BAB I PENDAHULUAN Tinea korporis merupakan istilah untuk menunjukkan adanya infeksi jamur golongan dermatofita pada badan, tungkai dan lengan, tetapi tidak termasuk lipat paha, tangan dan kaki. Sedangkan istila h tinea kruris digunaka n untu k infeksi jamur dermatofi ta pada daerah kulit lipat paha, daerah pubis, perineum dan perianal. Tinea korporis dan tinea kruris dapat di go long kan menj adi ti nea gl abrosa karena ke du any a terdapat pada ku li t yang tidakberambut. Wa laupun secara klinis terdapat murni tinea kruris atau korporis, namun bisa ditemukan tinea kruris et korporis bersamaan. 1,2 Insidensi dermatomikosis di Indonesia masih cukup tinggi. Dari data beberapa rumah sakit di Indonesia pada tahun 1! didapatkan persentase dermatomikosis terhadap seluruh kasus dermatosis ber"ariasi dari 2,#$ %Semarang& sampai 2',($ %)adang&. # Sedangkan di *S+) Sanglah Denpasar pada tahun 2! terdapat 2'- %',2$& kasus baru dermatomikosis superfisialis, ! kasus %21,1($& diantaranya adalah tinea korporis dan (1 kasus %22,2($& adalah tinea kruris. Dari segi usia, data dari beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukkan bah/a remaja dan kelompok usia produktif adalah kelompok usia terbanyak menderita dermatomikosis superfisialis dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda atau lebih tua. 0emungkinan karena segmen usia tersebut lebih banyak mengalami faktor predisposisi atau pencetus misalnya pekerjaan basah, trauma, banyak berkeringat, selain pajanan terhadap jamur lebih lama. - Walaupun demikian tidak terdapat perbedaan secara khusus gambaran klinis tinea korporis dan tinea kruris baik pada remaja, anakanak maupun orang de/asa. Secara umum gambaran klasik lesi tinea korporis dan tinea kruris berupa lesi anular dengan central cl eari ng dan tepi eritema ya ng aktif. e si yang be rdekata n da pat berg abun g membentuk polagyrata atau polisiklik. 1,2 Semua der mat ofita dapat men yeb abk an tin ea kor por is, teta pi yan g mer upakan penyebab tersering adalah Trichoph yton rub rum, Tric hop hyt on mentag ro phy tes, Microsporum canis dan Tr ichoph yton tonsurans, se da ng kan ti nea kruris keba nyakan diseb ab ka n ole h Tr ichophyto n rubru m dan Epidermophyton floccosum. Trichophyton tonsurans merupakan jamur antropofilik dan tersebar diseluruh dunia dengan distibusi yang luas. Spesies ini sering menimbulkan lesi yang bersifat kronis. 1 3amur dermatofita dapat 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
ditularkan secara langsung maupun secara tidak langsung, dan untuk dapat menimbulkan
suatu penyakit, jamur dermatofita harus memiliki kemampuan untuk melekat pada kulit host
%pejamu&, mampu menembus jaringan pejamu dan selanjutnya mampu bertahan dan
menyesuaikan dengan suhu dan lingkungan biokimia pejamu. Sedangkan "ariabilitas host,
seperti umur, jenis kelamin, ras, budaya dan imunitas dapat mempengaruhi manifestasi klinis
dan perjalanan penyakit infeksi dermatofita ini. Ini menunjukkan bah/a penyakit ini bersifat
multifaktorial.1,-
Sebagian besar kasus tinea korporis dan tinea kruris berespon baik dengan preparat
anti jamur topikal. )reparat topikal yang dapat digunakan diantaranya alilamin %naftitin,
terbinafin&, imida4ol, tolnaftat, siklopiroks dan salep /hietfield, sulfur presipitatum -1$
dan asidum salisilikum 2#$ yang merupakan obat topikal kon"ensional.1# 5kan tetapi pada lesi yang luas, tidak dapat mentoleransi obat topikal, gagal dengan pengobatan topikal
dan penderita dengan infeksi kronis maka diperlukan pemberian preparat antijamur sistemik
yaitu griseoful"in, terbinafin, flukona4ol atau itrakona4ol.1 Tidak ada satu pustakapun yang
menyebutkan batasan /aktu untuk dapat mengkatagorikan tinea korporis akut maupun
kronis, /alaupun istilah tersebut banyak digunakan pada beberapa kepustakaan. Secara
umum, berdasarkan kamus kedokteran, istilah kronis menunjukkan lamanya perjalanan suatu
penyakit, dan istilah kronisitas umumnya digunakan pada penyakit yang telah berlangsungselama lebih dari # bulan.! 0ronisitas dalam dermatofitosis merupakan hal yang sering
dijumpai klinisi, mengingat dermatofitosis merupakan penyakit yang bersifat multifaktorial
dan semua faktor yang terlibat merupakan suatu keadaan yang dapat berubah. 1,- 6erikut
• 0eluhan utama 8 :atal disertai kulit bercak kemerahan dan bersisik
halus pada bokong, selangkangan, punggung, dan kedua paha yang semakin
meluas dan gatal terutama bila berkeringat sejak - hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
• )asien merasa gatal disertai kulit bercak kemerahan dan bersisik halus pada bokong, selangkangan, punggung, dan kedua paha yang semakin meluas sejak -
hari sebelum masuk rumah sakit. :atal dirasakan terutama saat berkeringat,
a/alnya timbul di punggung kemudian gatal menyebar ke bagian bokong,
selangkangan dan kedua paha. )asien sering menggaruk pada bagian bercak
tersebut karena gatal yang dirasa semakin berat sampai kadang terasa perih. 3ika
pasien sudah merasa badannya berkeringat dan gatal terasa makin hebat, biasanya
pasien langsung mengganti bajunya.• 0ulit 6ercak merah pada bokong, punggung, dan kedua paha dirasakan semakin
bertambah. 0ulit bercak merah a/alnya terdapat pada punggung lalu menyebar ke
bokong, selangkangan dan kedua paha. 6ercak tersebut disertai dengan sisik sisik.
Tampak adanya perubahan /arna dari bercak kemerahan menjadi kehitaman.
)asien merasakan keluhan gatal pada bercak merah tersebut, sehingga beberapa
bercak tersebut timbul adanya luka garukan. Tidak ada keluhan nyeri ataupun rasa
panas pada bercak tersebut. )asien juga menyangkal adanya gatal di tempat
bagian tubuh lainnya yang tidak ada bercak seperti telapak tangan, kepala, sela jari
tangan dan kaki.
• 5/alnya keluhan gatal dan bercak merah ini dirasakan pasien sekitar # minggu
yang lalu yang lalu namun tidak dirasakan hebat dan semakin parah sejak - hariini.
• *i/ayat pengobatan, satu minggu yang lalu pasien berobat ke puskesmas dan
diberikan obat salicyl. 0eluhan membaik sesaat lalu timbul kembali.
• *i/ayat penyakit dahulu, pasien belum pernah mengalami sakit yang sama seperti
ini sebelumnya. *i/ayat kencing manis, asma dan darah tinggi, penyakit kuning
dan penyakit hati disangkal
•
*i/ayat penyakit keluarga, tidak ada keluarga yang menderita sakit yang samaseperti ini. *i/ayat kencing manis, asma dan darah tinggi pada keluarga disangkal
• *i/ayat alergi, tidak ada ri/ayat alergi obat maupun makanan
• *i/ayat psikososial, pasien memiliki kebiasaan mandi sekali sehari, mengganti
seprai tempat tidur 12 bulan sekali, mengganti handuk satu minggu sekali dan
pasien jarang menjemur handuknya, tidak pernah bertukar pakaian dan handuk
dengan orang lain, tidak pernah kontak dengan orang yang menderita sakit yang
sama seperti pasien, pasien seharihari sering melakukan aktifitas di rumah sepertimenyapu dan mengepel dan bertanam di halaman rumah dan sering berkeringat
setelahnya. )asien juga mengaku di rumahnya sangat panas karena "entilasinya
kurang baik dan tidak ada kipas angin yang membuat pasien sering berkeringat
)ada kecurigaan tinea kruris, spesimen yang digunakan adalah kerokan kulit.
)engambilan pada kulit yang tidak berambut ; glabrous dilakukan dari bagian tepi
kelainan hingga mencapai sedikit di luar kelainan sisik kulit dan kulit dikerok
menggunakan pisau tumpul steril. +ntuk pengambilan spesimen dari kulit yang
berambut, rambut terlebih dahulu dicabut, kemudian kulit dikerok untuk memperoleh
sisik.!
Sediaan basah dibuat dengan cara meletakkan bahan di atas object glass,
kemudian ditambah 1 E 2 tetes larutan 09< dengan konsentrasi 2$. Setelah
menunggu sekitar 1 E 2 menit untuk melarutkan jaringan, dapat ditambahkan 4at
/arna tertentu, misalnya tinta )arker superchroom blue black dengan tujuan melihat
elemen jamur secara lebih nyata. 5dapun /aktu ini dapat diperpendek dengan
melakukan pemanasan di atas api kecil.!
)emeriksaan langsung sediaan basah dikerjakan dengan mikroskop, umumnya
cukup dengan menggunakan pembesaran 1 = 1 dan 1 = -. :ambaran yang sesuaiuntuk dermatofitosis pada kulit adalah ditemukannya hifa, yang nampak sebagai dua
garis sejajar dengan sekat dan cabang, atau spora berderet ; artospora pada kelainan
0etokona4ol bersifat fungistatik dan dapat menjadi alternatif pilihan bilaterjadi resistensi pada griseoful"in. )emberian dilakukan selama 1 hari E 2 minggu