Top Banner
Folate Deficiency KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario 9 ini sebagai suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial pada Blok 5 Semester II ini. “Folate Deficiency” merupakan judul dari kegiatan tutorial kesembilan ini. Di sini kami membahas masalah yang berkaitan dengan defisiensi dan kelebihan dari berbagai vitamin. Kami membahas lebih detail tentang penyebab, faktor resiko, dampak, manifestasi klinis, dan pemeriksaan pada beberapa kasus defisiensi dan kelebihan vitamin. Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan skenario serta Learning Objective yang kami cari. Ini semua disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kapada para pembaca. Mataram, April 2009 Kelompok 4 Page 1
48

Laporan Tutorial 9

Dec 26, 2015

Download

Documents

Lisa Henderson

laporan tutorial blok
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario 9 ini

sebagai suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial

pada Blok 5 Semester II ini.

“Folate Deficiency” merupakan judul dari kegiatan tutorial kesembilan ini. Di sini

kami membahas masalah yang berkaitan dengan defisiensi dan kelebihan dari berbagai

vitamin. Kami membahas lebih detail tentang penyebab, faktor resiko, dampak,

manifestasi klinis, dan pemeriksaan pada beberapa kasus defisiensi dan kelebihan

vitamin.

Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam

menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan

skenario serta Learning Objective yang kami cari. Ini semua disebabkan oleh

keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini dapat memberi

pengetahuan serta manfaat kapada para pembaca.

Mataram, April 2009

Kelompok 4

Kelompok 4 Page 1

Page 2: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………… 1

Daftar Isi …………………………………………………………………………… 2

Scenario 4 …………………………………………………………………………… 3

Mapping Concept …………………………………………………………………… 4

Learning Objective …………………………………………………………… 5

Vitamin Larut Lemak

Vitamin A …………………………………………………………………… 6

Vitamin D …………………………………………………………………… 10

Vitamin E …………………………………………………………………… 13

Vitamin K …………………………………………………………………… 15

Vitamin Larut Air

Vitamin B1 …………………………………………………………………… 18

Vitamin B2 …………………………………………………………………… 20

Vitamin B3 …………………………………………………………………… 22

Biotin …………………………………………………………………… 24

Vitamin B5 …………………………………………………………………… 26

Vitamin B6 …………………………………………………………………… 28

Vitamin B12 …………………………………………………………………… 30

Asam Folat …………………………………………………………………… 31

Vitamin C …………………………………………………………………… 33

Kesimpulan …………………………………………………………………………… 36

Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 37

Kelompok 4 Page 2

Page 3: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

SCENARIO 9

“Folate Deficiency”

Folate deficiency occurs in pregnancy on a wide scale. The increased

utilization of the vitamin by the fetus and related tissues, as well as the

secretion in milk during lactation, can place an increased demand on the

dietary folates consumed by the mother. Severe folate deficiency leads to

megaloblastic anemia. This disease, in which the synthesis of red blood cells

is impaired, tends to occur with pregnancy in underdeveloped countries, but

usually not in North America or Europe. Goat’s milk is a poor source of folate

and vitamin B12. Overreliance on goat’s milk as a source of food for infants

can result in a deficiency in these vitamins and in anemia. Apart from folate

deficiency, what will happen if one experience deficiency of other vitamins?

When an individual consumed rigorous amount of vitamins, what will

happen?

Kelompok 4 Page 3

Page 4: Laporan Tutorial 9

VITAMINLARUT LEMAK

LARUT AIR

DEFISIENSI DAN HIPERVITAMINOSIS

MIKRONUTRIEN

FAKTOR RESIKODAMPAK (GEJALA KLINIS)PEMERIKSAANCONTOH PENYAKIT

Folate Deficiency

MAPPING CONCEPT

Kelompok 4 Page 4

Page 5: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

LEARNING OBJECTIVE

1. Defisiensi dan Kelebihan Vitamin Larut Lemak

Vitamin A

Vitamin D

Vitamin E

Vitamin K

2. Defisiensi dan Kelebihan Vitamin Larut Air

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin B3

Biotin

Vitamin B5

Vitamin B6

Vitamin B12

Asam Folat

Vitamin C

Kelompok 4 Page 5

Page 6: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

VITAMIN LARUT LEMAK

1. Vitamin A

Defisiensi

Faktor Resiko :

Pada populasi dengan diet yang buruk dan disertai kurangnya konsumsi

sayuran yang menjadi sumber provitamin A dan B-Karoten.

Para alkoholik dan perokok – mudah pula mengalami hipervitaminosis jika

diberikan suplemen.

Pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, terutama bagi anak yang sedikit

atau tidak mendapatkan ASI.

Pada anak malnutrisi protein-energy – simpanan vitamin A di liver tak

terlalu banyak tidak mencukupi kebutuhan.

Orang-orang di daerah yang kering dan tandus – sulit mendapatkan buah

dan sayur.

Di negara berkembang – vitamin A mahal harganya.

Dampak dan Gejala Klinis :

1. Xerophtalmia

Klasifikasi xeroftalmia berdasarkan tingkat keparahan :

Kelompok 4 Page 6

Page 7: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

a. XN (Buta Senja): tahap paling awal, ketidakmampuan melihat pada

cahaya remang-remang karena proses adaptasi retina terganggu.

b. X1A (Xerosis Corneal): karena menurunnya sel goblet penghasil

mucus.

c. X1B : Xerosis Konjungtival dengan Bintik Bitot

d. X2 (Xerosis Corneal): kekeringan epitel biji mata dan kornea karena

sekresi glandula lakrimalis menurun → selaput bola mata keriput dan

kusam bila mata bergerak.

e. X3A : Ulserasi Korneal dengan Serosis (jika < 1/3 kornea mengalami

ulserasi dan likuifikasi).

f. X3B : Keratomalasia (jika > 1/3 kornea mengalami ulserasi dan

likuifikasi) → kebutaan.

g. XF (Xeroftalmia Fundus) : perusakan global dari keratomalasia.

h. XS (Luka Kornea/Cornea Scar): pada penyembuhan luka kornea →

terbentuk jaringan parut → tidak tembus cahaya.

i. XB (Bintik Bitot): Tampak sebagai kumpulan gelembung-gelembung

busa sabun yang dapat dihapus dengan kapas dan meninggalkan epitel

kering dengan pigmen kecoklatan.

2. Gangguan Pada Integritas Epitel

Epitel kulit menebal (hyperkeratosis).

Kulit menunjukkan xerosis (kekeringan).

Mulut folikel rambut keras dan berbenjol-benjol (phrenoderma atau

hiperkeratosis folikuler).

3. Gangguan Pertumbuhan

Hal ini disebabkan karena terjadi gangguan dalam sintesis DNA

sehingga terjadi gangguan pula pada sintesis protein dan pada akhirnya

menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Kelompok 4 Page 7

Page 8: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Kelebihan

Faktor Resiko :

Kelebihan minyak ikan

Kelebihan mengkonsumsi vitamin A

Dampak dan Gejala Klinis :

Tanda dan gejala dari Acute Hypervitaminosis A, antara lain nyeri pada

perut, nausea, vomitus, iritabilitas, kerusakan kulit, dan sakit kepala.

Manifestasi dari Chronic Hypervitaminosis A antara lain :

Mucocutaneus (kulit kering, follicular hyperkeratosis, bibir kering,

dermal desquamation, dan rambut rontok)

Ocular (mata kering, nyeri ocular, papilledema)

Gastrointestinal (anorexia, hepatomegly, cirrhosis, ascites, varices)

Neuromuscular & Phisiologycal (sakit kepala, pseudotumor cerebri,

myalgia)

Rheumatological (arthralgia, arthritis, nyeri tulang)

Endocrine (polyura, polydipsia, hypercalcemia, hypercalciura)

Asupan vitamin A yang berlebihan dihubungkan dengan kehilangan tulang

dan meningkatkan resiko terkena osteoporosis. Hypercalcemia adalah

salah satu manifestasi klinis dari chronic hypervitaminosis A. Vitamin A

menstimulasi reabsorpsi tulang dan menghambat pembentukan tulang.

Vitamin A juga memiliki fungsi yang berlawanan dengan vitamin D.

Kelebihan konsumsi karoten → hiperkarotinemia → menyebabkan warna

kuning pada tubuh, kecuali pada bagian kuku dan sklera sehingga dapat

dibedakan dengan icterus.

Pada wanita, bisa menyebabkan menstruasi terhenti.

Kelompok 4 Page 8

Page 9: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Hipervitaminosis juga bisa terjadi karena kelebihan minyak ikan dimana

seperti yang telah dibahas dapat mengganggu pertumbuhan dengan

menyerang tulang panjang di bagian titik tumbuh. Hipervitaminosis dibagi

menjadi :

Kekurangan primer, akibat kurangnya konsumsi.

Kekurangan sekunder, akibat gangguan penyerapan dan penggunaan.

Gangguan konversi karoten-vitamin A.

Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Fisik

HPLC (High Performance Liquid Cromatography)

Angka normal = > 40 mg/100 mL

Di bawah normal => <10 mg/100 mL

Metode biokimia retinol => HPLC => untuk hipovitaminosis dan avitaminosis

Kadar retinol normal = 30 mikrogram/dL

Kadar retinol saat hipovitaminosis = 10-20 mikrogram/dL

Kadar retinol saat avitaminosis = < 10 mikrogram/dL

Dewasa : pemeriksaan penyesuaian pupil dari tempat terang ke gelap.

Bayi : penyesuaian pupil terhadap cahaya terang => redup.

Kelompok 4 Page 9

Page 10: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

2. Vitamin D

Defisiensi

Faktor Resiko :

Gagal ginjal

Malabsorpsi lemak

Konsumsi vegetarian sedikit vitamin D

Epilepsy

Penyakit genetik

Anak-anak miskin di kota industry yang kurang mendapat sinar matahari

Pigmentasi kulit pada orang Afrika atau India (dark skin)

Pakaian yang menutupi seluruh kulit

Defisiensi kalsium

Bayi menyusui dengan ibu kekurangan vitamin D

Serum 25(OH) D3

Wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah

Wanita yang sering hamil dan menyusui

Pada orang yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu

dan ginjal.

Dampak dan Gejala :

1. Menyebabkan Kelainan Pada Tulang

Mengalami riketsia bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat,

sehingga tulang menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung

tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk

membengkok, pembesaran kepala karena penutupan fontanel

Kelompok 4 Page 10

Page 11: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah

rusak.

Osteomalasia merupakan riketsia pada orang dewasa dan dapat juga

menyebabkan osteoporosis. Terjadi pada wanita yang konsumsi

kalsiumnya rendah. Tulang melembek sehingga timbul gangguan

tulang terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala

awal : rematik, lemah, tulang membengkok (bentuk O atau X) dan bisa

patah.

Kelebihan

Faktor Resiko

Konsumsi vitamin D yang berlebih (25 mikrogram/hari).

Gejala dan Dampak

Konsumsi vitamin lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan

menyebabkan keracunan.

Gejalanya adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya

menyebabkan kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti

ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain.

Tanda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala,

kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan

pengeluaran urin berlebihan.

Pada bayi yang di berikan vitamin D berlebihan, menunjukkan gangguan

saluran cerna, rapuh tulang, gangguan pertumbuhan dan kelambatan

perkembangan mental.

Kelompok 4 Page 11

Page 12: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan level serum alkaline phosphatase (osteodamcia).

Level kalsium serum (25 (OH)D3).

< 13 nmol/L (5 ng / ml) : defisinsi

13-25 nmol / L (5-10 ng / ml) : beresilko terkena defisiensi.

Peningkatan kuantitas osteoid tidak terkalsifikasi.

Kadar 25(OH)D3 dalam serum.

Kelompok 4 Page 12

Page 13: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

3. Vitamin E

Defisiensi

Defisiensi vitamin E jarang terjadi, karena vitamin E terdapat luas di dalam bahan

makanan. Adapun orang-orang yang beresiko terkena defisiensi vitamin E adalah

mereka yang mengalami gangguan seperti :

1. Sindrom Malabsorpsi Lemak “Cystic Fibrosis”

Bayi yang menderita sindrom malabsorpsi lemak akan menunjukkan

gejalanya ketika umur antara 1.5-2 tahun.

Pada orang dewasa, defisiensi vitamin E akibat gangguan pada absorpsi

lemak ini akan muncul setelah sepuluh tahun atau lebih.

Defisiensi pada manusia akan menyebabkan berbagai gejala neurologikal

seperti ataxia, gangguan gerak karena kehilangangan koordinasi dan refleks

otot, penurunan terhadap sensasi getaran, dan paralisis pada jaringan mata

sehingga terjadi gangguan penglihatan serta gangguan berbicara.

Gejala-gejala neurologikal ini tidak dapat dipulihkan dengan cepat.

2. Cholestatic Liver Sindrom

Terjadi pada bayi yang baru lahir. Gejala yang utama adalah hilangnya

kemampuan untuk berjalan.

Defisiensi pada bayi yang baru lahir juga berhubungan dengan anemia

hemolitik, anemia akan menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah

yang akan berakibat pada penurunan level hemoglobin sampai di bawah

batas normal.

Kelompok 4 Page 13

Page 14: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

3. Penyakit Gangguan Fungsi Lipoprotein

Penyakit gangguan fungsi lipoprotein ini contohnya adalah beta-lipopro-

teinemia, kaitannya dengan proses transport vitamin E ketika berlangsungnya

proses absorpsi.

4. Bayi Prematur

Bayi prematur beresiko terkena defisiensi vitamin E karena suplai vitamin

ketik lahir yang rendah serta kemampuannya dalam menyerap lemak yang

masih terbatas.

Kelebihan

Orang-orang yang mengkonsumsi vitamin E secara berlebihan, yaitu lebih dari

600 mg sehari (60-75 kali kecukupan) beresiko mangalami keracunan akibat

kelebihan vitamin E.

Akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan lelebihan vitamin A.

Biasanya akan mengalami gangguan pada saluran cerna.

Dapat juga meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk

mencegah penggumpalan darah.

Pemeriksaan Laboratorium

Test fungsional yang biasanya digunakan pada manusia adalah Red Blood

Cell Hemolisis Test. Test ini dilakukan dengan cara mengukur kemampuan sel

darah merah untuk menangkal atau menahan efek yang ditimbulkan oleh peroksida

perusak. Dalam keadaan normal dengan level vitamin E yang cukup maka sel akan

mampu manahan atau menangkal efek oksodasi hidrogen peroksida, sedangkan

dalam keadaan defisiensi vitamin E, maka respon sel terhadap efek merusak oleh

hidrogen periksida terganggu, sehingga terjadi hemolisis pada sel darah merah.

Selain itu dapat juga dilakukan Tissue Biopsy Test.

Kelompok 4 Page 14

Page 15: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

4. Vitamin K

Defisiensi

Faktor Resiko :

Vitamin ini dibuat oleh bakteri-bakteri dalam usus. Bahan-bahan

makanan seperti hati dan sayur-syuran yang berdaun hijau banyak

mengandung vitamin ini.

Kekurangan vitamin ini dapat terjadi, misalnya terlalu banyak

menggunakan obat-obat sulfa sehingga bakteri-bakteri yang yang dapat

membuat vitamin K di dalam usus mati.

Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh

radiasi, asam, dan alkali. Sumber utama vitamin K adalah hati dan

sayuran seperti bayam, kubis, dan brokoli. Sedangkan biji-bijian, buah-

buahan, dan sayuran lain miskin akan vitamin K.

Terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi obat antikoagulan untuk

mencegah terbentuknya bekuan darah.

Terdapat gangguan absorpsi lemak (bila produksi empedu kurang atau

pada diare).

Dampak dan Gejala :

Jika kekurangan vitamin ini maka protrombin dalam darah akan

berkurang. Akibatnya, jika terjadi luka, maka luka ini akan sukar berhenti

mengeluarkan darah karena luka sukar menutup.

Penyakit perdarahan pada bayi baru lahir ditandai dengan

kecenderungan mengalami perdarahan, merupakan bentuk dasar dari

kekurangan vitamin K.Hal ini terjadi karena :

Kelompok 4 Page 15

Page 16: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik.

Fungsi hati dari bayi baru lahir masih belum matang untuk menghasilkan

faktor-faktor pembekuan darah yang cukup (faktor pembekuan adalah

protein dalam darah yang memudahkan pembekuan dan memerlukan

vitamin K).

Usus tidak memiliki bakteri yang menghasilkan vitamin K selama hari-

hari pertama kehidupan bayi karena ASI hanya sedikit mengandung

vitamin K.

Suatu suntikan vitamin K seharusnya diberikan pada bayi baru lahir

untuk melindungi bayi dari penyakit ini. Bayi yang mendapatkan ASI,

yang belum mendapatkan suntikan vitamin K pada saat lahir, sangat

rentan terhadap kekurangan vitamin K.

Gejala utamanya adalah perdarahan (ke dalam kulit, dari hidung, dari

sebuah luka atau dalam lambung), yang disertai dengan muntah. Darah

dapat terlihat pada air kemih atau tinja.

Karena vitamin K larut dalam lemak, penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan penyerapan lemak, bisa menyebabkan kekurangan

vitamin K pada anak-anak dan dewasa. Contoh penyakitnya adalah penyakit

seliak dan fibrostik kistik. Mengkonsumsi minyak mineral dalam jumlah yang

berlebihan juga bisa mencegah penyerapan vitamin K.

Kelebihan

Kelompok 4 Page 16

Page 17: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Hanya akan terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa

vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel

darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada sel otak.

Pemeriksaan Laboratorium

Bila dicurigai adanya kekurangan vitamin K, dilakukan pemeriksaan darah

untuk mengukur kadar protrombin, salah satu faktor pembekuan darah yang

memerlukan vitamin K. Kadar yang rendah (kurang dari 50% dari normal)

menunjukkan adanya kekurangan vitamin K. Tetapi kadar protrombin yang

rendah juga dapat disebabkan oleh obat antikoagulan atau kerusakan hati.

Biasanya diagnosa akan semakin kuat jika setelah penyuntikkan vitamin K,

terdapat peningkatan kadar protrombin dalam beberapa jam dan perdarahan

berhenti dalam 3-6 jam. Jika penderita memiliki penyakit hati yang berat, hati

tidak mampu mensintesa faktor pembekuan walaupun telah disuntikkan vitamin

K. Pada kasus seperti ini diperlukan transfusi plasma untuk melengkapi faktor-

faktor pembekuan.

Kelompok 4 Page 17

Page 18: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

VITAMIN LARUT AIR

1. Vitamin B1 (Thiamin)

Defisiensi

Faktor Resiko :

1. Kurang konsumsi tiamin

2. Kurang konsumsi energy

3. Gangguan absorpsi

4. Tubuh tidak mampu menggunakan tiamin

5. Pada masyarakat miskin yang menderita kelainan gizi

6. Pada penyakit kronis

7. Anoreksia

8. Kecanduan alkohol kronis

Dampak dan Gejala :

Gejala klinik : menyangkut system saraf dan jantung, dalam keadaan berat

dinamakan beri-beri.

Gejala awal : nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sukar ke

belakang, lelah, rasa kesemutan, berdebar-debar, dan refleks berkurang.

Jenis beri-beri :

Beri-beri Basah, ditandai dengan sesak nafas dan edema pada kedua

kaki dan kedua lengan serta muka yang tampak sembab, setelah

mengalami rasa lelah berkepanjangan. Dampak kegagalan jantung.

Beri-beri Kering atau beri-beri atrofik dengan gejala-gejala polyneuritis

perifer. Ditandai oleh kelemahan otot dan degenerasi saraf perifer yang

berlanjut pada kelumpuhan kaki.

Kelompok 4 Page 18

Page 19: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Tanpa TPP (Tiamin Pirofosfat), piruvat tidak dapat memasuki siklus Krebs.

Kekurangan energy otot jantung akan menyebabkan kegagalan ginjal.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan tiamin dalam darah atau urine

Thiochrome method

Microbiological assays

2. Vitamin B2 (Riboflavin)

Kelompok 4 Page 19

Page 20: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Defisiensi

Banyak terjadi pada populasi miskin di Amerika Serikat juga tersebar luas di

negara-negara miskin dan juga negara berkembang.

Biasa terjadi bersamaan dengan kekurangan vitamin larut air lainnya.

Tanda-tanda kekurangan bisa terjadi sebagai akibat kekurangan zat gizi lain,

atau setelah beberapa waktu kurang makan protein hewani dan sayuran

berwarna hijau.

Tanda-tanda kekurangan baru akan terlihat setelah beberapa bulan kekurangan

konsumsi riboflavin.

Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin adalah mata panas dan gatal, tidak

tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut, serta lidah sakit dan

panas.

Gejala-gejala di atas berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang), stomatitis

angular (sudut mata pecah), glossotis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan

penbesaran kapiler darah di sekeliling kornea mata.

Selain itu dapat pula menyebabkan bayi lahir sumbing dan gangguan

pertumbuhan.

Pemeriksaan Laboratorium

Mengukur jumlah riboflavin dalam urin, kehilangan 30 µg/g kreatin

mengindikasikan adanya defisiensi riboflavin. Tes ini memiliki kelemahan yaitu

hanya merefleksikan defisiensi riboflavin dalam waktu singkat, sehingga tidak

dapat merefleksikan konsentrasi dari FAD dan FMN yang sesungguhnya pada

jaringan.

Cara terbaik untuk memperkirakan status riboflavin adalah dengan melakukan

tes fungsional yaitu dengan pengujian enzim Gluthathione reduktase yang

bersumber dari sel darah merah.

Kelompok 4 Page 20

Page 21: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

3. Vitamin B3 (Niacin)

Defisiensi

Kelompok 4 Page 21

Page 22: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Faktor Resiko :

Kekurangan atau defisiensi dari niasin adalah karena kekurangan dari

jumlah konsumsinya. Kekurangan jumlah konsumsi disebabkan oleh beberapa

hal, yaitu antara lain karena faktor ekonomi. Ekonomi yang lemah akan

menyebabkan masyarakat mengkonsumsi makanan yang seadanya tanpa

memikirkan gizi dan nutrisi apa yang terkandung di dalamnya namun mereka

hanya memikirkan perut kenyang. Selain itu juga karena mahalnya bahan

makanan yang mengandung niasin seperti hati, ginjal, daging, ayam dan

kacang tanah. Selain faktor ekonomi yang rendah juga karena ketersediaan

bahan pangan yang kurang dan distribusi yang tidak lancar (daerah

pedalaman) di negara tertentu khususnya negara-negara miskin.

Selain karena kurangnya konsumsi makanan seseorang, defisiensi

niasin juga disebabkan karena adanya gangguan absorbsi yang disebabkan

oleh kerusakan saluran pencernaan khususnya usus halus atau intestinum

tenue.

Seseorang yang mengalami defisiensi riboflavin juga akan

menampakkan kekurangan niasin. Mekanisme dari hal ini belum begitu jelas.

Dampak :

Kekurangan niasin akan menyebabkan kelainan-kelainan pada tubuh

baik saluran pencernaan maupun yang lainnya. Kelainan ataupun penyakit

yang ditimbulkan biasanya dikenal dengan 3D (dermatitis, demensia, diare)

namun jika diakhiri kematian atau death menjadi 4D.

Gejala Klinis :

Manifestasi klinis dari kekurangan niasin ini adalah terjadinya

peradangan pada tubuh jika kulit terpapar sinar matahari, kemudian akan

pecah-pecah dan menjadi luka.

Kelompok 4 Page 22

Page 23: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Kelainan pada saluran cerna menyebabkan peradangan pada mukosa

mulut dan saluran cerna serta diare.

Kelainan pada system saraf pusat menyebabkan resah, pusing, tidak

bisa tidur, hilang ingatan, halusinasi yang berakhir dengan depresi berat.

Kelebihan

Faktor Resiko :

Faktor resiko seseorang menderita kelebihan dari niasin ini adalah

karena tingkat ekonomi yang tinggi sehingga jumlah konsumsi akan semakin

meningkat dan orang-orang kaya akan cenderung makan secara berlebihan

karena memiliki kemampuan untuk membeli dan distribusi bahan pangan

cukup lancar.

Dampak :

Dampak yang terjadi pada kelebihan niasin tidak begitu terlihat secara

signifikan karena kelebihan (sisa absorbsi) akan disekresi melalui urin.

4. Biotin

Defisiensi

Kelompok 4 Page 23

Page 24: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Faktor Resiko :

Faktor yang sering menyebabkan terjadinya defisiensi pada semua

jenis defisiensi adalah orang-orang yang tingkat ekonominya rendah apalagi

ditunjang oleh tingkat pendidikan yang juga rendah sehingga para ibu tidak

bisa mengatur pola makan keluarga dengan baik.

Pengkonsumsian telur mentah dapat meningkatkan sekresi atau

menurunkan absorbsi karena biotin tidak dapat dihidrolisis oleh bakteri yang

ada pada usus besar.

Kelainan pada organ pencernaan seperti gangguan absorbsi pada usus

halus, terutama ileum dan duodenum. Selain itu juga pada orang-orang

dengan penyakit hati, ginjal dan kelainan otot. Hal ini ada kaitannya dengan

tempat penyimpanan biotin.

Gejala Klinis :

Kekurangan biotin pada orang dewasa biasanya akan menimbulkan

gejala, seperti rasa lelah, kurang nafsu makan, rasa enek dan mmuntah-

muntah, otot sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat)

dan kesemutan.

Pada bayi gejala yang ditimbulkan berupa gejala dermatitis sebore dan

alopesia khususnya bayi berumur di bawah 6 bulan.

Kelebihan

Faktor Resiko

Kelompok 4 Page 24

Page 25: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Faktor resiko seseorang menderita kelebihan dari biotin ini adalah

karena tingkat ekonomi yang tinggi menyebabkan jumlah konsumsi

seseorang akan semakin meningkat dan orang-orang kaya akan cenderung

makan secara berlebihan karena memiliki kemampuan untuk membeli dan

distribusi bahan pangan cukup lancar.

Karena adanya kandungan biotin pada makanana yang disukai seperti

telu rebus atau telur yang dimasak, bukan telur mentah. Jika mengkonsumsi

secara berlebihan akan menyebabkan kelebihan biotin karena dalam putih

telur yang tidak dimasak biotin akan diikat kuat oleh avidin sehingga pada

saat dimasak akan lepas dan mudah diabsorbsi tubuh.

Dampak

Dampak kelebihan dari biotin sampai saat ini belum diketahui.

5. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

Defisiensi

Kelompok 4 Page 25

Page 26: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Faktor Resiko :

Kekurangan atau defisiensi dari asam pantotenat adalah karena

kekurangan dari jumlah konsumsinya. Kekurangan jumlah konsumsi

disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena faktor ekonomi. Ekonomi

yang lemah akan menyebabkan masyarakat akan mengkonsumsi makanan

yang seadanya tanpa memikirkan gizi dan nutrisi apa yang terkandung di

dalamnya namun mereka hanya memikirkan perut kenyang.

Selain faktor ekonomi yang rendah juga karena ketersediaan bahan

pangan yang kurang dan distribusi yang tidak lancar (daerah pedalaman) di

negara-negara tertentu khususnya negara-negara miskin.

Selain karena kurangnya konsumsi seseorang defisiensi asam

pantotenat juga disebabkan karena adanya gangguan absorbsi yang

disebabkan oleh kerusakan saluran pencernaan khususnya usus halus atau

intestinum tenue.

Dampak :

Dampak yang disebabkan oleh kekurangan asam pantotenat ini

biasanya sangat jarang. Namun akan menunjukkan gejala-gejala klinis yang

ringan. Hal in dikarenakan asam pantotenat terdapat luas didalam bahan

makanan. Sehingga jarang terjadi kekurangan asam pantotenat.

Gejala Klinis :

Rasa tidak enak, kerusakan pada saluran pencernaan, kesemutan dan

rasa panas pada kaki, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali dan

rasa lelah dan susah tidur.

Kelompok 4 Page 26

Page 27: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Kelebihan

Faktor Resiko :

Faktor resiko seseorang menderita kelebihan dari asam pantotenat ini

adalah karena tingkat ekonomi yang tinggi menyebabkan jumlah konsumsi

seseorang akan semakin meningkat dan orang-orang kaya akan cenderung

makan secara berlebihan karena memiliki kemampuan untuk membeli dan

distribusi bahan pangan cukup lancar. Selain itu, masyarakat menengah ke

bawah juga mudah untuk mencari jenis makanan yang mengandung asam

pantotenat.

6. Vitamin B6

Defisiensi

Kelompok 4 Page 27

Page 28: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Kekurangan vitamin B6 dalam makanan hewan tingkat rendah dapat

menyebabkan dermatitis, penurunan laju pertumbuhan, berkembangnya

perlemakan hati, anemia dan deteriorasi mental. Dan pada anak bisa kejang,

gangguan saluran cerna, dan dermatitis. Kekurangan viatamin B6 yang berat

dapat menyebabkan kerusakan pada system saraf pusat.

Faktor Resiko :

Orang yang memakan obat-obatan tertentu

Orang yang kecanduan alcohol

Orang yang mempunyai kelainan congenital

Orang yang mengalami penyakit kronik tertentu

Orang yang mengalami gangguan absorpsi

Gejala

Penurunan pembentukan antibody

Mudah tersinggung

Sulit tidur

Kejang-kejang

Mual dan muntah

Lemah dan anemia

Peradangan lidah

Luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit

Gangguan pertumbuhan dan fungsi motorik

Kelebihan

Disebabkan karena konsumsinya dalam jumlah yang berlebihan sekitar 25

miligram sehari selama berbulan-bulan yang menyebabkan kerusakan saraf

Kelompok 4 Page 28

Page 29: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

yang tidak dapat diperbaiki, mulai dari kaki yang kesemutan, kemudian mati rasa

pada tangan dan akhirnya tidak mampu bekerja.

Pemeriksaan Laboratorium

Pengukuran kadar PLP pada plasma dengan pemeriksaan HPLC

Pemeriksaan urine

Pengukuran dari sel darah merah glutamate-oksaloasetat aminotransferase

7. Vitamin B12

Defisiensi

Kelompok 4 Page 29

Page 30: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan.

Akan tetapi sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran cerna atau pada

gangguan absorpsi dan transportasi. Karena kekurangan vitamin B12 dapat

menyebabkan anemia seperti pada kekurangan folat.

Kekurangan vitamin B12 menimbulkan dua jenis sindroma. Gangguan

sintesis DNA menyebabkan gangguan parkembangbiakan sel-sel, terutama sel-

sel yang cepat membelah. Sel-sel besar (megaloblastosis), terutama prekursor

sel-sel darah merah dalam sumsum tulang, dan sel-sel penyerap pada permukaan

usus. Megaloblastosis menyebabkan anemia megaloblastik, glositis, serta

gangguan saluran cerna berupa ganguan absorpsi dan rasa lemah.

Sindroma kedua berupa gangguan saraf yang menunjukan degenerasi otak,

saraf mata, saraf tulang belakang, dan saraf perifer. Tanda-tandanya adalah

kesemutan, terasa panas, kaku, dan lemah pada kaki. Kekurangan terjadi pada

orang tua karena makan tidak teratur.

Kelebihan

Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis

hingga 1000 ug tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan

kegunaan. Penganut vegetarinisme dianjurkan memakan suplemen multivitamin

yang mengandung vitamin B12.

8. Folat

Defisiensi

Kelompok 4 Page 30

Page 31: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Kekurangan folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA.

Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat

cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel

lambung dan usus, vagina, dan serviks rahim. Kekurangan folat menghambat

pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain,

peradangan lidah (glositis) dan gangguan saluran cerna. Alkohol mengganggu

absorpsi atau meningkatkan ekskresi folat.

Kekurangan dapat terjadi karena kurangnya konsumsi, terganggunya

absorpsi, kebutuhan metabolisme yang meningkat akan vitamin ini atau pada

pembelahan sel yang berjalan sangat cepat, pengaruh obat-obatan dan

kecanduan alkohol. Kurangnya konsumsi folat terutama terjadi pada masyarakat

berpenghasilan rendah yang tidak dapat memperoleh makanan kaya folat secara

teratur. Kurangnya konsumsi dapat juga terjadi pada manula yang susunan

makanannya terbatas. Penggunaan folat dapat terganggu pada kekurangan

protein dan pada keadaan di mana kebutuhan meningkat, seperti pada kehamilan,

anemia hemolitik, leukemia dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gangguan

absorpsi terjadi pada kerusakan saluran cerna, pada penyakit coeliac atau pada

sprue tropis. Kebutuhan folat meningkat pada kehamilan, menyusui, anemia

hemolitik, dan leukemia.

Beberapa obat mempunyai struktur kimia yang sama dengan folat dan

dapat menggantikan vitamin ini pada enzim-enzim, sehingga munutup alur

metabolisme folat. Obat-obat semacam ini adalah obat-obat antikanker, aspirin,

dan antasid. Pil anti hamil dan rokok juga menggangu penggunaan folat oleh

tubuh. Salislazosulfapiridin, obat yang digunakan pada penyakit pada peradangan

usus besar dapat menyebebkan defisiensi folat karena menghambat hidrolisis dan

absorpsi folat.

Sebanyak 30 – 80 % pecandu alkohol kronik menderita defisiensi folat.

Penyebabnya berbagai faktor. Penyakit hati kemungkinan disebabkan oleh

terjadinya defisiensi folat. Simpanan folat pada penyakit ini sangat rendah.

Alkoholisme kronik menyebabkan perubahan sumsum tulang megaloblastik dan

Kelompok 4 Page 31

Page 32: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

anemia. Alkohol secara berlebihan menurunkan ketersediaan biologik folat bagi

sumsum tulang. Minuman beralkohol, kecuali bir, rendah dalam folat, dan

peminum berat cenderung tidak memakan sayuran segar atau sumber folat lain.

Etanol ternyata menurunkan tranport folat melintasi dinding usus menurunkan

pengambilan folat oleh hati dan meningkatkan ekskresi asam folat oleh ginjal.

Kelebihan

Pada penyakit kronis yang dihubungkan dengan kemungkinan defisiensi folat

biasanya diberikan suplemen asam folat sebanyak 1 mg sehari. Gangguan

absorpsi, anemia dan penyakit saluran cerna pada sprue tropi biasanya diberikan

asam folat sampai beberapa mg sehari di samping obat-obat lain. Keracunan

karena asam folat jarang terjadi. Dosis folat sebanyak 5-10 m. Dianggap aman

dan dianjurkan untuk manghindari konsumsi melebihi 2 1/2 kali AKG pada ibu

hamil.

9. Vitamin C

Defisiensi

Kelompok 4 Page 32

Page 33: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Faktor Resiko :

Kebutuhan akan Vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko

terjadinya kekurangan pada berbagai keadaan berikut:

Kehamilan

Menyusui

Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid)

Berbagai jenis peradangan

Pembedahan

Luka bakar

Dampak dan Gejala Klinis

Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan Vitamin C dalam susu

formula atau makanan padatnya dapat menyebabkan scurvy. Gejala awalnya

berupa rewel, nyeri jika badannya bergerak, kehilangan nafsu makan dan

tidak mengalami penambahan berat badan.

Tulang-tulangnya tipis/kecil dan sendi-sendinya menonjol. Yang khas

adalah terjadinya perdarahan di bawah jaringan pelindung tulang dan di

sekitar gigi.

Pada orang dewasa, scurvy bisa terjadi apabila melakukan diet, yang

hanya mengandung daging dan tepung atau teh, roti bakar dan sayuran

kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan yang khas dimakan oleh

orang tua yang tidak bernafsu makan.

Penderita akan tampak depresi, lelah, dan lemah. Tekanan darah dan

denyut jantung menjadi naik turun (berfluktuasi). Pemeriksaan darah

Kelompok 4 Page 33

Page 34: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

menunjukkan kadar Vitamin C yang sangat rendah. Pada bayi dan orang

dewasa, scurvy diobati dengan Vitamin C dosis tinggi selama 1 minggu, diikuti

dengan dosis yang lebih rendah selama 1 bulan.

Kelebihan

Kelebihan vitamin C dapat terjadi terutama karena konsumsi vitamin terutama

dari suplemen yang berlebihan.

Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi

konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat

menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal. Dengan

konsumsi 5-10 gr vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui urin.

Resiko batu oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi ternyata rendah,

akan tetapi hal ini dapat menjadi berarti pada seseorang yang mempunyai

kecenderungan untuk pembentukan batu ginjal. Selain itu, setelah beberapa bulan

mengkonsumsinya secara berlebihan (suplemen), akan terjadi perdarahan di

bawah kulit, terutama di sekitar akar rambut, di bawah kuku jari tangan, di sekitar

gusi dan di dalam persendian.

Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:

Diare

Batu ginjal pada orang-orang yang peka

Perubahan siklus menstruasi

Pemeriksaan Laboratorium

1. Pada tes rumple leede terdapat ptekie

2. Kadar leukosit rendah

3. Terdapat eritrosit dalam urin

Kelompok 4 Page 34

Page 35: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Kesimpulan

Kelompok 4 Page 35

Page 36: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Walaupun vitamin dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun vitamin

berperan penting dalam menjalankan fungsi normal tubuh. Apabila tubuh

kekurangan vitamin, maka fungsi normal tubuh akan terganggu. Biasanya

orang-orang kelas menengah ke bawah dan orang dengan gangguan

absorpsi memiliki resiko mengalami kekurangan vitamin. Sedangkan

orang-orang yang sering menkonsumsi suplemen pengganti vitamin justru

memiliki resiko hipervitaminosis. Apabila terlalu banyak vitamin yang

dikonsumsi maka akan menimbulkan keracunan.

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 4 Page 36

Page 37: Laporan Tutorial 9

Folate Deficiency

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Bowman BA and Russel RM. 2001. Present Knowledge in Nutrition. 8th edition.

Washington, USA: ILSI

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC.

Brody, T, 1999. Nutritional Biochemistry. 2nd Edition. Academic Press : California.

Kelompok 4 Page 37