Page 1
DESA WISATA BATIK KLIWONAN SEBAGAI PUSAT
WISATA SENI DI KABUPATEN SRAGEN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
pada Progam Studi DIII Usaha Perjalanan Wisata
HERU JATMIKO
NIM C9405099
DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
Page 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata berperan penting dalam pembangunan negara berkembang,
karena pariwisata mampu mendatangkan devisa yang cukup besar untuk
membangun perekonomian pada negara yang sedang berkembang. Seperti halnya
di Indonesia, sektor Pariwisata mampu mengangkat perekonomian dengan
membuka berbagai macam peluang usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru,
dan di lain pihak, dunia pariwisata juga dapat menciptakan pencintraan bagi
sebuah negara.
Para wisatawan atau pengunjung yang datang disambut pertama kali oleh
para pelaku wisata, dengan sambutan yang ramah tentu akan menciptakan rasa
bersahabat bagi wisatawan yang berkunjung dan mencipatakan citra yang baik
bagi negara yang bersangkutan.
Oleh karena itu, perlu adanya pembekalan untuk para pelaku dalam bidang
pariwisata di Indonesia sehingga dapat menciptakan citra yang baik bagi
pariwisata di Indonesia kepada wisatawan yang berkunjung, dan ini bukan hanya
merupakan tanggung jawab pelaku wisata saja, namun merupakan tanggung
jawab semua pihak mulai dari pemerintah sampai kesadaran dari warga
masyarakat sendiri.
Page 3
Saat ini di dunia pariwisata di Indonesia sedang mengalami ke
tidakstabilan dan pasang-surut, dunia pariwisata melemah sehingga pendapatan
masyarakat dan devisa negara pun ikut mengalami penurunan.
Pada era 1980-1990an, wisatawan lokal maupun mancanegara telah
banyak melakukan kunjungan - kunjungan wisatanya di obyek – obyek wisata
yang tersebar di Indonesia. Namun pada sekitar tahun 1997 – 1998 karena terjadi
kerusuhan dan akhirnya berdampak dengan krisis moneter, membuat keadaan
politik dan pemerintahan di negara ini menjadi tidak menentu. Dampaknya bagi
dunia pariwisata di Indonesia lumayan hebat, dan membuat kepariwistaan menjadi
lesu dan semakin melemah.
Bukan hanya itu saja, dengan adanya perubahan cuaca tidak menentu dan
keadaaan alam yang kurang bersahabat pada beberapa tahun terakhir, dunia
pariwisata di Indonesia semakin mengalami kemunduran dan semakin meredup,
dikarenakan banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengurungkan
niatnya untuk mengunjungi obyek-obyek wisata di Indonesia.
Pemerintah pun mulai mengadakan pembenahan untuk mulai memperbaiki
dan berusaha untuk membangun kembali citra dunia Pariwisata di Indonesia.
Dengan berbagai cara dan usaha, pemerintah berusaha untuk menjaring dan
menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk kembali melakukan
perjalanan wisata di Indonesia. Pemerintah mencoba membangun kembali citra
bahwa dunia pariwisata di Indonesia yang memiliki banyak potensi wisata, aman,
nyaman dan menyenangkan untuk dikunjungi.
Page 4
Begitu pula di kabupaten Sragen, “ Kabupaten Sragen merupakan salah
satu Daerah Tujuan Wisata (DTW), dan merupakan salah satu kabupaten di Jawa
tengah yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisatawan baik yang bersifat
budaya maupun alam. Potensi – potensi pariwisata yang cukup banyak dan
beragam yang dimiliki kabupaten sragen ini cukup menarik untuk dikunjungi.
Karakteristik utama pariwisata di Sragen adalah mengandalkan panorama
atau bentang alam yang indah, budaya tradisional yang masih terjaga, disertai
dengan ketersediaan pemandu wisata profesional dan berbagai fasilitas berstandar
internasional.
Beberapa obyek wisata di Kabupaten Sragen antara lain adalah Situs
Purbakala Museum Sangiran, Waduk Kedung Ombo, Wisata religi historis Makam
Pangeran Samudero di Gunung Kemukus, Pacuan Kuda Nyai Ageng Serang di
Ngargotirto, Pemandian air panas Bayanan, Desa Wisata Batik Kliwonan, di
Masaran, Dayu Alam Asri di Karangmalang, Ziarah makam Joko Tingkir dan lain
sebagainya.
Di antara semua itu Kabupaten Sragen juga dikenal sebagai penghasil
batik tulis, cap dan printing. Kerajinan tangan warisan nenek moyang yang turun
temurun dan bernilai sejarah maupun bernilai seni tinggi ini di daerah Sragen
diproduksi di sebuah desa di kecamatan Masaran, Sragen yaitu desa sentra
penghasil batik “ Desa Wisata Batik Kliwonan “.
Batik yang mengandung nilai filosofi, kearifan lokal khas masyarakat
Indonesia, harus kita jaga dan lestarikan sebagai salah satu kebanggaan bangsa
Indonesia ditengah mulai memudarnya eksistensi Batik di Indonesia yang kini
pamornya mulai terkikis oleh industri pakaian berbasis kapital yang sangat besar,
Page 5
terutama Industri fashion dari luar negeri. Bahkan, hak kepemilikan batik pun
pernah diklaim negara asing sebagai salah satu warisan budaya mereka.
Oleh karena itu pemerintah kabupaten Sragen tidak tinggal diam dan
merasa harus terlibat untuk mendorong industri batik rakyat agar terus eksis,
berkembang, sekaligus melestarikan dan melindungi budaya warisan leluhur kita
dari klaim pihak asing.
Dalam hal ini masyarakat pelaku bisnis pembuatan kerajinan batik di
Sragen dibantu pemerintah setempat ingin mengangkat kembali kebudayaan dan
kerajinan tangan yang diwariskan oleh para leluhur ini agar tetap eksis dalam
perindustrian baik dalam tingkat daerah, nasional bahkan internasional.
Bertolak dari dasar pemikiran, maka perlu dikaji “ Desa Wisata Batik
Kliwonan Sebagai Pusat Wisata Seni di Kabupaten Sragen ” sebagai judul
laporan penulisan Tugas Akhir, dengan harapan akan diketahui potensi serta
kekurangan - kekurangan yang ada dari “ Desa Wisata Batik Kliwonan, Sragen ”
serta mengetahui pula upaya beberapa pihak seperti pemerintah, pengusaha dan
masyarakat setempat untuk membantu mengembangkannya.
Semoga karya tulis ini akan bermanfaat bagi semua pihak, bagi saya
sendiri, bagi kemajuan desa wisata batik Kliwonan dan bagi pariwisata di
kabupaten Sragen kedepannya, serta dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca
seluruhnya.
Page 6
B. Perumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah yang penulis uraikan, timbul berbagai
permasalahan untuk dikaji dan dipecahkan lebih lanjut. Adapun permasalahan
yang ada antara lain adalah :
1. Bagaimana potensi desa Kliwonan sebagai Desa Wisata Batik dan Pusat
Wisata Seni di Kabupaten Sragen ?
2. Bagaimana usaha dan apa saja yang dilakukan pemerintah untuk
membantu pengembangan desa Kliwonan sebagai Desa Wisata Batik dan
Pusat Wisata Seni di Kabupaten Sragen ?
3. Hambatan - hambatan apa saja yang dihadapi oleh Pemerintah, Pengelola
dan semua pihak yang terkait dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan – hambatan tersebut.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui potensi – potensi yang ada pada desa Kliwonan untuk
dijadikan sebagai Desa Wisata Batik dan Pusat Wisata Seni di Kabupaten
Sragen ?
2. Mengetahui bagaimana peran pemerintah dan semua pihak yang berkaitan
untuk membantu mengembangkan desa Wisata Batik Kliwonan.
3. Mengetahui hambatan yang dihadapi dan usaha berbagai pihak untuk
mengatasi hambatan dan mewujudkan desa Kliwonan sebagai Desa Wisata
Batik dan Pusat Wisata Seni di Kabupaten Sragen ?
Page 7
D. Manfaat Penulisan
Penulisan tugas akhir ini diharapkan akan bermanfaat dan sebagai acuan
bagi semua pihak, demi kemajuan desa Wisata Kliwonan khususnya dan
Pariwisata Sragen pada umumnya untuk kedepannya nanti. Manfaat dari
penulisan laporan tugas akhir ini antara lain :
1. Manfaat Akademis
a. Memperdalam pengetahuan tentang dunia pariwisata terutama potensi
dan pengembangan desa wisata batik di desa Kliwonan, Kabupaten
Sragen.
b. Sebagai referensi untuk penulisan sejenis di lingkungan Program Study
Diploma 3 Usaha Perjalanan Wisata.
2. Manfaat Praktis
a. Memperoleh informasi riil tentang apa saja potensi yang ada sebagai
desa pusat seni wisata batik sehingga berkutnya dapat diambil tindak
lanjut.
b. Memperoleh solusi untuk meningkatkan potensi dan mewujudkan desa
Kliwonan sebagai Desa Pusat Wisata Seni Kerajinan Batik.
E. Kajian Pustaka
1. Pariwisata
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu
dari satu tempat ketempat yang lain, dengan maksud bukan untuk usaha (
bussines ) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
Page 8
hanya untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Oka A. Yoeti, 1983 : 109)
Pariwisata merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan kesenangan dan melakukan perjalanan secara bergantian
diantara orang - orang dalam suatu negara itu sendiri ( diluar negeri ) dengan
orang-orang daerah lain ( daerah tertentu, negara, benua ). Untuk sementara
waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam, dan berbeda dari apa
yang pernah dialaminya dalam rutinitas pekerjaannya sehari – hari (Oka A.
Yoeti, 1983 : 107).
2. Pengembangan Pariwisata
Menurut Oka A. Yoeti, pengembangan pariwisata adalah usaha yang
dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki obyek wisata yang
sedang dipasarkan ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan tersebut
meliputi perbaikan obyek dan pelayanan kepada wisatawan semenjak
berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke
tempat semula (Oka A. Yoeti, 1983 : 56).
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan pemerintah dunia usaha
dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani wisatawan. Karena
pariwisata sebagai gejala tuntutan kebutuhan manusia yang wajar dan
mempunyai lingkup pengaruh yang menyeluruh sehingga dapat diperoleh
manfaat yang optimal bagi segi ekonomi, masyarakat, negara, sosial dan
budaya.
Perencanaan tersebut harus mengintergrasikan pengembangan
pariwisata ke dalam suatu program pembangunan ekonomi fisik dan sosial
Page 9
dari suatu negara. Disamping itu, perencanaan harus mampu memberikan
kerangka kerja kebijaksanaan untuk mendorong dan mengendalikan
pengembangan pariwisata.
Sesuai dengan instruksi Presiden No.9 Tahun 1969, dikatakan dalam
pasal 2 bahwa tujuan pengembangan pariwisata adalah :
a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan
negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerjja dan
mendorong kegiatan industri penunjang dan industri sampingan
lainnya.
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan
kebudayaan Indonesia.
c. Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan Nasional dan
Internasional (Oka A. Yoeti, 1983 : 139).
3. Obyek Wisata
Menurut Undang – Undang No 9 Tahun 1990, Obyek Wisata adalah
segala sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan, wisata dan menurut undang –
undang menyatakan kawasan wisata yaitu kawasan dengan luas tertentu yang
dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Obyek wisata adalah tempat atau keindahan alam yang memiliki sumber daya
wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan
diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan (Musanef, 1995:190).
Obyek wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat (Nyoman S. Pendit, 1994 : 16).
Page 10
Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa obyek wisata adalah
perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah
bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik. Daya tarik
adalah segala sesuatu yang dapat menumbuhkan minat wisatawan untuk
mengunjungi obyek wisata.
4. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan, kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1995 : 784).
Potensi di daerah tujuan wisata di pengaruhi adanya 4 pendekatan
yang lebih di kenal dengan istilah 4 A, antara lain :
a. Atraksi
Atraksi merupakan daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh
wisatawan di tempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan
datang berkunjung.
b. Aksesibilitas ( Kemudahan )
Sarana yang memberikan kemudahan untuk mencapai daerah tujuan
wisata, yang mana tempat tersebut mudah dijangkau dan sarana yang
diperlukan wisatwan mudah ditemukan.
c. Amenitas
Tersedianya fasilitas pendukung ditempat tujuan wisata untuk
memudahkan wisatawan selam berkunjung seperti : penginapan,
restoran, hiburan, transportasi lokal, alat komunikasi, fasilitas
perbankan, fasilitas kesehatan dan lainnya.
Page 11
d. Aktivititas
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama
tinggal di daerah tujuan wisata ( James J Spillane, 1994 ).
5. Daya Tarik
Daya tarik menurut Wiwoho, dkk berupa :
a. Daya tarik alamiah, yang meliputi iklim, pemandangan alam,
lingkungan hidup, flora dan fauna, danau, karang, gua, tebing, lembah,
gunung dan sebagainya.
b. Daya tarik buatan manusia, misalnya sisa peradaban masa lalu,
monumen bersejarah, museum, tempat pemakaman dan sebagainya.
c. Daya tarik yang bersifat manusiawi, yaitu daya tarik yang melekat
pada penduduk dalam bentuk warisan budaya, seperti tarian, drama,
sandiwara, upacara penguburan mayat, upacara perkawinan, dan
sebagainya ( Wiwoho, dkk 1990 : 52 ).
6. Desa Wisata
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi
dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku
(Nuryanti,Wiendu, 1993:3).
7. Kebudayaan
Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta budhayah yaitu bentuk
jamak dari kata budi, yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan adalah hal yang bersangkutan dengan akal (Kuntjaraningrat, 1983
: 9).
Page 12
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian moral hukum adat istiadat dari kemampuan serta
kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono
Soekamto, 198 : 82).
Dengan demikian Kebudayaan bisa diartikan juga dengan Suatu
kebiasaan tentang kepercayaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat dalam
lingkungan alam.
8. Wisata Budaya
Wisata budaya adalah suatu gerak atau / kegiatan yang dirasakan oleh
adanya obyek-obyek wisata dalam wujud hasil seni budaya, seperti adat
istiadat,upacara agama, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni,
kerajinan - kerajinan rakyat dan lain sebagainya (Darmardjati, 1989 : 28).
Wisata budaya merupakan perjalanan yang bertujuan untuk
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat-istiadat, cara hidup, budaya
dan seni atau kegiatan yang bermotif kesejarahan (Nyoman S. Pendit, 1986 :
36).
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa wisata
budaya adalah Suatu perjalanan yang dilakukan atas dasar untuk memperluas
pandangan hidup dengan mengadakan kunjungan / tinjauan ke tempat lain
untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiaasaan dan adat - istiadat, cara-hidup,
dan seni budaya mereka atau perjalanan yang bermotif kesejarahan.
Page 13
9. Wisata Minat Khusus
Wisata minat khusus merupakan wisatawan yang memiliki pemilihan
atau permintaan khusus diluar minat wisatawan lainnya. Wisatawan ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Wisata minat khusus yang dimiliki seharusnya diminati hanya
berkaitan dengan latar pekerjaan, hobi dan intelektualitas wisatawan
dan sumber-sumber yang masih ada di wilayah wisata.
b. Wisata minat khusus yang popular di Indonesia terrmasuk
pengembangan industry perkebunan dan geologi di Bandung,
Pertanian dan Botani di Bogor , Kesenian dan Sejarah di Yogyakarta,
Kebudayaan di tanah Toraja, Flora dan Fauna di Taman nasional,
Kerajinan tangan di berbagai provinsi dan daerah lainnya.
c. Minat khsus ini mengalami perubahan - perubahan dari waktu ke
waktu yang dipengaruhi oleh trend yang sat ini terjadi.
d. Penyelenggaranaan wisata minat khusus diperlukan perencanaan
khusus yang melibatkan pemandu wisata yang terlatih dan memiliki
pendalaman yang mendalam mengenai obyek dan daya tarik wisata
minat khusus yang akan dituju.
e. Biaya perjalanan wisata minat khusus ini membutuhkan biaya yang
cukup mahal karena membutuhkan waktu yang lama untuk menetap di
daerah tujuan wisata (Happy Marpaung, 2002 : 52).
Page 14
10. Batik
Kata batik semula berasal dari kata “ tik “ yang artinya titik. Membuat
titik sebagai kata kerja dapat menggunakan kata “ matik “ ( “ ma “ sebagai
awalan yang artinya mengerjakan sesuatu). Kata matik berkembang menjadi
membatik kemudian berubah lagi menjadi batik. Jadi pekerjaan membuat titik-
titik pada kain menggunakan lilin ( malam ) pada kain mori disebut dengan
membatik (Achmad Sanussi, 1999 : 1).
Batik adalah lukisan atau gambaran pada mori yang dibuat dengan
menggnkan alat bernama canting Orang yang melukis, menggamabar atau
menulis pada mori memakai canting disebut dengan mematik ( bahasa jawa :
mbatik ). Membatik menghasilkan batik atau batikan berupa macam – macam
motif dan mempunyai ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh batik itu sendiri
(Hamzuri, 1995 : 6).
F. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data-data dalam penulisan laporan tugas akhir ini,
digunakan beberapa metode, adapun cara tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tempat dan Waktu penelitian
Penulisan karya ilmiah ini mengambil lokasi di des Kliwonan, Masaran,
Sragen. Desa Kliwonan ini ber jarak kurang lebih tiga kilometer dari jalan
raya Solo-Sragen dan lima kilometer dari pusat kota Sragen
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang tercapainya tujuan laporan tugas akhir ini digunakan
beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu :
Page 15
a. Metode Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan
jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang
berlangsung. Observasi yang dilakukan dengan langsung mendatangi
obyek desa Wisata Batik Kliwonan Sragen untuk mengamati secara
langsung sehingga dapat diketahui keadaan obyek yang sesungguhnya.
Observasi langsung, dilakukan beberapa kali dari tanggal, 10 November
2008 sampai dengan 17 Juni 2009.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi antara
pengumpul data dengan responden, Dalam pembuatan karya tulis akhir ini
dilakukan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait dengan desa
Wisata Kliwonan.
Adapun nara sumber yang diwawancarai untuk mendapatkan
informasi adalah dari pihak pengelola Desa Wisata Batik Kliwonan,
Kepala desa Kliwonan, Pemilik Usaha Batik, Staf Kantor Pemasaran dan
Investa si Pariwisata Kabupaten Sragen dan Dinas yang terkait, serta
pemerhati obyek tersebut.
c. Studi Dokumen
Studi Dokumen adalah metode pengumpulan data yang ditujukan
untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian meliputi
buku-buku yang relevan atau dokumen tentang obyek yang diteliti untuk
memperjelas penulisan.
Page 16
Adapun data-data tersebut berupa arsip – arsip Kantor Pemasaran,
Investasi & Promosi Kabupaten Sragen, arsip Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Sragen, arsip Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sragen,
Arsip Forum Klaster Pariwisata batik Kliwonan, serta dari alamat web
WWW.GOOGLE.COM.
d. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan bahan pendukung dari beberapa hasil-
hasil pengumpulan data diatas sebagai acuan suatu pokok bahasan. Bahan
studi pustaka diperoleh dari Perpustakaan Prodi, Perpustakaan Fakultas
dan Perpustakaan Pusat.
3. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan data dan melihat data-data yang terkumpul,
selanjutnya menganalisis data dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu
menguraikan apa yang ada dari permasalahan dalam penelitian.Pada tahap itu
dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk menjawab persoalan yang diajukan
dalam rumusan masalah. Analisa data yang digunakan deskriptif kualitatif.
Metode deskripif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
hubungan antara fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan
akurat.Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat rician,
gambaran sistematif, faktual dan akurat, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 1988 : 63).
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian disajikan dalam bentuk uraian
non statistik mengenai desa Kliwonan dengan cara merekonstruksi kesan –
Page 17
kesan yang ada dari hasil wawancara, observasi, study pustaka dan bahan
dokumen lainnya yang mendukung dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
Penyajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan desa
Kliowan yang sebenarnya, dengan melihat dari data-data yang telah diperoleh.
Oleh karena itu data yang diperoleh dari pengamatan langsung maupun dari
arsip serta dari wawancara akan digabung untuk di jadikan sebagai bahan
penulisan laporan tugas akhir ini.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Penulisan Laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang mana setiap
bab terbagi menjadi sub–sub bab dengan dengan disertai penjalasan. Adapun
penjelasan bab–bab tersebut berisi sebagai berikut :
Bab pertama merupakan bagian awal dalam proses penulisan tugas akhir
ini yang mana isinya berupa pendahuluan dengan isi didalamnya latarbelakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kajian pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan laporan.
Bab kedua, berisi tentang kabupaten Sragen, keadaan geografis, obyek dan
daya tarik wisata, produk unggulan yang dimiliki oleh Kota Sragen Serta jumlah
pengunjung yang datang ke kabupaten Sragen
Bab ketiga, dalam bab ini berisi tentang profil Desa Wisata Kliwonan
dikripsi, riwayat singkat, visi dan misi, sejarah berkembangnya produksi batik
mulai terbentuk sampai dengan saat ini, daya tarik obyek, nama pengusaha dan
hasil produksi batik, prose pembuatan batik dan struktur organisasi pengelola
Forum Klaster desa wisata Batik Kliwonan.
Page 18
Bab keempat merupakan tahap pembahasan yang berisi tentang potensi
yang ada pada desa Kliwonan, analisis yang dilakukan, upaya pengembangan
yang dilakukan oleh pemerintah setempat dan hambatan – hambatan dalam
pengembangan desa Kliwonan sebagai Desa Pusat Wisata Seni dan Kerajinan
Batik di kabupaten Sragen.
Bab kelima merupakan proses akhir dari penulisan laporan, yang berisi
tentang penutup dengan pembahasan mengenai kesimpulan dan saran yang
bermanfaat bagi pengembangan desa wisata Kliwonan sebagai desa Pusat Wisata
Seni dan Kerajinan Batik di Kabupaten Sragen.
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SRAGEN
A. Sekilas tentang Kabupaten Sragen
Sragen, merupakan sebuah kota kecil dari salah satu diantara 35 kota
kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang juga merupakan
salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur, dan
dialiri air dari sungai bengawan Solo, sungai yang legendaris dan banyak
menyimpan cerita-cerita legenda.
Terdapat dua legenda yang terkenal pada sungai bengawan Solo sampai
dengan sekarang, yaitu Pertama, legenda Jaka Tingkir yang dapat mengalahkan
40 buaya, dengan menaiki gethek ( alat transportasi air yang terbuat dar bambu
dan kemudian dikaitkan satu dengan yang lain ) yang juga dikenal dengan
Page 19
legenda “Sigromilir”. Kedua, Tulang Raksasa ( Balung Buto ) yang dipercaya
dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang kemudian diketahui sebagai
fosil-fosil manusia purba atau Manusia Jawa ( java Man / Homo Erectus ).
Kabupaten Sragen, masih termasuk di dalam eks karesidenan Surakarta,
dikenal juga oleh masyarakat umum dengan sebutan Bumi Sukowati. Secara
Administratif, Sragen terbagi menjadi 20 kecamatan, 8 Kalurahan dan 200 desa.
Daerah yang memiliki luas wilayah 94.155Ha atau sekitar 2,9 % dari luas wilayah
provinsi Jawa Tengah, dan terbagi menjadi beberapa area dan lahan yaitu :
Tabel 1. Pemetaan wilayah di kawasan kabupaten Sragen
No Lahan Luas
1 Sawah 39.759 Ha
2 Pemukiman 23.103 Ha
3 Perkebunan 19.367 Ha
4 Empang / Kolam 35,50 Ha
5 Perkebunan negara dan Tanaman kayu-
kayuan
1.035 Ha
6 Hutan negara 5.427 Ha
7 Lain – Lain 5.429 Ha.
(Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen, 2007)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa area persawahan adalah wilayah
tebesar di kabupaten Sragen sehingga banyak penduduknya yang bekerja sebagai
petani.
Sedangkan jumlah penduduk pada kabupaten Sragen tahun 2006,
sebanyak 863.914 jiwa dan terdiri dari :
18
Page 20
Tabel 2. Jumlah penduduk kabupaten Sragen tahun 2006
No Gender Jumlah
1 Laki - laki 426.958 jiwa
2 Perempuan 436.956 jiwa
(Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen, 2007)
Dengan rata-rata laju pertumbuhan 0,66 5 per tahun. Dari struktur umur
penduduk, kabupaten Sragen berada pada transisi muda menuju tua dengan
jumlah penduduk perempuan lebih besar dari laki-laki. Tingkatan Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2006 mencapai 462.614 orang.
Penyerapan tenaga kerja terbanyak terdapat pada sektor usaha pertanian
yang menyerap jumlah tenaga kerja terbanyak yaitu 335.650 orang sekitar 56,3%
dari lapangan pekerjaan yang ada. Presentasi peneyerapan jumlah tenaga kerja
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Data usaha dan pekerjaan penduduk kabupaten Sragen
No Usaha / Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Sektor Pertanian 335.650 orang 56,3%
2 Sektor Jasa 112.504 orang 18.9%
3 Sektor Perdagangan 82.656 orang 13,9%
4 Sektor Industri 38.498 orang 6.5%
5 Sektor usaha lain - 3 %
(Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen, 2007)
Yang termasuk dari Sektor usaha lain antara lain, pertambangan/galian,
konstruksi, komunikasi, keuangan, kelistrikan.
Page 21
Kabupaten Sragen memiliki cukup banyak potensi wisata untuk
dikembangkan sehingga menghadirkan wisatawan dan meningkatkan pendapatan
daerah. Secara garis besar wilayah Kabupaten Sragen bercirikan tanah kapur dan
kurang subur di bagian utara sungai bengawan Solo, dikarenakan merupakan
bagian dari pegunungan Kendeng yang berkapur. Sedangkan didaerah Selatan
sungai bengawan Solo relative lebih subur karena merupakan bagian dari
pegunungan Lawu.
Pariwisata merupakan sebagai salah satu aset ekonomi Sragen, karena
dapat memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan asli daerah. Sektor
pariwisata diharapkan mampu untuk menjadi penggerak ekonomi lokal sehingga
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja,
karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor “tahan banting” dari
berbagai ketidakstabilan situasi dan kondisi sehingga selalu jadi andalan.
Pada tahun 2007, pariwisata Kabupaten Sragen mengalami perkembangan
yang cukup pesat, itu bisa kita lihat dari tabel berikut :
Tabel 4. Data Pengunjung tahun 2006 - 2007
Jumlah Pengunjung Kabupaten Sragen
No Data 2006 2007 Presentase
Kenaikan
1 Jumlah
pengunjung
221.635 orang 239.489 orang 8.1 %.
2 Jumlah
Pendapatan
Daerah
Rp. 449.593.400,- Rp. 477.161.131,- 6.1 %.
(Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen, 2007)
Dengan naiknya jumlah pengunjung yang hadir ke obyek wisata di
kabupaten Sragen, selain menambah jumlah pendapatan asli daerah juga
Page 22
menunjukan bahwa minat bekunjung ke kabupaten Sragen mengalami
peningkatan dan kabupaten Sragen mulai dikenal dalam bidang pariwisatanya.
B. Keadaan Geografis Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen merupakan Kabupaten paling timur sehingga berada di
perbatasan yang menghubungkan provinsi Jawa tengah dan Jawa Timur. Secara
geografis terletak di antara 70°15° - 70°30° Lintang Selatan dan antara 110° 45° -
111° 10° Bujur Timur serta berbatasan langsung dengan :
- Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan
- Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar
- Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali
- Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi ( Prov. Jawa Timur).
Dengan rata-rata 109 m diatas permukaan air laut, Sragen merupakan
dataran rendah beriklim tropis dengan musim kemarau dan hujan. Temperatur
udara tergolong sedang, berkisar antara 19 ° – 31° Celcius dan curah hujan
dibawah 3000mm/ tahun dengan jumlah hari hujan dibawah 150 hari /tahun
(Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
C. Obyek Dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Sragen
Sragen merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Jawa Tengah, dan
memiliki banyak potensi - potensi wisata yang siap untuk dikembangkan untuk
mendatangkan pendapatan daerah dan devisa bagi negara.
Page 23
Adapun potensi – potensi wisata tersebut adalah :
1. Museum Sangiran
Kawasan Sangiran memiliki luas mencapai 56 km persegi. Bentangan
kawasan dari barat ke timur sepanjang 7 KM. Di Wilayah ini ditemukan fosil
lebih dari 13.000 buah. Temuan fosil-fosil Hominid Purba antara lain homo
erectus, Stegodon trigonocephalus (gajah), Buablus palaeokarabau (kerbau).
Temuan fosil Homonid Purba di Kawasan sangiran merupakan temuan fosil
terbesar, yaitu sekitar 65% dari temuan di Indonesia. Bahkan temuan
Hominid di Sangiran merupakan 50% dari temuan Hominid Purba di dunia.
Museum yang dibangun pada 1980 ini memiliki koleksi 13.806 buah
Fosil, yang terdiri dari fosil Manusia, Hewan Vertebrata, Binatang Air,
Batuan, Tumbuhan laut dan Alat-alat Batu. Mueum Sangiran telah ditetapkan
sebagai World Heritage No. 593 oleh komite World Heritage pada peringatan
ke-20 tahun di Marida, Meksiko. Museum sangiran merupakan situs fosil
terlengkap di pulau Jawa.
Fasilitas yang ada pada Museum Sangiran sebagai World Heritage,
antara lain Menara Pandang untuk menikmati keindahan sekitar Sangiran.
Wisma Sangiran jika para pengunjung menginginkan untuk menginap.
Ruang Pameran Laboratorium, Aula, Perpustakan, Gudang Penyimpanan,
Ruang Audio Visual untuk melihat film documenter tentang kehidupan
manusia purba. dan kios-kios souvenir (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi
& Promosi Kabupaten Sragen).
2. Waduk Kedung Ombo
Page 24
Waduk Kedung Ombo ( WKO )merupakan salah satu sumber daya
alam buatan seluas 6.576 Ha yang terdiri dari perairan waduk 2.830 Ha dan
lahan tidak tergenang 3.746 Ha. Para pengunjung bisa menikmati panorama
sekitar waduk, memancing ikan, berbelanja di pasar ikan dan berpetualang
dengan perahu motor di daratan serupa pulau yang berada di tengah waduk.
Di waduk ini juga dikembangkan pembudidayaan ikan dengan sistem
karamba yang bisa menambah penghasilan warga setempat dan sebagai
penyedia ikan di Kabupaten Sragen. Selain itu juga terdapat restoran apung
yang menyediakan menu-menu khas setelah pengunjung menikmati asyiknya
meancing di perairan waduk.
Di kawasan waduk kedung ombo juga tersedia beberapa homestay
milik Pemerintah Kabupaten Sragen yang tadinya disediakan untuk para
perserta Kejuaraan Pacuan Kuda dari luar kota. Namun seiring
perkembangannya, diluar event pacuan kuda, bisa dpakai oleh para
pengunjung jika ingin menginap.
Bagi penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan, di Waduk Kedung
Ombo juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan
aneka makanan olahan berbahan ikan (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi
& Promosi Kabupaten Sragen).
3. Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus
Obyek wisata Gunung Kemukus merupakan petilasan Pangeran
Samudro. Beliau adalah keturunan terakhir yang berguru pada kyai Ageng
Guntur di Lereng Gunung Lawu. Beliau mengemban tugas suci menyatukan
Page 25
saudara-saudaranya yang bercerai-berai. Banyak pengunjung datang
berziarah ke makam Pangeran samudro untuk mendapatkan berkah.
Makam ini terletak di desa pendem, kecamatan Sumberlawang,
Sragen. Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan
ketinggian sekitar 300 meter diatas permukaan laut. Letaknya menjorok
ketengah Waduk Kedung Ombo.
Selain makam Pangeran Samudro didalam komplek makam tersebut
juga terdapat makam R.Ay Ontrowulan, Ibu dari Pangeran Samudrao, dan
dua abdi setianya. Para pengunjung juga dapat menikmati pohon-pohon
langka dengan akar akar yang meliuk-liuk, mandi di Sendang Ontrowulan
yang dipercaya dulunya sering dipakai mandi oleh R.Ay Ontro wulan.
Pangeran Samudro adalah salah satu anak penguasa terakhir kerajaan
Majapahit, sebuah kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-
13. Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur itu wilayah kekuasaannya
meliputi kepulauan Indonesia dan membentang hingga bagian selatan India.
Memasuki Dukuh Samudro di lereng Kemukus, pengunjung akan
menjumpai berbagai aktivitas khas warga pedesaan. Proyek Waduk Kedung
Ombo yang diresmikan pada 1990 menyebabkan bukit Kemukus kini
dikelilingi oleh air. Dari kejauhan terlihat seperti bukit di tengah telaga. Jika
debit air sedang tinggi, pengunjung harus menyeberang dengan
menggunakan perahu atau rakit yang disediakan penduduk.
Ritual yang paling ramai dan diminati pengunjung adalah upacara di
bulan Syuro bulan pertama dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan
dimulainya bulan Muharram dalam kalender Islam. Tiap Kamis malam
Page 26
diadakan pentas wayang kulit semalam suntuk. Sedangkan pada hari Kamis
di pekan pertama bulan Syuro digelar tradisi larap slambu yang merupakan
ritual pencucian kain penutup makam Pangeran Samudro. Ritual ini
dipercaya memberi berkah bagi pengunjung yang memanfaatkan air bekas
cucian slambu dan potongan kain slambunya.
Saat ritual Larap Slambu, para bangsawan Kraton Surakarta bisanya
turut menghadirinya. Mereka berbusana tradisional Jawa. Pada hari itu
wisatawan dapat menjumpai ornamen dan pakaian tradisional Jawa, prajurit
dengan senjata khas kraton kuno di setiap sudut Kemukus. Nuansa
tradisional Jawa sangat terasa pada ritual Larap Slambu itu.
Pola kehidupan, kebudayaan, dan kepercayaan yang berlangsung
dalam masyarakat kawasan Gunung Kemukus. Di kawasan tersebut bakal
ditemui jejak-jejak perjumpaan antara tradisi Jawa Hindu dan Islam.
Lengkap dengan berbagai legenda dan artefak bersejarah yang tersisa
(Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
4. Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang
Merupakan arena pacuan kuda yang terletak di desa Ngartgotirto,
Kecamtan Sumberlawang. (+ 29 Km dari Solo atau + 31 km dari obyek
wisata waduk Kedung Ombo)Panjang lintasanya 600 m dan merupakan
miniatur Pacuan Kuda di Pulo Mas Jakarta. Kejuaraan pacuan kuda perdana
yang bertaraf nasional memperebutkan Piala Gubernur dilakanakan pada
bulan desember dan telah menjdi agenda tahunan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sragen selain sebagai pengembangan Obyek wisata Waduk
Kedung Ombo.
Page 27
Akses menuju lintasan pacuan kuda Nyi Ageng Serang relatif mudah.
Arena pacuan kuda itu berjarak 30 kilometer dari pusat kota Kabupaten
Sragen dan dapat ditempuh selama 40 menit dengan mengendarai mobil
pribadi.
Penduduk disekitar obyek membuka penginapan atau homestay di
rumahnya, jadi bagi pengunjung yang ingin bermalam tidak kebingungan.
Warung-warung makan dengan menu khas pedesaan juga siap memanjakan
lidah siapapun yang datang.
Pada saat ini, tengah disusun rute untuk wisata menunggang kuda
(horse riding). Di arena pacuan telah tersedia empat kuda hasil persilangan
antara kuda Eropa dan lokal. Tunggangan ini siap digunakan berkuda
mengelilingi perbukitan dan lembah di sekitar arena pacuan dan waduk
Kedung Ombo. Pengunjung yang belum pernah naik kuda tidak perlu
khawatir, karena Pengelola pacuan kuda telah menyediakan pemandu dan
sekaligus melatih pengunjung menunggang kuda.
Selain itu, telah didukung pula oleh fasilitas komplek pacuan kuda
juga lengkap. Lintasan pacuan area pit stop dan tribun yang representatif
untuk pertandingan internasional, juga terdapat istal atau stable yang terjamin
kebersihannya (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten
Sragen).
5. Pemandian Air Panas Bayanan dan Ngunut
Pemandian Air panas Bayanan terletak 17 km sebelah tenggara Kota
Sragen. Tepatnya, di Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan
Page 28
Sambirejo,sedangkan Pemandian Air panas Bayanan Ngunut terletak 17 KM
sebelaha tenggara ibukota Kabupaten Sragen, tepatnya didesa Jetis.
Selama perjalanan menuju lokasi wisata Bayanan, para pengunjung
akan disuguhi pemandangan indah berupa hamparan sawah menghijau dan
kerimbunan hutan karet. Akses jalan yang sudah sangat memadai
memudahkan aneka macam kendaraan hingga ukuran mikrobus dapat leluasa
mencapai lokasi.
Sumber air panas Bayanan dipercaya menyimpan khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan. Air panas Bayanan diyakini mampu
menyembuhkan aneka masalah kesehatan, antara lain gatal-gatal, rematik,
pegal linu, flu tulang. Bahkan untuk beberapa kasus yang terjadi pada
beberapa pengunjung, setelah beberapa kali mandi air panas Bayanan mampu
menstabilkan tekanan darah (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi &
Promosi Kabupaten Sragen).
6. Hyang Tirto Nirmolo
Mitos yang dipercaya penduduk desa di sekitar sumber air panas
Bayanan menyebutkan bahwa sumber air panas Bayanan tersebut dijaga oleh
makhluk halus berkekuatan magis. Makhluk itu bernama Hyang Tirto
Nirmolo dan suka menolong menyembuhkan orang sakit. Penduduk setempat
merasakan bahwa gatal-gatal (bubul-jawa), capek setelah bekerja berat dapat
segera sembuh dan segar kembali usai mandi dengan air Bayanan. Oleh
sebab itu, sebuah rumah kecil dibangun untuk lokasi upacara adat. Di
bangunan yang sekarang dianggap keramat tersebut rutin diadakan upacara
merayakan panen. Tradisi turun temurun itu biasanya berlangsung pada hari
Page 29
Jumat Legi dalam penanggalan Jawa (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi
& Promosi Kabupaten Sragen).
7. Ziarah Makam Joko Tingkir
Obyek Wisata Ziarah Makam Joko Tingkir terletak di tepi Sungai
Bengawan Solo, yang tepatnya di Desa Butuh, Kecamatan Plupuh, Selain
makam Joko Tingkir, diobyek wisata ini wisatawan juga dapat melihat
perahu (gethek) yang konon pernah digunakan oleh Pangeran Joko Tingkir
sewaktu mengalahkan 40 buaya (legenda sigromilir).
Banyak orang-orang yang berziarah ke makam ini terutama pada hari-
hari besar kalender jawa., misalnya 1 suro. Pada satu hari setelah perayaan
hari raya Idul Fitri,disini diselenggarakan ritual ” Larung Gethek Joko
Tingkir ” yang dimulai dari Taman Jurug ditepi Bengawan Solo dan berakhir
di Desa Butuh. Larung Gethek Joko Tingkir merupakan salah satu atraksi
wisata yang menarik bagi wisatawan. Ritual tersebut selalu menarik ribuan
pengunjung yang ingin mendapatkan ketupat yang dipercaya membawa
berkah (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
8. Desa Wisata Mandiri kecik
Desa ini memiliki komoditas pertanian unggulan, antara lain
semangka, melon, dan bawang merah. Desa ini juga telah memperoleh
banyak prestasi dalam bidang sosial-ekonomi masyarakatnya, prestasi
tersebut dapat di lihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu
Desa Kecik dijadikan salah satu desa unggulan Kabupaten Sragen yang
Page 30
berpotensi menjadi salah satu daya tarik wisata (Sumber : Kantor Pariwisata
Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
9. Perkebunan Karet
Perkebunan karet yang terletak di Kecamatan kedawung ( 17 KM dari
pusat kota Sragen ) ini memiliki nilai ekonomis sebagai penyuplai getah dan
karet. Selain keindahan alam, perkebunan ini sering juga dimanfaatkan
masyarakat sebagai tempat wisata. Udara sejuk dan pemandangan alam yang
indah dan asri dapat mengembalikan kesegaran tubuh yang lelah beraktifitas.
Para pengunjung yang ingin lebih menyatu dengan kehidupan alam,
perkebunan karet ini merupakan lokasi tepat untuk berkemah. Ketika musim
durian tiba, banyak dijual durian berjajar disepanjang jalan (Sumber : Kantor
Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
10. Ndayu Alam Asri
Desa Dayu terletak di Kecamatan Karangmalang. Para pengunjung
bisa menikmati keindahan alam berupa sungai, hutan, taman, dan kebun
binatang mini. Berpepetualang sambil mengembangkan hobi memancing,
berperahu, hiking, maupun camping. Setelah selesai mereka bisa melapaskan
lelah dan beristirahat di wisma yamg nyaman dan bersih lengkap dengan
fasilitas penginapannya (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi
Kabupaten Sragen)
11. Desa Wisata batik Kliwonan
Desa wisata batik kliwonan terletak 13 KM dari pusat kota Kabupaten
Sragen dan telah dilengakapi dengan infra struktur yang memadai. Selain
Page 31
berbelanja, pengunjung juga dapat melihat proses pembatikan secara
langsung.
Kabupaten Sragen memiliki sentra produksi batik terbesar setelah kota
Pekalongan dan Surakarta. Industri batik ini dikenal dengan sebutan Batik
GirLi ( Pinggir kali ), kali = Sungai ( dalam bahasa Indonesia ), karena
letaknya yang berada di pinggiran sungai Bengawan Solo. Terdapat 4.817
perajin batik dengan menyerap sekurangnya 7.072 tenaga kerja. Walau
berupa industri ruamahan dan berlokasi di pedesaan, kapasitas produksi batik
yang dihasilkan cukup memadai.
Desa Kliwonan ini juga memiliki suasana pedesaan yang
menyenangkan yang khas dengan pemandangan alamnya. Warga desa wisata
Batik masih memelihara kesenian lokal., anatara lain pencak silat, wayang
kulit, kesenian rebana.
Sebagian besar obyek - obyek tersebut sudah banyak dikenal oleh
masyarakat luas, dan sebagian masih dalam tahap pengembangan (Sumber :
Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
D. Produk Unggulan Kabupaten Sragen
Selain memiliki obyek-obyek wisata yang cukup bagus, kabupaten Sragen
juga memiliki produk-produk unggulan dan tak kalah bagus dengan produk
unggulan daerah lain. Sebagian produk ini juga diproduksi di obyek-obyek wisata,
produk-produk tersebut antara lain :
1. Produk Pertanian dan Perkebunan
Page 32
Beberapa produk unggulan Kabupaten Sragen di bidang pertanian dan
perkebunan telah dikenal masyarakat baik dalam sampai dengan keluar
wilayah Sragen, produk tersebut antara lain adalah pupuk organic, tananaman
garut dan semangka.
a. Padi organic
Bahan makanan yang aman untuk di konsumsi karena dalam
proses penanamannya menggunakan pupuk dan pengendali hama
alamiah, dan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Selain sangat
baik untuk kesehatan padi organik membutuhkan biaya produksi yang
murah dan nilai jual cukup tinggi.
b. Tanaman Garut
Merupakan bahan makanan alternative yang banyak di
budidayakan di Kabupaten Sragen, terutama di Kecamatan Gesi,
Sukodono, dan Jenar. Umbi yang dihasilkan oleh tanaman garut
merupakan bahan baku beberapa produk makanan, antara lain emping
garut, mie kering, makanan bayi, tepung garut, dan es krim.
c. Buah Semangka
Berbagai jenis semangka seperti berbiji maupun tanpa biji, baik
semangka kuning maupun semagka merah dapat didapatkan disini.
Bahkan, semangka menjadi ciri khas salah satu kecamatan di Sragen,
yaitu di Kecamatan Masaran (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi &
Promosi Kabupaten Sragen).
Page 33
Selain itu Sragen juga merupakan produsen daging, susu, telur
dan produk-produk yang lain, yang antara lain pakan ternak dengan
merek dagang “materi feed”, kulit, dan pupuk organic yang berasal
dari kotoran kandang komunal, serta pertisida alami yang dibuat dari
fermentasi urine sapi.
Kabupaten Sragen juga mendapat kepercayaan dari provinsi
Jawa Tengah sebagai satu-satunya pusat pembimbitan sapi Brangus di
Jawa Tengah. Ternak lain yang banyak dibudidayakan adalah ternak
cacing dan jangkrik (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi
Kabupaten Sragen).
2. Produk perikanan
Diwaduk Kedung Ombo, warga membudidayakan ikan air tawar
dengan sistem karamba apung, Ikan air tawar yang di budidayakan antara lain
budidaya ikan Nila merah, Karper, dan Patin. Ikan-ikan yang dihasilkan dari
Waduk Kedung Ombo ini layak dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
karena waduk ini terbebas dari pencemaran bahan-bahan kimia (Sumber :
Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen)
3. Produk tekstil dan Konveksi
Di kabupaten Sragen telah dibangun industri-industri tekstil besar yang
menghasilkan produk dalam skala besar, baik digunakan untuk dalam negeri
maupun luar negeri. Berupa industri rumah tangga maupun industri dengan
skala lebih besar. Industri ini berpusat di daerah Kliwonan dan menghasilkan
produk-produk pakaian khususnya batik untuk diekspor antara lain ke
Page 34
Malaysia, Brunei, Singapura, dan arab Saudi. Selain itu industri konveksi atau
pakaian kecil juga banyak berkembang di Kabupaten Sragen (Sumber : Kantor
Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
4. Kerajinan Sangkar burung
Kerajinan yang lain adalah sangkar burung,dan ini dapat kita jumpai di
desa Karangmalang, Kecamatan Masaran dan Desa Wedi Kecamatan
Gondang. Dengan kualitas yang baik, kuat dan dengan model yang bagus.
Produk sangkar burung dari dua daerah ini telah dipasarkam ke
berbagai kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Yogyakarta, Solo,
Semarang, Surabaya, Denpasar, medan, dan Palembang (Sumber : Kantor
Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
5. Kerajinan batik
Kerajinan dan corak kain batik hasil tangan para pengarajin lokal tidak
kalah jika dibandingakan dengan produk batik dari daerah lain. Pusat
kerajinan batik berada di desa kliwonan, kecamatan Masaran. Kerjinan batik
bukan hanya dipasarkan di wilayah Sragen saja, namun juga di pasarkan ke
daerah-daerah lain bahkan sampai ke luar negeri (Sumber : Kantor Pariwisata
Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
6. Kerajinan batu indah bertuah
Batu bertuah adalah hasil kerajinan khas masyarakat yang berada di
kawasan situs Sangiran. Hasil kerajinan bisa ditemukan di lokasi wisata
Museum sangiran dengan jenis dan bentuk yang bervariasi (Sumber : Kantor
Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
Page 35
7. Kerajinan wayang beber
Wayang beber adalah kerajinan khas desa Gabugan, Tanon.
Wayang beber adalah seni kerajinan wayang yang dilukiskan pada kan kanvas
dengan menggunakan tangan ini merupakan kerajinan unggulan yang teru
dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten sragen untuk melestarikan budaya
bangsa Indonesia (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi
Kabupaten Sragen).
8. Produk Makanan
Makan khas yang dihasilkan Kabupaten Sragen antara lain emping
Garut yang diproduksi di Gesi, tempe keripik di Jurang Jero dan tempe di
Sambung macan, serta kripik buah (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi &
Promosi Kabupaten Sragen).
9 Produk Furniture / mebel
Sentra penghasill mebel di Kabupaten Sragen berada di kecamatan
Kalijambe, Gemolong, Miri, Sumberlawang, dan Sambungmacan. Berbagai
bentuk dan desain mebel bisa ditemukan didaerah-daerah tersebut. Produk-
produk mebel tersebut terbuat dari berbagai jenis kayu antara lain kayu jati,
mahoni, pinus, akasia dll. (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi
Kabupaten Sragen).
E. Kunjungan Wisatawan Dikabupaten Sragen
Page 36
Kunjungan wisatawan ke kabupaten Sragen mulai meningkat, terutama
wisatawan mancanegara, dari tahun 2006 sampai tahun 2008 wisatwan yang hadir
selalu bertambah. Itu membuktikan bahwa dunia pariwisata di kabupaten Sragen
semakin dikenal oleh masyarakat luas.
1. Data kunjungan wisatawan domestik ke Kabupaten Sragen.
Peningkatan jumlah pengunjung yang datang di tiap-tiap obyek wisata
di tiap tahunnya, kecuali di obyek wisata gunung kemukus yang mengalamui
penurunan jumlah pengunjungnya :
Tabel 5. Data kunjungan wisatawan domestik ke Kabupaten Sragen.
KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK TAHUN 2004 S.D 2008
No Obyek Wisata 2004 2005 2006 2007 2008
1 BAYANAN 50.292 50.669 30.471 30.025 32.171
2 KARTIKA 81.294 84.106 86.413 92.691 85.355
3 GUNUNG
KEMUKUS
50.152 45.630 45.593 45.002 45.354
4 MUSEUM
SANGIRAN
24.887 30.879 40.774 50.546 55.978
JUMLAH 206.625 211.284 203.221 218.264 218.858
(Sumber : Counterpart, Disparbudpor Kab. Sragen, 2009)
2. Data kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten Sragen
Peningkatan jumlah pengunjung dari manca negara dapat kita lihat
melalui tabel dibawah berikut :
Tabel 6. Data kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten Sragen
Page 37
Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten Sragen
TAHUN 2004 S.D 2008
No Negara Asal 2004 2005 2006 2007 2008
1 ASIA PASIFIK 124 222 70 406 1371
Jepang 100 165 83 353 1317
Korea 1 3 2 3 1
Cina 2 2 - - -
Taiwan 1 - 20 - -
Malaysia 4 - 34 10 13
Brunei D 1 - - - -
Australia 11 27 31 28 26
Selandia Baru 2 2 - 1 6
Singapura 2 22 - 6 5
Thailand - 1 - - 2
Filipina - - - 1 -
Jakarta Domisili - - - 1 -
Hongkong - - - 3 -
Vietnam - - - - 1
2 AMERIKA 62 25 49 31 84
AS 37 17 41 26 69
Kanada 15 5 6 1 14
Meksiko 3 - 2 - -
Ekuador 7 - - - -
Argentina - 1 - - -
Brazil - 2 - 4 -
Uruguay - - - - 1
3 TIMUR TENGAH 3 1 2 0 0
Maroko 2 1 - - -
Yordania 1 - - - -
Turki - - 2 - -
4 EROPA 59 121 104 110 215
Italia 6 2 4 1 6
Belanda 6 21 30 33 54
Jerman 23 18 13 2 43
Swiss 9 - 5 10 19
Spanyol 7 13 3 1 4
Belgia 2 - 16 - 12
Denmark 2 5 - - 8
Norwegia 1 - 4 3 6
Inggris 2 9 15 15 26
Swedia 1 3 11 5 1
Page 38
Perancis 29 - 3 31 19
Austria - 7 - - 4
Polandia 14 - - 5 -
Cheko Rep. - - - 4 -
Latvia - - - - 2
Rusia - - - - 11
5 LAINNYA 19 6 41 2 0
International School 19 6 41 2 -
(Sumber : Counterpart, Disparbudpor Kab. Sragen, 2009)
Peningkatan pengunjung baik wisatawan dalam maupun luar negeri dapat
kita lihat dari tabel – tabel diatas. Wisatawan mancanegara mengalami
peningkatan hampir pada tiap tahunnya menunjukkan bahwa obyek wisata di
kabupaten sragen mulai semakin dikenal oleh wisatawan dari luar negeri.
BAB III
GAMBARAN UMUM DESA BATIK KLIWONAN
A. Diskripsi Desa Batik Kliwonan
Desa Batik Kliwonan terbentuk sebagai tanda dimulainya perkembangan
industri pariwisata di Kabupaten Sragen, terutama perkembangan dalam hal
wisata kesenian kerajinan batik. Desa Wisata Batik Kliwonan, adalah kumpulan
enam desa pengahasil batik di Sragen, yitu Desa Pilang, Kliwonan, Sidodadi di
kecamatan Masaran dan desa Gedongan, Jabung dan Pungsri kemudian dari dua
kecamatan itu disatukan. Desa-desa yang terletak sekitar 12 kilometer sebelah
selatan pusat kota Kabupaten Sragen atau 15 kilometer sebelah timur laut kota
Solo ini, kemudian oleh pemerintah Kabupaten Sragen diresmikan menjadi Desa
Wisata Batik tahun 2004.
Page 39
Tujuan dibentuknya Desa Wisata Batik Kliwonan adalah untuk
memaksimalkan potensi masyarakat yang ada, serta menjaga dan melestarikan
kesenian warisan nenek moyang yang telah turun-temurun dari jaman dulu.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen lantas menetapkan sentra batik itu
sebagai kawasan wisata terpadu, yang dinamakan Desa Wisata Batik Kliwonan.
“Kami tetapkan Desa Kliwonan sebagai Desa Wisata Batik sekaligus pusat
pengembangan, pelatihan, dan pemasaran batik khas Sragen,” terang Untung
(Sumber : http//harianjoglosemar.com, mei 2009).
Kabupaten Sragen memiliki dua sub sentra batik yang menjadi tempat
produksi batik, yakni kecamatan Plupuh dan kecamatan Masaran. Dua sub sentra
batik tersebut memiliki beberapa desa penghasil batik yang masih aktif
berproduksi, desa tersebut adalah desa Jabung dan desa Gedongan
yang berada di kecamatan Plupuh dengan desa Pilang, desa Sidodadi, dan desa
Kliwonan yang berada di kecamatan Masaran.
Batik dari Sragen juga disebut dengan batik Girli, itu dikarenakan letak
desa yang berada di pinggiran sungai yaitu sungai begawan Solo atau kali ( dalam
bahasa jawa ), industri batik tersebut dikenal dengan sebutan Batik Girli ( Pinggir
Kali ). Di dua sub sentra batik tersebut terdapat 4.817 pengrajin batik dengan
menyerap sekurangnya 7.072 tenaga kerja (Sumber : Arsip Kantor Pariwisata
Investasi & Promosi Kabupaten Sragen).
Desa Wisata Batik Kliwonan terletak 13 km dari pusat kota Sragen dan
telah dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai. Wisatawan selain dapat
berbelanja kain batik namun juga bisa sekaligus melihat secara langsung proses
37
38
Page 40
pembatikan, mulai dari pemberian motif, pelapisan dengan sejenis parafin,
pembatikan, pewarnaan, dan penjemuran.
Desa Wisata Batik Kliwonan memilki suasana pedesaan yang khas dan
pemandangan alam yang sangat bagus, cocok untuk shooting film yang berlatar
belakang alam, fotografi pre-wedding, maupun fun out bound.
Warga setempat sangat ramah terhadap pengunjung yang datang ke desa
mereka, dan warga setempat masih memelihara kesenian lokal peninggalan para
pendahulu mereka dan sampai sekarang masih dijaga dan dilestarikan, yaitu,
antara lain kesenian bela diri pencak silat, wayang kulit, dan kesenian rebana.
Semua kesenian ini dapat ditampilkan untuk menyambut ketika ada rombongan
touris yang ingin menyaksikan secara langsung (Wawancara dengan Johny Adhi
Aryawan, November 2008).
Batik yang dihasilkan dari Desa Wisata Batik Kliwonan ini cukup banyak
dan sangat bervariasi. Batik Kliwonan memiliki motif berbeda dari motif batik
daerah lain. Batik Sragen lebih kaya dengan ornament flora dan fauna. Sering kali
pengrajin memadukannya dengan motif-motif baku seperti parang, kawung,
sidodrajat dan sidoluhur, mereka juga menciptakan inovasi baru dengan merekam
aktivitas keseharian masyarakat. Bahkan, batik-batik yang dijual di Solo sebagian
adalah produk dari Desa Kliwonan.
Batik dari desa Kliwonan ini sudah sangat dikenal oleh masyarakan luas
bukan hanya dikenal di daerah sekitar Solo, Jawa Tengah, dan Indonesia saja,
namun telah menembus sampai ke pasar Luar Negeri (Sumber:
pariwisatasragen.worrdpress.com, juni 2008).
Page 41
Akses menuju kawasan Desa Wisata Batik Kliwonan dapat ditempuh
dengan berbagai alat transportasi darat dengan berbagai kendaraan melalui tiga
kota besar di Jawa yaitu; Solo, Semarang dan Surabaya.
B. Riwayat Singkat Desa Batik Kliwonan
Usaha Jasa Batik Setro baru yang diperkirakan berdiri tahun 1880,
diindikasikan sebagai petilasan sejarah berdirinya batik sragen, adapun pendiri
dari usaha Jasa Batik Setro baru kala itu adalah Bp. Setro yang berasal dari Dukuh
Kuyang desa Kliwonan. Konon dukuh Kuyang dulunya merupakan tempat pusat
kegiatan usaha Batik Setro Baru, tempat usaha batik yang kini dijadikan makam
Dukuh Kuyang Desa Kliwonan.
Desa Kliwonan dan Pilang kecamatan Masaran, dijaman penjajahan
Belanda, merupakan sentra kerajinan batik kebanggaan leluhur dan tetap lestari
hingga sekarang ini. Bp suwarno 64 tahun, mengatakan bahwa pengusaha besar
batik di desa Kliwonan dan Pilang hingga 8 keturunan, yaitu Bp. Setro, Bp.
Pawiro sentono, Bp. Darso Suwito, Bp. Parjan (brotoseno), Bp. Eko Suprihono
(brotoseno). (Sumber : Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sragen).
Kerajinan batik yang tumbuh di kawasan Desa Wisata Batik Kliwonan ini
merupakan sentra batik terbesar diluar klaster Surakarta dan Jogjakarta. Dari segi
kuantitas produksi batik, kawasan ini berada di urutan ketiga di wilayah Jawa
Tengah, setelah Pekalongan dan Surakarta.
Desa Wisata Batik Kliwonan ( Batik Sragen ) diresmikan oleh pemerintah
kabupaten Sragen pada tahun 2004, setelah melihat potensi – potensi yang bisa
Page 42
dikembangkan pada desa Kliwonan dan sekitarnya. Selain juga dengan adanya
keinginan untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam pengmbangan
pariwisata ( community-based tourism ) yang bercirikan atraktif, interaktif, kreatif,
mengangkat potensi masyarakat lokal, serta tidak mengada-ada atau merekayasa
sesuatu yang sebenarnya tidak lahir dari kultur setempat (Sumber : Wawancara
dengan Joko, februari 2009).
C. Visi dan Misi dari desa Wisata Batik Kliwonan
Dibentuknya desa wisata batik Kliwonan ini memiliki visi dan misi yang
dijadikan sebagai acuan untuik pengembangan desa Kliwonan itu sendiri sehingga
dapat lebih meju dan berkembang visi dan misi itu adalah :
1. Visi : Menuju Desa Wisata yang beraneka dan kompetititf tahun 2004,
yang ekonominya maju, berwawasan lingkungan, didukung obyek
wisata yang beragam dan menarik, sektor industri batik, sektor
perdagangan hasil bumi, sektor perhubungan dan sektor jasa.
2. Misi : a. Pemberdyaan kelompok usaha.
b. Peningkatan usaha batik.
c. Pengembangan pertanian tradisional.
d. Pengembangan obyek wisata budaya.
e. Peningkatan fasilitas umum.
f. Pengembangan obyek wisata
g. Pengembangan prasarana tradisional.
h. Penyediaan praarana komunkasi dan transportasi.
Page 43
i. Pemberdayaan masyarakat dan stageholder lainnya.
Dengan misi tersebut pengelola desa wisata batik Kliwonan mengharapkan
akan segera terwujud dukungan pembangunan dari semua pihak terkait,
(masyarakat, swasta, dan pemerintah), sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraaan masyarakat (Sumber : Kantor Pariwisata Investasi & Promosi
Kabupaten Sragen).
D. Perkembangan Produksi Batik
Kesenian batik sudah ada pada masa jaman kerajaan majapahit, pada
sekitar tahun 1255. Pada masa itu batik tebagi menjadi dua, yaitu, batik Rakyat
dan batik Kraton. Batik kraton pun terbagi menjadi dua, yaitu Kraton Jogjakarta
dan kraton Surakarta. Antara Kraton Yogyakarta dan Surakarta memilik ciri khas
yang berbeda. Batik Kraton memiliki ciri khas antara lain dengan motif-motif
batik Klasik Sampai sekarang motif batik kraton tetap dipertahankan sebagai salah
satu khas dan jatidiri batik tersebut.
Sedangkan batik rakyat mengalami beberapa perubahan, batik rakyat
memiliki ciri khas lebih kepada kehidupan mereka sehari-hari dan yang ada di
sekitar mereka. Batik rakyat muncul bersama munculnya batik Kraton, ketika
kraton melihat batik rakyat, pihak kraton akhirnya mengangkat para perajin batik
dari rakyat jelata tersebut menjadi abdi dalem.
Setelah beberapa waktu, kemudian para pekerja tersebut mencoba
mengembangkan potensi mereka dengan mengembangkan batik di luar wilayah
Page 44
Kraton. Dan memembutuhkan pekerja untuk memproduksi batik mereka. Maka
mereka merekrut kembali pekerja dan mereka menjadi juragan-juragan baru batik.
Pihak Kraton tidak merasa terganggu dan akhirnya menjadikan mereka
relasi dalam bisnis batik, batik terus berkembang dan para pekerja yang direkrut
kembali lagi ke daarah masing-masing dan mengembangkan batik di daerah
mereka. Salah satunya di Sragen, dan sekarang berkembang menjadi desa Batik
Kliwonan (Wawancara dengan Johny Adhi Aryawan, November 2008).
Desa Wisata Kliwonan merupakan tempat yang tepat bagi wisatawann
peminat kerajinan traditional daerah, terutama kesenian batik. Selain bisa membeli
segala ornament tentang batik, disini wisatawan juga akan mendapatkan
pengalaman yang lain yang mungkin tidak akan didapatkan pada obyek wisata
lain.
Batik yang dihasilkan oleh pengrajin batik disini lebih bervariasi sehingga
berbeda dengan batik dari daerah lain. Batik Sragen kaya akan ornamen Flora dan
fauna. Ornamen tersebut sering juga dikombinasikan dengan motif baku, seperti
parang dan sidoluhur. Selain itu Pengrajin juga mengembangakan motif baru yang
menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal (Wawancara dengan
Johny Adhi Aryawan, November 2008).
Seiring dengan berkembangnya batik di Sragen, berbagai perkembangan
terjadi, yang antara lain jumlah pengusaha, pengrajin dan hasil batiknya, sehingga
sampai dengan saat ini, yaitu :
a. Jumlah pengusaha
Page 45
Sampai saat ini jumlah pengusaha yang telah resmi adalah 41
pengusaha batik, 12 pengusaha batik dari desa Kliwonan dan 29 Pengusaha
batik dari desa Pilang.
Tabel 7. Daftar Pengusaha Batik dari desa Kliwonan
No Nama Pengusaha Nama Perusahaan Alamat
1 Bp. Ramno batik Purnama Dalangan
2 Bp. H. Sunarsono batik Dewi Arum Kliwonan
3 Bp. Suparno batik Sadewa Kuyang
4 Bp.H.Eko Supriyono batik Brotoseno Kuyang
5 Bp.Aris Daryanto batik Punto Dewo Kliwonan
6 Bp. Sulistyanto batik Ramadhan Bayar
7 Aswanda batik Winda Sari Kuyang
8 Bp. Surahman batik CengkirWijaya Kuyang
9 Bp. Suprapto - Kliwonan
10 Bp. Darjono - Kuyang
11 Ibu Supami batik Melati Kliwonan
12 Ibu.Endang S. batik Mahadewi Kliwonan
( Sumber : Balai Desa Pilang, Masaran Sragen, 2007)
Page 46
Sedangkan 29 pengusaha batik di desa Pilang yang masih aktif sampai
sekarang, yaitu :
Tabel 8. Daftar Pengusaha Batik dari desa Pilang
No Nama Pengusaha Nama Perusahaan Batik Alamat
1 Bp. Eko Wahyudi Batik Dewi Brotojoyo dukuh Jantran
2 Ibu Wartitik Batik Dewi ratih dukuh Jantran
3 Bp. Ngadiyono Batik Pranoto dukuh Jantran
4 Bp. Sugino Batik Dewa-dewi dukuh Jantran
5 Ibu Ruminah Batik Putri Lestari dukuh Pilang
6 Bp. Munawar Batik Mawar Indah dukuh Pilang
7 Bp. Harjono Batik Harjono dukuh Pilang
8 Bp. Mustajab Batik Mustajab dukuh Pilang
9 Bp. Sadino Batik Wahyu Tri Jaya dukuh Pilang
10 Bp. Wahid Amin Batik Abimanyu dukuh Pilang
11 Bp. Nursidi Batik Nursidi dukuh Pilang
12 Bp. Slamet R. Batik Canting Mas dukuh Pilang
13 Bp. Hadi Marjuki Batik Marjuki Hadi dukuh Pilang
14 Bp. Kamah AlAmin Batik Manunggal dukuh Pilang
15 Bp. Sofyan Batik Mahmudah dukuh Pilang
16 Bp. Santoso Batik Santoso dukuh Pilang
17 Bp. Ahmad Rejo Batik Mukti Ali dukuh Pilang
18 Bp. Slamet Warisno Batik Sekar Melati dukuh Pilang
19 Bp. Al Mubasyir Batik Sido Mulyo dukuh Pilang
20 Bp. Ahmadi Batik Ahmadi dukuh Pilang
21 Bp.Suharto Batik Suharto dukuh Pilang
22 Bp. Harno Batik Harno (Soga Alam) dukuh Pilang
23 Ibu Aminah Batik Aminah dukuh Pilang
24 Bp. Mulyanto Batik Wahyu Tumurun dukuh Jati
25 Bp. Sartono Batik Nirmalasari dukuh Pilang
26 Bp. Heru Adi Batik Mitrasari dukuh Pilang
27 Ibu. Sunarti Batik Mira dukuh Pilang
28 Bp. Wandi Batik Wandi dukuh Pilang
29 Ibu. Sri Mulyati Batik Sri Mulyati DukuhKlembon
(Sumber : Balai Desa Pilang, Masaran Sragen, 2008)
Page 47
Jumlah pengusaha ini bukan jumlah akhir karena tidak menutup
kemungkinan, dengan adanya segala potensi yang ada jumlah pengusaha
akan terus berkembang lagi.
Dari jumlah Pengrajin tersebut dihasilkan banyak sekali produk batik.
Kapasitas, jenis dan pemasaran produksi batik yang dihasilkan adalah :
b. Kapasitas produksi
Dalam berproduksi semua desa berbeda kapasitasnya, tergantung dari
banyaknya pengrajin yang dikaryakan. Hasil dari produksi di tiap desa dapat
kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9. Daftar Pengusaha Batik dari desa Pilang
No Desa Jumlah
Pengusaha
Jumlah
Tenaga Kerja
Hasil Produk
Perbulan
1 Pilang 39 orang 1377 orang 31865 potong
2 Kliwonan 13 orang 557 orang 5015 potong
3 Sidodadi 3 orang 110 orang 1800 potong
4 Gedongn 15 orang 303 orang 407 potong
5 Jabung 5 orang 92 orang 125 potong
6 Pungsari 10 orang 300 orang 490 potong
Jumlah 85 orang 2739 orang 39702 potong
( Sumber : Arsip Forum Klaster Pariwisata batik Kliwonan, 2008 )
c. Jenis- jenis yang diproduksi menggunakan bahan katun dan sutera,
berupa :
1. Kain Panjang
2. Kemeja
3. Sarung selendang
4. Scraft
5. Dasi
Page 48
6. Batik seragam Sekolah dan Seragam Kantor
7. Hiasan dinding.
a. Hasil produksi
Dari tiap rumah produksi di desa wisata Kliwonan menghasilkan jenis
batik yang berbeda- beda, setelah proses pembatikan selesai kemudian
menjadi kain-kain yang siap untuk dijadikan beberapa hasil produksi seperti
pakaian, pelengkap rumah tangga, souvenir dan lain sebagainya. Jenis hasil
produksi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1) Pakaian
a) Bahan Pakaian
(1) Bahan jarik
(2) Bahan pakaian wanita
(3) Bahan pakaian laki-laki
b) Pakaian Jadi
(1) Seragam
(2) Fashion
(3) Pakian Wanita
(4) Pakain Laki-laki
c) Pelengkap pakaian
2) Batik untuk interior
a) Tirai
b) Pelapis kursi
c) Sarung bantal kursi
Page 49
3) Pelengkap rumah tangga
a) Bantalan kursi
b) Selimut
c) Sprei
d) Taplak meja
e) Tutup lampu hias
4) Suvenir / Merchandise (Wawancara dengan Tiwi Bina Afanti).
b. Pemasaran hasil produksi batik
Langkah terakhir adalah pemasaran produk batik, dan produksk batik
yang dihasilkan oleh klaster ini di pasarkan di galeri-galeri batik sendiri,
pasar lokal sampai dengan pasar international. Penjualan produksi batik ini
antara lain di :
1) Pasar lokal Kabupaten Sragen, Surakarta dan sekitarnya
2) Yogyakarta
3) Semarang
4) Surabaya
5) Bali
6) Bandung
7) Jakarta
8) Dan diluar pulau jawa
Terkadang ada juga pengunjung yang langsung memesan kepada
pengrajin dengan motif sesuai yang mereka inginkan sendiri dan kemudian
meminta mengirimkan ke alamatnya langsung (Sumber : Forum Klaster
Pariwisata batik Kliwonan).
Page 50
f. Pola untuk alternatif pasar
Dalam pemasaran ada kiat-kiat khusus yang dilakukan oleh para
pengusaha batik Kliwonan, selain untuk memikat para konsumen juga
sebagai ikon dan ciri tersendiri sehingga dapat lebih cepat di ketahui oleh
konsumen secara sekilas.
Kiat ini menjadikan kelebihan tersendiri dari desa Batik Kliwonan
karena selain berbeda daipada yang lain juga diharapkan akan dapat menarik
konsumen, pola – pola tersebut yang antara lain adalah :
1) Batik pola klasik
2) Batik gabungan pola klasik
3) Batik agraris
4) Batik gabungan pola klasik dan Agraris
5) Batik naratif
6) Batik pola lain
(a) China
(b) Asmat
(c) Pesisiran (Wawancara dengan Tiwi Bina Afanti).
E. Galeri Batik Sukowati dan Sentra Bisnis Batik Sragen
Galleri Batik Sukowati dan Sentra Bisnis Batik Sragen (SBBS) terletak di
jantung kota Sragen, hanya beberapa puluh langkah kaki dari kantor Pemerintahan
Kabupaten. SBBS dan Galeri Batik Sukowati merupakan pusat perbelanjaan dan
sirkulasi kerajinan batik Sragen. Dua lokasi itu merupakan gerai penjualan para
pelaku bisnis di bidang industri batik.
Page 51
Harga produk - produk batik di dua gerai itu sengaja dirancang agar
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dua gerai itu akhirnya menjadi pusat
perbelanjaan batik yang mampu diakses masyarakat ekonomi lemah maupun
golongan kaya. Untuk menarik pembeli dan mengembangkan pasar, di SBBS dan
Galeri Batik Sukowati kerap diadakan bazaar batik dan acara yang bertema batik
khas Sragen (Sumber : pariwisatasragen.wordpress.com, Mei 2009).
F. Susunan Pengurus Organisasi
Batik Kliwonan di kelola oleh Forum Klaster Pariwisatra Batik Kliwonan,
sebguah forum pengurus yang bertujuan untuk mengembangkan anggota dan
memajukan desa wisata Kliwonan sendiri. Pengembangan klaster dilakukan
hingga kebutuhan klaster itu sendiri dapat tercukupi sampai dengan pemasaran
produk. Selain untuk mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah) Klaster
juga dimaksudkan untuk mengarahkan ke regenerasi batik dengan cara
memberikan pengetahuan dan pendidikan tentang batik.
Para pengurus dan anggota klaster terdiri dari pengusaha dan dari dinas
pemerintah yang bersama-sama berkeinginan untuk membangun dan memajukan
desa wisata Kliwonan.
Susunan Pengurus Forum Klaster Pariwisata Batik Kliwonan pada periode
ini adalah :
Page 52
Tabel 10. Susunan Pengurus Forum Klaster Pariwisata Batik Kliwonan
No Nama Jabatan
1 Sumarsono Ketua
2 Soffan Sofyan Sekretaris
3 H.M Slamet TP Bendahara
4 Kamah Al Amin Koordinator Desa Pilang
5 Supami Koordinator Desa Kliwonan
6 Tukiman Koordinator Desa Gedongan
7 Suraji Anggota
8 Wartitik Anggota
9 Raminah Anggota
10 Juroh Anggota
11 Suraji Anggota
12 Muji Lestari Anggota
13 Suryanto Anggota
14 Parinem Anggota
15 Sugiyono Anggota
16 Sri Ngatini Anggota
17 BAPPEDA Anggota
18 Bagian Perekonomian Anggota
19 Disperindagkop Anggota
20 Dinas Lingkunagn Hidup Anggota
21 Disnakertrans Anggota
22 Badan Diklat Anggota
23 FEDEP Anggota
24 KADIN Anggota
25 BUMD Anggota
26 Camat Masaran Anggota
27 Camat Plupuh Anggota
28 Kepala Desa Pilang Anggota
29 Kepala Desa Kliwonan Anggota
30 Kepala Desa Sidodadi Anggota
31 Kepala Desa Gedongan Anggota
32 Kepala Desa Jabung Anggota
(Sumber : Arsip Forum Klaster Pariwisata batik Kliwonan, 2008)
Page 53
1. Ketua Klaster
- Sebagai Koordinator umum klaster dari 4 desa.
2. Sekretaris
- Sebagai sekertariat dan dokumentator kegiatan di Klaster.
3. Bendahara
- Mengatur tentang sirkulasi keluar masuknya uang dalam Klaster.
4. Koordinator desa
- Mengkoordinasi di masing-masing desa.
- Memberikan masukan dan bantuan pada desa masing-masing jika
mengalami kesulitan.
- Memberikan informasi-informasi jika ada berita dari pusat.
5. Dinas pemerintah
- Memberikan pembinaan, penyuluhan dan pengembangan jaringan
baik dalam bidang produksi maupun dalam bidang pemasaran produk
- Memberikan informasi dan solusi dalam bidang teknologi, produksi,
pemasran dan permodalan (Sumber : Arsip Forum Klaster Pariwisata
batik Kliwonan).
Susunan pengurus Forum Klaster Pariwisata desa batik Kliwonan tersebut
sampai sekarang masih tetap berjalan untuk memfasilitasi para pengusaha batik
yang ada di desa Kliwonan ini. Dengan memberikan informasi jika ada kabar
terbaru baik dari pemerintah maupun dari intern organisasi sendiri.
Diharapkan dengan adanya Forum ini maka akan terjalin kerekatan antara
sesama anggota, pengurus dan instansi pemerintah sehingga keluhan dan
hambatan yang ada akan dapat segera diselesaikan bersama.
Page 54
BAB IV
ANALISIS DAN UPAYA PENGEMBANGAN TERHADAP
DESA WISATA BATIK KLIWONAN
A. Potensi Desa Wisata Batik Kliwonan
Kabupaten Sragen merupakan sentra produksi batik yang cukup besar.
Sragen berada pada peringkat ketiga setelah daerah produksi batik Pekalongan
dan Surakarta. Produk batik yang dihasilkan dari kabupaten Sragen telah dikenal
oleh masyarakat luas karena kualitas batik yang dihasilkan tidak kalah dengan
produk batik dari daerah yang lain.
Batik-batik yang dihasilkan dari Desa Wisata Batik Kliwonan cukup
memadai, meskipun masih berupa industri kecil rumahan dan berlokasi di
pedesaan. Produksi batik jenis katun yang dihasilkan pada tahun 2005 mampu
menembus angka 50.000 potong. Sementara batik jenis sutera yang di hasilkan
dari alat tenun bukan mesin mencapai 365.000 potong dan Pada tahun 2008 naik
menjadi 397.02 potong (Sumber : Arsip Kantor Pariwisata Investasi & Promosi
Kabupaten Sragen).
Desa wisata Batik Kliwonan memiliki banyak sekali potensi - potensi
wisata yang siap untuk di kembangkan. Potensi – potensi ini meliputi berbagai
hal, dan dapat kita lihat melalui pendekatan 4 A, yaitu :
a. Atraksi
Atraksi merupakan daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh
wisatawan di tempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan datang
53
Page 55
2
berkunjung. Disini terdapat berbagai atraksi wisata yang cukup menarik
untuk disaksikan.
Desa wisata Kliwonan selain memliki potensi dalam bidang kesenian
batik juga memiliki potensi yang lain yang cukup menarik untuk
mendatangkan dan menghibur wisatawan yang berkunjung. Atraksi yang
dilakukan oleh penduduk setempat sendiri ini antara lain adalah :
Page 56
3
1. Pesta Desa Serba Batik
Festival Desa Batik yang pada awalnya adalah event bersih desa
sebagai wujud syukur warga desa atas panen padi yang melimpah ini,
kemudian mengalami perubahan dengan memasukkan unsur batik ke
dalam pesta panen. Perpaduan antara dunia agraris dan batik,
merupakan fenomena yang menarik dan unik untuk disaksikan.
Pada Festival Desa Batik akan dapat disaksikan pula aneka
atraksi yang antara lain : pawai hasil pertanian, pawai alat pertanian
berhias batik, pawai hewan ternak berhias batik, pawai lampion batik,
lomba desain batik, balapan mencanting, pawai orang-orangan
(memedi) sawah, pawai caping lukis batik, dan sebagainya. Di
samping itu, warga juga menggelar berbagai pertunjukan kesenian
seperti sandiwara, kesenian musik kentongan, nasyid (acapela) bocah.
Sebagai puncak acara, festival desa batik ditutup dengan pertunjukan
wayang kulit semalam suntuk (Sumber : pariwisata.sragenkab.go.id,
Mei 2009).
2. Seni Musik Kentongan tua
Guno Tengoro, berguna (Guno) sebagai penanda peristiwa
(Tengoro), adalah kelompok kesenian musik kentongan tuwo (tua)
yang dipimpin oleh kelompok tani Gemah Ripah Loh Jinawi dan
Muda-Mudi Dukuh Jantran Desa Pilang, Kecamatan Masaran,
Kabupaten Sragen.
Kentongan kebanggaan Guno Tengoro berumur 200 tahun.
Tingginya 2,25 m dan berdiameter dua pelukan orang dewasa.
Page 57
4
Kentongan ini berbobot lebih dari 100 kg, dan difungsikan sebagai bas.
Kentongan ini terakhir digunakan oleh mantan Lurah Desa Pilang yang
menjabat di tahun 1940-an.
Guno Tengoro mengusung sedikitnya enam kentongan tua
(kasepuhan) sebagai alat musik utama dan dilengkapi seperangkat
kentongan bambu (kanoman/balungan) yang berfungsi sebagai pengisi
variasi bunyi (isen-isen). Kentongan tersebut dimainkan dengan cara
ditalu / ditabuh dengan tongkat kayu dan bambu. Sebagai penghasil
melodi, ditambahkan alat musik gamelan jenis demung atau saron.
Seni tabuh kentongan telah ada setidaknya 300 tahun yang lalu.
Menurut tutur kaum sepuh desa; di masa silam, tetabuhan kentongan
(klothekan) dilakukan saat hajatan panen raya dan sedekah bumi, yang
kemudian ditutup dengan gelar wayang kulit. Tak ada yang tahu persis
kapan mulanya seni kentongan ini muncul. Namun dari cerita rakyat
yang beredar, seni kentongan tua ini mulai dikenal warga tak lama
setelah pemerintahan Keraton Pajang di Kartasura runtuh.
Batik mulai sangat digemari saat ini, hampir semua kalangan
sekarang menggunakan batik sebagai trend dan mode. Batik disukai
karena motif dan enak saat dipakai. Seragan sekolah, pegawai, bahkan
pejabatpun sekarang menggunakan batik.
Selain itu, ornamen lain seperti lampion, dan peralatan rumah
tangga yang menggunkan bahan batik juga dtersedia di desa wisata
batik Kliwonan (Sumber : kaskus.us/showthread, februari 2009).
Page 58
5
b. Aksesibilitas ( Kemudahan )
Akses menuju kawasan Desa Wisata Batik Kliwonan cukup mudah
dan dapat ditempuh dengan berbagai alat transportasi darat, udara dan air.
Semua alat transportasi dapat dijadikan alternatif untuk berkunjung ke desa
wisata Kliwonan.
Alat transportasi darat, berbagai alat transportasi darat dapat masuk ke
desa wisata Kliwonan, mulai dari kandaraan umum, kendaraan pribadi
sampai bus pariwisata. Jalan menuju desa wisata batik Kliwonan cukup
memadai dan tidak terlalu berbahaya karena tempatnya bukan di daerah
pegunungan atau perbukitan.
Desa wisata Kliwoanan dapat masuk melalui tiga kota besar di Jawa
yaitu, Solo, Semarang dan Surabaya. Pengunjung yang menggunakan
kendaraan umum dari Solo dan Surabaya, maka, dari tempat asal kemudian
mencari kendaraan umum yang melewati daerah Masaran Sragen, kemudian
dari pasar Masaran dapat melanjutkan perjalanannya lagi menuju lokasi
menggunakan andong atau jasa ojek.
Alat Transportasi Udara, meskipun belum ada tempat landas pesawat
ataupun Helicop khusus, namun desa wisata Kliwonan dapat diakses melalui
jalur udara dengan menggunakan helikopter dan turun di tanah lapang yang
masih banyak tersedia disini.
Alat transportasi Air, dapat dilakukan melalui sungai bengawan solo
menggunakan perahu, speed booat, atau kapal kecil yang lain.
Sarana yang tersedia memang dimaksudkan untuk kemudahan para
wisatawann untuk datang dan menikmati kunjungan mereka. Namun dari
Page 59
6
sekian akses yang bisa dilakukan untuk menuju kesana, hanya Akses melalui
jalur darat saja yang baru saat ini tersedia (Sumber : Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Sragen).
c. Amenitas
Tersedianya fasilitas pendukung ditempat tujuan wisata untuk
memudahkan wisatawan selama kunjungan seperti : penginapan, restoran,
hiburan, transportasi lokal, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas
kesehatan dan lainnya.
Desa Wisata Batik Kliwonan pun telah dilengkapi dengan berbagai
fasilitas pendukung seperti homestay, arena pemancingan, kedai makanan
tradisional, warung telekomunikasi, mushola/, masjid, dan rumah-rumah
produksi batik tradisional, yang selalu terbuka untuk para wisatawan yang
hadir, dan dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan bagi wisatawan
yang hadir (Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sragen).
d. Aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama
tinggal di daerah tujuan, bagi wisatawan dapat berekspresi dan berintreaksi
langsung di tempat tujuan atau obyek wisata adalah suatu hal yang sangat
menyenangkan. Maka dari itu, desa wisata Kliwonan memberikan beberapa
pilihan kepada wisatawan untuk melakukan kegiatan itu secara langsung,
yaitu antara lain :
1. Belajar Membatik
Page 60
7
Berwisata dan belajar membatik, dapat dilakukan di desa wisata
Kliwonan. Belajar membatik bisa dilakukan wisatawan yang
berkunjung, wistawan yang beminat untuk belajar diberi waktu selama
3 jam untuk belajar teknik dasar pembatikan, secara singkat dan cepat.
Hasil belajar membatik boleh dibawa pulang. Selain itu juga
bagi yang berminat untuk lebih mendalami batik lagi secara lebih
serius dan untuk kepentingan professional, dapat mengikuti pelatihan
membatik untuk profesional selama 5 hari (Sumber :
kaskus.usshowthread-,februari 2009)
2. Jelajah desa
Jelajah Desa dan menyusuri desa wisata Kliwonan di pagi hari,
baik dengan bersepeda maupun jalan kaki (tracking), merupakan
aktifitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan di desa wisata
Kliwonan. Sambil menghirup udara segar tanpa polusi, ketika cuaca
cerah, di kejauhan terlihat siluet Gunung Merapi dan Merbabu.
Jika menginginkan untuk berkeliling menggunakan sepeda disini
disediakan tempat sewa sepeda dengan harga Sewa sepeda angin:
Rp.5000 per 3 jam.
Memancing
Bagi penggemar olar raga memancing, dapat menyalurkan hobi
memancingnyadikolam ikan buatan dan memancing di aliran sungai
bengawan solo.
Page 61
8
4. Wisata pembuatan kerajinan “Tanah Liat Hitam”
Menyaksikan dan melihat secara langsung pembuatan kerajinan
dari tanah liat hitam yang semakin langka, bagi yang ingin mencoba
untuk membuat karya sendiri juga dapat mencoba langsung untuk
membuat karyanya sendiri.
5. Edukasi Herbal
Bagi yang berminat untuk mempelajari jenis – jenis tanaman
herbal (tanaman obat keluarga) dan cara pemanfaatannya akan dapat
dibantu. Homestay Mbak Puji Dukuh Kuyang Desa Kliwonan, disini
wisatawan akan diberi pembelajaran tentang jenis – jenis tanaman dan
manfaat tanaman herbal. Untuk biaya sewa penginapan adalah Rp.
40.000 untuk menginap / orang / hari.
6. Outdoor Photography
Keindahan alam maupun keunikan desa sebagai desa wisata
batik, memberikan suatu kelebihan tersendiri, suasana desa dan
keadaan alam disini sangat layak menjadi tempat pemotretan outdoor.
Bagi yang menginginkan untuk foto pre weding dengan suasana yang
alami, tempat ini cocok dijadikan pilihan.
Dalam pembuatan film Anak Seribu Pulau, Garin Nugroho
memilih salah satu lokasi disini sebagai tempat pembuatan filmnya
(Sumber : kaskus.us-showthread,-februari 2009).
Page 62
9
Dengan adanya potensi yang cukup besar ini, diharapkan peran dari
berbagai pihak baik dari pemerintah, pengelola Desa Wisata Batik Kliwonan dan
masyarakat setempat untuk segera melakukan pembenahan dan memaksimalkan
segala potensi yang ada pada desa wisata Kliwonan ini.
Pembenahan itu diharapkan langsung mengena sasaran dan dapat
membantu pengembangan desa Kliwonan. Pembenahan yang seharusnya
dilakukan antara lain pada bidang promosi obyek wisata, meskipun telah banyak
upaya yang dilakukan tapi perlu ditambah lagi usaha yang dilakukan, kemasannya
pun perlu dibuat semakin menarik.
Berikutnya tentang fasilitas pendukungnya, Desa Wisata Kliwonan
memiliki peluang pengembangan yang sangat potensial, terutama apabila
didukung dengan penataan fisik lingkungan dan tempat pementasan atraksi yang
menarik serta pengembangan area sekitar obyek sebagai daya tarik pendukung
dengan aktifitas dan fasilitas yang sesuai dengan karakter kegiatan yang ada.
B. Analisis SWOT terhadap Desa Wisata Batik Kliwonan
Desa Wisata Batik Kliwonan merupakan Daerah Tujuan Wisata yang
sangat menarik dikunjungi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara baik bagi
pecinta batik maupun untuk berwisata alam. Desa Wisata yang diresmikan oleh
pemerintah pada tahun 2004 ini, memiliki potensi wisata yang cukup besar dan
siap untuk dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan terwujud
Desa Wisata Kliwonan sebagai desa Pusat Wisata Seni dan Kerajinan Batik di
Page 63
10
Kabupaten Sragen dan diharapkan bisa menarik minat wisatawan untuk
berkunjung.
Dalam mewujudkan Desa Wisata Kliwonan sebagai desa Pusat Wisata
Seni dan Kerajinan Batik, sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang perlu
dilakukan analisis mengenai faktor internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi arus kunjungan wisatawan.
Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan (Strenght),
kelemahan (Weakness) suatu obyek wisata dalam menghadapi kesempatan
(Opportunities) dan ancaman – ancaman (Threats) dari lingkungan sekitar.
Analisis ini lebih dikenal dengan sebutan analisis SWOT.
Dari hasil identifikasi tersebut, maka akan dapat diketahui tentang
kekuatan dan kelemahan internal obyek wisata serta peluang dan ancaman yang
bersumber pada lingkungan sekitar desa Wisata Batik Kliwonan.
Adapun hasil analisis dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Strenght ( Kekuatan )
Suatu obyek wisata pasti mempunyai daya tarik tersendiri jika
dibandingkan dengan obyek wisata lainnya yang mana daya tarik tersebut
dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung dan menikmati apa yang
disajikan oleh obyek wisata tersebut.
Adapun daya tarik yang dimiliki Desa Wisata Batik Kliwonan sebagai
faktor internalnya adalah sebagai berikut :
a. Desa Wisata Batik Kliwonan memiliki keindahan alam yang asri dan
cukup menarik.
Page 64
11
b. Desa Wisata Batik Kliwonan memiliki kesenian tradisional asli daerah
yang siap ditampilkan untuk menarik wisatawan.
c. Desa Wisata Batik Kliwonan merupakan produsen batik terbesar diluar
klaster solo dan jogjakarta, juga merupakan sentra produksi batik
terbesar setelah Pekalongan dan Surakarta.
d. Desa Wisata Batik Kliwonan memiliki motif batik yang unik dan
berbeda dari daerah lain.
e. Desa Wisata Batik Kliwonan juga terdapat obyek wisata bernilai
budaya, sejarah dan religius yaitu makam dan petilasan Joko Tingkir.
Selain itu, potensi lingkungan dengan kesenian tradisional yang masih
tetap dilestarikan sampai sekarang yaitu, kesenian pencak silat, wayang kulit,
kesenian rebana, kentongan yang talah berumur ratusan tahun dan lain
sebagainya yang merupakan nilai tambah tersendiri bagi desa wisata
Kliwonan.
2. Weakness ( Kelemahan )
Kelemahan merupakan semua faktor yang tidak menguntungkan bagi
sektor pariwisata terutama pada obyek kunjungan. Dalam hal ini, kelemahan
yang ada di Desa Wisata Batik Kliwoanan adalah sebagai berikut :
a. Letaknya yang kurang strategis, jauh dari pusat keramaian.
b. Kondisi lingkungan obyek wisata yang relatif belum tertata, sehingga
ketertarikan pengunjung kurang.
c. Keterbatasan sumber daya pengrajin, minat para pemuda kurang untuk
meneruskan menjadi pengrajin batik.
Page 65
12
d. Keterbatasan teknologi pengrajin, tidak semua pengarajin bisa
mencamupr bahan pembuat batik.
e. Keterbatasan akses menuju ke obyek, angkutan yang mengangkut
wisatawan yang berkunjung sudah tidak lagi beroperasi. Pengunjung
yang datang akan kesulitan, jika tidak membawa kendaraan pribadi.
f. Adanya produk yang sejenis dari wilayah lain
g. Kurangnya rasa kekeluargaan antar pengusaha batik dilingkungan desa
wisata Kliwonan.
3. Opportunities ( Peluang )
Peluang merupakan faktor yang ada sebagai akibat kebijakan
pemerintah, peraturan yang berlaku, kondisi perekonomian nasional atau
global yang dianggap dapat memberi peluang bagi pariwisata baik di obyek
wisata kunjungan, kota tujuan maupun pariwisata di Indonesia untuk tumbuh
dan berkembang di masa yang akan datang.
Adapun peluang yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan maupun di
Kabupaten Sragen adalah :
a. Dapat membuka peluang bisnis industri bagi investor lokal maupn
asing.
b. Desa Wisata Batik Kliwonan menjadi suatu obyek unggulan di
Kabupaten Sragen, dan salah satu obyek andalan di Jawa Tengah.
c. Menambah daya tarik wisata yang ada sehingga dapat meningkatkan
arus kunjungan wisatawan ke Kabuapten sragen.
Page 66
13
d. Pemanfaatan area atau kekuatan obyek dalam mempromosikan
kabupaten Sragen ke para wisatawan baik domestik maupun
mancanegara.
e. Atraksi yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan menjadi suatu
agenda rutin atraksi wisata kabupaten Sragen, dan menjdi agenda rutin
waiatwan untuk berkunjung.
4. Threats ( Ancaman atau Tantangan )
Ancaman merupakan hal – hal yang dapat mendatangkan kerugian
bagi pariwisata baik di obyek kunjungan maupun di kota tujuan. Ancaman
yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan adalah :
a. Persaingan antara para produsen batik yang kurang sehat, sehingga
dapat mengurangi rasa kebersamaan.
b. Limbah industri yang tidak dikelola dengan baik akan mendatangkan
penyakit.
c. Hak pengelolaan yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan belum jelas,
masih belum ada kepastian tentang organisasi yang mengelola.
d. Wilayah lain juga memproduksi batik yang sama sehingga dapat
membingungkan wisatawan.
e. Dengan mudahnya Industri pakaian dari luar negeri masuk kepasar di
Indonesia.
Sifat analisis SWOT sangat situasional yang mana artinya adalah hasil
analisis tahun sekarang belum tentu akan sama dengan hasil analisis pada tahun
Page 67
14
yang akan datang. Hal ini disebabkan karena semua faktor yang mempengaruhi
juga berubah. Biasanya hasil analisis akan banyak ditentukan pada faktor – faktor
situasi dan kondisi ekonomi, politik, stabilitas keamanan, dan keadaan sosial yang
melatarbelakangi.
Keempat faktor itu perlu mendapatkan perhatian yang seksama. Kekuatan
yang ada harus dipertahankan sebaik baiknya bahakan aklau bisa ditambah.
Kelemahan harus segera mendapatkan penanganan segera atau akan segara
dihilangkan. Kesempatan yang ada hendaknya untuk segera dimanfaatkan untuk
membantu pengembangan obyek. Sedangkan ancaman harus segera diantisipasi
supaya tidak menghambat aktifitas atau program yang sudah direncanakan.
Dengan cara demikian, dapat diambil langkah – langkah perbaikan sehingga lebih
banyak wisatawan yang akan datang, tinggal lebih lama dan membelanjakan
uangnya lebih banyak selama mereka melakukan perjalanan wisata di desa wisata
Kliwonan.
Hasil analisis ini merupakan hasil pengamatan langsung di lapangan,
wawancara dengan pengelola dan orang yang berkompeten dengan Desa Wisata
Kliwonan, serta dilengkapi dengan beberapa data tertulis dan wawancara dengan
pihak Kantor Pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen, Dinas
Pendapatan Daerah kabupaten Sragen, Pengamat desa wisata Kliwonan serta
pengusaha batik lokal.
Page 68
15
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa, wisatawan yang
berkunjung didesa wisata Kliwonan dapat di kategorikan ke dalam kelompok
kategori wisata minat khusus yang bertujuan untuk :
1. Pendidikan
Bagi para wisatawan yang datang dan ingin mempelajari tentang batik,
tentang history dan tentang produksi secara lebih dalam.
2. Penelitian
Karena desa wisata Kliwonan sering digunakan untuk penelitian oleh
para pelajar ataupun mahasiswa untuk tugas-tugas sekolah maupun
kuliah.
3. Rekreasi
Karena wisatawan dapat berlibur dan melupakan sejenak segala
aktifitas sehari-hari sambil melakukan berbagai aktifitas yang jarang
mereka lakukan.
Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung tersebut maka diperlukan adanya
pendekatan - pendekatan untuk mewujudkannya. Pendekatan yang umum
digunakan adalah :
1. Pendekatan estetika, yaitu penyajian materi yang dapat membangun
minat khusus para pengunjung sehingga pengunjung semakin tertarik
untuk mengunjungi desa wisata Kliwonan.
2. Pendekatan intelektual, yakni sajian materi hasil kajian intelektual.
Page 69
16
Untuk kedepannya diharapkan desa wisata Kliwonan ini dapat berperan
sebagai:
1. Pusat budaya, penggalian dan pengelolaan, karena peninggalan jaman
dahulu harus tetap dilestarikan.
2. Pusat kesenian tradisional, oleh karenanya program-program budaya
dan seni (pertunjukan kesenian lokal seperti, pencak silat, wayang
kulit, kesenian rebana, dan kentongan) perlu terus dilestarikan dan
dikembangkan.
3. Sentra pengembangan sosial ekonomi, lingkungan sekitarnya, terutama
bila tingkat kunjungan wisatawan dapat terus ditingkatkan.
4. Ikon perkembangan pawisata di kabupaten Sragen.
Dalam pengelolaan sebuah daerah obyek tujuan wisata terdapat sejumlah
komponen dasar yang harus dipenuhi agar senantiasa menarik pengunjung
sehingga pada akhirnya memudahkan proses ”menjualnya”. Untuk itu perlu
diperhatikan antara lain :
1. Lokasi serta tata letak berbagai fasilitas yang tersedia ( toilet, cafe,
mushola, toko souvenir, bangku duduk, dan sebagainya )
2. Penempatan khusus dan tata letak kegiatan acara atraksi / pertunjukan
wisata penunjang di lokasi obyek desa wisata Kliwonan.
3. Penampilan (appearance) sambutan ketika memasuki kawasan wisata,
gerbang utama dan tanda-tanda petunjuk arah bagi wisatawan, sehingga
ketika wisatawan hadir akan merasakan sambutan yang khas dan juga
Page 70
17
memudahkan pengunjung sehingga memperkecil kemungkinannya
wisatawan untuk tersesat.
C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Setempat Untuk Pengembangan
Desa Wisata Batik Kliwonan
Perkembangan desa wisata Kliwonan tidak akan terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Salah satunya adalah dari peran serta campur tangan dari
pemerintah yang akan membantu mewujudkan Desa Wisata Kliwonan, disamping
peran serta dari masyarakat sendiri.
Dalam hal ini pemerintah belum dapat membantu sepenuhnya, namun juga
tidak tinggal diam. Pemerintah membantu dengan pendampingan serta
pembangunan sarana dan prasarana yang masih belum semuanya bisa terlengkapi.
Peran dari pemerintah umtuk membantu pengembangan desa wisata batik
kliwonan antara lain, adalah :
1. Pembangunan jalan untuk akses menuju ke desa wisata batik Kliwonan.
2. Pembangunan jembatan gantung sebagai akses penghubung antara kedua
kecamatan.
3. Bantuan untuk usaha :
a. Pembinaan tentang usaha
b. Informasi tentang dana di dinas yang terkait.
c. Program dari dinas BLU (Badan Layanan Umum) dalam usaha
khususnya modal
Page 71
18
d. Bantuan peralatan produksi batik, seperti canting dan mesin konveksi
e. Klinik bisnis, wadah untuk konsultasi tentang permodalan, teknologi,
dan pemasaran.
f. Pemasaran
1) Pengusaha memperoleh fasilititas dan informasi tentang
pameran baik dalam tingkatan lokal maupun Nasional.
2) Dengan membuka sentra perdagangan batik di pusat kota
Sragen
3) Mempromosikan desa wisata batik melalui berbagai media,
baik media cetak maupun elektronika
Penggalian potensi budaya di lokasi desa wisata Kliwonan dalam bentuk
festival budaya lokal seperti, Kentongan, lampion-lampion hias dari batik, lomba
desain batik (Sumber : Balai Desa Pilang, Masaran Sragen).
Dalam hal ini pemerintah telah memiliki program yang akan dilakukan
secara bertahap untuk tahun ke depannya. Program yang rencananya di mulai
tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 ini, dimaksudkan untuk mengembangkan
desa wisata Kliwonan, progam tersebut terbagi menjadi dua periode dan tiap
peiode berlangsung selama 5 tahun, program tersebut adalah sebagai berikut :
Page 72
19
(a) Program pembangunan Desa Wisata ( periode 2005-2009 )
Tabel VIII. Program pembangunan Desa Wisata ( periode 2005-2009 )
N
o
Sektor Program Pekerjaan
FISIK
1 Pariwisata
Peningkatan obyek
pariwisata
Pembangunan
a. Baliho
b.Penanda
c. Parkir
Pembangunan Dermaga
Pendaratan, Petilasan Joko Area
Tangkap
TingkirPembangunan Area
Penyeberangan Dengan Gethek
Shelter
Tempat Parkir
Home Stays.
Transportasi
Pengembangan
Sistem dan
Jaringan
Transportasi
Pembangunan Terminal
Tempat Parkir
Pembangunan Jalan
Inspeksikanan kri sungai
Bengawan Solo
Pembangunan Jembatan
Sidodadi-Sidokerto
Peningkatan Konstruksi dan
Pemeliharaan Jalan
Pembangunan Terminal
Drainese Pengembangan dan
Pembangunan
Jaringan Drainese
Bantaran sungai–sungai kecil
Sanitasi dan
Air Limbah Pengembangan
Sistem Terpusat
Pengembangan IPAL komunal
Pengembangan
Sistem Setempat
Bantuan Stimulan pembangunan
Sanitasi setempat
Persampahan
Pengembangan dan
Peningkatan
Pelayanan
Persampahan
Penyediaan Street Container
Kehutanan
Penghijauan
Turus Jalan
Tepian Sumgai
Ekonomi
Pembangunan
Sarana
Perdagangan
Pembangunan Pra-sarana
Pasar Sidodadi
Pembangunan Kios
Page 73
20
Pertanian
Pengembangan
Tanaman Agro
Bantuan Stimulan bibit Buah-
buahan
Pendidikan
Peningkatan Fisik
Gedung Sekolah
Rehabilitasi Gedung SD
Kesehatan
Pengembangan
Fasilitas Kesehatan
Penyedia apotik
Pengairan
Pelestarian kawasan
lindung sempadan
sungai
Bantaran sungai Bengawan Solo
Listrik Peningkatan
kapasitas jaringan
listrik
Penambahaban Jaringan listrik.
Sarana dan
Prasarana
Lingkungan
Pengembangan,
Peningkatan ruang
terbuka
Peningkatan taman, revitalisasi
lapangan olah raga
Telekomunik
asi Pengembangan
Jaringan telepon
Pembangunan jaringan telepon
Air bersih Pembangunan
Jaringan PDAM
Pembangunan Unit Produksi
Pembangunan Jaringan Pipa
Transmisi dan Distribusi
Pembangunan Unit Sambungan
Rumah
II. NON FISIK
Pariwisata Pengembangan
Pariwisata
Peningkatan SDM dalam bidang
pariwisata
Pendididikan Pengembangan
pendidikan batik
Ekstra kulikuler ke sekolah-sekolah
Pemberdayaan
Masyarakat
Sosoialaisasi desa Wisata
Tata Ruang
Wilayah Pengembangan
wilayah
Penyusunan Rencana Teknik
Ruang (RTR)
Industri Kecil Pengembangan
Industri Kecil
Penyuluhan dan bantuan modal
Page 74
21
Kesehatan Pencegahan
Pencemaran Air
Tanah
Penyuluhan perlunya pengelolaan
air limbah
Pertanian Pengembangan
Pertanian ramah
lingkungan
Penyuluhan Pertanian
(Sumber : Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab.Sragen, 2008)
Page 75
22
(b) Program Pembangunan Desa Wisata ( periode 2009-2014 )
Tabel IX. Program pembangunan Desa Wisata ( periode 2005-2009 )
No Sektor Program Pekerjaan
1 FISIK
Pariwisata
Peningkatan obyek
pariwisata
Pemeliharaan Area Tangkap a.Balho
b.Penanda
c.Parkir Pemeliharaan Dermaga
Pendaratan, Petilasan JokoTingkir
Pemeliharaan Area Penyeberangan
Dengan Gethek
Shelter
Tempat Parkir
Transportasi
Pengembangan
Sistem dan
Jaringan
Transportasi
Terminal
Tempat Parkir
Pemeliharaan Jalan
Inspeksi kanan kiri
sungai Bengawan
Solo
Pemeliharaan
Jembatan
Sidodadi-
Sidokerto
Pemeliharaan
Konstruksi dan
Pemeliharaan Jalan
Drainese Pembangunan
Jaringan Drainese
(lanjutan )
Sanitasi dan
Air Limbah Pengembangan
Sistem Terpusat
Pengembangn IPAL komunal (
Lanjutan )
Pengembangan
Sistem Terpusat
Bantuan Stimulan pembangunan
Sanitasi setempat (Lanjutan )
Persampahan
Pengembangan
dan Peningkatan
Pelayanan
Persampahan
Pemeliharaan Street Container
Ekonomi
Pembangunan
Sarana
Perdagangan
Pembangunan dan pemeliharaan
Pra-sarana Pasar Sidodadi, los
pasar dan tempat parkir.
Page 76
23
Pertanian
Pengembangan
Tanaman Agro
(Lanjutan )
Bantuan Stimulan bibit
Buah-buahan
Pendidikan Peningkatan Fisik
Gedung Sekolah
(Lanjutan )
Rehabilitasi Gedung SD
Kesehatan
Pengembangan
Fasilitas Kesehatan
Pengembangan
Puskesmas
Pengairan
Pelestarian kawasan
lindung sempadan
sungai (Lanjutan )
Bantaran sungai
Bengawan Solo
Bantaran sungai–sungai
kecil
Listrik Peningkatan
kapasitas jaringan
listrik (Lanjutan)
Penambahaban Jaringan
listrik.
Sarana dan
Prasarana
Lingkungan
Pengembangan,
Peningkatan ruang
terbuka hijau
(Lanjutan)
Peningkatan taman,
revitalisasi lapangan olah
raga
Telekomunikasi
Pengembangan
Jaringan telepon
(Lanjutan )
Pembangunan jaringan
telepon
Air bersih Pembangunan
Jaringan PDAM
(Lanjutan )
Pembangunan Unit
Produksi
Pembangunan
Jaringan Pipa
Transmisi dan
Distribusi Pembangunan Unit
Sambungan Rumah
No Sektor Program Pekerjaan
2. NON FISIK
Pariwisata Pengembangan
Pariwisata (lanjutan)
Peningkatan SDM dalam
bidang pariwisata
Pendididikan Pengembangan
pendidikan
batik(lanjutan)
Ekstra kulikuler ke
sekolah-sekolah
Page 77
24
Industri Kecil Pengembangan
Industri Kecil
(lanjutan)
Penyuluhan dan
bantuan modal
Pertanian Pengembangan
Pertanian ramah
lingkungan(lanjutan)
Pariwisata Pengembangan
Pariwisata (lanjutan)
Peningkatan SDM
dalam bidang pariwisata
Pendididikan Pengembangan
pendidikan
batik(lanjutan)
Ekstra kulikuler ke
sekolah-sekolah
(Sumber : Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab.Sragen, 2008)
Program Pembangunan desa Wisata Kliwonan ini belum semuanya dapat
terealisasi, sehingga keadaan desa wisata yang diharapkan belum juga terealisasi
sesuai dengan Program tersebut.
D. Hambatan – Hambatan Dalam Pengembangan Desa Wisata Batik
Kliwonan
1. Sarana dan Prasarana
Desa Kliwonan mengalami hambatan dalam upaya pengembangannya
sebagai Desa Pusat Wisata Seni Kerajinan Batik dan daerah tujuan wisata. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana pariwisata yang tersedia.
Pemerintah daerah Kabupaten Seagen dan Instansi – Instansi yang terkait dengan
industri pariwisata, masih belum sepenuh hati untuk membangun desa Kliwonan
ini sebagai daerah tujuan wisata
Pemberdayaan
Masyarakat
Sosoialaisasi desa Wisata
Page 78
25
Sarana dan prasarana pendukung pariwisata adalah : sarana akomodasi,
restoran, souvenir, dan segala sesuatu yang dibutuhkan wisatawan selama berada
di daerah tujuan wisata. Untuk sarana akomodasi dan restoran di Kabupaten
Sragen secara global belum cukup memadai dalam menunjung kelancaran
pariwisata. Meskipun di Kabupaten Sragen sudah ada beberapa hotel dan restoran,
namun kebanyakan berlokasi di pusat kota.
Sarana dan prasarana pariwisata di desa wisata Kliwonan sendiri masih
kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari tempat parkir khusus untuk wisatawan
belum tersedia. Sarana MCK, Akomodasi yang layak, Papan arah dan akses
menuju desa yang masuknya lumayan jauh serta tidak adanya kendaraan umum
yang menuju kesana.
2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Keterbatasan sumber daya manusia dikarenakan minimnya minat generasi
muda dalam mengembangkan dan mengelola warisan nenek moyang. Generasi
muda merasa enggan untuk menggeluti apalagi terjun didalamnya. Mereka lebih
memilih mengembangkan usaha yang lain ( Wawancara dengan Suwanto, maret
2009 ).
3. Kurangnya kesadaran mayarakat akan pariwisata
Masyarakat kurang mempunyai greget atau keinginan yang kuat untuk
memasarkan hasil produksi mereka untuk dipasarkan di desa wisata Kliwonan
sendiri, karena belum adanya kepastian atau masih adanya keraguan tentang
adanya wisatawan yang akan hadir.
Page 79
26
Masyarakat tidak sabar apabila harus menunggu lama dan mereka juga
belum yakin tentang jumlah wisatawan yang akan masuk, sedangkan masyarakat
harus segera menjalankan usaha mereka dan menginginkan permutaran sirkulasi
modal yang cepat, akhirnya mereka memilih untuk menjual produk mereka sendiri
secara langsung.
4. Kurangnya keeratan antar pengusaha
Bisnis merupakan usaha untuk mendapakan keuntungan, dalam bisnis
akan ada persaingan dan masyarakat desa Kliwonan banyak yang melakukan
bisnis yang sama dan terjadi persaingan bisnis diantara mereka.
Persaingan bisnis inilah yang mengakibatkan kurangnya greget untuk
menuju desa wisata batik Kliwonan. Apabila ini tidak segera didapatkan
pemecahannya, kemungkinan akan sulit terwujud desa Kliwonan menjadi Desa
Pusat Wisata Seni Kerajinan Batik di Kabupaten Sragen (Wawancara dengan
Suwanto, maret 2009)
5. Pemerintah masih belum terlalu berperan serius dalam membangun
desa Kliwonan
Pemerintah belum sepenuhnya mendukung terwjudnya desa Kliwonan
sebagai obyek tujuan wisata, itu bisa dilihat dari pembangunan fasilitas serta
sarana prasarana sebagai pendukung obyek wisata yang sampai sekarang masih
belum terwujud. Menurut Suwanto “…masih ada Pengajuan fasilitas pendukung
yang diajukan pengelola kepada pemerintah yang belum diberikan dan
direalisasikan oleh pemerintah, seperti Belum adanya kepastian desain…“.
Page 80
27
Desa wisata batik Kliwonan sendiri belum mempunyai desain atau pola
yang baku dan pasti dalam pengembangan desa Wisata Kliwonan sebagai daerah
utama tujuan wisata. Pemerintah pun belum juga memberikan arah yang jelas,
sehingga warga masyarakat desa wisata batik Kliwonan masih merasa ragu-ragu
untuk menuju kesana.
Karena belum ada kejelasan dan kepastian yang menyakinkan masyarakat
setempat tersebut, yang membuat masyarakat setempat enggan untuk
menginvestasikan atau memnbangun usaha mereka sendiri di desa mereka sendiri.
Mayarakat lebih memilih menginvestasikan ke daerah lain secara langsung,
karena sirkulasi perputaran uang lebih cepat, dari pada menunggu pengunjung
datang ke desa mereka.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pengamatan dan penelitian langsung terhadap desa wisata
batik Kliwonan, maka dapat diambil kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan oleh pihak – pihak terkait, dalam pengambilan
langkah kedepannya untuk memajukan serta usaha pengembangan desa wisata
batik Kliwonan. Beberapa kesimpulan dan saran tersebut antara lain sebagai
berikut
Page 81
28
A. Kesimpulan
Desa wisata batik Kliwonan merupakan obyek wisata industri, alam dan
budaya di kabupaten Sragen yang memiliki potensi yang cukup kuat untuk
menarik para wisatawan datang. Adapun sejarah yang ada menjelaskan bahwa
Usaha Jasa Batik Setro baru yang diperkirakan berdiri tahun 1880, diindikasikan
sebagai petilasan sejarah berdirinya batik Sragen. Perusahaan ini didirikan oleh
Bp. Setro yang berasal dari Dukuh Kuyang desa Kliwonan, dan turun temurun
kepada anak-anaknya.
Dalam beberapa waktu seiring berjalannya industri milik Bp. Setro,
kemudian mulai muncul usaha industri batik baru dengan beraneka macam corak
warna dan pilihan. Pemerintah kabupaten Sragen melihat itu sebagai potensi yang
besar untuk investasi pariwisata. Kemudian dibentuklah desa wisata Kliwonan
sebagai salah satu obyek tujuan wisata dan diresmikan pada tahun 2004.
Selain itu, dengan semakin berkembangnya industri batik di Sragen, serta
keunikan yang ada di desa wisata Batik Kliwonan, maka, diharapkan akan
menarik wisatawan untuk hadir dan berkunjung. Karena masih termasuk muda,
maka masih butuh beberapa pembenahan – pembenahan di setiap sisi-sisinya.
Oleh karena itu, diharapkan pemerintah setempat khususnya Kantor
Pemasaran, Industri dan Promosi, bekerja sama dengan instansi – instansi
pemerintah yang lain untuk berupaya semaksimal mungkin untuk pengembangan
desa wisata batik Kliwonan menjadi desa pusat wisata seni di kabupaten Sragen
78
Page 82
29
Beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap desa
wisata Kliwonan adalah dengan cara promosi, bimbingan, pembinaan dan lain
sebagainya. Selain itu adapun hambatan yang harus dihadapi adalah terbatasnya
sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang masih relatif .
Dilain pihak, banyaknya saingan dari wilayah lain yang produksi batiknya
sudah cukup dikenal, dan banyaknya industri sama dari luar negeri yang bebas
masuk dengan harga yang relatif lebih murah. Namun, besarnya potensi
Kabupaten Sragen sebagai Daerah Tujuan Wisata dapat dikembangkan
sebagaimana kota-kota lain karena banyaknya obyek dan daya tarik wisata yang
yang cukup potensial yang dimiliki Kabupaten Sragen.
B. Saran
Dari pengamatan yang dilakukan, ada beberapa saran yang dapat
dilakukan untuk pengembangan Desa Wisata Batik Kliwonan , yaitu :
1. Untuk meningkatkan dan menarik wisatawan, desa wisata kliwonan
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, Seperti :
a. Papan penunjuk arah obyek yang lebih jelas.
b. Penambahanan alat transportasi umum menuju ke desa Wisata.
c. Menambahkan tempat atraksi atau tempat khusus untuk pertunjukan,
seperti gedung atau panggung pagelaran.
d. Pembuatan sarana dan prasarana pendukung yang akan membuat
wisatawan merasa betah dan nyaman.
e. Membuat pasar kecil, atau kios-kios batik di desa wisata Kliwonan.
Page 83
30
2. Promosi dan publikasi perlu ditingkatkan melalui media cetak, elektronik, dan
sebagainya.
3. Mengemas paket wisata yang menarik serta mempromosikan dan
mempublikasikan event-event wisata lain melalui biro perjalanan dengan
bekerjasama dengan pemerintah setempat.
4. Mempereerat tali persaudaran dengan sering adanya pertemuan bersama
seluruh pengusaha di wilayah desa wisata batik Kliwonan.
5. Pengadaan pendidikan dan penambahan pengetahuan serta penanaman
kesadaran tentang arti pentingnya pariwisata baik pada masyarakat ataupun
pemerintah setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Arsip Forum Klaster Pariwisata batik Kliwonan, Kabupaten Sragen 2008.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sragen, 2008. Penyusunan
Rencana Tata Ruang Desa Wisata Kliwonan dan Pilang Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen
Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sragen. 2007. Buletin Bina Produk IKM.
2007 Sragen.
Endar Sugiarto. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kantor Pariwisata Investasi & Promosi Kabupaten Sragen. 2007. Pesona Wisata
& Produk unggulan Daerah Kabupaten sragen.
_____________. 2007. Profil Potensi & Peluang InvestasiI di Kabupaten Sragen.
Musanef. 1995. Manajemen Usaha Perjalanan Di Indonesia. Jakarta : PT.
Gunung Agung.
Page 84
31
Nyoman S. Pendit1994. Ilmu pariwisata ( Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta:
Pradnya Paramita
Oka A. Yoeti. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
Pradya Paramita
R.S. Damardjati. 1995. Istilah-Iastilah Dunia Pariwisata. Jakarta. : PT. Pradayana
Paramita.
Spillane, James J, 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua : Balai Pustaka.
Wiwoho, dkk. 1990. Pariwisata Citra Dan Manfaatnya. Jakarta : PT. Binakara
Pariwara.
___________. 2006. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. Cetakan
Pertama. Jakarta : PT. Pradnya Pramita
www.google.com “ Desa wisata batik Kliwonan “ Selasa, 3 mei 2009. pukul
16:30 WIB.
_______________ “ Wikipedia.org/wiki/Desa wisata. “ Rabu, 24 juni 2009. pukul
20:30 WIB.