Top Banner
Latar belakang Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan devisa negara dan pendapatan petani Indonesia, serta sebagai sumber penghidupan bagi 1,7 juta keluarga petani yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia. Sentra produksi utama kakao di Indonesia adalah pulau Sulawesi (58,92%) dan Sumatera (22%), selebihnya 18,6% berada di pulau-pulau Maluku, Papua, Kalimantan, Jawa, NTT dan Bali. Dari sisi produksi, sampai saat ini Indonesia menduduki peringkat nomor tiga terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, namun dari aspek mutu, kakao Indonesia sampai saat ini masih rendah, sebagian besar belum difermentasi dan kadar kotoran serta benda asing masih cukup tinggi. Salah satu dampak dari kondisi tersebut, petani selaku produsen biji kakao selalu diposisikan bukan sebagai penentu harga atas produk yang dihasilkan (petani tidak memiliki “bargaining position”), industri kakao di dalam negeri kekurangan bahan baku yang berkualitas, dan belum siapnya Indonesia dalam menghadapi tuntutan pasar akan produk yang bermutu, aman dikonsumsi serta mudah ditelusuri asal usulnya. Menyimak kondisi tersebut, Pemerintah telah berupaya keras mengangkat mutu kakao Indonesia melalui berbagai program peningkatan mutu dan produktivitas biji kakao antara lain melalui program GERNAS Kakao (Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Biji Kakao) sejak tahun 2009, yang dilanjutkan dengan penyusunan Standard Kakao Berkelanjutan Indonesia, serta melalui berbagai kebijakan antara lain dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian No. 67/Permentan/OT.140/5/2014 tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakao. Permentan ini ditandatangani oleh Menteri Pertanian pada tanggal 12 Mei 2014 dan diundangkan pada tanggal 21 Mei 2014 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan tercantum sebagai Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 679, dengan pemberlakuan tenggang waktu selama 24 bulan sejak diundangkan. Tujuan Permentan Nomor 67/Permentan/OT.140/5/2014 adalah meningkatkan mutu biji kakao yang beredar di Indonesia, agar paling kurang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: · Serangga hidup : tidak ada · Kadar air : maksimum 7,5% · Biji berbau asap dan/atau hammy dan/atau Berbau asing : tidak ada · Kadar benda asing : tidak ada · Kadar biji pecah : maksimum 2% · Kadar biji berjamur : maksimum 4% · Kadar biji slaty : maksimum 20% · Kadar biji berserangga : maksimum 2% · Kadar kotoran (waste) : maksimum 3% · Kadar biji berkecambah : maksimum 3% Dasar Penyelenggaraan Lokakarya Mengacu kepada Permentan No. 67/Permentan/OT.140/5/2014 yang saat ini telah berjalan 11 (sebelas) bulan sejak diundangkan, dan menyongsong pemberlakuan Permentan dimaksud yang sudah semakin dekat, serta memperhatikan kondisi lapangan dan fasilitas yang ada di tingkat petani sampai saat ini, maka dalam rangkaian peringatan Hari Kakao Indonesia yang akan diselenggarakan pada bulan September 2015, Dewan Kakao Indonesia beserta seluruh pelaku sektor kakao, dengan dukungan dari Kementerian terkait (Pertanian, Perdagangan, Perindustrian, Keuangan, dan Kemenko Bidang Perekonomian) bermaksud menyelenggarakan Lokakarya dengan tema Menyongsong Pemberlakuan Peraturan Menteri Pertanian No.67/Permentan/OT.140/5/2014 tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakao. Lokakarya akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 direncanakan di hotel Garden Palace, Surabaya, dengan fieldtrip ke Kampung Cokelat di Blitar pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015. Peserta Lokakarya Direncanakan sekitar 100 (seratus) orang terdiri dari pemangku kepentingan sektor kakao (Asosiasi, Petani, Industri, Pedagang, Eksportir/Importir); penentu kebijakan sektor kakao (Kementerian Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Keuangan, Kemenko Bidang Perekonomian, Pemda sentra produksi kakao beserta jajarannya); Peneliti; Universitas/Akademisi; dan pemerhati kakao. Pembicara dan Pembahas Penentu Kebijakan (Pemerintah Pusat dan Daerah), Pelaku Bisnis di sektor kakao (Nasional dan Multinasional), Petani/Kelompok Tani, Peneliti. Hasil yang diharapkan Terkumpulnya hasil kajian dan masukan–masukan dari seluruh pelaku di sektor kakao yang dapat melengkapi Peraturan Menteri Pertanian No. 67/Permentan/OT.140/5/2014, selanjutnya hasil kajian dan masukan ini akan diserahkan kepada Pemerintah untuk dapat digunakan di lapangan.
2

Latar belakang Dasar Penyelenggaraan Lokakaryadekaindo.org/files/brosurloka.pdf · Latar belakang Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki potensi besar dalam

Mar 18, 2019

Download

Documents

lykhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Latar belakang Dasar Penyelenggaraan Lokakaryadekaindo.org/files/brosurloka.pdf · Latar belakang Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki potensi besar dalam

Latar belakang Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan devisa negara dan pendapatan petani Indonesia, serta sebagai sumber penghidupan bagi 1,7 juta keluarga petani yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia. Sentra produksi utama kakao di Indonesia adalah pulau Sulawesi (58,92%) dan Sumatera (22%), selebihnya 18,6% berada di pulau-pulau Maluku, Papua, Kalimantan, Jawa, NTT dan Bali. Dari sisi produksi, sampai saat ini Indonesia menduduki peringkat nomor tiga terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, namun dari aspek mutu, kakao Indonesia sampai saat ini masih rendah, sebagian besar belum difermentasi dan kadar kotoran serta benda asing masih cukup tinggi. Salah satu dampak dari kondisi tersebut, petani selaku produsen biji kakao selalu diposisikan bukan sebagai penentu harga atas produk yang dihasilkan (petani tidak memiliki “bargaining position”), industri kakao di dalam negeri kekurangan bahan baku yang berkualitas, dan belum siapnya Indonesia dalam menghadapi tuntutan pasar akan produk yang bermutu, aman dikonsumsi serta mudah ditelusuri asal usulnya. Menyimak kondisi tersebut, Pemerintah telah berupaya keras mengangkat mutu kakao Indonesia melalui berbagai program peningkatan mutu dan produktivitas biji kakao antara lain melalui program GERNAS Kakao (Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Biji Kakao) sejak tahun 2009, yang dilanjutkan dengan penyusunan Standard Kakao Berkelanjutan Indonesia, serta melalui berbagai kebijakan antara lain dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian No. 67/Permentan/OT.140/5/2014 tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakao. Permentan ini ditandatangani oleh Menteri Pertanian pada tanggal 12 Mei 2014 dan diundangkan pada tanggal 21 Mei 2014 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan tercantum sebagai Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 679, dengan pemberlakuan tenggang waktu selama 24 bulan sejak diundangkan. Tujuan Permentan Nomor 67/Permentan/OT.140/5/2014 adalah meningkatkan mutu biji kakao yang beredar di Indonesia, agar paling kurang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:· Serangga hidup : tidak ada· Kadar air : maksimum 7,5%· Biji berbau asap dan/atau hammy dan/atau Berbau asing : tidak ada· Kadar benda asing : tidak ada· Kadar biji pecah : maksimum 2%· Kadar biji berjamur : maksimum 4%· Kadar biji slaty : maksimum 20%· Kadar biji berserangga : maksimum 2%· Kadar kotoran (waste) : maksimum 3%· Kadar biji berkecambah : maksimum 3%

Dasar Penyelenggaraan Lokakarya

Mengacu kepada Permentan No. 67/Permentan/OT.140/5/2014 yang saat ini telah berjalan 11 (sebelas) bulan sejak diundangkan, dan menyongsong pemberlakuan Permentan dimaksud yang sudah semakin dekat, serta memperhatikan kondisi lapangan dan fasilitas yang ada di tingkat petani sampai saat ini, maka dalam rangkaian peringatan Hari Kakao Indonesia yang akan diselenggarakan pada bulan September 2015, Dewan Kakao Indonesia beserta seluruh pelaku sektor kakao, dengan dukungan dari Kementerian terkait (Pertanian, Perdagangan, Perindustrian, Keuangan, dan Kemenko Bidang Perekonomian) bermaksud menyelenggarakan Lokakarya dengan tema Menyongsong Pemberlakuan Peraturan Menteri Pertanian No.67/Permentan/OT.140/5/2014 tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakao. Lokakarya akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 direncanakan di hotel Garden Palace, Surabaya, dengan fieldtrip ke Kampung Cokelat di Blitar pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015.

Peserta Lokakarya

Direncanakan sekitar 100 (seratus) orang terdiri dari pemangku kepentingan sektor kakao (Asosiasi, Petani, Industri, Pedagang, Eksportir/Importir); penentu kebijakan sektor kakao (Kementerian Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Keuangan, Kemenko Bidang Perekonomian, Pemda sentra produksi kakao beserta jajarannya); Peneliti; Universitas/Akademisi; dan pemerhati kakao.

Pembicara dan Pembahas

Penentu Kebijakan (Pemerintah Pusat dan Daerah), Pelaku Bisnis di sektor kakao (Nasional dan Multinasional), Petani/Kelompok Tani, Peneliti.

Hasil yang diharapkan

Terkumpulnya hasil kajian dan masukan–masukan dari seluruh pelaku di sektor kakao yang dapat melengkapi Peraturan Menteri Pertanian No. 67/Permentan/OT.140/5/2014, selanjutnya hasil kajian dan masukan ini akan diserahkan kepada Pemerintah untuk dapat digunakan di lapangan.

Page 2: Latar belakang Dasar Penyelenggaraan Lokakaryadekaindo.org/files/brosurloka.pdf · Latar belakang Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki potensi besar dalam

LOKAKARYALOKAKARYA

“MENYONGSONG PEMBERLAKUAN “MENYONGSONG PEMBERLAKUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN” PERATURAN MENTERI PERTANIAN”

No. 67/Permentan/OT.140/5/2014 No. 67/Permentan/OT.140/5/2014

TENTANG PERSYARATAN MUTU TENTANG PERSYARATAN MUTU

DAN PEMASARAN BIJI KAKAODAN PEMASARAN BIJI KAKAO

LOKAKARYA

“MENYONGSONG PEMBERLAKUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN”

No. 67/Permentan/OT.140/5/2014

TENTANG PERSYARATAN MUTU

DAN PEMASARAN BIJI KAKAO

DEKAINDODEWAN KAKAO INDONESIA

ICCRIASKINDODEKAINDO AIKIAPIKCI APKAI

Hotel Garden Palace, Surabaya, Rabu-Kamis, 27-28 Mei 2015

DUa AGENDA PEMBICARA PEMBAHAS PEMANDU

Rabu, 27 Mei 2015

07.00-08.00 Registrasi Panitia

08.00-08.10

Laporan Penyelenggaraan Lokakarya

Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia

MC

08.10-09.30 Presentasi oleh Dirjen PPHP tentang Permentan No. 67/Permentan/ OT.140/5/2014

Dirjen PPHP Moderator Ketua Umum

ASKINDO

09.30-10.00 Chocolate break Panitia

10.00-12.45

Pembahasan & Diskusi

� Dirjen Perkebunan, Kementan

� Dirjen Industri Agro, Kemenperind

� Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag

� Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian

� Direktur Puslit Koka Indonesia

� Ketua Umum ASKINDO

� Ketua Umum AIKI

� Ketua Umum APIKCI

� Ketua Umum APKAI

� Ketua FP2SB

� Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia

� Barry Callebaut

� PT Olam

� Audience

Moderator Ketua FP2SB

12.45-12.50 Pembacaan Kesimpulan Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia

12.50-13.00 Penutupan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan

Pertanian Kemenko Bidang Perekonomian

13.00-14.00 ISHOMA