DAFTAR ISI
2I. 2PENDAHULUAN1.1 3Latar Belakang1.2 3TujuanII. 6TINJAUAN
PUSTAKAIII. 6METODE PRAKTIKUM3.1 7Alat dan Bahan3.2 8Prosedur
PraktikumIV. 8HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 10Hasil4.2 12PembahasanV.
12PENUTUP5.1 12Kesimpulan5.2 13SaranDAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar
BelakangPengujianmutubenih,yangmeliputipengujianmutufisik,
genetisdan fisiologis, merupakan metode untuk menentukan nilai
pertanaman di lapangan. Di dalam setiap pengujian, standar tolak
ukur untuk mutu kualitas benih memiliki hasil yang berbeda-beda.
Karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukkan korelasi
dengan nilai pertanaman benih di lapangan harus dievaluasi dalam
pengujian.Pengujian benih dapat dilakukan mengikuti aturan ISTA
(Internasional Seed Testing Association) atau AOSA (Association
Official Seed Analysis) dengan beberapapenyesuaian. Penyesuaian
tersebut antaralain penyederhanaan prosedur pengujian
benih,yangsalah satunya ialah pengujian mutu fisiologis benih.
Pengujian mutu fisiologis benih dapat dilakukan melalui uji
viabilitasdan vigor benih. Uji viabilitas benih meliputi pengukuran
daya kecambah dan kadar air benih, sedangkan uji vigor benih
meliputi uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar listrik.
Pengujian-pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sampelbenih
yang mewakili lot (kumpulan)benih.Uji pengusangan dipercepat
merupakan salah satu uji daya simpan benih. Uji ini tergolong dalam
metode uji vigor benih dengan lingkungan sub optimum, tetapi
lingkungan tersebut diberikan sebelum benih dikecambahkan. Uji ini
bermanfaat untuk menduga berapa lama lagi benih dapat disimpan
sehingga sangat berguna bagiprodusen,pedagang,atau penyalur
benih.Lingkungan Sub-optimum yang diberikan kepada benih dianggap
sebagai suatu cara simulasi lingkungan yang dapat menyebabkan
kemunduran benih dalampenyimpanan. Mengingat lingkungan simpan yang
lazim adalah dalamsuhu kamar dengan komponen lingkungan simpan
utama berupa suhu dan kelembapan nisbi atmosfer,maka metode
pengujian pengusangan dipercepat merupakan metode uji simulasi yang
lebih sesuai. Muncul lapang (field emergence) yang jelek dari benih
yang ditanam antara lain disebabkan oleh vigor benih yang jelek.
Jika dilihat lebih dekat lagi, benih unggul yang muncul dilapang
kadang-kadang dijumpai serangan cendawan ,hal ini bisa terjadi
karenabenihyangjelekmembocorkanbahan-bahan (*electrolyte) yang
dikandungnya ketika imbibisi berlangsung. Dengan demikian, benih
yang bermutu rendah akan mengeluarkan senyawa-senyawa seperti
gula,asam amino,dan bahan-bahan lain yang akan memengaruhi
perkecambahan itu sendiri.
1.2. TujuanTujuan dilaksanakannya percobaan adalah untuk menguji
kekuatan berkecambah benih melalui perlakuan seed treatment dan uji
penuaan dipercepat.
BAB IITINJAUAN PUSTAKAVigor benih terdiri dari sifat-sifat benih
yang menentukan potensi benih untuk tumbuh cepat, seragam, dan
berkembang menjadi kecambah normal pada berbagai kondisi lingkungan
(AOSA 1983). Indikator untuk menentukan vigor benih antara lain
melalui indikasi biokimia dan fisiologisnya.Vigor benih adalah
kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang
kurang memadai (sub optimum), dan mampu disimpan pada suhu yang sub
optimum pula (Sadjad, 1972; 1993; 1994) Isely (1957) mengemukakan
bahwa vigor benih adalah jumlah total sifat-sifat benih yang
menciptakan tegakan yang memuaskan pada kondisi lapangan yang tidak
menguntungkan. Delouche dan Caldwell (1960) memperbaiki definisi
yang dikemukakan oleh Isely tersebut, bahwa vigor benih adalah
semua sifat benih yang menciptakanpertanaman tumbuh cepat dan
seragam di lapangan.Vigor benih adalah kesehatan dan kekuatan
alamiah benih yang pada pertanaman akan membuat perkecambahan cepat
pada kondisi lapangan yang beragam luas (Woodstock,
1969).Persyaratan UjiVigor1. Tidak mahal2. Hasil uji cepat3.
Sederhana (mudah dilakukan)4. Objektif5. Dapat diulang sesuai
standar baku6. Berkorelasi positif di lapanganMacam-macam Tipe
UjiVigor1. Indeks Vigor2. Uji Kerikil Bata (Brick Test)/ Uji Daya
Muncul/ Uji Tanam Dalam3. Klasifikasi Vigor Kecambah
(SeedlingClassificationTest)4. Laju Kecepatan Pertumbuhan Kecambah
(Seedling Growth Rate)5. Uji Penuaan Dipercepat (Accelerated Aging
Test)6. Uji Daya Hantar Listrik (Conductivity Test)7. Uji
Tetrazolium (Tetrazolium Test)8. Uji Lingkungan Stres (Stress
Environment Test) ( stress penyakit, suhu dingin dsb)Penentuan
macam uji vigor
benih1.Tergantungjeniskomoditi,kaitannyadengantipekecambah(epigealatauhipogeal)2.Setidaknya
dilakukantiga macam ujivigor, sehinggahasil pengujian saling
melengkapi.3.Penentuanmacamujivigorbergantungpadatujuanyangingindicapai.4.Adakonsistensihasildarisetiaphasilpengujianvigorbenih.Seed
Treatment (PERLAKUAN BENIH) adalah pemakaian fungisida,insektisida,
atau kombinasi dari keduanya, agar benih terhindar dari serangan
seed-borne atau soil-borne organisme patogin dan serangga gudang.
Perlakuan lain termasuk: menjemur benih pada terik matahari,
perendaman dalam air, menghilangkan bulu-bulu yang masih melengket
pada benih, memisahkan benih dari penghalangnya, inokulasi benih
(dengan bakteri pembentuk bintil akar), pemberantasan hama dan
penyakit, pemecahan dormansi benih.Perlakuan benih merupakan bagian
dari sistem produksi benih. Setelah benih dipanen dan diproses,
benih biasanya diberikan perlakuan (seed treatment) untuk berbagai
tujuan. Tujuan perlakuan benih adalah (1) menghilangkan sumber
infeksi benih (disinfeksi) untuk melawan patogen tular benih dan
hama, (2) perlindungan terhadap bibit ketika bibit muncul di
permukaan tanah, (3) meningkatkan perkecambahan atau melindungi
benih dari patogen dan hama, perlakuan benih dengan tujuan seperti
ini berupa priming, coating, dan pelleting (Agustiansyah,
2011).Penggunaan bahan kimia sebagai seed treatment dapat effektif
dengan 3 cara yaitu 1) pencelupan/perendaman dalam larutan
pestisida (steeping in liquid), 2) Percampuran benih dengan tepung
pestisida (dry seed treatment) sehingga tepung pestisida tersebut
dapat menyelimuti benih, dan 3) perlakuan basah (slurry treatment)
yaitu pestisida dicampur dengan sedikit air kemudian dicampurkan
dengan benih yang kering, sehingga benih tersebut diliputi cairan
insektisida. Benih padi yang sudah di seed treatment kemudian
dikeringkan (Sumber: Pedoman SLPTT Padi Gogo BBPT Padi).Uji penuaan
dipercepat merupakan suatu cara pengujian daya kecambah benih di
lingkungan yang tertekan atau merugikan bagi benih atau vigor
benih. Dari pengujian ini kita dapat mengetahui persentase vigor
benih, deterioasi benih, dan kualitas benih.Faktor-faktor yang
menyebabkan deteriorasi benih adalah: faktor dalam benih (genetis,
kadar air benih, kandungan nutrisi benih, tingkat kematangan, dan
kerusakan mekanis) dan faktor luar benih (kondisi lingkungan pra
panen, kondisi lingkungan saat panen, kondisi lingkungan pasca
panen, pengolahan benih, suhu dan RH ruang simpan, material wadah/
kemasan, dan hama gudang).
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM3.1. Alat dan BahanSeed Treatment Alat:
kertas merang, plastik, tali rafia, sprayer, label, germinator
Bahan: benih kacang tanah, fungisidaUji Penuaan Dipercepat Alat:
kertas merang, plastik, tali rafia, sprayer, label, germinator
Bahan: benih kacang tanah, alkohol3.2. Prosedur PraktikumSeed
Treatment Memasukkan satu sendok fungisida dan diberi air langsung
memasukkan ke dalam plastik Fungisida yang sudah diberi air lalu
dimasukkan benih kacang tanah membiarkan hingga merata dan
tercampur sempurna Menyiapkan kertas merang lembab (yang sudah
dibasahi) Alasi kertas merang dengan plastik Susunlah benih kacang
tanah masing-masing sebanyak 40 butir diatas kertas merang secara
zig-zag Tutuplah dengan kertas merang lembab (susunan permukaan
kasar dengan permukaan kasar, permukaan halus dengan permukaan
halus) Gulunglah lapisan kertas merang yang sudah berisi penuh lalu
ikat dengan tali rafia Berilah label Simpan pada germinator dan
amati perkecambahannya Rumus indeks vigorIndeks Vigor = Uji Penuaan
Dipercepat Merendam benih dalam alkohol 90% selama 24 jam
Menyiapkan kertas merang lembab (yang sudah dibasahi) Alasi kertas
merang dengan plastik Susunlah benih kacang tanah masing-masing
sebanyak 40 butir diatas kertas merang secara zig-zag Tutuplah
dengan kertas merang lembab (susunan permukaan kasar dengan
permukaan kasar, permukaan halus dengan permukaan halus) Gulunglah
lapisan kertas merang yang sudah berisi penuh lalu ikat dengan tali
rafia Berilah label Simpan pada germinator dan amati
perkecambahannya Rumus indeks vigorIndeks Vigor =
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kelompok 5 (Kacang
Tanah)Keterangan(Perlakuan)5678910
Seed TreatmentNormal--1122
Abnormal121412112
Belum Tumbuh17129191715
Mati11-----
Kontrol 1 (Seed Treatment)Normal----22
Abnormal--113119
Belum Tumbuh383634181612
Mati212424
Uji Penuaan dipercepatNormal---121
Abnormal--1235
Belum Tumbuh363634272314
Mati4-2524
Kontrol 2 (Uji Penuaan dipercepat)Normal--1-2-
Abnormal697734
Belum Tumbuh944221
Mati251-2--
2
Indeks VigorSeed Treatment Penuaan Dipercepat
11
IV1 = = + + + = 0,690IV2 = = + = 0,422
IV3 = = + + = 0,447IV4 = = + = 0,365
Indeks Vigor rata-rataIVSD = = = = 0,556 IVPD = = = =
0,406LAMPIRAN GAMBAR
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini menggunakan metode UKDP ( Uji Kertas Digulung
dalam Plastik ). Kertas dicelupkan dalam air kemudian disimpan di
atas plastik. Posisikan benih di atas kertas dengan rapih kemudian
tutup kembali dengan kertas, lalu digulung. Beri label pada
gulungan, ikat dengan tali rafia kemudian simpan dalam generator
dengan teratur. Untuk First Day Plant ( FDP ) benih buncis adalah 5
hari setelah penyimpanan dan Last Day Plant ( LDP )benih buncis
adalah hari ke-10. Jadi, amati perkecambahan benih mulai hari ke-5
hingga hari ke-8. Perlakuan untuk pengujian indeks vigor benih
kacang tanah adalah dengan metode seed treatment dan uji penuaan
dipercepat disertai kontrol yang tidak diberi perlakuan apapun.
Pada seed treatment benih diberi fungisida sedangkan pada uji
penuaan dipercepat benih diberi uap alkohol sehingga mempercepat
proses deteriorasi. Hasil menunjukkan benih kacang tanah tidak
menunjukkan hasil yang baik dalam semua perlakuan. Kecambah normal,
ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah
kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan
mempunyai tunas pucuk yang baik.Menjelang LDC, barulah benih kacang
tanah tumbuh namun kebanyakan tumbuh abnormal. Hal ini mengingat
benih kacang tanah mempunyai masa dormansi yang lama sehingga perlu
dirangsang agar cepat dalam berkecambah. Meskipun sudah diberi
perlakuan seed treatment tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata
dengan kontrol tanpa perlakuan. Hasil indeks vigor menunjukkan
dalam semua perlakuan tidak mencapai angka 1, artinya indeks vigor
benih kacang tanah yang diujikan tidak terlalu baik untuk di simpan
terlalu lama dan ditanam lapangan.Faktor-faktor kesalahan yang
dapat memengaruhi hasil praktikum misalnya perhitungan yang tidak
tepat, terlalu banyak menyemprotkan air ke kertas merang sehingga
dapat membuat benih menjadi berjamur lalu mati, dan masih bingung
membedakan benih normal atau benih abnormal.
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada semua perlakuan benih kacang tanah yang diujikan, benih
lambat untuk melakukan perkecambahan sehingga pada saat FDC belum
ada benih kacang tanh yang tumbuh. Menjelang LDC benih menunjukkan
kemampuan berkecambah dengan normal dan abnormal. Benih yang paling
banyak tumbuh pada perlakuan seed treatment dilihat dari benih yang
berkecambah secara normal. Rata-rata indeks vigor untuk perlakuan
seed treatment adalah 0,556 sedangkan untuk penuaan dipercepat
0,406
5.2 Saran
Kita harus mengetahui asal usul benih yang terstandar maupun
yang palsu untuk memaksimalkan produktivitas serta daya
perkecambahan benih sehingga didapati hasil normal yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Bass N. Louis. 1994. Prinsip dan Praktek Penyimpangan Benih. PT
Raja Grafirdo Persada. Jakarta.Kartasapoetra, A.G,. 2003. Teknologi
Benih (Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum). Jakarta: Rineka
CiptaKuswanto, Hendro. 2003. Teknologi Pemrosesan dan Pengemasan
Benih. Yogyakarta: KanisiusPramono, Eko. 2009. Penuntun Praktikum
Teknologi Benih. Bandarlampung. Universitas Lampung.Sadjad,
Sjamsoeoed. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih. Grasindo.
Jakarta.