i LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI Oleh : Golongan C/Kelompok 6B 1. Arya Widya Kunthi Savitri (161510501277) 2. Renjana Dyahpastika Ametis (161510501281) 3. Tata Eka Romadina (161510501282) LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
30
Embed
LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI€¦ · Enzim yang terpakai dalam suatu proses respirasi tidak terpakai secara keseluruhan, sehingga saat proses respirasi akan terjadi lagi enzim tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN PRAKTIKUM
RESPIRASI
Oleh :
Golongan C/Kelompok 6B
1. Arya Widya Kunthi Savitri (161510501277)
2. Renjana Dyahpastika Ametis (161510501281)
3. Tata Eka Romadina (161510501282)
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup yang dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan makhluk hidup lainnya. Tanaman memiliki kemampuan
untuk membuat makanannya sendiri dengan adanya bantuan cahaya matahari.
Tanaman akan memasak makanannya dengan melalui proses fotosintesis dimana
energi yang diperoleh oleh tanaman dari cahaya matahari akan disimpan sebagai
zat kimia. Dalam proses fotosintesis, tanaman akan menghasilkan oksigen, energi,
dan air. Pada tanaman, energi akan disimpan yang kemudian akan digunakan
kembali pada saat berlangsungnya aktivitas lain yang akan dilakukan oleh
tanaman. Fotosintesis merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap tanaman
yang memiliki klorofil dan juga sebagai proses respirasi.
Respirasi merupakan proses pembongkaran ikatan kimia yang disimpan pada
saat fotosintesis yang dapat digunakan kembali untuk melakukan proses
kehidupan dalam bentuk energi. Proses respirasi akan menggunakan karbohidrat
yang telah disimpan oleh tanaman sebagai substrat dalam bentuk glukosa. Proses
respirasi memiliki fungsi yaitu sebagai penggerak dalam proses metabolisme.
Respirasi dapat menghasilkan ATP dengan produk yang dihasilkan yaitu CO2 dan
air. ATP merupakan energi yang dihasilkan oleh molekul ADP yang telah
dirombak melalui beberapa proses. Pelepasan zat kimia pada proses respirasi akan
melalui beberapa tahapan yaitu oksidasi, perubahan molekul, dan transfer energi.
Respirasi juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Jika pengaruh suhu tinggi, maka akan
mempercepat proses respirasi dan laju oksigen.
Respirasi terbagi menjadi 2 macam yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob. Respirasi aerob adalah proses yang membutuhkan oksigen di udara.
Terdapat 4 tahap dalam proses respirasi aerob, yaitu glikolisis, silus kreb atau
siklus asam trikarboksilat, transfer elektron, dan fosforilasi oksidatif. Pada
respirasi aerob, glukos yang ada akan dipecah menjadi CO2, H2O, dan energi saat
proses respirasi berlangsung. Sedangkan respirasi anaerob adalah proses yang
2
dianggap tidak membutuhkan oksigen (fermentasi) dan dalam prosesnya pada
respirasi anaerob terjadi perombakan glukosa menjadi alkohol.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi
2. Membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi merupakan proses oksidasi sebagai penyimpanan energi kimia
suatu makhluk hidup. Proses respirasi sering kali dikatakan sebagai proses
pernafasan karena melibatkan penggunaan oksigen, namun kenyataannnya proses
respirasi tidak hanya memerlukan oksigen saja. Respirasi yang terjadi pada
tumbuhan air dapat menyebabkan kehilangan oksigen dan dapat mengurangi
oksigen serta terjadi peningkatan suhu. Peningkatan suhu dapat mempengaruhi
percepatan laju respirasi dan oksigen. Apabila kecepatan respirasi berjalan dengan
cepat maka dapat menyebabkan konsentrasi oksigen menurun. (Puspitaningrum et
al., 2012)
Proses respirasi umumnya terjadi pada setiap makhluk hidup termasuk
pada hewan dan tumbuhan, namun pada keduanya memiliki perbedaan masing-
masing. Respirasi pada dasarnya yaitu proses pembongkaran zat makanan berupa
glukosa untuk memperoleh energi berupa ATP. Zat sumber energi pada tanaman
tidak selalu siap dalam bentuk glukosa, melainkan masih dalam bentuk cadangan
makanan berupa sukrosa. Hal ini dikarenakan antara respirasi dengan biomassa
daun untuk setiap spesies mirip dengan tingkat respirasi dengan biomassa total.
(Cheng et al., 2014).
Respirasi dapat juga diartikan proses dimana semua organisme
memperoleh energi dari zat-zat organik (sukrosa) dalam kondisi aerobik maupun
anaerobik. Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, terutama terjadi di
mitokondria dan sitoplasma. Dari keduanya tersebut memiliki hubungan yang
sangat erat. Reaksi tersebut memiliki kegunaan yang sangat efisien dalam
pelepasan energi dari gula serta dapat memunculkan energi kimia (ATP). ATP
dibentuk berdasarkan atas gabungan ADP dan Pi (Fofat Anorganik) dengan
adanya bantuan H dan ATP-ase pada rantai transfer elektron. (Cokadar., 2012)
Proses pembentukan kloroplas, setiap biji memiliki thiamin dalam bentuk
thiamin pirofisfat yang sangat berperan terhadap proses respirasi. Untuk
mengoptimalkan proses respirasi pada perkecambahan maka perlu adanya thiamin
untuk menhasilkan energi yang diperlukan dalam metabolisme untuk
4
pertumbuhan dan perkembangan. berdasarkan beberapa senyawa dalam reaksi
respirasi baik glikolisis atau siklus krebs merupakan senyawa awal yang dapat
mensintesis berbagai senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
(Amalia et al., 2013)
Enzim sebagai katalisator yang berpengaruh terhadap reaksi kimiawi yang
akan bercampur dengar substrat kemudian enzim dengan substrat akan pecah dan
menghasilkan produk yang berasal dari substrat, sedangkan enzim akan lepas.
Enzim yang terpakai dalam suatu proses respirasi tidak terpakai secara
keseluruhan, sehingga saat proses respirasi akan terjadi lagi enzim tersebut
digunakan kembali untuk membantu proses tersebut (Tjitrosomo et al., 1985).
Laju respirasi bersifat tidak menentu atau dapat disebut fluktuatif karena
oksigen, suhu, kadar CO2, intensitas cahaya dan zat kimia lainnya. Reaksi
respirasi merupakan reaksi kimia. Semakin tinggi suhu semakin tinggi pula laju
reaksinya. Maka laju reaksi dapat menjadi indikator daya simpan produk
pertanian pada umumnya (Imamah et al., 2016).
Suhu dapat mempengaruhi laju respirasi karena dalam prosesnya
menyertakan banyak sekali peran enzim, sedangkan kinerja enzim sangat
dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan enzim mengalami
denaturasi sehingga laju respirasi menjadi menurun. Suhu respirasi optimal yaitu
antara 20˚C – 30˚C dimana kinerja enzim juga optimal (Yamori et al., 2013).
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Agrobiosains acara Respirasi dilaksanakan pada
hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul 10.30-12.00 WIB bertempat di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Erlenmeyer 250 cc
2. Neraca
3. Respirometer
4. Beaker glass
5. Botol semprot
6. Kertas saring
7. Biuret
3.2.2 Bahan
1. Kecambah kacang hijau
2. Larutan CaCl2 0,2N
3. Indikator pp
4. Kertas saring
5. Larutan NaOH 0,2N
6. Larutan HCl 0,05N
7. Aquadest
8. Biuret
9. Vaseline
6
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Memasukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) kedalam dasar respirometer dan
memasukkan pula kassa logam kedalam tabung objek. Menutup tabung objek