Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia kita mengenal adanya bangunan komersial sebagai sarana untuk melakukan berbagai kegiatan. Gedung sebagai salah satu bangunan komersial berfungsi sebagai tempat bekerja dan tempat hunian. Di dalam bangunan gedung kita dapat melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya, keagamaan, jasa kesehatan atau kegiatan khusus lainnya. Ciri utama bangunan komersial biasanya mempunyai gaya arsitektur modern dan berada dalam kota serta mempunyai lokasi yang strategis. Sebagai tolok ukur dalam menampilkan percepatan pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang harus dapat menyediakan berbagai fasilitas pendukung utilitas kota seperti bangunan komersial rumah sakit yang dapat memaksimalkan fungsi pelayanan kesehatan, pendidikan, bisnis, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya. Sejalan dengan trend dan tuntutan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pembangunan Rumah PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang 1
166

Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Dec 09, 2014

Download

Documents

Richard Stelle
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia kita mengenal adanya bangunan komersial sebagai

sarana untuk melakukan berbagai kegiatan. Gedung sebagai salah satu bangunan komersial

berfungsi sebagai tempat bekerja dan tempat hunian. Di dalam bangunan gedung kita

dapat melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya,

keagamaan, jasa kesehatan atau kegiatan khusus lainnya. Ciri utama bangunan komersial

biasanya mempunyai gaya arsitektur modern dan berada dalam kota serta mempunyai

lokasi yang strategis.

Sebagai tolok ukur dalam menampilkan percepatan pembangunan di Provinsi Nusa

Tenggara Timur, Kota Kupang harus dapat menyediakan berbagai fasilitas pendukung

utilitas kota seperti bangunan komersial rumah sakit yang dapat memaksimalkan fungsi

pelayanan kesehatan, pendidikan, bisnis, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya.

Sejalan dengan trend dan tuntutan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan, pembangunan Rumah Sakit Siloam dilaksanakan dengan memperhatikan

aspek lingkungan secara menyeluruh yang didahului dengan pengkajian lingkungan yang

dilaksanakan lewat penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

1.2 Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan yang menjadi rujukan dan dasar hukum dalam

penyusunan dokumen UKL dan UPL ini, adalah :

1. Undang-undang Nomor 05 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

1

Page 2: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

2. Undang-undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

3. Undang-undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

10. Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang

Pertanahan.

11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 2002 tentang Baku

Tingkat Kebisingan.

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 tentang Baku

Tingkat Kebauan.

13. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan

pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung.

14. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan

Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Gedung dan Lingkungan.

15. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk

Teknis Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

16. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 02

Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi.

17. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perijinan

Rumah Sakit.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

2

Page 3: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup.

19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat

Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi

Rumah Sakit.

21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

22. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 61 Tahun 2002 tentang Pedoman

Penetapan Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Nusa Tenggara

Timur Tahun 2003.

23. Keputusan Bapedal Nomor 03 tahun 1995 tentang kualitas incinerator dan emisi yang

dikeluarkannya.

24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan.

25. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

26. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

27. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air.

28. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengolahan Bahan Limbah

Berbahaya dan Beracun.

29. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Kota Kupang.

30. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Kupang tahun 2011 – 2030.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3

Page 4: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

31. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Detail Tata

Ruang Kota Kupang Tahun 2011 – 2030.

1.3 Tujuan dan Kegunaan

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penyusunan dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan

pembangunan Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota

Kupang, adalah :

1) Menyajikan informasi lingkungan sebelum adanya kegiatan rumah sakit.

2) Menguraikan kegiatan yang akan dilakukan rumah sakit.

3) Menguraikan komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan menimbulkan

dampak terhadap lingkugan hidup akibat pembangunan dan pengoperasian rumah

sakit.

4) Menguraikan tindakan pihak rumah sakit dalam program pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup.

1.3.2 Kegunaan

Kegunaan dari dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan

Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang, adalah :

1) Bagi Pemerintah

a) Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan,

pelaksanaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian pembangunan.

b) Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Kupang dan instansi terkait dalam

melakukan pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup.

2) Bagi Pemrakarsa

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

4

Page 5: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

a) Membantu pemrakarsa dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan

perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau

kegiatan Rumah Sakit Siloam.

b) Sebagai bahan acuan dalam upaya pemberdayaan masyarakat sebagai akibat dari

kegiatan pengoperasian rumah sakit dan fasilitas penunjangnya.

c) Sebagai instrument pengikat dan acuan bagi pemrakarsa dalam pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup.

d) Sebagai bahan pertimbangan dalam permohonan rekomendasi kelayakan

lingkungan hidup terhadap pembangunan dan pengoperasian rumah sakit.

3) Bagi Masyarakat.

a) Kemudahan memperoleh fasilitas pengobatan yang memadai, yang setara dengan

rumah sakit di luar negeri seperti di Singapura serta fasilitas Dokter Ahli yang

memadai baik dalam jumlah maupun kualitas pelayanan bagi pasien rawat inap,

rawat jalan maupun pelayanan lainnya dengan harga yang bersaing dan terjangkau

oleh masyarakat.

b) Terbukanya kesempatan kerja seperti penyediaan bahan pangan dan sayuran serta

buah-buahan dari warga sekitar rumah sakit serta penyediaan berbagai jasa

pendukung aktivitas lainnya oleh warga di sekitar rumah sakit.

c) Terjalin pola kemitraan dengan usaha lain.

d) Saling kontrol dari masyarakat terhadap kegiatan rumah sakit yang bersifat negatif.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

5

Page 6: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

BAB II

IDENTITAS PEMRAKARSA DAN

DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1 Identitas Pemrakarsa

1 Nama Badan Usaha : PT. NUSA BAHANA NIAGA

2 Nama Penanggungjawab Rencana Usaha dan atau Kegiatan

: Ir. Dominikus Go

3 Alamat Kantor : Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Telp : -

2.2 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

6

Page 7: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

1

.

Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

: Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.

2

.

Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

: Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

3

.

Informasi Kegiatan : Rencana kegiatan terletak pada kawasan dengan peruntukan sesuai penataan ruang adalah kawasan jasa dan perdagangan.

4

.

Skala Usaha dan/atau Kegiatan : Rumah Sakit tipe A.

2.2.1 Kegiatan Konstruksi

Kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang secara garis besar

dikelompokan menjadi 7 (tujuh) jenis kegiatan utama :

1. Pekerjaan Persiapan

2. Pekerjaan Tanah

3. Pekerjaan Struktur

4. Pekerjaan Arsitektural

5. Pekerjaan Pelengkap

6. Pekerjaan Mekanical dan Electrical

7. Pekerjaan Landscape

Secara jelas deskripsi kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

nantinya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data Teknis Kegiatan Fisik Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

No Uraian Rencana Kegiatan Volume Satuan Kegiatan

A Pekerjaan Persiapan

1 Mobilisasi de Mobilisasi 1,00 Unit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

7

Page 8: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

2 Pembersihan Lapangan 9.750,00 m2

3 Uitzet & Bouwplank 540,00 m2

4 Pagar Pengaman Keliling 300,00 m

5 Direksi keet 60,00 m2

6 Air & Listrik Kerja 1,00 Unit

7 Papan nama Proyek (120 x240) cm 1,00 UnitB Pekerjaan Tanah

1 Galian pematangan lahan 37,25 m3

2 Galian tanah pondasi struktur 1.502,79 m3

3 Urugan dan pemadatan tanah peninggian elevasi gedung 18.372,53 m3

4 Urugan pasir 609,29 m3

C Pekerjaan StrukturC.1 Pekerjaan Beton Sub Struktur

1 Lantai kerja Pondasi 239,20 m3

2 Pondasi Footplat 422,76 m3

3 Pondasi bored pile 273,00 m3

4 Pile cup 256,77 m3

C.2 Pekerjaan Beton Upper struktur1 Beton Bertulang Ground Floor 420,42 m3

2 Beton Bertulang 2nd Floor 883,88 m3

3 Beton Bertulang 3rd Floor 874,11 m3

4 Beton Bertulang Roof Floor 839,59 m3

5 Beton Bertulang Tangga 1,00 Unit6 Beton Bertulang Tangga Darurat 2,00 Unit

D Pekerjaan ArsitekturalD.1. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 12.014,59 m2

1 Plesteran dan Acian 19.370,93 m2

D.2. Pekerjaan Pintu dan jendela dan Partisi1 Pekerjaan Pintu dan Jendela 411,00 Bh2 Pekerjaan Partisi 350,00 m2

D.3. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding1 Pekerjaan lantai Marmer 9.417,60 m3

2 Pekerjaan lantai dan dinding Keramik 6.339,00 m2

3 Pekerjaan Dinding lapis Granit 510,93 m2

4 Pekerjaan Dinding ACP 1.688,00 m2

5 Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) 720,00 m2

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

8

Page 9: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

6 Pengecatan dinding Interior dinding 4.520,46 m2

7 Pekerjaan dinding Cat epoxy 888,00 m2

8 Pekerjaan Waterproffing Atap 1 UnitD.4. Pekerjaan Plafond/Celling

1 Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti Crossti 8.006,25 m2

2 Plafon Fin ACP + Rangka Galvalum 462,75 m2

3 Lis gipsum arsitektural 2.625,00 m2

4 Pengecatan interior plafond 11.187,00 m2

5 Pekerjaan Plafond Cat epoxy 560,00 m2

E Pekerjaan Pelengkap

1 Railing Tangga 1,00 Unit2 Penyekat Urinoir 42,00 Unit3 Canopy Teras IGD 56,98 m2

4 Canopy Teras Samping 200,00 m2

5 Pedestrian 323,31 m2

6 Ramp IGD 32,75 m2

7 Tangga Samping 14,42 m2

8 Ramp loading, unloading 12,57 m2

9 Pekerjaan Gedung Mortuary 1,00 Unit10 Pekerjaan Rumah Genset dan pompa 1,00 Unit11 Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA 1,00 Unit12 Logo Dan Plank Nama 1,00 Unit

F Pekerjaan Mecanical dan ElectricalF.1. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung

1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan 1,00 Unit2 Pekerjaan Instalasi Lift 8,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan 1,00 Unit4 Pekerjaan Instalasi Fire alarm 1,00 Unit5 Pekerjaan Instalasi Tata Suara 1,00 Unit6 Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System 1,00 Unit7 Pekerjaan Instalasi penangkal Petir 1,00 Unit8 Pekerjan Instalasi air Limbah 1,00 Unit9 Pekerjaan Instalasi air Bersih 1,00 Unit

F.2. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Landscape1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks 1,00 Unit2 Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan 1,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi air Bersih taman 1,00 Unit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

9

Page 10: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

4 Pekerjaan Ground reservoar air bersih 1,00 Unit5 Pekerjaan Tandon Air 1,00 Unit6 Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) 1,00 Unit

7Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat (Incenerator) 1,00 Unit

G Pekerjaan Landscape

1 Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir 1,00 Unit2 Pekerjaan Tata Taman 1,00 Unit3 Pekerjaan Saluran drainase permukaan 1,00 Unit

2.2.2 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang direncanakan dilengkapi

dengan berbagai fasilitas, seperti:

1. Fasilitas Pokok, terdiri dari :

a. Instalasi Rawat Darurat

b. Instalasi Rawat Jalan

c. Instalasi Rawat Inap

d. Instalasi Bersalin

e. Instalasi Radiologi

f. Instalasi Laboratorium

g. Instalasi Intensif Care Unit

h. Instalasi Bedah Sentral

i. Instalasi Pemulasaran Jenasah

j. Instalasi Rehab Medic

2. Fasilitas Pendukung, terdiri dari :

a. Instalasi Farmasi

b. Instalasi Gizi

c. Instalasi Sterilisasi

d. Instalasi Hemodialisis

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

10

Page 11: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

3. Fasilitas Penunjang, terdiri dari :

a. Instalasi Pemeliharaan Sarana (mesin-mesin, peralatan, dan lain-lain)

b. Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah

c. Instalasi Air Bersih dan Air Limbah

d. Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dan lain-lain.

e. Instalasi Pemadam Kebakaran

f. Security Service

g. Lift service

h. Tangga Darurat

i. Ramp Pasien

4. Fasilitas Umum, terdiri dari :

a. Sarana Perparkiran

b. Cafetaria

c. Pelayanan ATM

d. Taman

Selain itu rumah sakit ini dilengkapi dengan layanan umum, antara lain

layanan Mobil Ambulance, layanan Medical Chek Up, layanan Visum and Repertum,

layanan KB Rumah Sakit dan layanan MOW (Medical Operatif Wanita).

Dalam usaha mendukung kegiatan utama, yaitu pelayanan jasa kesehatan dan

penyediaan jasa yang berhubungan dengan kesehatan pasien, maka Rumah Sakit

Siloam Kota Kupang memiliki kapasitas 233 tempat tidur serta berbagai fasilitas

pendukung seperti terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pendukung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

No. Fasilitas Rumah Sakit Siloam Keterangan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

11

Page 12: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

1 IGD, Ruang Bersalin, Ruang Operasi, Ruang Sterilisasi, Hemodialisis, Klinik Rawat Jalan, Medical Record, ICU, Rehab Medic, Laboratorium, Farmasi / Apotek, Ruang Dokter, Pusat ATM, Gudang, Dapur Umum, Ruang Pemulasaran Jenasah, IPAL, Incenerator, Rumah Pompa, Rumah Genset, Pos Satpam, Parkiran Kendaraan.

Lantai Satu

2 Kantor, Cafetaria, Klinik, Ruang Sterilisasi, ICU, Radiologi, Ruang Dokter, Ruang Perawat, Ruang Rawat Inap, Ruang Cuci dan strika.

Lantai Dua

3 Gudang, Pantry, Ruang Perawat, Ruang Dokter, Ruang Isolasi, Ruang Rawat Inap.

Lantai Tiga

4 Ruang Mesin Lift, Ruang ME, Ruang Kompresor AC, Ruang Tandon Air.

Atap

Tabel 3. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas utama

Jenis Pelayanan Jumlah RuangKapasitas

(orang)

Instalasi Rawat Darurat 1 20

Instalasi Rawat Jalan 15 30

Instalasi Rawat Inap (jumlah tempat tidur) 233 233

Instalasi Bersalin 1 15

Instalasi Radiologi (USG, MRI, Rontgen, Foto, CT Scan) 1 10

Instalasi Laboratorium 1 10

Instalasi Intensif Care Unit 1 12

Instalasi Bedah Sentral 1 1

Instalasi Pemulasaran Jenasah 1 5

Instalasi Rehab Medic 1 20

Tabel 4. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas pendukung

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

12

Page 13: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Jenis Pelayanan Jumlah Ruang Kapasitas (orang)

Instalasi Farmasi 1 5

Instalasi Gizi 1 10

Instalasi Sterilisasi 1 10

Instalasi Hemodialisis 1 5

Aula kecil/Meeting Room 1 30

Restaurant/Cafeteria 1 50

Tabel 5. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas penunjang

Jenis PelayananJumlah Ruang

/ UnitKapasitas

Instalasi Pemeliharaan Sarana :a. Gensetb. Pompa Airc. Bak Penampung Air Bersihd. Tandon Air

1111

1400 KVA1 liter / detik

125 m3

46 m3

Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah :a. IPALb. Incenerator

11

100 m3 / hari80 kg / jam

Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dll :a. Listrikb. Telepon / Faxc. ACd. Internet

1111

1500 KVA5 line

2.152.000 BTU /Jamwifi

Instalasi Pemadam Kebakaran 12

532 sprinkleHydrant umum

Security Service 1 20 orang

Lift service :a. Lift Pasienb. Lift Umumc. Lift Barang

431

1 bed10 person

400 kg

Tangga Darurat 2 -

Ramp Pasien 1 -

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

13

Page 14: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

2.3 Garis Besar Usaha yang Menimbulkan Dampak

Secara garis besar komponen pembangunan rumah sakit siloam yang dapat

menimbulkan dampak terhadap lingkungan dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahapan

kegiatan, yaitu : tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca

operasi.

a. Tahap Pra Konstruksi

Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang dilakukan yaitu survey, pengukuran lokasi,

sosialisasi kepada masyarakat Kota Kupang khususnya masyarakat di Kelurahan

Fatululi. Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak berupa keresahan pada

masyarakat.

b. Tahap Konstruksi

1) Perekrutan tenaga kerja

Kebutuhan tenaga kerja menurut jenis dan posisi untuk proyek ini disajikan pada

tabel 6.

Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi

No Posisi Jumlah (Orang) Spesifikasi

1 Manajer proyek 1 S-1

2 Site Manajer 1 S-1

3 Keuangan 2 S-1

4 Tenaga Administrasi 2 D-3

5 logistik 10 SMA/STM

6 Sopir 5 SMA/STM

7 Pelaksana 20 SMA/STM

8 Mandor 5 SMA/STM

9 Kepala Tukang 10 SMA/STM

10 Tukang 30 SMA/STM

11 Tenaga Buruh 100 SD, SMP, STM

12 Security 10 SMA

Jumlah Total 196 orang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

14

Page 15: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk konstruksi berpotensi menimbulkan

dampak negatif berupa keresahan masyarakat, jika perekrutan tenaga kerja tidak

memprioritaskan tenaga kerja lokal.

2) Base camp

Pembagunan base camp berfungsi sebagai kantor pelaksana, P3K, penginapan

pekerja, bengkel perawatan dan perbaikan alat berat serta gudang penyimpanan

material, disamping itu dilengkapi dengan sarana MCK.

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material

konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja

yang bisa menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan

ini juga memberikan dampak positif berupa kesempatan usaha.

3) Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan meliputi kegiatan pembersihan dan pengupasan lahan,

pagar keliling lokasi pembangunan. Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak

berupa debu, kebisingan, hilangnya sejumlah vegetasi dan fauna lokal, dan

gangguan terhadap lalu lintas.

4) Pekerjaan Konstruksi

Uraian pekerjaan konstruksi disajikan secara lengkap dalam tabel 7.

Tabel 7. Uraian pekerjaan konstruksi

No Uraian Rencana Kegiatan Volume Satuan Kegiatan

A Pekerjaan Persiapan

1 Mobilisasi de Mobilisasi 1,00 Unit

2 Pembersihan Lapangan 9.750,00 m2

3 Uitzet & Bouwplank 540,00 m2

4 Pagar Pengaman Keliling 300,00 m

5 Direksi keet 60,00 m2

6 Air & Listrik Kerja 1,00 Unit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

15

Page 16: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

7 Papan nama Proyek (120 x240) cm 1,00 UnitB Pekerjaan Tanah

1 Galian pematangan lahan 37,25 m3

2 Galian tanah pondasi struktur 1.502,79 m3

3Urugan dan pemadatan tanah peninggian elevasi gedung 18.372,53 m3

4 Urugan pasir 609,29 m3

C Pekerjaan Struktur

C.1 Pekerjaan Beton Sub Struktur1 Lantai kerja Pondasi 239,20 m3

2 Pondasi Footplat 422,76 m3

3 Pondasi bored pile 273,00 m3

4 Pile cup 256,77 m3

C.2 Pekerjaan Beton Upper struktur

1 Beton Bertulang Ground Floor 420,42 m3

2 Beton Bertulang 2nd Floor 883,88 m3

3 Beton Bertulang 3rd Floor 874,11 m3

4 Beton Bertulang Roof Floor 839,59 m3

5 Beton Bertulang Tangga 1,00 Unit6 Beton Bertulang Tangga Darurat 2,00 Unit

D Pekerjaan Arsitektural

D.1 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 12.014,59 m2

1 Plesteran dan Acian 19.370,93 m2

D.2 Pekerjaan Pintu dan jendela dan Partisi

1 Pekerjaan Pintu dan jendela 411,00 Bh2 Pekerjaan Partisi 350,00 m2

D.3. Pekerjaan Finishing Lantai Dan Dinding

1 Pekerjaan lantai Marmer 9.417,60 m3

2 Pekerjaan lantai dan dinding Keramik 6.339,00 m2

3 Pekerjaan Dinding lapis Granit 510,93 m2

4 Pekerjaan Dinding ACP 1.688,00 m2

5 Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) 720,00 m2

6 Pengecatan dinding Interior dinding 4.520,46 m2

7 Pekerjaan dinding Cat epoxy 888,00 m2

8 Pekerjaan Waterproffing Atap 1 UnitD.4. Pekerjaan Plafond/Celling

1 Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti 8.006,25 m2

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

16

Page 17: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Crossti2 Plafon Fin ACP + Rangka Galvalum 462,75 m2

3 Lis gipsum arsitektural 2.625,00 m2

4 Pengecatan interior plafond 11.187,00 m2

5 Pekerjaan Plafond Cat epoxy 560,00 m2

E Pekerjaan Pelengkap

1 Railing Tangga 1,00 Unit2 Penyekat Urinoir 42,00 Unit3 Canopy Teras IGD 56,98 m2

4 Canopy Teras Samping 200,00 m2

5 Pedestrian 323,31 m2

6 Ramp IGD 32,75 m2

7 Tangga Samping 14,42 m2

8 Ramp loading, unloading 12,57 m2

9 Pekerjaan Gedung Mortuary 1,00 Unit10 Pekerjaan Rumah Genset dan pompa 1,00 Unit11 Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA 1,00 Unit12 Logo Dan Plank Nama 1,00 Unit

F Pekerjaan Mecanical dan Electrical

F.1. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung

1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan 1,00 Unit2 Pekerjaan Instalasi Lift 8,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan 1,00 Unit4 Pekerjaan Instalasi Fire alarm 1,00 Unit5 Pekerjaan Instalasi Tata Suara 1,00 Unit

6 Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System 1,00 Unit

7 Pekerjaan Instalasi penangkal Petir 1,00 Unit8 Pekerjan Instalasi air Limbah 1,00 Unit9 Pekerjaan Instalasi air Bersih 1,00 Unit

F.2. Pekerjaan Mekanikal dan Electrical Landscape

1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks

1,00 Unit

2 Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan 1,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi air Bersih taman 1,00 Unit4 Pekerjaan Ground reservoar air bersih 1,00 Unit5 Pekerjaan Tandon Air 1,00 Unit6 Pekerjaan instalasi pengolahan limbah cair 1,00 Unit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

17

Page 18: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

(IPAL)

7Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat (Incenerator) 1,00 Unit

G Pekerjaan Landscape

1 Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir 1,00 Unit2 Pekerjaan Tata Taman 1,00 Unit3 Pekerjaan Saluran drainase permukaan 1,00 Unit

Kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak berupa kebisingan, debu,

peningkatan emisi gas buangan, sedimentasi, peningkatan aliran permukaan.

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material

konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja

yang bisa menimbulkan konflik sosial dengan masyarakat setempat. Selain itu

kegiatan ini juga memberikan dampak positif berupa lapangan kerja dan

kesempatan berusaha.

5) Tahap Operasi Rumah Sakit

a. Perekrutan tenaga kerja operasi

Tenaga kerja yang mendukung kegiatan operasional rumah sakit

diperkirakan 200 karyawan baik medis maupun non medis, dengan rincian

sebagai berikut :

1) Direktur Utama : 1 orang

2) Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Administrasi : 1 orang

3) Wakil Direktur Bidang Pelayanan Kesehatan : 1 orang

4) Wakil Direktur Bidang Rawat Inap : 1 orang

5) Dokter Ahli/Spesialis : 9 orang

6) Dokter Umum : 11 orang

7) Front Office : 20 orang

8) Perawat : 46 orang

9) Bidan : 15 orang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

18

Page 19: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

10) Tenaga Adminitrasi Rumah Sakit : 50 orang

11) Pantry dan Restaurant : 10 orang

12) Laundry + Engineering : 15 orang

13) Satpam : 20 orang

Kegiatan perekrutan ini dapat menimbulkan dampak positif maupun

negatif terhadap masyarakat lokal. Dampak positif berupa terbukanya

kesempatan kerja baru. Dampak negatif yang mungkin terjadi bahwa

kesempatan kerja yang ditawarkan dengan spesifikasi tertentu beresiko

terhadap tenaga kerja lokal yang tidak tersedia sesuai kebutuhan berupa

keresahan, kecemburuan dan bisa menimbulkan konflik sosial.

b. Pengoperasian rumah sakit, meliputi :

1) Instalasi Rawat Jalan

Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan,

pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-

masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat

untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.

Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan

cair serta sampah non medis.

2) Instalasi Gawat Darurat.

Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan

terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Kegiatan

ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta

sampah non medis, juga peningkatan kebisingan.

3) Instalasi Rawat Inap.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

19

Page 20: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24

jam (pasien menginap di rumah sakit). Kegiatan ini menimbulkan dampak

peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

4) Instalasi Perawatan Intensif (Intensive Care Unit = ICU).

Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah

operasi berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan

pemantauan secara intensif dan tindakan segera. Kegiatan ini menimbulkan

dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

5) Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan

gangguan kesehatan reproduksi. Kegiatan ini menimbulkan dampak

peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

6) Instalasi Bedah.

Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk

melakukan tindakan pembedahan/operasi secara elektif maupun akurat,

yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Kegiatan ini

menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta

sampah non medis.

7) Instalasi Farmasi.

Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat

paten serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat. Kegiatan ini

menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta

sampah non medis.

8) Instalasi Radiodiagnostik dan Radioterapi.

Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan

menggunakan energi radioaktif seperti sinar gamma, berkas elektron, foton,

proton dan neutron dalam proses diagnosis dan pengobatan penyakit.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

20

Page 21: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Kegiatan ini menimbulkan dampak berupa peningkatan sampah medis, non

medis dan limbah radioaktif. Karena alasan adanya radiasi bahan radioaktif,

maka desain ruangan untuk instalasi tersebut dirancang secara khusus

sesuai dengan standar yang berlaku sebagaimana yang ada dalam gambar

rencana.

9) Unit Hemodialisa

Fasilitas ini digunakan sebagai tempat pasien melakukan cuci darah.

Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan

cair serta sampah non medis.

10) Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD/ Central Supply Sterilization

Departement)

Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply Department = CSSD).

Fasilitas untuk mensterilkan instrumen, linen, bahan perbekalan. Kegiatan

ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta

sampah non medis.

11) Instalasi Laboratorium.

Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan

ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya). Kegiatan ini

berdampak pada peningkatan sampah medis maupun non medis, gas

buangan dan kebauan.

12) Instalasi Rehabilitasi Medik.

Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh

dan mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan / berkurangnya

fungsi tersebut. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah

medis padat dan cair serta sampah non medis.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

21

Page 22: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

13) Bagian Administrasi dan Manajemen

Suatu unit dalam rumah sakit yang merupakan tempat melaksanakan

kegiatan administrasi pengelolaan/manajemen rumah sakit serta tempat

melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri,

riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang

diterapkan secara terpusat/sentral. Kegiatan ini berdampak pada

peningkatan sampah non medis.

14) Instalasi Pemulasaran Jenazah dan Forensik.

Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil

oleh keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan

forensik. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis

padat dan cair serta sampah non medis.

15) Instalasi Gizi/Dapur.

Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi

kegiatan pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan

penyajian makanan-minuman. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan

sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan, limbah padat

dan cair.

16) Instalasi Cuci (Laundry).

Fasilitas untuk melakukan pencucian linen rumah sakit. Kegiatan ini

menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta

sampah non medis.

17) Bengkel Mekanikal dan Elektrikal (Workshop)

Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap

komponen-komponen sarana, prasarana dan peralatan medik. Kegiatan ini

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

22

Page 23: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

menimbulkan dampak peningkatan sampah non medis padat dan cair serta

kebisingan.

18) Instalasi Air Bersih

Angka kebutuhan air bersih Rumah Sakit Siloam diprediksi berdasarkan

standar kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan sesuai ketentuan DirJen

Cipta Karya (200 ltr/org/hr untuk pasien rumah sakit), karyawan dan

pengunjung 30 ltr/org/hr, dan rata-rata tingkat hunian rumah sakit dalam

wilayah Kota Kupang tahun 2012. Perhitungan kebutuhan air bersih untuk

Rumah Sakit Siloam dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih untuk Rumah Sakit

No. Jenis Layanan OrangFasilitas / Peralatan

Pemakaian Air (ltr/hr)

Jumlah Kebubutuhan

Air (ltr/hr)

1. Pasien Rawat Inap 233 - 200 46.600,00

2. Tenaga Kerja Rumah Sakit 200 - 30 6.000,00

3. Non Rawat Inap (lain-lain) 90 - 30 2.700,00

4. Pengunjung (Non Pasien) 466 - 30 13.980,00

Jumlah 68.680,00

Kebutuhan air untuk perawatan gedung = 20% 13.736,00

Cadangan air untuk pemadam kebakaran = 5% 3.434,00

Cadangan Persediaan Air Bersih = 10% 6.868,00

Total Kebutuhan Air Bersih 92.718,00

Dari tabel diatas diperoleh total kebutuhan air bersih untuk aktivitas

harian Rumah Sakit Siloam sebesar 92.718,00 liter/hari atau 92,72 m3/hari

atau 3, 863 m3/jam. Sesuai dengan kebutuhan akan air bersih di atas, akan

dibangun reservoar bawah yang mampu menampung air sebesar 125 m3

dan reservoar atas dengan daya tampung sebesar 20 m3.

Dampak yang mungkin ditimbulkan dari pemanfaatan air bersih

berupa limbah cair.

19) Instalasi Pengelolaan Air Limbah

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

23

Page 24: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Dari jumlah pemanfaatan air bersih di atas diperkirakan 80% dari 92.72

m3/hr, maka akan terbuang sebagai air limbah, sehingga debit (Q) air

limbah atau limbah cair yang dihasilkan dalam satu hari = 74,176,00 m3/hr

atau 74,2 m3/hr atau 3,1 m3/jam. Untuk mengelola air limbah cair tersebut

diperlukan unit pengelolaan limbah cair dengan kapasitas sebesar 100

m3/hr, dengan teknologi sistem biofilter aerob dan anaerob, seperti dalam

gambar rencana. Kegiatan ini menimbulkan dampak negatif berupa limbah

padat. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan penyiraman taman dan kolam, juga dapat dipakai sebagai

cadangan untuk pemadam kebakaran.

20) Instalasi Pengelolaan Limbah Padat

Menurut SNI 3242 tahun 2008 tentang limbah padat/sampah untuk

pemukiman kota menunjukan bahwa rata-rata limbah padat per hari sebesar

5 ltr/org/hr atau sebesar 2,5 kg /hari. Berdasarkan standar tersebut, untuk

limbah padat rumah sakit diperkirakan 3 ltr/org/hr untuk sampah medis dan

2,5 ltr/org/hr untuk limbah non medis. Dengan demikian jumlah sampah

medis yang dihasilkan sebesar =356 x 3 ltr/org/hr = 1.095 ltr/hr atau =

1,095 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan medis). Sedangkan untuk

sampah non medis sebesar 343 x 2,5 ltr/org/hr = 857,5 ltr/hr atau = 0,8575

m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan non medis).

Untuk mengelola limbah padat medis tersebut di atas telah disiapkan 1 unit

incenerator medis tipe Maxpell dengan kapasitas 80 kg sampah / jam.

Sedangkan limbah padat non medis pengelolaannya bekerja sama dengan

Dinas Kebersihan Kota Kupang.

Dampak dari kegiatan pengelolaan limbah padat medis maupun non medis

berupa kebauan, polusi udara, gas buangan dari hasil pembakaran.

21) Tahap Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

24

Page 25: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang usia

layanan, meliputi pemeliharaan unit medis, non medis, sanitasi dan fasilitas

penunjang. Kegiatan ini menimbulkan dampak polusi udara, kebisingan,

kebauan, limbah cair dan limbah padat.

22) Power Suply

Agar dapat beroperasi secara maksimal, Rumah Sakit Siloam

membutuhkan suplay arus listrik dari PT PLN sebesar 1400 KVA. Untuk

menjaga kesinambungan operasi rumah sakit saat terjadi pemadaman

bergilir yang dilakukan PT PLN Persero Cabang Kupang maka disediakan

1 unit Genset Silent Type (sound proof) dengan daya terpasang 1400 KVA.

Dampak yang timbul dari instalasi dan operasinya berupa kebisingan,

polusi, ceceran oli, dan lain-lain.

23) Pemadam Kebakaran

Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, maka disediakan sarana

pemadam kebakaran berupa tabung gas untuk ruangan, 2 (dua) unit hydrant

di luar ruangan serta dilengkapi dengan sistem deteksi kebakaran dalam

gedung. Dampak yang timbul dari kegiatan ini adanya kebutuhan tambahan

tenaga kerja dengan keahlian khusus dan terhindar bahaya kebakaran pada

gedung rumah sakit.

6) Tahap Pasca Operasi

Potensi dampak lingkungan terkait pengalihan fungsi lahan dan pemutusan

hubungan kerja.

BAB III

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

25

Page 26: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

KONDISI UMUM RONA LINGKUNGAN AWAL

3.1 Aspek Fisik

3.1.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Lokasi Usaha

Rumah Sakit Siloam berlokasi di Kelurahan Fatululi RT: 17 RW: 05 Kecamatan

Oebobo Kota Kupang dengan batas-batas lokasi usaha dengan koordinat sebagai berikut :

Tabel 9. Batas-Batas Lokasi Usaha Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Titik Koordinat ( 0 )

KeteranganX Y

I 100 09’ 36,94” S 1230 36’ 40,98” E Selatan Lokasi

II 100 09’ 36,16” S 1230 36’ 42,83” E Selatan Lokasi

III 100 09’ 32,32” S 1230 36’ 41,05” E Utara Lokasi

IV 100 09’ 33,21” S 1230 36’ 39,27” E Utara Lokasi

Secara geografis Kota Kupang memiliki luas wilayah sebesar 180,27 Km2 atau 18.027 Ha.

Batas wilayah Kota Kupang diapit oleh wilayah Kabupaten Kupang dan Laut Teluk Kupang

yaitu pada Sebelah Utara, berbatasan dengan teluk Kupang, Sebelah Selatan, berbatasan

dengan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Sebelah Timur, berbatasan dengan

kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Sebelah Barat, berbatasan dengan

Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Batas wilayah administrasi Kota Kupang

dapat dilihat pada gambar 1.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

26

Page 27: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

27

Page 28: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

3.1.2 Topografi

Kondisi Kota Kupang secara geografis dapat dijelaskan, terletak pada dataran pantai pulau

Timor dengan topografi bergelombang dari arah timur ke barat dengan memiliki kemiringan

±10 % dan memiliki ketinggian tertinggi berkisar antara 150-300 m dan daerah terendah

berkisar antara 0-50 m dari permukaan laut.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

28

Page 29: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Gambar 2. Peta Topografi Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang3.1.3 Struktur Geologi Kota Kupang

Hampir seluruh Kota Kupang berada di atas bentang alam kars yang berpuncak

hampir datar, punggungan batu gamping mirip morfologi plato, yang memanjang

dengan arah utara-selatan. Di antara punggungan tersebut dibatasi oleh lembah sungai

yang landai-agak terjal.

Di sebelah barat Kota Kupang, seperti daerah antara Tenau dan Bolok, pung-

gungan tersebut mempunyai perbedaan ketinggian (elevasi) yang cukup besar dengan

dataran pantai di sebelah utaranya, dan di samping itu dibatasi oleh tebing yang agak

terjal hingga terjal. Sementara itu Praptisih (1996), mengemukakan bahwa batu gamping

terumbu koral di daerah Kota Kupang membentuk morfologi perbukitan memanjang

(hampir utara-selatan), seperti di daerah Tenau mempunyai ketinggian wilayah kira-kira

75 m dpl.

Pada bagian lereng dan lembah punggungan batu gamping di daerah Manulai-

Batuplat dan Kolhua, terdapat singkapan napal dan batu lempung (batuan yang berumur

lebih tua), diperkirakan karena daerah tersebut dilalui oleh sesar mendatar berarah utara-

selatan.

Perbukitan di dekat pelabuhan Tenau, morfologinya merupakan satu seri teras

yang terdiri dari tujuh teras dan satu teras modern yang mempunyai umur Plistosen

Akhir (Praptisih, 1996). Teras-teras tersebut lebarnya antara 30-100 m dengan tinggi

teras antara 2,8 - 72,5 m.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

29

Page 30: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Proses pembentukan teras adalah indikasi dari pengangkatan maupun pengaruh

sesar (baratlaut-tenggara) yang ada di daerah Tenau yang erat kaitannya dengan

dinamika tektonik.

Pedataran aluvium (pantai dan sungai), dari sebelah utara Kota Kupang meluas ke

arah timur hingga aliran sungai Matahitu dan Tilong, diperkirakan merupakan daerah

depresi akibat dari pengaruh sesar mendatar (dextral), yang arahnya hampir barat-timur.

Berdasarkan pengamatan terhadap sebaran jalur sesar, berturut-turut dari barat ke

timur, arahnya timurlaut-baratdaya, baratlaut- tenggara, hampir utara-selatan, dan di

bagian timur terdapat sesar yang arahnya baratlaut-tenggara. Jalur-jalur sesar tersebut

hampir melingkar dan menggambarkan bentuk konsentrik, yang mengindikasi suatu

bentuk cekungan, mencakup daerah Bakunase, Naikolan dan Sikumana (Kecamatan

Oebobo dan Maulafa). Di daerah tersebut dijumpai endapan lempung hitam, ciri khas

endapan danau, sehingga merupakan cekungan dari dolina/kompleks dolina atau telaga.

Di bagian barat daerah cekungan, dari Kota Kupang ke arah selatan melalui

Manulai, terdapat jalur sesar mendatar (sinistral) yang berarah hampir utara-selatan.

Jalur sesar tersebut membentuk pematang bukit dan diperkirakan merupakan batas dari

cekungan tersebut menyebabkan tersingkapnya napal dan batu lempung ke permukaan.

Akibatnya lebuh jauh adalah daerah tersebut mudah terjadi erosi dan gerakan tanah yang

intensif.

Dari kenampakan di lapangan, semakin ke arah timur, wilayah Kecamatan Kelapa

Lima, batu gamping telah mengalami pelapukan cukup lanjut, sehingga tertutup oleh

tanah pelapukan (terarosa) yang tebal, dan di banyak tempat pada lembah terdapat bahan

rombakan maupun sisa erosi.

3.1.4 Kondisi Geoteknik Lokasi Rencana Pembangunan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

30

Page 31: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Penyebaran batuan di daerah telitian (coverage area rencana Rumah Sakit Siloam)

merupakan endapan batuan sediment berapa berupa batu gamping dengan sisipan napal,

breksi dan lanau, tufa yang berselingan dengan batugamping pasiran. Tufa berselingan

dengan batu gamping berwarna putih , berbutir halus, keras, menyudut sampai menyudut

tanggungm serta Napal berwarna kecoklatan, berbutir halus, padat.

3.1.5. Kondisi Geoteknik dan Mekanika Tanah.

Untuk mengetahui kondisi geoteknik lapisan tanah (sub soil) di lokasi rencana

dilakukan dengan pengeboran inti (core drill), pengujian penetrasistatis pada beberapa

titik di lokasi rencana. Disamping itu dilakukan juga pengambilan beberapa contoh

tanah untuk diuji di laboratorium Tanah Politeknik Undana Kupang.

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, diketahui lapisan tanah di lokasi rencana

Pembangunan Rumah Sakit Siloam dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian lapisan yang

secara fisik nampak adanya perbedaan.

Lapisan pertama terdiri dari top soil, dengan campuran lanau kelempungan abu-

abu pekat mengandung fargmengamping coral, serta bahan sisa pelapukan tumbuh-

tumbuhan (organic soft soil). Konsistensi dari adanya unsur organic soft soil, dan

sejumlah mineral lempung dalam tanah permukaan di lokasi tidak akan berpengaruh

terhadap karakteristik teknis tanah terhadap perubahan cuaca, ketebalan lapisan ini

bervariasi antara 0.0 m sampai 0,80 m.

Lapisan kedua terdiri dari batu gamping berwarna putih kompak dengan ketebalan

bervariasi antara 10.00 – 20.00 m.

Pada umumnya lapisan ini terbentuk pada jaman plitosenakhir sehingga

terkonsolidasi sangat baik.

3.1.6. Hasil Penyelidikan Tanah

a. Bor Log.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

31

Page 32: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Penampang stratigrafi hasil penyelidikan tanah dengan menggunakan core drill

di sejumlah titik dalam kawasan rencana diketahui relativ seragam sampai pada

kedalaman 10.00 m, dengan nilai N-SPT berkisar antara 50 – 58. seperti pada

lampiran hasil Soil investigation Report.

b. Hasil Penyelidikan Laboratorium

Dari hasil penyelidikan laboratorium terhadap sejumlah sampel yang di ambil dari

lokasi rencana diketahui secara teknis kondisi tanah/batuan di lokasi rencana sangat

kompak dan mampu mendukung mendukung beban konstruksi multi storeys, hal ini

terlihat dari nilai daya dukung tanah yang di peroleh, yakni berkisar antara 17.00

kg/cm2 sampai 25.00 kg/cm2. seperti pada lampiran hasil Soil investigation

Report.

3.1.7. Kegempaan di Kota Kupang

Keberadaan struktur geologi Kota Kupang tidak dapat dipisahkan dengan proses

tektonik yang sedang berlangsung. Indikasinya adalah batuan yang terlipat, sesar

mendatar, sesar normal, dan sesar naik, (Rosidi, dan Tjokrosapoetro, 1979). Diduga

keberadaan punggungan yang berpuncak hampir datar tersebut merupakan sumbu

lipatan maupun jalur sesar.

Jalur sesar tersebut memanjang dari wilayah sebelah timur (di luar Kota Kupang)

hingga Tanjung Oesapa dan daerah pantai Kota Kupang. Wilayah ini akan semakin tidak

stabil, terlebih lagi apabila sesar mendatar (dextral) tersebut merupakan sesar aktif yang

memungkinkan terakumulasinya pusat gempa. Seperti halnya kejadian gempa bumi

tahun 1976 dan 1978, teridentifikasi adanya retakan di permukaan akibat dari

pengangkatan dan penurunan tegak di wilayah tersebut (Rosidi, dan Tjokrosapoetro,

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

32

Page 33: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

1979). Maka pertimbangan konstruksi tahan gempa untuk pekerjaan ini sangat berkaitan

dengan aktivitas gempa bumi yang harus dipertimbangkan secara serius.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

33

Page 34: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Gambar 3. Posisi titik-titik penyelidikan tanah di lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

34

Page 35: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Gambar 4. Grafik Stratigrafi hasil Core drill (deep boring) Geoteknik di Lokasi Rumah Sakit Siloam

Tabel 10. Summary test result soil properties Tanah dari lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang (Lab Politeknik Undana, 2012)

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

35

Page 36: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

36

Page 37: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Gambar 5. Struktur Geologi Lingkungan Kota Kupang dalam satuan batuan 3.1.8. Sistem Keamanan Kebakaran Pada Gedung Rumah Sakit Siloam Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

37

Page 38: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Sistem keamanan kebakaran pada gedung adalah suatu cara yang digunakan untuk

dapat mencegah dan menanggulangi masalah kritis bila terjadi kebakaran pada gedung

Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.

Jenis-Jenis sistem keamanan gedung yang digunakan untuk menanggulangi

terjadinya kebakaran pada bangunan gedung Rumah Sakit Siloam sebagai berikut :

1. Unit Tabung Pemadam Kebakaran

Unit tabung pemadam kebakaran adalah unit pemadam kebakaran yang

terbuat dari tabung kecil yang terisi dengan gas dan digunakan untuk kebakaran-

kebakaran kecil yang dibuat dari bahan-bahan kimia. Tabung pemadam kebakaran

di letakkan pada tempat yang mudah terlihat dan mudah dicapai.

2. Fire Hydrant (hidran pemadam kebakaran)

Fire hydrant adalah alat pemadam kebakaran, dimana pada hydrant terdapat

selang hydrant yang panjangnya 30 meter dengan tekanan air sejauh 5 meter.

Hydrant dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu hydrant gedung, hydrant halaman

dan hydrant kota.

Berdasarkan nama hydrant, maka hydrant gedung adalah hydrant yang

perletakannya di dalam gedung. Hydrant halaman adalah hydrant yang

perletakannya di halaman suatu lokasi gedung. Dan hydrant perkotaan adalah

hydrant yang hampir sama dengan hydrant halaman namun hydrant kota memiliki

dua sampai tiga selang kebakaran. Dan juga perletakannya berada di titik-titik

tertentu perkotaan yang memungkinkan unit pemadam kebakaran suatu kota

mengambil cadangan air.

Komponen hydrant kebakaran terdiri dari sumber air, pompa-pompa

kebakaran, selang kebakaran, penyambung dan perlengkapan lainnya.

Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada hydrant dapat pula

dinyatakan dengan rumus :

a. Jumlah hydrant

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

38

Page 39: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Hydrant bangunan : 1 unit / 800 m2

Dimana :

L bangunan = Luas bangunan dalam satuan m2.

b. Kebutuhan air pada sebuah hydrant bangunan gedung

1 unit hydrant : 400 liter/menit

Kebutuhan air = Σ hydrant x 400 liter/menit

Untuk hydrant kebakaran, diperlukan persyaratan teknis sesuai ketentuan

sebagai berikut :

1. Sumber persediaan air untuk hydrant harus di perhitungkan untuk pemakaian

selama 30 menit.

2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran

listrik tersendiri dan memiliki sumber daya listrik darurat.

3. Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat

dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30 meter.

4. Harus di sediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari

Barisan/Unit pemadam kebakaran.

5. Semua peralatan hydrant harus dicat dengan warna merah.

Adapun pemasangan hydrant kebakaran juga memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1. Pipa pemancar sudah harus terpasang pada selang kebakaran

2. Hydrant bangunan yang menggunakan pipa tegak (riser) ukuran 6 inci (15

cm) harus dilengkapi dengan kopling outlet dengan diameter 2,5 inci yang

bentuk dan ukurnnya sama dengan kopling dari barisan/unit pemadam

kebakaran dan ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai oleh petugas

pemadam kebakaran.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

39

Page 40: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

3. Hydrant halaman harus di sambungkan dengan pipa induk dengan ukuran

diameter minimum 6 inci (15 cm) dan mampu mengalirkan air 1000

liter/menit. Maksimal jarak antara hydrant adalah 200 meter dan penempatan

hydrant harus mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran.

3. Sprinkler

Spinkler adalah suatu alat semacam nozzle (penyemprot) yang dapat

memancarkan air secara pengabutan (Fog) dan bekerja secara otomatis. Sprinkler

juga merupakan sistem keamanan kebakaran yang digunakan di gedung untuk

memberikan peringatan dini pada penghuni atau pengujung gedung tersebut saat

terjadi kebakaran, meskipun tidak digunakan terus menerus namun alat ini berfungsi

sebagai pemberi tanda agar agar barisan pemadam kebakaran dapat segerah

menanggulangi kebakaran yang terjadi.

Ada beberapa jenis sprinkler, diantaranya yang sering digunakan adalah

sprinkler tabung dan sprinkler segel. Perletakan sprinkler biasanya di pasang pada

plafon ruangan, di pasang juga pada ruangan-ruangan yang isinya mahal, sprinkler

juga bekerja jika ruangan mencapai suhu panas tertentu, dengan thermostat

sprinkler akan membuka dan menyemprotkan air.

Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada sprinkler dapat dinyatakan

dengan rumus :

a. Jumlah sprinkler

Area 1 head : 25 m2

1 zone : 16 unit

b. Kebutuhan air

1 zone : 80 liter

Kebutuhan air = Σ sprinkler x 80 liter.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

40

Page 41: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Pada saat sprinkler bekerja maka, tekanan air dalam pipa akan menurun

dan sensor otomatis akan memberikan tanda bahaya (alarm) dan lokasi yang

terbakar akan terlihat pada panel pengembalian kebakaran. Meskipun sistem

sprinkler tidak perna aktif dalam jangka waktu yang cukup panjang, namun

sistem tersebut harus ada dalam keadan siap sehingga bila sewaktu-waktu

terjadi kebakaran tidak mengalami permasalahan.

c. Susunan pipa cabang sprinkler

1) Susunan cabang tunggal dengan kepala sprinkler dan pemasokan air di

tengah.

2) Susunan cabang tunggal dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di

ujung.

3) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di

tengah.

4) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di

ujung.

4. Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya Kebakaran

Berdasarkan SNI 03-1736-2000 bangunan ini dilengkapi dengan sistem tanda

bahaya jika terjadi kebakaran yang panel induknya berada dalam ruang pengendali

kebakaran, sedangkan sub panelnya dipasang di setiap lantai berdekatan dengan

kotak hidran (lihat skema instalasi kebakaran). Pengoperasian tanda bahayanya

dapat dilakukan secara manual dengan cara memecahkan kaca tombol saklar tanda

kebakaran atau bekerja secara otomatis, dimana tanda bahaya kebakaran

dihubungkan dengan sistem detektor (detektor asap atau panas) atau sistem

Sprinkler.

5. Tangga Darurat

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

41

Page 42: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Pada bangunan ini dilengkapi dengan 2 (dua) tangga darurat di sisi kiri-kanan

gedung, yang berfungsi untuk mengevakuasi seluruh orang dalam gedung dengan

cepat pada saat terjadi kebakaran. Tangga kebakaran ini langsung berhubungan

dengan udara luar baik dari lantai dasar sampai atap gedung. Untuk jelasnya dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

42

Page 43: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Gambar 6. Skema sistem Hydrant Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3.2 Iklim dan Cuaca

Karakteristik iklim pada wilayah Kota Kupang, yaitu iklim kering yang dipengaruhi

oleh angin Monsoon dengan hujan pendek (rata-rata 3 bulan per tahun) sekitar bulan

November sampai Maret, dengan memiliki suhu udara berkisar antara 20,10C sampai

dengan 310C. Sedangkan bulan April sampai dengan awal Bulan November sebagai musim

kering dengan suhu udara relatif panas berkisar antara 29,10C sampai dengan 340C. Dan

suhu udara rata-rata kota kupang sekitar 26,980C.

Gambaran pola iklim dan curah hujan pada wilayah Kota Kupang seperti terlihat

pada table 11.

Tabel 11. Rata-Rata curah hujan kota Kupang menurut bulan dari tahun 2008 - 2011

No BulanCurah Hujan (mm)

2008 2009 2010 2011

1 Januari 564 554 598,3 509,2

2 Pebruari 1167 454 208,3 316,5

3 Maret 230 105 132,7 380,4

4 April 109 3 179 236,6

5 Mei 0 40 124 50,1

6 Juni 0 0 10 0

7 Juli 0 2 2 7,5

8 Agustus 0 0 34,1 0

9 September 0 0 27,6 0

10 Oktober 50 0 109,4 21,4

11 Nopember 589 205 33,1 104,5

12 Desember 1112 556 262,2 299,4Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 12. Rata-rata Temperatur Udara Kota Kupang menurut bulan, dari tahun 2008 - 2011No Bulan Temperatur Udara (oC)

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

43

Page 44: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

2008 2009 2010 2011

1 Januari 27,4 27,4 26,9 26,5

2 Pebruari 26,9 26,3 27,9 26,7

3 Maret 26,7 26,4 27,5 26,3

4 April 27,2 26,9 27,6 26,3

5 Mei 27,4 27,0 27,6 26,1

6 Juni 26,2 25,3 26,7 24,2

7 Juli 25,3 24,3 26,6 25,5

8 Agustus 25,7 25,3 26,6 25,6

9 September 26,7 26,7 28,2 26,9

10 October 28,5 29,6 28,5 29,4

11 Nopember 28,9 29,2 29,0 28,7

12 Desember 28,0 26,9 27,3 27,3Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 13. Persentase Penyinaran Matahari Kota Kupang menurut Bulan, Tahun 2008 – 2011

No BulanPersentase Penyinaran Matahari

2008 2009 2010 2011

1 Januari 47 51 54 29

2 Pebruari 24 35 73 57

3 Maret 42 73 79 52

4 April 69 95 78 53

5 Mei 78 85 71 89

6 Juni 73 95 89 97

7 Juli 78 92 85 89

8 Agustus 78 91 92 98

9 September 77 98 82 99

10 Oktober 74 98 78 90

11 Nopember 60 81 86 89

12 Desember 36 70 44 60Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 14. Rata-rata Kecepatan dan Arah Angin Kota Kupang Tahun 2008 - 2011

No BulanArah dan Kecepatan Angin (knots)

2008 2009 2010 2011

1 Januari 4 Nw 6 Nw 4 Nw 4 Nw

2 Pebruari 6 Nw 6 Nw 3 Nw 4 Nw

3 Maret 6 Nw 4 Nw 2 Nw 2 Nw

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

44

Page 45: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

4 April 4 E 6 Nw 3 Nw 4 Se

5 Mei 8 Se 8 Se 5 Se/e 3 Se

6 Juni 6 Se 8 Se 8 Se/e 6 Se

7 Juli 10 Se 10 Se 9 Se/e 8 Se

8 Agustus 10 Se 11 Se 8 Se/e 6 Se

9 September 8 Se 9 Se 7 Se/e 6 Se

10 October 8 E 10 Nw 6 Nw 9 Se

11 Nopember 6 Nw 7 Nw 3 Nw 5 Nw

12 Desember 7 Nw 8 Nw 3 Nw 8 NwSumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

45

Page 46: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

3.3 Rencana Struktur Kota Kupang

Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2003-2013,

Kota Kupang dibagi menjadi 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota (BWK) sebagai berikut:

1 BWK I : Kawasan Kota Lama, Pusat BWK ini berada di Kelurahan Oebobo pada

persimpangan jalan Herewila dengan jalan Soeprapto.

2 BWK II: Kawasan Pemerintahan, Pusat BWK ini berada dalam kawasan

Kelurahan Oebufu yang didominasi oleh kegiatan pemerintahan dan direncanakan

sebagai Lokasi Pusat Kota yang baru,

3 BWK III: Kawasan Perdagangan, BWK ini terletak di kawasan Timur Kota

Kupang dan merupakan pintu gerbang Kota Kupang. Pusat BWK terletak di

Kelurahan Liliba.

4 BWK IV: Kawasan Pengembangan Industri dan Pelabuhan, Wilayah ini pusatnya

berada di kawasan Kelurahan Alak dan merupakan kawasan paling Barat Kota

Kupang. Dominasi kegiatan adalah industri (berat), Pelabuhan dan pergudangan.

5 BWK V: Kawasan Pengembangan Permukiman, Pusat BWK ini terletak di

kawasan Kelurahan Maulafa dan berfungsi sebagai kawasan pengembangan

permukiman.

6 BWK VI: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak di kawasan

Kelurahan Manulai dan Kelurahan Naioni dan merupakan BWK yang terletak di

bagian Selatan Kota Kupang.

7 BWK VII: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak berdampingan

dengan BWK VI dan terletak di Kelurahan Belo dan Kelurahan Fatukoa. (Sumber

Review RT RW Kota Kupang, 2005). Bagian wilayah Kota Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

46

Page 47: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

47

Page 48: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Gambar 7. Peta peruntukan penggunaan lahan Kota Kupang

3.4 Sumber Air Bersih

Pada saat ini sumber daya air yang umum dimanfaatkan untuk kebutuhan

pelayanan air bersih bagi kebutuhan Kota Kupang diambil dari sumber mata air yang

keluar pada beberapa wilayah, dialirkan dan ditampung pada reservoir dengan

ketinggian tertentu lalu didistribusikan secara gravitasi. Namun kenyataannya akhir-

akhir ini sumber-sumber air yang biasa dipakai untuk melayani penduduk Kota

Kupang mengalami penurunan debit yang besar antara 60% - 70% seperti mata air

baumata dari 75 ltr/dtk turun menjadi 18 – 20 ltr/dtk.

Tabel 15. Potensi Debit Air Permukaan Tersedia Untuk Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang

No Sumber Air Mata Air Debit Musim Hujan Debit Musim Kemarau

1 M.a Oeba 261 40

2 M.a Dendeng 20,3 10

3 Kali Dendeng 890 50

4 M.a Oepura 118 25

5 M.a Kolhua 35,5 15

6 Kali Kolhua 50 7

7 M.a Haukoto 17,8 1

8 M.a Amnesi 120,5 20

9 M.a Air Sagu II 174,8 35

10 M.a Oefeu 0 0

11 Kali Sembunyi 317 15

12 M.a Oetona 4,22 4

13 M.a kali sembunyi 1,2 0

14 Kali Fatukoa 760 60

15 M.Air labat 323 20

16 M.a Kali Fatukoa 12,02 1

17 M.a Air Lobang 26,8 15

18 Air Sagu (PDAM) 150 30

19 Air Nona 110 10

Total Debit 3.355,01 235.00Sumber: Laporan Masterplan air bersih Kota Kupang tahun 2006

Dengan menipisnya potensi sumber air yang ada, maka saat ini 90 % kebutuhan

air bersih Kota Kupang memanfaatkan potensi air tanah (Dinas Pertambangan dan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

48

Page 49: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Energi Kota Kupang 2007) mengunakan sumur bor yang tersebar di beberapa cekungan

air tanah.

Cekungan air tanah di Kota Kupang dan sekitarnya menurut Laporan Akhir

Penelitian Potensi Pengembangan Pengelolan dan Zonasi Air tanah di Kota Kupang

(2007) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu Cekungan Air Tanah Bolok

– Alak – Tenau - Namosain, Cekungan Air Tanah Tabun - Sikumana - Bello, Cekungan

Air Tanah Oebufu -nOebobo, Cekungan Air Tanah Pasir Panjang – Liliba – Oesapa -

Tarus, Cekungan Air Tanah Penfui dan Cekungan Air Tanah Baumata. Pada Cekungan

Air Tanah Bolok – Alak - Tenau - Namosain, potensi air tanah yang dapat diambil dari

daerah cekungan ini adalah 2,9 x 106 m3/tahun.

Cekungan air tanah ini dapat dibedakan lagi menjadi sub cekungan Namosain

dengan potensi air tanah yang dapat diambil adalah 19 ltr/dtk dengan pemompaan

selama 24 jam non stop selama setahun, sub cekungan Tenau Alak dengan potensi air

tanah yang dapat diambil pada sub cekungan Alak - Tenau adalah 107.66 ltr/dtk dengan

pemompaan selama 24 jam non stop selama setahun, dan sub cekungan Bolok yang

berada dalam wilayah Kabupaten Kupang.

Berdasarkan data dari hasil penelitian potensi air tanah di Kota kupang tahun

2007, terdapat sebanyak 3100 sumur gali, dan 74 sumur bor tersebar di sekitar Kota

Kupang.

Beberapa data potensi air tanah yang ada di kota kupang yang dikelolah oleh

PDAM Kab Kupang dan UPTD Kota Kupang, seperti tabel dibawah ini.

Tabel 16. Data potensi air tanah tersedia di kota kupang yang di kelola oleh PDAM Kabupaten dan UPTD Kota Kupang.

No. Sumur

Pemilik/Pengelolah

Elevasi (m)Debit maks

(ltr/dtk)Debit pakai

(ltr/dtk)12 PDAM Kab 67 31 15

3 PDAM Kab 171 30 10

11 PDAM Kab 76 30 15

34 PDAM Kab 76 20 15

4 UPTD Kota 171 30 10

29 UPTD Kota 27 30 6

63 UPTD Kota 188 26 7

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

49

Page 50: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

33 UPTD Kota 72 25 7,5

9 UPTD Kota 61 16 6

19 UPTD Kota 46 15 5

24 PDAM 29 15 2,5

41 UPTD Kota 26 15 6

42 PDAM 60 15 10

44 PDAM 47 15 10

45 UPTD Kota 40 15 5

160 PDAM 60 15 10

1 PDAM 261 12 10

46 Rujab Walikota 37 10 2,5

46 UPTD Kota 32 10 7,5

48 UPTD Kota 60 10 6

49 PDAM 113 10 6

136 UPTD Kota 67 5 2,5

41 Bundaran PU 67 2,5 0

66 Belo 311 27 7

Sedangkan sumur bor lainnya merupakan milik perorangan maupun instansi yang

dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri.

3.4.1 Kondisi awal Air

Air bersih untuk kebutuhan Rumah Sakit Siloam direncanakan disuplai dari Air

Bor Oesapa dan Air Bor Oebobo. Adapun alasan dan perkiraan akan kebutuhan air

dari kedua sumber air di atas, jika Rumah Sakit Siloam beroperasi maksimal adalah

sebagai berikut :

a. Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk beberapa Hotel di Kota Kupang selama

ini, yakni Hotel Kristal, Hotel The Santosa, Restoran Nelayan dan Rumah Sakit

Mamami adalah bersumber dari Air Bor Oesapa, sedangkan Air Bor Oebobo

dipilih sebagai sumber air untuk Rumah Sakit Siloam hanya karena letaknya

dekat. Karena itu, identifikasi kondisi awal kualitas air, terutama kualitas air

bersih yang direncakan untuk mensuplai kebutuhan Rumah Sakit, yakni Air Bor

Oesapa dan Air Bor Oebobo.

b. Karena letak Rumah Sakit Siloam yang akan dibangun, yakni di lokasi Pameran

Fatululi (Kota Kupang) yang secara topografis berada di ketinggian, sehingga

pilihan sumur pantau untuk memantau kegiatan Rumah sakit, yakni sumur yang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

50

Page 51: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

berada pada titik yang lebih rendah (dengan asumsi di titik tersebut sebagai

limpasan air bawah tanah), yakni pada sumur bor sebelah barat Inaboi.

Meskipun demikian, pemantauan terhadap kualitas air limbah Rumah sakit,

secara periodik akan dipantau pada Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).

Untuk kebutuhan konstruksi dan operasi rumah sakit, pihak pemrakarasa

memanfaatkan air tangki yang diambil dari sumur bor dalam wilayah kota

Kupang. Sedangkan sumur pantau adalah sumur bor Inaboi yang letaknya di

sebelah barat Hotel Inaboi Kupang. Adapun kondisi awal kualitas air seperti yang

tercantum di bawah ini :

Pemeriksaan Fisik Air :

a. Suhu air

Data pengukuran suhu air dari ketiga sampel air dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Hasil Pemeriksaan Suhu Air

NoJenis

PemeriksaanNama Sampel

Hasil Pemeriksaan ( O C )

Standar( O C )

1 Suhu air Air Sumur Bor Oesapa 30,4 27

2 Suhu air Air Sumur Bor Oebobo 30,7 27

3 Suhu Air Air Sumur Bor (Inaboi) 31,6 27

Sumber : Hasil analisis Lab Lingkungan BLHD Provinsi NTT , Tahun 2012.

Suhu air yang semakin tinggi menyebabkan sedikit oksigen yang terlarut di

dalamnya.

b. Tingkat keasaman /basa (pH)

Tabel 18. Hasil Pemeriksaan tingkat keasaman (pH) Air

No Jenis Pemeriksaan Nama SampelHasil

PemeriksaanpH

Baku Mutu pH Air.

1 Tingkat Keasaman Air Bor Oesapa 7,0 6 – 9

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

51

Page 52: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

2 Tingkat KeasamanAir Bor Oebobo

7,66 – 9

3 Tingkat Keasaman Air Bor Inaboi 7,26 - 9

Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

Nilai pH air sebagai sampel sebesar 7 dan 7,1 masih dalam ambang batas

baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 6 – 9 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

82 Tahun 2001. Air dengan pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam

dan sebaliknya bila lebih tinggi akan bersifat basa.

c. Bau dan rasa air

Analisis dengan pendekatan sensorik terhadap bau dan rasa air menunjukkan

bahwa air tidak berbau, dan berasa tawar atau normal.

d. Total Suspended Solids (TSS) dan Kekeruhan.

Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids atau TSS) adalah bahan-

bahan yang tersuspensi (diameter > 1 µm) yang tertahan pada saringan

millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri dari lumpur dan pasir

halus serta jasad-jasad renik, terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah

atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Nilai TSS air dapat dilihat pada

tabel 19.

Tabel 19. Hasil Pemeriksaan TSS air.

NoJenis

PemeriksaanNama Sampel

Hasil

Pemeriksaan

(mg/liter)

Standar

(mg/liter)

1 TSS Air Bor Oesapa 1 Max. 50

2 TSS Air Bor Oebobo 1 Max. 50

3 TSS Air Bor Inaboi 1 Max. 50

Sumber : Data hasil analisa Lab Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

52

Page 53: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Tingkat kekeruhan air yang terukur dapat dibaca pada tabel di tabel 20.

Tabel 20. Analisa Tingkat Kekeruhan Air

No Jenis Pemeriksaan Nama SampelHasil

Pemeriksaan (NTU)

Standar(NTU)

1 Tkt kekeruhan Air Bor Oesapa 4 Max. 25

2 Tingkat kekeruhan Air Bor Oebobo 6 Max. 25

3 Tingkat kekeruhan Air Bor Inaboi 4 Max. 25

Sumber : Hasil Analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

e. Kesadahan Total

Kesadahan merupakan jumlah ion Ca dan Mg yang bersenyawa dengan

karbonat yang terdapat di perairan. Kesadahan terbagi atas 2, yaitu kesadahan

sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara dapat dihilangkan

dengan jalan pendidihan sedangkan kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan

dengan cara pedidihan. Karena lokasi kegiatan berdiri di atas tanah yang

terbentuk dari batuan khas yang kaya akan mineral seperti Ca dan Mg maka

variabel ini ditambahkan sebagai data pendukung yang dapat dijadikan sebagai

acuan dalam pemanfaatan air baku air minum yang bersumber dari air sumur

bor yang tersedia. Air baku air minum adalah air yang dapat diolah menjadi

air yang layak sebagai air minum dengan pengolahan secara tradisional melalui

cara filtrasi, disenfikasi dan dididihkan.

Tabel 21. Hasil pemeriksaan kesadahan total air

No Jenis Pemeriksaan Nama SampelHasil Pemeriksaan

(mg/l)Standar(mg/l)

1 Kesadahan total Air Bor Oesapa 219 Max. 500

2 Kesadahan total Air Bor Oebobo 268 Max. 500

3. Kesadahan Total. Air Bor Inaboi 234 Max. 500

Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

f. Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD)

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

53

Page 54: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Dari hasil analisa air sebagai data awal, BOD dan COD air masih dalam

ambang batas seperti terbaca pada tabel, artinya tingkatan pencemaran oleh

bahan organik dalam air masih dalam ambang kemampuan mikroorganisme

untuk mengurai.

Tabel 22. Hasil Pemeriksaan kadar BOD dan COD air.

NoJenis

PemeriksaanNama Sampel Hasil Pemeriksaan

(mg/l)Standar(mg/l)

1 BOD Air Bor Oesapa 0,8 Max 2

2 BOD Air Bor Oebobo 0,8 Max 2

3 BOD Air Bor Inaboi 1,61 Max 2

4 COD Air Bor Inaboi 5,166 Max 10

Sumber : Data hasil analisa Lab Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

g. Komponen Bakteriologi (E. Coli dan Total Coliform)

Pengamatan coli fecal dan total coliform dilakukan terhadap sampel air baku

yang diambil pada titik yang ditetapkan untuk pengamatan kualitas air awal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 907.Menkes/SK/VII/2002 serta PP No. 82 Tahun 2001.

Tabel 23. Hasil Pemeriksaan E. Coli dan total Coliform air.

NoJenis

PemeriksaanNama Sampel

Hasil Pemeriksaan (MPN/100 ml)

Standar(MPN/100 ml)

1

2

3

E. Coli

E. Coli

E. coli

Air Bor Oesapa

Air Boir Oebobo

Air Bor Inaboi

0

0

0

100

4

5

6

Coliform

Coliform

Coliform

Air Bor Oesapa

Air Bor Oebobo

Air Bor Inaboi

0

1200

0

1000

Sumber : Data hasil analisa Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

54

Page 55: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Dari data hasil analisis mikrobiologi di atas, merekomendasikan bahwa

air bor Oebobo belum layak untuk digunakan sebagi sumber air bagi

pemenuhan kebutuhan air di Rumah Sakit Siloam, karena jumlah coliform

total-nya lebih besar dari baku mutu air yakni 1200 MPN dalam 100 mL air.

(Baku Standard PP 82 Tahun 2001, 1000 MPN/100 mL air ).

h. Pemeriksaan logam berat

Hasil pengukuran logam berat dalam ketiga sampel air (Air Bor Oesapa,

Air Bor Oebobo dan Air Bor Inaboi) dapat dibaca pada tabel di bawah ini :

Kadar logam Cd, Pb dan Fe pada masing-masing sample air masih memenuhi

Baku Mutu menurut PP Nomor : 82 Tahun 2001.

Tabel 24. Hasil Pemeriksaan logam berat.

Jenis logam berat

Konsentasi (mg/L) Baku Mutu menurut PP 82 Tahun 2001

(mg/L)Air Bor Oesapa

Air Bor Oebobo

Air Bor Inaboi

Cd 0,0141 0,0018 0,0123 0,01

Pb 0,2478 -0,0413 0,2891 0,03

Fe -0,1746 -0,1116 0,0970 0,3Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

i. Pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak

Hasil pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak dapat dilihat pada

tabel 25.

Tabel 25. Hasil Pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak

Jenis ion

Konsentasi (mg/L) Baku Mutu menurut PP 82

Tahun 2001 (mg/L)

Air Bor Oesapa

Air Bor Oebobo

Air Bor Inaboi

Nitrat ( NO3-) 0,030 0,030 0,030 10

Nitrit ( NO2- ) 0,057 0,007 0,017 0,06

Amoniak (NH3) 0,140 0,05 0,04 0,5Sumber : Hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

Kadar Ion Nitrat ( NO3-), Nitrit (NO2

- ) dan Amoniak, pada ketiga sumber air

tersebut di atas menggambarkan kualitas air masih normal artinya masih

dibawah baku mutu.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

55

Page 56: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

3.4.2 Drainase Permukaan Kawasan

Dengan adanya rencana pembanguan Rumah sakit serta jangka panjang

adalah pembanguna Kupang use-mixed development di Fatululi (ex. Lokasi

Pameran), menimbulkan perubahan besarnya jumlah air yang melimpas akibat

hujan yang turun pada daerah tersebut. Dengan tertutupnya lahan maka limpasan

permukaan akan bertambah, dan jika tidak diantisipasikan terjadi

banjir/genangan baik dalam kawasan maupun diluar kawasan terbangun.

Dari hasil identifikasi kondisi eksisting, tidak adanya saluran drainase

yang tersedia di lokasi, Dari hasil pantauan lokasi rencana merupakan area

resapan aair permukaan yang berasal dari jalan Frans Seda serta limpasan dari

jalan Bajawa dan sekitarnya.

3.5 Kondisi Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam

tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan

kenyamanan lingkungan. Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat

kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan

sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

lingkungan.

Tingkat kebisingan yang terukur pada 4 (empat) titik pengamatan yaitu di sekitar

wilayah kelurahan Fatululi, dimana direncanakan akan dibangun Rumah Sakit Siloam

Kota Kupang dapat dilihat pada tabel 26.

Tabel 26. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di Empat Titik Pengamatan

TitikPengukuran

Tingkat Kebisingan

Terukur dB(A)

Baku Tingkat Kebisingan

dB(A)Keterangan

Titik 1. Perumahan Dosen Undana (Koordinat :100 09’28,9” S;123036’46,0” E

58

Perumahan dan Pemukiman (55 dB(A).

Memenuhi baku mutu toleransi+ 3dB(A)

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

56

Page 57: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Titik 2. Ruang terbuka Hijau Jln Frans Seda (koordinat :100 09’31,6” S;1230 36’ 42,9” E

57

Ruang terbuka Hijau (50 dBA)

Melampaui Baku Mutu

Titik 3. Rumah Sakit, koordinat : 100 09’ 31,6” S;1230 36’ 42,6” E

51 Rumah Sakit atau sejenisnya (55 dBA)

Memenuhi Baku Mutu

Titik 4. Permukiman Warga, koordinat :100 09’ 25,2” S;1230 36’ 35,1” E

61

Perumahan dan Pemukiman (55 dBA)

Melampaui Baku Mutu

Sumber : Hasil pengukuran dan analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

3.6 Kualitas Udara Ambien

Kondisi lingkungan udara di Kelurahan Fatululi, berdasarkan hasil analisis

konsentrasi gas SOx, NOx dan NH3 pada 4 (empat) titik, yakni di Jl. Veteran pertigaan

Kampung Alor (titik I/St.1), di titik tengah lokasi Rumah Sakit (titik 2/St.2), di depan

Toko Keagungan (titik 3/St.3) dan di Jln. Bajawa (titik 4/St.4). Adapun hasil pengujian

kualitas udara dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien di Lokasi Fatululi, Kota Kupang.

Par

amet

er

Konsentrasi (µg/Nm3) / Koordinat Sampling

Baku Mutu MetodeStasiun 1

10o 09’ 31,44” S;

1230 36’ 28,44” E

Stasiun 2

100 09’ 32,22” S;

1230 36’ 41,04” E

Stasiun 3

100 09’ 34,08” S;

1230 36’ 50,16” E

Stasiun 4

100 09’ 45,06” S;

1230 36’ 41,94” E

SOx 710,20 433,81 409,78 452,79 900 µg/Nm3 Pararosanilin

NOx 397,42 175,09 343,69 353,88 400 µg/Nm3 Saltzman

NH3 0,3172 0,1926 0,4984 0,3965 2 µg/liter Nessller

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

57

Page 58: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Sumber : Hasil Sampling dan analisis Lab. Kimia, Fakultas Sains dan Teknik UNDANA Tahun 2012.

Keterangan : St : Stasiun

Konsentasi gas di stasiun 1 (disamping siang hari sebelum hujan pada tanggal, 13

Nov. 2012), menunjukkan kadar SOx relatif tinggi, sedangkan di stasiun lain rendah,

tetapi masih memenuhi baku mutu udara ambien sesuai Kepmen LH Nomor : Kep-

45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara Tanggal 13 Oktober

1997) artinya tingkat kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia

ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif (karena pH air hujan

menjadi kurang dari 7 atau agak asam), dan nilai estetika.

3.7 Getaran

Untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup agar dapat bermanfaat bagi

kehidupan manusia dan makluk hidup lainnya, maka setiap usaha atau kegiatan perlu

melakukan pengendalian akibat getaran yang dihasilkan. Karena itu, Kementerian

Lingkungan Hidup menetapkan Baku Tingkat Getaran dalam Surat Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor : 49/MENLH/11/1996. Adapun baku tingkat getaran

mekanik berdasarkan Jenis Bangunan adalah sebagai berikut:

Tabel 28. Baku Tingkat Getaran dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor :

49/MENLH/11/1996.

Kelas Tipe Bangunan

Kec. Getaran (mm/det.)

Pada Fondasi Pada bidang datar di lantai

paling atas.Camp. frekuensi

(Frekuensi (Hz)

10 Hz 10-50 Hz 50-100 Hz

1

Bangunan untuk keperluan niaga, bangunan industri dan bangunan sejenis.

10 20 - 40 40 - 50 40

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

58

Page 59: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

2

Perumahan dan bangunan dengan rancangan dan kegunaan sejenis

5 5 - 15 15 - 20 15

3Bangunan yang dilestarikan 3 3 - 8 8 - 10 8,5

Sumber : Kep. MENLH Nomor : 49/MENLH/11/1996

Selain itu, baku tingkat getaran mekanik berdasarkan dampak kerusakan dapat dilihat

pada tabel 29.

Tabel 29. Baku Tingkat Getaran Berdasarkan Dampak Kerusakan.

Frekuensi (Hz)(Sumber getar)

Kecepatan Getaran ( mm/detik)

Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D

45

6,3810

12.5162025

31,54050

< 2< 7,5< 7< 6

< 5,2< 4,8< 4

< 3,8< 3,2< 3< 2< 1

2 – 277,5 – 257 – 216 – 19

5,2 – 164,8 – 154 – 14

3,8 – 123,2 – 10

3 – 92 – 8

1 – 7

>27 – 140>25 – 130>21 – 110>19 – 100>16 – 90>15 – 80>14 – 70>12 – 67>10 – 60>9 – 53>8 – 50>7 - 42

1401301101009080706760535042

Sumber : Kep-MENLH Nomor : 49/MENLH/11/1996

Keterangan :

Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan

Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran.

Kategori C : Kemungkinan kerusakan komponen struktur dinding

Kategori D : Rusak dinding pemikul beban.

Sesuai hasil desain dan gambar – gambar perencanaan dapat disimpulkan

bahwa proses pembangunan Rumah Sakit Internasional Siloam ini pada tahap

konstruksi tidak mempergunakan peralatan, seperti pengunaan alat pancang yang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

59

Page 60: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

menimbulkan getaran diatas baku mutu yang dipersyaratkan oleh Kep-MENLH

Nomor : 49/MENLH/11/1996.

3.8 Komponen Flora - Fauna

Pengamatan flora dan fauna pada lokasi Rumah Sakit Internasional Siloam

dengan mengidentifikasi vegetasi tanaman dan hewan yang ada dilokasi dan

sekitarnya di kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Hasil

pengamatan dapat dilihat pada tabel 30.

Tabel 30. Hasil pengamatan Flora di lokasi dan pemukiman sekitarnya

No. Nama indonesia Nama latin Jumlah Keterangan

1.Mangga Mangivera Indica 23

2.Kedondong Spondias dulcis 6

3.Gamal Gliricidia Macaluta 36

4.Kelapa Cocos nucivera 15

5.Euphorbia Euphorbia milii 110

6.Bunga Kamboja Plumeria acuminata 48

7.Lamtaro Leocaena Leococephala 22

8.Kabesak hitam Acasia Catechu 1

9.Kapok Ceiba Petandra Gaernt 6

10.Mahoni Theobroma Cacao 3

11.Pisang Musa Paradisiaca 47

12.Jati Tectona Grandis 9

13.Alfukat Persea americana mill 2

14.Jambu biji Psidium Guajava 3

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

60

Page 61: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

15.Bunga keladi Caladium bicolor 28

16.Bunga asoka Saraca indica 1

17.Cermelek 5

18.Sukun Arthocarpus communis 9

19.Nangka Arthocarpus Integra 24

20.Siri Piper betle 6

21.Kesambi Scleichera oleosa 4

22.Pepaya Carica Papaya 60

23.Bunga kaktus Opuntia sp 30

24.Angsana Pterocarpus indicus willd 12

25.Pinang Areca catechu 7

Sumber : Hasil Pengamatan Flora di Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya, Tahun 2012

Tabel 31. Hasil Pengamatan Fauna di Lokasi dan Sekitarnya.

No.Nama Lokal

Nama Indonesia

Nama Latin Jumlah Keterangan

1 Fafi Babi Cavia porcellus 18

2 Asu Anjing Canis lupus familiaris 10

3 Manu Ayam Gallus sp 58

4 Rade Bebek Cairina moschata 12

5 Mbibi Kambing Capra aegagrus hircus 4

6 Busang Kucing Felis catus 3

7 Iang Ikan Latimeria 5

Sumber : Data Pengamatan Fauna di Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya, Tahun 2012

Dari data diatas tidak ditemukan fauna yang dilindungi di lokasi Rumah Sakit Siloam

Kota Kupang dan sekitarnya.

3.9 Gambaran Umum Sosekbudkesmas

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

61

Page 62: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

3.9.1 Kependudukan

Pelaksanaan suatu proyek pembangunan secara langsung maupun tidak

langsung akan berpengaruh secara linier dengan penduduk/masyarakat dan atau

komunitas yang bermukim di sekitar wilayah perencanaan tersebut. Berpengaruh

secara linier yang dimaksudkan bahwa terdapat pengaruh timbal balik antara obyek

perencanaan/proyek terhadap berbagai varians dalam komunitas/masyarakat yang

bersangkutan. Demikian pula sebaliknya, kondisi eksisting berbagai varians dalam

komunitas/masyarakat yang bersangkutan dapat mempengaruhi perencanaan/ proyek.

Pengaruh langsung yang dimaksudkan adalah keseluruhan resiko dan atau dampak

yang langsung bersinggungan dengan pola-pola kehidupan komunitas; persepsi dan

perspektif; sistem interaksi sosial sampai dengan struktur mata pencaharian

penduduk. Pengaruh tidak langsung, lasimnya terdeskripsi abstrak dan dalam periode

yang lebih lama dan merupakan konsekuensi-konsekuensi ikutan dari yang

disebutkan dengan pengaruh langsung.

a. Jumlah Penduduk

Penduduk Kota Kupang, secara makro merupakan komunitas dari

berbagai suku, ras, agama, yang bukan saja berasal dari pulau-pulau di Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Akan tetapi, juga mencakup berbagai komunitas di

Indonesia. Bahkan termasuk komunitas dari Republik Demokrat Timor Leste,

yang sebelumnya dikenal sebagai Timor Timur. Sebagai Ibu Kota Provinsi NTT,

Kota Kupang merupakan kota dengan pertumbuhan penduduk paling tinggi,

dibandingkan dengan ibukota kabupaten lainnya.

Jumlah penduduk Kota Kupang selalu mengalami penambahan setiap

tahunnya. Pada tahun 2010 hasil dari Sensus Penduduk menunjukkan bahwa

jumlah penduduk Kota Kupang sebanyak 336.239 jiwa yang tersebar di enam

kecamatan. Pada tabel 32 dapat dilihat perkembangan jumlah penduduk Kota

Kupang sejak tahun 2005 hingga tahun 2010.

Tabel 32. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2005 - 2010

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

62

Page 63: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

KecamatanJumlah Penduduk

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1. Alak 39.625 43.473 43.981 45.945 45.803 51.230

2. Maulafa 50.757 53.974 55.379 55.944 55.853 66.851

3. Oebobo 103.153 105.882 111.006 111.140 114.979 79.675

4. Kota Raja - - - - - 47.876

5. Kelapa Lima 71.515 71.737 71.669 73.277 75.159 61.411

6. Kota Lama - - - - - 30.196

Kota Kupang 265.050 275.066 282.035 286.306 291.794 336.239Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 14

Dari tabel 32 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2010, penduduk Kota

Kupang lebih banyak tersebar di Kecamatan Oebobo dan yang paling sedikit

terdapat di Kecamatan Kota Lama. Pada tahun 2010, jumlah penduduk di

Kecamatan Oebobo tercatat sebanyak 79.675 jiwa atau sebesar 23,70 persen dari

penduduk Kota Kupang dan di Kecamatan Kota Lama terdapat 30.196 jiwa atau

sebesar 8,98 persen. Banyaknya fasilitas penunjang pembangunan seperti

misalnya fasiltas pendidikan dari tingkat pra sekolah hingga pendidikan tinggi,

pertokoan, kantor-kantor pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Oebobo

mempengaruhi keputusan penduduk untuk tinggal di kecamatan ini agar dekat

dengan fasilitas-fasilitas tersebut.

b. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk menggambarkan rata-rata banyaknya penduduk yang

mendiami suatu wilayah (yang diukur dengan satuan km²). Angka Kepadatan

Penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk di suatu wilayah

dengan luas wilayah tersebut. Luas Kota Kupang yang tercatat 165,34 km² (Bappeda

Kota Kupang) dengan jumlah penduduk sebanyak 336.239 jiwa. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk Kota Kupang tahun 2009 adalah

2.034 jiwa per km².

Tabel 33. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2006 - 2010

Kecamatan Luas Kepadatan Penduduk

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

63

Page 64: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Wilayah

(Km²)2006 2007 2008 2009 2010

1. Alak 70,40 500 506 529 527 728

2. Maulafa 55,67 985 1.011 1.021 1.019 1.183

3. Oebobo 14,72 5.211 5.463 5.469 5.658 5.413

4. Kota Raja 6,19 - - - - 7.734

5. Kelapa Lima 15,31 3.933 3.929 4.017 4.121 4.011

6. Kota Lama 3,05 - - - - 9.900

Kota Kupang 165,34 1.526 1.565 1.588 1.619 2.034

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 19

c. Komposisi Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin merupakan

salah satu informasi penting karena perspektif demografis serta karakteristiknya

berbeda menurut kelompok umur dan jenis kelamin baik untuk kelahiran, kematian

maupun perpindahan penduduk. Komposisi penduduk di Kota Kupang tahun 2010

tertinggi pada kelompok umur 25-59 tahun yaitu sebesar 42,40 persen. Pada

kelompok umur paling sedikit untuk laki-laki pada kelompok umur 60 tahun ke atas

yaitu sebesar 4,69 persen dan untuk perempuan pada kelompok umur yang sama

yaitu sebesar 5,32 persen. Pada Tabel 1.3, dapat kita simak prosentase penduduk

Kota Kupang yang menggambarkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan

kelompok umur di Kota Kupang.

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, secara

sengaja ditampilkan dalam konteks 5 (lima) klasifikasi, yaitu: Usia Balita (0-4

tahun); Usia Sekolah Dasar dan Menengah (5-19 tahun); Usia Sekolah Pendidikan

Tinggi (19-24 tahun); Usia Produktif (25-59 tahun); dan Usia Pensiun (60 tahun ke

atas). Hal ini dimaksudkan agar deskripsi ini memudahkan telaahan beban komposisi

penduduk antara usia sekolah, usia produktif dan pasca produktif. Walaupun dalam

berbagai analisis, belum terdapat suatu pembakuan klasifikasi usia untuk menghitung

beban tanggungan hidup dimaksud.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

64

Page 65: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Tabel 34. Persentase Penduduk Kota Kupang Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Kelompok Umur

Jenis Kelamin Persentase

Laki - laki PerempuanLaki-laki+Perempuan

( % ) ( % ) ( % )

0 - 4 9,55 8,40 8,97

5 - 19 30,59 30,24 30,42

20 - 24 13,37 13,02 13,19

25 - 59 41,78 45,01 42,40

60 + 4,69 5,32 5,01

J u m l a h 100,00 100,00 100,00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 24 (olahan)

Angka beban tanggungan hidup (Dependency Ratio) menggambarkan beban

tanggungan ekonomi penduduk usia produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok usia

muda (0-14 tahun) dan usia tua (65 tahun ke atas). Angka beban tanggungan hidup

terbagi menjadi dua jenis yaitu angka beban tanggungan hidup penduduk muda

(youth dependency ratio/ydr) untuk kelompok umur (0-14 tahun) dan angka beban

tanggungan hidup penduduk lanjut usia (old dependency ratio/odr) untuk

kelompokumur (65 tahun ke atas). Rincian angka beban tanggungan hidup dapat

dilihat pada tabel 35.

Tabel 35. Angka Beban Tanggungan Hidup (Dependency Ratio) Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

Jenis KelaminDependency Ratio (DR)

YDR ODR DR

Laki-laki 41,67 3,99 45,67

Perempuan 38,27 4,27 42,55

Laki-laki+Perempuan 39,96 4,13 44,09

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 26

Angka Beban Tanggungan Hidup di Kota Kupang pada tahun 2010 sebesar

44,09 yang berarti 100 orang penduduk usia produktif di Kota Kupang menanggung

beban hidup 44 orang penduduk usia nonproduktif. Angka Beban Tanggungan Hidup

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

65

Page 66: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Laki-Laki dan Perempuan di Kota Kupang tahun 2010 masing-masing sebesar 45,67

dan 42,55.

3.9.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat

yang memiliki peran dalam peningkatan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat

pendidikan suatu masyarakat akan semakin baik pula kualitas sumber dayanya.

Dalam pengertian praktis, pendidikan merupakan upaya sadar seseorang untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperluas wawasan. Pada dasarnya

pendidikan yang diupayakan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,

masyarakat dan keluarga. Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui

penyediaan sarana dan prasarana belajar seperti gedung sekolah dan penambahan

tenaga pengajar.

a. Status Pendidikan

Indikator pendidikan khususnya tentang status pendidikan dalam suatu

masyarakat menggambarkan keadaan tentang penduduk yang sedang bersekolah,

belum pernah bersekolah maupun yang sudah selesai bersekolah. Pada tahun

2010 penduduk usia 10 tahun ke atas mayoritas sudah tidak bersekolah lagi yaitu

sebesar 61,75 persen. Sedangkan yang tidak atau belum pernah bersekolah

berada pada posisi yang minoritas yaitu hanya sebesar 3,21 persen. Kelompok

umur yang sama sedang bersekolah sebesar 35,04 persen. Data tentang keadaan

status bersekolah penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Kupang dapat dilihat

pada tabel 36.

Tabel 36. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan

Status Sekolah

Jenis Kelamin

Laki-laki PerempuanLaki-laki +Perempuan

(%) (%) (%)

Tidak/Belum Pernah Sekolah 3,04 3,38 3,21

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

66

Page 67: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Sekolah Dasar 13,21 13,53 13,37

Sekolah Lanjutan Pertama 5,51 5,29 5,40

Sekolah Lanjutan Atas 8,26 5,78 7,00

Perguruan Tinggi 8,82 9,70 9,27

Tidak Bersekolah Lagi 61,16 62,33 61,75

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 43

Selain menunjukkan status sekolah data tersebut juga membuktikan

adanya pertambahan secara signifikan ke tingkat Sekolah Lanjutan Atas dan

Pendidikan Tinggi. Hal ini menunjukkan Kota Kupang sebagai kota pendidikan

yang berkonsekuensi tingginya penduduk dengan kelompok usia sekolah.

Telaahan yang sama, juga akan terlihat dalam gambaran mengenai Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Kupang.

b. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Kasar (APK) menggambarkan persentase jumlah

murid pada masing-masing jenjang pendidikan di suatu wilayah dibanding

jumlah penduduk kelompok usia (7-12) tahun untuk SD, (13-15) tahun untuk

SLTP dan (16-18) tahun untuk SLTA. Hal ini memungkinkan APK suatu

wilayah di atas angka 100. APK jenjang pendidikan SD 126,18 persen

menggambarkan bahwa usia sebagian murid SD berada di luar kelompok

umur 7-12 tahun. Dapat diartikan bahwa anak-anak usia 5-6 tahun sudah

masuk dalam pendidikan SD cukup besar di Kota Kupang. Begitu juga APK

tingkat SLTP 116,99 menggambarkan bahwa anak usia 11-12 tahun cukup

banyak sudah berada pada jenjang pendidikan SLTP. Sementara Angka

Partisipasi Murni (APM) menggambarkan kesesuaian antara usia dan jenjang

pendidikan yang sedang diduduki di suatu wilayah. APM SD adalah

persentase Murid SD usia 7-12 tahun dibagi dengan penduduk usia 7-12

tahun pada wilayah tersebut, begitupun kelompok umur 13-15 untuk SLTP

dan kelompok umur 16-18 untuk SLTA. Seyogyanya semua penduduk usia

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

67

Page 68: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

sekolah bersekolah dan berada pada jernjang pendidikan sesuai dengan

kelompok umur di atas maka, APM mencapai titik tertinggi yaitu 100,00

persen.

Tabel 37. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Kupang Tahun 2010

Jenjang Pendidikan APK APMSekolah Dasar 126,18 103,25

Sekolah Lanjutan Pertama 116,99 80,70

Sekolah Lanjutan Atas 94,54 60,72

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 49

Tabel 38. Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

Usia Perguruan Tinggi( 19 - 24 tahun )

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki PerempuanLaki-laki+Perempuan

Non Perguruan Tinggi 62,43 59,51 60,89

Perguruan Tinggi 37,57 40,49 39,11

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 49

c. Ijasah Tertinggi yang Dimiliki

Ijasah merupakan bukti otentik bagi seseorang yang menerangkan

bahwa orang tersebut telah menyelesaikan pendidikan yang dijalaninya.

Dengan data ijasah tertinggi yang dimiliki dapat dilihat tingkat kualitas

sumber daya manusia yang terdapat di suatu wilayah.

Tabel 39. Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Jenis Kelamin dan Ijasah Tertinggi yang Dimiliki

Ijazah Tertinggi Jenis KelaminJumlah

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

68

Page 69: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Laki-laki PerempuanLaki-laki+Perempuan

(%) (%) (%)

Tidak Punya 21,13 21,10 21,11

SD/MI/sederajat 16,79 19,57 18,20

SLTP/MT/sederajat/kejuruan 17,16 14,83 15,98

SMU/MA/sederajat 24,79 27,55 26,19

Sekolah Menengah Kejuruan 7,68 6,91 7,29

Diploma I/II 0,11 0,54 0,32

Diploma III/Sarmud 2,45 2,91 ,68

Diploma IV/S1 8,61 6,36 7,47

S2/S3 1,29 0,23 0,75

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 51

Penduduk 10 tahun ke atas Kota Kupang tahun 2010 mayoritas

memiliki ijasah SMU atau sederajat sebagai ijasah tertinggi yang dimiliki

yaitu sebesar 26,19 persen. Sedangkan penduduk yang memiliki ijasah

diploma I/II jumlahnya paling rendah yaitu sebesar 0,32 persen. Hal ini akan

menandai besaran akumulasi pencari kerja di Kota Kupang adalah mayoritas

dengan ijazah mayoritas.

Data lainnya yang berkaitan dengan pendidikan adalah kemampuan

membaca dan menulis. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota

Kupang tahun 2010 sebesar 81,23 persen, dimana dari jumlah tersebut sebesar

96,90 persen yang dapat menulis dan membaca huruf latin dan sisanya

sebesar 3,10 persen tidak dapat membaca saja atau menulis saja atau tidak

dapat membaca dan menulis huruf latin.

3.9.3 Kesehatan

Kondisi kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan rakyat yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk mengukur tingkat kesehatan dan gizi

kelompok masyarakat diperlukan suatu indikator yang relevan. Program

pembangunan kesehatan dan gizi dikoordinasikan secara nasional oleh Departemen

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

69

Page 70: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Kesehatan. Upaya-upaya dalam usaha meningkatkan status kesehatan dan gizi harus

dilakukan secara bersama oleh masyarakat, lembaga kemasyarakatan, pemerintah

dan dunia usaha. Menurut pengertiannya kesehatan dan gizi merupakan salah satu

aspek penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

a. Pengobatan

Berdasarkan jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, 38,78 %

mengaku bahwa mereka mengalami gangguan dalam melaksanakan kegiatan

mereka sehari-hari. Sedangkan sisanya sebesar 61,22 % mengaku bahwa mereka

tidak mengalami gangguan dalam kegiatan sehari-hari. Penduduk Kota Kupang

yang mengalami keluhan kesehatan dan berobat sendiri terdapat sebesar 54,98 %.

Persentase penduduk laki-laki yang mengalami keluhan kesehatan dan berobat

sendiri sebanyak 55,05 % dan perempuan sebesar 54,90 %. Penduduk yang

berobat sendiri, dominan dari mereka melakukan dengan menggunakan obat

modern yaitu sebesar 90,79 %. Sedangkan dengan menggunakan obat tradisional

sebesar 16,44 % dan lainnya sebesar 5,37 %.

Pada tabel 40 dapat dilihat secara rinci persentase penududuk menurut jenis

kelamin dan jenis keluhan kesehatan yang dialami. Sedangkan dalam Tabel 41

terinci persentase penduduk yang pernah mengalami keluhan penyakit menurut

jenis kelamin dan pengobatannya. Persentase ini merupakan angka rata-rata

mengingat persebaran dan struktur sarana kesehatan yang tersedia pada masing-

masing kecamatan dan kelurahan adalah bervariasi.

Tabel 40. Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan Kesehatan, Kota Kupang Tahun 2010

Jenis Keluhan

Jenis Kelamin Laki-laki+

PerempuanLaki-laki Perempuan

( % ) ( % ) ( % )

Panas 12,28 10,04 11,15

Batuk 22,83 21,60 22,21

Pilek 24,83 22,39 23,60

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

70

Page 71: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Asma 1,26 1,77 1,52

Diare 1,15 1,11 1,13

Sakit Kepala Berulang 5,06 5,52 5,29

Sakit Gigi 2,40 2,38 2,39

Lainnya 7,20 8,17 7,69

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 67

Untuk segera sembuh dari penyakit yang sedang diderita, penduduk

mencoba beberapa jenis pengobatan. Persentase penduduk Kota Kupang yang

berobat jalan sebesar 35,37 persen. Persentase penduduk laki-laki yang berobat

jalan sebesar 36,39 persen dan persentase penduduk perempuan yang berobat

jalan sebesar 34,36 persen.

Tabel 41. Persentase Penduduk yang Pernah Mengalami Keluhan Penyakit Menurut Jenis Kelamin dan Apakah Pernah Berobat Jalan

Jenis Kelamin

Berobat JalanJumlah

Pernah Tidak Pernah

( % ) ( % ) ( % )Laki - laki 36,39 63,61 100,00Perempuan 34,36 65,64 100,00Laki-laki + Perempuan 35,37 64,63 100,00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69

Dari persentase penduduk Kota Kupang yang berobat jalan sebesar 35,37%,

dapat lagi dirinci berdasarkan tempat atau cara berobat yang dilakukan. Hal

tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel 42.

Tabel 42. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat

Tempat/Cara Berobat

Jenis Kelamin

Laki-laki PerempuanLaki-laki+Perempuan

(%) (%) (%)

RS Pemerintah 13,75 14,96 14,35

RS Swasta 6,69 7,37 7,03

Praktek Dokter 28,85 19,77 24,31

Puskesmas/Pustu 45,44 47,83 46,63

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

71

Page 72: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Praktek Tenaga Kesehatan 0,98 2,86 1,92

Praktek Batra 0,98 2,86 1,92

Dukun Bersalin 1,66 2,18 1,92

Lainnya 1,66 2,18 1,92

Jumlah 100.00 100.00 100.00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69

Jumlah rumah tangga menurut ketersediaan jaminan kesehatan dalam

berobat sebesar 61,84 % rumah tangga tahun 2010. Dari jumlah tersebut paling

banyak rumah tangga memiliki jenis jaminan kesehatan berupa

JPK/PNS/Veteran/Pensiunan yaitu sebesar 26,63 %. Selanjutnya adalah MM/Kartu

Miskin sebesar 25,20 %. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 43.

Tabel 43. Persentase Rumah Tangga menurut Ketersediaan Jaminan Kesehatan Kota Kupang, Tahun 2010

Jenis Jaminan Kesehatan Persentase Rumah TanggaJPK/PNS/Veteran/Pensiunan 26,63Jamsostek 4,57Kesehatan Swasta 3,61Tunjangan Perusahaan 0,46MM/Kartu Miskin 25,20Dana Sehat 0,91Lainnya 0,46

Jumlah 61,84Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 72

b. Sarana Kesehatan

Pembangunan kesehatan terindikasi juga dari jumlah sarana dan prasarana

kesehatan yang tersedia. Pada tabel 44 dan 45 dapat dilihat secara rinci jumlah

sarana kesehatan yang ada di Kota Kupang pada tahun 2010.

Tabel 44. Jumlah Rumah Sakit menurut Kecamatan dan Statusnya Tahun 2010

KecamatanStatus

JumlahPemerintah Swasta TNI/Polri

1. Alak - - 1 12. Maulafa - - 1 13. Oebobo 1 - 1 2

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

72

Page 73: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

4. Kota Raja - - 1 15. Kelapa Lima - - - -6. Kota Lama 1 1 - 2

Kota Kupang 2 1 4 7Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 79

Tabel 45. Banyaknya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2010

Kecamatan Puskesmas PustuBalai

PengobatanPosyandu

1. Alak 2 12 - 612. Maulafa 2 6 3 623. Oebobo 2 4 1 474. Kota Raja 1 4 3 295. Kelapa Lima 1 4 2 406. Kota Lama 2 3 2 25Kota Kupang 10 33 11 264

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 80

3.10 Ketenagakerjaan

Dewasa ini data-data mengenai ketenagakerjaan semakin dibutuhkan,

terutama untuk evaluasi perencanaan pembangunan di bidang ketenagakerjaan

seperti peningkatan keterampilan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan

berusaha serta produktivfitas tenaga kerja. Sehingga analisis mengenai kualitas

sumber daya manusia (SDM) biasanya menempatkan faktor ketenagakerjaan sebagai

salah satu dimensi yang vital.

Standar BPS untuk menunjukkan angkatan kerja, adalah yang didefinisikan

sebagai penduduk usia kerja. Penduduk Usia Kerja: penduduk yang berumur 10

tahun ke atas. Hal standar umur ini, sejajar dengan penetapan standar umur untuk

kriteria Angkatan Kerja. Angkatan Kerja adalah penduduk usia 10 tahun ke atas yang

bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Walaupun penetapan standard umur tersebut,

secara substansif berbeda dengan standar umur yang ditetapkan untuk perhitungan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

73

Page 74: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, yang

dimaksudkan adalah persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke

atas.

Konsep bekerja dalam konstelasi ketenagakerjaan adalah mereka yang

melakukan kegiatan paling sedikit selama 1 jam selama seminggu dengan maksud

memperoleh pendapatan atau keuntungan atau membantu memperoleh pendapatan

atau keuntungan. Penganggur adalah mereka yang termasuk dalam angkatan kerja

yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan

Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja

dengan jumlah angkatan kerja.

a. 71.97 % dan TPAK perempuan sebesar 47.30 %. Kegiatan Penduduk 15 Tahun

ke Atas

Ketenagakerjaan dan kependudukan saling berhubungan antara satu dengan

lainnya. Persentase dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja

adalah 52.31 %. Sementara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang

bersekolah sebanyak 17.96 %. Pada tabel 46 diuraikan penduduk usia 15 tahun

ke atas menurut jenis kegiatan selama seminggu yang lalu dan jenis kelamin.

Tabel 46. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu

Kegiatan UtamaSeminggu yang Lalu

Jenis Kelamin

Laki-laki PerempuanLaki-laki+Perempuan

(%) (%) (%)Angkatan Kerja 71.97 47.30 59.84

Bekerja 65.62 38.55 52.31Pengangguran 6.35 8.75 7.53

Bukan Angkatan Kerja 28.03 52.70 40.16Sekolah 19.15 16.72 17.96

Mengurus Rumah Tangga 3.21 32.62 17.67Lainnya 5.67 3.36 4.53

Jumlah 100.00 100.00 100.00Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

74

Page 75: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan ukuran yang

diperoleh melalui perbandingan antara jumlah angkatan kerja terhadap

jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Persentase Angkatan Kerja Kota

Kupang usia 15 tahun ke atas terhadap total penduduk pada tahun 2010

adalah sebesar 59.84 %. Sementara persentase Bukan Angkatan Kerja sebesar

40.16 %. Bila dirinci menurut jenis kelamin, Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) laki-laki lebih besar dibandingkan dengan TPAK perempuan.

TPAK laki-laki sebesar

c. Tingkat Pengangguran Terbuka

Menurut definisi, seseorang dikatakan bekerja apabila mereka

melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau

keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus

selama seminggu yang lalu. Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang

mencari pekerjaan disebut menganggur (unemployed). Jadi, pengangguran

termasuk mereka yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, telah

diterima bekerja tetapi belum bekerja dan yang di PHK (Pemutusan

Hubungan Kerja) tetapi masih berkeinginan untuk bekerja. Angka

Pengangguran Terbuka dihitung melalui perbandingan antara jumlah

pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.

Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang menganggur di Kota

Kupang pada tahun 2010 adalah sebesar 12,58 %. Jumlah ini terdiri dari

8,82 % penduduk laki-laki dan 18,49 % penduduk perempuan (Indikator

Kesra Kota Kupang, Tahun 2010).

d. Pengeluaran Rata-rata Perkapita

Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh jumlah

pendapatan atau penghasilan dari masyarakat tersebut. Semakin besar

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

75

Page 76: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

tingkat pendapatan berarti tingkat kesejahteraan masyarakat semakin tinggi.

Penghitungan pendapatan masyarakat sangat sulit untuk dilakukan pada

suatu survei atau sensus. Oleh sebab itu, untuk menghitung tingkat

pendapatan atau penghasilan suatu masyarakat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan terhadap jumlah pengeluaran terutama

pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang dimaksud

dibedakan menurut jenisnya, yaitu pengeluaran rumah tangga untuk

makanan dan non makanan. Selain dapat mengetahui jumlah pendapatan

rumah tangga dari suatu masyarakat dapat pula diketahui pola konsumsi dari

masyarakat. Dimana semakin rendah pengeluaran rumah tangga untuk

makanan terhadap total pengeluaran, pola konsumsinya akan semakin baik.

Sebaliknya semakin tinggi pengeluaran rumah tangga untuk makanan

terhadap total pengeluaran maka pola konsumsinya akan semakin buruk.

Penduduk Kota Kupang pada tahun 2010 sebagian besar tergolong

dalam kelompok penduduk dengan jumlah pengeluaran perkapita per bulan

Rp 500.000,00 ke atas sebesar 69,43 %. Sedangkan yang paling kecil

terdapat pada kelompok dengan tingkat pengeluaran perkapita sebulan

sebesar Rp 150.000,00 sampai dengan Rp 199.999,00 yaitu sebesar 0,25 %,

sementara pengeluaran perkapita lebih kecil dari Rp 100.000,00 tidak ada.

Secara akumulatif, tingkat pengeluaran perkapita sebulan antara Rp.

200.000,- sampai dengan Rp. 499.999,- adalah sebesar 29,84 %.

Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kota Kupang

tahun 2010 sebesar Rp 1,099,273. Dari jumlah tersebut 47.87 % atau

sebesar Rp. 467,419 merupakan pengeluaran untuk makanan dan 52.13 %

atau sebesar Rp. 632,273 adalah pengeluaran bukan makanan.

3.11 Perumahan dan Lingkungan

Arti fisik perumahan, dalam konteks yang diperluas disebut permukiman.

Permukiman yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-individu yang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

76

Page 77: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga beserta berbagai fasilitas

pendukungnya. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh, hidup, berinteraksi,

perlindungan dari gangguan, dan masih banyak fungsi lainnya bagi para

penghuninya. Program pembangunan bidang perumahan terus ditingkatkan, bukan

hanya dari segi kuantitasnya melainkan juga dari segi kualitas. Peningkatan jumlah

penduduk yang pesat menjadikan kebutuhan terhadap perumahan semakin

meningkat.

a. Kondisi Fisik Bangunan

Indiktor kondisi fisik bangunan menggambarkan kualitas dan kuantitas

tempat tinggal yang dikuasai. Fisik bangunan yang kuat dan terbuat dari bahan

yang tidak membahayakan menjamin keamanan penghuni tidak saja dari

ancaman tindak kriminal, tetapi juga kerentanan bangunan itu sendiri dari

kemungkinan terserang penyakit. Fisik bangunan yang kuat ditentukan oleh

pemilihan bahan komponen bangunan yaitu lantai, dinding dan atap. Sementara

kenyamanan dan kesehatan penghuni ditentukan oleh luasannya.

1) Luas Lantai Rumah

Rata-rata luas lantai (hunian) per rumah tangga dapat digunakan untuk

menggambarkan kondisi tempat tinggal penduduk. Semakin luas lantai yang

dihuni oleh suatu rumah tangga, semakin baik kondisi (kesehatan) rumah

tangga tersebut. Di Kota Kupang tahun 2010, persentase rumah tangga

menurut luas lantai rumah paling banyak terdapat pada kelompok luas lantai

20-49 m² yaitu sebesar 44,05 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah yang

tergolong dalam kelompok luas lantai 150+ m² yaitu sebesar 5,42 %.

2) Jenis Atap Terluas

Indikator ini menyajikan klasifikasi rumah tangga beratap seng, genteng dan

lainnya (ijuk/rumbia). Angka ini dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi

bangunan tempat tinggal penduduk. Rumah tangga di Kota Kupang tahun

2010 sebagian besar yaitu sebesar 96,46 %, menggunakan jenis atap seng

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

77

Page 78: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

sebagai jenis atap yang paling luas. Sementara jenis atap ijuk/rumbia yang

digunakan rumah tangga sebagai jenis atap terluas adalah yang paling kecil

yaitu sebesar 0.25 %.

3) Jenis Lantai Terluas

Semakin besar rumah tangga yang dihuni berlantai tanah mengindikasikan

kondisi perumahan di daerah tersebut umumnya jelek. Semakin kecil angka

persentase ini, cenderung akan semakin baik tingkat kesejahteraannya.

Persentase rumah tangga di Kota Kupang tahun 2010 yang menghuni rumah

dengan lantai tanah sebesar 8.45 %. Sedangkan sisanya sebesar 91.55 %

adalah rumah tangga yang menempati rumah dengan jenis lantai bukan tanah

sebagai jenis lantai terluas.

4) Jenis Dinding Terluas

Indikator ini menyajikan proporsi rumah tangga yang menghuni rumah

berdinding tembok, kayu, bambu atau lainnya. Persentase rumah tangga yang

menempati rumah dengan tembok jenis dinding terluas merupakan kelompok

yang terbanyak yaitu sebesar 66,13 %. Sisanya adalah rumah tangga yang

menggunakan kayu, bambu atau lainnya sebagai jenis dinding terluas.

b. Fasilitas Tempat Tinggal

Indikator ini menunjukkan kelengkapan, kelayakan, fasilitas dan penggunaan

tempat tinggal seperti kelengkapan fasilitas listrik, telepon, air dan lain-lainnya.

Semakin lengkap fasilitas dan utilitas hunian di suatu daerah, semakin nyaman

berdiam di daerah tersebut.

1) Sumber Penerangan

Sebagian besar rumah tangga di Kota Kupang menggunakan penerangan

yang bersumber dari istrik PLN yaitu sebesar 92,13 %.

2) Sumber Air Minum

Rumah tangga yang menggunakan leding meteran sebagai sumber air minum

merupakan kelompok yang paling banyak yaitu 42,24 %. Sedangkan yang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

78

Page 79: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

rumah tangga dengan sumber air minum mata air tidak terlindung dan mata

air terlindung yaitu sebesar 0.87 %.

3) Jarak Sumber Air Minum ke Penampungan

Sebagian besar rumah tangga di Kota Kupang tahun 2010 memiliki jarak

sumber air minum lebih dari 10 m² yaitu sebesar 61.42 %. Sedangkan rumah

tangga yang jarak sumber air minum ke penampungan kurang dari 10 m²

sebanyak 34.51 %. Sisanya sebesar 4.07 % rumah tangga tidak tahu jarak

sumber air minumnya ke penampungan.

4) Tempat Buang Air Besar

Persentase rumah tangga yang mempunyai fasilitas tempat buang air besar

sendiri adalah paling banyak yaitu tercatat sebesar 74,02 %. Sedangkan yang

paling kecil adalah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar

umum dan yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar yaitu sebesar

0.66 %.

5) Tempat Pembuangan Tinja

Persentase rumah tangga yang menggunakan jenis pembuangan tinja melalui

tangki/spal paling tinggi yaitu sebesar 54,18 %. Sedangkan paling kecil yaitu

tempat akhir pembuangan tinja lainnya yaitu sebesar 0.21 %.

3.12 Kelurahan Fatululi

Lokasi Pembangunan Rumah Sakit Siloam Standar Internasional yakni di

Kelurahan Fatululi. Kelurahan Fatululi merupakan salah satu kelurahan yang ada

dalam wilayah Kecamatan Oebobo Kota Kupang, dengan luas 2.920 Ha. Walaupun

merupakan bagian dari Kecamatan Oebobo, Kelurahan Fatululi merupakan kelurahan

perbatasan yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Nefonaek Kecamatan Kota

Lama dan dengan Kelurahan Kelapa Lima Kecamatan Kelapa Lima.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

79

Page 80: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Jumlah penduduk Kelurahan Fatululi pada akhir tahun 2010 adalah 12.097

jiwa, yang terinci atas 6.127 jiwa laki-laki dan 5.970 jiwa perempuan. Sedangkan

pada saat dilaksanakannya survey (Okt 2012), jumlah penduduk Kelurahan Fatululi

perSeptember 2012 mencapai 12.224 jiwa. Penduduk tersebut, tersebar dalam 45

Rukun Tetangga dan cakupan dari 13 Rukun Warga. Jika diperhitungkan dengan

jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.996 pada tahun 2010, maka rata-rata tiap

rumah tangga terdiri dari 4 orang. Saat ini (September 2012) di Kelurahan Fatululi

terdapat 3.024 KK.

Pada tahun 2010, terdapat 523 rumah tangga yang memperoleh bantuan Beras

Miskin (Raskin), yang sekaligus menunjukkan jumlah rumah tangga miskin di

Kedlurahan Fatululi. Sedangkan klasifikasi keluarga menurut BKKBN yang

mencakup keluarga Pra-Sejahtera 206 KK, Sejahtera I: 526 KK, Sejahtera II: 611

KK, Sejahtera III: 350 KK; dan 277 KK yang diklasifikasi sebagai Sejahtera III Plus.

a. Kelompok Umur

Klasifikasi kelompok umur penduduk yang dipresentasekan dalam laporan

kegiatan bulanan Kelurahan Fatululi, sedikit berbeda dalam hal interval tahun.

Hal tersebut seperti yang termuat secara rinci pada tabel 47.

Tabel 47. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Kelompok UmurJenis Kelamin Jumah

Laki - laki PerempuanLaki-laki +Perempuan

0 - 5 965 972 1.937

6 - 20 2.012 1.904 3.916

21 - 25 771 749 1.520

26 - 60 2.297 2.238 4.535

60 + 82 107 189

J u m l a h 6.127 5.970 12.097

Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

b. Mata Pencaharian

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

80

Page 81: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Mata pencaharian yang dimaksudkan adalah pekerjaan atau pun profesi

dari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara rinci dapat dilihat

pada tabel 48.

Tabel 48. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Mata Pencaharian dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Mata Pencaharian/Pekerjaan/

Profesi

Jenis Kelamin Jumlah

L PLaki-laki+Perempuan

PNS 559 317 876TNI/Polri 31 0 31Guru 118 21 139Dosen 15 5 20Dokter 5 2 7Mantri/Bidan 2 18 20Petani/Nelayan 49 23 72Pengemudi 118 0 118Montir/Tukang Servis 50 15 65Pedagang 655 438 1.093Pensiunan PNS/TNI/Polri 836 316 1.152Pengusaha/Lain-lain 730 523 1.253

Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

c. Tingkat Pendidikan

Pada tabel 49 dirinci jumlah penduduk menurut ijasah tertinggi yang

dimiliki oleh penduduk Kelurahan Fatululi Tahun 2010. Termasuk di dalamnya

klasifikasi penduduk yang belum sekolah, maupun yang buta huruf.

Tabel 49. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Tingkat PendidikanJenis Kelamin Jumlah

L PLaki-laki +Perempuan

Belum Sekolah 670 682 1352TK 334 294 628SD 686 598 1284SLTP/Sederajad 700 573 1273SLTA/Sederajad 2.109 2.051 4160

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

81

Page 82: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

D3 (Diploma) 109 122 231Stara 1 600 605 1205Strata 2 56 35 91Strata 3 6 2 8Buta Huruf 443 487 930Lainnya 414 521 935

J u m l a h 6.127 5.970 12.097Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

Jumlah Sarana Pendidikan yang terdapat di Kelurahan Fatululi tahun 2010

mencakup SD/MI milik Pemerintah/Negeri sebanyak 4 unit dan 1 unit milik

swasta. Selain itu terdapat 1 unit tempat kursus milik swasta.

d. Golongan Agama

Jumlah sarana peribadatan yang ada di Kelurahan Fatululi yaitu sebanyak

12 unit Gereja Protestan. Tempat peribadatan agama lainnya tidak terdapat di

Kelurahan Fatululi. Jumlah penduduk menurut golongan agama, dapat dilihat

pada tabel 50.

Tabel 50. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Golongan Agama dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Golongan AgamaJenis Kelamin Jumlah

L PLaki-laki+Perempuan

Kristen 3.113 3.041 6.154Katolik 2.263 2.167 4.430Islam 661 682 1.343Hindu 58 58 116Budha 32 22 54

J u m l a h 6.127 5.970 12.097Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

e. Fasilitas Umum Lainnya

Fasilitas umum lainnya seperti fasilitas perekonomian, kesehatan dan

pelayanan jasa lainnya dapat dilihat dapat tabel 51.

Tabel 51. Jumlah Fasilitas Umum Lainnya di Kelurahan Fatululi Tahun 2010

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

82

Page 83: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Fasilitas Umum Lainnya

Perekonomian Jlh Kesehatan Jlh Jasa Lainnya Jlh

Supermarket/Minimarket 1 Puskesmas Pembantu 1 Biro Perjalanan 2

Toko 52 Praktek Dokter/Bidan 2 Tempat Kost 78

Kios 135 Praktek Bidan 2 Wartel 1

PT/CV/FA 12 Apotik 4 Pitrad 3

Rmh Mkn/Cafe/Warung 25

Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

BAB IV

DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

83

Page 84: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Potensi dampak yang mungkin terjadi dan perlu dilakukan pengelolaan dan

pemantauan jika pembangunan Rumah Sakit Siloam serta fasilitas pendukung lainnya

dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perubahan Fungsi dan Tata Guna Lahan.

Pembangunan kegiatan rumah sakit akan merubah tata guna lahan serta produktivitas

lahan di lingkungan sekitar kawasan rumah sakit.

2. Peningkatan Bangkitan Lalu lintas dan Kerusakan Jalan.

Pembangunan dan kegiatan operasional kawasan rumah sakit akan meningkatkan

bangkitan lalu lintas sehingga kemungkinan akan terjadi kemacetan. Selain itu jika

kemampuan (kapasitas) beban jalan maksimum disekitar lokasi ternyata tidak mampu

untuk menerima beban tambahan dari kegiatan pembangunan dan operasional Rumah

Sakit maka akan terjadi kerusakan jalan.

3. Peningkatan Run Off, Erosi dan Banjir.

Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurugan tanah pada tahap konstruksi

akan mengakibatkan perubahan struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan tanah

menjadi terbuka, agregat tanah hancur dan menjadikan tanah peka terhadap erosi.

Kegiatan pemadatan tanah pada tahap konstruksi juga mengakibatkan air tidak dapat

meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatkan volume air limpasan (run off).

4. Penurunan Kualitas Udara (Debu).

Penurunan kualitas udara (peningkatan kadar debu) diakibatkan oleh kegiatan

pembukaan lahan dan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari

kegiatan-kegiatan lain pada tahap operasi.

5. Peningkatan Kebisingan.

Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan dan mobilisasi

alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan-kegiatan lain pada tahap

operasi.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

84

Page 85: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

6. Penurunan Kualitas Air.

Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan pembagunan kawasan rumah sakit dapat

berasal dari tahap operasional rumah sakit serta prasarana dan sarana lingkungan yang

terdapat di kawasan rumah sakit tersebut. Jika pemrakarsa tidak memiliki perencanaan

mengenai jaringan air limbah yang baik maka akan berakibat terhadap penurunan

kualitas air. Potensi dampak penurunan kualitas air permukaan sangat kecil karena

daerah Kelurahan Fatululi khususnya kawasan rumah sakit tidak mempunyai aliran

air permukaan.

7. Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan Penduduk.

Perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk lokal dapat ditimbulkan oleh

kegiatan pembebasan lahan maupun oleh kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap

konstruksi dan operasi.

8. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha.

Kegiatan konstruksi dan operasi akan mengakibatkan peningkatan kesempatan kerja

dan berusaha bagi penduduk di sekitar kawasan Rumah Sakit Siloam.

Dampak Lingkungan yang mungkin terjadi jika pembangunan Rumah Sakit serta

fasilitas pendukung lainnya dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

4.1 Tahap Pra Konstruksi.

a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan.

Hal ini akan berdampak sangat kecil karena lokasi rencana usaha berada dalam

penguasaan Rumah Sakit Siloam sesuai sertifikat terlampir.

b. Potensi Dampak Terkait Survey dan Pengukuran.

Survey dan pengukuran lokasi akan berdampak negatif kecil berupa konflik

kepentingan dan keresahan pada masyarakat yang berbatasan langsung dengan

lokasi rencana kegiatan karena kurangnya informasi tentang rencana kegiatan yang

akan dilaksanakan. Tetapi konflik dan keresahan itu segera reda setelah selesai

survey dan pengukuran oleh Pihak Rumah Sakit dan Dinas Tata Ruang Kota

Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

85

Page 86: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

c. Potensi Dampak Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan.

Sosialisasi rencana kegiatan pembangunan rumah sakit pada masyarakat

berdampak positif berupa terjalinnya komunikasi yang baik antara pemrakarsa dan

masyarakat sekitar, terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha bagi

masyarakat sekitar serta kesepakatan tentang posisi tenaga kerja lokal sehingga

dapat terjadi hubungan yang harmonis antar pemrakarsa dan masyarakat sekitarnya.

4.2 Tahap Konstruksi

a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pembersihan dan Penyiapan Lokasi.

Pembersihan dan penyiapan lokasi dilakukan meliputi pekerjaan penebangan

pohon yang ada dan pembersihan semak pada lokasi dimana masyarakat sekitar

diuntungkan karena memanfaatkan potongan dahan/pohon untuk kebutuhan kayu

bakar.

Dampak negatif sesaat yang akan timbul adalah debu dan tingkat kebisingan yang

meningkat karena aktivitas dan mobilitas kendaraan yang meningkat membawa

material atau pembersihan dan perataan lahan yang dilakukan secara manual

maupun dengan menggunakan alat berat saat mobilisasi dan demobilisasi bahan /

material konstruksi.

b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja.

Rekrutmen tenaga kerja pada tahap konstruksi berdampak positif berupa

terbukanya kesempatan kerja bagi 200 orang tenaga kerja dibidang konstruksi,

sopir dan kondektur.

Dampak negatif yang timbul pada tahap ini adalah timbulnya kecemburuan pada

tenaga kerja yang tidak diterima bekerja pada kegiatan ini.

c. Pembangunan sarana dan Prasarana penunjang.

Sebelum pembangunan bangunan fisik Rumah Sakit, dilakukan pembangunan

base camp untuk tempat kerja yang dilengkapi dengan fasilitas MCK permanen ,

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

86

Page 87: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

sarana air bersih, gudang penyimpanan peralatan dan bahan bangunan , sarana K3

serta tempat tidur penjaga. Sedangkan kebutuhan air untuk konstruksi disuplai

menggunakan truk tanki.

d. Pembangunan Fisik Rumah Sakit dan Fasilitasnya.

Pembangunan fisik rumah sakit dan fasilitasnya akan menimbulkan dampak

negatif berupa peningkatan kebisingan, debu dan mungkin kecelakaan kerja.

Pembangunan fisik rumah sakit terdiri dari pekerjaan tanah dan urugan, pekerjaan

pondasi, pekerjaan struktur beton, pekerjaan tembok, pekerjaan pintu dan jendela,

pekerjaan plafon, pekerjaan instalasi listrik, air bersih, air limbah, pemadam

kebakaran, AC, pekerjaan instalasi penangkal petir, pekerjaan instalasi

telekomunikasi, pekerjaan instalasi pengolahan limbah padat dan limbah cair,

pekerjaan landscape, area parkir dan pekerjaan drainase (untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran).

4.3 Tahap Operasi

a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Karyawan untuk Manajemen

Rumah Sakit Siloam serta Seleksi Calon Tenaga Kerja.

Rekrutmen karyawan rumah sakit dan seleksi calon karyawan akan berdampak

positif yakni terbukanya kesempatan kerja bagi 200 orang tenaga kerja yang akan

dimanfaatkan untuk tenaga administrasi, penjualan dan promosi, penagihan, serta

terpenuhinya kebutuhan kamar bagi 233 konsumen rawat inap. Meskipun

menyerap tenaga kerja lokal dan pemenuhan kebutuhan rumah sakit tetapi

kesempatan kerja yang ada tidak bisa menampung angkatan kerja yang tersedia

terutama berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh pencari kerja lokal

tersebut. Demikian juga dengan jumlah kamar dan tempat tidur yang disediakan

tidak mencukupi permintaan penyediaan kamar dan tempat tidur bagi pasien rawat

inap dari masyarakat Kota Kupang dan luar Kota Kupang.

b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Operasional Rumah Sakit dan Fasilitasnya.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

87

Page 88: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Operasional Rumah Sakit dan fasilitasnya akan menimbulkan dampak berupa

meningkatnya pendapatan asli daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi,

juga berdampak pada perkembangan sektor perdagangan dan jasa kesehatan

untuk memenuhi kebutuhan warga konsumen Rumah Sakit. Dampak lain yang

penting yang berkaitan dengan berbagai aktivitas yang terjadi dalam rumah sakit

dari berbagai bidang, antara lain :

1) Kegiatan pelayanan medik (ruang bedah, ruang UGD, poliklinik, dealisis /

hemodialisis, pemusaran jenasah dan kemoterapi)

2) Kegiatan pelayanan pendukung (laboratorium – laboratorium, radiologi,

laundry, dapur, ruang perawatan dan farmasi)

3) Kegiatan perkantoran dan sosial (kegiatan administrasi perkantoran/medical

record, restaurant, rumah tunggu dan asrama)

Dari ketiga pelayanan diatas dapat menghasilkan limbah padat, cair dan gas

yang dapat dikelompokan menjadi limbah klinik / medik dan limbah non klinik /

non medik. Kelompok limbah medik/klinik yang dihasilkan dari kegiatan

pelayanan medik terdiri dari :

1) Limbah inveksius (limbah yang mengandung mikro organisme yang berasal

dari ruang bedah, laboratorium dan hemodialisis yang dapat menimbulkan

penyakit).

2) Limbah pathological (limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia)

3) Limbah Citotoxic (limbah yang berasal dari material-material yang

terkontaminasi)

4) Limbah parmacological (obat-obat bekas, obat-obat kedaluarsa atau obat-obat

yang terkontaminasi, tabung-tabung obat atau bungkusan-bungkusan obat)

5) Limbah dari Alat-alat bekas (syringe, gunting, pisau, pecahan gelas dan

gunting kuku).

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

88

Page 89: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Kelompok limbah non medik umumnya dihasilkan dari kegiatan pelayanan

pendukung rumah sakit, perkantoran dan sosial yang terdiri dari limbah umum,

kardus-kardus makanan, zat-zat berbahaya (yang bersifat racun, korosif, mudah

terbakar dan reaktif) dan limbah kimia (disinfeksi dan laboratorium-

laboratorium).

Keseluruhan limbah cair yang dihasilkan dari berbagai jenis pelayanan

medik dan non medik diolah dengan teknologi pengolahan limbah cair secara

”Bio Filter Anaerob dan Aerob” (lihat dalam lampiran gambar alir proses

pengolahan limbah cair). Sedangkan limbah padat medik dan non medik diolah

dengan incenerator dan sampah lainnya diangkut secara berkala oleh Dinas

Kebersihan Kota.

4.4 Tahap Pasca Operasi

a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan.

Pengalihan fungsi lahan pada Rumah Sakit dapat terjadi karena beberapa hal

seperti pailit, bencana alam, angin puting beliung, gempa bumi, maupun

kebakaran yang besar.

Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan puing-puing bangunan akan banyak

menimbulkan dampak negatif berupa limbah padat, debu, bangkitan lalulintas

karena mobilisasi kendaraan pengangkut. Dampak positif adalah menyerap tenaga

kerja non skill yang diperlukan untuk pembongkaran gedung, sedangkan sisa

sebahagian bahan bongkaran dapat di daur ulang, atau dapat menimbun fondasi

bangunan lain yang diperlukan.

Pengalihan fungsi lahan akan berdampak negatif berupa munculnya konflik dan

keresahan diantara karyawan karena kemungkinan penurunan pendapatan dan

kehilangan pekerjaan/pemutusan hubungan kerja (PHK).

b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

89

Page 90: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Salah satu sumber dampak pada tahap pasca operasi adalah Pemutusan hubungan

kerja dengan jenis dampak negatif berupa keresahan dan munculnya

pengangguran akibat tidak dipekerjakan lagi pada usaha yang baru.

BAB V

PROGRAM PENGELOLAAN DAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

5.1 Upaya Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup

5.1.1 Tahap Pra Konstruksi

a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan.

1) Sasaran Pengelolaan.

Pengelolaan dilakukan terhadap masyarakat sekitar lokasi rencana

kegiatan.

2) Upaya Pengelolaan.

Pemberian informasi tentang rencana kegiatan pada lokasi yang

dibebaskan.

3) Lokasi Pengelolaan.

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di

RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

90

Page 91: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

Informasi tentang rencana usaha disampaikan 7 (tujuh) hari sebelum

dilakukan survey dan pengukuran.

b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Survey Dan Pengukuran.

1) Sasaran Pengelolaan.

Pengelolaan dilakukan terhadap masyarakat yang berbatasan langsung

dengan lokasi rencana kegiatan.

2) Upaya Pengelolaan.

Melakukan survey dan pengukuran lokasi rencana kegiatan sehingga

masyarakat memperoleh kepastian tentang batas lokasi usaha dan tidak

resah.

3) Lokasi Pengelolaan.

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di

RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

Informasi tentang rencana usaha disampaikan 7 (tujuh) hari sebelum

dilakukan survey dan pengukuran.

c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan.

1) Sasaran Pengelolaan

Masyarakat lingkup lokasi dan aparat kelurahan menjadi sasaran

pengelolaan. Sosialisasi rencana kegiatan pembangunan Rumah Sakit

Siloam Kota Kupang.

2) Upaya Pengelolaan

Pemrakarsa memberitahukan ke pihak kelurahan dan kelurahan

mengundang masyarakat dan aparat kelurahan guna memberikan

sosialisasi dan pemberian informasi yang jelas tentang rencana kegiatan

oleh pemrakarsa maksud serta tujuan pembangunan rumah sakit bagi

masyarakat, terutama pemberian informasi tentang lowongan kerja yang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

91

Page 92: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

tersedia sesuai kebutuhan kegiatan Rumah Sakit Siloam, maupun peluang

kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak pemrakarsa dalam

hal pembangunan rumah sakit ini.

Pada sosialisasi ini juga ditampilkan potensi dampak positif dan negatif

terhadap lingkungan dibidang fisik, kimia, biologi, sosial budaya,

ekonomi dan kesehatan masyarakat yang mungkin terjadi, model

pengelolaan dan pemantauan yang wajib dilakukan serta peran serta

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup sehingga dampak

positif dapat ditingkatkan serta dampak negatif diminimalisir.

3) Lokasi Pengelolaan

Sosialisasi dilakukan di lokasi rumah sakit/arena pameran di Kelurahan

Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan

Sosialisasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Oktober 2012 mulai

jam 16.30 Wita sampai jam 20.00 dengan jumlah peserta seperti daftar

hadir terlampir.

5.1.2 Tahap Konstruksi

a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembersihan dan Penyiapan

Lokasi

1) Sasaran Pengelolaan

Pengelolaan dilakukan terhadap lokasi rencana kegiatan yang

ditumbuhi pohon dan semak, serta operator kendaraan angkutan

material.

2) Upaya Pengelolaan

Saat pembersihan dan penyiapan lokasi, dilakukan penebangan pohon

dan semak serta pembersihan sisa tebangan. Kegiatan ini menimbukan

peningkatan kebisingan akibat aktivitas keluar masuk kendaraan

operasional. Pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminimalisir

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

92

Page 93: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

dampak tersebut adalah pengangkutan sisa tebangan serta operasional

pengangkutan dilakukan pada malam hari. Upaya Pengelolaan ini

diharapkan dapat mengurangi kuantitas bangkitan debu ke udara.

Kebisingan tidak terlalu nampak akibat kebisingan dari lingkungan dan

transportasi.

3) Lokasi Pengelolaan.

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di

RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

Pengelolaan dilakukan selama pengerjaan pembersihan lahan dan

penyiapan lokasi, yakni 30 (sembilan puluh) hari kerja.

b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja

1) Sasaran Pengelolaan.

Persaingan dalam memanfaatkan kesempatan kerja bagi para pekerja

lokal perlu diperhatikan. Prioritas utama ditujukan kepada pekerja

lokal sebagai sasaran agar kegiatan dapat berlangsung dengan baik

dan lancar tanpa ada gejolak sosial.

2) Upaya Pengelolaan.

Dilakukan dengan cara mengumumkan secara luas tentang

kesempatan kerja, jumlah lowongan, sistim kerja, waktu pembayaran,

cara pembayaran upah kerja, semuanya dilaksanakan sesuai aturan

ketenagakerjaan yang berlaku. Upaya ini akan mengeliminasi dampak

negatif pada hubungan keharmonisan diantara pencari kerja lokal dan

semakin memaksimalkan tingkat pendapatan mereka. Disamping itu

perlu pengaturan pembagian tugas dan Jadwal kerja yang jelas agar

pekerjaan fisik dapat dilaksanakan secara maksimal. Selain upayakan

juga mengatur hubungan kerja yang baik diantara pekerja terampil

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

93

Page 94: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

dari luar dengan pekerja lokal yang kurang terampil sehingga terjadi

peningkatan kinerja antara transfer teknologi pekerja.

3) Lokasi Pengelolaan.

Pengumuman lewat radio dan koran serta ditempatkan di Kantor

Lurah Fatululi, Dinas Nakertrans Kota Kupang dan lokasi rencana

usaha, sedangkan pembagian tugas dan jadwal kerja dijelaskan kepada

pekerja di lokasi kegiatan pembangunan Rumah Sakit.

4) Waktu dan durasi pengelolaan.

Pengumuman ditempatkan di Kantor Lurah Fatululi, Dinas Nakertrans

Kota Kupang, 14 (empat belas) hari sebelum rekrutmen dilaksanakan.

c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi dan Demobilisasi

Bahan atau Material Konstruksi.

1) Sasaran Pengelolaan

Sasaran pengelolaan pada lokasi rencana usaha serta para pekerja

konstruksi bangunan, pengawas, sopir, kondektur.

2) Upaya Pengelolaan

Pengelolaan dilakukan untuk mengurangi dampak peningkatan debu

dan kebisingan, kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas,

dilaksanakan melalui penyiraman lokasi, penutupan dengan terpal

pada bak truk pengangkut, pemasangan tanda larangan masuk dan

rambu lalu lintas portabel, mentaati jadwal angkut dan jadwal kerja,

pembuatan gudang tempat penyimpanan material.

3) Lokasi Pengelolaan.

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan rumah sakit di

RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi, sebelum kegiatan

pembangunan fisik Rumah Sakit dan fasilitasnya.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

94

Page 95: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

d. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembangunan Fisik Rumah Sakit

dan Fasilitasnya.

1) Sasaran Pengelolaan.

Sasaran pengelolaan pada lokasi rencana usaha serta para pekerja

konstruksi bangunan, pengawas, sopir dan kondektur.

2) Upaya Pengelolaan.

Pengelolaan dilakukan untuk mencegah peningkatan debu dan kebisingan

serta kecelakaan kerja; dilaksanakan melalui penyiraman lokasi,

pemasangan tanda larangan masuk, himbauan, pagar lokasi, penerapan

disiplin dan Standart Operation Procedure (SOP), serta taat terhadap

Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) seperti penggunaan helm

pengaman, masker hidung, sabuk pengaman, dan lain-lain.

3) Lokasi Pengelolaan.

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan rumah sakit di

RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi sampai kegiatan

pembangunan fisik Rumah Sakit dan fasilitasnya selesai.

5.1.3 Tahap Operasi

a. Pengelolaan dampak lingkungan terkait rekrutmen karyawan rumah sakit dan

seleksi calon karyawan.

1) Sasaran Pengelolaan.

Yang menjadi sasaran pengelolaan adalah masyarakat pencari kerja

terutama yang memiliki spesifikasi di bidang pengelolaan rumah sakit dan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

95

Page 96: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

fasilitasnya, serta masyarakat yang telah mendaftar untuk bekerja di Rumah

Sakit Siloam Kota Kupang.

2) Upaya Pengelolaan.

Upaya pengelolaan dilakukan dengan cara mengumumkan jumlah

kesempatan atau lowongan kerja sebanyak 200 orang tenaga yang

dibutuhkan berdasarkan spesifikasi kebutuhan manajemen rumah sakit,

serta pelaksanaan seleksi calon karyawan dilakukan secara transparan.

Selain itu juga direncanakan pelaksanaan peningkatan kualitas dan kuantitas

Sumber Daya Manusia Rumah Sakit melalui berbagai program magang,

diklat maupun kursus.

Meningkatkan kemampuan pekerja dengan latihan ketrampilan/

permagangan bagi tenaga pengurus rumah sakit, kerjasama dengan Dinas

kebersihan dalam menangani persampahan, dengan pihak Kepolisian dalam

melatih satpam, penanggulangan keadaan darurat pada Dinas Kebakaran,

serta peningkatan kesehatan kerja melalui Askes tenaga kerja guna

pememeriksaan kesehatan pekerja ke paramedis setiap tahun.

Guna menjaga keharmonisan diperlukan Pengarahan dan selalu konsisten

dalam menegaskan aturan yang sudah disepakati bersama pekerja.

3) Lokasi Pengelolaan.

Pengumuman dilaksanakan di media massa, Dinas Nakertrans Kota Kupang

serta Kantor manajemen Rumah Sakit agar diperoleh tenaga yang

profesional dibidangnya. Sedangkan Seleksi karyawan Rumah Sakit dan

peningkatan SDM dapat dilaksanakan pemrakarsa di tempat lain yang

dianggap layak.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

Tahap Pengumuman sampai seleksi karyawan Rumah Sakit dilaksanakan 14

(empat belas) hari; sedangkan program peningkatan SDM karyawan Rumah

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

96

Page 97: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Sakit dilaksanakan secara terus menerus dan berkala sesuai tingkat

kebutuhan manajemen rumah sakit.

b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Operasional Rumah Sakit dan Fasilitasnya

1) Sasaran Pengelolaan

Sasaran pengelolaan pada manajemen rumah sakit, sistem pengelolaan

rumah sakit dan sarana prasarana pendukung Rumah Sakit Siloam.

2) Upaya Pengelolaan

Upaya pengelolaan untuk tujuan meminimalisir dampak lingkungan berupa

peningkatan pencemaran air karena aktifitas manusia saat operasional

Rumah Sakit. Karena itu pengolahan semua limbah cair dari semua unit

operasi Rumah Sakit Siloam akan diolah dengan sistem Bio Filter Anaerob

dan Aerob, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Limbah cair dari Unit UGD, Operasi dan laboratorium akan melalui

proses pre-treatment setelah itu dialirkan ke Equilizing tank. Kemudian

limbah cair dari toilet dan laundry dialirkan ke Equilizing tank dan

limbah cair dari dapur di treatment (untuk menangkap lemak dan

minyak) selanjutnya dialirkan ke Equilizing tank.

b. Semua limbah cair dalam Equilizing tank dihomogenkan dan

ditambahkan kadar oksigen terlarut (DO), selanjutnya dipompa ke arah

STP Biofilter serta diolah secara biologis anaerob dan aerob.

c. Dari STP Biofilter air yang telah memenuhi baku lingkungan dialirkan

ke bak sedimentasi dan ditambahkan PAC untuk mengendapkan zat-zat

tersuspensi yang sebagian kemungkinan mengandung B3, padatan yang

mengendap diharuskan di sedot secara periodik.

d. Dari bak sedimentasi air dialirkan menuju tangki penampungan (storage

tank) untuk di recycle kembali atau dibuang ke badan air.

Upaya pengelolaan kualitas udara dengan memelihara pohon yang

sudah ada dan menanam kembali atau menyediakan tanaman in door dalam

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

97

Page 98: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

tiap ruangan dapat menyerap polutan yang ada maupun menyerap tingkat

kebisingan. Beberapa tanaman in door yang dianjurkan yaitu Siri Belanda (

Epipremnum aureum) meredam 53 % dari total Benzena sebesar 0,156 ppm

per hari juga menekan 67 % dari total formaldehid 18 ppm dan 75 % dari

total karbon Monoksida sebesar 113 ppm . Tumbuhan ini merambat berdaun

kuning, termasuk Sansivieria/ lidah mertua dan pakis Boston (Hasim,2008).

Pengelolaan polutan dengan menggunakan tanaman out door yaitu

Puring/croton ; menurut hasil penelitian Ir Suparwoko Univ. Islam

Indonesia, Yokyakarta, croton paling baik dalam menyerap Timbal. Sehelai

daun Puring mampu menyerap 2,05 mg/l timbal, beringin (Ficus benjamina)

hanya 1,025 mg/l dan Tanjung (Mimusops elengi) 0,505 mg/l (Trubus ,Agts

2008). Disamping itu perlu menyiapkan tempat/ ruang terbuka bagi perokok

dengan tanaman seperti di atas.

Upaya pengelolaan sistim drainase, sumur resapan, dipelihara sehingga

tetap berfungsi dengan baik.

Upaya pengelolaan untuk tujuan mengurangi timbunan sampah padat

dilakukan dengan cara memasang tanda larangan membuang sampah

sembarangan, menyediakan tempat sampah dan TPS Rumah Sakit dengan

peruntukan sebagai berikut: sampah umum dalam kantong plastik warna

hitam, semua sampah akan diteruskan ke incenerator disimpan di dalam

plastik berwarna kuning strip hitam. Limbah sebaiknya di incinerasi dan

dapat dibuang ke Landfill. Limbah yang harus disterilisasi di tempatkan

dalam kantong biru muda. Sedangkan limbah padat radioaktif disimpan di

dalam kotak yang dilapisi logam Pb dan beri identitas khusus bahan

radioaktif (selanjutnya diolah di Badan Tenaga Atom (BATAN) dan limbah

radiokatif cair dengan waktu paruh pendek di simpan dalam kotak berlapis

Pb sampai aktivitasnya.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

98

Page 99: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Pembuatan sebuah TPS rumah sakit memudahkan saat menjalin

kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Kupang agar pengangkutan

sampah dari TPS Rumah Sakit dilakukan secara rutin.

Upaya pengelolaan untuk tujuan meminimalisir kecelakaan kerja dan

kebakaran dilakukan dengan cara penerapan SOP dan K3 secara ketat,

pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran bagi karyawan, pemasangan

tabung pemadam, akses jalan yang cukup untuk kendaraan pemadam

kebakaran, pemasangan tanda larangan (merokok, parkir, berhenti), tanda

bahaya (gampang terbakar, gampang meledak), maupun himbauan.

3) Lokasi Pengelolaan

Lokasi pengelolaan fasilitas berada dalam lokasi rumah sakit.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan :

Mengatur Jadwal penyedotan tinja secara rutin melalui Dinas Kebersihan

Kota Kupang adalah cara yang tepat sebelum tangki septik penuh, serta

menganalisa kualitas air maksimal dua kali dalam setahun pada

Laboratorium terakreditasi di tingkat provinsi atau laboratorium lingkungan

pada Dinas Kesehatan Kota Kupang. dan dilaporkan ke BPLHD Kota

Kupang tiap 6 (enam) bulan.

5.1.4 Tahap Pasca Operasi

a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan.

1) Sasaran Pengelolaan.

Sasaran pengelolaan pada kegiatan ini adalah karyawan Rumah Sakit dan

penghuni perumahan di sekitarnya.

2) Upaya Pengelolaan.

Upaya pengelolaan untuk meminimalisir dampak akibat kegiatan ini

dilakukan dengan cara pemberian informasi yang lengkap mengenai alasan

pengalihan fungsi lahan dari rumah sakit ke usaha/kegiatan lain sehingga

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

99

Page 100: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

karyawan dan pemilik/penghuni dapat memahaminya sehingga tidak timbul

konflik dan keresahan.

3) Lokasi Pengelolaan.

Pengelolaan dampak kegiatan pengalihan fungsi lahan dilaksanakan di

lokasi Rumah Sakit.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

Waktu pemberian informasi kepada karyawan dilaksanakan 2-5 bulan

sebelum pengalihan fungsi dilaksanakan sehingga karyawan dapat

mempersiapkan diri secara lebih baik. Sedangkan informasi kepada

karyawan dilakukan paling lambat 1 tahun sebelum dialihfungsikan

sehingga karyawan dapat mempersiapkan diri lebih baik.

b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembongkaran Bangunan.

1) Sasaran Pengelolaan.

Sasaran pengelolaan dari kegiatan ini adalah pemilik bangunan Rumah Sakit

yang dibongkar.

2) Upaya Pengelolaan.

Upaya pengelolaan dampak akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara

sosialisasi pada masyarakat sekitar tentang rencana dan waktu pembongkaran,

mempekerjakan tenaga kerja non skill sekitar lokasi rumah sakit, mencegah

debu yang berterbangan dengan menyiram lokasi, mengatur alat berat dan arus

lalu lintas agar tidak terjadi kecelakaan lalulintas maupun tenaga kerja,

mendaur ulang sebahagian bahan bangunan.

3) Lokasi Pengelolaan.

Pengelolaan dampak kegiatan pembongkaran bangunan rumah sakit

dilaksanakan pada kawasan rumah sakit.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

100

Page 101: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Sosialisasi, penyerapan tenaga kerja dan pembongkaran dilaksanakan dalam

waktu secepatnya.

c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja.

1) Sasaran Pengelolaan.

Sasaran pengelolaan dari kegiatan ini adalah karyawan yang akan di-PHK,

terutama yang tidak dipekerjakan kembali pada usaha yang baru.

2) Upaya Pengelolaan.

Upaya pengelolaan dampak akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara

pemberian pesangon sesuai dengan kontrak kerja dan aturan ketenagakerjaan ,

mengalihkan tenaga kerja tersebut ke usaha lain/baru, dan/atau mengusahakan

bantuan modal usaha dari lembaga atau instansi lain.

3) Lokasi Pengelolaan.

Pengelolaan dampak kegiatan PHK dilaksanakan di manajemen rumah sakit.

4) Waktu dan durasi Pengelolaan.

Pemberian pesangon, mengalihkan tenaga kerja ke usaha lain/baru, dan/atau

mengusahakan bantuan modal usaha dari lembaga / instansi lain dilakukan

saat pelaksanaan PHK.

5.2 Upaya Pemantauan Dampak Lingkungan Hidup

5.2.1 Tahap Pra konstruksi.

a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasaran pemantauan adalah masyarakat sekitar lokasi rencana usaha.

2) Parameter Yang Dipantau.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

101

Page 102: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Tanggapan masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi dalam bentuk

positif, maupun keluhan dan keraguan.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Yang menjadi tolok ukur pemantauan dalam kegiatan ini adalah

perbandingan persentase yang menolak dan yang menerima serta alasan-

alasannya.

4) Metode Pemantauan.

Pemantauan dilakukan dengan metode observasi, tanya jawab dan dialog

dengan masyarakat sekitar lokasi rencana usaha.

5) Lokasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan di sekitar lokasi rencana usaha.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Observasi, dialog, tanya jawab dengan masyarakat dilakukan pada saat

sebelum pembebasan lahan.

b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Survey dan Pengukuran.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasarannya adalah masyarakat yang berbatasan langsung dengan lokasi

rencana usaha.

2) Parameter Yang Dipantau.

Jumlah dan asal persepsi negatif maupun positif terhadap rencana usaha.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Pemantauan dilakukan dengan memperhatikan dan membandingkan

jumlah persepsi negatif maupun positif.

4) Metode Pemantauan.

Observasi, dialog, tanya jawab dengan masyarakat dilakukan pada saat

sebelum pembebasan lahan.

5) Lokasi Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

102

Page 103: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Masyarakat sekitar yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana

usaha.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan 1-2 hari sebelum saat pelaksanaan survey dan

pengukuran oleh Rumah Sakit dan Dinas Tata Ruang Kota Kupang.

c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan.

1) Sasaran Pemantauan.

Masyarakat sekitar, tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat kelurahan

Fatululi.

2) Parameter yang Dipantau.

Ada tidaknya informasi tentang rencana usaha serta peluang kerja kepada

masyarakat sekitar.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Ketersediaan informasi dan bahan sosialisasi rencana kegiatan yang berisi

peluang dan kesempatan kerja serta manfaat rencana kegiatan bagi

pemrakarsa dan lingkungan sekitar; tingkat penerimaan masyarakat sekitar

terhadap rencana usaha.

4) Metode Pemantauan.

Pemantauan dilakukan lewat metode observasi, dialog dan wawancara.

5) Lokasi Pemantauan.

Pemantauan dilaksanakan pada tempat sosialisasi rencana usaha.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

103

Page 104: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Waktu pemantauan adalah saat pelaksanaan sosialisasi dan sesi dialog

dengan masyarakat sekitar.

5.2.2 Tahap Konstruksi.

a. Pemantauan Dampak Lingkungan Lingkungan Terkait Pembersihan dan

Penyiapan Lokasi.

1) Sasaran Pemantauan.

Kondisi lingkungan rumah sakit.

2) Parameter Yang Dipantau.

Tingkat partikel debu di udara dan tingkat kebisingan.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Tolok ukur pemantauan yang dipakai adalah kondisi tingkat partikel debu

serta tingkat kebisingan awal.

4) Metode Pemantauan.

Metode pemantauan yang dipakai adalah pengujian tingkat partikel debu

di udara serta tingkat kebisingan pada saat kegiatan pembersihan lahan

dan penyiapan lokasi.

5) Lokasi Pemantauan.

Lokasi rencana usaha pembangunan rumah sakit.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan sekali pada saat kegiatan pembersihan lahan dan

penyiapan lokasi.

b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasaran Pemantauan adalah tenaga kerja di lingkungan lokasi rencana

pembangunan rumah sakit.

2) Parameter Yang Dipantau.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

104

Page 105: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Parameter yang dipakai dalam pemantauan adalah jumlah tenaga kerja

yang terlibat dalam tahap konstruksi.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Tolok ukur pemantauan adalah kebutuhan minimal tenaga kerja konstruksi

sebanyak 196 orang agar pekerjaan konstruksi berjalan optimal.

4) Metode Pemantauan.

Pemantauan dilaksanakan menggunakan metode pemeriksaan daftar hadir

tenaga kerja, wawancara dengan tenaga kerja dan manajemen usaha.

5) Lokasi Pemantauan.

Lokasi rencana usaha pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan minimal 2 (dua) kali selama kegiatan konstruksi.

c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan

atau Material Konstruksi.

1) Sasaran Pemantauan.

Kondisi lingkungan lokasi rencana pembangunan rumah sakit saat

kegiatan mobilisasi dan demobilisasi bahan / material konstruksi.

2) Parameter yang Dipantau.

Tingkat partikel debu di udara dan tingkat kebisingan.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Kondisi tingkat partikel debu dan tingkat kebisingan daerah permukiman

sekitar Rumah Sakit Siloam.

4) Metode Pemantauan.

Pengukuran tingkat partikel debu dan tingkat kebisingan.

5) Lokasi Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

105

Page 106: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Lokasi rencana pembangunan rumah sakit.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Dilakukan saat sedang berlangsung kegiatan mobilisasi dan demobilisasi

bahan konstruksi.

d. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pembangunan Fisik Rumah Sakit

Siloam dan Fasilitasnya.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasaran pemantauan pada kegiatan ini adalah kondisi kualitas lingkungan

lokasi rencana usaha yang terdiri dari kualitas udara dan kebisingan,

kejadian kecelakaan kerja.

2) Parameter Yang Dipantau.

Tingkat partikel debu dan kebisingan, jadwal kerja, Pembagian kerja, SOP,

peralatan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) serta laporan kecelakaan

kerja.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Kualitas udara dan tingkat kebisingan, ketersediaan sarana dan prasarana

K3, Kotak P3K, jumlah kejadian kecelakaan kerja.

4) Metode Pemantauan.

Pemantauan dilakukan lewat pengukuran kualitas udara dan kebisingan,

observasi, dialog.

5) Lokasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan pada lokasi pembangunan rumah sakit.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan selama 3 (tiga) kali, yaitu pada awal kegiatan,

pertengahan dan akhir kegiatan untuk membandingkan ketepatan

pengelolaan yang diterapkan.

5.2.3 Tahap Operasi.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

106

Page 107: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Karyawan Rumah Sakit

Siloam dan seleksi Calon Karyawan Rumah Sakit Siloam.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasaran pemantauan dalam kegiatan ini adalah Sistem dan hasil rekrutmen

karyawan Rumah Sakit serta seleksi calon karyawan.

2) Parameter Yang Dipantau.

Pemantauan dilakukan terhadap jumlah minimal karyawan (200 orang),

jumlah tenaga kerja lokal yang melamar dan yang diterima, kontrak kerja

dan upah serta kriteria dan jumlah calon karyawan yang lolos seleksi.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Pengumuman seleksi dan penerimaan calon karyawan, Jumlah kebutuhan

dan jumlah hasil rekrutmen karyawan, Informasi hak dan kewajiban

karyawan, serta pengumuman pendaftaran maupun hasil seleksi calon

karyawan.

4) Metode Pemantauan.

Pemantauan dilakukan menggunakan metode pemeriksaan terhadap

perjanjian kerja, daftar hadir calon karyawan, wawancara dengan calon

karyawan dan manajemen rumah sakit, manifest pendaftar, daftar calon

serta kelengkapan terhadap dokumen yang disyaratkan.

5) Lokasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan pada kantor Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan minimal 1 kali pada saat seleksi dilakukan, sebelum

rumah sakit difungsikan.

b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Operasional Rumah Sakit dan

Fasilitasnya.

1) Sasaran Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

107

Page 108: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Sasaran pemantauan pada kegiatan ini adalah manajemen rumah sakit,

sarana dan prasarana pendukung aktivitas rumah sakit.

2) Parameter Yang Dipantau.

Dalam rangka pencegahan dan meminimalisir dampak terhadap kualitas

air, udara dan kebisingan maka parameter lingkungan yang dipantau

adalah jumlah dan kondisi IPAL, Septic Tank, Sistem drainase, pohon

peneduh , tanda larangan / himbauan, serta SOP, jalan, fasilitas umum.

Pemantauan terhadap pengelolaan timbulan sampah dilaksanakan dengan

melihat jumlah dan kondisi Tempat sampah atau TPS, tanda larangan dan

himbauan. Pemantauan terhadap kualitas udara dan kebisingan dilakukan

dengan mengukur kadar NOx, SOx dan membandingkan tingkat

kebisingan pada saat rona awal dengan tahap operasi rumah sakit.

Sedangkan pemantauan hasil dari upaya pengelolaan terhadap dampak

kecelakaan kerja dan kebakaran dilakukan dengan melihat SOP,

Ketersediaan sarana dan prasarana K3, Sarana dan prasarana damkar,

Laporan jumlah kejadian Kecelakaan kerja dan kebakaran.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Kualitas udara, air dan tingkat kebisingan pada kondisi awal lokasi

sebelum ada kegiatan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk

Rumah Sakit pada tahap operasi.

4) Metode Pemantauan.

Observasi, survey, wawancara, pengujian laboratorium pada kualitas air,

udara dan tingkat kebisingan.

5) Lokasi Pemantauan.

Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

108

Page 109: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Pemantauan dilakukan tiap 6 (enam) bulan selama rumah sakit beroperasi

dan dilaporkan ke BPLHD Kota Kupang serta instansi terkait.

5.2.4 Tahap pasca Operasi

a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasaran pemantauan adalah kondisi karyawan dan manajemen rumah

sakit yang akan berhenti beroperasi.

2) Parameter yang Dipantau.

Parameter yang harus dilihat adalah apakah rumah sakit telah berhenti

beroperasi secara permanen dan penyebab pengalihan usaha, tingkat

keresahan warga dan tenaga kerja.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Tolok ukurnya adalah jumlah karyawan yang masih aktif, kondisi

manajemen rumah sakit, jumlah karyawan dan jumlah warga di sekitar

lokasi rumah sakit yang resah.

4) Lokasi Pemantauan.

Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya.

5) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan sekali selama proses pengalihan usaha.

b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pembongkaran bangunan

Rumah Sakit.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasaran pemantauan adalah manajemen rumah sakit dan pemilik

bangunan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

109

Page 110: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

2) Parameter Yang Dipantau.

Parameter pemantauan adalah prosedur pembongkaran dan peralatan

yang digunakan, kualitas udara dan kebisingan serta keresahan warga.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Bahan yang di daur ulang, penempatan sisa bahan bangunan,

sosialisasi dan waktu pembongkaran serta teknis penanganan

pengangkutan material, debu, kebisingan, bangkitan lalu lintas dan

jumlah tenaga kerja lokal yang diserap.

4) Metode Pemantauan.

Observasi, pengujian laboratorium, survey, wawancara dengan

pemrakarsa, tenaga kerja, lurah dan masyarakat sekitar.

5) Lokasi Pemantauan.

Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan sekali saat proses pembongkaran bangunan

Rumah Sakit.

c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja.

1) Sasaran Pemantauan.

Sasaran pemantauan adalah karyawan dan manajemen rumah sakit.

2) Parameter Yang Dipantau.

Parameter pemantauan adalah prosedur PHK, jumlah yang di-PHK,

serta alasan PHK, tingkat keresahan tenaga kerja.

3) Tolok Ukur Pemantauan.

Aturan ketenagakerjaan, kontrak kerja, besar pesangon atau

kompensasi yang diterima, kontrak penyewaan.

4) Metode Pemantauan.

Observasi, survey, wawancara dengan karyawan dan pemrakarsa.

5) Lokasi Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

110

Page 111: Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya.

6) Waktu dan Durasi Pemantauan.

Pemantauan dilakukan sekali saat proses PHK.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

111