Page 1
Folate Deficiency
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario 9 ini
sebagai suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial
pada Blok 5 Semester II ini.
“Folate Deficiency” merupakan judul dari kegiatan tutorial kesembilan ini. Di sini
kami membahas masalah yang berkaitan dengan defisiensi dan kelebihan dari berbagai
vitamin. Kami membahas lebih detail tentang penyebab, faktor resiko, dampak,
manifestasi klinis, dan pemeriksaan pada beberapa kasus defisiensi dan kelebihan
vitamin.
Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam
menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan
skenario serta Learning Objective yang kami cari. Ini semua disebabkan oleh
keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini dapat memberi
pengetahuan serta manfaat kapada para pembaca.
Mataram, April 2009
Kelompok 4
Kelompok 4 Page 1
Page 2
Folate Deficiency
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………… 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………… 2
Scenario 4 …………………………………………………………………………… 3
Mapping Concept …………………………………………………………………… 4
Learning Objective …………………………………………………………… 5
Vitamin Larut Lemak
Vitamin A …………………………………………………………………… 6
Vitamin D …………………………………………………………………… 10
Vitamin E …………………………………………………………………… 13
Vitamin K …………………………………………………………………… 15
Vitamin Larut Air
Vitamin B1 …………………………………………………………………… 18
Vitamin B2 …………………………………………………………………… 20
Vitamin B3 …………………………………………………………………… 22
Biotin …………………………………………………………………… 24
Vitamin B5 …………………………………………………………………… 26
Vitamin B6 …………………………………………………………………… 28
Vitamin B12 …………………………………………………………………… 30
Asam Folat …………………………………………………………………… 31
Vitamin C …………………………………………………………………… 33
Kesimpulan …………………………………………………………………………… 36
Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 37
Kelompok 4 Page 2
Page 3
Folate Deficiency
SCENARIO 9
“Folate Deficiency”
Folate deficiency occurs in pregnancy on a wide scale. The increased
utilization of the vitamin by the fetus and related tissues, as well as the
secretion in milk during lactation, can place an increased demand on the
dietary folates consumed by the mother. Severe folate deficiency leads to
megaloblastic anemia. This disease, in which the synthesis of red blood cells
is impaired, tends to occur with pregnancy in underdeveloped countries, but
usually not in North America or Europe. Goat’s milk is a poor source of folate
and vitamin B12. Overreliance on goat’s milk as a source of food for infants
can result in a deficiency in these vitamins and in anemia. Apart from folate
deficiency, what will happen if one experience deficiency of other vitamins?
When an individual consumed rigorous amount of vitamins, what will
happen?
Kelompok 4 Page 3
Page 4
VITAMINLARUT LEMAK
LARUT AIR
DEFISIENSI DAN HIPERVITAMINOSIS
MIKRONUTRIEN
FAKTOR RESIKODAMPAK (GEJALA KLINIS)PEMERIKSAANCONTOH PENYAKIT
Folate Deficiency
MAPPING CONCEPT
Kelompok 4 Page 4
Page 5
Folate Deficiency
LEARNING OBJECTIVE
1. Defisiensi dan Kelebihan Vitamin Larut Lemak
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
2. Defisiensi dan Kelebihan Vitamin Larut Air
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B3
Biotin
Vitamin B5
Vitamin B6
Vitamin B12
Asam Folat
Vitamin C
Kelompok 4 Page 5
Page 6
Folate Deficiency
VITAMIN LARUT LEMAK
1. Vitamin A
Defisiensi
Faktor Resiko :
Pada populasi dengan diet yang buruk dan disertai kurangnya konsumsi
sayuran yang menjadi sumber provitamin A dan B-Karoten.
Para alkoholik dan perokok – mudah pula mengalami hipervitaminosis jika
diberikan suplemen.
Pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, terutama bagi anak yang sedikit
atau tidak mendapatkan ASI.
Pada anak malnutrisi protein-energy – simpanan vitamin A di liver tak
terlalu banyak tidak mencukupi kebutuhan.
Orang-orang di daerah yang kering dan tandus – sulit mendapatkan buah
dan sayur.
Di negara berkembang – vitamin A mahal harganya.
Dampak dan Gejala Klinis :
1. Xerophtalmia
Klasifikasi xeroftalmia berdasarkan tingkat keparahan :
Kelompok 4 Page 6
Page 7
Folate Deficiency
a. XN (Buta Senja): tahap paling awal, ketidakmampuan melihat pada
cahaya remang-remang karena proses adaptasi retina terganggu.
b. X1A (Xerosis Corneal): karena menurunnya sel goblet penghasil
mucus.
c. X1B : Xerosis Konjungtival dengan Bintik Bitot
d. X2 (Xerosis Corneal): kekeringan epitel biji mata dan kornea karena
sekresi glandula lakrimalis menurun → selaput bola mata keriput dan
kusam bila mata bergerak.
e. X3A : Ulserasi Korneal dengan Serosis (jika < 1/3 kornea mengalami
ulserasi dan likuifikasi).
f. X3B : Keratomalasia (jika > 1/3 kornea mengalami ulserasi dan
likuifikasi) → kebutaan.
g. XF (Xeroftalmia Fundus) : perusakan global dari keratomalasia.
h. XS (Luka Kornea/Cornea Scar): pada penyembuhan luka kornea →
terbentuk jaringan parut → tidak tembus cahaya.
i. XB (Bintik Bitot): Tampak sebagai kumpulan gelembung-gelembung
busa sabun yang dapat dihapus dengan kapas dan meninggalkan epitel
kering dengan pigmen kecoklatan.
2. Gangguan Pada Integritas Epitel
Epitel kulit menebal (hyperkeratosis).
Kulit menunjukkan xerosis (kekeringan).
Mulut folikel rambut keras dan berbenjol-benjol (phrenoderma atau
hiperkeratosis folikuler).
3. Gangguan Pertumbuhan
Hal ini disebabkan karena terjadi gangguan dalam sintesis DNA
sehingga terjadi gangguan pula pada sintesis protein dan pada akhirnya
menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Kelompok 4 Page 7
Page 8
Folate Deficiency
Kelebihan
Faktor Resiko :
Kelebihan minyak ikan
Kelebihan mengkonsumsi vitamin A
Dampak dan Gejala Klinis :
Tanda dan gejala dari Acute Hypervitaminosis A, antara lain nyeri pada
perut, nausea, vomitus, iritabilitas, kerusakan kulit, dan sakit kepala.
Manifestasi dari Chronic Hypervitaminosis A antara lain :
Mucocutaneus (kulit kering, follicular hyperkeratosis, bibir kering,
dermal desquamation, dan rambut rontok)
Ocular (mata kering, nyeri ocular, papilledema)
Gastrointestinal (anorexia, hepatomegly, cirrhosis, ascites, varices)
Neuromuscular & Phisiologycal (sakit kepala, pseudotumor cerebri,
myalgia)
Rheumatological (arthralgia, arthritis, nyeri tulang)
Endocrine (polyura, polydipsia, hypercalcemia, hypercalciura)
Asupan vitamin A yang berlebihan dihubungkan dengan kehilangan tulang
dan meningkatkan resiko terkena osteoporosis. Hypercalcemia adalah
salah satu manifestasi klinis dari chronic hypervitaminosis A. Vitamin A
menstimulasi reabsorpsi tulang dan menghambat pembentukan tulang.
Vitamin A juga memiliki fungsi yang berlawanan dengan vitamin D.
Kelebihan konsumsi karoten → hiperkarotinemia → menyebabkan warna
kuning pada tubuh, kecuali pada bagian kuku dan sklera sehingga dapat
dibedakan dengan icterus.
Pada wanita, bisa menyebabkan menstruasi terhenti.
Kelompok 4 Page 8
Page 9
Folate Deficiency
Hipervitaminosis juga bisa terjadi karena kelebihan minyak ikan dimana
seperti yang telah dibahas dapat mengganggu pertumbuhan dengan
menyerang tulang panjang di bagian titik tumbuh. Hipervitaminosis dibagi
menjadi :
Kekurangan primer, akibat kurangnya konsumsi.
Kekurangan sekunder, akibat gangguan penyerapan dan penggunaan.
Gangguan konversi karoten-vitamin A.
Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Fisik
HPLC (High Performance Liquid Cromatography)
Angka normal = > 40 mg/100 mL
Di bawah normal => <10 mg/100 mL
Metode biokimia retinol => HPLC => untuk hipovitaminosis dan avitaminosis
Kadar retinol normal = 30 mikrogram/dL
Kadar retinol saat hipovitaminosis = 10-20 mikrogram/dL
Kadar retinol saat avitaminosis = < 10 mikrogram/dL
Dewasa : pemeriksaan penyesuaian pupil dari tempat terang ke gelap.
Bayi : penyesuaian pupil terhadap cahaya terang => redup.
Kelompok 4 Page 9
Page 10
Folate Deficiency
2. Vitamin D
Defisiensi
Faktor Resiko :
Gagal ginjal
Malabsorpsi lemak
Konsumsi vegetarian sedikit vitamin D
Epilepsy
Penyakit genetik
Anak-anak miskin di kota industry yang kurang mendapat sinar matahari
Pigmentasi kulit pada orang Afrika atau India (dark skin)
Pakaian yang menutupi seluruh kulit
Defisiensi kalsium
Bayi menyusui dengan ibu kekurangan vitamin D
Serum 25(OH) D3
Wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah
Wanita yang sering hamil dan menyusui
Pada orang yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu
dan ginjal.
Dampak dan Gejala :
1. Menyebabkan Kelainan Pada Tulang
Mengalami riketsia bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat,
sehingga tulang menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung
tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk
membengkok, pembesaran kepala karena penutupan fontanel
Kelompok 4 Page 10
Page 11
Folate Deficiency
terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah
rusak.
Osteomalasia merupakan riketsia pada orang dewasa dan dapat juga
menyebabkan osteoporosis. Terjadi pada wanita yang konsumsi
kalsiumnya rendah. Tulang melembek sehingga timbul gangguan
tulang terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala
awal : rematik, lemah, tulang membengkok (bentuk O atau X) dan bisa
patah.
Kelebihan
Faktor Resiko
Konsumsi vitamin D yang berlebih (25 mikrogram/hari).
Gejala dan Dampak
Konsumsi vitamin lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan
menyebabkan keracunan.
Gejalanya adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya
menyebabkan kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti
ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain.
Tanda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala,
kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan
pengeluaran urin berlebihan.
Pada bayi yang di berikan vitamin D berlebihan, menunjukkan gangguan
saluran cerna, rapuh tulang, gangguan pertumbuhan dan kelambatan
perkembangan mental.
Kelompok 4 Page 11
Page 12
Folate Deficiency
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan level serum alkaline phosphatase (osteodamcia).
Level kalsium serum (25 (OH)D3).
< 13 nmol/L (5 ng / ml) : defisinsi
13-25 nmol / L (5-10 ng / ml) : beresilko terkena defisiensi.
Peningkatan kuantitas osteoid tidak terkalsifikasi.
Kadar 25(OH)D3 dalam serum.
Kelompok 4 Page 12
Page 13
Folate Deficiency
3. Vitamin E
Defisiensi
Defisiensi vitamin E jarang terjadi, karena vitamin E terdapat luas di dalam bahan
makanan. Adapun orang-orang yang beresiko terkena defisiensi vitamin E adalah
mereka yang mengalami gangguan seperti :
1. Sindrom Malabsorpsi Lemak “Cystic Fibrosis”
Bayi yang menderita sindrom malabsorpsi lemak akan menunjukkan
gejalanya ketika umur antara 1.5-2 tahun.
Pada orang dewasa, defisiensi vitamin E akibat gangguan pada absorpsi
lemak ini akan muncul setelah sepuluh tahun atau lebih.
Defisiensi pada manusia akan menyebabkan berbagai gejala neurologikal
seperti ataxia, gangguan gerak karena kehilangangan koordinasi dan refleks
otot, penurunan terhadap sensasi getaran, dan paralisis pada jaringan mata
sehingga terjadi gangguan penglihatan serta gangguan berbicara.
Gejala-gejala neurologikal ini tidak dapat dipulihkan dengan cepat.
2. Cholestatic Liver Sindrom
Terjadi pada bayi yang baru lahir. Gejala yang utama adalah hilangnya
kemampuan untuk berjalan.
Defisiensi pada bayi yang baru lahir juga berhubungan dengan anemia
hemolitik, anemia akan menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah
yang akan berakibat pada penurunan level hemoglobin sampai di bawah
batas normal.
Kelompok 4 Page 13
Page 14
Folate Deficiency
3. Penyakit Gangguan Fungsi Lipoprotein
Penyakit gangguan fungsi lipoprotein ini contohnya adalah beta-lipopro-
teinemia, kaitannya dengan proses transport vitamin E ketika berlangsungnya
proses absorpsi.
4. Bayi Prematur
Bayi prematur beresiko terkena defisiensi vitamin E karena suplai vitamin
ketik lahir yang rendah serta kemampuannya dalam menyerap lemak yang
masih terbatas.
Kelebihan
Orang-orang yang mengkonsumsi vitamin E secara berlebihan, yaitu lebih dari
600 mg sehari (60-75 kali kecukupan) beresiko mangalami keracunan akibat
kelebihan vitamin E.
Akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan lelebihan vitamin A.
Biasanya akan mengalami gangguan pada saluran cerna.
Dapat juga meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk
mencegah penggumpalan darah.
Pemeriksaan Laboratorium
Test fungsional yang biasanya digunakan pada manusia adalah Red Blood
Cell Hemolisis Test. Test ini dilakukan dengan cara mengukur kemampuan sel
darah merah untuk menangkal atau menahan efek yang ditimbulkan oleh peroksida
perusak. Dalam keadaan normal dengan level vitamin E yang cukup maka sel akan
mampu manahan atau menangkal efek oksodasi hidrogen peroksida, sedangkan
dalam keadaan defisiensi vitamin E, maka respon sel terhadap efek merusak oleh
hidrogen periksida terganggu, sehingga terjadi hemolisis pada sel darah merah.
Selain itu dapat juga dilakukan Tissue Biopsy Test.
Kelompok 4 Page 14
Page 15
Folate Deficiency
4. Vitamin K
Defisiensi
Faktor Resiko :
Vitamin ini dibuat oleh bakteri-bakteri dalam usus. Bahan-bahan
makanan seperti hati dan sayur-syuran yang berdaun hijau banyak
mengandung vitamin ini.
Kekurangan vitamin ini dapat terjadi, misalnya terlalu banyak
menggunakan obat-obat sulfa sehingga bakteri-bakteri yang yang dapat
membuat vitamin K di dalam usus mati.
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh
radiasi, asam, dan alkali. Sumber utama vitamin K adalah hati dan
sayuran seperti bayam, kubis, dan brokoli. Sedangkan biji-bijian, buah-
buahan, dan sayuran lain miskin akan vitamin K.
Terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi obat antikoagulan untuk
mencegah terbentuknya bekuan darah.
Terdapat gangguan absorpsi lemak (bila produksi empedu kurang atau
pada diare).
Dampak dan Gejala :
Jika kekurangan vitamin ini maka protrombin dalam darah akan
berkurang. Akibatnya, jika terjadi luka, maka luka ini akan sukar berhenti
mengeluarkan darah karena luka sukar menutup.
Penyakit perdarahan pada bayi baru lahir ditandai dengan
kecenderungan mengalami perdarahan, merupakan bentuk dasar dari
kekurangan vitamin K.Hal ini terjadi karena :
Kelompok 4 Page 15
Page 16
Folate Deficiency
Plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik.
Fungsi hati dari bayi baru lahir masih belum matang untuk menghasilkan
faktor-faktor pembekuan darah yang cukup (faktor pembekuan adalah
protein dalam darah yang memudahkan pembekuan dan memerlukan
vitamin K).
Usus tidak memiliki bakteri yang menghasilkan vitamin K selama hari-
hari pertama kehidupan bayi karena ASI hanya sedikit mengandung
vitamin K.
Suatu suntikan vitamin K seharusnya diberikan pada bayi baru lahir
untuk melindungi bayi dari penyakit ini. Bayi yang mendapatkan ASI,
yang belum mendapatkan suntikan vitamin K pada saat lahir, sangat
rentan terhadap kekurangan vitamin K.
Gejala utamanya adalah perdarahan (ke dalam kulit, dari hidung, dari
sebuah luka atau dalam lambung), yang disertai dengan muntah. Darah
dapat terlihat pada air kemih atau tinja.
Karena vitamin K larut dalam lemak, penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan penyerapan lemak, bisa menyebabkan kekurangan
vitamin K pada anak-anak dan dewasa. Contoh penyakitnya adalah penyakit
seliak dan fibrostik kistik. Mengkonsumsi minyak mineral dalam jumlah yang
berlebihan juga bisa mencegah penyerapan vitamin K.
Kelebihan
Kelompok 4 Page 16
Page 17
Folate Deficiency
Hanya akan terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa
vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel
darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada sel otak.
Pemeriksaan Laboratorium
Bila dicurigai adanya kekurangan vitamin K, dilakukan pemeriksaan darah
untuk mengukur kadar protrombin, salah satu faktor pembekuan darah yang
memerlukan vitamin K. Kadar yang rendah (kurang dari 50% dari normal)
menunjukkan adanya kekurangan vitamin K. Tetapi kadar protrombin yang
rendah juga dapat disebabkan oleh obat antikoagulan atau kerusakan hati.
Biasanya diagnosa akan semakin kuat jika setelah penyuntikkan vitamin K,
terdapat peningkatan kadar protrombin dalam beberapa jam dan perdarahan
berhenti dalam 3-6 jam. Jika penderita memiliki penyakit hati yang berat, hati
tidak mampu mensintesa faktor pembekuan walaupun telah disuntikkan vitamin
K. Pada kasus seperti ini diperlukan transfusi plasma untuk melengkapi faktor-
faktor pembekuan.
Kelompok 4 Page 17
Page 18
Folate Deficiency
VITAMIN LARUT AIR
1. Vitamin B1 (Thiamin)
Defisiensi
Faktor Resiko :
1. Kurang konsumsi tiamin
2. Kurang konsumsi energy
3. Gangguan absorpsi
4. Tubuh tidak mampu menggunakan tiamin
5. Pada masyarakat miskin yang menderita kelainan gizi
6. Pada penyakit kronis
7. Anoreksia
8. Kecanduan alkohol kronis
Dampak dan Gejala :
Gejala klinik : menyangkut system saraf dan jantung, dalam keadaan berat
dinamakan beri-beri.
Gejala awal : nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sukar ke
belakang, lelah, rasa kesemutan, berdebar-debar, dan refleks berkurang.
Jenis beri-beri :
Beri-beri Basah, ditandai dengan sesak nafas dan edema pada kedua
kaki dan kedua lengan serta muka yang tampak sembab, setelah
mengalami rasa lelah berkepanjangan. Dampak kegagalan jantung.
Beri-beri Kering atau beri-beri atrofik dengan gejala-gejala polyneuritis
perifer. Ditandai oleh kelemahan otot dan degenerasi saraf perifer yang
berlanjut pada kelumpuhan kaki.
Kelompok 4 Page 18
Page 19
Folate Deficiency
Tanpa TPP (Tiamin Pirofosfat), piruvat tidak dapat memasuki siklus Krebs.
Kekurangan energy otot jantung akan menyebabkan kegagalan ginjal.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan tiamin dalam darah atau urine
Thiochrome method
Microbiological assays
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Kelompok 4 Page 19
Page 20
Folate Deficiency
Defisiensi
Banyak terjadi pada populasi miskin di Amerika Serikat juga tersebar luas di
negara-negara miskin dan juga negara berkembang.
Biasa terjadi bersamaan dengan kekurangan vitamin larut air lainnya.
Tanda-tanda kekurangan bisa terjadi sebagai akibat kekurangan zat gizi lain,
atau setelah beberapa waktu kurang makan protein hewani dan sayuran
berwarna hijau.
Tanda-tanda kekurangan baru akan terlihat setelah beberapa bulan kekurangan
konsumsi riboflavin.
Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin adalah mata panas dan gatal, tidak
tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut, serta lidah sakit dan
panas.
Gejala-gejala di atas berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang), stomatitis
angular (sudut mata pecah), glossotis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan
penbesaran kapiler darah di sekeliling kornea mata.
Selain itu dapat pula menyebabkan bayi lahir sumbing dan gangguan
pertumbuhan.
Pemeriksaan Laboratorium
Mengukur jumlah riboflavin dalam urin, kehilangan 30 µg/g kreatin
mengindikasikan adanya defisiensi riboflavin. Tes ini memiliki kelemahan yaitu
hanya merefleksikan defisiensi riboflavin dalam waktu singkat, sehingga tidak
dapat merefleksikan konsentrasi dari FAD dan FMN yang sesungguhnya pada
jaringan.
Cara terbaik untuk memperkirakan status riboflavin adalah dengan melakukan
tes fungsional yaitu dengan pengujian enzim Gluthathione reduktase yang
bersumber dari sel darah merah.
Kelompok 4 Page 20
Page 21
Folate Deficiency
3. Vitamin B3 (Niacin)
Defisiensi
Kelompok 4 Page 21
Page 22
Folate Deficiency
Faktor Resiko :
Kekurangan atau defisiensi dari niasin adalah karena kekurangan dari
jumlah konsumsinya. Kekurangan jumlah konsumsi disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu antara lain karena faktor ekonomi. Ekonomi yang lemah akan
menyebabkan masyarakat mengkonsumsi makanan yang seadanya tanpa
memikirkan gizi dan nutrisi apa yang terkandung di dalamnya namun mereka
hanya memikirkan perut kenyang. Selain itu juga karena mahalnya bahan
makanan yang mengandung niasin seperti hati, ginjal, daging, ayam dan
kacang tanah. Selain faktor ekonomi yang rendah juga karena ketersediaan
bahan pangan yang kurang dan distribusi yang tidak lancar (daerah
pedalaman) di negara tertentu khususnya negara-negara miskin.
Selain karena kurangnya konsumsi makanan seseorang, defisiensi
niasin juga disebabkan karena adanya gangguan absorbsi yang disebabkan
oleh kerusakan saluran pencernaan khususnya usus halus atau intestinum
tenue.
Seseorang yang mengalami defisiensi riboflavin juga akan
menampakkan kekurangan niasin. Mekanisme dari hal ini belum begitu jelas.
Dampak :
Kekurangan niasin akan menyebabkan kelainan-kelainan pada tubuh
baik saluran pencernaan maupun yang lainnya. Kelainan ataupun penyakit
yang ditimbulkan biasanya dikenal dengan 3D (dermatitis, demensia, diare)
namun jika diakhiri kematian atau death menjadi 4D.
Gejala Klinis :
Manifestasi klinis dari kekurangan niasin ini adalah terjadinya
peradangan pada tubuh jika kulit terpapar sinar matahari, kemudian akan
pecah-pecah dan menjadi luka.
Kelompok 4 Page 22
Page 23
Folate Deficiency
Kelainan pada saluran cerna menyebabkan peradangan pada mukosa
mulut dan saluran cerna serta diare.
Kelainan pada system saraf pusat menyebabkan resah, pusing, tidak
bisa tidur, hilang ingatan, halusinasi yang berakhir dengan depresi berat.
Kelebihan
Faktor Resiko :
Faktor resiko seseorang menderita kelebihan dari niasin ini adalah
karena tingkat ekonomi yang tinggi sehingga jumlah konsumsi akan semakin
meningkat dan orang-orang kaya akan cenderung makan secara berlebihan
karena memiliki kemampuan untuk membeli dan distribusi bahan pangan
cukup lancar.
Dampak :
Dampak yang terjadi pada kelebihan niasin tidak begitu terlihat secara
signifikan karena kelebihan (sisa absorbsi) akan disekresi melalui urin.
4. Biotin
Defisiensi
Kelompok 4 Page 23
Page 24
Folate Deficiency
Faktor Resiko :
Faktor yang sering menyebabkan terjadinya defisiensi pada semua
jenis defisiensi adalah orang-orang yang tingkat ekonominya rendah apalagi
ditunjang oleh tingkat pendidikan yang juga rendah sehingga para ibu tidak
bisa mengatur pola makan keluarga dengan baik.
Pengkonsumsian telur mentah dapat meningkatkan sekresi atau
menurunkan absorbsi karena biotin tidak dapat dihidrolisis oleh bakteri yang
ada pada usus besar.
Kelainan pada organ pencernaan seperti gangguan absorbsi pada usus
halus, terutama ileum dan duodenum. Selain itu juga pada orang-orang
dengan penyakit hati, ginjal dan kelainan otot. Hal ini ada kaitannya dengan
tempat penyimpanan biotin.
Gejala Klinis :
Kekurangan biotin pada orang dewasa biasanya akan menimbulkan
gejala, seperti rasa lelah, kurang nafsu makan, rasa enek dan mmuntah-
muntah, otot sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat)
dan kesemutan.
Pada bayi gejala yang ditimbulkan berupa gejala dermatitis sebore dan
alopesia khususnya bayi berumur di bawah 6 bulan.
Kelebihan
Faktor Resiko
Kelompok 4 Page 24
Page 25
Folate Deficiency
Faktor resiko seseorang menderita kelebihan dari biotin ini adalah
karena tingkat ekonomi yang tinggi menyebabkan jumlah konsumsi
seseorang akan semakin meningkat dan orang-orang kaya akan cenderung
makan secara berlebihan karena memiliki kemampuan untuk membeli dan
distribusi bahan pangan cukup lancar.
Karena adanya kandungan biotin pada makanana yang disukai seperti
telu rebus atau telur yang dimasak, bukan telur mentah. Jika mengkonsumsi
secara berlebihan akan menyebabkan kelebihan biotin karena dalam putih
telur yang tidak dimasak biotin akan diikat kuat oleh avidin sehingga pada
saat dimasak akan lepas dan mudah diabsorbsi tubuh.
Dampak
Dampak kelebihan dari biotin sampai saat ini belum diketahui.
5. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Defisiensi
Kelompok 4 Page 25
Page 26
Folate Deficiency
Faktor Resiko :
Kekurangan atau defisiensi dari asam pantotenat adalah karena
kekurangan dari jumlah konsumsinya. Kekurangan jumlah konsumsi
disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena faktor ekonomi. Ekonomi
yang lemah akan menyebabkan masyarakat akan mengkonsumsi makanan
yang seadanya tanpa memikirkan gizi dan nutrisi apa yang terkandung di
dalamnya namun mereka hanya memikirkan perut kenyang.
Selain faktor ekonomi yang rendah juga karena ketersediaan bahan
pangan yang kurang dan distribusi yang tidak lancar (daerah pedalaman) di
negara-negara tertentu khususnya negara-negara miskin.
Selain karena kurangnya konsumsi seseorang defisiensi asam
pantotenat juga disebabkan karena adanya gangguan absorbsi yang
disebabkan oleh kerusakan saluran pencernaan khususnya usus halus atau
intestinum tenue.
Dampak :
Dampak yang disebabkan oleh kekurangan asam pantotenat ini
biasanya sangat jarang. Namun akan menunjukkan gejala-gejala klinis yang
ringan. Hal in dikarenakan asam pantotenat terdapat luas didalam bahan
makanan. Sehingga jarang terjadi kekurangan asam pantotenat.
Gejala Klinis :
Rasa tidak enak, kerusakan pada saluran pencernaan, kesemutan dan
rasa panas pada kaki, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali dan
rasa lelah dan susah tidur.
Kelompok 4 Page 26
Page 27
Folate Deficiency
Kelebihan
Faktor Resiko :
Faktor resiko seseorang menderita kelebihan dari asam pantotenat ini
adalah karena tingkat ekonomi yang tinggi menyebabkan jumlah konsumsi
seseorang akan semakin meningkat dan orang-orang kaya akan cenderung
makan secara berlebihan karena memiliki kemampuan untuk membeli dan
distribusi bahan pangan cukup lancar. Selain itu, masyarakat menengah ke
bawah juga mudah untuk mencari jenis makanan yang mengandung asam
pantotenat.
6. Vitamin B6
Defisiensi
Kelompok 4 Page 27
Page 28
Folate Deficiency
Kekurangan vitamin B6 dalam makanan hewan tingkat rendah dapat
menyebabkan dermatitis, penurunan laju pertumbuhan, berkembangnya
perlemakan hati, anemia dan deteriorasi mental. Dan pada anak bisa kejang,
gangguan saluran cerna, dan dermatitis. Kekurangan viatamin B6 yang berat
dapat menyebabkan kerusakan pada system saraf pusat.
Faktor Resiko :
Orang yang memakan obat-obatan tertentu
Orang yang kecanduan alcohol
Orang yang mempunyai kelainan congenital
Orang yang mengalami penyakit kronik tertentu
Orang yang mengalami gangguan absorpsi
Gejala
Penurunan pembentukan antibody
Mudah tersinggung
Sulit tidur
Kejang-kejang
Mual dan muntah
Lemah dan anemia
Peradangan lidah
Luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit
Gangguan pertumbuhan dan fungsi motorik
Kelebihan
Disebabkan karena konsumsinya dalam jumlah yang berlebihan sekitar 25
miligram sehari selama berbulan-bulan yang menyebabkan kerusakan saraf
Kelompok 4 Page 28
Page 29
Folate Deficiency
yang tidak dapat diperbaiki, mulai dari kaki yang kesemutan, kemudian mati rasa
pada tangan dan akhirnya tidak mampu bekerja.
Pemeriksaan Laboratorium
Pengukuran kadar PLP pada plasma dengan pemeriksaan HPLC
Pemeriksaan urine
Pengukuran dari sel darah merah glutamate-oksaloasetat aminotransferase
7. Vitamin B12
Defisiensi
Kelompok 4 Page 29
Page 30
Folate Deficiency
Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan.
Akan tetapi sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran cerna atau pada
gangguan absorpsi dan transportasi. Karena kekurangan vitamin B12 dapat
menyebabkan anemia seperti pada kekurangan folat.
Kekurangan vitamin B12 menimbulkan dua jenis sindroma. Gangguan
sintesis DNA menyebabkan gangguan parkembangbiakan sel-sel, terutama sel-
sel yang cepat membelah. Sel-sel besar (megaloblastosis), terutama prekursor
sel-sel darah merah dalam sumsum tulang, dan sel-sel penyerap pada permukaan
usus. Megaloblastosis menyebabkan anemia megaloblastik, glositis, serta
gangguan saluran cerna berupa ganguan absorpsi dan rasa lemah.
Sindroma kedua berupa gangguan saraf yang menunjukan degenerasi otak,
saraf mata, saraf tulang belakang, dan saraf perifer. Tanda-tandanya adalah
kesemutan, terasa panas, kaku, dan lemah pada kaki. Kekurangan terjadi pada
orang tua karena makan tidak teratur.
Kelebihan
Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis
hingga 1000 ug tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan
kegunaan. Penganut vegetarinisme dianjurkan memakan suplemen multivitamin
yang mengandung vitamin B12.
8. Folat
Defisiensi
Kelompok 4 Page 30
Page 31
Folate Deficiency
Kekurangan folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA.
Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat
cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel
lambung dan usus, vagina, dan serviks rahim. Kekurangan folat menghambat
pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain,
peradangan lidah (glositis) dan gangguan saluran cerna. Alkohol mengganggu
absorpsi atau meningkatkan ekskresi folat.
Kekurangan dapat terjadi karena kurangnya konsumsi, terganggunya
absorpsi, kebutuhan metabolisme yang meningkat akan vitamin ini atau pada
pembelahan sel yang berjalan sangat cepat, pengaruh obat-obatan dan
kecanduan alkohol. Kurangnya konsumsi folat terutama terjadi pada masyarakat
berpenghasilan rendah yang tidak dapat memperoleh makanan kaya folat secara
teratur. Kurangnya konsumsi dapat juga terjadi pada manula yang susunan
makanannya terbatas. Penggunaan folat dapat terganggu pada kekurangan
protein dan pada keadaan di mana kebutuhan meningkat, seperti pada kehamilan,
anemia hemolitik, leukemia dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gangguan
absorpsi terjadi pada kerusakan saluran cerna, pada penyakit coeliac atau pada
sprue tropis. Kebutuhan folat meningkat pada kehamilan, menyusui, anemia
hemolitik, dan leukemia.
Beberapa obat mempunyai struktur kimia yang sama dengan folat dan
dapat menggantikan vitamin ini pada enzim-enzim, sehingga munutup alur
metabolisme folat. Obat-obat semacam ini adalah obat-obat antikanker, aspirin,
dan antasid. Pil anti hamil dan rokok juga menggangu penggunaan folat oleh
tubuh. Salislazosulfapiridin, obat yang digunakan pada penyakit pada peradangan
usus besar dapat menyebebkan defisiensi folat karena menghambat hidrolisis dan
absorpsi folat.
Sebanyak 30 – 80 % pecandu alkohol kronik menderita defisiensi folat.
Penyebabnya berbagai faktor. Penyakit hati kemungkinan disebabkan oleh
terjadinya defisiensi folat. Simpanan folat pada penyakit ini sangat rendah.
Alkoholisme kronik menyebabkan perubahan sumsum tulang megaloblastik dan
Kelompok 4 Page 31
Page 32
Folate Deficiency
anemia. Alkohol secara berlebihan menurunkan ketersediaan biologik folat bagi
sumsum tulang. Minuman beralkohol, kecuali bir, rendah dalam folat, dan
peminum berat cenderung tidak memakan sayuran segar atau sumber folat lain.
Etanol ternyata menurunkan tranport folat melintasi dinding usus menurunkan
pengambilan folat oleh hati dan meningkatkan ekskresi asam folat oleh ginjal.
Kelebihan
Pada penyakit kronis yang dihubungkan dengan kemungkinan defisiensi folat
biasanya diberikan suplemen asam folat sebanyak 1 mg sehari. Gangguan
absorpsi, anemia dan penyakit saluran cerna pada sprue tropi biasanya diberikan
asam folat sampai beberapa mg sehari di samping obat-obat lain. Keracunan
karena asam folat jarang terjadi. Dosis folat sebanyak 5-10 m. Dianggap aman
dan dianjurkan untuk manghindari konsumsi melebihi 2 1/2 kali AKG pada ibu
hamil.
9. Vitamin C
Defisiensi
Kelompok 4 Page 32
Page 33
Folate Deficiency
Faktor Resiko :
Kebutuhan akan Vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko
terjadinya kekurangan pada berbagai keadaan berikut:
Kehamilan
Menyusui
Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid)
Berbagai jenis peradangan
Pembedahan
Luka bakar
Dampak dan Gejala Klinis
Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan Vitamin C dalam susu
formula atau makanan padatnya dapat menyebabkan scurvy. Gejala awalnya
berupa rewel, nyeri jika badannya bergerak, kehilangan nafsu makan dan
tidak mengalami penambahan berat badan.
Tulang-tulangnya tipis/kecil dan sendi-sendinya menonjol. Yang khas
adalah terjadinya perdarahan di bawah jaringan pelindung tulang dan di
sekitar gigi.
Pada orang dewasa, scurvy bisa terjadi apabila melakukan diet, yang
hanya mengandung daging dan tepung atau teh, roti bakar dan sayuran
kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan yang khas dimakan oleh
orang tua yang tidak bernafsu makan.
Penderita akan tampak depresi, lelah, dan lemah. Tekanan darah dan
denyut jantung menjadi naik turun (berfluktuasi). Pemeriksaan darah
Kelompok 4 Page 33
Page 34
Folate Deficiency
menunjukkan kadar Vitamin C yang sangat rendah. Pada bayi dan orang
dewasa, scurvy diobati dengan Vitamin C dosis tinggi selama 1 minggu, diikuti
dengan dosis yang lebih rendah selama 1 bulan.
Kelebihan
Kelebihan vitamin C dapat terjadi terutama karena konsumsi vitamin terutama
dari suplemen yang berlebihan.
Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi
konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat
menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal. Dengan
konsumsi 5-10 gr vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui urin.
Resiko batu oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi ternyata rendah,
akan tetapi hal ini dapat menjadi berarti pada seseorang yang mempunyai
kecenderungan untuk pembentukan batu ginjal. Selain itu, setelah beberapa bulan
mengkonsumsinya secara berlebihan (suplemen), akan terjadi perdarahan di
bawah kulit, terutama di sekitar akar rambut, di bawah kuku jari tangan, di sekitar
gusi dan di dalam persendian.
Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:
Diare
Batu ginjal pada orang-orang yang peka
Perubahan siklus menstruasi
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pada tes rumple leede terdapat ptekie
2. Kadar leukosit rendah
3. Terdapat eritrosit dalam urin
Kelompok 4 Page 34
Page 35
Folate Deficiency
Kesimpulan
Kelompok 4 Page 35
Page 36
Folate Deficiency
Walaupun vitamin dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun vitamin
berperan penting dalam menjalankan fungsi normal tubuh. Apabila tubuh
kekurangan vitamin, maka fungsi normal tubuh akan terganggu. Biasanya
orang-orang kelas menengah ke bawah dan orang dengan gangguan
absorpsi memiliki resiko mengalami kekurangan vitamin. Sedangkan
orang-orang yang sering menkonsumsi suplemen pengganti vitamin justru
memiliki resiko hipervitaminosis. Apabila terlalu banyak vitamin yang
dikonsumsi maka akan menimbulkan keracunan.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 4 Page 36
Page 37
Folate Deficiency
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Bowman BA and Russel RM. 2001. Present Knowledge in Nutrition. 8th edition.
Washington, USA: ILSI
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Brody, T, 1999. Nutritional Biochemistry. 2nd Edition. Academic Press : California.
Kelompok 4 Page 37