laporan plantonologi. Membahas plantok dari definisi, jenis, dan ukuran. Membahas metode pengambilan sampel plankton, analisa plankton, dan kualitas air
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
PLANKTONOLOGI
Disusun Oleh :
Kelompok 15
1. Adwi Prasetya ( 0810810001 )
2. Wahyu Tri Anggara ( 0801810030 )
3. Irna Arianti ( 0810810046 )
4. Rahmat Sandi R ( 0810810058 )
5. Rhiza Virga Putra ( 0810810061 )
6. Yogi Nur Gunawan ( 0810813006 )
7. Dadang Sumantri ( 0810813012 )
8. Ida Suwarti Bani ( 0810813013 )
9. Phili A Syohriyal ( 0810813015 )
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2009
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPlankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup di perairan baik di
sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut. Organisme ini baik dari
segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu
komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaring
makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam
sistem mata rantai makanan dan jaring makanan. Mikroorganisme (plankton) ini
ada yang dapat bergerak aktif sendiri seperti bahwa hewan dan kita sebagai
hewani (zooplankton) dan ada juga plankton yang dapat melakukan asimulasi
(photosyntesis) seperti halnya tumbuhan. Kelompok ini disebut plankton nabati
(phytoplankton). Plankton juga mempunyai kemampuan berkembang biak
dengan cepat dan dapat dengan mudah dibudidayakan secara massal, sehingga
tidak perlu dikhawatirkan mereka akan punah (Rizky, 2009).
1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan dari materi Penggunaan Mikroskop
Menambah ketrampilan mahasiswa terutama dalam penggunaan mikroskop
dan memelihara mikroskop. Menambah kemampuan mahasiswa untuk
menghitung luas bidang pandang.
1.2.2 Tujuan dari materi Jenis dan Klasifikasi PlanktonMenambah pemahaman mahasiswa tentang jenis dan klasifikasi plankton.
Menambah ketrampilan mahasiswa dalam identifikasi plankton.
1.2.3 Tujuan dari materi Kelimpahan PlanktonMenambah pemahaman mahasiswa tentang jenis dan kelimpahan plankton.
Menambah ketrampilan mahasiswa dalam menghitung kelimpahan plankton.
1.2.4 Tujuan dari materi Pengumpulan PlanktonMenambah pemahaman mahasiswa tentang pengumpulan plankton.
Menambah ketrampilan mahasiswa terutama dalam penentuan lokasi dan
pengambilan sampel plankton.
1.3 Tempat dan WaktuPelaksanaan praktikum Planktonologi ini pertama dilakukan di Balai Benih
Ikan Jalan Mawar Putih 86 Sidomulyo Punten, Batu pada tanggal 16 November
2009 pukul 07.00 – 15.00 WIB. Dan kedua dilakukan di Laboratorium Hidrologi
gedung C lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada tanggal 21
November 2009 pukul 07.00 – 10.00 WIB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Materi Pengumpulan Plankton2.1.1 Parameter kualitas air dan faktor - faktor yang mempengaruhikehidupan plankton:2.1.1.1 Parameter fisika SuhuMenurut Cholik. Etall (1996), suhu sangat berpengaruh terhadapproses
kimiawi dan biologi. Kaidah umum menunjukkan bahwa reaksi kimia dan biologi
meningkatkan lipat dua untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC.Hal ini dapat
diartikan bahwa jasad perairan akan menggunakan oksigen terlarut dua kali lebih
banyak pada suhu lebih kritis dalam air bersuhu tinggi dibanding dengan yang
rendah.
Pertumbuhan dari kehidupan biota budidaya sangat dipengaruhi suhu air.
Umumnya batas-batas tertentu kecepatan pertumbuhan biota meningkat sejalan
dengan naiknya suhu air. Sedangkan derajat kelangsungan kehidupan bereaksi
sebaliknya terhadap kenaikan suhu (Kordi dan Andi, 2007).
Kecerahan
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan
dinyatakan dalam persen dari beberapa panjang gelombang didaerah spectrum
yang terlihat cahaya yang melampauilapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus
pada permukaan air. Kemampuan cahaya matahari untuk menembus sampai
kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (terbidity) air,kekeruhan
dipengaruhi oleh (1) benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur dan
sebagainya,(2) adanya jasad-jasad renik (plankton) dan (3) warna air (Kordi dan
Andi,2007).
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan, kecerahan merupakan
ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan secchidisk (Effendi, 2003).
2.1.1.2 Parameter Kimia Oksigen Terlarut (DO)Menurut Kordi dan Andi (2007) dilihat dari jumlahnya oksigen adalah satu
jenis gas terlarut dalam air dengan jumlah sangat banyakyaitu menempati ukuran
kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya
perairan oksigen menempati urutan teratas, oksigen yang diperlukan biota air
untuk pernafasannya harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu
factor pembatas sehingga bila ketersediaanya didalam air tidak mencukupi
kebutuhan biota budidaya, maka senjata aktivitas biota akan terhambat.
Menurut Barnis (2005), sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah
penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaaan air dengan
udara dan dari proses fotosintesis selanjutnya air kehilangan oksigen melalui
perlepasan dari permukaan ke atmosfer dan melalui kegiatan respirasi dari
semua organisme air.
Karbondioksida (CO2)
Menurut Kordi dan Andi (2007), karbondioksida (CO2) atau biasa disebut
orang sangat mudah larut dalam suatu larutan. Pada umunya perairan alam
mengandung karbondioksida sebesar 2mg/l. Pada konsentrasi yang tinggi (>
10mg/l), karbondioksida dapat beracun, karena keberadaanya dalam darat dapat
menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin.
Sumber karbon utama dibumi adalah atmosfer dan perairan, terutama lautan.
Laut mengandung karbon lima puluh kali lebih banyak daripada karbon
diatmosfer (Effendi,2003).
pH
Menurut cholik. et all (1986). pH adalah ukuran dari konsentrasi ion hydrogen
dan menunjukkan suasana air tersebut apakah bereaksi asam atau basa. Skala
pH mempunyai deret 0-14 dan pH 7 adalah netral, berarti air tidak bersifat basa
ataupun asam. Bila nilai pH dibawah 7 berarti air tersebut asam dan bila diatas 7
berarti basa. Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi
karbondioksida dan senyawa bersifat asam. Fitoplankton dan tanaman air lainya
akan mengambil karbondioksida dari air selama proses fotosintesis sehingga
mengakibatkan pH air meningkat dari siang hari dan menurun pada waktu malam
hari.
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
membunuh hewan budidaya pada pH rendah, kandungan oksigen terlarut akan
berkurang (Kordi dan Andi,2007).
TOM (total organic matter)
Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2004), zat organik yang terdapat di dalam
air bias berasal dari :
- Alam, minyak tumbuh-tumbuhan, serat-serat minyak dan lemak hewan,
alkohol, gula, pati, sellulose, dan sebagainya.
- Sintesa berbagai persenyawaan dan buah-buahan yang dihasilkan dari
proses-proses dalam pabrik.
- Fermentasi, alkohol, aseton, gliserol, antibiotic, asam-asam dan
sejenisnya yang berasal dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-
bahan organik. Adanya bahan organic erat dengan perubahan sifat fisik
air seperti warna , bau, rasa dan kekeruhan itu sendiri, jasad mati
merupakan sumber nutrisi jasad heterotrofik buangan berbentuk CO2,
H2O, alcohol, asam asetat, NH, dan sebagainya. Beberapa digunakan
sebagai sumber nutrisi jasad heterotrofik.
Nitrat
Menurut Yuli dan Kusriani (2005), nitrat adalah sumber nitrogen dalam air
laut maupun tawar. Bentuk kombinasi lain dari elemen isi biasa tersedia dalam
bentuk amonia, nitrit dan komponen organik. Kombinasi elemen ini sering
dimanfaatkan oleh fitoplankton terutama kalau unsur nitrat terbatas.
Pemanfaatan nitrat oleh fitoplankton mencakup konversi nitrat menjadi amonia
sebelum diasimilasi oleh material sel.
Menurut Barrus (2001), nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh
tumbuhan untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Phosphat
Pada perairan alami, phosphorus terdapat dalam bentuk terlarut baik dalam
bentuk organik atau anorganik dan orthophospat kelihatan merupakan sumber
utama phosphorus. Sel fitoplankton dapat mengakumulasi phosphat jika nutrient
tersedia dalam jumlah yang berlebih. Hal ini disebut “Luxury consumtion”,
phosphat tersebut selanjutnya akan dimanfaatkan kalau sumber juga biasa
dimanfaatkan oleh beberapa spesies fitoplankton selama defisiensi phosphat
anorganik (Yuli dan Kusriani, 2005).
Menurut Dugon (1972) dalam Effendi (2003), fosfat merupakan bentuk fosfor
yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuh-tumbuhan. Fosfat yang berikatan dengan
Ferri (Fe2(PO4)) bersifat tidak dan mengendap di dasar perairan.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan plankton2.1.2.1 Fitoplankton
A. Fisika Suhu
Aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton bisa terjadi pada kondisi suhu yang
ekstrim seperti habitat antarfik dengan suhu dibawah OoC dan tropical muaflat
yang suhunya mencapai 30oC atau bahkan lebih. Pengamatan dilapangan
memang menunjukkan fluktuasi yang mempunyai pola musiman yang dikontrol
oleh temperature (Yuli dan kusriani,2005).
KecerahanMenurut Nantji (1986), fitoplankton bisa ditemui diseluruh masa air melalui
dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intensitas chaya yang
memungkinkan terjadinya fotosintesis.
Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi lapisan
permukaan laut setiap harridan perubahan intensitas dengan bertambahnya
memegang perairan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton
(Rommimohtarto dan Juwana, 2001).
B. Kimia pHKisaran pH untuk budidaya alga 7-9 dengan besaran yang optimal 8,2 - 8,7.
Kegagalan dalam budidaya alga dapat disebabkan oleh kegagalan dalam
mempertahankan pH media budidaya. Hal tersebut dapat diatasi dengan
penggunaan aerasi (Ekawati,2005).
Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida da
senyawa yang bersifat asam. Fitoplankton dan tumbuhan air lainnya akan
mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis, sehingga mengakibatkan pH
air meningakat pada siang hari dan menurun pada malam hari (Wirawan, 1995).
NitratMenurut Yuli dan Kusriani (2005), nitrat adalah sumber nitrogen dalam air
laut maupun air tawar. Bentuk kombinasi lain dari element ini biasa tersedia
dalam bentuk amonia, nitrit dan komponen organic. Kombinasi element ini sering
dimanfaatkan fitoplankton terutama kalau unsure nitrat terbatas, nitrogen terlarut
juga bisa dimanfaatkan oleh jenis blue green algae dengan fiksasi nitrogen.
Pemanfaatan nitrogen oleh fitoplankton mencakup konversi nitart menjadi
amonia sebelum diasimilasi oleh material sel. Oleh karena itu pengambilan
komponen ammonium dalam pengukuran jauh lebih bermanfaat, sementara dari
percobaan culture menunjukkan bahwa ammonium –N lebih disukai dalam
bentuk nitrat, dan unsur nitrat ternyata tersedia dalam jumlah yang diperairan
alami.
Menurut beberapa peneliti kadar N diperairan sangat kecil, umunya kurang
dari 5 ppm, sedangkan batas minimal untuk tumbuh algae adalah 0,35 ppm.
Nitrogen tidak selalu menjadi factor pembatas bagi semua algae, misalnya dari
jenis diatome dan cyanophyceae walaupun unsure N ini merupakan bagian dari
protoplasma jasad-jasad tersebut (Subahjanto,2005).
C. Biologi SubstratBudidaya fitoplankton, media kultur digunakan sebagai tempat bertumbuh
dan berkembang biak. Menurut Suriawira (1985), susunan bahan baik bahan
alami maupun bahan buatan yang digunakan untuk perkembangan dan
berkembang biakan mikro dinamakan media. Media yang digunakan dalan
budidaya fitoplankton berbentuk cair yang didalamnya terkandung beberapa
senyawa kimia (pupuk) yang merupakan sumber nutrient untuk keperluan
hidupnya. Selanjutnya menurut Chen J dan H. PC. Slaelye (1991) dalam Nelvy.D
dan Sudjiharno (2002), pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton
memerlukan berbagai nutrient yang diabsorbsi dari luas (media). Hal ini berarti
keterangan unsure mikro nutrient dan makro nutrient dalam media tumbuhnya
mutlak diperlukan.
KompetisiOrganisme akan mengadakan kompetisi satu sama lain dan hal ini
menyebabkan kondisi interfisik dalam memenfaatkan, sumber energy
maksimum. Biasanya digunakan untuk kapasitas reduksi yang berlebihan
kelimpahan fitoplanktonadalah lebih sedikit dalam kolam 10-25% dibandingkan
kolam 0 dan 5% menutupi kolam, kompetisi sejenis bunga baku dengan
fitoplankton yang berhubungan dengan macrophytes lain untuk mengurangi
efisiensi fitoplankton dalam kolam (Musa dan Yanuhar, 2006).
PredasiKontaminasi oleh bakteri protozoa atau spesies lain merupakan masalah
yang serius dalam budaya mikroalga mono spesifik atau axenix (Ekawati, 2005).
2.1.2.2 ZooplanktonA. Fisika SuhuPemilihan suhu yang optimal untuk budidaya pada pembesaran tergantung
dari tipe morfologinya, small type dan long type juga berbeda dalam kebutuhanya
terutama suhu optimal untuk pertumbuhannya. Suhu optimal antara 15-25oC.
pada umumnya peningkatan suhu didalam batas-batas optimal biasanya
mengakibatkan aktivitas reproduksi juga meningkat (Ekawati, 2005).
Kecerahan
Kecerahan atau kekeruhan air disebabkan oleh adanya partikel-partikel liat
lumpur atau lainya yang mengendap, akan merusak nilai guna dasar perairan
yang merupakan daerah pemijahan dan habitat berbgai organism (Wirawan,
1992).
Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi lapisan
permukaan air laut setiap hari dan perubahan intensitas dengan bertambahnya
memiliki peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton (juga
zooplankton yang ada didalamnya) (Rommimohtarto dan Juwono, 2001).
B. Kimia pHZooplankton biasanya banyak terdapat diperairan yang kaya bahan organic,
zooplankton alam hidup pada pH > 6,6, sedangkan pada kondisi biasa yang
optimal hidup pada kondisi pH 6-8 (Ekawait, 2005).
pH merupakan salah satu bagian dari factor yang sangat berpengaruh
terhadap banyak tidaknya kelimpahan zooplankton disuatu perairan, adapun pH
optimum yang baik untuk pertumbuhan atau kelimpahan zooplankton disuatu
perairan alami adalah pH antara 6,2-8.6 (www.research.vi.oc.id, 2005).
Oksigen Terlarut (DO)Porifera merupakan salah satu zooplankton yang dapat bertahan hidup di air
dengan kadar oksigen terlarut yang rendah yakni 2mg/l. tingkat oksigen tertinggi
dalam air budidaya tergantung apda suhu, salinitas, kepadatan, jenis makanan
yang yang digunakan (Ekawati, 2005).
TOMMenurut Barrus (2001), sebagian besar zooplankton menggantungkan
sumber nutrisinya pada materi organic, baik berupa fitoplankton maupun detritus.
C. Biologi SubstratMenurut Subahjanti (2005), zooplankton biasanya banyak terdapat
diperairanyang kaya akan bahan organic karena sebagai makananya.
KompetisiOrganisme yang mengadakan kompetisi satu sama lain dan hal ini
menyebabkan kompetisi inter spesifik dalam memenfaatkan sumber energy
maksimum, biasanya digunakan untuk kapasitas reproduksi yang berlebihan
(Musa dan Yanuhar, 2005).
PredasiPredasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup,
sebaliknya predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa, seperti
adanya zooplankton sebagai pemangsa fitoplankton yang ada diperairan
(Pendamping praweda biologi, 2001).
2.2. Materi Penggunaan MikroskopMenurut Putra dan Permana (2000), mikroskop adalah peralatan yang
digunakan untuk memperbesar gambaran objek atau specimen yang berukurab
kecil Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya adalah :
Okuler : sebagai pembesar objek 10 x ukuran sebenarnya.
Tangkai : sebagai penyokong body.
Body : sebagai tempat system lensa.
Revolver : untuk membantu dalam memilih daya perbesaran tertentu.
Obyektif : untuk memperbesar objek.
Meja preparat : untuk tempat objek dan slide mikroskop berfungsi untuk
memindahkan objek ketempat yang bisa terlihat dengan jelas.
Kondensor : untuk mengkondersasikan cahaya yang masuk melalui
mikroskop.
Diafragma : untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk melalui kondensor
Pengatur kondensor : untuk menaikkan atau menurunkan kondensor,
membantu untuk mengatur pemusatan cahaya ke objek.
Tombol pengatur Fokus : untuk mengatur secara kasar dan halus.
Sumber cahaya : untuk menyediakan cahaya terang/putih untuk melihat objek
Kaki : untuk menyokong mikroskop dan juga untuk membawa mikroskop
2.3 Materi Jenis Dan Klasifikasi Plankton2.3.1 Pengertian Plankton
Menurut Yuli dan Kusriani (2000) ,plankton adalah organisme hidup yang
melayang dalam air laut atu air tawar dan pergerakannya secara pasif tergantung
pada arus dan angin.
Plankton adalah biota yang hidup di pintaka pelagic dan mengapung,
menghambat atau berenang sangat lemah, artinya mereka tidak dapat melawan
arus plankton terdiri dari fitoplankton atu plankton tumbuhan dan zooplankton
atau plankton hewan (rommimohtarto dan juwana,2000).
2.3.2 Pengelompokan PlanktonA. Berdasarkan Ukuran
Menurut yuli dan juwano (2005), euplankton bisa di klasifikasi secara
artifosial berdasarkan ukuran yaitu :
Makroplankton : Plankton yang ukurannya >3 mm.
Mikroplankton : Plankton yang ukurannya < 3mm.
Nanoplankton : Plankton yang tertangkap dengan net plankton ukuran 25
sehingga diameternya lebih kecil dari plankton 60 mikron.
B. Berdasarkan AsalMenurut Herawati (1989) ,plankton bisa di klasifikasakan berdasarkan asal,
yaitu:
Aurogenetik plankton : Plankton yang berasal dari perairan sendiri.
Allogenetik plankton : Plankton yang berasal dari perairan lain.
C. Berdasarkan Siklus HidupMenurut Herawati (1989), plankton bisa diklasifikasikan berdasarkan siklus
hidup, yaitu:
Holoplankton : Plankton yang seluruh hidupnya tidak pernah keluar dari
sifatnya sebagai plankton.
Mesoplankton : Plankton yang mempunyai karekteristik hanya sementara saja
di siklus hidupnya bersifat sebagai plankton.
Tycoplankton : Plankton yang sebagian siklus hidupnya sebagai plankton dan
setelah dewasa menjadi organism lain seperti sea bass.
D. Berdasarkan Habitat
Menurut Herawati (1989), plankton dibedakan menjadi:
Limnoplankton : jeni plankton yang hidup di parairan danau
Rheopplankton : jenis plankton yang hidup di lingkungan sungai
Haliplankton : jenis plankton yang hidup di laut
Hipalmesoplankton: plankton yang hidup di daerah estuari.
Hypapplankton : Plankton yang hidup mendekat dasar perairan.
Epiplankton : Plankton yng hidup di zona eupotik
Bathiplankton : Plankton yang biasa hidup di daerah zona apothik
Mesoplankton : Plankton yang hidup di daerah zona disphotik
E. Berdasarkan Jenis MakanannyaMenurut Herawati (1989), berdasarkan jenis makanannya plankton di
bedakan menjadi 2 yaitu:
Plankton tanaman disebut fitoplankton.
Zooplankton terdiri dari plankter yang makanannya bersifat holosit termasuk
semua jenis semua planton hewani.
2.3.3 Ciri-Ciri PlanktonA. Phylum Chlorophyta
Menurut Herawati (1989), ciri chlorophyta antara lain:
Berwarna hijau karena mempunyai proporsi pigmen pada chloroplas nya jauh
lebih baik.
Tersebar luas paada daerah air stagner dari perairan tawar sampai kelaut
tetapi lebih spesifik pada perairan tawar.
Reproduksinya secara seksual.
Dinding selnya bagain bawah terdiri dari selulosa yang dilapisi jaringan pectin.
Bisa menyebabkan blooming perairan jika mereka membentuk lapisan pectin
dan tebal.
B. Phylum ChyanophytaMenurut Herawati (1989) ciri Cyanophyta antara lain:
Mengandung pigmen kebiruan cphycocianin dan sering juga pigmen
kemerahan .
Variasi warna disebabkan oleh clorofil ,care tonoid, phyloocoanin,
plycococoid, dan kadang – kadang juga oleh pigmen sel serta refraksi warna
oleh pseudova.
Tidak mempunyai membrane nucleus dan nukleous.
Reproduksi aseksual.
Sering menyebakan blooming perairan.
Hidup meleyang pda atau dekat permukaan.
Hidup secara berkoloni.
Jika mati menghasilkan bau busuk.
C. Phylum ChrysophytaMenurut Herawati ,ciri-ciri Chrysophyta antara lain:
Bersift bentis atau bahkan arsial dan tertestial,sedangkan lainnya bersifat
ephiphytic/epizopic.
Dapat berkembang cepat sebagai ,flora planktonik.
Merupakan tanaman satu sel.
Sel diatom terdiri dua bagian disebut value. Bagian atau atsas epiteca dan
bagian bawah hypoteca.
Value mengandung silica.
Reproduksinya dengan cara pembesaran sel dan pembentukan spora.
Reproduksi seksual.
D. Phylum RhodophytaDalam selnya mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa dan agar
karagen.tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagel.pigmen klorofil terdiri dari
klorofil A dan P, pigmen fikobilin terdiri dari fitoetrin dan tikosia yang sering
disebut pigmen aksesoris.pigmen tersebut ada dalam kloroplas cadangan
makanan berupa tepung holidea dan berada diluar klorofil.Reproduksi secara
vegetative dilakukan dengan frekmentasi rhodophyta memberi bermacam-
100% pada pukul 14.20 kecerahan kolam 100%. Dalam kecerahan ini,
fitoplankton bias tumbuh dengan baik karena cahaya bisa optimal diserap oleh
fitoplankton untuk berfotosintesis. Namun menurut Ghufron (2003).
Kecerahan air tergantung pada warna dan kecerahan. Kelimpahan plankton
yang dominan diperairan tumbuh erat hubungannya dengan tingkat kecerahan
air. Kelimpahan yang terlalu tinggi dan jenis plankton yang merugikan akan
sangat membahayakan bagi organisme perairan. Warna air berkaitan dengan
dominant jenis plankton tertentu harus bermuara pada kondisi diperairan tersebut
(Anonymous, 2009).
C. pH (Poisioning Hidrogen)pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keadaan tinggi) kandungan
okigen terlarut akan berkurang, Sebagai akibat konsumsi oksigen menurun,
Akibatnya pernapasan naik dan selera makan akan berkurang. Sebaliknya pH
tinggi menyebabkan peningkatan kadar ammonia, sehingga secara tidak
langsung membahayakan biota perairan. pH tinggi (9,0 – 9,5) kadang-kadang
terjadi ditambak-tambak pada siang hari dan biasanya dibarengi dengan ledakan
plankton (Plankton biomin), (Kordi dan Tancung, 2007).
D. DO (Disolved Oxygen)Biota air membutuhkan okigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan
untuk menghasilkan aktivitas, seperti aktivitas berenang, pertumbuhan,
reproduksi dan sebaliknya. Oleh karena itu ketersediaan oksigen bagi biota air
untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm (Pordi dan Tancung, 2007).
Penggunaan alat Bantu dalam penanganan konsentrasi okigen terlalu rendah
juga dapat diperkecil melalui pengaturan pembenihan pakan biasanya diikuti
dengan proses pembusukan yang memanfaatkan oksigen dalam dan air dan
hasil akhirnya berupa bahan organik yang merupakan pupuk bagi fitoplankton
(Kardi dan Tancung, 2007).
Dari hasil pengamatan kelompok 15 memperoleh hasil sebagai berikut pukul
08.05 DO nya 5,145 mg/l, pukul 10.55 DO nya 14,1 mg/l, pukul 14.20 DO nya
15,16 mg/l. Kadar okigen dalam air ini sangat baik pada perairan kolam, dan bagi
organisme didalamnya yang berkembangbiak pada kolam tersebut.
E. Karbondioksida (CO2)Karbondioksida merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air
renik (pitoplankton) maupun tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis meskipun
peranan karbondioksida sangat besar bagi organisme air, namun kandungan
yang berlebihan sangat mengganggu, bahkan menjadi racun fotosintesis dari
fitoplankton akan mengambil karbondioksida pada siang hari, sedangkan
respirasi tanaman akan menghasilkan karbondioksida pada malam hari. Kadar
karbondioksida sebesar 5 ppm didalam air masih dapat ditoleransi oleh hewan
air termasuk zooplankton asalkan kadar oksigennya cukup tinggi (Kardi dan
Tancung, 2001).
Menurut Effendi (2003) bahwa perairan yang diperuntukkan kadar
karbondioksida bagi kepentingan perikanan kurang dari 5 mg/l.
Dari data pengamatan kelompok 15 diperoleh nilai sebagai berikut : pukul 08.05
memperoleh nilai 27,97 mg/l, pukul 10.55 memperoleh 0 mg/l, pukul 14.20
memperoleh nilai 0 mg/l. Menurut Kardi dan Tancung, (2007). Kadar
karbondioksida 50-100ppm dapat mematikan hewan air. Jadi kadar CO2 pada
siang hari dan sore hari masih dapat ditoleransi yaitu 23,97 mg/l dan 10,56 mg/l.
F. PhospotBerdasarkan kadar fosfat total, perairan diklasifikasikan menjadi 3 bagian
yaitu perairan tingkat kesuburan rendah (0-0,2 mg/l) Perairan dengan tingkat
keseburan sedang (0,021-0,05 mg/l) dan perairan dengan tingkat kesuburan
tinggi (0,051-0,1 mg/l) (Low dalam Effendi, 2003).
Kadar fosfat yang diperkenankan bagi kepentingan air minum adalah 0,2 mg/l
dalam bentuk fosfat (PO4) kadar fosfat pada perairan alami berkisar untuk 0,005-
0,02 Mg/l. Keberadaan fosfat secara berlebihan yang disertai dengan
keberadaan nitrogen dapat menstimular pedakal pertumbuhan alga diperairan
(alga bloman).
Algae berlimpah ini dapat membentuk lapisan pada permukaan air
selanjutnya dapat menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari sehingga
kurang menguntungkan bagi ekosistem perairan (Effendi, 2003).
G. NitratNitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi
ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang paling penting dalam siklus
nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia ini menjadi nitrit
dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan
oleh bakteri nitro bakteri (Effendi, 2003).
Kadar nitrat nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1
mg/l. Kadar nitrat lebih dari 0,1 mg/l. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/l
menggambarkan terjadinya pencemaran antrophogenin yang berasal dari
aktivitas manusia dari 0,2 mg/l dapat mengakibatkan terjadinya eutrafikasi
perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air
secara pesat (bloming) (Effendi, 2003)
4.2.6.Tingkat Keseburan Perairan Berdasarkan Plankton Yang DitemukanA. Berdasarkan Kelimpahan FitoplanktonMenurut Iadner (1976) dalam wikipedia (2008), terdapat pembagian perairan
berdasarkan kelimpahan fitoplankton yaitu oligotropik : 0-2000 in/liter mesotrofik
= 2000-15.000 individu/liter, oligotropik > 15.000 individu/liter. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa perairan tersebut bersifat Oligotropik.
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pada pukul 07.50 terdapat
beberapa phylum antara lain Chrsophyta yang terdiri dari beberapa genus antara
lain tetrodriella, batnydiopsis, amphipleura, ophipora, nitztha. Phylum chlorophyta
tersiri dari beberapa genus antara lain sphoerelipsis, haemorococcus,
cholorotylum. Pada pukul 10.52 terdapat 2 phylum antara lain chynophyta,
dengan genusaphanocopya, dan phylum cholorophyta dengan genus politama.
Pada pukul 14.20 terdapat beberapa phylum plankton antara lain : chynophyta
yang terdiri dari genus borzia, coltorenema, romeria, mysosarano, aeromonema,.
Phylum chlorophyta dengan genus ouroccocus dan phylum chynophyta dengan
macam genus synccacus, carathrix sp.
B. Berdasarkan Kelimpahan zooplankton
Bahwa zooplankton adalah sejenis plankton hewani yang bersifat tototaksin
negative dan hidupnya adalah dibawah perairan (Anonymous, 2008).
Dari hasil praktikum tidak ditemukan adanya zooplankton. Hal ini dikarenakan
mungkin pada saat pengambilan sampel kurang kedalam sehingga zooplankton
tidak terambil. Hal ini sesuai yang di katakan Wikipedia (2009). Bahwa
zooplankton adalah sejenis plankton hewani yang bersifat fototaksis negative dan
hidupnya adalah dibawah perairan.
4.2.6 Jenis Plankton yang MendominasiA. Berdasarkan Data Indeks DominasiDari hasil praktikum pada pukul 08.05,Jenis fitoplankton yang mendominasi
adalah Netrium digitus dari phylm chrisophyta yang mendominasi sebanyak
87,8%. Pada pukul 10.55. jenis fitoplnkton yang mendominasi adalah frustulia
dari phylum chrysophyta sebanyak 36% dan ellipsoidon dari phylum chlorophyta
sebanyak 36%. Pada pukul 14.20 jenis phytoplankton yang mendominasi adalah
Chepalomonas sp dari phylum Chlorophyta sebanyak 50 % di perairan.
B. Berdasarkan Data Indeks Keragaman
Dari hasil praktikum pada pukul 08.05, jenis keragaman fitoplankton yang
mendominasi adalah frustulia sp dari phylum crysophyta dengan nilai keragaman
sebanyak 0,4183. Pada pukul 10.55 jenis keragaman fitoplankton yang
mendominasi adalah Frustulia sp dari phylum chyanophyta dengan nilai
keragaman sebanyak 0.47733 dan ellipsoid dari phylum chlorophyta sebanyak
0,47733. Pada pukul 14.20, jenis keragaman fitoplankton yang mendominasi
adalah chepalomonas dari phylum chlorophyta dengan nilai keragaman
sebanyak 0,49289 diperairan.
5. PENUTUP
5.1 KesimpulanDari hasil praktikum diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup diperairan baik di
sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut
Kehidupan fitoplankton dipengaruhi oleh suhu, kecerahan, substrat, pH,
nitrat,
phospat, DO dan CO2
Kehidupan zooplankton dipengaruhi oleh suhu, kecerahan,substrat,Ph,
TOM dan DO
Jenis kolam yang diamati oleh kelompok 15 yaitu tradisional yang
mempunyai kedalaman 30 cm. Gambaran ekologi pada kolam semi
permanen adalah bentuk kolam persegi panjang, airnya tergenang dan
berwarna bening kecoklatan, pada kolam terdapat ikan, disekitar
kolam terdapat tanaman, rumput dan pohon yang kondisi lingkungannya
sangat subur
Dari data pengamatan kualitas air didapat hasil sebagai berikut pada
waktu
Pengamatan pukul 08.05 warna air kolam yaitu bening kecoklatan,
kecerahannya mencapai 100%, suhu 25oC, CO2 27,97 mg/l ,
DOnya 5,145 mg/l, Ph 8. Pada pengamatan pukul 10.55 warna air kolam
Bening kecoklatan, kecerahannya 100%, suhu 29oC, CO2nya 0 mg/l,
DOnya 14,1 mg/l, pH 8. Pada pengamatan pukul 14.20 warna air kolam