LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “Produksi Benih Lapang– Kangkung Darat” Disusun Oleh: Guindahnawaningtyas S. A. 115040201111247 Kukuh Arif Wicaksana 125040200111131 Galih Satria Sakti 125040200111123 Aprilia Solyati 12504020 Nicovan Maestro S. 12504020 Kelompok K2 Asisten: Mbak Dasa PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
22
Embed
Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat
Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - kangkung Darat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
“Produksi Benih Lapang– Kangkung Darat”
Disusun Oleh:
Guindahnawaningtyas S. A. 115040201111247
Kukuh Arif Wicaksana 125040200111131
Galih Satria Sakti 125040200111123
Aprilia Solyati 12504020
Nicovan Maestro S. 12504020
Kelompok K2
Asisten: Mbak Dasa
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setiap daerah pasti mempunyai cara masing-masing untuk memasak
kangkung, mulai dari cah kangkung hingga plecing kangkung yang ada di
Lombok. Masyarakat awam umumnya mengenal kangkung adalah tanaman air
yang tumbuh liar padahal ada spesies kangkung yang hidup di darat. Tidak
dipungkiri lagi kangkung adalah tanaman yang banyak mengandung gizi dan
vitamain selain serat alami kangkung juga mengandung vitamin A, B dan C.
Karena kangkung sangat digemari dari semua pelosok negeri, termasuk manusia
dan hewan maka kebutuhan kangkung akan naik berbanding dengan pola
prtumbuhan penduduk dan pola konsumsi, maka jika hanya mengandalkan
kangkung liar bukan tidak mungkin akan mengalami defisit stok kangkung, yang
mungkin konyolnya adalah impor kangkung. Kangkung yang tumbuh
secara liar dan yang dibudidayakan mungkin berbeda kangkung yang
dibudidayakan akan lebih terjaga dan terawat dari pada kangkung yang tumbuh
liar begitu saja, maka dengan produksi benih kangkung diharapkan
pembudidayaan kangkung semakin banyak dan kualitas kangkung yang ada di
pasaran akan semakin baik sehingga meningkatakan kualitas hidup masyarakat
sebagai konsumen.Untuk itulah dalam praktikum kali ini dibahas mengenai
teknologi produksi benih pada kangkung darat yang bertujuan untuk mengetahui
cara-cara memproduksi benih kangkung, yang kemudian untuk dibiakkan lagi.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang –
Produksi Benih Kangkung Darat ini, adalah:
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung,
2. Untuk mengetahui syarat tumbuh kangkung darat, dan
3. Untuk mengetahui prosedur produksi benih, khususnya kangkung darat
4. Diharapkan praktikan mampu memproduksi benih kangkung darat
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Tindall (1983) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan,
kedudukan tanaman kangkung (Ipomaea reptans Poir), diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomaea reptans Poir.
Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua
varietas yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir)
dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah,
rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada
warna bunga dan bentuk batang serta daun. Kangkung air berbunga putih
kemerahan, batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau, sedangkan
kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau keputihan,
bunganya berwarna putih.
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-
cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai
kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm
atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang kangkung bulat dan
berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-
bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar). Kangkung memiliki
tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata
tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya
runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan
permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung
darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota
bunga berwarna putih atau merah lembayung. Buah kangkung berbentuk bulat
telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat
dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah
kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.
Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua (Hidayat, 1995).
2.2 Budidaya Tanaman
Pedoman teknis budidaya tanaman kangkung menurut Maria (2009)
adalah sebagai berikut:
1. Pembibitan
Persyaratan Bibit Kangkung Darat
Dalam pemilihan bibitharus disesuaikan dengan lahan (air atau darat).
Karena kalau kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya
kurang baik, warna daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk. Bibit
kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20-30 cm. Pemilihan
bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar
dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di
tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang
kering serta berkualitas baik.
Penyiapan Benih
Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30
cm, dengan jarak tanam 1,5 x 15cm.
Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.
Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ± 300 gram, jika tiap
lubang diisi 2-3 butir biji.
Teknik Penyemaian Benih
Biji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15
cm dengan jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar yang berbiji
dapat tahan tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.
Pemeliharaan Pembenihan/Penyemaian
Agar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan
kangkung diperlukan penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.
2. Pengolahan MediaTanam
Persiapan
Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air.
Bertanam kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian
dibuatkan petak-petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang
bedengan, tergantung kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di
atas bedengan dengan jarak 20 x 20 cm.
Pembukaan Lahan
Tiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah
diolah terlebih dahulu. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau
pupuk kandang sebanyak 10 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm,
dibiarkan tergenang air dan diberi urea 1 kuintal per hektar.
Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan
ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar bedeng
50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung
keadaan lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan
pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan
kegiatan lain. Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali
lebar: 2×1 m dengan kedalaman drainase 30×30 cm.
Pemupukan
Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk
kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan
bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam,
kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air
kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram. Pada waktu
melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari.
Kemudian diairi kembali. Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20
ton/ha rabuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu
pertama, dengan cara disiramkan (Suwandi, 2009).
Pemupukan pada sayuran umumnya lebih tertuju pada penetapan
kebutuhan hara selama musim tanam atau total kebutuhan pupuk untuk setiap
tanaman. Walaupun bervariasi, takaran pemupukan sayuran berumur >2 bulan
berkisar antara 100-200 kg N, 50-180 kg P2O5, dan 50-150 kg K2O/ha.
Berdasarkan analisis dinamika unsur hara NPK dan umur fisiologis tanaman,
aplikasi pupuk N untuk sayuran dimulai pada saat tanam hingga maksimum 2/3
umur tanaman. Pupuk P dan K diaplikasikan sebelum tanam atau sebagian
ditambahkan sebelum fase vegetatif maksimum (Suwandi et al, 2004).
3. Teknik Penanaman
Menurut Rukmana, R (1994) tahapan teknis penanaman kangkung adalah
sebagai berikut:
Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan
ditanami. Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2×1 m, maka bila jarak
tanamnya ditentukan 20×20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50
lubang atau 50 rumpun kangkung.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang
berjarak 20×20 cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah
lubangnya (tergantung ukuran bedengan).
Cara Penanaman
Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai
18.00. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat
udara kering sehingga benih cepat berkecambah.
4. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Bila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun
maka diperlukan penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera
dilakukan penyulaman (digantidengan bibit yang baru yang telah disiapkan).
Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu).
Penyiangan dilakukan setiap 2minggu.
Pembubunan
Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman
kangkung sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya.
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.
Perempalan
Bagi tanaman kangkung sebagai penghasil daun dan batang, perempalan
tidak dibutuhkan, sebab perempalan adalah penyortiran dan pengambilan tunas-
tunas muda yang tidak berguna, yang akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea
diberikan hanya sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada
tanaman kangkung. Perlu diperhatikanagar pada waktu menebar pupuk jangan
sampai ada butir pupuk yang tersangkutatau menempel pada daun, sebab akan
menyebabkan daun menjadi layu. Gunakan sapulidi setiap selesai menabur pupuk.
Pengairan dan Penyiraman
Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya
untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan
dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan
dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam
pertumbuhannya.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Tanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada
pada buah daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi
kuning. Untuk penanggulangannya disemprotkan Baysudin dengan dosis 2 cc per
liter air, yang disemprotkan sore hari. Untuk memberantas ulat daun yang sering
menyerang tanaman kangkung, digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan
dosis sebesar 2 cc per liter airdan disemprotkan pada tanaman. Serangga pemakan
daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organo fosfat jauh
sebelum pemanenan.
5. Panen
Ciri dan Umur
Panen Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini
kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula
yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
Cara Panen
Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara
memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas
permukaan tanah atau meninggalkan 2-3buku tua. Panen dilakukan pada sore hari.
Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri
batang besar dan berdaun lebar. Dengan menggunakan alat pemotong.
Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya
sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Panen kangkung darat dilakukan pada
umur 27 hari. Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair
(lembab).
Periode Panen
Panen dilakukan 2-3minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan
terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka
produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika
sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji
yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan. 3.6.4. Prakiraan
Produksi Per tanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha
sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.
6. Pasca panen
Pengumpulan
Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan
sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan.
Penyimpanan
Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu,
kangkung yang telah diikatcelupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan
menggunakan anjang-anjang.
2.3 Teknologi Produksi Benih
2.3.1 Persyaratan tanah
Menurut Rukmana, R (1994) syarat tumbuh tanaman kangkung adalah
sebagai berikut:
1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat
dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin Jumlah curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000
mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat
dan subur, asalkan disekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,
kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat
tumbuh di padang rumput,kebun/ladang yang agak rimbun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Ditempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung
akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat
menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhioleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udaraturun 1 derajat C. Apabila kangkung
ditanam di tempat yang terlalu panas, makabatang dan daunnya menjadi agak
keras, sehingga tidak disukai konsumen.
2. Media Tanam
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan
mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu
tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik.
3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuhdan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi(pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk.
2.3.2 Isolasi
Buku SOP Budidaya Kangkung Darat (2009) menjelaskan agar produksi
benih tanaman kangkung darat jelas terpisah dengan tanaman varietas lainnya
maka pengaturan tanam harus menggunakan salah satu cara isolasi yaitu:
1. Isolasi jarak, minimal 5 m untuk semua kelas (BD, BP dan BR).
2. Isolasi waktu, minimal 15 hari untuk semua kelas.
2.3.3 Roguing
Standar tentang rouguing menurut Buku SOP Budidaya Kangkung Darat
(2009), adalah:
1. Roguing dilakukan minimal tiga kali yaitu pada saat tanaman berumur 1
bulan, 2 bulan dan 3 bulan.
2. Hal yang harus diperhatikan pada waktu roguing adalah keseragaman, tipe
pertumbuhan, warna daun, warna batang dan kesehatan tanaman.
2.3.4 Panen dan Pascapanen
1. Panen
Panen adalah kegiatan memanen benih kangkung yang telah siap panen
sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan
persyaratan kelas benih yang telah ditentukan. Berikut adalah tahapan-tahapan
penentuan panen:
Penentuan saat panen
Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan cara mengamati penampakan
fisik tanaman kangkung dan umur tanaman.
Waktu dan Cara Panen
Prosedur pelaksanaannya:
- Panen bisa dilakukan pada pagi atau sore hari.
- Panen benih kangkung dilakukan dengan cara memangkas tanaman
kangkung dari akarnya.
- Panen dilakukan terhadap kangkung yang sudah benar-benar siap panen,
yaitu berdasarkan umur (120 HST) atau dapat dilakukan berdasarkan ciri-
ciri fisik tanaman.
Benih kangkung beserta batangnya yang telah dipanen dikumpulkan,
selanjutnya dijemur dilahan membentuk bedengan (lebar 1,5 m, panjang