Page 1
LAPORAN TUTORIAL
Medical Basic Science 1
Skenario 1
Disusun oleh :Kelompok 12 Tutorial
Agus Fathul Muin F 1318011004Annisa Rusfiana 1318011019Fauziah Lubis 1318011070Febriani I Y Rumere 1318011184Raka Novadlu Cordita 1318011135Sayyidatun Nisa 1318011150Erisa Senthya Br surbakti 1318011063Ni Made Shanti Iswari Dewi 1318011118Rachel Junita Sitepu 1318011133Heoironimus Billy Febriyan 1318011078Diah Ayu Larasati 1318011055Wulan Noventi 1318011178Zulfiana Riswanda 1318011183
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
Page 2
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga kami daat menyusun laporan diskusi tutorial
ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Medical Basic
Science 1. Kepada para dosen yang terlibat dalam mata kuliah dalam blok ini, kami
mengucapkan terima kasih atas segala pengarahan dan bimbingan yang telah
diberikan sehingga laporan ini dapat selesai disusun.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan
ini, baik dari segi isi, bahasa, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas
segala kekurangan tersebut. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan, guna kesempurnaan laporan ini dan perbaikan bagi
kita semua.
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan dapat menambah
pengetahuan untuk kita semua.
Wassalammu’alaikum wr.wb
Bandar Lampung, 6 Maret 2014
Penyusun
Page 4
Skenario 3
Sistem Koordinasi
System saraf merupaka system koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. System saraf memungkinkan
makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perunahan yang terjadi di
lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf sendiri dibagi menjadisistem saraf pusat
dan perifer.
Page 5
STEP 1
Identifikasi Kata Asing
1. Sistem Saraf
a. Salah satu system regulasi utama tubuh
b. System yang bertanggung jawab untuk menerima, memproses dan
menghantarkan impuls atau rangsangan
2. Sistem Saraf Pusat
a. Yang termasuk system saraf pusat adalah otak dan medulla spinalis
3. Sisem Saraf Perifer
a. Yang termasuk system saraf perifer ini adalah diluar dari otak dan medulla
spinalis
b. System saraf pusat ini berfungsi untuk mendeteksi dan menjalankan impuls
elektro kimia
Page 6
STEP 2
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana anatomi system saraf pusat dan system saraf perifer?
2. Apakah fungsi dari system saraf?
3. Bagaimana mekanisme penghantaran rangsang?
4. Apa yang dimaksud dengan sawar darah otak?
5. Sebutkan jenis-jenis sel saraf!
6. Apa yang dimaksud dengan cairan serebro spinal?
7. Jelaskan yang dimaksud dengan system saraf otonom!
8. Apa yang dimaksud dengan neurotransmitter dan neuromodulator?
Page 7
STEP 3Brainstorming atau curah pendapat
1. Anatomi Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer
a. Sistem Saraf Pusat
Otak
Dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Cerebrum (ada 2 bagian : kortex cerebri dan nucleus
basal)
2. Cerebellum
3. Diensepalon
4. Mesensepalon
Memiliki 3 lapisan :
1. Durameter
2. Araknoid
3. Piameter
Medula Spinalis
b. Sistem Saraf Perifer
Terdiri daris sel ganglion, spinal, dan cranial
2. Fungsi Sistem Saraf : Mengatur koordinasi aktivitas dalam tubuh
Dibagi menjadi 5:
a. Sensoris
b. Integrasi
c. Motoris
d. Kewaspadaan
e. Koordinasi
Page 8
3. Mekanisme penghantaran rangsang
a. Kontigeus
b. Saltatorik
4. Sawar darah otak : disebut juga Blood Brain Barrier. Fungsinya adalah
menyaring segala zat yang masuk ke otak sehingga memperkecil adana zat
asing yang bisa masuk ke otak
5. Jenis-jenis sel saraf
Berdasarkan strukturnya :
a. Sel neuron, terdiri dari :
1. Dendrit
2. Badan sel
3. Akson
Menurut Fungsinya :
1. Aferen
2. Eferen
3. Antarneuron
b. Sel glia, terdiri dari :
Di Sistem Saraf Pusat
1. Astrosit
2. Oligodendrosit
3. Mikroglia
4. Ependym
Di Sistem Saraf Perifer
1. Sel Schwann
2. Sel satelit
Berdasarkan cara kerjanya :
a. Somatik
b. Otonom ( simpatik dan parasimpatik)
Page 9
6. Cairan serebro spinal dibentuk di pleksus koroideus.
Fungsinya :
1. melindungi otak dari guncangan agar terhindar dari trauma
2. pertukaran nutrisi antara darah dengan system saraf
3. cairan ini juga mengisi korda spinalis
7. Sistem Saraf Otonom
Berfungsi mengatur kerja dari otot polos, kelenjar dan oragan
organ involunter lainnya.
Disebut juga system saraf tidak sadar
8. Neurotransmitter adalah bahan kimia endogen yang mengirimkan sinyal dari
neuron ke sel target di sinaps. Fungsina untuk membuka dan menutup kanal
dan disentesis oleh badan sel dan disekresi oleh akson.
Neuromodulator adalah zat selain neurotransmitter yang dikeluarkan dari membrane
presinaps ke celah sinaps, mampu memodulasi dan memodifikasi aktivitas neuron
pascasinaps.
Page 10
STEP 4Analisis Masalah
1. Anatomi Sistem Saraf Pusata. Otak
Saraf cranial
Page 11
b. Medula spinalis
A. Sistem Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan
atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang
terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan
yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter, merupakan lapisan paling dalam
yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid, merupakan lapisan tengah
berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga
Page 12
arachnoid yang berisi cairan. Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa
membran tebal fibrosa yang melapisi dan melekat pada tulang.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang,
otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :
1) Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2) Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-
labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan
limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput
araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya
kerusakan mekanik.
3) Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat
dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi
oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1) Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2) Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3) Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf
di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
Page 13
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.
1. Otak
Secara garis besar Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama
perkembangan otak pada fase embrio. Adapun bagian-bagian dari otak adalah
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Otak Besar
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan
terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan
belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang
berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan,
sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak besar
terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan
neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan
neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis
(bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis
(bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian belakang kepala). Otak
besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam
pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan,
ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal,
pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas akan
dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis
(daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus
temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan
kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala
merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat.
Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk
Page 14
merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain
sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.
b. Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan
otak kecil. Otak tengah berperan dalam pusat pergerakan mata,
misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil
mata.
c. Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri
atas dua belahan dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang
terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan Varol (pons Varolli),
otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata).
Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak. Jembatan
Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus
kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks
otak besar. Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak
belakang, terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam.
Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi
kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan,
medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi
sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak
jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak
refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
2. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu
lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya
sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae). Sumsum tulang
Page 15
belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari
kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di
dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian
yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu.
Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk
seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap
atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan
banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan
sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan
neuron sensorik.
B. Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem Saraf Tepi
(Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas
membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Sistem
saraf sadar ), dan (2) Sistem saraf tak sadar Kemudian berdasarkan sifat kerjanya
saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang
dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan
asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala
(cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
Page 16
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
a) Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
b) Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
c) Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor
5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas
maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak
yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12
pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu
pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.
Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a) Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang
mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b) Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c) Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan
kaki.
B. Sistem Saraf Otonom
Page 17
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik
dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum
tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung. Untuk jelasnya mengenai fungsi saraf otonom baik sistem saraf
parasimpatik maupun sistem saraf simpatik dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Sistem Saraf Parasimpatik Sistem Saraf Simpatik
Mengecilkan pupil
Menstimulasi aliran ludah
Memperlambat denyut jantung
Membesarkan bronkus
Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
Mengerutkan kantung kemih
Memperbesar pupil
Menghambat aliran ludah
Mempercepat denyut jantung
Mmengecilkan bronkus
Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
Menghambat kontraksi kandung kemih
Page 18
2. Fungsi Sistem Saraf Tubuh Manusia. Sistem saraf merupakan salah satu
sistem tubuh yang paling kompleks dan yang mengontrol kerja hampir semua
bagian tubuh.
Fungsi sistem saraf dijelaskan di bawah ini.
Peran sistem saraf dalam tubuh kita sering dibandingkan dengan dari
komputer yang terpusat yang mengontrol fungsi seluruh sistem. Analogi ini
mungkin menjelaskan salah satu cara terbaik kerja sistem saraf. Sistem saraf
memainkan peran penting dalam kelancaran fungsi berbagai bagian tubuh
kita. Sistem saraf pada dasarnya adalah jaringan yang kompleks dari sel-sel
dengan fungsi khusus. Sel-sel berkomunikasi satu sama lain melalui
gelombang elektrokimia. Neuron dan sel glial merupakan komponen penting
dari sistem saraf. Mengingat struktur yang rumit dari sistem saraf, semua
fungsi belum dipahami dalam totalitas mereka.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem tubuh yang paling kompleks
dan yang mengontrol kerja hampir semua bagian tubuh. Fungsi utama dari
sistem saraf adalah untuk mengontrol sistem yang berbeda dari tubuh kita.
Dua bagian di mana sistem saraf kita dibagi adalah sistem saraf pusat dan
sistem saraf perifer. Sumsum tulang belakang dan otak bersama-sama
membentuk sistem saraf pusat. Jaringan saraf di luar sistem saraf pusat
bersama-sama membentuk sistem saraf perifer.
a. Sistem saraf pusat
Fungsi Otak
Otak manusia terbentuk dari selebrum, otak kecil, sistem limbik dan
stem otak.
1. Otak besar (Cerebrum)
Page 19
Ini adalah bagian dari otak, dibagi menjadi empat lobus yaitu frontal,
parietal, temporal oksipital.
Lobus Frontal: Lobus frontal berhubungan dengan fungsi seperti
penalaran, bahasa, perencanaan, dll
Lobus parietal: Pengakuan, orientasi dan persepsi stimuli adalah
fungsi yang berbeda dari lobus parietal.
Lobus Temporal: Pidato, memori, rangsangan pendengaran, dll adalah
bidang fungsi otak mana lobus temporal datang ke dalam bermain.
Lobus oksipital: Ini bagian dari otak melakukan fungsi pemrosesan
visual.
2. Otak kecil (Cerebellum)
Ini bagian dari otak terutama yang terlibat dalam kontrol motor.
Bahasa, konsentrasi, respon kesenangan, dll adalah beberapa daerah
lain fungsi otak kecil.
Thalamus: Ini bagian dari otak kecil melakukan berbagai fungsi
motorik dan sensorik.
Amigdala: Amigdala terutama terkait dengan respon emosional,
memori dan ketakutan.
Hipotalamus: Hal ini terutama bertanggung jawab untuk mengatur
suhu tubuh. Hipotalamus ini dibandingkan dengan alat yang disebut
thermostat. Selain mengendalikan suhu tubuh, hipotalamus juga
memainkan peran penting dalam mengendalikan haus, lapar dan
emosi. Ini inti suprachiasmatic (SCN) hadir dalam hipotalamus
mengontrol siklus tidur-bangun tubuh.
Page 20
Hippocampus: Hippocampus memungkinkan kita untuk belajar hal-hal
baru. Hal ini juga terkait dengan menghafal, bahkan, hippocampus
membantu dalam mengubah kenangan jangka pendek ke yang
permanen.
3. Sistem limbik
Sistem limbik mengontrol respon emosional kita dan juga membantu
dalam menghafal dan belajar.
4. Stem otak (Brain Stem)
Batang otak melakukan fungsi yang berbeda seperti merasakan
getaran, mengenali sentuhan halus, nyeri, sentuhan kasar, gatal, dll Hal
ini bagian dari otak juga berhubungan dengan berfungsinya sistem
pernapasan dan jantung.
5. Otak belakang
Koordinasi gerakan tubuh dan homeostasis keduanya dilakukan oleh
otak belakang. Otak belakang terbentuk dari medula, otak kecil dan
pons.
6. Ganglia basal
Keseimbangan tubuh dan gerakan yang dikendalikan oleh ganglia
basal.
7. Medulla Oblangata
Ini bagian dari otak mengontrol pernapasan, tekanan darah dan denyut
jantung.
Page 21
Fungsi sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang memainkan peran penting dalam
menghubungkan sistem saraf perifer dengan otak. Berikut adalah
fungsi yang berbeda dilakukan oleh sumsum tulang belakang.
Gerakan bahu, meregangkan siku dan gerakan mengangkat lengan
semua dilakukan oleh saraf tulang belakang serviks 5 & 6.
Ini toraks saraf tulang belakang dan 1 serviks tulang belakang 7 saraf
bertanggung jawab untuk gerakan pergelangan tangan dan otot-otot
kecil di tangan lainnya.
Pergerakan batang dan otot interkostal tergeletak di atas pinggang
dilakukan oleh saraf tulang belakang toraks 1-6.
Otot-otot hamstring dari lutut dapat tertekuk dengan bantuan saraf
tulang belakang lumbal 4 & 5 dan saraf tulang belakang sakrum 1 & 2.
Adduksi adalah gerakan di mana otot tersebut dibawa lebih dekat ke
sagital bidang tengah tubuh kita. Saraf tulang belakang lumbal 2, 3
dan 4 membawa gerakan adduksi paha.
Abduksi adalah gerakan di mana otot tertentu atau kelompok otot
bergerak dalam arah yang berlawanan dengan yang di adduksi. Saraf
tulang belakang lumbal 4 & 5 dan saraf tulang belakang sakrum 1
memungkinkan pergerakan paha abduksi.
Saraf tulang belakang sakrum 1 & 2 dan lumbar tulang belakang saraf
5 bantuan dalam gerakan fleksi plantar kaki dan juga dalam
meregangkan jari-jari kaki.
Pergerakan otot perut dikendalikan oleh saraf mulai dari dada tulang
belakang 7 saraf saraf tulang belakang lumbal 1.
Page 22
Flexing paha dibawa oleh saraf tulang belakang lumbal 1, 2, 3 dan 4.
Saraf tulang belakang tengkorak 6 & 7 bertanggung jawab untuk
gerakan perpanjangan pergelangan tangan & siku dan juga pronasi
pergelangan tangan.
b. Sistem Saraf Perifer
Fungsi utama dari sistem saraf perifer (PNS) adalah untuk
menghubungkan anggota tubuh dan organ tubuh lainnya dengan sistem
saraf pusat. Sistem saraf perifer mengirimkan informasi diproses
dalam sistem saraf pusat ke kelenjar dan otot-otot tubuh. Sebuah
respon yang tepat kemudian diaktifkan oleh kelenjar dan otot. Motor
neuron mengirim instruksi ke otot-otot atau kelenjar. Ini PNS adalah
sub-dibagi dalam somatik dan sistem saraf otonom.
1. Sistem Saraf Somatik
Sistem saraf mengontrol semua gerakan sadar (voluntary) tubuh kita
dengan cara otot rangka, lengkung refleks merupakan pengecualian
untuk itu. Ada 3 jenis saraf somatik dijelaskan di bawah ini.
Saraf Spinal: Saraf ini membawa informasi yang diperoleh dari alat
indera ke sumsum tulang belakang.
Saraf Asosiasi: Mereka membawa mengenai integrasi masukan
sensorik dan motor keluaran.
Saraf kranial: Ini adalah saraf dari sistem somatik yang mentransfer
informasi masuk ke dalam dan muncul dari batang otak.
2. Sistem saraf otonom
Sistem saraf juga dikenal sebagai sistem saraf viseral atau involuntary.
Pencernaan, keringat, pernapasan, buang air kecil, dilatasi pupil, dll
Page 23
adalah proses dikendalikan oleh sistem saraf ini. Sistem saraf otonom
merespon tanpa sadar, yaitu tidak harus bergantung pada otak untuk
mengaktifkan respon. Sistem saraf otonom dibagi menjadi sistem saraf
simpatis dan parasimpatis. Yang pertama membantu meningkatkan
aktivitas sistem saraf otonom sedangkan yang kedua bertindak dengan
cara terbalik. SSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem
ini menginervasi jantung; seluruh otot polos, seperti pada pembuluh
darah dan visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input
volunteer ; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat
dalam hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan
pada formasi reticular batang otak. Serabut aferen sensorik (visera)
menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan pesan-pesan yang
berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan,
yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur
serabut saraf motorik viseral pada SSO. Divisi SSO memiliki 2 divisi
yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian besar organ
yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang
berasal dari kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO
secara anatomis berbeda dan perannya antagonis.
a. DIVISI SIMPATIS / TORAKOLUMBAL
Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron
postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik
terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segemen
toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
b. DIVISI PARA SIMPATIS / KRANIOSAKRAL
Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur
mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut
Page 24
postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei
batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf
XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral
kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui
radiks ventral.Fungsi Reseptor
Reseptor sensorik dari sistem saraf memainkan peran penting dalam
penggalian informasi dari lingkungan dan mengirimnya kembali ke
sistem saraf pusat. Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor
sensorik ke sistem saraf pusat.
Sistem saraf pusat mengumpulkan informasi dari reseptor sensorik dan
proses itu. Pekerjaan mentransfer dan menafsirkan informasi ini
dilakukan oleh interneuron. Reseptor diklasifikasikan menjadi tiga
jenis yaitu exteroceptors, interoceptors dan proprioceptors. Berikut
adalah fungsi dari reseptor ini.
Exteroceptors digunakan oleh sistem saraf untuk mendeteksi berbagai
jenis bau, untuk mendengarkan, melihat, menyentuh, merasakan dan
merasakan.
Sinyal yang terkait dengan tekanan darah, saluran pencernaan, kandung
kemih dan tekanan osmotik dari plasma darah yang diterima
oleh interoceptors.
Pergerakan dan posisi bagian tubuh yang dilacak oleh proprioceptors.
Jenis stimulus yang diterima oleh reseptor adalah salah satu kriteria yang
digunakan dalam mengklasifikasikan reseptor. Reseptor kimia,
mechanoreceptors dan thermoreceptors adalah jenis reseptor
diklasifikasikan berdasarkan kriteria yang diberikan.
Thermoreceptors yang terdiri dari reseptor hangat dan reseptor dingin
masing-masing sangat antusias dengan naik dan suhu turun
Page 25
Mechanoreceptors membawa informasi tentang stimulasi mekanik ke
sistem saraf pusat.
Reseptor kimia dibagi menjadi penciuman, gustatory dan glukosa detektor
masing-masing yang bertanggung jawab untuk mendeteksi bau, rasa dan
glukosa. Detektor glukosa juga bertanggung jawab untuk memberikan
informasi tentang keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
3. Mekanisme penghantaran saraf
1. Potensial istirahat
Dua faktor penting yang berpengaruh terhadap terjadinya potensial membrane
adalah (1) konsentrasi ion-ion di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler,
dan (2) permeabilitas membran sel saraf terhadap ion-ion tersebut.
Di dalam plasma sel termasuk di dalam plasma akson konsentrasi ion kalium
(K+) lebih tinggi daripada di dalam cairan ekstraseluler. Sebaliknya
konsentrasi ion natrium (Na+) lebih rendah daripada di dalam cairan
ekstraseluler. Pada saat istirahat membrane saraf 50-70 kali lebih permeable
terhadap ion kalium (K+), sedangkan permeabilitasnya terhadap ion natrium
(Na+) dan ion klorida (Cl-) sangat rendah, bahkan di duga impermeable
terhadap Na+ dan Cl-. Karena konsentrasi K+ di dalm sel lebih tinggi
daripada di luar sel, nmaka beberapa K+ berdifusi keluar mengikuti gradien
konsentrasinya. Setiap K+ yang meninggalkan akson pada dasarnya di ikuti
oleh Cl- atau anion yang lain. Namun karena pada saat ini membrane hanya
permeable terhadap K+, maka Cl- tetap tertinggal di sebelah dalam membran.
Difusi K+ keluar sal bagaimanapun juga ditolak oleh ion-ion positif di luar
sel, yang secara cepat mencapai suatu tingkat dimana kecenderungan K+
Page 26
keluar seimbang dengan kecenderungannya ke dalam sel. Dalam keadaan
seimbang ini membrane dikatakan istirahat dan muatan dalam keadaan
polarisasi, sebelah dalam membrane negative dan sebelah luar membrane
positif. Tingginya potensial istirahat ini tergantung pada besaenya perbedaan
konsentrasi K+ di luar dan di dalam sel. Jadi di sini yang berperan dalam
menjaga potensial membrane istirahat adalah ion kalium. Oleh karena itu
sering pula potensial istirahat di sebut juga sebagai potensial kalium.
2. Potensial Aksi
Pada saat membrane istirahat, permeabilitasnya terhadap Na+ begitu rendah,
sehingga Na+ memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap pembentukan
potensial istirahat membran. Dengan konsentrasi Na+ tinggi di luar sel, maka
ada dua kekuatan cenderung mendorong Na+ berdifusi ke dalam sel, yaitu
potensial negative di dalam sel dan konsentrasi Na+ tinggio di luar sel.
Suatu rangsangan akan menyebabkan membrane menjadi permeable terhadap
Na+. Peningkatan permeabilitas Na+ ini dapat mencapai 600 kali dari keadaan
istirahat. Karena gradient konsentrasi maupun potensial negatifnya, Na+ akan
berdifusi ke dalam sel dengan cepat. Masuknya Na+ ke dalam sel
menyebabkan penurunan gradient konsentrasi Na+ di luar dan di dalm sel.
Akibatnya potensial membrane menjadi turun di banding dari keadaan
istirahat, di katakana membrane mengalami depolarisasi dan potensial
membrannya di sebut potensial natrium.
Apabila rangsangan yang di berikan cukup kuat maka potensial membrane
akan turun sampai menjadi positif dan menghentikan masuknya Na+ ke dalam
sel lebih lanjut. Pada saat ini potensial membrane mencapai +40mV (sebelah
dalam positif). Setelah potensial membrane mencapai +40mV, maka
membrane menjadi impermeable terhadap Na+ sedangkan perneabilitasnya
terhadap K+ meningkat sampai 300 kali dari keadaan istirahat. Akibatnya K+
Page 27
berdifiusi ke luar sel (karena gradient konsentrasinya), dan aktifitas ini akan
mengembalikan potensial membrane ke potensial istirahat (repolarisasi).
Aktifitas inilah yang menjadi sebab utama potensial aksi.
Pemompaan Natrium-Kalium (The Sodium-Potasium Pump)
Selama terjadi potensial aksi sejumlah Na+ telah masuk ke dalam sel dan K+
ke luar sel. Keadaan tersebut tidak boleh di biarkan karena akan mengganggu
fungsi saraf. Oleh karena itu ion-ion yang bermigrasi selama potensial aksi
harus di kembalikan ke posisi semula, Na+ harus di keluarkan dan K+ harus
di masukkan kembali ke dalam sel. Proses yang bertanggung jawab dalam
mengembalikan Na+ dan K+ ke posisis semula ini adalah pemompaan
Natrium-Kalium dengan melibatkan Na, K-ATPase.
Konduksi Impuls
Kecepatan konduksi impuls saraf sangat bervariasi antara satu saraf dengan
saraf yang lain pada hewan yang sama, dan antara saraf pada hewan yang satu
dengan pada hewan yang lain.
Kecepatan konduksi impuls saraf pada suatu hewan di tentukan oleh (1)
Penampang saraf (2) adanya selubung mielin. Serabut saraf yang memiliki
penampang lebih besar akan merambatkan impuls lebih cepat.
Vertebrata tidak memiliki akson raksasa namun kecepatan konduksi pada
saraf motornya sangat cepat. Hal ini dapat terjadi karena semua akson pada
vertebrata di selubungi oleh sarung tipis dari sejenis zat lemak yaitu mielin.
Sarung mielin terbentuk dari sel-sel glia yang tumbuh menjadi lapisan-lapisan
pembalut dimana protoplasmanya telah menghilang sehingga tinggal lapisan-
lapisan membran sel glia. Mielin ini tidak menutup rapat seluruh akson,
namun nampak bersegmen-segmen dimana antara dua segmen masih ada
membrean saraf yang berhubungan dengan cairan ekstraseluler. Bagian antara
dua segmen mielin di sebut nodus ranvier, yang panjangnya bisa 1 mm sampai
Page 28
beberapa mm.
Konduksi Impuls Pada Saraf
Impuls adalah potensial aksi yang di rambatkan pada serabut saraf. Selama
perambatannya potensial aksi tidak mengalami perubahan. Ada dua cara
perambatan impuls : (1) Aliran Arus Lokal (Local Current Flow) dan (2)
Konduksi Loncatan (Saltatory Conduction)
1. Aliran Arus Lokal (Local Current Flow), Aliran ini terjadi pada
akson yang tidak bermielin.
Bila pada akson Hilocknya di rangsang dengan potensial aksi maka
rangsangan ini akan menyebabkan terbukanya saluran Na+. Karena
gradien konsentrasi Na+ berdifusi ke dalam sel sehingga membran
mengalami depolarisasi dan tercapai potensial aksi baru. Potensial aksi
baru ini akan menyebabakan depolarisasi baru pada daerah membran
di sebelahnya sehingga tercapai potensial aksi baru lagi. Proses
rangkaian potensial aksi, depolarisasi, potensial aksi, depolarisasi ini
akan merambat sampai ke ujung akson. Karena potensial aksi
merambat dari satu titik ke titik berikutnya rambatan potensial aksi ini
di kenal sebagai aliran arus lokal. Jiak potensial aksi berasal dari akson
hilock dan potensial aksi itu merambat menjauhi akson hilock menuju
ujung akson maka membran saraf yang di tinggalkan oleh potensial
aksi akan kembali ke keadaan istirahat (polarisasi). Perubahan dari
Depolarisasi ke polarisasi di kenal sebagai repolarisasi.
2. Konduksi Loncatan (Saltatory Conduction), terjadi pada serabut
saraf yang bermielin.
Apabila terjadi potensial aksi pada akson hilock, potensial aksi ini
akan menyebabkan depolarisasi pada daerah membran di sebelahnya.
Karena daerah membran di sebelahnya tidak berhubungan langsung
Page 29
dengan cairan ekstraseluler (tertutup selubung mielin). Maka potensial
aksi ini akan meloncati satu segmen selubung mielin ke nodus ranvier
1. Karena rangsangan potensial aksi tersebut, nodus ranvier 1 akan
mengalami depolarisasi dan membangkitkan potensial aksi baru.
Potensial aksi baru ini seperti potensial aksi pertama akan meloncat ke
nodus ranvier 2 dan menyebabkan depolarisasi untuk membangkitkan
potensial aksi baru lagi. Kejadian ini berulang terus sampai ke ujung
akson (bonggol sinaps).
Dengan konduksi loncatan inilah maka rambatan impuls melalui
serabut saraf bermielin lebih cepat daripada rambatan impuls pada
serabut saraf tidak bermielin (pada diameter yang sama).
4. Sawar darah otak adalah suatu membran yang sangat resisten terhadap proses
diffusi dan memisahkan cairan intersisial otak darah (Youmans, 1996).
Pemeriksaan susunan saraf pusat dengan menggunakan mikroskop elektron
memperlihatkan bahwa lumen kapiler darah dipisahkan dari ruang ekstra
seluler oleh:
1. sel endotelial di dinding kapiler
2. membran basalis di luar sel endotel, dan
3. kaki-kaki astrosit yang menempel pada lapisan luar dari dinding
kapiler.
Page 30
Gambar-1: pembuluh darah kapiler susunan saraf pusat, area sawar darah otak
(dikutip dari Snell, 1992)
Dengan menggunakan electron dense-marker seperti lanthanum dan
horseradish peroksidase terlihat bahwa substansi tersebut tidak dapat
menembus sel endotel kapiler karena adanya tight junction diantara sel
tersebut, sehingga tight junction sangat berperan di dalam sawar darah otak
(Snell, 1992)
Beberapa bagian otak tidak mempunyai sawar darah otak dan
mempunyai struktur sel yang berbeda. (Gambar-2) Pada daerah tersebut
protein dan molekul-molekul organik yang kecil dalam darah dapat masuk ke
susunan saraf pusat.
Fisiologi
Pada keadaan normal terdapat dua sawar yang semipermeabel dan berfungsi
untuk melindungi otak dan medula spinalis dari substansi yang membahayakan
Page 31
(Snell, 1992). Fungsi sawar darah otak adalah melindungi otak dari berbagai
variasi subtansi darah, terutama senyawa lokisik.
Fungsi peting sawar darah otak adalah:
1. Fungsi Anatomi
Secara anatomis sawar darah otak adalah melindungi otak dari bermacam-
macam toksin eksogen yang berasal dari darah (Youmans, 1996). Fungsi ini
dapat terjadi karena struktur sawar darah otak yang mempunyai tight junction
antara sel endotel yang tidak permeabel terhadap molekul berukuran besar
(FitzGerald, 1985). Fenetrasi yang terdpat pada kapiler organ lain tidak
terdapat pada kapiler otak, begitu juga vesikel pinositik, yang penting bagi
makromolekul pada kapiler jaringan lain. Jika integritas kapiler baik, perisit
yang terletak pada dinding kapiler akan mengaktifkan fungsi sawar darah
otak. Perisit adalah sel fagosit yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan homeostasis antara darah dan otak (FitzGerald, 1985)
2. Fungsi biokimia
Fungsi biokimia untuk transport selektif dari zat-zat, tersusun oleh enzim-
enzim dalam sel endotel pembuluh darah kapiler otak. Plasma borne biogenic
dapat dimetabolisme oleh monoamin oksidase sehingga dapat melindungi
otak dari pemecahan epinefrin sistemik. Transport oleh asam amino secara
signifikan dapat menyebabkan penetrasi prodrug levodopa pada sawar darah
otak sehingga dopamin dapat dimetabolisme untuk pengobatan pasien
parkinson
3. Fungsi regulasi
Page 32
Agar dapat mencapai otak, cairan ekstraseluler dari darah harus
melewati/menemnbus epitel koroid atau endotel kapiler. Zat dapat segera
masuk apabila molekul dapat larut dalam air (plasma) dan membran lipid.
Molekul yang lain memerlukan protein pembawa agar dapat menembus sawar
darah otak (FitzGerald, 1985)
5. Jenis-jenis sel saraf
1. Sel neuron
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsang). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Gambar 2. Bagian-bagian Sel Saraf
a) Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
sel.
Page 33
b) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c) Akson
Akson disebut juga neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang
yang merupakan penjuluran sitoplasma badan sel. Benang-benang
halus yang terdapat di dalam neurit disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut
mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada
akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak
di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut
neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi
nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus
Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Pembagian sel neuron berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi tiga,
yaitu saraf sensorik/aferen, saraf motorik/eferen dan saraf
asosiasi/interneuron.
1. Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
2. Saraf motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari SSP ke efektor.
3. Saraf asosiasi/interneuron yaitu neuron yang menghubungkan saraf
sensorik dengan sarf motorik di dalam SSP.
Page 34
Pembagian sel neuron berdasarkan strukturnya dibedakan menjadi
tiga, yaitu neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar.
1. Neuron unipolar yaitu neuron yang memiliki satu buah akson yang
bercabang.
2. Neuron bipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan satu
dendrit.
3. Neuron multipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan
sejumlah dendrit.
Gambar 3. Pembagian sel neuron
2. Sel Neuroglia
Sel Schwann dan sel satelit hanya terbatas pada sistem saraf perifer,
sedangkan jenis sel penyokong atau penunjang yang lain ditemukan di
sistem saraf pusat dan disebut sel nueroglia. Sel Neuroglia atau biasa
disebut sel glia, merupakan sel penunjang tambahan pada SSP yang
befungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glia dapat
menjalani mitosis selama rentangkehidupannya dan aktivitas
pembelahan sel yang berlebihan dari sel glia ini dapat menyebabkan
tumor sistem saraf pusat (otak). Macam-macam sel glia, yaitu:
Page 35
1. Astrosit, banyak terdapat di sistem saraf pusat (SSP) dan
merupakan setengah dari volume jaringan saraf. Astrosit
mempunyai banyak uluran yang panjang dan ujungnya kadang-
kadang membesar dan terikat pada pembuluh darah kapiler
atau pada neuron
2. Mikroglia, merupakan sel berbentuk lonjong, berukuran kecil,
mempunyai uluran panjang dan bercabang-cabang. Peranannya
melindungi SSP dengan cara mencaplok mikroorganisme dan
jaringan saraf yan mati. Mikroglia merupakan jenis khusus dari
makrofag. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa mikroglia
dapat berdiferensiasi menjadi dan mengganti astrosit atau
oligodendrosit bila keduanya mati.
3. Sel ependimal, merupakan sel yang melapisi ruang otak dan
saluran tengah sum-sum tulang belakang, mempunyai peran
aktif dalam pembentukan cairan serebrospinal. Sel epiendimal
dilengkapi dengan silia yang dapat digerakkan sehingga cairan
serebrospinal mampu untuk bersikulasi.
4. Oligodendrosit, mempunyai bentuk yang hampir sama dengan
astroit, tetapi mempunyai uluran yang lebih sedikit dan lebih
tipis, melapisi sepanjang neuron dari sistem saraf pusat. Fungsi
utamanya adalah terlibat dalam pembentukan mielin
disekeliling akson dari SSP, dan juga berkaitan dengan
pemberian nutrisi dan memelihara neuron.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
(1) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan
dari reseptor yaitu alat indera.
Page 36
(2) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan
rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan
berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
(3) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan
sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf
sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling
berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini
terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan
kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim
kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada
sinapsis.
6. Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu
proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis terhadap trauma
atau gangguan dari luar.
Anatomi dan fisiologi
Dalam membahas cairan serebrospinal ada baiknya diketahui mengenai
anatomi yang berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan
serebrospinal, yaitu:
• Sistem Ventrikel
Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel
IV. Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing
ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior,
kornuinferior, badan dan atrium.
Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk
corong unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan
bagian korpus unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa
Page 37
dan otak tengah dan diantara hemisfer serebri, thalamus dan dinding
hipothalanus. Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan ventrikel IV
melalui aquaductus sylvii.
Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di sebelah
ventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata
• Meningen dan ruang subarakhnoid
Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf yang
bersiaft non neural. Meningen terdiri dari jarningan ikat berupa membran
yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan medula spinalis.
Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater.
Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang
mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga
melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal
sampai ke ujung medula spinalis setinggi korpus vertebra. Arakhnoid
mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan dengan piameter, tetapi
tidak mengikuti setiap lekukan otak.
Diantara arakhnoid dan piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi
cairan serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah. Karena arakhnoid tidak
mengikuti lekukanlekukan otak, maka di beberapa tempat ruang subarakhnoid
melebar yang disebut sisterna. Yang paling besar adalah siterna magna,
terletak diantara bagian inferior serebelum danme oblongata. Lainnya adalah
sisterna pontis di permukaan ventral pons, sisterna interpedunkularis di
permukaan venttralmesensefalon, sisterna siasmatis di depan lamina
terminalis. Pada sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina terdapat
sisterna vena magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna
interpedunkularis melalui sisterna ambiens. Ruang subarakhnoid spinal yang
merupakan lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis merupakan
selubung dari medula spinalis sampai setinggi S2. Ruang subarakhnoid
Page 38
dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan
serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal.
• Ruang Epidural
Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang
mengandung kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang
epidural
• Ruang Subdural
Diantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung
sedikitcairan, mengisi suatu ruang disebut ruang subdural .
Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus,
dimana sejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel
kuboid/kolumner yang menutupi stroma di bagian tengah dan merupakan
modifikasi dari sel ependim, yang menonjol ke ventrikel. Pleksus khoroideus
membentuk lobul-lobul danmembentuk seperti daun pakis yang ditutupi oleh
mikrovili dan silia. Tapi sel epitel kuboid berhubungan satu sama lain dengan
tigth junction pada sisi aspeks, dasar sel epitel kuboid terdapat membran
basalis dengan ruang stroma diantaranya. Ditengah villus terdapat endotel
yang menjorok ke dalam (kapiler fenestrata). Inilah yang disebut sawar darah
LCS. Gambaran histologis khusus ini mempunyai karakteristik yaitu epitel
untuk transport bahan dengan berat molekul besar dan kapiler fenestrata untuk
transport cairan aktif.
Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrat
plasma di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian
ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi pada epitel khoroid melalui proses
metabolik aktif.
Page 39
Mekanisme sekresi CSS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut:
Natrium dipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus
khoroideus sehingga menimbulkan muatan positif di dalam CSS. Hal ini akan
menarik ion-ion bermuatan negatif, terutama clorida ke dalam CSS.
Akibatnya terjadi kelebihan ion di dalam cairan neuron sehingga
meningkatkan tekanan somotik cairan ventrikel sekitar 160 mmHg lebih
tinggi dari pada dalam plasma. Kekuatan osmotik ini menyebabkan sejumlah
air dan zat terlarut lain bergerak melalui membran khoroideus ke dalam CSS.
Bikarbonat terbentuk oleh karbonikabhidrase dan ion hidrogen yang
dihasilkan akan mengembalikan pompa Na dengan ion penggantinya yaitu
Kalium.
Proses ini disebut Na-K Pump yang terjadi dgnbantuan Na-K-ATP ase, yang
berlangsung dalam keseimbangan. Obat yang menghambat proses ini dapat
menghambat produksi CSS. Penetrasi obat-obat dan metabolit lain tergantung
kelarutannya dalam lemak. Ion campuran seperti glukosa, asam amino, amin
danhormon tyroid relatif tidak larut dalam lemak, memasuki CSS secara
lambat dengan bantuan sistim transport membran. Juga insulin dan transferin
memerlukan reseptor transport media. Fasilitas ini (carrier) bersifat
stereospesifik, hanya membawa larutan yang mempunyai susunan spesifik
untuk melewati membran kemudian melepaskannya di CSS. Natrium
memasuki CSS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif. Kalium
disekresi ke CSS dgnmekanisme transport aktif, demikian juga keluarnya dari
CSS ke jaringan otak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor ke CSS dan
jaringan otak juga terjadi terutama dengan mekanisme transport aktif, dan
konsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada konsentrasinya dalam
serum.
Perbedaan difusi menentukan masuknya protein serum ke dalam CSS dan
juga pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS
Page 40
dan juga pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke
CSS dan ruang interseluler, demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat
menjelaskan efek cepat penyuntikan intervena cairan hipotonik dan
hipertonik.
Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama dan
terbanyak terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih sedikit)
terdapat di atap ventrikel III dan IV. Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh
ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan CSS 20 ml/jam. CSS
bukan hanya ultrafiltrat dari serum saja tapi pembentukannya dikontrol oleh
proses enzimatik.
CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk ke
dalam ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dlam
ventrikel IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen
ventrikel lateral (foramen luschka) yang berlokasi pada atap resesus lateral
ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen magendi) yang berada
di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS keluar dari sistem
ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi rongga
subarakhnoid sekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi
keliling jaringan otak.
Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju
sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir
dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan
diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus
sagitalis superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak,
kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik
darah. CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam
sinus.
Page 41
Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah,
dimana semua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS,
suatu proses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga
subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis oleh
pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal.
Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS dengan cara
difusi melalui dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan
sistem saraf melalui perluasaan sekeliling pembuluh darah membawa juga
selaput piametr disamping selaput arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi
secara bebas antara cairan ekstraselluler dan css dalam rongga perivaskuler
dan juga sepanjang permukaan ependim dari ventrikel sehingga metabolit
dapat berpindah dari jaringan otak ke dalam rongga subrakhnoid. Pada
kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan arakhnoid bergabung sehingga
rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri pada tingkatan kapiler.
Komposisi dan fungsi cairan serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif
dari epitel. CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi
konsentrasi Na, K, bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih kecil
dankonsentrasi Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph CSS lebihrendah dari
darah.
CSS mempunyai fungsi:
1. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur
pokok pada CSS berada dalam keseimbangan dengan cairan otak
ekstraseluler, jadi mempertahankan lingkungan luar yang konstan
terhadap sel-sel dalam sistem saraf.
Page 42
2. CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat
otak dalam tengkorak dan menyediakan bantalan mekanik, melindungi
otak dari keadaan/trauma yang mengenai tulang tengkorak
3. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak,
seperti CO2,laktat, dan ion Hidrogen. Hal ini penting karena otak
hanya mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan untuk memindahkan
produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya
yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.
4. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormon
hormon dari lobus posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari
fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan transportasi ke sisi lain melalui
intraserebral.
7. Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan
disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini
dilepaskan dari akson terminal melalui eksositosis dan juga direabsorpsi untuk
daur ulang. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar neuron. Zat-zat
kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga neuron
menjadi lebih kurang dapt menyalurkan impuls, tergantung dari neuron dan
transmiter tersebut. Contoh-contoh neurotransmiter adalah norepinefrin,
acetilkolin, dopamin, serotonin, asam gama aminobutirat (GABA), glisin, dan
lain-lain.
Neuromodulator merupakan zat selain neurotransmitter yang dikeluarkan
dari membran prasinaps ke celah sinaps, mampu memodulasi dan
memodifikasi aktivitas neuron pascasinaps. Neuromodulator dapat ditemukan
bersama dengan neurotransmitter utama di sebuah sinaps tunggal. Biasanya
neuromodulator terdapat di dalam vesikel prasinaps yang berbeda. Pelepasan
neuromodulator ke celah sinaps tidak memberikan efek langsung pada
membran pascasinaps. Neuromodulator berperan menguatkan,
Page 43
memperpanjang, menghambat, atau membatasi efek neurotransmitter utama di
membrane pascasinaps. Neuromodulator bekerja melalui sistem messenger
kedua yang biasanya melalui transducer molecular, protein G, dan mengubah
respons reseptor terhadap neurotransmitter. Di daerah sistem saraf pusat
tertentu, berbagai neuron aferen yang berbeda dapat melepaskan beberapa
neuromodulator berlainan yang diambil oleh neuron pascasinaps. Susunan
tersebut dapat menimbulkan berbagai respon berbeda tergantung
pada input dari neuron aferen.
Page 44
Mind Map
SISTEM
SARAF
PUSAT
OTAK
MEDULA SPINALIS
Sawar darah otak dan CSS
PERIFER
OTONOM
SOMATIK
ParasimpatisSimpatis
ANATOMI JENIS-JENIS SEL
MEKANISME KERJA
Page 45
STEP 5
Learning Objective
1. Anatomi sawar darah otak ?
2. Neuromodulator ?
3. Sinaps ?
4. Mekanisme perjalanan CSS ?
5. Perbedaaan sifat kerja sadar dan tidak sadar ?
6. Perkembangan embrional system