BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroorganisme telah menjadi bagian dari lingkungan manusia. Mikroorganisme tersebar luas baik pada lingkungan bersuhu tinggi dan rendah, pada sebagian besar makanan dan minuman, maupun ada di dalam dan permukaan tubuh manusia (Ibrahim, 2007). Mikroorganisme yang bersifat patogen dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan sangat merugikan, baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Usaha manusia dalam mengatasi berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen salah satunya adalah dengan mengembangkan senyawa antibiotik. Antibiotik merupakan zat-zat atau senyawa kimia yang berasal dari satu mikrooranisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain (Ibrahim, 2007). Umumnya suatu jenis antibiotik mempunyai spesifikasi dalam menghambat atau membunuh suatu mikroorganisme. Ada beberapa bakteri yang resisten, dan ada juga yang sensitif terhadap suatu antibiotik tertentu. Kondisi ini bergantung pada jenis dan kadar antibiotik, lamanya antibiotik berinteraksi dengan mikroorganisme, serta kekuatan zat aktif dari antibiotik tersebut (Sjabana, 2005). Penggunaan antibiotik yang tidak terkendali telah menyebabkan terjadinya efek samping yang sangat membahayakan, yaitu menyebabkan bakteri-bakteri tertentu menjadi tahan atau resisten terhadap antibiotik. Bakteri yang mengalami resistensi terhadap suatu antibiotik memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat terus hidup daripada bakteri lain yang lebih rentan. Bakteri yang rentan atau sensitif dapat dihambat pertumbuhannya oleh suatu antibiotik, menghasilkan suatu tekanan selektif terhadap bakteri lain yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme telah menjadi bagian dari lingkungan manusia. Mikroorganisme
tersebar luas baik pada lingkungan bersuhu tinggi dan rendah, pada sebagian besar
makanan dan minuman, maupun ada di dalam dan permukaan tubuh manusia (Ibrahim,
2007). Mikroorganisme yang bersifat patogen dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit dan sangat merugikan, baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Usaha
manusia dalam mengatasi berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen salah satunya adalah dengan mengembangkan senyawa
antibiotik.
Antibiotik merupakan zat-zat atau senyawa kimia yang berasal dari satu
mikrooranisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
lain (Ibrahim, 2007). Umumnya suatu jenis antibiotik mempunyai spesifikasi dalam
menghambat atau membunuh suatu mikroorganisme. Ada beberapa bakteri yang
resisten, dan ada juga yang sensitif terhadap suatu antibiotik tertentu. Kondisi ini
bergantung pada jenis dan kadar antibiotik, lamanya antibiotik berinteraksi dengan
mikroorganisme, serta kekuatan zat aktif dari antibiotik tersebut (Sjabana, 2005).
Penggunaan antibiotik yang tidak terkendali telah menyebabkan terjadinya efek samping
yang sangat membahayakan, yaitu menyebabkan bakteri-bakteri tertentu menjadi tahan
atau resisten terhadap antibiotik.
Bakteri yang mengalami resistensi terhadap suatu antibiotik memiliki kesempatan
yang lebih besar untuk dapat terus hidup daripada bakteri lain yang lebih rentan. Bakteri
yang rentan atau sensitif dapat dihambat pertumbuhannya oleh suatu antibiotik,
menghasilkan suatu tekanan selektif terhadap bakteri lain yang masih bertahan hidup
untuk menciptakan turunan yang resisten terhadap antibiotik (Haryadi, 2011).
Efektivitas suatu antibiotik dapat ditentukan dengan mengetahui tingkat resistensi
bakteri tertentu terhadap antibiotik. Tingkat resistensi dapat ditentukan melalui uji Kirby-
Bauer. Metode ini menggunakan paper disk yang telah mengandung antibiotik dengan
beberapa kadar tertentu dan diletakkan pada media agar tempat mikroorganisme
tumbuh, sehingga antibiotik akan berdifusi pada media tersebut. Zona bening
mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik pada
permukaan media agar. Zona bening yang terbentuk pada permukaan media agar
akibat hambatan antibiotik sulfametoksazol dalam uji resistensi bakteri terhadap
antibiotik menggunakan metode Kirby-Bauer adalah sebesar 14,3 mm, antibiotik
1
ampisillin sebesar 0 mm, antibiotik amoksisilin sebesar 0,1 mm, dan gentamisir sebesar
4,1 mm (Haryadi, 2011).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dilakukan suatu
percobaan mengenai uji resistensi bakteri terhadap suatu antibiotik. Antibiotik yang
digunakan dalam percobaan ini adalah amoxillin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu
Bagaimana efektivitas antibiotik amoxillin terhadap pertumbuhan bakteri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari percobaan ini, yaitu untuk mengetahui
efektivitas antibiotik amoxillin terhadap pertumbuhan bakteri.
D. Manfaat
Manfaat percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat resistensi bakteri yang diuji terhadap antibiotik amoxillin
2. Untuk mengetahui jenis antibiotik yang paling efektif menghambat pertumbuhan
bakteri yang diuji.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bakteri
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik yang memiliki informasi
genetik berupa DNA, tetapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus), dan tidak
memiliki membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut
nukleoid. DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja.
Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang
berbentuk kecil dan sirkuler (Yulika, 2009).
B. Antibiotik
Antibiotik adalah suatu substansi antimikrobia yang diperoleh atau dibentuk, dan
dihasilkan oleh mikroorganisme yang memiliki daya hambat dan mencegah
pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain walau dalam jumlah yang sedikit
(Pututkunco, 2003). Antibiotik diperoleh dari hasil isolasi senyawa kimia tertentu yang
berasal dari mikroorganisme seperti jamur, dan bakteri. Beribu-ribu antibiotik telah
ditemukan, tetapi tidak semua dapat digunakan dalam pengobatan. Penyebabnya
adalah bakteri mengalami mutasi yang terjadi akibat pengobatan tidak dilakukan dengan
semestinya (Indan, E. dalam Pututkunco, 2003).
Satu jenis antibiotik biasanya hanya ampuh untuk satu kelompok bakteri tertentu,
tetapi tidak untuk bakteri yang lain, dan ada juga antibiotik yang dapat membunuh
berbagai kelompok bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan dosis atau
takarannya dapat menyebabkan terjadinya resistensi pada bakteri, artinya antibiotik
yang dipakai menjadi tidak ampuh lagi, sehingga bakteri menjadi resisten/kebal
terhadap antibiotik tersebut (Pututkunco, 2003).
Berdasarkan sifatnya, antibiotik terdiri atas bakterisid dan bakteriostatik. Bakterisid
adalah antibiotik yang dapat membunuh bakteri dan bersifat menetap ( irreversible),
sedangkan bakteriostatik adalah antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
bersifat sementara (reversible). Antibiotik yang termasuk bakteriostatik misalnya