BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang kedelai merupakan tanaman budidaya yang memiliki nilai protein paling tinggi. Kini, kedelai menjadi salah satu bahan pokok di dalam proses produksi pembuatan pangan seperti tempe dan tahu serta sekarang sedang digalakan pembuatan minuman dari sari kacang kedelai yang memiliki nilai kalsium dan protein yang tinggi. Namun, ditengah tingginya permintaan pasar terhadap komoditas pertanian dari kedelai ini, terdapat keironisan yang sangat, dikarenakan bangsa ini belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri akan kacangkedelai yang berkulaitas. Sehingga apabila terjadi gejolak harga, para petani dan para produsen bahan pangan yang berasal dari kacang kedelai mengalami kesulitan dan tidak sedikit yang gulung tikar. Dari keadaan seperti demikian, menjadi tugas berat untuk semua akademisi dan praktisi dalam bidang pertanian. Sehingga dengan adanya praktikum tanaman semusim ini, diharapkan dapat dipelajari cara – cara budidaya dengan perlakuan yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan dapat dengan tepat diaplikaskan dimasyarakat umum sehingga menjadi solusi untuk pengembangan budidaya dan tataniaga tanaman kacang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang kedelai merupakan tanaman budidaya yang memiliki nilai protein
paling tinggi. Kini, kedelai menjadi salah satu bahan pokok di dalam proses
produksi pembuatan pangan seperti tempe dan tahu serta sekarang sedang
digalakan pembuatan minuman dari sari kacang kedelai yang memiliki nilai
kalsium dan protein yang tinggi.
Namun, ditengah tingginya permintaan pasar terhadap komoditas pertanian
dari kedelai ini, terdapat keironisan yang sangat, dikarenakan bangsa ini belum
bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri akan kacangkedelai yang berkulaitas.
Sehingga apabila terjadi gejolak harga, para petani dan para produsen bahan
pangan yang berasal dari kacang kedelai mengalami kesulitan dan tidak sedikit
yang gulung tikar.
Dari keadaan seperti demikian, menjadi tugas berat untuk semua akademisi
dan praktisi dalam bidang pertanian. Sehingga dengan adanya praktikum tanaman
semusim ini, diharapkan dapat dipelajari cara – cara budidaya dengan perlakuan
yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan dapat dengan tepat
diaplikaskan dimasyarakat umum sehingga menjadi solusi untuk pengembangan
budidaya dan tataniaga tanaman kacang kedelai yang dapat meningkatkan
pendapatan petani sekaligus dapat bersaing dengan kacang kedelai dari lua negeri.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Mata Kuliah Tanaman Semusim mengenai
budidaya kacang kedelai edamame diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai dosis dolomit terhadap
pertumbuhan dan perkembangan serta hasil panen kacang kedelai varietas
edamame.
2. Sebagai pelengkap pengaplikasian teori dari Mata Kuliah Tanaman
Semusim
1
1.3 Hipotesis
1. Pemberian dolomit pada areal pertanaman kedelai memberikan hasil nyata
yang berbeda untuk tiap perlakuan
2. Perlakuan dolomit D4 memberikan hasil yang signifikan didalam hasil
akhir tanaman kacang kedelai
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asal – Usul dan Penyebaran
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan
antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai
juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,
Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di
Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai
yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-
pulau lainnya.
Dilain sumber disebutkan bahwa budidaya kacang kedelai ini terdapat
dalam sebuah laporan, yang bernama Materi Medica, yang ditulis oleh Shen Nung
pada tahun 2838 SM, kedelai jenis liar, yakni Glycine ururiencis adalah jenis
kedelai yang diperkirakan menurunkan berbagai jenis kedelai yang kita kenal
sekarang ini.
Di Indonesia kedelai mulai dilaporkan pada zaman Rumphius (abad ke –
17). Pada waktu itu, kedelai dibudidayakan sebagai tanaman makanan dan pupuk
hijau. Sampai saat ini, di Indonesia kedelai banyak ditanam didataran rendah yang
tidak banyak mengandung air, misalnya dipesisir utara Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Lampung serta Suatera Selatan
dan Bali.
Menurut para ahli tanaman, kedelai yang sudah disebarluaskan di Indonesia
bukan lagi tanaman asli, melainkan tanaman yang berasal dari daerah Manshukuo
di negeri Cina, kemudian menyebar ke daerah Mansyuria dan Jepang (Asia
Timur). Demikian pula kedelai yang ditanam di benua lain seperti Amerika dan
Afrika pun berasal dari Asia.
3
2.2 Sifat Botani dan morfologi
a. Sifat Botani
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) termasuk dalam famili leguminosae, sub
famili Papilionidae dan genus Glycine, merupakan tanaman semusim yang berupa
semak rendah, berdaun lebat, dengan beragam morfologi. Kedelai berasal dari
Cina dan berkembang ke berbagai negara seperti Amerika, Amerika Latin dan
Asia (Departemen Pertanian, 2005). Menurut USDA dalam ITIS (2000) suku
papilionicae yang tumbuh di dunia mempunya 650 genera dan sekitar 17 000
spesies dimana kerabat dekat tanaman kedelai yang ditanam secara komersial di
dunia diperkirakan adalah kerabat jenis kedelai liar G.soya, G. usuriensis atau
Soja max.
Menurut Soeprapto (1993) tanaman kedelai tumbuh tegak dengan tinggi
antara 30-100 cm, mempunyai tipe pertumbuhan yang dibagi menjadi tiga macam
yaitu tipe determinate, indeterminate dan semi determinate. Tipe determinate
memiliki ciri saat pembungaannya serempak dari bagian atas ke bagian pangkal
dan pertumbuhan berhenti setelah tanaman berbunga. Tipe indeterminate
memiliki cirri saat pembungaan berangsur dari bagian pangkal ke bagian batang
atas dan tanaman tumbuh terus setelah berbunga, sedangkan pada tipe semi
determinate pembungaan berlangsung diantara tipe pertumbuhan determinate dan
indeterminate. (Eprim,Yeheskiel Sah.2006)
b. Morfologi kacang kedelai
1. Tiper Pertumbuhan
Tiper pertumbuhan pada kacang kedelai ada dua, yaitu :
a) Tipe ujung batang melilit (Indeterminate)
Kedelai yang bertipe pertumbuhan semacam ini ujung batangnya
tidak berakhir dengan rangkaian bunga. Jadi ujung batang atau cabang –
cabangnya tumbuh melilit.
4
b) Tiper batang tegak (Determinate)
Kedelai yang bertiper pertumbuhan semacam ini, ujung batangnya
berakhir dengan rangkaian bunga, sedangkan ujung batang atau cabang –
cabangnya tumbuh tanpa melilit, tetapi lurus tegak ke atas.
2. Akar
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar
tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang.
Pada akar – akar cabang terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri Rhizobium
jafonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat N bebas dari udara.
3. Batang
Waktu tanaman kacang kedelai masih sangat muda, batang dapat
dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas
disebut hypocotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epycotil.
Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau.
4. Daun
Daun kedelai merupakan daun majemuk yang teridiri dari tiga helai anak
daun dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuningan. Bentuk daun
ada yang ouval, juga ada yang berbentuk segitiga. Warna dan bentuk daun
tergantung kepada varietas.
5. Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu – kupu dan mempunyai dua mahkota
dan dua kelopak bunga. Warna bunga putih bersih atau ungu muda.
Bunga tumbuh dari ketiak daun dan berkembang dari bawah lalu menyembul
ke atas. Pada setiap ketiak daun biasanya terdapat 3 – 15 kuntum bunga,
namun sebagian besar bunga rontok, hanya beberapa yang dapat membentuk
polong.
5
Bunga kedelai mempunyai 10 buah benang sari. Sembilan buah di
antaranya bersatu pada bagian pangkal dan membentuk seludang yang
mengelilingi putik. Sedangkan benang sari yang kesepuluh terpisah pada
bagian pangkalnya dan seolah – olah menjadi penutup seludang. Bila putik
dibelah, di dalamnya terdapat tiga bakal biji.
Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri dengan tepung sari sendiri
karena pembungaan terjadi sebelum bunga mekar (terbuka). Pada saat terjadi
persilangan (hibridisasi), mahkota daun dan benang sari dibuang (kastrasi),
hanya putiknya saja yang di tinggalkan.
6. Polong dan Biji
Banyaknya polong tergantung pada jenisnya. Ada jenis kedelai yang
menghasilkan banyak polong, ada pula yang sedikit.
Berat masing – masing bijij pun berbeda – beda, ada yang bisa mencapai
berat 50 – 500 gram per 1000 butir biji. Warna biji bun berbeda – beda.
Perbedaan warna biji dapat dilihat pada belahan biji ataupun pada selaput biji,
biasanya kuning atau hijau transparan. Disamping itu, ada pula biji yang
berwarna gelap kecoklatan sampai hitam atau berbintik – bintik.
7. Bulu
Semua varietas kedelai mempunyai bulu pada batang, cabang, daun dan
polong – polongnya. Lebat atau tidaknya bulu serta kasar atau halusnya bulu
tergantung dari varietas masing – masing. Begitu pula warna bulu berbeda –
beda, ada yang berwarna coklat dan ada pula yang putih kehijauan.
2.3 Syarat Tumbuh
a) Iklim
Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat-
tempat terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm3 per bulan. Oleh
karena itu, kedelai kebanyakan ditanam didaerah yang terletak kurang dari
400 m diatas permukaan laut dan jarang sekali ditanam didaerah yang
6
terletak kurang dari 600 m diatas permukaan laut. Jadi tanaman kedelai
akan tumbuh baik jika ditanam didaerah beriklim kering (Aak, 2002).
Pertumbuhan optimum tercapai pada suhu 20 -250C. Suhu 12 –
200C adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan
tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan
pemunculan kecambah, serta pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada
suhu yang lebih tinggi dari 300C, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil
fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998 dalam anonim).
Melihat kondisi iklim dinegara Indonesia, penanamana kacang kedelai
umumnya ditanam pada musim mareng (musim kemarau), yakni setelah
panen padi rendheng (padi musim hujan). Pada saat itu kelembapan taah
mash bisa dipertahankan, karena hujan masih dapat diharapkan turun
beberapa kali.
Banyaknya curah hujan juga sangat mempengaruhi aktivitas bakteri
tanah yang dapat menyediakan nitrogen. Namun, ketergantungan ini dapat
diatasi, asalkan selama 30 – 40 hari suhu di dalam tanah dan dipermukaan
tanah pada musim panas berkisar 35 – 390C. Hasil observasi ini
menunjukkan bahwa pengaruh curah hujan, tempratur dan kelembapan
udara terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di sepanjang musim adalah
sekitar 60 – 70 %.
b) Tanah
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Tanah – tanah yang cocok yaitu alluvial, regossol,
grumusol, latosol, dan andosol. Pada tanah podzsolik merah kuning dan
tanah yang banyak mengandung banyak pasir kwarsa pertumbuhan kedelai
kurang baik, kecuali bila ditambah dengan pupuk organik atau kompos
dalam jumlah yang cukup.
Toleransi pH yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu sekitar 5,8 – 7.
Namun pada tanah yang pH-nya 4,5 pun masih dapat tumbuh baik dengan
menambahkan kapur 2 4 ton per hektar dapat menaikkan hasil panen.
7
Aerasi tanah (kandungan O2 dan CO2 didalam tanah) sangat
mempengaruhi sistem perakaran suatu tanaman. Oksigen merupakan unsur
yang penting untuk proses-proses metabolisme. Kebutuhan oksigen untuk
setiap jenis tanaman berbeda-beda. Pada kedelai kebutuhan O2 dan
pengambilan nitrogen lebih besar pada fase vegetatif dibandingkan dengan
fase generatif.
Apabila tanaman ditanam pada tempat yang dijenuhi oleh air
(tergenang) maka dalam jangka waktu yang relatif singkat akan
menunjukkan penguningan daun, pertumbuhan terhambat, dan
menyebabkan matinya tanaman. Hal ini disebabkan karena pada kondisi
yang jenuh air, maka kandungan O2 sedikit dan CO2 meningkat. Sehingga
akan menghambat pertumbuhan akar yang selanjutnya berpengaruh pada
proses pengisapan air dan unsur hara (Islami dan Utomo, 1995)
2.4 Manfaat Kedelai
Kedelai banyak mengandung unsur dan zat – zat makanan penting, sperti
tertera dalam tabel di bawah ini.
Unsur zat – zat
makanan
Kedelai
putih (%)
Kedelai
hitam (%)
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Mineral
13,75
41,00
15,80
14,85
5,25
14,05
40,40
19,30
14,10
5,25
Selain bijinya dimanfaatkan sebagai makanan bagi manusia, bagian daun dan
batangnya dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Lahan yang telah ditanami
dengan kedelai dapat menambah kandungan nitrogen di dalam tanah.
Selain itu, kedelai masih bisa dimanfaatkan dalam bentuk tepung, yang
dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri pangan. Diantaranya :
8
1. Dalam industri makanan tepung protein berbentuk tepung dimanfaatkan
untuk :
a. Susu
b. Kue
c. Vetsin, dll
2. Industri non pangan tepung protein kedelai dimanfaatkan sebagai
a. Kertas
b. Cat air
c. Tinta cetak, dll
3. Minyak kedelai dimanfaatkan sebagai penghasil gliserida dan lecithin
nabati
2.5 Sistematika / Tipe – Tipe Kacang Kedelai
Glycine dari Papilionaceae yang tumbuh secara liar di Asia Tenggara
meliputi kira – kira 40 spesies. Pada umumnya tumbuh menjalar atau memanjat
dengan sulur – sulurnya. Kedelai sebagai tanaman budidaya tertua mempunyai
bentuk tanaman bermacam – macam sesuai dengan perbedaan morfologis. Di
samping itu, faktor penyebaran geografisnya pun berpengaruh sehingga kedelai
dapat dibagi menjadi empat tipe, diantarany :
a. Tipe Mansyuria
Tipe mansyuria merupakan kelompok terbesar dengan beberapa perbedaan
sifat, kualitas, dan kuantitas yang dapat dibanggakan, misalnya polong cepat
tua dan merata, berbuah banyak, biji mengkilat dan tidak berbintik – bintik.
b. Tipe Jepang
Bentuk fisik tanaman tipe ini besar. Daun, polong dan bijinya pun besar.
Warna daun hijau muda kebiru – biruan. Biji berwarna kuning, berat tiap
1000 butir biji 450 – 500 gram. Masa vegetatif sangat panjang.
Kandungan lemak dalam biji kedelai tipe ini paling tinggi dibanding tipe –
tipe lain. Letak biji sangat tinggi, sehingga mudah dipungut dengan
menggunakan mesin.
9
c. Tipe India
Tipe ini termasuk tanaman tropis, mempunyai bentuk yang khas, daunnya
kecil – kecil, batang tipis dan bijinya kecil – kecil. Berat tiap 1000 butir biji
hanya 50 gram.
Tipe india sangat baik untuk pakan ternak, sebab lebih banyak mengandung
protein daripada lemak.
d. Tipe Cina
Tipe Cina hampir serupa dengan tipe india, yakni berdaun kecil, berbatang
lunak dan baik sekali untuk makanan ternak (sebagai hijauan) karena
mengandung kadar protein tinggi.
2.6 Gulma, Hama dan Penyakit serta Pengendaliannya pada Kedelai
2.6.1 Gulma dan pengendalianya
Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak dihendaki serta
dapat mnimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hasil panen. Ragam dan
pertumbuhan gulma di setiap lahan dipengaruhi oleh keadaan, milieu dan
perlakuan lahan.
Gulma yang biasa tumbuh pada lahan pertanaman kedelai terdiri atas lebih
dari 56 macam, meliputi jenis rerumputan, teki-tekian, dan jenis gulma berdaun
lebar. Pada lahan dengan indeks pertanaman 300% atau tidak mengalami masa
istirahat lama, ragam dan jumlah gulma relatif sedikit.
Sebaliknya, pada lahan yang mengalami masa istirahat lama (bero), ragam
dan jumlah gulma relatif banyak. Beberapa jenis gulma yang dominan pada
pertanaman kedelai antara lain adalah Amaranthus sp. (bayam), Digitaria ciliaris
1 28 40 gr A 40 gr2 45 60 gr 280 gr 60 gr3 47 50 gr 70 gr4 38 70 gr 100 gr5 15 20 gr 70 gr6 31 40 gr B 30 gr7 21 30 gr 180 gr 40 gr8 21 30 gr 50 gr9 22 30 gr 30 gr
10 14 19 gr 20 grrata-rata 28,2 38,9 gr 460 gr 51 gr