This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Pratikum IMTKG
LAPORAN PRATIKUM
ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
GYPSUM TIPE II,III IV DAN ALGINAT
Disusun oleh:
MAULIDENIL GEBI WINANDA
(121 007 0110 047)
DOSEN
Drg.Citra Lestari,MDSc,Sp.Perio
Drg.Okmes Fadriyanti,Sp.Pros
Drg.Widyawati,M.Kes,Sp.KG
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Baiturahmah
2014/2015
Page 1
Laporan Pratikum IMTKG
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..
BAB III HASIL PRATIKUM……………………………………………………..
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………….
BAB V KESIMPULAN……………………………………………………………
Page 2
Laporan Pratikum IMTKG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai
aplikasi penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan
laboratorium.Material gips ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan
model dan die, articulating cast, mould, refractory investment dan lain-lain.
Karena banyaknya pengunaan gips dalam Kedokteran Gigi ini maka perlu untuk
mengetahui segala aspek dalam gips terutama sifat sifatnya sehingga akan
memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang
maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan
yang akan memperlihatkan cara manipulasi gips yang benar serta pengaruh sifat
sifatnya terhadap hasil manipulasi.
Bahan-bahan yang dipakai di bidang Kedokteran Gigi kebanyakan
mempunyai berbagai fungsi berdasarkan kegunaannya atau pemakaianya. Salah
satunya adalah penggunaan Gips. Gips dalam bidang ilmu material kedokteran
gigi aplikasi bahan ini banyak sekali dijumpai, baik untuk keperluan klinik
maupun pekerjaan laboratorium.
Bahan yang berasal dari Gips dapat digunakan sebagai :
Model dan die
Bahan cetak
Mounting
Packing
Bahan tanam
Gipsum merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Gypsum
yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat
( CaSO4.2H2O ) murni. Produk gypsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk
membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai
piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan
pembuatan protesa gigi.
Page 3
Laporan Pratikum IMTKG
Saat ini penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi telah meluas.
Penggunaan tersebut dapat diperlihatkan dalam pembuatan model gig tiruan.
Selain itu kegunaan klinis maupun laboratories yang lain yaitu untuk membuat
model kerja maupun model studi sehingga bahan gypsum ini harus mempunyai
kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam pembuatan restorasi gigi tiruan.
Di alam gypsum merupakan massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau
coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi,
anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain.
Intial setting dan final setting pada gipsum sangat begantung dengan
komposisi powder dan liquid yang digunakan. Jika powder yang digunakan lebih
banyak dalam artian tidak seimbang dengan liquidnya maka gypsum tersebut akan
dapat mencapai tahapan initial setting yang lebih cepat.
Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk
mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi.
Bahan ini paling banyak dipakai dibidang kedokteran gigi. Tersedia dalam bentuk
bubuk dan bila dicampur dengan air akan membentuk adonan cair (fluid sol) yang
bersifat plastis. Pada keadaan plastis alginat ini diaplikasikan pada objek yang
dicetak, proses pengerasan (setting) terjadi beberapa menit akibat terbentuknya
kolloidal yang padat tapi fleksibel
1.2. Tujuan
Mampu mengukur waktu pengerasan gips kedokteran gigi tipe II,III dan
IV.
Mampu menjelaskan waktu pengadukan.
Mampu menjelaskan waktu kerja.
Mampu mengeraskan waktu pengerasan (initial dan final setting gips
kedokteran gigi tipe II,III dan IV)
Mampu menjelaskan pengendalian waktu pengerasan dengan 3 metode.
Mampu menjelaskan cara pengadukkan gips kedpkteran gigi tipe II,III dan
IV.
Menjelaskan pengertian Alginate
Mampu menjelaskan langkah-langkah pengadukkan Alginate
Page 4
Laporan Pratikum IMTKG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gips
Gips adalah bentuk hemihidrat dari kalsium sulfat dihidrat, dengan rumus
kimia (CaSO4)2H2O. Di alam, gips merupakan masa yang padat dan berwarna
abu-abu, merah atau coklat. warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti
tanah liat, oksidasi besi, anhidrat, karbokhidrat, sedikit SiO2 atau oksida logam
lain (Anderson 1997)
Menurut Craig dkk (1987), sifat kimia gips adalah:
a. Solubility (daya larut) adalah banyaknya bagian dari suatu zat yang dilarutkan
dengan 100 bagian pelarut pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan
dalam persen berat/volume.
b. Setting Time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan
dihitung sejak gips kontak dengan air.
Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :
1. Initial Setting Time: Permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran
gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. secara
visual ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya
kemuraman). Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat dipotong
dengan pisau.
2. Final Setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara
lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai.
Tandanya antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum
maksimum dan dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah.
Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis, antara lain :
1. Compressive strength (kekuatan tekan hancur)
Adalah kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa
gips. Partikel dental stone lenih halus, maka air air yang diperlukan untuk
mencampur lebih sedikit jika dibanding dengan air yang dibutuhkan untuk
pencampuran plaster of paris.
Page 5
Laporan Pratikum IMTKG
2. Tensile strength (daya rentang)
Adalah aya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan
dari bahan cetak. Karena tidak adanya sifat lentur pada gips, model akan
cenderung patah. Daya rentang gips keras dua kali lebih besar dari pada gips
lunak baik dalam keadaan basah maupun kering.
3. Surface hardness and abrassive ressistance (kekerasan permukaan dan
daya tahan abrasi.
Adalah kekerasan permukaan gips berhubungan dengan kekuatan tekan
hancur. daya tahan abrsai meningkat dan meningkatnya kekuatan tekan hancur.
Daya tahan terhadap abrasi maksimal didapat ada saat gips mencapai daya
strength. Gips keras merupakan gips yang memiliki daya tahan abrasi tinggi.
Faktor-faktor berikut ini dapat diamati selama berlangsungnya reaksi setting:
a. Campuran air dan hemyhidrat dapat dituang dengan seketika (bila digunakan
perbandingan yang benar antara air dengan puder)
b. Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras (initial set); pada tahap ini bahan dapat
diukir tetapi sudah tidak dapat dibentuk/dicetak.
c. Terjadi apa yang disebut ‘final set’ dimana bahan menjadi keras dan kuat.
Walaupun demikian pada tahap ini reaksi hydrasi tidak berarti sudah sempurna,
juga tidak berarti bahwa kekuatan dan kekerasan optimum sudah tercapai.
d. Dihasilkan panas selama setting karena hydrasi hemyhidrat bersifat eksotermis
(Combe, 1992 : 319).
Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana
suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi
kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi,
anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut;
Gips sampai 130o CaSO4.2H2O
Hemihidrat sampai 200o (CaSO4)2.H2O
Anhidrat CaSo4
(Richard dkk, 2002)
Page 6
Laporan Pratikum IMTKG
Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25 yaitu :
1. Impression plaster (tipe I)
Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran
gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material
elastik impression
2. Model plaster (tipe II)
Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi dari
stone cast. Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna putih untuk
membedakannya dengan dental stone.
3. Dental stone (tipe III)
Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture,
model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning
atau putih
4. Dental stone, high strength (tipe IV)
Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok
untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration
5. High strength, high expansion dental stone (tipe V)
Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas
respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih
tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau hijau dan paling
banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips.
(Hatrick dkk, 2003)
Sifat-Sifat
a. Ketepatan
Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus
Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil
Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari
mulut
Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil
meskipun ada sedikit kontraksi karena pengeringan
Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi
Page 7
Laporan Pratikum IMTKG
b. Sifat sifat lainnya
Bahan cetak gips bersifat nontoksis
Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan yang
tepat
(Combe, 1992)
2.2 Alginate
Alginate merupakan Irreversible hidrocolloid tidak dapat kembali
kebentuk semula atau kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi dan
membentuk sol. Sol adalah semua penghamburan koloid.
Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk
mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi.
Bahan ini paling banyak dipakai dibidang kedokteran gigi. Tersedia dalam bentuk
bubuk dan bila dicampur dengan air akan membentuk adonan cair (fluid sol) yang
bersifat plastis. Pada keadaan plastis alginat ini diaplikasikan pada objek yang
dicetak, proses pengerasan (setting) terjadi beberapa menit akibat terbentuknya
kolloidal yang padat tapi fleksibel. Perbandingan pemakaian volume air dengan
bubuk yang normal yaitu 1:1. Kalau kita menginginkan adonan yang encer maka
harus ditambahkan air. Adonan yang lebih encer akan lebih mudah mengalir (flow
tinggi) ke tempat-tempat yang lebih sempit, dan pengerasan berjalan lebih lama.
Kalium alginat yang tersisa setelah proses pengerasan mempunyai sifat
mengeluarkan air (sinersis), atau dapat mengambil air (ambibisi). Hal ini
mempengaruhi kekerasan permukaan model dari gips, atau bila hasil cetakan
negatif tidak segera dicor akan mengalami distorsi bentuk. Pengaplikasian alginat
ini umumnya tidak digunakan untuk mencetak in lay, mahkota dan jembatan.
Tetapi baik untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik. Kestabilan dimensi alginat
ini kurang jika dibandingkan dengan elastomer.
Kelebihan dan kekurangan
Alginat ini tidak memerlukan perlakuan khusus serta mudah digunakan
dan harganya yang murah sehingga popular digunakan untuk mencetak yang
tingkat kesulitannya tidak tinggi. Kelebihan dan kekurangan alginat (dikutip dari
Page 8
Laporan Pratikum IMTKG
Phillips: Buku Ajar ilmu Bahan Kedokteran Gigi). Kelebihan alginat antara lain:
dapat digunakan pada lingkungan lembab, bersih dan menyenangkan, bersifat
hidrofilik, waktu penyimpanan lama, harganya murah. Sementara kekurangan dari
alginat ini antara lain adalah kurang akurat, kasar, mudah sobek, langsung diisi,
dapat memperlambat pengerasan stone.
Reaksi Setting
Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi
alginat larut air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang
tidak larut. Kalsium sulfat bereaksi dengan cepat untuk membentuk kalsium
alginat tidak larut dari kalium atau natrium alginat dalam suatu larutan cair.
Produksi kalium alginat ini begitu cepat sehingga tidak menyediakan cukup waktu
kerja. Jadi, suatu garam larut air ketiga seperti trinatrium fosfat di tambahkan
pada larutan untuk memperpanjang waktu kerja. Strateginya adalah kalsium sulfat
akan lebih suka bereaksi dengan garam lain di banding alginat larut air. Jadi,
reaksi antara kalsium sulfat dan alginat larut air dapat dicegah asalkan ada
trinatrium fosfat yang tidak bereaksi.
Jika jumlah kalium sulfat, sodium alginat, dan trishodium fosfat sesuai
dimana sebagaian ataupun seluruh bagian bahan ini larut dengan ukuran tepat