Page 1
LAPORAN
SISTEM TRANSMISI (TRANSMITER DAN RECEIVER)
SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
Matakuliah: Sistem Komunikasi Serat Optik
Disusun Oleh:
Kelompok Transmiter:
Maya Hilda Lestari Louk- 23407017
Irianto Ottong- 23407019
Petricia Rosalin- 23407020
Chreisma Massay- 23407029
Kelompok Reciver:
Elkionis M- 23406053
Marselin Jamlaay- 23407022
Alexia Ilela- 23406038
Pricilia Talakua- 23407023
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA
2010/2011
Page 2
DASAR TEORI
1. Pengertian Serat Optik
Serat Optik merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat
dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan
dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED.
Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di
dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada
indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan
sebagai saluran komunikasi.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan
pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur
(bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data
menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel
konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama
dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan
dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun
gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh
serat optik.
Serat Optik
Page 3
2. Struktur Serat Optik
Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di
dalam serat inilah energi cahaya yang dibangkitkan oleh sumber cahaya
disalurkan (ditransmisikan) sehingga dapat diterima di ujung unit penerima
(receiver).
Struktur Serat Optik pada umumnya terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang
cahaya yang dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih
besar dari lapisan kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter antara
2 ~125 mm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya.
2. Bagian yang kedua dinamakan lapisan selimut (Cladding), dimana bagian ini
mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibandingkan
dengan bagian inti. Terbuat dari kaca yang berdiameter antara 5 ~ 250 mm,
juga tergantung dari jenis serat optiknya.
3. Bagian yang ketiga dinamakan lapisan jaket (Coating), dimana bagian ini
merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik
yang elastis.
Struktur Serat Optik
3. Pembagian Serat Optik
Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan mode yang dirambatkan :
Single mode
Serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar 8,3 mikron),
diameter intinya sangat sempit mendekati panjang gelombang sehingga cahaya
yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong
(cladding). Bahagian inti serat optik single-mode terbuat dari bahan
Page 4
kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2) untuk
meningkatkan indeks biasnya. Untuk mendapatkan performa yang baik pada
kabel ini, biasanya untuk ukuran selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari
ukuran inti (sekitar 125 mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi
memiliki pelemahan (kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga memungkin
kecepatan yang sangat tinggi dari jarak yang sangat jauh. Standar terbaru untuk
kabel ini adalah ITU-T G.652D, dan G.657.
Multi mode
Serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di
dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan
berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core:
Step indeks
Pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks
indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada
graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat
graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar,
karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
4. Kode Warna pada Kabel Serat Optik
Selubung luar
Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel serat optik
jenis Patch Cord adalah sebagai berikut:
Warna selubung
luar/jacketArtinya
Kuning serat optik single-mode
Oren serat optik multi-mode
Aqua Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer serat optik
Page 5
multi-mode
Abu-AbuKode warna serat optik multi-mode, yang tidak
digunakan lagi
Biru Kadang masih digunakan dalam model perancangan
Konektor
Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor,
biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi
yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter
maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan
posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain,
akurasinya tidak akan mudah berubah.
2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan
sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat
diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat
lain.
3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip
dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi
mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang
maupun dicabut.
4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi
fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja.
Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-
sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan
berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang
lagi penggunaannya.
7. E200
Page 6
Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:
1. LC
2. SMU
3. SC-DC
Selain itu pada konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan
maksud sebagai berikut:
Warna
KonektorArti Keterangan
BiruPhysical Contact
(PC), 0°
yang paling umum digunkan untuk serat
optik single-mode.
HijauAngle Polished
(APC), 8°
sudah tidak digunakan lagi untuk serat
optik multi-mode
HitamPhysical Contact
(PC), 0°
Abu-
abu,Krem
Physical Contact
(PC), 0°serat optik multi-mode
PutihPhysical Contact
(PC), 0°
Merah Penggunaan khusus
5. Kelebihan dan Kelemahan Serat Optik
Kelebihan dari serat optik yaitu:
1. Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwith yang lebar).Frekuensi pembawa
optik bekerja pada daerah frekuensi yang tinggi yaitu sekitar 10^13 Hz sampai
dengan 10^16 Hz, sehingga informasi yang dibawa akan menjadi banyak.
2. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari tembaga,
terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1300 nm
yaitu 0,2 dB/km.
Page 7
3. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat dari
kaca atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari
interferensi medan magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik.
4. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi. Kemampuan
fiber optic dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi, sangat cocok untuk
pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan kecepatan
beberapa Mbit/s hingga Gbit/s.
5. Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan. Diameter inti fiber optik
berukuruan micro sehingga pemakaian ruangan lebih ekonomis.
6. Tidak mengalirkan arus listrik. Terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak
dapat dialiri arus listrik (terhindar dari terjadinya hubungan pendek)
7. Sistem dapat diandalkan (20 – 30 tahun) dan mudah pemeliharaannya.
Serat optik juga memiliki kelemahan yaitu:
1. Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan lapisan
penguat sebagai proteksi.
2. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang
berlebihan
3. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan pada
pemasangan repeater.
Page 8
SISTEM TRANSMISI PADA SERAT OPTIK
1. Sistem Komunikasi Serat Optik
Sistem Komunikasi Fiber optik terdiri dari 3 komponen utama yaitu:
1. Transmitter berupa Laser Diode ( LD ) dan Light Emmiting Diode (LED).
2. Media transmisi berupa fiber optik.
3. Receiver yang merupakan detektor penerima digunakan PIN dan APD.
Konfigurasi dasar Sistem Komunikasi Fiber Optik.
2. Prinsip Kerja Serat Optik
Prinsip kerja dari serat optik ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk
sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (Dioda/Laser
Dioda) menjadi gelombang cahaya yang kemudian ditransmisika melalui kabel
serat optik menuju penerima/Receiver yang terletak pada ujung lainnya dari serat
optik, pada penerima/receiver sinyal optik ini diubah oleh transducer
Optoelektronik (Photo Dioda/Avalanche Photo Dioda) menjadi sinyal elektris
kembali.
Sistem Transmisi Serat Optik
Dalam perjalanan sinyal optik dari transmitter menuju receiver akan terjadi
redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel dan
konektor-konektor di perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya jauh
maka diperlukan sebuat atau beberapata repeater yang berfungsi untuk
memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman sepanjang
perjalanannya.
3. Karakteristik Receiver
Page 9
Fungsi dari receiver adalah untuk mengubah sinyal input optik menjadi sinyal
elektrik. Maka dari itu karakteristik sangat dibutuhkan diantaranya:
1. Sensitivitas tinggi
2. Bandwidth yang mencukupi dan respon yang cepat untuk mengakomodasi laju
informasi.
3. Noise rendah
4. Reliabilitas tinggi dan tidak terpengaruh perubahan suhu.
4. Komponen Receiver pada Serat Optik
Receiver pada sistem komunikasi fiber optik terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Detektor Penerima
Detektor Penerima (Photo detector) berfungsi untuk menangkap cahaya yang
berupa gelombang optik pembawa informasi, dapat berupa PIN diode atau APD
(Avalance Photo Diode). Pemilihannya tergantung keperluan
sistemkomunikasinya. Seperti halnya pemancar optik, penerima optik juga terdiri
daribahan semi konduktor. Dikombinasikan dengan pemancar Gallium Arsenide
(GaAS), serat silika quartz dan (SiO2) dan silika (Si) Receiver .
Tipe photodetector
PIN/ FET Photo Diode
Di dalam PINdiode, serat optik ditempatkan sedemikian hingga cahayayang
diterima jatuh pada suatu lapisan intrinsik dari material semikonduktor yang
diletakkan antara lapisan tipe n dan tipe p. Diode junction dibentuk oleh lapisan.
Lapisan ini dibias mundur (reserve-bias) dan jumlaharus yang mengalir
melaluijunction tersebut ditentukan oleh intesitascahaya (jumlah photon) yang
masuk dalam lapisan intrinsik. Variasi arusyang mengalir melaluidiode PIN
sebagai hasil dari variasi intensitas sinyaloptik yang diterima adalah sangat kecil
sehingga memerlukan penguatan.
Page 10
Struktur dan prinsip PIN
Avalanche Photo Diode(APD)
APD Mempunyai konstruksi yang mirip dan beroperasi dengan carayang sama
dengan diode PIN. Akan tetapi APD tidak memerlukan penguatefek medan di
dalam modul penerima. Internal gain yang membuat APDlebih sensitif, diperoleh
melalui penggunaan tegangan bias mundur yangtinggi pada diode junctionnya.
Hal ini menghasilkan suatu medan listrikyang tinggi pada lapisan instrinsik diode.
Pada saat suatu elektron dilepaskarena adanya suatu photon yang masuk ke
lapisan intrinsik, medan listrikakan memyebabkan elektron tersebut bergerak
sepanjang lapisan padakecepatan yang tinggi dan bertabrakan dengan molekul-
molekul lainsehinggga melepaskan lebih banyak elektron yang selanjutnya
akanbergerak sepanjang lapisan dengan kecepatan tinggi. Proses ini dinamakan
avalanche breakdown.
Prinsip APD Photo Transistor
Page 11
Sama halnya dioda foto, maka transistor foto juga dapat dibuat sebagai detektor
penerima. Agar penggunaannya lebih baik maka dengan menggabungkan dioda
foto dengan transistor foto dalam satu rangkain.
– Kombinasi dioda foto dan transistor dalam satu chip
– Transistor sebagai penguat arus
– Linieritas dan respons frekuensi tidak sebaik dioda foto
Karakteristik Phototransistor
2. Rangkaian Elektrik
Rangkaian elektrik berfungsi untuk mengkonversi cahaya pembawa informasi
terhadap data informasi yang dibawa dengan melakukan regenerasi timing,
regenerasi pulse serta konversi sinyal elektrik ke dalam interface V.28 yang
berupa sinyal digital dan sebaliknya.
5. Rangkaian Receiver Serat Optik
Page 12
Dengan sensor sebuah phototransistor, sinyal cahaya yang dikirim melalui serat
optik dapat ditangkap, selanjutnya komponen ini akan menghasilkan tegangan
sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima tersebut. Perubahan intensitas yang
diterima sensor akibat dari perubahan indek bias pada medium kontrol akan
mempengaruhi besarnya tegangan keluaran sensor.
6. Percobaan Rangkaian Receiver Serat Optik
Page 13
Percobaan rangkaian receiver menggunakan supply 5 volt, dan output
rangkaian dilihat dari bentuk gelombang berdasarkan frekuensi kerja receiver
serat optik. Berikut ini adalah hasil percobaannya:
Untuk Frekuensi 1 KHz
Pada frekuensi 1 KHz,
gelombang yang nampak
berbentuk gelombang kotak
yang hampir sempurna.
Namun, sedikit masih ada
distorsi yang menggangu.
Untuk Frekuensi 10 KHz
Pada frekuensi 10 KHz,
gelombang semakin
terdistorsi sehingga bentuk
gelombang kotak tidak
begitu sempurna.
Untuk Frekuensi 50 KHz
Page 14
Pada Frekuensi 50 KHz,
gelombang kotak
mengalami distorsi yang
semakin besar sehingga
gelombang kotaknya
menjadi tidak sempurna.
Percobaan dilakukan untuk frekuensi 100 KHz dan frekuensi diatasnya,
namun output berupa gelombang yang dihasilkan semakin terdistorsi, sehingga
bentuk gelombang yang seharusnya gelombang kotak tidak terjadi. Pada
osiloscope tidak dihasilkan gelombang kotak. Hal ini disebabkan karena
terdapatnya komponen- komponen tang tidak ideal.
Berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan bahwa rangkaian reciver dapat
bekerja dengan baik pada frkuensi 1 kHz sampai 50 kHz.
Percobaan Sistem Transmisi Sistem Komunikasi Serat Optik
Page 15
Percobaan dilakukan dengan menggabungkan rangkaian transmiter dan
receiver. Output dari sistem transmisi ini dilihat dari gelombang yang dihasilkan
berdasarkan pengaturan frekuensi. Berikut ini adalah hasil percobaannya:
Untuk Frekuensi 10 Hz
Pada frekuensi 10 Hz
belum menghasilkan
gelombang kotak.
Untuk Frekuensi 100 Hz
Pada Frekuensi 100 Hz,
belum kelihatan
gelombang kotak yang
diinginkan.
Untuk Frekuensi 1 KHz
Page 16
Pada frekuensi 1 KHz,
sudah terlihat gelombang
kotak, tetapi belum
sempurna, masih
terdistorsi.
Untuk Frekuensi 10 KHz
Pada Frekuensi 10
KHz, gelombang kotak
yang dihasilkan hampir
sempurna, sesuai
dengan yang
diharapkan.
Untuk Frekuensi 100 KHz
Page 17
Pada frekuensi 100 KHz,
gelombang yang
dihasilkan masih
berbentuk kotak, namun
akibat terdistorsi, bentuk
kotaknya menjadi tidak
sempurna.
Untuk Frekuensi 1 MHz
Pada Frekuensi 1 MHz,
gelombang kotak
terdistorsi semakin
banyak, sehingga
merusak bentuk
gelombang yang
seharusnya.
Berdasarkan percobaan tersebut, untuk mencapai sistem transmisi serat optik
yang ideal berdasarkan rangkaian yang dibuat, yaitu dioperasikan pada frekuensi
kerja 1 KHz sampai 50 KHz. Mengingat untuk frekuensi lebih dari 50 KHz,
gelombang lebih terdistorsi oleh noise.