Laporan Tahun 2015 Distanbunhut Kab. Bandung 59 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN 4.1. Analisis Pengukuran Kinerja Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung maka perlu dilakukan pengukuran kinerja. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten dilakukan terhadap: (a) Tingkat pencapaian sasaran, yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkanberdasarkan Rencana kerja tahunan dan rencana strategis lima tahunan. (b) Kinerja kegiatan, yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari setiap kelompok indikator kinerja kegiatan, dan langkah-langkah kegiatan. Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan berupa masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran dan hasil. 4.1.1 Analisa Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2015 Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung tahun 2015, yang telah ditetapkan dalam Indikator kinerja utama, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan menetapkan beberapa langkah rencana tindak lanjut tahun 2015 ke dalam 12 program dan 23 kegiatan. Untuk mengevaluasi tingkat efektivitas program/kegiatan tersebut, indikator kinerja menjadi acuan penilaian sasaran strategis. Sasaran Strategis 1 Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan Provitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah meningkatnya swasembada pangan lokal melalui peningkatan lahan dan komoditas pangan unggulan lokal. Hal ini merupakan salah satu langkah perwujudan tercapainya ketahanan pangan sampai tingkat rumah tangga, terutama dalam keberlanjutan ketersediaan pangan. Keadaan ini dicirikan antara lain dengan tersedianya pangan yang cukup serta harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat dan
1
Embed
Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Hal ini disebabkan oleh masih adanya beberapa fa ktor pembatas yang dihadapi dan tentunya terus kami upayakan u ntuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Tahun 2015
i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Dengan berakhirnya tahun anggaran 2015 Dinas Pertanian, Perkebunan,
dan Kehutanan telah menyusun Laporan Tahunan tahun 2015 yang isinya
merupakan salah satu bentuk laporan tentang berbagai program/kegiatan/
proyek pembangunan khususnya pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung
selama tahun 2015.
Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bandung merupakan potret dari Performance sector pertanian di
Kabupaten Bandung yang merupakan resultante atau hasil dampak dari berbagai
upaya, program/kegiatan yang dilaksanakan oleh jajaran Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan mulai dari Kepala Dinas sampai dengan para petugas
tingkat lapangan (kecamatan dan desa) yang secara bersama-sama dengan para
petani/kelompok tani Kabupaten Bandung serta berbagai pihak terkait terus
berupaya tiada henti untuk mewujudkan ataupun melangkah menuju ke arah
tercapainya sasaran serta gambaran ideal sektor pertanian/agribisnis yang telah
dicita-citakan bersama dan dinyatakan dalam Visi Dinas Pertanian, Perkebunan
dan Kehutanan Kabupaten Bandung, yaitu “Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan agribisnis berkelanjutan berbasis
sumberdaya lokal menuju keunggulan bersaing global, maju, mandiri dan
berwawasan lingkungan”
Kami yakin bahwa apa yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung sampai dengan saat ini masih
jauh dari sempurna tentang arah/tercapainya Visi tersebut serta belum
sepenuhnya mampu mewujudkan seluruh aspirasi berbagai pihak yang terkait
(stakeholder) dengan pembangunan pertanian, khususnya masyarakat tani di
Kabupaten Bandung. Hal ini disebabkan oleh masih adanya beberapa faktor
pembatas yang dihadapi dan tentunya terus kami upayakan untuk dilakukan
penanganan dan pemecahan masalahnya guna perbaikan dan penyempurnaan di
tahun-tahun yang akan datang.
Laporan Tahun 2015
ii
Semoga Laporan Tahun 2015 ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta
pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan referensi, penilaian dan
informasi mengenai kegiatan pada sub sektor pertanian di Kabupaten Bandung.
Soreang, Januari 2016
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bandung
Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda
NIP. 19640923 199203 1 005
Laporan Tahun 2015
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i DAFTAR ISI ……………………………………………..…………………………… iii DAFTAR TABEL .…………………………………………………………………….. iii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………. iv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 1 1.2 Dasar-dasar Penyusunan Laporan ……………………………………. 2 1.3 Gambaran Umum SKPD 1.3.1 Susunan Organisasi …………………………………….......... 4 1.3.2 Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi …………… 7 1.4 Sumberdaya Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan …… 10 1.5 Permasalahan Utama (Strategic Issue) yang Dihadapi 1.5.1 Identifikasi Masalah ……………………………………………. 11 1.5.2 Isu-isu Strategis …………………………………………......... 17
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis 2.1.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Perkebunan dan
Kehutanan ………………………………………………………….
18 2.1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ………………… 19 2.1.3 Strategi, Kebijakan dan Penetapan Rencana Kinerja
Lima Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2010–2015 ……………………...........
20 2.1.4 Kerangka Kebijakan, Strategi dan Penentapan
Kinerja Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 ……………………………………....
27
BAB III TARGET PENDAPATAN DAN REALISASI ANGGARAN 3.1 Gambaran Umum Target Pendapatan dan Realisasi Anggaran 3.1.1 Anggaran Pendapatan ………………………………………... 49 3.1.2 Anggaran Belanja ………..…………………………………….. 49
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN 4.1 Analisis Pengukuran Kinerja 4.1.1 Analisa Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2015...... 59 4.2.2 Analisa Pencapaian Kinerja Kegiatan ………………....... 89 4.2 Analisa Pencapaian Struktur Ekonomi 94
BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Permasalahan dan Upaya Pemecahannya ………………………….. 99
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan............................................………………………….. 101 6.2 Saran.....................................................………………………….. 103
LAMPIRAN
Laporan Tahun 2015
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Sumber daya Aparatur Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Bandung…….........................................
10
Tabel 2.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja sampai dengan
Periode 2015..................................................…………………….
62 Gambar 4.3 Struktur Ekonomi Rumah Tangga Pertanian......................... 96
Laporan Tahun 2015
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Padi Sawah MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung................................................................................
104
Lampiran2. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Padi Ladang MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kab. Bandung...............
105
Lampiran3. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Padi MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.................
106
Lampiran4. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Jagung MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.................
107
Lampiran5. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kedelai MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
108
Lampiran6. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
109
Lampiran7. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
110
Lampiran8. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Ubi Jalar MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
111
Lampiran9. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Stroberi Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
112
Lampiran 10. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Tomat Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
113
Lampiran 11. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Cabe Besar Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
114
Lampiran 12. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Cabe Rawit Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
115
Lampiran 13. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
116
Laporan Tahun 2015
viii
Lampiran 14. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kubis Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
117
Lampiran 15. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kentang Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
118
Lampiran 16. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Sayuran Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
119
Lampiran 17. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Alpukat Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
120
Lampiran 18. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Durian Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
121
Lampiran 19. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Pisang Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
122
Lampiran20. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Jambu Biji Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
123
Lampiran21. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Hias Anggrek Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
124
Lampiran22. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Hias Krisan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
125
Lampiran23. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Hias Sedap Malam Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
126
Lampiran24. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
127
Lampiran25. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Jahe Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
128
Lampiran26. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Laos/Lengkuas Tahun 2015 Kab. Bandung.......
129
Lampiran27. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Kencur Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
130
Lampiran28. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Pace/Mengkudu Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
131
Lampiran29. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Kapolaga Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
132
Lampiran30. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Teh Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
133
Laporan Tahun 2015
ix
Lampiran31. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Kopi Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
134
Lampiran32. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Cengkeh Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
135
Lampiran33. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Tembakau Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......
136
Lampiran34. Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Bandung Tahun 2015
137
Lampiran35. Penggunaan Lahan Kabupaten Bandung .......................... 138
Lampiran36. Nama dan Jumlah Kecamatan/Desa/Kelurahan di Kabupaten Bandung Tahun 2015 .........................................
139
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bandung
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelaksanaan kegiatan tahun 2015 diarahkan menjaring kerjasama dan
kemitraan di antara para pelaku yang terlibat dalam pembangunan pertanian
perkebunan, dan kehutanan. Bahwa sebagai salah satu upaya mengevaluasi
kinerja pelaksanaan pembangunan dan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan
pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung
jawab serta untuk memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan
instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance yang
merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dan untuk mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.
Disamping itu, sesuai yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2013 tentang
Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Laporan Tahun, bahwa Laporan
akuntabilitas kinerja dan Laporan Tahun merupakan kewajiban dari setiap
instansi pemerintahan pada akhir tahun berlaku sebagai laporan
pertanggungjawaban secara sistematik dan melembaga. Laporan tersebut untuk
mengukur seberapa jauh tingkat kinerja dan keberhasilan pencapaian sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan dan tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan
Instansi Pemerintahan.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Bandung menyusun Laporan Kinerja (LKIP) dan juga
Laporan Tahun (LAPTAH) 2015, sebagai upaya pertanggungjawaban keuangan
dan kinerja dinas untuk menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
organisasi yang terkait dengan pembangunan pertanian, perkebunan, dan
kehutanan yang tertuang dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2015 dan Renja
tahun 2015. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja tersebut dapat digunakan
sebagai barometer Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan dalam
memprediksi, memproyeksi, dan conjectures program/kegiatan di tahun-tahun
berikutnya, secara efektif, efisien dan responsif.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung 2
1.2. Dasar-dasar Penyusunan Laporan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) dan Laporan
Tahun 2015 mempertimbangkan landasan hukum, sebagai berikut:
a. Landasan Idiil Pancasila
b. Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
c. Landasan Operasional :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400).
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penylenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4124
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung 3
13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
14. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
15. Kepmendagri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman
Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD).
16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor
28 Tahun 2010; Nomor 0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK 95/PMK
07/2010, tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014.
17. Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan dan program pemanfaatan hutan
Peningkatan kewirausahaan masyarakat kehutanan melalui pendidikan informal
Masih berkaitan dengan dimensi institusional, permberdayaan masyarakat
dalam rangka pembangunan sektor perkebunan dan kehutanan merupakan
komponen yang paling relevan mengingat konflik sumberdaya yang sering timbul di
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
30
kedua subsektor ini. Pada subsektor perkebunan, peningkatan kapasitas pekebun-
pekebun berskala kecil dan buruh perkebunan dapat dilakukan melalui optimasi
penggunaan isu corporate social responsibility pada perusahaan perkebunan berskala
besar; termasuk di dalamnya perusahaan perkebunan milik pemerintah.
Di dalam sub sektor kehutanan, optimasi pemanfaatan hutan dapat dilakukan
dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat, terutama masyarakat pinggiran
hutan. Dengan rekayasa kelembagaan, diharapkan masyarakat menjadi aktif dalam
melakukan kegiatan konservasi serta mengalihkan ekstraksi sumberdaya hutan
menjadi bentuk-bentuk jasa lingkungan. Rekayasa kelembagaan tersebut dapat
diinisiasi dengan mengidentifikasi hukum adat atau norma yang berlaku lokal.
Selanjutnya, penentuan pengelolaan hutan dapat diformulasikan bersama-sama
seluruh stakeholders primer; sementara peningkatan kapasitas kelembagaan dapat
dilakukan melalui beragam bentuk pendampingan dan advokasi.
(d) Kebijakan yang berdasarkan Pengelolaan Lingkungan
Target pencapaian pembangunan pertanian dan kehutanan berkelanjutan
sebagaimana diuraikan di atas akan sangat dipengaruhi oleh fenomena perubahan
iklim yang telah menjadi isu global dan sangat berdampak terhadap kelangsungan
pembangunan di masa yang akan datang. Perlu upaya mengurangi dampak negatif
perubahan iklim terhadap sumberdaya dan sistem produksi pertanian serta terhadap
sosial ekonomi petani dan juga peningkatan kualitas lingkungan, terutama kualitas
lahan dan hutan. Oleh karena itu, untuk menyiapkan antisipasinya diperlukan analisis
tentang kerentanan dampak perubahan iklim, inventarisasi dan delineasi wilayah
yang terkena dampak, serta penyusunan road map rencana aksi adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim dan lingkungan. Kebijakan ini tahun 2014, dilaksanakan
melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Pembangunan pertanian didesain dengan mencermati perkembangan
lingkungan global sebagai respon terhadap pembangunan yang menyeluruh di
bidang lain di dalam ekonomi nasional. Kenaikan standar hidup, perkembangan
teknologi termasuk di dalamnya bioteknologi, serta perkembangan pasar domestik
dan pasar dunia merupakan faktor yang mendorong tumbuh kembangnya pertanian
modern sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan
pertanian modern yang dimaksud adalah pembangunan pertanian melalui
pembangunan agribisnis dan agroindustri dengan penguatan pola kemitraan usaha
tani dari industri hulu sampai industri hilir.
Di dalam memandang perencanaan pembangunan pertanian sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan petani, pembangunan harus diarahkan agar penduduk
desa yang relatif miskin dapat menikmati buah dari kemajuan pembangunan
nasional dan dapat memberdayakan dirinya sendiri untuk berpartisipasi secara penuh
di dalam proses pembangunan. Pemberdayaan itu juga diarhakan ke dalam suatu
proses di mana rakyat dapat bergerak untuk memanfaatkan kesempatan-
kesempatan yang tersedia yang disiapkan untuk memperbaiki kualitas hidup secara
bertahap.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
31
Saat ini terdapat kecenderungan dan perubahan paradigma untuk mendesain
pembangunan pertanian atas dasar perubahan dan perkembangan teknologi dan
mekanisme pasar. Perubahan ini mendorong keseluruhan sektor ikut harus mampu
mengubah arah dan strategi pembangunan termasuk di sektor pertanian.
Berdasarkan pertimbangan kondisi, potensi sumberdaya domestik, serta
peluang yang dimiliki, maka dapat dibuat arah pembangunan pertanian pada masa
datang di Kabupaten Bandung dengan tetap memperhatikan pola perubahan yang
terjadi di sepanjang proses kegiatan agribisnis melalui program kerja Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.
Setiap program/kegiatan yang direncanakan ditujukan untuk mencapai
Rencana Kerja Lima Tahunan yang dievaluasi setiap tahun. Lebih lanjut, untuk
mencapai sasaran lima tahunan tersebut, perlu ditetapkan Rencana Kerja Tahunan.
Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari Rencana Kinerja Lima
Tahunan. Strategis pencapaian sasaran dan tujuan tahunan dirancang ke dalam
program/kegiatan tahunan. Pada tahun 2015, Dinas Pertanian Perkebunan dan
Kehutanan menyusun Rencana Tindak ke dalam 8 program dan 22 kegiatan. Berikut
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2015, antara lain (tabel 2.3):
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung 32
Tabel 2.3. Penetapan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
PROGRAM/KEGIATAN
Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal
1. Jumlah Pencapaian Produktivitas : - Padi (kuintal/ha)
62,62
1. Pengembangan Intensifikasi Padi Palawija 2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil 3. Pengembangan Diversifikasi Pangan 4. Pengembangan Perbenihan/Pembibitan 5. Penyusunan Database Produk Pangan 6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi
Tepat Guna Pertanian/Perkebunan 7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Teknologi
Pertanian/Perkebunan Tepat Guna 8. Pengembangan Intensifikasi Padi Palawija
(Bantuan Gubernur) 9. Pemeliharaan Rutin berkala Sarana dan
Prasarana Teknologi Pertanian tepat Guna (DAK)
10. Pemeliharaan Rutin berkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian tepat Guna (WISMP-LOAN)
11. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna
- Jagung (kuintal/ha) - Ubi Kayu (kuintal/ha)
64,39 197,40
2. Jumlah Kelompok yang telah memiliki sertifikat organik (Kel) 3
3. Tingkat kehilangan hasil tan. pangan (%) 10,18
4. Prosentase luas tanam yang telah menerapkan teknologi: a. Penggunaan Pupuk Berimbang (%) b. Penggunaan Benih Berlabel (%)
75 70
5. Proporsi serangan OPT terhadap luas tanam a. Padi b. Jagung
10 9
6. Pencapaian Indeks Pertanaman (IP) 2,3
7. Proporsi luas areal tanam yang terkena puso (%)
0,70
8. Jumlah unit UPJA yang berkembang 20
Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian melalui pengembangan agribisnis dalam
Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian / perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan
1. Terfasilitasinya Kegiatan Adopsi Pengolahan Hasil Holtikultura
2. Terfasilitasinya Pelaksanaan Pemutakhiran Data Base Petani Pelaku Usaha Agribisnis Kabupaten Bandung
3. Terlaksananya Pendampingan Manajemen Agribisnis Asosiasi Pertani Sayuran Segar Kabupaten Bandung
4. Terlaksananya Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian Holtikultura Bagi Petani Pengembang Budidaya Holtikultura
5. Terlaksananya Pendampingan Peningkatan Mutu Olahan Holtikultura Bagi Pelaku Olahan Pertanian Holtikultura lokal
6. Terfasilitasinya Sarana Pendukung Penerapan Good Handling Practices
7. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan Hasil Holtikultura Untuk Kelompok Olahan hasil Pertanian
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
450 Buah
6 Unit
3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pemberdayan sumberdaya
pertanian dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan kelompok tani
tentang inovasi teknologi pertanian.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
41
b. Mencukupi kebutuhan air yang terus meningkat dalam waktu, ruang, jumlah
serta mutu yang tepat sebagai akibat dari meningkatnya jumlah penduduk dan
pembangunan di segala bidang (industri, pertanian, pariwisata dan lain-lain).
Sedangkan ketersediaan air relatif tetap dan bahkan pada daerah-daerah
tertentu sumber daya airnya cenderung menurun.
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan air melalui penerapan teknologi hemat air.
d. Kelangkaan air yang selalu terjadi pada setiap musim kemarau yang telah
menyebabkan beberapa areal pertanian (terutama lahan sawah) di Kabupaten
Bandung mengalami kekeringan.
e. Mencukupi kebutuhan alat mesin pertanian untuk kegiatan produksi dan
pengolahan hasil.
f. Mencukupi ketersediaan sarana produksi berupa pupuk, obat-obatan dan
pestisida.
Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, adalah Pengadaan
Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan. Kegiatan Pengembangan
Ketersediaan sarana prasarana pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas
pertanian diarahkan untuk mencapai sasaran:
- Terfasilitasinya dan terpeliharanya alat mesin pertanian pengolahan produksi
- Terbinanya dan berkembangnya pelayanan jasa alat mesin pertanian
- Terencananya kebutuhan pupuk, obat-obatan, dan pestisida
- Terbinanya kelompok tani dalam penerapan teknologi pengairan hemat
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan ditujukan
sebagai usaha pendukungan dalam peningkatan produksi tanaman unggulan
pertanian, seperti padi, jagung, kentang, cabe, tomat, bawang merah, kubis,
alpukat, kopi dan teh. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun 2015,
sebagai berikut:
Tabel 2.6. Sasaran Kegiatan pada Program Penerapan Teknologi Pertanian/
Perkebunan
Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja
Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
1. Terlaksananya Pembangunan Irigasi Permukaan
2. Terlaksananya Pipanisasi 3. Terlaksananya Pembangunan DAM
Parit 4. Terlaksananya Pembangunan Screen
House dan Pemagaran 5. Terlaksananya Pembangunan Gudang
Pestisida 6. Terlaksananya Pengadaan Sarana dan
Prasarana Balai Benih 7. Tersedianya Prasarana dan Sarana
Penyuluhan 8. Terlaksananya Pembangunan Jalan
Usaha Tani Tanaman Pangan 9. Terlaksananya Kajian Lingkungan
Untuk Pembangunan Gudang Pestisida
30 Unit 10 Paket 21 Unit 1 Paket 1 Unit 111 Unit 38 Unit 6 Paket 1 Paket
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
42
Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja
Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna
1. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Agen Hayati
2. Terlaksananya Pengembangan Desa PHT
3. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Tepat Guna
4. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Pertanian
5. Tersedianya Bahan Obat-obatan / Pupuk
6. Tersedianya Alat Penunjang Pengolahan Pertanian
50 Orang 50 Orang 100 Orang 30 Orang 1 Paket 136 Unit
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat guna (Peningkatan Manajemen Pengelolaan Air WISP II - LOAN)
1 Paket 10 Buah 1 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Kali 3 Kali 8 Kali 1 Kali
1. Pelatihan Optimalisasi Lahan dan Air Untuk Pengembangan Agribisnis
2. Terlaksananya Pelatihan GP3A dalam Aspek Manajemen Organisasi dan Keuangan
3. Terlaksananya Kegiatan Sekolah Lapang "Integrasi, Diversifikasi dan Intensifikasi/Ekstensifikasi dengan Sistem Usaha Tani Ramah Lingkungan yang Adaptif terhadap Perubahan Iklim
4. Tersedianya Pupuk Cair Dalam Kegiatan DEM Area
5. Tersertifikasinya Kelompk GP3A
1 Kali 1 Kali 1 Kali 60 Liter 10 Kel
4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas hortikultura dan perkebunan
spsesifik lokalita. Adapun teknis pelaksanaan kegiatan diarahkan dalam pemenuhan:
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
43
a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran
Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui potensi
sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan, kemampuan
SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data
dan informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.
1) Seleksi peserta dan jenis usaha
Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan jenis
usaha pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha dilakukan
dengan studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan dan
keberlanjutan usaha. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati - hati karena
hasilnya menentukan kegiatan selanjutnya.
2) Pelatihan Teknis Agribisnis
Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang
pengembangan pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi dan
potensi wilayahnya.Mata pelajaran diberikan secara teori dan praktek baik
berupa teknis maupun manajemen usaha. Kegiatan ini akan berhasil baik
jika dilaksanakan dengan metode belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis
agribisnis ditujukan untuk peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam
manajerial usaha.
b. Pemberian bantuan
Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi atau
kombinasi keduanya.Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan produksi/pengolahan.
c. Pendampingan/pembinaan
Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan
pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis dan
manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu tahun
atau satu kali proses produksi/pengolahan hortikultura dan perkebunan sampai
dengan pemasarannya. Apabila dalam proses pendampingan menghadapi
permasalahan yang sulit dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta
bantuan kepada dinas/instansi teknis terkait.
d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya
Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan selama
beberapa bulan dengan frekuensi kunjungan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai kelompok dapat
mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan
kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
44
pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas sesuai dengan
bidangnya.
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan digulirkan untuk
meningkatkan optimalisasi produktivitas komoditas unggulan dan indeks pertanaman
lahan sawah dan lahan kering Kabupaten Bandung.
Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, sebagai berikut:
1. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan;
2. Penyediaan sarana produksi pertanian dan perkebunan; dan
3. Peningkatan/Rehabilitasi saluran Irigasi.
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan diarahkan untuk mencapai
sasaran:
- Meningkatkan hasil produksi komoditas pertanian/perkebunan unggulan
Kabupaten Bandung yaitu dari tanaman hortikultura; sayuran 636.603 ton;
buah-buahan 574.281 ton; tanaman hias 388.369 tangkai; obat-obatan
859.830 ton; tanaman perkebunan; teh 3.460 ton, kopi 6.872 ton, dan
cengkeh 125 ton.
- (1) berkembangnya kelompok usaha agribisnis berbasis hortikultura 4
kelompok (2) berkembangnya kelompok usaha agribisnis berbasis komoditas
kopi 3 kelompok; teh 2 kelompok; dan cengkeh 1 kelompok;
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian tahapan
kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi masyarakat tani pada
khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun 2015, sebagai
berikut:
Tabel 2.7. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Produksi Pertanian/
Perkebunan
Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja
Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
1. Terlaksananya pengadaan bibit kopi dan cengkeh
2. Terlaksananya Pengadaan Kemasan Produk Perkebunan
3. Terlaksananya Panen Raya Kopi 4. Terlaksananya Pengembangan
Komoditas Agrofarmaka Pada Tegakan Kopi
5. Terlaksananya Pengadaan Mesin Pengolah kopi
6. Terlaksananya Pengadaan Mesin Penepung Kopi
7. Terlaksananya Pengadaan Roasting Kopi
8. Terlaksananya Pengadaan Dry House Komoditas Stevia
72.000 Pohon 1 Paket 1 Paket 1 Paket 8 unit 1 Unit’ 2 Unit 1 Unit
Indikator kinerja lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
pencapaian sasaran strategis 1: “Meningkatkan swasembada pangan lokal
melalui peningkatan Provitas lahan dan komoditas pangan unggulan
lokal” untuk mendorong tercapainya pengamanan produksi pangan adalah
1. Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana
produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih
serta sarana dan prasarana lainnya.
2. Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian.
3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi teknologi
budidaya tanaman diantaranya; (1) GP-PTT (Gerakan Penerapan
Pengelolan Tanaman Terpadu; (2) System Rice of Intesification; (3)
penggunaan pupuk berimbang.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
64
4. Peningkatan sarana prasarana pasca panen.
5. Pemberdayaan kelembagaan pertanian tanaman pangan.
Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana tersebut di
atas akan berdampak secara tidak langsung maupun langsung pada peningkatan
luas pertanaman pertanian tanaman pangan yang merupakan salah satru upaya
dalam pencapaian peningkatan produksi 5% terutama komoditas padi di
Kabupaten Bandung. Indeks Pertanaman (IP) menunjukkan adanya peningkatan
nilai dari 1,92 di tahun 2009; menjadi 2,01 pada tahun 2012; 2,27 tahun 2013;
2,43 tahun 2014 dan 2,44 pada tahun 2015.
Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih serta sarana dan prasarana lainnya
1. Pengelolaan Pupuk
Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan kegiatan
pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap tahun meningkat
sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat, seperti tahun 2014,
2015 ini kembali disosialisasikan tentang pengurangan penggunaan pupuk kimia
dengan tujuan untuk mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah untuk
mengembalikan tingkat kesuburan tanah, karena pupuk organik mampu
memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar sifat-sifat fisik, biologi maupun
kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan otomatis ketersediaan unsur hara
serta penyerapannya oleh tanaman menjadi maksimal, juga bisa membentuk iklim
mikro yang sesuai dengan perakaran tanaman, dan diantaranya di lapangan
ternyata menunjukan suatu indikasi ketercapaian program/kegiatan dimana para
petani banyak yang menggunakan pupuk organik hasil buatan petani
sendiri/kelompok tani, yaitu kompos, cara lain yang ditempuh diantaranya yaitu
dengan cara mensosialisasikan penggunaan pupuk yang berimbang antara pupuk
an-organik dan pupuk organik maupun dengan perbandingan tingkat kebutuhan
unsur hara pada lahan itu sendiri.
Tabel 4.3 Realisasi penyaluran pupuk tahun 2013 – 2015 (Ton)
No Jenis Sarana
Produksi
Realisasi
Tahun
2013
Realisasi
Tahun
2014
Sasaran
Tahun
2015
Realisasi
Tahun
2015
% Tase
Realisasi
- Target
2015
1 Urea 24.701 24.864 22.973 22.501 97,95
2 SP- 36 5.929 4.113 6.142 4.692 76,39
3 ZA 6.534 3.859 6.141 4.660 75,88
4 NPK 18.239 16.751 17.123 17.145 100,13
5 Organik 1.300 787 1.115 1.024 91,84 Sumber : Bidang Tanaman Pangan DISTANBUNHUT 2015
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
65
Sebagai upaya dalam rangka peningkatan penerapan pupuk organik,
distanbunhut telah melakukan langkah strategis yang diantaranya :
1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-alat
pengolahan pupuk organik.
2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi
pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.
3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten Bandung.
4. Mendorong peningkatan penggunaan pupuk organik, dengan fasilitasi dari
pemerintah berupa bantuan alat pencacah pupuk organiak dan lainnyya,
sehingga ini diharapkan dapat mengurangi tingkat pencemaran yang
disebabkan oleh limbah ternak.
Kemudian melalui upaya pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik,
Kelompok Usaha Ekonomi Pedesaan (KUEP) “Taruna Mukti” Kampung
Papakmanggu Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu telah berhasil menyalurkan
pupuk organik kurang lebih 7.000 Ton/tahun. Penyaluran produk pupuk organik
tersebut tersebar dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Subang, juga telah bekerjasama dengan PT. PN VIII dan PT. Agrimas sebagai
pasar/pengguna produk.
2. Pengelolaan Benih
Kegiatan pada tahun 2014/2015 ini Dinas Pertanian Perkebunan dan
Kehutanan membantu/memfasilitasi BKPPP dan BPSB dalam melakukan
pengawasan dan sertifikasi benih terhadap para penangkar benih. Selanjutnya,
Balai benih Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan di Jelekong sebagai UPTD
dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan terus mengembangkan dan
memantau penggunaan benih bermutu/berlabel di lapangan. Pada musim tanam
2014/2015, diantaranya telah dapat menyalurkan benih padi sebanyak 525 Ton
untuk kegiatan GPPTT dan 20 ton benih jagung, cadangan Benih Daerah dan
Bantuan Penggantian Bencana sebanyak 11,5 Ton dari APBD Kabupaten Bandung.
Pada Tahun 2015, dalam upaya mengejar penyerapan teknologi pertanian,
UPTD Benih menampung serta menyediakan benih berlabel/bermutu untuk
disebar/ditanam oleh para petani di wilayah kabupaten bandung, dan menurut
data dari UPTD benih bermutu/berlabel yang banyak ditanam/digunakan oleh para
petani di Kabupaten Bandung ini adalah Varietas Ciherang sekitar 72%, Sintanur
(3%), Mekongga (10%), IR-64 (10%) dan benih Lokal sebanyak 5%.
Lebih lanjut, pengelolaan benih/bibit tanaman lainnya seperti hortikultura,
perkebunan dan kehutanan sebelum disebar ke lapangan dikontrol dan
dikendalikan kualitasnya melalui upaya penyertaan sertifikasi benih/bibit tersebut.
Penyaluran benih harus melalui uji lapangan dan adaptasi sehingga tidak
berdampak negative terhadap pertanaman lainnya di lapangan.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
66
Upaya menciptakan benih/bibit baru khas lokal mulai menempati prioritas
target kinerja, sejak dari tahun anggaran 2013 beberapa komoditi unggulan
kabupaten dikembangkan sistem penangkarannya melalui kerjasama dengan balai
penelitian. Jeruk besar cikoneng di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi menjadi
sasaran pertama dikarenakan komoditi ini memiliki spesifik unik, kemudian tahun
2015 ini ditambahlagi pengembangan jeruk dekopon di kecamatan ciwidey. Krisan
dan tanaman hias lainnya dilaksanakan melalui pengembangan kebun percobaan
seluas 1,5 hektar dengan berbagai sarana prasarana yang telah dibangun untuk
menunjang pengembangan penangkaran dan uji adaptasi khusus tanaman hias di
Kecamatan Pasirjambu. Penangkaran kentang dan stroberi juga mulai dikelola
secara intensif dan tersebar di Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Rancabali dan
Pasirjambu.
3. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian
Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian
ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut, akan
mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan dengan kuantitas dan
kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan dengan secara manual. Perkembangan
Alat Mesin Pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik dari
jumlah alat maupun ketrampilan operator. Peningkatan tersebut disebabkan
adanya swadaya masyarakat maupun dukungan dari pemerintah Pusat, Propinsi
ataupun Kabupaten. Meskipun demikian, program mekanisasi pertanian secara
bertahap perlu terus dikembangkan karena semakin terbatasnya tenaga kerja di
pedesaan terutama buruh tani, meningkatnya efisiensi dan efektivitas
pemanfaatan alat itu sendiri, meningkatnya tuntutan konsumen terhadap mutu
dan kualitas produk pertanian. Pada tahun 2015 ini jumlah jenis mesin yang
dihibahkan kepada petani mengalami peningkatan dengan jumlah yang mengalami
penurunan, hal ini disebabkan karena alat mesin tahun-tahun sebelumnya masih
ada serta masih layak untuk digunakan dan diarahkan untuk pengembangan
sarana reparasi alat mesin tersebut.
Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan dapat
berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi usaha tani, pendapatan
usaha tani, peningkatan minat generasi muda untuk terus bekerja di sektor
pertanian, sehingga diharapkan usaha tani dan bisnis pertanian dapat terus
berkembang serta dapat meningkatkan minat para generasi muda agar tidak
merasa minder dan malas untuk mencintai lumpur ataupun tanah serta terus
bekerja pada sektor pertanian dalam memperjuangkan kehidupan keluarga.
Pada tahun 2015, sebagai langkah strategis dalam mengelola alat mesin
pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
melalui Unit Pelayanan Jasa Alsintan melakukan pengadaan mesin pertanian yang
dihibahkan kepada masyarakat berupa; Cultivator 33 unit, mesin pemotong
Rumput 7 Unit, Power Threse 2 unit, Pompa Air 3” 30 unit, Pompa Air 4” 1 Unit
dan Hand Sprayer sebanyak 60 unit.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
67
Dalam usaha pemeliharaan alat mesin pertanian yang telah ada, tahun
2015 ini ditambah lagi 1 unit alat perbengkelan, sehingga diharapkan dapat lebih
mengoptimalkan pengelolaan dan pemelihara alat dan mesin pertanian yang ada
di lapangan. Dengan UPJA ini, kelompok-kelompok masyarakat mendapatkan
alternatif usaha dalam bidang penyewaan alat mesin pertanian tersebut. Hal
tersebut dapat memberikan efek positif pada kedua belah pihak. Di sisi petani,
akan mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu usahanya dengan
pembayaran sewa setelah panen, di sisi lain UPJA akan mendapatkan keuntungan
sebagai penghasilan dan pemeliharaan aset UPJA itu sendiri. Kehadiran UPJA di
perdesaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani, kelompok tani dan
gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan pelayanan jasa alsintan guna
mendukung tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya dukung lahan,
rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan.
Tabel 4.4 Perbandingan Jumlah Alat Mesin Pertanian di tingkat petani Kabupaten Bandung Tahun 2014 dan Tahun 2015
N
o Jenis Alsintan
Tahun 2014 (Unit) Tahun 2015 (Unit)
Total Baik Rusak Total Baik Rusak
1 Alat Pengolahan
Lahan 456 402 54 833 746 87
2 Alat Pemupukan 243 135 108 243 135 108
3 Alat Pemberantasan
OPT 46.472 45.669 803 46.556 45.753 803
4 Pompa Air 425 411 14 571 533 38
5 Sabit Bergerigi 219 194 25 998 987 11
6 Alat Pengolah Padi 1.726 1.519 207 1.750 1.543 207
7 Alat Pengolah Jagung 18 18 0 18 18 0
8 Alat Pengolah Non
Jagung 154 135 19 154 135 19
9 Perajang 3 3 0 3 3 0
10 Grader 409 363 46 409 363 46 Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT Distanbunhut Kab. Bandung 2015.
4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah pengendalian
OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya seefektif dan seefisien mungkin
dalam mengendalikan serangan OPT maupun menangani bencana alam. Hal ini
memberikan efek positif dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya puso yang
diakibatkan oleh serangan OPT dan bencana alam kekeringan/banjir. Melalui
pembentukan Brigade Proteksi Tanaman di tingkat kecamatan dan desa se-
Kabupaten Bandung pengendalian dan penanganan tersebut dapat segera
dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat.
Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang bertugas
sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan produksi pangan di
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
68
Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan oleh serangan OPT dan bencana
alam. Agen tersebut terdiri dari Petugas Pengendali OPT (POPT) dinas dan para
petani di desa dan kecamatan se-Kabupaten Bandung. Setiap kejadian di lapangan
akan segera ditangani secara cepat dan tepat dengan memotong jalur
koordinasi/birokrasi. Teknologi pengendalian OPT yang telah dilaksanakan adalah:
PDRB Tanpa Migas 21,495,196.73 22,782,763.18 24,208,462.46 25,676,876.00 28,708,846.05
PDRB dengan Migas 21,734,661.19 23,026,237.14 24,443,222.17 25,901,172.00 28,937,408.32
Tabel 4.21 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bandung (Persentase)
No Lapangan Usaha
Tahun - Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun - Atas Dasar Harga Konstan
2014 2015 2014 2015**
A1 Pertanian (Tan Bahan Makanan, Perkebunan dan Kehutanan)
6.73 6.47 5.94 5.59
1 Pertanian 7.78 7.55 6.99 6.67
2 Pertambangan dan Penggalian 0.90 0.89 0.98 0.95
3 Industri pengolahan 55.65 54.75 58.74 58.10
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.76 1.74 1.64 1.65
5 Bangunan/Kontruksi 1.77 1.79 1.88 1.93
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 19.64 20.58 17.5 18.44
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.18 4.30 4.35 4.50
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
1.83 1.82 2.22 2.27
9 Jasa-jasa 6.49 6.59 5.36 5.50
PDRB Tanpa Migas 99.23 99.24 99.20 99.21
PDRB dengan Migas 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber : Produk Domestik regional Bruto Kabupaten bandung 2014, BPS Kabupaten Bandung (**Angka Sementara).
PDRB sektor pertanian Kabupaten Bandung tahun 2015 mengalami
peningkatan dari tahun 2014, namun dari segi kontribusi PDRB seperti dibahas
sebelumnya diatas Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bandung mengalami
penurunan sebesar 0,23 (Bhn Makanan, Perkebunan dan Kehutanan) bila
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
96
dibandingkan dengan Tahun 2014. Sampai saat ini, penyumbang terbesar
terhadap PDRB tahun 2015 (harga berlaku) sektor pertanian di Kabupaten
Bandung adalah produksi pertanian tanaman pangan, disusul oleh produksi
perkebunan, peternakan, perikanan dan terakhir produksi kehutanan, dan PDRB
Kabupaten Bandung juga dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dan
Sektor Pertanian masih tetap menempati posisi ketiga terbesar dibawah Sektor
Industri Pengolahan serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Sektor Pertanian dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2015
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Industri pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan/Kontruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan
Jasa PerusahaanJasa-jasa
Distribusi Pertanian terhadap Persentase PDRBKab. Bandung Tahun 2015 ADH Berlaku (Persen)
a. Tanaman Bahan Makana
n86%
b. Perkebunan14%
d. Kehutanan0%
Other0%
Kontribusi Sub Sektor Pertanian pada LPE 2015
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
97
Hasil Sensus Pertanian 2013 BPS Kabupaten Bandung, menunjukkan
bahwa sektor pertanian tetap merupakan sumber matapencaharian sebagian
penduduk Kabupaten Bandung tercatat sebanyak 141.747 rumah tangga usaha
pertanian pengguna lahan dan rumah tangga usaha pertanian gurem sebanyak
114.213 Rumah Tangga sisa nya didominasi oleh kegiatan industri, buruh dan
perdagangan. Informasi ini menunjukkan peran dominan kegiatan pertanian dalam
struktur ekonomi rumah tangga pedesaan dan pertumbuhan perkonomian daerah.
namun demikian, dari hasil sensus pertanian 2013 ini tercatat bahwa jumlah
petani di Kabupaten Bandung ini turun sekitar 24% dari hasil sensus pertanian
tahun 2003, jumlah petani terbanyak ada di Kecamatan Pangalengan dan Pacet
masing-masing sebanyak 12.309 dan 13.019 orang (ST 2003), dan pada tahun
2013 ini jumlah petani di Pangalengan meningkat 3,5% menjadi 12.740 orang
serdangkan di Pacet menurun 17% menjadi 10.695 orang, danternyata jumlah
petani gurem paling banyak ada di Kecamatan Pacet yaitu sebanyak 11.435 orang
dan sekarang hanya 9.300 orang.
Seiring dengan meningkatkan peran sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Bandung serta meningkatnya kinerja sektor pertanian pada tahun 2014
dan 2015, yang ditandai dengan adanya akserelasi pertumbuhan PDRB terutama
ADH Berlaku, penting pula dilihat struktur mata pencaharian penduduk
berdasarkan lapangan usaha, dan berdasarkan data dari BPS (suseda 2011),
sektor pertanian mampu menyerap/menyediakan lapangan kerja bagi 20,66 %
penduduk Kabupaten Bandung. Selain berperan dalam memberikan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat, sektor pertanian pun terbukti relatif paling tahan
terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya.
Dengan berdasarkan pada hal-hal tersebut diatas maka sektor pertanian
masih sangatlah layak untuk lebih dikembangkan lagi menjadi core bisnis di
Kabupaten Bandung. Selain itu Sektor pertanian pun merupakan sektor yang
cukup stategis yang harus didukung keberlangsungannya sebagai faktor
pendorong paling utama dalam percepatan pembangunan perdesaan.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Dalam mengukur upaya kemajuan pembangunan di bidang pertanian
adalah dengan mengamati konstribusi PDRB sub sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Bandung yang ditandai dengan meningkat, menurun atau tetap
sebagai hubungan timbal balik antara nilai PDRB dengan konstribusi kinerja Dinas
Pertanian Perkebunan dan Kehutanan. Pada Tahun 2015 hampir sama dengan
tahun 2014 yaitu terjadi kondisi iklim yang kering sehingga curah hujan menjadi
sangat sedikit bahkan sampai bulan november 2015 curah hujan masih sangat
rendah intensitasnya, gejolak ekonomi global dan bencana alam, sehingga secara
tidak langsung mempengaruhi pencapaian Laju Pertumbuhan Ekonomi, LPE sektor
pertanian mengalami pertumbuhan positif walaupun melambat dari tahun
sebelumnya, namun LPE Kabupaten Bandung secara keseluruhan pada tahun
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab. Bandung
98
2011 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan walapun masih mengalami
akserelasi perlambatan dalam laju pertumbuhannya.
Tabel 4.22 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015
o Lapangan Usaha Tahun(Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan
2011 2012 2013 2014* 2015**
1 Pertanian 5.38 5.23 4.93 2.24 0.67
2 Pertambangan dan Penggalian 3.00 - - 0.00 2.28
3 Industri pengolahan 5.19 5.40 5.03 5.05 4.32
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 8.21 12.53 8.19 0.00 5.64
5 Bangunan/Kontruksi 8.10 5.04 8.97 9.23 8.32
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.88 8.86 9.10 10.20 8.99
7 Pengangkutan dan Komunikasi 7.62 7.90 6.44 8.09 9.28
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7.15 9.09 3.87 6.28 8.08
9 Jasa-jasa 6.99 5.05 9.28 13.39 8.05
PDRB Tanpa Migas 5.88 5.94 6.15 6.07 5.49
No Lapangan Usaha Tahun (Persen) Atas Dasar Harga Berlaku
2011 2012 2013 2014 2015**
1 Pertanian 7,76 7,92 8,00 7,78 7,55
2 Pertambangan dan Penggalian 1,25 1,20 1,04 0,90 0,89
3 Industri pengolahan 58,72 57,67 56,79 55,65 54,75
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,61 1,67 1,80 1,76 1,74
5 Bangunan/Kontruksi 1,66 1,66 1,77 1,77 1,79
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,39 18,29 18,75 19,64 20,58
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,21 4,16 4,11 4,18 4,30
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,93 1,97 1,88 1,83 1,82
9 Jasa-jasa 5,47 5,46 5,85 6,49 6,59
PDRB Tanpa Migas 98.91 98,97 99,11 99,23 99,24
Dalam perdagangan lokal, regional, nasional maupun ekspor, sektor
pertanian Kabupaten Bandung merupakan salah satu pemasok utama komoditi
beras dan sayuran dataran tinggi maupun dataran rendah bagi daerah
perkotaan/konsumen potensial seperti : Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi,
serta pasar lokal baik di Kota Bandung, Kota Cimahi ataupun di Kabupaten
Bandung Barat serta pasar-pasar di Kabupaten Bandung sendiri, kemudian kopi
berhasil ekspor ke taiwan korea dan maroko.
Untuk komoditas beras, sampai saat ini Kabupaten Bandung memasok
kurang lebih 50-70 ton per hari ke Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta.
Sedangkan pada komoditas sayuran, 50% produksi sayuran Kabupaten Bandung
dijual ke pasar Jakarta dan sekitarnya, 25% dijual ke pasar Kota Bandung dan
sisanya dijual ke pasar lokal di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, khusus
untuk komoditas kentang, Kabupaten bandung merupakan penghasil produksi
tertinggi di Jawa Barat, sedangkan sebagian dari komoditas Perkebunan (sepert
teh, kopi, cengkeh) dan Hortikultura (sayuran dan buah-buahan) baik yang berasal
dari perkebunan Negara, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat
merupakan komoditas yang sebagian di ekspor.
BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA
Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bandung
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
99
BAB V PERMASALAHAN
DAN UPAYA PEMECAHANNYA
5.1. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya
Dalam pelaksanaan berbagai program kerja pembangunan pertanian di
Kabupaten Bandung tahun 2015 dihadapi berbagai hambatan dan permasalahan
yang pada dasarnya masih banyak kesamaan dengan tahun sebelumnya, di
antaranya yaitu :
a. Fluktuasinya iklim di Kabupaten Bandung seperti terjadinya kemarau yang
cukup panjang sehingga mengakibatkan ketersediaan air kurang pada lahan
pertanian, ataupun pada musim hujan yang cukup deras serta panjang
sehingga menimbulkan banjir dan menggenangi sawah. Hal ini coba diatasi
dengan mendirikan/membangun embung-embung yang jika musim hujan
dengan air berlimpah bisa dijadikan tempat penampungan air sehingga
banjir bisa diminimalisasi dan jika kemarau tiba air dalam embung tersebut
bisa digunakan untuk mengairi/menyiram tanaman pertanian, pembangunan
sumur pantek serta membangun/memperbaiki saluran-saluran air/irigasi baik
itu dengan kirmir ataupun JITUT dan JIDES sehingga tingkat kehilangan air
pada musim kemarau bisa diminimalisasi, penyedian pompa-pompa air
untuk antisipasi kekeringan, dan juga dilakukannya pergeseran/pergantian
pola tanam.
b. Penerapan Teknologi belum Optimal. Penerapan teknologi terutama teknologi
unggul tepat guna, spesifik lokasi, efisien dan ramah lingkungan, baik pada
tahapan pra produksi, produksi, pengamanan hasil, maupun pasca panen masih
belum optimal dan merata diterapkan di berbagai lokasi. Paket teknologi yang
diterapkan sebagian besar masih bersifat rekomendasi umum. Rendahnya
penggunaan teknologi ini disebabkan berbagai keterbatasan seperti permodalan,
aksesibilitas terhadap sumber informasi, teknologi spesifik lokasi, keterampilan
petani, dan insentif harga yang diterima. Selain itu, teknologi yang
dikembangkan selama ini masih terfokus pada tipologi lahan sawah, sedangkan
pada lahan kering yang cukup potensial belum banyak berkembang. Untuk
menanggulanginya, terus melakukan penyuluhan, sosialisasi serta bimbingan
teknis dan terus pula meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga
pendidikan dan latihan/perguruan tinggi.
c. Belum tercapainya kontinuitas serta kualitas produksi yang maksimal
sehingga dipasaran bebas kita masih kalah bersaing dengan yang lain dan
mengakibatkan harga jual pun menjadi minimal, Hal ini coba diatasi dengan
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab.Bandung
100
pembentukan forum/kemitraan dengan para pelaku pasar serta
pembangunan rumah kemasan.
d. Masih terjadinya fluktasi harga akibat dari cara serta pola tanam para petani,
untuk mengatasi hal tersebut dilakukan kerjasama/kemitraan dengan pihak
lain serta secara intensif malakuan penyuluhan akan pentingnya cara, jadwal
serta pola tanam yang dilakukan, dan juga dilakukannya perbaikan dan
peningkatan insfrastruktur pengairan pertanian.
e. Belum optimalnya diversifikasi konsumsi pangan penduduk yang masih
didominasi oleh kelompok bahan pangan padi-padian. Untuk mengatasi hal
tersebut ditempuh melalui peningkatan diversifikasi baik produksi bahan
pangan maupun diversifikasi konsumsi melalui penyuluhan yaitu pentingnya
diversifikasi non pangan diantaranya kelompok pangan hewani.
f. Terus menyusutnya lahan pertanian dari tahun ke tahun karena perubahan
fungsi dari lahan pertanian ke non pertanian. Untuk mengatasi hal tersebut
dilakukan kegiatan program peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi
pertanian, penaikan indeks pertanaman (IP) dan diversifikasi usaha tani.
Laporan Tahun 2013
BAB VI PENUTUP
Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bandung
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab, Bandung
101
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah disajikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
keseluruhan baik kinerja kegiatan maupun kinerja pencapaian sasaran dalam
pelaksanaan APBD, APBD I, APBD II maupun APBN di Kabupaten Bandung yang
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan pada tahun 2015 dapat
dikatakan telah memperlihatkan kinerja / hasil yang cukup baik dan maksimal sesuai
dengan rencana tingkat capaian (target) yang telah ditetapkan, baik pada indikator
input, output, outcome, benefit maupun impact. Demikian pula halnya dengan kinerja
pencapaian sasaran pembangunan pertanian yang umumnya telah mampu memenuhi
bahkan ada yang melebihi sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana
strategis dan arah kebijakan umum.
Pada tahun 2015, ketersediaan pangan yang diindikasikan oleh jumlah
produksi tanaman pangan mengalami pertumbuhan positif dan melebihi target
kinerja yang telah ditetapkan. Pencapaian jumlah hasil produksi padi sampai
Desember 2015 ini mencapai 546.594 ton dari sasaran yang ditetapkan yaitu
508.241 ton GKG dengan produktivitas sebesar 63,84 kuintal/hektar. Pencapaian
ini diantaranya disebabkan oleh adanya perlakuan dan langkah strategis dalam
peningkatan produktivitas lahan dan komoditas padi serta penurunan persentase
kehilangan hasil akibat proses pasca panen dan pengolahan hasil.
Sedangkan realisasi produksi jagung mencapai 43.494 ton pipilan kering.
Hasil panen jagung terbagi ke dalam dua bentuk produk jagung yaitu yang
dipanen muda dan jagung dalam bentuk pipilan kering. Pada tahun 2015 ini
panen jagung pipilan kering ternyata menurun bila dibandingkan dengan tahun
2014, karena panen jagung mudanya serta tanaman jagung yang dijadikan
sayuran cukup besar, ini terjadi karena budidaya jagung muda ternyata dianggap
petani dari segi ekonomi lebih menguntungkan daripada pipilan kering apalagi
dari segi waktu budidaya yang cukup singkat serta sedikit/minimalnya perlakuan
terhadap jagung yang dipanen muda, kemudian petani di daerah ternyata lebih
tertarik menanam jagung lokal atau jagung manis serta jagung sayur atau
banyak pula yang yang langsung beralih komoditas kepada sayuran, yang
dianggap lebih menguntungkan serta lebih mudah dalam segi pemeliharaan dan
pemasarannya daripada jagung yang dipanen kering, sedangkan yang masuk
hitungan statistik hanyalah jagung yang dipanen kering, jadi otomatis sangat
berpengaruh terhadap besaran produksi jagung. Tahun 2015 ini hanya sebagian
kecil petani yang mau menanam jagung hibrida serta menerima program dari
pemerintah diantaranya hanya di kecamatan Nagreg, Cikancung dan Cicalengka
yang masih banyak petani yang menanam jagung dipanen kering.
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab, Bandung
102
Lebih lanjut, Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung
pada tahun 2015 terutama untuk komoditas padi memperlihatkan perkembangan
yang cukup mengembirakan, hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingkat
penurunan angka kehilangan hasil dalam hal pemanenan serta pengolahan pasca
panennya. Kemudian pengembangan hortikultura memperlihatkan geliat laju
pertumbuhan yang positif. Sayuran serta buah-buahan lokal telah menjadi primadona
pengembangan di Kabupaten Bandung. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan seperti
pengembangan intensifikasi dan ekstensifikasi termasuk pengembangan penangkaran
benih/bibit hortikultura.
Tahun 2015 juga menjadi ajang pengembangan lanjutan untuk
menciptakan kawasan buah-buahan lokal di Kabupaten Bandung, Alpukat, jambu
kristal, dan jeruk menjadi komoditi unggulan yang dikembangkan. Kertasari
dipusatkan dalam pengembangan alpukat. Mulai dari penangkaran bibit alpukat
hingga pengembangan kawasan. Cileunyi merupakan salah satu produsen jeruk
besar di Kabupaten Bandung diarahkan untuk menghasil bibit spesifik lokal
melalui jeruk besar cikoneng, kemudian Pasirjambu ddengan jeruk dekopon.
Stimulan green house, bibit, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Cimaung
dan Banjaran dikembangkan sebagai sentra jambu kristal/jambu biji. Tanaman
hias juga terus dikembangkan diantaranya adalh krisan yang terus
dikembangkan di Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan dan Nagreg.
Oleh karena itu pengembangan unit-unit pengolahan hasil dan rumah
kemasan terus dikembangkan dan diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah
produk, berbagai fasilitasipun telah digulirkan pada kelompok-kelompok usaha
hortikultura dan perkebunan, seperti peningkatan kapasitas pelaku usaha,
stimulan mesin dan alat pasca panen serta pengolahan hasil, ataupun unit rumah
kemasan serta sarana dan prasaranaya.
Pada urusan kehutanan, lahan kritis yang tertanami seluas 3.967 hektar.
Pola kemitraan antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat diterapkan
untuk mempercepatkan proses penanaman lahan kritis tersebut. Disamping itu,
pendekatan vegetatif dan ekonomi dipilih sebagai upaya langkah aksi untuk
merehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung.
Namun demikian, tercatat juga beberapa kekurang berhasilan dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung tahun 2015,
diantaranya adalah masih adanya beberapa komoditas pertanian yang belum mampu
mencapai produksi sesuai dengan target yang ditentukan. Kondisi tersebut
diantaranya disebabkan oleh kekurangcocokan petani dengan program/bantuan yang
ada misalnya pada komoditas jagung hibrida, fluktuasi harga komoditas di pasaran
dan juga sebagian besar lagi diakibatkan oleh keadaan alam yang berfluktuasi secara
ekstreem dan itu semua belum mampu kita tangani serta memanipulasinya keadaan
cuaca secara baik.
Kondisi iklim pada MT. 2014/2015 ternyata cukup baik karena kemarau
yang cukup panjang pada akhir tahun ini sudah masuk ke MT. 2015/2016
Laporan Tahun 2015
Distanbunhut Kab, Bandung
103
sehingga walau berpengaruh besar akan tetapi pembudidayaan padi/tanaman
pangan lainnya bisa berlangsung dan menghasilkan produksi, walaupun pada
beberapa titik sentra produksi ada yang mengalami puso akibat kekeringan.
Lebih lanjut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan luas tanam adalah
melalui peningkatan indeks pertanaman padi. Peningkatan IP tersebut
dilaksanakan dengan diiringi perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi dan atau
pembangunan jaringan irigasi baru untuk meningkatkan efektivitasnya. Dengan
demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan terhadap pencapaian jumlah
produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa diminimalisasi melalui
peningkatan IP dan peningkatan produktivitas, disamping pengendalian OPT
secara bersama-sama/sabilulungan.
Selain itu kondisi petani yang umumnya memiliki lahan usahatani yang
sempit dan permodalan yang minim, mengakibatkan produktivitas, efisiensi dan
pendapatannya sulit untuk dtingkatkan secara maksimal. Kondisi ini diperkirakan akan
menjadi masalah serius dan bertambah serius di masa yang akan datang mengingat
alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian terutama oleh pemukiman
penduduk serta sarana prasarana penunjang lainnya sampai saat ini terus
berlangsung dan tidak bisa dihindari. Kemudian penerapan teknologi pertanianpun
belum optimal terlaksana terutama teknologi unggul tepat guna, spesifik lokasi, efisien
dan ramah lingkungan. Baik itu pada tahapan pra produksi, produksi, pengamanan
hasil, maupun pasca panennya.
6.2 Saran
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelaksanaan kegiatan pembangunan
pertanian di Kabupaten Bandung di tahun-tahun mendatang masih perlu difokuskan
diantaranya untuk upaya-upaya :
a. Peningkatan akses para petani ataupun kelompok tani dalam kepemilikan
sarana produksi serta pasca panen pertanian.
b. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan sumber daya pertanian, baik
petugas maupun petani melalui pembinaan dan bimbingan teknis, penyuluhan
pertanian, serta pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
c. Memperkuat dan memfasilitasi kelembagaan petani dan usahatani.
d. Pendampingan dan dukungan dari semua pihak terkait terutama pemerintahan
dalam memfasilitasi serta menjalankan kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan program-program yang dilakukan dan dilaksanakan agar mendapatkan
hasil yang maksimal serta dapat diteruskan secara berkesinambungan ditahun-
tahun selanjutnya.
1 Ciwidey 3,850 3,862 23,906 61.90
2 Rancabali 1,120 1,067 6,556 61.44
3 Pasirjambu 3,402 3,296 20,578 62.43
4 Cimaung 3,777 3,717 23,847 64.16
5 Pangalengan 1,425 1,482 9,331 62.96
6 Kertasari 318 318 1,969 61.91
7 Pacet 4,369 4,071 26,096 64.10
8 Ibun 2,726 2,545 15,999 62.87
9 Paseh 2,933 2,716 17,668 65.05
10 Cikancung 1,857 1,807 11,787 65.23
11 Cicalengka 2,261 1,890 12,199 64.54
12 Nagreg 682 620 3,913 63.11
13 Rancaekek 8,835 8,857 58,406 65.94
14 Majalaya 3,604 3,697 24,433 66.09
15 Solokan Jeruk 3,482 3,407 22,538 66.15
16 Ciparay 6,968 7,562 50,507 66.79
17 Baleendah 2,771 2,661 17,576 66.05
18 Arjasari 3,034 2,660 17,116 64.34
19 Banjaran 3,099 2,954 19,436 65.80
20 Cangkuang 3,401 3,169 20,893 65.93
21 Pameungpeuk 2,088 2,157 13,709 63.56
22 Katapang 2,523 2,547 16,818 66.03
23 Soreang 3,461 3,902 25,847 66.24
24 Kutawaringin 3,829 3,430 22,908 66.79
25 Margaasih 1,302 1,336 8,545 63.96
26 Margahayu 70 70 435 62.20
27 Dayeuhkolot 311 304 1,937 63.71
28 Bojongsoang 3,610 3,841 22,761 59.26
29 Cileunyi 1,701 1,701 11,052 64.97
30 Cilengkrang 428 510 3,059 59.98
31 Cimenyan 599 571 3,649 63.90
83,836 82,727 535,475 64.73
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MT.
2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
Jumlah ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
1 Ciwidey 90 90 329 36.54
2 Rancabali 331 331 1,242 37.51
3 Pasirjambu 327 327 1,230 37.63
4 Cimaung 75 - - -
5 Pangalengan - - - -
6 Kertasari 40 40 149 37.18
7 Pacet 10 10 36 36.23
8 Ibun - - - -
9 Paseh - - - -
10 Cikancung 43 43 158 36.69
11 Cicalengka 125 125 496 39.66
12 Nagreg - - - -
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay - - - -
17 Baleendah 15 15 55 36.82
18 Arjasari 700 700 2,667 38.10
19 Banjaran - - - -
20 Cangkuang - - - -
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang 275 275 1,077 39.17
24 Kutawaringin 500 500 2,020 40.40
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi 5 5 18 36.45
30 Cilengkrang 100 100 382 38.24
31 Cimenyan 325 325 1,259 38.75
2,961 2,886 11,119 38.53 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI LADANG MT.
2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 3,940 3,952 24,234 61.32
2 Rancabali 1,451 1,398 7,797 55.77
3 Pasirjambu 3,729 3,623 21,809 60.19
4 Cimaung 3,852 3,717 23,847 64.16
5 Pangalengan 1,425 1,482 9,331 62.96
6 Kertasari 358 358 2,118 59.15
7 Pacet 4,379 4,081 26,133 64.03
8 Ibun 2,726 2,545 15,999 62.87
9 Paseh 2,933 2,716 17,668 65.05
10 Cikancung 1,900 1,850 11,945 64.57
11 Cicalengka 2,386 2,015 12,694 63.00
12 Nagreg 682 620 3,913 63.11
13 Rancaekek 8,835 8,857 58,406 65.94
14 Majalaya 3,604 3,697 24,433 66.09
15 Solokan Jeruk 3,482 3,407 22,538 66.15
16 Ciparay 6,968 7,562 50,507 66.79
17 Baleendah 2,786 2,676 17,631 65.89
18 Arjasari 3,734 3,360 19,783 58.88
19 Banjaran 3,099 2,954 19,436 65.80
20 Cangkuang 3,401 3,169 20,893 65.93
21 Pameungpeuk 2,088 2,157 13,709 63.56
22 Katapang 2,523 2,547 16,818 66.03
23 Soreang 3,736 4,177 26,924 64.46
24 Kutawaringin 4,329 3,930 24,928 63.43
25 Margaasih 1,302 1,336 8,545 63.96
26 Margahayu 70 70 435 62.20
27 Dayeuhkolot 311 304 1,937 63.71
28 Bojongsoang 3,610 3,841 22,761 59.26
29 Cileunyi 1,706 1,706 11,070 64.89
30 Cilengkrang 528 610 3,441 56.42
31 Cimenyan 924 896 4,908 54.78
86,797 85,613 546,594 63.84 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI MT.
2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 96 36 230 63.86
2 Rancabali 164 71 453 63.80
3 Pasirjambu 77 40 253 63.24
4 Cimaung 353 162 1,075 66.38
5 Pangalengan 700 425 2,767 65.10
6 Kertasari 135 74 475 64.20
7 Pacet 163 153 991 64.76
8 Ibun 238 52 338 65.01
9 Paseh 325 233 1,537 65.97
10 Cikancung 837 892 5,842 65.50
11 Cicalengka 729 739 4,803 64.99
12 Nagreg 1,836 1,836 12,194 66.42
13 Rancaekek 83 94 609 64.80
14 Majalaya 13 1 6 61.22
15 Solokan Jeruk 14 3 19 63.63
16 Ciparay 381 301 1,956 64.98
17 Baleendah 268 94 603 64.15
18 Arjasari 345 310 1,984 64.00
19 Banjaran 56 27 171 63.51
20 Cangkuang 123 48 308 64.17
21 Pameungpeuk 5 6 38 63.14
22 Katapang 4 5 32 63.47
23 Soreang 138 108 700 64.79
24 Kutawaringin 110 110 706 64.22
25 Margaasih 15 6 39 64.88
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot 6 6 38 63.16
28 Bojongsoang 12 10 63 63.38
29 Cileunyi 515 361 2,366 65.54
30 Cilengkrang 30 30 194 64.56
31 Cimenyan 735 413 2,703 65.44
8,506 6,646 43,494 65.44 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG MT.
2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey - - - -
2 Rancabali - - - -
3 Pasirjambu - - - -
4 Cimaung 35 29 38 13.24
5 Pangalengan - - - -
6 Kertasari - - - -
7 Pacet - - - -
8 Ibun - - - -
9 Paseh - - - -
10 Cikancung 100 65 86 13.29
11 Cicalengka 60 48 64 13.27
12 Nagreg - - - -
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay - - - -
17 Baleendah - - - -
18 Arjasari - - - -
19 Banjaran - - - -
20 Cangkuang - - - -
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin 120 91 121 13.29
25 Margaasih 60 50 66 13.22
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang 50 43 57 13.24
29 Cileunyi - - - -
30 Cilengkrang - - - -
31 Cimenyan - - - -
425 326 432 13.27 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI MUSIM
TANAM. 2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey - - - -
2 Rancabali 38 35 55 15.73
3 Pasirjambu 4 4 6 15.35
4 Cimaung 51 51 78 15.34
5 Pangalengan - - - -
6 Kertasari - - - -
7 Pacet 50 55 86 15.57
8 Ibun 62 61 95 15.62
9 Paseh 30 30 46 15.21
10 Cikancung 45 45 70 15.61
11 Cicalengka 25 25 38 15.32
12 Nagreg 144 144 221 15.35
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya 2 2 3 14.16
15 Solokan Jeruk 4 4 6 15.24
16 Ciparay 77 77 121 15.73
17 Baleendah 24 19 29 15.37
18 Arjasari 110 110 171 15.57
19 Banjaran 66 66 104 15.70
20 Cangkuang 2 2 3 15.63
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin - - - -
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi 50 50 77 15.46
30 Cilengkrang 10 10 15 15.12
31 Cimenyan 260 260 404 15.53
1,054 1,050 1,629 15.52 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH
MT. 2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 29 23 456 198.17
2 Rancabali 82 78 1,542 197.75
3 Pasirjambu 50 55 1,088 197.81
4 Cimaung 178 55 2,163 393.24
5 Pangalengan 152 300 5,927 197.56
6 Kertasari 25 27 529 195.79
7 Pacet 117 195 3,846 197.21
8 Ibun 108 112 2,199 196.34
9 Paseh 100 91 1,973 216.82
10 Cikancung 60 60 1,191 198.57
11 Cicalengka 175 195 3,867 198.31
12 Nagreg 1,413 1,713 34,149 199.35
13 Rancaekek 4 9 78 87.21
14 Majalaya 8 8 156 195.22
15 Solokan Jeruk 12 18 375 208.37
16 Ciparay 392 392 7,804 199.07
17 Baleendah 225 220 4,448 202.16
18 Arjasari 580 493 10,131 205.49
19 Banjaran 123 51 1,208 236.82
20 Cangkuang 145 145 2,917 201.20
21 Pameungpeuk 4 4 79 196.85
22 Katapang 8 14 334 238.23
23 Soreang 33 30 645 214.99
24 Kutawaringin 12 153 3,010 196.71
25 Margaasih 5 5 99 197.55
26 Margahayu 2 2 39 197.19
27 Dayeuhkolot 1 5 98 195.89
28 Bojongsoang 2 2 39 196.40
29 Cileunyi 265 185 5,678 306.90
30 Cilengkrang 101 47 2,006 426.90
31 Cimenyan 760 498 11,019 221.26
5,171 5,185 109,091 210.40 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU MT.
2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 27 35 471 134.62
2 Rancabali 63 66 897 135.85
3 Pasirjambu 15 15 202 134.91
4 Cimaung 224 220 3,015 137.05
5 Pangalengan 244 213 2,911 136.69
6 Kertasari 10 10 136 135.93
7 Pacet 45 45 642 142.72
8 Ibun 86 86 1,187 137.97
9 Paseh 69 69 934 135.35
10 Cikancung 10 10 134 134.19
11 Cicalengka 24 22 298 135.58
12 Nagreg 84 84 1,146 136.44
13 Rancaekek 3 7 95 135.29
14 Majalaya 13 13 176 135.40
15 Solokan Jeruk 6 5 81 162.55
16 Ciparay 125 125 1,718 137.46
17 Baleendah 46 46 622 135.26
18 Arjasari 185 185 2,554 138.05
19 Banjaran 120 97 1,322 136.30
20 Cangkuang 8 8 109 136.51
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang 1 16 217 135.35
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin - 1 13 134.45
25 Margaasih 5 5 67 134.53
26 Margahayu 2 2 27 136.21
27 Dayeuhkolot - 5 66 132.35
28 Bojongsoang 3 2 27 134.18
29 Cileunyi 40 40 552 137.99
30 Cilengkrang - - - -
31 Cimenyan 18 17 231 136.15
1,476 1,449 19,853 137.01 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS UBI JALAR MT.
2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATAN
LUAS TANAM
MT.2014/2015
(Ha)
LUAS PANEN
(Hektar)
PRODUKSI
(Ton)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 2 - 4,455 -
2 Rancabali 129 57 17,307 303.63
3 Pasirjambu 6 17 3,866 227.41
4 Cimaung - 2 30 15.00
5 Pangalengan - - 81 -
6 Kertasari - - - -
7 Pacet - - - -
8 Ibun - - - -
9 Paseh - - - -
10 Cikancung - - - -
11 Cicalengka - - - -
12 Nagreg - - - -
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay - - - -
17 Baleendah - - - -
18 Arjasari - - - -
19 Banjaran - - - -
20 Cangkuang - - - -
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin - - - -
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi - - - -
30 Cilengkrang - - - -
31 Cimenyan - 2 119 59.50
137 78 25,858 331.51
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
Jumlah
PRODUKSI
(Total)
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS STOBERI
TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PROVITAS*
(Kuintal/Ha)
*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember
1 Ciwidey 168 183 69,691 209.55
2 Rancabali 93 105 43,571 231.54
3 Pasirjambu 48 63 22,904 223.65
4 Cimaung 50 58 40,863 249.67
5 Pangalengan 586 608 339,160 224.47
6 Kertasari - - - -
7 Pacet 7 7 4,799 200.14
8 Ibun 6 14 5,781 215.00
9 Paseh 6 7 12,847 398.71
10 Cikancung 12 10 2,825 216.60
11 Cicalengka 80 27 13,417 208.33
12 Nagreg - - - -
13 Rancaekek 6 6 2,642 219.00
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay 11 13 4,923 212.46
17 Baleendah - - - -
18 Arjasari 21 33 19,890 211.82
19 Banjaran 17 46 34,529 218.07
20 Cangkuang 3 2 1,078 205.50
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang 2 2 1,772 217.00
24 Kutawaringin 57 55 14,484 234.67
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - 1 422 211.00
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi 6 7 3,680 211.43
30 Cilengkrang - - - -
31 Cimenyan 5 7 5,463 246.43
1,184 1,254 644,741 224.06
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TOMAT TAHUN
2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PRODUKSI
(Total)
PROVITAS*
(Kuintal/Ha)
*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember
1 Ciwidey 17 17 4,155 244.41
2 Rancabali 83 74 15,907 214.96
3 Pasirjambu 48 50 9,261 185.22
4 Cimaung 64 198 78,131 394.60
5 Pangalengan 233 279 84,726 303.68
6 Kertasari 9 6 1,122 187.00
7 Pacet 2 - - -
8 Ibun - - - -
9 Paseh 22 13 12,098 930.62
10 Cikancung 30 33 5,758 174.48
11 Cicalengka 42 23 4,603 200.13
12 Nagreg 34 34 10,089 296.74
13 Rancaekek 11 9 3,275 363.89
14 Majalaya 1 1 177 177.00
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay 8 9 1,843 204.78
17 Baleendah 2 2 338 169.00
18 Arjasari 17 22 8,595 390.68
19 Banjaran - 17 8,847 520.41
20 Cangkuang 10 6 1,847 307.83
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang 1 - 180 -
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin 3 1 442 442.00
25 Margaasih - - 93 -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi 6 7 1,818 259.71
30 Cilengkrang - 2 497 248.50
31 Cimenyan 17 18 8,581 476.72
660 821 262,383 319.59
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS CABE BESAR TAHUN
2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PRODUKSI
(Total)
PROVITAS*
(Kuintal/Ha)
*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember
1 Ciwidey 62 57 6,620 116.14
2 Rancabali 38 41 4,665 113.78
3 Pasirjambu 43 47 5,069 107.85
4 Cimaung 405 634 70,622 111.39
5 Pangalengan 437 569 64,810 113.90
6 Kertasari - - - -
7 Pacet 355 320 38,923 121.63
8 Ibun 29 78 8,947 114.71
9 Paseh 10 13 1,440 110.77
10 Cikancung 2 3 338 112.67
11 Cicalengka - - - -
12 Nagreg 60 45 5,673 126.07
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay - 10 1,121 112.10
17 Baleendah - - - -
18 Arjasari 75 114 11,546 101.28
19 Banjaran - 17 1,885 110.88
20 Cangkuang 50 45 4,943 109.84
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin - - - -
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi 1 1 125 125.00
30 Cilengkrang - - - -
31 Cimenyan 810 1,260 168,928 134.07
2,377 3,254 395,655 121.59
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS BAWANG MERAH
TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PRODUKSI
HABIS (Total)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 83 60 13,726 228.77
2 Rancabali 90 104 24,017 230.93
3 Pasirjambu 92 86 19,384 225.40
4 Cimaung 15 10 2,255 225.50
5 Pangalengan 1,798 1,701 388,998 228.69
6 Kertasari 780 635 150,015 236.24
7 Pacet - - - -
8 Ibun 7 23 5,248 228.17
9 Paseh 3 7 1,543 220.43
10 Cikancung 20 37 8,298 224.27
11 Cicalengka 50 23 5,191 225.70
12 Nagreg - - - -
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay 4 1 221 221.00
17 Baleendah 4 2 454 227.00
18 Arjasari 18 27 6,095 225.74
19 Banjaran - - - -
20 Cangkuang 1 1 228 228.00
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang 1 1 241 241.00
24 Kutawaringin - - -
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi 5 7 1,575 225.00
30 Cilengkrang 40 45 10,764 239.20
31 Cimenyan 473 620 142,865 230.43
3,484 3,390 781,118 230.42 Jumlah
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KUBIS TAHUN 2015
KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PRODUKSI
HABIS (Total)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 53 45 9,036 200.80
2 Rancabali 86 119 24,275 203.99
3 Pasirjambu 49 55 11,006 200.11
4 Cimaung - - - -
5 Pangalengan 2,135 2,190 445,399 203.38
6 Kertasari 897 794 167,660 211.16
7 Pacet - - - -
8 Ibun 8 29 5,801 200.03
9 Paseh - 3 600 200.00
10 Cikancung 5 20 3,999 199.95
11 Cicalengka 2 8 1,601 200.13
12 Nagreg 54 50 9,996 199.92
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay 2 - - -
17 Baleendah - - - -
18 Arjasari - - - -
19 Banjaran - - - -
20 Cangkuang - - - -
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin - - - -
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi - - - -
30 Cilengkrang 90 105 21,013 200.12
31 Cimenyan 670 718 143,759 200.22
4,051 4,136 844,145 204.10 Jumlah
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KENTANG TAHUN
2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PRODUKSI
HABIS (Total)
PROVITAS
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 11 9 1,357 75.11
2 Rancabali 48 40 7,401 77.65
3 Pasirjambu 23 27 3,845 70.44
4 Cimaung 43 111 29,039 30.12
5 Pangalengan 63 74 19,430 75.39
6 Kertasari 4 1 262 61.00
7 Pacet 12 8 1,630 67.00
8 Ibun - 7 2,768 70.14
9 Paseh - 11 4,277 66.73
10 Cikancung 13 9 1,324 69.44
11 Cicalengka 3 3 762 69.67
12 Nagreg 78 79 24,158 67.91
13 Rancaekek - - - -
14 Majalaya - - - -
15 Solokan Jeruk - - - -
16 Ciparay 8 8 1,168 50.75
17 Baleendah 14 13 5,649 67.85
18 Arjasari 13 28 13,424 70.14
19 Banjaran - 8 3,167 68.00
20 Cangkuang 6 3 835 46.33
21 Pameungpeuk - - - -
22 Katapang - - - -
23 Soreang - - - -
24 Kutawaringin 3 1 416 71.00
25 Margaasih - - - -
26 Margahayu - - - -
27 Dayeuhkolot - - - -
28 Bojongsoang - - - -
29 Cileunyi 1 2 769 69.50
30 Cilengkrang - 2 141 -
31 Cimenyan 9 13 6,249 94.62
352 457 128,071 280.24 Jumlah
*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS CABE RAWIT
TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PRODUKSI
(Total)
PROVITAS*
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 719 737 196,669 193.65
2 Rancabali 7,750 7,979 2,432,761 196.65
3 Pasirjambu 1,786 2,028 402,203 172.22
4 Cimaung 4 7 1,383 143.57
5 Pangalengan 374 331 57,497 131.02
6 Kertasari 150 185 39,885 124.96
7 Pacet 39 36 11,392 185.86
8 Ibun 115 108 52,300 211.67
9 Paseh 1,039 1,003 201,893 191.13
10 Cikancung 277 446 124,014 132.62
11 Cicalengka 188 243 100,406 169.27
12 Nagreg 1,127 1,293 272,850 108.93
13 Rancaekek 17 162 56,654 137.17
14 Majalaya 36 35 12,316 141.77
15 Solokan Jeruk 114 122 27,987 140.39
16 Ciparay 102 110 22,931 171.22
17 Baleendah 57 68 16,256 205.38
18 Arjasari 11 23 13,127 182.09
19 Banjaran 61 461 79,304 106.67
20 Cangkuang 140 164 33,819 201.93
21 Pameungpeuk 395 349 52,408 133.96
22 Katapang 609 591 114,824 131.36
23 Soreang 3,581 3,603 748,206 188.24
24 Kutawaringin 2,043 2,697 499,972 173.50
25 Margaasih 3,415 2,946 586,803 198.56
26 Margahayu 443 380 68,172 179.40
27 Dayeuhkolot 93 273 60,070 149.41
28 Bojongsoang 1,453 1,296 180,262 135.41
29 Cileunyi 28 18 6,012 200.61
30 Cilengkrang 114 123 30,180 182.46
31 Cimenyan 52 52 10,131 126.44
26,332 27,869 6,512,687 176.80 Jumlah
*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS SAYURAN TAHUN
2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM
BARU (Ha)
PANEN HABIS/
DIBONGKAR
(Ha)
PRODUKSI
(Total)
PROVITAS*
(Kuintal/Ha)
1 Ciwidey 250 4,897 6,118
2 Rancabali - 3,350 2,072
3 Pasirjambu 300 3,320 7,851
4 Cimaung - 1,005 797
5 Pangalengan 200 20,330 16,461
6 Kertasari 1,500 2,875 3,561
7 Pacet 300 15,124 7,967
8 Ibun 170 3,896 6,479
9 Paseh - 8,900 2,088
10 Cikancung - 4,293 3,391
11 Cicalengka 2,500 4,715 7,270
12 Nagreg - 1,399 1,698
13 Rancaekek - - -
14 Majalaya 50 145 201
15 Solokan Jeruk - - -
16 Ciparay 100 250 344
17 Baleendah - 3,796 5,502
18 Arjasari - 8,024 5,742
19 Banjaran - 250 269
20 Cangkuang 600 331 531
21 Pameungpeuk - 69 98
22 Katapang - 8 9
23 Soreang - 3,580 3,707
24 Kutawaringin - 3,400 4,800
25 Margaasih - 10 3
26 Margahayu - 8 4
27 Dayeuhkolot - 33 14
28 Bojongsoang - 75 107
29 Cileunyi - 2,450 3,584
30 Cilengkrang - 6,404 7,167
31 Cimenyan - 19,280 12,125
5,970 122,217 109,960 Jumlah
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-
BUAHAN (ALPUKAT) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM BARU
(Pohon)
TANAMAN YG
MENGHASILKAN
(Pohon)
PRODUKSI (Kuintal)
1 Ciwidey - - -
2 Rancabali - - -
3 Pasirjambu 5 - -
4 Cimaung 50 206 108
5 Pangalengan - - -
6 Kertasari 100 - -
7 Pacet 70 576 184
8 Ibun 11 3,440 3,972
9 Paseh - 579 197
10 Cikancung 75 770 995
11 Cicalengka 3,750 2,087 2,927
12 Nagreg 800 426 784
13 Rancaekek - - -
14 Majalaya 30 104 98
15 Solokan Jeruk - - -
16 Ciparay 25 430 251
17 Baleendah 42 469 756
18 Arjasari 50 500 310
19 Banjaran - 735 440
20 Cangkuang - 354 126
21 Pameungpeuk - - -
22 Katapang - 6 7
23 Soreang 50 2,400 1,895
24 Kutawaringin 30 4,700 3,812
25 Margaasih - 70 20
26 Margahayu 25 - -
27 Dayeuhkolot - - -
28 Bojongsoang - - -
29 Cileunyi 51 950 693
30 Cilengkrang - - -
31 Cimenyan 25 1,660 586
5,189 20,462 18,161 Jumlah
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-
BUAHAN (DURIAN) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM BARU
(Pohon)
TANAMAN YG
MENGHASILKAN
(Pohon)
PRODUKSI (Kuintal)
1 Ciwidey 275 6,923 6,143
2 Rancabali 570 6,448 2,163
3 Pasirjambu 1,180 13,420 7,736
4 Cimaung - 24,500 2,818
5 Pangalengan 4,700 2,000 887
6 Kertasari - 14,400 5,591
7 Pacet 75 8,500 947
8 Ibun 599 2,631 1,002
9 Paseh - 1,960 201
10 Cikancung 4,580 1,442 482
11 Cicalengka 10,000 8,506 3,159
12 Nagreg - 2,124 719
13 Rancaekek 500 5,200 977
14 Majalaya 150 2,050 734
15 Solokan Jeruk 76 382 271
16 Ciparay 25 1,315 1,462
17 Baleendah 1,518 12,532 4,593
18 Arjasari - 80,000 10,172
19 Banjaran 58 280 75
20 Cangkuang - 389 200
21 Pameungpeuk 20 121 83
22 Katapang 85 154 27
23 Soreang - 6,025 2,155
24 Kutawaringin - 5,950 2,990
25 Margaasih - 3,000 462
26 Margahayu - 75 17
27 Dayeuhkolot - 102 13
28 Bojongsoang - 800 53
29 Cileunyi 157 6,150 1,602
30 Cilengkrang 44,000 19,100 6,611
31 Cimenyan - 184,057 47,509
68,568 420,536 111,854 Jumlah
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-
BUAHAN (PISANG) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM BARU
(Pohon)
TANAMAN YG
MENGHASILKAN
(Pohon)
PRODUKSI (Kuintal)
1 Ciwidey - 1,843 1,176
2 Rancabali - 430 181
3 Pasirjambu 1,000 3,890 3,620
4 Cimaung - 853 219
5 Pangalengan - 5,572 1,920
6 Kertasari - 1,275 701
7 Pacet 75 1,050 85
8 Ibun 138 2,881 822
9 Paseh - 4,060 447
10 Cikancung 25 2,100 1,288
11 Cicalengka - 6,677 4,562
12 Nagreg - 6,347 807
13 Rancaekek - 130 46
14 Majalaya 150 2,815 1,496
15 Solokan Jeruk - 159 57
16 Ciparay 50 465 222
17 Baleendah 221 3,475 1,267
18 Arjasari 600 2,850 313
19 Banjaran - 850 239
20 Cangkuang - 1,854 1,025
21 Pameungpeuk 15 163 106
22 Katapang - 67 20
23 Soreang - 320 132
24 Kutawaringin - 800 305
25 Margaasih - 165 17
26 Margahayu 175 43 9
27 Dayeuhkolot - 185 30
28 Bojongsoang - 60 37
29 Cileunyi - 850 474
30 Cilengkrang - 414 205
31 Cimenyan 100 12,003 6,712
2,549 64,646 28,540 Jumlah
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-
BUAHAN (JAMBU BIJI) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
NO KECAMATANLUAS TANAM BARU
(Pohon)
TANAMAN YG
MENGHASILKAN
(Pohon)
PRODUKSI (Kuintal)
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu 600 200 2,600 960 13,181
4 Cimaung - 60 - 420 -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari - - - - -
7 Pacet - - - - -
8 Ibun 129 - 230 - 1,809
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung - - - - -
11 Cicalengka - - - - -
12 Nagreg - - - - -
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya - - - - -
15 Solokan Jeruk - - - - -
16 Ciparay - - - - -
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari - - - - -
19 Banjaran - 25 32 - 251
20 Cangkuang - - 45 - 252
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang 700 300 2,700 2,800 9,600
24 Kutawaringin - - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu - - 85 - 675
27 Dayeuhkolot - - - - -
28 Bojongsoang - - - - -
29 Cileunyi - 250 200 2,500 2,333
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan 10 10 - 78 -
1,439 845 5,892 6,758 28,101
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
NO KECAMATAN
Jumlah
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN HIAS (ANGGREK) TAHUN
2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM
(M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Tangkai)
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey 1,900 2,300 2,300 21,800 93,274
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu 6,500 7,500 4,000 552,000 268,407
4 Cimaung - - - - -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari - - - - -
7 Pacet - - - - -
8 Ibun - 37 74 2,590 4,654
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung - - - - -
11 Cicalengka - - - - -
12 Nagreg 1,500 30 27,930 1,082 1,274,159
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya - - - - -
15 Solokan Jeruk - - - - -
16 Ciparay - - - - -
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari - - - - -
19 Banjaran - - - - -
20 Cangkuang - - - - -
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang - - - - -
24 Kutawaringin - - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu - - - - -
27 Dayeuhkolot - - - - -
28 Bojongsoang - - - - -
29 Cileunyi - - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan - 100 100 3,894 5,908
9,900 9,967 34,404 581,366 1,646,402
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
NO KECAMATAN
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN HIAS (KRISAN) TAHUN
2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Tangkai)
Jumlah
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu - - - - -
4 Cimaung 700 2,450 - 16,811 -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari - - - - -
7 Pacet - - - - -
8 Ibun 43 13 164 104 945
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung - - - - -
11 Cicalengka - - - - -
12 Nagreg - - - - -
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya - - - - -
15 Solokan Jeruk - - - - -
16 Ciparay - - - - -
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari - - - - -
19 Banjaran - 87 1,513 272 8,366
20 Cangkuang - - 65 - 574
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang 5,000 5,000 10,000 42,000 38,000
24 Kutawaringin - - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu - - - - -
27 Dayeuhkolot - - - - -
28 Bojongsoang - - - - -
29 Cileunyi - - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan - - - - -
5,743 7,550 11,742 59,187 47,885
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
NO KECAMATAN
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN HIAS (SEDAP MALAM)
TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Tangkai)
Jumlah
NO KECAMATAN
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu 900 2,650 - 4,867 -
4 Cimaung - - - - -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari 50 60 - 148 -
7 Pacet 2,400 2,900 - 6,351 -
8 Ibun 6,722 1,240 - 2,845 -
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung 43,000 40,000 - 99,600 -
11 Cicalengka 2,500 3,250 - 6,865 -
12 Nagreg 5,600 3,500 - 7,000 -
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya 4 8 - 16 -
15 Solokan Jeruk 20 20 - 51 -
16 Ciparay 125 250 - 544 -
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari 5,000 - - - -
19 Banjaran - - - - -
20 Cangkuang - - - - -
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang 1,000 500 - 1,028 -
24 Kutawaringin - - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu 25 - - - -
27 Dayeuhkolot 5 2 - 4 -
28 Bojongsoang 10 33 - 78 -
29 Cileunyi - - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan 405 455 - 1,055 -
67,766 54,868 - 130,452 -
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA
(KUNYIT) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)
Jumlah
NO KECAMATAN
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu 1,700 2,100 - 6,416 -
4 Cimaung - 200,000 - 648,200 -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari 70 70 - 215 -
7 Pacet 3,200 3,200 - 11,043 -
8 Ibun 15,770 12,500 - 77,434 -
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung 60,000 50,000 - 129,500 -
11 Cicalengka 20,750 7,820 - 23,327 -
12 Nagreg 400 400 - 1,600 -
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya 18 33 - 110 -
15 Solokan Jeruk 22 12 - 36 -
16 Ciparay 500 720 - 2,497 -
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari 25,000 - - - -
19 Banjaran - - - - -
20 Cangkuang 25 25 - 98 -
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang 500 300 - 933 -
24 Kutawaringin 20 - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu 125 - - - -
27 Dayeuhkolot - 6 - 21 -
28 Bojongsoang 65 73 - 224 -
29 Cileunyi 2,000 - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan 225 225 - 835 -
130,390 277,484 - 902,489 -
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA (JAHE)
TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)
Jumlah
NO KECAMATAN
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu 500 1,600 - 4,822 -
4 Cimaung - - - - -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari 50 50 - 115 -
7 Pacet - - - - -
8 Ibun - 39 - - -
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung 4,000 10,000 - 15,250 -
11 Cicalengka 525 8,800 - 11,063 -
12 Nagreg - 200 - 400 -
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya 4 14 - 55 -
15 Solokan Jeruk 4 10 - 21 -
16 Ciparay 600 900 - 3,287 -
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari 10,000 - - - -
19 Banjaran - - - - -
20 Cangkuang - 20 - 46 -
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang - 800 - 908 -
24 Kutawaringin - 20 - 88 -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu - - - - -
27 Dayeuhkolot - - - - -
28 Bojongsoang - - - - -
29 Cileunyi - - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan 250 450 - 1,686 -
15,933 22,903 - 37,741 -
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA
(LAOS/LENGKUAS) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)
Jumlah
NO KECAMATAN
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu 200 150 - 168 -
4 Cimaung - - - - -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari 25 35 - 60 -
7 Pacet - - - - -
8 Ibun 2,166 99 - 138 -
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung 9,000 5,000 - 8,100 -
11 Cicalengka 850 750 - 1,125 -
12 Nagreg 100 100 - 150 -
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya - - - - -
15 Solokan Jeruk 10 12 - 23 -
16 Ciparay 5 10 - 13 -
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari 5,000 - - - -
19 Banjaran - - - - -
20 Cangkuang 10 10 - 14 -
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang 200 150 - 209 -
24 Kutawaringin - - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu 25 - - - -
27 Dayeuhkolot 5 6 - 8 -
28 Bojongsoang - - - - -
29 Cileunyi - - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan 10 - - - -
17,606 6,322 - 10,008 -
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA
(KENCUR) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)
Jumlah
NO KECAMATAN
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu - - - - -
4 Cimaung 10 - - - -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari - - - - -
7 Pacet - - 3,240 - 11,048
8 Ibun - - 234 - 802
9 Paseh - - 2,543 - 6,128
10 Cikancung 10,000 5,000 - 15,125 -
11 Cicalengka 500 500 81 1,380 293
12 Nagreg - 28 56 216 227
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya 9 15 - 48 -
15 Solokan Jeruk - - - - -
16 Ciparay - 100 150 416 612
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari - - - - -
19 Banjaran - - 60 - 213
20 Cangkuang 13 48 - 206 -
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang - - - - -
24 Kutawaringin - - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu - - - - -
27 Dayeuhkolot 1 - - - -
28 Bojongsoang - 22 370 57 1,315
29 Cileunyi - - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan - - 400 - 1,150
10,533 5,713 7,134 17,448 21,788
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA
(PACE/MENGKUDU) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)
Jumlah
NO KECAMATAN
Habis/
DibongkarBelum Habis
Habis/
DibongkarBelum Habis
1 Ciwidey - - - - -
2 Rancabali - - - - -
3 Pasirjambu - - - - -
4 Cimaung - - - - -
5 Pangalengan - - - - -
6 Kertasari - - - - -
7 Pacet - - 5,600 - 3,450
8 Ibun 1,000 2,509 66,696 1,308 62,285
9 Paseh - - - - -
10 Cikancung - - - - -
11 Cicalengka 7,900 6,740 4,010 3,302 1,708
12 Nagreg - - 1,900 - 578
13 Rancaekek - - - - -
14 Majalaya - - - - -
15 Solokan Jeruk - - - - -
16 Ciparay 230 150 212 62 118
17 Baleendah - - - - -
18 Arjasari - 94,500 - 37,233 -
19 Banjaran - 58 308 55 67
20 Cangkuang 15 15 - 9 -
21 Pameungpeuk - - - - -
22 Katapang - - - - -
23 Soreang - - - - -
24 Kutawaringin - - - - -
25 Margaasih - - - - -
26 Margahayu - - - - -
27 Dayeuhkolot - - - - -
28 Bojongsoang - - - - -
29 Cileunyi - - - - -
30 Cilengkrang - - - - -
31 Cimenyan - - 12,350 - 7,102
9,145 103,972 91,076 41,969 75,308
** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut
REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA
(KAPOLAGA) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG
TANAM (M2)
PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)
Jumlah
LUAS AREAL PERTANAMAN DAN PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT UNGGULAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015