Top Banner
BAB 1 1.1. Pengantar Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal. Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya. Diharapkan keturunan pertamanya (generasi F1) akan memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel pada tanaman kapri (Pisum sativum). Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk". Gregor Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Dari persilangan monohibrid inilah Mendel merumuskan hukum Mendel I (hukum segregasi). Sesungguhnya pada masa hidup Mendel belum diketahui zat yang menentukan pewarisan sifat (bahan genetik). Mendel menyebut bahan genetik itu hanya sebagai faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada
68

Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Jan 15, 2016

Download

Documents

nelmian

genetika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB 1

1.1. Pengantar

Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal.  Pengertiannya

adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya.

Diharapkan keturunan pertamanya (generasi F1) akan memiliki sifat dengan salah satu tetua jika

sifat tersebut dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang

ditemukan Mendel pada tanaman kapri (Pisum sativum). 

Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama dengan satu

sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang

disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-gen yang

berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang

terbentuk". Gregor Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan

percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Dari persilangan monohibrid inilah

Mendel merumuskan hukum Mendel I (hukum segregasi). Sesungguhnya pada masa hidup

Mendel belum diketahui zat yang menentukan pewarisan sifat (bahan genetik). Mendel

menyebut bahan genetik itu hanya sebagai faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan

factor. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif

heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu

gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet.

1.2. TUJUAN :

1. Membeuktikan adanya prinsip – prinsip segresi dan berpasangan secara bebas

2. Membuktikan perbandingan Mandel 1:2 : 1 ( ratio genotip ) dan 3 : 1 ( ratio Fenotif)

Page 2: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama dengan satu

sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang

disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-gen yang

berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang

terbentuk". Gregor Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan

percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Dari persilangan monohibrid inilah

Mendel merumuskan hukum Mendel I (hukum segregasi). Sesungguhnya pada masa hidup

Mendel belum diketahui zat yang menentukan pewarisan sifat (bahan genetik). Mendel

menyebut bahan genetik itu hanya sebagai faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan

factor. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif

heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu

gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet

Mendel menggunakan tanaman kapri karena mudah dipelihara, dapat menghasilkan

banyak biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan antar varietas,

dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan  mudah tumbuh di daerah tempat tinggal

Mendel. Sebagai tanaman  model untuk menunjukkan hasil persilangan monohibrid di daerah

tropis seperti Indonesia dapat digunakan tanaman kacang panjang dengan alasan yang sama

dengan Mendel dan mudah tumbuh di daerah tropis. Kacang panjang digunakan sebagai tanaman

model pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat menghasilkan banyak

biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antar varietas dan dapat disilangkan.

Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organism maupun

sub organism ( seperti virus dan prion ). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika

adalah cabang ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Meskipun orang biasanya menetapkan

genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mandel pada

tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai “ ilmu pewarisan “ atau hereditas sudah dikenal sejak

masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar

tanaman. Hukum pewarisan, mandel adalah hokum mengenai pewarisan sifat pada organism

Page 3: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

yang dijabarkan oleh Gregor Johan Mandel dalam karyanya “ Percobaan mengenai persilangan

tanaman “.

Setiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang factor keturunan yang

dikenal dengan nama gen. sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan yang lainnya dari induk

betina. Gen yang sepasang ini disebut sel atau satu alela. Gen yang se – alela akan memisahkan

pada waktu gametogenesis yang dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas dab akan kembali

berpasang – pasangan pada proses fertilisasi yang dikebenal dengan prinsip berpasangan secara

bebas.

1.2.Persilangan Monohibrida terbagi 2

Persilangan rnonohibrid dibedakan menjadi dua macam, yaitu persilangan monohibrid

dominan dan monohibrid intermediate :

1. Persilangan Monohibrid Dominan

Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan

satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu

sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel.Persilangan

monohibrid sudah diteliti oleh Mendel.Dari hasil penelitiannya dengan tanaman kacang

kapri.Jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek

menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat

dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan

yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan genotipe

pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

Page 4: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan

No Pasangan gen TabulasiFrekuensi

KeteranganKel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4

1 MM (Merah-

Merah)

IIII IIII

IIII

12 13 14 11

2 Mm (Merah-

Putih)

IIII IIII IIII

IIII II

26 24 22 28

3 Mm (Putih-

Putih)

IIII IIII IIII 12 13 14 11

4 Perbandingan

Fenotip

38:12 37:13 36:14 29:11

5 Perbandingan

Genotip

12:26:1

2

13:24:13 14:22:14 11:28:11

Dimana :

Fenotif :

14 / 50 x 100 % = 28

22 / 50 x 100 % = 44

14 / 50 x 100 % = 28

Jadi :

Page 5: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Genotif :

MM : Mm : mm

1 : 2 : 1

28 / 22 = 1,27

44 / 22 = 2

28 / 22 = 1,27

Perhitungan Chi square :

X2 = (d2/ e)

Perbandingan fenotip adalah 1 : 2 : 1

Perbandingan genotip adalah 1 : 1,57 : 1 atau frekuensi pasangan gennya adalah MM = 14, Mm

= 22 dan mm = 14.

O = observasi

e = Expectid value (nilai harapan)

d = deviation (penyimpangan)

MM Mm mm Jumlah

O 14 22 14 50

E 12,5 25 12,5 50

D 1,5 -3 1,5

d2 /e 2,25/12,5=

0,18

9/25 =

0,36

2,25/12,5=

0,18

0,72

Page 6: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Maka :

X2 hitung = 0,72

X2 tabel = 5,99 ( dk 2, α= 0,05)

Sehingga X2 hitung < X2 tabel = 0,72 < 5,99 = data diterima

Jadi tidak terdapat penyimpangan dalam percobaan dan perbandingan hukum mendel 1 : 2 : 1

terbukti.

3.2. Pembahasan

Setiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang factor keturunan yang

dikenal dengan nama gen. sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan yang lainnya dari induk

betina. Gen yang sepasang ini disebut sel atau satu alela. Gen yang se – alela akan memisahkan

pada waktu gametogenesis yang dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas dab akan kembali

berpasang – pasangan pada proses fertilisasi yang dikebenal dengan prinsip berpasangan secara

bebas.

Susunan gen yang menentukan suatu individu disebut genotif. Genotif suatu indiividu

diberi symbol dengan huruf dobel. Karena individu itu umumnya diploid. Genotig meiliki

sepasang gen. gen – gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom yang

homolog. Sepasang gen yang terletak pada posisi yang sama pada pasangan kromosom disebut

alel. Jadi, alel merupakan anggota dari sepasang gen missal MM = gen untuk warna merah, Mm

= gen untuk warna Merah – Putih, mm = gen untuk warna Putih. Sifat suatu individu yang

genotifnya terdiri dari gen – gen yang sama daritiap jenis gen disebut homozygote, misalnya

RR,rr,TT,AABB,aabb dan sebagainya. Homozygote dominan terjadi bila individu bergenotif

RR, AA, TT, sedangkan homozygote resesif bila individu bergenotif rr,aa, dan sebagainya.

Perbandingan genotif dan fenotif yang diperoleh adalah Fenotif :

14 / 50 x 100 % = 28

22 / 50 x 100 % = 44

Page 7: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

14 / 50 x 100 % = 28

Jadi :

Genotif :

MM : Mm : mm

1 : 2 : 1

28 / 22 = 1,27

44 / 22 = 2

28 / 22 = 1,27

Dan jika dibandingkan dengan hasil kelompok lain maka, terjadi pola

penyebaran pasangan gen yang bervariasi, dimana kelompok kami (kelompok 3) merupakan

kelompok dengan perbandingan genotipenya (1 : 1,57 : 1) yang tidak melebihi perbandingan

fenotipe (1 : 2:1) sehingga bisa dikatakan mendekati hukum mendel I, namun jika dibandingkan

dengan kelompok 1 maka data mereka lebih signifikan dan mendekati rasio fenotipe pada hukum

Mendel I yaitu 1 : 2,16 : 1. Begitu juga dengan kelompok lainnya rata-rata mampu membuktikan

hukum Mendel I.

Yang dimaksud dengan “Segregation of Genes” adala gen yang terletak dalam lokus yang

sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen se-alel akan terpisah, masing-masing pergi

ke satu gamet.

Page 8: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB IV

KESIMPULAN

1. Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal.  Pengertiannya

adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan

keduanya.

2. Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang

dinamakan gen (pada waktu itu Mendel belum mengenal gen); yaitu satu faktor dari

induk jantan dan satu faktor dariinduk betina.

3. Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya

bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel.

4. Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor

dominan akan menutup faktor resesif.

5. Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masing-

masing alel akan memisah secara bebas.

6. Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau

resesif saja.

7. Hasil dari penelitian setiap kelompok mendapatkan persilangan yang berbeda – beda

walaupun warnanya sama karena persilangannya diambil secara acak.

8. Pasangan gen Merah – merah dengan Putih – putih memiliki frekuensi yang sama . yakni

14, sedangkan pada gen Merah – putih memiliki frekuensi lebih besar disbanding dengan

gen yang lain yakni 22.

9. Jadi perkawinan silang monohibrida yang memiliki warna yang sama memiliki gen yang

sama sedangkan dengan berbeda warna mendapatkan frekuensi yang beda juga.

Page 9: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB 1

1.1. Pengantar

Hukum pewarisan Mendel adalah hokum mengenai pewarisan sifat pada organism

dijabarkan oleh Gregor Johan. Mendel dalam karyanya “ Percobaan mengenai persilangan

Tanaman , Hukum ini terdiri darai dua bagian :

1. Hukum pemisahan ( segregation ) dan Mandel juga dikenal sebagai Hukum pertama

mandel

2. Hukum Berpasangan secara bebas ( Independen Assortment ) dari mendel juga dikenal

sebagai Hukum kedua Mendel.

Dari hipotesis tersebut, Mendel membuat kesimpulan yang disebut Hukum I mendel dan

Hukum II Mendel. Kedua hokum Mendel tersebut merupakan prinsip dasar dari genetika.

Hukum I Mendel (Hukum segregasi atau hukum pemisahan alel-alel dari suatu gen yang

berpasangan).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel memisah secara

bebas. Hukum II Mendel (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau asortasi), menyatakan

bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang

sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata

lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa

gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling

memengaruhi.

1.2. Tujuan

1. Membuktikan perbandingan Mendel ( perbandingan fenotif F2 ) 9 : 3 : 3 :1

Page 10: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Hukum pewarisan Mendel adalah hokum mengenai pewarisan sifat pada organism

dijabarkan oleh Gregor Johan. Mendel dalam karyanya “ Percobaan mengenai persilangan

Tanaman , Hukum ini terdiri darai dua bagian :

3. Hukum pemisahan ( segregation ) dan Mandel juga dikenal sebagai Hukum pertama

mandel

4. Hukum Berpasangan secara bebas ( Independen Assortment ) dari mendel juga dikenal

sebagai Hukum kedua Mendel.

Dari hipotesis tersebut, Mendel membuat kesimpulan yang disebut Hukum I mendel dan

Hukum II Mendel. Kedua hokum Mendel tersebut merupakan prinsip dasar dari genetika.

Hukum I Mendel (Hukum segregasi atau hukum pemisahan alel-alel dari suatu gen yang

berpasangan).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel memisah secara

bebas. Hukum II Mendel (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau asortasi), menyatakan

bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang

sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata

lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa

gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling

memengaruhi

Hukum Mendel II (Independent Assortment of Genes)

Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Menurut hukum ini, setiap gen / sifat dapat

berpasangan secara bebas dengan gen / sifat lain. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet

pada persilangan dihibrid.

Page 11: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Persilangan Dihibrid

P1 BBKK X Bbkk

(Biji bulat berwarna kuning) (Biji keriput Hijau)

G1 BK X Bk

F1 BbKk

P2 BbKk X BbKk

G2 BK, Bk, bK,bk BK, Bk, bK,bk

Pada waktu pembentukan gamet parental ke-2, terjadi penggabungan bebas (lebih tepatnya

kombinasi bebas) antara B dan b dengan K dan k. Asortasi bebas ini menghasilkan empat macam

kombinasi gamet, yaitu BK, Bk, bK, bk. Proses pembentukan gamet inilah yang menggambarkan

fenomena Hukum Mendel II.

Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang

dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan

Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama

Mendel, dan

2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal

sebagai Hukum Kedua Mendel.

Page 12: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

No Kombinasi

Model Gen

Genotif Fenotif Rati

o

Tab

ulasi

Frekuensi ket

Kel

1

Kel

2

Kel

3

Kel

4

1. Putih –

Putih

Kuning-

Kuning

Mmhh Putih –

kuning

5 IIII 13 7 5 7

2. Merah –

Merah

Hijau –

Kuning

MMHh Merah

– hijau

5 IIII 12 7 5 6

3. Putih –

Putih

Hijau –

Kuning

mmHh Putih –

Hijau

7 IIII

II

12 5 7 6

4. Merah –

Putih

Hijau –

Kuning

MmHh Merah

– Hijau

13

IIII

IIII

III

0 10 13 16

Page 13: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

5. Merah –

Putih

Hijau –

Hijau

MmHH Merah

– Hijau

9 IIII

IIII

12 7 9 5

6. Putih –

Putih

Hijau –

Hijau

mmHH Putih –

Hijau

4 IIII 0 4 4 2

7. Merah –

Putih

Kuning-

Kuning

Mmhh Merah

Kuning

5 IIII 13 7 5 7

8. Merah-

Merah

Hijau –

Hijau

MMHH Merah

– Hijau

1 I 0 3 1 4

9. Merah –

Merah

Kuning-

Kuning

MMhh Merah

Kuning

1 I 13 3 1 6

Rasio Fenotif :

Perbandingan fenotipenya adalah :

Merah–kuning + Putih – Kuning = 5

Page 14: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Merah – Hijau + Merah–Kuning = 5

Putih –Hijau + Putih – Kuning = 7

Merah – Hijau + Putih – Kuning = 13

Merah – Hijau + Putih – Hijau = 9

Putih – Hijau + Putih – Hijau = 4

Putih–Kuning + Putih-Kuning = 5

Merah-Hijau + Merah – Hijau = 1

Merah–Kuning + Merah-Kuning = 1

Rasio Genotif :

Mmhh : MMHh : mmHh : MmHh : MmHH : mmHH : mmhh : MMHH : MMhh

5 5 7 13 9 4 5 1 1

Hukum Mendel II Perbandingan fenotipenya : 9 : 3 : 3 : 1

9 = MMHH, MMHh, MmHH, MmHh = 28

3 = Mmhh, MMhh = 6

3 = mmHh, mmHH = 11

1 = mmhh = 5

Maka :

283

= 9,33

63

= 2

113

= 3,66

Page 15: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

53

= 1,66

Jadi Perbandingan Genotipe pada percobaan ini adalah 9, 33 : 2 : 3,66 : 1,66

Perhitungan Chi-square :

X2 = (d2/ e)

Perbandingan genotip adalah 9:3:3:1

Perbandingan genotip percobaan adalah 9,33 : 2 : 3,66 : 1,66 atau frekuensi pasangan gennya

adalah :

MMHH, MMHh, MmHH, MmHh = 28

Mmhh, MMhh = 6

mmHh, mmHH = 11

mmhh = 5

Maka :

O = observasi

e = Expectid value (nilai harapan)

916

x 50 = 28,125

316

x 50 = 9,375

316

x 50 = 9,375

116

x 50 = 3,125

Page 16: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

d = deviation (penyimpangan)

MMHH MMhh mmHH mmhh Jumlah

O 28 6 11 5 50

E 28,125 9,375 9,375 3,125 50

d= O-e 0,125 -3,375 1,625 1,875

X2 = d2 /e (0,125)2/28,125

=

0,000556

(-3,375)2/9,375

=

1,215

(1,625

)2/9,375=

0,28167

(1,875

)2/3,125=

1,125

X2 =

2,62222

5

atau :

Pasangan

Gen

fo Fh fo-fh (fo-fh)2 (f0-fh)2

h

MMHH 28 916

x 50 = 28,125 0,125 0,015625 0,000556

MMhh 6 316

x 50 = 9,375 -3,375 11,39 1,215

mmHH 11 316

x 50 = 9,375 1,625 2,64 0,28167

mmhh 5 116

x 50 = 3,125 1,875 3,5156 1,125

Jumlah X2 = 2,62225

Maka :

X2 hitung = 2,62225

Page 17: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

X2 tabel = 7,82 ( dk 3, α= 0,05)

Sehingga X2 hitung < X2 tabel = 2,62225 < 7,82 = data diterima dengan

berbeda signifikan

Jadi tidak terdapat penyimpangan dalam percobaan ini dan perbandingan hukum Mendel

II 9 : 3 : 3 : 1 terbukti, dimana Rasio Genotipnya adalah 9,33 : 2 : 3,66 : 1,66 serta nilai X2 hitung

nya adalah 2,62225.

3.2. Pembahasan

Dihibrid adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih yang

menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada percobaannya,

Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur murni yang memiliki biji bulat warna kuning

dengan galur murni yang memiliki biji keriput warna hijau. Sifat bulat dan kuning dominan

terhadap sifat keriput dan hijau, sehingga menghasilkan seluruh F1 berupa kacang ercis berbiji

bulat dengan warna biji kuning

Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang

dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan

Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

3. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama

Mendel, dan

4. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal

sebagai Hukum Kedua Mendel.

Rasio Fenotif :

Perbandingan fenotipenya adalah :

Merah–kuning + Putih – Kuning = 5

Page 18: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Merah – Hijau + Merah–Kuning = 5

Putih –Hijau + Putih – Kuning = 7

Merah – Hijau + Putih – Kuning = 13

Merah – Hijau + Putih – Hijau = 9

Putih – Hijau + Putih – Hijau = 4

Putih–Kuning + Putih-Kuning = 5

Merah-Hijau + Merah – Hijau = 1

Merah–Kuning + Merah-Kuning = 1

Rasio Genotif :

Mmhh : MMHh : mmHh : MmHh : MmHH : mmHH : mmhh : MMHH : MMhh

5 5 7 13 9 4 5 1 1

Hukum Mendel II Perbandingan fenotipenya : 9 : 3 : 3 : 1

9 = MMHH, MMHh, MmHH, MmHh = 28

3 = Mmhh, MMhh = 6

3 = mmHh, mmHH = 11

1 = mmhh = 5

Maka :

283

= 9,33

63

= 2

113

= 3,66

Page 19: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

53

= 1,66

Jadi Perbandingan Genotipe pada percobaan ini adalah 9, 33 : 2 : 3,66 : 1,66

Berdasarkan data kelompok yang peroleh, jika dibandingkan dengan tiga kelompok

lainnya yaitu kelompok 1, 2, dan 4 terjadi pola penyebaran pasangan gen yang bervariasi,

dimana kelompok kami (kelompok 3) merupakan kelompok dengan perbandingan genotipenya

Mmhh : MMHh : mmHh : MmHh : MmHH : mmHH : mmhh : MMHH : MMhh

5 5 7 13 9 4 5 1 1

Hukum Mendel II Perbandingan fenotipenya : 9 : 3 : 3 : 1

9 = MMHH, MMHh, MmHH, MmHh = 28

3 = Mmhh, MMhh = 6

3 = mmHh, mmHH = 11

1 = mmhh = 5

Maka :

283

= 9,33

63

= 2

113

= 3,66

yang tidak melebihi perbandingan fenotipe ( 9:3:3:1 ) sehingga bisa dikatakan mendekati

hukum mendel II, namun jika dibandingkan dengan kelompok 1 maka data mereka lebih

signifikan dan mendekati rasio fenotipe pada hukum Mendel II .Begitu juga dengan kelompok

lainnya rata-rata mampu membuktikan hukum Mendel II

Page 20: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

(Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau asortasi).Pada pembentukkan sel

kelamin (gamet), alel mengadakan kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam

keturunannya beraneka ragam. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda

(dihibrid) atau lebih (polihibrid). 

Dalam kondisi normal, persilangan monohibrida menghasilkan perbandingan

individu keturunan 3 : 1 atau 1 : 2 : 1, dan persilangan dihibrida menghasilkan individu

keturunan 9 : 3 : 3 : 1. Dalam prakteknya, hasil persilangan Mendel dapat menghasilkan

perbandingan individu yang tidak tepat. Pada persilangan dihibrida, dapat dihasilkan

perbandingan yang merupakan variasi dari perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 yaitu 12 : 3 : 1; 9 ; 7 atau 15

: 1. Meskipun demikian, perbandingan tersebut tetap mengikuti aturan Hukum Mendel. Oleh

karena itu, hasil perbandingan tersebut dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel.

Penyimpangan tersebut terjadi karena adanya beberapa gen yang saling memengaruhi

dalam menghasilkan fenotip. Meskipun demikian, perbandingan fenotip tersebut masih

mengikuti prinsip-prinsip Hukum Mendel. Penyimpangan semu Hukum Mendel tersebut

meliputi: interaksi gen, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, gen-gen komplementer, gen

dominan rangkap dan gen penghambat.

Misalnya, pada ayam dijumpai empat macam bentuk pial (jengger), antara lain: jengger

berbentuk ercis atau biji (pea) dengan genotip rrP-; jengger dengan belah atau tunggal (single)

dengan genotip rrpp, jengger berbentuk mawar atau gerigi (rose) dengan genotip Rpp, dan

jengger berbentuk sumpel (walnut), dengan genotip R-P-. Perhatikan Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Empat macam pial ayam yang berbeda (a) Walnut (b) Pea, (c) Rose, dan (d) Single

Page 21: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Pada persilangan ayam berpial rose (mawar) dengan ayam berpial pea (biji), semua

keturunan F1nya berpial walnut (sumpel). Agar lebih memahaminya, perhatikanlah diagram

persilangan berikut.

Dari persilangan ayam berpial rose dan pea, dihasilkan fenotip baru yaitu walnut atau sumpel.

Apa yang menyebabkan terbentuknya pial walnut? Pial walnut muncul karena interaksi 2 pasang

alel (gen) yang dominan. Sementara itu, persilangan antara sesama ayam berpial walnut

dihasilkan 4 macam pial yaitu walnut, rose, pea, dan 1 pial yang baru yaitu single dengan

perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Pial tunggal terjadi karena adanya 2 pasang alel (gen) yang resesif.

\

Page 22: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB IV

KESIMPULAN

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organismeyang

dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya

X2 hitung = 2,62225

X2 tabel = 7,82 ( dk 3, α= 0,05)

Sehingga X2 hitung < X2 tabel = 2,62225 < 7,82 = data diterima dengan

berbeda signifikan

Jadi tidak terdapat penyimpangan dalam percobaan ini dan perbandingan hukum Mendel

II 9 : 3 : 3 : 1 terbukti, dimana Rasio Genotipnya adalah 9,33 : 2 : 3,66 : 1,66 serta nilai X2 hitung

nya adalah 2,62225.

Dihibrid adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih yang

menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada percobaannya,

Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur murni yang memiliki biji bulat warna kuning

dengan galur murni yang memiliki biji keriput warna hijau. Sifat bulat dan kuning dominan

terhadap sifat keriput dan hijau, sehingga menghasilkan seluruh F1 berupa kacang ercis berbiji

bulat dengan warna biji kuning

Page 23: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB I

1.2. Pengantar

Alel merupakan bentuk alternative sebuah gen yang terdapat pada lokus ( tempat

tertentu ) atau bias dikatakan alel adalah gen – gen yang menempati atau terletak pada lokus

yang sama pada kromosom homolog yang mempunyai tugas berlawanan untuk suatu sifat tertntu

( Susanto, Agus Hery, 2011 ).

Surya ( 1984 ) mendefinisikan alel sebagai dari sepasang yang memiliki pengaruh

berlawanan. Misalnya gen B memiliki peran untuk menumbuhkan karakteristik pigmen tasi kulit

sevara normal. Gen B dapat membentuk melanin karena diekspresikan sepenuhnya pada

penampakan fisik organism. Dalam hal ini gen B menimbulkan karakteristik yang dominan. Apa

bila gen B bermutasi maka akan berubah menjadi b, sehingga pigmentasi kulit secara normal,

tidak dapat dilakukan gen b menimbulkan karakteristik yang berbeda, yaitu resesif. Karakteristik

resesif ini menumbuhkan karakteristik albinisme ( tidak terbentuk melanin ), contohnya yang

lainnya, misalnya :

1.K alelnya k, untuk rambut keriting dan lurus

2.H alelnya h , untuk kulit hitam dan putih dan sebagainya.

2.2. Tujuan

Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditemukan oleh pengaruh alel

ganda dan mencoba menetapkan genotif dirinya sendiri.

Page 24: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Alel merupakan bentuk alternative sebuah gen yang terdapat pada lokus ( tempat tertentu ) atau

bias dikatakan alel adalah gen – gen yang menempati atau terletak pada lokus yang sama pada

kromosom homolog yang mempunyai tugas berlawanan untuk suatu sifat tertntu ( Susanto, Agus

Hery, 2011 ).

Surya ( 1984 ) mendefinisikan alel sebagai dari sepasang yang memiliki pengaruh

berlawanan. Misalnya gen B memiliki peran untuk menumbuhkan karakteristik pigmen tasi kulit

sevara normal. Gen B dapat membentuk melanin karena diekspresikan sepenuhnya pada

penampakan fisik organism. Dalam hal ini gen B menimbulkan karakteristik yang dominan. Apa

bila gen B bermutasi maka akan berubah menjadi b, sehingga pigmentasi kulit secara normal,

tidak dapat dilakukan gen b menimbulkan karakteristik yang berbeda, yaitu resesif. Karakteristik

resesif ini menumbuhkan karakteristik albinisme ( tidak terbentuk melanin ), contohnya yang

lainnya, misalnya :

1.K alelnya k, untuk rambut keriting dan lurus

2.H alelnya h , untuk kulit hitam dan putih dan sebagainya.

Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah alel. Alel – alell disebut alel ganda

( Multiple allele ), sedangkan peristiwa dimana sebuah gen dapat menyebabkan inkompatibilitas,

yaitu kegagalan tanaman untuk fertilisasi setelah menyerbukan sendiri atau persilangan.

Peristiwa inkompatibilitasi ini disebabkan pada tepung sari sama dengan alel pada sel telur,

sehingga tepung sari yang terdapat pada kepala putik tidak dapat membentuk buluh tepung sari

( Murniati ,2010 )

Page 25: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Alel ganda ( Multiple alelo murphi ) adalah beberapa alel lebih dari satu gen yang

menempati lokus sama pada kromosom homolognya. Dilihat dari pengaruh gen pada fenotif, alel

memiliki pengaruh yang saling berlawanan dalam pengekspresikan suatu sifat. Didalam suatu

lokus, terdapat sepasang atau lebih alel. Bila terdapat terpasang alel dalam suatu lokus, maka

disebut alel tunggal. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka disebut alel

ganda atau multiple alelomorphi ( Bintang Galai , 2012 )

Alel ganda terjadi karena timbulnya mutasi gen. tetapi gen yang bermutasi tidak selalu

menghasilkan varian yang sama. Umpanya, gen A bermutasi menjadi a 1 atau a 2 atau a 3, yang

masing – masing menghasilkan fenotif yang berlainan. Dengan demikian mutasi gen A adapat

menghasilkan 4 maca, varian, sedangkan anggota alelnya bukan hanya 2 ( dua ), tetapi ada 4

( empat ) yaitu : A, a1,a2, dan a3. Alel yang anggotanya lebih dari dua disebut alel ganda

( Anang Asep, 2011 ).

Pada multiple alelmorfhi, terjadi perbedaan sifat pengekspresikan suatu gen. dua gen

yang terjadi terdapat dalam lokus yang sama akan dapat memunculkan ekspresi yang berbeda ,

karena adanya interaksi antara kedua gen tersebut. Interaksi tersebut dapat berupa permulaan

sifat yang dominan pada satu gen ( menutupi sifat lain ), atau bercampurnya pemunculan sifat

gen yang ada sehingga memunculkan sifat kombinasi antara gen – gen tersebut / seimbang

( Bintang, Galai, 2012 ).

Alel IA dan IB masing – masing mengendalikan pembentukan antigen A dan antigen B,

sedangkan alel IO tidak membentuk antigen. Antigen atau aglutinogen adalah elikoprotein yang

terdapat pada memberan sel – sel darah merah. Perbedaan antara antigen A dan antigen B hanya

pada residu gulanya yaitu masing – masing asetil galaktosianin dan galaktosa. Penggumpalan sel

– sel darah merah menerima sebagai reaksi terhadap antigen darah donor. Antigen yang

terbentuk dalam serum adalah antigen A pada golongan darah B, antigen B pada golongan darah

A, dan terbentuk keduanya pada golongan darah O atau tidak terbentuk antibody pada golongan

darah AB. Antigen menggumpal antigen A dan Antigen B.menggumpal antigen B , oleh karena

itu golongan darah AB disebut Resipien Universal dan golongan darah O disebut donor

Universal . hubungan antara alel IA dengan IB bersifat kodominan dan keduanya bersifat

dominan terhadap alel IO. Genotif pada system golongan darah ABO serta antigen antibodinya.

Page 26: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A . Percobaan I: Rambut di ruas jari tengah, jari tangan

Alel

ganda

Hasil

Pribadi

Kel I Kel 2 Kel 3 Kel 4 Hasil Kelas

Jumla

h

Presentase

H1

H2 2 2 2/22x 100 %

= 9,09 %

H3 3 4 1 2 3 10 10/22 x100%

= 45,45 %

H4

H5 3 2 2 3 3 10 10/22x 100

% = 45,45 %

Dengan menggunakan sebuah loupe, tiap orang praktikum mengamati sisi atas dan jari

tangannya sendiri, perhatikan dengan seksama apakah pada segmen digitalis tengah dari jari –

jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini ditentukan oleh sebuah seri alel ganda.

Golongan darah Genotype Antigen dalam sel darah

merah

Antibodi dalam

serum

A IAIA / IAIO Antigen A Anti B

B IBIB / IBIO Antigen B Anti A

AB IAIB Antigen A Tidak ada

O IOIO Antigen B Anti A, Anti B

Page 27: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

H1 = Rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak jelas

H2 = Rambut pada jari kelingking , manis dan tengah

H3= Rambut pada jari manis dan tengah

H4 = rambut pada jari manis saja

H5 = Tiada rambut pada semua empat jari

Dominan dari alel – alel adalah

H1H2H3H4H5.

B. Menetapkan Golongan Darah

Test Untuk Hasil Pribadi

( diberi tanda X )

Kel

1

Kel

2

Kel

3

Ke

l 4

Hasil Kelas

Juml

ah

Presentase

Golongan darah

A

X 1 1 2 1 5 55/22x100 %

= 22,72 %

Golongan darah

B

X 2 1 1 3 7 7/22x100 % =

31,81 %

Golongan darah

AB

1 1 2 2/22x100 % =

9,09 %

Golongan darah

O

X 3 2 1 2 8 8/22 x 100 %

= 36,36 %

Rh positif

Rh negatif

Page 28: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Golongan darah ABO yang ditentukan oleh Landsteiner dalam tahun 1900 dan factor Rh

yang ditemukan oleh Landsteiner bersama Wiener dalam tahun 1942 juga ditentukan oleh alel

ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya dikenal alel ganda IA,IB, dan IO harus dipahami

pengertian tentang antigen zat inti ( anti bodi ) dan aglutinasi ( proses penggumpalan darah ).

Meskipun semua praktikum sebenarnya telah mengetahui golongan darah masing – masing.

Namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkan sendiri golongan darahnya. Disediakan

3 macam anti serum, yaitu serum A, anti serum B, anti serum Rh ( D+ ). Dengan bantuan

dibawah ini saudara akan mengetahui golongan darah saudara yaitu :

Bila diteteskan dengan Aglutinasi Golongan darah

Serum anti A saja Ada A

Serum anti B saja Ada B

Anti A dan Anti B Ada AB

Anti A dan Anti B Tidak ada O

Anti Rh ( D )+ Ada Rh+

Page 29: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB I

1.2. Pengantar

Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang

sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena

pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak

tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak

kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus

menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk

struktur tertentu.

Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi adalah  ilmu yang mempelajari sidik

jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang

terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal dari bahasa

Yunani yaitu dactylos yang berarti jari jemari atau garis jari, dan scopeinyang artinya mengamati

atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa

Inggris, dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik jari. Fleksibilitas dari gelombang pada

kulit berarti tidak ada dua sidik jari atau telapak tangan yang sama persis pada setiap detailnya.

Pengenalan sidik jari melibatkan seorang pakar, atau sebuah sistem pakar komputer, yang

menentukan apakah dua sidik jari berasal dari jari atau telapak yang sama.

1.2. Tujuan

Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditemukan oleh pengaruh alel ganda

dan mencoba menetapkan genotif dirinya sendiri.

Page 30: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A . Percobaan I: Rambut di ruas jari tengah, jari tangan

Alel

ganda

Hasil

Pribadi

Kel I Kel 2 Kel 3 Kel 4 Hasil Kelas

Jumla

h

Presentase

H1

H2 2 2 2/22x 100 %

= 9,09 %

H3 3 4 1 2 3 10 10/22 x100%

= 45,45 %

H4

H5 3 2 2 3 3 10 10/22x 100

% = 45,45 %

Dengan menggunakan sebuah loupe, tiap orang praktikum mengamati sisi atas dan jari

tangannya sendiri, perhatikan dengan seksama apakah pada segmen digitalis tengah dari jari –

jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini ditentukan oleh sebuah seri alel ganda.

H1 = Rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak jelas

H2 = Rambut pada jari kelingking , manis dan tengah

H3= Rambut pada jari manis dan tengah

Page 31: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

H4 = rambut pada jari manis saja

H5 = Tiada rambut pada semua empat jari

Dominan dari alel – alel adalah

H1H2H3H4H5.

B. Menetapkan Golongan Darah

Test Untuk Hasil Pribadi

( diberi tanda X )

Kel

1

Kel

2

Kel

3

Ke

l 4

Hasil Kelas

Juml

ah

Presentase

Golongan darah

A

X 1 1 2 1 5 55/22x100 %

= 22,72 %

Golongan darah

B

X 2 1 1 3 7 7/22x100 % =

31,81 %

Golongan darah

AB

1 1 2 2/22x100 % =

9,09 %

Golongan darah

O

X 3 2 1 2 8 8/22 x 100 %

= 36,36 %

Rh positif

Rh negatif

Golongan darah ABO yang ditentukan oleh Landsteiner dalam tahun 1900 dan factor Rh

yang ditemukan oleh Landsteiner bersama Wiener dalam tahun 1942 juga ditentukan oleh alel

ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya dikenal alel ganda IA,IB, dan IO harus dipahami

pengertian tentang antigen zat inti ( anti bodi ) dan aglutinasi ( proses penggumpalan darah ).

Meskipun semua praktikum sebenarnya telah mengetahui golongan darah masing – masing.

Page 32: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkan sendiri golongan darahnya. Disediakan

3 macam anti serum, yaitu serum A, anti serum B, anti serum Rh ( D+ ). Dengan bantuan

dibawah ini saudara akan mengetahui golongan darah saudara yaitu :

Bila diteteskan dengan Aglutinasi Golongan darah

Serum anti A saja Ada A

Serum anti B saja Ada B

Anti A dan Anti B Ada AB

Anti A dan Anti B Tidak ada O

Anti Rh ( D )+ Ada Rh+

JIKA separuh dari sejumlah anak dalam suatu keluarga besar ternyata mempunyai

golongan darah B, seperempat AB dan Seperampat lagi A, maka kemungkinan genotif orang tua,

anak – anakitu adalah

½ B, ¼ AB, ¼ A.

Kemungkinan genotif golongan darah B : IBIB, IBI0

Kemungkinan genotif golongan darah A : IAIA, IAI0

Genotif golongan darah AB : IAIB

Jadi genotif orang tuanya: IBI0 x IAIB

Anaknya: IAIB, IBIB, IAI0, IBI0

Fenotif orang tuanya : Golongan darah B dan AB

Hal ini berarti golongan darah orang tuanya heterozigot. Misalnya Golongan darah ayah

A heterozigot dan ibu B heterozigot.

IAI0 x IBI0

Maka anaknya: IAIB, IAI0, IBI0 , I0I0

Page 33: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

25% anaknya bergolongan darah AB

25% anaknya bergolongan darah A

25% anaknya bergolongan darah B

25% anaknya bergolongan darah O

JIKA:

1. Ibu Rh-, anak pertama Rh+. Kemungkinan anak kedua:

a). ayah Rh- Rh- X ibu Rh+ Rh-

2x Rh+ Rh- , 2x Rh- Rh-

(50%) (50%)

Anak ke-2 Rh- = 50%

b). 50% sama dengan perhitungan bagian a

c). Kemungkinan 50% akan menderita Eritroblastosi fetalis jika anak ke-2 nya itu

Rh+ lagi, sebab jika anak ke-2 Rh+ , si ibu yang ber Rh- akan menggumpalkan anak ke-2

sebagai bentuk antibodi si ibu.

Golongan darah sistem MN, serum atau plasma darah orang tidak mengandung zat anti M

maupun anti N, berhubungan dengan itu, golongan darah sistem MN tidak diperlukan untuk

keperluan transfusi darah, karena tidak ada bahaya penggumpalan plasma.

Agar tidak terjadi Inkompatibilitas dalam golongan darah ABO, kemungkinan yang lebih

menguntungkan adalah perempuan yang bergolongan darah A dengan laki-laki yang

Page 34: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

bergolongan darah O karena zat anti dari serum darah ibu tidak bertemu dengan antigen dari

eritrosit bayi dalam kandungan.

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka kita bias menyimpulkan bahwa

penentuan golongan darah merupakan suatu bentuk pembuktian bahwa dalam suatu kromosom

terdapat alel, dimana dialel alel tersebut saling berpasangan. Dan untuk mencari kemungkinan

kemungkinan yang terjadi pada golongan darah keterunan berikutnya, kita bias menghitungnya

dengan cara melakukan persilangan secara dihibrid. Dimana setiap golongan darah memiliki dua

alel. Namun dalam penentuan golongan darah ini, tidak berdasarkan dominan ataupun resesif

seperti persilangan dihibrid sebelumnya yang telah kita lakukan praktikum sebelumnya.

Selain itu dengan mengetahui karakteristik dari suatu golongan darah, kita bisa

mengetahui darah mana yang bisa digunakan untuk menjadi donor suatu darah resipien dan

darah mana yang tidak bisa menjadi donor.

Page 35: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB 1

1.2. Pengantar

Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk

melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang

berbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis

yangdisumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya.

Mendel adalah seorang yang genius dan telah berhasil dalam percobaan-percobaannya pada

bidang hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, sebagai berikut:

a. Sifat materai herediter berupa benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau homurai.

b. Sifat tersebut berpasangan.

c. Sifat yang tertutup dapat muncul kembali, artinya sifat yang resesif akan terlihat ekspresinya

dalam keadaan yang tertentu.

Mendel mempunyai suatu hukum yaitu hukum segregasi: sifat materai herediter (genetisnya)

alel yang bersegregasi satu & yang lainnya akan nampak dalam bentuk gamet. Dan hukum

Independerae Assortment segregasi dari sepasang alel tersebut bebas dalam hal

penggabungannya kemudian kembali. Syarat-syarat hukum mendel yaitu Survival gamet sama,

Survival zygote sama & Survival embrio sama.

1.2. Tujauan

Page 36: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

1. Mengaetahui pola sulur jari tangan

2.Menguji perbandingan genetic pola sulur populasi mahasiswa dalam satu kelas ( dengan

menggunakan Chi-Square )

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan bersifat permanen. Dalam artian, dari

bayi hingga dewasa pola itu tidak akan berubah sebagaimana garis tangan. Setiap jari pun

memiliki pola sidik jari berbeda. Ada empat pola dasar Dermatoglyphic tentang sidik jari yang

perlu diketahui, yakni Whorl atau Swirl, Arch, Loop, dan Triradius. Selain itu hanyalah variasi

dari kombinasi keempat pola ini.

Setiap orang mungkin saja memiliki Whorl, Arch, atau Loop di setiap ujung jari (sidik

jari) yang berbeda, mungkin sebuah Triradius pada gunung dari Luna dan di bawah setiap jari,

dan kebanyakan orang ada juga yang mempunyai dua Whorl atau Loop di tangan lainnya. Pola-

pola dapat juga ditemukan pada ruas kedua dan ketiga di setiap jari.

1. Whorl Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Whorl adalah

titik-titik menonjol dan kontras, dan bisa dilihat dengan mudah. Cetakan Spiral dan Bulls-eye

adalah persis sebangun dalam interpretasinya, namun yang kedua memberikan sedikit lebih

banyak fokus.

2. Arch Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch, atau Tented Arch. Perhatikan setiap

pola Arch menaik sangat tinggi.

3. Loop Loop dapat menaik ke arah ujung jari, atau menjatuh ke arah pergelangan tangan.

Common Loop bergerak ke arah ibu jari, sementara Radial Loop (Loop terbalik) bergerak

mengarahkan ujung pemukulnya ke sisi lengan.

Page 37: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

a. Loop Umum (Common Loop) Tipe paling umum dari sidik jari adalah Common Loop.

Cetakan ini mengungkap kemampuan untuk menggunakan berbagai ide dari berbagai sumber

ide, dan mencampurnya dengan gaya yang unik.

b. Loop Memusat (Radial Loop) Sebuah cetakan menukik yang memasuki dan berangkat

dari sisi ibu jari tangan disebut Radial Loop (kadang-kadang disebut Reverse Loop, atau Inventor

Loop). Jika Common Loop menunjukkan campuran gaya-gaya lain, Radial Loop

mengungkapkan kemampuan untuk menciptakan sebuah gaya atau sistem yang sama sekali baru.

c. Double Loop Double Loop kebanyakan disalahpahami oleh hampir semua penandaan

Dermatoglyphic. Pada umumnya, menginterpretasikan Double Loop sama seperti dengan Whorl.

4. Triradius Triradius (juga disebut “Delta”) dapat digunakan untuk menunjuk dengan

tepat pusat dari setiap gunung. Gunung-gunung itu kemudian bisa dilihat sebagai terpusat,

kecenderungan, atau berpindah.

Frekuensi dari berbagai pola sidik jari sangat bervariasi dari satu jari dengan jari lainnya.

Kira-kira 15% dari bentuk sidik jari  pada ujung jari adalah tipe lengkung. Bentuk sosol kira-kira

65-70% dan kira-kira 25-30% adalah tipe lingkaran.. Untuk mendapatkan jumlah perhitungan

rigi maka rigi dari semua  jari-jari dijumlahkan. Pada perempuan rata-rata jumlah rigi adalah

127., sedangkan pada laki-laki 144.

Perhitungan banyak nya rigi dilakukan mulai dari triradius sampai ke pusat dari pola sidik

jari.  Klasifikasi dari bentuk sidik jari tersebut dimuka didasarkan atas banyaknya triradius, yaitu

titik-titik dari mana rigi-rigi menuju ke tiga arah dengan sudut kira-kira . Bentuk sidik jari yang

paling sederhana ialah lengkung, yang tidak mempunyai triradius, sehingga tidak dapat

dilakukan perhitungan rigi. Dua buah triradius terdapat pada bentuk lingkaran, sedangkan bentuk

sosok memiliki sebuah triradius. Jika bagian yang terbuka dari bentuk sosok menuju kea rah

ujung jari, maka bentuk sosok dinamakan sosok radial. Tetapi jika bagian yang terbuka itu

menuju ke pngakal jari, maka bentuk sosok disebut sosok ulnar.

Page 38: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB III

HASIL DAN PPEMBAHASAN

Tabel I: Hasil Pengamatan

Tabel II : Jari Tangan pada kelompok IV

No Nama Jumlah tiap jenis pola sulur jari Jumlah Ket

Arch Loop Whorl

1. Fitri - 9 1 10

2. Remli - 10 - 10

3. Nila - 9 1 10

4. Dwi - 10 - 10

5. Ivan - 10 - 10

6. Natali - 10 - 10

Jumlah - 58 2 50

Page 39: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Table III : Perhitungan Chi Square

O = observasi

e = Expectid value (nilai harapan)

karena dikatakan pola penyebaran didunia adalah Arch 5%, Loop 70% dan Whorl 25%, sehingga

untuk nilai harapannya kita pakai berdasarkan pola penyebaran tersebut.

5100

x60 = 3

70100

x60 = 42

25100

x60 = 15

d = deviation (penyimpangan)

Arch Loop Whorl Jumlah

O 0 54 6 60

E 3 42 15 60

d= O-e -3 12 -9

X2 = d2 /e (-3)2/3 =

3

(12)2/42 =

3,428

(-9)2/15 =

5,4X2= 11,828

RUMUS KEMUNGKINAN ( )

Keterangan:

 Jumlah

 Penyimpangan deviasi

Page 40: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Espected. Angka harapan

 Obseved, angka yang diperoleh

 

db= Derajat kebebasan

k= Jumlah kelas, jenis sidik jari

Tabel X2

Derajat

kebebasa

n

Kemungkinan

0.99 0.90 0.70 0.50 0.30 0.10 0.05 0.01 0.001

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0.0002 0.016 0.15 0.46 1.07 2.71 3.84 6.64 10.83

0.02 0.21 0.71 1.39 2.41 4.61 5.99 9.21 13.82

0.12 0.58 1.42 2.37 3.67 6.25 7.82 11.35 16.27

0.30 1.06 2.20 3.36 4.88 7.78 9.49 13.28 18.47

0.55 1.61 3.00 4.35 6.06 9.24 11.07 15.09 20.52

0.87 2.20 3.83 5.35 7.23 10.65 12.59 16.81 22.46

1.24 2.83 4.67 6.36 8.38 12.02 14.07 18.48 24.32

1.65 3.49 5.53 7.31 9.59 13.36 15.51 20.09 26.73

2.09 4.17 6.39 8.34 10.05 14.68 16.92 21.67 27.88

2.56 4.37 7.27 9.34 11.78 15.99 18.31 23.21 29.59

Pembahasan

Page 41: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

 Bentuk sidik jari terdiri atas tiga yaitu sidik jari yaitu busur (arch), sangkutan (loop), dan

lingkaran (whorl). Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa sub-group, yaitu bentuk

busur terbagi menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi ulnar loop

dan radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi menja di plain whorl, central pocket loop

whorl, double loop whorl, dan accidental whorl. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok

tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya. (Amara,2012)

 Loop (sangkutan) adalah bentuk sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi

lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan

core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.

Arch (busur) merupakan bentuk sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi

lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan

bergelombang naik di tengah-tengah. (Amara, 2012).

Whorl (lingkaran) adalah bentuk sidi  jari, mempunyai dua delta dan sedikitnya satu garis

melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain

whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl, dan Accidental whorl.

Arch Loop Whorl

Gambar 1: Tipe Sidik Jari Manusia (Amara,2012)

Tiga dalil atau aksioma yang melandasi daktiloskopi, yaitu, sidik jari setiap orang tidak

sama, sidik jari manusia tidak berubah selama hidup, sidik jari dapat dirumuskan dan

diklasifikasikan secara matematis.

Page 42: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Hasil yang diperoleh dari pengamatan terhadap variasi individu pada masing-masing

manusia berbeda,hal ini terlihat bahwa pengamatan pola sidik jari Elisa, Mira , dan Novelina

dimana masing-masing  terdapat pola sidik jari yang sama dalam 1 tangan Kanan dengan tipe

Loop.

Pola sulur dari kesepuluh jari tangan saya tidak sama terdapat pola yang berbeda yaitu

sembilan bertipe Loop dan satu bertipe whorl. Untuk tipe perbandingan tangan kanan

terdapat Lima tipe sulur Loop, sedangkan untuk tangan kiri tipe sulur terdiri dari empat

berbentuk loop dan satu berbentuk whorl.

Hasil praktikum yang diperoleh untuk pola sulur terbanyak di kelas yaitu pola loop.

Frekuensi masing-masing pada pola sidik jari di kelas A2 yaitu:

Pola Arch: 7

50=¿ 0,14 = 14 %

Pola Loop: 3550

=0,7 = 70 %

Pola Whorl: 8

50=0,16=¿ 16 %

Terjadi penyimpangan yang signifikan, hal ini disebabkan karena ketidak telitian

mahasiswa dalam menentukan pola sulur. Dan meskipun mahasiswa sudah melakukannya

dengan benar, penyimpangan tersebut terjadi karena berbedanya tipe-tipe pola pada masing-

masing individu

Page 43: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB IV

KESIMPULAN

Pola sulur pada suatu individu dapat berbeda beda di setiap jari masing – masing. Tapi

pada umumnya pada kesepuluh jari-jari tersebut memiliki pola sulur yang sama. Dan pada

umumnya pola sulur yang dimiliki adalah pola sulur whorl. Whorl (lingkaran)

adalah bentuk sidi  jari, mempunyai dua delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam

pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket

loop whorl, Double loop whorl, dan Accidental whorl.

Page 44: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk

melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang

berbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis

yangdisumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya.

Mendel adalah seorang yang genius dan telah berhasil dalam percobaan-percobaannya

pada bidang hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, sebagai berikut:

a. Sifat materai herediter berupa benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau homurai.

b. Sifat tersebut berpasangan.

c. Sifat yang tertutup dapat muncul kembali, artinya sifat yang resesif akan terlihat ekspresinya

dalam keadaan yang tertentu.

Mendel mempunyai suatu hukum yaitu hukum segregasi: sifat materai herediter

(genetisnya) alel yang bersegregasi satu & yang lainnya akan nampak dalam bentuk gamet. Dan

hukum Independerae Assortment segregasi dari sepasang alel tersebut bebas dalam hal

penggabungannya kemudian kembali. Syarat-syarat hukum mendel yaitu Survival gamet sama,

Survival zygote sama & Survival embrio sama.

Page 45: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

B.Tujuan :

1. Membuktikan adanya prinsip segregasi dan berpasangan secara Bebas

2. Membuktikan perbandingan Mendel 1 : 2 : 1 (ratio genotip) dan 3 : 1 (ratio fenotip)

BAB II

TINAJUAN TEORI

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada

organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai

Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama

Mendel, dan

2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal

sebagai Hukum Kedua Mendel.

Dari hipotesis tersebut, Mendel membuat suatu kesimpulan yang disebut Hukum I

Mendel dan Hukum II Mendel. Kedua hukum Mendel tersebut merupakan prinsip dasar dari

genetika

Hukum I Mendel (Hukum segregasi atau hukum pemisahan alel-alel dari suatu gen yang

berpasangan).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel memisah secara

bebas. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid). Secara garis

besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

Page 46: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya.

Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,

dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan

(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).

2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam

gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).

3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel

dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel

resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang

dibentuk pada turunannya.

Hukum II Mendel (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau asortasi), menyatakan

bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang

sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan

gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang

menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi.

Persilangan monohybrida

Dalam hukum mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation of Allelic Genes atau

Hukum Pemisahan Gen yang Sealel dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet, pasangan alel

akan memisah secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembetukan gamet individu

yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel tersebut.

Dalam ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu

yang mempunyai satu karakter yang berbeda. Berdasarkan hal ini, persilangan dengan satu sifat

beda akan menghasilkan perbandingan fenotif 12, yaitu ekspresi gen dominan : resesif = 3 : 1.

Namun kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah satu induknya.

Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara penuh. Peristiwa ini menunjukkan adanya

sifat intermedier.

Page 47: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Dalam membicarakan satu sifat tertentu, kita hanya menggambarkan pasangan kromosom

dengan yang bersangkutan saja, tetapi bukan berarti bahwa kromosom-kromosom dan gen-gen

yang lain tidak ada dalam sel itu. Ada sifat yang disebut dominan, yaitu apabila kehadiran gen

yang mengawasi sifat ini menutupi ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif, sehingga sifat yang

terakhir ini tidak tampak.

Dalam percobaannya Mendel menggunakan tanaman ercis untuk melihat adanya

perbedaan dalam ukuran pohon, misalnya adanya variasi tinggi yang 0,45 meter sampai 1 meter.

Sifat-sifat tersebut memperlihatkan perbedaan yang kontras sehingga memudahkan untuk

mengamati.

Pada waktu mendel mengadakan persilangan antara kedua varietas tersebut dimana yang

satu tinggi dan yang lain pendek, maka Mendel mendapat hasil berikut: Persilangan antara jantan

dan betina pada ercis bersegresi sehingga ratio fenotifnya adalah tinggi, sedangkan keturunan F2

akan memisah dengan perbandingan fenotif yaitu tinggi : pendek = 3 : 1. Sedangakn ratio

genotifnya adalah TT : Tt : t = 1 : 2 : 1., yaitu satu tumbuhan ercis homozigot, dan dua tumbuhan

ercis heterozigot dan satu tumbuhan ercis pendek

Page 48: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar Sel Allium sp. dengan mikroskop cahaya perbesaran 10x10

Page 49: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

Fase-fase yang terjadi dari hasil pengamatan anda dan fase mitosis mana yang paling

banyak ditemukan adalah tidak dapat melihat fase pembelahan yang terjadi pada akar bawang

dikarenakan mikroskop yang kami gunakan memiliki keterbatasan dari segi Perbesaran lensa,

pengamatan mikroskop yang kami lakukan hanya sampai pada perbesaran 10x10, sementara

menurut prosedur kerja praktikum harus menggunakan mikroskop perbesaran 1000x. Selain itu,

faktor lainnya juga disebabkan oleh karena kami tidak menggunakan pewarna, tidak melakukan

perendaman selama 6 jam dan juga tidak adanya proses pengovenan. Hal ini lah yang mungkin

mengakibatkan kromosom tidak jelas terlihat.

Kedudukan kromosom akar bawang pada fase metafase ditandai dengan kromosom yang

berada di bidang tengah sel. Fiksasi dengan asam asetat glacial 45% dalam kulkas 50C selama 15

menit dilakukan untuk mematikan jaringan tanpa menyebabkan terjadinya perubahan pada

komponen sel (Gunarso ,1988). Asam asetat glasial mempunyai efektifitas yang baik

terhadap jariangan Allium sp. HCl digunakan untuk proses hidrolisis yaitu untuk

melunakkan dinding sel agar mudah dilakukan squash sehingga saat diberi pewarna, sehingga

pewarnanya dapat diserap oleh benang- benang kromatin. Selain itu, hidrolisis dilakukan untuk

mendapatkan sel-sel yang menyebar dalam pengamatan kromosom. Penyebaran sel merupakan

akibat dari lamela tengah yang larut pada jaringan meristem yang belum kuat . Untuk

menumbuhkan akar bawang yang kemudian akar bawang ini yang akan dijadikan bahan

pengamatan kromosom. Pada saat melakukan pengamatan ini, kami tidak menggunakan

pewarna.

Page 50: Laporan Praktikum Versi Mini Riset

BAB IV

KESIMPULAN

Pada praktikum dalam pengamatan kromosom ini menggunakan bahan bawang. Hal ini

dikarenakan kromosom pada bawang terlihat besar besar, sehingga dapat lebih mudah diamati.

Namun dalam praktikum kali ini tidak ada satu kelompok pun yang dapat menemukan

kromososm. Hal ini dikarenakan terjadi kesalahan teknik, yaitu pada lensa mikroskop okuler

yang perbesaran besar tidak dapat digunakan, karena terdapat jamur.

Meskipun kromosom pada bawang besar-besar, tetap saja kromosom itu merupakan

benda yang sangat kecil. Sehingga perbesaran yang digunakan haruslah perbesaran yang besar.