BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia kita mengenal adanya bangunan komersial sebagai sarana untuk melakukan berbagai kegiatan. Gedung sebagai salah satu bangunan komersial berfungsi sebagai tempat bekerja dan tempat hunian. Di dalam bangunan gedung kita dapat melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya, keagamaan, jasa kesehatan atau kegiatan khusus lainnya. Ciri utama bangunan komersial biasanya mempunyai gaya arsitektur modern dan berada dalam kota serta mempunyai lokasi yang strategis. Sebagai tolok ukur dalam menampilkan percepatan pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang harus dapat menyediakan berbagai fasilitas pendukung utilitas kota seperti bangunan komersial rumah sakit yang dapat memaksimalkan fungsi pelayanan kesehatan, pendidikan, bisnis, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya. Sejalan dengan trend dan tuntutan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pembangunan Rumah PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia kita mengenal adanya bangunan komersial sebagai
sarana untuk melakukan berbagai kegiatan. Gedung sebagai salah satu bangunan komersial
berfungsi sebagai tempat bekerja dan tempat hunian. Di dalam bangunan gedung kita
dapat melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya,
keagamaan, jasa kesehatan atau kegiatan khusus lainnya. Ciri utama bangunan komersial
biasanya mempunyai gaya arsitektur modern dan berada dalam kota serta mempunyai
lokasi yang strategis.
Sebagai tolok ukur dalam menampilkan percepatan pembangunan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Kota Kupang harus dapat menyediakan berbagai fasilitas pendukung
utilitas kota seperti bangunan komersial rumah sakit yang dapat memaksimalkan fungsi
pelayanan kesehatan, pendidikan, bisnis, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya.
Sejalan dengan trend dan tuntutan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, pembangunan Rumah Sakit Siloam dilaksanakan dengan memperhatikan
aspek lingkungan secara menyeluruh yang didahului dengan pengkajian lingkungan yang
dilaksanakan lewat penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
1.2 Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi rujukan dan dasar hukum dalam
penyusunan dokumen UKL dan UPL ini, adalah :
1. Undang-undang Nomor 05 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
1
2. Undang-undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
10. Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang
Pertanahan.
11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 2002 tentang Baku
Tingkat Kebisingan.
12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Kebauan.
13. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan
pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung.
14. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Gedung dan Lingkungan.
15. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
Teknis Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
16. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 02
Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi.
17. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perijinan
Rumah Sakit.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
2
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit.
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
22. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 61 Tahun 2002 tentang Pedoman
Penetapan Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2003.
23. Keputusan Bapedal Nomor 03 tahun 1995 tentang kualitas incinerator dan emisi yang
dikeluarkannya.
24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan.
25. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
26. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
27. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
28. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengolahan Bahan Limbah
Berbahaya dan Beracun.
29. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Kota Kupang.
30. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Kupang tahun 2011 – 2030.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
3
31. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kota Kupang Tahun 2011 – 2030.
1.3 Tujuan dan Kegunaan
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penyusunan dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota
Kupang, adalah :
1) Menyajikan informasi lingkungan sebelum adanya kegiatan rumah sakit.
2) Menguraikan kegiatan yang akan dilakukan rumah sakit.
3) Menguraikan komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan menimbulkan
dampak terhadap lingkugan hidup akibat pembangunan dan pengoperasian rumah
sakit.
4) Menguraikan tindakan pihak rumah sakit dalam program pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
1.3.2 Kegunaan
Kegunaan dari dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan
Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang, adalah :
1) Bagi Pemerintah
a) Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian pembangunan.
b) Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Kupang dan instansi terkait dalam
melakukan pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup.
2) Bagi Pemrakarsa
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
4
a) Membantu pemrakarsa dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan
perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau
kegiatan Rumah Sakit Siloam.
b) Sebagai bahan acuan dalam upaya pemberdayaan masyarakat sebagai akibat dari
kegiatan pengoperasian rumah sakit dan fasilitas penunjangnya.
c) Sebagai instrument pengikat dan acuan bagi pemrakarsa dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
d) Sebagai bahan pertimbangan dalam permohonan rekomendasi kelayakan
lingkungan hidup terhadap pembangunan dan pengoperasian rumah sakit.
3) Bagi Masyarakat.
a) Kemudahan memperoleh fasilitas pengobatan yang memadai, yang setara dengan
rumah sakit di luar negeri seperti di Singapura serta fasilitas Dokter Ahli yang
memadai baik dalam jumlah maupun kualitas pelayanan bagi pasien rawat inap,
rawat jalan maupun pelayanan lainnya dengan harga yang bersaing dan terjangkau
oleh masyarakat.
b) Terbukanya kesempatan kerja seperti penyediaan bahan pangan dan sayuran serta
buah-buahan dari warga sekitar rumah sakit serta penyediaan berbagai jasa
pendukung aktivitas lainnya oleh warga di sekitar rumah sakit.
c) Terjalin pola kemitraan dengan usaha lain.
d) Saling kontrol dari masyarakat terhadap kegiatan rumah sakit yang bersifat negatif.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
5
BAB II
IDENTITAS PEMRAKARSA DAN
DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN
2.1 Identitas Pemrakarsa
1 Nama Badan Usaha : PT. NUSA BAHANA NIAGA
2 Nama Penanggungjawab Rencana Usaha dan atau Kegiatan
: Ir. Dominikus Go
3 Alamat Kantor : Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Telp : -
2.2 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
6
1
.
Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
: Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.
2
.
Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
: Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
3
.
Informasi Kegiatan : Rencana kegiatan terletak pada kawasan dengan peruntukan sesuai penataan ruang adalah kawasan jasa dan perdagangan.
4
.
Skala Usaha dan/atau Kegiatan : Rumah Sakit tipe A.
2.2.1 Kegiatan Konstruksi
Kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang secara garis besar
dikelompokan menjadi 7 (tujuh) jenis kegiatan utama :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Arsitektural
5. Pekerjaan Pelengkap
6. Pekerjaan Mekanical dan Electrical
7. Pekerjaan Landscape
Secara jelas deskripsi kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
nantinya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data Teknis Kegiatan Fisik Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
No Uraian Rencana Kegiatan Volume Satuan Kegiatan
A Pekerjaan Persiapan
1 Mobilisasi de Mobilisasi 1,00 Unit
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
7
2 Pembersihan Lapangan 9.750,00 m2
3 Uitzet & Bouwplank 540,00 m2
4 Pagar Pengaman Keliling 300,00 m
5 Direksi keet 60,00 m2
6 Air & Listrik Kerja 1,00 Unit
7 Papan nama Proyek (120 x240) cm 1,00 UnitB Pekerjaan Tanah
1 Galian pematangan lahan 37,25 m3
2 Galian tanah pondasi struktur 1.502,79 m3
3 Urugan dan pemadatan tanah peninggian elevasi gedung 18.372,53 m3
4 Urugan pasir 609,29 m3
C Pekerjaan StrukturC.1 Pekerjaan Beton Sub Struktur
9 Pekerjaan Gedung Mortuary 1,00 Unit10 Pekerjaan Rumah Genset dan pompa 1,00 Unit11 Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA 1,00 Unit12 Logo Dan Plank Nama 1,00 Unit
F Pekerjaan Mecanical dan ElectricalF.1. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung
1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan 1,00 Unit2 Pekerjaan Instalasi Lift 8,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan 1,00 Unit4 Pekerjaan Instalasi Fire alarm 1,00 Unit5 Pekerjaan Instalasi Tata Suara 1,00 Unit6 Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System 1,00 Unit7 Pekerjaan Instalasi penangkal Petir 1,00 Unit8 Pekerjan Instalasi air Limbah 1,00 Unit9 Pekerjaan Instalasi air Bersih 1,00 Unit
F.2. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Landscape1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks 1,00 Unit2 Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan 1,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi air Bersih taman 1,00 Unit
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
9
4 Pekerjaan Ground reservoar air bersih 1,00 Unit5 Pekerjaan Tandon Air 1,00 Unit6 Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) 1,00 Unit
7Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat (Incenerator) 1,00 Unit
G Pekerjaan Landscape
1 Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir 1,00 Unit2 Pekerjaan Tata Taman 1,00 Unit3 Pekerjaan Saluran drainase permukaan 1,00 Unit
2.2.2 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang direncanakan dilengkapi
dengan berbagai fasilitas, seperti:
1. Fasilitas Pokok, terdiri dari :
a. Instalasi Rawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Rawat Inap
d. Instalasi Bersalin
e. Instalasi Radiologi
f. Instalasi Laboratorium
g. Instalasi Intensif Care Unit
h. Instalasi Bedah Sentral
i. Instalasi Pemulasaran Jenasah
j. Instalasi Rehab Medic
2. Fasilitas Pendukung, terdiri dari :
a. Instalasi Farmasi
b. Instalasi Gizi
c. Instalasi Sterilisasi
d. Instalasi Hemodialisis
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
10
3. Fasilitas Penunjang, terdiri dari :
a. Instalasi Pemeliharaan Sarana (mesin-mesin, peralatan, dan lain-lain)
b. Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah
c. Instalasi Air Bersih dan Air Limbah
d. Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dan lain-lain.
e. Instalasi Pemadam Kebakaran
f. Security Service
g. Lift service
h. Tangga Darurat
i. Ramp Pasien
4. Fasilitas Umum, terdiri dari :
a. Sarana Perparkiran
b. Cafetaria
c. Pelayanan ATM
d. Taman
Selain itu rumah sakit ini dilengkapi dengan layanan umum, antara lain
layanan Mobil Ambulance, layanan Medical Chek Up, layanan Visum and Repertum,
layanan KB Rumah Sakit dan layanan MOW (Medical Operatif Wanita).
Dalam usaha mendukung kegiatan utama, yaitu pelayanan jasa kesehatan dan
penyediaan jasa yang berhubungan dengan kesehatan pasien, maka Rumah Sakit
Siloam Kota Kupang memiliki kapasitas 233 tempat tidur serta berbagai fasilitas
pendukung seperti terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pendukung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
No. Fasilitas Rumah Sakit Siloam Keterangan
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
11
1 IGD, Ruang Bersalin, Ruang Operasi, Ruang Sterilisasi, Hemodialisis, Klinik Rawat Jalan, Medical Record, ICU, Rehab Medic, Laboratorium, Farmasi / Apotek, Ruang Dokter, Pusat ATM, Gudang, Dapur Umum, Ruang Pemulasaran Jenasah, IPAL, Incenerator, Rumah Pompa, Rumah Genset, Pos Satpam, Parkiran Kendaraan.
Lantai Satu
2 Kantor, Cafetaria, Klinik, Ruang Sterilisasi, ICU, Radiologi, Ruang Dokter, Ruang Perawat, Ruang Rawat Inap, Ruang Cuci dan strika.
Lantai Dua
3 Gudang, Pantry, Ruang Perawat, Ruang Dokter, Ruang Isolasi, Ruang Rawat Inap.
Lantai Tiga
4 Ruang Mesin Lift, Ruang ME, Ruang Kompresor AC, Ruang Tandon Air.
Atap
Tabel 3. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas utama
Jenis Pelayanan Jumlah RuangKapasitas
(orang)
Instalasi Rawat Darurat 1 20
Instalasi Rawat Jalan 15 30
Instalasi Rawat Inap (jumlah tempat tidur) 233 233
9 Pekerjaan Gedung Mortuary 1,00 Unit10 Pekerjaan Rumah Genset dan pompa 1,00 Unit11 Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA 1,00 Unit12 Logo Dan Plank Nama 1,00 Unit
F Pekerjaan Mecanical dan Electrical
F.1. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung
1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan 1,00 Unit2 Pekerjaan Instalasi Lift 8,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan 1,00 Unit4 Pekerjaan Instalasi Fire alarm 1,00 Unit5 Pekerjaan Instalasi Tata Suara 1,00 Unit
6 Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System 1,00 Unit
7 Pekerjaan Instalasi penangkal Petir 1,00 Unit8 Pekerjan Instalasi air Limbah 1,00 Unit9 Pekerjaan Instalasi air Bersih 1,00 Unit
F.2. Pekerjaan Mekanikal dan Electrical Landscape
1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks
1,00 Unit
2 Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan 1,00 Unit3 Pekerjaan Instalasi air Bersih taman 1,00 Unit4 Pekerjaan Ground reservoar air bersih 1,00 Unit5 Pekerjaan Tandon Air 1,00 Unit6 Pekerjaan instalasi pengolahan limbah cair 1,00 Unit
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
17
(IPAL)
7Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat (Incenerator) 1,00 Unit
G Pekerjaan Landscape
1 Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir 1,00 Unit2 Pekerjaan Tata Taman 1,00 Unit3 Pekerjaan Saluran drainase permukaan 1,00 Unit
Kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak berupa kebisingan, debu,
peningkatan emisi gas buangan, sedimentasi, peningkatan aliran permukaan.
Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material
konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja
yang bisa menimbulkan konflik sosial dengan masyarakat setempat. Selain itu
kegiatan ini juga memberikan dampak positif berupa lapangan kerja dan
kesempatan berusaha.
5) Tahap Operasi Rumah Sakit
a. Perekrutan tenaga kerja operasi
Tenaga kerja yang mendukung kegiatan operasional rumah sakit
diperkirakan 200 karyawan baik medis maupun non medis, dengan rincian
sebagai berikut :
1) Direktur Utama : 1 orang
2) Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Administrasi : 1 orang
3) Wakil Direktur Bidang Pelayanan Kesehatan : 1 orang
4) Wakil Direktur Bidang Rawat Inap : 1 orang
5) Dokter Ahli/Spesialis : 9 orang
6) Dokter Umum : 11 orang
7) Front Office : 20 orang
8) Perawat : 46 orang
9) Bidan : 15 orang
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
18
10) Tenaga Adminitrasi Rumah Sakit : 50 orang
11) Pantry dan Restaurant : 10 orang
12) Laundry + Engineering : 15 orang
13) Satpam : 20 orang
Kegiatan perekrutan ini dapat menimbulkan dampak positif maupun
negatif terhadap masyarakat lokal. Dampak positif berupa terbukanya
kesempatan kerja baru. Dampak negatif yang mungkin terjadi bahwa
kesempatan kerja yang ditawarkan dengan spesifikasi tertentu beresiko
terhadap tenaga kerja lokal yang tidak tersedia sesuai kebutuhan berupa
keresahan, kecemburuan dan bisa menimbulkan konflik sosial.
b. Pengoperasian rumah sakit, meliputi :
1) Instalasi Rawat Jalan
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan,
pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-
masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat
untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.
Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan
cair serta sampah non medis.
2) Instalasi Gawat Darurat.
Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan
terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Kegiatan
ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta
sampah non medis, juga peningkatan kebisingan.
3) Instalasi Rawat Inap.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
19
Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24
jam (pasien menginap di rumah sakit). Kegiatan ini menimbulkan dampak
peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.
4) Instalasi Perawatan Intensif (Intensive Care Unit = ICU).
Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah
operasi berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan
pemantauan secara intensif dan tindakan segera. Kegiatan ini menimbulkan
dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.
5) Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan
gangguan kesehatan reproduksi. Kegiatan ini menimbulkan dampak
peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.
6) Instalasi Bedah.
Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan/operasi secara elektif maupun akurat,
yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Kegiatan ini
menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta
sampah non medis.
7) Instalasi Farmasi.
Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat
paten serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat. Kegiatan ini
menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta
sampah non medis.
8) Instalasi Radiodiagnostik dan Radioterapi.
Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan
menggunakan energi radioaktif seperti sinar gamma, berkas elektron, foton,
proton dan neutron dalam proses diagnosis dan pengobatan penyakit.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
20
Kegiatan ini menimbulkan dampak berupa peningkatan sampah medis, non
medis dan limbah radioaktif. Karena alasan adanya radiasi bahan radioaktif,
maka desain ruangan untuk instalasi tersebut dirancang secara khusus
sesuai dengan standar yang berlaku sebagaimana yang ada dalam gambar
rencana.
9) Unit Hemodialisa
Fasilitas ini digunakan sebagai tempat pasien melakukan cuci darah.
Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan
cair serta sampah non medis.
10) Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD/ Central Supply Sterilization
Departement)
Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply Department = CSSD).
Fasilitas untuk mensterilkan instrumen, linen, bahan perbekalan. Kegiatan
ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta
sampah non medis.
11) Instalasi Laboratorium.
Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan
ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya). Kegiatan ini
berdampak pada peningkatan sampah medis maupun non medis, gas
buangan dan kebauan.
12) Instalasi Rehabilitasi Medik.
Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh
dan mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan / berkurangnya
fungsi tersebut. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah
medis padat dan cair serta sampah non medis.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
21
13) Bagian Administrasi dan Manajemen
Suatu unit dalam rumah sakit yang merupakan tempat melaksanakan
kegiatan administrasi pengelolaan/manajemen rumah sakit serta tempat
melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri,
riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang
diterapkan secara terpusat/sentral. Kegiatan ini berdampak pada
peningkatan sampah non medis.
14) Instalasi Pemulasaran Jenazah dan Forensik.
Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil
oleh keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan
forensik. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis
padat dan cair serta sampah non medis.
15) Instalasi Gizi/Dapur.
Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi
kegiatan pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan
penyajian makanan-minuman. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan
sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan, limbah padat
dan cair.
16) Instalasi Cuci (Laundry).
Fasilitas untuk melakukan pencucian linen rumah sakit. Kegiatan ini
menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta
sampah non medis.
17) Bengkel Mekanikal dan Elektrikal (Workshop)
Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap
komponen-komponen sarana, prasarana dan peralatan medik. Kegiatan ini
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
22
menimbulkan dampak peningkatan sampah non medis padat dan cair serta
kebisingan.
18) Instalasi Air Bersih
Angka kebutuhan air bersih Rumah Sakit Siloam diprediksi berdasarkan
standar kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan sesuai ketentuan DirJen
Cipta Karya (200 ltr/org/hr untuk pasien rumah sakit), karyawan dan
pengunjung 30 ltr/org/hr, dan rata-rata tingkat hunian rumah sakit dalam
wilayah Kota Kupang tahun 2012. Perhitungan kebutuhan air bersih untuk
Rumah Sakit Siloam dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih untuk Rumah Sakit
No. Jenis Layanan OrangFasilitas / Peralatan
Pemakaian Air (ltr/hr)
Jumlah Kebubutuhan
Air (ltr/hr)
1. Pasien Rawat Inap 233 - 200 46.600,00
2. Tenaga Kerja Rumah Sakit 200 - 30 6.000,00
3. Non Rawat Inap (lain-lain) 90 - 30 2.700,00
4. Pengunjung (Non Pasien) 466 - 30 13.980,00
Jumlah 68.680,00
Kebutuhan air untuk perawatan gedung = 20% 13.736,00
Cadangan air untuk pemadam kebakaran = 5% 3.434,00
Cadangan Persediaan Air Bersih = 10% 6.868,00
Total Kebutuhan Air Bersih 92.718,00
Dari tabel diatas diperoleh total kebutuhan air bersih untuk aktivitas
harian Rumah Sakit Siloam sebesar 92.718,00 liter/hari atau 92,72 m3/hari
atau 3, 863 m3/jam. Sesuai dengan kebutuhan akan air bersih di atas, akan
dibangun reservoar bawah yang mampu menampung air sebesar 125 m3
dan reservoar atas dengan daya tampung sebesar 20 m3.
Dampak yang mungkin ditimbulkan dari pemanfaatan air bersih
berupa limbah cair.
19) Instalasi Pengelolaan Air Limbah
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
23
Dari jumlah pemanfaatan air bersih di atas diperkirakan 80% dari 92.72
m3/hr, maka akan terbuang sebagai air limbah, sehingga debit (Q) air
limbah atau limbah cair yang dihasilkan dalam satu hari = 74,176,00 m3/hr
atau 74,2 m3/hr atau 3,1 m3/jam. Untuk mengelola air limbah cair tersebut
diperlukan unit pengelolaan limbah cair dengan kapasitas sebesar 100
m3/hr, dengan teknologi sistem biofilter aerob dan anaerob, seperti dalam
gambar rencana. Kegiatan ini menimbulkan dampak negatif berupa limbah
padat. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penyiraman taman dan kolam, juga dapat dipakai sebagai
cadangan untuk pemadam kebakaran.
20) Instalasi Pengelolaan Limbah Padat
Menurut SNI 3242 tahun 2008 tentang limbah padat/sampah untuk
pemukiman kota menunjukan bahwa rata-rata limbah padat per hari sebesar
5 ltr/org/hr atau sebesar 2,5 kg /hari. Berdasarkan standar tersebut, untuk
limbah padat rumah sakit diperkirakan 3 ltr/org/hr untuk sampah medis dan
2,5 ltr/org/hr untuk limbah non medis. Dengan demikian jumlah sampah
medis yang dihasilkan sebesar =356 x 3 ltr/org/hr = 1.095 ltr/hr atau =
1,095 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan medis). Sedangkan untuk
sampah non medis sebesar 343 x 2,5 ltr/org/hr = 857,5 ltr/hr atau = 0,8575
m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan non medis).
Untuk mengelola limbah padat medis tersebut di atas telah disiapkan 1 unit
incenerator medis tipe Maxpell dengan kapasitas 80 kg sampah / jam.
Sedangkan limbah padat non medis pengelolaannya bekerja sama dengan
Dinas Kebersihan Kota Kupang.
Dampak dari kegiatan pengelolaan limbah padat medis maupun non medis
berupa kebauan, polusi udara, gas buangan dari hasil pembakaran.
21) Tahap Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
24
Pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang usia
layanan, meliputi pemeliharaan unit medis, non medis, sanitasi dan fasilitas
penunjang. Kegiatan ini menimbulkan dampak polusi udara, kebisingan,
kebauan, limbah cair dan limbah padat.
22) Power Suply
Agar dapat beroperasi secara maksimal, Rumah Sakit Siloam
membutuhkan suplay arus listrik dari PT PLN sebesar 1400 KVA. Untuk
menjaga kesinambungan operasi rumah sakit saat terjadi pemadaman
bergilir yang dilakukan PT PLN Persero Cabang Kupang maka disediakan
1 unit Genset Silent Type (sound proof) dengan daya terpasang 1400 KVA.
Dampak yang timbul dari instalasi dan operasinya berupa kebisingan,
polusi, ceceran oli, dan lain-lain.
23) Pemadam Kebakaran
Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, maka disediakan sarana
pemadam kebakaran berupa tabung gas untuk ruangan, 2 (dua) unit hydrant
di luar ruangan serta dilengkapi dengan sistem deteksi kebakaran dalam
gedung. Dampak yang timbul dari kegiatan ini adanya kebutuhan tambahan
tenaga kerja dengan keahlian khusus dan terhindar bahaya kebakaran pada
gedung rumah sakit.
6) Tahap Pasca Operasi
Potensi dampak lingkungan terkait pengalihan fungsi lahan dan pemutusan
hubungan kerja.
BAB III
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
25
KONDISI UMUM RONA LINGKUNGAN AWAL
3.1 Aspek Fisik
3.1.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Lokasi Usaha
Rumah Sakit Siloam berlokasi di Kelurahan Fatululi RT: 17 RW: 05 Kecamatan
Oebobo Kota Kupang dengan batas-batas lokasi usaha dengan koordinat sebagai berikut :
Tabel 9. Batas-Batas Lokasi Usaha Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Titik Koordinat ( 0 )
KeteranganX Y
I 100 09’ 36,94” S 1230 36’ 40,98” E Selatan Lokasi
II 100 09’ 36,16” S 1230 36’ 42,83” E Selatan Lokasi
III 100 09’ 32,32” S 1230 36’ 41,05” E Utara Lokasi
IV 100 09’ 33,21” S 1230 36’ 39,27” E Utara Lokasi
Secara geografis Kota Kupang memiliki luas wilayah sebesar 180,27 Km2 atau 18.027 Ha.
Batas wilayah Kota Kupang diapit oleh wilayah Kabupaten Kupang dan Laut Teluk Kupang
yaitu pada Sebelah Utara, berbatasan dengan teluk Kupang, Sebelah Selatan, berbatasan
dengan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Sebelah Timur, berbatasan dengan
kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Sebelah Barat, berbatasan dengan
Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Batas wilayah administrasi Kota Kupang
dapat dilihat pada gambar 1.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
26
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Kupang
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
27
3.1.2 Topografi
Kondisi Kota Kupang secara geografis dapat dijelaskan, terletak pada dataran pantai pulau
Timor dengan topografi bergelombang dari arah timur ke barat dengan memiliki kemiringan
±10 % dan memiliki ketinggian tertinggi berkisar antara 150-300 m dan daerah terendah
berkisar antara 0-50 m dari permukaan laut.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
28
Gambar 2. Peta Topografi Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang3.1.3 Struktur Geologi Kota Kupang
Hampir seluruh Kota Kupang berada di atas bentang alam kars yang berpuncak
hampir datar, punggungan batu gamping mirip morfologi plato, yang memanjang
dengan arah utara-selatan. Di antara punggungan tersebut dibatasi oleh lembah sungai
yang landai-agak terjal.
Di sebelah barat Kota Kupang, seperti daerah antara Tenau dan Bolok, pung-
gungan tersebut mempunyai perbedaan ketinggian (elevasi) yang cukup besar dengan
dataran pantai di sebelah utaranya, dan di samping itu dibatasi oleh tebing yang agak
terjal hingga terjal. Sementara itu Praptisih (1996), mengemukakan bahwa batu gamping
terumbu koral di daerah Kota Kupang membentuk morfologi perbukitan memanjang
(hampir utara-selatan), seperti di daerah Tenau mempunyai ketinggian wilayah kira-kira
75 m dpl.
Pada bagian lereng dan lembah punggungan batu gamping di daerah Manulai-
Batuplat dan Kolhua, terdapat singkapan napal dan batu lempung (batuan yang berumur
lebih tua), diperkirakan karena daerah tersebut dilalui oleh sesar mendatar berarah utara-
selatan.
Perbukitan di dekat pelabuhan Tenau, morfologinya merupakan satu seri teras
yang terdiri dari tujuh teras dan satu teras modern yang mempunyai umur Plistosen
Akhir (Praptisih, 1996). Teras-teras tersebut lebarnya antara 30-100 m dengan tinggi
teras antara 2,8 - 72,5 m.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
29
Proses pembentukan teras adalah indikasi dari pengangkatan maupun pengaruh
sesar (baratlaut-tenggara) yang ada di daerah Tenau yang erat kaitannya dengan
dinamika tektonik.
Pedataran aluvium (pantai dan sungai), dari sebelah utara Kota Kupang meluas ke
arah timur hingga aliran sungai Matahitu dan Tilong, diperkirakan merupakan daerah
depresi akibat dari pengaruh sesar mendatar (dextral), yang arahnya hampir barat-timur.
Berdasarkan pengamatan terhadap sebaran jalur sesar, berturut-turut dari barat ke
timur, arahnya timurlaut-baratdaya, baratlaut- tenggara, hampir utara-selatan, dan di
bagian timur terdapat sesar yang arahnya baratlaut-tenggara. Jalur-jalur sesar tersebut
hampir melingkar dan menggambarkan bentuk konsentrik, yang mengindikasi suatu
bentuk cekungan, mencakup daerah Bakunase, Naikolan dan Sikumana (Kecamatan
Oebobo dan Maulafa). Di daerah tersebut dijumpai endapan lempung hitam, ciri khas
endapan danau, sehingga merupakan cekungan dari dolina/kompleks dolina atau telaga.
Di bagian barat daerah cekungan, dari Kota Kupang ke arah selatan melalui
Manulai, terdapat jalur sesar mendatar (sinistral) yang berarah hampir utara-selatan.
Jalur sesar tersebut membentuk pematang bukit dan diperkirakan merupakan batas dari
cekungan tersebut menyebabkan tersingkapnya napal dan batu lempung ke permukaan.
Akibatnya lebuh jauh adalah daerah tersebut mudah terjadi erosi dan gerakan tanah yang
intensif.
Dari kenampakan di lapangan, semakin ke arah timur, wilayah Kecamatan Kelapa
Lima, batu gamping telah mengalami pelapukan cukup lanjut, sehingga tertutup oleh
tanah pelapukan (terarosa) yang tebal, dan di banyak tempat pada lembah terdapat bahan
rombakan maupun sisa erosi.
3.1.4 Kondisi Geoteknik Lokasi Rencana Pembangunan
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
30
Penyebaran batuan di daerah telitian (coverage area rencana Rumah Sakit Siloam)
merupakan endapan batuan sediment berapa berupa batu gamping dengan sisipan napal,
breksi dan lanau, tufa yang berselingan dengan batugamping pasiran. Tufa berselingan
dengan batu gamping berwarna putih , berbutir halus, keras, menyudut sampai menyudut
tanggungm serta Napal berwarna kecoklatan, berbutir halus, padat.
3.1.5. Kondisi Geoteknik dan Mekanika Tanah.
Untuk mengetahui kondisi geoteknik lapisan tanah (sub soil) di lokasi rencana
dilakukan dengan pengeboran inti (core drill), pengujian penetrasistatis pada beberapa
titik di lokasi rencana. Disamping itu dilakukan juga pengambilan beberapa contoh
tanah untuk diuji di laboratorium Tanah Politeknik Undana Kupang.
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, diketahui lapisan tanah di lokasi rencana
Pembangunan Rumah Sakit Siloam dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian lapisan yang
secara fisik nampak adanya perbedaan.
Lapisan pertama terdiri dari top soil, dengan campuran lanau kelempungan abu-
abu pekat mengandung fargmengamping coral, serta bahan sisa pelapukan tumbuh-
tumbuhan (organic soft soil). Konsistensi dari adanya unsur organic soft soil, dan
sejumlah mineral lempung dalam tanah permukaan di lokasi tidak akan berpengaruh
terhadap karakteristik teknis tanah terhadap perubahan cuaca, ketebalan lapisan ini
bervariasi antara 0.0 m sampai 0,80 m.
Lapisan kedua terdiri dari batu gamping berwarna putih kompak dengan ketebalan
bervariasi antara 10.00 – 20.00 m.
Pada umumnya lapisan ini terbentuk pada jaman plitosenakhir sehingga
terkonsolidasi sangat baik.
3.1.6. Hasil Penyelidikan Tanah
a. Bor Log.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
31
Penampang stratigrafi hasil penyelidikan tanah dengan menggunakan core drill
di sejumlah titik dalam kawasan rencana diketahui relativ seragam sampai pada
kedalaman 10.00 m, dengan nilai N-SPT berkisar antara 50 – 58. seperti pada
lampiran hasil Soil investigation Report.
b. Hasil Penyelidikan Laboratorium
Dari hasil penyelidikan laboratorium terhadap sejumlah sampel yang di ambil dari
lokasi rencana diketahui secara teknis kondisi tanah/batuan di lokasi rencana sangat
kompak dan mampu mendukung mendukung beban konstruksi multi storeys, hal ini
terlihat dari nilai daya dukung tanah yang di peroleh, yakni berkisar antara 17.00
kg/cm2 sampai 25.00 kg/cm2. seperti pada lampiran hasil Soil investigation
Report.
3.1.7. Kegempaan di Kota Kupang
Keberadaan struktur geologi Kota Kupang tidak dapat dipisahkan dengan proses
tektonik yang sedang berlangsung. Indikasinya adalah batuan yang terlipat, sesar
mendatar, sesar normal, dan sesar naik, (Rosidi, dan Tjokrosapoetro, 1979). Diduga
keberadaan punggungan yang berpuncak hampir datar tersebut merupakan sumbu
lipatan maupun jalur sesar.
Jalur sesar tersebut memanjang dari wilayah sebelah timur (di luar Kota Kupang)
hingga Tanjung Oesapa dan daerah pantai Kota Kupang. Wilayah ini akan semakin tidak
stabil, terlebih lagi apabila sesar mendatar (dextral) tersebut merupakan sesar aktif yang
memungkinkan terakumulasinya pusat gempa. Seperti halnya kejadian gempa bumi
tahun 1976 dan 1978, teridentifikasi adanya retakan di permukaan akibat dari
pengangkatan dan penurunan tegak di wilayah tersebut (Rosidi, dan Tjokrosapoetro,
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
32
1979). Maka pertimbangan konstruksi tahan gempa untuk pekerjaan ini sangat berkaitan
dengan aktivitas gempa bumi yang harus dipertimbangkan secara serius.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
33
Gambar 3. Posisi titik-titik penyelidikan tanah di lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
34
Gambar 4. Grafik Stratigrafi hasil Core drill (deep boring) Geoteknik di Lokasi Rumah Sakit Siloam
Tabel 10. Summary test result soil properties Tanah dari lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang (Lab Politeknik Undana, 2012)
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
35
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
36
Gambar 5. Struktur Geologi Lingkungan Kota Kupang dalam satuan batuan 3.1.8. Sistem Keamanan Kebakaran Pada Gedung Rumah Sakit Siloam Kupang.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
37
Sistem keamanan kebakaran pada gedung adalah suatu cara yang digunakan untuk
dapat mencegah dan menanggulangi masalah kritis bila terjadi kebakaran pada gedung
Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.
Jenis-Jenis sistem keamanan gedung yang digunakan untuk menanggulangi
terjadinya kebakaran pada bangunan gedung Rumah Sakit Siloam sebagai berikut :
1. Unit Tabung Pemadam Kebakaran
Unit tabung pemadam kebakaran adalah unit pemadam kebakaran yang
terbuat dari tabung kecil yang terisi dengan gas dan digunakan untuk kebakaran-
kebakaran kecil yang dibuat dari bahan-bahan kimia. Tabung pemadam kebakaran
di letakkan pada tempat yang mudah terlihat dan mudah dicapai.
2. Fire Hydrant (hidran pemadam kebakaran)
Fire hydrant adalah alat pemadam kebakaran, dimana pada hydrant terdapat
selang hydrant yang panjangnya 30 meter dengan tekanan air sejauh 5 meter.
Hydrant dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu hydrant gedung, hydrant halaman
dan hydrant kota.
Berdasarkan nama hydrant, maka hydrant gedung adalah hydrant yang
perletakannya di dalam gedung. Hydrant halaman adalah hydrant yang
perletakannya di halaman suatu lokasi gedung. Dan hydrant perkotaan adalah
hydrant yang hampir sama dengan hydrant halaman namun hydrant kota memiliki
dua sampai tiga selang kebakaran. Dan juga perletakannya berada di titik-titik
tertentu perkotaan yang memungkinkan unit pemadam kebakaran suatu kota
mengambil cadangan air.
Komponen hydrant kebakaran terdiri dari sumber air, pompa-pompa
kebakaran, selang kebakaran, penyambung dan perlengkapan lainnya.
Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada hydrant dapat pula
dinyatakan dengan rumus :
a. Jumlah hydrant
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
38
Hydrant bangunan : 1 unit / 800 m2
Dimana :
L bangunan = Luas bangunan dalam satuan m2.
b. Kebutuhan air pada sebuah hydrant bangunan gedung
1 unit hydrant : 400 liter/menit
Kebutuhan air = Σ hydrant x 400 liter/menit
Untuk hydrant kebakaran, diperlukan persyaratan teknis sesuai ketentuan
sebagai berikut :
1. Sumber persediaan air untuk hydrant harus di perhitungkan untuk pemakaian
selama 30 menit.
2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran
listrik tersendiri dan memiliki sumber daya listrik darurat.
3. Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat
dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30 meter.
4. Harus di sediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari
Barisan/Unit pemadam kebakaran.
5. Semua peralatan hydrant harus dicat dengan warna merah.
Adapun pemasangan hydrant kebakaran juga memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Pipa pemancar sudah harus terpasang pada selang kebakaran
2. Hydrant bangunan yang menggunakan pipa tegak (riser) ukuran 6 inci (15
cm) harus dilengkapi dengan kopling outlet dengan diameter 2,5 inci yang
bentuk dan ukurnnya sama dengan kopling dari barisan/unit pemadam
kebakaran dan ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai oleh petugas
pemadam kebakaran.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
39
3. Hydrant halaman harus di sambungkan dengan pipa induk dengan ukuran
diameter minimum 6 inci (15 cm) dan mampu mengalirkan air 1000
liter/menit. Maksimal jarak antara hydrant adalah 200 meter dan penempatan
hydrant harus mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran.
3. Sprinkler
Spinkler adalah suatu alat semacam nozzle (penyemprot) yang dapat
memancarkan air secara pengabutan (Fog) dan bekerja secara otomatis. Sprinkler
juga merupakan sistem keamanan kebakaran yang digunakan di gedung untuk
memberikan peringatan dini pada penghuni atau pengujung gedung tersebut saat
terjadi kebakaran, meskipun tidak digunakan terus menerus namun alat ini berfungsi
sebagai pemberi tanda agar agar barisan pemadam kebakaran dapat segerah
menanggulangi kebakaran yang terjadi.
Ada beberapa jenis sprinkler, diantaranya yang sering digunakan adalah
sprinkler tabung dan sprinkler segel. Perletakan sprinkler biasanya di pasang pada
plafon ruangan, di pasang juga pada ruangan-ruangan yang isinya mahal, sprinkler
juga bekerja jika ruangan mencapai suhu panas tertentu, dengan thermostat
sprinkler akan membuka dan menyemprotkan air.
Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada sprinkler dapat dinyatakan
dengan rumus :
a. Jumlah sprinkler
Area 1 head : 25 m2
1 zone : 16 unit
b. Kebutuhan air
1 zone : 80 liter
Kebutuhan air = Σ sprinkler x 80 liter.
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
40
Pada saat sprinkler bekerja maka, tekanan air dalam pipa akan menurun
dan sensor otomatis akan memberikan tanda bahaya (alarm) dan lokasi yang
terbakar akan terlihat pada panel pengembalian kebakaran. Meskipun sistem
sprinkler tidak perna aktif dalam jangka waktu yang cukup panjang, namun
sistem tersebut harus ada dalam keadan siap sehingga bila sewaktu-waktu
terjadi kebakaran tidak mengalami permasalahan.
c. Susunan pipa cabang sprinkler
1) Susunan cabang tunggal dengan kepala sprinkler dan pemasokan air di
tengah.
2) Susunan cabang tunggal dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di
ujung.
3) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di
tengah.
4) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di
ujung.
4. Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya Kebakaran
Berdasarkan SNI 03-1736-2000 bangunan ini dilengkapi dengan sistem tanda
bahaya jika terjadi kebakaran yang panel induknya berada dalam ruang pengendali
kebakaran, sedangkan sub panelnya dipasang di setiap lantai berdekatan dengan
Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69
Dari persentase penduduk Kota Kupang yang berobat jalan sebesar 35,37%,
dapat lagi dirinci berdasarkan tempat atau cara berobat yang dilakukan. Hal
tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel 42.
Tabel 42. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat
Tempat/Cara Berobat
Jenis Kelamin
Laki-laki PerempuanLaki-laki+Perempuan
(%) (%) (%)
RS Pemerintah 13,75 14,96 14,35
RS Swasta 6,69 7,37 7,03
Praktek Dokter 28,85 19,77 24,31
Puskesmas/Pustu 45,44 47,83 46,63
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTANUpaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
71
Praktek Tenaga Kesehatan 0,98 2,86 1,92
Praktek Batra 0,98 2,86 1,92
Dukun Bersalin 1,66 2,18 1,92
Lainnya 1,66 2,18 1,92
Jumlah 100.00 100.00 100.00
Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69
Jumlah rumah tangga menurut ketersediaan jaminan kesehatan dalam
berobat sebesar 61,84 % rumah tangga tahun 2010. Dari jumlah tersebut paling
banyak rumah tangga memiliki jenis jaminan kesehatan berupa
JPK/PNS/Veteran/Pensiunan yaitu sebesar 26,63 %. Selanjutnya adalah MM/Kartu
Miskin sebesar 25,20 %. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 43.
Tabel 43. Persentase Rumah Tangga menurut Ketersediaan Jaminan Kesehatan Kota Kupang, Tahun 2010
Jenis Jaminan Kesehatan Persentase Rumah TanggaJPK/PNS/Veteran/Pensiunan 26,63Jamsostek 4,57Kesehatan Swasta 3,61Tunjangan Perusahaan 0,46MM/Kartu Miskin 25,20Dana Sehat 0,91Lainnya 0,46
Jumlah 61,84Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 72
b. Sarana Kesehatan
Pembangunan kesehatan terindikasi juga dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Pada tabel 44 dan 45 dapat dilihat secara rinci jumlah
sarana kesehatan yang ada di Kota Kupang pada tahun 2010.
Tabel 44. Jumlah Rumah Sakit menurut Kecamatan dan Statusnya Tahun 2010