarakan dalam berbagai arti (seperti pelaksanaan,
penunaian)12
.
4. Pemerintah Gampong
Pemerintahan Gampong merupakan lembaga
perpanjangan pemerintah pusat memiliki peran yang strategis
dalam pengaturan masyarakat desa/Kampunng dan
keberhasilan pembangunan nasional. Karena perannya yang
besar, maka perlu adanya Peraturan-peraturan atau Undang-
Undang yang berkaitan dengan pemerintahan desa yang
mengatur tentang pemerintahan desa, sehingga roda
pemerintahan berjalan dengan optimal. Gampong merupakan
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul adat istiadat yang
10 http://kbbi.web.id/ 11 Lihat:Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011, 12 http://kbbi.web.id/
diakui dan dihormati sebagai keistimawaan Aceh dalam sistem
pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia13
.
2. Defenisi Operasional
Memperoleh data atau indikator-indikator yang menuju pada
konsep yang ingin didapat, maka penelitian ini memiliki defenisi
operasional atau sub kajian untuk memperoleh data sehingga memaknai
lebih khusus dalam memperoleh data dan metode operasional sebagai
pengacu operasional;
Adapun operasional yang dimaksut adalah sebagai berikut;
1. Peran Lembaga Adat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong
Gegarang Kabupaten Aceh Tengah.
a. Landasan hukum Peran Lembaga Adat dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong Gegarang Kabupaten Aceh Tengah.
b. Bentuk-bentuk Peran Lembaga Adat dalam Penyelenggaraan oleh
Pemerintahan Gampong Gegarang, Kabupaten Aceh Tengah.
c. Sosialisasi Peran Lembaga Adat dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan di Gampong Gegarang, Kabupaten Aceh Tengah.
2. Kendala-kendala Lembaga Adat dalam menjaga Penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong;
a. Pemahaman hukum adat diatur dalam qanun yang baru baik secara
tektual maupun secara aplikasi.
b. Kerja sama Lembaga Adat dalam menjaga kinerja yang
diselengarakan oleh pemerintahan gampong.
13 Ibid11
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif. Yaitu menyajikan
satu gambaran yang terperinci tentang situasi khusus, atau hubungan.14
Deskriptif kualitatif semata-mata indentifikasi sifat-sifat yang
membedakan atau karakter sekelompok manusia, benda atau peristiwa.
Penelitian ini mengunakan deskriftif kualitatif dengan alasan
peneliti berupaya menggali data dari Responden yang telah menjadi
sumber dalam penelitian ini. Selain itu metode diskriftif kualitatif ini
sangat cocok untuk diterapkan untuk penelitian lapangan dengan alasan
penelitian bisa berintraksi langsung dengan responden serta bisa
mengamati langsung pergerakan objek yang akan diteliti yakni tentang
Peran Lembaga Adat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong di
Kabupaten Aceh Tengah Khususnnya Gampong Gegarang.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti mengadakan
pengamatan langsung terhadap masalah yang ada sehingga peneliti bisa
mendapatkan informasi, gambaran, data-data yang dinginkan. Tempat
penelitian dimaksut adalah Gampong Gegarang, Kecamatan Bintang,
Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam.
3. Subjek Penelitian
Hal ini sebagai unsur variabel penentu agar secara mudah untuk
mendapatkan beberapa sumber data dari subjek yang akan diteliti. Ada
beberapa subjek peneliti ingin agar bisa mendapatkan apa yang
dibutuhkan. Diantaranya sebagai berikut:
14 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Refika Aditiama,2009). Hlm. 27
a. Seluruh Struktur Lembaga Adat yang berkaitan dengan
Penyelenggaraan Gampong seperti;
Reje/Pengulu (Kepala Gampong).
Imem (Pemangku Agama).
Petue (Tokoh Masyarakat).
Rakyat Genap Mupakat (Badan Permusyawaratan
Gampong) dan
Lembaga Teknis (sesuai kebutuhan)
b. Mukim Bintang, Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah.
4. Sumber Data
Sebagaimana pengklarifikasian yang dianut Oleh Suharismi,
Sumber Data diklarifikasi menjadi 3P yaitui,15
:
1. P = person, sumber data berdasarkan orang. Yaitu sumber data
yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui jawaban
tertulis melalui angket. Pada poin ini peneliti akan mewawancarai
Reje (Kepala Gampong) dan segenap Struktur Lembaga Adat yang
mampu memberikan informasi dan data-data yang berkaitan
dengan penelitian .
2. P = place, sumber data berupa tempat. Peneliti mengali informasi
atau data di Kabupaten Aceh Tengah. Khusunya di kemukiman
Bintang, Gampong Gegarang.
3. P = paper, Admistrasi tertulis maupun berupa simbol. Yaitu
sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka
gambar atau simbol-simbol lainya. Poin ini , peneliti mengunakan
dokumen-dokumen instan terkait seperti monografi, foto-foto
15 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi VI. Cet XIII (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),hlm 7.
penyelenggaraan adat atau peradilan adat berlangsung di Gampong
Gegarang.
Selain itu , sumber data dan penelitian ini juga dibagi menjadi dua,
yakni
1. Data Primer
Sumber data ini adalah sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan.16
sumber data ini peneliti untuk memperoleh data yang
Valid dan lengkap terhadap apa yang peneliti teliti dimana data ini
berkaitan dengan Adat masyarakat setempat.
2. Data Skunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber sekunder, data sekunder kemudian
dikategorikan menjadi dua17
.
a. Internal data, yaitu tersedia tertulis pada data sekunder.
Memuat landasan hukum Undang-Undang Pemerintahan Aceh,
dan qanun daerah.
b. Ekternal data, yaitu yang diperoleh dari sumber luar. Seperti
koran, buku, majalah dan lainnya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data,
yakni sebagai Beriku:
1. Observasi
Informasi atau data dapat dikumpulkan dengan
metodeobservasi. Dengan cara ini peneliti hanya mengamati dan
16 Bugin Burhan, Metodelogi Penelitian sosial format-format Kuantitatif dan kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), hlm.128 17 Ibid17 hlm.16
tidak banyak melakukan kegiatan, melainkan hanya mencatat apa
yang dilihat atau disaksikan.18
Pengumpulan data dengan observasi langsung pengamatan
dan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
mengunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut.19
Pengunaan metode observasi ini memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya;
a. Dengan cara pengamatan langsung terdapat
kemungkinan untuk mencatat hal-hal perilaku,
pertumbuhan sewaktu kejadiaan,
b. Melalui pengamatan langsung dapat diperoleh data dari
subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal
maupun tidak mau bekomunikasi secara verbal.20
2. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksut
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan: dan
terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.
3. Dokumentasi,
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam suatu masalah atau persoalan. Sedangkan
dokumentasi adalah kegiatan atau proses pekerjaan mencatat atau
18 Suparmoko, metode penelitian praktis untuk ilmu-ilmu sosial,ekonomi dan bisnis, cet, ke IV (Yokyakarta: BPEFE,1997), hlm. 68 19 Moh.Nazir, Metode penelitian, Cet, Ke VI (Jakarta: Gahila Indonesia, 2005), hlm. 175 20 Ibid19 hlm. 17
merekam suatu peristiwa dan objek atau aktifitas yang dianggap
berharga dan penting. mengumpulkan data, sumber tertulis yang
mengalir yang mempunyai naskah kerangka yang sipatnya
tidak terbatas.
6. Teknik Analisa Data
Analisa deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari
kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksut untuk pengujian
hipotesis. Sekalipun penelitian yang dilakukan bersifat inferensial, sajian
keadaan subjek dan data penelitian secara deskriptif tetap perlu
diketengahkan lebih dahulu sebelum hipotesis dilakukan. Apabila dalam
penelitian pendekatannya bersifat kualitatif , tentu deskriptif tersebut lebih
penting lagi21
.
Data analisa data dapat diartikan sebagai proses pengorganisasian dan
mengurutkan data yang diperoleh secara sistematis baik untuk menafsirkan
dan menginterpresikan data-data yang didapat dari peneliti.
Dalam hal ini peneliti mengunakan analisa deskriptitif dimana lebih
menitik beratka pada pengambaran dan penguraian objek yang nantinya
akan menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam menganalisa data ada
beberapa proses untuk mencapai hasil yang terbaik22
, yaitu:
a. Pengumpulan data. Peneliti mengumpulkan data dari hasil peneliti
dengan beberapa cara. Diantaranya dengan mengunakan yang
diperoleh dari hasil wawancara, dokumen dan dari media cetak.
b. Reduksi data. Suatu bentuk yang mempertegas, memperpendek,
membuat fokus data agar peneliti mudah dalam menyajikan data.
21 Azwar saifuddin, metode penelitin, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar; 2001) hlm.126 22 Bungin Burhan, Metodelogi Peneleitian Sosial format-format Kuantitatif dan kualitatif. (Surabaya:Airlangga University Press: 2001) hlm.180
c. Display data. Serangkayan data memungkinkan peneliti untuk
menyimpulkan dengan mengunakan gambar, tabel, dan lainya.
d. Kesimpulan berkenaan dengan dengan hasil seluruh dari analisa
data kualitatif terletak pada pemahaman atau penuturan tentang apa
yang sudah peneliti lakukan.
Daftar Pustaka
Aman Pinan AR Hakim. 1975, syariat Islam dan Adat Istiadat, Yayasan
Mahkamahmuda, Takengon.
Avonius Leena dkk. 2010, Adat dalam Dinamika Politik Aceh.. ICAIOS, PT ISB
Unsyah. Banda Aceh
Azwar saifuddin. 2001 metode penelitin, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar;
Bungin Burhan. 2001 Metodelogi Peneleitian Sosial format-format Kuantitatif
dan kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Bratakusumah Supriady Deddy dkk, Otonomi Penyelengaraan Pemerintah
Daerah: Jakarta, 2004 PT Gramedia Pustaka Utama.
http://kbbi.web.id/
Iqbal Hasan. 2004, Analisa Data Peneelitian dengan Statistik, Bumi Aksara,
Muklis.1971, Belah di Gayo Studi Kasus di Kebayaken., Banda Aceh
Suparmoko. 1997. metode penelitian praktis untuk ilmu-ilmu sosial,ekonomi dan
bisnis, cet, ke IV (Yokyakarta: BPEFE,),
Moh.Nazir.2005, Metode penelitian, Cet, Ke VI Jakarta: Gahila Indonesia,
Suharismi Arikunto,; 2006, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi
revisi VI. Cet XIII (Jakarta: Rineka Cipta,
Ulber Silalahi.2009, Metode Penelitian Sosia ,Bandung: PT Refika Aditiama.