I. Judul Percobaan: Koefisien Distribusi Iod (Ekstraksi)II. Hari
/ Tanggal Percobaan: Selasa / 4 Maret 2014III. Selesai
Percobaan:Selasa / 4 Maret 2014IV. Tujuan Percobaan:Mengekstrak Iod
ke dalam pelarut organikMenghitung harga KD dari Iod dalam pelarut
organikV. Kajian TeoriEkstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa
bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan kelarutan yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut menyangkut
distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara fasa cair yang tidak
saling bercampur. Secara umum, ekstraksi ialah proses penarikan
suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelatut
lain yang tidak dapat bercmapur dengan air. Tujuan ektraksi adalah
memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan
pelarut.Untuk mendapatkan hasil ekstrak yang optimal, harus
melakukan beberapa hal berikut ini, yaitu:1. Menggunakan pelarut
yang sesuai.2. Melakukan ekstraksi secara berulang kali.kut 3.
Pemilihan pH yang semakin rendah, karena ketika digunakan, pH
rendah zat yang diekstraksi berada pada fasa organik sehingga akan
didapat hasil ekstraksi yang banyak.4. Memperbesar volume organik,
sehingga f(o) juga semakin besar.Selain itu, dalam memilih pelarut
dalam proses ekstraksi maka perlu diperhatikan faktor-faktor
seperti di bawah ini: 1. SelektivitasPelarut hanya boleh melarutkan
ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan
ekstraksi. Pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering terjadi bahan
lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan
ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar,
larutan ekstrak tersebut harus dibersihkan, misalnya diekstrak lagi
dengan menggunakan pelarut kedua.
2. KelarutanPelarut hendaknya memilikinya kemampuan melarutkan
ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).3. Kemampuan
tidak saling tercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh
larut dalam bahan ekstraksi.4. KerapatanUntuk ekstraksi cair-cair,
sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara
pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa
dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran
(pemisahan dengan gaya berat).5. ReaktivitasPada umumnya pelarut
tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen-komponen bahan ekstraksi. Seringkali ekstraksi juga
disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan
dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.6. Titik
didihPemisahan ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka kedua bahan itu
tidak boleh terlalu dekat dan keduanya tidak membentuk
aseotrop.Setiap proses ekstraksi harus dicari pelarut yang paling
sesuai. Beberapa pelarut yang penting dan biasa digunakan adalah
air, asam-asam organik dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluene,
karbon disulfit, eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung klor,
isopropanol, etanol. Dengan satu tahap ekstraksi tunggal, yaitu
mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut satu kali, umumnya tidak
seluruh ekstrak terlarutkan. Hal ini disebabkan adanya
kesetimbangan antara ekstrak yang terlarut dan ekstrak yang masih
tertinggal dalam bahan ekstraksi (hukum distribusi). Pelarutan
lebih lanjut hanya mungkin dengan cara memisahkan larutan ekstrak
dari bahan ekstraksi dan mencampur bahan ekstraksi tersebut dengan
pelarut baru. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga derajat
ekstraksi yang diharapkan tercapai. Ekstraksi akan lebih efisien
jika dilakukan dalam jumlah tahap yang banyak.Setiap tahap
menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi
larutan ekstrak makin lama makin rendah dan jumlah total pelarut
yang dibutuhkan menjadi besar. Efisien ekstraksi juga dapat
menggunakan proses aliran yang berlawanan. Bahan-bahan ekstraksi
mula-mula dikontakkan dengan pelarut yang sudah mengandung ekstrak
(larutan ekstrak) dan pada tahap akhir proses dikontakkan dengan
pelarut yang segar. Metode ini, pelarut dapat dihemat dan
konsentrasi larutan ekstrak yang lebih tinggi dapat diperoleh.
Permukaan, yaitu bidang antar muka untuk perpindahan massa antara
bahan ekstraksi dengan pelarut harus besar pada ekstraksi
padat-cair. Hal tersebut harus dicapai dengan memperkeccil ukuran
bahan ekstraksi, dan pada ekstraksi cair-cair dengan
mencerai-beraikan salah satu cairan menjadi tetes-tetes. Tahanan
yang menghambat pelarut ekstrak seharusnya bernilai kecil. Tahanan
tersebut terutama tergantung pada ukuran dan sifat partikel dari
bahan ekstraksi. Semakin kecil partikel ini, semakin pendek jalan
yang harus ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi,
sehingga rendah tekanannya. Sementara itu Semakin tinggi suhu
semakin kecil viskositas fasa cair dan semakin besar kelarutan
ekstrak dalam pelarut. Selain itu, kecenderungan pembentukan emulsi
berkurang pada suhu tinggi.Koefisien Distribusi (KD)Menurut hukum
distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling
tercampur dimasukkan solut yang dapat larut ke dalam kedua pelarut
tersebut, maka akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan
tertentu. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.
Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut
tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan
tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi.
Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
atau Dengan :KD = Koefiseien distribusiCo atau C2 = konsentrasi
fase organikCA atau C1= konsentrasi fase airJika harga KD besar,
solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak
ke dalam pelarut organic. Jika harga KD kecil, solute secara
kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih sedikit ke dalam
pelarut organic.Besarnya KD yang dihitung berdasarkan persamaan
diatas hanya berlaku bila :1. Solut tidak terionisasi dalam satu
pelarut.2. Solut tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut.3. Zat
terlarut tidak bereaksi dengan salah satu pelarut atau
reaksi-reaksi lainTeknik EktraksiTeknik ektraksi dapat dibedakan
menjadi 3 cara yaitu:a) Ektraksi bertahapMerupakan ekstraksi yang
paling sederhana dan biasanya menggunakan alat corong pemisah. Zat
yang akan diekstrak dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan dalam
corong pemisah. Pelarut pengektrak (biasaya pelarut organik)
ditambahkan ke larutan air agar zat terlarut dapat diekstrak ke
dalam cairan pengekstrak. Campuran dalam corong pisah harus dikocok
berulang kali dan setelah didiamkan terbentuk dua lapisan. Jika zat
yang diekstrak berada dalam campuran, maka syarat ekstraksi ini
adalah D dari zat terlarut harus besar, sedang D yang lainnya
kecil. Teknik ini yang digunakan pada saat percobaan ini.b)
Ektraksi kontinyuTeknik ini khususnya bagi zat dengan harga D
sangat kecil (