Laporan On the Job Training PT. PAL INDONESIA (Persero) KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segenap Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan berkat, rahmat, serta hidayah-Nya selama ini, sehingga dapat diselesaikannya Kerja Praktek di PT. PAL INDONESIA (Persero) SURABAYA yang dimulai pada tanggal 30 Mei s/d 28 Juni 2013. Penyelesaian laporan Kerja Praktek ini tidak lepas dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak terkait. Pada kesempatan ini, terima kasih sebesar- besarnya diberikan kepada : Bapak Ir. Hery Sunaryo & Bapak Zainuddin selaku Kepala dan Staf Departemen pembinaan organisasi dan SDM PT. PAL INDONESIA (Persero) yang telah memfasilitasi dalam Persiapan Kerja Praktek, Bapak Djuwadi Sutjipto, ST. selaku Kepala Biro Dukungan Rekayasa Departemen Dukungan Produksi Divisi Kapal Niaga sekaligus pembimbing Kerja Praktek, terima kasih atas bimbingan, arahan serta tanggung jawab dalam memberikan keterangan- keterangan yang berguna dari awal sampai akhir pelaksanaan Kerja Praktek, Bapak-bapak pembimbing pada setiap Departemen di bawah Divisi Kapal Niaga yang telah banyak Alfan Himawan P. (4108100097) i Pondra Widhi K. (4108100100)
Prosedur k3 pada galangan kapal merupakan aspek yang sangat penting dari profil seluruh pekerjaan seorang karyawan galangan kapal. Kondisi kesehatan keselamatan para pekerja galangan kapal juga mempunyai berbagai resiko bahaya dengan berbagi potensi fatal jika prosedur keselamatan dan kesehatan tidak di perhatikan . Untuk memastikan keselamatan pekerja pada galangan kapal sudah menjadi tanggung jawab semua orang yang bekerja di daerah tersebut dan Metode atau pedoman yang dapat diterima untuk menyelesaikan prosedur dan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja ini di lakukan sesuai pedoman OSHA dan standar maritim secara umum.
Beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk membantu memastikan keselamatan dan kesehatan kerja pada galangan kapal antara lain adalah:
Medical Qualifications
Menetapkan prosedur dan inspeksi keselamatan yang dirancang untuk memastikan personel atau karyawan secara fisik sebagai persyaratan terhadap karyawan dengan berbagai perlindungan dari berbagai paparan bahaya di daerah galangan kapal. Metode pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan catatan tenaga medis. Pemeriksa harus menentukan apakah evaluasi medis periodik telah dilakukan dengan benar, Kemudian memberikan pengarahan sepenuhnya terhadap bahaya kesehatan yang berhubungan dengan tugas-tugas mereka.
Worksite Safety
Dalam galangan kapal, ada beberapa lingkungan kerja berbahaya yang dapat karyawan hadapi. Inspeksi keselamatan harus menentukan apakah karyawan dilatih mengenai bahaya spesifik yang terkait dengan pekerjaan mereka. Bahaya tersebut antara lain adalah bekerja di ketinggian, bahaya jatuh, bahaya lingkungan dan bahaya menggunakan alat. Pemeriksa harus melalui prosedur catatan pelatihan, memastikan jika pekerja memiliki masalah keamanan, dan pemeriksaan onsite lengkap dari situs kerja. Prosedur ini dipastikan harus sesuai dengan peraturan k3 yang telah diberlakukan.
Hazard Elimination
Inspeksi protokol harus memeriksa prosedur mitigasi tentang bahaya galangan. Galangan kapal harus memiliki prosedur yang jelas untuk mengidentifikasi pekerja terhadap berbagai bahaya yang ada, dan bagaimana bahaya tersebut ditanggulangi dan dikendalikan. Pengendalian bahaya tersebut melalui perencanaan formal dan prosedur mitigasi atau penghapusan kondisi berbahaya. Karyawan harus benar-benar dilatih tentang prosedur pelaporan keselamatan bahaya resmi.
Subcontractors
Prosedur ini diperlukan untuk memastikan subkontraktor yang bekerja di galangan kapal dapat memenuhi persyaratan keselamatan yang sama. Karyawan Subkontraktor harus dilatih dan memiliki pemahaman tentang bahaya yang terkait dengan tempat kerja. Meskipun tidak dipekerjakan oleh galangan kapal, subkontraktor juga mempunyai hak yang sama terhadap pemahaman bahaya keselamatan dan kesehatan pada lingkup galangan kapal seperti karyawan resmi lainnya. Prosedur ini harus memastikan subkontraktor telah memiliki catatan tertulis terhadap standar keselamatan kesehatan kerja pada galangan tersebut . Dokumentasi yang dibutuhkan meliputi pelatihan keamanankaryawan, catatan medis dan, dan penggunaan alat pelindung diri.ggggggg
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segenap Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan berkat,
rahmat, serta hidayah-Nya selama ini, sehingga dapat diselesaikannya Kerja
Praktek di PT. PAL INDONESIA (Persero) SURABAYA yang dimulai pada
tanggal 30 Mei s/d 28 Juni 2013.
Penyelesaian laporan Kerja Praktek ini tidak lepas dari bantuan dan kerja
sama dari berbagai pihak terkait. Pada kesempatan ini, terima kasih sebesar-
besarnya diberikan kepada :
Bapak Ir. Hery Sunaryo & Bapak Zainuddin selaku Kepala dan Staf
Departemen pembinaan organisasi dan SDM PT. PAL INDONESIA
(Persero) yang telah memfasilitasi dalam Persiapan Kerja Praktek,
Bapak Djuwadi Sutjipto, ST. selaku Kepala Biro Dukungan Rekayasa
Departemen Dukungan Produksi Divisi Kapal Niaga sekaligus
pembimbing Kerja Praktek, terima kasih atas bimbingan, arahan serta
tanggung jawab dalam memberikan keterangan-keterangan yang berguna
dari awal sampai akhir pelaksanaan Kerja Praktek,
Bapak-bapak pembimbing pada setiap Departemen di bawah Divisi Kapal
Niaga yang telah banyak membantu dan membimbing saat melakukan
kegiatan Kerja Praktek di lapangan,
Para pekerja di lapangan Divisi Kapal Niaga PT. PAL INDONESIA
(Persero) lainnya yang juga banyak membantu selama kegiatan Kerja
Praktek berlangsung.
Disadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan,
maka diharapkan kritik dan saran yang membangun dari siapapun yang membaca
laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
Alfan Himawan P. (4108100097) iPondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata PengantarDaftar Isi
BAB I.......................................................................................................................1
Pelindung Diri), pemantauan terhadap penyakit akibat kondisi dan
lingkungan kerja, melakukan pencegahan dan investigasi atas
kecelakaan.
Biro Utilitas dan Logistik
Bertanggung jawab dalam merancang/ mengembangkan sistem dan
pelaksanaan kegiatan pelayanan utilitas dan logistik seperti; penyiapan
dan pengoperasian serta pengaturan sarana utilitas (listrik, gas, udara,
air, oksigen, acetylene, nitrogen/N2, CO2); pengoordinasian dengan
fungsi terkait dalam pengecekan berkala terhadap slang (oksigen,
asetilena, CO2), penyiapan dan pengaturan seremonial kapal,
pembuatan jadwal pelaksanaan kalibrasi alat ukur (teodolit, automatic
levelling, dsb.); pengaturan sarana dan fasilitas penunjang (blower,
lampu penerangan dan mesin las); penyediaan dan pengaturan
distribusi material penunjang meliputi material bantu (steel shot),
peralatan kerja dan kelengkapan kerja sesuai kebutuhan bengkel
pelaksana.
Alfan Himawan P. (4108100097) 31Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
4.2 Fasilitas Divisi Kapal Niaga
Divisi kapal niaga memiliki beberapa fasilitas diantaranya :
4.2.1 Fasilitas Galangan
Fasilitas yang ada pada PT. PAL INDONESIA Divisi NIAGA untuk
mendukung proses kerja pembangunan kapal baru dan reparasi kapal antara lain:
Graving Dock Semarang (50.000 DWT)
- Pada dok Semarang ini dilengkapi dengan 4 crane pendukung LLC
(Level Loufting Crane) kapasitas angkut 40 ton dan sebuah crane
besar yang berkapasitas angkut hingga 300 Ton yang diberi nama
Goliath.
- Mempunyai ukuran panjang 300 (200+100) m; kedalaman 10 m; dan
lebar 32 meter.
Gambar 4. Goliath Crane 300 Ton
Gambar 5. Dok Semarang Divisi Niaga
Alfan Himawan P. (4108100097) 32Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Graving Dok Irian (20.000 DWT)
- Pada Dok Irian ini memiliki kemampuan lebih kecil untuk melakukan
pembangunan kapal baru ataupun reparasi kapal.
- Dok Semarang didukung oleh 2 crane untuk reparasi maupun
bangunan baru.
4.2.2 Fasilitas Bengkel
Untuk fasilitas bengkel di PT. PAL INDONESIA cukup lengkap. Karena
disini sudah memiliki beberapa fasilitas yang tidak dimiliki oleh galangan lain.
Bengkel-bengkel ini dibawahi oleh departemen-departemen di Divisi Kapal Niaga
yang digunakan untuk proses manufacturing.Bengkel-bengkel ini melaksanakan
proses manufacturing berdasarkan gambar kerja yang dibuat oleh Departemen
PPC.
Proses manufacturing yang dilakukan adalah mengolah material yang
berupa lembaran plat dan baja profil untuk diproses dengan berbagai proses
permesinan, melakukan proses assembly dan instalasi peralatan pendukung hingga
menghasilkan bentuk kapal utuh.
4.3 Proses Produksi Kapal Niaga
Secara umum proses pembuatan kapal di PT. PAL INDONESIA terdiri dari
beberapa proses, yaitu desain, pengadaan material, proses permesinan
(manufacturing) dan perakitan (assembly). proses desain meliputi spesifikasi
desain dan pembuatan Shop drawing (gambar kerja).
Berikut adalah bagan mengenai urutan proses produksi serta divisi-divisi di
PT. PAL INDONESIA yang terkait dalam pembuatan kapal niaga.
Alfan Himawan P. (4108100097) 33Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 6. Proses Produksi Kapal Niaga
Proses produksi dimulai dari perencanaan desain oleh Divisi Teknologi
yang meliputi jenis materialserta proses pengerjaannya. Kemudian gambar kerja
tersebut diserahkan pada Divisi Kapal Niaga untuk melakukan analisa terhadap
kebutuhan material serta biaya produksi. Selanjutnya Divisi Kapal Niaga
mengajukan pengadaan material pada Divisi Pengadaan dan pengajuan keuangan
untuk biaya produksi pada Divisi Perbendaharaan. Divisi Kapal Niaga
membentuk Tim Proyek yang beranggotakan setiap orang yang ditunjuk dari tiap
departemen untu melaksanakan kegiatan produksi dan menunjuk Subkontraktor
sebagai rekanan kerja dalam pelaksanaannya.
4.4 Proses Manufacturing
Proses manufacturing dilaksanakan oleh bengkel-bengkel yang dibawahi
oleh departemen-departemen di Divisi Kapal Niaga. Bengkel-bengkel ini
melaksanakan proses manufcturing berdasarkan gambar kerja yang dibuat oleh
departemen PPC.
Proses manufacturing yang dilakukan adalah mengolah material yang
berupa lembaran plat dan baja profil untuk diproses dengan berbagai proses
permesinan, melakukan proses assembly dan instalasi peralatan pendukung hingga
menghasilakan bentuk kapal utuh. Berikut adalah diagaram alur proses
manufacturing kapal niaga (gambar 9)
Alfan Himawan P. (4108100097) 34Pondra Widhi K. (4108100100)
Divisi Kapal Niaga
Divisi Perbendaharaan
Tim ProyekDivisi Teknologi
Divisi Pengadaan
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 9. Alur Proses Manufacture
Alfan Himawan P. (4108100097) 35Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
4.4.1. Flow of Production PT PAL INDONESIAAlur proses produksi di PT PAL INDONESIA sudah dapat di gambar 9.
Namun disini akan di jelaskan bagaimana proses dari perjalanan lembaran –
lembaran plat hingga menjadi sebuah blok dan digabungkan untuk dijadikan
sebuah kapal. Semua di awali dengan pemesanan plat, yang mana plat – plat yang
akan di pesan ini sudah memiliki jumlah yang ditentukan. Dan setelah material
datang maka akan menempati gudang plat atau bengkel SSH ( Steel Stock House).
Untuk proses – proses apa saja yang terjadi di tiap bengkel ada di lampiran.
4.4.1.1 Steel Stock House (Gudang Plat)
PT PAL Indonesia merupakan salah satu galangan di Asia Tenggara yang
memiliki fasilitas bengkel terlengkap, dimana fasilitas yang ada pada galangan ini
termasuk lengkap. Untuk gudang plat (gambar 9.1, 9.2 dan 9.3) pada PT PAL
memiliki keuntungan sendiri. Dimana gudang ini langsung menyatu dengan
bengkel fabrikasi dan langsung mengalir ke Grand Assembly.
Gambar 9.1 Gudang Plat
Alfan Himawan P. (4108100097) 36Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 9.2. Gudang Plat
Gambar 9.3 Gudang Plat
4.4.1.2 Proses Fabrikasi
Setelah beberapa plat yang dipesan dating untuk proses pembangunan
awal kapal, maka proses pengerjaan sudah dapat dilakukan. Plat – plat yang baru
dating dan masuk gudang akan diproses. Untuk proses yang pertama adalah
blasting. Dan proses yang terjadi di bengkel fabrikasi ini adalah blasting, marking,
cutting, cutting, welding, dan fitting.
Alfan Himawan P. (4108100097) 37Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Blasting
Blasting merupakan proses pengelupasan permukaan plat yang kotor atau
buruk dengan cara menyemprotkan biji besi (Gambar 10) pada permukaan plat.
Gambar 10. Biji Besi
Untuk mesin blasting (Gambar 11) di bengkel fabrikasi PT PAL
INDONESIA sudah tampak tua, namun masih bisa untuk dipergunakan dengan
baik serta berjalan dengan semestinya. Jika dibandingkan dengan blasting yang
bertenaga manusia atau dapat dikatakan manual blasting, waktu yang dibutuhkan
sangat berbanding terbalik. Dimana jika menggunakan mesing dapat mencapai
100 lembar plat sehari dengan menggunakan manual blasting maka hanya 8 – 10
lembar plat per hari.
Alfan Himawan P. (4108100097) 38Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 11. Mesin Blasting
Plat – plat yang masuk ke mesing blasting masih berupa plat yang kotor dan terkorosi (gambar 11.1). Setelah dilakukan blasting, plat – plat akan keluar dengan warna yang berbeda dan sudah lumayan bersih dari korosi – korosi yang ada pada plat ter sebut (gambar 11.1).
Alfan Himawan P. (4108100097) 39Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 11.1 Plat sebelum proses Blasting
Gambar 11.2 Plat hasil proses blasting
Cutting dan Forming
Setelah plat – plat melalui proses blasting, maka proses selanjutnya adalah
proses marking (gambar 11.3). Dimana plat – plat yang tadi sudah di blasting di
beri tanda – tanda guna mempresisikan proses cutting.
Gambar 11.3 Marking pada plat
Dari proses – proses marking yang sudah di selesaikan, maka proses
cutting dapat langsung dilakukan dibengkel fabrikasi. Untuk fasilitas cutting dan
forming bengkel fabrikasi di PT PAL INDONESIA juga sudah mendukung.
Masalah utama dari bengkel – bengkel di PT PAL INDONESIA adalah banyak
sekali alat – alat yang akan digunakan dalam keadaan rusak. Disini ada 2 jenis
mesin potong yang digunakan, yaitu :
Alfan Himawan P. (4108100097) 40Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
- NC PLASMA
- NC GAS
Untuk NC PLASMA (Gambar 12), kerja dari mesin ini adalah untuk
memotong plat dengan pisau plasma yang dihasilkan oleh mesin potong
menggunakan gas N2.
Gambar 12. Mesin Cutting NC PLASMA
Untuk NC Gas Cutting (gambar 13) pemotongan digunakan dengan
menggunakan gas Oxy Acetylene. Untuk pemotongan ini material di rendam
dalam air pada saat pemotongan, guna mengurangi polisi udara dan suara yang di
hasilkan pada saat pemotongan. Dan juga mahal dalam proses perawatan serta
biaya produksinya
Alfan Himawan P. (4108100097) 41Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 13. Mesin Potong NC GAS
Dapat dilihat di gambar 13.1, proses pemotongan plat yang sudah kluar
dari proses blasting dan telah diberi marking.
Gambar 13.1 Proses cutting
Mesin Bending
Dari plat – plat yang sudah melalui proses cutting, beberapa juga ada yang
butuh untuk di bending. Untuk mesin bending sendiri di PT PAL INDONESIA
memiliki 3 jenis. Dari 3 jenis alat bending ini dibedakan melalui kapasitas mesin
Alfan Himawan P. (4108100097) 42Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
bending. Berikut adalah salah satu mesin bending (gambar 14) yang ada di PT
PAL INDONESIA.
Mesin Bending sendiri berguna untuk membentuk model plat sesuai
keinginan. Sebagai contoh adalah untuk membending bagian plat bilga yang
membentuk sudut tertentu dalam proses pemasangannya. Dapat dilihat pula
material (gambar 15) dibending sesuai jenis kebutuhan plat.
Gambar 14. Mesin Bending
Alfan Himawan P. (4108100097) 43Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 15. Contoh plat hasil Bending
Pada bengkel fabrikasi ini juga terdapat tanda – tanda acuan (gambar 16),
guna mengetahui tanda – tanda yang di tuliskan pada plat (gambar 17 dan 18)
yang telah dikerjakan dan belum dikerjakan.
Gambar 16. Simbol – simbol Marking
4.4.1.3 Proses Sub Assembly dan Assembly
Untuk bengkel sub Assembly digunakan untuk menyambung plat/material
yang telah diproses di bengkel fabrikasi. Di bengkel ini terdapat berbagai
kegiatan, antara lain welding, cutting, dan joining. Untuk di bengkel ini terdapat
tempat untuk melakukan pemotongan material secara manual (gambar 18) juga.
Alfan Himawan P. (4108100097) 44Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 18. Tempat Cutting Material Secara Manual
Gambar 19. Sisa Plat di Sub Assembly
Untuk bengkel assembly pada PT PAL INDONESIA memiliki desain
menyambung dengan bengkel sub Assemblynya, sehingga proses pengerjaan
dapat terus berlanjut. Ketika seluruh plat telah selesai di kerjakan di bengkel sub
assembly, maka diteruskan ke bengkel assembly. Disini plat/material sudah mulai
di rakit menjadi sebuah kesatuan blok (gambar 20 dan 21).
Alfan Himawan P. (4108100097) 45Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 20. Plat sudah mulai di rakit menjadi blok
Gambar 21. Plat sudah mulai di rakit menjadi blok
Dibengkel ini juga memiliki fasilitas pengelasan secara otomatis (gambar
21). Dimana Plat akan berjalan sendiri di atas mesin roller yang membawa plat
kearah mesin las untuk di las secara otomatis.
Alfan Himawan P. (4108100097) 46Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 21. Mesin Las Otomatis
Pada bengkel assembly inipun memiliki sebuah tempat khusus (gambar
22) yang digunakan untuk menempatkan plat yang sudah di rakit dan sudah mulai
berbentuk blok, agar tidak menggangu proses kerja blok – blok selanjutnya.
Bagian bagian yang sudah mulai membentuk blok akan di bawa ke
bengkel grand assembly guna dirakit lagi untuk menjadi sebuah blok yang lebih
besar.
Gambar 22. Tempat Penempatan Blok
Alfan Himawan P. (4108100097) 47Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
4.4.1.4 Proses Grand Assembly (indoor)
Pada bengkel grand assanbly bagian – bagian blok dari bengkel Assembly
sudah proses perakitan menjadi sebuah blok utuh (gambar 23.1). Disini juga
terjadi masih terjadi kegiatan seperti welding, cutting, dan joining. Di PT PAL
INDONESIA menggunakan metode FOBS (Full Outfitting Body System), dimana
bagian outfitting blok – blok yang memungkinkan di pasang akan di pasang guna
memudahkan proses pemasangan outfitting dan mempercepat pengerjaan sebuah
blok nantinya saat di sambung.
Sebelum menjadi sebuah blok yang sudah ada bagian – bagian
outfittingnya, bagian – bagian blok dari bengkel assembly tadi dirakit dahulu.
Gambar 23 Penyambungan blok dari Assembly
Alfan Himawan P. (4108100097) 48Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 23.1. Blok FOBS
4.4.1.5 Block Blasting Shop
Ketika semua pekerjaan dirasa sudah selesai di bengkel grand assembly,
maka blok yang sudah jadi akan di angkut dan di teruskan ke Blok Blasting shop.
Disini blok – blok yang sudah siap di pasang di cat terlebih dahulu untuk
menghindari dari terjadinmya korosi. Dapat dilihat di gambar 23.2 blok yang
sudah siap untuk di cat.
Gambar 23.2 Blok sudah siap di Blasting
Alfan Himawan P. (4108100097) 49Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
4.4.1.6 Proses Erection
Pada proses erection ini blok – blok yang sudah di cat akan di tempatkan
di ruang terbuka di luar bengkel grand assembly (outdoor) (gambar 23.3) dan
sudah siap untuk proses erction (gambar 23.4).
Gambar 23.3 Grand Assembly (outdoor)
Alfan Himawan P. (4108100097) 50Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 23.4 Proses Erection
Untuk pemasangan kemudi, PT PAL INDONESIA juga memiliki alat
pribadi untuk melakukan pemasangannya. Jadi tidak perlu meminjam atau
meminta bantuan dari pihak lain. Mesin boring (gambar 24) di PT PAL sendiri
termasuk lengkap dari jenis – jenis yang dipunya. Serta ada beberapa bagian dari
kemudi yang dibuat sendiri di bengkel PT PAL guna menekan biaya produksinya.
Dapat dilihat digambar (gambar 25,dan 26) bahwa bagian – bagian kemudi yang
sudah siap untuk di pasang. Serta juga ada hasil dari pemasangan kemudi (gambar
27) yang dilakukan oleh PT PAL INDONESIA.
Gambar 24. Mesin Boring
Gambar 25. Bagian Kemudi Kapal
Gambar 26. Bagian Kemudi Kapal
Alfan Himawan P. (4108100097) 51Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
Gambar 27. Hasil Pemasangan Kemud
5.1. Pemanfaatan Material Sisa Produksi
Pada produksi kapal kita ketahui terdapat beberapa bengkel yang digunakan
untuk memproduksi kapal dari hal terkecil sampai yang terbesar. Ada beberapa
bengkel yang menimbulkan material sisa yang berasal dari sisa pengerjaan, pada
bengkel fabrikasi pelat setelah dimarking lalu selembar pelat tersebut dicutting
dan tidak sampai semua pelat terpakai pasti terdapat sisa potongan yang tidak
terpakai, disinilah material sisa tersebut timbul.
Pada pemasangan outfitting juga terkadang salah gambar, revisi desain, cacat
pada pengelasan dan cacat pada bahan utama, disini juga akan timbul material sisa
yang tak terpakai. Maka dari itu bagaimana memberdayakan material sisa
tersebut.
Dari pengolahan material sisa ini diharapkan tidak hanya menjadi support
outfitting saja tetapi bisa juga menghasilkan stock support outfitting dan untuk
diperjualbelikan sebagai komponen support outfitting kapal.
1. Support Project
Support project yang dimaksud disini adalah hasil produksi yang berbahan dasar
material sisa hanya digunakan sebagai support / penunjang project pembangunan
kapal yang sedang berlangsung.
2. Stock Support Outfitting
Stock support outfitting yang dimaksud disini adalah hasil produksi yang berbahan
dasar material sisa digunakan sebagai stock/cadangan perlengkapan penunjang
outfitting kapal untuk project pembangunan kapal yang sedang berlangsung dan
untuk persiapan project-project yang akan datang. Untuk mengurangi
penumpukkan stock support outfitting ini, maka barang yang diproduksi adalah
komponen yang umum dipergunakan dan dibutuhkan oleh kapal secara umum.
Alfan Himawan P. (4108100097) 52Pondra Widhi K. (4108100100)
Laporan On the Job TrainingPT. PAL INDONESIA (Persero)
3. Bisnis Komponen Support Outfitting
Bisnis komponen support outfitting yang dimaksud disini adalah komponen hasil
produksi yang berbahan dasar material sisa ini selain digunakan untuk support
project dan cadangan project, juga dapat diperjualbelikan untuk menambah
pendapatan perusahaan.
Alfan Himawan P. (4108100097) 53Pondra Widhi K. (4108100100)