Page 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
Kompetensi yang akan Dicapai……………………………………………………………………………………………. 1
Scenario ……………………………………………………………………………………………………………………………… 1
Daftar Unclear Term……………………………………………………………………………………………………………… 1
Daftar Cues………………………………………………………………………………………………………………………….. 2
Daftar Problem Identification………………………………………………………………………………………………. 2
Hasil Brain Storming…………………………………………………………………………………………………………….. 2
Hipotesis……………………………………………………………………………………………………………………………….. 5
Daftar Learning Issue…………………………………………………………………………………………………………….. 6
Pembahasan Learning Issue……………………………………………………………………………………………….…. 7-18
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………………………………………………………………………………….. 19
TIM PENYUSUN…………………………………………………………………………………………………………………………… 19
REFERENSI…………………………………………………………………………………………………………………………….. 20
ISI
Page 2
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
CADE 33. Mahasiswa mampu merancang dan melakukan asuhan gizi pada pasien derdasarkan status
gizi pasien
B. SKENARIO
“CARBING”
Ahli gizi RSUB mengikuti workshop “carbohydrate counting untuk diabetisi”. Selama ini RSUB dalam
memberikan asuhan gizi pada diabetisi belum pernah menerapkan carbing, namun sudah
memperhatikan glicemic index dan glicemic load. Oleh karena itu ahli gizi diharapkan mengkaji
penggunaan carbing dalam intervensi gizi pada diabetisi, sebelum carbing diterapkan di RSUB.
C. DAFTAR UNCLEAR TERM
Carbohydrate Counting
Carbohydrate counting merupakan cara untuk merencanakan diet pasien diabetes melitus (DM)
dengan menjaga kadar gula darah sesuai target, dimana keseimbangan antara karbohidrat yang
dimakan dan kadar insulin menentukan seberapa besar peningkatan glukosa darah setelah makan.
(American Diabetes Association Journal)
Glikemic Index
GI merupakan suatu sistem peringkat untuk menilai seberapa cepat glukosa dari suatu jenis
makanan memasuki aliran darah, atau seberapa cepat KH dalam makanan dapat meningkatkan
kadar gula darah. (CDK, 2009)
Glikemic Load
GI merupakan suatu sistem peringkat untuk menilai seberapa cepat glukosa dari suatu jenis
makanan memasuki aliran darah, atau seberapa cepat KH dalam makanan dapat meningkatkan
kadar gula darah. (CDK, 2009)
D. DAFTAR CUES
Ahli gizi mampu mengkaji penggunaan carbing dalam intervensi gizi pada diabetisi, sebelum carbing
diterapkan di RSUB
E. DAFTAR PROBLEM IDENTIFICATION
Tujuan dan manfaat carbing
Prinsip carbing
Macam-macam carbing
Kelebihan dan kekurangan carbing
Penerapan carbing (termasuk perhitungan dan tahapan) yang mendapatkan insulin
Macam-macam jenis insulin
spesifikasi tipe DM yang mendapat Insulin
Pertimbangan diberikan carbing pada diabetisi
Page 3
Prinsip GI dan GL
Sumber bahan makanan yang tinggi GI dan rendah GI
MNT pada orang DM dan diet DM yang sudah ada
Keefektifan Carbing dibandingkan GI dan GL
F. HASIL BRAINSTORMING
Tujuan dan manfaat Carbing
- Mempertahankan kadar glukosa darah pasien DM
- Meningkatkan kualitas hidup diabetisi karena dapat lebih bebas untuk mengkonsumsi
makanan sumber karbohidrat
- Mengontrol penurunan kadar glukosa dalam darah
- Agar makanan yang mengandung karbohidrat pada semua jenis menu dalam sehari yang
disajikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasien DM
- Pihak Ahli Gizi dapat memilih bahan makanan yang sesuai
Prinsip Carbing
- Menghitung jumlah karbohidrat total dalam makanan sehari
- Menghitung energi atau kebutuhan pasien yang kemudian dihitung kebutuhan karbohidratnya
dan memilih jenis bahan makanan yang mengandung karbohidrat sesuai dengan jumlah yang
dibutuhka
Kelebihan dan kekurangan Carbing
- Kelebihan :
Memudahkan pasien dimana pasien dapat mengkonsumsi berbagai macam makanan namun
harus tetap memperhatikan jumlahnya dan menyesuaikan dengan insulin.
- Kekurangan :
Pasien harus paham dan cermat dalam menghitung jumlah karbohidrat dan insulin serta
disiplin dalam menerapkan Carbing agar tidak terjadi hipoglikemia maupun hiperglikemia.
Disamping itu Carbing sulit diterapkan dirumah apabila diabetisinya memiliki kebiasaan makan
yang buruk
Pertimbangan menggunakan Carbing
- Perlu dipertimbangkan pada diabetisi yang memiliki pola makan yang salah
- Carbing tidak membatasi jenis bahan makanan yang dikonsumsi tetapi membatasi atau
mengatur jumlah servingnya
- Metode 3J tidak berlaku
- Penerapan dengan mengelompokkan bahan makanan merupakan penerapan dari GI dan GL,
sedangkan dalam penerapan Carbing lebih memperhatikan jumlah dan jadwal terkait dengan
pemberian insulin atau tingkat kebutuhan insulin seseorang dan bukan pada tipe DMnya
Page 4
- Perlu dilakukan pengontrolan kadar glukosa darah karena glukosa darah dapat secara langsung
menaikkan gula darah, tidak seperti lemak dan protein
Penerapan Carbing (termasuk perhitungan dan tahapan) yang mendapatkan insulin
Penerapan Carbing :
- Mengetahui jenis insulin yang digunakan oleh pasien, menghitung banyaknya karbohidrat yang
diberikan per 1 unit insulin, mengetahui jumlah unit yang dikonsumsi pasien, mengetahui nilai
kadar glukosa darah saat itu serta nilai penurunan kadar glukosa yang diinginkan, lalu
melakukan perhitungan
- Menetapkan kebutuhan karbohidrat yang harus dikonsumsi (serving) dengan cara membuat
menu lalu mengkonversikan jumlah karbohidrat yang akan dikonsumsi
- Memperhatikan status gizi pasien agar bisa ditentukan banyaknya karbohidrat yang akan
diberikan, misalnya pasien yang obese dan pasien yang malnutrisi pasti akan berbeda
perhitungan Carbingnya
- Memperhatikan aktivitas fisik pasien
- Intervensi gizi yang diberikan setiap hari dapat berubah tergantung keadaan pasien
Pengaruh GI dan GL pada diabetisi
- Makanan yang rendah GI dapat mengontrol kadar gula darah
- Konsep GI dan GL itu memang berkaitan bahan makanan yang memilki GI tinggi belum tentu
mengakibatkan GL yang tinggi pula. Pengitungan GL itu GI dikalikan jumlah KH dibagi 100.
Penelitian dahulu mengatakan bahwa pasien DM dengan GL yang tinggi maka gula darahnya
juga akan tinggi sehingga perlu mengontrol GI dan GL. Namun, ada penelitian yang
menyebutkan bahwa kadar GI pada suatu bahan makanan yang sama belum tentu hasilnya
sama. bisa saja antara semangka satu dengan semangka yang lain memilki GI yang beda
- Penerapan diet DM awalnya menerapkan prinsip GI, bahwa GI yang tinggi akan meningkatkan
kadar gula darah dalam tubuh. namun GI itu bervariasi pada setiap jenis bahan makanannya
dan akan berbeda dari metode pengolahannya, dll. Sehingga GI tidak lagi diterapkan sebagai
prinsip diet pada pasien DM karena sulit
Sumber bahan makanan yang tinggi GI dan rendah GI
- Rendah GI : Jamur tiram dan tempe (kedelai)
- Kandungan GI paling tinggi ada pada semangka, namun semangka memiliki GL yang rendah
karena kita tidak mungkin mengkonsumsi semangka dalam jumlah yang banyak
- Semangka memiliki fruktosa yang aman untuk tubuh kadar GI adalah respon tubuh
terhadap peningkatan gula darah karena glukosa yang dikonsumsi dibandingkan dengan
respon terhadap glukosa murni dan semangka tidak hanya memiliki fruktosa tetapi juga
glukosa
Data-data yang diperlukan untuk pengkajian Carbing
Page 5
Keefektifan gula darah menurun ?
TIPE INSULIN MNT
DM
GIGL
-prinsip-syarat-kelebihan dan kekurangan-Tujuan manfaat-BM↑↓
CARBING
-prinsip-syarat-kelebihan dan kekurangan-Tujuan manfaat-Tahapan-Data pengkajian-Jenis klasifikasi
DIABETES
Glukosa darah
Resistensi insulin
Membutuhkan Insulin
Basal (Intermediet & Long-acting
Bolus (Rapid & short acting)
- Mengetahui kadar gula darah pasien setiap harinya
- Mengetahui insulin yang digunakan pasien
Hipotesis sementara
G. HIPOTESIS
Page 6
H. DAFTAR LEARNING ISSUE
Tujuan dan manfaat carbing
Prinsip carbing
Page 7
Macam-macam carbing
Kelebihan dan kekurangan carbing
Penerapan carbing (termasuk perhitungan dan tahapan) yang mendapatkan insulin
Macam-macam jenis insulin
spesifikasi tipe DM yang mendapat Insulin
Pertimbangan diberikan carbing pada diabetisi
Prinsip GI dan GL
Sumber bahan makanan yang tinggi GI dan rendah GI
MNT pada orang DM dan diet DM yang sudah ada
Keefektifan Carbing dibandingkan GI dan GL
I. PEMBAHASAN LEARNING ISSUE
TUJUAN DAN MANFAAT CARBOHYDRATE COUNTING
Tujuan Umum
1. Mencegah komplikasi pada diabetes
2. Membantu mengontrol kadar gula darah
3. Membantu merencanakan eating plan bagi diabetisi
4. Mencapai tujuan (target) gula darah dan mncegah komplikasi diabetes
5. Untuk merencanakan diet pasien diabetes melitus (DM) dengan menjaga kadar gula darah sesuai
target.
( Andry Hartono, 2011) (American Dietetic Association)
Tujuan Khusus
1. Mempermudah pengguna insulin dalam memprediksi jumlah porsi KH yg dikonsumsi dan harus
disesuaikan dengan jumlah unit insulin yang disuntikkan.
2. Mempermudah diabetes yg menggunakan insulin dlm memprediksi jml porsi KH yg dikonsumsi
dan disesuaikan dg pemakaian obat hipoglisemik oral (OHO)
3. Menyeimbangkann antara karbohidrat yang dimakan dan insulin
( Andry Hartono, 2011) (American Dietetic Association)
Manfaat
1. Meningkatkan monitoring kadar glukosa darah karena dalam penerapan carbing akan dilakukan
check gula darah sebelum atau setelah makan
dengan menggunakan carbing dapat menurunkan HbA1c, HbA1c digunakan untuk monitoring
kepatuhan diabetisi 3-4 bulan yang lalu
2. Carbing dapat meningkatkan kualitas hidup
3. Membantu memanage berat badan
4. Paisen dapat menikmati lebih banyak variasi makanan
Page 8
(Mehta et al., 2009)( Adams, 2009)
PRINSIP CARBOHYDRATE COUNTING
Prinsip Carbing yaitu pengaturan makanan yang difokuskan pada sumber karbohidrat harus
memperhatikan jumlah dan waktu pemberian insulin berdasarkan rasio yang tepat untuk
mencegah hipoglikemi dan hiperglikemi. Selain itu Carbing mengukur berat karbohidrat dalam gram
pada makanan utama dan cemilan serta dkonversikan ke unit carbing (1 unit = 15 gr KH). (Andry
Hartono, 2011) (Department of Pediatric Italy, 2008).
MACAM-MACAM CARBOHYDRATE COUNTING
1. Basic carbohydrate counting :
Pemahaman dasar perhitungan karbohidrat, termasuk memahami hubungan antar
makanan, aktivitas fisik dan kadar glukosa darah. lebih sering digunakan oleh pasien DM
tipe 2 atau sebagai tahap awal memulai KH counting bagi pasien DM tipe 2 yang sebagian
besar tidak memakai insulin.
2. Advance carbohydrate counting :
Sering digunakan untuk pasien yang memiliki motivasi tinggi, mendapat injeksi insulin
setiap hari dan terapi pump insulin (DM tipe 1 dan 2). Untuk orang-orang yang telah
menguasai basic carbohydrate counting. (Kulkarni, KD. 2005)
Perbedaan antara basic dan advanced carbing terletak pada penggunaan insulin atau tidak dan
sebaiknya pengguna advanced mengetahui basic terlebih dahulu karena pada penerapan advanced
juga terdapat perhitungan porsi karbohidrat. Pasien diabetes yang tidak menggunakan insulin tidak
dianjurkan menerapkan advance carbing. (Souto, D. Lopes, E.Lopes Rosado. 2010)
SPESIFIKASI DM YANG MENDAPATKAN INJEKSI INSULIN
1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin endogen oleh
sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidak ada
2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain
yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau
stroke
4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
5. Ketoasidosis diabetik
6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.
Page 9
7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori
untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin
eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode
resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO (Depkes, 2007)
TAHAPAN CARBOHYDRATE COUNTING
Tahapan Basic Carb Counting
(Andry Hartono, 2011)
Langkah-Langkah Advanced Carb Counting
1. Menghitung jumlah KH yang akan dikonsumsi
2. Menentukan dosis bolus insulin. Membagi total KH yang akan dikonsumsi dengan ICR (insulin to
carb ratio)
3. Cek gula darah sebelum makan
4. Menentukan dosis insulin untuk menurunkan kadar gula darah sesuai target (dosis correction
bolus) (pre-meal blood glucose – pre-meal blood glucose target : ISF (insulin sensitivity
factor)
5. Menjumlahkan total insulin yang dibutuhkan (bolus insulin dose+ correction dose)
6. Activity adjustment. Jika akan melakukan aktifitas lebih tinggi dari biasanya dalam waktu 2 jam
dai penyuntikan insulin bolus, maka dosis bolus dikurangi sebesar 50%, jika dalam waktu 2-3
jam setel suntik mengurangi dosis bolus sebesar 25%.
7. Inject, eat, and record
8. Cek kadar gula darah 2jam setelah makan
MACAM-MACAM JENIS INSULIN
Hitung komposisi karbohidrat yang dianjurkan (45-65% total kalori harian)
Konversi ukuran gram karbohidrat menjadi unit carbing
Konversikan ke Skema Meal Plan
Konversikan unit carbing ke URT makanan yang dikonsumsi
Page 10
1. Basal
Insulin dasar yang dibutuhkan meskipun pasien tidak makan sekalipun. Yang termasuk insulin
basal adalah intermediate dan long-acting insulin.
2. Prandial
Untuk meng-cover KH pada makanan atau untuk menurunkan kadar gula darah sesuai target.
Yang termasuk insulin prandial adalah rapid dan short acting insulin.
(Advanced Carbohydrate Counting, 2009)
Pada Advanced carb counting dengan Fast-acting insulin maupun dengan insulin pump
menggunakan basal dan bolus insulin. Basal insulin digunakan untuk memenuhi kebutuhan insulin
harian sedangkan bolus insulin digunakan untuk mengcover insulin yang dibutuhkan saat makan
sehingga 2 jenis insulin tersebut dapat digunakan secara bersamaan (Souto dan Rosado, 2010)
Pembeda Rapid Short Intermediet Long
Waktu
pemberian
saat akan makan 30 – 60 menit
sebelum makan
selama setengah
hari/over night
1 hari
Mula kerja 0,5 jam 1,2 jam 0,5 jam 4-6 jam
Puncak 1-4 jam 6-12 jam 4-15 jam 14-20
Masa kerja 6-8 jam 18-24 jam 18-24 24-34
(Depkes,2007)
ISF (Insulin Sensitivity Factor) = 1800/1500 : TDD (Total daily dose)
*1800 untuk rapid acting dan 1500 untuk short acting insulin
ICR (Insulin to Carb Ratio) = 500 : TDD
ICR mnandakan 1 banding berapa karbohidrat yang dikonsumsi
ISF merupakan hasil dari 1800/1500 yang mana nilai tersebut masuk ke short/rapid dibagi dg
TDD
PERHITUNGAN
Contoh perhitungan:
Contoh kasus If TDD is 50 unit and the patient is using rapid acting insulin lispro, a person’s
blood glucose level is 169 mg / dl before lunch, and the target blood glucose range is less than
130 mg / dl. How much insulin units does match for she / he?
Answear :
Rapid Acting Insulin (Lispro) = 500 : TDD
= 500 : 50
= 10
Perbandingan rasio insulin dengan KH = 1 : 10 ( 1 Unit Insulin dapat mencakup 10 gram KH)
Rapid Acting Insulin (Lispro) = 1800 : TDD
Page 11
= 1800 : 50
= 36
1 Unit insulin dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 36 mg / dl
Extra Insulin = 169 – 130
= 39
Hal ini menunjukkan bahwa perlu tambahan 1 unit insulin agar gula darah tidak naik
(Ari, Fajar.2011)
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PERHITUNGAN
Untuk membantu estimasi, ada beberapa cara sbb:
- 1 palm size (telapak tangan tanpa jari, atau punggung tangan) = ± 3 ounce daging tanpa tulang
- 1 fist (kepalan tangan) = ± 1 cup/30 gr KH
- 1 thumb size (ibu jari) = 1 sdm
- 1 thumb tip (ujung ibu jari) = 1 sdt
*Estimasi di dasarkan pada ukuran tangan wanita (Spiegel, 2010)
Carbing Pada Food Label
- check the product serving size
- see the total grams carb amount for the serving size
- find the dietary fiber amount for the serving size (jika terkandung ≥ 5 gram serat maka
dikurangkan pada jumlah KH)
- Tentukan jumlah serving dengan membagi jumlah KH dengan 15
(Adams, Ingrid.2005)
Juga tidak memperhitungkan gula alcohol, karena fiber dan gula alcohol berefek sedikit/tidak
berefek pada peningkatan GD. Jadi menghitung total KH yaitu
Bila mengandung fiber > 5 g, maka Total KH x ½ (sesuai table)
Kurangi Total KH dengan fiber dan gula alcohol (Spiegel, 2010)
No Gram KH Jumlah carb choices No Gram KH Jumlah carb choices
1. 0-5 Tidak dihitung 8. 51-55 3 ½ carb choices
2. 6-10 ½ carb choices 9. 56-65 4 carb choices
3. 11-20 1 carb choices 10. 65-70 4 ½ carb choices
4. 21-25 1 ½ carb choices 11. 71-80 5 carb choices
5. 26-35 2 carb choices 12. 81-85 5 ½ carb choices
6. 36-40 2 ½ carb choices 13. 86-95 6 carb choices
7. 41-50 3 carb choices
(Spiegel, Gail; Monica Penkilo. 2010)
Page 12
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CARBOHYDRATE COUNTING
Kelebihan
- Menyediakan metode yang lebih tepat dalam pengaturan makanan dan waktu suntik insulin
- Fleksibilitas pilihan makanan
- Meningkatkan control kadar glukosa darah
- Empowering to patients memberikan wewenang kepada pasien untuk mengerti dan
memahami kebutuhan mereka sendiri baik makanan dan insulin, melatih pasien agar lebih
mandiri dan dapat bertanggungjawab pada dirinya sendiri (Karmeen D.Kulkarni, 2005).
- Lebih mudah digunakan daripada meal planning lainnya
- Memudahkan pasien dalam memilih makanan (fleksibel)
- Memudahkan pasien memanage kadar gula darah.(Vermont Department of Health, 2007)
- metode yang praktis dalam perencanaan makan pasien DM. karena prioritas dalam metode ini
ialah penghitungan karbohiratnya, sehingga dapat membantu mencapai target glukosa dan
mencegah komplikasi diabetes itu sendiri.
- pasien dapat memilih jenis dan jumlah makanan yang hendak dimakan.
- tidak mengubah pola atau budaya makan diabetisi sehingga dapat meningkatkan kenyamanan,
kualitas hidup, dan kepatuhan berobat mereka.
(Soegondo, 2011) (Vermont Department of Health, 2007)
Kekurangan
- Kebanyakan orang tidak menyukai untuk menimbang dan menilai makanan,serta pencatatan
konsumsi secara rutin. (Karmeen.2005)
- Sangat membutuhkan insulin tiap kali makan
- Kebanyakan orang tidak menyukai untuk menimbang, menilai makanan, dan melakukan
pencatatan konsumsi secara rutin
(Karmeen.2005)
Data-data yang diperlukan dalam metode Carbohydrate Counting, antara lain :
1. Daftar Standar Bahan Makanan per sampel 15 gram KH serving
Starches = 1 slice of bread
= 1/3 cup of cooked pasta
= ¾ cup of dry cereal
= 4-6 crackers
Fruit = 1 small piece of fruit
= ½ cup of fruit juice
Milk = 1 cup of non-fat (skim) milk
Page 13
= ¾ cup of yoghurt
Desserts = 2 small cookies
= ½ cup of ice cream
2. Kelengkapan peralatan dalam sosialisasi Carbing, seperti gelas ukur dan sendok timbangan
makanan, label-label makanan kemasan, buku atau pedoman dalam perhitungan karbohidrat
dan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP).
3. Adanya form awal bagi pasien yang siap menjalani metode Carbing dalam manajemen
makanannya, meliputi :
- Tujuan terapi Carbing
- Motivasi pasien
- Tingkat pendidikan
- Kemampuan menghitung
- Kesiapan mengontrol gula darah sebelum dan sesudah makan
4. Kemampuan menggunakan dan menganalisa “Nutrition Facts”
5. Catatan dosis insulin berdasarkan jenis, waktu, dan jumlah pemakaian insulin. (Karmeen.2005)
PERTIMBANGAN DIBERIKAN CARBING PADA DIABETISI
Hal hal yang perlu diperhatikan saat penerapan Carbing:
Pasien paham terkait aktifitas fisik & jenis insulin yg digunakan
Baca label makanan (Nutrition Fact) pada makanan kemasan
Atur jumlah KH yang akan dikonsumsi
Paham terkait hubungan KH dengan insulin
Paham perhitungan pemenuhan jumlah KH
Sesuaikan pemakaian insulin berdasarkan pada intake, aktifitas, dan glukosa darah.
(Karmeen.2005)
PRINSIP GLIKEMIC INDEX DAN GLIKEMIC LOAD
1. GLIKEMIC INDEX
Prinsip pengukuran GI adalah pengukuran response peningkatan GD setelah 2 jam
mengonsumsi suatu BM tertentu dibandingkan dengan response peningkatan GD ketika
mengonsumsi gula standart (glukosa/bread white) dengan jumlah yang sama (CDA, 2008).
Selain itu, Prinsip GI adalah BM dengan GI tinggi akan meningkatkan GD lebih besar daripada
BM dengan low GI. Penelitian membuktikan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
puncak dari berbagai sumber KH ternyata sama. Hal ini membuktikan bahwa baik low GI
Page 14
maupun high GI sama-sama meningkatkan GD hanya berbeda di waktu awalnya saja (Franz,
2005)
Klasifikasi GI
Rendah : <= 55
Medium : 56-69
Tinggi : >= 70
(Mendosa, 2008)
2. GLIKEMIC LOAD
Prinsipnya adalah BM dengan GI yang tinggi akan meningkatkan GD sehingga merangsang
sekresi insulin yang banyak pula untuk menurunkan GD. Penurunan GD yang terlalu cepat
mengakibatkan supply energy menurun dan meningkatkan rangsangan/keinginan untuk makan
(Westberg, 2003)
Klasifikasi GL
Rendah : <= 10
Medium : 11-19
Tinggi : >= 20
(Mendosa, 2008)
SUMBER BAHAN MAKANAN TINGGI GI DAN RENDAH GI
(Manajemen modern dan kesehatan masyarakat, 2011)
MANAGEMENT NUTRITION THERAPY (MNT) DIABETES
Ada 8 jenis standar diet menurut kandungan energinya:
Diet 1: 1100 kal
Page 15
Diet 2: 1300 kal
Diet 3: 1500 kal
Diet 4: 1700 kal
Diet 5: 1900 kal
Diet 6: 2100 kal
Diet 7:2300 kal
Diet 8: 2500 kal
(Sunita Almatsier, 2007)
1). Diet B
Mengandung komposisi karbohidrat 68%, protein 12%, dan lemak 20%. Diet ini diberikan kerpada
penderita yang tidak tahan lapar dengan dietnya, mampu atau kaya, tetapi kadar kolesterol dalam
darahnya tinggi, mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah, telah mengalami komplikasi
ginjal, telah menderita Diabetes Mellitus lebih dari lima belas tahun dan biasanya mengidap
angiopati diabetik.
2). Diet B1
Mengandung komposisi karbohidrat 60%, protein 20%, dan lemak 20%. Diet ini diberikan kepada
penderita yang mampu atau mempunyai kebiasaan makan tinggi protein, tetapi kadar lemak
darahnya normal, kurus atau BBR kurang dari 90%, dalam masa pertumbuhan, mengalami patah
tulang, hamil dan menyusui, menderita hepatitis kronik atau sirosis hati, yaitu kelanjutan hepatitis
yang kisut / mengkerut, menderita TBC paru, menderita selilitis atau gangren diabetik (kaki
diabetik: infeksi pada kaki yang membusuk pada penderita diabetes mellitus), dalam keadaan pasca
bedah, menderita penyakit Graves atau Morbus Basedowi, yaitu penyakit gondok dengan kadar
hormon gondok yang tinggi dan menderita tumor ganas, antara lain: kanker payudara, kanker
rahim, atau kanker lainnya.
3). Diet B Puasa dan Diet B1 Puasa
Penderita Diabetes Mellitus yang diperbolehkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan adalah
penderita tanpa disuntik insulin (dengan obat OHO / Obat Hipoglikemik oral atau diet saja) dan
kadar glukosa darahnya kurang dari 200 mg/dl pada dua jam sesuadah makan.
Jadwal makan penderita Diabetes Mellitus pada bulan Ramadhan adalah
sebagai berikut :
1. Pukul 18.00 (30% kalori) :
a. Berbuka puasa (makanan utama)
b. Tablet OHO pertama dan vitamin (yang biasa diberikan pagi hari)
2. Pukul 20.00 (25% kalori) :
a. Sehabis tarawih (makanan utama)
b. Gerak badan dilaksanakan sesudah tarawih
Page 16
3. Sebelum tidur malam (10% kalori) :
a. Makanan kecil
b. Tablet OHO yang kedua (bila ada, yang biasa diberikan siang hari)
4. Pukul 03.00 (25% kalori) :
a. makan saur (makanan utama)
5. Pukul 03.30 (10% kalori) :
a. makanan kecil
b. vitamin yang kedua
4). Diet B2
Sifat-sifat dari Diet B2:
1. tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari), tetapi mengandung protein lebih kurang 1 gram per
kg berat badan per hari.
2. komposisi sama dengan diet B (karbohidrat 68%, protein 12% dan lemak 20%), bedanya diet
B2 mengandung tinggi asam amino esensial.
3. dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan 2100-2300 kalori/hari. Jika tidak demikian,
jumlah protein perhari akan berubah. Diet ini diberikan kepada penderita Nefropati Diabetik
dengan gagal ginjal kronik sedang, yaitu Nefropati Diabetikum Stadium II.
5). Diet B3
Sifat-sifat dari diet B3:
1. tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
2. rendah protein, tetapi tinggi asam amino esensial. Jumlah protein lebih kurang 40 gram per
hari,
3. karena alasan nomor (2) tersebut, hanya dapat disusun Diet B3 dari 2100 sampai 2300
kalori/hari. Bila tidak akan mengubah jumlah proteinnya.
4. tinggi karbohidrat dan rendah lemak, sesudah dikurangi kalori untuk protein, sisa kalori per
hari dibagi untuk karbohidrat dan lemak dengan perbandingan = 4:1. 5. dipilih lemak yang tidak
jenuh (polyunsaturated fat). Bersama dengan diet B3 ini, diberikan pula suntikan insulin dan
tablet vitamin-mineral. Diet ini diberikan kepada penderita Nefropati Diabetik dengan gagal
ginjal kronik yang berat yaitu Nefropati Diabetik Stadium III.
6.) Diet Be
Diet Be atau diet bebas hanya diberikan kepada penderita Diabetes
Mellitus dengan Nefropati Diabetik Tipe Be (Stadium Akhir /Stadium IV). Pada
stadium IV ini biasanya faal ginjal sudah sangat buruk. Penderita ini boleh minum
glukosa dan rasa manis lain seperti es krim dan lain-lain sehingga disebut Diet Es
Krim tetapi harus diberikan suntikan insulin. Dengan kalori lebih dari 2000
kal/hari (Rusimah, 2011).
Page 17
KEEFEKTIFAN CARBING DIBANDING GI DAN GL
3 Alasan Mengapa Carbing Diterapkan:
- Perkembangan insulin yang lebih canggih memberikan fleksibilitas yang lebih besar,
memungkinkan orang untuk menyesuaikan dosis insulin dengan jumlah KH yang dikonsumsi
- Adanya pendidikan terstruktur (Dose Adjustment for Normal Eating (DAFNE)) yang mana
perhatian difokuskan pada menghitung KH sebagai sarana memberdayakan orang dengan
diabetes dan meninbgkatkan keterampilan pengelolaan diri
- Penelitian menunjukkan bahwa carbing tidak hanya mengoptimalkan glikemik control, tetapi
juga meningkatkan kualitas kehidupan dan general wellbeing tanpa meningkatkan severe
hypoglycemia, lipid darah, atau berat badan. (Making Carbs Count. Desang Magazine)
Pengaturan makanan berdasarkan GI tidak digunakan lagi, karena baik jenis KH kompleks atau KH
sederhana keduanya akan dipecah menjadi glukosa di aliran darah pada akhirnya (Wagle, 2010)
Kontroversi tentang GI masih bergulir sampai saat ini, Jenkins et al (2002) menyimpulkan bahwa
penerapan konsep GI memberikan efek pencegahan dan bermanfaat pada penanganan penyakit
kronik.
Miller et al (2003) melakukan studi metaanalysis tehadap 14 penelitian berkaitan dengan peran
pangan GI rendah pada penanganan diabetes. Hasilnya tidak konklusif. Tidak ada perbedaan pada
perbaikan HbA1c dengan pemberian diet yang memiliki GI rendah.
( Rimbawan, Albiner Siagian. 2005)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Page 18
Carbohydrate counting merupakan cara untuk merencanakan diet pasien diabetes melitus (DM)
dengan menjaga kadar gula darah sesuai target, dimana keseimbangan antara karbohidrat yang
dimakan dan kadar insulin menentukan seberapa besar peningkatan glukosa darah setelah makan.
Berdasarkan diberikan tidaknya insulin, Carbing dibagi menjadi 2: yaitu Basic carbing (tidak mendapat
insulin) dan Advance Carbing (mendapat insulin).
Dibandingkan konsep GI dan GL, Carbing dinyatakan lebih efektif bagi diabetisi. Karena pada GI dan GL
semua sumber karbohidrat diperhitungkan mempengaruhi gula darah, namun pada kenyataanya tidak
perlu memperhitungkan gula alcohol, karena fiber dan gula alcohol berefek sedikit/tidak berefek pada
peningkatan Gula darah.
Rekomendasi
Perlunya pengkajian lebih mendalam mengenai penerapan Carbohydrate Counting dalam MNT
pada diabetisi
Perlunya pengkajian lebih lanjut terhadap keefektifan carbohydrate counting dengan GI dan GL
DAFTAR PUSTAKA
CDA. Canadian Diabetes Association. 2008. The Glycemic Index. [pdf]. Online. Melalui
http://www.diabetes.ca/files/glycemicindex_08.pdf, pada 30 april 2012
Page 19
Chiesa, Gaia et al. 2005. Insulin Therapy and Carbohydrate Counting.
http://www.actabiomedica.it/data/2005/supp_3_2005/chiesa.pdf . Diakses pada tanggal 30
April 2012 pada pukul 20.15 WIB
Franz, Marion J. CDE of The Diabetes Care and Education Dietetic Practice Group. 2005. Hot Topic:
Glycemics Index. [pdf]. Online. Melalui http://www.diabetesinmichigan.org/EdHandout
/PDF/GlycemicIndex.pdf, pada 30 april 2012.
Hartono, Andry. 2011. http://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/DM.pdf, diakses tgl 28 april jam
00.45 wiba
Kulkarni,Karmeen D.2005.Carbohydrate Counting: A Practical Meal-Planning Option for People With Diabetes)
Laurenzi, et al. 2009 Effects of Carbohydrate Counting on Glucose Control and Quality of Life Over 24
Weeks in Adult PatientsWith Type 1 Diabetes on Continuous Subcutaneous Insulin Infusion.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21378215. diakses tanggal 29 April 2012.
Mehta et al., 2009. Impact of Carbohydrate Counting on Glycemic Control in Children With Type 1
Diabetes. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19244089. diakses tanggal 29 April 2012.
Mendosa, David. 2008. Revised International Table of Glycemic Index and Glycemic Load Value.
http://www.mendosa.com/gilists.htm. Diakses pada tanggal 30 April 2012 pukul 20.17 WIB
Rusimah, 2011. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet pada
Penderita Diabetes Mellitus (Diabetisi) di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin Tahun 2010. http://blog.tp.ac.id/wp-content/uploads/6495/download-
skripsi1.pdf. Diakses Pada Tanggal 29 April 2012 pukul 11.23 WIB.
Soegondo, Sidartawan. 2011. Carbohydrate Counting, Strategi Jitu Kendalikan Gula Pasien DM. Jurnal Medika Edisi No 08 Vol XXXVII/2011. http://jurnalmedika.com/edisi-tahun-2011/edisi-no-08-vol-xxxvii-2011/353-kegiatan/704-carbohydrate-counting-strategi-jitu-kendalikan-gula-pasien-dm diakses 28 april 2012 jam 19.08)
Souto dan Rosado. 2010. Use of carb counting in the dietary treatment of diabetes mellitus.
www.nutricionhospitalaria.com/pdf/4324.pdf. diakses tanggal 30 April 2012
Spiegel, Gail; Monica Penkilo. 2010. Carbohydrate Counting for Children with Diabetes [pdf]. Online.
Melalui http://www.lillydiabetes.com/documents/pdf/HI62553_Carbohydrate%20 Counting
%20for%20Children.pdf, pada 30 April 2011
The American Institute for Cancer Research. 2005. The Glycemic Index: What It Is, What It Is Not. [pdf].
Online. Melalui http://preventcancer.aicr.org/site/DocServer/ Glycemic_Index.pdf?docID=341,
pada 30 april 2012
Wagle, Ashwini; Sajida Arsiwala; Bhavna Subbhedar; Kathy Sucher. 2010. Carhohydrate Counting for
Tradisional Indian and Pakistani Foods. [pdf]. Online. Melalui
http://www.nufs.sjsu.edu/pdf/CarbCountSAsians.pdf, pada 30 april 2012.
Page 20
Wesberg,Karin. 2003. Using The Glycemic Index to Compare Carbohydrate. [pdf]. Online. Melalui
http://www.extension.iastate.edu/Publications/N3450.pdf, pada 30 april 2012
William, Janet. Fraserhealth. 2009. Advanced Carbohydrate Counting. [pdf]. Online. Melalui
http://www.fraserhealth.ca/media/Advanced%20Carb%20Counting%20Colour.pdf, pada 30
april 2012.
TIM PENYUSUN
A. KETUA : Denny Aprianto 115070309111045
B. SEKRETARIS : Urfi Yuniar Risqina 0910730073
Nidya Magdalena 115070309111021
C. ANGGOTA : Nevi Vilanti Wijaya 0910730012
Yasmin Al Habsy 0910730015
Marsella Nindita 0910730021
Lutvita Yuniar R 0910730083
Devi Chandra 0910730088
Harijadi Tri Nugraha 0910733026
Ika Susanti 0910730010
Larasati Hasaptias 0910733007
Rudi Hartono 115070309111046
D. FASILITATOR : Ummu Ditya E, S.Gz.
E. PROSES DISKUSI
Kemampuan Fasilitator dalam Memfasilitasi
Fasilitator sangat baik dalam memfasilitasi, mengarahkan dan membimbing diskusi mengikuti
kompetensi yang akan di capai. Fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk
menumbuhkan dan menggali mind set terkait Carbohydrate counting. Fasilitator bersikap
professional dengan hadir tepat waktu dan memperhatikan jalannya diskusi. Dan fasilitator juga
melakukan transparansi penilaian sehingga dapat memotivasi untuk lebih baik dari sebelumya.
Kompetensi/ Hasil Belajar Yang Dicapai Oleh Anggota Diskusi
Mendalami prinsip, kelebihan, kekurangan mengenai Carbohydrate counting, GI dan GL
Anggota kelompok mampu berpikir kritis dan bekerja sama dalam menganalisa pemilhan
metode dietary assessment pada skenario
Page 21
LAMPIRAN
1. American Dietetic Association. [tanpa tahun]. Carbohydrate Counting for People with Diabetes. [pdf]. (http://nutritioncaremanual.org/vault/editor/Docs/CarbohydrateCounting_FINAL.pdf, diakses tanggal 29 April 2012)
2. Becton Drive Medical Diabetes Care. 2007. Staying on TargetTM Carb Counting...Eat to Win!. [pdf]. (http://www.bd.com/us/diabetes/download/CarbCountWeb2007.pdf, diakses tanggal 29 April 2012)
Page 22
3. Hartono, Andry. 2011. Basic Carb Counting Bagi Diabetesi. [pdf]. (http://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/DM.pdf, diakses tanggal 30 april 2012)
4. Spiegel, Gail; Monica Penkilo. 2010. Carbohydrate Counting for Children with Diabetes. P 16
Page 23
5. Spiegel, Gail; Monica Penkilo. 2010. Carbohydrate Counting for Children with Diabetes. P 9
6. Wagle, Ashwini; Sajida Arsiwala; Bhavna Subbhedar; Kathy Sucher. 2010. Carhohydrate Counting for Tradisional Indian and Pakistani Foods
7. William, Janet. Fraserhealth. 2009. Advanced Carbohydrate Counting.
8. CDA. Canadian Diabetes Association. 2008. The Glycemic Index.
Page 24
9. Wesberg,Karin. 2003. Using The Glycemic Index to Compare Carbohydrate.
10. Wesberg, Karin. 2003. Using The Glycemic Index to Compare Carbohydrate.
Page 25
11. The American Institute for Cancer Research. 2005. The Glycemic Index: What It Is, What It Is Not
12. Franz, Marion J. CDE of The Diabetes Care and Education Dietetic Practice Group. 2005. Hot Topic: Glycemics Index
13. The American Institute for Cancer Research. 2005. The Glycemic Index: What It Is, What It Is Not
Page 26
Sumber : American Diabetes Association Journal
Sumber : CDK 168/vol. 36 no.2/Maret-April 2009
Sumber : Manajemen modern dan kesehatan masyarakat from www.itokindo.org, Agustus 2011
Page 27
Sumber: Advanced Carbohydrate Counting. 2009. Fraser Health Diabetes Education
Sumber: Carb Counting...Eat to Win! www.BDDiabetes.com/us
Sumber: Advanced Carbohydrate Counting. 2009. Fraser Health Diabetes Education
Page 28
Sumber: Making Carbs Count. Desang Magazine
1. Vermont Department of Health. 2007. Carb Counting and Diabetes.
2. Kulkarni, Karmeen D. 2005. Carbohydrate Counting: A Practical Meal-Planning Option for People With Diabetes.
3. Kulkarni, Karmeen D. 2005. Carbohydrate Counting: A Practical Meal-Planning Option for People With Diabetes.
Page 29
4. Kulkarni, Karmeen D. 2005. Carbohydrate Counting: A Practical Meal-Planning Option for People With Diabetes.
Page 30
LAPORAN HASIL DISKUSI
Blok Clinic
SKENARIO “CARBING”
Minggu ke-2
Tanggal 27 April s.d 1 Mei 2012
Disusun oleh
Kelompok J
Larasati Hasaptias 0910733007
Ika Susanti 0910730010
Nevi Vilanti Wijaya 0910730012
Yasmin Al Habsy 0910730015
Marsella Nindita 0910730021
Harijadi Tri Nugraha 0910733026
Urfi Yuniar Risqina 0910730073
Lutvita Yuniar R 0910730083
Devi Chandra 0910730088
Nidya Magdalena 115070309111021
Denny Aprianto 115070309111045
Rudi Hartono 115070309111046
Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
Malang
2012