Laporan Tahunan Laporan Tahunan IPSK-LIPI IPSK-LIPI 2015 2015 KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Laporan Tahunan Lap
oran
Tah
un
an
IPSK-LIPI
IPSK-LIPI
2015
2015
KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAANLEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
LAPORAN TAHUNAN
2015
Disusun Oleh:
Rucianawati
Nyimas Latifah Letty Aziz
Puji Hartana
KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL DAN KEMANUSIAAN
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(IPSK – LIPI)
2016
ii
iii
KATA PENGANTAR
Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial
dan Kemanusiaan - Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (IPSK – LIPI) merupakan satu dari lima
kedeputian di lingkungan LIPI yang membawahi lima
satuan kerja, yaitu Pusat Penelitian Politik (P2P),
Pusat Penelitian Kependudukan (P2K), Pusat
Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (P2KK),
Pusat Penelitian Ekonomi (P2E), serta Pusat
Penelitian Sumberdaya Regional (P2SDR). Satker-
satker yang berada di bawah Kedeputian Bidang IPSK
tersebut masing-masing memiliki tugas yang sesuai
dengan bidangnya, antara lain untuk melakukan
kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu
sosial dan budaya, politik, ekonomi, demografi,
ketenagakerjaan, serta kajian kewilayahan.
Hasil dari kegiatan penelitian para peneliti di
lingkungan Kedeputian Bidang IPSK dapat
memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Selain itu hasil kegiatan penelitian
tersebut juga dapat menjadi pertimbangan bagi
pemangku kepentingan dalam pembuatan kebijakan
publik. Bagi masyarakat, hasil penelitian dari para
peneliti di Kedeputian Bidang IPSK dapat menjadi
rujukan untuk memahami berbagai isu strategis, baik
di dalam maupun di luar negeri.
iv
Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti di Kedeputian IPSK pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian tematik dan
penelitian non tematik. Kegiatan penelitian tematik
difokuskan pada studi-studi yang terdapat dalam tema
payung penelitian yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis (RENSTRA) Kedeputian Bidang
IPSK. Sementara itu kegiatan penelitian non tematik
antara lain terdiri dari kegiatan penelitian kompetitif,
insentif, penugasan, dan prioritas nasional (PN).
Selain melakukan kegiatan penelitian,
Kedeputian Bidang IPSK juga melakukan serangkaian
kegiatan pengembangan sumberdaya manusia (SDM)
dan kelembagaan. Pengembangan SDM dan
kelembagaan antara lain dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada segenap staff yang
ada untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam
rangka mewujudkan sumberdaya manusia yang
berkualitas dan lembaga yang kompeten dalam
bidangnya.
Pada tahun 2015 Kedeputian Bidang IPSK
melaporkan berbagai kegiatan organisasi di tingkat
kedeputian dalam bentuk buku laporan tahunan. Buku
laporan tahunan ini merupakan salah satu upaya
untuk mendesiminasikan kegiatan-kegiatan ilmiah
(tematik dan non tematik), sert kegiatan lainnya
v
termasuk kegiatan-kegiatan individu peneliti dan staf
pendukung di lima satuan kerja (satker) di Kedeputian
Bidang IPSK.
Akhirnya, dengan diterbitkannya buku laporan
tahunan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
yang komprehensif tentang keberadaan dan kiprah
Kedeputian Bidang IPSK, serta dapat memberikan
informasi terkait dengan kegiatan kedeputian bidang
IPSK selama tahun 2015. Terimakasih kami ucapkan
kepada berbagai pihak yang telah membantu
menyiapkan dan menyusun buku laporan tahunan ini,
serta kepada seluruh satuan kerja di bawah
Kedeputian Bidang IPSK yang telah memberikan
berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan
buku laporan tahunan ini. Akhir kata, semoga buku
laporan tahunan ini bermanfaat bagi seluruh
pembacanya.
Jakarta, September 2016
Deputi Bidang IPSK - LIPI
Prof. Dr. Aswatini, MA.
vi
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xiii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ORGANISASI KEDEPUTIAN BIDANG IPSK DAN SARANA PRASARANA PENDUKUNGNYA 2.1. Visi dan Misi 7 2.2. Tugas dan Fungsi 8 2.3. Struktur Organisasi 9 2.4. Organisasi Pendukung 14 2.5. Sumber Daya Manusia 16 2.6. Anggaran Belanja 25 BAB III. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN 27 3.1. Kegiatan Deputi 27 3.2. Kegiatan Penelitian di Tingkat Kedeputian Bidang IPSK 30
3.2.1. Program Penelitian Unggulan IPSK-LIPI 30
3.2.2. Program Kegiatan Lintas Satker Kedeputian Bidang IPSK LIPI 47
3.3. Kegiatan Penelitian di Tingkat Puslit 61 3.3.1. Penelitian Tematik 61
viii
3.4. Publikasi dan Laporan 67 3.5. Kegiatan Lainnya 68 BAB IV. PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA 69 4.1. Pendidikan formal 69 4.2. Jenjang Fungsional 71 BAB V. PENUTUP 73
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komposisi Pegawai menurut Jenis Kelamin, 2015 18 Tabel 2.2. Komposisi Pegawai per Satker Menurut Usia, 2015 19 Tabel 2.3. Jumlah Pegawai per Satker menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2015 20 Tabel 2.4. Jumlah Pegawai per Satker menurut Golongan, 2015 22 Tabel 2.5. Pegawai Kedeputian Bidang IPSK Menurut Unit Kerja dan Jabatan Fungsional Peneliti Tahun 2015 23 Tabel 2.6. Pegawai Kedeputian Bidang IPSK Menurut Unit Kerja dan Jabatan Fungsional Bukan Peneliti tahun 2015 24
Tabel 2.7. Alokasi dan Tingkat Penyerapan Dana DIPA di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI tahun 2015 25
Tabel 3.1. Kegiatan Peran Bahasa dan
Kebudayaan dalam Konteks NKRI, tahun 2015 38
x
Tabel 3.2. Prioritas Beserta Penjabaran Kegiatan RAN 59 Tabel 3.3. Publikasi di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 2015 68
Tabel 4.1. Pegawai yang sedang mengikuti
pendidikan formal menurut tempat belajar dan
Puslit, Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 2015 70
Tabel 4.2: Pegawai yang memiliki peningkatan
Jenjang Fungsional, Kedeputian Bidang IPSK-LIPI,
2015 71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Stuktur Organisasi Kedeputian
Bidang IPSK LIPI Tahun 2015 12
Gambar 2.2. Stuktur Organisasi di Satuan Kerja
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI Tahun 2015 13
Gambar 2.3. Profil SDM di Lingkungan
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 2015 17
Gambar 2.4. Persentase Jumlah Pegawai IPSK menurut Jenis Kelamin, 2015 18 Gambar 2.5. Grafik Komposisi Pegawai per Satker Menurut Usia, 2015 19 Gambar 2.6. Grafik Jumlah Pegawai per Satker menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2015 20
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Agenda Pimpinan di Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI tahun 2015 77
B. Kegiatan di Kedeputian Bidang
IPSK LIPI 2015 95
xiv
PENDAHULUAN
Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (IPSK-
LIPI) merupakan kedeputian yang bertugas untuk
melaksanakan penelitian di bidang ilmu sosial dan
kemanusiaan. Oleh karena itu, secara kelembagaan
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI harus selalu siap untuk
menjalankan tugas dan fungsinya seiring dengan proses
perubahan yang dinamis dalam pembangunan di Indonesia.
Program dan kegiatan kedeputian bidang IPSK-LIPI
pada tahun 2015 dilaksanakan dengan merujuk pada tema
penting yang ditetapkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) sebagai lembaga induknya. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan posisi, peran,
dan kontribusi Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dalam
menjawab tantangan dan tuntutan dari para pemangku
kepentingan di bidang ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusiaan. Dengan demikian maka eksistensi kedeputian
IPSK-LIPI menjadi sangat penting dalam upaya pencapaian
visi LIPI, yaitu “Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas
dunia yang mendorong terwujudnya kehidupan bangsa yang
adil, makmur, cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis yang
didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang
humanis”. Visi LIPI ini selaras dengan semangat dan
keinginan kuat dari segenap civitas kedeputian bidang IPSK-
Bab
1
2 |
LIPI untuk selalu bekerja keras dalam mendukung dan
menjadikan LIPI sebagai lembaga yang akan memberikan
manfaat besar, signifikan, dan nyata bagi pembangunan
nasional.
Implementasi kegiatan di Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI dijalankan oleh lima satuan kerja, yaitu Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Kebudayaan (P2KK), Pusat Penelitian
Kependudukan (P2K), Pusat Penelitian Politik (P2P), Pusat
Penelitian Ekonomi (P2E), dan Pusat Penelitian Sumberdaya
Regional (P2SDR). Isu atau tema pokok yang dijadikan
sebagai dasar kegiatan di lingkup Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI mengacu pada RPJMN 2015-2019 yang berisikan
“Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian yang
Berbasis SDA yang tersedia, SDM yang Berkualitas, dan
Kemampuan IPTEK: Dukungan IPTEK bagi Penyiapan
Masyarakat Indonesia Menuju Globalisasi”.
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI melakukan kegiatan
berdasarkan Program Dasar dan Program Teknis LIPI yang
tercantum dalam Rencana Strategis LIPI 2015 -2019 dengan
tema utama IPSK yakni “Peningkatan Kualitas Masyarakat
dan Pemerintah yang Berdaya Saing Global“. Tema utama
tersebut dijabarkan dalam 8 (delapan) tema payung
penelitian IPSK, yaitu: (1) Pengelolaan Kewarganegaraan,
Identitas, dan Penguatan Civil Society yang Berbasis
Pluralisme dan Demokrasi, (2) Penguatan Hak Ekonomi,
Sosial, Budaya (Ekosob) Komunitas, (3) Penguatan Daya
Saing Ekonomi, Pemerataan Pembangunan, dan
Pengurangan Kemiskinan, (4) Pengelolaan SDA, Lingkungan
dan Energi yang Terbarukan, (5) Dinamika Penduduk,
Kesempatan Kerja, dan Ketahanan Masyarakat dalam
Konteks Perubahan Lingkungan dan Globalisasi, (6)
Penataan Sistem Politik, Pemerintahan, Keamanan dan
Pertahanan dalam rangka Demokrasi yang Terkonsolidasi,
(7) Globalisme, Regionalisme, dan Isu-isu Strategis Kawasan,
serta (8) Emerging and Strategic Issues. Setiap tema tersebut
kemudian dituangkan dalam topik penelitian yang lebih
spesifik sesuai dengan kapasitas dan kompetensi setiap
satker yang ada di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI.
Disamping kegiatan penelitian rutin yang menjadi
penelitian tematik di setiap satker, Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI juga melaksanakan kegiatan penelitian non tematik
seperti kegiatan penelitian kompetitif, prioritas program
nasional (PN), penugasan khusus, penelitian kerjasama
dengan institusi dalam dan luar negeri, serta program Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Daerah (IPTEKDA). Sebagian
besar kegiatan penelitian di setiap satker merupakan
rangkaian kegiatan penelitian multi tahun yang sudah
tercantum dalam renstra implementatif setiap satker dalam
periode 2015 – 2019.
Meskipun memiliki lima satker dengan fokus
penelitian yang berbeda-beda, akan tetapi Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI juga memiliki kegiatan penelitian yang
bersifat lintas satker. Kegiatan ini mengelaborasi
sumberdaya peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk
bekerjasama melaksanakan penelitian berdasarkan pada isu
tertentu. Sebagai contoh antara lain adalah kegiatan
penelitian kompetitif dan penugasan khusus.
Dengan adanya berbagai kegiatan penelitian,
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI telah mendukung upaya
mewujudkan agenda besar perubahan di lingkungan
4 |
organisasi LIPI terutama dalam mencapai terwujudnya LIPI
sebagai lembaga penelitian berkelas dunia. Selain itu, seiring
dengan mulai dijalankannya reformasi birokrasi di
lingkungan LIPI dan pemberian tunjangan kinerja bagi
seluruh civitas LIPI juga memberikan tantangan bagi
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI untuk dapat
mengimplementasikannya dengan baik terutama dengan
adanya penyesuaian-penyesuaian secara administratif dan
teknis kegiatan di setiap satker. Diharapkan dengan adanya
harmonisasi semangat visi LIPI dan perubahan birokrasi
yang semakin matang akan mampu membentuk kapasitas
dan kompetensi kelembagaan dalam bersaing secara sehat
dan produktif dengan lembaga penelitian lain di tingkat
nasional maupun internasional. Strategi pengembangan
kelembagaan terkait dengan SDM, tata laksana organisasi,
sarana dan prasarana juga perlu mendapat perhatian
mengingat bahwa pengelolaan organisasi dalam Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI merupakan bagian integral dari proses dan
implementasi reformasi birokrasi sedang berjalan di LIPI.
Pola-pola kerjasama dan jaringan kelembagaan
(domestik dan internasional) juga perlu semakin
ditingkatkan sebagai strategi penguatan jaringan
kelembagaan serta diseminasi hasil-hasil penelitian. Dengan
banyaknya isu-isu strategis yang dihadapi oleh Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI maka perlu kiranya untuk merumuskan
strategi kedeputian yang selanjutnya akan menjadi acuan
dalam penyusunan langkah kerja IPSK-LIPI di masa depan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas hasil riset dan
kualitas pengelolaan hingga setaraf dengan lembaga-
lembaga penelitian berkelas dunia, Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI juga telah menjalin hubungan dengan berbagai pihak
seperti perguruan tinggi, lembaga litbang sektoral di
pemerintah pusat, badan litbang pemerintah daerah, pelaku
industri terkait, lembaga litbang internasional, serta
berperan aktif dalam forum ilmiah, baik nasional maupun
internasional. Berbagai jenis kegiatan ilmiah juga dilakukan
oleh Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dengan
menyelenggarakan forum ilmiah bertaraf nasional dan
internasional, berperan aktif dalam
seminar/workshop/focus group discussion (FGD) dan
kegiatan sejenis di tingkat nasional dan internasional,
berperan aktif dalam organisasi profesi ilmiah dan
kemasyarakatan bertaraf nasional dan internasional, dan
melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana penelitian
dan administrasi penunjang penelitian. Semua kegiatan ini
memiliki beberapa fungsi penting dalam sebuah lembaga
penelitian, antara lain yaitu (1) untuk mengetahui posisi
strategis IPSK-LIPI dalam kontestasi dunia penelitian yang
semakin kompetitif, (2) sebagai bahan masukan bagi
rencana pengembangan kapasitas dan kompetensi
kelembagaan di IPSK-LIPI, (3) sebagai bahan evaluasi
pelaksanaan kegiatan penelitian yang selama ini dijalankan
oleh IPSK-LIPI, dan (4) untuk mengatasi keterbatasan
sumber daya yang dimiliki IPSK-LIPI dalam mencapai visi
dan misi organisasi.
Selain berbagai kegiatan di atas, kedeputian bidang
IPSK-LIPI juga menginisiasi kegiatan laboratorium sosial
(Labsos) yang berfungsi untuk mengujicobakan berbagai
hasil temuan atau model yang dihasilkan dari penelitian di
lingkungan Kedeputian Bidang IPSK-LIPI secara langsung
kepada masyarakat. Labsos ini selain menjadi lokasi
6 |
pembelajaran bagi tindak lanjut hasil penelitian juga
diharapkan akan mampu menghasilkan pusat pembelajaran
dan informasi (learning and information center) tentang
diseminasi penelitian secara langsung kepada masyarakat.
Selain itu, labsos juga diarahkan untuk mampu
meningkatkan kapasitas atau keberdayaan masyarakat yang
selama ini selalu menjadi fokus kajian dan penelitian bidang
sosial dan kemanusiaan sebagai laboratorium besar para
peneliti IPSK-LIPI. Semua kegiatan atau aktivitas Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI termasuk kelima satker yang ada di
dalamnya selama tahun 2015 disajikan dalam buku
“Laporan Tahunan Kedeputian Bidang IPSK Tahun 2015”
Buku Laporan tahunan ini terdiri atas lima bab
pokok. Bab I menjadi pengantar yang memberikan
gambaran singkat mengenai kegiatan di Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI. Selanjutnya dalam Bab II akan disampaikan
struktur organisasi Kedeputian Bidang IPSK dan sarana
prasarana pendukungnya. Uraian yang cukup panjang
mengenai pelaksanaan dan hasil kegiatan di tingkat
kedeputian maupun di tingkat satker meliputi kegiatan rutin
kelembagaan, kegiatan penelitian, dan kegiatan lain yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI akan dijelaskan dalam Bab III. Bab berikutnya
yaitu Bab IV memberikan gambaran tentang upaya yang
telah dijalankan dan hasilnya dalam pengembangan
kapasitas dan kompetensi sumberdaya manusia (SDM)
melalui pendidikan formal bergelar maupun non gelar bagi
peneliti dan juga pegawai administrasi. Penutup pada Bab V
menyampaikan garis besar capaian yang ada serta kendala
yang dihadapi dalam proses pencapaian kinerja Kedeputian
Bidang IPSK selama tahun 2015.
ORGANISASI KEDEPUTIAN BIDANG IPSK DAN SARANA PRASARANA PENDUKUNGNYA
2.1. VISI DAN MISI
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dibentuk untuk memperkuat
stuktur kelembagaan penelitian di LIPI dengan kekhususan
pada ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam kiprahnya,
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI selalu bekerja dalam semangat
untuk mewujudkan visi Kedeputian Bidang IPSK-LIPI yaitu
“Menjadi lembaga ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan yang
dapat menghasilkan produk ilmiah unggul, serta menjadi
rujukan keilmuan dan kebijakan yang humanis pada tingkat
nasional dan internasional”. Visi ini memberikan dasar yang
kuat bagi segenap civitas Kedeputian Bidang IPSK-LIPI
dalam upaya meningkatkan kapasitas kelembagaan dan
kompetensi sumber daya manusia yang ada.
Visi Kedeputian Bidang IPSK tersebut secara rinci
dijabarkan dalam enam (6) misi sebagai berikut:
1. Menciptakan teori dan konsep-konsep baru dalam
bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan yang
terkait sebagai kontribusi Indonesia terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan secara
keseluruhan;
Bab
2
8 |
2. Meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusiaan yang strategis bagi pembangunan
nasional;
3. Memberikan pemahaman serta masukan kebijakan di
bidang sosial dan kemanusiaan berdasarkan
penelitian sehingga setiap kebijakan publik lebih
berkualitas, tepat sasaran, dan humanis, yang pada
gilirannya dapat mendorong terwujudnya berbagai
misi dan tujuan nasional;
4. Menyumbangkan pemikiran menuju terciptanya
tatanan dan kerjasama internasional yang adil dan
damai;
5. Menyebarkan hasil-hasil penelitian kepada
pemangku kepentingan dalam lingkup nasional dan
internasional dalam rangka mendorong peningkatan
SDM yang peka terhadap persoalan sosial dan
kemanusiaan;
6. Meningkatkan pemanfaatan pengetahuan dalam
proses penciptaan good governance, memperkuat
daya saing nasional dalam menghadapi arus
globalisasi serta pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup berdasarkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan kaidah etika keilmuan.
2.2. TUGAS DAN FUNGSI
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dibentuk berdasar Surat
Keputusan Kepala LIPI No. 1151/M/2001 pasal 235 dengan
menetapkan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang IPSK
sebagai berikut: “Melaksanakan perumusan kebijakan di
bidang penelitian ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusiaan”.
Sementara itu, fungsi Kedeputian Bidang IPSK dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan, pelaksanaan, pemberian
bimbingan, dan pembinaan di bidang penelitian ilmu
pengetahuan sosial dan kemanusiaan.
2. Pengendalian terhadap pelaksanaan kebijakan di
bidang penelitian ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusiaan.
3. Pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan penelitian
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
2.3. STRUKTUR ORGANISASI
Dalam pasal 237 Surat Keputusan Kepala LIPI No.
1151/M/2001 ditetapkan susunan organisasi Kedeputian
Bidang IPSK yang terdiri dari lima (5) satuan kerja yaitu:
1. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan
(P2KK) meliputi 3 bidang :
a. Bidang Humaniora
b. Bidang Hukum
c. Bidang Perkembangan Masyarakat
2. Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) meliputi:
a. Bidang Keuangan dan Perbankan
b. Bidang Pembangunan Daerah
c. Bidang Industri dan Perdagangan
3. Pusat Penelitian Kependudukan (P2K), terdiri dari:
a. Bidang Kependudukan
10 |
b. Bidang Ketenagakerjaan
c. Bidang Ekologi Manusia
4. Pusat Penelitian Politik (P2P)
a. Bidang Perkembangan Politik Lokal
b. Bidang Perkembangan Politik Nasional
c. Bidang Perkembangan Politik Internasional
5. Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2SDR)
a. Bidang Perkembangan Asia Tenggara
b. Bidang Perkembangan Asia Pasifik
c. Bidang Perkembangan Eropa
Setiap satuan kerja mempunyai fungsi sesuai dengan
kompetensi intinya, yaitu:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
penelitian.
2. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian
bimbingan teknis penelitian.
3. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan
penelitian.
4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian.
5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek).
6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian.
Struktur organisasi di lingkungan Kedeputian IPSK-LIPI
mengalami perubahan seiring dengan berjalannya program
reformasi birokrasi. Pada tahun 2013 keluar peraturan baru,
yaitu Peraturan Presiden RI Nomor 3/2013 tentang
Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103
tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non Kementrian (LPNK). Keputusan tersebut ditindaklanjuti
dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor B/752/M.PANRB/2/2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Selanjutnya LIPI melakukan restrukturisasi pada jabatan
struktural melalui Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 tahun
2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Dalam pasal 275 dari peraturan
Kepala LIPI tersebut, dijelaskan bahwa dalam struktur
organisasi Kedeputian Bidang IPSK-LIPI terdapat lima pusat
penelitian, yaitu Pusat Penelitian Ekonomi (P2E), Pusat
Penelitian Kependudukan (P2K), Pusat Penelitian Politik
(P2P), Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan
(P2KK), dan Pusat Penelitian Sumberdaya Regional (P2SDR).
Setiap satker di lingkungan Kedeputian Bidang IPSK
mempunyai komposisi jabatan struktural yang baru,
sebagaimana terlihat dalam gambar 2.2. Dalam Jabatan
struktural yang baru ini terjadi pengurangan untuk jabatan
kepala bidang (eselon 3). Dalam urusan akademik, masing-
masing satker membentuk kelompok peneliti dan kelompok
penelitian sesuai dengan peraturan dari LIPI, namun tidak
masuk dalam jenjang jabatan struktural.
12 |
Gambar 2.1. Stuktur Organisasi Kedeputian Bidang IPSK-LIPI Tahun 2015
DEPUTI BIDANG IPSK
Kepala Pusat
Penelitian
Kemasyarakatan
dan Kebudayaan
(P2KK)
Kepala Pusat
Penelitian
Ekonomi (P2E)
Kepala Pusat
Penelitian
Kependudukan
(P2K)
Kepala Pusat
Penelitian Politik
(P2P)
Kepala Pusat
Penelitian
Sumber Daya
Regional (P2SDR)
PME IPSK
ASDEP
Gambar 2.2. Stuktur Organisasi di Satuan Kerja Kedeputian Bidang IPSK-LIPI Tahun 2015
Kepala Pusat Penelitian
Kepala Bidang
Pengelolaan dan
Diseminasi Hasil
Penelitian
Kepala Bagian Tata
Usaha
Kepala Subbidang
Diseminasi dan
Kerjasama
Kepala Subbagian
Kepegawaian dan
Umum
Kepala Subbudang
Pengelolaan Hasil
Penelitian
Kepala Subbagian
Keuangan
14 |
2.4. ORGANISASI PENDUKUNG
Selain adanya struktur organisasi yang ditetapkan
berdasarkan surat keputusan dari Kepala LIPI, Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI juga memiliki perangkat organisasi
pendukung yang meliptui Tim Perencanaan, Monitoring, dan
Evaluasi, Majelis Profesor Riset, dan Asisten Deputi (Asdep)
a. Tim Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi (PME)
Tim PME terdiri dari satu orang ketua, satu orang
wakil ketua, satu orang sekretaris sekaligus
merangkap anggota, dan tiga orang anggota, yang
merupakan perwakilan dari setiap satker di
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI.
Tugas PME adalah:
a) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan visi dan misi
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI.
b) Perencanaan berbagai kegiatan, khususnya
pengembangan ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusiaan yang dikemas dalam rencana
strategis (Renstra) IPSK dan payung penelitian
IPSK dalam kurun waktu lima tahun.
b. Majelis Profesor Riset (MPR LIPI)
MPR LIPI merupakan perangkat kelembagaan non
struktural, lintas kedeputian, dan multidisiplin yang
berkedudukan di LIPI. MPR LIPI memiliki tugas untuk
memberikan pertimbangan dan saran kepada
lembaga terkait dengan proses pengukuhan gelar
Profesor Riset yang diberikan kepada seluruh peneliti
di semua kelembagaan litbang di Indonesia yang
telah memenuhi syarat pengajuan diri sebagai
profesor riset. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, MPR LIPI berpedoman pada peraturan
kepala LIPI No. 04/E/2005 tentang Tata Cara
Pengukuhan Peneliti Utama untuk Mendapatkan
gelar Profesor Riset.” Keanggotaan MPR LIPI terdiri
dari Profesor Riset yang ditunjuk oleh masing-masing
kedeputian yang ada di Lingkungan LIPI.
c. Asisten Deputi (Asdep IPSK)
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Deputi IPSK
dibantu oleh dua orang asisten deputi yang terdiri
dari Asisten Deputi Bidang Kelembagaan dan Asisten
Deputi Bidang Penelitian. Secara umum tugas pokok
dari asisten deputi adalah:
a) Membantu Deputi IPSK dalam merumuskan
kebijakan, melaksanakan, membimbing, dan
membina penelitian di bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial dan Kemanusiaan
b) Membantu Deputi IPSK dalam melakukan
koordinasi, monitoring, dan evaluasi kegiatan
penelitian dan kegiatan lain yang terkait dengan
efisiensi organisasi dan pelayanan publik yang
dilakukan oleh masing-masing satker di dalam
Kedeputian Bidang IPSK. Kegiatan pelayanan
publik mencakup kerjasama penelitian,
konsultasi, dan formulasi konsep atau model
kebijakan terkait dengan pengembangan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, serta
pemecahan berbagai permasalahan sosial, politik,
ekonomi, budaya, kependudukan, dan
kewilayahan.
16 |
2.5. SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah pegawai yang bekerja di Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI pada tahun 2015 adalah sebanyak 351 orang. Pegawai
tersebar di lima satker di bawah Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI dan dapat dikelompokkan dalam pegawai fungsional
peneliti dan non peneliti serta pejabat struktural. Secara
umum profil sumberdaya manusia di IPSK dapat
digambarkan sebagai berikut:
USIA
<=31 63
31-40 97
41-50 44
51-55 147
Jumlah 351
TUGAS & IZIN
BELAJAR
L
N
D
N
Jml
S3 6 6 12
S2 7 6 13
S1 - 2 2
JML 13 14 27
PENSIUN/ PINDAH
GOL
I
II
III 10
IV 4
Jumlah 14
GOLONGAN
I 1
II 13
III 184
IV 119
Jumlah 317
STRUKTUR
Esl. Jml
I 1
II 5
III 20
IV 15
Jumlah 41
KOMPOSISI SDM
P W Jml
Kapus 4 1 5
TU 38 37 75
Bidang 106 105 211
Tata Op 13 13 26
JML 161 156 317
Gambar 2.3.
PROFIL SDM DI LINGKUNGAN KEDEPUTIAN BIDANG IPSK-LIPI, 2015
PENELITI
251
PRANATA PERENCANA
1
PRANATA KOMPUTER
4
PUSTAKAWAN
7
ANALSIS KEPEGAWAIAN
8
PRANATA HUMAS
17
ARSIPARIS
3
FUNGSIONAL UMUM
100
Islam
331
Protestan
9 351 S3
49
S2
138
S1
107
<S1
57
Katolik
8
Hindu
2 Budha
1
18 |
Tabel 2.1. Komposisi Pegawai per Satker menurut Jenis Kelamin, 2015
Jenis Kelamin P2KK P2E P2K P2P P2SDR IPSK
Laki-laki 46 34 39 42 19 180
Perempuan 37 33 35 43 23 171
Jumlah 83 67 74 85 42 351
Sumber: simpeg.bok.lipi.go.id, Juni 2016
Jumlah pegawai laki-laki di Kedeputian Bidang IPSK lebih
banyak dibandingkan dengan pegawai perempuan. Pada
gambar 2.4. dapat dilihat bahwa jumlah pegawai laki-laki
sebanyak 51 persen atau 180 orang, sedang jumlah pegawai
perempuan sebanyak 49 persen atau 171 orang.
Sumber: simpeg.bok.lipi.go.id, Juni 2016
Gambar 2.4. Persentase Jumlah Pegawai IPSK menurut Jenis Kelamin, 2015
Tabel 2.2. Komposisi Pegawai per Satker Menurut Usia, 2015
Satuan Kerja
< 31 tahun 31-40 41-50
> 51 tahun Jumlah
P2KK 9 17 6 51 83
P2E 15 18 11 23 67
P2K 8 17 12 37 74
P2P 22 24 9 30 85
P2SDR 9 21 6 6 42
IPSK 63 97 44 147 351
Sumber: simpeg.bok.lipi.go.id, Juni 2016
0
100
200
300
400
< 31 tahun 31-40 41-50 > 51 ke
atas
Jumlah
P2KK
P2E
P2K
P2P
P2SDR
IPSK
Sumber: simpeg.bok.lipi.go.id, Juni 2016
Gambar 2.5. Grafik Komposisi Pegawai per Satker Menurut Usia, 2015
Jika dikelompokkan berdasarkan usia, pegawai di lingkungan
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dengan usia di atas 51 tahun
terbanyak terdapat di P2KK dengan jumlah 51 orang, kemudian
disusul oleh P2K dengan 37 orang pegawai. Pegawai usia
mendekati pensiun di P2KK ini mencapai 61 persen dari jumlah
pegawai di satker ini. Kondisi yang hampir sama terdapat di
P2K dengan persentase mencapai 50 persen dari jumlah
pegawainya.
20 |
Tabel 2.3. Jumlah Pegawai per Satker menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2015
Satuan Kerja
=< SLTA D3 S1 S2 S3 Jumlah
P2KK 10 4 26 30 13 83
P2E 8 2 22 27 8 67
P2K 17 1 15 33 8 74
P2P 12 2 28 30 13 85
P2SDR 0 1 16 18 7 42
IPSK 47 10 107 138 49 351
Sumber: simpeg. bok.lipi.go.id, Juni 2016
0
50
100
150
200
250
300
350
400
=< SLTA D3 S1 S2 S3 Jumlah
P2KK
P2E
P2K
P2P
P2SDR
IPSK
Sumber: simpeg. bok.lipi.go.id, Juni 2016
Gambar 2.6. Grafik Jumlah Pegawai per Satker menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2015
Dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar pegawai di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI adalah lulusan S2 yaitu mencapai 39 persen atau 138 pegawai, dan hampir semuanya berstatus sebagai fungsional peneliti. Sementara itu, sekitar 30 persen (107 orang pegawai) memiliki tingkat pendidikan S1. Pegawai yang berpendidikan S1 mencakup
tenaga administrasi, terutama mereka yang mempunyai jabatan fungsional non peneliti dan fungsional peneliti pertama. Proporsi pegawai berpendidikan S3 adalah sebesar 14 persen atau hanya sebanyak 49 orang pegawai dengan jabatan fungsional peneliti. Masih kecilnya pegawai dengan pendidikan S3 ini menjadi salah satu tantangan bagi Kedeputian Bidang IPSK-LIPI untuk mecapai visi sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (world class research institutions).
Selanjutnya satker dengan jumlah pegawai yang telah menyelesaikan studi S3 terbanyak adalah P2P dan P2KK dengan 13 orang pegawai, kemudian disusul oleh P2K dan P2E yang memiliki 8 pegawai dengan kualifikasi S3. Selanjutnya dari komposisi pegawai yang telah menamatkan program magister cukup merata di seluruh satker yaitu sekitar 27-33 pegawai, kecuali di P2SDR yang memang relative masih baru dalam proses rekrutmen dan membangun satker. Lulusan S1 sebanyak 107 orang juga tersebar di seluruh satker dengan jumlah sarjana terbanyak di P2P yaitu 28 orang. Jika pegawai lulusan S3 dan S2 didominasi oleh fungsional peneliti maka pegawai lulusan sarjana S1 cukup seimbang antara pegawai yang memiliki jabatan fungsional peneliti maupun non peneliti. Sedangkan untuk pegawai dengan kualifikasi D3 dan SLTA merupakan pegawai administrasi. Dengan keragaman kualifikasi SDM maka pola atau model pembinaannya juga perlu memperhatikan kebutuhan masing-masing personil sesuai dengan kompetensinya.
22 |
Tabel 2.4. Jumlah Pegawai per Satker menurut Golongan, 2015
Satuan Kerja
Golongan Jumlah
I II III IV
P2KK 0 1 40 42 83
P2E 0 1 44 22 67
P2K 1 4 43 26 74
P2P 0 4 52 29 85
P2SDR 0 1 30 11 42
IPSK 1 11 209 130 351
Sumber: simpeg.bok.lipi.go.id, Juni 2016
Berdasarkan jumlah pegawai menurut golongan, P2KK adalah satker yang memiliki pegawai dengan jumlah golongan IV terbanyak, kemudian diikuti oleh P2P, P2K, dan P2E. Sedangkan di P2SDR pegawai dengan golongan IV masih merupakan proporsi terendah pegawai. Pegawai yang mempunyai golongan III tersebar di semua satker dengan jumlah yang tidak berbeda jauh, kecuali di P2SDR dengan jumlah terendah. Namun dari nilai prosentasenya, P2SDR memiliki pegawai dengan mayoritas golongan III. Sementara itu jumlah dan proporsi pegawai golongan III di P2K, P2P, P2KK, dan P2E yang cukup besar, berbanding lurus dengan komposisi pegawai dengan kelompok umur di atas 51 tahun di keempat satker tersebut. Proporsi pegawai golongan III pada kelompok usia mendekati pensiun ini terutama adalah tenaga administrasi. Sebagian besar tenaga administrasi di IPSK adalah pegawai yang sebelumnya tergabung di LEKNAS. Ketika terjadi reorganisasi LIPI pada pertengahan dekade 1990, mereaka memilih bekerja pada satker di lingkungan Kedeputian Bidang IPSK hingga saat ini.
Tabel 2.5. Pegawai Kedeputian Bidang IPSK Menurut Unit Kerja dan Jabatan Fungsional Peneliti Tahun 2015
Satuan Kerja
Profe-sor
Riset
Pene-liti Uta-
ma
Pene-liti
Madya
Pene- liti
Muda
Pene- liti
Per-tama
Analis hasil pene-litian*
Jumlah
P2KK 6 14 24 6 5 5 60
P2E 2 11 17 8 3 6 47
P2K 1 5 15 15 4 7 47
P2P 6 14 13 11 5 14 63
P2SDR 1 3 12 11 0 7 34
IPSK 16 47 81 51 17 39 251
Catatan: * termasuk yang sedang diberhentikan sementara Sumber: Simpeg.bok.lipi.go.id, Juni 2016
Berdasarkan data tabel 2.5., diketahui bahwa jumlah professor riset terbanyak berada di P2P dan P2KK dengan 6 orang professor riset, kemudian diikuti P2E yang memiliki 2 orang professor riset. Sementara itu P2K dan P2SDR masing-masing hanya memiliki 1 orang professor riset. Selanjutnya, peneliti yang memiliki jabatan fungsional Peneliti Madya dan Peneliti Muda, masing-masing sebesar 32 persen dan 20 persen. Sementara peneliti dengan jabatan Peneliti Utama hanya sebesar 18 persen. Para peneliti utama ini yang dalam waktu dekat dapat dipertimbangkan untuk diusulkan sebagai profesor riset di masing-masing satker. Satker dengan peneliti utama terbanyak adalah P2KK dan P2P yang masing-masing memiliki 14 orang peneliti utama. P2SDR sebagai satker yang memang masih relatif baru di IPSK hanya memiliki 1 orang peneliti utama. Peneliti muda terbanyak berada di satker P2K sebanyak 15 orang.
24 |
Tabel 2.6. Pegawai Kedeputian Bidang IPSK Menurut Unit Kerja dan Jabatan Fungsional Bukan Peneliti tahun 2015
Un
it Ke
rja
Jabatan Fungsional Bukan Peneliti
Jum
lah
Pu
sta-k
aw
an
Pra
na
ta
Ko
mp
ute
r
An
alis
Ke
pe
ga
-w
aia
n
Pra
na
ta
Hu
ma
s
Pra
na
ta
Pe
ren
can
a
Arsip
aris
Sta
f Ad
min
Te
na
ga
H
on
ore
r
P2KK 1 0 3 3 0 0 16 0 23
P2E 2 1 2 2 0 0 13 0 20
P2K 0 2 2 4 1 1 17 0 27
P2P 3 1 1 6 0 2 10 0 23
P2SDR 1 0 0 2 0 0 5 0 8
IPSK 7 4 8 17 1 3 61 0 100
Sumber: Laporan tahunan masing-masing Satker, Juni 2016
Tabel 2.6. menunjukkan komposisi pegawai non peneliti di masing-masing satker di IPSK, dengan jumlah total sebanyak 100 orang. Sebagian besar pegawai ini adalah staf administrasi yaitu sebanyak 61 orang atau sebanyak 61 persen. Fungsional pranata humas tercatat sebanyak 17 orang dengan komposisi terbanyak di P2P dengan 6 orang dan yang paling sedikit di P2E dan P2SDR yang masing-masing hanya memiliki 2 orang pranata humas. Jabatan fungsional non peneliti yang paling sedikit jumlahnya adalah dalam pranata perencana yang hanya terdapat 1 orang di P2K. Dalam perkembangan dan perencanaan SDM ke depan perlu diperhatikan keseimbangan komposisi jabatan fungsional non peneliti sehingga bisa memberikan manfaat bagi kelancaran kegiatan di masing-masing satker.
2.6. ANGGARAN BELANJA
Sumber pembiayaan dari operasional kegiatan Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI tahun 2015 berasal dari alokasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sumber keuangan
dikelola oleh setiap satker untuk membiayai berbagai
kegiatan dan belanja rutin serta penelitian. Penyelenggaraan
kegiatan Kedeputian Bidang IPSK tersebut tertuang pada
Tabel 2.7. Alokasi dana terbesar adalah untuk program
perkantoran yang merupakan dana rutin untuk gaji pegawai
dan kegiatan operasional perkantoran lainnya.
Berikut adalah jumlah dan sumber anggaran Belanja di
lima satker yang ada di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI.
Tabel 2.7. Alokasi dan Tingkat Penyerapan Dana DIPA di
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI tahun 2015
No. Program Pagu Realisasi Persen-
tase
1
Penelitian dan
Pengembangan
Iptek
6,606,931,000 6,534,706,290 98.91
2
Persepsi Publik
Mengenai
Komunitas
Ekonomi ASEAN
2015 (SURVEI
ASEAN)
800,000,000 782,779,805 97.85
3
Kegiatan Indian
Ocean Academic
Group (IORAG)
1,000,000,000 988,539,870 98.85
4 Labsos 2,900,000,000 2,752,275,650 94.91
5 Kompetitif 4,300,000,000 4,171,711,200 97.02
6 Global Village 5,035,960,000 4,865,070,550 96.61
26 |
7
Peran Bahasa
dan
Kebudayaan
dalam Konteks
Keutuhan NKRI
2,734,883,000 2,731,546,000 99.88
8
Meningkatnya
Peran LIPI
dalam Kancah
Internasional di
Bidang Sosial
Kemanusiaan
884,006,000 844,710,150 95.55
9 Operasional
Perkantoran 45,729,606,000 45,390,596,288 99.26
Total 69,991,386,000 69,061,935,803 98.67
Sumber: Laporan Kinerja (LKJ) IPSK-LIPI, Juni 2015
Sejak tahun 2014 pengelolaan anggaran kegiatan kompetitif
yang semula dikelola dengan sistem kontrak ditempatkan pada
anggaran DIPA satker. P2E diberikan tanggung jawab untuk
mengelola anggaran kegiatan kompetitif dan Global Village.
Sementara P2K diberikan tanggung jawab untuk mengelola
kegiatan Labsos. Kegiatan IORAG ditugaskan kepada P2P
dalam pengelolaan dananya. Sementara itu P2KK diberikan
tanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan peran Bahasa.
Secara keseluruhan dapat dikatakan kelima satker di lingkungan
Kedeputian IPSK dapat menyerap dana DIPA dengan baik, yaitu
hampir mencapai 100% (98,67%) pada tahun 2015. Namun
demikian, perbaikan tetap harus dilakukan oleh masing-masing
satker dengan melakukan perencanaan dan ketelitian yang lebih
baik terhadap pengelolaan operasional perkantoran.
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
Kegiatan yang rutin dilakukan oleh Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: (1) kegiatan rutin
yang berhubungan dengan penyelenggaraan kelembagaan,
(2) kegiatan kerjasama, (3) penugasan, (4) penelitian, dan
(5) penerbitan serta publikasi. Dalam bidang penelitian,
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI menghasilkan temuan
penelitian dan kajian ilmiah yang bermanfaat bagi
pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan maupun
rekomendasi kebijakan bagi pemerintah maupun pemangku
kepentingan di luar pemerintah. Hasil-hasil penelitian
berbentuk publikasi buku, jurnal, laporan penelitian, dan
working paper disosialisasikan kepada pemangku
kepentingan dan publik melalui berbagai media, misalnya
melalui penyelenggaraan seminar, workshop, dan diskusi
serta ceramah atau talkshow di media massa. Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI juga menggunakan media online dengan
website www.ipsk.lipi.go.id yang antara lain dimanfaatkan
untuk menyebarluaskan hasil kegiatan dan sebagai media
informasi untuk memperkenalkan Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI pada tingkat nasional maupun internasional.
Bab
3
28 |
3.1. KEGIATAN DEPUTI
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, kegiatan utama Deputi
Bidang IPSK-LIPI adalah mengkoordinasikan semua
kegiatan yang dilaksanakan di satker-satker yang dapat
dipakai sebagai salah satu bahan untuk perumusan
kebijakan di bidang penelitian ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusian. Secara garis besar, kegiatan Deputi Bidang
IPSK-LIPI meliputi kegiatan rutin kelembagaan, seminar dan
pertemuan, serta mewakili LIPI dalam keanggotaan
organisasi profesional di tingkat nasional maupun
internasional.
Kegiatan Rutin Kelembagaan
Berbagai kegiatan rutin kelembagaan yang dilaksanakan
oleh Kedeputian Bidang IPSK-LIPI pada tahun 2015 adalah
pertemuan, pelayanan jasa, dan menghadiri pertemuan
ilmiah. Kesemua jenis kegiatan tersebut dilakukan di dalam
maupun luar negeri. Di dalam negeri, Deputi Bidang IPSK,
bersama-sama dengan ke tujuh pimpinan eselon I LIPI,
dikenal dengan nama G8, telah berperan dalam memberikan
masukan bahan rekomendasi kebijakan pengembangan riset
dan teknologi.
Kegiatan Rapat
Deputi IPSK menyelenggarakan rapat pimpinan (Rapim),
rapat kerja (Raker), dan rapat mendesak. Rapat pimpinan di
kedeputian dilakukan di tingkat LIPI maupun internal
Kedeputian Bidang IPSK. Rapim dengan jajaran Pimpinan
LIPI (Ketua, Wakil ketua dan para Deputi di lingkungan LIPI)
pada umumnya untuk membahas isu-isu penting tentang
perkembangan ilmu, penelitian, masalah birokrasi dan
adiministrasi LIPI, serta masukan rekomendasi kebijakan
bagi pemerintah untuk hal-hal mendesak. Sementara itu,
Rapim di lingkup internal Kedeputian Bidang IPSK-LIPI
selain melibatkan lima Kepala Puslit, juga dihadirkan Ketua
dan anggota PME, serta Asdep. Rapim Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI ini dimaksudkan untuk sejumlah tujuan, antara
lain: (1) melakukan koordinasi kegiatan, (2) membicarakan
perkembangan dan permasalahan yang sedang dihadapi
serta mencari solusinya, (3) merespons berbagai hal yang
harus segera dipenuhi, baik berkaitan dengan masalah
substansi penelitian/kajian maupun administrasi. Di luar
Rapim, Deputi IPSK juga menyelenggarakan rapat dengan
jajaran struktural eselon III dan IV, yang dilakukan jika ada
hal-hal yang dianggap perlu koordinasi dalam rangka
kelancaran kegiatan di tingkat kedeputian. Sementara itu,
Rapat Kerja yang diselenggarakan satu tahun sekali diikuti
oleh semua pimpinan struktural, PME, Asdep, dan undangan.
Raker diselenggarkan pada awal tahun dalam rangka
melakukan koordinasi perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan dalam tahun berjalan. Di luar Rapim dan Raker,
Deputi Bidang IPSK juga tidak jarang memanggil peneliti-
peneliti, PME dan Asdep, maupun PME dan PK untuk
membicarakan dan merespons permintaan mendesak, baik
dari LIPI maupun para pihak yang membutuhkan jasa
kepakaran peneliti di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI. Data ini
dapat dilihat di lampiran.
Pertemuan dan Seminar
Dalam rangka membangun kemitraan dan memperluas
jaringan pemangku kepentingan, Deputi Bidang IPSK-LIPI
menghadiri maupun memfasilitasi pertemuan dan seminar
30 |
nasional maupun internasional. Deputi Bidang IPSK-LIPI
secara rutin juga menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam
seminar dan workshop hasil penelitian maupun isu-isu
sosial dan kemanusiaan. Peran Deputi Bidang IPSK-LIPI
ketika hadir sebagai partisipan ataupun pemakalah dalam
seminar nasional ataupun internasional bukan hanya dalam
kapasitas mewakili LIPI, tetapi juga atas nama
profesionalitas sebagai peneliti.
Kegiatan seminar rutin yang diselenggarakan oleh
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI adalah penyelenggaraan
seminar sehari yang melibatkan kelima satker di setiap akhir
tahun. Pada tahun 2015, acara seminar refleksi akhir tahun
Kedeputian Bidang IPSK dilaksanakan dengan penanggung
jawab kegiatan dari Puslit Kependudukan. Tema seminar
refleksi akhir tahun Kedeputian Bidang IPSK yakni
“Pembangunan Desa: Perspektif Politik-Pemerintahan,
Sosial-Budaya, Kependudukan, dan Ekonomi”. Kegiatan ini
diselenggarakan pada tanggal 11 Desember 2015 bertempat
di Widya Graha LIPI lantai 1 dan dibuka oleh Kepala LIPI.
3.2. KEGIATAN PENELITIAN DI TINGKAT KEDEPUTIAN
BIDANG IPSK
Pada tahun 2015, kegiatan penelitian yang langsung di
bawah tanggung jawab Kedeputian Bidang IPSK, meliputi
kegiatan penelitian unggulan dan kegiatan lintas satker.
3.2.1. Program Penelitian Unggulan IPSK-LIPI
Kajian Global Village: Peran Ilmu Sosial dan
Kemanusiaan dalam Mempersiapkan Masyarakat dan
Pemerintah untuk Merespons Global Village
Kajian Global Village merupakan kerjasama LIPI melalui
Kedeputian Bidang IPSK dengan Bappenas. Kerjasama ini
telah dimulai sejak tahun 2014. Pada tahun 2014 tim kajian
Global Village mempersiapkan landasan konseptual,
bangunan teori, dan pembentukan tim yang solid. Dalam
tahun pertama ini program Global Village lebih banyak diisi
dengan diskusi dengan sesama anggota tim untuk
menyamakan visi, pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
untuk menambah wawasan, pencarian mitra di dalam dan
luar negeri, dan pelaksanaan workshop. Pada tahun kedua
(2015) sudah dimulai beberapa kegiatan yang memiliki
output.
Kegiatan utama dari program Global Village pada tahun
2015 adalah melakukan pilot project di 3 provinsi (Sumbar,
DIY, Sulsel) tentang pengukuran Indeks Kesiapan
Masyarakat (IKM) dalam Merespons Global Village dalam
dimensi sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
Hasil pilot project ini selain berguna untuk perbaikan
instrument pengukuran indeks yang akan diaplikasikan pada
seluruh provinsi, juga merupakan base line dalam penelitian
pendalaman dari hasil temuan indeks di tiga provinsi
tersebut.
Penerbitan buku adalah program kedua dengan output di
akhir tahun. Penulisan buku mengenai serial kompilasi
kajian globalisasi di Indonesia adalah penting dalam kajian
global village karena implikasi ilmiahnya, yakni melakukan
kompilasi pemikiran yang komprehensif mengenai proses
dan dampak globaliasi di Indonesia. Buku ini ditulis dengan
menggunakan berbagai perspektif kajian dalam bidang
sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik secara
32 |
terintegrasi. Sejarah globaliasi juga merupakan salah satu
aspek yang akan ditulis dalam serial buku ini. Buku ini
diharapkan akan memiliki peran sebagai referensi utama di
Indonesia, misalnya menjadi The Indonesian Handbook of
Globalization atau The LIPI Handbook of Globalization in
Indonesia. Buku yang memiliki 22 bab ini ditulis oleh para
ilmuwan di Indonesia. Mereka berasal dari 8 daerah, yaitu:
Papua, Papua Barat, Jawa Tengah, Bengkulu, DIY, Jawa
Timur, dan Jabotabek. Para penulis berasal dari LIPI,
universitas, dan dari peneliti independen.
Sebagai bentuk laporan ke publik, tim kajian Global Village
membuat laporan tiga bulanan dalam bentuk newsletter
yang dimulai tahun 2015 ini. Saat ini sudah terbit empat
edisi yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tim
GV dan juga beberapa informasi penting yang perlu dibagi
kepada publik berkaitan tentang kajian global village.
Selain itu pada tahun 2015 ini tim kajian global village juga
masih melakukan perbaikan grand design. Penulisan grand
design idealnya dilakukan sebelum sebuah program dimulai,
namun, grand design tersebut merupakan sebuah living
document sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan
perbaikan. Grand design ini akan menjadi panduan utama
program global village dalam lima tahun (2015-2019).
Selain beberapa kegiatan di atas, ada tiga kegiatan lain yang
dilakukan oleh tim kajian Global Village, yaitu: Networking,
capacity building, dan mainstreaming. Networking dalam
program ini dilakukan untuk mencari mitra yang memiliki
minat yang sama dalam kaitannya dengan globalisasi.
Networking ini dilakukan dalam dua arah: Pertama, ke
berbagai lembaga riset, universitas, dan pemerintah daerah
di dalam negeri; kedua, networking ke luar negeri dengan
mengunjungi beberapa institusi di beberapa negara.
Kunjungan ini selain meningkatkan wawasan dari para
peneliti tentang aktivitas lembaga riset dan universitas di
luar negeri juga membuka peluang kerjasama antara
berbagai tempat yang dikunjungi dengan LIPI. Untuk tahun
2015, kunjungna ke luar negeri dilakukan ke Thailand dan
Vietnam. Sementara itu networking di dalam negeri
dilakukan bersamaan dengan proses mencari mitra daerah
untuk melakukan survey indeks pada tahun depan, yaitu
Propinsi Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Mataram,
serta provinsi Bali yang akan menjadi salah satu gambaran
dari provinsi yang selama ini dipandang memiliki
konektivitas sangat kuat dalam globalisasi.
Capacity building dalam program global village dilakukan
dalam dua model. Pertama, proses capacity building
bersamaan dengan kegiatan survei IKM untuk merespons
Global Village. Proses ini dilakukan dengan melibatkan
peneliti dan dosen muda dalam persiapan dan pelaksanaan
survei sehingga mereka memahami dan bisa melaksanakan
penelitian kuantitatif. Kedua, memberikan pelatihan atau
training untuk menganalisis data-data mentah yang
dihasilkan dalam survei IKM. Untuk program mainstreaming,
arahan program ini adalah kepada pemerintah, kalangan
akademisi, dan masyarakat secara umum. Bagi pemerintah,
fenomena global village seharusnya menjadi perhatian,
dasar kebijakan, dan rencana program. Untuk kalangan
unversitas, diharapkan program ini bisa mempengaruhi
universitas untuk membuka jurusan global studies atau
menjadikan isu globalisasi sebagai bagian dari mata kuliah.
Untuk masyarakat secara umum, program global village ini
34 |
berusaha menciptakan kesadaran bagi masyarakat untuk
bisa hidup dan merespons dengan baik fenomena
globalisasi. Untuk kegiatan ini, capaiannya memang belum
diukur, namun beberapa mitra dalam survei IKM sudah
beberapa kali menyampaikan pentingnya dibuka jurusan
global studies atau bergabung dalam konsorsium global
studies di dunia.
Laboratorium Sosial
Kegiatan Laboratorium Sosial (Labsos) merupakan suatu
bentuk usaha penguatan peran ilmu sosial dalam
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI. Hal ini dilakukan antara lain untuk
menjawab tantangan tentang peran ilmu sosial dan
kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari, yang selama ini
hanya dianggap sebagai sesuatu yang abstrak atau tidak
nyata. Kedeputian Bidang IPSK-LIPI berusaha untuk
menguji-implementasikan hasil-hasil penelitiannya baik
yang berupa model, konsep dan strategi intervensi sosial
dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan Laboratorium Sosial.
IPSK-LIPI mendefinisikan Laboratorium Sosial sebagai suatu
kesatuan wilayah yang dapat dipakai sebagai tempat
implementasi temuan-temuan penelitian yang bisa berupa
model, konsep, teknologi, dan proses pemberdayaan
masyarakat yang terintegrasi sebagai pusat pembelajaran
dan pusat informasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi (Kedeputian IPSK-LIPI 2012).
Adapun fungsi Labsos yang dikembangkan oleh Kedeputian
IPSK-LIPI adalah sebagai berikut:
1) Sebagai tempat menguji-mengimplementasikan hasil-
hasil penelitian sosial berupa konsep/model/strategi
intervensi sosial, yang kemudian setelah diterapkan
dalam skala labsos dapat dikembangkan suatu
model/konsep generik yang aplikatif dalam arti telah
teruji secara laboratorium sosial.
2) Sebagai tempat untuk menguji dampak sosial
kemanusiaan dari implementasi teknologi terhadap
kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini baseline survey
yang dilakukan akan mengevaluasi dampak dari
penerapan teknologi yang dilakukan (impact
evaluation). Sedikit berbeda dengan umumnya Iptekda,
penerapan teknologi dalam Labsos ini memerlukan
analisis evaluasi dampak dari penerapan yang telah
dilakukan terhadap masyarakat.
3) Dalam konteks pemberdayaan, keberhasilan Labsos
diharapkan akan menghasilkan suatu model/strategi
pembangunan masyarakat pada tataran perdesaan
berbasis Iptek, partisipatif dan berkelanjutan.
Labsos LIPI, dikembangkan di Desa Ligamukti, Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor sejak tahun 2012. Lokasi
ini dipilih karena beberapa alasan, antara lain posisi
geografisnya yang cukup dekat dengan Jakarta, kira-kira 2-3
jam perjalanan, akan tetapi aksesnya agak terisolir. Kondisi
masyarakatnya juga masih memprihatinkan, dan rata-rata
tingkat pendidikannya rendah. Masyarakat pada umumnya
bekerja di sektor pertanian, sebagai petani penggarap yang
tidak memiliki lahan. Tanah-tanah pertanian rata-rata sudah
menjadi milik orang luar (Jakarta). Di lokasi tersebut juga
sudah ada LSM yang mengembangkan pemberdayaan
36 |
masyarakat, sehingga akan lebih mudah untuk melakukan
kerjasama. Selain itu di Ligarmukti juga sudah tersedia lahan
yang diperlukan untuk kegiatan Labsos.
Pada tahun pertama (2012), kegiatan terbatas pada
identifikasi potensi dan persoalan yang ada di Desa
Ligarmukti. Intervensi baru dimulai pada tahun kedua
(2013) dengan dimulainya pengujian model/konsep dari
hasil-hasil penelitian beberapa Satker di bawah Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI, antara lain baseline survey,
pengembangan SDM, pelatihan kewirausahaan, pertanian
terpadu, kelembagaan ekonomi perdesaan, kelembagaan
pemerintahan desa, kelembagaan komunitas, dan
kelembagaan pariwisata. Pada tahun ketiga (2014), selain
kegiatan yang dilakukan oleh satker-satker di bawah
Kedeputian Bidang IPSK, telah bergabung pula kegiatan-
kegiatan dari kedeputian lain, yaitu dari Pusat Penelitian
Geoteknologi dan dari Pusat Penelitian Teknologi Tepat
Guna untuk turut serta mengujikan hasil penelitiannya di
lokasi Labsos Ligarmukti.
Pada tahun 2015, sub-sub kegiatan yang bergabung di
Labsos adalah sebagai berikut:
1. Koordinasi dan perbaikan desain Labsos.
2. Pembentukan pusat informasi dan pembelajaran
desa terpadu.
3. Pengembangan agro-edu wisata.
4. Pembentukan Kelembagaan Bisnis Desa
(Bumdes).
5. Revitalisasi kelembagaan perempuan (PKK).
6. Penguatan kemampuan kewirausahaan
7. Penguatan peran stakeholder lain dalam
mendukung Labsos-LIPI.
8. Penguatan kelembagaan komunitas dalam
pengelolaan pariwisata.
9. Penguatan peran stakeholder lain dalam
pengelolaan lingkungan dan air tanah
10. Revitalisasi Kelembagaan Pemerintahan Desa.
Pada tahun keempat (2015) ini Labsos LIPI diharapkan
dapat mengembangkan pusat informasi dan pembelajaran
desa terpadu sebagai media untuk memudahkan masyarakat
dalam meningkatkan akses pada pengetahuan dan teknologi,
seperti database sosial-ekonomi masyarakat, modul
kewirausahaan, pertanian terpadu, agrowisata, teknologi
pengolahan air minum dan lain sebagainya. Untuk
mematangkan dan mensinkronkan berbagai kegiatan
tersebut, diadakan workshop dan FGD yang melibatkan tim
koordinasi, peneliti yang turut serta dalam sub-sub kegiatan
Labsos, dan berbagai stakeholder lain baik di dalam maupun
diluar LIPI. Selain itu untuk memperkenalkan kegiatan
Labsos diadakan sosialisasi ke berbagai instasi seperti
kementerian dan pemerintah daerah.
Kajian Bahasa:
Peran Bahasa dan Kebudayaan dalam Konteks Keutuhan
NKRI: Keanekaragaman untuk Persatuan dan Kesatuan
Pada tahun 2015, Program Unggulan Peran Bahasa dan
Kebudayaan dalam Konteks Keutuhan NKRI dilakukan di
lima lokasi. Masing-masing lokasi memiliki fokus kajian yang
berbeda sesuai dengan karakteristik lokasi. Selain itu, tiap
lokasi memiliki output yang berbeda yaitu :
38 |
Tabel 3.1. Kegiatan Peran Bahasa dan Kebudayaan dalam
Konteks NKRI, tahun 2015
Lokasi Fokus 2015 Output Fokus 2016 Nangroe Aceh Darussalam
Nasionalisme dalam Bahasa Aceh dan Gayo
1. Laporan penelitian 2. Kumpulan Cerita
Rakyat Aceh 3. Dokumentasi Foto
Budaya 4. Proceeding
Seminar Kebijakan Bahasa Pasca Orba : Sebuah Penguatan Identitas
Memahami peran bahasa (kekuatan dan kelemahan, dll) untuk mendukung keutuhan NKRI
Kalimantan Barat
Komunitas etnis di perbatasan, merangkai adaptasi dalam penguatan kedaulatan NKRI di Kalimantan Barat.
1. Laporan penelitian 2. Buku Cerita
Harmoni Kebangsaan (Kalimantan Timur)
3. Buku Terjemahan Manuskrip-manuskrip Lama dari Bahasa Arab, Melayu dan Belanda ke dalam Bahasa Indonesia
4. Dokumentasi Foto Budaya
Mamahami peran kebudayaan (kekuatan dan kelemahan, dll) untuk mendukung keutuhan NKRI
Nusa Tenggara Timur
Komunitas etnis di perbatasan, merangkai adaptasi dalam penguatan kedaulatan NKRI di Nusa Tenggara
1. Laporan penelitian 2. Buku Budaya
Lokal NTT 3. Dokumentasi Foto
Budaya 4. Politik Bahasa :
NKRI dalam Karagaman Budaya (Tim NTT)
5. Proceeding
Memahami peran bahasa, masyarakat dan budaya untuk keutuhan NKRI dari sudut demografi
Timur Pelatihan Dokumentasi Bahasa (Tim NTT)
Papua Peran Bahasa dan Kebudayaan: keragaman, persatuan dan perdamaian
1. Laporanpenelitian 2. Film 3. CD Aspek Sosial
Budaya Masyarakat Skouw
4. Dokumentasi Foto Budaya
Memahami peran bahasa, masyarakat dan budaya untuk keutuhan NKRI dari sudut politik
Enggano Tradisi dan adat istiadat, budaya maritim, sejarah, dan lain sebagainya. Penelitian Enggano ini merupakan bagian dari Ekspedisi Widya Nusantara (EWin).
1. Laporan penelitian
2. Policy paper mengenai pembangunan masyarakat Enggano dari aspek sosial- ekonomi dan budaya.
3. Dokumentasi Video Workshop Masyarakat Adat Enggano
4. Proceeding Seminar Hasil-hasil Kajian di Enggano
Memahami peran bahasa, masyarakat dan budaya untuk keutuhan NKRI dari sudut kondisinya sebagai pulau kecil dan terluar.
Lain-lain Koordinasi 1. Proceeding International Conference on Language, Culture and Society
40 |
Di Aceh Bahasa Melayu telah digunakan sejak jaman
Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam.
Pada tahun 1931 Pemerintah Belanda ingin mengembalikan
Bahasa Aceh sebagai bahasa pendidikan namun mendapat
resistensi karena khawatir komunikasinya dengan
masyarakat kawasan sekitar terganggu. Di era konflik terjadi
hambatan ekspresi dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa dan nama dianggap mengindikasikan
kawan atau lawan. Pendatang banyak yang belajar bahasa
Aceh agar tidak dianggap musuh oleh GAM. Pada saat konflik
berakhir, trend penggunaan Bahasa Indonesia menguat.
Sementara itu di perkotaan perkembangan bahasa lokal
mulai melambat karena tidak digunakan sebagai alat
komunikasi di rumah. Bahasa Gayo mengalami kemerosotan
penutur, namun terdapat gerakan dari pemerhati bahasa
untuk mempertahankan bahasa Gayo dengan
memasukkannya dalam muatan lokal di sekolah-sekolah.
Bahasa Aceh juga mengalami hal yang sama namun belum
ada gerakan dalam pemertahanan bahasa.
Di Papua Penutur bahasa Skouw tinggal di 3 wilayah adat
yaitu Temawo (kampong Skouw Mabo), Tetape (Kampung
Skouw Sae) dan Tehupa (Kampung Skow Yambe). Ketiga
wilayah adat ini berada dalam wilayah administrasi distrik
Muaratami Kota Jayapura. Dalam masyarakat tersebut
terjadi diversitas bahasa karena ada persentuhan bahasa
Indonesia, Bahasa Skouw, bahasa Ormu, Bahasa Biak, Bahasa
Tok Pisin serta bahasa lainnya membentuk masyarakat
Temawo, Tetape dan Tehupa menjadi masyarakat
multilingual.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT) selain seminar akhir hasil
penelitian, Tim Kajian tentang Peran dan Budaya dalam
Konteks Keutuhan NKRI yang dilakukan di NTT juga
melakukan workshop dengan tema Politik Bahasa: NKRI
dalam keragaman budaya. Workshop ini dilatarbelakangi
oleh realitas yang ada bahwa Indonesia mempunyai 726
bahasa etnis, sebagian besar ada di kawasan Timur
Indonesia (misalnya, NTT dengan 76 bahasa; Maluku dengan
128 bahasa dan terbanyak ada di Papua, yaitu 274 bahasa).
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa pemersatu secara tidak disadari telah memunculkan
dominasi bahasa Indonesia, sementara di lain pihak terdapat
bahasa-bahasa etnik yang secara vernakular hanya
dituturkan dalam kelompok etniknya saja atau paling tidak
dengan etnik tetangga kalau bahasa-bahasa etnik tersebut
tergolong bahasa yang besar (mayoritas di wilayahnya).
Akibatnya, bahasa-bahasa etnis tersebut terlebih dengan
jumlah penutur yang relatif sedikit dan terbatas, khususnya
di kawasan Indonesia Timur cenderung ditinggalkan dan
beralih ke penggunaan bahasa Indonesia. Lokakarya
bertujuan untuk menggali dan mendokumentasikan
pengalaman, ide-ide dan pemikiran dari para linguis,
antropolog dan ilmuwan sosial guna memperoleh strategi
kebudayaan yang mampu mengembangkan bahasa-bahasa
dan budaya daerah di tengah penguatan bahasa Indonesia
yang tiada henti, sehingga keragaman bahasa dan budaya
dalam negara-bangsa, yaitu NKRI tetap terpelihara.
Pada tanggal 15 Desember 2015, P2KK- LIPI telah
mengadakan lokakarya untuk membahas:
42 |
1. Politik bahasa yang dibedakan dengan political
science. Sementara bahasa diartikan sebagai language
culture. Jadi, dalam politik bahasa ditekankan politik
dalam language culture tersebut.
2. Politik bahasa yang mengikut sertakan kebijakan dan
perencanaan bahasa, yang merupakan perpaduan
antara political science dengan language culture.
3. Vitalitas bahasa yang dapat menentukan perilaku
berbahasa yang terkait dengan kondisi sosial-
ekonomi dan demografi penutur.
4. Hak linguistik (linguistic rights) sebagai upaya formal
melakukan pembelaan terhadap bahasa-bahasa etnik
yang dikenal dan dibutuhkan di Indonesia.
5. Ekologi bahasa yang melihat dinamika bahasa-bahasa
etnik dan bahasa Indonesia dalam suatu ranah
ekologi.
Narasumber dalam lokakarya ini terdiri atas linguis,
antropolog dan ilmuwan sosial yang menguasai secara
teoritis masalah kebahasaan dan kebudayaan, serta
mempunyai pengalaman praktis tentang bahasa dan
kebudayaan, khususnya di kawasan Indonesia bagian Timur.
Di samping itu, narasumber juga mempunyai pengalaman,
baik langsung maupun tidak langsung, tentang politik
bahasa di tingkat lokal dan nasional. Adapun narasumber
tersebut adalah Prof. Dr. Multamia RMT Lauder, M.Sc., DEA,
Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, Dr. Ignas Kleden, Drs. Abdul
Rachman Patji, MA, Prof. Dr. Johanis Haba, dan Dr. Ninuk
Kleden-Probonegoro.
Lokakarya tersebut bermanfaat bagi upaya memahami
dinamika komunitas lokal dalam memelihara dan
meningkatkan daya tahan bahasa dan budaya daerah di
tengah kesetiaan mereka terhadap NKRI sebagai negara dan
“rumah” bersama. Hasilnya, diharapkan dapat menjadi
stimulus (trigger) bagi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah pada umumnya, serta para pengambil kebijakan di
bidang bahasa pada khususnya, agar memberikan perhatian
dan dukungan yang seimbang bagi Bahasa Indonesia di satu
sisi dan bahasa serta budaya etnis/daerah di sisi yang lain.
Dengan demikian, persatuan dalam kemajemukan bahasa,
budaya dan etnis akan semakin kokoh dalam bingkai NKRI.
Ekspedisi Widya Nusantara (E-Win) 2015 Chapter IPSK
Kesejarahan: Ewin chapter IPSK menambah referensi
sejarah Enggano. Dokumentasi sejarah masyarakat Enggano
ditulis sejak VOC melakukan ekspedisi pada abad ke-16,
namun kajian sejarah berikutnya belum banyak
terdokumentasikan. Dalam sejarah tercacat bahwa jumlah
penduduk masyarakat Enggano pada abad ke-16 lebih besar
dibanding dengan jumlah penduduk sekarang. Kajian
historis menunjukkan bahwa rendahnya fertilitas dan
wabah penyakit menyebabkan jumlah penduduk Enggano
(asli) menurun. Masyarakat Enggano tidak memiliki budaya
busur dan anak panah, tembikar dan tenun, juga tidak
mengenal minuman yang memabukkan. Masyarakat
Enggano merupakan masyarakat matrilineal yang terdiri
atas 5 suku yaitu: Kaitora, Kaharuba, Kaahoao, Kaarubi dan
pendatang yang disebut Kaamay.
44 |
Kebahasaan: Dilihat dari sisi sosiolinguistik, bahasa
Enggano masih relatif kuat dipegang oleh masyarakat
Enggano. Bahasa Enggano digunakan sebagai alat
komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Adat-Istiadat: Adat masih digunakan sebagai rujukan
perilaku keseharian. Namun dalam pengelolaan lahan ada
dualisme, yaitu pengelolaan secara adat dan secara modern.
Hal ini berpotensi menimbulkan konflik. Dalam masalah
adat juga terdapat gerakan tokoh-tokoh adat dalam
memperjuangkan hak mereka.
Ketahanan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan:
Kondisi infrastruktur jalan di Enggano belum optimal (hanya
ada jalan mengitari pulau), demikian pula denan kondisi
listrik dan pelabuhan yang belum sesuai kebutuhan. Namun
demikian terdapat potensi yagn bisa dikembangkan, yaitu
wisata bahari, pertanian dan perikanan. Dalam membangun
Enggano harus dipertimbangkan keseimbangan ekologis dan
sosial budaya. Karena di Enggano terdapat banyak
pendatang, maka pembangunan harus mempertimbangkan
pengembangan potensi penduduk lokal agar mereka tidak
termarjinalisasi.
Kegiatan ini menghasilkan publikasi dan dokumentasi
kebijakan lokal yang terkandung dalam bahasa dan budaya
lokal yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan NKRI.
Publikasi yang dihasilkan dalam bentuk:
1. Laporan penelitian, yakni: (1) Peran Bahasa dan
Budaya dalam Konteks NKRI di Nangroe Aceh
Darussalam; (2) Peran Bahasa dan Budaya dalam
Konteks NKRI di Kalimantan Barat; (3) Peran Bahasa
dan Budaya dalam Konteks NKRI di Nusa Tenggara
Timur; (4) Peran Bahasa dan Budaya dalam Konteks
NKRI di Papua; dan (5) Peran Bahasa dan Budaya
dalam Konteks NKRI di PulauEnggano, Kabupaten
Bengkulu Utara (Ekspedisi Widya Nusantara
Enggano).
2. Proceeding Seminar Internasional: Proceeding
International Conference on Language, Culture and
Society dan Proceeding Seminar Nasional: (1) Politik
Bahasa: NKRI dalam Karagaman Budaya (Tim NTT);
(2) Proceeding Pelatihan Dokumentasi Bahasa (Tim
NTT); (3) Proceeding Seminar Hasil-hasil Kajian di
Enggano (Tim Enggano); dan (4) Proceeding Seminar
Kebijakan Bahasa PascaOrba : Sebuah Penguatan
Identitas? (Tim Aceh).
3. Dokumentasi visual/audiovisual bahasa dan budaya
lokal dan dokumentasi local wisdom terkait dengan
persatuan dan kesatuan NKRI. Output dalam kategori
ini terdiri atas beberapa jenis publikasi diantaranya
adalah cerita rakyat, serta terjemahan manuskrip
lama maupun budaya lokal. Beberapa tim penelitian
mendokumentasikan local wisdom dalam bentuk
dokumentasi visual (foto) dan audio visual (video).
Dokumentasi Visual/Audio Visual meliputi: (1)
Dokumentasi Foto Budaya Lokal Belu (Tetun, Kemak.
Bunak, Dawan); (2) Dokumentasi Foto Budaya Lokal
Aceh; (3) Dokumentasi Foto Budaya Kalimantan
Barat; (4) Dokumentasi Foto Budaya Papua; dan (5)
Dokumentasi Video Workshop Masyarakat Adat
Enggano
46 |
4. Cerita Rakyat/Terjemahan Manuskrip Lama/Buku
Budaya Lokal:
a. Buku Terjemahan Manuskrip-manuskrip
Lama dari Bahasa Arab, Melayu dan Belanda
ke dalam Bahasa Indonesia
b. Buku Cerita Harmoni Kebangsaan (Kalimantan
Timur)
c. Kumpulan Cerita Rakyat Aceh
d. Buku Budaya Lokal NTT
5. Film tentang Skouw ( Papua – kerjasama kegiatan
dengan BIT, Bandung)
6. Policy Paper mengenai pembangunan masyarakat
Enggano dari aspek sosial-ekonomi dan budaya.
7. Lain-lain: CD data aspek sosial budaya dan bahasa
Skouw
3.2.2. Program Kegiatan Lintas Satker Kedeputian
Bidang IPSK LIPI
Kajian Perbatasan: “Pengelolaan Perbatasan di
Indonesia”
Penelitian tentang pengelolaan perbatasan di Indonesia
bukanlah hal baru, tetapi sudah dilakukan oleh berbagai
pihak dengan menggunakan perspektif yang cukup beragam.
Meskipun demikian, kajian perbatasan masih menarik dan
penting untuk dilakukan dengan pertimbangan berbagai hal,
antara lain sebagai berikut. Pertama, Indonesia dengan
wilayah perbatasan yang sangat luas dan tersebar
menyulitkan pemerintah untuk melakukan pengelolaan dan
pengawasan secara terpadu. Kondisi dan permasalahan yang
dihadapi bervariasi antar wilayah perbatasan sehingga tidak
dapat digeneralisasi secara serampangan. Kedua,
pemerintah telah menunjukkan kesungguhan untuk
mengelola perbatasan yang dapat dilihat melalui berbagai
langkah perubahan kebijakan (pendekatan, paradigma,
kelembagaan, kewenangan dan pengganggaran), akan tetapi
perubahan tersebut belum diikuti oleh perbaikan nyata
untuk wilayah perbatasan yang masih termasuk dalam
kelompok daerah termiskin, tertinggal dan terbelakang.
Ketertinggalan ini disebabkan oleh rumit dan kompleksnya
permasalahan yang dihadapi mulai dari lemahnya peraturan
perundang-undangan, belum terpadunya sistem dan
mekanisme pengelolaan, kurang efektifnya peranan lembaga
pengelola, keterbatasan infrastruktur, lemahnya koordinasi
antar instansi, sampai dengan kurangnya sinkronisasi
program-program pemerintah di perbatasan.
Oleh karena itu kebijakan pengelolaan perbatasan masih
memerlukan perbaikan dengan mempertimbangkan input
valid berdasarkan penelitian yang dilaksanakan secara
mendalam dan komprehensif. Penelitian yang dilakukan
oleh Tim Perbatasan Kedeputian IPSK-LIPI ini sebenarnya
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jika
penelitian-penelitian lain sebelumnya cenderung
dilaksanakan secara parsial, maka penelitian ini
dilaksanakan secara terpadu lintas disiplin dari perspektif
peraturan perundangan, politik keamanan, kependudukan,
ekonomi dan sosial budaya. Masing-masing perspektif
mendalami aspek kewenangan dan kelembagaan yang
terlibat, dukungan anggaran, dan praksis dalam pengelolaan
perbatasan.
48 |
Pada tahun 2015, terdapat dua hal yang menjadi fokus
penelitian. Pertama, yaitu mengkaji kebijakan pemerintah
dalam pengelolaan perbatasan dari perspektif peraturan
perundangan, politik dan keamanan pertahanan, ekonomi,
sosial-buday. Kedua, memetakan permasalahan dan kendala
yang dihadapi dalam implementasi kebijakan pengelolaan
perbatasan. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini
menyatakan bahwa sekalipun pemerintah telah
memperlihatkan tekad untuk menata perbatasan, namun
masih ada sejumlah problematika pokok pengelolaan
perbatasan baik dari peraturan perundangan, politik dan
keamanan, kependudukan, serta ekonomi dan sosial budaya
yang menyebabkan pengelolaan perbatasan masih belum
efektif dan optimal untuk bisa menciptakan rasa aman dan
sejahtera.
Keberadaan peraturan perundang-undangan yang
dimaksudkan untuk bisa memberikan pedoman pengelolaan
perbatasan yang lebih baik, pada realitasnya telah
memunculkan permasalahan-permasalahan baru, yang
antara lain bermuara pada perbedaan titik berat locus
pengembangan perbatasan negara yang berbeda antara
regulasi yang ada. Ketidakjelasan peraturan mengenai
pengelolaan keamanan di perbatasan pada gilirannya juga
menyebabkan ketidakjelasan kewenangan antara institusi-
institusi terkait.
Dalam aspek kelembagaan, pembentukan Badan Nasional
Pengelola Perbatasan yang oleh peraturan perundangan
difungsikan sebagai koordinatif, dalam implementasinya
menimbulkan persoalan, karena tidak memiliki kewenangan
otoritas yang penuh untuk mengeksekusi kebijakan.
Pelaksana teknis masih dipegang oleh masing-masing
kementerian. Pengelolaan perbatasan dalam model multi
box, termasuk dalam sistem penganggarannya yang
sekalipun telah mengalami kenaikan jumlah yang signifikan
juga terbukti belum memberikan hasil yang diharapkan.
Kedepannya diharapkan akan terbangun sebuah model
pengelolaan perbatasan yang didasarkan pada one gate one
box policy.
Kegiatan Indian Ocean Rim Academic Group (IORAG)
IORAG adalah organisasi kerjasama regional antar negara di
kawasan Samudra Hindia. IORAG dideklarasikan secara
resmi pada bulan Maret 1997 dengan disepakatinya traktat
multilateral untuk kerjasama negara-negara pantai kawasan
Samudra Hindia. Saat ini IORAG beranggotakan dua puluh
negara, yaitu Australia, Bangladesh, Komoro, India,
Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritania,
Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Afrika Selatan, Sri
Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab dan Yaman.
Selain itu, terdapat negara-negara mitra dialog, antara lain
Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, Inggris, Prancis,
Jepang dan Mesir. IORAG memiliki potensi kerjasama yang
besar ke depan dengan nilai perdagangan saat ini US$1,2
trilyun. Kawasan ini memiliki penduduk 2,2 milyar jiwa
(2010) dan diprediksikan mencapai 3 milyar jiwa pada
tahun 2040. IORAG memiliki tiga pilar kerjasama, yaitu
Indian Ocean Rim Academic Group (IORAG), Indian Ocean
Rim Business Forum (IOR-BF), dan Working Group on Trade
and Investment (WGT). Ketiga pilar kerjasama tersebut
diarahkan untuk membangun kerjasama di antara negara
anggota khususnya untuk enam isu prioritas IORA, antara
50 |
lain maritime safety and security; trade and investment
facilitation; fisheries management; science and technology
cooperation; climate change; serta education, culture and
tourism.
Indonesia menjadi ketua IORAG mulai tahun 2015 sampai
tahun 2017. Posisi Indonesia sebagai ketua IORAG
merupakan peluang bagi pemerintahan Presiden Joko
Widodo untuk memainkan peran kunci di kawasan Samudra
Hindia. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah saat ini yaitu
menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia,
yang berarti tidak hanya bermain di kawasan Pasifik namun
juga mengembangkan kebijakan strategis di kawasan
Samudra Hindia. Keaktifan dan kepemimpinan Indonesia di
IORAG dapat mendukung keberhasilan visi poros maritim
dunia yang telah dicanangkan.
LIPI sebagai lembaga riset nasional ditunjuk menjadi focal
point IORAG selama Indonesia menjadi ketuanya. Sebagai
focal point, LIPI berpeluang memperluas jejaring dan
kerjasama dengan lembaga riset dari negara-negara lain di
kawasan Samudra Hindia, mendiseminasi hasil-hasil riset ke
tingkat internasional, dan memperluas kebermanfaatan dari
riset-risetnya. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai ketua
di forum IORAG, Indonesia (LIPI) telah membentuk Komite
Kerja Nasional (KKN) IORAG Indonesia. KKN IORAG
Indonesia beranggotakan beberapa peneliti dari berbagai
satuan kerja di LIPI, serta akan berkoordinasi aktif dengan
kementerian dan instansi lain yang terkait seperti
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Riset dan Teknologi,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Kantor
Dagang dan Industri, Universitas serta Pusat – Pusat Kajian
Samudra Hindia yang ada di seluruh Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai focal point
IORAG Indonesia, Komite Kerja Nasional ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Mendukung posisi keketuaan Indonesia di IORAG
pada 2015 – 2017
2. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagai focal point
IORAG Indonesia
3. Mendukung visi pemerintahan Presiden Joko Widodo
untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim
dunia.
Secara khusus, tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh
KKN IORAG pada tahun 2015 adalah:
1. Melaksanakan penelitian multidisiplin mengenai
kerjasama kawasan Samudra Hindia yang berbasis
kemaritiman dalam perspektif Indonesia
2. Mensosialisasikan IORAG baik di tingkat nasional
bagi kalangan intelektual, pemerintah, dan pebisnis,
maupun masyarakat melalui hasil kajian akademik
3. Memperluas jejaring LIPI dan memasyarakatkan hasil
penelitian LIPI di tingkat nasional maupun
internasional.
Sasaran Kegiatan adalah :
1. Dihasilkannya koordinasi yang baik antara komite
kerja dengan kementerian dan instansi lain yang
52 |
relevan di level nasional dalam rangka pelaksanaan
tugas focal point IORAG.
2. Dilaksanakannya program penelitian dan non-
penelitian yang sejalan dengan prioritas
pemerintahan Presiden Joko Widodo mengenai posisi
Indonesia sebagai poros maritim dunia, khususnya
dalam konteks kerja sama regional dengan negara-
negara di kawasan Samudra Hindia.
3. Dibentuknya konsep pengembangan Business
Innovation Center (BIC) dalam IORAG.
4. Dihasilkannya database lembaga Research and
Development (R&D) yang ada di negara-negara
anggota IORAG.
5. Diinisasinya baseline study tentang Indonesia dan
makna strategis bagi kemaritiman dan kerjasama
regional di kawasan Samudra Hindia
Kegiatan penelitian KKN IORAG 2015 disusun dan
didiseminasikan dalam bentuk:
1. Enam background papers dalam Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris dengan subtopik:
a. Interseksi Budaya dan Peradaban Negara-Negara
di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia
b. Diplomasi Maritim Indonesia dalam Kerjasama
Kawasan Samudra Hindia: Strategi dan Prioritas
c. Keamanan Maritim di Kawasan Samudra Hindia
d. Pemetaan Dinamika Perdagangan dan Investasi di
Negara Anggota IORAG
e. Kebencanaan dan Perubahan Iklim di Kawasan
Samudra Hindia
f. Manajemen Sumber Daya Perikanan Indonesia di
Kawasan Samudra Hindia Bagian Timur
2. Laporan Hasil Penelitian
Disamping kegiatan penelitian, terdapat juga kegiatan non
penelitian sebagai berikut:
a. Expert Meeting dan Diskusi Terfokus (dilaksanakan
bulan Mei, Juni, Agustus, dan Desember)
b. Seminar Nasional dengan topik:
- Samudra Hindia Kawasan Masa Depan Dunia
(September)
- Interseksi Kebudayaan dan Peradaban di
Kawasan Samudra Hindia (Desember)
Laporan dari kegiatan ini akan disusun dalam bentuk
Proceeding Seminar.
c. Media Briefing (September)
d. Pelaksanaan 21st IORAG Meeting (Padang, 19-22
Oktober 2015)
Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini adalah
beberapa peneliti anggota KKN IORAG Indonesia. Dr.
Adriana Elisabeth selaku focal point IORAG Indonesia
dipilih menjadi ketuan (Chair) dalam forum regional
tersebut.
54 |
Kegiatan Journal of Indonesian Social Sciences and
Humanities ( JISSH)
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI sejak tahun 2010 telah
menerbitkan jurnal ilmiah internasional yang berjudul
Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities. Jurnal
ilmiah tersebut terbit secara berkala, 2 (dua) kali dalam
setahun. Penerbitan direncanakan dilakukan pada
pertengahan dan akhir tahun. Setiap penerbitan
direncanakan akan memuat 5 (lima) artikel panjang, 5 (lima)
ringkasan hasil penelitian dari masing-masing pusat
penelitian di lingkungan Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 1
(satu) ringkasan disertasi, dan 1 (satu) ringkasan buku.
Jurnal ini memuat artikel-artikel dengan berbagai isu sosial
kemanusiaan di Indonesia, baik dari hasil penelitian, kajian
literatur dan analisis kritis, tinjauan buku, serta ringkasan
disertasi. JISSH merupakan salah satu sarana untuk
mempublikasikan karya tulis ilmiah peneliti-peneliti yang
berasal dari berbagai kalangan, baik dari dalam maupun luar
negeri. Selain itu, jurnal ini dapat menjadi sarana untuk
mengkomunikasikan hasil kerja peneliti-peneliti di bidang
sosial dan kemanusiaan. Oleh karenanya, penerbitan JISSH
merupakan salah satu penunjang tugas pokok dan fungsi
peneliti, khususnya di lingkungan Kedeputian Bidang IPSK-
LIPI. Tulisan-tulisan yang dimuat dalam JISSH dapat berupa
karya perorangan maupun karya bersama beberapa orang
peneliti.
Tujuan penerbitan JISSH adalah untuk mempublikasikan
hasil-hasil penelitian dan pemikiran/pendapat yang muncul
dari kegiatan penelitian dan kegiatan-kegiatan ilmiah
lainnya mengenai isu-isu sosial dan kemanusiaan yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti dari berbagai kalangan, baik
dari dalam maupun luar negeri. Sasaran kegiatan JISSH
adalah: 1) Terbitnya publikasi JISSH secara berkala yang
dapat menampung karya tulis ilmiah para peneliti dari
berbagai kalangan di dalam dan luar negeri; 2) Tersebarnya
JISSH ke lembaga-lembaga mitra puslit-puslit di lingkungan
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dan masyarakat pada
umumnya; dan 3) Terselenggaranya pengelolaan penerbitan
jurnal yang berkelanjutan Kedeputian Bidang IPSK-LIPI.
Jurnal Masyarakat Indonesia (MI)
Jurnal Masyarakat Indonesia (MI) merupakan jurnal ilmu-
ilmu sosial dan kemanusiaan yang diterbitkan oleh
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI. Jurnal MI mengutamakan
tulisan tentang isu dan tantangan yang dihadapi masyarakat
Indonesia yang dikaji dari berbagai sudut pandang ilmu-
ilmu sosial dan kemanusiaan. Artikel yang diterbitkan ditulis
dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia maupun dalam
bahasa Inggris. Isi Jurnal MI meliputi artikel ilmiah,
ringkasan disertasi, dan review buku-buku terbaru. Jurnal MI
telah terbit sejak 1973 dan terbit dua kali alam setahun,
yaitu setiap bulan Juni dan Desember.
Dalam rangka layanan Jurnal Online tahun 2016, Jurnal MI
juga harus mempersiapkan diri menuju jurnal online.
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI telah mengadakan pelatihan
jurnal online, pada tanggal 2-4 Desember 2015, bertempat di
Ruang Rapat Besar P2SDR – LIPI, lantai 8. Jurnal MI diwakili
oleh: Katubi, Indriana Kartini, Cahyo Pamungkas, S. Made
Subaliati, dan Dedi Kurniawan (IT). Pada tanggal 8-9
Desember 2015, Pusbindiklat Peneliti– LIPI juga
56 |
mengadakan pelatihan jurnal online, di Gedung PDII lantai 2.
Jurnal MI diwakili oleh Cahyo Pamungkas, S. Made Subaliati,
dan Dedi Kurniawan (IT).
Website Kedeputian Bidang Ilmu Sosial dan
Kemanusiaan (www.ipsk.lipi.go.id)
Website merupakan satu dari sekian pilihan yang paling
efektif sebagai sarana untuk penyebaran informasi secara
online yang menguntungkan, dan merupakan media yang
paling ekonomis dengan hasil penyebaran informasi dalam
sekala besar tanpa terbatas dengan jarak dan waktu. Oleh
karenanya, keberadaan sebuah website merupakan
keharusan bagi suatu lembaga penelitian untuk dapat
menyebarkan informasi yang berkaitan dengan berbagai
kegiatan, termasuk penelitian yang sedang dan sudah
dilakukan.
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI merupakan induk dari
beberapa pusat penelitian, yaitu P2KK, P2K, P2E, P2P, dan
P2SDR, sehingga membutuhkan suatu website untuk
membantu mewujudkan kerjasama dan komunikasi yang
luas antara lembaga ini dengan berbagai mitra kerja dan
stakeholders lainnya. Kemajuan teknologi informasi dan
komputerisasi pada saat ini dapat dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dengan kemajuan teknologi maka
data serta informasi hasil penelitian dapat dikelola secara
tepat dan efisien, yang pada akhirnya akan menguntungkan
para peneliti, pengguna dan para pemangku kepentingan
lainnya.
Penulisan Buku: Penulisan Buku Paradigma Penelitian
Ilmu Sosial dan Humaniora di Indonesia
Kegiatan ini bertujuan untuk menerbitkan buku yang
berjudul “Paradigma Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora
di Indonesia”, baik pada tataran teoretis maupun praktis.
Tujuan khusus ialah untuk mengembangkan ilmu sosial dan
humaniora di Indonesia dengan menunjukkan kegunaan dan
peran ilmu sosial dan humaniora dalam mengatasi berbagai
persoalan akibat perubahan sosial-budaya yang terjadi di
Indonesia.
Berdasarkan tujuan penulisan buku ini ada tiga bagian yang
akan dibahas, yakni: 1) Perkembangan ilmu sosial dan
humaniora di Indonesia, 2) Penerapan ilmu sosial dan
humaniora dalam penelitian di Indonesia, 3) Kontribusi ilmu
sosial dan humaniora pada kehidupan masyarakat
Indonesia.
Policy Paper: Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan
Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik
Sosial (RAN P3A KS): Membangun Mekanisme
Perlindungan Perempuan dan Anak
RAN P3A KS adalah upaya untuk melindungan perempuan
dan anak di dalam konflik sosial. Terwujudnya RAN
merupakan upaya untuk melihat konteks Gender Based
Violence (GBV) yang menjadi kepedulian dunia, melalui
Resolusi 1325. Dalam proses adaptasinya terdapat
penyesuaian untuk mengaitkan substansinya dengan payung
undang-undang, sehingga terjadi perbedaan pemaknaan. Di
satu sisi, terdapat wacana untuk tetap pada ciri Resolusi
58 |
1325 yang terkait dengan isu militer dan pertahanan
keamanan, sementara pada sisi lain terdapat kebutuhan
untuk menangani perlindungan perempuan dan anak.
Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)
sebagai ketua Pokja RAN melakukan serangkaian kegiatan
untuk mensosialisasikan dan mengingingatkan
kementerian/lembaga (K/L) untuk memberikan perhatian
berupa kegiatan, program dan pendanaan untuk
memperlancar berjalannya RAN. Setiap K/L akan bergerak
sesuai dengan tupoksi masing-masing. LIPI terkait dengan
kebutuhan data dan informasi yang masih berserakan di
daerah dan pada tingkat nasional, berupaya untuk
menjahitnya. Upaya ini strategis dilakukan dalam rangka
mengembangkan mekanisme penjaminan tentang
perlindungan perempuan dan anak.
Pada diskusi keilmuan tentang perempuan dan anak
terdapat dua ranah penting, yaitu ranah pemahaman dan
perspektif, serta ranah praktis yang berupa pengalaman.
Keduanya merupakan kesatuan yang sangat penting, dan
harus berjalan berdampingan. Tabel 3.2. merupakan upaya
untuk mempermudah pilihan program yang bisa
dikembangkan disertai dengan upaya untuk menjabarkan
program tersebut.
Tabel 3.2. Prioritas Beserta Penjabaran Kegiatan RAN
No Pilihan Kegiatan Payung Kegiatan yang dapat Dikembangkan
1 Masalah kelembagaan pada tingkat nasional yang berkaitan dengan
Analisa birokrasi anggaran dan perencanaan serta penerapannya.
sinergitas kelembagaan, seperti dalam konteks penganggaran. Selain itu juga sebuah penekanan dan melihat kenyataan kelembagaan dari penerapan PUG, yang diasumsikan dapat memberikan jaminan tentang pengembangan kesetaraan dan keadilan gender.
Melihat penerapan PUG antara pemahaman dan kenyataan di lapangan.
2 Melihat masalah penerapan pada tingkat lokal, melalui pembelajaran dari penerapan RAD yang sudah dilakukan.
Pelacakan penerapan RAN dengan melihat tantangan, kesulitan serta perbedaan kepentingan dan fokus dari kegiatan yang ada
3 Melihat tantangan yang dihadapi oleh RAN dan RAD, pada kasus kasus yang sulit.
Melihat kasus-kasus konflik sosial yang tidak terpecahkan, misalnya agama minoritas yang masih menunjukan diskriminasi, posisi perempuan sebagai agen perdamaian
4 Meneruskan aktivitas yang sudah dilaksanakan, dengan melakukan upaya untuk melakukan sinergitas
Mendiskusikan mekanisme penjaminan penerapan RAN - RAD
5 Mengembangkan kegiatan berjejaring dengan memberi porsi pada negara sehingga terlihat negara hadir di dalam masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya.
Tindak lanjut dari tabel skema kegiatan yang penanggungjawab yang sudah disebutkan di dalam dokumen RAN. Diskusi tentang peran negara dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan yang ada.
60 |
Kegiatan yang sangat penting adalah kegiatan pada nomor
dua yaitu pelacakan pada penerapan RAN dan RAD untuk
mempelajari kesulitan dan tantangan pelaksanaan RAN.
Informasi ini merupakan pengalaman untuk dipelajari demi
penyempurnaan RAN dan RAD.
Berdasarkan pengalaman terlihat bahwa adanya SDM yang
memahami tentang gender mudahkan pengalokasian dana
dan program untuk mengembangkan hal ini. Di LIPI terdapat
penelitian tentang konflik namun bias gender, karena tidak
dikaitkan dengan kegiatan ini. Di P2KK terdapat penelitian
tentang perempuan dalam konflik sosial yang merupakan
bagian penelitian perempuan dan hukum, namun penelitian
ini hanya berjalan satu tahun. Pengembangkan kapasitas
SDM untuk memahami gender penting dilakukan, terutama
yang berkaitan dengan pengembangan program.
Pengembangan kapasitas SDM misalnya dilakukan dengan
pendidikan dan pelatihan, melalaui kerjasama dengan Pusat
Studi Wanita (PSW) dan Kajian Gender.
3.3. KEGIATAN PENELITIAN DI TINGKAT PUSLIT
Selain kegiatan penelitian unggulan dan kegiatan lintas
satker maka satker-satker di Kedeputian Bidang IPSK juga
melakukan penelitian tematik. Jumlah penelitian tematik di
masing-masing satker berbeda tergantung pada kebutuhan
masing-masing satker. Berikut ini adalah penelitian tematik
di masing-masing satker di bawah Kedeputian Bidang IPSK
LPI.
3.3.1. Penelitian Tematik
Pada tahun 2015 kegiatan penelitian tematik di Kedeputian
Bidang IPSK yang tersebar di lima (5) Puslit mencapai 43
kegiatan. Jumlah kegiatan terbanyak untuk penelitian
tematik terdapat di P2P, sedangkan di satker lain hampir
sama jumlahnya. Topik penelitian tematik harus merujuk
pada minimal salah satu dari 8 payung penelitian yang
ditetapkan oleh Kedeputian Bidang IPSK selama periode
2015-2019, yaitu:
1. Pengelolaan Kewarganegaraan, Identitas, dan
Penguatan Civil Society yang Berbasis Pluralisme dan
Demokrasi;
2. Penguatan Hak Ekonomi, Sosial, Budaya (Ekosob)
Komunitas;
3. Penguatan Daya Saing Ekonomi, Pemerataan
Pembangunan, dan Pengurangan Kemiskinan,
4. Pengelolaan SDA, Lingkungan dan Energi yang
Terbarukan;
5. Dinamika Penduduk, Kesempatan Kerja, dan
Ketahanan Masyarakat dalam Konteks Perubahan
Lingkungan dan Globalisasi;
6. Penataan Sistem Politik, Pemerintahan, Keamanan
dan Pertahanan dalam rangka Demokrasi yang
Terkonsolidasi;
7. Globalisme, Regionalisme, dan Isu-isu Strategis
Kawasan;
8. Emerging and Strategic Issues.
Diantara 8 payung penelitian, ada 3 (tiga) topik yang paling
banyak dikaji oleh peneliti, yaitu (1) Penguatan Daya Saing
62 |
Ekonomi, Pemerataan Pembangunan, dan Pengurangan
Kemiskinan; (2) Dinamika Penduduk, Kesempataan Kerja,
dan Ketahanan Masyarakat dalam Konteks Perubahan
Lingkungan dan Globalisasi ; (3) Globalisme, Regionalisme,
dan Isu-isu Strategis Kawasan. Topik penelitian tematik
satker-satker dari Kedeputian Bidang IPSK tahun 2015
adalah sebagai berikut:
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan
(P2KK)
1. Pluralitas dan Minoritas : Kajian tentang
Penanganan dan Perlakukan Terhadap Agama Minor
di Indonesia (Perundang-undangan dan Peraturan
Pemerintah Terkait Agama Minor)
2. Media Baru dan Perubahan Masyarakat Pasca Orde
Baru (Adopsi Pola Penggunaan Telepon Seluler
Pintar/Smartphone)
3. Dinamika Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia
Terhadap Integrasi Sosial (Perubahan Fesyen
Muslimah dalam Konstruksi Sosial Budaya Indonesia)
4. Pembentukan Kesadaran Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya (Ekosob) Warga Negara dan
Perlindungannya di Tengah Perubahan Lokal,
Nasional dan Global (Pergeseran Paradigmatis dalam
Pengaturan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia)
5. Partisipasi Stakeholders dalam Pembangunan
Perkotaan Inklusif: Perencanaan dan Implementasi
Kebijakan Sosial (Inklusi Sosial dan Transformasi
Sosial Kepemimpinan Kota dalam Upaya Pembuatan
Kebijakan Sosial di Perkotaan)
6. Penguatan Partisipasi Warga Komunitas dalam Upaya
Penanggulangan Kejahatan di ruang Sewa Wilayah
Pemukiman (Kejahatan Narkotika di Ruang Sewa )
7. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Masyarakat:
Proses, Kebijakan dan Prospeknya di Indonesia
(Perkembangan Iptek di Indonesia)
8. Perubahan Ekologi Hutan dan Ketahanan Sosial
(Perubahan Ekologi Hutan dan Ketahanan Sosial di
Kabupaten Gunung Mas)
9. Potensi dan Tantangan Dunia Maritim di Indonesia:
Peran Masyarakat Pesisir dalam Isu-isu Non
Traditional Maritime Security (Peran Hak Ulayat Laut
dan Hak Pengelolaan Masyarakat untuk
Meningkatkan Ketahanan Pangan/Food Security di
Indonesia)
Pusat Penelitian Kependudukan (P2K):
A. Kelti Ketenagakerjaan
1. Pasar Kerja Fleksibel dan Penyerapan Tenaga Kerja
2. Pemuda dan Pertanian
3. Ketenagakerjaan Perkebunan Beroientasi Global
B. Kelti Mobilitas Penduduk
1. Mobilitas Penduduk Kontemporer dalam Situasi
Globalisasi dan Perubahan Lingkungan
64 |
C. Kelti Keluarga, Perkawinan dan Seksualitas
1. Keluarga dan Globalisasi di Indonesia: Remaja, Ibu,
dan Lansia
D. Kelti Ekologi Manusia
1. Ekologi dan Ketahanan Masyarakat Desa
2. Ekologi dan Ketahanan Masyarakat Kota
Pusat Penelitian Politik (P2P):
A. Kelti Lokal
1. Penyelesaian Konflik Agraria di Sektor Perkebunan
Sawit di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah;
2. Perempuan Pemimpin Politik Lokal: Studi Kasus di
Tabanan Bali;
3. Peran Lembaga Khusus dalam Politik Aceh dan Papua
B. Kelti Nasional
1. Masa Depan Partai Islam di Era Reformasi;
2. Relasi Nasionalisme dan Globalisasi Kontemporer:
Suatu Kajian Konseptual;
3. Intelijen dalam Pusaran Demokrasi di Indonesia
Pasca Orde Baru
C. Kelti Internasional
1. Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Amerika
Serikat: Memperjuangkan Kepentingan Nasional di
tengah Ketidakseimbangan Kekuatan;
2. Peran Indonesia dalam Kerangka ASEAN di East Asia
Summit (EAS): Pengaruh Keterlibatan Amerika
Serikat (AS);
3. Problematika Kerjasama Perbatasan Sepanjang
Sungai Mekong antara ASEAN Bagian Utara dan
Tiongkok;
4. Problematika Kekuatan Politik Islam di Maroko,
Sudan dan Somalia.
Pusat Penelitian Ekonomi (P2E):
1. Ketahanan Energi Dalam Mendukung Daya Saing
Ekonomi Nasional;
2. Penguatan Daya Saing Sektor Industri dalam Konteks
ASEAN Economic Community (AEC) 2015;
3. Optimialisasi Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan: Penguatan Modal Sosial-Ekonomi untuk
Percepatan Pengurangan Kemiskinan Nelayan;
4. Penguatan Peran Microfinance dalam Mendorong
Pegembangan UMKM;
5. Daya Saing Institusi Keuangan Nasional Dalam
Ekonomi Global;
6. Implementasi Jaminan Sosial dalam Pemerataan
Pembangunan di Indonesia;
7. Pertumbuhan Inklusif dan Strategi Pemerataan
Pembangunan;
8. Infrastruktur Sosial Ekonomi Sebagai Faktor
Pendorong Perekonomian Daerah.
66 |
Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2SDR):
1. Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Daya Saing Sektor
Pertanian di Vietnam.
2. Migrasi Transnasional dan Diaspora di Kota-Kota
Perbatasan.
3. Etos Kerja, Modal Sosial dan Kewirausahaan di Asia
Tenggara (studi keunggulan Kompetitif UMKM di
Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam).
4. Modernitas dan Perubahan Sosial Di China:
Munculnya Masyarakat Menua (Ageing society).
5. Masyarakat Urban dan Dinamika Spiritualitas Modern
di Korea Selatan.
6. Industrialisasi, modernitas dan risiko di Jepang:
Transfer pengetahuan dan teknologi nuklir.
7. Menuju Masyarakat Pasca-Sekuler: Agama dan
Kewarganegaraan di Negara Eropa Barat.
8. Krisis dan Perubahan Sistem Jaminan Sosial di Zona
Euro.
9. Sustainable Cities Di Eropa Barat: Studi Kebijakan
Lingkungan dalam Upaya Adaptasi dan Mitigasi
terhadap Perubahan Iklim.
3.4. PUBLIKASI DAN LAPORAN
Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI telah menghasilkan sejumlah publikasi berupa
buku, buku laporan, artikel, dan makalah. Selain diterbitkan
oleh LIPI Press, buku ilmiah karya peneliti Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI juga diterbitkan oleh penerbit lain, seperti
Gramedia, Yayasan Obor, Sinar Harapan, dan lain-lain.
Sementara itu, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel dimuat
dalam jurnal internal Puslit dan IPSK, maupun jurnal di luar
LIPI (nasional maupun internasional). Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI memiliki dua jurnal yang dapat menjadi wadah
para peneliti IPSK maupun peneliti/akademisi lain untuk
mempublikasikan karya tulis ilmiah, yaitu Jurnal
Masyarakat Indonesia dan Journal Indonesian of Social
Sciences and Humanities. Selain itu, karya tulis ilmiah peneliti
IPSK juga dimuat dalam prosiding maupun media cetak dan
elektronik. Sebagian peneliti juga menghasilkan tulisan
popular yang diterbitkan di berbagai media surat kabar
harian maupun mingguan.
Selama tahun 2015, peneliti di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI
menghasilkan sebanyak 73 publikasi jurnal, 100 publikasi
buku/prosiding, dan 153 tulisan populer di majalah/surat
kabar (lihat Tabel 3.3).
Tabel 3.3. Publikasi di Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 2015
Unit Kerja
Jenis Penerbitan Buku Prosiding Jurnal/Majalah Surat
Kabar Policy Paper
P2KK 32 - 16 10 2 PPK 19 2 12 3 3 P2P 15 12 87 6 P2E 18 1 31 53 3 P2SDR 16 3 2 - - IPSK 100 6 73 153 14
Sumber: Laporan Tahunan masing-masing Satker, di Lingkungan Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 2015
3.5. KEGIATAN LAINNYA
Selain menjalankan tugas utama penelitian, Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI melalui para peneliti juga aktif melakukan
68 |
pembinaan akademik sebagai salah satu wujud
implementasi fungsi pemasyarakatan IPTEK. Kegiatan
pembinaan akademik yang dilakukan oleh sejumlah peneliti
IPSK meliputi kegiatan sebagai staf pengajar di berbagai
perguruan tinggi, staf pengajar di Pusbindiklat LIPI,
bimbingan akademis untuk skripsi (S1), thesis (S2) maupun
disertasi (S3), serta konsultan di berbagai instansi. Ada
sekitar 62 peneliti yang menjadi dosen di berbagai
perguruan tinggi, 15 orang menjadi staf pengajar dan
pembibing di Pusbindiklat, 18 orang menjadi konsultan di
lembaga-lembaga departemen maupun non departemen.
PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI melakukan pembinaan
SDM dalam rangka meningkatkan kinerja untuk
menghasilkan output yang berkualitas. Hal ini menuntut
kinerja yang baik dan professional dari SDM yang ada.
Pembinaan SDM dilakukan secara sistematis dengan
memperhatikan pemanfaatan potensi dan kemampuan
mereka sesuai dengan kebutuhan organisasi, terutama di
setiap satker yang berada di bawah Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI. Berbagai jenis pembinaan dilakukan, baik yang
diselenggarakan oleh LIPI maupun lembaga lain, melalui
pendidikan formal, pendidikan dan pelatihan (diklat), serta
pembinaan yang berkaitan dengan jabatan maupun
golongan.
4.1. PENDIDIKAN FORMAL
Selama tahun 2015, Pegawai di Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI banyak yang telah melanjutkan pendidikan formal
ke jenjang yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar
negeri. Daftar pegawai yang sedang mengikuti pendidikan
formal dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Bab
4
70 |
Tabel 4.1. Pegawai yang sedang mengikuti pendidikan
formal menurut tempat belajar dan Puslit,
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 2015
No Nama dan asal
Puslit Universitas Jurusan/Bidang
1 Aliyansah Abdulrrahim, SP
(P2K)
Institut Pertanian Bogor
S2/Sosiologi Perdesaan
2 Chitra Indah Yuliani, SE (P2E)
The University of Queensland, Australia
S2/Ekonomi
Pembangunan
3. Yani Mulyaningsih, SE (P2E)
Institut Pertanian Bogor
S3/Ekonomi Pertanian
4. Rosita Dewi (P2P) Kyoto University, Jepang
S3/Politik
5. Muhammad Haripin (P2P)
Jepang S3/Politik
6. Tri Rainny S. (P2P) Australia S3/Politik
7 Wawan Ichwanuddin (P2P)
Australia S3/Politik
8 Lidya Christin Sinaga (P2P)
Australia S2/Politik
18 Luky Sandra Amalia (P2P)
Australia S2/Politik
19 Amin Mudzakkir (P2SDR)
STIF Driyarkara
S2/Filsafat
20 Suribiari (P2SDR) Universitas Malaya Malaysia
S2/Arts and Social Sciences
21 Ulil Amri (P2SDR) Washington University
S3/Antropologi
22 Paulus R Yuniarto (P2SDR)
Tokyo Metropolitan University
S3/Antropologi
23 Ayu Nova Lissandhi (P2SDR)
Universitas Indonesia
S2/Antropologi
28 Teguh Pribadiputra, SE (P2SDR)
Universitas Indonesia
S2/Ekonomi-Akuntansi
4.2. JENJANG FUNGSIONAL
Selama tahun 2015, sejumlah pegawai di Kedeputian
Bidang IPSK-LIPI juga telah berhasil meningkatkan jenjang
fungsional peneliti maupun non peneliti. Tabel 4.2.
memperlihatkan data sementara dari beberapa orang
pegawai yang dapat meningkatkan jenjang fungsionalnya.
Tabel 4.2: Pegawai yang memiliki peningkatan Jenjang
Fungsional, Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, 2015
No. Nama Jenis jabatan
fungsional sebelumnya
Jenis jabatan fungsional sekarang
1 Rita Pawestri S., SE, MA Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IV/a
2 Devi Riskianingrum, MA Peneliti Muda-III/c
Peneliti Muda-III/d
3 Erlita Tantri, MA Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IV/a
4 Rucianawati, S.S., M.Hum. Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IV/a
5 Mayasuri Presilla, MA Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IV/a
6 Amin Mudzakkir, SS Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IV/a
72 |
7 Dr. Erni Budiwanti Peneliti Madya- IV/c
Peneliti Utama-IV/d
8 Prof. Dr. Yekti Maunati, MA Peneliti Utama IV/e
Peneliti Utama-IV/e
9 Dr. Erwiza Peneliti Utama-IV/d
Peneliti Utama-IV/e
10 Dr. Ir. Deny Hidayati Peneliti Madya- IV/c
Peneliti Utama-IV/d
11 Dr. Sri Sunarti Purwaningsih, MA
Peneliti Madya-IV/a
Peneliti Madya-IV/b
12 Nawawi, SE, MA Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IV/a
13 Triyono, S.Sos Peneliti Pertama-III/a
Peneliti Pertama-III/b
14 Lidya Christin Sinaga, SIP Peneliti Pertama-III/b
Peneliti Muda-III/c
15 Indriana Kartini, MA Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IVa
16
Sarah Nuraini Siregar, M.Si.
Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IVa
17
Wawan Ichwanuddin, M.Si. Peneliti Muda-III/d
Peneliti Madya-IVa
18
Drs. Agus Rubianto, MM, ME
Peneliti Madya-IVb
Peneliti Utama-IVc
19
Dra. Awani Irewati, MA Peneliti Madya-IVb
Peneliti Utama
20
Moch. Nurhasim Peneliti Madya-IVb
Peneliti Utama
21 Nyimas Latifah Letty Aziz,SE,M.Sc.,M.Eng
Peneliti Muda-IIIc
Peneliti Muda-IIId
22 Septi Satriani, MA Peneliti Muda-IIIc
Peneliti Madya-IVa
23 MardyantoW.Tryatmoko Peneliti Madya-IVa
Peneliti Utama-IVc
PENUTUP
Buku Laporan Tahunan Kedeputian Bidang IPSK-LIPI ini
berisi media informasi yang ditujukan kepada kalangan
internal LIPI dan pemangku kepentingan, meliputi unsur
pemerintah (Pusat dan Daerah) serta non pemerintah
(misalnya lembaga donor, lembaga swadaya masyarakat,
dan swasta). Buku Laporan ini berisi rangkaian kegiatan
yang telah dilaksanakan Kedeputian Bidang IPSK-LIPI
selama tahun 2015. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan
kelembagaan dan kegiatan penelitian/akademis/ilmiah.
Buku Laporan ini juga mendeskripsikan perkembangan
kelembagaan mulai dari tingkat Kedeputian hingga lima
Pusat Penelitian (Puslit): P2KK, P2K, P2P, P2E, dan P2SDR.
Berbagai kegiatan yang dilaporkan meliputi sumberdaya
manusia (SDM) peneliti maupun non peneliti, pembinaan
SDM, dan laporan hasil penelitian serta anggaran.
Sampai tahun 2015, kondisi SDM di Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI masih perlu mengalami banyak pembenahan baik
secara kualitas maupun kuantitas untuk menuju lembaga
penelitian yang profesional di era global. Prioritas tambahan
pegawai adalah pada staff administrasi karena banyak yang
menjelang pensiun. Sementara itu, dari aspek kualitas juga
harus terus ditingkatkan, misalnya melalui peningkatan
jenjang pendidikan S3, karena pada saat ini kurang lebih
Bab
5
74 |
hanya seperlima jumlah pegawai yang memiliki pendidikan
S3.
Pada tahun 2015, di bidang penelitian, Kedeputian Bidang
IPSK-LIPI telah menghasilkan hasil-hasil kajian ilmiah yang
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial
dan kemanusiaan, serta rekomendasi kebijakan untuk
kepentingan program pemerintah dan non pemerintah.
Berbagai kegiatan penelitian, mencakup tematik, kompetitif,
insentif, Iptekda, dan prioritas nasional (PN) telah dilakukan
dengan baik. Selain menghasilkan buku laporan, berbagai
jenis kegiatan penelitian tersebut juga menghasilkan policy
paper, makalah, artikel jurnal, dan beberapa tulisan di media
cetak (surat kabar). Hasil-hasil penelitian/kajian yang
berbentuk publikasi buku, jurnal, laporan penelitian, dan
working paper disosialiasasikan kepada pemangku
kepentingan dan publik melalui penyelenggaraan seminar,
workshop, ceramah atau talkshow di media massa. Selain itu,
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI juga melakukan kerjasama
dengan lembaga donor baik di dalam maupun dari luar
negeri serta lembaga professional sejenis, misalnya MOST-
UNESCO dan AASSREC.
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI melalui para peneliti di lima
satker, juga aktif melakukan pembinaan akademik sebagai
salah satu wujud implementasi fungsi pemasyarakatan
IPTEK. Kegiatan pembinaan akademik yang dilakukan oleh
sejumlah peneliti IPSK antara lain sebagai staf pengajar di
berbagai perguruan tinggi, staf pengajar di Pusbindiklat LIPI,
bimbingan akademis skripsi (S1), thesis (S2) maupun
disertasi (S3), serta konsultan di berbagai instansi
pemerintah dan non pemerintah.
Selanjutnya dalam rangka pengembangan sarana
pendukung maka Kedeputian Bidang IPSK-LIPI beserta lima
Pusat Penelitiannya berupaya meningkatkan pengelolaan
website dan pangkalan data untuk menunjang kebutuhan
diseminasi hasil kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah
maupun kegiatan lainnya. Kesemuanya ini diharapkan dapat
mempermudah hubungan antar Pusat Penelitian secara
online, serta mempermudah diseminasi hasil penelitian
kepada publik.
76 |
LAMPIRAN:
A. AGENDA PIMPINAN DI KEDEPUTIAN BIDANG IPSK
TAHUN 2015
Hari/ Tanggal
Kegiatan Tempat
JANUARI 2015 5 -01-15 Seminar awal tahun 2015 P2P
LIPI
Auditorium LIPI lt.2
6 -01-15 Rapat IPSK LIPI Herbarium, Bogor
7 -01-15 Rapat IORA SWS lantai 3
8-01-15 1. Breakfast Meeting 2. Rapat SOP KPA Kedeputian IPSK
1. Cibinong 2. Herbarium, Bogor
12 -01-15 Kunjungan Kerja Kepala LIPI Gedung Kusnoto, Bogor
13 -01-15 Bertemu Kepala LIPI
SWS lantai 2
14 -01-15 Rapat dengan Satker IPSK LIPI
Herbarium, Bogor
15 -01-15 1. Rapim LIPI 2. Kunjungan Delegasi TIA-GT Timor Leste
SWS lantai 2
16 -01-15 Rapim IPSK LIPI
Herbarium, Bogor
19 -01-15 1. Bertemu Kepala LIPI dengan Tim Global Village 2. Rapat Prof. Riset
SWS lantai 2
20 -01-15 1. Rapat Anggaran IPSK LIPI 2. Rapat PNBP
SWS lantai 3
21 -01-15 1. Kunjungan Kerja Kepala LIPI 2. Bertemu Waka dengan Pak Endang, Pak Darwin
1. Auditorium LIPI lt.2 2. SWS lantai 2
22 -01-15 1. Rapat Keuangan IPSK LIPI 2. Rapat Penelitian Bahasa
Herbarium, Bogor
23 -01-15 Rapat IPSK LIPI
Herbarium, Bogor
26 -01-15 Rapat Global Village
SWS lantai 3
27 -01-15 Rapat TP3
CSC, Cibinong
29-01-15 1. Rapat Kompetitif 2. Bertemu Kepala LIPI tentang Papua
1. Herbarium, Bogor 2. SWS lantai 2
30 -01-15 Rapat Indikator Kinerja Utama (IKU)
SWS lantai 3
FEBRUARI 2015 2-2-15
Seminar Desain Pemilu Serentak 2019 dan Peluncuran Electoral Research Institute (ERI)
Auditorium LIPI lt.2
3-2-15 Kaleidoskop P2K LIPI
PDII LIPI Lt. 2
4-2-15 Rapim IPSK LIPI
SWS lantai 3
5-2-15 Labsos
Linggarmukti, Bogor
11-2-15 Rapat Kegiatan IPSK LIPI
SWS lantai 3
12-2-15 1. Mendampingi Ka. LIPI menerima tamu dari Jerman 2. Rapim LIPI
SWS lantai 2
78 |
13-2-15 1. Rapat LIPI - UQ 2. Media Visit Kompas
1. SWS lantai 3 2. Jln. Palmerah, Jakarta
16-2-15 1. Monev Global Village 2. Rapat Indikator Kinerja Utama (IKU)
Herbarium, Bogor
17-2-15 Rapat IPSK
Herbarium, Bogor
18-2-15 1. Rapat Ekspedisi NKRI 2. Rapat Koordinasi Pelaksana Kegiatan Unggulan LIPI Thn 2015
1. SWS lantai 3 2. SWS lantai 2
20-2-15 1. Mendampingi Ka. LIPI menerima tamu Mr. Fabrice Renaud, UNUEHS 2. Rapat LIPI - UQ
1. SWS lantai 2 2. SWS lantai 8
23-2-15 Workshop LIP - UQ
Media Center lantai I
24-2-15 1. Rapat TP3 2. Audensi LIPI - UQ
1. CSC, Cibinong 2. SWS lt. 2
25-2-15 Rapat IORAG Penetapan LAKIP LIPI
SWS Lt. 3
26-2-15 1.Sosialisasi Inovasi Pelayanan Publik 2.Bertemu Kepala LIPI dengan Ibu Anis P2KK
1.Auditorium LIPI 2.SWS lt. .2
27-2-15 Serah Terima Gedung Widya Graha LIPI
WG Lt. 6
MARET 2015 2-3-15 Rapat Finalisasi SS-IKU-IKP-IKK
serta Adik
SWS Lt. 3
3-3-15
1. Rapat LIPI - UQ 2. Monev Bahasa
1. SWS Lt. 5 2. SWS Lt. 3
4-3-15
1. Rapim IPSK LIPI 2.Rapat Anggaran
SWS Lt. 3
5-3-15
Rapat Persiapan Raker LIPI
SWS Lt. 3
6-3-15
1. Rapat Global Village 2. Menerima Tamu, Dra. Eniarti Djohan, MA
SWS Lt. 3
11-3-15 s/d 13-03-15
Raker LIPI
Auditorium LIPI
16-03-15
Pertemuan dengan USAID
SWS lt.3
19-03-15
Workshop Penulisan Buku
WG lt. 10
20-03-15
1. Rapim LIPI 2. Pemaparan Sinergitas Kegiatan STP LIPI
SWS lt. 2
23-03-15
1. FGD Monev Kegiatan Unggulan Tahun 2015 2. Rapat Persiapan Pra Raker IPSK LIPI
1. SWS Lt. 2 2. SWS lt. 3
24-03-15 1. Rapat TP3
2. Presentasi Deputi IPSK dalam Pembukaan Orientasi CPNS
1. CSC, Cibinong 2. Auditorium LIPI
25-03-15
Rapat Labsos
SWS lt. 3
26-03-15
Diskusi peristiwa kelaparan menimpa masyarakat adat pembelajaran dari orang rimba di Prov. Jambi
WG lt. X
80 |
27-03-15
Rapat LIPI - UQ
SWS Lt. 3
31-03-15 s/d 2-4-15
Raker IPSK LIPI
Auditorium LIPI
APRIL 2015 6-4-15
Rapat Tindak Lanjut Raker IPSK
WG Lt. 10
7-4-15
Rapat Labsos
WG Lt. 4
8-4-15
Rapat Dharma Wanita
SWS Lt. 3
9-4-15
Rapat Profesor Riset
SWS Lt. 2
10-4-15
Tasyakuran Penempatan Kembali Gedung WG LIPI
WG Lt. 7
13-04-15 14-04-15
MOU LIPI - Biofarma 1. Rapat Serah terima Barang Milik Negara 2. Rapat Labsos
Serpong WG Lt. 4
15-04-15
1. Pelepasan Tim Eksplorasi Potensi Biosesaurces 2. Rapat Anggaran
1. Media Center, SWS Lt. I 2. SWS Lt.3
16-04-15
1. Monev Global Village 2. Bertemu Wakil Kepala LIPI dengan Bapak Herry Yogaswara
1. WG Lt. 4 2. SWS Lt. II
17-04-15
Cek Fisik (Pengecekan barang) dan serah terima BMN
Herbarium, Bogor
20-04-15
1. Rapat Global Village 2. Rapat Pembagian Anggaran 3. Rapat Penetapan Calon Peserta LDP LIPI 4.Rapat Penghargaan
1. SWS Lt.3 2. SWS Lt.3 3. SWS Lt.2
4.SWS Lt.2
21-04-15
Rapat TP3
CSC, Cibinong
22-04-15 s/d 24-04-15
Menghadiri the 19th Meeting ICSU
Malaysia
27-04-15 s/d 30-04-15
Menghadiri 21st AASSREC
Taipei, Taiwan
MEI 2015 4/5/2015
1.Rapat Rapim LIPI 2.Menerima tamu dari Griffith 3.FGD Labsos 4.Rapat Sidang Orasi
1.SWS Lt.2 2.SWS lt. 3 3.SWS Lt 2 4.WG Lt. 5
5/5/2015
1.Rapat Griffith 2.Rapat MOST UNESCO
1.SWS Lt. 2 2.WG Lt. 5
6/5/2015 s/d 8/5/2015
Coremap
Biak
11/5/2015 s/d 13/05/15
Pembukaan oleh Waka LIPI
Diskusi Panel Pelaksanaan
Pembangunan Zona Integritas
Menuju WBK
CSC, Cibinong
15/05/15
Rapat MOST UNESCO Rapat Global Village
SWS Lt. 3
18/05/15
1.Rapim IPSK LIPI 2.Menerima tamu Dr. Widjajanti
SWS Lt. 3
19/05/15
1.Seminar DWP 2.Rapat Anggaran
1.WG. Lt. I 2.SWS Lt. 4
82 |
20/05/15
1.Upacara Bendera Hari Pendidikan Nasional 2.Pengarahan dalam Rapat Pleni Dewan Editor LIPI Press
Lapangan WG LIPI Gedung Kusnoto, Bogor
21/05/15
FGD Laboratorium Sosial
Lingar Mukti, Bogor
22/05/15
Rapat dengan PME dan Asdep IPSK
SWS lt. 3
25/05/15
Pembukaan LDP 2015
Hotel Neo Green
Savana, Sentul,
Bogor
26/05/15
Kick of Meeting Penyelenggaraan International Conference of Family Planning
Kemen.
Koordinator
PMK
27/05/15
FGD Laboratorium Sosial
Kebun Raya Bogor
28/05/15
FGD Kegiatan Unggulan
Gedung Kusnoto,
Bogor
JUNI 2015 1/6/2015
Rapat Finalisasi Renstra
SWS Lt. 3
3/6/2015
1.Bertemu dengan Ka. LIPI bersama Tim AEMI 2.Grand Design Global Village 3.Rapat Global Village 4.Koordinasi Tim Ilmiah KIPNAS XI
1.SWS Lt.2 2.WG Lt. 4 3.WG Lt. 4 4.SWS Lt.3
4/6/2015
1.Seminar AEMI 2.Grand Design Global Village 3.Presentasi Global Village di Ka. LIPI 4.Pelantikan Eselon I
1.Hotel Aryaduta 2.WG Lt. 4 3.SWS Lt. 2 4.WG Lt. I
5/6/2015
1.Kick off SML KIPNAS dan ISE 2.Pers Conference, AEMI
1.WG Lt.1 2.WG Lt. 5
8/6/2015 s/d 9/6/2015
Seminar TDIO, IORAG
Puslit. Oseanografi, Ancol
8/6/2015
Kunjungan Delegasi the Somitomo Foundation
SWS lt. 2
9/6/2015
1.Rapim LIPI
2.Rapat Sidang Orasi
Kementerian Pertanian
SWS lt. 2
10/6/2015
Membuka Acara FGD KIPNAS XI Komisi IPSK
WG Lt. 5
15/06/15 s/d 17/06/15
FGD Global Village
Serpong
15/06/15
Expose 30th PDII
Gedung PDII LIPI
16/06/15
Ulang Tahun P2P LIPI
WG Lt. I
17/06/15
Rapat Baperjakat
SWS Lt.2
18/06/15
FGD Penyusunan Master Plan Tata Kelola TIK
SWS Lt. 2
19/06/15
FGD Global Village
WG Lt. 5
84 |
23/06/15
Rapat TP3, CSC
Cibinong
24/06/15
MONEV Labsos
WG lt. 5
25/06/15 s/d 26/06/15
Monev Unggulan Ketahanan Sosial
Gd. Kusnoto, Bogor
26/06/15
1.Rapat Tim Perumahan
2.Orasi Prof. Riset Kementerian Pertanian
SWS Lt.3 Bogor
29/06/15
Rapat RB
SWS Lt. 3
30/06/15
1.Menghadiri Pelantikan 2.Rapat dengan PK di Kedeputian IPSK LIPI 3.Rapat Pembangunan Perpustakaan IPSK
1.Kemenristek 2.SWS Lt. 3 3.SWS lt. 2
JULI 2015 1/7/2015
MONEV Labsos
WG lt. 5
2/7/2015
Monev Reformasi Birokrasi
WG Lt. 1
3/7/2015
1.Rapat Website 2.Pembukaan Seminar Enhancing Cooperation Between China's One-Belt-One-Road Initiative & the Ind Maritim Strategy Opportunities, Challenges, Challenges & Way Forward.
1.SWS lt. 3 2.Hotel Ritz Carlton
6/7/2015
Monev Reformasi Birokrasi
Bogor
7/7/2015
1.Narasumber pada Workshop LIPI sebagai Focal Point Program Unesco 2.Pelantikan Es. II, III, IV
1.PDII Lt. 2 2.Auditorium
LIPI
8/7/2015
Monev Reformasi Birokrasi
Serpong
9/7/2015
1.Bertemu Ka. LIPI dengan Griffith Univ 2.Rapat Tim Penilai Naskah Orasi
1.SWS lt. 2 2.SWS lt. 2
13/07/15
Kegiatan Unggulan
SWS Lt. 8
14/07/15
K1.egiatan Unggulan 2.Bertemu Kepala LIPI dengan Tim dari P2KK LIPI 3.Rapat LIPI-UQ
1.SWS Lt. 8 2.SWS lt. 2 3.SWS Lt. 2
15/07/15
Pertemuan IORAG
SWS Lt. 2
22/07/15
Silahturahmi Idul Fitri 1436 H
Ruang Kepala LIPI
23/07/15
Rapat Penyusunan Rencana Induk Riset LIPI & Nasional
SWS Lt. 2
27/07/15
1.Kunjungan Delegasi the University of Western Australia 2.Rapat Persiapan Penyusunan Rencana Induk Riset LIPI & Nasional
1.SWS lt. 2 2.SWS Lt. 4
28/07/15
1.Halal Bi Halal Idul Fitri 1436 H 2.Mendampingi Ka. LIPI Kunjungan Direktur KITLV
1.Auditorium LIPI 2.SWS lt. 2
86 |
29/07/15
Rapat Tim Penilai Naskah Orasi Prof. Riset
SWS lt. 2
30/07/15
1.Review Kemajuan Proposal Terbimbing LKIR ke 47 2.Seminar Budaya Agama, Budaya & Iptek, (P2KK) 3.Rapat TP3
1.PDII Lt. 2 (diwakili Ka. P2K) 2.WG Lt. I 3.CSC, Cibinong
31/07/15
1.Rapat Labsos 2.Mendampingi Ka LIPI Menerima Tamu Bapak Ahmad Kalla (adik Bapak Jusup Kalla/Wapres RI) 3.Rapat Sarwono
1.SWS Lt. 3 2.SWS. Lt. 2 3.WG Lt. IV
AGUSTUS 2015 3/8/15
1.Presentasi Kegiatan Kedeputian 2.Rapat Zona Integritas
1.SWS Lt. 2 2.SWS Lt. 3
4/8/15
Rapat PRIN IPSK
SWS Lt. 3
5/8/15
1.Rapat Anggaran 2.Rapat PRIN IPSK
SWS Lt. 3
6/8/15
1.Rapat PRIN IPSK 2.Rapat PRIN LIPI
SWS Lt. 3 SWS Lt. 2
7/8/15
Mengurus HBH IPB
Bogor
10/8/15 s/d 11/8/15
Workshop GV, Ruang Bima
Hotel Bidakara
11/8/15
Rapim LIPI
SWS lt. 2
12/8/15
1.Rapat Komisi Etika Peneliti 2.Rapat dengan Ka. PME & Asdep 3.Menerima Tamu Dr. Widjajanti ttg Teeve Awards
1.SWS Lt. 8 2.SWS Lt. 3 3.SWS Lt. 3
13/08/15
1.Bertemu Ka LIPI bersama Kepala P2 Kependudukan, Hery Yogaswara, Gutomo Bayu Aji 2.Bertemu Kepala LIPI ttg Seminar di P2SDR LIPI
1.SWS Lt. 2 2.SWS lt. 2
14/08/15
Rapat dengan Mb. Endang RIRN
WG Lt. IV
16/08/15
HBH Alumni IPB
Kebun Raya, Bogor
17/08/15
Upacara bendera 17 Agustus
Lapangan Widya Graha
18/08/15
1.Rapim IPSK LIPI 2.Menerima Tamu (Maxensius & Siwageage, P2E) 3.Rapat Finalisasi RIRN
1.SWS Lt. 3 2.SWS Lt. 3 3.SWS Lt. 2
19/08/15
Kunjungan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, P2 Biologi LIPI
CSC, Cibinong
20/08/15
Sarwono Award
Auditorium LIPI
21/08/15
Workshop Laboratorium Sosial
WG Lt. X
22/08/15
FGD Labsos
Lingarmukti, Bogor
24/08/15
HUT ke 48 LIPI
CSC, Cibinong
88 |
25/08/15
Rapat TP3
CSC, Cibinong
26/08/15
Rapat MOST UNESCO
SWS Lt. 3
27/08/15
1.Seminar 70 tahun Indonesia 2.Penganugerahan Pemenang LKIR'15
1.WG Lt. I 2.Auditorium LIPI
28/08/15
Labsos
Yogyakarta
SEPTEMBER 2015 3/9/2015
Diskusi Codata
SWS Lt. II
7/9/2015
Rapat JISSH
SWS lt. 3
8/9/2015
Workshop Labsos di Ligarmukti
Cileungsi, Bogor
9/9/2015
FGD Labsos
KPPA, Jln. Medan
Merdeka Barat,
Jakarta
10/9/15 s/d 11/9/15
Seleksi Substantif Kegiatan
Unggulan Kompetitif Tahap I
Auditorium LIPI
14/09/15 s/d 16/09/15
Rapat PRIN IPSK di Sariater
Subang
17/09/15
Rapat MOST UNESCO
SWS Lt. 6
18/09/15
Rapat Pengembangan IPSK LIPI
SWS lt. 3
21/09/15 s/d 22/09/15
Seleksi Sunstantif Unggulan Kompetitif Tahap II
Auditorium LIPI
22/09/15
1.Rapat TP3 2.Rapat Anggaran
1.Gd, A, CSC, Bogor 2.SWS Lt.3
23/09/15
1.Bertemu Kepala LIPI tentang MOST UNESCO, Tenaga Listrik dan LIPI - UQ 2.Rapat MOST UNESCO
SWS Lt.2 WG Lt. 6
25/09/15
KIPNAS XI Rapat LYSA 2015
Lorin Sentul Hotel
28/09/15
Rapat Clearance Ethique
SWS Lt. 3
29/09/15
1.Penetapan Kegiatan Unggulan 2.Rapim LIPI
1.SWS Lt. 8 2.SWS Lt.2
30/09/15
1.FKP Hasil Penelitian IORA 2.MoU LIPI - Coventry University
1.WG Lt. 5 2. Auditorium LIPI SWS Lt. 2
OKTOBER 2015 1/10/15
1.Upacara Kesaktian Pancasila 2.Bertemu dengan Kepala LIPI bersama Ibu Yanuarti + Ibu Nuryanti 3.FGD Enggano 4. Rapat Unesco
1.SWS, Lt. 2 2.SWS, Lt. 2 3.SWS, Lt. 4 4.SWS, Lt. 2
2/10/15
Pertemuan SC KIPNAS XI 2015
SWS, lt. 2
4-5/10/15
Workshop UQ - LIPI
Lombok
7/10/15
1.Gladi Bersih KIPNAS dan ISE 2.Penandatanganan Technical Agreement 3.Pemutaran Film KAO 4.Public Lecture
1.Auditorium LIPI 2.SWS, lt. 4 3.WG Lt. 6 4.WG Lt. 5
90 |
8/10/15
1.KIPNAS XI dan ISE 2015 2.Dinner KIPNAS
1.WG dan Auditorium LIPI 2.Hotel Crown
Plaza, Ball Room
Lt. 3
10/10/15
Talk Show Global Village
Widya Graha Lantai I
12/10/15
Rapat Anggaran IPSK LIPI
SWS lt. 3
13/10/15
Opening Spech Seminar for the 2nd of ROK ASEAN Socio Culture Partnership
Crown Plaza Hotel
15/10/15
FGD Labsos
Ligarmukti, Bogor
16/10/15
FGD kegiatan ungggulan Ketahanan Sosial Ekonomi dan Budaya LIPI
WG Lt. 5
19-20/10/15
IORA & IORAG
Padang
21/10/15
1.Menerima tamu Ibu Haning, Mita, Ayumi 2.Menerima tamu Bapak Endang Turmudi & Bapak Ali Khumaedi 3.Rapat Global Village
1.SWS, lt. 3 2.SWS, lt. 3 3.WG, Lt. 4
22/10/15
Menerima tamu dari ASEAN Rapat e-Journal
SWS, Lt. 3
23/10/15
1.Mewakili Kepala LIPI menghadiri Peresmian Satuan Pengawasan terhadap Netralitas dan Larangan Penggunaan Aset Pemerintah bagi Aparatur Sipil Negara 2.Penutupan LDP 3.Rapat Baperjakat
1.kantor Wapres 2.Bandung 3.Bandung
26/10/15
1.Audiensi delegasi acara MOW 2.Menerima tamu Ke. P2E, dan Pusinov 3.Rapat Website
1.SWS, Lt. 2 2.SWS lt. 3 3.SWS lt. 3
27/10/15
1.Pelantikan Eselon II, III, IV 2.Rapat TP3 3.Rapat Global Village
1.WG, lt. I 2.CSC, Cibinong 3.WG, Lt. 4
28-30/10/15
FGD Mobilitas Penduduk
Cirebon
NOVEMBER 2015 2/11/15
Menerima Tim Ketenagalistrikan
SWS lt. 3
3/11/15
1.FGD Labsos dan Rapat Pembangunan Gedung Science Briefing Parlemen 2.Rapat Panitia Seminar MOST
1.Ligar Mukti, Bogor Gedung Botani, Cibinong 2.WG Lt. 5
4/11/15
1.Audiensi ke Kepala LIPI dengan Tim Ketenagalistrikan dan Tim UQ 2.Rapat Tim Penilai Naskah Orasi Prof. Riset 3.Seminar Enggano 4.Rapat Naskah Orasi Prof. Riset. BPPT
1.SWS, lt. 2 2.SWS, lt. 2 3.WG, lt. I 4.SWS, Lt. 2
5.SWS, Lt. 2
92 |
5.Rapat Naskah Orasi Prof. Riset. Kemen. PU & Perumahan Rakyat
5/11/15
Seminar Nasional Ketenagalistrikan
Auditorium LIPI
6/11/15
Rapat Kepakaran dan Rapim IPSK
SWS, Lt. 3
9/11/15
Rapat Penulisan Buku GV, P2KK WG, lt. 6
9-12/11/15
FGD Global Village Bali
13/11/15
1.Audiensi Dokumen IT Master Plan Tata Kelola TIK LIPI 2.Rapat Klirens Etik Peneliti 3.Visitasi dalam rangka assessment pemberian kewenangan penilaian dan penetapan angka kredit.
1.SWS, Lt. 3 2.WG, Lt. I 3.Balitbang Kemendikbud
16/11/15
1.Rapat dengan PK + Asdep 2.FGD Labsos dengan Pemda Bogor
1.SWS Lt. 3 2.Bogor
17/11/15
1.Kunjungan Kerja Kepala LIPI 2.Membuka Pertemuan Eksploratif
1.Serpong 2.Hotel Harris, Sentul Bogor
18/11/15
Kunjungan Kerja Kepala LIPI Auditorium LIPI
19/11/15
Kunjungan Kerja Kepala LIPI Cibinong
20/11/15
1.Kunjungan Kerja Kepala LIPI 2.Workshop GV
1.Bandung 2.Auditorium LIPI
23-26/11/15
ICSU Thailand
26-27/11/15
Rapimsus Lembang
DESEMBER 2015 1-2/12/15
Seminar Most Auditorium LIPI lt. 2
4/12/15
FGD Penyusunan Panduan Pelaksanaan Kegiatan Unggulan tahun 2016
SWS Lt. 2
7/12/15
1.Audiensi ke Ka. LIPI "Refleksi Akhir Tahun IPSK LIPI thn. 2015" 2.Seminar Hasil Global Village 3.Pelaporan dan Pemaparan Hasil Kerja Pusbindiklat Peneliti
1.SWS, Lt. 2 2.WG, Lt. 1 3.SWS, Lt. 2
8/12/15
Rapat Baperjakat SWS Lt. 2
10/12/15
Workshop Organisasi Internasinal
Hotel Century
11/12/15
Seminar Refleksi Akhir Tahun Kedeputian IPSK Tahun 2015
WG Lt. 1
14/12/15
Rapim IPSK LIPI WG Lt. 4
15/12/15
1.Rapat TP3 2.Seminar Labsos
1.CSC, Cibinong 2.WG lt. 1
17/12/15
1.Launching Peraturan JF Peneliti dan Paparan Etika Peneliti 2.Rapat Tim Penilai Naskah Orasi Prof. Riset
1.Auditorium LIPI, Lt. 2 2.SWS lt. 2
18/12/15
Panen Ikan Nila dan Sosialisasi Budidaya Ikan Air Tawar Berbasis Teknologi Perikanan Multitropik
Ligarmukti
21/12/15
Membuka Workshop/Seminar IORAG
Auditorium LIPI
22/12/15
1.Upacara Hari Ibu ke 87 2.Rapat Persiapan Monev Kegiatan Unggulan
1.Lapangan LIPI 2.SWS Lt. 3
94 |
3.Menerima tamu Bupati Sumba Barat Daya 4.Rapat Membahas Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
3.Ruang Deputi IPSK LIPI 4.SWS lt. 3
29/12/15
1.Monev Kegiatan Prioritas Kedeputian 2.Seminar Outlook
1.SWS Lt. 2 2.WG Lt. 5
30/12/15
Penyerahan DIPA Hotel Savero Golden Flower, Ruang Raflesia 1, Bogor
B. KEGIATAN DI KEDEPUTIAN BIDANG IPSK LIPI 2015
Hari/ Tanggal
Kegiatan Peserta
Jumat, 16 Januari Di Bogor
Rapim IPSK Deputi, Kapus, Ketua PME IPSK, Asdep
Kamis, 22 Januari Di Bogor
Rapat koordinasi keuangan (Deputi sebagai KPA)
Deputi, Ketua dan anggota PME IPSK, PPK, Tim Keuangan IPSK, Asdep
Senin, 26 Januari Di Jakarta
Monev Kegiatan Global Village
Deputi, Ketua & anggota PME IPSK, SC dan OC Global Village, Kapus & PPK P2E
Senin, 26 Januari Di Jakarta
Monev Kegiatan Labsos
Deputi, Kapus P2K &P2E, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, koordinator kegiatan Labsos, PPK P2K
Kamis, 29 Januari Di Bogor
Monev Kegiatan Kompetitif
Deputi, Kapus P2K, Ketua & anggota PME IPSK, koordinator kegiatan kompetitif
Rabu, 4 Februari Di Jakarta
Rapim IPSK Deputi, Kapus, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, PK, Kabid, KTU, tim keuangan
Kamis, 5 Februari Di Ligarmukti
Monev Kegiatan Labsos
Deputi, Kapus P2K &P2E, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, koordinator kegiatan Labsos, PPK P2K
Rabu, 11 Februari
Monev Kegiatan Perbatasan, Policy
Deputi, Ketua PME IPSK, Koordinator
96 |
Di Jakarta Paper, JISSH, Penulisan Buku, MI, Website
Kegiatan perbatasan, policy paper, JISSH, Penulisan buku, MI, Website, Kapus P2E & P2K, Asdep
Senin, 16 Februari Di Jakarta
Monev Kegiatan Global Village
Deputi, Ketua & anggota PME IPSK, SC dan OC Global Village, Kapus & PPK P2E
Selasa, 3 Maret Di Jakarta
Monev Kegiatan Bahasa
Deputi, Kapus P2KK, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, Koordinator Kegiatan Bahasa
Rabu, 4 Maret Di Jakarta
Rapim IPSK Deputi, Kapus, Ketua & anggota PME, IPSK, Pejabat eselon 3, Asdep
Rabu, 25 Maret Di Jakarta
Monev Kegiatan Labsos
Deputi, Kapus P2K &P2E, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, koordinator kegiatan Labsos, PPK P2K
Selasa-Rabu, 31 Mar – 1 Apr Di Jakarta
Raker IPSK Deputi, Kapus, Ketua & anggota PME, IPSK, Pejabat struktural, Asdep, peneliti senior
Selasa, 7 April Rapat koordinasi Labsos
Deputi, tim koordinasi
Rabu, 15 April Rapat koordinasi keuangan (Deputi sebagai KPA)
Deputi, Ketua dan anggota PME IPSK, PPK, Tim Keuangan IPSK, Asdep
Kamis, 30 April
Workshop Kegiatan Labsos
Deputi, Kapus P2K &P2E, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, koordinator kegiatan Labsos, PPK P2K
Senin, 18 Mei Rapim IPSK Deputi, Kapus, Ketua & anggotaPME IPSK, PPK, KTU, Asdep
Rabu, 1 Juli Monev Kegiatan Labsos
Deputi, Kapus P2K &P2E, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, koordinator kegiatan Labsos, PPK P2K
Rabu, 5 Agustus Di Jakarta
Rapat koordinasi keuangan (Deputi sebagai KPA)
Deputi, Ketua dan anggota PME IPSK, PPK, Tim Keuangan IPSK, Asdep
Selasa, 18 Agustus
Rapim IPSK Deputi, Kapus, Ketua & anggota PME, IPSK, Asdep
Jumat, 21 Agustus
Workshop Kegiatan Labsos
Deputi, Kapus P2K &P2E, Ketua & anggota PME IPSK, Asdep, koordinator kegiatan Labsos, PPK P2K
Senin, 7 Sep Monev Kegiatan JISSH Deputi, Ketua PME IPSK, Asdep, PPK P2E, Pengelola JISSH
Senin - Rabu, 14-16 Sept Di Subang
Koordinasi kegiatan Labsos
Tim koordinasi Labsos, Kapus & staff TTG Subang
Senin, 28 Sept Rapat Klirens Etik Deputi, Asdep, tim Klirens Etik IPSK
Senin, 12 Okt Di Jakarta
Rapat Koordinasi Labsos
Deputi, Tim Koordinasi Labsos
Kamis, 15 Okt Di Ligarmukti
FGD Labsos dengan Dinas Pariwisata
Deputi, tim koordinasi Labsos, Tim Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor, Tim pioneer, aparat dan masyarakat desa Ligarmukti
98 |
Senin, 16 Nov Rapat koordinasi keuangan (Deputi sebagai KPA)
Deputi, Ketua dan anggota PME IPSK, PPK, Tim Keuangan IPSK, Asdep
Kamis, 3-5 Des Di Yogyakarta
Sosialisasi kegiatan Labsos di Bappeda Gunung Kidul dan Bantul
Tim koordinasi Labsos
Senin, 14 Des Rapim IPSK Deputi, Kapus, Ketua & anggota PME, IPSK, Pejabat eselon 3, Asdep
Selasa, 15 Des Workshop dan Sosialisasi Kegiatan Labsos
Deputi, Kapus, peneliti IPSK, koordinator kegiatan Labsos, aparat desa, tim pioneer & pengurus Bumdes Ligarmukti, stakeholders
Jumat, 18 Desember Di Ligarmukti
Sosialisasi dan panen ikan hasil uji di Labsos
Deputi, Kapus P2K, P2SDR, P2E, Limnologi, Pusinov, tim koordinasi Labsos, stakeholder, aparat dan masyarakat desa Ligarmukti