Praktek Kerja Lapang III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari kurikulum Politeknik LPP Yogyakarta. PKL yang dilaksanakan selama dua bulan tersebut wajib diikuti oleh setiap mahasiswa semester V sebagai bahan ujian dalam evaluasi penerapan teori selama PKL. Di samping itu, pelaksanaan PKL juga untuk membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek sesungguhnya di lapangan. Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan (PKL) yang dikeluarkan oleh Politeknik LPP Yogyakarta bagi mahasiswa program studi akuntansi, dibuatlah laporan yang berjudul “Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan”. Dalam hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari salah satu perusahaan perkebunan. Adapun yang dimaksud dengan RKAP adalah suatu rencana kerja yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dalam satu tahun yang diperinci dalam rencana fisik dan rencana pembiayaan. Politeknik LPP 1
POLITEKNIK LPP LAPORAN PKJL 3 RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Praktek Kerja Lapang III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari
kurikulum Politeknik LPP Yogyakarta. PKL yang dilaksanakan selama dua
bulan tersebut wajib diikuti oleh setiap mahasiswa semester V sebagai bahan
ujian dalam evaluasi penerapan teori selama PKL. Di samping itu,
pelaksanaan PKL juga untuk membandingkan antara teori yang didapat di
bangku kuliah dengan praktek sesungguhnya di lapangan.
Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan (PKL) yang dikeluarkan oleh
Politeknik LPP Yogyakarta bagi mahasiswa program studi akuntansi,
dibuatlah laporan yang berjudul “Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan”.
Dalam hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari
salah satu perusahaan perkebunan.
Adapun yang dimaksud dengan RKAP adalah suatu rencana kerja yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dalam satu tahun
yang diperinci dalam rencana fisik dan rencana pembiayaan.
1.2 Tujuan umum
Setelah menyelesaikan praktek kerja lapangan III ini di harapakan
mahasiswa mampu Memahami secara lengkap teknik dan cara penyusunan
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktek kerja lapangan ini diharapakan mahasiswa
akan mampu
1. Meguraikan rangkaian kegiatan operasional bidang administrasi
sejak penyusunan anggaran sampaidangan realisasinya.
Politeknik LPP 1
Praktek Kerja Lapang III
2. Mengetahui akibat tidak terpenuhinya sistematika penyusunan
anggaran sesuai prosedur yang berlaku.
3. Memahami “Accounting Treatment” dari pos-pos neraca, pos R/L,
analisis sumber dana (kas) sehingga mampu mengetahui dan
menunjukan tahapan-tahapan kegiatan operasional yang tepat dan
sesuai ketentuan.
4. Memahami cara pertanggungjawaban , memberikan argumentasi
atau menelusuri kembali angka-angka dalam anggaran.
5. Mengetahui cara menjaga dan memelihara agar anggaran tetap
dipergunakan sebagai pedoman kerja dalam mencapai tujuan
perusahaan.
6. Menyelesaikan anggaran tepat waktu yaitu mengerti jadwal,
tahapan-tahapan dan ruang lingkup penyusunan anggaran kebun.
1.3 Metode Penulisan
Penulisan laporan PKL ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu
metode yang menggambarkan, menjelaskan, dan menganalisa data yang
diperoleh pada lokasi PKL dan kemudian membuat kesimpulan. Untuk
melengkapi data yang diperlukan, maka penulis menggunakan data. Teknik
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Tujuan penelitian kepustakaan ini adalah mengumpulkan data referensi
untuk melakukan pembuatan laporan PKL ini dengan data yang diperoleh
dari:
a. Data Primer
Yaitu data yang didapat langsung dari objek kerja praktek. Data
tersebut didapat dengan cara memantau langsung terhadap kegiatan-
kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan praktek kerja lapangan.
b. Data Sekunder
Yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku relevan dengan
masalah yang diteliti dan dapat digunakan sebagai dasar penunjang
Politeknik LPP 2
Praktek Kerja Lapang III
dalam menganalisa masalah-masalah yang berkaitan dengan praktek
kerja lapangan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penulisan laporan PKL ini adalah peninjauan secara langsung pada objek
penulisan untuk mendapatkan data di lapangan secara nyata. Selanjutnya
penulis melaksanakan pengumpulan data sesuai dengan judul praktek kerja
lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
a. Wawancara (Interview)
Penulisan ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung
dengan bagian yang terkait sesuai dengan judul yang penulis teliti.
b. Pengamatan (Observasi)
Penulisan yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
langsung terhadap prosedur rencana kerja dan anggaran perusahaan.
1.4 Sistematika Penulisan
Kerangka dan sistematika penyusunan laporan tersusun sebagai berikut:
Bab satu, pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan, serta lokasi dan waktu
praktek kerja lapangan (PKL).
Bab kedua yaitu ikhtisar pustaka yang berisikan tentang pengertian
RKAP, fungsi RKAP, dan tahapan dalam pembuatan perencanaan.
Bab tiga berisi gambaran umum perusahaan yaitu mengenai sejarah
PTPN IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum, visi misi, letak geografis
dan budaya PTPN IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum.
Bab empat, pedoman pelaksanaan RKAP yang berisikan tentang
jadwal penyusunan RKAP, prosedur penyusunan RKAP, dan pedoman
penyusunan RKAP.
Bab lima yaitu penyusunan RKAP perusahaan yang berisikan tentang
penyusunan RKAP kebun yang memuat areal konsesi, rencana produksi,
rencana biaya produksi, rencana pemeliharaan tanaman menghasilkan,
Politeknik LPP 3
Praktek Kerja Lapang III
rencana kebutuhan barang bahan, rencana biaya umum, dan biaya karyawan
serta alokasinya dan rencana investasi.
Bab enam berisikan pembahasan mengenai RKAP.
Bab tujuh merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
Untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan masalah
yang diteliti, maka penulis mengambil lokasi di PT Perkebunan Nusantara IX
(Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum yang berlokasi di Bangunsari, Kuto,
Kerjo, Karanganyar. Waktu praktek kerja lapangan ini dilakukan terhitung
mulai tanggal 10 Desember 2012 sampai dengan 18 januari 2013.
Politeknik LPP 4
Praktek Kerja Lapang III
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Batu Jamus
2.1 Periode Penjajahan/Pemerintahan Belanda ( Sebelum tahun 1945 )
a. Perusahaan Perkebunan Milik Negara yang didirikan pada tahun 1912
dengan nama s’Land Caoutchouc Bedrijfs (LBC) dan pada tahun 1938
karena Perusahaan Perkebunana tersebut mengusahakan tanaman-
tanaman Perkebunan lain disamping karet, maka Perusahaan
Perkebunan berubah nama menjadi Gouvernement Landbouw
Bedrijven (GLB).
b. Perusahaan Perkebunan Milik Negara Asing/Swasta.
c. Perusahaan Perkebunan Milik Kasunanan dan Mangkunegaran.
3.1 Periode Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia (Tahun 1945-1960)
a. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 9 Tahun 1947,
didirikan Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia (PPRI) yang
berkedudukan di Jakarta an Solo. Perusahaan Perkebunan yang
berkedudukan di Solo menguasai perkebunan-perkebunan milik Eks.
Kasunanan dan Mangkunegaran,
b. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1960, Perusahaan
Perkebunan RI Eks. Milik Kasunanan dan Mangkunegaran dibubarkan
dan digabungkan dengan Pusat Perkebunan Negara (PPN) Baru.
Peraturan pemerintah ini dilaksanakan dengan Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 10189/SK/M Tanggal 15 Nopember 1960.
4.1 Periode Tahun 1960-1969
a. Beradasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 141 Tahun 1961, dibentuk
Perusahaan Perkebunan Negara, yang merupakan peleburan Pusat
Perkebunan Negara (Lama) dan Pusat Perkebunan Negara (Baru)
b. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 162 dan 163 tahun
1961, dibentuk Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Kesatuan Jawa
Tengah III dan IV yang berkedudukan di Semarang, dan untuk Kebun
Politeknik LPP 5
Praktek Kerja Lapang III
Kerjogadungan, Batu Jamus dan Tarikngarum masuk dalam PPN Jawa
Tengah III.
c. Beradasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 25 dan 27 Tahun 1963,
telah didirikan PPN Karet dan PPN Aneka Tanaman, dan di Jawa
Tengah PPN Karet XIII dan XIV serta Aneka Tanaman XI
d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1968, BPU PPN
dibubarkan, selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 14
tahun 1968 didirikan Perusahaan Negara Perkebunan Aneka Tanaman
Negara disebut PNP XVIII yang terdiri dari BPU Karet + Aneka
Tanaman, PPN Karet XIII, PPN Karet XIV dan PPN Aneka Tanaman
XI.
5.1 Periode Tahun 1969-1995
a. Berdasarkan Undang-undang RI No. 9 Tahun 1969 tentang bentuk-
bentuk Usaha Negara yang dipergunakan sebagai dasar Perubahan
Dasar Hukum Perusahaan Negara menjadi 3 Bentuk Badan Usaha
masing-masing Perkebunan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum
(PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO)
b. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 1972. PNP XVIII
dirubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan yaitu PT. Perkebunan
XVIII (Persero), yang didirikan berdasarkan Akte Notaris GHS.
Loemban Tobing, SH, di Jakarta No. 98 tahun 1973, Tanggal 31 Juli
1973 dan telah disahkan oleh Meneteri Kehakiman RI dengan Surat
Keputusan No. Y.A.5/80/23, Tanggal 23 April 1974 serta dimuat
dalam Lembaran Berita Negara RI No. 8 Th. 1975.
6.1 Periode Tahun 1995 – Sekarang
a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 14 tahun 1996, yanggal 14
Februari 1996, bahwa PTP XVIII (Persero) dan PTP XV – XVI
(Persero) telah dilebur menjadi PT. Perkebunan Nusantar IX (Persero)
dengan tempat kedudukan di Surakarta.
b. Akte Pendirian PTP Nusantara IX ( Persero ) dibuat oleh Notaris
Harun Kamil, SH No. 42, Tanggal 11 Maret 1996, dan telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman RI.
Politeknik LPP 6
Praktek Kerja Lapang III
c. Dengan Surat Keputusan No. C.2-8337.HT.01.01 Tahun 1996,
Tanggal 8 Agustus 1996.
d. Berdasarkan Surat Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan
BUMN No. S-01/M.DU4-PBUMN/00 Tanggal 17 Januari 2000,
tentang Struktur Organisasi PTPN IX (Persero), telah disetujui
Penyesuain Struktur Organisasi di PTPN IX (Persero) yaitu
pembentukan 2 devisi yakini:
Divisi Tanaman Tahunan berkantor di Jl. Mugas Dalam (Atas)
Semarang
Divisi Tanaman Semusim berkantor di Jl. Ronggowarsito 164
Surakarta.
e. Akta pernyataan keputusan rapat PT. Perkebunan Nusantara IX
(Persero) berkedudukan di Semarang dibuat oleh Notaris Ny. Tuti
Wardhany, SH Nomor: 56 Tanggal 15 Agustus 2008.
2.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun
Batujamus/Kerjoarum
a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh
berkembang bersama mitra.
b. Misi Perusahaan
1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, gula, dan tetes
ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk
menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung
kelestarian lingkungan.
2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diverifikasi usaha, yaitu
produk hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja
perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat
lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.
Politeknik LPP 7
Praktek Kerja Lapang III
2.3 Arah Pengembangan Perusahaan
Tujuan PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah
menumbuhkembangkan perusahaan guna memberikan nilai kepada
Shareholder dan stakeholder dengan menghasilkan laba yang semakin
meningkat (Growing Profit). Perusahaan yang keseluruhan telah memperoleh
laba yang lebih besar. Untuk mencapainya bagian-bangian yang masih
mengalami kerugian harus diminimalkan, dan pada masa yang akan datang
diharapkan tidak ada lagi bagian atau komoditas yang merugi.
3. Letak Geografis
PTP Nusanatara IX (Persero) Kebun Batu Jamus/Kerjoarum terletak antara 70
LS-80 LS dan antara 1110 BT-1120 BT. Secara administrartif masuk dalam 3
wilayah yaitu: Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo, dengan luas
areal 6.943,11 ha termasuk areal lain-lain.
Politeknik LPP 8
Praktek Kerja Lapang III
4. Struktur Organisasi Kebun Batu Jamus/Kerjoarum
9
Lepas teratur
Lepas teratur
Lepas teratur
Lepas teratur
Lepas teratur
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana
Mandor Besar Mandor Besar Mandor BesarMandor BesarMandor Besar
Sinder Afd. Kr.gadunga
Sinder Afd. Bat Kerjo
Sinder Afd. polokarto
Sinder Afd. Mojogedang
Sinder Afd. Jamus
Lepas teratur
Pembt. pelaksana
pelaksana
Lepas teraturLepas teratur
Lepas teratur
Lepas teratur
Lepas teratur
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
Pembt. pelaksana
pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana
Mandor Besar Mandor Besar Mandor BesarMandor BesarMandor Besar
Sinder Afd. Kepoh
Sinder Afd. Balong
Sinder Afd. Kedawung
Sinder Afd. Kedungsumber
Sinder Afd. Gandugede
PakamBat/Krj
Lepas teratur
Pembt. pelaksana
pelaksana
Ass. Sinder kantor
SinderKantor
Sinder KepalaKerjoarum
Sinder KepalaBatu Jamus
AdministraturBatu Jamus/Kerjoarum
Praktek Kerja Lapang III
BAB III
IKHTISAR PUSTAKA
3.1 Pengertian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan
tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal.
Tujuan perusahaan yang berorientasi laba adalah untuk memperoleh dan
mempertahankan kelangsungan kehidupan perusahaan. Oleh karena itu,
manajemen perusahaan harus melaksanakan seluruh kegiatan perusahaan
dengan sebaik-baiknya. Pada saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan
anggaran sebagai sistem perencanaan dan dikatakan anggaran merupakan alat
bagi manajemen dalam menjalankan fungsinya.
Istilah lain dari anggaran adalah profit plan, karena anggaran
menunjukkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh perusahaan di masa
mendatang dengan tujuan untuk memperoleh laba. Anggaran mutlak
diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Banyak sekali pengertian mengenai anggaran yang dikemukakan oleh
para ahli yang pada dasarnya mempunyai kesamaan, yaitu merupakan suatu
rencana yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang dan unit mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk periode waktu
tertentu di masa yang akan datang, umumnya periode yang digunakan dalam
penyusunan anggaran adalah satu tahun.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:15), pengertian anggaran atau
budget adalah konsep yang membantu manajemen, ia larut dalam fungsi
manajemen, membantu dan mempermudah manajemen dalam mencapai
tujuannya.
Menurut Any Agus Kana (2003), anggaran perusahaan merupakan
rencana tentang kegiatan perusahaan, di mana rencana tersebut mencakup
10
Praktek Kerja Lapang III
berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Drs Marwan dan Gunawan, anggaran adalah rencana tentang
kegiatan perusahaan rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional
yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Anggaran
perusahaan adalah pendekatan formal dan sistematis dari pelaksanaan
tanggungjawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan
(Gunawan Adisaputro, 2000).
Anggaran merupakan komponen utama dari perencanaan adalah
perencanaan keuangan untuk masa depan, anggaran memuat tujuan dan
tindakan dalam mencapai tujuan- tujuan (Hansen dan Mowen, 1998).
Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam
rencana-rencana yang ditahapkan, karena didalam perencanaan bisnis kita
dapat mengetahui posisi perusahan kita saat ini, arah tujuan perusahaan, dan
cara mencapai sasaran yang ingin kita capai (Freddy Rangkuti, 2001).
Menurut Arif Djamaludin (1997:11), anggaran adalah jenis rencana yang
menggambarkan rangkaian tindakan yang dinyatakan dalam bentuk angka-
angka dari segi uang untuk suatu jangka waktu tertentu.
Sedangkan menurut M. Munandar (2000:1) mendefinisikan bahwa
anggaran business budget atau budget (anggaran) adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa:
1. Anggaran berhubungan erat dengan fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
2. Anggaran merupakan rencana yang akan dilaksanakan oleh suatu
organisasi untuk masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu.
3. Anggaran bersifat sistematis dan harus disusun secara berurutan dan logis.
11
Praktek Kerja Lapang III
3.2 Fungsi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Menurut buku pedoman peyusunan RKAP tahun 2012, RKAP pada
dasarnya merupakan penjabaran secara rinci mengenai sasaran dan kegiatan
yang ingin dicapai perusahaan dalam kurun waktu satu tahun mendatang yang
dinyatakan dalam unit phisik maupun keuangan (rupiah).
Menurut Abdul Halim (2000), RKAP mempunyai sasaran pokok. Hal
ini ditinjau dari segi fungsi RKAP sebagai alat untuk perencanaan dan alat
kontrol/pengendalian, yaitu memperjelas rencana strategi, membantu
koordinasi kegiatan beberapa bagian, dan melimpahkan tanggung jawab
kepada manajer untuk memberikan otorisasi jumlah yang diijinkan untuk
dikeluarkan dan menginformasikan kinerja yang diharapkan.
Menurut M. Munandar (2000:10) manfaat/fungsi RKAP adalah sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat
pengawasan kerja
Sedangkan, menurut Apandi Nasehatun (1999), RKAP mempunyai
fungsi sebagai penunjang kebijakan-kebijakan (policies) perusahaan dalam
menentukan arah/tujuan/sasaran yang diinginkan, pengendali kegiatan dan
pengeluaran, dan sebagai pencegah terjadinya pemborosan penyimpangan.
3.3 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas
penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan budgeting lainnya ada
ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan
tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab
atas kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Namun demikian tugas
menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan lainnya tidak harus
ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat
didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.
Syafri Harahap (2001:83-84) mengemukakan tiga cara pembuatan
anggaran ditinjau dari siapa yang membuatnya, yaitu:
12
Praktek Kerja Lapang III
1. Otoriter atau Top Down
Dalam metode otoriter, anggaran disusun dan diterapkan sendiri
oleh pimpinan anggaran. Inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa
keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika
karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap terlalu lama
dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi
dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup
untuk menyusun suatu anggaran.
2. Demokrasi atau Bottom Up
Dalam metode demokrasi anggaran disusun berdasarkan hasil
keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke
atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan
dipakai sebagai pedoman untuk masa yang akan datang. Metode ini dapat
digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun
anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama
dan berlarut.
3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up
Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Di sini
perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan
kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan
bawahan. Jadi ada pedoman dari atas atau pimpinan dan dijabarkan oleh
bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
13
Praktek Kerja Lapang III
BAB IV
PEDOMAN PENYUSUNAN RKAP
4.1 Jadwal Penyusunan RKAP
1) Pertengahan tahun sudah mulai membuat angka dasar RKAP meliputi :
a. Areal Konsesi
b. Produksi Per Ha Himpunan kebun
c. Produksi Himpunan Kebun
d. Usul Penghapusan Tanaman Menghasilkan
e. Biaya Produksi, Biaya Investasi, Biaya Umum dan Biaya Investasi non
tanaman.
2) Dikirim ke kantor direksi sekitar bulan Juli–Agustus.
Di bahas Tim Penyusunan RKAP Kandir sehingga menghasilkan
pedoman RKAP yang dikirim ke kebun-kebun.
3) Setelah pedoman turun, kebun membuat RKAP tahunan. RKAP tahun
2012 dari kebun-kebun dalam bentuk tahunan paling lambat diterima dari
kantor direksi tanggal 10 Agustus 2012 sebanyak tujuh eksemplar dengan
perincian sebagai berikut :
1. Biro SPI = 1 Expl.
2. Bagian Tanaman = 1 Expl.
3. Bagian Tekhnik dan Pengolahan = 1 Expl.
4. Bagian Pembiayaan = 1 Expl.
5. Bagian Pemasaran dan Pengadaan = 1 Expl.
6. Bagian Personalia dan Umum = 1 Expl.
7. Bagian Bagian Perencanaan dan Pengembang = 1 Expl.
4) RKAP yang dikirim ke Kantor Direksi selanjutnya dibahas kembali
dengan Kantor Direksi dengan memperhitungkan kinerja perusahaan dan
13
Praktek Kerja Lapang III
diajukan ke Dewan Komisaris untuk mendsapatkan persetujuan,
selanjutnya dibuat Break Down RKAP.
4.2 Pedoman Penyusunan RKAP
Berdasarkan surat keputusan Direksi PTPN IX (Persero)
No.PTPN.IX/SE/113/2012 Tanggal 18 juli 2012 tentang break down RKAP
mengenai pedoman penyusunan RKAP tahun 2012 divisi tanaman tahunan.
Yang di dalamnya sudah ada pengarahan RKAP 2013 mengenai budidaya
seperti karet, kayu, teh, kopi dan areal mengenai pembibitan, penanaman,
pemeliharaan, panen. Terdapat juga rencana pengolahan, bagian Personalia
dan umum.
4.3 Petunjuk penyusunan RKAP
RKAP merupakan penjabaran mengenai sasaran dan kegiatan yang ingin
dicapai perusahaan dalam waktu satu tahun mendatang yang dinyatakan
dalam unit fisik maupun rupiah. RKAP mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pedoman kerja bagi seluruh unit atau bidang yang ada di perusahaan
2. Alat pengawasan manajemen
Oleh karena itu penyusunan RKAP harus cermat dan serealistis mungkin
dengan berpedoman pada Cost Effectiveness agar perusahaan tetap
Goingconcern bahkan dapat berkembang menjadi profit oriented.
4.4 Proses penyusunan RKAP
Adapun proses penyusunan RKAP di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun
Biaya Klinik memuat: Honorarium Dokter, Gaji/Upah dan Biaya
Sosial, Obat-obatan dan Obat Bius, Biaya Angkutan dll.
5.25 Biaya Pembangkit Listrik (RKAP 53)
Biaya Pembangkit Tenaga Listrik memuat: Gaji/ Upah dan Biaya
Sosial, Bahan Bakar, Oli, Pemeloharaan Mesin dan Perlengkapan, dll
5.26 Biaya Instalasi Air (RKAP 54)
Rencana Biaya Instalasi Air memuat: Gaji/ Uapah dan Biaya Sosial,
Bahan Bakar, Minyak Pelumas, Pemeliharaan Mesin dan
Perlengkapan, Pemeliharaan Instalasi Air, dll
22
Praktek Kerja Lapang III
BAB VI
PEMBAHASAN
Dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
diperlukan adanya suatu kerjasama dengan bagian-bagian yang terkait dalam
suatu kebun. Kerjasama tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan suatu informasi
yang akan digunakan dan dasar dalam menyusun RKAP.
Anggaran merupakan suatu alat pengendalian yang berguna, tetapi harus
memperhatikan dua pertimbangan, hal ini dikemukakan oleh Hansen’et all (2004)
dan Mowen:
Anggaran adalah alat pengendalian yang berguna. Tetapi, agar dapat digunakan
dalam evaluasi kinerja, dua pertimbangan utama harus diperhatikan. Pertama
adalah menetapkan bagaimana jumlah yang dianggarkan seharusnya
dibandingkan dengan hasil aktual. Pertimbangan kedua melibatkan dampak
anggaran atas perilaku manusia.
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) di PTPN IX
(Persero) kebun Batujamus/Kerjoarum sudah berdasarkan pada standar yang
sudah ada, dan mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh kantor
Direksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan rangkaian proses pengambilan keputusan dari
berbagai kebijaksanaan dalam usaha mencapai tujuan, jadi RKAP disusun
sebagai perencanaan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman kerja.
2. Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu koordinasi kesatuan antara satu bagian
dengan bagian yang lain, koordinasi hanya dalam konsep penyediaan data
yang ada atau yang dibutuhkan, sedangkan dalam pelaksanaan penyusunannya
dilakukan oleh kantor induk. Bagian yang terlibat didalamnya ialah bagian
tanaman, bagian tehnik dan bagian keuangan.
3. Pengawasan
23
Praktek Kerja Lapang III
Pengawasan merupakan pemeriksaan atas data akuntansi sebagai siasat
untuk membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang telah
direncanakan. Berfungsi untuk mencapai tujuan perusahaan agar efektif dan
efisien. Pengawasan harus dilakukan sebaik mungkin, baik yang terkait di
kantor direksi maupun di kebun sehingga penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dapat diminimalisir.
Agar RKAP berfungsi secara efektif, maka dalam penyusunannya harus
dilakukan dengan cermat dan serealistis mungkin, artinya dengan biaya
tertentu, target harus dapat dicapai. Efisiensi biaya harus terus dilakukan,
diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi. Dengan begini, harga pokok
diharapkan dapat dibawah anggaran.
6.1 Areal Konsesi
Luas areal konsensi Kebun Batu jamus tahun 2012 terdiri dari:
Areal Tanaman yang dioperasikan
d. Tanaman Menghasilkan ( TM ) yaitu seluas 2,822,53 Ha
e. Tanaman Belum Menghasilkan ( TBM ) yaitu seluas 575,92 Ha
f. Tanaman Pohon Berkayu Areal Monokultur :
Tanaman Dalam Pemeliharaan ( TDP ) yaitu seluas 28,85 Ha
5. Areal Lain-lain yaitu seluas 215,10 Ha
6. Total areal konsesi yaitu seluas 6,943,11 Ha
6.2 Biaya Produksi
Salah satu cara untuk menyajikan informasi biaya yaitu dengan
menggunakan pengelompokan biaya. Dengan adanya pengelompokan biaya,
manajemen akan lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan
pengendalian biaya. Selain itu pengelompokan dapat dijadikan dasar untuk
mengadakan perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang
telah dianggarkan, serta mempermudah pengalokasian biaya pada setiap pos
atau bagian yang bersangkutan.
Untuk dapat mengetahui posisi biaya produksi pada PT Perkebunan
Nusantara IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum maka terlebih dahulu
harus mengetahui bagaimana pengelompokan biaya-biaya yang terjadi pada
24
Praktek Kerja Lapang III
perusahaan. Dalam pengelompokan biaya produksi tersebut, PT Perkebunan
Nusantara IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum menggunakan kode-
kode rekening. Dengan adanya sistem kode rekening tersebut, akan lebih
memungkinkan pemasukan dan pembebanan berbagai macam biaya dapat
dilakukan secara tepat ke dalam rekening pembukuan.
Berikut ini diuraikan mengenai penggolongan biaya produksi beserta
kode rekening yang terdapat pada PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)
Kebun Batu jamus, yaitu:
Tabel 2 : Penggolongan biaya produksi beserta kode rekening
No. Rekening Nama Rekening600.00..00 Gaji, Tunjangan, dan Sosial Karyawan Pimpinan601.00..00/99 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan602.00..00/09 Panen dan Pengumpulan602.00..10/19 Pengangkutan ke Pabrik400. . ./460. . . Biaya Umum603.00/607.00 Biaya Pengolahan
Tujuan dari pengklasifikasian biaya adalah untuk mempermudah suatu
perusahaan dalam melakukan pengendalian pada masing-masing bagian agar
mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan sumer-sumber
perusahaan yang tentunya diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan yang
maksimal.
6.3 Harga Pokok Kebun
Dalam menentukan harga pokok antara harga pokok kebun dengan
harga pokok kantor direksi harus disesuaikan terlebih dahulu, karena
berdasarkan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa biasanya harga
pokok kebun lebih tinggi dari harga pokok kantor direksi.
Untuk menyesuaikan harga pokok sesuai dengan yang dikehendaki
kantor direksi, maka penyusunan RKAP langsung disusun oleh kantor induk,
yaitu dengan meningkatkan jumlah produksi dan mengurangi sektor-sektor
biaya maupun pekerjaan yang tidak begitu penting.
25
Praktek Kerja Lapang III
Untuk menghitung harga pokok kebun adalah sebagai berikut :
Budidaya Karet:
Luas Areal : TM Karet 2,822,53 Ha
Produksi Kering
- LATEKS PEKAT = 4,169,500 Kg
- LUMP = 790,000 Kg
4,959,500 Kg
Biaya Tanaman : Rp 45.219.570,00
Biaya Produksi : Rp 54.692.491,00
Maka:
Harga Pokok produksi/kg =
Jumlah Biaya ProduksiJumlah Produksi
= Rp 54.692.491 ,00
4,959,500 kg
= Rp 11,028. /kg
Biaya Tanaman/Ha =
Jumlah Biaya Tanaman Jumlah Luas Areal
= Rp 45.219.570 ,00
2,822,53 Ha
= Rp 16,021 Ha
Biaya Produksi/Ha =
Jumlah Biaya ProduksiJumlah Luas Areal
= Rp 54.692.491, 00
2,822,53 Ha
= Rp 19,377/Ha
26
Praktek Kerja Lapang III
6.4 Laporan Laba Rugi
Laporan laba atau rugi merupakan gambaran hasil usaha yang dicapai
pada periode tertentu yang merangkum kegiatan-kegiatan operasional
perusahaan. Laporan laba atau rugi ini berisi seluruh pendapatan dan biaya-
biaya selama periode tertentu, biasanya satu tahun fiskal.
Laporan laba rugi ini digunakan sebagai:
1. Tolak ukur keberhasilan perusahaan
2. Penaksiran keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang
3. Penilaian tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
Di bawah ini akan dijelaskan perhitungan rencana laba dan rugi kebun
batu jamus khusus untuk budidaya karet (dalam ribuan rupiah) tahun 2011
1. Pendapatan (Budidaya Karet)
Pendapatan Rp 150,929,984
2. Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi Rp 54,692,491
Penyusutan Aktiva Tetap Rp 9,055,800
Rp (63,748,291)
Laba Kotor Rp 87,181,693
GPM (%) % 57,76
3. Biaya Usaha
Biaya Penjualan
(3,50% x Rp 150,929,984) = Rp 5,282,549
Biaya Administrasi
(6,50% x Rp 150,929,984) = Rp 14,2400,881
(Rp 19,523,430)
Laba Usaha Kotor Rp 67,658,268
27
Praktek Kerja Lapang III
4. Pendapatan (biaya) lain-lain
Pendapatan lain-lain -
Biaya lain-lain -
Laba Bersih Usaha Rp 67,658,263
Pendapatan Luar Biasa/Penjualan Aset Rp -
Laba/Rugi Sebelum Pajak Rp 67,658,263
Pajak Teoritis Rp -
Laba Rugi Setelah Pajak Rp 67,658,263
Dari hasil perhitungan di atas, perusahaan mencapai laba (sebelum
pajak) sebesar Rp 67,658,263. Hal ini dapat diperoleh dengan cara
melakukan penekanan terhadap biaya-biaya dan peningkatan terhadap
pendapatan.
6.5 Perbandingan Anggaran 2011 Dengan 2012
TABEL 3 : Perbandingan Anggaran Tahun 2011 dan Tahun 2012(Dalam Ribuan Rupiah)
KeteranganAnggaran
TahunAnggaran
TahunSelisih
%
2011 2012(Naik/turun)
Produksi inti (kg) 4.441.500 4.959.500 518.000 11,66%Luas Areal (Ha) 2.639,75 2.822,53 182,78 6,92%