Page 1
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Tugas Perencanaan Mesin ini merupaan Tugas yang
diberikan guna melengkapi nilai tugas mahasiswa pada
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Induatri Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya, pada Jenjang Sarjana.
Selain itu bahwa dalam tugas ini berguna untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa Teknik Mesin
terutama dibidang Teknik.
Dalam Perencanaan Mesin kali ini, mencoba
mengangkat permasalahan tentang Gearbox. Gearbox
merupakan suatu komponen dari suatu mesin yang
berupa rumah untuk roda gigi. Komponen ini harus
memiliki konstruksi yang tepat agar dapat
menempatkan poros-poros roda gigi pada sumbu yang
benar sehingga roda gigi dapat berputar dengan baik
dengan sedikit mungkin gesekan yang terjadi.
Selain harus memiliki konstruksi yang tepat,
terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh
komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang timbul
akibat perputaran dan gesekan antar roda gigi.
Dari kesulitan konstruksi yang disyaratkan dan
pemenuhan kriteria yang dibutuhkan, maka kami
FTI / TEKNIK MESIN 1
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 2
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
bermaksud membuat produk tersebut sebagai objek
pembuatan Tugas Perencanaan Elemen Mesin. Pembuatan
produk tersebut dengan memperhatikan spesifikasi
yang diinginkan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Disamping untuk memenuhi kurikulum S1 Jurusan
Teknik Mesin ITATS,tugas ini juga dimaksudkan :
a. Agar mahasiswa dapat menerapkan teori yang
diperoleh dari perkuliahan sehingga dapat
menerapkan secara langsung dilapangan.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan permasalahan pada
perencanaan Gearbox, seperti gaya-gaya pada
roda gigi reaksi pada poros dan yang
lainnya.
c. Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mengupayakan penggunaan Gearbox untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat kearah
yang lebih baik.
1.3. Batasan Masalah.FTI / TEKNIK MESIN
2 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 3
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Karena dalam masalah perencanaan roda gigi adalah
sangat luas, menyangkut berbagai macam disiplin
ilmu, maka dilakukan pembatasan permasalahan.
Permasalahan yang akan dibahas pada perencanaan
elemen mesin tentang roda gigi transmisi ini antara
lain:
a. Perencanaan Roda Gigi.
b. Perencanaan Poros.
c. Perencanaan Pasak.
d. Perencanaan Bantalan.
e. Perencanaan Pelumasan.
1.4. Sistematika Penulisan.
Dalam penulisan perencanaan Gear Box disajikan
dalam bentuk Bab per Bab yang kemudian diuraikan dalam
sub Bab. Adapun Bab-bab yang ada secara garis besar
adalah sebagai berikut :FTI / TEKNIK MESIN
3 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 4
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentag latar belakang, maksud dan tujuan,
batasan masalah, metode pengambilan data dan
sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Berisi tentang jenis-jenis roda gigi, rumus dasar
roda gigi, poros, bahan dasar poros, pasak, bantalan
dan systempelumasan.
BAB III : MEKANISME SISTEM TRANSMISI
Berisi tentang gambar sket perencanaan sistem
transmisi
BAB IV : PEMBAHASAN SISTEM TRANSMISI
Berisi tentang perhitungan perencanaan sistem
transmisi perhitungan pertencanaan poros,
perhitungan pertencanaan pasak, perhitungan
pertencanaan bantalan dan perhitungan pertencanaan
pelumasan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan hasil perencanaan sistem
transmisi dan saran.
FTI / TEKNIK MESIN 4
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 5
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FTI / TEKNIK MESIN 5
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 6
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Roda Gigi
Pada dasarnya sistem transmisi roda gigi
merupakan pemindahan gerakan putaran dari satu
poros ke poros yang lain hampir terjadi disemua
mesin. Roda gigi merupakan salah satu yang terbaik
antara sarana yang ada untuk memindahkan suatu
gerakan. Roda gigi dikelompokkan menurut letak
poros putaran atau berbentuk dari jalur gigi yang
ada. Keuntungan dari penggunaan sistem transmisi
diantaranya :
1. Dapat dipakai untuk putaran tinggi maupun rendah
2. Kemungkinan terjadinya slip kecil
3. Tidak menimbulkan kebisingan
Adapun klasifikasi dari roda gigi antara lain :
FTI / TEKNIK MESIN 6
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 7
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
2.1.1. Roda Gigi Lurus (Spur gear)
Roda gigi lurus dipakai untuk
memindahkan gerakan putaran antara poros-
poros yang sejajar. Yang biasanya berbentuk
silindris dan gigi-giginya adalah lurus dan
sejajar dengan sumber putaran. Pengunaan roda
gigi lurus karena putarannya tidak lebih dari
3600 rpm dan kecepatan keliling tidak lebih
dari 5000 ft/menit. Ini tidak mutlak, spur
gear dapat juga dipakai pada kecepatan diatas
batas-batas tersebut.
Gambar 2.1. Roga Gigi Lurus
2.1.2. Roda Gigi Miring (Helical gear)
FTI / TEKNIK MESIN 7
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 8
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Roda gigi miring dipakai untuk
memindahkan putaran antara poros-poros yang
sejajar. Sudut kemiringan adalah sama pada
setiap roda gigi, tetapi satu roda gigi harus
mempunyai kimiringan ke sebelah kanan dan
yang lain ke kiri. Roda gigi ini mampu
memindahkan putaran lebih dari 3600 rpm dan
kecepatan keliling lebih dari 5000 ft/menit.
Gambar 2.2. Roda Gigi Miring
2.1.3. Roda Gigi Cacing (Worm gear)
Roda gigi cacing dipakai untuk memindahkan
putaran antara poros yang tegak lurus bersilang.
Susunan roda gigi cacing biasanya mempunyai
penutup tunggal atau ganda, suatu susuna roda gigi
FTI / TEKNIK MESIN 8
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 9
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
berpenutup tunggal adalah sesuatu dimana roda gigi
dibungkus penuh atau sebagian oleh gigi cacing,
sebuah roda gigi dimana setiap elemen ditutup
sebagian oleh yang lain adalah susunan roda gigi
cacing berpenutup ganda.
Gambar 2.3. Roda Gigi Cacing
2.1.4 Roda Gigi Kerucut (Bevel gear)
Roda gigi kerucut dipakai untuk memindahkan
gerakan atau putaran antara poros yang
berpotongan. Walaupun roda-roda gigi kerucut
biasanya dibuat untuk sudut poros 90, roda-roda
gigi ini biasanya untuk semua ukuran sudut.
FTI / TEKNIK MESIN 9
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 10
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.4. Bevel Gear
2.1.5. Screw Gear
Jenis roda gigi ini trediri dari dua buah
helical gear wheel yang merupakan kombinasi
sederhana untuk memindahkan gaya maupun torsi
poros yang membentuk sudut-sudut tertentu.
Gambar 2.5. Screw Gear
2.1.6 Hypoid Gear
FTI / TEKNIK MESIN 10
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 11
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Hypoid gear bentuknya hampir menyerupai
spiral bevel gear, namun perbedaannya terletak
pada pitch yang lebih hiperbolid dibandingkan
dengan cousenya dan menoperasikannya lebih lembut
dan tenang.
Gambar 2.6. Hipoid Gear
2.2. Rumus Dasar Roda Gigi
Dalam perencanaan ini saya menggunakan jenis
roda gigi lurus karena ada beberapa pertimbangan
yaitu :
# Dilihat dari poros, karena sejajar maka yang
paling cocok dipergunakan adalah roda gigi
lurus.
# Karena daya dan putaran relative rendah, maka
lebih cocok bila menggunakan roda gigi lurus.
FTI / TEKNIK MESIN 11
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 12
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Adapun rumus dasar yang berhubungan dengan
perencanaan roda gigi antara lain sebagai
berikut :
a. Diameter Pitch Circle (P)
Rumus dari buku deutschman (hal 521)
P = Nt/d (in)
( 1 )
Dimana :
P = Diametral pitch
d = Diameter roda gigi ( inch )
Nt = Jumlah gigi ( buah )
b. Perbandingan Kecepatan (rv)
Rumus dari buku deutschman hal 525
rv = W2/W1 = NtP/Ntg = d1/d2 = n2/n1
( 2 )
Dimana :
N1,n2 = putaran roda gigi ( rpm )
Nt1,Nt2 = jumlah gigi ( buah )
FTI / TEKNIK MESIN 12
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 13
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
d1,d2 = diameter roda gigi ( inch )
c. Jarak Poros (C)
Rumus dari buku deutschman hal 528
C = d1+d2 (in)
( 3 )
2
Dimana :
C = jarak poros antara dua roda gigi
d = diameter roda gigi
d. Kecepatan Pitch Line / Garis Kontak (Vp)
Rumus dari buku deutschman hal 563
Vp = .d.n (ft/mnt) ( 4 )
12
Dimana :
Vp = kecepatan putaran
e. Torsi yang Bekerja
FTI / TEKNIK MESIN 13
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 14
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
T = 63000.N daya
( 5 )
n
Dimana :
T = torsi yang bekerja
N = daya motor
n = putaran input
f. Gaya-gaya pada Roda Gigi
Gambar 2.7. Gaya-Gaya pada Roda Gigi
Gaya radial (Fr)
FTI / TEKNIK MESIN 14
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 15
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Fr = Fn.Sin = Fn.Cos
( 6 )
Gaya normal (Fn)
Fn = Ft
Cos
Gaya tangensial (Ft)
Ft = 2T
( 7 )
D
Gaya dinamis (Fd)
Fd = 600+Vp . Ft
( 8 )
600
Untuk 0 < Vp ≤ 2000 ft/menit
Fd = 1200+Vp .Fp
1200
Untuk 2000 < Vp ≤ 4000 ft/menit
Fd = 78+ Vp .Ft
78
FTI / TEKNIK MESIN 15
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 16
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Untuk Vp > 4000 ft/min dimana Fw ≥ Fd dan
Fb ≥ Fd
Dimana :
T = Torsi (lbm)
n = Putaran (rpm)
Ft = Gaya tangensial (lb)
Fn = Gaya normal (lb)
Fd = Gaya dinamis (lb)
Fr = Gaya radial (lb)
g. Lebar Gigi (b)
Rumus dari buku deutschman hal 584
b = Fd
( 9 )
d1.Q K
Q= 2.d2
FTI / TEKNIK MESIN 16
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 17
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
d1+d2
Dimana :
b = Lebar gigi (in)
Fd = Gaya dinamis (in)
d1 = diameter pinion
d2 =diameter gear
Q = Perbandingan roda gigi
K = Faktor pembebanan
h. Syarat Keamanan Roda Gigi
9 ≤ b ≤ 13
p p
i. Evaluasi Kekuatan Gigi (Persamaan AGMA)
Sad = Sat.Kl
( 10 )
Kt.Kr
FTI / TEKNIK MESIN 17
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 18
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
t = Ft.Ko.P.Ks.Km ; Sad >t (syarat
aman ) ( 11 )
Kv.b.j
Dimana :
Sat = Tegangan ijin Material
Kl = Faktor umur
Kt = Faktor temperature
Kr = Faktor keamanan
σ t = Tegangan bending pada kaki gigi
Ko = Faktor koreksi beban lebih
Km = Koreksi distribusi beban
Kv = Faktor dinamis
J = Faktor bentuk geometris
j. Menentukan Gaya bending Pada Pinion dan Gear
(Fb)
Rumus dari buku deutschman hal 551
Fb=So.b. YP
( 12 )
FTI / TEKNIK MESIN 18
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 19
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Dimana :
Fb = Gaya bending
So = Kekuatan permukaan gigi
Y = Faktor bentuk Lewis
b = diameter pitch
P = lebar gigi
k. Menentukan Panjang Garis Kontak Gigi
r=d2
AB=[√ (r4+a4 )2−r
42cos2θ−r4sinθ+(r2+a2)−r22cos
2θ−r2sinθ ]( 13 )
l. Menentukan Perbandingan Kontak (kontak ratio)
Sad= ABρ.cosθ
( 14 )
Dimana :
AB = Panjang garis kontak
CR = Kontak ratio
FTI / TEKNIK MESIN 19
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 20
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
M. Standart Ukuran Roda Gigi
Tabel 2.1. Standart Ukuran Roda Gigi
Nama φ=1412°
20°20°
dipotong25°
Addendum
(A) P1 1
P0,8P
1P
Dedendum
(b)
1,157P
1,25P
1P
1,25P
Tinggi gigi
©
2,157P
2,25P
1,8P
2P
Tinggi
kontak (d)
2P
2P
1,6P
2P
Celah0,157
P /(b−a)(c−d)
0,25P
0,2P
0,25P
FTI / TEKNIK MESIN 20
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 21
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.8. Bagian-bagian pada Roda Gigi
2.2. Poros
Poros adalah suatu bagian stationer yang
berputar, biasanya berpenampang bulat, dimana
terpasang elemen - elemen seperti roda gigi, rodaFTI / TEKNIK MESIN
21 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 22
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
gila dan elemen pamindah daya lainnya. Poros dapat
menerima beban – beban lentur, tarik, tekan atau
putaran yang bekerja sendiri – sendiri atau berupa
gabungan satu dengan yang lainnya. Definisi yang
pasti dari poros adalah sesuai dengan penggunaan
dan tujuan penggunaan.
Dibawah ini terdapat beberapa definisi dari poros :
a. Shaf adalah poros yang ikut berputar untuk
memindahkan daya dari mesin ke mekanisme yang
digunakan.
Gambar 2.9. shaf
b. Axle adalah poros yang tetap dan mekanismenya
yang berputar pada poros tersebut, juga
berfungsi sebagai pendukung.
FTI / TEKNIK MESIN 22
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 23
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.10. Axle
c. Spindle adalah poros yang terpendek terdapat
pada mesin perkakas dan mampu atau sangat aman
terhadap momen bending.
Gambar 2.11. Spindle
d. Line Shaft adalah poros yang langsung
berhubungan dengan mekanisme yang digerakkan dan
berfungsi memindahkan daya dari motor penggerak
ke mekanisme tersebut.
FTI / TEKNIK MESIN 23
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 24
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.12. Line Shaft
e. Jack Shaft adalah poros yang pendek, biasanya
dipakai untuk dongkrak “JACK” mobil.
Gambar 2.13. Jack Shaft
f. Flexible adalah poros yang juga berfungsi
memindahkan daya dari dua mekanisme, dimana
peerputaran poros membentuk sudut dengan poros
yang lainnya, daya yang dipindahkan rendah.
FTI / TEKNIK MESIN 24
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 25
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.14. Flaxible
Poros pada umumnya dibuat dari baja yang
telah diheattreatment. Poros yang dipakai untuk
meneruskan daya dan putaran tinggi umumnya dibuat
dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang
sangat tahan terhadap keausan.
Poros dapat dibedakan menjadi 2 macam :
a. Poros Lurus
Adalah sebatang logam yang berpenampang
lingkaran berfungsi memindahkan putaran atau
mendukung beban-beban yang didukung pada poros
ini adalah beban puntir dan bending.
b. Poros Bintang
FTI / TEKNIK MESIN 25
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 26
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Adalah sebatang logam yang berpenampang
lingakaran dan terdapat sirip yang menyerupai
bintang. Poros dihubungkan dengan roda gigi
tanpa menggunakan pasak.
Persamaan yang digunakan pada poros
bintang :
a)Tegangan geser maksimum ( max )
max = 0,5 x Syp
NPsi
Dimana:
max = tegangan geser maksimum
( Psi )
N = faktor keamanan
Syp = yield posisi dari material
b) Diameter poros
d = √16 x √MB2+T2
π x 0,5 xSypN
Dimana:
d = diameter poros (inch)
MB = momen bending yang diterima poros
(lb. in)
T = momen torsi myang diterima porosFTI / TEKNIK MESIN
26 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 27
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Poros pada umumnya dibuat dari baja yang
telah di heatreatment. Poros yang
dipakai pada untuk meneruskan daya dan putaran
tinggi umumnya dibuat dari baja paduan dengan
pengerjaan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan.
2.3. Pasak ( Keys )
Pasak digunakan untuk menyambung poros dan
roda gigi, roda pulley, sprocket, cams, lever,
impeller dan sebagainya.
Karena distribusi tegangan secara actual
untuk sambungan pasak ini tidak dapat diketahui
secara lengkap maka dalam perhitungan tegangan
disarankan menggunakan faktor keamanan sebagai
berikut :
1. Untuk beban torsi yang konstan ( torque
stedy ). >> N = 1.5
FTI / TEKNIK MESIN 27
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 28
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
2. Untuk beban yang mengalami kejut rendah.
>> N = 2.5
3. Untuk beban kejut besar terutama beban bolak
balik >> N = 4.5
Adapun macam – macam pasak yaitu :
1. Pasak datar segi empat ( Standart square key ).
Gambar 2.15. Pasak data segiempat
2. Pasak datar standar ( Standart flat key ).
FTI / TEKNIK MESIN 28
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 29
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.16. Pasak datar standar
3. Pasak tirus ( Tepered key ).
Gambar 2.17. Pasak tirus
4. Pasak bidang lingkaran ( Wood ruff key ).
FTI / TEKNIK MESIN 29
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 30
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.18. Pasak bidang lingkaran
5. Pasak bintang (Splines ).
Gambar 2.19. Pasak bintang
6. Pasak bintanng lurus ( Straight splines ).
FTI / TEKNIK MESIN 30
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 31
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.20. Pasak bintanng lurus
7. Pasak bintang involute ( involute spline ).
Gambar 2.21. Pasak Bintang Involute
Adapun berbagai macam pasak, namun yang
dibahas adalah pasak standar ( Standart flat key ).
Pemasangan pasak pada poros maupun roda yang
disambungkan dan dibuat alur pasak yang disesuaikan
dengan ukuran pasak.
Keterangan :
F = Gaya yang bekerja. h = Tinggi
pasak.
FTI / TEKNIK MESIN 31
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 32
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
A = Pasak. b = Lebar pasak
B = Poros. l = Panjang
pasak.
2.3.1. Rumus Dasar Pasak
Ukuran lebar dan tinggi pasak ada dalam
table yang disesuaikan dengan kebutuhan atau
tergantung pada diameter poros.
a. Panjang pasak sesuai dengan kebutuhan
dan dimensinya.
W = Lebar pasak.
H = Tinggi pasak.
L = Panjang pasak.
Ss = Tegangan geser.
Gaya (F)
F=2TD dimana
T=F D2
( 15 )
Tegangan geser (s)
FTI / TEKNIK MESIN 32
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 33
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Ss=FA dimana A=L.W ( 16)
Tegangan kompresi (c)
T=Ss.W.L.D2
( 17 )
Pada perhitungan ini dipergunakan
faktor keamanan dengan asumsi sebagai
berikut :
1. Untuk beban torsi yang konstan ( torque
stedy ).
>> N = 1.5
2. Untuk beban yang mengalami kejut rendah.
>> N = 2.5
3. Untuk beban kejut besar terutama beban
bolak balik.
>> N = 4.5
b. Tegangan geser yang diijinkan.
FTI / TEKNIK MESIN 33
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 34
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
SsypN
=0.58SypN
( 18 )
c. Tegangan kompresi yang diijinkan.
Sc= 4.TL.W.D
( 19 )
d. Syarat yang harus dipenuhi supaya pasak
aman.
Sc= 4.TL.W.D
≤SsypN
( 20 )
e. Tinjauan terhadap kompresi.
L= 4.TSc.W.D
( 21 )
f. Syarat yang harus dipenuhi supaya pasak
aman ( geser ).
Ss= 2.TL.W.D
≤SsypN
( 22 )
g. Tinjauan terhadap geser.
FTI / TEKNIK MESIN 34
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 35
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
L= 2.TSs.W.D
( 23 )
2.4. Bantalan ( Bearing )
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu
poros berbeban sehingga putaran atau gerakan bolak
baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
umur pakai panjang. Agar elemen mesin dapat bekerja
dengan baik maka bantalan harus dipasang cukup
kokoh.
2.4.1. Klasifikasi Bantalan
1. Berdasarkan gerakan terhadap poros
Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gerakan
luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan
bantalan dengan perantaraan lapisan
pelumas.
FTI / TEKNIK MESIN 35
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 36
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.22. Bantalan Luncur
Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan
gelinding antara bagian yang berputar
dengan bagian yang diam melalui elemen
gelinding.
Gambar 2.23. Bantalan gelinding
dengan bolaFTI / TEKNIK MESIN
36 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 37
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
2. Berdasarkan arah beban terhadap poros
Bantalan radial
Setiap arah beban yang ditumpu oleh
bantalan ini tegak lurus terhadap sumbu
poros.
Bantalan aksial
Setiap arah beban yang ditumpu oleh
bantalan itu sejajar dengan sumbu poros.
Bantalan gelinding halus
Bantalan ini dapat menumpu beban
yang sejajar dan tegak lurus terhadp
poros.
2.4.2. Macam – macam bantalan luncur
1. Bantalan radial berbentuk silinder,
silinder elip
2. Bantalan aksial yang berbentuk engsel
3. Bantalan khusus yang berbentuk bola
FTI / TEKNIK MESIN 37
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 38
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.24. Bantalan Luncur Radial
Gambar 2.25. Bantalan Luncur Radial dan
Aksial
2.4.3. Rumus Dasar Bantalan
Rumus yang digunakan pada saat perencanaan
bantalan yaitu :
Umur bantalan (L10h)
Rumus dari buku deutschman hal 485
FTI / TEKNIK MESIN 38
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 39
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
L10h=(CP )bx10
6
60.n
( 23 )
Beban equivalen (P)
P = Fs ( X.V.Fr.y.Fa )
( 24 )
dimana :
b = Konstanta
= 3.0 ( untuk ball bearing )
= 10/3 ( untuk roll bearing )
V = Faktor putaran
= 1 ( untuk ring dalam berputar )
= 1.2 ( untuk ring luar berputar )
L10h = Umur bantalan (jam )
C = Beban dinamis ( lb )
P = Beban ekuivalen ( lb )
Fs = Konstanta beban ( beban
shock/lanjut )
FTI / TEKNIK MESIN 39
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 40
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Fr = Beban radial ( lb )
Fa = Beban aksial ( lb )
X = Konstanta radial
Y = Konstanta aksial
n = Putaran ( rpm )
2.5. Pelumasan
Dalam sistem transmisi pada mesin – mesin
yang bergerak, diperlukan suatu sistem pelumasan
guna mengurangi hubungan kontak dari dua bagian
yang bergerak. Apabila tidak ada pelumasan maka
akan mempercepat terjadinya kerusakan pada komponen
mesin tersebut.
2.5.1. Klasifikasi Pelumasan
Sistem pelumasan dalam dunia permesinan
dapat dikellompokkan menjadi dua jenis
yaitu :
1. Pelumasan menurut bentuknya
FTI / TEKNIK MESIN 40
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 41
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Pelumasan padat
Pelumasan semi padat
Pelumasan cair
2. Pelumasan menurut caranya
Pelumasan tangan : Dipakai untuk beban
yang ringan dan kerja yang tidak
kontinyu.
Pelumasan tetes : Minyak diteteskan
dengan jumlah yang teratur melalui
sebuah katup jarum.
Pelumasan sumbu : Pelumasan dengan
menggunakan sumbu untuk menghisap
minyak.
Pelumasan percik : Minyak dari bak
penampung dipercikkan dan biasanya
digunakan dalam pelumasan torak,
silinder motor yang mempunyai putaran
tinggi.
FTI / TEKNIK MESIN 41
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 42
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Pelumasan cincin : Pelumasan ini dengan
menggunakan cincin yang digantung pada
poros sehingga ikut berputar bersama
poros dan mengangkat minyak dari bawah.
Pelumasan pompa : Disini pompa digunakan
untuk mengalirkan minyak ke bantalan
karena sifat minyak yang kental.
Pelimasan gravitasi : Dari sebuah tangki
di atas bantalan minyak dialirkan oleh
gaya beratnya sendiri.
2.5.2. Tujuan dan Fungsi Pelumasan
1. Mengurangi daya energi pada bagian –
bagian mesin yang saling bergesekan.
2. Untuk memelihara ukuran sebenarnya
( menahan keausan ) dari bagian mesin yang
bergerak.
FTI / TEKNIK MESIN 42
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 43
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
3. Membuang kotoran – kotoran yang
diakkibatkan oleh pergesekan antara
koponen yang bergerak
2.5.3. Rumus Dasar Pelumasan
a. Perencanaan viskositas absolute dari
pelumas
Z=ρt(0.22S−180S ) ( 25 )
t = ∞ - 0.0035 ( T – 60 )
Dimana :
Z = Absolute viscositas ( cp )
ρt = Spesific gravity pada temperature
test ( t )
S = Saybelt universal second = 120
Kp = 1.45 x 10-7 Reynold
Sehingga dari grafik didapat harga SAE
dengan persamaan :
FTI / TEKNIK MESIN 43
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 44
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
S1=r.f.ηnc.p
( 26 )
Dimana :
S1 = Angka karakteristik bantalan
µ = Viskositas minyak pelumas
c = Radial cleareance ( in )
p = Beban yang diterima bantalan
( psi )
Gambar 2.26. Dimensi Pelumasan Bantalan
b. Tebal minimum minyak pelumas dari grafik
FTI / TEKNIK MESIN 44
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 45
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
hoc =0.19
( 27 )
c. Koefisien gesek ( f ) dari grafik
rf.fc
=15
( 28 )
d. Daya yang dihitung
Fhp= Tf .n63000
( 29 )
e. Kapasitas minyak pelumas ( Q ) dari
grafik
Qrf.c.n.l
( 30 )
f. Kapasitas minyak pelumas yang keluar dari
bantalan setiap saat ( Qs ) dari grafik
FTI / TEKNIK MESIN 45
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 46
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Q.SQ
0.88 ( 31
)
g. Grafik
FTI / TEKNIK MESIN 46
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 47
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 2.27. Viscosity-temperature chart for
determining viscosity of typical SAE numbered
oils at various temperatures.
FTI / TEKNIK MESIN 47
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 48
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
FTI / TEKNIK MESIN 48
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 49
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
BAB III
MEKANISME SISTEM TRANSMISI
3.1 Input Data
Data data yang diketahui :- Daya putaran motor (N input) = 30 HP
- Putaran input (N input) = 2400 rpm
- Putaran output (N1) = 600 rpm
- Putaran output (N2) = 1500 rpm
- Putaran output (N3) = 2400 rpm
- Putaran output (Nreves) = 1000 rpm
Asumsi
- C (JARAK POROS) = 5 in
- Sudut tekan ( θ ) = 25º
- Diameterial pitch = 6 inchi
3.1.1. Pertimbangan Menggunakan Roda Gigi
Dalam perencanaan ini menggunakan roda gigi
lurus karena beberapa pertimbangan, yaitu :
Dilihat dari poros, karena porosnya sejajar
maka roda gigi yang paling sesuai adalah
menggunakan roda gigi lurus.
Karena daya dan putaran rtelatif rendah maka
lebih cocok menggunakan roda gigi lurus.
3.1.2. Pertimbangan Dalam Menggunakan Poros
FTI / TEKNIK MESIN 49
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 50
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Untuk menentukan diameter poros tergantung
pada perhitungan yang akan dilakukan, tetapi untuk
menentukan bahan dari poros digunakan pertimbangan
sebagai berikut :
Poros sebaiknya menggunakan bahan Alloy
Stell
Bahan poros sebaiknya dilakukan proses
Hardening dan dilakukan pemanasan awal dan
Annealling sebelum digunakan
Poros yang akan digunakan sebaiknya harus
mampu menahan beban putar yang memadai
3.2. Sket Gear Box
3.2.1. gambar sket gear box
input
output
gambar 3.1 sket gear box
Keterangan Gambar :
FTI / TEKNIK MESIN 50
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 51
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
SIMBOL ARTI KETERANGAN1,3,5,7 Pinion Roda gigi yang lebih kecil pada dua
roda gigi yang bersinggungan,
disebut juga roda gigi penggerak.2,4,6,8 Gear Roda gigi yang didesain lebih besar
dari pada pinion yang berfungsi
sebagai roda gigi yang digerakkan.9 Revers Roda gigi tambahan yang digunakan
untuk membalikkan arah putaran pada
poros (b)a,b,c Poros Bagian dari mesin yang berfungsi
untuk meneruskan tenaga dari mesin
Dan
Arah
putaran
Arah pergerakan roda gigi danh
porosBantala
n
Bagian mesin yang digunakan untuk
menumpu poros sehingga putaran
mesin bisa berlangsung secara
halus.
3.3. gambar sket gear box disetiap tingkatan kecepatan
3.3.1. tingkat kecepatan 1 (n) = 600 rpm
FTI / TEKNIK MESIN 51
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 52
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 3.2 tingkat kecepatan 1
Pada tingkat kecepatan 1 (n1) roda gigi 1 dan 2
saling berhubungan sehingga terjadi tingkat
kecepatan 1 (n1) = 600 rpm
3.3.2. tingkat kecepatan 2 (n) = 1500 rpm
Gambar 3.3 tingkat kecepatan 2
FTI / TEKNIK MESIN 52
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 53
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Pada tingkat kecepatan 1 (n2) roda gigi 3 dan 4
saling berhubungan sehingga terjadi tingkat
kecepatan 2 (n2) = 1500 rpm
3.3.3. tingkat kecepatan 3 (n3) = 2400 rpm
Gambar 3.4 tingkat kecepatan 3
Pada tingkat kecepatan 1 (n3) roda gigi 5 dan 6
saling berhubungan sehingga terjadi tingkat
kecepatan 3 (n3) = 2400 rpm
FTI / TEKNIK MESIN 53
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 54
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
3.3.4. tingkat kecepatan revers (nr) = 1000 rpm
Gambar 3.5 tingkat kecepatan revers (nr)
Pada tingkat kecepatan revers (nr) roda gigi 7,8
dan 9 saling berhubungan , karena adanya roda gigi
rivers maka putarannya searah dengan putaran
pinion. sehingga terjadi tingkat kecepatan revers
(nr) = 1000 rpm
FTI / TEKNIK MESIN 54
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 55
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
BAB IVPEMBAHASAN SISTEM TRANSMISI
Diketahui data-data sebagai berikut :
- Daya putaran motor (N input) = 30 HP
- Putaran input (N input) = 2400 rpm
- Putaran output (N1) = 600 rpm
- Putaran output (N2) = 1500 rpm
- Putaran output (N3) = 2400 rpm
- Putaran output (Nreves) = 1000 rpm
Asumsi
- C (JARAK POROS) = 5 in
- Sudut tekan ( θ ) = 25º
- Diameterial pitch = 6 inchi
4.1.1 Perhitungan roda gigi 1 dan 2
FTI / TEKNIK MESIN 55
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 56
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Data-data sebagai berikut :
Daya Motor : 30 Hp
Putaran Input : 2400 Rpm
Putran Output : 600 Rpm
Asumsi :
Sudut kontak : 25o
Jarak Poro : 5”
Diameter Pitch : 6”
a. Perbandingan Kecepatan
rV = N1N2
=2400600
=d1d2 =
4 =d1d2
d2 = 4 x d1
C = d1 + d2
2
5" = d1 + 4 d1
2=
5 d12
10" = 5 d1 d1 = 2"
d2 = 10" x 2” = 8"
b. Jumlah roda gigi
Nt1 = P . d1
= 6 . 2 = 12 buah
Nt2 = 6 . 8 = 48 buah
c. Addendum, dedendum, tinggi gigi, celah FTI / TEKNIK MESIN
56 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 57
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Clearen =0,25P
=0,256 = 0,042"
Working Depth =2P
=26 = 0,33"
Tinggi gigi =2,25P
. 2,256 = 0,375"
Diameter adendum
d1 = d1 + 2 x 1P = 2 +2 x 0,17 = 2.34"
d2 = d2 + 2 x 1P = 8 + 2 x 0,17 = 8.34"
Diameter dedendum
d1 = d1 – 2 x 125P = 2 – 2 x 0.21 = 1.58"
d2 = d2 – 2 x 125P = 8 – 2 x 0.21 = 7.58"
d. Kecepatan Pitch Line
VP1 =π . d1 Ninput12
=3,14 . 2 . 240012 = 1256 Ft/min
VP2 =π . d2 Ninput12
=3,14 . 8 . 240012 = 5024 Ft/min
e. Torsi yang terjadi
T = 63000 Ndaya
n
FTI / TEKNIK MESIN 57
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 58
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
T1 = 63.000 302400 = 787,5 lbin
T2 = 63000 30600 =3150 lbin
f. Gaya yang terjadi
- Gaya tangensial
Ft1 =N . 33.000
VP
=30 x 330001256 =788,21 lbin
Ft2 =N . 33.000
VP
=30 x 330005024 =197.05 lbin (arahnya berlawanan)
- Gaya normal
Fn1 =Ft1
Cos θ = 788,21Cos 25° = 869,69 lb
Fn2 =Ft2
Cos θ = 197,05Cos 25° = 217.42 lb (arahnya
berlawanan)
- Gaya radial
Fr1 = Fn1 . sin = 869.69 x sin 25° = 367,54 lb
Fr2 = Fn1 . sin = 217.42 x sin 25° = 91,88 lb
(arahnya berlawanan)
- Gaya Dinamis
Untuk 0< Vp <2000
FTI / TEKNIK MESIN 58
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 59
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Fd =600 + Vp600 . Ft1
=600 + 1256600 . 788.21 = 2438.19 lb
g. Menentukan Lebar gigi
b =Fd
dp . Q . K = 2438.192 . 1,6 . 453 = 1.68 in
dimana :
Q =
2 xd2d1 + d2
=2 . 82 + 8 = 1,6
K = 453 (stell BHN 400) tabel 10.11
- cek lebar gigi 9p<b<13
p
1.5 < 1.68 < 2.16 (Aman)
h. Beban Ijin Bending ( Fb )
Fb = SoxbxY
p
Dari tabel 10.2 didapat :
Y1 = 0.277 (untuk Nt1 = 12 gigi)
Y2 = 0.473 (untuk Nt1 = 48 gigi)
- bahan stell SAE 1045 mempunyai So = 32.000 psi (Tabel
10.3)
Fb1 = 32.000x1.68x0.277
6 = 2481.92 psi
- bahan stell SAE 1040 mempunyai So = 25.000 psi (Tabel 10.3)
Fb2 = 25000x1.68x0.277
6 = 3311 psi
FTI / TEKNIK MESIN 59
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 60
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
i. Tegangan ijin maksimum
Sad =Sat . KlKt . Kr < T t
Ft x Ko x P x Kj x KmKv x bx j
Dimana :
Ko = 1 (tabel 10-4)
Ks = 1 (spur gear)
Km = 1,3 (tabel 10-5)
J = 0.340 (untuk pinion)
Kv = 1
Kl = 1
Kt = 1 (temperatur pelumasan kurang dari 250 *F)
Kr = 1,33
Sat = 40000 (BHN 300) tabel 10-7
40.000 . 11 . 1,33 >
788,21 . 1 . 6 . 1 . 1,31 . 1,68 . 0,335
30075,2 psi < 10924,01 psi (maka perencanaan roda gigi
aman)
FTI / TEKNIK MESIN 60
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 61
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.1.2 Perhitungan roda gigi 3 dan 4
Data-data sebagai berikut :
Daya Motor : 30 Hp
Putaran Input : 2400 Rpm
Putran Output : 1500 Rpm
Asumsi :
Sudut kontak : 25o
Jarak Poro : 5”
Diameter Pitch : 6”
a. Perbandingan Kecepatan
rV =
N4N3
=15002400
=d3d4 =
1.6 =d3d4
d4 = 1.6 x d3
FTI / TEKNIK MESIN 61
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 62
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
C = d3 + d4
2
5" = d3 + 1.6 d3
2=2.6 d3
2
10" =2.6 d1 d3 = 3.84"
D4 = 10" - 3.84” = 6.16"
b. Jumlah roda gigi
Nt3 = P . d1
= 6 . 3.84 = 23 buah
Nt4 = 6 . 6.16 = 37 buah
c. Addendum, dedendum, tinggi gigi, celah
Clearen =0,25P
=0,256 = 0,042"
Working Depth =2P
=26 = 0,33"
Tinggi gigi =2,25P
. 2,256 = 0,375"
Diameter adendum
d3 = d3 + 2 x 1P = 3.84 +2 x 0,17 = 4.18"
d4 = d4 + 2 x 1P = 6.16 + 2 x 0,17 =6.5"
Diameter dedendum
d3 = d3 – 2 x 125P = 3.84 – 2 x 0.21 = 3.44"
d4 = d4 – 2 x 125P = 6.16 – 2 x 0.21 = 5,76"
d. Kecepatan Pitch Line
FTI / TEKNIK MESIN 62
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 63
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
VP3 =π . d3 Ninput12
=3,14 . 3.84 . 240012 = 2411.52 Ft/min
VP4 =π . d4 Ninput12
=3,14 . 6.16 . 240012 = 3868,48 Ft/min
e. Torsi yang terjadi
T = 63000 Ndaya
n
T3 = 63.000 302400 = 787,5 lbin
T4 = 63000 301500 =1260 lbin
f. Gaya yang terjadi
- Gaya tangensial
Ft3 =N . 33.000
VP
=30 x 330002411.52 =410.52 lbin
Ft4 =N . 33.000
VP
=30 x 330003868.48 =255.91 lbin (arahnya berlawanan)
- Gaya normal
FTI / TEKNIK MESIN 63
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 64
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Fn3 =Ft3
Cos θ = 410.52Cos 25° = 450.95 lb
Fn4 =Ft4
Cos θ = 255.91Cos 25° = 282.36 lb (arahnya
berlawanan)
- Gaya radial
Fr3 = Fn3 . sin = 450.95 x sin 25° = 191.42 lb
Fr4 = Fn4 . sin = 282.36 x sin 25° = 119.33 lb
(arahnya berlawanan)
- Gaya Dinamis
Untuk 0< Vp <2000
Fd =600 + Vp600 . Ft1
=600 + 2411,52600 . 410,52 = 2060,48 lb
g. Menentukan Lebar gigi
b =Fd
dp . Q . K = 2060,483,84.1,23.242 = 1.80 in
dimana :
Q =
2 xd4d3 + d4
=2 . 6,16
3,84 + 6,16 = 1,23
K = 242 (stell BHN 300) tabel 10.11
- cek lebar gigi 9p<b<13
p
1.5 < 1.80 < 2.16 (Aman)
h. Beban Ijin Bending ( Fb )
FTI / TEKNIK MESIN 64
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 65
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Fb = SoxbxY
p
Dari tabel 10.2 didapat :
Y3 = 0.39 (untuk Nt3 = 23 gigi)
Y4 = 0.449 (untuk Nt4 = 37 gigi)
- bahan stell SAE 1040 mempunyai So = 25.000 psi (Tabel
10.3)
Fb1 = 25000.1,8.0,39
6 = 2925 psi
Fb2 = 25000.1,8.0,449
6 = 3367,5 psi
i. Tegangan ijin maksimum
Sad =Sat . KlKt . Kr < T t
Ft x Ko x P x Kj x KmKv x bx j
Dimana :
Ko = 1 (tabel 10-4)
Ks = 1 (spur gear)
Km = 1,3 (tabel 10-5)
J = 0.340 (untuk pinion)
Kv = 1
Kl = 1
Kt = 1 (temperatur pelumasan kurang dari 250 *F)
Kr = 1,33
Sat = 19000 (BHN 140) tabel 10-7
19.000 . 11 . 1,33 >
410,52 . 1 . 6 . 1 . 1,31 . 1,8 . 0,335
FTI / TEKNIK MESIN 65
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 66
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
14285,71 psi < 5314,08 psi (maka perencanaan roda gigi
aman)
FTI / TEKNIK MESIN 66
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 67
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.1.3 Perhitungan roda gigi 5 dan 6
Data-data sebagai berikut :
Daya Motor : 30 Hp
Putaran Input : 2400 Rpm
Putran Output : 2400 Rpm
Asumsi :
Sudut kontak : 25o
Jarak Poro : 5”
Diameter Pitch : 6”
a. Perbandingan Kecepatan
rV = N6N5
=24002400
=d5d6 =
1 =d5d6
d5 = d6
FTI / TEKNIK MESIN 67
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 68
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
C = d5 + d6
2
5" = d5 + d5
2=
2d52
10" = 2 d5 d5 = 5"
d6 = 10" - 5” = 5"
b. Jumlah roda gigi
Nt5 = P . d5
= 6 . 5 = 30 buah
Nt6 = 6 . 5 = 30 buah
c. Addendum, dedendum, tinggi gigi, celah
Clearen =0,25P
=0,256 = 0,042"
Working Depth =2P
=26 = 0,33"
Tinggi gigi =2,25P
. 2,256 = 0,375"
Diameter adendum
d5 = d5 + 2 x 1P = 5 +2 x 0,17 = 5.34"
d6 = d6 + 2 x 1P = 5 + 2 x 0,17 = 5.34"
Diameter dedendum
d5 = d5 – 2 x 125P = 5 – 2 x 0.21 = 4.58"
d6 = d6 – 2 x 125P = 5 – 2 x 0.21 = 4.58"
d. Kecepatan Pitch Line
FTI / TEKNIK MESIN 68
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 69
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
VP5 =π . d5 Ninput12
=3,14 . 5 . 240012 = 3140 Ft/min
VP6 =π . d6 Ninput12
=3,14 . 5 . 240012 = 3140 Ft/min
e. Torsi yang terjadi
T = 63000 Ndaya
n
T5 = 63.000 302400 = 787,5 lbin
T6 = 63000 302400 =787,5 lbin
f. Gaya yang terjadi
- Gaya tangensial
Ft5 =N . 33.000
VP
=30 x 330003140 =315,26 lbin
Ft6 =N . 33.000
VP
=30 x 330003140 =315,26 lbin (arahnya berlawanan)
- Gaya normal
FTI / TEKNIK MESIN 69
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 70
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Fn5 =Ft1
Cos θ = 315,26Cos 25° = 347,85 lb
Fn6 =Ft2
Cos θ = 315,26Cos 25° = 347,85 lb (arahnya
berlawanan)
- Gaya radial
Fr5 = Fn5 . sin = 347,85 x sin 25° = 147 lb
Fr6 = Fn6 . sin = 347,85 x sin 25° = 147 lb
(arahnya berlawanan)
- Gaya Dinamis
Rumus dari buku deutschman, hal :582, (10-39)
Untuk 2000< Vp <4000
Fd =1200 + Vp1200 . Ft1
=1200 + 31401200 . 315,26 = 1140,19 lb
g. Menentukan Lebar gigi
b =Fd
dp . Q . K = 1140,195 . 1 . 127 = 1.79 in
dimana :
K = 127 (stell BHN 225) tabel 10.11
- cek lebar gigi 9p<b<13
p
1.5 < 1.79 < 2.16 (Aman)
h. Beban Ijin Bending ( Fb )
Fb = SoxbxY
p
FTI / TEKNIK MESIN 70
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 71
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Dari tabel 10.2 didapat :
Y5 = 0.425 (untuk Nt5 = 30 gigi)
Y6 = 0.425 (untuk Nt6 = 30 gigi)
- bahan stell SAE 2320 mempunyai So = 25.000 psi (Tabel
10.3)
Fb5 = 25.000x1,79x0.426
6 = 3169,79 psi
Fb6 = 25.000x1.49x0,426
6 = 3169,79 psi
i. Tegangan ijin maksimum
Sad =Sat . KlKt . Kr < T t
Ft x Ko x P x Kj x KmKv x bx j
Dimana :
Ko = 1 (tabel 10-4)
Ks = 1 (spur gear)
Km = 1,3 (tabel 10-5)
J = 0.340 (untuk pinion)
Kv = 1
Kl = 1
Kt = 1 (temperatur pelumasan kurang dari 250 *F)
Kr = 1,33
Sat = 11000 (BHN 140) tabel 10-7
19.000 . 11 . 1,33 >
315,26 . 1 . 6 . 1 . 1,31 . 1,79 . 0,335
8270.67 psi < 4100.77 psi (maka perencanaan roda gigi
aman)
FTI / TEKNIK MESIN 71
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 72
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
FTI / TEKNIK MESIN 72
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 73
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.1.4 Perhitungan roda gigi 7 , 8 dan 9
Data-data sebagai berikut :
Daya Motor : 30 Hp
Putaran Input : 2400 Rpm
Putran Output : 1000 Rpm
Asumsi :
Sudut kontak : 25o
Jarak Poro : 5”
Diameter Pitch : 6”
a. Perbandingan Kecepatan
rV = NoutNin =
d7d8
FTI / TEKNIK MESIN 73
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 74
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
= 10002400
=d7d8
d8 = 2,4 d7
Jarak poros c=3”, untuk roda gigi 7 dan 8
c = 3”, maka C = d7 + d8
2
3" = d7 + 2,4 d7
2
6" = d7 + 2,4d7
d7 = 1,76"
d8 = 6" – d7
= 6" – 1,76”
= 4,24”
Jarak poros c=3”, untuk roda gigi 8 dan 9
c = 4”, maka C = d8 + d9
2
4" = 4,24``+```d rSub { size 8{9} } } over {2} } `} {¿ ¿¿8" = 4,24” + d9
d9 = 3,76"
FTI / TEKNIK MESIN 74
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 75
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Jadi :
d7 = 1,76”
d8 = 4,24”
d11 = 3,57”
b. Jumlah roda gigi
Nt7 = P . d7
= 6 . 1,76
= 11 buah
Nt8 = P . d8
= 6 . 4,24
= 25 buah
Nt9 = P . d9
= 6 . 3,76
= 23 buah
c. Clearen, Working Depth, Tinggi Gigi
Clearen =0,25P
= 0,042"
FTI / TEKNIK MESIN 75
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 76
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Working Depth =2P
= 0,33"
Tinggi gigi =2,25P
= 0,375"
Diameter Adendum
d7 = d7 + 2 . 1P
= 1,76+2 . 0,17
= 2,1"
d8 = d8 + 2 . 1P
= 4,24 + 2 . 0,17
= 4,58"
d9 = d9 + 2 . 1P
= 3,76 + 2 . 0,17
= 4,1"
Diameter Dedendum
FTI / TEKNIK MESIN 76
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 77
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
d7 = d7 – 2 . 1,25P
= 1,76 – 2 . 0.21
= 1,34"
d8 = d8 – 2 . 1,25P
= 4,24 – 2 . 0.21
= 3,82"
d9 = d9 – 2 . 1,25P
= 3,76 – 2 . 0.21
= 3,34"
d. Kecepatan Pitch Line
Vp7 =π . d7 Ninput12
=3,14 . 1,76 . 240012
= 1105,28 Ft/min
Vp8 =π . d8 . Ninput12
FTI / TEKNIK MESIN 77
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 78
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
=3,14 . 4,24 . 240012
= 2662,78 Ft/min
Vp9 =π . d9 . Ninput12
=3,14 . 3,76 . 240012
= 2361,28 Ft/min
e. Torsi yang terjadi
T = 63000.N daya
n
T7 = 63.000 302400
= 787,5 lbin
T8 = 63000 301800
= 1050 lbin
T9 = 63000 30600
= 3150 lbin
f. Gaya yang terjadi
FTI / TEKNIK MESIN 78
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 79
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- Gaya tangensial
Ft7 =N . 33.000
VP
=30 x 330001105,28
= 895,7 lb
Ft8 =30x 330002662,78
= 271,79 lb (arahnya berlawanan)
Ft9 =N . 33.000
VP
=30 x 330002361,28
= 419,28 lb
- Gaya normal
Fn7 =Ft7
Cos θ
= 895,7Cos 25°
= 988,29 lb
Fn8 =Ft8
Cos θ
FTI / TEKNIK MESIN 79
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 80
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
= 371,79Cos 25°
= 410,22 lb (arahnya berlawanan)
Fn9 =Ft9
Cos θ
= 419,26Cos 25°
= 462,6 lb
- Gaya radial
Fr7 = Fn7 . sin
= 988,29 . sin 25°
= 417,66 lb
Fr8 = Fn8 . sin
= 410,22 . sin 25°
= 179,36 lb (arahnya berlawanan)
Fr9 = Fn9 . sin
= 462,6 . sin 25°
= 195,5 lb
FTI / TEKNIK MESIN 80
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 81
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- Gaya Dinamis
Untuk 0 < Vp < 2000
Fd =600 + Vp600 . Ft7
=600 + 1105,28600 . 895,7
= 2545,69 lb
g. Menentukan Lebar gigi
b =Fd
dp . Q . K
= 2545,691,76 . 1,51 . 453
= 2,11”
dimana :
Q =
2 xd8d7 + d8
=2 .4,24
1,76 + 4,24
= 1,51
K = 453 ( stell BHN 400 ) tabel 10.11
FTI / TEKNIK MESIN 81
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 82
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- cek lebar gigi 9p<b<13
p
1,5 < 2,11 < 2,16 (Aman)
h. Beban Ijin Bending ( Fb )
Fb = SoxbxY
p
Dari tabel 10.2 didapat :
Y7 = 0.259 ( untuk Nt9 = 11 gigi )
Y8 = 0.402 ( untuk Nt10 = 25 gigi )
Y9 = 0.39 ( untuk Nt11 = 23 gigi )
- bahan stell SAE 2320 mempunyai So = 50.000 psi (Tabel
10.3)
Fb7 = 50.000x2,11x0.259
6
= 4554,08 psi
- bahan stell SAE 2320 mempunyai So = 50.000 psi (Tabel
10.3)
Fb8 = 25.000x2,11x0.402
6
= 3534,25 psi
FTI / TEKNIK MESIN 82
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 83
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Fb9 = 25.000x2,11x0.39
6
= 3428,75 psi
i. Tegangan ijin maksimum
Sad =Sat . KlKt . Kr < T t =
Ft x Ko x P x Kj x KmKv x bx j
Dimana :
Ko = 1 (tabel 10-4)
Ks = 1 (spur gear)
Km = 1,3 (tabel 10-5)
J = 0.335 (untuk pinion)
Kv = 1
Kl = 1
Kt = 1 (temperatur pelumasan kurang dari 250 *F)
Kr = 1,33 ( normal design )
Sat = 19000 (BHN 140) tabel 10-7
19.000 . 11 . 1,33 >
895,7. 1 . 6 . 1 . 1,31 . 2,11 . 0,335
14285,71 psi > 9552.88 psi
(maka perencanaan roda gigi aman)
FTI / TEKNIK MESIN 83
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 84
RBVA
RAVRA
1.5 in
11.5 in
B
C
RBH
RBRAH Fr1 Fn1
Ft1
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.2. Perencanaan Poros
4.2.1.Perencanaan Poros I
Data yang diketahui:
Daya input (Nin) = 30 hp
Putaran input (nin) = 2400 rpm
Sudut kontak () = 25o
Gaya yang terjadi
Ft1 = 788,21 lb Fr1 = 367,54 lb Fn1 =
869,69 lb
Ft3 = 410,52 lb Fr3 = 191,42 lb
Fn3 = 452,95 lb
Ft5 = 315,26 lb Fr5 = 147,00 lb Fn5 =
347,85 lb
Ft7 = 895,70 lb Fr7 = 417,66 lb Fn7 =
988,29 lb
a. Perencanaan Poros I kondisi 1
FTI / TEKNIK MESIN 84
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 85
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Data-data yang diketahui :
Ft1 = 788,21 lb
Fr1 = 367,54 lb
Fn1 = 869,69 lb
FTI / TEKNIK MESIN 85
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 86
A B
1.5 in 11.5 inRA RB
C
Fn1
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Analisa Momen Banding
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn1 × 1.5 – RB × 13 = 0
RB=Fn1×1,513
=869,69 x 1,513
=100,34 lb
MB = 0
RA – Fn1 + RB = 0
RA = Fn1 – RB
RA = 869,69– 100,34
= 769,34 lb
Momen bending yang terjadi pada poros I
kondisi 1
MC = RA . 1,5
= 769,34 × 1,5
FTI / TEKNIK MESIN 86
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 87
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
= 1154,01 lbin
FTI / TEKNIK MESIN 87
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 88
1154 lbin
RBH
RBV
A
RAVRA
4,5 in
8,5 in
B
D RBRAH
Fr3Fn3
Ft3
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 4.1. Diagram momen poros I
kondisi 1
b. Perencanaan poros I kondisi 3
Data-data yang diketahui :
Ft3 = 410,52 lb
Fr3 = 191,42 lb
Fn3 = 452,95 lb
FTI / TEKNIK MESIN 88
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 89
Fn3A B
4,5 in 8,5 inRA RB
D
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Analisa momen bending
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn3 × 4.5 – RB × 13 = 0
RB=Fn3×1,513
=452,95 x 4,513
=156,79 lb
MB = 0
RA – Fn3 + RB = 0
RA = Fn3 – RB
RA = 452,95 – 156,79
= 296,15 lb
Momen bending yang terjadi pada poros daerah
AC
MC = 296,15 × 4,5
= 1332,67 lbin
FTI / TEKNIK MESIN 89
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 90
1332,67 lbin
8,5 in
4,5 inFt5
RB RBVA
RAVRA
B
E
RBH
RAH Fr5 Fn5
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 4.2. Diagram momen poros I
kondisi 3
c. Perencanaan poros I kondisi 5
FTI / TEKNIK MESIN 90
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 91
A B
8,5 in 4,5 inRA RB
E
Fn5
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Data-data yang diketahui :
Fn5 = 347,85 lb
Analisa momen bending
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn5 × 8,5 – RB × 13 = 0
RB=Fn5×6,513
=347,85×8,513
=227,44 lb
MB = 0
RA – Fn5 + RB = 0
RA = Fn5 – RB
RA = 347,85 – 227,44
= 120,40
FTI / TEKNIK MESIN 91
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 92
1023,40 lbin
Ft7
Fn7
RA
11,5 in
1,5 in
A
BF
RBV
RBH
RBRAH
RAV
Fr7
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Momen bending yang terjadi pada poros I kondisi
5
M5 = 120,40 × 8,5
= 1023,48 lbin
Gambar 4.3. Diagram momen poros I
kondisi 5
d. Perencanaan poros I kondisi 7
FTI / TEKNIK MESIN 92
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 93
Fn7A B
1,5 in11,5 inRA RB
F
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Data-data yang diketahui :
Fn7 = 988,29 lb
Analisa momen bending
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn7 × 11,5 – RB × 13 = 0
RB−Fn7× 8,513
=988,29× 11,513
= 874,25 lb
MB = 0
RA – Fn7 + RB = 0
RA = Fn7 – RB
RA = 988,29– 874,25
= 114,03 lb
Momen bending yang terjadi di poros I roda gigi
7
FTI / TEKNIK MESIN 93
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 94
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
M7 = 114,03 × 11,5
= 1311,38 lbin
FTI / TEKNIK MESIN 94
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 95
1311,38 lbin
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Gambar 4.4. Diagram momen poros I
kondisi 7
4.2.1.1. Perencanaan diameter poros I
Momen yang terjadi :
Kondisi 1 : 1154,01 lbin
Kondisi 3 : 1332,67 lbin
Kondisi 5 : 1023,48 lbin
Kondisi 7 : 1311,38 lbin
Dimana :
M max = 1332,67 lbin
T = 787,5 lbin
FTI / TEKNIK MESIN 95
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 96
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Bahan poros yang digunakan adalah AISI 52100 NR
dengan Syp = 139.000 psi (tabel A-2 Apendix 2)
dengan angka keamanan Ak = 3.
Rumus dari Deutschman hal 339
τmax=0,58SypAk
=16πD3 √ (Mmax )2+(T )2
Diameter poros
=3√16×3π×0,58×139000 √(1332,67 )2+(787,5)2
D = 0.66“
Pengecekan kekuatan poros
Tegangan maximum yang diijinkan dari
bahan (Ss) :
=0,58×139000
3=26873,4
psi
Tegangan geser yang terjadi pada poros
( max)FTI / TEKNIK MESIN
96 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 97
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
τmax=√(σx2 )2
+τ2
Dimana:
σx=32 x Mmaxπ . D3
=32 . 1332,673,14 . (0,66)3
=42752,96psi
τ=16 . T1π . D3
=16 . 787,53,14 . (0.66 )3
= 14464,6 psi
Maka:
τmax= √(σx2 )2 + τ2
= √(42752,962)2 + (14464,6)2=25810,43 psi
Karena max < Ssyp maka perencanaan diameter
poros I aman.
4.2.1.2. Perencanaan Poros Bintang pada Poros I
Data-data yang diketahui :
Diameter poros D = 0,66”
T = 630 lbin
Jumlah Spline n = 6 ( table 7-9 )
Lebar Spline W = 0,16”
Tinggi Spline h = 0,032”FTI / TEKNIK MESIN
97 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 98
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Diameter poros bintang d = 0,576”
Panjang poros L = 13”
Syp ( AISI 52100 Nr ) = 139.000 Psi
rm = ( D+d)/4
= (0,66+0,576) / 4
= 0,304
Torsi moment persamaan kapasitas torsi of
strength
T = 1000.n.rm.h.L
= 1000 . 6. 0,304. 0,032 . 13
= 758,8 lb.in
Pengecekan kekuatan poros bintang
Dimana : Fs = 2t / nD
= 2. 630/ 6.0.64
= 328,125 lb
Ditinjau dari tegangan geser
τs = F / A
= F / W.L
= 328,125 / 0,16.13
FTI / TEKNIK MESIN 98
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 99
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
= 157,8 Psi
Ditinjau dari tegangan tekan
τc = F / A
= F / 0,5 H.L
= 328,125 / 0,5. 0,032. 13
= 1577,5 Psi
Ditinjau dari yield point strength of the
material in shear
Sssyp = 0,58 Syp / Ak
= 0,58 . 139000 / 3
= 26873,3 Psi
Karena τs dan τc < Ssyp maka perencanaan roda
gigi aman.
4.2.2. Perencanaan poros II
Data yang diketahui:
Daya input (Nin) = 30 hp
Putaran input (nin) = 2400 rpm
Sudut kontak () = 25 o
Gaya yang terjadi :
FTI / TEKNIK MESIN 99
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 100
A B
1,5 in 11,5 inRA RB
C
Fn2
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Ft2 = 197,05 lb Fr2 = 91,88 lb
Fn2 = 217,42 lb
Ft4 = 255,91 lb Fr4 = 119,33lb
Fn4 = 282,36 lb
Ft6 = 315,26 lb Fr6 = 147,00 lb Fn6 =
347,85 lb
Ft9 = 419,26 lb Fr9 = 195,5 lb Fn9 =
462,6 lb
a. Perencanaan poros II kondisi 1
Analisa momen bending
FTI / TEKNIK MESIN 100
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
RBV
A
RAVRK
1,5
11,5
B
C
RBH
RLRAH
Fn2
Ft2
Fr2
Page 101
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn2 × 1,5 – RB × 13 + Fn9 x 11,5 = 0
RB=Fn2×1,5+462,6.11,513
=217,42.1,5+462,6.11,513
=434,31
lb
MB = 0
Fn2 + Fn9 = RA + RB = 0
217,42 + 462,6 = RA + 434,31
RA = 434,31 – 680,02 = - 245,71 lb
Momen bending yang terjadi pada poros II
kondisi 1
M = RA x 1,5 = -245,71 x 1,5 = -326,56
lbin
FTI / TEKNIK MESIN 101
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 102
-368,56 lb
RBVA
RAVRA
4,5 in
8,5 in
B
D RBRAH
A B
4,5 in 8,5 inRA RB
D
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Diagram momen poros II kondisi 1
b. Perencanaan poros II kondisi 2
Analisa momen bending
FTI / TEKNIK MESIN 102
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Fn4
RBH
Fn4Fr4
Ft4
Page 103
-1256,22 lbin
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn4 × 4,5 – RB × 13 + Fn9 x 8,5 = 0
RB=Fn4×1,5+462,6.8,513
=282,36.4,5+462,6.8,513
=400,86 lb
MB = 0
Fn4 + Fn9 = RA + RB = 0
282,36 + 462,6 = RA + 400,86
RA = 400,86 – 680,02 = - 279,16 lb
Momen bending yang terjadi pada poros II
kondisi 1
M = RA x 1,5 = -279,16 x 4,5 = -1256,22
lbin
Diagram momen poros II kondisi 2
FTI / TEKNIK MESIN 103
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 104
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.2.2.1. Perencanaan Poros II Pada kondisi 3
FTI / TEKNIK MESIN 104
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
RBV
A
RAVRK
8,5 in
4,5 in
BE
RBH
RL
RAHFn6
Fr6
Ft6
Page 105
A B
8,5 in 4,5 inRA RB
E
Fn6
3594,48 lbin
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Analisa momen bending
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn6 × 8,5 – RB × 13 + Fn9 x 4,5 = 0
RB=Fn6×8,5+462,6.4,513
=347,85.8,5+462,6x4,513
=387,57 lb
MB = 0
Fn6 + Fn9 = RA + RB = 0
347,85 + 462,6 = RA + 387,57
RA = 387,57 – 810,45 = - 422,88 lb
Momen bending yang terjadi pada poros II
kondisi 1
M = RA x 8,5 = -422,88 x 8,5 = -3594,48
lbin
Diagram momen poros II kondisi 3
c. Perencanaan poros II kondisi 4
FTI / TEKNIK MESIN 105
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
BF
RBV
RBH
Page 106
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
FTI / TEKNIK MESIN 106
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
AK
11,5
1,5inA
RLRAH
RAVFt8
Fn8Fr8
Page 107
Fn9A B
1,5 in11,5inRA RB
F
587,11 lbin
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Analisa momen bending
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn9 × 11,5 – RB × 13 = 0
RB=462,6x11,513
=409,22 lb
MB = 0
RA – Fn9+ RB = 0
RA = 462,6 – 409,22 = 53,37 lb
Momen bending yang terjadi pada poros II
kondisi 1
M = RA x 11,5 = 53,37 x 11,5 = 587,11
lbin
Diagram momen poros II kondisi 4
FTI / TEKNIK MESIN 107
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 108
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.2.2.2. Perencanaan diameter poros II
Momen yang terjadi :
Kondisi 1 : -368,56 lbin
Kondisi 2 : -1256,22 lbin
Kondisi 3 : -3594,48 lbin
Kondisi 4 : 587,14 lbin
Dimana: M max = 587,14 lbin
T = 787,5 lbin
Bahan poros yang digunakan adalah AISI 52100
HR dengan Syp = 139.000 psi (tabel A-2 Apendix A)
dengan angka keamanan Ak = 3.
τmax=0,58SpAk
≥16πD3 √(Mbmax )2+(T )2
Diameter poros
¿ 3√16×3π×0,58×139000 √ (587,14 )2+(787,5 )2
D = 0.57 “
Dengan memperhitungkan ukuran bantalan yang
tersedia maka diameter poros diambil 0,65 in
Pengecekan kekuatan poros
Tegangan geser maximum yang diijinkan
dari bahan (Ss)
FTI / TEKNIK MESIN 108
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 109
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
=0,58×139000
3=26873,33
psi
Tegangan geser yang terjadi pada poros
( max)
τmax=√(σx2 )2
+τ2
Dimana:
σx =32 x Mmaxπ . D3
=32 . 587,143,14 . (0,58)3
= 10316,53 psi
τ=16 . T1π . D3
=16 . 787,53,14 . (0,58 )3
= 20566,33 psi
Maka:
τmax= √(σx2 )2 + τ2
= √(10316,532)2 + (20566,33 )2 = 21203,34 psi
Karena max < Syp maka perencanaan diameter
poros I aman.
4.3.1.Perencanaan poros III
FTI / TEKNIK MESIN 109
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
RBV
A
BE
RBH
RBRAH Fr5 Fn5
Fr5 Fn5
Ft5
Page 110
A B
1,5 in 1,5 inRA RB
E
Fn9
346,95 lbin
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Analisa momen bending
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn9 × 1,5 – RB × 3 = 0
RB=Fn9×1,5
3=462,6×1,5
3=231,3
lb
MB = 0
RA – Fn9 + RB = 0
RA = Fn9 – RB
RA = 462,6 – 231,3 = 231,3 lb
Momen bending yang terjadi pada poros
daerah AE
ME = 231,3 × 1,5 = 346,95 lbin
FTI / TEKNIK MESIN 110
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
RAV
RA1,5
1,5 inFt5
Page 111
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Diagram momen poros III
4.3.1.1 Perencanaan diameter poros III
Momen yang terjadi :
M max = 346,95 lbin
T = 787,5 lbin
Bahan poros yang digunakan adalah AISI 52100
HR dengan Syp = 139.000 psi (tabel A-2 Apendix A)
dengan angka keamanan Ak = 3.
τmax=0,58SpAk
≥16πD3 √(Mbmax )2+(T )2
Diameter poros III
¿ 3√16×3π×0,58×139000 √ (346,95 )2+(787,5 )2
D = 0.54 “
Dengan memperhitungkan ukuran bantalan yang
tersedia maka diameter poros diambil 0,54 in
Pengecekan kekuatan poros
Tegangan geser yang terjadi maximum yang
diijinkan dari bahan (Ss)
FTI / TEKNIK MESIN 111
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 112
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
=0,58×139000
3=26873,4
psi
Tegangan geser yang terjadi pada poros
( max)
τmax=√(σx2 )2
+τ2
Dimana:
σx =32 x Mmaxπ . D3
=32 .346,953,14 . (0,54)3
= 12125,5 psi
τ=16 . T1π . D3
=16 . 787,53,14 . (0.54 )3
= 25483,53 psi
Maka:
τmax= √(σx2 )2 + τ2
= √(12125,52)2 + (25483,53)2= 26194,79 psi
Karena max < Syp maka perencanaan diameter
poros I aman.
4.3. Perencanaan pasak
a. Perencanaan pasak pada poros II
Data yang diketahui :
FTI / TEKNIK MESIN 112
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 113
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Bahan pasak AISI 1010 HR Syp = 42000 psi
(tabel A-2 Appendix)
Angka keamanan (Ak) = 3
Diameter poros (D) = 0,57 in
Tinggi pasak = 0,125
Lebar pasak = 0,1875
Torsi (T) = 787,5 lbin.
Jumlah Spinel = 6
a. Gaya yang bekerja pada pasak
F = 2 . Tn . D
= 2 . 787,56. 0,57
= 452,58lb
b. Perhitungan panjang pasak
L ¿
F . AkW . syp
L ¿
452,58 . 30,1875.42000
= 0.17 in
c. Pengecekan kekuatan pasak
Ditinjau dari tegangan geser (L = b
= 1 in)
τs=FA
τs=F
W . L=452,580,1875.1
= 2413,76 psi
Ditinjau dari tegangan tekan /
kompresiFTI / TEKNIK MESIN
113 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 114
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
τc=FA
τc=F
0,5 . H . L=452,580,5.0,125.1
= 7241,28 psi
Syarat perencanaan aman : s dan c < Ssyp
Dimana:
=0,58 . 42000
3= 8120psi
karena s dan c < Ssyp Maka
perencanaan pasak aman.
b. Perencanaan pasak pada poros III
Data yang diketahui :
Bahan pasak AISI 1010 CD Syp = 68000 psi
(tabel A-2 Appendix)
Angka keamanan (Ak) = 3
Diameter poros (D) = 0,54 in
Tinggi pasak = 0,125
Lebar pasak = 0,1875
Torsi (T) = 1050 lbin.
Jumlah Spinel = 6
d. Gaya yang bekerja pada pasak
F = 2 . Tn . D
=2 . 10506. 0,54
= 603,44lb
e. Perhitungan panjang pasak
FTI / TEKNIK MESIN 114
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 115
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
L ¿
F . AkW . syp
L ¿
603,44. 30,1875.68000
= 0.14 in
f. Pengecekan kekuatan pasak
Ditinjau dari tegangan geser (L = b
= 1 in)
τs=FA
τs=F
W . L=603,440,1875.1
= 3218,346 psi
Ditinjau dari tegangan tekan /
kompresi
τc=FA
τc=F
0,5 . H . L=603,440,5.0,125.1
= 9655,04 psi
Syarat perencanaan aman : s dan c < Ssyp
Dimana:
=0,58 . 68000
3= 13146,66psi
karena s dan c < Ssyp Maka
perencanaan pasak aman.
4.4. perencanaan bantalan
FTI / TEKNIK MESIN 115
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 116
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.4.1. Perencanaan Bantalan pada Poros I
Data-data yang diketahui :
Data-data yang diketahui :
Roda gigi Fr (lb)
1 369,54
3 191,42
5 147
7 (rivers) 417,66
Kecepatan putaran (n input) = 2400 rpm
Diameter poros (D) = 0,69 in
Fr = 417,66 lb
Jenis bantalan double row notch ball
dengan dimension series 32, C = 2534,25 lb
(table 9-1)
Mencari Beban Equivalen
P = Fs ( x . v . Fr + Y . Fa )
P = 1 ( 0,5 . 1 . 417,66 + 0 )
= 208,83 lb
Dimana :
o Fr = 417,66 lb
o X = 0,5 (tabel 9-5)
o V = 1 (ring dalam berputar)
FTI / TEKNIK MESIN 116
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 117
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
o Y = 0 (tabel 9-5)
o Fs = 1 (tabel 9-8, uniform and steady
load)
o Fa = 0 (tanpa gaya aksial)
Perhitungan umur bantalan
dimana:
b = konstanta bantalan = 3
n = putaran poros = 2.400 rpm
L10=(CP)bx10
6
60.n
= (2534,25208,83 )3x10
6
60 . 2400
= 12411,01 jam
FTI / TEKNIK MESIN 117
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 118
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
4.4.2. Perencanaan Bantalan pada Poros II
Data-data yang diketahui :
Roda gigi Fr (lb)
2 91,88
4 119,33
6 147
9 (rivers) 195,5
Kecepatan putaran (n input) = 2400 rpm
Diameter poros (D) = 0,57 in
Fr = 195,5 lb
Jenis bantalan double row notch ball
dengan dimension series 32, C = 1993,25 lb
(table 9-1)
Mencari Beban Equivalen
P = Fs ( x . v . Fr + Y . Fa )
P = 1 ( 0,5 . 1 . 195,5 + 0 )
= 97,75 lb
Dimana :
o Fr = 195,5 lb
o X = 0,5 (tabel 9-5)
o V = 1 (ring dalam berputar)
o Y = 0 (tabel 9-5)
FTI / TEKNIK MESIN 118
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 119
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
o Fs = 1 (tabel 9-8, uniform and steady
load)
o Fa = 0 (tanpa gaya aksial)
Perhitungan umur bantalan
dimana:
b = konstanta bantalan = 3
n = putaran poros = 2.400 rpm
L10=(CP)bx10
6
60.n
= (1993,2597,75 )3x10
6
60 . 2400
= 58880,6 jam
4.4.3. Perencanaan Bantalan pada Poros III
Data-data yang diketahui :
Roda gigi Fr (lb)
8 179,36
Kecepatan putaran (n input) = 2400 rpm
Diameter poros (D) = 0,54 in
Fr = 179,36 lb
Jenis bantalan double row notch ball
dengan dimension series 32, C = 1940 lb
(table 9-1)
FTI / TEKNIK MESIN 119
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 120
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Mencari Beban Equivalen
P = Fs ( x . v . Fr + Y . Fa )
P = 1 ( 0,5 . 1 . 179,36 + 0 )
= 89,68 lb
Dimana :
o Fr = 179,36 lb
o X = 0,5 (tabel 9-5)
o V = 1 (ring dalam berputar)
o Y = 0 (tabel 9-5)
o Fs = 1 (tabel 9-8, uniform and steady
load)
o Fa = 0 (tanpa gaya aksial)
Perhitungan umur bantalan
dimana:
b = konstanta bantalan = 3
n = putaran poros = 2.400 rpm
L10=(CP)bx10
6
60.n
= (194089,68 )3x10
6
60 . 2400
= 70300 jam
4.5. Perencanaan Pelumasan
Data-data yang diketahui :
o Putaran ( n input ) = 2400 rpm
o Temperatur operasi = 150 o FFTI / TEKNIK MESIN
120 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 121
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
o D x n = 25 x 2400 = 60.000
(temperatur kerja 150 o F)
o Minyak pelumas dengan viskositas 120 SUS pada
temperatur 150 o F
Viskositas Absolut ( Z )
Z=ρt×[0,22 ..S−180S ]
Dimana :
Z = Viskositas absolute pada temperature f dalam
centi point ( cp )ρt = ‘spesipik gravity’ pelumas pada temperature
f
S = 120 ( grafik 9-40 ) Say belt Universal
Second (SUS)
Spesifik Grafity ( t )
Pada temperatur standart 60 oF dengan 60 = 0,89
dan t (temp. test oF,t=150oF
t = 60 – 0,00035 x ( t – 60 )
= 0,89 – 0,00035 x (150 – 60)
= 0,86
Maka :
Z=0,86×[0,22x120−180120 ]
= 0,86 x 24,9
= 21,41 CpFTI / TEKNIK MESIN
121 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 122
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
Dimana :
1 cp = 0,145 x 10−6 reyns
viskositas absolute dalam reyns :
μ=Z (0,145x10−6 )
μ=21,376 (0,145x10−6 )
μ=3,104 x 10−6 reyns
Viskositas kinematik :
Vt=Zρ
= 21,410,86
= 24,894 cs
Dari hasil perhitungan didapat, viskositas absolute
( μ=3,104 . 10−6 reyns) dengan temperatur kerja 1500F maka dari
grafik ( 8-13 ) dapat diketahui jenis minyak pelumas
yang dipakai adalah jenis SAE 20 sampai 30, pada sistem
pelumasan rendam.
FTI / TEKNIK MESIN 122
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 123
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
BAB V
KESIMPULAN
Secara umum diketahui, bahwa untuk merencanakan
suatu element mesin diperlukan ketelitian yang sangat
tinggi dan dengan pertimbangan matang agar mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang direncanakan.
Perhitungan dan pemilihan material untuk
mendapatkan dimensi yang direncanakan tetap
berpandangan bahwa suatu desain direncanakan sesuai
dengan kebutuhan dan ukuran. Serta memenuhi syarat
keamanan yang diinginkan dan memilih faktor ekonomi
yang murah dengan hasil sebaik-baiknya.
Maka analisa data yang ada dapat diambil kesimpulan
ukuran / dimensi dari semua komponen yang dihitung.
5.1. Roda gigi
a. Roda gigi 1
- Diameter = 2" = 50,8 mm
- Lebar = 1,68" = 41,148 mm
- Diameter addendum = 2,34" = 58,436 mm
- Diameter dedendum = 1,58” = 40,132 mm
- Bahan = Steel BHN 400
FTI / TEKNIK MESIN 123
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 124
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
b. Roda gigi 2
- Diameter = 8 " = 203,2 mm
- Lebar = 1,68 " = 41,148 mm
- Diameter addendum = 8,34 " = 211,836 mm
- Diameter dedendum = 7,58 ” = 192,532 mm
- Bahan = Steel BHN 400
c. Roda gigi 3
- Diameter = 3,84 " = 84,582 mm
- Lebar = 1,8 ” = 42,418 mm
- Diameter addendum = 4,18 " 92,964 mm
- Diameter dedendum = 3,44 “ 73,66 mm
- Bahan = Steel BHN 300
d. Roda gigi 4
- Diameter = 6,16 " = 169,418 mm
- Lebar = 1,68 " = 42,418 mm
- Diameter addendum = 6,5 " = 177,8 mm
- Diameter dedendum = 5,76 " = 158,75 mm
- Bahan = Steel BHN 300
e. Roda gigi 5
- Diameter = 5 " = 108,996 mm
- Lebar = 1,79 " = 44,704 mm
- Diameter addendum = 5,34 " = 117,348 mmFTI / TEKNIK MESIN
124 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 125
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- Diameter dedendum = 4,58 " = 98,298 mm
- Bahan = Steel BHN 225
f. Roda gigi 6
- Diameter = 5 " = 108,996 mm
- Lebar = 1,79 " = 44,704 mm
- Diameter addendum = 5,34 " = 117,348 mm
- Diameter dedendum = 4,58 " = 98,298 mm
- Bahan = Steel BHN 225
g. Roda gigi 7
- Diameter = 1,76 " = 58,42 mm
- Lebar = 2,11 " = 52,07 mm
- Diameter addendum = 2,1 " = 66,802 mm
- Diameter dedendum = 1,34 " = 47,752 mm
- Bahan = Steel BHN 400
h. Roda gigi 8
- Diameter = 4,24 " = 93,98 mm
- Lebar = 2,11 " = 52,07 mm
- Diameter addendum = 4,58 " = 102,369 mm
- Diameter dedendum = 3,82 " = 83,312 mm
- Bahan = Steel BHN 400
i. Roda gigi 9
- Diameter = 3,76 " = 109,22 mm
- Lebar = 2,11 " = 52,07 mmFTI / TEKNIK MESIN
125 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 126
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- Diameter addendum = 4,1 " = 117,602 mm
- Diameter dedendum = 3,34 " = 98,552 mm
- Bahan = Steel BHN 400
5.2. Poros
a. Poros I
- Digunakan type poros bintang
- Bahan poros = AISI 52100 NR Syp
139.000 Psi
- Diameter poros = 0,66" = 16,256
mm
- Panjang poros = 13" =
330,2 mm
- Jumlah Spline = 6
- Lebar Spline = 0,16” = 4,064
mm
- Tinggi Spline = 0,032” = 0,8128
mm
b. Poros II
- Bahan poros = AISI 52100 NR Syp
139.000 Psi FTI / TEKNIK MESIN
126 INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 127
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- Diameter poros = 0,57" = 13,462
mm
- Panjang poros = 13" =
330,2 mm
c. Poros III
- Bahan poros = AISI 52100 HRN Syp
139.000 Psi
- Diameter poros = 0,54" = 12,7 mm
- Panjang poros = 13" =
330,2 mm
5.3. Pasak
a. Pasak Poros II
- Digunakan type pasak standart flat key
- Bahan pasak = AISI 1010 HR Syp
42.000 Psi
- Diameter poros = 0,57" =
13,462 mm
FTI / TEKNIK MESIN 127
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 128
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- Lebar pasak = 0,1875” = 4,7625
mm
- Tinggi pasak = 0,125“ =
3,175 mm
- panjang pasak = 0,17“ = 2,6162
mm
b. Pasak Poros III
- Digunakan type pasak standart flat key
- Bahan pasak = AISI 1010 CD Syp
68.000 Psi
- Diameter poros = 0,54" =
12,7 mm
- Lebar pasak = 0,1875” = 4,7625
mm
- Tinggi pasak = 0,125“ =
3,175 mm
- panjang pasak = 0,14 “ =
2,54 mm
FTI / TEKNIK MESIN 128
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 129
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
5.4. Bantalan
a. Poros I
- Jenis bantalan single-row deep drove
ball bearing
- Diameter Poros = 0,69” = 16,256
mm
- Diameter Luar Bantalan = 1,85" =
46,99 mm
- Lebar Bantalan = 0,55” = 13,97 mm
- Umur Bantalan = 12411,01 jam
b. Poros II
- Jenis bantalan single-row deep drove
ball bearing
- Diameter Poros = 0,57” = 13,462
- Diameter luar bantalan = 1,65" =
41,91 mm
- Lebar Bantalan = 0,5118” = 12,99 mm
FTI / TEKNIK MESIN 129
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 130
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
- Umur Bantalan = 58880,6 jam
c. Poros III
- Jenis bantalan single-row deep drove
ball bearing
- Diameter Poros = 0,54” = 12,7 mm
- Diameter lubang bantalan = 1,55"
= 39,37 mm
- Lebar Bantalan = 0,4851” = 12,321
mm
- Umur Bantalan = 70300 jam
FTI / TEKNIK MESIN 130
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 131
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
5.5. Pelumasan
- Spesifik Gravity = 0,86
- Viscosias absolute = 21,41 Cp
- Viscositas absolute dalam Reyns = 3,104 .
10-6 reyns
- Viscositas kinematik (Vt) = 24,894
cs
- jenis pelumas SAE 20 – 30 pada system
pelumasan rendam
- Volume pelumasan = 6 liter
- Umur minyak pelumas = 5,7 bulan
FTI / TEKNIK MESIN 131
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 132
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
FTI / TEKNIK MESIN 132
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 133
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
DAFTAR PUSTAKA
1. Deutsman, A.D, Walter J. Michels, Charles E.
Wilson, Machine Design Theory and Practice, Coller Macmillan
International, Macmillan Publishing Co. Inc. 1975.
2. Suga, Kyokatsu, Professor, toh – in Gakuen
recnichal College, Japan, Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin, Ir. Sularso, MSME, (terj). Departemen
Mesin Institut Teknologi Bandung, 1980.
FTI / TEKNIK MESIN 133
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
Page 134
Tugas Perencanaan Elemen Mesin
“Gear Box”
SARAN
Pemilihan jenis material dan factor keamanan
adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam
perencanaan Gear Box, serta dibutuhkannya suatu rakitan
atau rangkaian roda gigi yang praktis, sehingga efisien
tempat dan biaya dalam pembuatan Gear Box dapat
ditentukan seminimal mungkin.
Gunakan jenis material yang tepat untuk menerima
beban atau gaya-gaya yang terjadi dan pilihlah jenis
pelumasan yang effisien sehingga Gear Box lebih aman
dan lebih lama umur pemakaiannya.
FTI / TEKNIK MESIN 134
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA