LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN : Nama : Ovia Yuliani NIM : 03101403044 Kelompok : II (Kamis Pagi) I. Nama Percobaan : Inokulasi II. Tujuan Percobaan 1) Untuk mengetahui perhitungan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan Haemacytometer 2) Untuk mengetahui cara teknik inokulasi mikroba 3) Mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat III. Dasar Teori Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba dengan lingkungannya dan akan dibuat biakan murni yang akan di tanam dalam medium gula. Unsur – unsur yang ada dalam mikroba faktor nutrisi dan faktor oksigen. Berdasarkan tujuan dan macam media terdiri atas : a) Media padat b) Media miring c) Media cair d) Media plateh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN :
Nama : Ovia Yuliani
NIM : 03101403044
Kelompok : II (Kamis Pagi)
I. Nama Percobaan : Inokulasi
II. Tujuan Percobaan
1) Untuk mengetahui perhitungan jumlah mikroorganisme dengan
menggunakan Haemacytometer
2) Untuk mengetahui cara teknik inokulasi mikroba
3) Mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat
III. Dasar Teori
Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba dengan lingkungannya dan akan
dibuat biakan murni yang akan di tanam dalam medium gula. Unsur – unsur yang
ada dalam mikroba faktor nutrisi dan faktor oksigen. Berdasarkan tujuan dan
macam media terdiri atas :
a) Media padat
b) Media miring
c) Media cair
d) Media plateh
Ada beberapa teknik dasar di dalam analisa mikrobiologi yang harus
diketahui, meliputi :
1) Teknik transfer aseptis
2) Agar slants (agar miring)
3) Turbiditas media broth (kekeruhan kaldu)
4) Teknik dilusi (pengenceran)
5) Teknik pour-plate (lempeng tuang)
6) Teknik spread plate (lempeng sebar)
7) Teknik streak plate (lempeng gores)
1. Haemacytometer
Haemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung
mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1 / 400 mm2
dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca preparat
yang di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini dilakukan dengan
menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba baik yang kecil
maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer. Perhitungan
dengan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung karena sample
langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan diamati di bawah
mikroskop.
Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu semua
sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati dapat dihitung.
Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak homogen lagi, maka
akan terjadi kesalahan dalam perhitungan. Pengenceran yang dilakukan bertujuan
untuk memudahkan pengamatan karena sample kental dapat menjarangkan sel
mikrooranisme yang mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.
2. Inokulasi
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja yaitu
dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya dengan
pembelahan diri atau divisio. Sedangkan pada jamur pembiakan dapat secara
aseksual maupun seksual atau vegetatif dan generatif. Untuk mengamati sifat-sifat
suatu koloni, maka perlu ditumbuhkan pada medium padat agar-agar sifat-sifatnya
tampak jelas dan dapat dilihat dengan pandangan biasa tanpa menggunakan
mikroskop (pengamatan makroskopi). Ada empat cara menumbuhkan bakteri
pada medium padat, yaitu :
a) Piaraan Adukan (shake culture) diperoleh dengan cara mencampuradukkan
setetes suspensi bakteri ke dalam medium yang masih cair (belum membeku).
b) Piaraan Tusukan (stab culure) diperoleh dengan cara menusukkan ujung
kawat inokulasi yang membawa bakteri dalam agar-agar pada tabung reaksi
sedangkan permukaan agar ini tidak miring.
c) Piaraan Lempengan (plate streak culture) diperoleh dengan cara mengesek-
gesekkan ujung kawat inokulasi yang membawa bakteri pada permukaan agar-
agar lempengan dalam cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan.
d) Piaraan Miring (slant culture) diperoleh dengan cara menggesek-gesekkan
ujung kawat inokulasi yang membawakan bakteri pada permukaan agar-agar
miring.
Untuk menumbuhkan suatu koloni pada suatu medium padat, maka perlu
diperhatikan sifat-sifat koloni tersebut. Di antaranya adalah :
a) Besar kecilnya koloni, di mana ada koloni yang berupa titik saja, dan
ada yang melebar di seluruh permukaan.
b) Bentuk, ada koloni yang berbentuk bulat, memanjang, tepi rata atau
tidak rata.
c) Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada
yang timbul.
d) Halus kasar permukaan koloni.
e) Wajah permukaan, ada yang mengkilap dan ada yang suram.
f) Warna. Kebanyakan koloni berwarna putih kekuningan, tapi ada juga
yang berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, hijau, kuning, ungu.
g) Kepekatan. Ada koloni yang lunak, ada yang keras, dan kering.
Sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, miring, dan tusukan
di antaranya :
a. Agar-agar Tusukan
Bentuk koloni dapat mengencerkan gelatin bila dilihat dari samping dapat
serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan ada yang berjonjot, serupa batang.
Sedangkan yang tidak dapat mengencerkan gelatin dapat serupa kawah, mangkuk,
corong, pundi-pundi, dan berlapis.
b. Agar-agar Lempengan
Bentuk koloninya seperti titik-titik, berbenang, bulat, tk teratur, akar, dan
serupa kumparan.
c. Agar-agar Miring
Koloninya serupa tasbih, pedang, duri, akar, batang dan titik.
3. Biakan Murni
Suatu biakan/piaraan murni yang disimpan bertahun-tahun mudah sekali
mengalami mutasi. Dan jika hal ini terjadi, maka piaraan ini bukan lagi
biakan/piaraan yang murni karena telah kehilangan tipe aslinya. Untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya mutasi pada biakan/piaraan murni
tersebut, maka perlu dilakukan hal-hal di bawah ini :
a) Pada waktu-waktu tertentu biakan/piaraan dipindahkan ke medium yang
baru.
b) Biakan/piaraan disimpan di dalam tempat yang bersuhu rendah dan
terhindar Dari radiasi.
c) Bakteri diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisi suhu kerig
bercampur dengan CO2, kemudian disimpan di tempat yang dingin.
Ada piaraan yang sewaktu-waktu perlu diremajakan tiap dua atau tiga bulan
sekali. Untuk meremajakan itu caranya yaitu piaraan perlu dipindahkan ke
medium baru pada suhu biasa yaitu antara 25 - 27 oC yang kemudian dimasukkan
dalam lemari es untuk diperbarui dua atau tiga bulan lagi. Sedangkan untuk
penyimpanan dengan cara diliofilisasikan asal selalu ada dalam 4oC.
4. Fermentasi
Pada tahun 1837 tiga orang ahli yaitu Cagnaird Latour, Scwamn dan Kutzing
masing-masing menemukan bahwa terdapat pada cairan-cairan yang mengandung
gula yang mengalami fermentasi alkohol; perubahan zat gula menjadi alkohol dan
CO2 merupakan fungsi fisiologi dari sel-sel khamir itu. Teori biologi ini mendapat
tentangan dari ahli kimia seperti Berzelius yang berpendapat bahwa pembusukan
dan fermentasi merupakan proses kimia murni. Pasteur justru menentang pendapat
tersebut, dan berpendapat bahwa semua proses fermentasi adalah proses kegiatan
mikroba.
Selama menyelidiki fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya
proses yang tidak membutuhkan oksigen. Penyelidikan mikroskopik pada setetes
cairan yang mengandung mikroba penyebab fermentasi asam butirat,
menunjukkan bahwa mikroba yang dekat pada tepi batas cairn dengan udara akan
menjadi tidak bergerak, sedang yang ada di pusat tetesan akan menjadi bergerak
aktif. Kenyataan ini membuktikan bahwa udara merupakan penghambat kegiatan
mikroba asam butirat.
Perkataan fermentasi sering disalin dengan perkataan peragian; hal ini
sebenarnya tidak tepat. Kata-kata ragi untuk tempe, ragi untuk tape, ragi untuk
roti, ragi untuk oncom, ragi untuk membuat minuman keras, itu menurut
sistematiknya di dalam dunia tumbuh-tumbuhan banyaklah berbeda. Secara
fisiologi ragi-ragi tersebut mempunyai persamaan, yaitu mereka menghasilkan
fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan
mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang mereka ubah itu
berbeda-beda. Orang membatasi pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi
dan laktasi.
Fermentasi merupakan proses perubahan kimia dalam bahan pangan yang
disebabkan oleh enzim. Enzim berperan ini berasal dari mikroba atau jasad renik
yang digunakan dan dikenal sebagai ragi alkohol. Melalui fermentasi diperoleh
produk yang mempunyai nilai gizi, biologis, serta cita rasa dan aroma yang lebih
baik dibandingkan dengan bahan asalnya. Hal ini dikarenakan dalam ragi terdapat
mikroba yang mengandung komponen seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral
dalam jumlah tertentu. Proses fermentasi secar sederhana dapat dilihat sebagai