LAPORAN TENGAH TAHUN 2009 INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN PRIMA TANI PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH IKLIM BASAH DI KABUPATEN KEPAHIANG Oleh: YONG FARMANTA ANDI ISHAK ZUL EFENDI SHOFFAHAYATI BASUNI ASNAWI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2009 No. Kode: 26.03.RDHP.0470/D
54
Embed
LAPORAN TENGAH TAHUN 2009 - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapteng2009... · Bagaimana meningkatkan motivasi petani dalam pelaksanaan Prima Tani melalui pengawalan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TENGAH TAHUN 2009
INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN PRIMA TANI PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH IKLIM BASAH
DI KABUPATEN KEPAHIANG
Oleh:
YONG FARMANTA ANDI ISHAK ZUL EFENDI
SHOFFAHAYATI BASUNI ASNAWI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN
2009
No. Kode: 26.03.RDHP.0470/D
ii
LAPORAN TENGAH TAHUN 2009
INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN PRIMA TANI PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH IKLIM BASAH
DI KABUPATEN KEPAHIANG
Oleh:
YONG FARMANTA ANDI ISHAK ZUL EFENDI
SHOFFAHAYATI BASUNI ASNAWI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2009
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Tengah Tahun kegiatan
Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Prima Tani pada Lahan Kering
Dataran Rendah Iklim Basah Di Kabupaten Kepahiang ini dapat disusun
dengan baik.
Laporan ini berisi rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan dari
bulan Januari s/d Juni 2009 yang meliputi pelaksanaan Prima Tani yaitu
sosialisasi rancang bangun laboratorium agribisnis serta implementasi
inovasi teknologi dan kelembagaan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu dan
seluruh anggota Tim, masyarakat Desa Imigrasi Permu dan Pemkab
Kepahiang yang telah berpartisipasi dan memberi dukungan dalam
pelaksanaan kegiatan Prima Tani. Semoga laporan ini bermanfaat,
khususnya bagi kelanjutan kegiatan Prima Tani pada tahun 2009.
Bengkulu, Juli 2009
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ................................................................... ii KATA PENGANTAR............................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................... v DAFTAR GAMBAR ................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. vii I. PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................... 1 B. Justifikasi .............................................................. 3 C. Perumusan Masalah ............................................... 3 D. Tujuan.................................................................. 5 E. Sasaran................................................................. 5 F. Luaran Hasil Kegiatan yang diharapkan ................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 6 III. METODE DISEMINASI .................................................. 11
A. Waktu dan Lokasi Kegiatan..................................... 11 B. Ruang Lingkup Kegiatan......................................... 11 C. Metode Pelaksanaan Kegiatan................................. 12 D. Metode Analisis ..................................................... 12
IV. HASIL SEMENTARA...................................................... 13 A. Hasil ..................................................................... 13 B. Pembahasan.......................................................... 17
V. KESIMPULAN SEMENTARA............................................ 36 Kesimpulan ................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 37
1. Petani yang mengembangkan Teknologi Penyambungan Tanaman Kopi di Desa Imigrasi Permu............................ 13
2. Petani yang mengembangkan Teknologi Pemangkasan
Kakao di Desa Imigrasi Permu....................................... 14 3. Petani yang mengembangkan Teknologi Pembuatan
Biogas......................................................................... 15 4. Materi Pertemuan rutin bulanan Gapoktan PRIMA KARYA
tahun 2009.................................................................. 15
vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1. Potongan Melintang Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga......................................................................... 30
2. Alur Bagan Proses Produksi........................................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Foto Buah Tanaman Kopi yang siap di panen petik merah hasil sambungan............ .............................................. 39
2. Foto Alat Pengolahan Kopi Secara Basah ....................... 40 3. Foto Buah Kakao yang telah berproduksi di Lokasi Prima
Tani Kabupaten Kepahiang hasil pemangkasan............... 41 4. Foto Ternak Kambing PE di Lokasi Prima Tani Desa
Imigrasi Permu Kabupaten Kepahiang............................ 42 5. Foto Biogas menggunakan bahan baku kotoran
kambing............... ....................................................... 43 6. Foto Demplot Padi Teknologi PTT............... ................... 44 7. Foto Sekretariat Koperasi Gapoktan PRIMA KARYA di
Desa Imigrasi Permu Kabupaten Kepahiang............... .... 45 8. Foto Saung sekaligus menjadi Klinik Agribisnis Prima Tani
Kabupaten Kepahiang................................................... 46 9. Struktur Organisasi Koperasi Tani Gapoktan PRIMA
3) Sasaran pemangkasan produksi : daun dan ranting
Pedoman pemangkasan kakao adalah sebagai berikut:
1) Hindari memotong cabang yang terlalu besar (diameter >
25 cm), kecuali memang diperlukan.
2) Pemotongan ranting atau cabang-cabang kecil (diameter
<2,5 cm) dilakukan rapat dengan cabang induknya
sedangkan pemotongan cabang besar dilakukan dengan
mennggalkan sisa kira-kira sepanjang 5 cm.
3) Selalu dijaga agar tajuk tanaman kakao tidak sampai
terlalu terbuka yang dapat berakibat matinya sel-sel
jaringan pada bagian jorket.
4) Tidak melakukan pemangkasan jika tanaman kakao sedang
berbunga atau sebagian besar ukuran buahnya masih
kecil.
5) Dalam pemangkasan ini perlu diingat bahwa cabang dan
ranting adalah aset untuk produksi buah kakao, oleh
karena itu jangan memotong cabang atau ranting tanpa
mempertimbangkan secara bijaksana.
c. Inovasi Teknologi Ternak kambing
Inovasi Teknologi Ternak kambing yang dilakukan
PRIMA TANI Kabupaten Kepahiang pada tahun 2009 adalah
pemanfaatan kotoran ternak kambing melalui pelatihan dan
demplot biogas.
Salah satu potensi sumber energy alternative
terbarukan dan ramah lingkungan di perkebunan kopi/kakao
adalah biomassa. Potensi ini akan makin besar dengan
28
memadukan (Integrasi) secara intensif ternak dalam
pengelolaan kebun kopi dan kakao yang telah ada maupun
dalam pengembangan kebun yang akan datang. Perpaduan
keduanya sebenarnya sudah lama dilakukan oleh petani
secara swadaya. Tujuannya untuk memanfaatkan hijauan hasil
pangkasan pohon pelindung sebagai pakan ternak dan
kemudian kotoran ternak digunakan sebagai pupuk organic.
Pemanfaatan yang bersifat timbal balik ini berlangsung
secara konvensional, padahal melalui penerapan teknologi
tepat guna, kotoran ternak terlebih dahulu dapat diambil
biogasnya untuk berbagai keperluan rumah tanggapetani,
baru kemudian ampas yang tertinggal digunakan sebagai
pupuk organic. Jika konsep ini dapat diterapkan secara utuh,
maka dalam hamparan lahan petani-petani kopi/kakao yang
cukup luas akan menjadi siklus materi dan siklus energy
secara bersamaan. Makin lama materi dan energy tersebut
berada dalam suatu system tertutup, keberlanjutan usaha
kopi/kakao menjadi lebih terjamin.
Biogas merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh
peruraian senyawa organic dalam biomassa oleh bakteri alami
metanogenik dalam kondisi anaerobic. Pada umumnya biogas
merupakan campuran 50-70 % gas metana (CH4), 30-50 %
gas kerbon dioksida (CO2), 5-10 % gas hydrogen (H2), dan
sisanya berupa gas-gas lain. Biogas memiliki berat 20 % lebih
ringan dibandingkan udara dan mempunyai nilai panas
pembakaran antara 4800-6700 kkal/m3. Nilai ini sedikit lebih
rendah dari nilai pembakaran gas metana murni yang
mencapai 8900kkal/m3.
Selain dari kotoran ternak, gas metana juga dapat
berproduksi dari campuran beberapa jenis biomassa yang ada
diperkebunan kopi/kakao, sedangkan kotoran ternak
29
merupakan bahan pencampur yang berfungsi untuk
mempercepat pertumbuhan mikroba. Beberapa sifat
biomassayag memiliki pengaruh nyata terhadap produksi
biogas antara lain C/N ratio, pH, kadar air, kandungan totoal
padatan dan ukurannya. Sedangkan factor eksternal yan
gberpengaruh terhadap proses adalah suhu, laju
pengumpanan, pengadukan dan konsistensi masukan, serta
waktu tinggal di dalam reactor.
30
580 mm
310 mm
330 mm
260 mm
210 mm 150 mm
780 mm
200 mm
900 mm
300 mm4"4"
Gambar 1. Potongan Melintang Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga
31
POTENSI BAHAN BAKU
Sumber biomassa di perkebunan kopi dan kakao
berasal dari kebun dan limbah pabrik. Dari pabrik pengelolaan
akan dihasilkan kurang lebih 15 -22 m3 kulit kakao dan 5 -10
m3 kulit kopi perhektar pertahunnya. Sedangkan potensi
biomassa dari tanaman penaung secara reguler harus
dipangkas juga cukup besar. Sebagai ilustrasi, pohon lamtoro
dapat menghasilkan biomassa sebagai pakan ternak sekitar
8,9 kg daun segar per pohon per tahun, sementara kebutuhan
pakan ternak kambing rata-rata 11,5 kg per ekor perhari.
Dengan populasi 660 – 800 pohon per ha akan diperoleh 5874
– 7120 kg daun lamtoro segar pertahun. Untuk satu ekor
kembing dibutuhkan sekitar 1,3 pohon penaung lamtoro per
hari atau 475 pohon penaung lamtoro pertahun. Dengan
demikian daya dukung kebun kopi per ha untuk ternak
kambing adalah 1,4 – 1,7 ekor.
Potensi ternak kambing menghasilkan pupuk kandang
adalah 1,4 kg segar per ekor per hari. Dengan daya dukung
ternak kambing 1,4 – 1,7 ekor per ha, maka akan dihasilkan
pupuk kandang segar 2 – 2,4 kg per ha per hari (kadar air 60
%) atau mempunyai jumlah kotoran lebih banyak yaitu antara
10 – 15 kg per ekor per hari.
TEKNOLOGI PROSES DAN ALSIN
Teknologi proses produksi biogas dari limbah ternak
ditampilkan pada gambar 2. Tahap awal proses produksi
biogas adalah pengenceran dengan cara mencampur kotoran
ternak dengan air dengan nisbah padatan dan air 1 : 1.
Campuran tersebut kemudian dimasukkan kedalam reactor
biogas sampai menutup saluran pemasukan dan pengeluaran
sampai gas yang dihasilkan stabil, setelah itu pengisian
32
dilakukan 1 atau 2 hari sekali tergantung kondisi lingkungan,
pemakaian dan bahan bakunya
Secara umum, konstruksi reactor biogas tersebut
memiliki 3 bagian penting, yaitu : (1) Unit yang pencampur
yang berfungsi untuk menampung campuran, (2) Bagian
utama reactor yang merupakan tempat berlansungnya proses
fermentasi secara anaerob untuk menghasilkan biogas, (3)
Bagian pengeluaran campuran padatan dan air proses yang
langsung dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Reaktor biogas skala individu dibuat dari drum baja
memiliki kapaitas tamping 150 liter dengan waktu tinggal
antara 18 -20 hari. Sedangkan reactor biogas skala kelompok
yang dibuat dengan konstruksi beton dengan waktu tinggal 40
– 50 hari. Biogas yang dihasilkan ditampung dalam beberapa
Limbah Peternakan
Kotoran Ternak
Pengenceran
Reaktor Biogas
Homogenisasi
Pupuk Padat Pupuk Cair
Air
Gambar 2. Alur Bagan Proses Produksi Bi
33
buah bekas ban dalam mobil atau truk. Biogas dapat lansung
dialirkan ke dalam kompir untuk digunakan sebagai sumber
panas pembakaran. Setiap 1 reaktor drum skala individu
dengan bahan baku 1 – 2 kg kotoran ternak mampu
menghasilkan 0,48 m3 biogas per hari. Gas tersebut dapat
disimpan di beberapa ban dan dapat dipanen minimal 2 kali
sehari. Jika prosesnya terjaga baik, maka panen gas dapat
dilakukan 4 kali dalam sehari (24 jam). Dilihat nilai kalor
pembakarannya, 1 m3 biogas setara dengan kalor pembakaran
minyak tanah sebanyak 0,50 – 0,60 liter.
Menurut hasil survey Pusat Penelitian Kopi dan kakao
Indonesia menunjukkan bahwa 1 keluarga petani pedesaan
dengan naggota keluarga 4 orang, membutuhkan minyak
tanah rata-rata 0,75 liter perhari, dengan demikian 1 reaktor
drum biogas dapat mensubsitusi separo dari kebutuhan
minyak tanah untuk keperluan memasak 1 hari.
d. Inovasi Teknologi Tanaman Padi
Demplot PTT padi yang di tanam di sekitar saung Prima
Tani dan lahan milik petani yang mana saat ini baru dalam
tahap persemaian. Inovasi Teknologi Demplot PTT padi
menggunakan Benih varietas baru, Pengairan intermiten,
tanam legowo, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
e. Inovasi Kelembagaan mendukung SUID dan AIP.
Inovasi kelembagaan yang telah dilaksanakan yaitu :
• Pertemuan rutin gapoktan pada tanggal 15 setiap bulan
Pertemuan rutin dapat menjadi motor pendorong
bagi Gapoktan Prima Karya sebagai pelaksana inovasi
Prima Tani di Desa Imigrasi Permu. Peranan gapoktan
sangat penting, karena merupakan mewadahi 5 kelompok
34
tani. Untuk itu dengan pertemuan rutin dapat menjadi
wadah memotivasi pengurus dan anggota gapoktan
sekaligus merencanakan secara bersama rencana kegiatan
inovasi yang akan dilakukan pada tahun 2009.
Gapoktan harus menjadualkan pertemuan rutin
masing-masing kelompok tani. Tujuan rapat kelompok tani
tersebut adalah untuk menyusun rencana kerja masing-
masing kelompok dan mengidentifikasi permasalahan
kelompok.
Pengisian papan informasi yang telah dibuat oleh
Gapoktan dari hasil-hasil pertemuan rutin sebagai berikut:
Informasi PUAP, teknologi biogas dan foto pertemuan oleh
BPTP; daftar peminjam dana Gapoktan, LPPU dan notulen
rapat oleh Gapoktan; informasi cara pengadadaan pupuk
bersubsidi dan penyuluhan oleh BPP dan PPL,
pengendalian hama penyakit oleh Petugas POPT. Membuat
identifikasi penerapan teknologi anggota kelompok tani
untuk padi (cara tanam, pemupukan), kopi
(penyambungan), kambing (pembuatan kompos, pakan)
dan kakao (pemangkasan).
• Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) gapoktan
(koperasi).
Gapoktan Prima Karya pada tahun 2008
mendapatkan alokasi dana Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP) dari Departemen Pertanian
sebesar 100 juta rupiah yang telah dikembangkan untuk
simpan pinjam memperkuat permodalan petani anggota
dalam usahatani dan membuat kios pupuk.
35
Jumlah dana PUAP seluruhnya yang telah
berkembang sampai bulan Agustus 2009 sebesar 120 juta
rupiah. Dengan pembinaan inovasi kelembagaan maka
pada tahun 2009 Gapoktan Prima Karya menjadi Koperasi
Tani berbadan hukum dengan penyertaan simpan pokok
dari anggota sejumlah 14 juta rupiah. Unit-unit usaha
dikembangkan dari simpan pinjam menjadi kios saprodi,
pembayaran rekening PLN dan PDAM.
Gapoktan Prima Karya menjadi gapoktan PUAP
terbaik tingkat Propinsi Bengkulu sehingga Ketua Gapoktan
diundang untuk hadir dalam Upacara Peringatan 17
Agustus 2009 di Istana Negara Jakarta. Sebagai lembaga
yang tumbuh dan dikembangkan dari partisipasi
masyarakat, Gapoktan Prima Karya dengan koperasi
taninya telah menjadi kekuatan ekonomi dalam
pengembangan agribisnis di Desa Imigrasi Permu, dan
dengan keberadaan Klinik Agribisnisnya telah menjadi
pusat informasi inovasi teknologi pertanian secara
partisipatif dari petani, oleh petani dan untuk petani.
Klinik Agribisnis Prima Tani yang terbentuk dengan
swadaya masyarakat digunakan sebagai tempat pertemuan
dan aktifitas gapoktan. Dari berukuran 6 x 9 m, Klinik
Agribisnis di renovasi diperluas menjadi 10 x 9 m, yang
memiliki gudang pupuk, kamar bagi petugas, fasilitas air
bersih dan kamar mandi serta listrik.
Bangunan Klinik Agribisnis menjadi salah satu aset
yang telah menjadi pusat informasi penyuluhan di
Kabupaten Kepahiang, dipakai bukan hanya oleh gapoktan
namun juga oleh berbagai dinas/instansi untuk berbagai
keperluan sosialisasi/pertemuan.
36
V. KESIMPULAN SEMENTARA
Prima Tani yang dilaksanakan di Desa Imigrasi Permu, Kecamatan
Kepahiang, Kabupaten Kepahiang pada pertengan tahun 2009 telah
mendorong implementasi inovasi teknologi perbaikan budidaya kambing,
kopi dan kakao serta memperkuat kelembagaan gapoktan. Inovasi yang
dilakukan di lokasi Prima Tani adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Produksi Kopi dengan Inovasi Teknologi Penyambungan
Kopi dan pengolahan kopi secara basah.
2. Pemangkasan Tanaman Kakao.
3. Pembuatan Biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak kambing
4. Demplot Padi Teknologi PTT
5. Inovasi Kelembagaan dengan Pembinaan Gapoktan melalui pertemuan
rutin dan pengelolaan LKM
37
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2004a. Rancangan Dasar Prima Tani (Program
Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Badan Litbang Pertanian. 2004b. Pedoman Umum Prima Tani (Program
Rintisan dan akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Badan Litbang Pertanian. 2005. Petunjuk Teknis Participatory Rural
Appraisal (PRA). Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Badan Litbang Pertanian, 2006. Petunjuk Teknis Penyusunan Rancang
Bangun Laboratorium Agribisnis. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Badan Litbang Pertanian, 2006. Petunjuk Teknis Penumbuhan
Kelembagaan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP). Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
Badan Litbang Pertanian, 2006. Rancangan Dasar Prima Tani (Program
Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
[Balitnak] Balai Besar Penelitian Ternak, 2008. Pakan Tenak dari Limbah
Tanaman Perkebunan. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Integrasi Tanaman Perkebunan dan Ternak.
Bappeda Kepahiang 2006. Profil Kabupaten Kepahiang. Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepahiang. BPS. 2006. Bengkulu Dalam Angka. Biro Pusat Statistik, Bengkulu Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2006. Pedoman Umum Prima
Tani. Deptan, Jakarta. Ismayadi C., B. Sumartono, W.R. Susilo & S. Mawardi. 2006. Teknologi
sistem olah basah sederhana untuk peningkatan mutu hasil pada perkebunan kopi rakyat. Makalah Simposium Kopi 2006. Surabaya 2 s.d. 3 Agustus 2006.
38
[Puslit Koka] Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 2003. Poster Bahan tanam kopi Robusta unggul Baru. Diterbitkan Bagian Proyek Penelitian dan Pengembangan Kopi dan Kakao TA 2003.Thahir,R.A. Djajanegara dan A. Hasanuddin, 2006. Panduan Penerapan Inovasi Teknologi dalam Prima Tani. Materi TOT Apresiasi Manajemen dan Konsep Prima Tani untuk Manajer Laboratorium Agribisnis. Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
Zaenudin,A.T. 1995. Research on Nutrition and Feed Resources to Enhance Livestock Production in Malaysia,Proc. Utilization of Feed Resources in Relation Nutrition and Physiology of Ruminants in the Tropics. Trop.Agric.Res Series.
39
Lampiran 1. Foto Buah Tanaman Kopi yang siap di panen petik merah hasil sambungan
40
Lampiran 2. Foto Alat Pengolahan Kopi Secara Basah
41
Lampiran 3. Foto Buah Kakao yang telah berproduksi di Lokasi Prima Tani Kabupaten Kepahiang hasil pemangkasan
42
Lampiran 4. Foto Ternak Kambing PE di Lokasi Prima Tani Desa Imigrasi
Permu Kabupaten Kepahiang
43
Lampiran 5. Foto Biogas menggunakan bahan baku kotoran kambing
44
Lampiran 6. Foto Demplot Padi Teknologi PTT
45
Lampiran 7. Foto Sekretariat Koperasi Gapoktan PRIMA KARYA di Desa Imigrasi Permu Kabupaten Kepahiang
46
Lampiran 8. Foto Saung sekaligus menjadi Klinik Agribisnis Prima Tani Kabupaten Kepahiang
47
Lampiran 9. Struktur Organisasi Koperasi Tani Gapoktan PRIMA KARYA