1 Laporan Tahunan 2016 IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tahun 2016 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya seperti Rabies dan Nematoda Systa Kuning (NSK). Sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK telah terimplementasi dalam program dan kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai upaya pencapaian visi dan misi. Dalam rangka menjalankan tupoksinya, tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah melakukan tindakan karantina pertanian antara lain Tindakan Karantina Hewan berupa pemeriksaan hewan terdiri dari Domestik Masuk: Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditas antar area berupa Hewan sebanyak 11.474.71 Ekor dengan frekuensi 4.129 kali; Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak 4.887.216 Kg dengan frekuensi 3.124 kali, 4.586 lembar dengan frekuensi 693 kali dan 1.478.700 butir dengan frekuensi 31 kali; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 193.713 Kg dengan frekuensi 403 kali; dan Benda lain sebanyak 5.358.003 Kg dengan frekuensi 244 kali dan 17.658 Collie dengan frekuensi sebanyak 126 kali. Domestik Keluar: Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok berupa Hewan sebanyak 4.057.422 Ekor dengan frekuensi 2.027 kali; Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak 50.157 Kg dengan frekuensi 1.824 kali, 8.350 lbr dengan frekuensi 14 kali, 13.500 butir dengan frekuensi 4 kali; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 kg dengan frekuensi 36 kali; dan Benda Lain sebanyak 2.479.240 Kg dengan frekuensi 953 kali, dan 7 Collie dengan frekuensi 7 kali. Impor: Nihil dan Ekspor: Nihil. Tindakan pemeriksaan terhadap komoditas tumbuhan dan produknya terdiri dari Domestik Masuk: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 646.765 Kg dan 151.584 Batang dengan frekuensi 363 kali; Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebanyak 4.094.918 Kg, 91.436 Batang dengan frekuensi 1.403 kali; dan Hasil Tanaman Mati sebanyak 1.899.908 Kg dan 70 Batang dengan frekuensi 30 kali; dan Benda Lain nihil. Domestik Keluar: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak
71
Embed
LAPORAN TAHUNAN 2016 FINAL - mataram.karantina…mataram.karantina.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/05/LAPORAN... · Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 Laporan Tahunan 2016
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram tahun 2016 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan
tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya seperti Rabies dan Nematoda Systa
Kuning (NSK). Sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan
tersebarnya HPHK/OPTK telah terimplementasi dalam program dan kegiatan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai upaya pencapaian visi dan misi.
Dalam rangka menjalankan tupoksinya, tahun 2016 Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram telah melakukan tindakan karantina pertanian antara lain Tindakan
Karantina Hewan berupa pemeriksaan hewan terdiri dari Domestik Masuk:
Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditas antar
area berupa Hewan sebanyak 11.474.71 Ekor dengan frekuensi 4.129 kali;
Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak 4.887.216 Kg dengan frekuensi 3.124 kali,
4.586 lembar dengan frekuensi 693 kali dan 1.478.700 butir dengan frekuensi
31 kali; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 193.713 Kg dengan
frekuensi 403 kali; dan Benda lain sebanyak 5.358.003 Kg dengan frekuensi
244 kali dan 17.658 Collie dengan frekuensi sebanyak 126 kali. Domestik
Keluar: Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok
berupa Hewan sebanyak 4.057.422 Ekor dengan frekuensi 2.027 kali; Bahan
Asal Hewan (BAH) sebanyak 50.157 Kg dengan frekuensi 1.824 kali, 8.350 lbr
dengan frekuensi 14 kali, 13.500 butir dengan frekuensi 4 kali; Hasil Bahan
Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 kg dengan frekuensi 36 kali; dan Benda
Lain sebanyak 2.479.240 Kg dengan frekuensi 953 kali, dan 7 Collie dengan
frekuensi 7 kali. Impor: Nihil dan Ekspor: Nihil.
Tindakan pemeriksaan terhadap komoditas tumbuhan dan produknya terdiri
dari Domestik Masuk: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 646.765 Kg dan
151.584 Batang dengan frekuensi 363 kali; Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih
sebanyak 4.094.918 Kg, 91.436 Batang dengan frekuensi 1.403 kali; dan Hasil
Tanaman Mati sebanyak 1.899.908 Kg dan 70 Batang dengan frekuensi 30 kali;
dan Benda Lain nihil. Domestik Keluar: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak
2 Laporan Tahunan 2016
37.385 Kg dan 262.472 Batang dengan frekuensi 376 kali; Hasil Tanaman
Hidup Bukan Benih sebanyak 12.600.052 Kg dan 80.158 Batang dengan
frekuensi 9.560 kali; Hasil Tanaman Mati sebanyak 153.362 Kg dengan
frekuensi 95 Kali; dan Benda Lain sebanyak 62 Kg dengan frekuensi 1 kali.
Impor: sebanyak 0,24 Kg dengan frekuensi 1 kali dan Ekspor: sebanyak
136.056 Kg dengan frekuensi 127 kali.
Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, petugas karantina melakukan
tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK, OPTK yang dilalulintaskan baik
masuk maupun keluar dari Pulau Lombok (antar area maupun ekspor/impor) di
tempat pemasukan/pengeluaran (Pelabuhan Laut dan Penyeberangan Lembar,
Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan, namun
dalam hal-hal tertentu tindakan karantina dapat dilaksanakan diluar tempat
pemasukan/ pengeluaran (Pelabuhan Laut) yaitu di dalam instalasi maupun diluar
instalasi karantina karena :
1. Tidak tersedianya tempat, waktu dan fasilitas memadai untuk pelaksanaan
tindakan karantina di tempat pemasukan/pengeluaran.
2. Kondisi alat angkut (Truck) yang membawa media pembawa telah tertutup rapat
dengan terpal. Bila dilaksanakan tindakan karantina di pelabuhan akan
mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut dan berdampak
terganggunya arus penyeberangan.
3. Untuk komoditas tertentu seperti daging, DOC dan Tumbuhan/Hasil Tumbuhan
memerlukan pemeriksaan cepat dengan kondisi lingkungan sesuai.
Pemeriksaan karantina ditempat pemasukan/pengeluaran yang mengakibatkan
terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut akan berdampak terjadinya kerusakan
komoditas tersebut.
Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada pengguna jasa
memberikan jaminan bahwa komoditas yang diperiksa sehat dan layak dikonsumsi
dengan pemberian Sertifikat Kesehatan Hewan, Phytosanitary Certificate, Sertifikat
Sanitasi dan Sertifikat Pelepasan. Bila kondisi seperti ini tercapai, tentu komoditas
yang ada mampu bersaing di pasaran Domestik maupun Internasional yang pada
akhirnya pencapaian peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pelaku
usaha agribisnis dapat terwujud.
3 Laporan Tahunan 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Tahunan ini merupakan laporan yang rutin dibuat setiap tahun oleh
Unit Pelaksana Teknis Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan dan
non teknis (administrasi) selama setahun. Kegiatan perkarantinaan meliputi
Bactrocera occipitalis, Bactrocera papayae dan Bactrocera umbrosa dengan Metode
Pengamatan Morfologi. Pada tahun yang sama Laboratorium Karantina Tumbuhan
juga mengajukan penambahan raung lingkup yaitu Identifikasi Serangga Hama
Gudang Spesies Tribolium castaneum, Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus
mercatordengan Metode Pengamatan Morfologi.
Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Mataram mengikuti uji
banding yang diselenggarakan oleh:
1. BBKP Soekarno Hatta (tanggal 22-23 Februari 2016)
- Hasil uji banding pada deteksi bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae
dan Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (Cmm) menggunakan
metode ELISA mendapatkan hasil MEMUASKAN.
- Hasil uji banding pada Identifikasi Aphelenchoides besseyi Christie 1942
secara Morfologi mendapatkan hasil MEMUASKAN.
2. BKP Kelas I Balikpapan (tanggal 5-7 September 2016)
- Hasil Uji Banding Identifikasi Hama Gudang (Sitophilus oryzae, Sitophilus
zeamays dan Tribolium castaneum) secara Morfologi mendapatkan hasil
MEMUASKAN.
36 Laporan Tahunan 2016
- Hasil Uji Banding Identifikasi Mikologi/ Cendawan Helminthosporium solani,
Curvularia eragrostidis mendapatkan hasil MEMUASKAN
Untuk menjamin keabsahan unjuk kerja dan mutu hasil pengujian serta
memelihara kompetensi analis Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I
Mataram berdasarkan persyaratan teknis standar ISO/IEC 17025:2008 khususnya
pada klausul 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian maka perlu melakukan uji banding
antar laboratorium pada ruang lingkup terakreditasi serta yang akan diajukan untuk
penambahan ruang lingkup sebagai persyaratan terakreditasi. Uji banding dilakukan
dengan laboratorium lain (laboratorium peserta) yang dinilai kompeten di bidang
pengujian. Pada tahun 2016 ini kegiatan uji banding yang dilaksanakan dengan
ruang lingkup yaitu:
1. Identifikasi cendawan Helminthosporium solani.
2. Identifikasi cendawan Peronospora manshurica.
3. Identifikasi tungau Raoiella indica.
Peserta laboratorium yang mengikuti uji banding sebanyak 5 (lima)
Laboratorium yaitu: Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, BKP Kelas I
Denpasar, BKP Kelas I Jambi, BKP Kelas I Balikpapan dan BKP Kelas II Tarakan.
Keseluruhan Laboratorium peserta uji banding mendapatkan hasil MEMUASKAN.
Selain melasnakan kegiatan diatas, Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP
Kelas I Mataram melakukan pengujian. Frekuensi pengujian pada tahun 2016
dilakukan sebanyak 318 kali. Frekuensi pengujian tahun 2016 mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya, dimana frekuensi pengujian di tahun 2015 mencapai 386 kali
pengujian. Jumlah pengujian setiap bulannya bervariasi.
Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan tahun 2015
dan Tahun 2016
No. BulanFrekuensi (kali)
2015 2016
1. Januari 4 9
2. Februari 4 27
3. Maret 7 7
4. April 15 89
5. Mei 27 34
6. Juni 20 58
7. Juli 44 12
37
8. Agustus
9. September
10. Oktober
11. November
12. Desember
JUMALH
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaqtahun 2016
Untuk frekuensi pengujia
menunjukkan frekuensi pengujian terendah yaitu 7 kali dan pada bulan April
menunjukkan frekuensi pengujian tertinggi yaitu 89 kali. Pengujian yang dilakukan di
Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
meliputi pengujian media pembawa, pengujian hasil pemantauan OPT/OPTK serta
pengujian hasil pengambilan sampel (monitoring).
Grafik Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuha
Interpretasi Data dan Grafik:Kegiatan pengujian tertinggi pada bulan April 201
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
4 4 79
27
7
Laporan Tahunan 2016
94 24
September 39 8
94 20
November 12 19
Desember 26 11
JUMALH 386 318
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq
Untuk frekuensi pengujian laboratorium pada tahun 2016
menunjukkan frekuensi pengujian terendah yaitu 7 kali dan pada bulan April
menunjukkan frekuensi pengujian tertinggi yaitu 89 kali. Pengujian yang dilakukan di
Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
meliputi pengujian media pembawa, pengujian hasil pemantauan OPT/OPTK serta
pengujian hasil pengambilan sampel (monitoring).
Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Tahun 2015 dan 2016
Interpretasi Data dan Grafik:Kegiatan pengujian tertinggi pada bulan April 2016.
15
2720
44
94
39
94
127
89
34
58
12
24
8
20 19
Tahun 2015 Tahun 2016
Laporan Tahunan 2016
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system
n laboratorium pada tahun 2016 di bulan Maret
menunjukkan frekuensi pengujian terendah yaitu 7 kali dan pada bulan April
menunjukkan frekuensi pengujian tertinggi yaitu 89 kali. Pengujian yang dilakukan di
Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
meliputi pengujian media pembawa, pengujian hasil pemantauan OPT/OPTK serta
n Per Bulan
12
2619
11
38
Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai GolonganTarget Pengujian Tahun 2016
Golongan Target Uji
Serangga
Tungau
Cendawan
Bakteri
Nematoda
Virus
Gulma
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq systemtahun 2016
Grafik Persentase PengujianSesuai Target Pengujian Tahun 201
Interpretasi Data dan Grafik:Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 201adalah pengujian serangga sebesar 57,54virus dan gulma sebesar 0 %.
4.10.1. Monitoring dan Pengambilan Sampel
Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam
rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring
pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200 183
46
Laporan Tahunan 2016
Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai GolonganTarget Pengujian Tahun 2016
Golongan Target Uji Frekeensi (kali) Persentase
183 57,54
46 14,46
53 16,66
21 6,60
15 4,71
0 0
0 0
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system
Grafik Persentase Pengujian Laboratorium Karantina TumbuhanSesuai Target Pengujian Tahun 2016
Interpretasi Data dan Grafik:Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 2016 persentase tertinggiadalah pengujian serangga sebesar 57,54 % sedangkan terendah adalah pengujianvirus dan gulma sebesar 0 %.
4.10.1. Monitoring dan Pengambilan Sampel
Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam
rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring
pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana
4653
21 150
Laporan Tahunan 2016
Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Golongan
Persentase (%)
57,54
14,46
16,66
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system
Laboratorium Karantina Tumbuhan
persentase tertinggi% sedangkan terendah adalah pengujian
Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam
rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring berupa
pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana
0
39 Laporan Tahunan 2016
merupakan target ruang lingkup pengujian akreditasi laboratorium tumbuhan sesuai
SNI ISO/IEC 17025:2008. Hasil kegiatan monitoring/pengambilan sampel telah
dirangkum dalam hasil pengujian laboratorium.
4.10.2. Koleksi OPT/OPTK
Kegiatan koleksi yang dilakukan yaitu melaksanakan pembuatan dan
pengelolaan koleksi OPT/OPTK, berupa koleksi kering dan koleksi basah. Kegiatan
koleksi ini berdasarkan hasil intersepsi teknik operasional karantina, pemantauan
daerah sebar OPT/OPTK di Pulau Lombok serta monitoring/pengambilan sampel
tahun 2016. Koleksi meliputi 20 buah koleksi kering dari kelompok serangga hama
gudang, 66 buah koleksi kering dari kelompok serangga lalat buah, 20 buah slide
preparat dari kelompok tungau, 55 buah slide preparat dari kelompok cendawan,
11 buah koleksi kering media pembawa dan 1 buah koleksi basah (herbarium) gejala
penyakit tumbuhan.
40 Laporan Tahunan 2016
BAB V
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
Dengan semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat,
tentu mempunyai konsekwensi logis terhadap perkembangan dan peningkatan arus
lalulintas alat angkut udara, laut maupun darat. Kondisi seperti itu tidak dipungkiri
membuat terjadinya peningkatan arus bongkar muat barang dan manusia. Bila
fungsi pengawasan tidak mendapat penanganan yang serius oleh petugas karantina
di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan Pemerintah, maka akan
memiliki potensi besar beresiko masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit
Hewan Karantina) / OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) serta
terjadinya perdagangan satwa-satwa dilindungi. Kekayaan alam dan kelestarian
sumber daya alam yang tidak terjaga dan terawasi dengan baik dapat beresiko
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar dan berpengaruh terhadap kondisi
sosial masyarakat secara luas dan nyata.
Operasional pengawasan sebagai implementasi pelaksanaan fungsi
perkarantinaan dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perkarantinaan antara
lain Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan dan
peraturan-peraturan lain yang relevan.
Sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada
Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia, Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram diberikan mandat dan tanggungjawab strategis
sebagai instansi pelaksana fungsi pengawasan perkarantinaan lalulintas komoditas
pertanian dipintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Pemerintah di Pulau Lombok. Serangkaian tugas pokok tersebut dilakukan oleh
petugas karantina didalam upaya memberikan perlindungan pada sumber daya alam
hayati/hewani melalui tindakan mencegah masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan
Penyakit Hewan Karantina) serta OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina) dari Luar Negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia; antar
area/antar pulau di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia serta mencegah
41 Laporan Tahunan 2016
keluarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar
Negeri.
Kegiatan pengawasan terkait pencegahan masuk dan tersebarnya
MPHPHK serta MPOTK dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan Pemerintah. Tetapi resiko pelanggaran lalulintas bongkar muat
barang serta manusia yang berdampak masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK bisa
saja terjadi dengan alat angkut perairan melalui tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan disepanjang pantai Pulau Lombok.
Pengawasan pada tempat yang belum ditetapkan perlu mendapat perhatian dari
semua pihak termasuk instansi teknis terkait.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam mengemban tanggung
jawab fungsi pengawasan, berupaya melakukan pengawasan di tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan melalui kegiatan Patroli secara
reguler dengan tujuan untuk memberi keyakinan bahwa tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan tidak dipergunakan sebagai tempat
bongkar muat media pembawa yang beresiko mengancam kelestarian sumberdaya
alam hayati/hewani di Pulau Lombok melalui masuk dan tersebarnya penyakit
hewan/tumbuhan karantina. Pelaksanaan koordinasi dengan Instansi terkait dan
Pemerintah Daerah terus diupayakan meningkatkan fungsi pengawasan agar
program pemerintah khususnya program Pemerintah Daerah dibidang peternakan
dan pertanian dapat berjalan dengan optimal. Selain fungsi pengawasan untuk
pelaksanaan perkarantinaan, fungsi pengawasan juga mempunyai peran luas dan
melekat pada semua aspek kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
melaksanakan berbagai kegiatan yang berdaya guna dengan penerapan SMM
Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram meliputi :
A. Sarana Tidak Bergerak
1. Tanah
a. Tanah di Lembar seluas 10.010 m2 telah bersertifikat hak pakai nomor: 4
dipergunakan untuk Kantor Induk, Laboratorium Karantina Hewan, Kantor
Wilker Lembar, Musholla, Garasi/Parkir, Gudang Besar, Tempat Penyuntikan
Sapi, Kandang, Kelder, Bangunan Tempat Turun Hewan, Lapangan
tenis/volly, Bangunan/Rumah Genset, dan Pos Jaga Satpam dan Pos Jaga
Lalu Lintas Komoditas. Tanah seluas 407 m2 dipergunakan untuk pos jaga
tanah telah berstatus hak pakai nomor: 19 tanggal 30 September 2009 dan
tanah 1.000 m2 dipergunakan untuk Laboratorium Karantina Tumbuhan.
b. Tanah di Seruni-Mataram seluas 530 m2 dipergunakan untuk gedung arsip
telah bersertifikat hak pakai nomor: 01 tanggal 31 Desember 2016; tanah
seluas 473 m2 di Selaparang dipergunakan untuk Kantor Wilker Eks. Bandara
Selaparang bersertifikat hak pakai nomor: 97 tanggal 17 September 2016;
dan tanah rumah dinas seluas 452 m2 bersertifikat hak pakai nomor: 76
tanggal 31 Mei 1994.
c. Tanah di Lombok Timur seluas 2.934 m2 dipergunakan untuk bangunan Pos
Jaga Wilker Labuhan Lombok dengan sertifikat hak pakai nomor: 3 tanggal 4
Mei 1985. Tanah seluas 3.278 m2 dipergunakan untuk gedung kantor Wilker
Labuhan Lombok, Kandang dan Pos Jaga dengan sertifikat hak pakai nomor:
57 tanggal 17 April 2014.
2. Bangunan
Bangunan gedung kantor permanen sebanyak 6 unit, gudang tertutup
permanen sebanyak 1 unit, gudang bengkel/hanggar semi permanen sebanyak 1
unit, gedung laboratorium sebanyak 2 unit, tempat ibadah permanen sebanyak 1
unit, pos jaga keamanan sebanyak 7 unit, garasi/pool semi permanen sebanyak 1
unit, tempat pembakaran bangkai hewan permanen sebanyak 2 unit, lantai jemur
permanen sebanyak 1 unit, kandang sebanyak 2 unit, gedung tempat kerja lainnya
53 Laporan Tahunan 2016
sebanyak 5 unit, tempat parkir terbuka permanen sebanyak 1 unit, rumah dinas 1
unit dan tugu/tanda batas administrasi kepemilikan sebanyak 2 unit.
2. Sarana Bergerak
Untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram ditunjang dengan 8 (delapan) unit kendaraan roda empat
dan 30 (tiga puluh) unit kendaraan roda dua serta sarana dan prasarana bergerak
lainnya.Untuk lebih jelasnya daftar inventaris barang-barang milik kekayaan negara
BKP Kelas I Mataram tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 13.
6.3 Sumber Daya Manusia
6.3.1 Keadaan Pegawai
Keadaan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sampai dengan
tanggal 31 Desember 2016 seluruhnya berjumlah 119 (seratus sembilan belas)
orang yang terdiri dari 5 orang pejabat struktural, 65 orang pejabat fungsional
khusus, 20 orang tenaga fungsional umum dan dibantu 29 orang tenaga harian
lepas.
Sedangkan ditinjau dari ruang gaji / golongan saat ini terdiri dari 3 orang
golongan IV/b; 2 orang golongan IV/a; 8 orang golongan III/d; 15 orang golongan
III/c; 13 orang golongan III/b; 11 orang golongan III/a; 18 orang golongan II/d;
6 orang golongan II/c; 0 orang golongan II/b dan 13 orang golongan II/a; dan 1 orang
golongan I/c. Data pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat
pada lampiran 14.
6.3.2 Mutasi / AlihTugas
Dalam tahun anggaran 2016, Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram yang mutasi / alih tugas sebanyak 5 (lima) orang. Data mutasi / alih
tugas dapat dilihat pada lampiran 15.
6.3.3 Pendidikan dan Pelatihan
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
khususnya pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tiap tahunnya selalu
diikutkan dalam pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh Badan Karantina
Pertanian atau instansi lain.
54 Laporan Tahunan 2016
Untuk tahun 2016 kegiatan pelatihan yang diadakan secara internal adalah
pelaksanaan inhouse training untuk tenaga laboratorium, kegiatan ini diikuti oleh 20
orang peserta dari laboratorium karantina hewan dan laboratorium karantina
tumbuhan.
6.3.4 Kenaikan Pangkat
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapat kenaikan
pangkat tahun 2016 sebanyak 23 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 16.
6.3.5 Kenaikan Gaji Berkala
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapatkan
kenaikan gaji berkala tahun 2016 sebanyak 38 orang untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 17.
6.4. Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dan Sumber
Daya Manusia
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan
perkarantinaan dan Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkup Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram, telah dilakukan beberapa upaya berikut ini :
a. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008
Kondisi dan dinamika lingkungan yang cenderung terus meningkat dengan
sangat cepat dan pesat di bidang ilmu pengetahuan teknologi transportasi dan
komunikasi membawa pengaruh meningkatnya volume dan frekuensi lalu lintas
manusia, barang, jasa, hewan dan produknya baik antar pulau di dalam suatu
negara maupun antar negara yang kemudian pada gilirannya dapat
menyebabkan ancaman terhadap resiko masuk dan menyebarnya hama
penyakit yang melampaui batas negara.
Oleh karena itu penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah upaya pencegahan
masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan dari luar
negeri, dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari
dalam wilayah Negara Republik Indonesia, perlu meningkatkan perannya sejalan
dengan perkembangan tersebut diatas dan prospek karantina kedepan yang
55 Laporan Tahunan 2016
semakin strategis. Kondisi faktual ini secara sistematis perlu ditindaklanjuti
dengan menetapkan kebijakan yang programnya antara lain adalah peningkatan
kualitas sumber daya manusia karantina, peningkatan sarana dan prasarana,
serta penyelenggaraan pelayanan karantina dengan sistem manajemen mutu
yang berstandar internasional mengacu pada ISO 9001.
Penyelenggaraan pelayanan Karantina dengan sistem manajemen mutu sudah
merupakan tuntutan global yang perlu diterapkan sebagai wujud clean
governance dan good governance service. Upaya penyelenggaraan karantina
melalui clean governance dan good governance service dilaksanakan dimulai
penyiapan sarana prasarana baik hardware maupun software yang memadai dan
diikuti dengan penyiapan sumberdaya manusia yang kompeten memiliki
integritas dan profesional yang handal menjadi fokus dalam kebijakan dan
penerapannya.
Implementasi dari SMM ISO 9001:2008 tersebut diatas diselaraskan dengan
peraturan perundangan Karantina Hewan dan Tumbuhan agar sejalan dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah mendapatkan sertifikat
akreditasi SMM ISO 9001:2008 yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) dengan Nomor Sertifikat: QMS/432 berlaku sampai dengan 21
September 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18.
b. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 17025 : 2008
Dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi terhadap arus lalulintas
HPHK dan OPTK antar negara dan antar area serta menjamin mutu hasil pengujian
laboratorium yang berstandarisasi SNI-ISO/IEC 17025:2008, Laboratorium Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram berkomitmen menjalankan sistem laboratorium
sesuai standar internasional SNI-ISO/IEC 17025:2008. Dengan menerapkan
ISO/IEC 17025:2008, laboratorium mampu memperagakan kemampuannya dalam
hal penerapan sistem manajemen mutu, kompeten secara teknis dan mampu
menyajikan hasil yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini telah
dibuktikan berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional (KAN) nomor
2203/3.a2/LP/04/15 tanggal 28 April 2015 yang memutuskan untuk memberikan
akreditasi kepada Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai Laboratorium
56 Laporan Tahunan 2016
Penguji dengan nomor akreditasi LP-901-IDN yang ditetapkan tanggal 22 April
2015 dan berlaku hingga 21 April 2019. Sertifikat ISO 17025:2008 dapat dilihat
pada lampiran 19.
Berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional nomor 1949/3.a2/LP/05/16
tanggal 4 Mei 2016 diputuskan sejak tanggal 20 April 2016, Laboratorium BKP Kelas
I Mataram memperoleh akreditasi penambahan ruang lingkup.
Ruang Lingkup Pengujian yang Terakreditasi
No. Jenis Ruang Lingkup
A Laboratorium Tumbuhan :
1. Identifikasi Morfologi Helminthosporium solani
2. Identifikasi Lalat Buah Spesies Bactrocera albistrigata, Bactroceracarambolae,Bactrocera caudata, Bactrocera cucurbitae, Bactroceramusae, Bactrocera occipitalis, Bactrocera papayae dan Bactroceraumbrosa dengan Metode Pengamatan Morfologi.
B Laboratorium Hewan :
1. Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp. pada Daging dan Telur
2. Deteksi Titer Antibodi Virus Avian Influenza.
Pada tahun yang sama, tahun 2016 laboratorium BKP Kelas I Mataram
mengajukan penambahan ruang lingkup pengujian ke KAN.
Penambahan Ruang Lingkup Tahun 2016
No. Jenis Ruang Lingkup
A Laboratorium Tumbuhan :
1. Identifikasi Serangga Hama Gudang Spesies Tribolium castaneum,Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus mercatordengan MetodePengamatan Morfologi.
B Laboratorium Hewan :
1. Identifikasi Trypanosoma sp. pada Preparat Ulas Darah secaraMikroskopis
Asesmen oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) telah dilaksanakan tanggal
21-22 November 2016. Proses asemen langsung didampingi oleh Manajer Puncak
sekaligus Kepala Balai. Kegiatan yang berlangsung 2 (dua) hari tersebut diikuti oleh
seluruh personel Laboratorium. Hasil asesmen ditemukan sebanyak 7
ketidaksesuaian kategori 2 terdiri dari 1 persyaratan manajemen dan 6 persyaratan
teknis. Diberi batas waktu perbaikan oleh KAN hingga 4 Maret 2017.
57 Laporan Tahunan 2016
Sesuai Kebijakan Mutu yang tertuang dalam dokumen Panduan Mutu,
laboratorium BKP Kelas I Mataram berkomitmen untuk:
1. Memberikan pelayanan kepada pelanggan melalui pemberian hasil pengujian
yang profesional dengan menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2008.
2. Laboratorium melaksanakan pengujian secara cepat, tepat, aman, konsisten,
transparan dan akuntabel sesuai dengan sasaran mutu yang telah ditetapkan.
3. Laboratorium selalu meningkatkan standar mutu pelayanan untuk semua aspek
kegiatan guna memenuhi kepuasan pelanggan.
4. Laboratorium didukung oleh personel yang berkualitas, terlatih dan profesional
serta peralatan, bahan dan metode pengujian yang memadai.
5. Laboratorium berkomitmen melaksanakan dan meningkatkan efektivitas sistem
manajemen mutu sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Sasaran Mutu laboratorium yang dicapai tahun 2016:
1. Kepuasan pelanggan laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan
dengan kriteria baik (2,51-3,25).
Laboratorium telah melaksanakan survei kepuasan pelanggan laboratorium
dengan cara menyebarkan kuisioner kepada pelanggan internal. Diperoleh nilai
rata-rata Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) mengalami peningkatan. Untuk
Laboratorium Hewanpada tahun 2015 nilai IKP sebesar 3,11 mengalami
peningkatan pada tahau 2016 menjadi 3,20(kategori baik) dan untuk
Laboratorium Tumbuhannilai IKP pada tahun 2015 sebesar 3,09 mengalami
peningkatan pada tahun 2016 menjadi 3,17 (kategori baik). Dengan demikian
menunjukkan bahwa mutu pelayanan laboratorium berpredikat BAIK dan telah
mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan serta mampu mempertahankan
kepuasan pelanggan.
2. Target waktu pengujian laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan
tercapai 95,5 %.
Pencapaian sasaran mutu hasil pengujian tahun 2016 pada Laboratorium
Hewan sasaran mutu tercapai 100% untuk ruang lingkup pengujian HA – HI AI
test, Salmonella sp. dan Trypanosoma sp. Laboratorium Tumbuhan sasaran
mutu tercapai 100% untuk ruang lingkup pengujian Helminthosporium solani ,
lalat buah Bactrocera papayae, B. carambolae, B. umbrosa, B. albistrigata, B.
cucurbitae, B. caudata, B. occipitalis, B. musae dan hama gudang Tribolium
castaneum, Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus mercator.
58 Laporan Tahunan 2016
3. Terlaksananya pelatihan personel sesuai denganprogram yang direncanakan.
Laboratorium telah melaksanakan pelatihan teknis pengujian untuk personel
laboratorium serta mengikuti magang di laboratorium lain (Fakultas Pertanian,
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). Pelatihan
yang telah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi terhadap efektifitas
pelatihan.Seluruh personel menunjukkan hasil yang memuaskan.Personel
Laboratorium Hewan telah mengikuti pelatihan sebanyak 3 kali (Magang