BAB I LATAR BELAKANG
1.1
Gambaran Umum Desa Secara Geografis
1.1.1 Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir terletak di utara
dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
yang merupakan daerah pesisir pantai dan mempunyai luas wilayah
564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan
ketinggiansatu meter dari permukaan laut dengan suhu udara
300-370C. Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan
seluas 108,185 hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada
daratan terdiri dari dua hektar pemakaman umum. Batasbatas wilayah
Desa Tanjung Pasir, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa,
sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Muara, dan sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan. Jarak Desa Tanjung Pasir
kurang lebih 29 km dari kota Tangerang atau kurang lebih 25 km dari
pintu keluar M-1 (west gate) Bandara Soekarno Hatta melalui jalan
Marsekal Surya Darma (Jalan Selapanjang). Perbaikan sistem
transportasi seperti perbaikan jalan dan penyediaan sarana angkutan
umum akan mempermudah akses masyarakat ke tempat pelayanan
kesehatan. Suasana sebelum memasuki Desa Tanjung Pasir melewati
daerah Kampung Melayu Teluk Naga, selepas pasar maju sekitar 200
meter mengambil arah kanan. Setelah itu akan melewati Desa Tegal
Angus sebelum sampai ke Desa Tanjung Pasir. Kondisi fisik jalan
menuju Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta sudah
menggunakan aspal. Berdasarkan data Puskesmas Tegal Angus, pada
tahun 2011 Desa Tanjung Pasir berjumlah 10.225 penduduk dengan
jumlah rumah tangga 2473 dan yang memenuhi syarat rumah sehat
sebanyak 218. Mayoritas masyarakat Tanjung Pasir bersuku bangsa
Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk desa
Tanjung Pasir adalah nelayan dan sebagian wiraswasta. Kepadatan
jumlah penduduk desa Tanjung Pasir 1,625 penduduk/km2, yang
rata-rata penduduk tinggal didaerah pesisir pantai. Jumlah penduduk
miskin masih cukup besar menunjukan kondisi ekonomi di wilayah desa
Tanjung Pasir masih rendah. Masih banyaknya penduduk miskin di desa
Tanjung Pasir dapat menjadi hambatan dalam pembangunan
1
dibidang kesehatan. Tingkat pendidikan masyarakat desa Tanjung
Pasir juga masih sangat rendah sehingga kesadaran perilaku hidup
bersih dan sehat pada masyarakat masih kurang. Desa Tanjung Pasir
memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Di desa
Tanjung Pasir ini terdapat pelayanan kesehatan seperti Posyandu,
Poskesdes, beberapa bidan dan Puskesmas yang terletak di desa Tegal
Angus. Posyandu di Tanjung Pasir berjumlah sembilan dengan jadwal
kegiatan sebulan sekali. Satu buah Poskesdes terletak di dalam area
TNI Angkatan Laut dengan jadwal kegiatan dua kali dalam seminggu.
Masyarakat Tanjung Pasir juga memiliki pelayanan kesehatan berupa
Puskesmas di wilayah Tegal Angus yang berjarak sekitar 7 km yang
dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Di
Puskesmas terdapat 2 dokter umum, 2 dokter gigi dan 6 bidan
desa.
Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
1.2
Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.2.1 Situasi Kependudukan Desa Tanjung Pasir terdiri dari enam
kepala dusun, 14 Rukun Warga (RW), dan 34 Rukun Tetangga (RT) yang
dapat dilihat pada gambar 1.2. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2011 jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung
Pasir adalah 10.225 jiwa terdiri dari 4.115 jiwa laki-laki dan
6.110 jiwa perempuan.2
Gambar 1.2 Peta Desa Tanjung Pasir
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah
tangga 1.4853 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3.7
jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir berdasarkan umur No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Usia 0 4 tahun 5 9 tahun 10 14 tahun 15
19 tahun 20 24 tahun 25 29 tahun 30- 34 tahun 35 39 tahun 40 44
tahun 45 49 tahun 50 54 tahun >55 tahun Jumlah penduduk 669 914
665 452 345 231 237 122 145 119 143 178
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)3
Dilihat dari berbagai aspek, maka Desa Tanjung Pasir berbatasan
langsung dengan kota Jakarta atau administratif Kepulauan Seribu
yang mempunyai fungsi sebagai penyangga dari berbagai aspek
kehidupan, yang tentunya sangat mempengaruhi berbagai pembangunan
dan sebagai alat dari perkembangan teknologi, transformasi dan
telekomunikasi yang semakin luas dengan jumlah penduduk sebesar
10.225 jiwa serta didukung dari sarana dan prasana pendidikan dari
tingkat TK sampai dengan tingkat SLTP/MTs. Jumlah Penduduk Menurut
Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa Tanjung Pasir
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah penduduk Desa tanjung pasir berdasarkan tingkat
pendidikan No . 1 2 3 Pendidikan Tamat akademi/sederajat Tamat
Perguruan Tinggi/sederajat Buta huruf Jumlah penduduk 45 orang 521
orang 498 orang
(Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus)
1.2.2 Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan
dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program
kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan
kesehatan. Prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir adalah
sebagai berikut: a. TK ( Taman Kanak-Kanak) Jumlah Sekolah Jumlah
Murid Jumlah Guru : 5 buah : 153 orang : 5 orang
b. SD (Sekolah Dasar) Negeri Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah
Guru : 2 buah : 1.269 orang : 28 orang
4
c. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah
Guru : 2 buah : 876 orang : 16 orang
d. SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) Negeri Jumlah
Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru : - buah : - orang : - orang
e. Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Jumlah Sekolah Jumlah Murid
Jumlah Guru : 1 buah : 413 orang : 16 orang
f. SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) Swasta Islam Jumlah
Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru : - buah : - orang : - orang
g. SMUN ( Sekolah Mengah Umum ) Negeri Jumlah Sekolah Jumlah
Murid Jumlah Guru : - buah : - orang : - orang
h. SMUN ( Sekolah Mengah Umum ) Kejuruan Jumlah Sekolah Jumlah
Murid Jumlah Guru : - buah : - orang : - orang
i. SMUN ( Sekolah Mengah Umum ) Jumlah Sekolah Jumlah Murid
Jumlah Guru : - buah : - orang : - orang
j. Lembaga Pendidikan Pendidikan Usia dini (PAUD) : - buah5
Kursus bahasa Kursus menjahit
: - buah : - buah
1.2.3 Keadaan Sosial Ekonomi Secara umum penduduk Desa Tanjung
Pasir belum berkembang secara ekonomi. Keadaan ekonomi erat
kaitannya dengan sumber mata pencaharian penduduk, dari jumlah
penduduk 10.225 jiwa yang usia pekerjaan dan pencari kerja
diperkirakan sebanyak 2.039 jiwa.Mata pencaharian penduduk
didominasi oleh nelayan, petani, pedagang dan buruh dengan
pendapatan yang tidak tetap. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai
nelayan dikarenakan bertempat tinggal di wilayah pesisir pantai.
Ada beberapa keluarga yang memiliki perahu milik sendiri namun
kebanyakan mereka tidak memiliki perahu sendiri. Bagi keluarga yang
tidak mempunyai perahu sendiri, mereka dapat bekerja dengan pemilik
perahu yang dimiliki oleh warga yang umumnya berasal dari Jakarta.
Para nelayan biasanya berangkat untuk bekerja dimulai sejak subuh
dan baru kembali lagi pada sore harinya bahkan ada pula yang melaut
hingga seminggu kemudian. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
pokok adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14. 15. Nelayan Buruh/swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pedagang Penjahit Tukang Batu Tukang kayu Peternak Pengrajin Montir
Dokter/Bidan Supir Pengemudi Becak TNI / POLRI Pengusaha : 2.331
orang : 65 orang : 15 orang : 1.213 orang : 24 orang : 62 orang :
42 orang : 6 orang : 5 orang : 25 orang : 6 orang : 30 orang : 43
orang : 6 orang : 8 orang6
16.
Petani
: 176 orang
Sarana perekonomian dan perdagangan di Desa Tanjung pasirantara
lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Koperasi
Pasar Warung/kedai Kios Kelontong Bengkel Toko Percetakan/sablon
Material/ tokoo bangunan Swalayan Super Mall Pegadaian Bank BRI
Bank Swasta Pos Giro : 1 buah : - buah : 100 buah : 5 buah : 8 buah
: 20 buah : - buah : - buah : - buah : - buah : - buah : - buah : -
buah : - buah
Pendapatan Desa Tanjung Pasir berasal dari jual beli tanah serta
urusan administrasi. Desa Tanjung Pasir tidak mendapatkan
pendapatan dari wisata pantai Tanjung Pasir. Desa Tanjung pasir
juga merupakan daerah pariwisata yang biasanya di akhir minggu atau
hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata
yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah taman buaya, resort,
serta wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak
dikunjungi biasanya adalah kawasan pantai. Namun keadaan pantai di
Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik. Banyak sampah yang tidak
terurus dan air pantai yang terlihat bewarna kecoklatan. Hal ini
mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempat
yang membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Selain memancing
dan bermain di pantai, Desa Tanjung Pasir juga merupakan salah satu
tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan menyeberang ke
kawasan Pulau Seribu.
7
1.2.4 Keadaan Sosial Budaya Desa Tanjung Pasir memiliki beberapa
suku di dalam masyarakatnya. Suku tersebut antara lain betawi,
melayu dan sisanya adalah pendatang. Berdasarkan pencatatan yang
dilakukan oleh kantor kepala desa setempat, mayoritas warga desa
Tanjung Pasir beragama Islam dan adapula yang beragama Hindu,
sisanya menganut agama Kristen Katolik, Protestan dan agama Budha.
Suasana beragama warga Desa Tanjung Pasir cukup baik, rukun, aman,
dan tentram, saling menghormati dan tolong-menolong. Jumlah
penduduk berdasarkan agama adalah sebagai berikut: (Sumber: Data
Puskesmas Tegal Angus) a. b. c. d. e. Islam Katolik Protestan Hindu
Budha : 9.594 orang : 12 orang : 2 orang : 56 orang : 51 orang
Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir adalah
sebagai berikut: a. b. c. d. e. Mesjid Musholla Majelis Taklim
Gereja Pura : 6 unit : 30 unit : 12 unit ::-
1.2.5 Transportasi Sarana transportasi masyarakat Desa Tanjung
Pasir dengan menggunakan angkutan umum, ojek motor, becak serta
sepeda.
1.2.6 Kesehatan Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan
Instansi terkait, dalam hal ini Puskesmas untuk pelayanan kesehatan
masyarakat, antara lain : (Sumber: Data Puskesmas Tegal Angus) 1.
Peningkatan Gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada
balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada
ibu hamil.8
2.
Pencegahan penyakit, Vaksinasi Filariasis (kaki gajah),
imunisasi polio bagi Balita, pemberian vitamin A.
3.
Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah
dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4.
Penanganan bagi Balita yang kekurangan Gizi dengan memberikan
susu dan makanan yang bernutrisi
5.
Penyuluhan Kessehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara
lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan
sekitarnya.
6.
Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayor dan tanaman Obat
keluarga (TOGA), tabulapot dan Tabulakar.
Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan
yang tersedia di Desa Tanjung Pasir : (Sumber: Data Puskesmas Tegal
Angus) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Poskesdes Pos KB Keluarga
Posyandu Pos Mandiri Klinik Bersalin/BKIA Praktek dokter/Bidan
Praktek Bidan Paraji Keluarga Berencana a. b. c. Jumlah Pos/ Klinik
KB Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Jumlah Akseptor KB Pil IUD
Kondom Suntik Implan : 127 orang : 14 orang : - orang : 190 orang :
13 orang9
: 1 unit : - unit : 6 unit : - unit : - unit : 4 unit : 4 unit :
4 orang : - orang : - unit : 334 Pasang :
1.2.7 Ketersediaan Jamban Berdasarkan data yang diperoleh dari
POSKESDES tahun 2011, untuk ketersediaan jamban di seluruh Desa
Tanjung Pasir baik jamban keluarga maupun jamban umum berjumlah 726
buah.
1.2.8 Ketersediaan Pekarangan Desa Tanjung Pasir merupakan
sebuah desa nelayan yang ada di wilayah Banten, di desa ini tanaman
yang dapat tumbuh amat terbatas hal ini dikarenakan kondisi air
yang berkadar garam tinggi dan tanah yang mengandung pasir amat
menyulitkan untuk bertanaman sayuran, tanaman obat maupun tanaman
buah-buahan. Mengingat kondisi ini maka Direktorat Budidaya dan
Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat melakukan pengamatan dan
menyimpulkan bahwa warga di Desa Tanjung Pasir melirik pekarangan
yang dapat dimanfaatkan dalam berbudidaya sayuran. Pada saat ini,
desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan pembelajaran
agar budidaya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga
untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan namun dapat
meningkatkan pendapatan keluarga.
10
BAB II GAMBARAN KELUARGA BINAAN
Dalam melakukan diagnosis komunitas digunakan 5 keluarga
yaitu:
Gambar 2.1. Denah lokasi keluarga binaan11
a. Keluarga Tn. Nurdin a. Data Dasar Keluarga Tn. Nurdin
Keluarga Tn. Nurdin terdiri atas lima orang anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah. Keluarga Tn. Nurdin tinggal di rumah
milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir.
Tn. Nurdin dan Ny. Een memiliki tiga orang anak. Anak pertama
bernama Erik usia 12 tahun seharusnya sekarang duduk di kelas 4 SD,
tapi sejak 4 bulan ini sudah tidak sekolah, menurut orang tuanya
dikarenakan anaknya sendiri yang tidak ingin melanjutkan
sekolahnya. Kegiatan sehari-hari anaknya ini adalah bermain. Anak
kedua bernama Mutia usia 10,5 tahun, saat ini duduk di kelas 3 SD.
Dan anak ketiga bernama Dinda usia 7 bulan dan diberi ASI
eksklusif. Ketiga anaknya tersebut tinggal satu rumah bersama orang
tuanya. Saat ini Tn. Nurdin berusia 36 tahun dan bekerja sebagai
makelar jual beli motor, dengan penghasilan yang tidak menentu
biasanya pendapatan diperoleh Rp. 300.000-500.000 perhari. Ny. Een
sendiri saat ini berusia 42 tahun dan sehari-harinya bekerja
sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Nurdin
No.
Nama
Status keluarga
Jenis Kelamin Laki-laki
Usia
Pendidika n
Pekerjaan/ Penghasilan Makelar jual beli motor/300.000500.000
per hari
1.
Tn. Nurdin
Kepala keluarga
35 Tahun
SD
2. 3. 4. 5.
Ny. Een An. Erik An. Mutia An. Dinda
Isteri Anak ke-1 Anak ke-2 Anak ke-3
Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki
42 tahun 12 tahun 10,5 tahun 7 bulan
SD SD SD -
Ibu rumah tangga Bermain Pelajar -
12
13
Gambar 2.2. Denah rumah Tn. Nurdin
14
b. Bangunan tempat tinggal Keluarga Tn. Nurdin tinggal di rumah
milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 6 x 9 meter dan tidak
bertingkat. Dinding rumah terbuat dari tembok pada seluruh ruangan
dan sudah dicat. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng dan
disertai plafon. Ketinggian atap rumahnya 4 meter. Rumah Tn. Nurdin
terdiri dari 6 ruangan, yang terdiri dari dua kamar tidur, dengan
luas tiap kamarnya sekitar 3 x 3 meter dengan lantai beralaskan
semen. Selain itu juga terdapat ruang tamu yang berukuran 4 x 3
meter dengan lantai beralaskan keramik . Dalam rumah ini juga
terdapat ruang keluarga berukuran 4 x 6 meter dengan lantai
beralaskan keramik, dapur 4 x 2 meter dengan lantai beralaskan
tanah, dapur berukuran 2 x 6 meter dengan lantai beralaskan tanah,
kamar mandi berukuran sekitar 2 x 2 meter dengan lantai beralaskan
semen dan teras berukuran 3 x 3 meter dengan lantai beralaskan
tanah. Dalam rumah ini sistem ventilasi rumah Tn. Nurdin belum
memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik, karena luas
ventilasi rumahnya < 10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya
terdapat di ruang tamu dua buah jendela depan dengan ukuran 100 x
60 cm. Satu kamar tidur memiliki satu buah jendela berukuran 40 x
60 cm dan terdapat ventilasi angin di atasnya, dan kamar tidur yang
lain tidak memiliki ventilasi. Di ruang TV tidak terdapat
ventilasi, di dapur dan kamar mandi terdapat atasnya. Kamar mandi
keluarga Tn. Nurdin terletak di dekat dapur dan kamar mandi
tersebut tersedia fasilitas jamban (WC) di dalamnya dilengkapi
dengan leher angsa, dan dilengkapi septic tank dan tertutup. Jarak
tempat penampungan kotoran dengan sumber air bersih cukup jauh,
yaitu sekitar 10 meter. Pencahayaan di rumah keluarga Tn. Nurdin
sudah cukup, masing masing ruangan menggunakan lampu neon.
ventilasi angin-angin di
c. Lingkungan Pemukiman Rumah keluarga Tn. Nurdin terletak di
lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan
berdempetan. Keluarga Tn. Nurdin tidak memiliki pembuangan sampah
khusus, mereka membuang sampah di kebun belakang rumahnya yang
jaraknya sekitar 15 meter dari rumah, yang di kebun itu juga
terdapat tiga buah15
makam, dan seringkali kebun itu juga dijadikan tempat buang air
besar oleh warga yang tidak memiliki jamban. Sampah yang
ditumpukkan di kebun hanya dipagari oleh batang pohon pisang. Di
belakang rumahnya terdapat kandang ternak milik orang tua Tn.
Nurdin, hewan yang dipelihara adalah bebek dan ayam. Di samping
kiri rumahnya terdapat kandang ayam milik Tn. Nurdin dan terdapat
pula bengkel milik adiknya. Keluarga Tn. Nurdin membuangan limbah
rumah tangga ke sungai yang berada di depan rumahnya yang berjarak
sekitar 5 m. Sumber air bersih keluarga Tn. Nurdin berasal dari PAM
yang pipanya terpasang melalui sambungan terminal yang langsung
dari pusat. Air PAM ini digunakan untuk konsumsi air minum,
memasak. Untuk mandi dan mencuci ataupun istinja mereka menggunakan
air sumur yang digali di dapur rumah mereka. Air dari sumur diambil
dengan cara menimba, karena pompa airnya sudah rusak.
d. Pola Makan Keluarga Tn. Nurdin makan sebanyak tiga kali dalam
sehari. Ny. Een selaku ibu rumah tangga adalah orang yang
bertanggung jawab untuk menyediakan hidangan. Makanan yang
disajikan berupa makanan seperti nasi disertai lauk tahu/tempe, dan
sayur. Namun, kadang-kadang Ny. Rokiah juga menyajikan telur, ayam,
atau ikan, biasanya dua hari sekali. Sementara balitanya diberi
makan bubur nestle dan ASI. Keluarga Tn. Nurdin jarang mengkonsumsi
buah-buahan. Keluarga Tn. Nurdin biasa makan di ruang TV. Alat
makan yang digunakan oleh keluarga ini terbuat dari piring kaca
gelas kaca, serta sendok/ garpu yang terbuat dari logam. Namun
biasanya keluarga lebih sering makan dengan menggunakan tangan.
Sebelum mencuci tangan Keluarga ini memasak dengan
menggunakan kompor gas yang menggunakan tabung gas 3 kg.
Keluarga ini mengaku jarang membeli makanan ke luar.
e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak Ny. Een selalu
mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Selama kehamilan
Ny.Rokiah selalu memeriksakan kehamilannya di bidan. Riwayat
persalinan ketiga anaknya di rumah sendiri dan ditolong oleh bidan.
Riwayat imunisasi ketiga anaknya tidak lengkap, bahkan anak
ketiganya tidak diimunisasi sama sekali dan kadang-kadang mengikuti
kegiatan penimbangan di posyandu. Ny. Een mengaku ketiga
anaknya16
mendapatkan ASI ekslusif, dikarenakan Ny. Een mengetahui jika
pemberian ASI dapat menyebabkan anaknya jarang terkena penyakit.
Anak pertamanya jarang berada di rumah, dia lebih senang bermain di
luar rumah, dan meminta uang jajan sehari sebesar 50.000 rupiah.
Anak keduanya lebih sering berada di rumah, dan rajin belajar.
Perkembangan anak ketiga saat ini sudah bisa tengkurap, tapi belum
bisa mengangkat kepalanya, dan belum bisa duduk.
f.
Kebiasaan sehari-hari Hampir semua anggota keluarga memiliki
kebiasaan yang sama, yaitu tidak memakai alas kaki saat keluar
rumah, kecuali Ny. Een dan anak keduanya yang sesekali memakai alas
kaki saat keluar rumah. Tn. Nurdin memiliki kebiasaan merokok tiap
hari, sehari menghabiskan 1 bungkus rokok Dji Sam Soe, sebanyak 12
buah. Kebiasaan ini dilakukan sejak Tn. Nurdin berusia 13
tahun.
g. Kebiasaan Berobat Bila sakit, keluarga Tn. Nurdin biasa
berobat dengan menggunakan obat warung, namun bila tidak ada
perbaikan keluarga biasanya berobat ke puskemsas Tegal Angus.
Keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat. Dalam enam bulan terakhir ini
anak ketiga Tn. Nurdin pernah mengalami campak, Tn. Nurdin juga
terkadang mengalami sesak nafas.
h. Riwayat Penyakit Dalam keluarga ini, ada salah satu anggota
keluarga yang pernah menderita penyakit gatal-gatal pada
kakinya.
17
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Nurdin NO
FAKTOR INTERNAL YA/TIDAK KETERANGAN
1
Kebiasaan merokok
Ya
Tn. Nurdin merokok di dalam dan di luar rumah, 1 bungkus per dua
hari
2 3
Kebiasaan jajan Olahraga
Ya Ya
Jarang Tidak ada kebiasaan rutin untuk
berolahraga 4 5 6 Pola pengobatan Menabung Kebiasaan sandal Ya
Tidak memakai Tidak Biasanya berobat ke puskesmas Tidak rutin,
tabungan disimpan di rumah Hanya sesekali memakai sandal saat
keluar rumah.
NO 1
FAKTOR EKSTERNAL Bangunan tempat tinggal Ventilasi Pencahayaan
MCK (WC)
YA/TIDAK
KETERANGAN
Ya Ya Ya
< 10% dari luas lantai Baik ( 1 ), bergabung dengan kamar
mandi
Air bersih
Ya
Sumur ( jarak sumur dengan penampungan limbah 10 m)
Selokan Kandang
Tidak Tidak
Tidak terdapat selokan Kandang ayam tidak bersatu dengan rumah,
jarak 1 m dari dinding luar rumah
Pekarangan
Tidak
Tidak
terdapat
pohon
di
pekarangan Dapur Ya Tersedia sarana pembuangan asap dapur
18
Kamar
Ya
Dua
kamar
tidur,
ukuran
masing-masing 3 x 3 m Ruang keluarga Ya Ruang TV biasa dijadikan
sebagai ruang keluarga dan ruang untuk makan berukuran 4x6m 2
Kepadatan penduduk Kepadatan rumah Sistem pembuangan Cukup
Penampungan kebun sampah busuk sampah di
sampah dan limbah
belakang dibiarkan
rumah, sampai
Lantai rumah
Keramik (ruang TV, ruang tamu), semen (kamar tidur, kamar
mandi), tanah (dapur, teras)
3 Pemicu rumah
Dinding rumah Atap rumah
Tembok dan sudah di cat Tiap ruangan memiliki plafon, kecuali
dapur dan kamar mandi
Pagar dalam lingkungan
Tidak
Asap dapur Asap rokok Debu
Ada Ada Ada
19
b. Keluarga Tn. Mistar a. Data Dasar Keluarga Tn. Mistar
Keluarga Tn. Mistar terdiri atas tiga orang anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah. Keluarga Tn. Mistar tinggal di rumah
milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung Suka Mulya Desa Tanjung
Pasir. Tn. Mistar dan Ny. Epa memiliki satu orang anak perempuan
bernama Milda berusia 4 tahun dan belum bersekolah. Saat ini. Tn.
Amat berusia 27 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta dengan membuka
bengkel motor pribadi di depan rumahnya dengan penghasilan tidak
menentu biasanya pendapatan maksimal yang diperoleh sekitar Rp.
300.000- tiap minggunya. Ny. Epa sendiri saat ini berusia 25 tahun
dan sehari-harinya tidak bekerja hanya mengurus pekerjaan rumah
tangga dan mengurus anak mereka.
No.
Nama
Status keluarga
Jenis Kelamin Laki-laki
Usia
Pendidikan
Pekerjaan/ Penghasilan
1.
Tn. Mistar
Kepala keluarga
27 Tahun
SD
Pemilik bengkel Rp.300.000/ minggu
2. 3.
Ny. Epa An. Milda
Isteri Anak ke-1
Perempuan Perempuan
25 tahun 4 tahun
SD Belum bersekolah
Ibu rumah tangga -
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Mistar
20
Halamanbelakang 4 m
Sumur 4 x 2 m dapur
Kamar mandi 1x2m
3 x 3 m kamartidur 3x3m ruangkeluarga 7m
5 x 2 m ruangtamu
5m
Gambar 2.3. Denah Rumah Tn. Mistar
21
b. Bangunan tempat tinggal Keluarga Tn. Mistar tinggal di rumah
milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 5 x 7 meter dan tidak
bertingkat. Dinding rumah terbuat dari anyaman bamboo pada bagian
luar dan dalam ruangan yang digunakan sebagai penyekat ruangan
dengan pintu utama dan pintu belakang rumah terbuat dari kayu yang
dapat dibuka setengah pada bagian atasnya sehingga dapat digunakan
sebagai jendela. Lantai rumah beralaskan semen (ubin) tanpa
keramik. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng dimana pondasi
bangunannya merupakan tiang bamboo tanpa disertai plafon dengan
ketinggian atap rumahnya 5 meter. Rumah Tn. Mistar terdiri dari 5
ruangan, yang terdiri dari satu kamar tidur dengan luas sekitar 3 x
3 meter. Dalam rumah ini juga terdapat ruang keluarga dan ruang
tamu yang bergabung menjadi satu dengan ukuran ruang keluarga 3 x 2
meter dan ruang tamu berukuran 2x 5 meter, dapur berukuran 2 x 4
meter dan kamar mandi berukuran sekitar 2 x 1 meter. Dalam rumah
ini Sistem ventilasi rumah Tn. Mistar belum memenuhi standar
kriteria ventilasi yang kurang karena luas ventilasi rumahnya <
10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya terdapat di ruang tamu
melalui pintu utama yang dapat dibuka di bagian atasnya dan tidak
memiliki jendela, selain melalui pintu utama udara dapat masuk
melalui celah- celah anyaman bambu pada bagian dinding depan dan
belakang. Pada masingmasing ruang tidur tidak terdapat ventilasi
angin maupun jendela kaca. Di dapur juga tidak terdapat jendela
ataupun ventilasi angin-angin di atasnya. Hanya terdapat pintu yang
menuju halaman belakang yang jarang dibuka. Pada bagian dapur rumah
Tn. Mistar masih beralaskan tanah yang belum di semen dan tidak
terdapat ventilasi, pada bagian dapur terdapat sumur yang merupakan
sumber air bersih keluarga mereka. Pada bagian dapur terdapat
kompor gas yang digunakan seharihari oleh Ny. Epa untuk memasak
yang letaknya berhadapan dengan sumur. Sedangkan rak piring mereka
terletak di samping sumur. Kamar mandi keluarga Tn. Mistar terletak
di dekat dapur dan kamar mandi tersebut tidak tersedia fasilitas
jamban (WC), tidak memiliki septic tank, sehingga keluarga tersebut
bila ingin buang air besar mereka menumpang di rumah kakak dari Tn.
Mistar yang terletak di depan rumah mereka. Kamar mandi biasanya
digunakan untuk mandi dan mencuci baju, sedangkan untuk mencuci
piring keluarga Tn.22
Mistar biasanya menampung air di ember dan mencuci di depan
kamar mandi setelah itu air sisa cucian piring di buang di dalam
kamar mandi. Kamar mandi tidak terdapat ventilasi dan lantai kamar
mandi terbuat dari semen (ubin) tanpa keramik. Pada bagian halaman
belakang rumah keluarga Tn. Mistar terdapat tempat penampungan
sisa-sisa sampah rumah tangga keluarga Tn. Mistar.
c. Lingkungan Pemukiman Rumah keluarga Tn. Mistar terletak di
lingkungan yang padat di dalam gang kecil tanpa pagar, dimana jarak
antar rumah sangat dekat bahkan berdempetan. Keluarga Tn. Mistar
tinggal berdekatan dengan orang tuanya dan kakaknya. Keluarga Tn.
Mistar tidak memiliki hewan peliharaan tetapi di depan rumah
keluarga Tn. Mistar banyak hewan ternak berkeliaran milik
tetangganyaa. Keluarga Tn. Mistar tidak memiliki pembuangan sampah
khusus, mereka membuang sampah di belakang rumahnya yang apabila
sudah terkumpul banyak barulah dibakar, tempat membakarnya di
belakang rumah. Halaman belakang rumahnya tersebut sudah lama
dijadikan tempat penimbunan sampah. Di rumah Tn. Mistar tidak
terdapat pembuangan limbah rumah tangga khusus jadi membuangnya
bercampur dengan pembuangan sampah. Sumber air bersih keluarga
Tn.Mistar berasal dari sumur yang terletak di dalam dapur rumah
mereka. Air sumur ini tidak berbau, tidak berwarna dan tampak
jernih, sehingga air sumur ini biasanya digunakan untuk memasak,
mandi, mencuci baju dan mencuci piring. Sedangkan untuk kebutuhan
air minum mereka sehari-hari mereka membeli air isi ulang.
d. Kebiasaan sehari-hari Sehari-hari Tn. Mistar menghabiskan
waktunya untuk bekerja di bengkel motor pribadi miliknya, sedangkan
Ny. Epa setiap hari senin selalu berkunjung ke rumah orangtuanya di
Kampung Gaga bersama dengan anak perempuannya. Keluarga Tn. Mistar
sering tidak menggunakan alas kaki (sandal) saat keluar rumah. Tn.
Mistar memiliki kebiasaan merokok sejak muda. Tn. Mistar biasanya
merokok saat bekerja di bengkelnya dan sering merokok di dalam
rumah saat bersantai bersama keluarga. Keluarga Tn. Mistar
terkadang sering menyisihkan uang mereka untuk menabung dan unag
tabungannya biasanya di simpan di dalam rumah dan terkadang sering
terpakai bila ada keperluan yang23
terdesak. Tn. Mistar dan keluarganya jarang melakukan olahraga
dikarenakan Tn, mistar sibuk bekerja di bengkel dan Ny. Epa sibuk
mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga. Keluarga Tn. Mistar
jarang berekreasi mereka biasanya bila berekreasi bila memang
pekerjaan Tn. Mistar di bengkel tidak terlalu banyak.
e. Pola Makan Keluarga Tn. Mistar makan sebanyak dua kali dalam
sehari. Ny. Epa selaku ibu rumah tangga adalah orang yang
bertanggung jawab untuk menyediakan hidangan. Makanan yang
disajikan berupa makanan sederhana seperti nasi disertai lauk
tahu/tempe dan sayur bayam, kangkung. Namun, kadang-kadang Ny. Epa
juga menyajikan telur atau ikan, biasanya seminggu sekali. Keluarga
Tn. Mistar jarang mengkonsumsi buah-buahan. Keluarga Tn. Amat biasa
makan di ruang keluarga sambil menonton tv. Alat makan yang
digunakan oleh keluarga ini terbuat dari piring kaca gelas kaca,
serta sendok/ garpu yang terbuat dari logam. Namun biasanya
keluarga lebih sering makan dengan menggunakan tangan. Keluarga ini
memasak dengan menggunakan kompor gas yang menggunakan tabung gas 3
kg. keluarga ini mengaku sesekali suka membeli makanan ke luar.
f. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak Ny. Epa mengikuti
program Keluarga Berencana (KB). Ny. Epa memakai program KB suntik.
Selama kehamilan Ny. Epa selalu memeriksakan kehamilannya di bidan
dekat rumahnya, pertama kali Ny. Epa memeriksakan kehamilannya saat
usia kehamilannya menginjak usia 3 bulan. Riwayat persalinan
anaknya di rumah sendiri dan di tolong oleh paraji. Riwayat
imunisasi anaknya tidak pernah dilakukan sama sekali dikarenakan
menurutnya bahwa imunisasi tidak terlalu penting dan takut anaknya
menjadi sakit, sesekali Ny. Epa mengikuti kegiatan penimbangan di
posyandu. Ny. Epa mengaku memberikan ASI eksklusif dikarenakan
menurutnya ASI eksklusif penting.
g. Riwayat Penyakit Dalam keluarga ini, anak Tn. Mistar pernah
mengalami keluhan susah makan dan berat badan yang tidak naik.
24
h. Kebiasaan Berobat Bila sakit, keluarga Tn. Mistar biasa
berobat dengan menggunakan obat warung, namun bila tidak ada
perbaikan keluarga biasanya berobat ke bidan di dekat rumahnya.
Keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat. Dalam satu bulan terakhir ini
keluarga Tn. Mistar pernah mengalami batuk dan pilek bergantian dan
tidak berobat ke puskesmas, melainkan hanya member obat warung
saja.
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Mistar NO
FAKTOR INTERNAL YA/TIDAK KETERANGAN
1
Kebiasaan merokok
Ya
Tn. Mistar merokok di dalam dan di luar rumah, masing-masing
sebanyak 1-2
bungkus per dua hari. 2 3 Kebiasaan jajan Olahraga Ya Ya Jarang
( hanya bila tidak ada lauk ) Tidak ada kebiasaan rutin untuk
berolahraga 4 Pola pengobatan 5 6 Menabung Memakai (sendal) alas
Tidak kaki Tidak Tidak rutin, tabungan disimpan di rumah Lebih
nyaman tidak menggunakan alas kaki pencarian Tidak Biasanya hanya
membeli obat warung
NO 1
FAKTOR EKSTERNAL Bangunan tempat tinggal Ventilasi
YA/TIDAK
KETERANGAN
Tidak
< 10% dari luas lantai, tidak memiliki jendela hanya pintu
utama yang di buka di bagian atasnya25
Pencahayaan
Tidak
Kurang, hanya terdapat lampu di ruang keluarga
MCK (WC)
Tidak
Untuk buang air besar biasanya keluarga Tn. Mistar menumpang di
rumah kakak dari Tn. Mistar
Air bersih
Ya
Sumur ( jarak sumur dengan penampungan limbah < 10 m)
Selokan Kandang
Tidak Tidak
Tidak terdapat selokan Tidak peliharaan memiliki hewan
Pekarangan
Tidak
Terdapat beberapa pohon di pekarangan seperti jambu air, mangga,
dll
Dapur
Ya
Lantai dapur masih tanah belum di semen ataupun di beri
keramik Kamar Ya satu kamar tidur yang selalu di gunakan untuk
tidur dengan ukuran 3x3 meter Ruang keluarga Ya Ruangan berukuran
3x2 meter yang bergabung dengan ruang keluarga 2 Kepadatan penduduk
Kepadatan rumah Ya Terletak di gang kecil dan berdepetan dengan
rumah di sampingnya Sistem pembuangan Ya Penampungan halaman
setelah dibakar sampah di
sampah dan limbah
belakang terkumpul
rumah, sampah
26
Lantai rumah
Tidak
Semen tanpa ubin
Dinding rumah
Tidak
Dinding dan penyekat ruangan hanya menggunakan anyaman
bamboo
Atap rumah
Ya
Memiliki genteng tanpa plafon dengan pondasi tiang yang
terbuat dari bamboo Pagar Tidak Tidak terdapat pagar di depan
rumah 3 Pemicu rumah Asap dapur Ya Tidak ada ventilasi udara yang
cukup untuk keluar masuknya udara dib again dapur Asap rokok Ya Tn.
Mistar sering merokok di dalam rumah Debu Ya Ada dalam
lingkungan
c. Keluarga Tn. Leman a. Data Dasar Keluarga Tn. Leman Keluarga
Tn. Leman terdiri atas sepuluh orang anggota keluarga. Keluarga Tn.
Leman tinggal di rumah milik sendiri di RT 03/ RW 05 Kampung
Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Leman dan Ny. Enah memiliki tujuh
belas orang anak, tiga orang diantaranya meninggal saat di
kandungan dan enam orang meninggal saat bayi. Saat ini anak-anak
mereka yang masih hidup berjumlah delapan orang. Keempat anaknya
adalah laki-laki, dan sisanya perempuan. Anak pertama meninggal
saat masih bayi. Anak kedua bernama Mulina berusia 30 tahun, sudah
tidak sekolah sejak kelas 3 SD, menurut orang tuanya dikarenakan
anaknya sendiri yang tidak27
ingin melanjutkan sekolahnya. Saat ini anaknya bekerja sebagai
buruh pabrik bawang, penghasilannya tidak tetap minimum Rp. 20.000
per minggu. Anak ketiga bernama Edi meninggal saat berusia 19
tahun, karena sakit. Anak keempat dan kelima juga meninggal karena
sakit saat berusia 1 tahun, masing-masing bernama munawati dan
mulyati. Anak keenam bernama Joni berusia 24 tahun, sudah tidak
sekolah sejak kelas 3 SD, bekerja pengurus empang, dan
penghasilannya sekitar Rp. 40.000 per hari. Anak ketujuh bernama
Marwati berusia 19 tahun, sudah tidak sekolah sejak kelas 4 SD,
sudah menikah dan tidak bekerja. Anak kedelapan dan kesembilan
meninggal saat berusia 1 hari. Anak kesepuluh bernama Gunawan
berusia 18 tahun, sudah tidak sekolah sejak kelas 5 SD, bekerja
sebagai buruh pabrik dan penghasilannya sekitar Rp.195.000 per
minggu. Anak kesebelas bernama Basuni berusia 14 tahun, sudah tidak
sekolah sejak kelas 3 SD, bekerja sebagai buruh pabrik dan
penghasilannya sekitar Rp.195.000 per minggu. Anak kedua belas dan
ketiga belas kembar, bernama Mardilah dan Marsidah, berusia 13
tahun. Mardilah sudah tidak sekolah sejak kelas 4 SD, karena
kemauan anaknya sendiri, sekarang tidak bekerja. Sedangkan Marsidah
masih sekolah kelas 2 SMP, dan sampai saat ini masih dibiayai oleh
pamannya dan tinggal bersama pamannya. Anak keempat belas bernama
Mardianah, masih sekolah kelas 1 SD. Rumah Tn. Leman dihuni oleh
enam orang anggota keluarga, yaitu Tn. Leman dan istrinya, dan
keempat anaknya, yaitu Gunawan, Basuni, Mardilah dan Mardianah.
Saat ini Tn. Amat berusia 50 tahun dan sudah tidak bekerja sejak 1
tahun yang lalu, karena rasa baal pada kaki kirinya. Sebelumnya ia
bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan Rp. 50.000 per
hari. Ny. Enah sendiri saat ini berusia 48 tahun dan sehari-harinya
selain bekerja sebagai ibu rumah tangga, juga terkadang menjadi
buruh di tempat pengupasan bawang, dengan penghasilan Rp. 20.000
per minggu. Untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya ia dibantu oleh
anaknya yang bernama Gunawan dan Basuni.
28
No. Nama 1. 2. Tn. Leman Ny. Enah
Status Keluarga Kepala Keluarga Isteri
Jenis kelamin Laki-laki
Usia
Pendidikan Pekerjaan Penghasilan SD Tidak Sekolah Tidak Bekerja
IRT, Buruh Pabrik (tidak tetap) IRT, Buruh Pabrik (tidak tetap)
Buruh Angkut Pasir Pengurus Empang Ibu Rumah Tangga Buruh Rp
20.000/ minggu
50 tahun Perempuan 48 tahun
3.
Ny. Mulina Anak kedua
Perempuan 30 tahun
SD kelas 3
Rp 20.000/ minggu
4.
Tn. Samin
Menantu
Laki-laki
32 tahun
SD kelas 3
Rp 30.000/ hari Rp 40.000/ hari -
5. 6.
Tn. Joni Ny. Marwati Gunawan
Anak keenam Anak ketujuh Anak kesepuluh Anak kesebelas
Laki-laki
24 tahun Perempuan 19 tahun Laki-laki 18 tahun 14 tahun
SD kelas 3 SD kelas 4
7.
SD kelas 5
8.
Basuni
Laki-laki
SD kelas 3
Buruh
9.
Mardilah
10.
Marsidah
11.
Mardianah
Anak Perempuan 13 SD kelas 3 Tidak kedua tahun Bekerja belas
Anak Perempuan 13 SMP naik Pelajar ketiga tahun kelas 3 belas Anak
Perempuan 10 SD kelas 1 Pelajar keempat tahun belas Tabel 1.1 Data
Dasar Keluarga Tn. Leman
Rp 195.000/ minggu Rp 195.000/ minggu -
-
-
29
Gambar 2.4. Denah Rumah Tn. Leman
30
b. Bangunan Tempat Tinggal Keluarga Tn. Leman tinggal di rumah
milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 3 x 5 meter dan tidak
bertingkat. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu. Lantai rumah
beralaskan pecahan-pecahan keramik pada ruang tamu, dan semen pada
ruangan lainnya. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng susun
tanpa disertai plafon. Ketinggian atap rumahnya 3.5 meter. Rumah
Tn. Amat terdiri dari 3 ruangan, yang terdiri dari ruang tamu,
kamar tidur dan dapur. Ruang tamu luasnya 3 x 2.5 meter. Kamar
tidur luasnya 2 x 2.5 meter, sedangkan dapur luasnya 1 x 2.5 meter.
Kamar mandi luasnya 1.5 x 1.5 meter berdinding anyaman bambu. Di
depan rumahnya terdapat tempat untuk mencuci piring luasnya 1.5 x
1.5 meter. Dalam rumah ini tidak terdapat sistem ventilasi.
Fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) serta air bersih terdapat di
samping rumahnya. Fasilitas ini digunakan bersamasama dengan
tetangganya. Di bagian kiri depan rumahnya terdapat tempat untuk
mencuci piring terbuka tanpa dilengkapi dinding ataupun atap. c.
Lingkungan Pemukiman Rumah keluarga Tn. Leman terletak di
lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat dan
berdempetan. Keluarga Tn. Leman tidak memiliki pembuangan sampah
khusus, mereka membuang sampah di sungai, terkadang di kebun
tetangganya kemudian dibakar. Saluran pembuangan limbahnya
dialirkan ke sungai melalui pipa. Sumber air bersih keluarga Tn.
Leman berasal dari sumur timba. sumur ini digunakan untuk konsumsi
air minum, memasak, mandi, dan mencuci. Di sekitar rumah Tn. Leman
banyak hewan ternak milik tetangganya, seperti ayam dan bebek yang
berkeliaran. Di samping rumahnya terdapat rumah anaknya yang
bernama Mulina. Di teras depan rumahnya terdapat sebuah dipan yang
digunakan untuk duduk-duduk anggota keluarga. d. Pola Makan
Keluarga Tn. Leman makan sebanyak dua kali dalam sehari. Ny. Enah
selaku ibu rumah tangga adalah orang yang bertanggung jawab untuk
menyediakan hidangan.31
Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana seperti nasi
disertai lauk tahu/tempe, dan sayur kangkung dan genjer. Namun,
kadang-kadang Ny. Enah juga menyajikan ikan, biasanya dua kali
seminggu. Keluarga Tn. Leman jarang mengkonsumsi buah-buahan.
Keluarga Tn. Leman biasa makan di dipan teras depan rumahnya. Alat
makan yang digunakan oleh keluarga ini terbuat dari piring plastik,
serta sendok/ garpu yang terbuat dari logam. Namun biasanya
keluarga lebih sering makan dengan menggunakan tangan. Keluarga ini
memasak dengan menggunakan kayu bakar yang dimasak di dapur
rumahnya. Keluarga ini mengaku jarang membeli makanan ke luar. e.
Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak Ny. Enah tidak pernah
mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Selama beberapa
kehamilan Ny. Enah hanya sekali memeriksakan kehamilannya di bidan
posyandu. Riwayat persalinan semua anaknya di rumah sendiri dan
ditolong oleh paraji. Riwayat imunisasi dan kegiatan penimbangan
tidak pernah dilakukan. Ny. Enah mengaku semua anaknya tidak
mendapatkan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan, karena sebelum usia
tersebut ia sudah memberi makan anaknya buah-buahan, seperti
pisang. f. Kebiasaan sehari-hari Hampir semua anggota keluarga
memiliki kebiasaan yang sama yaitu tidak memakai alas kaki (sandal)
saat keluar rumah. Tn. Leman sudah berhenti merokok sejak 2 tahun
yang lalu, sebelumnya ia merokok sebanyak 1 bungkus per hari.
g. Riwayat Penyakit Dalam keluarga ini ada riwayat penyakit yang
berhubungan dengan penggunaan alas kaki, yaitu Ny. Enah. Beliau
pernah mengalami penyakit kutu air dan gatal-gatal.
h. Kebiasaan Berobat Bila sakit, keluarga Tn. Leman biasa
berobat ke klinik dokter dan bidan. Keluarga ini memiliki kartu
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat. Dalam
satu
32
tahun terakhir ini Tn. Leman menderita tekanan darah tinggi,
serta baal pada kakinya dan berobat ke klinik dokter/bidan.
Tabel 1.2 Faktor Internal dan Eksternal Keluarga Tn. Leman No.
1. Faktor Internal Kebiasaan merokok Ya/Tidak Tidak Keterangan
Sejak 2 tahun yang lalu sudah berhenti merokok 2. 3. 4. Kebiasaan
jajan Olahraga Pola pencarian pengobatan Tidak Tidak Ya Jarang Ke
klinik dokter/bidan
No. 1
Faktor Eksternal Bangunan tempat tinggal Ventilasi
Pencahayaan
Ya/Tidak
Keterangan
Tidak Ya
Tidak memiliki ventilasi Kurang pencahayaan hanya
terdapat 2 lampu, masing-masing bohlam kuning 15 watt dan neon
18 watt MCK (WC) Ya Penggunaannya dengan tetangga Air bersih Ya
Sumur (jarak sumur dengan bersama-sama
penampungan limbah < 10 meter) Selokan Kandang Pekarangan
Dapur Ya Tidak Tidak Ya Tidak terdapat selokan Tidak memiliki
kandang Tidak ada pepohonan di sekitarnya Tidak tersedia sarana
pembuangan asap dapur. Kamar Ya Satu kamar tidur berukuran 2 x 2.5
meter
33
2
Ruang keluarga
Tidak
Tidak memiliki ruang keluarga
Kepadatan penduduk Kepadatan rumah Ya Jarak antar rumah
berdekatan. Jumlah anggota keluarga yang tinggal tidak sesuai
dengan luas rumah yang ada. Sistem pembuangan Ya Pembuangan sampah
dan limbah ke sungai. Tidak Tidak Keramik dan semen Anyaman bamboo
Genteng dan tidak terdapat plafon
sampah dan limbah 3 Pemicu rumah Asap dapur Asap rokok Debu
Lantai rumah Dinding rumah Atap rumah
Pagar dalam lingkungan
Tidak
Tidak terdapat pagar
Ada Tidak ada Ada
4. Keluarga Tn. Yasin a. Data Dasar Keluarga Tn. Yasin Keluarga
Tn. Yasin terdiri atas tujuh orang anggota keluarga yang tinggal
dalam satu rumah. Keluarga Tn. Yasin tinggal di rumah milik sendiri
di RT 03/ RW 05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Yasin dan
Ny. Rohayah memiliki 5 orang anak. Tn Yasin berumur 50 tahun,
dengan kelahiran desa kampung melayu. Saat ini Tn Amin bekerja di
perusahaan sebagai penyapu halaman dengan penghasilannya Rp. 70.000
per minggu. . Ny. Rohayah sendiri saat ini berusia 42 tahun dan
sehari-harinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, mengurus
keluarganya. Dari pernikahan ini tertua adalah Tn.Mamad berumur 23
tahun dan ia bekerja di bangunan sebagai buruh dengan gaji 65.000
ribu per34
minggu nya. Anak keduanya Tn. Marup dengan umur 17 tahun dan
saat ini tidak bekerja maupun tidak sekolah, dikarenakan malas
untuk bersekolah. Yang ketiga adalah Nn. Munah dengan umur 15 tahun
tidak bersekolah sehingga pekerjaannya adalah membantu Ny. Rohayah
untuk memasak. Yang keempat An. Asep dengan umur 11 tahum, saat ini
kelas 5 SD. Dan yang terakhir adalah An. Mumun dengan umur 8 tahun
yang sekarang ini sedang duduk dikelas 3 SD . untuk saat ini
pendidikan anak-anak Tn Yasin tdak ada yana melebihi sampai di atas
SD.
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Yasin No. Nama Status
keluarga 1. Tn. Yasin Kepala keluarga 2. Ny. Rohayah 3. Tn. Mamad
Anak ke-1 Laki-laki 23 tahun Isteri Perempuan 42 tahun Jenis
Kelamin Laki-laki 50 Tahun Tidak sekolah Tidak sekolah SD
Wiraswasta 500.000 4. Tn.Marup Anak ke-2 Laki-laki 17 tahun SD
Wiraswasta 350.000/minggu 5. Nn. Muna Anak k- 3 Laki-laki 15 tahun
SD Wiraswasta 300.000/minggu 6. An Asep Anak ke-4 Laki-laki 11
tahun SD Supir 250.000/minggu 7. Nn. Mumun Anak ke-5 Perempuan 8
tahun SD Ibu Rumah Tangga Usia Pendidikan Pekerjaan/ Penghasilan
Tukang kebun 70.00/minggu Ibu rumah tangga
35
Gambar 2.5. Denah Rumah Tn. Yasin36
b. Bangunan tempat tinggal Keluarga Tn. Yasin tinggal di rumah
milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 6 x 6 meter dan tidak
bertingkat. Dinding rumah terbuat dari tembok hanya pada daerah
teras depan serumah namun selebihnya terbuat dari anyaman bambu.
Lantai rumah beralaskan keramik pada ruang tamu depan dan
selebihnya beralasakan tanah yang yang s tutup batu-batu. Atap
rumah keluarga terbuat dari genteng dan asbes susun tanpa disertai
plafon. Ketinggian atap rumahnya 6 meter. Rumah Tn. Yasin terdiri
dari 4 ruangan, yang terdiri dari dua kamar tidur, dengan luas tiap
kamarnya sekitar 2 x 2 meter. Selain itu juga terdapat ruang tamu
yang digabungkan dengan ruang keluarga yang berukuran 4 x 4 meter.
Terdapat juga dapur 2 x 4 meter, dan teras berukuran 1 x 2 meter.
Dalam rumah ini Sistem ventilasi rumah Tn. Yasin belum memenuhi
standar kriteria ventilasi yang baik, karena luas ventilasi
rumahnya < 10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya terdapat
di ruang tamu satu buah jendela depan dengan ukuran 120 x 80 cm.
dan jarang sekali dibuka untuk Pada masing-masing ruang tidur
terdapat jendela kaca berukuran 70 x 50 dan jarang dibuka. Di ruang
makan dan dapur juga tidak terdapat jendela maupun ventilasi
angin-angin di atasnya. Kamar mandi terletak pada bagian samping
kanan rumah dan hanya terdapat sumur berdiameter 1,5 m. ini di
pergunakan hanya untuk mencuci pakaian, mandi dan mencuci piring.
Kamar mandi berlantaikan tanah dengan batu-batu kecil. Untuk wc
sendiri keluarga Tn. Yasin tidak mempergunakan wc ataupun septic
tank juga tidak terdapat. Mereka membuang air besar mereka di kebun
pisang yang kira-kira berjarak 2 m ke belakang dari rumah
mereka.
c. Lingkungan Pemukiman Rumah keluarga Tn. Yasin terletak di
lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan
berdempetan. Keluarga Tn. Yasin tidak memiliki pembuangan sampah
khusus, mereka membuang sampah di kebun pisang yang berada di
belakang rumahnya yang apabila sudah terkumpul banyak barulah
dibakar, tempat membakarnya di belakang rumah. Di rumah Tn. Yasin
tidak terdapat pembuangan limbah rumah tangga khusus jadi
membuangnya bercampur dengan pembuangan sampah. Di belakang rumah
Tn.Yasin terdapat genangan air yang cukup luas kira-kira
berdiameter 30 cm . Sumber air37
keluarga Tn.Yasin berasal dari sumur. Air sumur ini tidak
digunakan untuk konsumsi air minum, memasak sehingga hanya
digunakan untuk mencuci piring maupun baju. Untuk minum keluaga Tn.
Yasin membeli air minum isi ulang. Untuk 1 galonnya keluarga ini
bisa meghabiskan dalam waktu 4 hari.
d. Pola Makan Tn Yasin dan keluarga dalam satu rumahnya makan
makanan sehari hari sebanyak 3 kali sehari. Ny Rohaya yang
merupakan ibu rumah tangga selalu masak dengan menggunakan kayu
bakar yang di ambilnya di belakang rumahnya sendiri. Untuk
makanannya sendiri Ny Rohaya mengaku lauk pauk yang di masak tidak
banyak. Hanya mengikuti saja dengan keadaan ekonomi yang ada sehai
harinya. Misalnya seperti tempe tahu dan telur. Untuk ayam maupun
daging sapi mereka biasanya memakan saat hari-hari besar saja.
Sayuran ang mereka makan juga tidak banyak macamnya, contohnya
seperti toge, daun pepaya,timun, dan daun singkong. Semua
bahan-bahan ini diakui oleh Ny. Rohaya di cuci dahulu sebelum
diolah, yaitu dengan menggunakan air sumurnya sendiri. Untuk makan
buah mereka jarang, dan kalaupun buah yang mereka makan biasanya
adalah duku, pisang dan pepaya.
e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak Ny Rokayah
mengakui 5 orang anaknya di lahirkan di Paraji terdekat dan
dirumahnya sendiri. Semua anaknya selamat dilahirkan. Dan sampai
detik ini tidak ada cacat lahir. Untuk riwayat ASI semua anaknya
tidak diberikan ASI eksklusif, hanya sampai 3 lan saja. Untuk
memulai makanan juga saat umur rata-rata 3 bulan. Dengan maknanan
pertamanya bubur susu lembut. Buah yang mereka makan pertama kali
saat umur 7 bulanan yaitu buah pisang. Riwayat imunisasi untuk 3
orang anak pertama tidak lengkap, namun untuk 2 anak terakhir
diakuinya lengkap sampai campak. Dan sering di bawa ke posyandu
untuk pengukuran berat badan.
f. Kebiasaan Berobat Tn Yasin dan keluarga mengaku berobat pada
bidan terkahir. Namun ini dilkaukan saat 1 tahun terakhir ini, dan
sesekalai mereka juga ke pusksmas. Sebelumnya38
mereka membeli obat di warung dan jika keadaan ekonomi tidak
baik, mereka mempergunakan tanaman-tanaman sebagai obat-obatan.
g. Riwayat Penyakit Dalam keluarga ini, terdapat riwayat
penyakit yang berhubungan dengan penggunaan alas kaki, yaitu pada
anak terakhir Tn. Yasin pernah mengalami keluhan susah makan dan
berat badan yang sulit naik, dan juga pernah mengalami gejala
gatal-gatal pada kaki.
h. Kebiasaan Sehari hari Tn. Yasin dan keluarga dalam kehidupan
sehari harinya banyak hal yang diilakukannya, misalnya seperti
memakai alas kaki, ini di lakukan saat mereka hanya keluar rumah
untuk kerja atau pun untuk ke pesta. Saat ke kamar mandi maupun
pergi ke kebun untung buang air besar pun mereka tidak menggunakan
alas kaki. Ini mereka lakukan dengan alasan sudah menjadi
kebiasaan. Begitu juga membuang sampah, saat itu mereka.
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Yasin NO
FAKTOR INTERNAL YA/TIDAK KETERANGAN
1 2
Kebiasaan merokok Kebiasaan jajan
Tidak Tidak
3.
Olahraga
Tidak
4
Pola pengobatan
pencarian Tidak
Biasanya berobat ke puskesmas
5 6.
Menabung Kebiasaan sehari hari
Tidak Ya Dengan tidak menggunakan sandal atau alas kaki apapun
saat d teras rumah, kamar39
mandi, maupun buang air besar
NO 1
FAKTOR EKSTERNAL Bangunan tempat tinggal Ventilasi
Pencahayaan
YA/TIDAK
KETERANGAN
Ya Ya
< 10% dari luas lantai Tidak adanya celah pada rumah yang
dapat membuat masuknya cahaya.
MCK (WC)
Ya
tidak ada WC dan menggunakan kebun pisang sekitar rumah untuk
buang air besar
Air bersih Selokan Kandang
Ya Ya Ya
Sumur Tidak terdapat selokan Kandang kambing tidak bersatu
dengan rumah, jarak 1,5m dari dinding luar rumah
Pekarangan
Tidak
Terdapat
beberapa
pohon
di
pekarangan seperti jambu air, mangga, dll 2 Dapur Ya Tidak
tersedia sarana pembuangan asap dapur Kamar Ya Dua kamar tidur,
digunakan untuk tidur, Ruang keluarga Tidak
Kepadatan penduduk Kepadatan rumah Sistem pembuangan sampah dan
limbah Padat Penampungan sampah di kebun
samping rumah, setelah terkumpul sampah dibakar
Lantai rumah
Keramik pada bagian ruang tamu, dan selebihnya terbuat dari
semen.40
Dinding rumah
Terbuat dari anayaman bambu pada setiap ruang hanya pada
sebagian dapur terdapat batu bata yang ditimbun dengan semen.
3
Atap rumah
Genteng dari tanah liat dan tidak ada plafon pada seluruh atap
rumah.
Pagar
Tidak ada
Pemicu dalam lingkungan rumah Asap dapur Asap rokok Debu Ya
Tidak Ya
5. Keluarga Tn. Aming a. Data Dasar Keluarga Tn. Aming Keluarga
Tn. Aming terdiri atas lima orang anggota keluarga yang tinggal
dalam satu rumah. Keluarga Tn. Amat tinggal di rumah milik sendiri
di RT 03/ RW 05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Tn. Aming dan
Ny. Mursiah memiliki 12 orang anak. Namun yang masih hidup terdiri
dari 5 orang anak. Tn Amin berumur 55 tahun, dengan kelahiran desa
kampung melayu. Saat ini bapak Amin bekerja di di perumahan sebagai
penyiram tanaman dengan penghasilannya Rp. 300.000 per minggu. .
Ny. Mursiah sendiri saat ini berusia 40 tahun dan sehari-harinya
nekerja sebagai ibu rumah tangga, mengurus keluarganya. Dari
pernikahan ini anak yang masih hidup dan tertua adalah Tn. Murdin.
tn Murding dengan umur 35 tahun dan sudah berkeluarga serta tinggal
d rumahnya sendiri. Tn Murdin bekerja sebagai wiraswasta dengan
penghasilan 500.000 tapi tidak tentu. Anak keduanya Tn. Muasim
dengan umur 30 tahun. Tn muasim juga sudah berkeluarga dan berumah
tangga sendiri. Kerjanya sebagai buruh dengan gaji 350.000 per
minggu. Anak ketiga adalah Tn. Mistar dengan umur 25 tahun dan
sudah berkeluarga, juga sudah41
berumah tangga sendiri. Kerjanya sebagai wiraswasta dengan
penghasilan 300.00 per minggu. Selanjutnya anaknya bernma Dani
dengan umur 20 tahun. Anaknya yang ini belum menikah, namun sudah
tidak tingaal bersama Tn. Aming. Ia juga sudah bekerja sebagai
supir dengan gaji 250.000 per minggu. Dan yang terakhir dari
anaknya yang masih hidup, Tn Aming mempunyai seorang anak
perempuan. Anak perempuannya berumur 18 tahun dan sudah menikah. Ia
dan suaminya yang berumur 22 tahun tinggal bersama Tn Aming. Dan
dikaruniai anak berumur 1 tahun 2 bulan. Jadi dalam rumah Tn Aming
terdapat 5 oarang, terdiri dari Tn.Aming dan istri, anaknya daan
suaminya, serta cucu Tn Aming sendiri.
42
Tabel 1.1. Data Dasar Keluarga Tn. Aming No. Nama Status
keluarga 1. Tn. Aming Kepala keluarga Jenis Kelamin Laki-laki 55
Tahun Tidak sekolah Usia Pendidikan Pekerjaan/ Penghasilan Tukang
kebun 300.00/minggu 2. Ny. Mursiah 3. Tn. Murdin Anak ke-1
Laki-laki 35 tahun SD Isteri Perempuan 40 tahun Tidak sekolah Ibu
tangga Wiraswasta 500.000 rumah
4.
Tn.Muasim
Anak ke-2
Laki-laki
30 tahun
SD
Wiraswasta 350.000/mingg u
5.
Tn. Mistar
Anak k- 3
Laki-laki
25 tahun
SD
Wiraswasta 300.000/mingg u
6.
Tn. Doni
Anak ke-4
Laki-laki
20 tahun
SD
Supir 250.000/mingg u
7.
Ny. Aminah
Anak ke-5
Perempuan
18 tahun
SD
Ibu Tangga
Rumah
43
Gambar 2.6. Denah Rumah Tn. Aming
44
b. Bangunan tempat tinggal Keluarga Tn. Aming tinggal di rumah
milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 5 x 6 meter dan tidak
bertingkat. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu pada seluruh
ruangan. Lantai rumah beralaskan keramik pada ruang tamu depan dan
selebihnya beralasakan seme. Atap rumah keluarga terbuat dari
genteng dan asbes susun tanpa disertai plafon. Ketinggian atap
rumahnya 5 meter. Rumah Tn. Aming terdiri dari 4 ruangan, yang
terdiri dari dua kamar tidur, dengan luas tiap kamarnya sekitar 1 x
2 meter. Selain itu juga terdapat ruang tamu yang berukuran 1x2
meter. Terdapat juga dapur 2 x 2 meter, dan teras berukuran 1 x 1
meter. Dalam rumah ini Sistem ventilasi rumah Tn. Aming belum
memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik, karena luas
ventilasi rumahnya < 10% dari luas lantai rumah. Ventilasi hanya
terdapat di ruang tamu satu buah jendela depan dengan ukuran 100 x
60 cm. dan jarang sekali dibuka untuk Pada masing-masing ruang
tidur tidak terdapat
ventilasi angin maupun jendela kaca. Di ruang makan dan dapur
juga tidak terdapat jendela maupun ventilasi angin-angin di
atasnya. Kamar mandi keluarga Tn. Aming terletak pada depan
rumahnya sendiri , tersebut tersedia sumur berdiameter 1m tanpa
ditutpi dan dengan keadaan air berwarna keruh sedikit berbau. Kamar
mandi tidak dilengkapi septic tank dan tidak tertutup jadi
seringkali kotoran dari hewan-hewan ternak seperti ayam dan bebek
terdapat pada kamar mandi tersebut. Keluarga tersebut lebih sering
buang air besar di rumah tetangganya yang juga termasuk salah satu
dari anaknya. Kamar mandi tidak terdapat ventilasi dan lantai kamar
mandi terbuat dari semen (ubin) tanpa keramik.
c. Lingkungan Pemukiman Rumah keluarga Tn. Aming terletak di
lingkungan yang padat, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan
berdempetan. Keluarga Tn. Amingtidak memiliki pembuangan sampah
khusus, mereka membuang sampah di depan rumahnya yang apabila sudah
terkumpul banyak barulah dibakar, tempat membakarnya di depan rumah
kadang di belakang rumah. Di rumah Tn. Aming tidak
terdapatpembuangan limbah rumah tangga khusus jadi membuangnya
bercampur dengan pembuangan sampah. Di depan rumah Tn.Aming
terdapat genangan air yang cukup luas kira. Sumber air keluarga
Tn.Aming45
berasal dari sumur. Air sumur ini tidak digunakan untuk konsumsi
air minum, memasak sehingga hanya digunakan untuk mencuci piring
maupun baju. Untuk minum keluaga Tn. Aming membeli air minum isi
ulang. Yang menurut pengakuannya juga digunakan untuk memasak. Air
isi ulang ini seharaga 3.000 untuk setiap galonnya. Untuk 1
galonnya keluarga ini bisa meghabiskan dalam waktu 3 hari.
d. Pola Makan Tn Aming dan keluarga dalama satu rumah nya makan
makanan sehari hari sebanyak 3 kali sehari. Ny Mursiah sbagai ibu
rumah tangga selalu menyiapakan nasi dengan lauk pauk. Namun lauk
pauk yang diberikan diakui Ny. Mursiah tidak selalu bermacam-macam.
Mereka semua mengikuti dengan keadaan uang yang mereka temukan.
Lauk yang paling sering adalah tempe, tahu, ikan mujair. Ayam
jarang dikonsumsi oleh keluarga Tn Aming, pengganti protein mereka
yang tersering adalah telur. Sayuran mereka juga konsumsi seperti
kangkug, sawi, dan terong. Sayuran terkadang beli datau bahakan
meminta tetangga di perkarangan rumahnya. Ny Mursiah memasak dengan
menggunakan kompor gas dan gas 3 kg. Ny Mursiah mengakui semua
bahan-bahan yang dipergunakan untuk memasaka diakuinya dicuci
menggunakan air sumurnya. Sampai memasak nasi pun dicuci dengan air
sumur.
e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak Ny. Mursiah
mengaku bahwa semua anaknya yang dilahirkan ditolong oleh Paraji
yang di panggil langsung ke rumah. Ini dilakukan dikarenakan tidak
adanya pelayaan kesehatan maupun pihak dokter atau bidan yang dekat
dengan lingkungan rumahnya. Anak-anak Tn. Amin tidak diberikan
imunisasi. Dan juga tidak pernah dibawa ke posyandu terdekat. Ini
dikarenakan fakor keuanagan dan fasilitas mereka yang tidak dapat
pergi jauh. Asi yang diberikan Ny. Mursiah juga tidak termasuk
dalam ASI eksklusif. Tidak hanya itu saja makanan yang diberikan
juga tidak saat usia si anak-anak diatas 6 bulan. Makanan yang
diberikan pertama itu rata-rata saat umur 3 bulan dan diberikan
biscuit yang dihaluskan. Tn Aming dan istri juga tidak menggunakan
KB dalam bentuk apapun. Namun sekarang cucu Tn Aming yang berusia 1
tahun 2 bulan ini silahirkan di
46
seorang bidan yang terdekat. Dan di berikan ASI eksklusif dengan
pemberian makan diatas 6 bulan. Dan dilkaukan imunisasi terkahir 9
bulan yairu campak.
f. Kebiasaan Berobat Tn. Aming dan keluarga merupakan keluarga
yang jarang berobat. Dahulu mereka sering beli obat di warung jika
ada keluhan dalam diri mereka. Namun sudah 3 tahun terakhir ini
mereka semua berobat di puskesmas yang terdekat. Jadi untuk saat
ini tidak ada lagi dari keluarga yang satu rumah dengan Tn. Aming
yang berobat sendiri dengan membeli obat di warung.
g. Kebiasaan Sehari hari Tn. Aming dan keluarga mempunyai
kebiasaan sehari hari yang berbeda beda. Contohnya seperti
penggunaan alas kaki. Untuk menggunakan alas kaki di luar rumah
maupun d dalam rumah termasuk kamar mandi atau dapur, mereka jarang
menggunakan alas kaki seperti sendal. Ini di karenakan mereka malas
untuk memakainya. Dan sudah menjadi kebiaaan mereka untuk tidak
mempergunakan alas kaki. Menurut mereka alas kaki dipergunakan saat
berpergian saja, misalnya kerja, ataupun ke pesta. Selain alas kaki
kebiasaan Tn Aming sehari hari adalah merokok. Ini sudah menjadi
kebiasaanya sejak masih muda kira-kira umur 18 tahun. Namun saat
ini ia sudah mempunyai cucu yang tinggal 1 rumah dengannya, jadi Tn
Aming mengaku tidak lagi merokok di dalam rumah. Adapun juga olah
raga yang seharusnya dilakunan sehari-hari. Ini jarang dilakukan
oleh meereka, dengan alesan tidak adanya waktu mereka dan tik
pernah memikirkan bagaimana olahraga yang baik dan benar.
h. Riwayat Penyakit Dalam keluarga ini, anak terakhir Tn. Aming
pernah mengalami keluhan BAB keluar cacing.
47
Tabel 1.2. Faktor internal dan eksternal keluarga Tn. Aming NO
FAKTOR INTERNAL YA/TIDAK KETERANGAN
1
Kebiasaan merokok
Ya
Tn Amat merokok di dalam dan di luar rumah, masing-masing
sebanyak 1-2
bungkus per dua hari 2 3 4 Kebiasaan jajan Olahraga Pola
pengobatan 5 6. Menabung Kebiasaaan sehari hari Tidak Ya Erasa uang
sudah pas untuk biaya hidup Tidak memakai alas kaki saat keluar
rumah dan didalam rumah Tidak Tidak pencarian Tidak Biasanya
berobat ke puskesmas
NO 1
FAKTOR EKSTERNAL Bangunan tempat tinggal Ventilasi
Pencahayaan
YA/TIDAK
KETERANGAN
Ya Ya
< 10% dari luas lantai Tidak adanya celah pada rumah yang
dapat membuat masuknya cahaya.
MCK (WC)
Ya
Tidak ada adanya wc dalam kamar mandi dan tempat pembuangan
limbah kamar mandi yang baik.
Air bersih Selokan Kandang
Ya Ya Ya
Sumur Tidak terdapat selokan Kandang ayam tidak bersatu dengan
rumah, jarak 1m dari dinding luar rumah
Pekarangan
Tidak
Terdapat
beberapa
pohon
di
pekarangan seperti jambu air, mangga,
48
dll 2 Dapur Ya Tidak tersedia sarana pembuangan asap dapur Kamar
Ya Dua kamar tidur, digunakan untuk tidur, Ruang keluarga Tidak
Kepadatan penduduk Kepadatan rumah Sistem pembuangan Padat
Penampungan sampah di kebun
sampah dan limbah
samping rumah, setelah terkumpul sampah dibakar
Lantai rumah
Keramik pada bagian ruang tamu, dan selebihnya terbuat dari
semen.
Dinding rumah
Terbuat dari anayaman bamboo pada setip ruang hanya pada
sebagian dapur terdapat batu bata yang d timbun dengan semen.
3 Pemicu rumah
Atap rumah
Genteng dari tanah liat dan tidak ada plafon pada seluruh atap
rumah.
Pagar dalam lingkungan
Tidak ada
Asap dapur Asap rokok Debu
Ya Ya Ya
49
BAB III AREA PERMASALAHAN
3.1
Keluarga binaan Tn. Nurdin RUMUSAN AREA MASALAH Masalah non
medis Lingkungan Jarak antar rumah sangat berdempetan Ventilasi
rumah yang tidak seusai dengan kriteria rumah sehat, karena luas
ventilasi < 10 % dari luas rumah. Terbatasnya sarana untuk
tempat pembuangan sampah.
Sosial budaya Larangan mengkonsumsi makanan tertentu saat sedang
diare
Pengetahuan kesehatan Kurangnya pengetahuan keluarga tentang
pentingnya imunisasi.
Perilaku Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya penggunaan
alas kaki
Masalah medis Anggota keluarga ada yang mengalami keluhan sesak,
yang memiliki riwayat kebiasaan merokok sebelumnya. Terdapat bayi
yang mengalami penyakit campak yang belum pernah diimunisasi
sebelumnya. Anak pertama Tn. Nurdin pernah mengalami keluhan
gatal-gatal pada kakinya.
50
USULAN AREA MASALAH 1. Pengetahuan tentang pentingnya penggunaan
alas kaki di pemukiman keluarga binaan RT 03/05 Kampung Sukamulya
Desa Tanjung Pasir 2. Pengetahuan tentang imunisasi dasar di
pemukiman keluarga binaan Rt. 03/05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung
Pasir. 3. Kurangnya ketersediaan ventilasi rumah di pemukiman
keluarga binaan Rt. 03/05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. 4.
Pentingnya penyediaan sarana pembuangan sampah di pemukiman
keluarga binaan Rt. 03/05 Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir.
3.2.
Keluarga binaan Tn. Mistar
RUMUSAN AREA MASALAH Masalah non medis Lingkungan Jarak sumber
air bersih terlalu dekat Jarak antar rumah sangat berdempetan
Ventilasi rumah yang tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat Tidak
adanya tempat pembuangan limbah dan tempat pembuangan sampah khusus
Tidak adanya jamban keluarga (WC) Kurangnya perhatian masyarakat
tentang manfaat penggunaan alas kaki saat keluar rumah Pencahayaan
di dalam rumah tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat
Sosial ekonomi Terbatasnya pendapatan warga untuk membuat jamban
keluarga Keterbatasan tersedianya jumlah air bersih tidak sebanding
dengan banyaknya jumlah penduduk
Sosial budaya Adanya pola pikir bila anak diimunisasi akan
membuat anak menjadi sakit Adanya pola pikir bila tidak menggunakan
alas kaki ( sandal ) saat keluar rumah membuat tubuh menjadi lebih
sehat51
Pengetahuan kesehatan Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat
imunisasi dan posyandu Kurangnya pengetahuan keluarga tentang
manfaat penggunaan alas kaki
Masalah medis Anggota keluarga sering menderita batuk dan pilek
secara bersamaan dalam satu waktu Anak Tn. Mistar pernah mengalami
gejala susah makan, dan susah mengalami peningkatan berat
badan.
USULAN AREA MASALAH 1. Kurangnya aksesibilitas air bersih bagi
warga di kampung Suka Mulya RT 03 RW 05 desa Tanjung Pasir 2.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pentingnya
penggunaan alas kaki 3. Kurangnya sarana pembuangan limbah dan
sampah di pemukiman warga 4. Tidak menunjangnya fasilitas jamban di
pemukiman warga 5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang syarat
ventilasi yang baik di pemukiman warga 1. Kurangnya pengetahuan
warga tentang syarat penerangan rumah yang baik di pemukiman
warga
3.3. Keluarga binaan Tn. Leman RUMUSAN AREA MASALAH Masalah non
medis Lingkungan - Tidak terdapatnya tempat pembuangan sampah yang
baik. Kurangnya luas rumah jika dibandingkan dengan banyaknya
jumlah anggota keluarga yang tinggal. Kurangnya pencahayaan yang
baik di dalam rumah Tidak terdapatnya ventilasi di dalam rumah
Tidak terdapatnya ventilasi sebagai tempat pembuangan asap
dapur
52
-
Jarak antar rumah yang sangat dekat
Perilaku Kebiasaan jarang mencuci tangan sebelum makan
menggunakan sabun Kebiasaan jarang memakai sandal saat di luar
rumah
Pengetahuan Kesehatan - Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat
ventilasi rumah. - Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat
pencahayaan dalam rumah yang baik. - Kurangnya pengetahuan tentang
hipertensi dan akibat dari hipertensi - Kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, proses kelahiran dan
imunisasi di dokter/bidan - Kurangnya pengetahuan mengenai ASI
Eksklusif pada anak. - Kurangnya pengetahuan mengenai program
Keluarga Berencana (KB) dan imunisasi.
Sosial Ekonomi - Kurangnya biaya untuk meningkatkan gizi makanan
- Kurangnya biaya untuk memperluas rumah guna mengurangi kepadatan
anggota keluarga yang tinggal Sosial budaya - Kepercayaan mengenai
imunisasi yang akan membuat anak menjadi sakit
Masalah medis Anggota keluarga ada yang menderita darah tinggi,
namun tidak terkontrol dan hanya diobati bila datang keluhan
Penyakit kutu air dan gatal-gatal yang pernah diderita pada salah
satu anggota keluarga.
53
USULAN AREA MASALAH 1. Tidak terdapatnya tempat pembuangan
sampah yang baik. 2. Kurangnya luas rumah jika dibandingkan dengan
banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal 3. Kebiasaan jarang
memakai sandal saat di luar rumah 4. Kurangnya pengetahuan mengenai
persalinan di tenaga kesehatan.
3.4. Keluarga binaan Tn. Yasin RUMUSAN AREA MASALAH Masalah non
medis Lingkungan Kualitas air sumur yang merupakan sarana air
bersih, namun keadaannya berwarna keruh dan berbau. Keadaan halaman
yang sangat dekat dengan kandang kambing dan menyebabkan
kotoran-kotorannya banyak di sekitar halaman rumah Kurangnya
sirkulasi udara dan cahaya yang masuk ke dalam rumah karena
kurangnya ventilasi Adanya sarana alas kaki namun kurangnya
kesadaran untuk memakai alas kaki tersebut. Tidak terdapat jamban
pada kamar mandi sehingga mengharuskan membuang kotoran ke kebun
yang dekat dengan rumah. Kurangnya kualitas air bersih di daerah
setempat Jarak antar rumah sangat berdempetan Jarak antar rumah
denga kebn yang digunakan untuk buang air besar juga sangat dekat.
Sosial ekonomi Terbatasnya pendapatan warga untuk merenovasi
membuat jamban pada kamar mandinya. Pengetahuan kesehatan
54
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentignya penggunaan alas
kaki saat di luar rumah Kurangnya pengetahuan dampak penyakit
karena tidak memakai alas kaki.
Sosial budaya tidak terbiasa memakai alas kaki dengan kondisi
rumah ddan lingkungan yang seharusnya mempergunakan alas kaki
Masalah medis Anggota keluarga sering menderitagatal pada kulit
kakinya. Anggota keluarga pernah mengalami keluhan susah makan dan
berat badan yang sulit naik. USULAN AREA MASALAH 1. Kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pentingnya penggunaan alas
kaki 2. Kurangnya sarana pembuangan limbah dan sampah di pemukiman
warga 3. Tidak menunjangnya fasilitas jamban di pemukiman warga 4.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang syarat ventilasi dan
peneraangan rumah yang baik di pemukiman warga 5. Kurangnya
pengethauan bagaimana tempat yang paling tepat untuk membuang air
besar
3.5. Keluarga binaan Tn. Aming RUMUSAN AREA MASALAH Masalah non
medis Lingkungan o Keadaan halaman yang sangat dekat dengan kanang
ayam dan bebek dan menyebabkan kotoran-kotorannya banyak di sekitar
halaman rumah - Kedaan sumur yang merupakan smber air bersih namun
, air yang sesungguhnya berbau, dan berwarna keruh - Ventilasi
rumah yang tidak seusai dengan kriteria rumah sehat - Cahaya yang
masuk juga sedikit dikaenakan kurangnya ventilasi.55
- Adanya sarana alas kaki namun kurangnya kesadaran untuk
memakai alas kaki tersebut. - Tidak afdana jamban pada kamar mandi
- Kurangnya kualitas air bersih di daerah setempat - Jarak antar
rumah sangat berdempetan - Ventilasi rumah yang tidak seusai dengan
kriteria rumah sehat Sosial ekonomi o Terbatasnya pendapatan warga
untuk merenovasi keadaan sumur dan dapur dan bangunan rumah
lainnya. Terbatasnya dana untuk mebuat kandang ayam dan bebek yang
baik.
Pengetahuan kesehatan Kurangnya pengetahuan masyarakat akan
pentignya penggunaan alas kaki saat di luar rumah Kurangnya
pengetahuan damapak penyakit karena tidak memakai alas kaki.
Sosial budaya tidak terbiasa memakai alas kaki dengan kondisi
rumah ddan lingkungan yang seharusnya mempergunakan alas kaki
Masalah medis o Anggota keluarga sering menderitagatal pada
kulit kakinya. o Anggota keluarga pernah mengalami keluhan BAB
keluar cacing.
USULAN AREA MASALAH 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
manfaat pentingnya penggunaan alas kaki 2. Kurangnya sarana
pembuangan limbah dan sampah di pemukiman warga 3. Tidak
menunjangnya fasilitas jamban di pemukiman warga 4. Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang syarat ventilasi dan peneraangan
rumah yang baik di pemukiman warga
56
5. Kurangnya engetahuan tentang kandang hewan ternak di sekitar
rumah serta bagaiman cara membersihkan kotoran hewan-hewan
tersebut.
BAB IV DIAGNOSA KOMUNITAS
4.1.
Alasan Pemilihan Diagnosis Dari sekian masalah yang ada pada
keluarga tersebut, kami memutuskan untuk
mengangkat permasalahan PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN ALAS KAKI
DI PEMUKIMAN KELUARGA BINAAN RT.03 RW. 05 KAMPUNG SUKAMULYA DESA
TANJUNG PASIR. Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas
berbagai pertimbangan yaitu : Selama kami melakukan kunjungan
beberapa kali ke rumah keluarga binaan, kami memperhatikan kelima
keluarga binaan memiliki kebiasaan yang sama, yaitu saat keluar
rumah mereka tidak memakai alas kaki (sandal), padahal untuk
fasilitas ketersediaan alas kaki itu sendiri sudah ada di setiap
keluarga binaan. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
menggunakan alas kaki mungkin menjadi faktor yang menyebabkan
mereka malas untuk menggunakan alas kaki saat keluar rumah. Banyak
anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit kulit pada kaki,
serta ada salah satu keluarga yang pernah mengalami keluhan BAB
keluar cacing. Lingkungan sekitar rumah keluarga binaan banyak yang
memelihara hewan ternak, dan kotoran hewan terlihat banyak di
sekitar rumah keluarga binaan dan tidak dibersihkan, sehingga
memudahkan masuknya berbagai mikroorganisme yang berasal dari
kotoran hewan apabila mereka tidak menggunakan alas kaki. Sebagian
besar rumah keluarga binaan memiliki dapur yang lantainya masih
beralaskan tanah, dan saat melakukan aktivitas di dapur mereka
tidak
menggunakan alas kaki, selain itu apabila pergi ke sawah pun
mereka tidak menggunakan alas kaki, hal ini dapat memungkinkan
masuknya organisme seperti cacing masuk melalui kaki dan
menyebabkan cacingan.57
Selain itu apabila kaki terkena luka dan tidak memakai alas kaki
dapat memungkinkan masuknya kuman tetanus dan menginfeksi dapat
menyebabkan penyakit tetanus.
Khususnya anak-anak di sekitar keluarga binaan yang memiliki
kebiasaan bermain tanpa memakai alas kaki, terjangkit penyakit
kulit di kakinya.
Pentingnya pengetahuan tentang penggunaan alas kaki ini
berhubungan dengan dampak yang dapat ditimbulkan akibat tidak
memakai alas kaki. Salah satu dampaknya adalah penyakit kulit yang
dapat menyerang kaki. Dari data sekunder yang kami dapatkan dari
Puskesmas Tegal Angus, terdapat 10 penyakit besar pada tahun 2010
dan 2011 yang diperlihatkan dalam grafik berikut :
10 Besar Penyakit Tahun 20102605
480
336
519
398
872 395 326 276
Batuk
Diare Basiler
Diare HT dan Esensial Enteritis
ISPA
Myalgia
Penyakit kulit lain
Penyakit lain
Sakit Kepala
Gambar 4.1. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun
2010 (Sumber : Puskesmas Tegal Angus)
58
Data 10 Besar Penyakit Tahun 2011
2472 1575 913 1156 649 779 565 329 361
Gambar 4.2. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun
2011 (Sumber : Puskesmas Tegal Angus)
Pengetahuan tentang penggunaan alas kaki di pemukiman keluarga
binaan Rt.03/05 di kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir. Dari hasil
kuesioner, dapat dibuat rekapitulasi di pemukiman keluarga binaan
kampung Sukamulya seperti yang ditunjukkan pada gambar :
59
Pendidikan Terakhir6 5 4 3 2 1 0 Tidak Sekolah Tidak Tamat SD SD
SMP SMA
Gambar 4.3. Tingkat Pendidikan Keluarga binaan Kampung
Sukamulya
Dari gambar 4.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
memiliki pendidikan terakhir SD. Hal itu memperlihatkan bahwa
terdapat hubungan antara kurangnya pengetahuan dengan tingkat
pendidikan rendah.
Tingkat Ekonomi
Cukup 20%
Rendah 80%
60
Gambar 4.4. Tingkat ekonomi Keluarga binaan Kampung Sukamulya
Dari gambar 4.4. dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi di keluarga
binaan kami cenderung seimbang antara tingkat ekonomi cukup dan
rendah. Hal ini menggambarkan bahwa ketersediaan fasilitas alas
kaki dapat terpenuhi. Tetapi karena kurangnya pengetahuan
menyebabkan keluarga binaan ini tidak memanfaatkan fasilitas
tersebut.
Informasi Tentang Penggunaan Alas Kaki dari Pamflet atau Poster
dan Media Massa
Terpapar 20% Tidak terpapar 80%
4.5 Paparan Media Massa pada Keluarga Binaan Kampung
Sukamulya
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar anggota
keluarga (responden) kurang terpapar berbagai informasi yang
terdapat dalam media massa. Kurangnya informasi ini dapat
menyebabkan kurangnya pengetahuan anggota keluarga binaan terhadap
berbagai informasi mengenai pentingnya penggunaan sandal dalam
mencegah timbulnya berbagai penyakit.
61
Hubungan Sosial
Baik 0%
Buruk 100%
Gambar 4.6 menunjukkan buruknya hubungan sosial responden.
Hubungan sosial dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana
apabila hubungan sosial baik akan lebih mudah untuk seseorang
mendapatkan pengetahuan.
62
BAB V RENCANA INTERVENSI
a. Rencana Intervensi
A. JANGKA PENDEK 1. Memberikan penyuluhan secara langsung
mengenai pentingnya menggunakan alas kaki, dan dampak yang
ditimbulkan akibat tidak memakai alas kaki. 2. Memberikan
penyuluhan agar mencuci kaki saat masuk rumah setelah melakukan
aktivitas di luar rumah. 3. Memberikan alas kaki (sandal) pada
keluarga binaan.
B. JANGKA MENENGAH 1. Pemberian obat cacing melalui puskesmas
keliling guna mencegah penyakit cacingan yang merupakan salah satu
dampak akibat tidak menggunakan alas kaki, sebanyak dua kali dalam
satu tahun. 2. Mengadakan kegiatan jumat bersih untuk membersihkan
lingkungan sekitar rumah.
C. JANGKA PANJANG 1. Melakukan survey mengenai banyaknya warga
yang terkena penyakit cacingan. 2. Melakukan penyuluhan tentang
keharusan menggunakan alas kaki di sekolah-sekolah dasar Desa
Tanjung Pasir. 3. Puskesmas menugaskan para kader di kegiatan
pusling untuk mempromosikan tentang kewajiban menggunakan alas kaki
bagi setiap masing-masing anggota keluarga.
63
Lampiran 2. Kuesioner LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI
KOMUNITAS
PENGETAHUAN TENTANG PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAS KAKI DI PEMUKIMAN
KELUARGA BINAAN RT 03/05 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN SUKAMULYA
KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN PERIODE 25 JUNI-07 JULI
2012
DAFTAR KUESIONER
RESPONDENRESPONDEN
NO. I. UMUM IDENTITAS RESPONDEN 1.Nama Kepala Keluarga : 2.Nama
Responden :
3.Status Dalam Keluarga : 4.Jenis Kelamin 5.Umur 6.Pekerjaan 7.
Alamat : : : :
Kel./Kec .. Berapa lama anda tinggal ditempat ini . Tahun
64
II. KHUSUS Pendidikan 1. Apakah pendidikan terakhir Anda? a.
Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Perguruan tinggi
2. Apakah sewaktu Anda sekolah pernah diajari tentang pentingnya
menggunakan alas kaki dalam mencegah berbagai penyakit ? a. Pernah
b. Tidak pernah
Informasi Mengenai Penggunaan Alas Kaki 3. Media elektronik apa
yang Anda miliki di rumah ? a. b. c. d. Televisi Radio Televisi dan
radio Tidak punya keduanya
4. Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang pentingnya
memakai alas kaki melalui pamflet, brosur, media massa ? a. Pernah
b. Tidak pernah
5. Jika pernah, apakah Anda tahu alasannya mengapa memakai alas
kaki itu penting ? a. b. Ya Tidak
6. Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang penyakit
cacingan ?65
a. Pernah b. Tidak pernah
7. Jika pernah, apakah Anda tahu salah satu penyebab penyakit
cacingan ? a. Karena banyak minum b. Karena tidak memakai alas kaki
saat keluar rumah c. Karena makan makanan pedas d. Karena minum
susu e. Karena makan mie terlalu banyak
Ekonomi 8. Berapa pendapatan Anda tiap bulannya ? a. Tidak
berpenghasilan b. 100.000 299.000 c. 300.000 499.000 d. 500.000
699.000 e. > 700.000
9. Apakah dengan pendapatan tersebut Anda dapat membeli sandal?
a. b. Ya Tidak
Sosial Budaya 10. Apakah petugas kesehatan pernah mengadakan
penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan alas kaki terhadap
kesehatan? a. Ya b. Tidak
66
11. Apakah Anda membiasakan anggota keluarga Anda untuk memakai
alas kaki sejak kecil? a. Ya b. Tidak
12. Apakah antara Anda dengan tetangga sekitar pernah melakukan
perbincangan mengenai penggunaan alas kaki ? a. b. Pernah Tidak
pernah
67
Skoring No Pertanyaan Pendidikan 1. Apa pendidikan terakhir
Anda? 2. Apakah sewaktu Anda sekolah pernah diajari tentang
pentingnya menggunakan alas kaki dalam mencegah berbagai penyakit ?
Informasi Mengenai Penggunaan Alas Kaki Apakah Anda pernah
mendengar informasi 3. tentang pentingnya memakai alas kaki melalui
1 TV ? 4. Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang pentingnya
memakai alas kaki melalui pamflet, brosur, media massa ? 5. Jika
pernah, apakah Anda tahu alasannya mengapa memakai alas kaki itu
penting ? 6. Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang
penyakit cacingan ? 1 0 1 0 1 1 1 0 0 A 0 1 B 0 0 C 0 D 0 E 1
7.
Jika pernah, apakah Anda tahu salah satu penyebab penyakit
cacingan ? Ekonomi
0
1
0
0
0
8. 9.
Berapa pendapatan Anda tiap bulannya ? Apakah dengan pendapatan
tersebut Anda dapat membeli sandal? Sosial Budaya
0
0
0
0
1
1
0
10.
Apakah mengadakan
petugas
kesehatan
pernah mengenai
1
0
penyuluhan
pentingnya penggunaan alas kaki terhadap kesehatan?
68
11.
Apakah Anda pernah membicarakan dengan 1 tetangga mengenai
dampak tidak
0
menggunakan alas kaki?
12
Apakah Anda membiasakan anggota keluarga 1 Anda untuk memakai
alas kaki sejak kecil?
0
69