Top Banner

of 42

LAPORAN RPJMDES

Jul 20, 2015

Download

Documents

Yoseph Asa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam era otonomi daerah, pengembangan desa menjadi desa yang otonom merupakan salah satu kunci dari keberhasilan pembangunan. Desa diharapkan tidak lagi berharap dan menunggu proyek-proyek yang akan datang dari pihak luar, tetapi lebih aktif menggagas arah pengembangan desanya, merancang program-program sesuai dengan arah pengembangan tersebut, menggerakkan sumberdaya lokal yang dimiliki dan aktif melakukan penggalangan sumberdaya dari luar melalui loby dan negosiasi yang efektif. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) bagi kalangan aktivis pembangunan masyarakat desa sering menyebutnya dengan istilah Perencanaan Strategis Desa. Istilah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) dan Perencanaan Strategis Desa merupakan dua konsep yang berbeda secara metodologi, tahapan penerapannya dan aktor penggunanya. Dari sisi manfaat bagi masyarakat desa kedua istilah tersebut sama dimana masyarakat desa akan mempunyai arah pengembangan desa yang jelas, efektif, sistematis dan terencana dalam kurun waktu paling kurang 5 tahun. Selain itu masyarakat desa akan mempunyai payung program pengembangan desa, menjadi filter bagi proyek-proyek yang masuk dan sekaligus menjadi magnet untuk menarik pihak-pihak yang ingin berkontribusi bagi pembangunan desa. Selanjutnya, dalam pemaparan laporan ini akan menggunakan istilah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) sesuai dengan dasar hukum yang berlaku sehingga dapat diterima oleh semua pihak terutama Pemerintah yang diharapkan dapat mendukung keswadayaan masyarakat. Untuk menyusun (RPJM-Desa), telah digariskan tahapan prosesnya dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Metode-metode yang ada, saat ini cukup familiar dan banyak digunakan baik instansi pemerintah maupun pihak lainnya. Beberapa metode dengan instrumen dasar yang hampir sama dan memungkinkan partisipasi masyarakat secara luas antara lain P3MD, PRA, ZOPP, AI dan lain-lain. Pemilihan metodologi sangat tergantung pada kebutuhan, karena masing-masing memiliki kekuatan, kelemahan serta kemampuan dan kondisi masyarakat setempat dimana instrumen yang dipilih akan digunakan. Acuan penyusunan RPJMDes adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, namun menggabungkan beberapa metode yang saling melengkapi dalam mendukung akurasi data baik kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan kondisi lokal setempat memang sangat penting sehingga waktu bisa digunakan se-efektif mungkin, masyarakat desa tidak terganggu aktifitasnya di kebun dan dapat berkontribusi secara penuh dalam penyusunan rencana ini. 1

-2-

1.2. Dasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri. 8. Berdasarkan ketentuan Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, pemerintah desa wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa). 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa

1.3. Pengertian1. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2

-3-

2.

3.

4.

5.

9.

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJMDesa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa. Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (DURKP-Desa) adalah daftar yang merupakan usulan kegiatan pembangunan Desa yang menggunakan dana yang sudah jelas sumbernya baik dari APBN, APBD (Provinsi, Kabupaten/Kota), APB Desa, Swadaya dan Kerjasama dengan Pihak ketiga.Pembangunan partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa bersama-sama secara musyawarah, mufakat, dan gotong royong yang merupakan cara hidup masyarakat yang telah lama berakar budaya di wilayah Indonesia. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya (MUSRENBANGDESA) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di desa 5 (lima) dan 1 (satu) tahunan.

3

BAB II PROFIL DESA2.1. Kondisi Desa2.1.1. Sejarah Desa Secara administrasif desa Maudemu mekar dari desa Dirun pada tahun 2003 menjadi desa persiapan kemudian pada bulan Oktober 2007 menjadi desa definitive. Sebelumnya desa ini bergabung dengan Uabau. Pada saat itu terbagi menjadi 2 dusun yakni dusun Matamanas dan Fafoik. Dilihat dari sejarahnya sebagian besar masyarakat bermukim didaerah pedalaman. Dusun Oenaek sebelumnya tinggal di kampung lama yakni Matamanas, Peutlabel sedangkan dusun Fafoik A,B sebelumnya menetap di daerah sumber mata air Maman. Pada tahun1942 terjadi serangan penyakit Babonreu istilah penyakit mematikan yang sangat ditakuti masyarakat, kemudian pindah ke Fafoik. Dari aspek tanaman pangan dan tanaman umur panjang dulu masyarakat banyak mengembangkan tanaman jewawut, sorgum (istilah lain jagung rote) tetapi sekarang punah dan tanaman yang masih banyak dikembangkan adalah jagung dan ubi kayu. 2.1.2. Demografi Jumlah penduduk desa Oenaek sebanyak 221 kk, jumlah jiwa 739 jiwa (Perempuan 363 jiwa). Suku yang dominant di desa ini adalah suku dawan tetapi ada beberapa kk yang berasal dari etnis Flores dan Sabu. Dilihat dari penyebaran penduduk di setiap dusun tidak jauh berbeda. Dusun Fafoik A jumlah penduduk 55 kk, dusun Fafoik B 42 kk, dusun Matamanas 61 kk dan dusun Oenaek 55 kk. Topografi desa ini landai dengan kondisi lahan dominan tanah dan padang ilalang, dengan ketinggian 1600 meter diatas permukaan laut. Curah hujan mulai bulan Desember sampai Maret dan musim kemarau mulai bulan April-November. Sistim pertanian adalah balik tanah dan ladang berpindah. Secara administrative desa Oenaek bagian Barat berbatasan dengan desa Uabau, bagian Timur berbatasan dengan Nauke Kusa dan Bonibais, bagian selatan berbatasan dengan desa Babotin dan bagian utara berbatasan dengan desa Kapitan Meo. 2.1.3. Keadaan Sosial Desa Oenaek terdapat 5 suku besar yakni suku Su Aun, Kapitan, Butero, Bikuin dan Bibatu. Dari 5 suku besar ini semuanya masih dalam ikatan keluarga besar yang berjalan sangat harmonis dimana dalam acara-acara adat selalu saling mendukung satu dengan yang lain. Dilihat dari hubungan pesaudaraan dengan desa tetangga, masyarakat desa Oenaek masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan desa Nauke Kusa, Tniumanu, Bisesmus dan Kapitanmeo. Untuk urusan social seperti rumah adat biasanya dilakukan pada bulan September-Oktober dan pesta nikah selalu dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober.

4

2.1.4. Keadaan Ekonomi Untuk mendukung ekonomi masyarakat desa, sumber pendapatan utama masyarakat adalah hasil pertanian seperti kemiri, pinang, sirih, kelapa dan sapi. Secara umum profesi masyarakat adalah petani. Dari 221 kepala keluarga terdapat 46 kk yang memiliki rumah sehat sedangkan yang lain masih tinggal di rumah tak layak huni. Untuk mendukung usaha masyarakat di desa ini, terdapat 2 buah kios sehingga masyarakat sangat tergantung pada hari pasar (setiap hari jumat dipasar Uabau) untuk membeli kebutuhan rumah tangga mereka.

2.2. Kondisi Pemerintahan Desa2.2.1. Pembagian Wilayah Desa Pembagian tata ruang desa ini menjadi 4 dusun yakni dusun Matamanas, Oenaek, Fafoik A dan Fafoik B. Dusun Matamanas berbatasan langsung dengan kawasan hutan produksi Mauasa desa Boni Bais. Namun dari kesepakatan masyarakat belum ada pembagian wilayah untuk peternakan dan pertanian. Walaupun ada pembagian wilayah per dusun tetapi dalam pengelolaan lahan pertanian tidak ada pembagian setiap kk karena kepemilikan lahan setiapnya hampir merata di semua wilayah, namun pembagian ini hanya bersifat administrative untuk memisahkan penduduk dalam dusun.

5

2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa MaudemuBPD Dominikus Lesin A.Ma.Pd Kepala Desa Alfons Bere Mali LPM Dominikus Mali

Sekretaris BPD Hendrikus Koli

Sekretaris Desa Benyamin P.Tani Paskalis Berek P. Adat Mateus Hale P.Trantib Elfridus Mau Kaurpem Lusianus Masli Kaur Umum Aloysius Taek Kaur Pemb Egidius Berek Bere

Kadus Balesi Yulianus Koli

Kadus Oloboe Markus Luan

Kadus Maudemu Alfonsius Bere

Kadus Laloro Blasidius Mau

Kadus Beisurik Emanuel Bele

Kadus Fatubesi Herman Y. Bere

6

B III MASALAH DAN POTENSIAnalisa masalah dan potensi secara terpadu di desa Oenaek dikaji menggunakan 3 alat kajian yakni sketsa desa, bagan kelembagaan dan kalender musim. Alat kajian ini di aplikasikan secara partisipatif melibatkan semua masyarakat sehingga bisa mengungkapkan masalah dan potensi sebenarnya. Penerapan alat kajian ini dapat diuraikan dibawah ini.

3.1. Sketsa Desa Maudemu

Hasil kajian masalah dan potensi dalam sketsa desa dalam tabel dibawah ini. Tabel.1. Masalah dan Potensi Sketsa desaNo 1 1 2 3 Kode 2 SD-1 SD-2 SD-3 Masalah 3 Semua sumber air debit berkurang di waktu musim panas Longsor di kebun, pingiran sungai dan tebing Ada rumah penduduk yang belum memenuhi stadar kesehatan dan tinggal serumah 2-3 kk Kode Potensi 4 5 PD-1 Ada 15 sumber mata air yang hidup sepanjang tahun PD-2 Ada anakan tanaman lokal yang tersedia dan kelompok tani PD-3 Ada masyarakat dan Ada lahan masyarakat Bahan lokal tersedia

7

4 5

SD-4 SD-5

6

SD-6

7

SD-7

8 9 10 11 12

SD-8 SD-9 SD10 SD11 SD12 SD13 SD14 SD15 SD16

Sebagian besar kk membuang air besar di sebarang tempat Fasilitas kator desa masih terbatas seperti lemari, kurisi dan meja Kantor BPD dan PKK belum ada Fasilitas kesehatan seperti, penerangan, air bersih dan ruangan bersalin serta alat tes darah belum adaSD Belum ada jembatan yang menghubung dusun Maudemu sekolah SDK Hanowai dan, Kaen ke SDI Beisurik Jalan dan jembatan dari desa ke kabupaten rusak rusak. Tempat ibadah rusak dan tidak berfungsi Ketrbatasan 2 rungan keles di SDI Beisurik dan SDK Hanowai Belum ada pelayanan penerangan Ada 4 dusun belum ada pelayanan air bersih Beisurik Balesi, Fatubesi, Maudemu Pengairan Irigasi belum terjangkau ke lokasi pertanian Beisurik Kepadatan pemukiman penduduk Belum ada ruangan perpustakaan di 2 SD Belum ada fasilitas Pariwisata

PD-4 PD-5

Ada tanah, hutan dan satwa Ada material lokal Ada Pemdes, ADD, ada potensi lokal kayu, tukang kayu Ada lokasi dan titik untuk penegembangan wisata panorama Tempat ritual adat Ada batu , kayu, pasir, tenaga

PD-6

PD-7

PD-8 PD-9 PD10 PD11 PD12 PD13 PD14 PD15 PD16

Ada lembaga kimpraswil ada dana dan matierial lokal Ada masyarakat/umat, ada Paroki dan Keuskupan Ada lembaga kimpraswil ada dana dan matierial lokal Ada lokasi atau tempat Ada PLTS, Generator, PNPM, Pemukiman penduduk Ada lembaga kimpraswil ada dana dan matierial lokal Ada masyarakat Ada lembaga kimpraswil ada dana dan matierial lokal Ada masyarakat Ada dinas pariwisata

13 14 15 16

3.2. Kalender MusimTabel.2. Kajian Kalender MusimN O 1. 2. 3. 4.Kegiatan

JanTebas bakar Tanam jagung Penanaman K. Tanah Tanam Bawang putih Tanam Bawang Merah Tanam K. Hijau Tanam Sayuran Tanam TUP Tanam Padi Ladang Penyulaman Tanaman Penyiangan

Pb

Mrt

Apr

Mei

Bulan Juni Jul

Ket Ags Sept Okt Nop Dsb

*** *** ** ** -

** *** *** ***

* * * ***

** ** ***

** *** *** * **

* *** *** *

*** * *** -

*** -

*** -

* * -

*** * -

*** *** * ***

L L,P L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P L,P,A

8

5.

Pemupukan Serangan H/P tanaman Penyiraman tan. semusim Jaga Burung Panen jagung dan kacang tali Panen K. Tanah Panen K. Merah Panen B. Putih&Merah Panen Kentang Panen K. Hijau Panen Padi Panen Sayur Panen TUP Demam/Malaria Diare Muntaber/colera Kudis Penyakit Mata Rematik Pesta Paskah Pesta Natal Doa Rosario Pesta R. Adat Pesta nikah Kerja Bakti Bln LKMD

** ** *** *** * ** *** *** -

* *** *** *** ** *** *** -

** ** *** ** ** ** *** -

* *** *** *** *** *** *** -

*** ** *** *** *** *** ***

*** * *** *** *** ** *** *** -

*** *** * ** * ** *** *** -

** * *** ** ** *** *** -

*** *** ** ** *** * *** ** ** -

* *** * * *** ** -

-

L,P L,P,A L,P,A L,P,A

** * *** -

L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P,A L,P L,P

Hasil kajian masalah dan potensi dari kalender musim dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel.3. Masalah dan Potensi Kajian Kalender MusimNo 1 KodeSD-1

Masalah Pengelolaan dan ketrampilan petani dalam pengelolaan kebun masih terbatas Kesuburan tanah menurun akibat tebas bakar dan erosi Hama walangsangit,tikus dan belalang menyerang tanaman Kekurangan pakan ternak pada musim kemarau Pemakaian pestisida, pupuk kimia dan Herbisida masih sangat tinggi dalam pengelolaan lahan Ternak besar, sedang, dan kecil terserang penyakit Ternak merusak kebun masyarakat

Kode PD-1

Potensi Ada lahan, tenaga kerja, kelompok tani, dan tenaga penyuluh Ada kebun tetap yang sudah berhasil

2

SD-2

PD-2

3 4

SD-3 SD-4

PD-3 PD-4

5

SD-5

PD-5

Ada bibit penguat teras, ada pupuk kandang dan pupuk hijau dan sisa-sisa serasah Ada musuh alami, pestisida organik dan ritual adat Ada areal, tenaga, ada jenis pakan lamtoro,turi, kingres, donu, kabesak dan jenis lokal lainya. Ada lahan, tenaga kerja, kelompok tani, tenaga penyuluh , pupuk kandang dan pupuk hijau dan sisa-sisa serasah Ada vaksinasi dan petugas PPL peternakan. Ada pagar, ada padang pengembalaan ada kayu untuk kandang

6 7

SD-6 SD-7

PD-6 PD-7

9

8

SD-8

Penggunaan bibit lokal semakin kurang

PD-8

9 10 11 12 13 14

SD-9 SD-10 SD-11 SD-12 SD-13 SD-14

Harga komodity tidak stabil Pengelolaan pasca panen masih terbatas Produksi tanaman cendrung menurun Persediaan modal dan informasi pasar masih terbatas. Mesin penyulingan nilam belum dimanfaatkan Masyarakat sering terserang penyakit Malaria, muntaber dan kudis

PD-9 PD-11 PD-12 PD-13 PD-14 PD-15

Ada jenis tanaman lokal yang berpotensi untuk pangan dan menhasilkan uang seperti ubi-ubian, kacang-kacangan dan sayuran. Ada pasar, pengusaha, modal Asosiasi, UBSP, sarana teransportasi Ada bahan baku, peralatan , ada ketrampilan dan ada tenaga kerja Ada tenaga teknis PPL dan PL Ada pupuk alami Ada kelompok ada telekomunikasi dan ada lembaga keuangan Ada tanaman nilam. Tenaga, ada 1 unit masin nilam Ada dinas kesehatan

3.3. Bagan Kelembagaan

LPMD

Guru SDPolinde s

BPD

Kehutan an

PemdePertanian

MasyarakatKlp TaniKaran taruna

sPUSTU

Toda

PKK

YMTM

YSMLin mas Peternakan

TPL

Hasil analisa masalah dan potensi dalam alat kajian bagan kelembagaan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

10

Tabel.4. Masalah dan Potensi Kajian Bagan KelembagaanNo 1 2Kode SD-1 SD-2

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

SD-3 SD-4 SD-5 SD-6

Masalah Para aparat belum memahami tupoksi secara baik Banyak anak tidak melanjutkan sekolah karena jarak jauh dan belum ada SLTP di yang lebih dekat Keterbatasan tenaga guru PNS 2 orang di 2 SD Kesejahteraan guru komite masih terbatas Disiplin guru masih kuarang Komite belum berperan peningkatan mutu pendidikan KRPH kurang menjalankan tugas Bayak ternak terserang penyaki Petugas tidak melakukan Vaksinasi Belum ada pengurus karantarun Pesta adat menyebabkan perkelahian, pemborosan waktu dan tenaga Masih terjadi pencurian ternak dan hasil pertania Pengelolaan pasca panen masih terbatas Pengelolaan keuangan di tingkat desa masih kurang (UBSP) Persediaan modal dan informasih untuk mengakses pasar masih terbatas Pelayanan kesehatan di PUSTU kurang berjalan efektif Kepala sekolah kurang terbuka dalam pengelolaan dana pendidikan Pengetahuan pengelolaan makanan bergizi masih kurang Pengelolaan kesehatan sekolah masih kurang dalam

Kode PD-1 PD-2

Potensi Ada pemdes,pustu,polindes, kader dan penyuluhan Ada siwa dan tenaga pengajar Ada kelembagan lokal dan dinas Ada tenaga guru honor, Ada sarjana pendidikan Ada komite sekolah dan dana Bos Ada komite, ada kepsek ada orang tua murid Ada pengurus komite, guru-guru dan orangtua murid Ada petugas dan dinas Ada petugas peternakan dan Disnak Ada obat dan jarum Ada tenaga dan ternak tersedia. Ada pemuda dan pemudi Ada pemdes Ada lembaga adat, Pemdes, Gereja dan Linmas Ada Linmas, ada perdes dan aturan adat. Ada bahan baku, ada kelompok tani dan pendamping Ada masyarakat, pendamping lapangan dan ada kelompok UBSP Ada kelompok tani, Hutuntani, Asosiasi , Pemdes dan pihak pengusaha. Ada petugas Ada mekanisme dan kelembagaan Ada bahan makanan lokal bergizi Ada dinas kesehatan Ada kelembagaan sekolah Ada guru dam murid-murid

PD-3 PD-4 PD-5 PD-6 PD-7 PD-8 PD-9 PD-10 PD-11 PD-12 PD-13 PD-14

SD-7 SD-8 SD-9 SD-10 SD-11 SD-12

SD-13

SD-14

15

SD-15

PD -15

16 17 18 19

SD-16

PD-16 PD-17 PD-18 PD-19

SD-17

SD-18

SD-19

11

3.4. Pengelompokan dan Pemeringkatan MasalahTahapan selanjutnya adalah pemeringkatan masalah. Tahap ini sangat penting karena semua masalah yang dikemukakan dalam kajian diklasifikasi berdasarkan kebutuhan baik kebutuhan sangat mendesak, kurang mendesak dan tidak mendesak sehingga bisa diketahui masalah mana yang menurut masyarakat prioritas. Tahapan perengkingan sangat penting karena masalah-masalah yang mengemuka dalam bagian ini yang akan dimasukan dalam RPJMDes. Pemeringkatan ini dilakukan oleh kelompok diskusi menggunakan skor nilai 1-3. Skor 3=sangat banyak, 2=cukup banyak dan 1=sedikit. Perengkingan ini berdasarkan bidang kegiatan sehingga memudahkan untuk pengembangan kegiatan kedepan. Hasil perengkingan masalah pembangunan di desa Oenaek dalam dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel.5. Pengelompokan dan Pemeringkatan Masalah (Form 1)poten si Dirasak an banyak org Sering terjadi 4 Menghambat peningkatan pendapatan 5 Menghamb at akses pendidikan 6 Menghamb at pencapaian hidup sehat 7 Menghambat pemenuhan kebutuhan perempuan dan anak 8 Total Skor 10

No 1 I 1

Masalah 2

Pering kat 11

HUTAN DAN AIR

2

Debit air kemarau Longsor

berkurang

pada

musim3

2

3

3

3

2

3

3

19 21

II

3

3

3

3

3

3

I

3 II 1 2 3 4

Masih terjadi penebangan pohon di sekitar sumber mata air SARANA DAN PRASARANA Masih ada rumah penduduk yang belum sesuai standar kesehatan dan masih ada 2-3 kk serumah Fasilitas kantor desa masih terbatas Belum ada listrik, air bersih , tidak ada ruang tunggu dan ruangan bersalin SDK Hanowai dan SDI Beisurik kurang ruangan belajar dan perpustakaan

3

2

3

1

3

3

3

18

III

3 2 3 3

2 3 3 3

3 3 3 3

1 2 2 2

3 1 2 3

3 1 3 2

3 1 3 3

18 13 19 19

IV V III III

12

5 6 7 8 9

Belum ada jembatan antara dusun Fatubesi ke SDI Beisurik dan Maudemu ke SDK Hanowai Jalan penghubung desa ke kabupaten rusak Tempat ibadah rusak Banyak masyarakat belum memiliki penerangan Ada 4 dusun belum menpata pelayanan air bersih yaitu Balesi, Fatubesi, Beisurik dan Maudemu Areal pertanian Beisurik belum terjangkau pengaran irigasi Areal pemukiman penduduk sudah sempit Rumah dinas guru (RDG) di 2 SD belum ada Keterbatasan sarana dan prasarana pariwisata PENDIDIKAN Banyak anak tidak melanjutkan sekolah karena jarak jauh dan belum ada SLTP di yang lebih dekat Keterbatasan tenaga guru PNS 2 orang di 2 SD Kesejahteraan guru komite masih terbatas Disiplin guru masih kuarang Belum ada perdes wajib belajar 9 tahun Peran komite dan pemdes dalam peningkatan pendidikan masih rendah Sumberdaya Manusia masih rendah KELEMBAGAAN KRPH kurang menjalankan tugas Bayak ternak terserang penyaki Petugas tidak melakukan Vaksinasi Belum ada pengurus karantarun Pesta adat menyebabkan perkelahian, pemborosan waktu dan tenaga Masih terjadi pencurian ternak dan hasil pertania Pengelolaan pasca panen masih terbatas

3 3 3 3 3

3 3 3 2 3

3 3 3 3 3

3 3 2 3 3

2 3 3 3 3

3 3 2 3 3

3 3 3 3 3

20 21 19 20 21

II I III II I

10 11 12 13 III 1

3 3 3 3 3

3 2 2 3 3

3 3 3 3 3

3 3 2 3 3

3 3 3 3 3

3 3 3 2 3

3 3 3 2 3

21 20 19 19 21

I II III III I

2 3 4 5 6 7 IV 1 2 3 4 5 6 7

2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3

2 2 1 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3

3 3 3 2 2 3 1 3 3 1 2 3 1

1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 3 2 3

2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3

16 16 16 15 13 21 14 21 19 14 20 19 19

II II II III IV I IV I III IV II III III

13

8 9 10 11 V 1

2 3 4 5 6 VI 1

Pengelolaan keuangan di tingkat desa masih kurang (UBSP) Persediaan modal dan informasih untuk mengakses pasar masih terbatas Pemdes dan BPD belum memahami Tupoksi secara baik Kepala sekolah kurang terbuka dalam pengelolaan dana pendidikan KESEHATAN Masih ada rumah penduduk yang belum memenuhi standar kesehatan, dan masih ada rumah yang dihuni oleh 2-3 kk Masyarakat sering terserang penyakit Malaria, muntaber dan kudis Pelayanan kesehatan di PUSTU kurang berjalan efektif Sebagian besar kk membuang air besar di sebarang tempat Pengetahuan pengelolaan makanan bergizi masih kurang Pengelolaan kesehatan sekolah masih kurang PERTANIAN DAN PETERNAKAN Pengelolaan dan ketrampilan petani dalam pengelolaan kebun masih terbatas Kesuburan tanah menurun akibat tebas bakar dan erosi Hama walangsangit,tikus dan belalang menyerang tanaman Kekurangan pakan ternak pada musim kemarau Pemakaian pestisida, pupuk kimia dan Herbisida masih sangat tinggi dalam pengelolaan lahan Ternak besar, sedang, dan kecil terserang penyakit Ternak merusak kebun masyarakat

3 3 3 3

3 3 2 2

2 2 1 3

3 3 2 3

3 2 1 3

3 3 2 3

3 3 2 3

20 19 13 20

II III V II

3

3

3

3

3

3

3

21

I

3 3 3 3 3

3 2 1 3 2

3 2 3 3 3

3 3 3 3 3

3 3 3 3 3

3 3 3 2 3

3 3 2 3 3

21 19 18 20 20

I III IV II II

3

2

3

3

3

2

2

18

IV

2 3 4 5 6 7

3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 2

3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3

3 3 3 1 3 3

2 3 2 3 3 3

3 3 2 3 3 3

19 21 18 18 21 20

III I IV IV I II

14

8 9 10 VII 1 2 3

Penggunaan bibit lokal semakin kurang Produksi tanaman cendrung menurun Mesin penyulingan nilam belum dimanfaatkan EKONOMI Persediaan modal dan informasi pasar masih terbatas. Pengelolaan pasca panen masih terbatas Harga komodity tidak stabil

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

21 21

I I

3 3 3

3 3 3

3 3 3

3 3 3

2 2 3

3 3 3

3 3 3

19 20 21

III II 1

3.5. Pengkajian Tindakan BersamaTabel.6. Pengkajian Tindakan Bersama (Form 2 )NO 1I 1

Masalah 2 HUTAN DAN AIR

Penyebab 3

Tindakan yg bisa dibuat sendiri masyarakat 4 Penanaman jenis pohon lokal disekitar sumber mata air Menegakan kembali hokum adat

Tindakan yg bisa dibuat masy. jika ada dukungan pihak luar 5 Penghijauan kembali dan perdes tentang perlindungan sumber air Pembuatan perdes tenteng pengelolaan sumber air,hutan,satwa serta biota air Membangun kesepakatan lokasi longsor tidak dijadikan areal pertanian Pelatihan pertanian berkelanjutan dan teknologinya

Debit air berkurang pada Penembangan pohon secara liar Hujan berlebihan musim kemarauMasih terjadi penebangan pohon di sekitar sumber mata air Panas berkepanjangan

2

3

Longsor

Adanya penggunaan sensaw secara liar

Penanaman pohon di lokasi Longsor

II 1

PERTANIAN DAN PETERNAKAN Pengelolaan dan ketrampilan Belum ada petunjuk dan petani dalam pengelolaan kebun pendampingan yang efektif dari masih terbatas petugas pertanian Kesuburan tanah menurun akibat tebas bakar dan erosi Pengolahan lahan masih tradisonal dan tanpa terasering

Pereluasan kebun tetap bagi anggota lama dan kelompok baru

2

Pengembangan kebun tetap bagi masyarakat umum

Tanam penguat teras seperti gamal,lamtoro,kaliandra

15

3 4 5

6

Hama walangsangit,tikus dan belalang menyerang tanaman Kekurangan pakan ternak pada musim kemarau Pemakaian pestisida, pupuk kimia dan Herbisida masih sangat tinggi dalam pengelolaan lahan Ternak besar, sedang, dan kecil terserang penyakit Ternak merusak kebun masyarakat

Musuh alamia berkurang bahkan punah Belum banyak yang mengembangkan pakan Penjualan bahan kimia secara bebas dan tanpa mengetahui dampaknya Tidak vaksin dan belum mengetahui cara pencegahan Pemeliharaan secara tradisonal

Pembuatan teras sering Pembuatan pestisida alamia Pengembanga pakan ternak dalam jumlah banyak Pembuatan pupuk organik (pupuk cair,bokasi,kompos) Membangun koordinasi dgn Disnak untuk vaksin ternak besar