BAB I KONSEP MEDIS A. Anatomi Laring Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. Bentuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih terpancung dan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago krikoid. Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa tulang rawan, baik yang berpasangan ataupun tidak. Komponen utama pada struktur laring adalah kartilago tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. Os hioid terletak disebelah superior dengan bentuk huruf U dan dapat dipalapsi pada leher depan serta lewat mulut pada dinding faring lateral. Dibagian bawah os hioid ini bergantung ligamentum tirohioid yang terdiri dari dua sayap / alae kartilago tiroid. Sementara itu kartilago krikoidea mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea lewat kartilago krikotiroid yang berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago aritinoid yang berbentuk piramid bersisi tiga. Pada masing-masing kartilago aritinoid ini mempunyai dua Fitriani, S.Kep (70900115053) | 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Anatomi Laring
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas.
Bentuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih
terpancung dan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas
laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago krikoid. Struktur
kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa tulang rawan,
baik yang berpasangan ataupun tidak. Komponen utama pada struktur laring
adalah kartilago tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. Os
hioid terletak disebelah superior dengan bentuk huruf U dan dapat dipalapsi
pada leher depan serta lewat mulut pada dinding faring lateral. Dibagian bawah
os hioid ini bergantung ligamentum tirohioid yang terdiri dari dua sayap / alae
kartilago tiroid. Sementara itu kartilago krikoidea mudah teraba dibawah kulit
yang melekat pada kartilago tiroidea lewat kartilago krikotiroid yang berbentuk
bulat penuh. Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago
aritinoid yang berbentuk piramid bersisi tiga. Pada masing-masing kartilago
aritinoid ini mempunyai dua buah prosesus yakni prosessus vokalis anterior
dan prosessus muskularis lateralis.
Pada prossesus vokalis akan membentuk 2/5 bagian belakang dari
korda vokalis sedangakan ligamentum vokalis membentuk bagian membranosa
atau bagian pita suara yang dapat bergetar. Ujung bebas dan permukaan
superior korda vokalis suara membentuk glotis. Kartilago epiglotika
merupakan struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bola pimpong
yang berfungsi mendorong makanan yang ditelan kesamping jalan nafas laring.
Fitriani, S.Kep (70900115053) | 1
Selain itu juga teradpat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang mana
tidak mempunyai fungsi yakni kartilago kornikulata dan kuneiformis.
Gerakan laring dilakukan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan
intrisik. Otot ekstinsik bekerja pada laring secara keseluruhan yang terdiri dari
otot ekstrinsik suprahioid (m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan
m.milohioid) yang berfungsi menarik laring ke atas. otot ekstinsik infrahioid
(m.sternihioid, m.omohioid, m.tirohioid). Otot intrisik laring menyebabkan
gerakan antara berbagai struktur laring sendiri, seperti otot vokalis dan
tiroaritenoid yang membentuk tonjolan pada korda vokalis dan berperan dalam
membentuk teganagan korda vokalis, otot krikotiroid berfungsi menarik
kartilago tiroid kedepan, meregang dan menegangkan korda vokalis.5 Laring
disarafi oleh cabang-cabang nervus vagus yakni nervus laringeus superior dan
nervus laringeus inferior (n.laringeus rekurens). Kedua saraf ini merupakan
campuran saraf motorik dan sensorik. Perdarahan pada laring terdiri dari dua
cabang yakni arteri laringeus superior dan ateri laringeus inferior yang
kemudian akan bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior.
B. Fisiologi Laring
Laring berfungsi sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi,
sirkulasi, menelan, emosi dan fonasi. Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk
mencegah agar makanan dan benda asing masuk kedalam trakea dengan jalan
menutup aditus laring dan rima glotis yang secara bersamaan. Benda asing
yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal dari paru juga dapat
dikeluarkan lewat reflek batuk. Fungsi respirasi laring dengan mengatur besar
kecilnya rima glotis. Dengan terjadinya perubahan tekanan udara maka
didalam traktus trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah
tubuh. Oleh karena itu laring juga mempunyai fungsi sebagai alat pengatur
Fitriani, S.Kep (70900115053) | 2
sirkulasi darah. Fungsi laring dalam proses menelan mempunyai tiga
mekanisme yaitu gerakan laring bagian bawah keatas, menutup aditus
laringeus, serta mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak
mungkin masuk kedalam laring.
Laring mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti
berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain yang berkaitan dengan fungsinya
untuk fonasi dengan membuat suara serta mementukan tinggi rendahnya nada.
C. Defenisi
Laringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus
dan bakteri yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya
disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe
1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae,
Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pneumoniae.
D. Etiologi
1. Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas
seperti influenza atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan
B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab
lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis,
Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pneumoniae.
2. Penyakit ini dapat terjadi karena perubahan musim / cuaca
3. Pemakaian suara yang berlebihan
4. Trauma
5. Bahan kimia
6. Merokok dan minum-minum alkohol
Fitriani, S.Kep (70900115053) | 3
7. Alergi
E. Patofisiologi
Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi
bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanya disertai rinitis atau
nasofaringitis. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap
perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada
immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan.
Ini terjadi seiring dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta
prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh
faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan
mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar
mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat
saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang
bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada
laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran
mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu
tubuh.
F. Gejala Klinis
1. Gejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai
suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada
lebih rendah dari suara yang biasa / normal dimana terjadi gangguan
getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan
kanan sehingga menimbulkan suara menjada parau bahkan sampai tidak
bersuara sama sekali (afoni).
2. Sesak nafas dan stridor
3. Nyeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.
Fitriani, S.Kep (70900115053) | 4
4. Gejala radang umum seperti demam, malaise
5. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
6. Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga