MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN TL 2203 TEKNIK DASAR LABORATURIUM UNTUK ISOLASI, PEMURNIAN DAN KARAKTERISTIK BENTUK KOLONI Nama (NIM) :Mustika Putri Pertiwi (15313010) Ephapras Dhika (15313021) Farrah Meidy Damara (15313063) Kelompok/Shift : 4/Rabu siang Tanggal Praktikum : Rabu, 11 Februari 2015 Tanggal Pengumpulan: Jum’at, 20 Februari 2015 PJ Asisten : Laurentia Mutiara S.W. Asisten : 1. Fadya Syifa Hani 2. Ayu Listiani 3. Amrini Amalia S. 4. Agung Kusumawardhana Analis : Didit Trihartomo Teknisi : Oleh PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
teknik dasar laboratorium tentang isolasi mikroorganisme
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
TL 2203
TEKNIK DASAR LABORATURIUM UNTUK ISOLASI, PEMURNIAN DAN KARAKTERISTIK BENTUK KOLONI
Nama (NIM) :Mustika Putri Pertiwi (15313010)
Ephapras Dhika (15313021)
Farrah Meidy Damara (15313063)
Kelompok/Shift : 4/Rabu siang
Tanggal Praktikum : Rabu, 11 Februari 2015
Tanggal Pengumpulan: Jum’at, 20 Februari 2015
PJ Asisten : Laurentia Mutiara S.W.
Asisten : 1. Fadya Syifa Hani
2. Ayu Listiani
3. Amrini Amalia S.
4. Agung Kusumawardhana
Analis : Didit Trihartomo
Teknisi : Oleh
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
PEMBUATAN MEDIA AGAR NUTRISI (DEMO)
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan media Agar Nutrisi (NA) dan proses sterilisasinya
2. Mengetahui cara sterilisasi media dengan menggunakan Autoclave
B. PRINSIP DASAR
Kelangsungan hidup dari suatu mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh nutrisi
dan faktor lingkungannya. Bahan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme berasal dari senyawa kompleks yang kemudian akan dipecah melalui
proses enzimatik. Pada proses pembuatan Agar Nutrisi (NA) yang didemonstrasikan
pada percobaan, digunakan serbuk Agar Nutrisi yang di dalamnya sudah terkandung
berbagai nutrisi sehingga siap untuk langsung digunakan.
C. TEORI DASAR
Media pembiakan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Melalui media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi
mikroorgamisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Bakteri memerlukan nutrisi atau makanan untuk dapat tumbuh. Nutrisi
diartikan sebagai material kasar yang dibutuhkan untuk membangun komponen selular
baru dan menghasilkan energi untuk proses-proses dalam kehidupan sebuah mikroba
(Dwiko saputro : 31)
Jenis medium sangat bervariasi bergantung pada apa yang dijadikan dasar
penamaan. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium , yaitu medium
cair, semisolid dan medium padat. Beda utama ketiga medium tersebut adalah bahan
pemadatnya. Medium cair tidak menggunakan bahan pemadat , sedangkan medium
semisolid dan solid menggunakan bahan pemadat . Agar – agar paling umum digunakan
sebagai bahan pemadat, pada medium solid jumlah agarnya 1,5%-1,8% sedangkan pada
medium semi solid agarnya berjumlah < 1%.
Pada media NA digunakan daging karena daging sebagai sumber vitamin B,
mengandung nitrogen organik, dan senyawanya karbon. NA adalah nutrient agar.
Pembuatan media nutrient agar berasal dari bahan ekstrak, daging 0,5 kg direbus dalam
air 1000 ml hingga volume air menjadi setengahnya atau direbus selam 1 – 2 jam disaring
lalu ditambahkan aquades hingga menjadi 1000 ml kemudian dicampurkan dengan
pepton sebanyak pepton 10,0 g , NaCl 5,0 g dan agar-agar 15,0 g. Dipanaskan diatas hot
plate hingga mendidih. Campuran ini selama dipanaskan diaduk setelah itu diukur
pHnya sesuai standardisasinya.media adalah bahan-bahan yang terdiri dari zat-zat hara
yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam
media dapat dilakukan isolasi,perbanyakan dan pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba (Schlegel 1994).
Pada pembuatan Agar Nutrisi juga melibatkan proses sterilisasi dengan
menggunakan autoclave. Berikut adalah gambar autoclave dan bagian-bagiannya.
Gambar 1.1 Bagian-bagian Autoclave (sebelah kiri) ; Autoclave (sebelah kanan)
Bagian-bagian dari Autoclave :
1. Tombol timer
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10.Batas penambahan air
D. RESUME PEMBUATAN MEDIA AGAR NUTRISI (DEMO)
Pada pembuatan media Agar yang didemokan oleh Pak Didit digunakan Agar
nutrisi serbuk yang sudah siap pakai, jenis media Agar yang akan dibuat adalah plate
count Agar. Ketentuannya untuk membuat Agar padat diperlukan 17.5 gram serbuk PCA
per satu liter air. Pada saat demo pembuatan, digunakan 1.75 gram serbuk PCA dengan
100 ml air. Pada proses pembuatan agar nutrisi, penimbangan serbuk dilakukan dengan
menggunakan neraca analictic, sedangkan untuk pengukuran air digunakan gelas ukur
agar menghasilkan ukuran yang akurat karena dapat memengaruhi kepadatan agar
nantinya. Air yang digunakan adalah aquades lalu dimasukan kedalam gelas kimia. Lalu,
dipanaskan di atas hot plate yang telah dinyalakan dan masukkan juga pengaduk (berupa
magnet) ke dalam gelas kimia tersebut. Setelah itu masukkan agar yang telah ditimbang ,
dan tunggu hingga adukan merata dan agarnya mendidih. Gunakan cawan petri atau
alumunium sebagai penutup untuk mengurangi penguapan. Hati-hati pada proses
pembuatan agar ini harus diperhatikan betul karena saat suhu meningkat agar bisa jadi
berbuih dan bisa tumpah nantinya. Jika buih agar sudah mulai naik, segera angkat gelas
kimia dari hot plate. Setelah itu matikan hot plate nya.
Dalam keadaan masih panas, segera masukkan ke dalam tabung elemenyer.
Setelah itu, tutup bagian atasnya menggunakan penyumbat berupa kapas lemak yang
dibalut dengan kasa, lapisi dengan kertas, lalu gunakan karet gelang untuk
mengencangkan. Setelah itu, gunakan spidol atau kertas label untuk menamai tabung.
Setelah itu tabung siap untuk di sterilisasi menggunakan autoclave.
Pada proses sterilisasi digunakan autoclave, autoclave sendiri adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan media yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan suhu dan tekanan tinggi. Tekanan yang biasa digunakan adalah 15 lbs
(1,5Kg/cm2) dengan suhu 121˚C. Hal pertama yang dilakukan saat menggunakan alat ini
adalah memasukkan air destilasi sempai batas yang ditentukan (air yang digunakan
adalah aquades), lalu masukkan semua alat yang akan di sterilkan, termasuk PCA yang
telah dibuat tadi, lalu nyalakan autoclavenya dan atur tekanan, suhu dan waktu yang
diperlukan. Tutup autoclave dan kunci dengan rapat, teknik menguncinya harus merata
antara bagian bagian kunci yang bersebrangan. Sementara itu biarkan kelep pengaman
terbuka sampai ada tetesan air keluar. Tetesan air yang keluar menandakan bahwa di
dalam autoclave sudah tidak ada udara lagi. Setelah tetesan air keluar tutp kelep
pengaman. Suhu dan tekanan akan menentukan 15 lbs (1,5Kg/cm2) dan 121˚C. Setelah
itu tunggu hingga timmer berbunyi menandakan proses sterilisasi telah selesai. Lalu
matikan autoclave dan biarkan jarum penunjuk mencapai angka nol dengan sendirinya.
E. DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.
Pelczar, Michael, 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Label, Caray.,2008, http//Caray label makalah –dan – skripsi pembuatan-media- agar
dan-sterilisasi/htmL (diakses: 16 Februari 2015, pukul 13.48)
MODUL 01 - PERCOBAAN 1
Teknik Transfer Kultur secara Aseptik
A. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami teknik pemindahan / transfer biakan mikroorganisme
untuk subkultur secara aseptik.
2. Mengetahui manfaat dari teknik pemindahan kultur secara aseptik.
B. PRINSIP DASAR
Dalam teknik transfer kultur secara aseptik biakan mikroorganisme dipindahkan
dari satu medium ke medium yang lain dengan teknik subkultur tujuannya agar tidak
terjadi kontaminasi mikroba lain ke dalam kultur. Langkah – langkah yang harus diikuti
dalam melakukan transfer secara aseptik yaitu : disinfeksi daerah bekerja (menggunakan
desinfektan seperti Betadine), menggunakan jarum oose (dengan cara dipijarkan dalam
api pembakar bunsen), pembakaran tabung kultur dan inokulasi (membakar mulut tabung
sebelum dibuka dan sebelum ditutup), pemijaran kembali jarum oose, inokulasi cawan
petri (menggunakan jarum oose), dan disinfeksi terakhir meja kerja.
C. TEORI DASAR
Teknik transfer aseptik adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan
atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak
terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat
esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang
yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. (Pelczar, M. J., Chan, 2007)
Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari
kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan
sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun
praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilisasi.
Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium
mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari
oleh ahli mikrobiologi.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan
dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila
mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk
sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhan terlihat sebagai partikel.
Inokulasi pada media padat dapat dilakukan ke Agar miring dan Agar padat. Pada media
cair transfer dilakukan ke media kaldu nutrisi. Transfer juga dapat dilakukan ke cawan
petri dengan media Agar nurtisi.
Gambar 1.2 Cara membuka cawan petri yang baik pada saat inokulasi
D. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Jarum penanam 1 buah
2. Pembakar Bunsen 1 buah
3. Desinfektan
4. Label
Bahan : 1. Kultur cair biakan bakteri
2.Kultur Agar miring berisi bakteri
3. Medium Agar plate yang ditumbuhi koloni bakteri
4. Tabung reaksi berisi kaldu nutrisi (NB) steril
5. tabung berisi Agar nutrisi (NA) steril
E. HASIL PENGAMATAN
No.Tanggal
PengamatanHasil Pengamatan Deskripsi
1. 12 Februari
2015 ; pukul
14.10
Transfer :
Medium cair-cair
Biakan :
Kultur Cair
Medium:
Kaldu nutrisi steril
(NB)
Keterangan :
Setelah 1 hari air
terlihat agak keruh
2. 12 Februari
2015
Transfer :
Medium agar
miring- agar miring
Biakan :
Bacillus sp
Medium:
Agar nutrisi steril
(NA)
Keterangan :
Setelah 1 hari sudah
tampak bakteri
tumbuh ditandai
dengan warna putih
susu di permukaan
agar miring yang
membentuk pola
zigzag sesuai ketika
bakteri
diinokulasikan.
3. 12 Februari
2015
Transfer :
Medium agar plate-
agar miring
Biakan :
Bakteri murni
berlabel B
Medium:
Agar nutisi steril
(NA)
Keterangan :
Setelah 1 hari sudah
tampak bakteri
tumbuh ditandai
dengan warna putih
susu di permukaan
agar miring berupa
garis zig-zag.
F. ANALISIS
Pada percobaan pemindahan kultur secara aseptik ini prosesnya selalu dilakukan
dengan cara yang steril yaitu di sekitar pembakar bunsen den selalu dilakukan
pembakaran jarum oose dan mulut tabung sebelum dan sesudah proses inokulasi.
Pada pemindahan medium cair ke cair dilakukan dengan menggunakan medium
kaldu nutrisi (NB). Bakteri yang digunakan adalah bakteri biakan yang berada pada
medium cair juga. Transfer kultur dilakukan dengan membakar terlebih dahulu jarum
oose dan mulut tabung biakan bakteri tujuannya agar jarum dan mulut tabung steril
sehingga dapat menghindari kontaminasi dari mikroba lain, lalu kultur bakteri diambil
dari tabung biakan dan di transfer ke tabung kaldu nutrisi (NB) yang steril. Setelah satu
hari, hasil pengamatan menujukkan adanya perubahan yang terjadi pada kaldu nutrisi.
Ditandai dengan kaldu nutrisi yang berubah warna menjadi agak keruh. Perubahan warna
tersebut menandakan adanya bakteri pada kaldu nutrisi tersebut. Pada medium tidak
didapatkan mikroorganisme dengan warna yang berbeda atau bentuk morfologi yang
berbeda, hal ini mencirikan bahwa pada percobaan ini teknik transfer yang dilakukan
adalah steril dan terbebas dari mikroorganisme luar. Apabila pada medium didapatkan
hasil dengan lebih dari satu warna, maka dapat dikatakan bahwa medium tersebut telah
tercemari atau terkontaminasi oleh mikroorganisme dari luar.
Pada pemindahan kultur dari medium agar miring ke agar miring (NA)
digunakan biakan bakteri Bacillus sp. Transfer kultur dilakukan dengan terlebih dahulu
membakar jarum oose dan mulut tabung biakan bakteri Bacillus. Setelah itu kultur
bakteri diambil menggunakan jarum oose dan di transfer ke tabung media agar miring
(NA) steril. Setelah satu hari dilakukan pengamatan dan terlihat koloni bakteri Bacillus
di permukaan agar miring yang berwarna putih kekuningan dan membentuk pola zig-zag
sesuai dengan pola saat bakteri diinokulasikan. Garis zig-zag tersebut menandakan
adanya mikroorganisme yang tumbuh pada garis zig-zag tersebut. Tebal garis zig-zag
tersebut semakin menipis dari bagian bawah ke atas tabung. Bakteri/mikroorganisme
yang terdapat pada garis zig-zag tebal menandakan bahwa mikroorganisme yang
terdapart pada garis masih terdapat dalam bentuk koloni yang besar dan bercampur.
Bakteri/mikroorganisme yang terdapat pada garis zig-zag yang tipis atau bahkan terpisah
dalam butiran kecil dari garis, menandakan bahwa mikroorganisme tersebut sudah dalam
satu koloni bakteri. Garis zig-zag yang tidak beraturan disebabkan karena pada saat
percobaan ketika melakukan metode gores pada medium yang kurang rapih dan teratur.
Garis zig-zag yang terlalu tebal disebabkan karena pada saat melakukan penggoresan
pada medium, jarum oose yang digunakan terlalu menekan, menempel atau bahkan
mencokel medium sehingga menyebabkan jumlah mikroorganisme yang menempel pada
medium tersebut terlalu banyak. Jikalaupun terdapat kontaminan, maka akan ada
mikroorganisme yang memiliki warna ataupun morfologi yang berbeda daripada bakteri
yang seharusnya. Karena bakteri tumbuh di permukaan media, maka dapat dikatakan
bahwa bekteri Bacillus adalah bakteri aerob (sangat memerlukan oksigen untuk
tumbuh).
Pada transfer kultur media agar plate ke media agar miring digunakan biakan
bakteri murni berlabel B. Transfer kultur dilakukan dengan terlebih dahulu membakar
jarum oose dan mulut tabung biakan murni bakteri berlabel B. Setelah itu bakteri
diinokulasikan ke medium agar miring (NA) steril. Setelah satu hari dilakukan
pengamatan dan hasilnya tampak biakan bakteri tumbuh di permukaan. Tumbuhnya
bakteri pada permukaan menunjukkan bahwa bakteri biakan murni berlabel B adalah
bakteri yang sangat membutuhkan oksigen untuk hidup (aerob).
Dari ketiga percobaan transfer kultur yang telah digunakan terdapat perbedaan
pada jumlah koloni yang didapatkan pada medium transfer, hal ini terjadi dikarenakan
jumlah bakteri yang diambil dari biakan awal dengan jarum oose jumlahnya berbeda.
Perbedaan lainnya yang terjadi seperti warna pada koloni menunjukkan adanya
perbedaan-perbadaan karakteristik setiap bakteri.
G. KESIMPULAN
Teknik transfer kultur secara aseptik digunakan untuk memindahkan bakteri dari
satu medium ke medium lain agar tidak terjadi kontaminasi.Agar steril proses
inokulasi dilakukan di sekitar pembakar bunsen dan menggunakan alat dan bahan
yang telah disterilisasi terlebih dahulu.
Manfaat dari teknik transfer kultur secara aseptik adalah kita hanya akan
mendapat biakan bakteri yang dikehendaki saja tanpa terkontaminasi bakteri atau
mikroorganisme lain yang tidak diharapkan.
H. DAFTAR PUSTAKA
Jutono. 1996. Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Yogyakarta
Pelczar, Michael J.Jr dan E.Cs Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Penerbit
Universitas Indonesia : Jakarta.
MODUL 01 - PERCOBAAN 2
TEKNIK ISOLASI KULTUR MURNI
Bagian A : Isolasi Koloni dari Kultur Campuran
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara memisahkan sel-sel dari kultur campuran sehingga koloni terpisah
dapat di isiloasi dengan metode tuang, metode gesek, dan metode sebar.
2. Mengetahui metode mana yang lebih efektif dalam memisahkan kultur bakteri
campuran
B. PRINSIP DASAR
Isolasi koloni digunakan untuk mengisolasi koloni terpisah agar jumlah
mikroorganisme inokulum tereduksi sehingga koloni yang terbentuk lebih terpisah.
Metode gores adalah metode yang paling cepat dari segi waktu dan ekonimis dari segi
harga bahan dan alat. Metode sebar membutuhkan pengenceran kulturbiakan camputan
sebelumnya. Selama inokulasi, sel disebarkan ke seluruh bagian permukaan agar dengan
bantuan batang gelas L yang steril. Metode tuang membutuhkan rangkaian pengenceran
biakan campuran dengan jarum atau pipet.
C. TEORI DASAR
Isolasi adalah suatu teknik mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat. Sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis bakteri dikenal dengan
biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam bakteri
disebut biakan campuran.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, jamur, dan khamir
dengan metode gores, metode tuang, metode sebar, dan mikromanipulator. Dua
diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode tuang dan metode gores. Kedua
metode ini didasarkan pada prinsip yang sama, yaitu mengencerkan organisme
sedemikian rupa sehingga spesies dapat dipisahkan. (Plezar, 2006)
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan
nutrisi. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung pada banyaknya faktor
seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Pembenihan untuk
pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat
makan yang diperlukan. Faktor lain adalah pH dan suhu. (Buckle, 2007)
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk
mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap
medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan
beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. (Suriawiria, 2005)
Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium mikrobiologi:
1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri
2. Menunjukan sifat khas mikroba.
3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu.
4. Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan
percobaan serologi lainnya.
5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik.
6. Menghitung jumlah kuman
7. Mempertahankan biakan mikroba.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat: 1. Pembakar bunsen
2. Jarum penanam
3. Batang gelas berbentuk L
4. Cawan petri (1 untuk metode gores, 1 untuk metode sebar, dan 3 untuk
metode tuang)
Bahan : 1. Kultur campuran umur 24 – 48 jam biakan 1 bagian bakteri Serratia
marrescens dan tiga bagian sarcina sp. atau campuran 1 bagian E. coli dan
10 bagian Sarcina lutea dalam biakan media cair. Untuk metode sebar,
biakan disiapkan pada OD 0,1 pada 600 µm.
2. Media nutrient Agar (1 untuk metode gores, 1 untuk metode sebar, dan
3 untuk metode tuang)
3. Alkohol 96%
E. HASIL PENGAMATAN
No. Tanggal Pengamatan Hasil Pengamatan Deskripsi
1. 13 Februari 2015 Metode : Streak plate
(Quadran A)
Biakan :
Bakteri campuran
Keterangan :
Setelah 1 hari tampak
bakteri berwarna putih
mengikuti pola goresan
yang dilakukan pada saat
inokulasi dan goresan
menjadi semakin tipis di
bagian akhir.
2. 13 Februari 2015 Metode : Streak plate
(Quadran B)
Biakan :
Bakteri campuran
Keterangan :
tampak biakan bakteri
berwarna putih susu dan
terlihat menipis di bagian
akhir goresan sehingga
biakan bakteri tampak
terputus-putus
3. 12 Februari 2015 Metode :
Streak plate (Radiant)
Biakan :
Bakteri Campuran
Keterangan:
Setelah 1 hari tampak
bakteri berwarna putih
susu mengikuti pola
goresan (radian) yang
dilakukan saat inokulasi
4. 13 Februari 2015 Metode :
Streak plate (continous)
Biakan :
Bakteri campuran
Keterangan :
Setelah 1 hari tampak
bakteri berwarna putih
susu mengikuti pola
goresan (continous) yang
dilakukan saat inokulasi,
goresan tampak tipis di
bagian akhir.
5. 13 Februari 2015 Metode : spread plate
Biakan :
Bakteri Campuran
Keterangan :
Setelah 1 hari hanya
tampak bakteri yang
tumbuh hanya di bagian
tengah cawan dengan
jumlah yang sedikit
6. 13 Februari 2015 Metode : pour plate
(Pengenceran 1)
Biakan :
Bakteri Campuran
Keterangan :
Setelah 1 hari tampak
koloni bakteri berwarna
putih susu tumbuh
seluruh permukaan agar
plate jumlah koloni >300
7. 13 Februari 2015 Metode : Pour plate
(Pengenceran 2)
Biakan :
Bakteri campuran
Keterangan :
Setelah pengenceran ke 2
tampak jumlah koloni
masih >300 namun
jumlah koloninya lebih
sedikit jika dibandingkan
pengenceran yang
pertama.
7. 13 Februari 2015 Metode : Pour plate
(Pengenceran 3)
Biakan :
Bakteri campuran
Keterangan :
Pada pengenceran ke 3
tampak koloni yang
tersebar di permukaan
agar plate lebih sedikit
yaitu 53 koloni.
F. ANALISIS
Proses percobaan isolasi koloni dari kultur campuran dilakukan dengan cara steril,
yaitu di sekitar pembakar bunsen den selalu dilakukan pembakaran jarum oose dan mulut
tabung sebelum dan sesudah proses inokulasi.
Pada metode streak plate dilakukan 4 cara goresan, yaitu Quadran A dan B,
Radian, serta Kontinu. Berdasarkan hasil pengamatan dari masing-masing cara ini
menghasilkan bentukan koloni yang hampir sama. Warna putih susu tersebut adalah
penampakan bakteri yang telah tumbuh. Terlihat di ujung-ujung goresan semakin menipis
disebabkan ketika inokulasi diakhir bakteri telah berkurang.
Pada metode spread plate menghasilkan koloni yang hanya berada di tengah
cawan dan berjumlah sedikit. Hal ini disebabkan bisa karena ketika pemanasan batang L
yang sudah dicelupkan ke alkohol belum terbakar sempurna sehingga ketika batang L
digunakan untuk meratakan biakan di atas media ada sejumlah bakteri yang mati.
Pada metode pour plate butuh 3 kali pengenceran untuk mendapatkan jumlah
koloni yang tepat, yaitu diantara 30 dan 300 koloni. Hal ini disebabkan pada pengenceran
pertama dan kedua masih banyak mengandung koloni.
G. KESIMPULAN
Untuk memisahkan koloni bakteri dari kultur campuran, dapat digunakan tiga jenis
teknik biakan murni, yaitu metode streak plate, spread plate, dan pour plate. Setelah
masa inkubasi, biakan murni akan terlihat secara kasat mata dan dapat diidentifikasi
dengan melihat bentuk, ukuran dan warna koloni serta cembung atau tidaknya
koloni.
Dari ketiga metode untuk pengisolasian koloni dari kultur campuran, Metode spread
plate adalah metode yang paling efektif karena bakteri menyebar dan sehingga tidak
terbentuk koloni yang terlalu banyak.
H. DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, Michael J.Jr dan E.Cs Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Penerbit