Page 1
LAPORAN TUTORIAL BLOK 12
SKENARIO A
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok:
Rani Iswara 04111401001
Satria Wisnu Murti 04111401007
Rahmatul Ikbal 04111401009
Atia Julika 04111401010
Renal Yusuf 04111401015
Ira Meliani 04111401074
Ririn Tri Sabrina 04111401076
Gina Sonia Fensilia Yolanda 04111401082
Kristian Sudana Hartanto 04111401085
Sri Aryasatyani Binti Boonie 04111401088
Muhammad Syahrin Faris Bin Haji Adnan 04111401094
Tutor : dr. Sutomo Tanzil, SpFK, M.Sc
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTAS SRIWIJAYA
TAHUN 2012
Page 2
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing yang
telah membimbing tutorial pertama di blok 12 ini sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan
sangat baik.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua,
yang telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlah nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tutorial pertama di blok 12 ini hingga selesai.
Ucapan terima kasih juga kepada para teman-teman sejawat dan senasib sependerita-an di
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya atas semua semangat dan dukungan nya sehingga
perjalanan blok per blok yang seharusnya sulit dapat dilewati dengan mudah.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata mendekati sempurna.Oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di
penyusunan laporan berikutnya.Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, 4 Desember 2012
Penyusun Kelompok 1
2
Page 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... 2
Daftar Isi ........................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 4
BAB II Pembahasan
2.1. Data Tutorial ........................................................................................ 5
2.2. Skenario Kasus ..................................................................................... 6
2.3. Paparan
I. Klarifikasi Istilah ........................................................................ 7
II. Analisis Masalah ........................................................................ 8
III. Learning Issues .......................................................................... 31
IV. Kerangka Konsep ....................................................................... 49
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 51
3
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan blok 12 pada semester 3 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis
memaparkan kasus yang diberikan mengenai hubungan antara obat, nutrisi, dan disfungsi
ereksi.
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
4
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Sutomo Tanzil, SpFK, M.Sc
Moderator : Renal Yusuf
Sekretaris Meja : Rani Iswara
Sekretaris Papan : Atia Julika
Hari, Tanggal : Selasa, 4 Desember 2012
Rule Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)
3. Dilarang makan dan minum
5
Page 6
2.2 Skenario Kasus
Seorang lelaki gendut (mild obesity), berusia 35 tahun, sudah satu tahun mengalami
disfungsi ereksi (DE). Penyuka makanan terolah sejak sekolah dasar ini terdiagnosis
hipertensi ketika berumur 33 tahun. Mulai saat itu, dia secara rutin mengkonsumsi
bukan hanya preparat anthipertensi (atenolol), tetapi juga diuretika (furosemide), serta
obat pereduksi lemak darah (statin). Sebelum ketiga jenis obat itu dimakan, kehidupan
seksual bersama istrinya baik-baik saja. Sementara, pengganggu berlatar belakang
masalah psikososial bisa diabaikan.
Riwayat Pangan (Makanan yang biasa disantap selama 3 bulan terakhir)
Pagi : mie instan 2 bungkus dan kopi 1 gelas.
Snack pukul 10.00 : crackers 2 porsi.
Makan siang : nasi dan ayam goring KFC 2 porsi, soft drink 2 kaleng.
Snack pukul 16.00 : Dunkin Donat dan 1 kaleng soft drink.
Makan malam : Pizza (ukuran medium), 1 kaleng soft drink.
Tugas :
Lakukan eksplorasi untuk mencari latar belakang disfungsi ereksi ini!
6
Page 7
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah
1. Mild Obesity : kegemukan akibat kelebihanberat badan antara 20 – 30 %
dari berat badan ideal.
2. Disfungsi ereksi : ketidakmampuan untuk memulai ereksi atau
mempertahankan ereksi.
3. Makanan terolah : makanan yang diolah dari bahan baku ditambah atau tidak
dengan bahan tambahan makanan.
4. Hipertensi : tingginya tekanan darah arteri melebihi ambang batas
normal.
5. Atenolol : obat antihipertensi golongan beta-bloker yang menurunkan
tekanan darah melalui penurunan curah jantung.
6. Furosemide : suatu diuretik kuat yang digunakan pada pengobatan edema
akibat gagal jantung kongestif, penyakit hati, atau penyakit
ginjal dan pada pengobatan hipertensi biasanya
dikombinasikan dengan obat-obat lain, diberikan per oral,
intramuskular, atau intravena.
7. Statin : obat yang berperan sebagai kompetitif inhibitor terhadap
HMG-CoA reductase, yaitu enzim yang berfungsi untuk
biosintesis kolesterol.
8. Obat antihipertensi : obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
9. Obat diuretika : obat yang merangsang diuresis.
10. Obat pereduksi lemak darah : obat yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam
darah.
7
Page 8
II. Analisis Masalah
1. Seorang lelaki gendut (mild obesity), berusia 35 tahun, sudah satu tahun
mengalami disfungsi ereksi (DE).
a. Adakah hubungan antara umur dan disfungsi ereksi?
Penuaan merupakan penyebab natural penurunan libido, arteri menjadi kaku
atau mengalami obstruksi aliran darah ke genital atau melemahnya respon otot
yang juga menyebabkan penurunan libido.
Ada 3 tahapan proses penuaan dan penurunan disfungsi ereksi?.
Tahap pertama adalah fase subklinik (usia 25-34 tahun). Dalam tahap
ini, secara fisiologis belum terdapat tanda-tanda penuaan. Tetapi mulai
terjadi penurunan berbagai hormon seperti testosterone, growth
hormone dan juga estrogen. Di usia ini, juga mulai terdapat peningkatan
radikal bebas yang akan menyebabkan kerusakan sel dan DNA dalam
tubuh.
Tahap ke dua adalah fase transisi (terjadi pada usia 35-45 tahun). Pada
tahap ini, mulai terjadi penurunan massa otot hingga 1 kg/tahun. Di
periode ini, mulai terjadi penurunan energi diikuti meningkatnya berat
badan. Serta terjadi resistensi insulin dan meningkatnya resiko terkena
penyakit jantung. Gejala-gejala yang muncul berupa menurunnya
elastisitas dan meningkatnya pigmentasi kulit, serta menurunnya daya
ingat.
Tahapan ketiga adalah fase klinik (terjadi pada usia di atas 45 tahun). Di
sini, terjadi penurunan hormon secara terus menerus, terjadi gangguan
penyerapan nutrisi, vitamin dan mineral. Mulai terjadi penurunan
densitas tulang dan berbagai penyakit kronik, seperti kegagalan pada
sistem organ dan yang cukup ditakuti adalah terjadinya Disfungsi
Seksual (DE).
b. Apa hubungan antara mild obesity dan disfungsi ereksi?
Mild obesity menunjukan terdapat banyaknya lemak visceral. Tingginya
lemak visceral menyebabkan sel adiposa meningkatkan TNF-α dalam plasma.
8
Page 9
TNF-α memproduksi sitokin dan memacu cell signaling melalui interaksinya
dengan reseptor TNF-α sehingga meny
Meningkatnya jaringan adiposa visceral dapat meningkatkan mobilisasi
derivat jaringan adiposa, yaitu free fatty acid, ke hati. Sedangkan meningkatnya
lemak subkutan abdomen menyebabkan pelepasan produk lipolisis ke sirkulasi
sistemik. FFA yang dilepaskan oleh jaringan adiposa mengurangi sensitivitas
insulin di otot dengan menghambat uptake glukosa yang diperantarai insulin,
hal ini menyebabkan meningkatnya glukosa darah, meningkatnya sekresi insulin
yang menyebabkan hiperinsulinemia. Di hati, FFA meningkatkan produksi
glukosa, trigliserida, dan sekresi VLDL. Hal ini mengakibatkan berkurangnya
glukosa yang diubah jadi glikogen dan akumulasi trigliserida. Insulin
merupakan hormon antilipolitik. Keadaan Hiperglisemia bisa berlangsung lama
dan menimbulkan glucotoxicity yang dapat merusak endotel pembuluh darah.
Pada kasus resistensi insulin, meningkatnya jumlah simpanan
triasilgliserol di jaringan adiposa memproduksi lebih banyak asam lemak yang
dapat menghambat efek antilipolitik insulin dan meningkatkan aktivitas
lipolisis.
Sindrom metabolik dapat meningkatkan trombogenisitas darah sirkulasi,
lalu meningkatkan plasminogen activator tipe 1 dan adipokine levels yang
menyebabkan disfungsi endotel. Sindrom metabolik juga meningkatkan resiko
kardiovaskular dengan meningkatnya kekakuan arteri.
Kerusakan atau disfungsi endotel dapat membuat kolesterol membentuk
plaque yang menghambat aliran darah, menurunkan nitric oxide (NO)
vasodilator yang dihasilkan endotel pembuluh darah. Hal ini menyebabkan
aliran darah ke penis terhambat dan pembuluh darah penis (corpus cavernosum)
gagal berdilatasi sehingga ereksi tidak terjadi.
c. Jelaskan klasifikasi obesitas!
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
9
Page 10
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9 normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan
(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan
"indeks", BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai
berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam
meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI
sebesar 30 atau lebih.
Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional :
Rumus :
10
Page 11
Dimana adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan adalah
tinggi badan dalam meter.
d. Bagaimana patofisiologi disfungsi ereksi?
Mekanisme terjadinya disfungsi ereksi menurut Hilsted dan Low (1993)
merupakan kombinasi neuropati otonom dan keterlibatan arteriosklerosis arteri
pudenda interna.
Menurut Moreland (sebagaimana dikutip oleh Wibowo, 2007) ada dua
pandangan utama patofisiologi kasus disfungsi ereksi, pada hipotesis pertama
perubahan yang dipengaruhi tekanan oksigen pada penis selama ereksi
ditujukan untuk mempengaruhi struktur korpus kavernosum dengan cara
menginduksi sitokin yang bermacam–macam. Faktor vasoaktif dan faktor
pertumbuhan pada kondisi tekanan oksigen yang berbeda akan mengubah
metabolisme otot polos dan sintesis jaringan ikat. Penurunan rasio antara otot
polos dengan jaringan ikat pada korpus kavernosum dihubungkan dengan
meningkatnya vena difus dan kegagalan mekanisme penyumbatan vena.
Hipotesis tersebut menyertakan bukti adanya perubahan pada fase ereksi
penis malam hari dan perubahan sirkadian hubungannya dengan oksigenasi
yang penting dalam pengaturan ereksi sehat. Hipotesis yang lain menyatakan
bahwa disfungsi ereksi adalah hasil dari ketidakseimbangan metabolik antara
proses kontraksi dan relaksasi di dalam otot polos trabekula, misalnya dominasi
proses kontraksi. Kedua hipotesis ini dikaitkan dengan strategi penanganan DE.
Menurut Barton dan Jouber (2000), pada kasus–kasus dengan penyebab
biologis jelas (misal neuropati diabetika), pengobatan dan akibat dalam jangka
panjang kelainan seksual sekunder tersebut akan terpengaruh juga oleh faktor
psikoseksual. Penyebab organik DE termasuk vaskuler, neurologik (saraf),
hormonal, penyakit, atau obat–obatan tertentu dan sejumlah orang mempunyai
faktor penyebab ganda. Pada faktor neurologik dapat berupa: stroke, penyakit
demielinasi, kelainan dengan bangkitan atau kejang, tumor atau trauma sumsum
belakang dan kerusakan saraf tepi.
Dua pertiga kasus DE adalah organik dan kondisi komorbid sebaiknya
dievaluasi secara aktif. Penyakit vaskular dan jantung ( terutama yang
11
Page 12
berhubungan dengan hiperlipidemia, diabetes, dan hipertensi ) berkaitan erat
dengan disfungsi ereksi. Kombinasi kandisi-kondisi ini dan penuaan
meningkatkan resiko DE pada usia lanjut. Permasalahan hormonal dan
metabolik lainnya, termasuk hipogonadisme primer dan sekunder,
hipotiroidisme, gagal ginjal kronis, dan gagal hati juga berdampak buruk pada
DE (Vary, 2007).
Penyalahgunaan zat seperti intake alkohol atau penggunaan obat-obatan
secara berlebihan merupakan kontributor utama pada DE. Merokok merupakan
salah satu penyebab arterio oklusive disease. Psikogenik disorder termasuk
depresi, disforia dan kondisi kecemasan juga berhubungan dengan peningkatan
kejadian disfungsi seksual multipel termasuk kesulitan ereksi. Cedera tulang
belakang, tindakan bedah pelvis dan prostat dan trauma pelvis merupakan
penyebab DE yang kurang umum (Wibowo, 2007).
DE iatrogenik dapat disebabkan oleh gangguan saraf pelvis atau
pembedahan prostat, kekurangan glisemik, tekanan darah, kontrol lipid dan
banyak medikasi yang umum, digunakan dalam pelayanan primer. Obat anti
hipertensi khususnya diuretik dan central acting agents dapat menyebabkan DE.
Begitu pula digoksin psikofarmakologic agents termasuk beberapa antidepresan
dan anti testosteron hormon. Kadar testosteron memang sedikit menurun dengan
bertambahnya usia namun yang berkaitan dengan DE adalah minoritas pria yang
benar-benar hipogonadisme yang memiliki kadar testosteron yang rendah
Hipertensi menyebabkan timbulnya resiko kesehatan pada pembuluh
darah dan dapat mengakibatkan penyakit yang lebih serius seperti penyakit
jantung dan stroke.
Pengobatan terhadap gejala hipertensi pada pria dapat mengakibatkan efek
samping pada fungsi tubuh yaitu munculnya masalah seksual seperti disfungsi
ereksi dan ejakulasi dini.
Impotensi atau disfungsi ereksi adalah salah satu penyakit lain yang
mungkin muncul akibat dari penggunaan obat-obatan untuk menyembuhkan
Hipertensi. Obat hipertensi seperti Beta blockers dan Diuretik bekerja dengan
cara mengurangi dan mempertahankan tekanan darah tetap rendah ketika darah
mengalir ke penis.
12
Page 13
Beberapa pasien hipertensi mungkin akan merasakan kesulitan
memperoleh ereksi dari tingkat rendah yakni masih mampu mengalami ereksi
tapi tidak keras atau terlambat ereksi, sampai tingkat paling parah yaitu sama
sekali tidak mampu mencapai ereksi.
Beberapa faktor lain turut mempengaruhi masalah ereksi yang muncul
diantaranya faktor usia, kesehatan tubuh secara umum, kondisi sakit yang sudah
ada dan kemungkinan adanya pengaruh dari obat-obatan jenis lain yang pernah
di konsumsi. Kesemua faktor tersebut mempengaruhi tingkat disfungsi ereksi
yang diderita pasien.
Obat tekanan darah tinggi (hipertensi) yang paling mungkin menyebabkan
disfungsi ereksi adalah ACE inhibitor, alpha blockers, calcium channel blockers
dan Agiotensin receptor blockers.
Hipertensi dapat menyebabkan stres dan kerusakan pada pembuluh darah
kecil pada penis. Setelah diobati pembuluh darah tersebut menjadi lebih tebal
dan lebih lambat untuk melebar ketika menanggapi rangsangan seksual yang
terjadi.
Hal ini pada akhirnya akan menghambat aliran darah ke penis, dan
akibatnya pasien hipertensi akan sering mengalami kesulitan mendapatkan dan
mempertahankan ereksinya. Beberapa pasien yang berhasil mendapatkan ereksi
yang keras biasanya akan kesulitan mempertahankan kekerasan ereksinya
sampai hubungan seksual selesai.
2. Penyuka makanan terolah sejak sekolah dasar ini terdiagnosis hipertensi
ketika berumur 33 tahun.
a. Apa hubungan obesitas dan hipertensi?
Data yang diperoleh dari NHANES pada populasi orang Amerika Serikat
memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan linier antara kenaikan
rasio lingkar pinggang dan pinggul dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
serta tekanan nadi. Farmingham study (2007) melaporkan risiko terjadinya
hipertensi sebesar 65% pada wanita dan 78% pada laki-laki berhubungan
langsung dengan obesitas dan kelebihan berat badan. Mekanisme penyebab
utama terjadinya hipertensi pada obesitas diduga berhubungan dengan kenaikan
volume tubuh, peningkatan curah jantung, dan menurunnya resistensi vaskuler
13
Page 14
sistemik. Beberapa mekanisme lain yang berperan dalam kejadian hipertensi
pada obesitas antara lain peningkatan sistem saraf simpatik, meningkatnya
aktivitas renin angiotensin aldosteron (RAAS), peningkatan leptin, peningkatan
insulin, peningkatan asam lemak bebas (FFA),peningkatan endotelin 1,
terganggunya aktivitas natriuretic peptide (NP), serta menurunnya nitrit oxide
(NO).
b. Apa hubungan antara umur dengan hipertensi?
Usia, faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa
seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Semakin
tua seseorang pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) terganggu, sehingga
banyak zat kapur yang beredar bersama darah. Banyaknya kalsium dalam darah
(hypercalcidemia) menyebabkan darah menjadi lebih padat, sehingga tekanan
darah menjadi meningkat.
Endapan kalsium di dinding pembuluh darah (arteriosclerosis)
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah menjadi
terganggu. Hal ini dapat memacu peningkatan tekanan darah. Bertambahnya
usia juga menyebabkan elastisitas arteri berkurang. Arteri tidak dapat lentur dan
cenderung kaku, sehingga volume darah yang mengalir sedikit dan kurang
lancar. Agar kebutuhan darah di jaringan tercukupi, maka jantung harus
memompa darah lebih kuat lagi. Keadaan ini diperburuk lagi dengan adanya
arteriosclerosis, tekanan darah menjadi semakin meningkat.
Oleh karena pembuluh darah yang bermasalah pada orang tua adalah
arteri, maka hanya tekanan sistole yang meningkat tinggi. Tekanan sistole dan
tekanan diastole pada orang tua memiliki perbedaan yang besar.
Sebagai tambahan informasi, sebanyak ¾ perempuan dan 2/3 laki- laki
berumur 75 tahun atau lebih mengalami hipertensi, sementara pada yang berusia
20 s.d. 74 tahun hanya terjadi pada ¼ dari populasi.
Oleh karena itu, factor umur sebagai kausa primer pada skenario ini dapat
kita abaikan mengingat penderita baru berusia 35 tahun.
14
Page 15
c. Jelaskan klasifikasi hipertensi!
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7
Kategori Sistol (mmHg) Diastole (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 ≥ 100
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol (mmHg) Diastole (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi sistol
terisolasi
≥ 140 < 90
15
Page 16
d. Bagaimana dampak mengkonsumsi makanan terolah dalam jangka
panjang?
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization
(FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan
terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 kategori yaitu : aspek toksikologis:
kategori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ
tubuh; aspek mikrobiologis: mikroba dalam bahan makanan yang dapat
mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan; aspek
imunopatologis: keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Penggunaan zat aditif yang berlebihan dan dikonsumsi secara terus menerus
dapat menimbulkan dampak negatif yang nyata bagi kesehatan. Dampak negatif
zat aditif yang terkandung dalam makanan cepat saji bisa terjadi sacara
langsung maupun tidak langsung,bisa terjadi dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Dampak zat aditif yang terkandung dalam makanan cepat saji
dapat dilihat di bawah ini:
- Sulfit menyebabkan sesak napas, gatal-gatal dan bengkak.
- Zat pewarna ditambahkan ke dalam makanan bertujuan untuk menarik
selera dan keinginan konsumen. Jika penggunaan bahan-bahan sintetis
tersebut secara terus menerus dan melebihi dari kadar yang sudah
ditentukan, maka akan terakumulasi dalam tubuh yang akhirnya akan
merusak jaringan atau organ tubuh seperti hati dan ginjal. Bahan-bahan
sintetis ini tidak saja menganggu kesehatan jika terakumulasi, tetapi juga
dapat menyebabkan nilai gizi pada makanan tertentu berkurang. Zat Warna
menimbulkan alergi, menimbulkan kanker hati, menyebabkan hypertrophy,
hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.
- Monosodium Glutamat (MSG) adalah salah satu penyedap sintetis yang
merupakan senyawa kimia yang dapat memperkuat atau memodifikasi rasa
makanan sehingga makanan tersebut terasa lebih gurih dan nikmat. Tetapi
bila dibandingkan, rasa bumbu alami tentu lebih nikmat dan segar
dibandingkan MSG, meskipun sangat gurih kadang meninggalkan rasa
pahit atau rasa tidak enak di mulut. MSG dapat memicu reaksi alergi seperti
gatal-gatal, bintik-bintik merah di kulit, keluhan mual, muntah, sakit kepala
dan migren. Dalam jumlah tertentu MSG masih dianggap aman. Namun
16
Page 17
demikian, untuk kesehatan konsumen, sebagai antisipasi adanya efek buruk
yang mungkin terjadi bila mengkonsumsi dalam jumlah besar,
penggunaannya harus dibatasi (Yulianti 2007). Menurut WHO batas aman
penggunaan MSG yaitu 120 mg/kg BB/hari. MSG menyebabkan kerusakan
otak, kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat
proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidakmampuan
belajar, dan depresi.
- BHT dan BHA menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi
terhadap aspirin.
- Zat pemanis. tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari
pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya
penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat. Rasa manis
yang dirasakan dari pemanis sintetis biasanya menimbulkan rasa ikutan
pahit yang semakin terasa dengan bertambahnya bahan pemanis ini. Dalam
kehidupan sehari-hari, pemanis buatan sakarin dan siklamat maupun
campuran keduanya sering ditambahkan ke dalam berbagai jenis jajanan
anak-anak seperti makanan ringan (snack), cendol, limun, makanan
tradisional dan sirop (Yulianti 2007). Menurut WHO batas aman
penggunaan bahan pemanis sintetis yaitu 0-5 mg/kg BB/hari. Pemanis
menyebabkan kanker kantong kemih (saccarin), gangguan saraf dan tumor
otak (aspartan), mutagenik.
- Bahan pengawet adalah bahan yang dapat menghambat atau memperlambat
proses fermentasi, penguraian, atau pengasaman yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan
karena dengan bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari
kehidupan mikroba, baik yang bersifat patogen yang menyebabkan
keracunan maupun non-patogen yang menyebabkan kerusakan bahan
makanan seperti pembusukan. Namun dari sisi lain, bahan pengawet pada
dasarnya adalah senyawa kimia yang apabila pemakaiannya berlebihan
kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi orang yang
mengkonsumsi baik langsung misalnya keracunan maupun tidak langsung
atau kumulatif misalnya kanker.
17
Page 18
Selain itu untuk para perempuan sebaiknya lebih waspada lagi karena fast food
dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas. Kandungan lemak yang tinggi
dalam makanan fast food juga dapat merangsang pertumbuhan kanker terutama
kanker payudara.Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi pada
makanan cepat saji merupakan penyebab kegemukan dan berbagai gangguan
metabolisme dan jantung.
Efek samping konsumsi makanan yang mengandung zat kimia berlebih untuk
jangka pendek yaitu sakit perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan muntah-
muntah sedangkan pada jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker,
tumor, dan gangguan saraf, gangguan fungsi hati, iritasi lambung, dan
perubahan fungsi sel.
e. Apa hubungan antara disfungsi ereksi dengan makanan terolah?
Konsumsi makanan terolah dalam jumlah banyak dan jangka panjang dapt
menyebabkan disfungsi ereksi. Makanan terolah mengandung lemak, garam dan
gula tambahan, pemanis, dan chemical additive yang tidak baik untuk
kesehatan. British Journal of Psychiatry menghubungkan konsumsi makanan
terolah dengan depresi yang menyebabkan disfungsi ereksi.
Makanan yang berlemak dan digoreng
Makanan berlemak dan yang digoreng mengandung lemak jenuh yang
tinggi. Lemak jenuh dapat menyebabkan atherosclerosis dan mengurangi
aliran darah ke penis. Lemak jenuh juga dapat meningkatkan kolesterol
darah (LDL). Lemak jenuh terdapat pada whole milk cheese, mentega,
red meat, kulit ayam, dan kacang.
White flour
Ketika tepung terigu diproses menjadi white flour, hal ini menyebabkan
hilangnya tiga perempat kandungan zinc nya, zinc penting untuk
reproduksi pria. Konsentrasi zinc tertinggi di tubuh manusia ditemukan
di kelenjar prostat yang memproduksi semen. Tingginya konsumsi
refined grains (white flour) berhubungan dengan resisten insulin,
prekursor diabetes, yang bisa mempercepat penyempitan arteri,
meningkatkan resiko penyakit jantung dan disfungsi ereksi.18
Page 19
Soft drinks
Nitric oxide diperlukan untuk terjadinya ereksi. Soft drinks mengandung
fruktosa yang mengarah ke penumpukan lemak yang akan menyebabkan
disfungsi endotel sehingga menurunkan produksi NO. Soft drinks juga
mengandung kalori dan pemanis buatan dalam jumlah banyak yang
dapat meningkatkan resiko obesitas, diabeter, heart disease, dan
impotensi.
Trans Fats
Trans fat terdapat pada minyak sayur yang telah mengalami pemanasan
berulang kali sehingga menyebabkan pemanjangan rantai lipid. Hal ini
dapat menyebabkan rendahnya HDL, peningkatan LDL dan
meningkatkan tekanan darah.
Excitotoxins
Eksositosin yang terdapat pada makanan terolah adalah glutamat.
Glutamat dapat menyebabkan gangguan di hipotalamus. Ketika
hipotalamus perlahan mengalami kerusakan, maka tiroid dan gonad juga
akan terganggu kerjanya. Eksositosin terdapat pada burger. KFC, dan
nugget.
Hetercyclic Amines
Makanan terolah yang mengalami pembakaran dengan suhu tinggi akan
menghasilkan residu hitam pada daging. Residu hitam dan herecyclic
amine masuk ke aliran darah menuju prostat dan dapat menyebabkan
kanker prostat.
3. Dia secara rutin mengkonsumsi bukan hanya preparat anthipertensi
(atenolol), tetapi juga diuretika (furosemide), serta obat pereduksi lemak
darah (statin). Sebelum ketiga jenis obat itu dimakan, kehidupan seksual
bersama istrinya baik-baik saja.
a. Jelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik Atenolol!
Drug classes : Beta 1-selective adrenergic blocking agent
Antianginal
Antihypertensive
19
Page 20
Aksi Terapeutik (Farmakodinamik)
Memblok reseptor beta adrenergik saraf simpatis di jantung dan apparatus
jukstaglomerular di ginjal, mengurangi eksitabilitas jantung, mengurangi
cardiac output dan konsumsi oksigen, mengurangi pelepasan renin, dan
menurunkan tekanan darah.
Indikasi
Treatment angina pectoris yang mengalami atherosklerosis
Hipertensi
Treatment infark miokard
Kontraindikasi
Kontraindikasi dengan sinus bradikardia, heart block tingkat 2 atau 3,
cardiogenic shock, gagal jantung.
Penggunaan perlu diperhatikan pada penderita gagal ginjal, diabetes, ibu
menyusui, dan respiratory disease.
Bentuk
Tablets—25, 50, 100 mg
Injection—5 mg/10 mL
Dosis
Dewasa
Hipertensi: Awal, 50 mg sekali sehari; setelah 1-2 minggu, dosis bisa
ditingkatkan menjadi 100 mg/day
Angina pectoris: Awal, 50 mg setiap hari. Jika tidak optimal setelah
pemakaian selama 1 minggu, dosis ditingkatkan menjadi 100 mg per hari;
jika diperlukan bisa ditingkatkan sampai 200 mg/hari.
Acute MI: Awal, 5 mg diberikan intravena 5 menit sesegera mungkin
setelah diagnosis; diikuti dengan injeksi intravena 5 mg 10 menit kemudian.
Ganti dengan 50 mg PO 10 menit setelah IV dosis terakhir; diikuti dengan
50 mg PO 12 jam kemudian. Kemudian, pemakaian 100 mg PO per hari
atau 50 mg PO untuk 6–9 hari atau sampai keluar dari rumah sakit.
20
Page 21
Pasien Geriatrik atau pasien dengan gangguan ginjal
Pengurangan dosis diperlukan karena atenolol diekskresikan melalui ginjal.
Creatinine Clearance
mL/min
Half-life (hr) Maximum Dosage
15–35 16–27 50 mg/day
< 15 > 27 25 mg/day
Untuk pasien hemodialisis, diberikan 50 mg setiap setelah dialisis, perhatikan
jika terjadi hipotensi berat.
Farmakokinetik
Atenolol diabsorbsi secara tidak sempurna (sekitar 50%), tetapi sebagian besar
dosis yang diabsorbsi mencapai sirkulasi sistemik. Terdapat keragaman
antarindividu yang relatif kecil dalam konsentrasi plasma atenolol; konsentrasi
puncak pada pasien yang berbeda beragam dalam rentang empat kali lipat. Obat
ini banyak diekskresi dalam bentuk tidak berubah dalam urin, dan waktu paruh
eliminasinya sekitar 5-8 jam. Obat ini terakumulasi pada pasien gagal ginjal,
dan dosis harus disesuaikan untuk pasien yang memiliki creatinin clearance <
35 ml/ menit.
Rout
e
Onset Peak Duration
Oral Varies 2–4 hr 24 hr
IV Immediate 5 min 24 hr
Metabolism: T1/2: 6–7 jam
Absorbsi: Sebagian besar obat-obatan ini dapat diabsorpsi dengan baik
diusus
Distribusi: puncak kadar di dalam plasma tercapai sekitar 1-3 jam
21
Page 22
Bisa menembus plasenta dan masuk ke ASI.
Metabolisme: dimetabolisme di hati
Ekskresi: ekskresi obat melalui ginjal (urine 40-50%)
Bile dan feses 50-60%
b. Jelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik Furosemide!
Farmakodinamik
Obat ini menghambat NKCC2, yakni transporter Na+/K+/2Cl- di lumen, dalam
cabang asenden tebal ansa Henle. Dengan menghambat transporter ini, diuretic
loop menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif di
lumen akibat siklus kembali K+. potensial positif ini normalnya memicu
reabsorpsi kation divalent di ansa Henle, dan dengan menurunkan potensial ini,
diuretic loop meningkatkan ekskresi Mg2+ dan Ca2+. Penggunaan yang
berkepanjangan dapat menyebabkan hipomagnesium yang signifikan pada
beberapa pasien. Karena absorpsi Ca2+ di usus yang dipicu vitamin D dapat
ditingkatkan dan Ca2+ aktif direabsorpsi di TCD, diuretic loop umumnya tidak
menyebabkan hipokalsemia. Namun, pada gangguan yang menyebabkan
hiperkalsemia, ekskresi Ca2+ dapat ditingkatkan dengan pemberian kombinasi
diuretic loop dan infus saline.
FARMAKOKINETIK FUROSEMID :
Diuretic loop ini cepat diabsorbsi dan di eleminasi oleh ginjal melalui filtrasi
glomerulus dan sekmen tubulus. Absorbsi (oral) menimbulkan efek 2 hingga 3
jam setelah pemakanan. Waktu paruh obat ini tergantung pada fungsi ginjal itu
sendiri. Penurunan sekresi dapat terjadi oleh karena pemberian agen, seperti
OAINS/probenesid yang mengurangi sekresi asam lemah di tubulus proximal.
Absorbsi : peroral cepat, pada pemakaian intravena efeknya segera dan sangat
kuat sehingga perlu pertimbangan fungsi ginjal dan jantung.
Ekskresi : Terjadi dalam bentuk utuh atau sebagian mengalami metabolisme
Efek Samping :
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Hiperuresemia
22
Page 23
Gangguan pendengaran (ketulian)
Sediaan : Tablet 20, 40, 80 mg dan injeksi
c. Jelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik Statin!
Statin merupakan hipolipidemik yang paling efektif dan aman. Obat ini
terutama efektif untuk menurunkan kolestrol. Pada dosis tinggi dapat juga
menurunkan trigliserida yang disebabkan oleh peningkatan VLDL
Farmakodinamik
Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolestrol dalam hati, dengan
menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolestrol
ini, maka SREBP yang terdapat pada membran dipecah oleh protease, lalu
diangkut ke nukleus. Faktor – faktor transkripsi kemudian akan berikatan
dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL.
Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan
menurunkan kolestrol darah lebih besar lagi. Selain LDL, VLDL, dan IDL juga
menurun, sedangkan HDL meningkat.
Farmakokinetik
Semua statin, kecuali lovastatin dan simvastatin berada dalam bentuk asam B-
hidroksi. Kedua statin disebut di atas merupakan prodrug dalam bentuk lakton
dan harus dihidrlisis lebih dahulu menjadi bentuk aktif asam B-Hidroksi.
Statin diabsorpsi sekitar 40-75%,kecuali fluvastatin yang diabsorpsi hampir
sempurna. Semua obat mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Waktu
paruhnya berkisar 1-3 jam, kecuali atorvastin (14 jam) dan rosuvastin (19 jam).
Obat – obat ini sebagian besar terikat protein plasma. Sebagian besar diekskresi
oleh hati ke dalam cairan empedu dan sebagian kecil lewat ginjal.
Efek samping dan interaksi obat
Efek samping statin terjadi peningkatan kadar trans aminase pada 1-2 % pasien,
menyebabkan miopati dan rabdomiolisis.
23
Page 24
d. Bagaimana interaksi antara obat dan makanan dalam kasus ini?
Beta blocker
Konsumsi obat pada saat perut kosong. Makanan terutama daging
meningkatkan efek obat dan menyebabkan pusing serta hipotensi.
Alkohol juga dilarang diminum bersama dengan obat-obat penurun tekanan
darah tinggi golongan beta-blocker seperti propanolol. Kombinasi alcohol - beta
blocker dapat menurunkan tekanan darah secara drastis dan membahayakan.
Statin
Hindari minum alcohol karena dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.
Hindari minun lovastatin dan simvastatin bersama jus grapefruit karena dapat
meningkatkan terjadinya efek samping akibat terjadinya peningkatan kadar obat
dalam tubuh.
Furosemid
Makanan menurunkan bioavaolabilitas dan efek diuretik.
e. Bagaimana keterkaitan antara ketiga obat yang dikonsumsi dengan
disfungsi ereksi?
Antihipertensi beta blocker mengurangi central symphatetic outflow, termasuk
yang menuju ke penis, sehingga vasodilatasi arteri di corpora cavernosa
terganggu dan ereksi sulit terjadi (disfungsi ereksi).
Loop diuretic seperti furosemide memicu diuresis melalui hambatan reabsorbsi
natirum, kalium, klorida dan air pada ansa henle. Diuresis mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ke penis. Pada diuresis ini juga ikut terbuang mineral
Zinc yang dibutuhkan untuk sintesis testosteron.
(Simonsen, U.. 2002. Interactions between drugs for erectile dysfunction and
drugs for cardiovascular disease. International Journal of Impotence Research)
Statin menghambat laju sintesis kolesterol (HMG-CoA reductase) dan
menghambat sintesis derivat hormon steroid dari kolesterol, termasuk
testosteron sehingga menurunkan libido. Simvastatin mnyebabkan perubahan
minor dalam sirkulasi androgen. Simvastatin hanya membutuhkan 14% dari 24
Page 25
metabolisme obat bersirkulasi dalam plasma untuk aktif menghambat sintesis
kolesterol. Atorvastatin menyebabkan HMG-CoA reductase menghambat 30 %
sintesis hormon steroid.
(Rizvi, Kash, John P. Hampson dan John N. Harvey. Do lipid-lowering drugs
cause erectile dysfunction? A systematic review. Oxford journal)
f. Bagaimana hubungan antara ketiga obat tersebut dengan perubahan gizi?
Zat gizi yang mengalami deplesi akibat konsumsi obat:
Loop diuretics (furosemide) : Ca, Mg, vitamin B6,K, Zn, C.
Obat pereduksi lemak darah (statin) : Zn, Cu, Se, Co enzyme Q10.
Beta blockers (atenolol) : Co enzyme Q10.
4. Riwayat Pangan (Makanan yang biasa disantap selama 3 bulan terakhir)
Pagi : mie instan 2 bungkus dan kopi 1 gelas.
Snack pukul 10.00 : crackers 2 porsi.
Makan siang : nasi dan ayam goreng KFC 2 porsi, soft drink 2
kaleng.
Snack pukul 16.00 : Dunkin Donat dan 1 kaleng soft drink.
Makan malam : Pizza (ukuran medium), 1 kaleng soft drink.
a. Sebutkan kandungan gizi dari riwayat pangan!
Kandungan Mie Instan
Mie dibuat dari campuran tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa
bahan aditif seperti natrium polifosfat (berfungsi sebagai pengemulsi/penstabil),
natrium karbonat dan kalium karbonat yang berfungsi sebagai pengatur asam.
Selain itu, mie juga ditambahkan zat pewarna kuning (tartrazine).
Selain mie itu sendiri, ada pula bumbu mie yang banyak mengandung
garam, cabe, dan bumbu-bumbu lain. Bumbu mie instan juga tak lepas dari zat
aditif makanan seperti MSG (monosodium glutamat) yang berfungsi sebagai
penguat rasa.
Kandungan fast food
Tinggi kalori, rata - rata makanan fast food mengandung sebanyak 50%
dari jumlah kalori yang diperlukan sehari, berkisar antara 400 kalori sampai
25
Page 26
1500 kalori. Hamburger yang besar, kentang goreng, milk shake mengandung
1.200 kalori, yang merupakan total kalori perhari yang diperlukan tubuh untuk
seorang yang sedang menjalani diet. Mengurangi asupan makanan.
Tinggi lemak, berkisar antara 40 - 60% kalori dalam fast food berasal dari
lemak. Bahan seperti keju, mayonaise, kream dan metode deep frying
mengandung tinggi lemak dalam makanan ini. Makanan yang diolah dengan
cara deep frying adalah lemak sapi dan mengandung telur yang juga
mengandung tinggi kolesterol.
Tinggi garam. beberapa jenis makanan mengandung tinggi natrium.
Misalnya cheese burger mengandung 1.400 mg Natrium, yang merupakan lebih
dari 1/3 gram maksimum yang dianjurkan perhari yang besarnya 3.300 mg atau
1.5 sendok teh garam perhari.
Tinggi kandungan gula. Asupan gula terbesar dari minuman dan desert.
Misalnya sekaleng minuman ringan mengandung 8 sendok teh gula, doughnut
mengandung 6 sendok teh gula. Kandungan gula yang cukup tinggi ini
memberikan kontribusi yang cukup besar pada jumlah kalori yang dimakan.
Rendah kandungan serat. Makanan fast food biasanya mengandung rendah
serat, kecuali salad. Makanan khas fried chicken sekali makan yang biasanya
terdiri dari 2 potong ayam, mashed potatoes dan soft drink, total mengandung
kurang dari 1 gram serat makanan, yang jumlahnya tak berarti dibanding
dengan anjuran serat sebanyak 40 gram per hari.
K andungan K opi
Secangkir kopi mengandung 115 milligram kafein, secangkir espresso (dan kopi
tubruk/saring) mengandung sekitar 80 mg kafein, sedangkan kopi instan
mengandung sekitar 65 mg kafein. Kopi de-kafein ternyata tidak bebas
kandungan kafein, masih mengandung sekitar 3 mg kafein.
Kandungan Pizza
Kandungan tiap porsi pizza dengan keju tawar, ternyata mengandung 600 kalori
dan 25 gram lemak. Ini termasuk 10 gram lemak jenuh berbahaya bagi
pembuluh darah arteri, dan masukan lemak itu lebih besar jika dibandingkan
dengan jumlah kalori ideal yang didapat dari lemak ditambah lagi jumlah kalori
26
Page 27
dan lemak pada satu porsi pizza akan bertambah, tergantung dari topping yang
ditambahkan.
Kandungan S oft D rink
Satu kaleng Coca-Cola mengandung sekitar 23 mg kandungan kafein, Pepsi
Cola 25 mg.
Kandungan Kimia Minuman Soda
1. Air: komponen utama soft drink
2. CO2: sama dengan gas buang pernafasan kita berguna untuk memperbaiki
flavour minuman menghasilkan rasa masam yang enak dan rasa ‘’krenyes-
krenyes’’ dan ‘’menggelitik’’ di tenggorokan
3. Gula/ pemanis buatan:
Softdrink reguler : sukrosa (gula tebu),sirup ( fruktosa) / HFCS (high
fructose corn syrup)
Softdrink diet: pemanis sintetis aspartam,sakharin / siklamat
4. Kafein (terutama pada jenis cola dan coffee cream): kadarnya cukup
tinggi,membantu sesorang untuk tetap terjaga / tidak mengantuk , jantung
dapat berdegup kencang, sehingga tidak direkomendasikan bagi mereka
yang hipertensi berpotensi serangan jantung koroner / stroke
5. Zat pengawet: umumnya soft drink diawetkan dengan sodium benzoat,
suatu bahan pengawet sintetis.
6. Zat pewarna: ditemukan pada beberapa jenis soft drink,tidak terdapat pada
soft drink jernih.
7. Flavour buatan: seperti rasa jeruk,rasa strawberry, rasa nanas, dsb.secara
umum kita ketahui bahwa kandungan yang sangat membahayakan
kesehatan yang terdapat dalam kandungan minuman soda adalah bahan
pewarna ,bahan pengawet serta bahan pemanis buatan.
b. Bagaimana hubungan antara riwayat pangan dengan disfungsi ereksi?
Makanan terolah banyak mengandung kolesterol yang dapat meningkatkan
kadar kolesterol jahat LDL dan menurunkan kadar kolesterol baik HDL dan
juga meningkatkan kadar lipoprotein dan trigliserida yang berpotensi
27
Page 28
menghambat arteri pada penis. Sehingga mengurangi dan menghambat aliran
darah menuju penis (disfungsi ereksi).
Riwayat pangan dalam kasus ini faktor penyebab terjadinya obesitas. Obesitas
itu sendiri salah satu faktor terjadinya hipertensi. Jadi, pada penderita hipertensi
terjadi disfungsi endothel menyebabkan penurunan produksi nitrit oxide ( NO )
sehingga sel endotel tidak dapat relaksasi akan terjadi terus bervasokonstriksi,
dan permeabelitasnya menjadi berkurang sehingga lama- kelamaan dinding
pembuluh darah menjadi kaku sehingga lumen pembuluh akan menyempit.
Kejadian ini tidak hanya di bagian pembuluh darah jantung, dan otak melainkan
juga di bagian genital, akibatnya aliran darah ke genital berkurang sehingga
gangguan ereksi pun sangat mungkin terjadi. Keparahan hipertensi
mempengaruhi fungsi seksual. Hubungan antara hipertensi dan disfungsi ereksi
bahkan menjadi lebih kompleks dengan keterlibatan obat antihipertensi.
Diuretik dan beta blocker memiliki efek negatif menyebabkan disfungsi ereksi
karena efeknya yang dapat menurunkan aliran darah ke penis, dan penurunan
jumlah zink dalam tubuh yang diperlukan untuk pembentukan hormon
testosteron. Beta blocker berpengaruh terhadap disfungsi ereksi karena kerjanya
yang mempengaruhi sistem saraf sehingga terjadi penurunan impuls saraf ke
penis.
c. Bagaimana hubungan antara riwayat pangan dengan obesitas?
Riwayat pangan dari lelaki gendut itu sangat tidak baik dan sangat berlebih
dalam makanan nya sehari hari. Karena dia makan berlebih ini lah, lelaki ini
mnjadi obesitas. Jenis makanan yang kita konsumsi hendak nya seimbang antara
karbohidrat,protein dan lemak. Komposisi yang disarankan 55-65 %
karbohidrat, 10-15 % protein, 5-35 % lemak. Golongan protein biasanya yang di
konsumsi adalah nasi, kentang, roti, mie dan bihun. Sedangkan protein terbagi 2
macam yaitu protein hewanii dan nabati. Jika hewani contoh nyya daging, telur,
susu. Sdgkan nabati adalah tahu, tempe dan kacang kacangan. Lemak contoh
nya daging dari hewani.
28
Page 29
d. Bagaimana hubungan antara riwayat pangan dengan hipertensi?
Kopi mengandung kafein yang berperan meningkatkan psikomotorik,
memberi efek segar. Kafein mengandung sebuah molekul yang memiliki
kemampuan mengikat reseptor adenosine, nukleotida di dalam otak yang
merespon rasa lelah, kafein menyebabkan meningkatnya aktivitas otak dan
terlepasnya hormon epineprin. Hormon epineprin mampu menaikan kerja
jantung, dan menambah tensi darah (hipertensi).
Mie instant, misalnya pada bumbu penyedap digunakan MSG
(Monosodium Glutamat), atau vetsin. Natrium sebenarnya mineral essensial
yang berguna bagi tubuh. Mineral ini berfungsi menjaga keseimbagan
cairan dalam tubuh dan mengatur kontraksi dan relaksasi otot sehingga
tetap diperlukan, namun asupannya harus dibatasi sesuai keperluan tubuh.
Permasalahannya Jika natrium dikonsumsi berlebihan. Ginjal yang
berfungsi mengatur kebutuhan natrium di dalam tubuh tidak bisa
membuang kelebihan natrium, akibatnya menumpuk di dalam darah.
Karena natrium menarik dan menahan air, volume darah meningkat,
jantung memompa darah lebih keras sehingga tekanan dalam arteri
meningkat. Kondisi itulah yang menjadikan hipertensi.
Ayam goreng KFC, termasuk fastfood. Kebiasaan mengkomsumsi makanan
cepat saji salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas. Manifestasi
utamanya pada sistem pembuluh darah.
Crackers, dan donat adalah makanan dengan kalori ekstra dan gula,
keduanya dapat menyebabkan obesitas. Makan- makanan ini berpotensi
mengidap tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan membuat banyak
sumbatan di jantung dan memperlambat kerja darah.
Kandungan dalam softdrink adalah, carbonated water( air soda),merupakan
kandungan utama yang terdapat dalam softdrink, yaitu sekitar 86%. Air
soda berperan sebagai salah satu sumber air pada tubuh manusia. Di dala air
soda terdapat kandungan gas berupa, pada dasarnya softdrink itu
mengandung glukosa yang cukup tinggi jika dikonsumsi terus menerus
dalam jangka waktu panjang,akan membuat kadar gula dalam tubuh
meningkat, di dalam softdrink juga terdapat kandungan sodium yang bisa
mempengaruhi tekanan darah.
29
Page 30
Pizza, termasuk makanan cepat saji yang berisi banyak daging. Kandungan
gizi daging sapi adalah protein 100 gram daging sapi mengandung 19 - 20
gram protein, lemak mengandung sekitar 22 gram lemak per 100 gram,
vitamin, dan mineral. Kolesterol dalam darah umumnya berasal dari pola
makanan yang dikonsumsi. Kolesterol yang tinggi dapat diperoleh dari
kebiasaan makanan yang berlemak. Jadi semakin tinggi kadar kolesterol
total semakin tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi. Kadar kolesterol
yang tinggi dalam darah dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol
pada lapisan endotel dinding pembuluh darah. Semakin lama proses ini
bergantung maka endapan tersebut akan menyumbat lumen pembuluh
darah, dan menganggu proses hemodinamik dan makin memperparah
kondisi hipertensi.
Jadi, riwayat pangan atau kebiasaan makan- makanan terolah secara terus
menerus salah satu faktor terjadinya obesitas yang merupakan salah satu
faktor terjadinya hipertensi.
e. Bagaimana pola makan yang baik?
- Diet rendah garam
Garam yang dimaksud dalam diet rendah garam adalah garam natrium.
Garam ini terdapat dalam garam yang biasa digunakan untuk memasak
sehari-hari. Selain garam dapur (NaCI), beberapa bahan makanan lain juga
memiliki kandungan natrium cukup tinggi . Sumber natriumi ni juga perlu
dibatasi penggunaannya, yaitu soda kue (NaHCO3), baking powder,
natriumbenzoat, dan vetsin (monosodium glutamat).Ketidaktahuan sumber
natrium lain seringkali menyebabkan penggunaan garam di dalam
pengolahan makanan sehari-hari cukup tinggi. inilah yang menyebabkan
asupan natrium harian umumnya lebih tinggi. Padahal tubuh hanya
membutuhkan garam natrium minimum 500 mgperhari. Jumlah kebutuhan
natnium harian sebenarnya tidak ada angka pasti. Badan kesehatandunia
( World Health Organization! WHO) menganjurkan pembatasan konsumsi
garam dapurhingga 6 gram sehari atau setara dengan 2400 mg natnium.
Konsumsi garam tergolong tinggi, berkisar 30-40 gram perhari. Angka ini
setara dengan 12-16 gram natrium (1gram garam dapur 400 mg Na).
30
Page 31
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam diet rendah garam, yaitu
• Kecukupan energi, protein, mineral, vitamin, serat dan air.
• Kesesuaian bentuk makanan dengan kondisi penyakit.
• Kesesuaian jumlah natrium dengan berat tidaknya retensi garam atau air
dan/atau hipertensi.
Selain ketiga syarat tersebut, satu hal terpenting untuk menunjang
keberhasilan diet rendahgaram adalah kesadaran dan disiplin penderita.
GolonganUmur
Berat badan
Tinggi badan
Energy (kkal)
Protein (g)
Natrium (mg)
Kalium (mg)
Kalsium (mg)
20-45thn 56 165 2800 55 500-2400
2000 500-800
III. Learning Issues
1. Disfungsi Ereksi
Definisi disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi yang dikenal juga dengan sebutan impotensi adalah suatu
ketidakmampuan untuk mendapatkan atau menjaga agar tetap ereksi untuk
berhubungan seksual.
Penyebab disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh psikis (stress), obat (misalnya golongan
diuretik untuk antihipertensi seperti hidroklorotiazid karena dapat menghambat aliran
darah ke penis), hormonal (kekurangan hormon testosteron sehingga mangalami
penurunan libido), komplikasi penyakit (diabetes mellitus, hipertensi), pola hidup tidak
sehat (merokok, alkoholik)
Penatalaksanaan terapi
Dalam terapi disfungsi ereksi, yang menjadi sasaran terapi (bagian yang akan
diterapi) adalah ereksi penis. Berdasarkan sasaran yang diterapi, maka tujuan terapi
adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas ereksi penis yang nyaman saat
berhubungan seksual. Kualitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk mendapatkan
dan menjaga ereksi. Sedangkan kuantitas yang dimaksud adalah seberapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk menjaga ereksi (waktu untuk tiap-tiap orang berbeda untuk
31
Page 32
mencapai kepuasan orgasme,tidak ada waktu normal dalam ereksi). Sebelum memilih
terapi yang tepat, perlu diketahui penyebab atau faktor resiko pada pasien yang
berperan dalam menyebabkan munculnya disfungsi ereksi. hal ini terkait dengan
beberapa penyebab disfungsi ereksi yang terkait. Dengan demikian, jika diketahui
penyebab disfungsi ereksi yang benar maka dapat diberikan terapi yang tepat pula.
Terapi untuk disfungsi ereksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu terapi tanpa obat
(nonfarmakologis-pola hidup sehat dan menggunakan alat ereksi seperti vakum ereksi)
dan terapi menggunakan obat (farmakologis). Yang pertama kali harus dilakukan oleh
pasien disfungsi ereksi harus memperbaiki pola hidup menjadi sehat. Beberapa cara
dalam menerapkan pola hidup sehat antara lain olah raga, menu makanan sehat, kurangi
dan hindari rokok atau alkohol, menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, mengurangi
berat badan hingga normal), dan mengurangi stres. Jika dengan menerapkan pola hidup
sehat, pasien sudah mengalami peningkatan kepuasan ereksi maka
pasien disfungsi ereksi tidak perlu menggunakan obat atau vakum ereksi. Obat-
obatan yang digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi antara lain golongan
phosphodiesterase inhibitor5 (sildenafil, vardenafil, dan tadalafil), alprostadil
(disuntikkan di penis-intracevernosal dan dimasukkan dalam ureter-intrauretral),
papaverine, trazodone, dan dengan testosteron replacing hormone (penambahan homon
estrogen). Obat yang digunakan sebagai obat pilihan untuk pengobatan disfungsi ereksi
adalah sildenafil.
Obat Pilihan
Sildenafil
Nama generik :sildenafil
Merk dagang : Viagra®
Golongan : phosphodiesterase inhibitor5
Penggunaan :harus dengan resep dokter
Ketersediaan bentuk generik : tidak ada
Bentuk sediaan : tablet Viagra salut film, berwarna biru, bentuk bulat, atau seperti
intan.
Kekuatan tiap tablet :25 mg, 50 mg, dan 100 mg
Penyimpanan : tablet Viagra disimpan dalam suhu ruangan (15-300C)
Indikasi :
32
Page 33
Sildenafil diindikasikan untuk terapi disfungsi ereksi (impotensi) yang
disebabkan secara organik (karena penyakit pada sistem vaskuler-hipertensi,
sistem saraf atau hormonal) dan psikis.
Dosis dan aturan pakai:
Dewasa; dosis yang dianjurkan adalah 25-100 mg/hari. Untuk pengobatan yang
pertama kali diberikan dosis sebesar 50 mg 30 menit-4 jam sebelum berhubungan
seksual. Jika dibutuhkan dosis dapat ditambah 25 mg dan maksimal dosis 100
mg/hari. Sildenafil digunakan hanya sekali dalam sehari (dosis maksimal
100mg.hari) dan berefek maksimal jika digunakan pada saat perut kosong. Efek
sildenafil akan muncul setelah 30 menit-1jam pemberian sildenafil dan durasi
efeknya selama 4 jam. Ketika sildenafil digunakan bersamaan dengan makanan
(terlebih daging) maka efek yang timbul akan lebih lama sekitar 2 jam kemudian
setelah pemberian sildenafil.
Kontra indikasi :
Sildenafil tidak boleh digunakan pada pasien dengan fungsi ereksi normal karena
dapat menyebabkan ereksi terlalu lama/prolong erection (menimbulkan nyeri
yang sangat pada penis); pasien yang menggunakan nitrat (isosorbid
dinitrat/mononitrat-untuk pengobatan angina pektoris) karena dapat
meningkatkan efek hipotensi dari nitrat sehingga tekanan darah menjadi terlalu
rendah (shock hipotensi), pasien dengan terapi simetidin, eritromisin,
ketoconazole, itraconazole karena meningkatkan resiko munculnya efek samping
sildenafil
Efek samping :
Efek samping sildenafil tidak sering muncul. Efek samping sidenafil antara lain:
muka memerah, pusing, nyeri perut, mual, diare, sensitif pada cahaya
(fotosensitif), kepekaan mendengar berkurang, kepala pening.
Peringatan :
Tidak dianjurkan untuk anak. Pasien dengan riwayat sakit jantung (aritmia,
pernah mengalami serangan jantung, hipertensi) perlu monitoring dan modifikasi
dosis. Pasien dengan penurunan fungsi ginjal atau penurunan fungsi hepar : dosis
awal dikurangi menjadi 25 mg/hari. Hati-hati pada pasien yang mengalami
kerusakan penis dan pasien yang mempunyai bentuk sel darahnya bulan sabit
(sickle cell disease).
33
Page 34
Informasi bagi pasien:
Pasien diberi informasi jika tidak berefek untuk meningkatkan ereksi harus
kembali ke dokter Pasien diharapkan kembali ke dokter jika efek ereksi melebihi
4 jam. Pasien harus mematuhi aturan pakai.
Nutrisi yang dibutuhkan : Calcium I, Zinc, Cordyceps, Beneficial dan Vitality
2. Atenolol
Atenolol adalah obat golonhgan beta blocker ada 2 mekanisme anti hipertensi
beta blocker yg diterima saat ini, 1. Beta blocker menghambat reseptor beta 1 di
jantung sehingga menurunkan curah jantung. Awalnya penurunan curah jantujg akan
mengakibatkan reflek peningkatan resistensi perifer tapi, lambat laun terjadi vaso
dilatasi perifer sebagai mekanisme adaptasi pembuluh darah terhadap penurunan curah
jantung , 2. Berdasarkan hambatan sekresi renin, pelepasan renin dari ginjal di stimulasi
oleh beta1 agonis dan efek ini dihambat oleh beta blocker . Efek samping atenolol
berkaitan dengan hambatan reseptor beta seperti= gagal jantung, bradi aritmia,
broncospasme, gangguan sirkulasi perifer, hipoglikemi dll
Cara Kerja Obat:
Atenolol adalah obat yang disebut beta-blocker. Beta-blocker mempengaruhi
jantung dan peredaran darah (darah mengalir melalui arteri dan vena).
Indikasi:
- Hipertensi
- Angina pectoris
- Mengatasi atau mencegah serangan jantung
Kontraindikasi:
- Terdapat blok jantung derajat II atau III, syok kardiogenik.
- Bradikardia, hipotensi, asidosis metabolik, gangguan sirkulasi perifer berat,
"sick sinus syndrome", feokromositoma yang tidak diobati, gagal jantung
tidak terkontrol.
34
Page 35
Dosis:
- Hipertensi: 50 atau 100 mg sekali sehari.
- Angina pektoris: 100 mg sekali sehari atau 50 mg 2 kali sehari.
- Intervensi infark miokard: 100 mg sehari.
Peringatan dan Perhatian:
- Kapasitas jantung buruk, gagal jantung tidak terkontrol, penyakit
penyumbatan paru kronis atau asma.
- Penghentian β-bloker harus bertahap pada pasien dengan penyakit jantung
iskemik.
- Dapat memperparah kelainan sirkulasi arterial perifer.
- Pasien dengan riwayat reaksi anafilaksis.
- Hamil & menyusui.
- Memodifikasi takhikardia pada hipoglikemia.
- Blok jantung derajat I, angina Prinzmetal, tirotoksikosis, hipoglikemia.
- Bisa mengganggu kemampuan untuk mengendarai atau mengoperasikan
mesin.
Efek Samping :
- Anggota gerak dingin, lelah, gangguan saluran pencernaan, bradikardia.
- Kadang-kadang : sakit kepala, perubahan suasana hati, pusing, &
kemunduran gagal jantung.
- Jarang : gangguan tidur, kebotakan, trombositopenia, purpura, reksi kulit
bentuk psoriasis, eksaserbasi (kambuhnya penyakit atau gejala penyakit
secara mendadak) psoriasis, gangguan penglihatan, psikosis, halusinasi,
blok jantung, hipotensi postural yang mungkin berhubungan dengan
sinkope (kehilangan kesadaran sementara karena berkurangnya aliran darah
ke otak).
- Klaudikasi intermiten (kompleks gejala terdiri atas rasa nyeri pada kaki
atau tungkai sewaktu berjalan dan sembuh sehabis beristirahat).
- Fenomena Raynaud.
- Bronkhospasme.
35
Page 36
- Ruam dan mata kering, parestesi (gangguan perasaan kulit seperti
kesemutan).
3. Obat Diuretika (Furosemide)
Furosemide termasuk golongan obat diuretik kuat, obat ini bekerja di ansa henle
asendens bagian epitel tebal dengan cara menghambat co- transpor natrium kalium dan
florida dan menghambat resorpsi air dan elektrolit . Efek samping obat furosamide
mengakibatkan hiperkalsiuria. Furosemide merupakan obat golongan diuretic. Tepatnya
adalah diuretic loop bersama dengan asam etakrinat, bumetanid, dan torsemid.
Farmakokinetik
Diuretic loop cepat diabsorpsi dan dieliminasi oleh ginjal melalui filtrasi
glomerulus dan sekresi tubulus. Absorpsi furosemide 2-3jam dan absorpsinya hampir
penuh pads pemberian intravena. Durasi afek furosemide biasanya 2-3 jam. Waktu
paruhnya bergantung pada fungsi ginjal. Karena agen loop bekerja pada sisi lumen
tubulus, aktivitas diuretiknya berkaitan dengan sekresinya di tubulus proksimal.
Penurunan sekresi di diuretic loop dapat terjadi akibat pemberian berbagai agen, seperti
OAINS atau probenesid, yang mengurangi sekresi asam lemah di tubulus proksimal.
Farmakodinamik
Obat ini menghambat NKCC2, yakni transporter Na+/K+/2Cl- di lumen, dalam
cabang asenden tebal ansa Henle. Dengan menghambat transporter ini, diuretic loop
menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif di lumen akibat
siklus kembali K+. potensial positif ini normalnya memicu reabsorpsi kation divalent di
ansa Henle, dan dengan menurunkan potensial ini, diuretic loop meningkatkan ekskresi
Mg2+ dan Ca2+. Penggunaan yang berkepanjangan dapat menyebabkan
hipomagnesium yang signifikan pada beberapa pasien. Karena absorpsi Ca2+ di usus
yang dipicu vitamin D dapat ditingkatkan dan Ca2+ aktif direabsorpsi di TCD, diuretic
loop umumnya tidak menyebabkan hipokalsemia. Namun, pada gangguan yang
menyebabkan hiperkalsemia, ekskresi Ca2+ dapat ditingkatkan dengan pemberian
kombinasi diuretic loop dan infus saline.
36
Page 37
Diuretik loop memicu sintesis prostaglandin ginjal yang berperan dalam kerja
diuretic ini di ginjal. OAINS dapat mengganggu kerja diuretic loop dengan
menurunkan sintesis prostaglandin di ginjal. Gangguan ini minimal pada pasien normal
tapi signifikan pada pasien sindrom nefrotik atau sirosis hepatic.
Selain aktivitas diuretiknya, agen loop mempunyai efek langsung pada aliran
darah melalui beberapa vaskuler. Furosemide meningkatkan aliran darah ginjal.
Furosemide juga terbukti menurunkan kongesti paru dan tekanan pengisian ventrikel
kiri pada gagal jantung sebelum terjadi peningkatan keluaran urine yang nyata, dan
pada penderita anefrik.
Dosis tipikal untuk diuretic loop
Obat Dosis Oral Harian Total
Bumetanid 0,5-2 mg
Asam
Etakrinat
50-200 mg
Furosemide 20-80 mg
Torsemid 5-20 mg
Dosis furosemide utk anak 2-6 mg/kgbb/hari
Dewasa 40 mg/hari
Interaksi Obat
Indometasin menurunkan efek diuretiknya. Efek ototoksik meningkat bila
diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh diberikan bersama asam etakrinat.
Toksisitas salisilat meningkat bila diberikan bersamaan. Mengantogonis tubokurarin,
dan meningkatkan efek suksinilkolin dan obat antihipertensi.
Mekanisme Kerja : menghambat reabsorpsi klorida dalam pars asendens ansa henle
tebal. K+ banyak hilang ke dalam urin.
Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR rendah dan kedaruratan
hipertensi. Juga edema, edema paru dan untuk mengeluarkan banyak cairan.
Kadangkala digunakan untuk menurunkan kadar kalium serum.
37
Page 38
Efek tak diinginkan : Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi, hipotensi,hiperglikemia,
hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksisitas, alergi sulfonamide, hipomagnesemia,
alkalosis hipokloremik, hipovolemia.
Indikasi
Edema yang disebabkan penyakit jantung, gagal ginjal akut.
- Hindari pemakaian yang berlebihan karena dapat menyebabkan diuresis yang
berlanjut dengan dehidrasi, hipokalemia, alkalosis, hipokloremik dan hipotensi
- PendentayangsensitifterhadapSulfonamida, dapat menunjukkan reaksi aleroi
terhadap Furosemide.
- Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap elektrolit serum untuk menqetahui
kemungkinan terjadinya ketidak seimbangan.
- Tidak dianjurkan digunakan pada wanita hamil dan menyusui.
Efek SAmping
Dapat terjadi setelahpemakaian jangka lama dan dosis tinggi berupa : muntah
anoreksia, diare, azotemia, hiperglikemia.Tiiperurikemia.
Qangguan hematologi berupa trombositopenia, anemia, arganulositosis Reaksi
pada kulit berupa urtikaria, eritema multiformis.
Kontra Indikasi
- Hipersensitivitas terhadap Furosemide.
- Anuria, nefritis akut.
- Dapat meningkatkan efek nephrotoksisitas antibiotik cephalosporin
- Dapat meningkatkan efek ototoksisitas antibiotik aminoglikosida dan dapat
meningkatkan efek hipotensi dari obat-obat antihipertensi.
Efek furosemide menyebabkan hipovolemia sehingga aliran darah menuju penis
menjadi rendah, sehingga terjadilah disfungsi ereksi.
38
Page 39
4. Statin
Statin atau penghambat kompetitif HMG-CoA reduktase adalah suatu zat yang
didapat dari jamur Aspergillus terreus yang bersifat kompetitor kuat terhadap HMG-
CoA reduktase suatu enzim yang mengkontrol biosintesis kolesterol. Senyawa tersebut
merupakan analog struktural dari HMG-CoA (3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme
A). Ada beberapa penghambat HMGCoA reduktase yang begitu dikenal, yaitu:
lovastatin, atorvastatin, fluvastatin, pravastatin, simvastatin, dan rosuvastatin. Obat-obat
ini sangat efektif dalam menurunkan kadar LDL kolesterol plasma. Efek-efek lainnya
adalah termasuk penurunan oxidative stress dan inflamasi vaskular dengan
peningkatan stabilitas dari lesi aterosklerotik (Suyatna dan Handoko,1995;
Katzung,2003).
Kimia dan Farmakokinetika
Lovastatin dan simvastatin merupakan lactone yang tidak aktif yang dihidrolisis
dalam saluran cerna menjadi turunan hidroksil-β yang aktif, sedangkan pravastatin
mempunyai satu cincin lakton terbuka. Atorvastatin, cerivastatin, dan fluvastatin
mengandung fluorine, yang aktif ketika dicerna. Absorpsi penghambat/inhibitor
reduktase terhadap dosis pemberian dapat berbeda dari sekitar 40% hingga 75% dengan
pengecualian fluvastatin, yang hampir diabsorpsi dengan sempurna. Sebagian besar
dosis yang diabsorpsi diekskresi dalam empedu; sekitar 5-20% diekskresi di dalam
urine. Waktu paruh plasma obat tersebut berkisar dari 1 hingga 3 jam kecuali
atorvastatin yang waktu paruhnya adalah 14 jam (Katzung,2003).
Cara Kerja Statin
Reduktase HMG-Coa memperantarai langkah awal biosintesis sterol. Bentuk
aktif penghambat reduktase merupakan analog struktural HMG-CoA yang dibentuk
oleh reduktase HMG-CoA dalam sintesis mevalonate. Analog tersebut menyebabkan
hambatan parsial pada enzim sehingga dapat merusak sintesis isoprenoid semacam
ubiquinone dan dolichol, dan prenylasi protein, namun belum diketahui apakah terbukti
mempunyai aktifitas biologi yang bermakna (Katzung,2003). Penghambat HMG-CoA
reduktase menghambat sintesis kolesterol di hati dan hal ini akan menurunkan kadar
LDL plasma. Menurunnya kadar kolesterol akan menimbulkan perubahan-perubahan
yang berkaitan dengan potensi obat ini. (Suyatna dan Handoko,1995). Namun
penghambat reduktase jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan
afinitas tinggi. Efek tersebut meningkatkan baik kecepatan katabolisme fraksional LDL
39
Page 40
maupun ekstraksi precursor LDL oleh hati (VLDL sisa), sehingga mengurangi
simpanan LDL plasma. Penurunan yang sedikit dalam trigliserida plasma dan sedikit
peningkatan dalam kadar kolesterol HDL terjadi pula selama pengobatan
(Katzung,2003). Rupanya obat ini melangsungkan efeknya dalam menurunkan
kolesterol dengan cara meningkatkan jumlah reseptor LDL, sehingga katabolisme
kolesterol terjadi semakin banyak. Dengan demikian maka obat ini dapat menurunkan
kadar kolesterol (LDL) (Suyatna dan Handoko,1995; Katzung,2003).
Penggunaan & Dosis Terapeutik
Penghambat reduktase HMG-CoA bermanfaat pada penggunaan secara tunggal
maupun bersama dengan resin pengikat asam empedu atau niacin untuk pengobatan
gangguan yang melibatkan peningkatan kadar LDL plasma. Wanita yang hamil, sedang
menyusui, atau yang berencana untuk hamil sebaiknya tidak diberi obat tersebut
(Katzung,2003). Oleh karena pola biosintesis kolesterol yang diurnal, maka
penghambat reduktase sebaiknya diberikan pada malam hari apabila menggunakan
dosis tunggal satu kali sehari. Absorpsi pada umumnya (kecuali pravastatin)
ditingkatkan dengan penggunaannya bersama dengan makanan. Dosis harian lovastatin
bervariasi dari 10 mg hingga 80 mg. Simvastatin dua kali lebih kuat dan diberikan
dalam dosis sebesar 5-80 mg sehari. Cerivastatin diberikan dengan dosis sebesar 0,3-
0,8 mg sehari. Sementara atorvastatin diberikan dalam dosis sebesar 5-80 mg sehari
(Katzung,2003).
Toksisitas
Peningkatan aktifitas aminotransferase serum (sampai tiga kali kadar normal)
terjadi pada beberapa pasien yang menerima penghambat reduktase HMG-CoA.
Peningkatan tersebut seringkali tidak teratur dan biasanya tidak dihubungkan dengan
kejadian lain mengenai toksisitas hati. Terapi dapat dilanjutkan pada pasien tersebut
apabila tidak menimbulkan gejala dan sebaiknya kadar aminotransferase harus sering
diukur. Pada sekitar 2% pasien, beberapa diantaranya dengan penyakit hati ataupun
riwayat penyalahgunaan alkohol, maka kadar aminotransferase dapat melebihi tiga kali
batas normal. Pengobatan sebaiknya langsung dihentikan pada pasienpasien dengan
hepatotoksisitas yang mengalami penurunan LDL yang mendadak, malaise, dan
anoreksia serta pada pasien tanpa gejala akan tetapi aktifitas aminotransferase-nya tetap
meningkat sampai lebih dari 3 kali di atas batas normal. Dosis penghambat reduktase
juga harus diturunkan pada pasien-pasien dengan penyakit hati parenkimal. Secara
40
Page 41
umum aktifitas aminotransferase sebaiknya diukur dalam jangka waktu 1-2 bulan dan
kemudian setiap 6 bulan selama terapi (Katzung,2003). Katabolisme lovastatin,
simvastatin, dan atorvastatin berlangsung melalui sitokrom P450 3A4, sedangkan
fluvastatin dan cerivastatin diperantarai masing-masing oleh CYP2C9 dan suatu
kombinasi 3A4 dan 2C9. Penghambat reduktase yang bergantung pada 3A4 cenderung
berakumulasi di dalam plasma dengan adanya obat-obat yang menghambat atau
bersaing untuk mendapatkan sitokrom 3A4. Beberapa penghambat tersebut termasuk
antibiotika golongan macrolide, ketoconazole, verapamil, cyclosporine. Sebaliknya,
obat-obat seperti phenytoin, griseofulvin, barbiturate adalah meningkatkan ekspresi
CYP3A4 dan dapat menurunkan konsentrasi plasma penghambat reduktase yang
bergantung kepada 3A4 (Katzung,2003). Aktifitas kinase creatine sebaiknya sering
diukur pada pasien yang mendapatkan terapi kombinasi obat-obat yang secara potensial
dapat mengadakan interaksi. Apabila terjadi nyeri otot yang bermakna, atau muncul
rasa lemah, atau tidak berdaya, maka aktifitas kinase creatine sebaiknya segera diukur
dan obat dihentikan apabila aktifitas enzim tersebut meningkat melebihi batasan
normal. Miopati dapat terjadi pada pemberian terapi tunggal, tetapi biasanya terjadi
pada pasien yang mendapatkan penghambat reduktase bersamaan dengan obat tertentu
lainnya. Meskipun jarang terjadi pasien dengan penghambat reduktase dapat
mengalami peningkatan aktifitas kinase yang mencolok, kadar kinase creatine ini
sebaiknya diukur sebelum pengobatan dan kemudian dua kali setahun sampai satu kali
setahun selama terapi (Katzung,2003).
Yang perlu diperhatikan saat konsumsi statin :
1. Waktu yang paling baik untuk meminum obat jenis Statin adalah malam hari. Ini
dikarenakan tubuh mulai mensintesis kolesterol saat asupan dari luar
berkurang, yaitu malam hari sebelum tidur. Semua obat dalam kelas statin
harus dikonsumsi malam hari kecuali Atorvastatin(Lipitor) dan
Rosuvastatin(Crestor). Kedua obat ini mempunyai efek kerja yang lebih lama
sehingga bisa dikonsumsi kapan saja. Obat lainnya (Simvastatin (Zocor),
Pravastain (Pravachol), dan Fluvastatin (Lescol)) memiliki efek kerja yang lebih
singkat. Alhasil bila dikonsumsi pada pagi atau siang hari maka obat tersebut
telah berhenti bekerja saat tubuh mulai memproduksi kolesterol.
41
Page 42
2. Efek Samping dari Statin.
Efek samping yang harus diwaspadai dalam mengkonsumsi statin yaitu sakit
pada otot, kram, kebas-kebas, atau otot terasa lemah. Gejala ini terjadi setelah
mengkonsumsi statin (bisa langsung bisa juga bertahun-tahun setelah meminum
obat ini) dan bukan dikarenakan hal lain misalnya olahraga, meriang, flu dan
sebagainya. Bila hal ini terjadi maka konsultasikan dengan dokter atau apoteker
anda. Dokter yang menangani juga harus waspada terhadap efek samping Statin.
Bila gejala ini juga disertai dengan demam dan tidak enak badan, maka
penggunaan obat ini harus segera dihentikan dan memeriksakan diri ke rumah
sakit.
Terkadang sakit maag juga sering dikeluhkan terutama dengan
Atorvastatin(Lipitor). Namun hal ini hanya bersifat sementara dan meminum obat
setelah makan akan mengurangi insiden.
3. Obat dari golongan ini memiliki beberapa interaksi baik dengan obat lain maupun
suplemen atau bahkan buah-buahan.
o Atorvastatin(Lipitor), Simvastatin(Zocor) dan Fluvastatin (Lescol)
dimetabolisme dalam tubuh oleh enzim CYP3A4 yang ditemukan di liver.
Bila kerja enzim ini terhambat maka akan meningkatkan efek samping
ketiga Statin ini seperti dijelaskan di atas. Misalnya: Buah “Grapefruit”
dikenal sebagai penghambat enzyme CYP3A4 sehingga harus dihindari bila
mengkonsumsi ketiga statin ini. Antibiotika Clarithromycin dan
Erythromycin dari kelas Macrolide juga menghambat enzim CYP3A4
sehingga penggunaan antibiotika ini pada pasien yang mengkonsumsi
ketiga Statin diatas harus diperhatikan dengan seksama.
o Penyerapan Rosuvastatin (Crestor) berkurang bila diberikan bersama
Antasida berbasis Aluminium dan Magnesium seperti Promag, Mylanta.
Untuk itu kedua obat ini jangan diminum pada saat bersamaan dan
dipisahkan sedikitnya 2 jam.
o Pravastatin (Pravachol) belum memiliki interaksi yang signifikan, namun
harus diminum pada malam hari karena efek kerja yang singkat.
42
Page 43
4. Olahraga dan Diet yang sehat.
Penggunaan Statin harus diseimbangi dengan olahraga yang teratur (misalnya
jalan kaki 30 menit setiap hari) dan mengurangi makanan berlemak, berenergi
tinggi dan mengandung banyak garam. Sebaliknya makanan berserat seperti
buah-buahan dan sayuran segar harus diperbanyak untuk meningkatkan kesehatan
tubuh.
5. Gizi (Interaksi Obat dan Makanan)
Minuman soda adalah salah satu jenis minuman populer di masyarakat. Minuman
soda biasa juga disebut soft drink atau minuman ringan. Banyak orang yang senang
dengan minuman soda karena tampilannya yang menarik, dingin, berbusa dan
menggiurkan terutama saat haus.
Minuman soda sebabkan disfungsi ereksi
Tapi tahukah anda bahwa minuman soda atau soft drink yang biasa anda minum
tersebut sama sekali tidak memiliki nilai gizi dan bahkan mineral-mineral di dalamnya
tidak baik bagi tubuh karena memiliki kandungan gula dan kafein yang sangat tinggi.
Meminum segelas soda sekarang tidak akan langsung mengganggu kesehatan anda, tapi
mengkonsumsi soda setiap hari dan terlalu banyak dapat meningkatkan risiko
berkembangnya masalah kesehatan di kemudian hari seperti diabetes dan obesitas, yang
dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan
atau mempertahankan ereksi tetap keras selama aktivitas seksual berlangsung.
Disfungsi ereksi menyebabkan stres, kecemasan, konflik dalam rumah tangga dan
rendah diri pada diri penderita. Penyebab umum impotensi dan disfungsi ereksi adalah
diabetes melitus, obesitas, tekanan darah tinggi dan sindrom metabolik.
Diabetes Tipe 2
Mengkonsumsi minuman ringan seperti soda dapat meningkatkan resiko terkena
diabetes tipe 2 yang merupakan penyebab disfungsi ereksi. Para ilmuwan di University
of Minnesota melakukan penelitian perihal hubungan minuman soda dengan diabetes
tipe dua dan menemukan bahwa partisipan yang mengkonsumsi dua atau lebih soft
drink setiap minggu akan lebih mungkin menderita penyakit diabetes mellitus tipe 2
43
Page 44
jika dibandingkan dengan mereka yang jarang mengkonsumsi soft drink atau minuman
bersoda. Penelitian dilaporkan dalam edisi Desember 2009 Journal Epidemiology
Amerika.
Obesitas atau Kegemukan
Obesitas secara langsung akan mengganggu pembuluh darah sehingga mengurangi
aliran darah dari dan menuju penis. Hal ini menyebabkan penis sulit ereksi dan
kalaupun penis berhasil ereksi akan sulit dipertahankan tetap keras sampai hubungan
seks selesai.
Para peneliti di Louisiana State University melakukan penelaahan terhadap studi
ilmiah mengenai dampak konsumsi minuman ringan pada risiko obesitas. Mereka
menyimpulkan bahwa peningkatan konsumsi minuman ringan meningkatkan risiko
kelebihan berat badan dan obesitas. Hal ini juga menyebabkan peningkatan trigliserida,
jenis lemak dalam darah. Temuan ini dilaporkan dalam edisi 2010 Februari Lipidology
Opini Lancar.
Sebuah penelitian lain yang dipublikasikan dalam The Journal of Sexual Medicine
mengungkapkan bahwa pria yang menderita diabetes tipe 2 dan mengalami kegemukan
(obesitas) bisa sembuh dari disfungsi ereksi dengan cara menurunkan berat badannya.
Metabolik Sindrom
Sindrom metabolik adalah satu kelompok faktor risiko penyakit jantung, termasuk
di dalamnya adalah LDL kolesterol tinggi yang buruk, hipertensi, kolesterol HDL
rendah yang baik, /glukosa puasa terganggu dan trigliserida tinggi. Semua faktor risiko
dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, yang pada gilirannya
menghambat aliran darah ke penis dan mencegah terjadinya ereksi.
Ilmuwan Heart Study Framingham menemukan bahwa pria dan wanita yang
mengkonsumsi satu botol minuman ringan bersoda setiap hari atau lebih lebih mungkin
untuk mengembangkan sindrom metabolik dibandingkan dengan mereka yang lebih
sedikit menkonsumsi minuman bersoda, menurut penelitian yang diterbitkan dalam
edisi 2007 Juli Circulation.
Timbulnya penyakit bisa dicegah dengan tidak mengkonsumsi pemicunya. Soft
drink dan minuman bersoda adalah jenis minuman yang bisa memicu terjadinya
diabetes dan obesitas di kemudian hari terutama jika diminum dalam porsi yang banyak
dan konsisten, dimana diabetes dan obesitas adalah dua penyakit gaya hidup yang
berhubungan langsung dengan terjadinya disfungsi ereksi atau impotensi. Mengurangi
44
Page 45
atau tidak lagi mengkonsumsi minuman bersoda dapat mencegah diri anda dari
penyakit disfungsi ereksi.
6. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator
atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.
IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan
bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti
underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry. IMT merupakan alternatif
untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori
berat badan yang mudah dilakukan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Menurut rumus metrik:
Berat badan (Kg)
IMT = ------------------------------
[Tinggi badan (m)]2
Atau menurut rumus Inggris:
IMT = Berat badan (lb) / [Tinggi badan (in)]2 x 703
Kategori Indeks Massa Tubuh
Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi
menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi
pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik
mengikut usia dan jenis kelamin (CDC, 2009).
Tabel IMT
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
45
Page 46
≥ 23,0 Kelebihan berat badan
23,0 – 24,9 Beresiko menjadi obes
25,0 – 29.9 Obes I
≥ 30,0 Obes II
Sumber: Centre for Obesity Research and Education 2007
Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat dipercayai
untuk mengukur lemak tubuh.Walau bagaimanapun,terdapat beberapa kekurangan dan
kelebihan dalam mnggunakan IMT sebagai indikator pengukuran lemak tubuh.
Kekurangan indeks massa tubuh adalah:
1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang
cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT karena mereka mempunyai
massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemah tubuh mereka dalam
kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan dan
tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.
2. Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan
dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak
tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Oleh itu,
pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai
persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.
3. Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus
dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT yang
melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan IMT yang
melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina,
India, dan Melayu. (CORE, 2007).
Kelebihan indeks massa tubuh adalah:
1. Biaya yang diperlukan tidak mahal
2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi
badan seseorang.
46
Page 47
3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah
dinyatakan pada table IMT
7. Mild Obesity
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.obesitas dikatakan ringan bila kelebihan berat badan 20-40%
( obesitas tingkat 1).Untuk dapat mengetahui obesitas tersebut ringan / tidak dapat
dilakukan dengan cara penghitungan indeks masa tubuh (IMT)
Gejala obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa
menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi
pada saat tidur dan akibat semua itu terhentinya pernafasan untuk sementara waktu
(tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Akibat obesitas
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan
pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang
menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan
yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang.
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
1. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Stroke
4. Serangan jantung (infark miokardium)
5. Gagal jantung
6. Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)47
Page 48
7. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
8. Gout dan artritis gout
9. Osteoartritis
10.Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur,
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
11.Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan
ngantuk).
48
Page 49
VI. Kerangka Konsep
49
Page 50
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Seorang lelaki gendut, usia 35 tahun, menderita mild obesity dan hipertensi
mengkonsumsi obat antihipertensi, diuretik, pereduksi lemak darah yang menyebabkan
disfungsi ereksi.
50
Page 51
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W. A Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta: EGC.
Gilman, Alfred Goodman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. Jakarta: EGC.
Katzung, Bertram G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology. Jakarta: EGC.
Sudoyono et all. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Nugroho. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S.. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rinena Cipta.
Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. 2000. Jakarta: FK UI.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25010/3/Chapter%20II.pdf, diakses pada 6
Desember 2012.
Lee Mary, Erectile Dysfunction, in Dipiro, J. T., 2001, Pharmacotherapy : A
Pathophysiologic Approach, 6th, The McGraw-Hill Inc., United State of America.
Tatro, David S., PharmD, 2003, A to Z Drug Facts, Facts and Comparisons, San Franscisco.
Chan, Paul D. M.D., 2004, Treatment Guidelinesfor Medicine and Primary Care, new
Current Clinical Strategies, California.
Simonsen, U.. 2002. Interactions between drugs for erectile dysfunction and drugs for
cardiovascular disease. International Journal of Impotence Research.
Rizvi, Kash, John P. Hampson dan John N. Harvey. Do lipid-lowering drugs cause erectile
dysfunction? A systematic review. Oxford journal.
Chiu, Yen-Feng, dkk.. 2012. Cardiovasc Diabetol : Central obesity is important but not
essential component of the metabolic syndrome for predicting diabetes mellitus in a
hypertensive family-based cohort. Results from the Stanford Asia-pacific program for
hypertension and insulin resistance (SAPPHIRe) Taiwan follow-up study
Aganović, Izet dan Tina Dušek. Pathophysiology of Metabolic Syndrome. Department of
Internal Medicine, Division of Endocrinology, University Hospital Center Zagreb,
Croatia.51
Page 52
Laclaustra, Martin, Dolores Corella dan Jose´ M. Ordovas. 2007. Nutrition, Metabolism &
Cardiovascular Diseases: Metabolic syndrome pathophysiology: The role of adipose
tissue. Elsevier.
52