BAB I PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, yang pada akhirnya adalah agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai dengan penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup yang sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas secara adil dan merata, sesuai dengan kebijaksanaan umum yang mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2010 yang lalu. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka salah satu kebijaksanaan umum adalah peningkatan manajemen pembangunan kesehatan, manajemen upaya kesehatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penilaian yang diselenggarakan secara sistematis untuk menjamin upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Manajemen tersebut didukung oleh sistem informasi yang handal guna menghasilkan keputusan dan cara kerja yang efisien. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, yang pada akhirnya adalah agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai dengan penduduk yang
hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup yang sehat serta memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas secara adil dan
merata, sesuai dengan kebijaksanaan umum yang mengacu kepada Visi Indonesia Sehat
2010 yang lalu.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka salah satu kebijaksanaan
umum adalah peningkatan manajemen pembangunan kesehatan, manajemen upaya
kesehatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penilaian
yang diselenggarakan secara sistematis untuk menjamin upaya kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh. Manajemen tersebut didukung oleh sistem informasi yang handal
guna menghasilkan keputusan dan cara kerja yang efisien.
Dengan sistem informasi kesehatan yang terpadu dalam rangka meningkatkan
daya guna manajemen pembangunan kesehatan maka informasi yang ada perlu
dikembangkan dalam rangka mendukung kelancaran proses manajemen institusi
kesehatan di berbagai administrasi termasuk di tingkat puskesmas.
Sistem pencatatan dan pelaporan stratifikasi puskesmas (SP2TP) secara
potensial dapat menunjang proses manajemen puskesmas. Namun berbagai data yang
tersedia belum dapat dimanfaatkan secara optimal, dan kapasitas sumber daya yang
1
terbatas di puskesmas tidak memungkinkan untuk dapat memanfaatkan data secara
optimal.
Untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan berbagai upaya ke arah yang lebih
baik sesuai dengan kebutuhan, terutama bagi pihak yang berkompeten dan
berkepentingan dalam pengambilan keputusan, maka penyusunan profil kesehatan
merupakan alternatif yang menjadi pilihan.
Penyusunan buku Profil Kesehatan Puskesmas Rappokalling Kecamatan Tallo
Kota Makassar tahun 2015 disajikan dalam bentuk yang sederhana, dilengkapi dengan
tabel dan lampiran dengan harapan dapat lebih mudah dibaca oleh berbagai kalangan.
Secara sistematis penyusunan profil kesehatan Puskesmas Rappokalling
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya laporan tahunan
di Puskesmas Rappokalling Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun 2015
2. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling
Gambaran secara umum wilayah kerja Puskesmas Rappokalling, yang
meliputi keadaan geografi Kecamatan Tallo, menyangkut letak dan luas wilayah
kerja Puskesmas Rappokalling, keadaan penduduk seperti jumlah penduduk,
fertilitas, kepadatan penduduk dan tingkat pendidikan.
3. Visi dan Misi Puskesmas Rappokalling
Menguraikan secara ringkas visi dan misi beserta 14 kegiatan pokok dan 7
unit tugas yang dilaksanakan di Puskesmas Rappokalling.
2
4. Pencapaian Pembangunan Kesehatan di Puskesmas Rappokalling
Bab ini berisi tentang penyajian hasil-hasil yang dicapai dalam
pembangunan kesehatan oleh Puskesmas Rappokalling Kecamata Tallo dalam
rangka mencapa derajat kesehatan yang lebih baik. Hasil yang dicapai disajikan
dalam bentuk narasi terhadap indikator-indikator di bidang derajat kesehatan,
perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan, pelayanan (termasuk sumber daya
kesehatan) dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa komparatif.
5. Kinerja Pembangunan Kesehatan
Menyajikan kegiatan-kegiatan multi sektor yang dilaksanakan dalam rangka
mencapai derajat kesehatan, meliputi kinerja dari kegiatan-kegiatan sektor
kesehatan dan kinerja dari kegiatan sektor-sektor terkait.
6. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pembahasan yang ada, disimpulkan masalah-masalah yang
dihadapi di Puskesmas Rappokalling dengan memperhitungkan faktor-faktor
pendukung/penyebab timbulnya masalah-masalah kesehatan tersebut.
Dengan demikian diharapkan gambaran permasalahan yang ada akan
mendapatkan perhatian yang besar dalam rangka upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling.
7. Kepustakaan
Semua dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun Profil
Kesehatan Puskesmas Rappokall
ing Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun 2015 dicantumkan dalam
kepustakaan.
3
8. Lampiran
Lampiran yang ada disajikan dalam bentuk foto yang menggambarkan
keadaan Puskesmas Rappokalling, baik berupa sarana dan fasilitas yang tersedia
maupun kegiatan-kegiatan keseharian di Puskesmas Rappokalling.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografi
Puskesmas Rappokalling terletak di Kecamatan Tallo Kota Makassar dengan
luas wilayah kerja kurang lebih 3,03 km2. Dari empat kelurahan yang masuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Rappokalling terdapat 22 ORW dan 119 ORT.
Kecamatan Tallo merupakan daerah perkotaan yang sebagian wilayahnya berada
pada daerah aliran Sungai Tallo. Sarana transportasi cukup memadai hanya saja
jarak tempuh yang agak jauh dan kondisi jalan yang kurang baik sehingga
membutuhkan waktu dan biaya yang lebih untuk mencapai lokasi Puskesmas
Rappokalling maupun Puskesmas Pembantu.
Pemanfaatan potensi lahan dan alih fungsi lahan yang terjadi sedemikian
rupa, akan membawa pengaruh terhadap kondisi dan perkembangan sosial
ekonomi serta keamanan masyarakat. Lahan yang terletak di tepi laut di beberapa
bagian berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk. Hal demikian akan
membawa pengaruh pada urbanisasi, status gizi, pola dan jenis penyakit serta
kondisi lingkungan pemukiman yang sebagian daerahnya dilanda banjir pada
waktu musim hujan.
5
Luas wilayah kerja Puskesmas Rappokalling dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah ORW/ORT Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling
Tahun 2015
Sumber : Badan statistik , 2015
Puskesmas Rappokalling mempunyai wilayah kerja yang unik dimana
wilayah kerjanya terbagi dua karena dipisahkan oleh wilayah kerja Puskesmas
Kaluku Bodoa dan Puskesmas Jumpandang Baru.
Wilayah kerja yang pertama yaitu Kelurahan Rappokalling dan
Kelurahan Tammua yang memiliki batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rappojawa dan Sungai
Sinassara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Karuwisi Utara
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karuwisi Utara
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Rappojawa
6
No. Kelurahan Luas (Ha) ORW ORT
1. Tammua 92 6 27
2. Rappokalling 89,23 5 39
3. Buloa 61 6 27
4. Tallo 61 5 26
Jumlah 303,23 22 119
Wilayah kerja yang kedua yaitu Kelurahan Buloa dan Kelurahan Tallo
dimana pada Kelurahan Buloa terdapat Puskesmas Pembantu (PUSTU) dengan
dua orang tenaga kesehatan. Adapun wilayah ini memiliki batas-batas sebagai
berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Makassar
- Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Tallo
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Jumpandang Baru
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kaluku Bodoa
Peta wilayah kerja Puskesmas Rappokalling yang meliputi wilayah
Kecamatan Tallo dengan empat kelurahan dapat dilihat pada lampiran 1.
B. Keadaan Penduduk
Kependudukan merupakan permasalahan yang dihadapi dewasa ini
menyangkut jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk
dan arus urbanisasi dengan segala dampak sosial ekonomi dan keamanan, dan
menjadi keharusan untuk mengendalikan angka kelahiran dan kematian.
Pembahasan mengenai kependudukan mencakup masalah pertumbuhan
penduduk, kepadatan penduduk dan struktur penduduk menurut kelompok umur.
1. Pertumbuhan penduduk/Jumlah Penduduk
Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan, 143
Kelurahan, 936 RW dan RT. Jumlah Penduduk kota Makassar tahun 2014
sebesar jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,64 %, sedangkan laju
pertumbuhan Kota Makassar periode tahun 2014 sebesar 1,46%. Tingginya
laju pertumbuhan Kota Makassar diakibatkan oleh posisi Kota Makassar
7
sebagai pusat pendidikan, ekonomi, perdagangan dan pusat perindustrian.
Adapun deskripsi umum Kota Makassar di kota Makasssar dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 DESKRIPSI UMUM KOTA MAKASSAR TAHUN 2015
Luas Wilayah 175,77 Km2
Jumlah Kecamatan 14 Kecamatan
Jumlah Kelurahan 143 Kelurahan
Jumlah RW 933 RW
Jumlah RT
Jumlah Penduduk (Keadaan Desember 2009) 1.173.107 Jiwa
Jumlah Penduduk Laki-Laki 578.416 Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan 594.691 Jiwa
Tingkat Kepadatan Penduduk 6.525 Jiwa/km2
Laju Pertumbuhan Penduduk (Tahun 2008 s/d 2009) 1,22 %
Laju Pertumbuhan Ekonomi 7,16 %
Upaya menahan laju pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui
pengendalian tingkat kelahiran dan penurunan angka kematian (bayi, anak
balita dan ibu). Adapun jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Rappokalling pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.2.
8
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling Tahun 2015
No
.Kelurahan
Jumlah (per jenis
kelamin) Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Rappokalling 7379 7433 14.812
2. Tammua 4.998 4.796 9.794
3. Buloa 4.089 3.908 7.997
4. Tallo 4.083 4.108 8.191
Jumlah 20.549 20.245 40.794
Sumber : Badan statistik, 2015
2. Kepadatan Penduduk
Keadaan penduduk sangat berpengaruh terhadap tingkat
kesejahteraan rakyat khususnya kesejahteraan anak dan masalah sosial
ekonomi. Hal ini terjadi karena faktor gizi yang berhubungan dengan
lingkungan, perumahan, sanitasi serta munculnya berbagai wabah penyakit.
Di samping itu bertambahnya kepadatan penduduk sebagai tanda
perkembangan suatu daerah.
Berdasarkan Profil Kesehatan Tahun 2015, kepadatan penduduk Kota
Makassar tidak merata di tiap kecamatan yaitu 69.137 jiwa/KM2. Berikut ini
terdapat tabel perbandingan Jumlah Rumah dan Jumlah Kepala Keluarga
9
sebagai gambaran kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Rappokalling .
Tabel 3Tabel Perbandingan Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Rumah di
Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling tahun 2015
NoNama Kelurahan
Jumlah Kepala Keluarga
JumlahRumah
1. Rappokalling 3.394 2.835
2. Tammua 2.187 1.202
3. Buloa 1.787 1.449
4. Tallo 1.772 1.518
Jumlah 9.137 7.004
Sumber : Badan Statistik, 2015
3. Struktur Penduduk Menurut Umur
Meningkatnya laju pertumbuhan akan mempengaruhi struktur
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling. Berikut ini terdapat