I. PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDi dalam suatu kegiatan pertanian tidak
terlepas dari perihal usahatani. Pada kegiatan usaha tani dibahas
mengenai cara petani di dalam menggunakan sumber daya yang ada
seefisien dan seefektif mungkin untuk memperoleh keuntungan yang
optimal dalam kurun waktu tertentu di dalam usahataninya. Di
Indonesia pada umumnya kegiatan usahatani dilakukan oleh petani
seiring dengan kehidupan sehari-harinya, selain itu tenaga kerja
yang digunakan biasanya adalah tenaga kerja dalam keluarga. Dengan
demikian, kegiatan usahatani dan aktivitas rumah tangga petani
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Di samping hal tersebut,
keputusan-keputusan yang diambil oleh petani untuk kegiatan
usahataninya sering kali dipengaruhi oleh kehidupan sosial
masyarakat dan lingkungan setempat, serta berorientasi pada
keluarga.Banyak hal yang harus diketahui di dalam mempelajari
usahatani. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan petani
dalam melakukan kegiatan usahatani. Kegiatan usahatani yang
dilakukan oleh seorang petani tidak terlepas dari sejarah yang
timbul pada negaranya dan lingkungan tempat tinggalnya. Sejarah
pertanian yang ada di wilayah tempat petani tinggal, mencakup semua
kegiatan pertanian yang pernah dilakukan di tempat tersebut dan
bagaimana pengaruh dari berbagai faktor membentuk sistem pertanian
dan usahatani yang ada di tempat tersebut. Pada akhirnya sejarah
pertanian yang ada akan membantu petani dalam menentukan komoditas
yang ia tanam dan praktek kegiatan pertaniannya sehingga sejarah
pertanian mempengaruhi kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh
petani. Pada akhirnya sistem kegiatan bercocok tanam dan pola pikir
petani akan mempengaruhi pendapatannya yang diperoleh dari
usahatani, kelayakannya, serta cara pemasaran hasil panennya. Hal
lain yang perlu dicermati dalam mengenal usahatani adalah lembaga
petani dan transek. Kelembagaan petani berperan dalam membantu
petani memperoleh pengetahuan, informasi, maupun bantuan untuk
mendukung kegiatan usahataninya. Transek (teknik penelusuran
lokasi) dapat membantu dalam memperoleh gambaran keadaan sumber
daya alam masyarakat, berbagai masalah dan perubahan keadaan, serta
berbagai potensi yang ada. Dengan demikian, transek dapat membantu
untuk melihat dengan jelas kondisi alam dan rumitnya sistem
pertanian serta pemeliharaan sumber daya alam yang dijalankan oleh
petani sebagai masyarakat tempat tersebut. Dengan demikian, untuk
memahami lebih dalam mengenai kegiatan usahatani, maka dilaksanakan
praktikum survey usahatani, rumah tangga, dan keluarga petani di
pedesaan.1.2 TujuanTujuan dilaksanakannya praktikum adalah
untuk:1.2.1 Mengetahui sejarah usahatani di daerah objek
praktikum1.2.2 Mengetahui transek desa1.2.3 Mengetahui profil
petani responden dan memahami kehidupan keseharian petani1.2.4
Menganalisis usahatani petani responden1.2.5 Menganalisis kelayakan
usahatani petani responden1.2.6 Mengetahui pemasaran hasil
pertanian yang dilakukan petani responden1.2.7 Mengetahui
kelembagaan petani di daerah objek praktikum1.2.8 Mengetahui
kendala dalam usahatani di daerah objek praktikum1.3 ManfaatManfaat
yang diperoleh dari praktikum ini adalah dapat menambah wawasan dan
mengetahui berbagai hal yang mampu mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam kegiatan usahatani serta mampu menganalisis
usahatani dan kelayakannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah UsahataniMenurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu
usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu.Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber
daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien
bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang
melebihi input. Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usahatani adalah
ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan orang melakukan pertanian dan permasalahan yang ditinjau
secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri atau Ilmu
usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai
pengusaha dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan
itu.Sebaliknya menurut Mosher (1968), Usahatani merupakan pertanian
rakyat dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher
memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian dari
permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang
petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer
yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam
yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi
pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang
dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang
didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.Sedangkan menurut
Kadarsan (1993), Usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang
atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi
seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan
berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan
pertanian.Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ilmu usahatani adalah
ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan
sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian
agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga
kerja, modal, dan manajemen.Pertanian telah merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Awalnya pertanian dilakukan
hanya semata untuk dapat bertahan hidup. Untuk memenuhi keperluan
hidup, masyarakat menanam apa saja yang diperlukan, awalnya adalah
umbi-umbian. Masyarakat berfikir sederhana bagaimana mempersiapkan
lahan, alat-alat, hewan dan sebagainya. Dari pengalaman bercocok
tanam tersebut, nantinya akan muncul kelompok manusia yang
melanjutkan pekerjaan yang berhubungan dengan bercocok tanam dan
yang merasa tidak berbakat mereka akan memelihara dan
menggembalakan ternak.Kelompok masyarakat yang suka bercocok tanam
akan mencari lahan yang gampang ditanami sesuai dengan kebutuhan
hidupnya. Begitu juga kelompok masyarakat yang memelihara ternak.
Sebelumnya mereka menanam gandum yang mudah hidup. Padilah yang
sejenis paling cocok bagi mereka, karena padi dapat tumbuh baik di
lahan kering maupun tergenang air. Kelompok masyarakat tersebut
berkelompok di satu tempat, tetapi belum mempunyai tempat bermukim
secara tepat (permanen). Kalau tanah pertaniannya mulai merosot
kesuburannya, maka seluruh kelompok tersebut berpindah lahan
pertanian, sehingga berpindah pula tempat bermukim. Mereka membuka
tanah baru lagi, bisa tanah hutan atau tanah padang rumput. Setiap
tiga tahun mereka berpindah, sistem pertanian tersebut dikenal
dengan nama berladang yang berpindah-pindah (shifting cultivation).
Lahan yang ditinggalkan dijadikan belukar agar kembali
subur.Kemudian sistem bersawah di temukan, orang mulai bermukim
ditempat yang tetap, tanaman padi yang berasal dari daerah padang
rumput dan kemudian juga diusahakan di daerah-daerah hutan dengan
cara berladang yang berpindah diatas tanah kering terbukti dapat
tumbuh baik ditempat-tempat yang tergenang air, bahkan produksinya
lebih tinggi dari padi alang. Pada persawahan ini belum mengenal
bajak, pengolahan tanah dikenal dengan cara menginjak-injak tanah
basah sampai menjadi lumpur.Dengan timbulnya persawahan, orang
mulai tinggal tetap disuatu lokasi yang dikenal dengan nama kampong
walaupun usaha tani persawahan sudah dimulai, namun usaha tani
secara berladang yang berpindah-pindah belum ditinggalkan,namun ada
perubahan yang terjadi dalam pengusahaan jenis tanaman umbi-umbian,
daun-daunan dan buah-buahan. Pengusahaan jenis tanaman tersebut
dilakukan jika disekeliling tempat tinggal sehingga dengan demikian
lahir sistem usaha tani pekarangan, sedangkan yang semula
diusahakan secara berladang mulai dijadikan tegalan yang
permanen.Untuk selanjutnya usaha pertanian menjalar ke semua arah,
baik kearah pegunungan maupun kearah pantai-pantai laut. Dengan
bertambahnya penduduk bertambah pula keperluan akan tanah pertanian
dan jenis tanaman. Perluasan tanah pertanian melebar
kedaerah-daerah pegunungan dan kedaerah-daerah pantai (Shinta,
2011).Secara singkat, sejarah dan perkembangan usahatani dibagi
menjadi 5 kelompok yaitu :a. Pengumpul, yaitu kegiatan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara mengumpulkan apa-apa yang
dihasilkan oleh alam berupa hasil-hasil hutan, mineral-mineral
serta kekayaan laut. Pada taraf pengumpul ini manusia dalam berusa
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dari usahataninya. Pada
taraf pengumpul ini tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga . berarti semakin banyak onggok keluarga maka semakin
semakin banyak pula yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya.b. Pertanian, yaitu kegiatan manusia untuk
mengembangbiakan tumbuh-tumbuhan ataupun hewan dengan maksud agar
tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut dapat lebih baik dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Lebih baik dalam artian kuantitatif, kualitatif
dan ekonomis. Artinya dengan biaya produksi yang lebih murah
diperoleh jumlah produksi yang lebih banyak, rasa dan mutu lebi
baik serta tahan lama. Pada taraf ini manusia mulai berusaha untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas desertai dengan pertimbangan
yang ekonomis.c. Perindustrian, yaitu kegiatan manusia untuk
merubah bentuk dari hasil pertanian sehingga dapat memenuhi
kebutuhan manusia yang lebih baik. Industry ini ada beberapa jenis,
yang paling sederhana yaitu mengubah bentuk hasil pertanian yang
biasanya hanya dikelola dengan menggunakan tangan diubah menjadi
menggunakan mesin yang dikendalikan oleh manusia secara
automatis.d. Perdagangan, yaitu kegiatan manusia untuk merubah
tempat, waktu serta kepemilikan hasil pertanian dari kelompok
pengumpul pertanian dan industry sepaya hasil tersebut lebih baik
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hasil pertanian paada umumnya
berada di pedesaan, sedangkan sebagian besar konsumen berada di
perkotaan, dengan perdagangan inilah yang menghubungkan antara
produsen dan konsumen. Kegiatan perdagangan meliputi kegiatan
sortasi (pengumpulan hasil-hasil pertanian di pedesaan), menyimpan,
pengangkutan dan lain sebagainya.e. Jasa-jasa yang lain, yaitu
kegiatan manusia untuk memperlancar kegiatan terdahulu.(Riyanto,
2010)
2.2 Transek DesaTransek adalah penelusuran lokasi dengan tujuan
pengamatan & pengumpulan informasi langsung lingkungan dan
sumber daya masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa
mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Keterkaitan
antara manusia dan lingkungan alam di level desa adalah sangat
erat, ditandai dengan kehidupan masyarakat yang bergantung pada
pemanfaatan sumber daya alam disekitarnya lebih besar pada
orientasi Produksi ketimbang Jasa (sumber kehidupan/matapencaharian
masyarakat desa). Oleh karena itu teknik transek/penelusuran lokasi
menjadi penting untuk lebih memahami hubungan manusia dan alam
lingkungannya. (Modul praktik kerja,2012)
2.2.1 Lingkup Informasi Melalui tehnik transek desa diharapkan
diperoleh informasi terkait sumber daya alam (yang dimanfaatkan
maupun yang belum/tidak dimanfaatkan), masalah, perubahan yang
terjadi & potensinya.
2.2.2 Tujuan Memfasilitasi masyarakat untuk lebih memahami
keadaan sumber daya, masalah yang dihadapi dan gagasan/harapan
masyarakat terhadap potensi yang dimilikinya.
2.2.3 Manfaat 1. Bagi masyarakat ; hal ini akan menimbulkan
perasaan senang karena upaya/inisiatif mereka dapat
diperkenalkan/diperlihatkan secara langsung pekerjaan, keadaan,
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada orang luar. 2.
Bagi orang luar ; membantu melihat dengan jelas kondisi alam dan
belajar/memahami tentang cara masyarakat dalam
mengelola/memanfaatkan sumber daya, fakta dan perubahan yang telah
terjadi.
2.2.4 Langkahlangkah (1) Persiapan Persiapan pelaksanaan
kegiatan transek yang sebaiknya secara khusus diperhatikan adalah
mempersiapkan tim, menentukan kapan akan dilakukan penelusuran
lokasi. Juga dipersiapkan alatalat tulis, kertas lebar (plano),
karton warnawarni. Juga akan menyenangkan apabila membawa
perbekalan (makanan, minuman). (2) Pelaksanaan a. Sebelum
berangkat, bahas kembali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran
lokasi serta proses kegiatan yang akan dilakukan. b. Sepakati
bersama peserta, lokasilokasi penting yang akan dikunjungi serta
topiktopik kajian yang akan dilakukan. Setelah itu, sepakati
lintasan penelusuran. c. Sepakati titik awal perjalanan (lokasi
pertama), biasanya diambil dari titik terdekat dengan kita berda
pada saat itu. d. Lakukan perjalanan dan amati keadaan disepanjang
perjalanan. Biarkan petani (masyarakat) menunjuan halhal yang
dianggap penting untuk diperlihatkan dan dibahas keadaannya.
Diskusikan keadaan sumberdaya tersebut dan amati dengan seksama. e.
Buatlah catatancatatan hasil diskusi di setiap lokasi (tugas
anggota Tim yang menjadi pencatat).
(3) Setelah Perjalanan a. Bisa saja selama berhenti di
lokasilokasi tertentu, gambar bagan transek dibuat untuk setiap
bagian lintasan yang sudah ditelusuri. Tetapi, yang sering terjadi
adalah pembuatan bagan setelah seluruh lintasan ditelusuri.
Langkahlangkah kegiatannya adalah sbb: Jelaskan cara dan proses
membuat bagan. Buat lambang atau simbolsimbol yang akan
dipergunakan untuk menggambar bagan transek. Catat simbolsimbol
tersebut beserta artinya di sudut kertas. Pergunakan spidol
berwarna agar jelas dan menarik. Gambarkan kembali hasil
penelusuran diatas kertas agar dapat dilihat kembali oleh orang
lain dan dilengkapi informasinya dengan memperhatikan catatan kecil
yang telah dibuat selama perjalanan (Modul praktik kerja,2012)
2.2.4 Contoh Transek Desa
Sumber ( Agroekosistem Desa Warbederi)
2.3 Profil Usahatani2.3.1 Karakteristik Usahatani dan Petani di
IndonesiaDengan wilayah yang luas, serta ditambah lagi dengan lahan
pertanian yang luas, dengan penduduknya sebagian besar adalah tani
atau mata pencariannya adalah dengan bertani maka Indonesia
merupakan negara yang agraris, yang menempatkan pertanian sebagai
potensi yang paling dominan. Pertanian di Indonesia merupakan
sektor yang paling penting di antara yang lainya. Hal ini
dikarenakan sektor pertanian telah terbukti tetap tegak dan
bertahan dari terpaan gelombang krisis moneter. Sedangkan
sektor-sektor lainnya justru banyak yang mengalami kebangkrutan.
Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat ditinjau
dari berbagai aspek, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja
(sumber mata pencaharian penduduk), sumber devisa negara, sumber
bahan baku industri, dan sumber pendapatan nasional. Selain itu,
sektor pertanian juga merupakan sumber bahan pangan bagi sebagian
besar penduduk Indonesia. Usaha tani mempunyai arti penting dalam
suatu pertanian, dimana usaha tani adalah suatu tempat di permukaan
bumi dimana pertanian di selenggarakan. Pembangunan usaha tani yang
berhasil akan membuahkan terwujudnya target pembanguna nasional.
Seperti tujuan dari pancasila dan UUD 1945 yaitu mewujudkan
kesejahteraan rakyat serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan keadilan
social secara menyeluruh di wilayah Indonesia ini maka otomatis
telah tecapainya pembangunan pertanian serta pembangunan ekonomi
yang baik yang berawal dari perubahan kearah perbaikan kualitas
dari usaha tani itu sendiri.Di Indonesia, usahatani dikategorikan
sebagai usahatani kecil karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
:a. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang
meningkatb. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan
tingkat hidup yang rendahc. Bergantung seluruhnya atau sebagian
kepada produksi yang subsistend. Kurang memperoleh pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnyaUsahatani tersebut masih
dilakukan oleh petani kecil, maka telah disepakati batasan petani
kecil (Soekartawi, 1986). Pada seminar petani kecil di Jakarta pada
tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil didefinisikan sebagai
berikut :a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari
setara 240 kg beras per kapita per tahunb. Petani yang memiliki
lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah untuk di
Pulau Jawa atau 0,5 ha di luar Pulau Jawa. Bila petani tersebut
juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di P. Jawa dan 1,0 ha
di luar P.Jawa.c. Petani yang kekurangan modal dan memiliki
tabungan yang terbatas.d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas
dan kurang dinamis.Dari segi otonomi, ciri yang sangat penting pada
petani kecil adalah terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani
tersebut berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang
lahan kecil, disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaannya.
Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa
petak. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh
lembaga kredit dan sarana produksi. Bersamaan dengan itu, mereka
menghadapi pasar dan harga yang tidak stabil, mereka tidak cukup
informasi dan modal.Walaupun petani-petani kecil mempunyai ciri
yang sama yaitu memiliki sumberdaya terbatas dan pendapatan yang
rendah, namun cara kerjanya tidak sama. Karena itu petani kecil
tidak dapat dipandang sebagai kelompok yang serba sama, walaupun
mereka berada di suatu wilayah kecil, sehingga tiap-tiap petani
tersebut mempunyai sistem usahatani yang unik. Jelas bahwa hal ini
diperlukan penelitian-penelitian mengenai usahatani di bebagai
daerah dengan berbagai karakteristik petani, iklim, sosial, budaya
yang berbeda, sehingga diperoleh perumusan masalah yang dapat
digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan.Selain masing-masing
petani memiliki sistem usahatani yang unik, juga agroekosistemnya,
suatu kombinasi sumber daya fisik dan biologis seperti
bentuk-bentuk lahan, tanah, air, tumbuhan dan hewan. Dengan
mengalokasikan sumber daya tersebut, petani melakukan proses
produksi agar dapat terus menghasilkan produk baik berupa fisik
maupun uang.Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa
kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan
kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya
usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak
didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang
terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat
dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya
berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan
terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses
terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar
komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh
pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang
merugikan petani.Selain itu, masih ditambah lagi dengan
permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di
Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian
menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi,
kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk
pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak
meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak
Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi
dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi
terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia (Riana, 2012).Dengan
melihat ciri-ciri petani kecil di atas, mempelajari usahatani
merupakan salah satu cara untuk melihat, menafsirkan, menganalisa,
memikirkan dan berbuat sesuatu (penyuluhan, penelitian, kunjungan,
kebijakan dll) untuk keluarga tani dan penduduk desa yang lain
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
Kesulitan utama dalam menganalisis perekonomian rumah tangga tani
di negara berkembang seperti Indonesia karena, Sifat dwifungsinya :
produksi dan konsumsi yang kadang tidak terpisahkan, serta kuatnya
peranan desa sebagai unit organisasi sosial dan perekonomian.2.3.2
Tinjauan tentang Komoditas Pertanian
Gambar 1. Padi (Oryza sativa spp.)(Prihatman, 2000)
a. Sejarah dan Manfaat TanamanPadi merupakan tanaman pangan
berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua
benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Beras
merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan
Negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia
dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil
daripada negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan
sebagai penutup tanah pada suatu usahatani.
b. Jenis TanamanKlasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai
berikut:Kingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaSub divisi:
AngiospermaeKelas: MonotyledonaeFamili: Gramineae (Poaceae)Genus:
OryzaSpesies: Oryza spp.Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal
adalah O. sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu)
yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan
dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran
tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan
penggenangan.Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita
I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH
19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi
dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah
jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran
rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah).
c. Syarat Tumbuh Iklima) Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada
45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan
kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.b) Rata-rata curah
hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi
dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau
produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim
hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena
penyerbukan kurang intensif.c) Di dataran rendah padi memerlukan
ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan
di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 derajat
C.d) Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa
naungan.e) Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi
jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. Media Tanama) Padi
Gogo1. Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur
remah dan cukup mengandung air dan udara.2. Memerlukan ketebalan
tanah 25 cm, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat,
berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang
tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu,
jika ada harus < 50%.3. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0
sampai 8,0.b) Padi Sawah1. Padi sawah ditanam di tanah berlempung
yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah
permukaan tanah.2. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan
ketebalan 18-22 cm.3. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi
sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0).
Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak
tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki
lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah
biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang
memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus. Ketinggian
TempatTanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan rendah
sampai daratan tinggi.
d. Pedoman Budidaya Pembibitana) Persyaratan Benih yang Baik1.
Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan
hama gudang.2. Warna gabah sesuai aslinya dan cerah.3. Bentuk gabah
tidak berubah dan sesuai aslinya.4. Daya perkecambahan 80%.b)
Penyiapan BenihBenih dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1
malam di dalam air mengalir supaya perkecambahan benih bersamaan.c)
Teknik Penyemaian Benih1. Padi sawahUntuk satu hektar padi sawah
diperlukan 25-40 kg benih tergantung pada jenis padinya. Lahan
persemaian dipersiapkan 50 hari sebelum semai. Luas persemaian
kira-kira 1/20 dari aeral sawah yang akan ditanami. Lahan
persemaian dibajak dan digaru kemudian dibuat bedengan sepanjang
500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Sebelum penyemaian,
taburi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 10 gram/meter persegi.
Benih disemai dengan kerapatan 75 gram/meter persegi.2. Padi
gogoBenih langsung ditanam di ladang.d) Pemeliharaan
PembibitanPersemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 5 cm.
Semprotkan pestisida pada hari ke 7 dan taburi pupuk urea 10
gram/meter persegi pada hari ke 10.e) Pemindahan BibitBibit yang
siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 25-40 hari, berdaun 5-7
helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, serta
tidak terserang hama dan penyakit. Pengolahan Media Tanama)
Pengolahan lahan padi sawah Bersihkan saluran air dan sawah dari
jerami dan rumput liar. Perbaiki pematang serta cangkul sudut petak
sawah yang sukar dikerjakan dengan bajak. Bajak sawah untuk
membalik tanah dan memasukkan bahan organik yang ada di permukaan.
Pembajakan pertama dilakukan pada awal musim tanam dan dibiarkan
2-3 hari setelah itu dilakukan pembajakan ke dua yang disusul oleh
pembajakan ketiga 3-5 hari menjelang tanam. Ratakan permukaan tanah
sawah, dan hancurkan gumpalan tanah dengan cara menggaru. Permukaan
tanah yang rata dapat dibuktikan dengan melihat permukaan air di
dalam petak sawah yang merata. Lereng yang curam dibuat teras
memanjang dengan petak-petak yang dibatasi oleh pematang agar
permukaan tanah merata.b) Pengolahan lahan padi gogoWaktu yang
tepat adalah di akhir musim kemarau atau menjelang musim hujan.
Cara pengolahan tanah adalah sebagai berikut: Lahan dibersihkan
dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan
saluran drainase. Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm,
tanah dibalik. Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan
yang kedua sebanyak 20 ton/ha. Untuk menghaluskan tanah, tanah
digaru lalu diratakan. Tanah dibiarkan sampai hujan turun. Teknik
PenanamanPada areal beririgasi, lahan dapat ditanami padi 3 x
setahun, tetapi pada sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran
tanaman dengan palawija. Pergiliran tanaman ini juga dilakukan pada
lahan beririgasi, biasanya setelah satu tahun menanam padi. Untuk
meningkatkan produktivitas lahan, seringkali dilakukan tumpang sari
dengan tanaman semusim lainnya, misalnya padi gogo dengan jagung
atau padi gogo di antara ubi kayu dan kacang tanah. Pada pertanaman
padi sawah, tanaman tumpang sari ditanam di pematang sawah,
biasanya berupa kacang-kacangan. Penanamana) Penanaman Padi
SawahBibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25
x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi,
kesuburan tanah dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak
memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak
tanam lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat
karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanam pada
kedalaman 3-4 cm.b) Penanaman Padi GogoPenanaman dilakukan pada
awal musim hujan setelah dua atau tiga kali turun hujan di bulan
Oktober-November. Penanaman dilakukan dengan cara di dalam lubang
tanam dengan kedalaman lubang 3-5 cm dengan jarak tanam 20 x 20 cm.
Satu lubang diisi dengan 5-7 butir benih dan ditutup dengan pupuk
kandang dan abu, debu atau tanah halus. Sedangkan penanaman di
dalam larikan terlebih dahulu dibuat alur tanam dengan bantuan kayu
berujung runcing dengan jarak antar aluran 60 cm dan kedalaman 3
cm. Benih ditaburkan ke dalam aluran. PemeliharaanPemeliharaan
tanaman padi sawah antara lain penjarangan dan penyulaman,
penyiangan, pengairan, serta pemupukan. Sedangkan pemeliharaan
tanaman padi gogo antara lain penyiangan dan pembumbunan,
penyulaman, serta pemupukan. Untuk mengendalikan hama dan penyakit
tanaman dapat dilakukan secara kimia dengan penyemprotan pestisida
sebanyak 1-2 minggu sekali tergantung dari intensitas serangan. e.
PanenPadi siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari
setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah
hijau, kadar air gabah 21-26 %, butir hijau rendah. Cara panen
yaitu keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam
untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah
atau tempat yang dialasi. Panen dengan menggunakan mesin akan
menghemat waktu, dengan alat Reaper binder, panen dapat dilakukan
selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper harvester
panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar. Dengan penanaman
dan pemeliharaan yang intensif, diharapkan produksi mencapai 7
ton/ha. Saat ini hasil yang didapat hanya 4-5 ton/ha.
f. Pascapanen Perontokan. Lakukan secepatnya setelah panen,
gunakan cara diinjak-injak ( 60 jam orang untuk 1 hektar),
dihempas/dibanting ( 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan dua
kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok,
waktu dapat dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya
memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen. Pembersihan.
Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower
manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %. Jemur gabah
selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 %.
Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin
pengering, kebersihan gabah lebih terjamin daripada dijemur di
halaman. Penyimpanan. Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan
jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap
dibawa ke tempat penggilingan beras (huller).(Prihatman, 2000)
2.4 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan (Pendapatan)
Usahatani2.4.1Analisa Biaya Pembiayaan berarti mencari dan mengurus
modal uang yang berkaitan dengan transaksi-transaksi dalam arus
barang dari sektor produsen sampai konsumen. Pembiayaan dalam
pemasaran sangat penting karena adanya perbedaan waktu antara
penjualan dari produsen dan pembelian dari konsumen. Waktu yang
diperlukan tersebut terkadang sangat lama, karena itu pembiayaan
sangat penting karena produsen ingin menerima pembayaran langsung
saat ini setelah menyerahkan hasil produksinya. Saat itulah
terlihat peranan dari perbankan dalam memberikan kredit. Pembiayaan
dan penanggungan resiko merupakan fungsi umum dan penyerta dari
semua kegiatan pemasaran (Endang, 2000). Ongkos produksi dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu ongkos explisit dan ongkos
implisit. ongkos explisit adalah pengeluaran-pengeluaran produsen
untuk faktor-faktor produksi yang harus dibeli dari pihak luar.
Onghkos implisit adalah perkiraan pengeluaran dari penggunaan
faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh produsen, misalnya
seperti bunga modal sendiri, gaji pemilik perusahaan yang menjadi
pengelola perusahaan dan sebagainya. Biaya adalah harga perolehan
yang dikorbankan atau digunakan untuk memperoleh penghasilan yang
akan digunakan dalam pengurangan hasil .Biaya produksi adalah
keseluruhan total biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan untuk
dapat menghasilkan barang-barang produksi perusahaan yang
direncanakan, biaya produksi memiliki hubungan yang terkait dengan
kuantitas atau jumlah produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut.
terdapat beberapa konsep biaya dalam kegiatan usahatani antara lain
:a. Biaya InvestasiMerupakan biaya awal yang dikeluarkan oleh
petani atau produsen sebelum menjalankan kegiatan usahatani nya.
Biaya produksi perlu diselaraskan sesuai dengan aspek teknis yang
digunakan dilapang atau dilahan budidaya. yang termasuk komponen
pada biaya investasi antara lain lahan, gedung, mesin atau alsintan
, peralatan pertanian , dan baiaya lain (impor/ekspor, dll). b.
Biaya ProduksiBiaya produksi adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi suatu komoditas yang diusahakan.
Biaya produksi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain
: Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya relatif tetap, dan
secara tetap dikeluarkan meskipun jumlah produksi yang dihasilkan
banyakn atau sedikit. Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat
penggunaan sumber daya tetap dalam proses produksi. Sifat utama
biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksi
mengalami perubahan (naik atau turun). Keseluruhan biaya tetap
disebut biaya total. Kurva Total Biaya tetap.
TFC =n (Xi.Pxi) Keterangan :TFC : Total Biaya Tetap (Rp.)Xi :
Jumlah fisik input Pxi : Harga Input ( Rp.)N : Jumlah input
Biaya Variable ( Variable Cost, VC)Biaya variable atau sering
disebut biaya variable total (TVC) adalah jumlah biaya produksi
yang berubah menurut tinggi rendahnya jumlah output yang akan
dihasilkan. Semakin besar output atau barang yang akan dihasilkan,
maka akan semakin besar pula biaya variable yang akan dikeluarkan.
Misalnya adalah pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Semakin
banyak barang yang dihasilkan, maka semakin besar pula pengeluaran
untuk pembelian bahan baku. Namun demikian laju peningkatan biaya
tersebut berbeda-beda ( tidak konstan).
Kurva Total Biaya Variabel
TVC =n VC Keterangan :TVC : Total Biaya Variabel (Rp.)VC : Biaya
Variabel (Rp.)
Biaya total (TC)
TFC = Biaya tetapTVC = Biaya variableBiaya total adalah
keseluruhan jumlah ongkos produksi yang dikeluarkan untuk
menghasilkan jumlah produk.TC = TFC + TVCOngkos Tetap Total (TFC)
adalah keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor
produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya misalnya membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik dan sebagainya. Ongkos Berubah Total
(TVC) adalah keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh
faktor produksi yang tidak dapat berubah (Hartoyo, 2000).Biaya
produksi akan selalu muncul dalam setiap kegiatan ekonomi dimana
usahanya selalu berkaitan dengan produksi. Kemunculannyaitu sangat
berkaitan dengan diperlukannya input. Pada kaitannya biaya (cost)
itu adalah sejumlah uang tertentu yang telah diputuskan guna
pembelian atau pembayaran input yang telah diperlukan, sehingga
tersedianya sejumlah uang atau biaya itu benar-benar telah
diperlukan sedemikian rupa agar produksi dapat berlangsung
(Soedarmanto, 1991).2.4.2PenerimaanUntuk memperoleh keuntungan,
maka produsen selalu membandingkan biaya produksi dengan penerimaan
yang diperoleh dari hasil penjualan output atau produk hasilnya.
Penerimaan usaha tani adalah target yang ingin dicapai suatu
perusahaan atau pengusaha yang beraktivitas di sektor usaha tani
untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh tersebut
tergantung dari tinggi rendahnya biaya produksi, harga komoditas
dan jumlah produk yang dihasilkan. Rumus untuk menghitung total
penerimaan atau TR (Total Revenue). TR = P x Q2.4.3Keuntungan /
PendapatanPendapatan petani berasal dari usahatani dan luar usaha
tani. Pendapatan atau keuntungan usaha tani merupakan selisih
antara penerimaan dengan total biaya yang digunakan. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa suatu
perusahaan tersebut terus berkembang dengan baik karena pada
dasarnya suatu perusahaan atau pemilik usaha akan memaksimalkan
laba atau keuntungsan disetiap produksi yang dilakukan. Dalam
menaksir pendapatan kotor semua komponen produk harus dinilai
berdasarkan harga pasar. Tanaman dihitung dengan cara mengalikan
produksi dengan harga pasar. Perhitungan pendapatan harus juga
mencakup semua perubahan nilai tanaman dilapangan antara permulaan
dan akhir tahun pembukuan. Pearubahan semacam itu sangat penting
terutama untuk tanaman tembakau. Meskipun demikian pada umumnya
perubahan ini diabaikan karena penilaiannya sangat sukar.
Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total
sumber daya yang digunakan dalam usaha tani. Nisbah seperti
pendapatan kotor per hektar atau per unit kerja dapat dihitung
untuk menunjukkan intensitas operasi usaha tani (Soekartawi,
1996).
= TR - TCKeterangan :TR : Total Revenue / Penerimaan (Rp.) TC :
Total Cost / Biaya (Rp.)
2.5 Analisis Kelayakan Usahatani2.5.1 R/C RatioR/C ratio adalah
besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara Penerimaan usaha
(Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam batasan besaran
nilai R/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau
tidak menguntungkan. Secara garis besar dapat dimengerti bahwa
suatu usaha akan mendapatkan keuntungan apabila penerimaan lebih
besar dibandingkan dengan biaya usaha.Ada 3 (tiga) kemungkinan yang
diperoleh dari perbandingan antara Penerimaan (R) dengan Biaya (C),
yaitu : R/C = 1; R/C > 1 dan R/C < 1. Namun demikian oleh
karena adanya unsur keuntungan sebesar 0,3 maka analisis kelayakan
dari R/C ratio adalah :
R/C =Pq. Q /(TFC + TVC) Keterangan :TFC : Total Biaya Tetap
(Rp.)R : Revenue ; C : Biaya ( Cost ) TVC : Total Biaya Variabel
Rp.)Pq : Harga Output , Q : Quantity
a. R/C > 1,3 = Layak / Untungb. R/C = 1,3 = BEPc. R/C <
1,3 = Tidak Layak / Rugi2.5.2 BEP (Break Even Poin)BEP adalah suatu
analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam satuan
unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan sama dengan pendapatan perusahaan. Titik itu disebut
sebagai titik break even point ( BEP). Analisa Break Event adalah
suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap,
Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Masalah Break
Event baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut
mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan
volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan
penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan
hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap. Menurut Reza Lingga
(2003: 436) Break Even Point adalah suatu titik atau suatu keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan
dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain pada keadaan itu
keuntungan dan kerugian sama dengan nol, hal ini bisa terjadi apa
bila perusahaan dalamoperasinya menggunakan biaya tetap dan volume
penjualan hanya cukupuntuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Menurut Hansen dan Mowen (2005:274) dalam buku terjemahan
Management Accounting break even point adalah: Break even point
adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik
dimana laba sama dengan nol. Menurut Charles T. Horngren, Srikant M
Datar, dan Gorge Foster (2003:75) mendefinisikan break even dalam
buku terjemahan AkuntansiBiaya: Penekanan Manajerial sebagai
berikut: Titik impas (break even point ) adalah volume penjualan
dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba
maupun rugi bersih.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan dengan kata
lain, pada keadaan break event poin keuntungan atau kerugian sama
dengan Nol. Ada beberapa manfaat lain yang bisa diambil dengan
menggunakan konsep break even point.a. Perencanaan Penjualan atau
ProduksiPada setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai
perencanaan produksi dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan
bisa direncanakan dengan menggunakan konsep BEP. Penjualan yang
direncanakan perusahaan tentunya disertai dengan target laba yang
diinginkan. Dengan demikian rencana penjualan minimal (PM) adalah
:
PM = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
b. Perencanaan Harga Jual NormalSalah satu keputusan yang harus
diambil oleh manager keuangan adalah penentuan harga jual. Harga
jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Bagi perusahaan harga
jual harus bisa menutup semua biaya semua biaya dan target
keuntungan. Apabila tidak bisa menutup target laba, apalagi biaya
yang dikeluarkan berarti perusahaan dalam kondisi rugi. c.
Perencanaan Metode ProduksiAnalisis Break Even ini juga sering
digunakan untuk menentukan alternatif pemilihan metode produksi
atau mesin produksi. Ada mesin produksi yang mempunyai
karakteristik biaya variabel tinggi tetapi biaya variabel per unit
rendah (sering disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi
biaya variabel per unit rendah (sering disebut padat modal).d.
Titik Tutup PabrikApabila kondisi perusahaan sudah menunjukan biaya
total melebihi penjualan totalnya, artinya bahwa perusahaan
beroperasi dibawah titik break even, apakah perusahaan sebaiknya
ditutup atau dipertahankan. Untuk itu manajemen harus menganalisa
apakah kondisi yang demikian akan berlanjut dalam waktu yang
relatif lama atau tidak. Ada kemungkinan manajemen harus memutuskan
untuk menghentikan sementara atau seterusnya apabila kondisi sudah
sedemikian parahnya
Sasaran analisis break even point adalah untuk mengetahui pada
tingkat volume atau rupiah berapa perusahaan mencapai titik impas
dari kegiatan usahanya. Dalam hal lain, analisis ini dapat dipakai
untuk membantu pemilihan jenis produk atau proses dengan
mengidentifikasi produk atau proses yang mempunyai total biaya
terendah untuk suatu volume yang diharapkan. Dalam pemilihan
lokasi, analisis ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi yang
memiliki total biaya terendah, yang berarti juga memiliki total
pendapatan tertinggi untuk kapasitas produksi yang ditentukan.
Analisis BEP adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan
satu titik, dalam satuan unit atau rupiah, yang menunjukkan
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sama dengan pendapatan
perusahaan.Titik itu disebut sebagai titik break even / BEP
(break-even point ). Kegunaan analisis BEP adalah dapat diketahui
pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya,
tidak rugi tetapi juga tidak untung, sehingga apabila
penjualanmelebihi titik tersebut maka perusahaan mulai mendapatkan
untung. Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisi BEP adalah
Biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
dengan besar yang tetap , tidak tergantung pada volume penjualan
dan biaya variable ( variable cost ) yaitu biaya yang besarnya
bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang dijual. Gambar 3.1
menunjukkan model dasar analisi break-even , dimana garis
pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik break-even (
BEP ) . Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian,sedangkan
daerah sebelah kanan BEP menunjukkan daerah keuntungan. Model ini
memiliki asumsi dasar bahwa biaya per unit ataupun harga jual per
unit dianggap tetap/konstan., tidak tergantung dari jumlah unit
yang terjual. Meskipun pada kenyataannya,biaya tetap dan biaya
variable per unit tidak selamanya konstan. Misalnya, dengan semakin
bertambahnya volume produksi maka perusahaan harus menambah mesin
dan ruangan , sehingga jumlah biaya tetap bertambah. Atau dengan
semakin banyaknya jumlah karyawan terampil yang direkrut
dibandingkan dengan karyawan yang kurang terampil akan
mengakibatkan rata-rata upah menjadi lebih besar, sehingga biaya
variable per unit berubah.
Gambar 3.1. Gambar Model BEP
Seperti telah disebutkan, biaya variable per unit dan pendapatan
per unit dapat berubah dengan berubahnya kapasitas produksi atau
volume penjualan. Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana analisis
break-even digunakan dalam situasi seperti ini.
Gambar 3.2. Model BEP Biaya Variable dan Pendapatan.
BEP dapat dihitung dengan 3 cara yaitu : Break Even Point (BEP)
Produksi (unit), break even point volume produksi menggambarkan
produksi minimal yang harus dihasilkan dalam usaha agroindustri
agar tidak mengalami kerugian. Rumus perhitunga BEP unit seperti
berikut :
BEP produksi (Unit) = TFC / (P TVC / Q)BEP : Break Even Point Q
: Jumlah ProduksiTFC : Total Fixed Cost TVC : Total Variabel Cost
;P : Harga Produk
Break Even Point (BEP) Penerimaan ( Rp. ) , menggambarkan total
penerimaan produk dengan kuantitas produk saat BEP. Perhitungan BEP
penerimaan sebagai berikut :
BEP Penerimaan = TFC / 1- (TVC / TR)BEP : Break Even Point Q :
Jumlah ProduksiTFC : Total Fixed Cost TVC : Total Variabel Cost ;TR
:Total Revenue
Break Even Point (BEP) Harga ( Rp. ), menggambarkan harga produk
persatuan unit pada saat BEP atau dengan kata lain adalah biaya
rata-rata persatuan produk ( ATC / Average Total Cost ).
Perhitungan BEP harga sebagai berikut :
BEP Harga = TC / QBEP : Break Even Point Q : Jumlah ProduksiTC :
Total Cost
(Soepeno. 2012)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Petani: Bapak YunusDesa: Tunggul WulungKecamatan:
LowokwaruKota/Kabupaten: MalangProvinsi: Jawa TimurKomoditas:
PadiNama Kelompok Tani: Wulung Kencana ITanggal Wawancara: 12
November dan 4 Desember 2013
3.1 Sejarah UsahataniDalam kegiatan ini, kelompok kami
mewawancarai salah satu petani di desa Tunggul Wulung, yaitu bapak
Yunus. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, petani
memilih usahatani dengan budidaya tanaman padi karena kebutuhan
konsumen akan sumber karbohidrat semakin meningkat; lingkungan,
kondisi tanah, dan ketersediaan air di desa mendukung tumbuh
kembang tanaman padi; harga pasar yang stabil; serta memberikan
pemasukan pendapatan petani. Selain melakukan budidaya tanaman
padi, petani juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai peternak
ayam petelur.Usahatani yang dijalankan oleh petani merupakan milik
pribadi, sehingga modal termasuk milik pribadi. Artinya adalah
petani mampu mendanai secara mandiri segala keperluan yang
dibutuhkan untuk kelancaran proses usahatani tanpa melalui suatu
kelembagaan ekonomi yang memang tidak terbentuk lembaga ekonomi
(hanya terbentuk kelompok tani Tunggul Wulung) di desa Tunggul
Wulung. Petani memiliki lahan sawah seluas 2 ha. Namun ada beberapa
fasilitas yang dapat diakses dengan mudah oleh petani, yaitu unit
penggiling padi dan jasa sewa pick-up atau truk. Selanjutnya petani
dengan petani lainnya dalam satu kelompok tani membeli alsintan
secara bersama-sama. Petani tidak mengalami kendala dalam pemenuhan
bibit maupun pupuk. Hal ini dikarenakan bibit dapat dibeli secara
langsung oleh petani tanpa melakukan kredit karena tidak adanya
lembaga ekonomi yang berwenang mengatur keuangan usahatani di desa
serta menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya. Dan semakin
lama, petani mulai memiliki relasi-relasi penjualan bibit di
sekitar desa Tunggul Wulung. Sedangkan pupuk dan pestisida yang
digunakan merupakan subsidi dari pemerintah. Dan setiap daerah
sudah memiliki patokan jumlah subsidi pupuk dan pestisida yang
dibutuhkan petani. Petani melakukan budidaya tanaman padi. Namun
dahulu petani pernah melakukan budidaya tanaman cabai, tomat, dan
bawang merah, namun karena faktor lingkungan yang kurang mendukung
tumbuh kembang tanaman tersebut dan tidak stabilnya harga pasar,
maka petani mulai mengalihkan lahannya sebagai lahan sawah. Selain
itu, alasan petani tidak membudidayakan tanaman sayuran karena
lebih banyak orang yang membutuhkan pangan yang memiliki sumber
karbohidrat daripada vitamin untuk melangsungkan kehidupan dan
menambah energi tubuhnya. Permintaan konsumen akan hasil produksi
tanaman pangan lebih banyak daripada tanaman hortikultura.Bibit
yang digunakan petani beragam. Petani menggunakan bibit tanaman
padi yang disesuaikan dengan musim di desa tersebut. Sebagai
contoh, pada musim hujan petani menggunakan bibit padi Logawa
(biasa) yang tahan genangan air dan anti patah leher dengan harga
Rp 10.000/kg. Sedangkan pada musim kemarau petani menggunakan bibit
padi Adirasa (hibrida) yang tahan sedikit air dengan harga Rp
65.000/kg. Dan hasil produksi yang dihasilkan oleh petani adalah 7
ton/ha sampai 9 ton/ha. Penggunaan hasil panennya pun juga berbeda
yang berdasarkan asal bibit yang digunakan. Biasanya petani
menggunakan sebagian hasil produksi padi dari bibit Logawa sebagai
bibit selanjutnya dan sisanya dikonsumsi, sedangkan hasil produksi
padi dari bibit Adirasa seluruhnya digunakan sebagai komsumsi. Hal
ini disebabkan karena varietas hibrida yang dilakukan penanaman
terus menerus, maka kualitasnya akan semakin menurun. Petani
memperoleh tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar desa
dan tenaga ahli untuk mengoperasikan alat-alat khusus pertanian,
seperti traktor. Serta jumlah pegawai yang digunakan bapak Yunus,
antara lain: 2 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Namun
pekerjaan masing-masing berbeda menurut jenis kelaminnya. Pekerjaan
tenaga kerja laki-laki lebih berat daripada pekerjaan tenaga kerja
perempuan. Tenaga kerja laki-laki mendapatkan tugas untuk
memperbaiki daerah pematang dan galengan, sedangkan tenaga kerja
perempuan hanya menanam dengan teknik tandur (tanam mundur) dan
menyiangi.Seperti pada umumnya, petani juga melakukan
praktek-praktek budidaya tanaman padi dari pengolahan lahan hingga
panen dan sampai pada pemasaran. Praktek budidaya tersebut antara
lain: pengolahan tanah sawah dengan cara pembersihan, pencangkulan,
pembajakan, penggaruan, perataan, dan pengairan; penanaman dengan
cara tanam pindah (tapin); pemeliharaan dengan cara roguing untuk
mendapatkan kualitas produksi yang tinggi, pemupukan, penyiangan,
pengairan, dan pengendalian OPT; panen dan pascapanen; serta
pemasaran. Dan hasil panen berupa gabah basah dijual petani dengan
harga antara Rp 44.000-Rp 48.000/kw.Yang dimaksud pengolahan lahan
adalah proses membalik tanah dari lapisan bawah tanah ke permukaan
tanah agar terjadi proses pertukaran aliran udara, air bisa meresap
masuk, dan sinar matahari masuk kedalamnya. Pengolahan lahan ini
bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula
keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan
membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan
bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air
(Zulkifli, et al., 2004). Selanjutnya tanah digenangi air kira-kira
setinggi 1 cm. Bibit padi yang siap dipindahtanamkan berumur 22
hari. Jarak tanam yang digunakan pada umumnya 20-25 cm (populasi
160.000-250.000 rumpun/ha) (Badan Litbang, 2009). Berdasarkan hasil
musyawarah masyarakat desa Tunggul Wulung, bapak Yunus diberi
kewenangan sebagai ketua kelompok tani Wulung Kencana I sejak tahun
2010 hingga sekarang karena kemampuannya yang lebih baik dari
petani lain dalam manajemen pertanian. Sebagai ketua kelompok tani,
beliau memiliki tugas sebagai pemimpin, pengatur, pengendali,
pengkoordinasi, dan harus bertanggung jawab pada segala kegiatan
yang dilakukan oleh kelompok tani tersebut.
3.2 Transek Desa3.2.1 Transek DesaTransek adalah penelusuran
lokasi dengan tujuan pengamatan & pengumpulan informasi
langsung lingkungan dan sumber daya masyarakat dengan cara berjalan
menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang
disepakati. Penelusuran dimulai dari balai desa. Penelusuran
dilakukan dari balai desa ke pemukiman warga dilanjutkan
kepemukiman warga dan perumahan. Setelah itu masuk pada lahan sawah
dan terakhir ke agroforestry. Status kepemilikan lahan pada umumnya
milik perseorangan. Tingkat kesuburan tanah tertinggi berada pada
kondisi penggunaan lahan agroforestry dengan criteria dilihat dari
segi minimum pengolahan lahan dan asupan bahan organic. Sedangkan
tingkat kesuburan yang kurang berada pada pemukiman hal ini terjadi
karena adanya alih fungsi lahan menyebabkan degradasi lahan dengan
adanya pemadatan tanah akibat berdirinya bangunan dan penggunaan
alat berat dalam pembangunan. Tanaman yang tersebar diantara semua
penggunaan lahan yaitu sengon, padi, angsana, dan mangga (Transek
desa, peta wilayah, dan denah wilayah tertera di lampiran).3.3
Profil Petani dan UsahataniBerdasarkan hasil survei lapang sosial
ekonomi rumah tangga petani kepada Bapak Yunus (60 tahun) diketahui
bahwa beliau memiliki pendidikan akhir hanya sebatas SMA saja. Hal
ini menggambarkan bahwa sebagian besar petani di Indonesi tergolong
petani kecil yang mempunyai sumberdaya terbatas atau tingkat
pendidikan yang relatif rendah, sehingga menciptakan tingkat hidup
yang rendah. Namun narasumber tergolong memiliki tingkat hidup yang
cukup.Pekerjaan utama Bapak Yunus adalah sebagai petani. Namun
untuk menambah pendapatan serta keuntungan keluarga dan
meningkatkan efisiensi dalam usahataninya, beliau memiliki
pekerjaan sampingan sebagai peternak ayam petelur (ayam arab).
Beliau tinggal di rumahnya dengan kelima anggota keluarganya,
antara lain : istri (Kalsumi Hani/57 tahun), menantu (Mualif/40
tahun), anak kandung (Dian Hayati/37 tahun), serta kedua cucunya
(Azahro dan Fasabik). Namun menantu dan anak kandung dari petani
tidak meneruskan usahatani keluarga, melainkan bekerja sebagai
dosen dan buruh. Hal ini menunjukkan bahwa kurang minatnya generasi
penerus atau masyarakat untuk melakukan usahatani karena semakin
berkurangnya lahan pertanian dan hasil produksi yang tidak
menentu.Petani memiliki lahan sawah milik pribadi seluas 2 ha. Hal
ini juga menggambarkan bahwa petani di Indonesia merupakan petani
kecil yang hanya memiliki luasan lahan pertanian yang relatif
sempit dan terpisah-pisah daripada lahan pertanian di negara lain.
Sempitnya lahan pertanian ini juga disebabkan karena semakin
meningkatnya jumlah penduduk yang membutuhkan pemukiman. Dan
memiliki ternak ayam petelur (ayam arab) sebanyak 1500 ekor yang
dapat memproduksi telur maksimal 800 butir.
3.4 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan (Pendapatan)
Usahatani3.4.1 Biaya Usaha TaniUntuk Lahan Jagung :
NOBIAYAJUMLAHHARGATOTAL
1Biaya Tetap Sewa lahanSewa Alat TraktorPenyusutan alat Sewa
alat Cangkul Sabit Lempak
2 HaRp. 4.000.000,- / HaRp. 8.000.000,-
1
Rp. 1.000.000,- / Ha (sampai selesai)
Rp. 2.000.000,-
3Rp. 4.000,-Rp. 12.000,-
43Rp. 3.000,-Rp. 4.000,-Rp. 12.000,-Rp. 12.000,-
Total Biaya Tetap (TFC)Rp. 10.036.000,
2Biaya Variabel
Pestisida (Desis)4 literRp. 80.000,-Rp. 320.000,-
pupuk Phonska100 kgRp. 2.340,-Rp. 234.000,-
pupuk Za400 kgRp . 1.440,-Rp. 576.000,-
pupuk Sp36250 kgRp. 2.500,-Rp. 625.000,-
benih 64 Super 50 kgRp. 10.000,-Rp. 500.000,-
tenaga kerja
Pria
Wanita
Air
Listrik30 org/ musim25 org 5 org1- Rp. 20.000,-Rp. 50.000,-Rp.
30.000,-Rp. 400.000,--
Rp. 300.000,-Rp. 12.500.000,-Rp. 150.000,-Rp. 400.000,--
Total Biaya Variabel (TVC)Rp. 15.605.000,-
NoBiaya Total Biaya ( TC )
1.Total Biaya Tetap ( TFC )Rp. 10.036.000,
2.Total Biaya Variabel ( TVC )Rp. 15.605.000,-
Rp. 25.641.000,-
Perhitungan penyusutan alat usahatani padi:1. CangkulHarga awal:
Rp.40.000,-Harga akhir: Rp. 20.000,-Umur ekonomis: 5 tahunRumus = =
= 4.0004.000 x 3 = 12.000
2. Sabit Harga awal: Rp. 20.000,-Harga akhir: Rp. 5.000,-Umur
ekonomis: 5 tahunRumus= = = 3.0003.000 x 4 = 12.000
3. Lempak ( Sekop )Harga awal: Rp.40.000,-Harga akhir: Rp.
20.000,-Umur ekonomis: 5 tahunRumus = = = 4.0004000 x 3 =
12.000
Biaya Total (TC) = TFC + TVC= 10.036.000 + 15.605.000=
25.641.000
Pada kegiatan survey dan wawancara yang telah dilakukan pada
petani observasi yaitu bapak yunus, kegiatan usahatani yang
dilakukan pada lahan budidaya untuk komoditas padi secara
keseluruhan dikerjakan oleh tenaga kerja yang berada disekitar
tempat tinggal petani objek. Jadi bapak yunus sebagai petani objek
berperan sebagai manager dan pemilik lahan secara langsung.
Kegiatan yang dilakukan seperti pengolahan tanah di lahan budidaya,
persemaian bibit padi, penanaman, perawatan hingga panen dilakukan
oleh tenaga kerja yang dipekerjakan beliau. Jumlah total tenaga
kerja yang di pekerjakan beliau setiap kali musim tanamn berjumlah
30 orang. Kriteria orang yang dipekerjakan digolongkan menjadi 2
yaitu tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja pria
ditugaskan untuk kegiatan pengolahan tanah, persemaian dan
pemanenan, dan tenaga kerja wanita ditugaskan untuk kegiatan
pembibitan, penanaman dan perawatan. Dengan luas lahan 2 Ha
pengolahan tanah sebelum masuk musim tanam, dilakukan dengan
menggunakan bantuan mesin traktor yang telah disewa oleh bapak
yunus dengan harga Rp.1.000.000,- per hektar. Peralatan tambahan
yang di gunakan Bapak yunus dengan tenaga kerjanya adalah sabit,
cangkul dan lempak (sekop). Bapak yunus menggunakan jenis bibit
padi IR64 Super untuk luasan lahan 2 Ha sebanyak 50 Kg. Untuk
pemupukan bapak Yunus menggunakan pupuk dasar Sp36 sebanyak 250 Kg
/ 2 Ha dan pupuk Za sebanyak 400 Kg / 2 Ha. Sedangkan untuk pupuk
tambahan menggunakan jenis pupuk kimia sintetis Phonska sebanyak
100 Kg / 2 . jenis pestisida yang digunakan oleh bapak yunus adalah
Desis sebanyak 4 Lt / 2 Ha. Kebutuhan air tanaman budidaya yang di
usahakan oleh bapak yunus diperoleh dari air sungai yang
diirigasikan ke lahan budidaya, biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan air bersifat relatif karena tidak di tentukan berapa
jumlahnya tetapi bapak yunus biasanya memberikan imbal jasa berupa
hasil panen gabah basah satu sak senilai Rp. 400.000,- tiap musim
panen. Biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh bapak yunus adalah
biaya lahan , sewa alat pengolah tanah (traktor), peralatan manual
seperti cangkul, arit dan lempak ( sekop ) Untuk biaya variabel
adalah bibit yang digunakan yaitu IR64 Super. Pupuk kimia sintetis
( SP36, Za dan Phonska), pestisida jenis Desis, Jumlah tenaga kerja
yang dipekerjakan oleh belia berjumlah 30 orang dan biaya imbal
jasa pembagian air.3.4.2 Penerimaan Usahatani NoUraianNilaiJumlah
(Rp.)
1Produksi (unit)8 Ton / Ha16 Ton / 2 Ha
2Harga (persatuan unit)Rp. 4.000,- /kgRp. 64.000.000.-
Penerimaan Usahatani (Revenue)Rp. 64.000.000,-
Jadi untuk sekali musim tanam hingga panen komoditas padi bapak
yunus memperoleh hasil berupa gabah basah sebanyak 16 ton pada luas
lahan 2 Ha, atau produktivitas lahan budidaya tanaman Bapak yunus
adalah 8 ton/Ha. Harga persatuan unit gabah kering adalah Rp.
4.000,- /kg, dan bila dikalikan dengan hasil panen keseluruhan maka
bapak yunus menerima uang sebanyak Rp. 64.000.000,3.4.3 Keuntungan
Usahatani NoUraianJumlah (Rp.)
1Total Biaya (TC)Rp. 25.641.000,-
2Penerimaan (Total Revenue)Rp. 64.000.000,-
KeuntunganRp. 38.359.000,-
Keuntungan yang diperoleh oleh bapak yunus dalam sekali musim
tanam panen untuk usahatani komoditas padi sebesar Rp. 38.359.000,-
. nilai tersebut didapat dari selisih yang harus dikeluarkan bapak
yunus untuk biaya produksi yang harus meliputi biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap seperti lahan, sewa alat, dan
penyusutan alat, biaya variabel seperti pembelian bibit padi,
pupuk, pestisida, upah tenaga kerja, upah imbal jasa air dan biaya
lain-lain.
3.5 Analisis Kelayakan Usahatani3.5.1 R/C RatioNilai R/C Ratio
untuk menganalisa usaha tani yang dilakukan oleh petani objek
(bapak Yunus) adalah sebagai berikut :
R/C =Pq. Q /(TFC + TVC) Keterangan :TFC : Total Biaya Tetap
(Rp.)R : Revenue ; C : Biaya ( Cost ) TVC : Total Biaya Variabel
Rp.)Pq : Harga Output , Q : Quantity Rumus menhitung nilai R/C
Ratio
Diketahui : Total Revenue (R) atau penerimaan : Rp. 64.000.000,-
/ Musim Total Cost (C) atau biaya total produksi : Rp. 25.641.000,-
/ MusimMaka :
Total CostR/C Ratio = Total Revenue
25.641.000 = 64.000.000
= 2,49
Dari perhitungan ratio di atas dilihat bahwa hasilnya sebesar
2,49 maka ratio>1 sehingga usaha tersebut menguntungkan atau
layak. Jika dilihat dari hasil perbandingan R/C Ratio tiap komponen
pembilang dan penyebutnya maka total revenue yang diterima oleh
bapak yunus sebesar Rp. 64.000.000,- setiap musim tanam, dan total
biaya produksi yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 25.641.000,-
memberikan nilai R/C Ratio sebesar 2,49. Nilai tersebut apabila
dibandingkan dengan kriteria kelayakan usahatani yang normal (laba
tinggi) dapat dikatakan layak karena keuntungan yang diperoleh juga
tinggi
3.5.2 BEP (Break Even Point)Menganalisa BEP (Break Even Poin)
pada kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani objek (Bapak
Yunus) dapat dihitung dengan 3 cara antara lain :
a. BEP (Break Even Poin) Produksi (unit)
Rumus : BEP produksi (Unit) = TFC / (P TVC / Q)Diketahui:BEP : ?
Q : 16 Ton (16000 kg)TFC : Rp. 10.036.000TVC : Rp. 15.605.000,-;P :
Rp. 4.000,- BEP = 10.036.000 = 3318 =4.000 - (15.605.000)16000Rumus
: BEP produksi (Unit) = TFC / (P TVC / Q)Diketahui:BEP : ? Q : 16
Ton (16000 kg)TFC : Rp. 10.036.000,TVC : Rp. 15.605.000,-;P : Rp.
4.000,- BEP = 10.036.000 = 3318 =4.000 - (15.605.000)
b. BEP Penerimaan = TFC / 1- (TVC / TR)Diketahui:BEP : ? Q : 16
Ton (16000 kg)TFC : Rp. 10.036.000TVC : Rp. 15.605.000,- ;TR :Rp.
64.000.000,-BEP = 10.036.000 = 13.257.595,77 1 - (15.605.000)BEP
(Break Even Poin) Penerimaan (rupiah)
64.000.000
c. BEP Harga = TC / QDiketahui :BEP : ? Q : 16 Ton (16000 kg)TC
: Rp. 25.641.000,- BEP = 25.641.000 = 1602,56BEP (Break Even Poin)
Harga (rupiah)
16000 kg
Berdasarkan pada analisis BEP (Break Even Point) yang telah
dilakukan dengan berbagai cara yang ada tersebut maka dapat
diketahui nila BEP produksi, BEP penerimaan, dan BEP harga yang
harus dipenuhi oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian atau
berada pada posisi impas antara biaya produksi yang dikeluarkan
(TC) dengan penerimaan yang didapatkan dari penjualan sejumlah
produk (TR). Bapak yunus sebagai petani objek apabila tidak ingin
mengalami kerugian pada kegiatan usaha tani yang dilakukan (impas)
maka dalam setiap musim tanam hingga panen harus mampu memproduksi
gabah basah sebanyak 3318 Kg atau 3,318 ton dengan luasan lahan 2
Ha. Apabila produksi gabah basah yang didapatkan dibawah ambang
ukur BEP produksi tersebut maka bapak yunus akan merugi karena
usahatani yang dilakukan akan membutuhkan biaya produksi lebih
tinggi jika dibandingkan dengan hasil produksi per 2 Ha. Nilai BEP
penerimaan yang harus didapatkan Bapak yunus apabila standard BEP
produksi sebesar 3,318 ton adalah sebesar Rp 13.257.595,77 setiap
musim (impas). Selanjutnya untuk menentukan harga jual gabah basah
milik pak yunus saat BEP agar tidak merugi sebesar Rp. 1602,56 /
kg.3.6 Pemasaran Hasil PertanianHasil
Survei:NoUraianJumlahPemasaranAlasan
Unit%LembagaTempat
1Dikonsumsi sendiri8 kuintal10 Untuk mencukupi kebutuhan pangan
keluarga dalam 1 musim tanam
2Dijual72 kuintal90TengkulakDidaerah setempatMudah dalam akses
penjualan. Tidak butuh tenaga kerja tambahan. Tingkat kerugian
rendah
Pemasaran hasil panen merupakan salah satu unsur penting dalam
kegiatan usaha Dari hasil survey dalam melakukan pemasaran hasil
panen tanaman padi dijual pada tengkulak terdekat didaerah setempat
dengan sistem tengkulak datang langsung terhadap petani dan terjun
lansung ke lahan untuk mempertimbangkan harga patokan yang akan
diberikan pada petani dengan melihat luas lahan dan kuantitas
maupun kualitas produk. Pada umumnya sistem yang digunakan adalah
sistem tebasan atau dapat juga sistem kuintalan. Pak Yunus menjual
hasil panennya sebanyak 90% dari total hasil panen yang mencapai 8
ton/Ha, sedangkan 10% untuk dikonsumsi sendiri. Dalam kaitannya
dengan penjualan pada tengkulak Pak Yunus memilih hal tersebut
karena lebih mudah dalam akses penjualan dikarenakan beliau tidak
bersusah payah mencari/ menjual hasil panen, namun tengkulak
langsung datang pada beliau. Dalam pemanenan beliau juga
mempertimbangkan aspek ketenagakerjaan dimana jika dijual dalam
sistem tebasan beliau tidak membutuhkan tenaga kerja tambahan dalam
pemanenan.Dilain sisi tingkat kerugian akan permainan harga dipasar
dapat diminimalisir, hal ini terjadi karena para tengkulak sudah
mematok harga yang dapat menguntungkan 2 belah pihak dan juga harga
sama tidak jauh beda dengan harga pasaran.
3.7 Kelembagaan PetaniNoJenis KelembagaanLokasiManfaat
1.Kelompok TaniRumah Bapak Yunus Musyawarah Gotong royong dalam
perbaikan saluran irigasi Bimbingan dalam melakukan usaha Wadah
penyalur aspirasi untuk pengajuan alsintan
Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan
atau kegiatan masyarakat yang dianggap penting yang mempunyai
tujuan baik dalam kesejahteraan. Dalam usaha tani kelembagaan
mempunyai peranan dalam penunjang keberhasilan suatu usaha seperti
halnya koperasi dalam penyediaan sarana produksi baik itu benih,
pinjaman modal, pupuk dll. Kelembagaan usahatani memiliki potensi
untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku usahatani (Viswanathan, 2006). Pada daerah
hasil survey kelembagaan yang aktif berperan didalamnya hanya
kelompok tani yang diketuai oleh Bapak Yunus. Kelompok tani ini
beranggotakan 26 orang yang tersebar didaerah terdekat kawasan
survei. Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa Tunggul
Wulung, bapak Yunus diberi kewenangan sebagai ketua kelompok tani
Tunggul Wulung sejak tahun 2010 hingga sekarang karena kemampuannya
yang lebih baik dari petani lain dalam manajemen pertanian. Sebagai
ketua kelompok tani, beliau memiliki tugas sebagai pemimpin,
pengatur, pengendali, pengkoordinasi, dan harus bertanggung jawab
pada segala kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani
tersebut.Kelompok tani pada umumnya dibentuk berdasarkan
kepentingan teknis untuk memudahkan pengkoordinasian apabila ada
kegiatan atau program pemerintah, sehingga lebih bersifat orientasi
program, dan menjamin kemandirian kelompok dan keberlanjutan
kelompok. Adanya kelompok tani mempunyai banyak keuntungan seperti
halnya sebagai sarana musyawarah antar masyarakat petani dan juga
bimbingan dari penyuluh pertanian guna mengetahui ataupun belajar
tentang bagaimana caraq bercocok tanam yang baik, pengenalan
alat-alat terbaru yang dapat digunakan dalam kegiatan budidaya.Pada
daerah yang kami amati kelompok tani banyak bermanfaat dalam hal
wadah aspirasi masyarakat dan juga mempererat tali kerukunan warga
seperti gotong royong. Pada intinya kelompok tani mengajak para
anggota untuk saling melakukan kerja sama (gotong royong) dalam hal
perbaikan saluran irigasi dan drainase, dengan tidak menutup
kemungkinan dapat menjaga keutuhan saluran sehingga air yang
dibutuhkan dapat tercukupi.
3.8 Kendala UsahataniDalam usaha tani jarang menemukan suatu
usaha yang tidak mempunyai kendala. Pada daerah yang kami amati
kendala usaha terutama lahan bapak Yunus dengan komoditas padi
kendala usahanya adalah munculnya hama yaitu tikus. Tikus merupakan
salah satu binatang pengerat yang dapat menurunkan hasil panen
secara signifikan. Hama tikus menyerang pada saat tanaman padi
sudah masuk fase generative. Untuk mengantisipasi tingkat kerugian
yang tinggi beliau melakukan pencegahan atau pengendalian. Dalam
pencegahannya Pak Yunus menggunakan racun tikus yang diletakkan
dipematang sawah yang dicampurkan pada gabah yang sudah dipanen dan
disiapkan untuk hal tersebut. Dalam faktor lingkungan akibat global
warming menyebabkan adanya unsure cuaca yang serius menimbulkan
petani sulit dalam menentukan awal tanam. Faktor lingkungan yang
banyak disoroti adalah turunnya hujan yang tidak menentu. Dalam
hubungannya dengan tanaman. cuaca tidak mendukung maka hasil
produksi tanaman tidak akan maksimal.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Pada luas lahan 2 ha, petani yang menjadi
responden , Bapak Yunus, berusahatani dengan memilih komoditas padi
karena kebutuhan konsumen akan sumber karbohidrat semakin
meningkat; lingkungan, kondisi tanah, dan ketersediaan air di desa
mendukung tumbuh kembang tanaman padi; harga pasar yang stabil;
serta memberikan pemasukan pendapatan petani. modal termasuk milik
pribadi. Petani pernah melakukan budidaya tanaman cabai, tomat, dan
bawang merah, namun karena faktor lingkungan yang kurang mendukung
tumbuh kembang tanaman tersebut dan tidak stabilnya harga pasar,
maka petani mulai mengalihkan lahannya sebagai lahan sawah. Bibit
yang digunakan petani beragam dan tenaga kerja yang diperoleh
berasal dari masyarakat sekitar desa dan tenaga ahli untuk
mengoperasikan alat-alat khusus pertanian, seperti traktor. Praktek
budidaya antara lain: pengolahan tanah sawah dengan cara
pembersihan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, perataan, dan
pengairan; penanaman dengan cara tanam pindah (tapin); pemeliharaan
dengan cara roguing untuk mendapatkan kualitas produksi yang
tinggi, pemupukan, penyiangan, pengairan, dan pengendalian OPT;
panen dan pascapanen; serta pemasaran. Untuk sekali musim tanam
hasil yang diperoleh berupa gabah basah sebanyak 16 ton pada luas
lahan 2 Ha ( produktivitas lahan budidaya tanaman 8 ton/Ha). Harga
persatuan unit gabah kering adalah Rp. 4.000,- /kg, maka hasil yang
didapatkan adalah Rp. 64.000.000,. Keuntungan yang diperoleh oleh
bapak yunus dalam sekali musim tanam panen untuk usahatani
komoditas padi sebesar Rp. 38.359.000,-. Dari hasil perbandingan
R/C Ratio usaha tersebut menguntungkan atau layak karena total
revenue yang diterima oleh petani tersebut sebesar Rp. 64.000.000,-
/ musim tanam, dan total biaya produksi yang harus dikeluarkan
sebesar Rp. 25.641.000,- memberikan nilai R/C Ratio sebesar 2,49.
Nilai BEP penerimaan yang harus didapatkan Bapak yunus apabila
standard BEP produksi sebesar 3,318 ton adalah sebesar Rp
13.257.595,77/musim (impas). Untuk menentukan harga jual gabah
basah milik pak yunus saat BEP agar tidak merugi sebesar Rp.
1602,56 / kg. Pemasaran hasil panen tanaman padi dijual pada
tengkulak terdekat didaerah setempat dengan sistem tengkulak datang
langsung terhadap petani dan terjun lansung ke lahan. Petani
menjual hasil panennya sebanyak 90% dari total hasil panen yang
mencapai 8 ton/Ha, sedangkan 10% untuk dikonsumsi sendiri. Di
wilayah tersebut terdapat kelompok tani bernama Wulung Kencana 1
yang berfungsi sebagai wadah musyawarah, gotong royong dalam
perbaikan saluran irigasi, bimbingan dalam melakukan usaha, wadah
penyalur aspirasi untuk pengajuan alsintan. Kendala yang dihadapi
oleh petani dalam usahataninya adalah munculnya hama tikus.
4.2 Saran Mengembangkan dan memperbaiki kelembagaan petani yang
ada di wilayah tersebut.. Untuk meningkatkan kualitas hasil panen
dapat mencoba menerapkan praktek pertanian organik. Memperbaiki
jarak tanam untuk mengatur kelembaban pada musim hujan agar dapat
mengatasi hama tikus. Memperbaiki masa tanam agar tidak bersamaan
dengan masa reproduksi tikus, sehingga dapat mengurangi populasi
tikus.
V. LAMPIRAN
5.1 Transek Desa dan Peta DesaTransek Desa
Peta Wilayah
Denah Wilayah
5.2 Lampiran Foto Hasil Pengamatan Lapang5.3 Kalender Musim
TanamPada areal beririgasi, lahan dapat ditanami padi sebanyak 3
kali dalam setahun.UraianBulan ke-
123456789101112
Pola TanamPadiAdirasa-64Padi LogawaPadi Adirasa-64
Minggu ke-1234123412341234
Pengolahan Lahan
Penanaman
Penyulaman
Penyiangan
Pengairan
Pemupukan
Penyemprotan Pestisida
Panen dan Pascapanen
5.4 Quisioner yang Sudah Terisi Data SurveiNama Petani: Bapak
YunusDesa: Tunggul WulungKecamatan: LowokwaruKota/Kabupaten:
MalangProvinsi: Jawa TimurKomoditas: PadiNama Kelompok Tani: Wulung
Kencana ITanggal Wawancara: 12 November dan 4 Desember 2013
I. SEJARAH USAHATANI
1. Sejarah Pertanian di DesaBerdasarkan hasil wawancara, kondisi
topografi dan iklim di desa Tunggul Wulung sangat sesuai digunakan
sebagai lahan pertanian. Bahkan daerah tersebut dekat dengan sungai
dan letak lahan di bagian hulu, sehingga tersedia banyak air untuk
pengairan lahan pertanian. Selain itu, tanah di daerah tersebut
sangat cocok untuk dilakukan pertanian di atasnya. Oleh karena itu,
mulailah masyarakat melakukan praktek budidaya pertanian, sehingga
masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya
sendiri, bahkan orang lain. Usahatani yang dijalankan oleh
masyarakat daerah tersebut pada umumnya berupa budidaya tanaman
pangan, terutama padi dan palawija yang merupakan kebutuhan pokok
bagi masyarakat. Karena usaha ini sangat memberikan penghidupan dan
keuntungan bagi masyarakat, maka masyarakat mulai hidup menetap di
daerah tersebut. Kemudian petani di desa Tunggul Wulung menerapkan
pertanian intensif yang memandang segala aspek budidaya dan
pemasaran secara efisien untuk mencapai keuntungan maksimal.
Menurut Uphoff (1992), metode intensifikasi padi memuat dua hal
pokok, yakni: memperlakukan tanaman sebagai makhluk hidup yang
memiliki fase-fase pertumbuhan yang harus difahami serta melakukan
perbaikan teknologi budidaya dengan menciptakan lingkungan tumbuh
yang optimal untuk setiap fase petumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selanjutnya, di desa Tunggul Wulung didirikan sebuah kelompok tani
yang bernama Wulung Kencana I dari tahun orde baru pada
pemerintahan Presiden Soeharto. Kelompok tani tersebut terbentuk
karena adanya dorongan atau kewajiban dari pemerintah melalui Dinas
Pertanian Daerah Kota Malang yang bertujuan untuk mempermudah
masyarakat sekitar, khususnya petani dalam memperoleh informasi
yang mendukung pertanian di desa Tunggul Wulung. Oleh karena itu,
kelompok tani tersebut didirikan dengan asas kebutuhan petani untuk
menampung semua aspirasi petani-petani yang ada di desa tersebut,
baik untuk membicarakan sarana produksi (bibit, pupuk, alat, dan
lain sebagainya), membersihkan saluran irigasi, dan menyalurkan
subsidi dari pemerintah melalui Dinas Pertanian agar mempermudah
dan meningkatkan hasil produksi. Selain itu, juga untuk menentukan
cara penanaman yang benar dan pemasaran produksi. Kelompok tani
tersebut memiliki visi Terwujudnya kinerja pembangunan desa yang
mandiri melalui peningkatan kinerja kelompok tani. Oleh sebab itu,
dengan dibentunya kelompok tani akan terjadi peningkatan dan
pengembangan kemampuan petani untuk menghasilkan usahatani yang
optimal dan keluarga tani yang sejahtera atas dasar kekeluargaan
dan kerjasama sebagai subjek pembangunan pertanian. Lembaga
tersebut memiliki jumlah anggota 20 orang yang merupakan kesatuan
petani padi. Selain itu juga terdapat penyuluh pertanian yang
melakukan sosialisasi dan penyuluhan pertanian setiap 2 kali per
bulan.Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan
yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (tanaman, hewan, dan
mikroba) untuk kepentingan manusia. Hal ini juga telah ditekuni
sebagian besar masyarakat daerah tersebut. Sebagian masyarakat
telah melakukan kegiatan sampingan berupa beternak ayam petelur.
Hasil dari dari peternakan tersebut dapat menambah pendapatan
masyarakat. Selain itu kotoran ayam ini dapat digunakan oleh petani
sebagai pupuk kandang yang dijual kepada petani di luar desa.
Dengan diterapkannya kedua aspek pertanian tersebut diharapkan
dapat memeperoleh efisiensi dan peningkatan keuntungan. Namun
semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak kebutuhan
akan pemukiman penduduk. Hal ini menyebabkan terjadinya alih fungsi
lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman penduduk. Dan
adanya perubahan mata pencaharian masyarakat. Pada awalnya
masyarakat menjadikan petani sebagai pekerjaan utamanya, tetapi
sekarang banyak yang beralih bekerja pada bidang non-pertanian,
seperti PNS. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya mendapatkan
tenaga kerja pertanian, sehingga semakin lama produksi pertanian
semakin menurun. 2. Sejarah Usahatani petaniDalam kegiatan ini,
kelompok kami mewawancarai salah satu petani di desa Tunggul
Wulung, yaitu bapak Yunus. Seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, petani memilih usahatani dengan budidaya tanaman padi
karena kebutuhan konsumen akan sumber karbohidrat semakin
meningkat; lingkungan, kondisi tanah, dan ketersediaan air di desa
mendukung tumbuh kembang tanaman padi; harga pasar yang stabil;
serta memberikan pemasukan pendapatan petani. Selain melakukan
budidaya tanaman padi, petani juga memiliki pekerjaan sampingan
sebagai peternak ayam petelur. Usahatani yang dijalankan oleh
petani merupakan milik pribadi, sehingga modal termasuk milik
pribadi. Artinya adalah petani mampu mendanai secara mandiri segala
keperluan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses usahatani tanpa
melalui suatu kelembagaan ekonomi yang memang tidak terbentuk
lembaga ekonomi (hanya terbentuk kelompok tani Wulung Kencana I) di
desa Tunggul Wulung. Petani memiliki lahan sawah seluas 2 ha. Namun
ada beberapa fasilitas yang dapat diakses dengan mudah oleh petani,
yaitu unit penggiling padi dan jasa sewa pick-up atau truk.
Selanjutnya petani dengan petani lainnya dalam satu kelompok tani
membeli alsintan secara bersama-sama. Petani tidak mengalami
kendala dalam pemenuhan bibit maupun pupuk. Hal ini dikarenakan
bibit dapat dibeli secara langsung oleh petani tanpa melakukan
kredit karena tidak adanya lembaga ekonomi yang berwenang mengatur
keuangan usahatani di desa serta menggunakan benih dari hasil panen
sebelumnya. Dan semakin lama, petani mulai memiliki relasi-relasi
penjualan bibit di sekitar desa Tunggul Wulung. Sedangkan pupuk dan
pestisida yang digunakan merupakan subsidi dari pemerintah. Dan
setiap daerah sudah memiliki patokan jumlah subsidi pupuk dan
pestisida yang dibutuhkan petani. Petani melakukan budidaya tanaman
padi. Namun dahulu petani pernah melakukan budidaya tanaman cabai,
tomat, dan bawang merah, namun karena faktor lingkungan yang kurang
mendukung tumbuh kembang tanaman tersebut dan tidak stabilnya harga
pasar, maka petani mulai mengalihkan lahannya sebagai lahan sawah.
Selain itu, alasan petani tidak membudidayakan tanaman sayuran
karena lebih banyak orang yang membutuhkan pangan yang memiliki
sumber karbohidrat daripada vitamin untuk melangsungkan kehidupan
dan menambah energi tubuhnya. Permintaan konsumen akan hasil
produksi tanaman pangan lebih banyak daripada tanaman
hortikultura.Bibit yang digunakan petani beragam. Petani
menggunakan bibit tanaman padi yang disesuaikan dengan musim di
desa tersebut. Sebagai contoh, pada musim hujan petani menggunakan
bibit padi Logawa (biasa) yang tahan genangan air dan anti patah
leher dengan harga Rp 10.000/kg. Sedangkan pada musim kemarau
petani menggunakan bibit padi Adirasa-64 (hibrida) yang tahan
sedikit air dengan harga Rp 65.000/kg. Dan hasil produksi yang
dihasilkan oleh petani adalah 8 ton/ha. Penggunaan hasil panennya
pun juga berbeda yang berdasarkan asal bibit yang digunakan.
Biasanya petani menggunakan sebagian hasil produksi padi dari bibit
Logawa sebagai bibit selanjutnya dan sisanya dikonsumsi, sedangkan
hasil produksi padi dari bibit Adirasa-64 seluruhnya digunakan
sebagai komsumsi. Hal ini disebabkan karena varietas hibrida yang
dilakukan penanaman terus menerus, maka kualitasnya akan semakin
menurun. Petani memperoleh tenaga kerja yang berasal dari
masyarakat sekitar desa dan tenaga ahli untuk mengoperasikan
alat-alat khusus pertanian, seperti traktor. Dalam satu kali musim
tanam, petani memperkerjakan buruh tani sebanyak 30 orang. Tetapi
buruh tani yang digunakan bapak Yunus setiap harinya hanya 2 orang
laki-laki dan 3 orang perempuan. Namun pekerjaan masing-masing
berbeda menurut jenis kelaminnya. Pekerjaan tenaga kerja laki-laki
lebih berat daripada pekerjaan tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja
laki-laki mendapatkan tugas untuk memperbaiki daerah pematang dan
galengan, sedangkan tenaga kerja perempuan hanya menanam dengan
teknik tandur (tanam mundur) dan menyiangi. Buruh tani bekerja
mulai pukul 07.00-15.00 WIB. Sistem upah yang diberlakukan dalam
usahatani tersebut adalah menggunakan upah borongan yang diberikan
sesuai dengan perjanjian tanpa memperhatikan lamanya waktu kerja,
sehingga pekerjaan cepat selesai, tetapi kurang memperhatikan
prinsip kualitas pekerjaan. Namun juga diterapkan sistem bagi hasil
bagi pengatur air irigasi dengan hasil panen sebanyak satu sak
senilai Rp. 400.000,- tiap musim panen.Seperti pada umumnya, petani
juga melakukan praktek-praktek budidaya tanaman padi dari
pengolahan lahan hingga panen dan sampai pada pemasaran. Praktek
budidaya tersebut antara lain: pengolahan tanah sawah dengan cara
pembersihan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, perataan, dan
pengairan; penanaman dengan cara tanam pindah (tapin); pemeliharaan
dengan cara roguing untuk mendapatkan kualitas produksi yang
tinggi, pemupukan, penyiangan, pengairan, dan pengendalian OPT;
panen dan pascapanen; serta pemasaran. Dan hasil panen berupa gabah
basah dijual petani dengan harga antara Rp 4.000/kg.Yang dimaksud
pengolahan lahan adalah proses membalik tanah dari lapisan bawah
tanah ke permukaan tanah agar terjadi proses pertukaran aliran
udara, air bisa meresap masuk, dan sinar matahari masuk kedalamnya.
Pengolahan lahan ini bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah
agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan
begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah
menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga
dapat menghemat air (Zulkifli, et al., 2004). Selanjutnya tanah
digenangi air kira-kira setinggi 1 cm. Bibit padi yang siap
dipindahtanamkan berumur 22 hari. Jarak tanam yang digunakan pada
umumnya 20-25 cm (populasi 160.000-250.000 rumpun/ha) (Badan
Litbang, 2009). Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa
Tunggul Wulung, bapak Yunus diberi kewenangan sebagai ketua
kelompok tani Wulung Kencana I sejak tahun 2010 hingga sekarang
karena kemampuannya yang lebih baik dari petani lain dalam
manajemen pertanian. Sebagai ketua kelompok tani, beliau memiliki
tugas sebagai pemimpin, pengatur, pengendali, pengkoordinasi, dan
harus bertanggung jawab pada segala kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok tani tersebut.Berdasarkan hasil wawancara bahwa petani
mulai mencoba melakukan praktek budidaya pertanian organik, baik
bibit maupun input lainnya berasal dari organik untuk
mengantisipasi adanya perubahan kebijakan pemerintah. Hal ini
disebabkan karena adanya informasi bahwa pemerintah akan mencabut
subsidi kimia pertanian pada tahun 2014. Pertanian organik tersebut
bertujuan untuk memproduksi hasil pertanian yang lebih berkualitas,
sehat, dan berlanjut yang juga menguntungkan petani.
II. PROFIL PETANI RESPONDEN
1. Nama: Bapak Yunus2. Umur: 60 tahun3. Pendidikan: SMA4.
Pekerjaan Utama: Petani5. Pekerjaan Sampingan: Peternak Ayam
Petelur (Ayam Arab)6. Jumlah Anggota Keluarga: 6 jiwa7. Keterangan
Anggota Keluarga
Tabel 1. Data Anggota Keluarga
NoNamaHub. dg. KKUmur (Tahun)PendidikanPekerjaanKeterangan
UtamaSampingan
1.YunusKepala Keluarga60SMAPetaniPeternak Ayam Petelur
2.Kalsumi HaniIstri57SMAPetani-
3.MualifMenantu40S1Dosen-
4.Dian HayatiAnak Kandung37S1Buruh-
5.AzahroCucu7TK--
6.FasabikCucu2,5---
8. Penguasaan Lahan Garapan PertanianTabel 2. Data Luas
Penguasaan Lahan PertanianNo.KeteranganJenis Lahan (Ha)Jumlah
SawahTegal/KebunPekarangan
1.Milik Sendiri digarap sendiri disewakan
dibagi-hasilkan2002
Jumlah (a)2002
2.Milik Orang lain disewa dibagi-hasilkan0000
Jumlah (b)0000
Jumlah (a+b)2002
9. Kepemilikan TernakTabel 3. Data Kepemilikan TernakNo.Jenis
TernakJumlah
1.Sapi-
2.Kambing-
3.Ayam Petelur (Ayam Arab)1500 ekor
4.Lainnya...-
III. USAHATANI (Kegiatan Bercocok Tanam)
1. Komoditas: Padi2. Pola Tanam: Jajar Legowo 4:1 atau
Konvensional 25 x 25 cm3. Kegiatan Bercocok Tanam:No.Waktu Jenis
KegiatanUraian
1.Pembajakan pertama dilakukan pada awal musim tanam dan
dibiarkan 2-3 hari. Pembajakan kedua yang disusul oleh pembajakan
ketiga 3-5 hari menjelang tanam. Pengolahan LahanUntuk
menggemburkan tanah dilakukan pembajakan dengan traktor. Pembuatan
selokan sawah atau saluran irigasi sebagai tempat mengalirnya air
sehingga menyebar merata di sawah. Pembuatan petak pola tanam
dilakukan dengan alat cetak dari kayu dan bambo untuk memudahkan
dalam penanaman dan mengatur jarak tanam bibit padi.
2.Penanaman dilakukan pada saat musim hujan dan kemarau sekitar
Oktober minggu ke-2. Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari,
selanjutnya diairi kembali sedikit demi sedikit. PenanamanPetani
menggunakan bibit padi sesuai dengan musimnya (bibit padi Logawa
pada musim hujan dan padi Adirasa-64 pada musim kemarau). Hal ini
disebabkan karena padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan.
Pada musim produksi dapat meningkat asalkan air irigasi selalu
tersedia. Sedangkan produksi dapat menurun di musim hujan, walaupun
air melimpah karena penyerbukan kirang intensif. Pada saat
penanaman sawah digenangi dengan air agar mempermudah dalam
penanaman. Penanaman inilah yang menjadi tugas buruh tani
perempuan. Pola tanam yang sering digunakan petani adalah jajar
legowo 4:1 dengan tujuan mengurangi kelembaban lingkungan
pertanaman, sehingga mengurangi munculnya hama-penyakit tanaman.
Tandur (tanam mundur) dilakukan dengan sistem tapin (tanam pindah),
satu lubang tanam berisi 3 rumpun padi.
3.Penyulaman dilakukan paling lama 14 hari setelah
tanam.PenyulamanPenyulaman juga dilakukan oleh buruh tani
perempuan. Penyulaman harus dari bibit dengan jenis yang sama.
4.Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada saat berumur 3 dan 6
minggu. Penyiangan Buruh tani akan menghilangkan atau mencabut
gulma-gulma yang tumbuh liar di sekitar pertanaman sekaligus dengan
penggemburan tanah. Selain itu, petani juga melakukan rouging untuk
memilah tanaman yang tumbuh secara optimal dari tanaman pengganggu
atau tanaman jenis lain.
5.Sejak padi berumur 8 hari, genangan air mencapai 5 cm.
Sedangkan padi yang berumur 8-45 hari digenangi air hingga
kedalaman 10-20 cm. Serta pada saat padi mulai berbulir,
penggenangan sudah mencapai 20-25 cm. Dan pada saat padi telah
menguning, ketinggian air dikurangi sedikit demi sedikit.
PengairanMenggunakan air irigasi dari saluran irigasi hulu. Irigasi
berjalan lancar karena letak lahan di bagian hilir. Air harus bisa
menggenangi sawah secara merata. Genangan air harus pada ketinggian
yang telah ditentukan dan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman
padi. Buruh tani juga setiap hari mengontrol bangunan pematang air.
Jika pematang rusak, maka segera dilakukan perbaikan pematang.
Pekerjaan inilah yang dilakukan oleh buruh tani laki-laki.
6.Pupuk ZA diberikan 2 kali (3-4 minggu dan 6-8 minggu setelah
tanam). Pupuk SP-36 diberikan satu hari sebelum tanam. Pemupukan
Terdapat pupuk subsidi dari pemerintah. Petani menggunakan pupuk
anorganik berupa SP-36 dan ZA di awal tanam, serta Phonska sebagai
pupuk tambahan. Pupuk ZA disebarkan dan diinjak agar terbenam.
Pupuk SP-36 diaplikasikan dengan cara disebarkan dan dibenamkan.
Selain itu, petani juga menggunakan pupuk cair organik berupa pupuk
daun.
7.Penyemprotan pestisida dilakukan 1-2 minggu sekali, tergantung
dari intensitas serangan hama dan penyakit. Penyemprotan
PestisidaPetani mengaplikasikan insektisida sintetik (Decis).
Petani juga mengaplikasikan racun tikus (Timex).
8.Desember minggu ke-1Panen dan PascapanenPanen tidak dapat
ditargetkan karena sesuai dengan kondisi lingkungan dan
pengairannya. Panen umumnya dapat mencapai 8 ton/ha. Produksi dari
bibit hibrida digunakan seluruhnya untuk konsumsi. Sedangkan
produksi dari bibit lokal sebagian dikonsumsi dan sebagian lagi
digunakan sebagai benih untuk masa tanam berikutnya. Namun petani
tidak membenihkan benihnya sendiri. Pemanenan menggunakan mesin
perontok dari para penyelep gabah basah petani. Hasil dari gabah
basah sebagian akan dijual petani pada tengkulak dengan harga Rp
4.000/kg.
Petani menggunakan pupuk cair organik berupa pupuk daun yang
dibeli oleh petani di toko pertanian di sekitar rumah dan lahan
petani. Cara pengendalian/pemberantasan hama/penyakit yang
dilakukan petani:a. Menggunakan pestisida kimia : untuk
mengendalikan populasi hama serangga, petani menggunakan
insektisida dengan nama dagang Decis. Selain itu, petani juga
mengaplikasikan racun tikus dengan nama dagang Timex untuk
mengendalikan populasi tikus. b. Secara mekanis : petani juga
melakukan pengendalian secara mekanis dengan mengambil hama maupun
tikus secara manual dengan menggunakan tangan.
IV. BIAYA, PENERIMAAN, DAN KEUNTUNGAN USAHATANI1. Biaya
Usahatani (satu kali musim tanam)a. Biaya Tetap/TFC (Total Fixed
Cost)No.UraianJumlah (Unit)Harga Biaya
1.Sewa Lahan2 HaRp. 4.000.000,- / HaRp. 8.000.000,-
2.Sewa Alat:
a. Traktor1Rp. 1.000.000,- / Ha (sampai selesai)Rp.
2.000.000,-
3.Penyusutan Alat :
a. Cangkul3Rp. 4.000,-Rp. 12.000,-
b. Sabit4Rp. 3.000,-Rp. 12.000,-
c. Lempak3Rp. 4.000,-Rp. 12.000,-
Total Biaya Tetap (TFC)Rp. 10.036.000,
b. Biaya Variabel/TVC (Total Variable Cost)No.UraianJumlah
(Unit)Harga Biaya
1.Benih Padi (64 Super)50 kgRp. 10.000,-Rp. 500.000,-
2.Pupuk :
ZA400 kgRp . 1.440,-Rp. 576.000,-
SP-36250 kgRp. 2.500,-Rp. 625.000,-
Phonska100 kgRp. 2.340,-Rp. 234.000,-
Obat-obatan :
3.
Insektisida (Decis) 4 literRp. 80.000,-Rp. 320.000,-
4.Tenaga Kerja :
Laki-laki25 orangRp. 50.000,-Rp. 12.500.000,-
Perempuan5 orangRp. 30.000,-Rp. 150.000,-
5.Air1Rp. 400.000,-Rp. 400.000,-
6.Listrik---
Total Biaya Variabel (TVC)Rp. 15.605.000,-
c. Total Biaya/TC (Total Cost)No.BiayaTotal Biaya
1.Total Biaya Tetap (Total Fix Cost)Rp. 10.036.000,
2.Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)Rp. 15.605.000,-
Total Biaya (Total Cost)Rp. 25.641.000,-
2. Penerimaan UsahataniNo.UraianNilaiJumlah
1.Produksi (unit)8 ton/Ha16 Ton/2 Ha
2.Harga (per satuan unit)Rp. 4.000,- /kgRp. 64.000.000.-
Penerimaan Usahatani (Total Revenue)Rp. 64.000.000,-
3. Keuntungan UsahataniNo.UraianJumlah
1.Total Biaya (Total Cost)Rp. 25.641.000,-
2.Penerimaan Usahatani (Total Revenue)Rp. 64.000.000,-
KeuntunganRp. 38.359.000,-
V. PEMASARAN HASIL PERTANIANNo.UraianJumlahPemasaranAlasan
Unit%LembagaTempat
1Dikonsumsi sendiri8 kw10--Untuk mencukupi kebutuhan pangan
keluarga dalam 1 musim tanam.
2Dijual72 kw90TengkulakDidaerah setempatMudah dalam akses
penjualan. Tidak butuh tenaga kerja tambahan. T