Page 1
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 1/37
LAPORAN PRAKTIKUM
PERPETAAN(Disusun untuk memenuhi prasyarat mata kuliah Perpetaan)
Disusun Oleh:
KELOMPOK VI
AULIAFIKA RESMININGPURI NIM. 21080114130060
DHIYA RAMADHANI NIM. 21080114130072
MEISHINTA ARIYANTI NIM. 21080114130074
WILDAN DHIYA ULFATH NIM. 21080114130097
DERYSTANTO WINATAMA NIM. 21080114140107
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
Page 2
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 2/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - Bi
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM PERPETAAN
Disusun Oleh:
Kelompok VI
1. Auliafika Resminingpuri NIM. 21080114130060
2. Dhiya Ramadhani NIM. 21080114130072
3.
Meishinta Ariyanti NIM. 21080114130074
4. Wildan Dhiya Ulfath NIM. 21080114130097
5. Derystanto Winatama NIM. 21080114140107
Laporan ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Desember 2015
Menyetujui,
Asisten, Dosen Pengampu,
Diana Nukita Ir. Haniah
NIM.21110113120012 NIP.195401151987032001
Page 3
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 3/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - Bii
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Perpetaan.
Laporan ini kami selesaikan setelah melaksanakan pekerjaan lapangan, yaitu
pengukuran di daerah Kampus Undip Tembalang khususnya di daerah Teknik Mesin
Universitas Diponegoro. Dengan terlaksananya praktikum ini kami harapkan dapat
mengembangkan pengetahuan kami di bidang pengukuran dan menjadi bekal kami di
dalam pekerjaan yang berhubungan dengan praktikum ini.
Kami juga tak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ir. Haniah, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Perpetaan, yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan pengetahuannya mengenai teori Ilmu Ukur Tanah.
2. Diana Nukita, sebagai Asisten Ilmu Ukur Tanah yang telah membimbing kami dalam
pelaksanaan praktikum.
3. Rekan-rekan Teknik Lingkungan 2014 atas bantuan dan kerjasama yang telah
diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh kurang dari sempurna,
oleh karena itu kami juga membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa
maupun dosen-dosen laporan menjadi sempurna.
Tak lupa kami juga berharap semoga laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai
referensi oleh mahasiswa Teknik Lingkungan dalam menggali ilmu pengetahuan di
bidang ini.
Semarang, 10 Desember 2015
Tim Penyusun
Page 4
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 4/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - Biii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... I-1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. I-1
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................... I-2
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................... I-2
1.4 Metode Penelitian ......................................................................... I-2
1.5 Lokasi Praktikum ......................................................................... I-3
BAB II PENGUKURAN WATERPASS ....................................................... II-1
2.1 Pengukuran Waterpass .................................................................. II-1
2.2 Pengenalan Alat Ukur Waterpass ................................................. II-1
2.3 Prinsip Kerja Waterpass ............................................................... II-3
2.4 Pengenalan Rambu Ukur (levelling Road) .................................. II-6
2.5 Cara Pembacaan Rambu Ukur ...................................................... II-6
2.6 Cara Kerja Waterpass ................................................................... II-7
2.7 Perhitungan Waterpass ................................................................. II-9
2.8 Pengukuran Warterpass Profil ...................................................... II-10BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ..................................................... III-1
3.1 Survey Lapangan .......................................................................... III-1
3.2 Pemasangan Patok ........................................................................ III-1
3.3 Pengukuran ................................................................................... III-1
3.4 Metode Penggambaran ................................................................. III-3
3.5 Gambar Alat ................................................................................. III-4
Page 5
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 5/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - Biv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ IV-1
4.1 Pengukuran Waterpass Profil Memanjang ................................... IV-1
4.2 Pengukuran Waterpass Profil Melintang ..................................... IV-4
BAB V PENUTUP ......................................................................................... V-1
5.1 Kesimpulan .................................................................................. V-1
5.2 Saran ............................................................................................. V-1
LAMPIRAN
Page 6
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 6/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - Bv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Penampang Memanjang Kelompok III ........ IV-1
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Penampang Melintang Kelompok III ........... IV-4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alat Ukur Waterpass .............................................................. II-3
Gambar 2.2. Pengukuran Beda Tinggi ........................................................ II-4
Gambar 2.3. Cara Menancapkan Patok ....................................................... II-10
Gambar 2.4. Pengukuran Waterpass Memanjang ....................................... II-11
Gambar 2.5. Pengukuran Waterpass Melintang ......................................... II-13
Gambar 3.1.Waterpass ................................................................................. III-4
Gambar 3.2.Satatif/Toatal Station ................................................................ III-5
Gambar 3.3.Paku Payung ............................................................................. III-5
Gambar 3.4.Rambu Ukur ............................................................................. III-5
Gambar 3.5.Payung ...................................................................................... III-6
Gambar 3.6.Alat Tulis .................................................................................. III-6
Gambar 3.7.Kalkulator ................................................................................. III-6
Gambar 4.1. Pengukuran Penampang Memanjang ..................................... IV-2
Gambar 4.2. Pengukuran Penampang Melintang ....................................... IV-5
Page 7
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 7/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BI-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara-cara
pengukuran di atas bumi yang tidak teratur (pemetaan, penentuan posisi relatif,
dll) pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan
dapat diabaikan dan merupakan cabang ilmu dalam geodesi. Dengan penyajian
atau penggambaran di atas bidang datar dengan skala tertentu.
Adapun penyajian gambar dapat berupa:
1. Penampang melintang, dengan menambahkan skala horizontal dan
skala vertikal.
2. Peta, dengan menampilkan skala tertentu.
3. Penyajian ketinggian suatu tempat dengan garis kontur (dari satu
titik).
Sedangkan untuk penggambaran data permukaan bumi, maka diperlukan
adanya suatu bidang referensi (vertikal) biasanya digunakan muka air laut rata-
rata (Mean Sea Level) dan juga bidang referensi horizontal. Dalam penggambaran
peta ada dua sistem koordinat yang harus dicantumkan yaitu sistem koordinat
geografis (sudut lintang dan bujur) dan sistem koordinat kartesian.
Kesabaran, kecakapan, kecermatan dan ketelitian dalam menggunakan alat
ukur sangat diperlukan untuk memperoleh hasil gambaran keadaan di lapangan
sehingga diperoleh data secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, pemahamandalam penggunaan alat (waterpass) sangat diperlukan.
Proses pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
pengukuran lokal yang diperuntukkan untuk perencanaan teknis. Hasil dari
pengukuran, langsung diplot pada peta skala besar yang sudah tersedia dan dapat
digunakan sebagai peta perencanaan atau gambar rencana. Semua pengukuran
dikerjakan berdasarkan pada peta hasil pengukuran detail. Dengan kontrol yang
Page 8
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 8/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BI-2
telah ada dan hasil pengukuran yang pada umumnya peta skala besar, seluruhnya
tergantung dari pengukuran yang telah dikerjakan sebelumnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pengukuran secara langsung di lapangan adalah untuk
mendapatkan data keadaan lapangan yang lengkap pada daerah pengukuran.
Tujuan lain yang diharapkan dari pengukuran langsung di lapangan adalah
praktikan mampu memahami tentang kegiatan pengukuran, seperti apa yang
dimaksud dengan suatu garis di lapangan, memahami arti garis sejajar, tegak lurus
dan dapat mempraktekkan secara langsung di lapangan. Selain itu, praktikan
diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang penggunaan peralatan
pengukuran (waterpass) dan hasil akhirnya dapat merencanakan suatu sketsa
pengukuran dan dapat memecahkan persoalan yang mungkin timbul di lapangan.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam laporan ini secara garis besar memuat tentang pokok-pokok yang
akan dibicarakan selanjutnya, yaitu:
1. Pengukuran jarak optis
2. Pengukuran jarak langsung
3. Poligon dan cara pembuatan poligon
4. Praktik Waterpas
5. Perhitungan data
6. Penggambaran (plotting, kontur, editing)
1.4 Metode Penetitian
Laporan ini disusun dalam bentuk penyajian data-data yang diperoleh
langsung dari hasil pengukuran di lapangan dan gambar dari hasil praktikum
sehingga dapat mempermudah dalam penyusunan laporan.
Page 9
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 9/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BI-3
1.5 Lokasi Praktikum
Praktikum Ilmu Ukur Tanah pada mata kuliah Perpetaan ini berlokasi di
sekitar Gedung Prof. Soedarto, Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang.
Page 10
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 10/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-1
BAB II
PENGUKURAN WATERPASS
2.1 Pengukuran Waterpass
Pengukuran waterpass (Levelling) adalah pengukuran untuk menentukan
ketinggian antara dua titik yang berbeda letaknya. Sebagai acuan penentuan
tinggi titik-titik tersebut di gunakan muka air laut rata-rata (MSL) atau tinggi
lokal. Definisi lainnya adalah metoda yang menggambarkan ketinggian relatif
benda terhadap datum (lantai dasar) sebagai referensi. Dalam geodesi, datum
ketinggian yang digunakan berupa ketinggian permukaan air laut rata-rata
(MSL). Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan
data guna keperluan pemetaan, perencanaan maupun untuk pelaksanaan
perancangan.
Hasil-hasil pengukuran waterpass ini, diantaranya digunakan untuk
perencanaan jalan jalan kereta api, saluran-saluran drainase, jalan raya, jalan
baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis gradien paling sesuai dengan
topografi yang ada. Selain itu, hasil pengukuran waterpass dapat digunakan untuk
menghitung volume pekerjaan dan menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
2.2 Pengenalan Alat Ukur Waterpass
Kegunaan utama dari alat ukur waterpass adalah untuk mengukur beda
tinggi antara dua titik atau lebih. Hasil dari pengukuran waterpass diantaranya
digunakan untuk perencanaan jalan raya, perencanaan jalan kereta api, saluranair, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan pada elevasi tanah,
penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dll.
Beda tinggi antara dua titik dapat ditentukan dengan empat macam
metode, yaitu:
a. Metode Barometris Horisontal
Metode pengukuran beda tinggi dengan cara melakukan pengukuran
tekanan udara antara satu titik dengan titik yang lain kemudian dengan
Page 11
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 11/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-2
perbedaan tekanan udara tersebut dapat ditentukan beda tingginya,
dimana semakin tinggi tempatnya maka tekanan udaranya semakin kecil
begitu juga sebaliknya.
b. Metode Trigonometris
Metode pengukuran beda tinggi dengan mengukur jarak mendatar dan
sudut vertikal.
c. Metode Pengukuran dengan Sifat Datar
Metode pengukuran ini dilakukan untuk mengukur beda tinggi untuk
jarak yang jauh, dalam metode ini digunakan alat yang disebut
waterpass.
d. Pengukuran Tinggi Secara Langsung
Metode ini menggunakan alat ukur yang disebut pita ukur, dimana
ketinggian yang diukur adalah ketinggian bersusun, seperti ketinggian
lantai,
Dalam laporan ini akan diuraikan tentang pengukuran beda tinggi dengan
metode pengukuran sifat datar dengan menggunakan alat ukur waterpass. Berikut
ini adalah tipe- tipe dari waterpas:
a)
Tipe Semua Tetap Dengan Sekrup Pengungkit ( Dumpy Tilting Level),
pada jenis ini sumbu teropong dapat distel dengan menggunakan
sekrup pengungkit (tilting screw).
b) Tipe Semua Tetap ( Dumpy Level), dimana teropong dengan nivo
menjadi satu, penyetelan kedudukan dilakukan dengan menggunakan
tiga sekrup. Tipe Nivo Reversi (Wye Level), tipe dimana teropongdapat diputar pada sumbu memanjang. Sehingga tabung nivo yang
semula berada di atas teropong dapat diputar menjadi di bawah
teropong.
c)
Tipe Otomatis ( Automatic Level), pada jenis ini kedudukan sumbu
teropong akan horizontal secara otomatis, karena di dalamnya
dilengkapi dengan prisma-prisma sehingga sumbu bidik teropong
akan selalu mendatar.
Page 12
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 12/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-3
d)
Hand Level, dimana alat ini hanya terdiri dari teropong yang
dilengkapi dengan nivo. Sedangkan cara penggunaannya cukup
dipegang dengan tangan, ketelitian alat ini sangat kurang bila
dibandingkan dengan keempat jenis lainnya.
Kelebihan dari alat ukur waterpass adalah alat ukur ini dilengkapi dengan
lensa optik yang berfungsi untuk memperbesar bayangan sehingga dapat
membaca rambu ukur sampai jarak 75 km.
2.3 Prinsip Kerja Waterpass
Prinsip alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan horisontal dapat terbaca dengan
tepat adalah nivo, yang berbentuk tabung yang berisi cairan dengan gelembung
udara di dalamnya berada di tengah.
nivo
Sumbu teropong
Sekrup
pengungkit
Gambar 2.1. Alat Ukur Waterpass
Page 13
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 13/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-4
Selain itu kelebihan dari alat ukur waterpass adalah alat ukur ini
dilengkapi dengan lensa optik yang berfungsi memperbesar bayangan sehingga
dapat membaca rambu ukur sampai jarak ± 75 m.
Sebelumnya pertu dipahami terlebih dahulu prosedur pengukuran
waterpass, antara lain:
1. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari (jam ±07.00-10.00) atau
pada sore hari (jam ±14.00-17.00).
2. Alat ukur diletakkan pada permukaan tanah yang stabil atau di stabilkan
dengan statip.
3. Rambu ukur didirikan di atas patok.
4. Selama pengukuran alat ukur dilindungi payung.
5.
Jarak alat ukur ke rambu ukur maksimum 50 m.
Selain prosedur pengukuran, dalam penggunaan alat waterpass harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo. Untuk
memeriksa alat tersebut diperlukan penyelidikan terhadap selisih tinggi
antara dua titik.
2.
Pb
Pa
B b
A
2L
Gambar 2.2. Pengukuran Beda Tinggi
Page 14
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 14/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-5
Pertama-tama peralatan ditempatkan di tengah-tengah antara A dan B.
Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan terbentuk sudut antara
garis visir (garis arah nivo) dengan garis horisontal, walaupun nivo sudah
seimbang.
Pa : Pembacaan baak ukur A 2L : Jarak A - B
Pb : Pembacaan baak ukur B b : Beda tinggi (pa - Pb)
Kemudian peralatan dipindahkan ke BQ = X, karena adanya kesalahan
sudut tadi, maka pada pembacaan baak ukur A dibaca Qa, dan pada baak
ukur B dibaca Qb, maka besarnya penyimpangan ( C ) adalah :
C = 2L + (Qa - Qb - h)
Pada teropong tanpa sekrup helling , maka koreksi dilakukan dengan
koreksi benang silang vertikal, sedangkan nivo tetap seimbang. Pada
teropong dengan sekrup helling ada kemungkinan yaitu koreksi pada
garis visir atau koreksi pada nivo. Bila dikerjakan koreksi pada garis
visir, maka pekerjaan dilakukan seperti teropong tanpa sekrup helling
sampai pembacaan selanjutnya, dilanjutkan dengan koreksi pada nivo.
3. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I,
Pada alat tanpa sekrup helling pengaturannya seperti mengatur sumbu I
pada waterpass, yaitu dengan tiga sekrup pengatur. Setelah
penyimpangan nivo diperbaiki dengan sekrup koreksi maka syarat dapat
dipenuhi. Bila tidak ada sekrup helling maka syarat di atas tidak perlu.
4. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I,
Diperiksa dengan mengarahkan ke suatu titik pada tembok, ujung kiri benang silang dibuat berhimpitan dengan titik ini. Jika benang datar ini
tegak lurus sumbu I, maka benang akan selalu berhimpitan dengan titik
tersebut, jika teropong diputar dengan sumbu I sebagai sumbu putar. Jika
tidak demikian, maka diafragma dengan benang silang diputar sedikit
dengan tangan, sesudah itu sekrup kecil yang terletak pada sisi diafragma
dilepas sedikit.
Page 15
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 15/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-6
2.4 Pengenalan Rambu Ukur (Levelling Road)
Rambu ukur terbuat dari bahan kayu atau aluminium dengan panjang 3 - 4
meter.Yang harus diperhatikan dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya
yang harus benar-benar teliti untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik.
Selain skala, yang mempengaruhi adalah cara memegangnya yaitu harus benar-
benar vertikal. Untuk mendapatkan kedudukan yang baik rambu dapat
diletakkan di atas baseplate. Bila rambu kebetulan berada di antara patok (tidak
di atas patok).
2.5 Cara Pembacaan Rambu Ukur
Pada rambu ukur yang dibidik dengan teropong (waterpass), maka akan
tampak dalam bayangan benang silang horizontal atas, tengah dan bawah yang
jatuh pada skala rambu tersebut.
Misal pembacaan rambu :
- Bacaan benang atas (BA) : 1.340
- Bacaan benang tengah (BT) : 1.280
- Bacaan benang bawah (BB) : 1.220
Harus selalu dicek pada setiap pembacaan rambu, apakah sudah dipenuhi
bahwa: 2BT = BA + BB
Maka hasil pembacaan di atas:
2 X 1,280 = 2,560
1,340 + 1,220 = 2,560
Bila hal di atas tidak terjadi maka ada kemungkinan salah pembacaanatau pembagian skala pada rambu ukur tidak betul.
Rumus untuk mengukur jarak:
D (jarak) = 100 X (BA – BB)
Maka dengan hasil pengukuran di atas:
D =100 X (1,340 – 1,220) = 12 m
Page 16
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 16/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-7
2.6 Cara Kerja Waterpass
Seperti yang telah dijelaskan di muka bahwa prinsip kerja alat ukur
waterpass adalah membuat garis teropong horizontal. Bagian yang menentukan
kedudukan horizontal disebut nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan
gelembung di dalamnya. Berikut syarat-syarat dalam penggunaan waterpass,
yaitu:
1. Garis sumbu teropong sejajar dengan garis arah nivo.
Untuk memeriksa syarat ini maka perlu penyelidikan terhadap selisih
tinggi antara dua titik. Mula-mula instrument diletakkan di tengah-tengah A
dan B. Berhubung tidak dipenuhinya syarat di atas maka sewaktu nivo.
setimbang garis visir atau garis arah nivo membuat sudut dengan garis arah
horizontal. Pembacaan pada bak B = Pb , sehingga
h = Pa – Pb
Misal jarak AB = 21, kemudian instrument dipindahkan ke Q dimana
Bq = L
Berhubung karena kesalahan sudut tadi maka pada bak A dibaca Qa
dan pada bak B dibaca Qb dan ternyata :
Qa – Qb = h, penyimpangan tersebut adalah sebesar c
(2L + 1) X 3 (Qa – Qb – h)
C =
2L
Pada teropong tanpa sekrup helling, koreksi dilakukan dengan koreksi
benang silang vertical sedangkan nivo tetap seimbang.
Pada teropong dengan sekrup helling, ada dua kemungkinan yaitu
koreksi pada garis visir atau koreksi pada garis nivo. Bila dikerjakan koreksi
pada visir maka pekerjaan dilakukan seperti pada teropong tanpa sekrup
helling, sedangkan nivo tetap seimbang.Jika koreksi pada nivo maka koreksi
dilakukan dengan sekrup helling sampai pembacaan sebenarnya tetapi nivo
tidak menjadi seimbang sehingga perlu koreksi pada nivo.
2. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I
Page 17
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 17/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-8
Pada alat tanpa sekrup helling cara mengaturnya adalah seperti
mengatur sumbu I pada waterpass yaitu dengan ketiga sekrup penyetel.
Setelah penyimpangan nivo dibuang dengan koreksi maka syarat dapat
dipenuhi. Bila tidak ada sekrup helling maka hal di atas tidak perlu.
3. Benang silang horizontal tegak lurus sumbu
Ini diperiksa dengan mengarahkan kesuatu titik pada tembok dan
ujung kiri benang silang dibuat berimpit dengan titik ini. Jika benang datar
ini tegak lurus sumbu I maka akan selalu berimpit dengan titik tersebut jika
teropong diputar dengan sumbu I sebagai sumbu perputaran. Jika demikian
maka diafragma dengan benang silang diputar sedikit dengan tangan
sesudah sekrup kecil yang terletak di sisi diafragma dilepas.
Prinsip kerja alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horizontal. Bagian yang membuat kedudukan horizontal adalah
nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung udara di
dalamnya. Sebelumnya harus dipahami terlebih dahulu prosedur
pengukuran waterpas. antara lain:
a) Pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari (07.00 – 10.00) atau
pada sore hari (14.00 – 17.00)
b) Alat ukur diletakkan pada permukaan tanah yang stabil
c) Rambu ukur didirikan di atas patok / tatakan rambu
d) Selama pengukuran alat ukur dilindungi dengan payung
e) Jarak alat ukur ke rambu maksimum 50 m
Selain prosedur pengukuran di atas, dalam penggunaan alat ukur waterpass juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo
2. Gelembung nivo harus berada di tengah
3. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I
4. Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu I
Page 18
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 18/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-9
Setelah semua prosedur dan persyaratannya sudah terpenuhi, maka proses
pengukuran dapat dilakukan. Adapun langkah-langkah pengukurannya adalah
sebagai berikut :
1. Buat sketsa daerah yang akan diukur
2. Tetapkan satu titik untuk patok pertama sekaligus sebagai acuan untuk
menentukan patok yang lain
3. Ukur jarak patok dengan pita ukur
4. Alat ukur waterpas diletakkan di antara dua patok
5. Pengukuran yang dilakukan terdiri dari dua macam, yaitu pengukuran
memanjang dan pengukuran profil. Pengukuran memanjang dilakukan
dua kali (muka dan belakang) sedangkan pengukuran profil dilakukan
sekali saja
6. Dalam pembacaan alat ukur waterpas ada tiga hal yang harus dibaca,
yaitu benang atas (BA), benang tenah (BT), dan benang bawah (BB)
7. Setelah pengukuran dari setiap pembacaan selesai. maka dilakukan
koreksi dengan menggunakan rumus :
2BT = BA + BB
Kemudian dilakukan juga koreksi dari perhitungan jarak dari waterpas ke
bak ukur dengan menggunakan rumus
D = 100 x (BA – BB)
2.7 Perhitungan Waterpass
Alat-alat yang digunakan :1. Waterpass (tripod )
2. Unting - unting 3 patok
4. Patok ukur
5. Bak Ukur
Cara Kerja
1. Membuat sketsa daerah yang akan diukur
Page 19
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 19/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-10
2. Menancapkan patok sesuai dengan kebutuhan sedemikian rupa seperti
pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.3. Cara Menancapkan Patok
Dengan ketentuan titik-titik tersebut :
A bisa dilihat dari B, C bisa dilihat dari B, B dan D bisa dilihat dari C, C
dan E bisa dilihat dari D, F dan D bisa dilihat dari E, E dan A bisa dilihat
dari A.
3. Mengukur jarak antara patok dengan pita ukur, dengan ukuran sesuai
dengan yang telah ditentukan.
4. Alat waterpass diletakkan ditengah-tengah kedua patok
Pengukuran dilakukan dua macam, yaitu pengukuran waterpass
memanjang dan pengukuran waterpass melintang. Pengukuran memanjang
dilakukan dua kali yaitu muka dan belakang, sedangkan melintang hanya sekali
tiap patok.
2.8 Pengukuran Waterpass Profil
Profil adalah irisan baik arah melintang maupun arah memanjang dari
suatu medan. Profil biasanya digunakan pada pekerjaan pembuatan jalan raya,
saluran air, jalan kereta api, dll.
a) Pengukuran profil memanjang
Pada penampang memanjang, karena panjang yang diukur sangat panjang,
maka skala vertikal dibuat berbeda dengan skala horizontal, misalnya skala
vertikal 1 : 100 dan skala horizontal 1 : 200, sedangkan pada penampang
A
B
C
D F
E
Page 20
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 20/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-11
melintang skala dibuat sama untuk kedua arah baik arah vertikal maupun arah
horizontal.
Pada pengukuran profil memanjang, cara pengukurannya sama dengan
cara pengukuran berantai, sedangkan pada pengukuran profil melintang biasanya
alat waterpass diletakkan di satu titik untuk mengukur beberapa titik pada suatu
tampang melintang. Pada pengukuran profil memanjang, cara pengukurannya
sama dengan pengukuran waterpass memanjang
Gambar 2.4. Pengukuran Waterpass Memanjang
Contoh Perhitungan:
P1-P2 ( Pergi )
Diketahui: Bacaan Belakang : BA = 1.620 m
BT = 1.560 m
BB = 1.490 m
D = (BA-BB) X 100 = (1.620-1.490)X 100 = 13 mBacaan Muka : BA = 1.340 m
BT = 1.280 m
BB = 1.220 m
D = (BA-BB) X 100 = (1.340-1.220)X 100 = 12 m
D Belakang + D muka = 13 m + 12 m = 25 m
Perbedaan Tinggi : BT Bacaan Belakang – BT Bacaan Muka
1.560-1.280 = 0.280 m
P2P1
Page 21
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 21/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-12
P1-P2 (Pulang)
Bacaan Belakang : BA = 1.340 m
BT = 1.280 m
BB = 1.220 m
D = (BA-BB) X 100 = (1.340-1.220)X 100 = 12 m
Bacaan Muka : BA = 1.630 m
BT = 1.565 m
BB = 1.500 m
D = (BA-BB) X 100 = (1.630-1.500)X 100 = 13 m
D Belakang + D muka = 12 m + 13 m = 25 m
Perbedaan Tinggi : BT Bacaan Belakang – BT Bacaan Muka
1.280-1.565 = -0.285 m
Diketahui : Patok 1
Bacaan Pergi : 0.280
Bacaan Pulang : -0.285
Rata-Rata ; (0.280 + 0,285)/2 = 0.2825
Koreksi : (Jumlah Rata-Rata)/ jumlah patok
0.3375/11 = 0.030681818, Koreksi bertanda (negative)
Definitif : Rata-rata-Koreksi
0.2825-0.030681818 = +0.252 m
Tinggi titik P2 : Tinggi titik P1 + definitif
15.700 +0.252 = 15.952 m
b) Pengukuran profil melintang
Profil melintang adalah profil dari sebagian permukaan bumi dalam skala
tertentu. Pengukuran profil melintang dapat dilakukan dengan menggunakan alat
waterpass.
Page 22
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 22/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-13
Pengukuran profil melintang dengan waterpass dilakukan dengan
meletakkan alat di atas patok sedangkan pengukuran dengan menggunakan
waterpass, alat diletakkan di luar titik (patok).
Gambar 2.5. Pengukuran Waterpass Melintang
Pengukuran profil melintang langkah pengukurannya adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan titik yang akan dibuat profil melintangnya
2. Meletakkan pesawat waterpass diatas titik tersebut dan ukur ketinggian
alatnya. Ketinggian alat ini diukur dari atas patok sampai tengah-tengah
lensa teropong waterpass dan ketinggian patok diukur sendiri bisa juga
tinggi alat diukur dari dasar tanah sampai tengah-tengah lensa teropong
waterpass dan tidak perlu mengukur tinggi patok.
3. Membidik bak ukur yang diletakkan di setiap perbedaan ketinggian yang
ada sehingga mencerminkan bentuk potongan melintang dari titiktersebut.
4. Mengukur jarak yang membantu penggambaran penampang melintang
titik.
5. Membuat sket pengukuran penampang melintang yang disertai dengan
jarak dan letak bak ukur.
Page 23
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 23/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BII-14
Contoh Perhitungan :
Patok ( P1)
Diketahui :
Benang Atas + Benang Bawah : 2.730 m
Benang Tengah : 1.365 m
½(Benang atas + Benang Bawah) : 1.365 m
Jarak : 100 (BB-BA) = 3.000 m
Tinggi Titik : 15.700 m
Ditanya :
Garis Vizir = ?Jawab :
V = T + BT
= 15.700 + 1.365
= 17.065 m
Detail a :
Diketahui :
Benang Atas + Benang Bawh : 3.080 m
Benang Tengah : 1.540 m
½(Benang atas + Benang Bawah) : 1.540 m
Jarak : 100(BB-BA) = 6.000 m
Tinggi Titik : Vizir-BT = 17.065 – 1.540 =15.525 m
Ditanya :
Garis Vizir = ?
Jawab :
V = T + BT
= 15.525 + 1.540
= 17.065 m
Page 24
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 24/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIII-1
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Survey Lapangan
Praktikum Perpetaan merupakan pengukuran menggunakan alat
waterpass. Praktikum dilaksanakan di Gedung Prof. Soedarto Universitas
Diponegoro.
3.2
Pemasangan Patok
1. Tujuan
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran
poligon dan waterpas adalah pemasangan patok. Tujuan dari pemasangan
patok ini adalah sebagai titik kontrol horisontal (x,y) dan vertikal (z).
Selain itu patok juga berguna sebagai tempat berdiri alat. Apabila
pekerjaan pemasangan patok sudah selesai maka dapat dilakukan
pengukuran berikutnya.
2. Alat yang digunakan
a.
Paku payung
3. Cara kerja
a. Untuk daerah yang tidak berupa tanah atau berupa aspal dan paving
maka digunakan patok dari paku payung.
b. Menentukan titik – titik mana saja yang akan dipasang patok sesuai
kebutuhan.c. Memberikan tanda yang jelas pada tiap patok agar memudahkan dalam
melakukan kegiatan pengukuran.
d. Usahakan patok tersebut dapat dijadikan untuk tempat berdiri alat.
3.3 Pengukuran
3.3.1 Pengukuran Waterpass Profil Memanjang
1. Tujuan pengukuran
Page 25
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 25/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIII-2
Menentukan beda tinggi pada daerah yang diukur sehingga elevasi
dapat ditentukan.
2. Alat yang digunakan
a.
Waterpass
b. Statif
c. Bak ukur
d.
Payung
e. Alat tulis
3.
Cara Kerja
a. Tempatkanlah waterpass diantara P1 dan P2.
b. Aturlah waterpass tersebut sebelum digunakan.
c.
Setelah dilakukan penyetelan, kemudian arahkan waterpass ke
P2 dan baca serta catatlah BT, BB, dan BA. Yang dapat disebut
sebagai bacaan belakang.
d. Setelah dicatat kemudian waterpass diarahkan ke P1, tanpa
mengubah kedudukan waterpass, kemudian baca dan catatlah
BT, BB, dan BA. Yang dapat disebut sebagai bacaan muka.
e.
Hitung beda tinggi P1-P2, yaitu dengan mengurangkan BT
belakang dengan BT muka. (BT belakang - BTmuka).
f. Hitung jarak belakang dengan rumus: 100*(BA – BB) belakang;
serta hitung juga jarak muka.
g. Ulangi pembacaan benang di patok selanjutnya sampai akhir.
(Waterpass pergi).h. Setelah dilakukan pembacaan waterpass pergi, kemudian
lakukan pembacaan lagi tetapi dengan pembacaan pulang yaitu
P1-P2, P2-P3, dan seterusnya.
3.3.2 Pengukuran Waterpass Profil Melintang
1. Tujuan Pengukuran
Page 26
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 26/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIII-3
Maksud dari pengukuran Penampang Melintang adalah
membuat gambaran sebagian permukaan suatu daerah.
2. Alat yang digunakan
1)
Waterpass Statif
2) 2 Buah Bak Ukur
3) Pita ukur
4)
Alat tulis
5) Payung
3.
Cara kerja
1) Dirikan alat di atas patok yang telah ditentukan.
2) Buat sket lokasi daerah yang akan diukur.
3)
Lakukan pengukuran ke semua titik detail.
4) Kemudian untuk setiap titik detail yang diukur harus dibaca :
b. Tinggi alat
c. Nomor titik sesuai sket lokasi
d.
Benang atas (BA)
e. Benang tengah (BT)
f.
Benang bawah (BB)
6) Dalam setiap pengukuran usahakan agar bacaan tepat.
7) Apabila semua titik detail telah selesai diukur maka diakhir
pengukuran harus diukur titik control yang akan digunakan
untuk tempat pengukuran berikutnya.
8)
Setelah selesai pengukuran, maka dapat dilanjutkan pengukuran ke titik berikutnya dengan prosedur yang sama.
3.4 Metode Penggambaran
1. Tujuan
Tujuan dari penggambaran ini adalah untuk memberikan gambaran
situasi dari hasil pengukuran yang telah dilakukan baik pengukuran
Page 27
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 27/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIII-4
polygon dan waterpass serta bermaksud untuk memberikan informasi data
pengukuran.
2. Alat yang digunakan
a.
Kertas millimeter ukuran A3
b. Kertas kalkir ukuran A1 Alat tulis & penggaris
c. Busur derajat
d.
Rapido
3. Cara kerja
a.
Persiapkanlah data – data hasil pengukuran dan perhitungan poligon,
waterpass dan pengukuran detail situasi.
b. Gambarlah penampang poligon tertutup pada kertas millimeter dengan
skala 1:300, Dengan menentukan koordinat (0,0)-nya untuk memplot
koordinat – koordinat tiap titiknya.
c. Kemudian gambarlah detail – detailnya sesuai dengan hasil pengukuran
dan perhitungan situasi.
d.
Gambarlah garis – garis konturnya dengan interval kontur setiap
perbedaan tinggi 1 meter dan indeks konturnya setiap 2.5 meter,
gambarlah dengan cara interpolasi.
e. Tuliskan tinggi titiknya sesuai dengan tinggi yang diperoleh pada
pengukuran dan perhitungan waterpass.
f. Setelah selesai digambar pada kertas millimeter plotlah gambar tersebut
pada kertas kalkir dan berikanlah keterangan – keterangan pada gambar
sesuai dengan penggambaran simbol – simbol kartografi denganmenggunakan rapido.
3.5 Gambar Alat
Gambar 3.1. Waterpass
Page 28
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 28/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIII-5
Gambar 3.2. Statif/Total Station
Gambar 3.3. Paku Payung
Gambar 3.4. Rambu Ukur
Page 29
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 29/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIII-6
Gambar 3.5. Payung
Gambar 3.6. Alat Tulis
Gambar 3.7. Kalkulator
Page 30
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 30/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIV-1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Waterpass Profil Memanjang
4.1.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Penampang Memanjang Kelompok VI
(Kelompok VI, 2015)
TITIKTINGGI TITIK
(M)
BM 257,7174
P1 257,0514
P2 258, 1046
P3 258,0424
P4 258, 0274
P5 254, 6944
P6 256, 1179
P7 255,5319
P8 255,7069
BM 255,7174
4.1.2 Pembahasan
Tinggi titik di atas di dapat dari pengukuran dan perhitungan yaitu dengan
cara sebagai berikut:
a.
Praktikum
1. Rambu ukur diletakkan di titik A dan B.
2. Alat diletakkan di antara titik A dan titik B (diusahakan jarak
antara alat dengan titik A maupun titik B sama).
Page 31
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 31/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIV-2
Gambar 4.1 Pengukuran Penampang Memanjang3. Rambu A (BT) di baca.
4.
Beda tinggi pergi dihitung dengan menggunakan rumus :
BM : BT = 0,503
P1 : BT = 01,169
∆h BM-P1 = BT BM – BT P1
= 0,503 – 1,169
= -0,666 m
Hal yang sama dilakukan sampai semua titik diketahui beda
tingginya.
5. Beda tinggi pulang dihitung dengan menggunakan rumus :
P1 : BT = 9,34
BM : BT = 2,245
∆h P1-BM = BT P1 – BT BM
= 1,099 – 0,431
= 0,668 m
6. Beda tinggi rata-rata pergi-pulang dihitung dengan rumus :
Untuk tanda (+ atau -) mengikuti tanda beda tinggi pergi. Jika beda
tinggi pergi bertanda positif (+), maka rata-rata beda tinggi juga
Page 32
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 32/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIV-3
bertanda positif (+) dan sebaliknya. Hal yang sama dilakukan pada
semua beda tinggi.
7. Koreksi dihitung dengan menggunakan rumus:
Koreksi = ∑
= 0,000125
8.
Definitif dihitung dengan rumus
Definitif BM-P1 = beda tinggi rata-rata + koreksi tiap titik= -0,667 + 0,000125
= -0,666875 m
Cara yang sama dilakukan hingga diketahui definitif titik P8 ke BM
9. Tinggi titik/elevasi dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk elevasi awal (BM) diketahui 190,466. Elevasi awal ini
berguna untuk mencari elevasi titik selanjutnya.
Elevasi P1 = Elevasi awal + Definitif BM-P
1
= 257,7174 + (-0,666875)
= 257,0514 m
Hal yang sama dilakukan sampai kembali ke elevasi awal yaitu
titik BM.
10. Limitasi kesalahan dihitung
Berdasarkan jarak langsung sebesar 43,7 m = 0,0437 km, maka
didapat beberapa nilai ketelitian (Wongsotjitro, S. 1988) sebagai
berikut :
Toleransi = ± (10√ 0,0437 km) = ± 2,0905 m
Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh jumlah koreksi sebesar
0,125 mm.
Jadi, karena 0,125 mm lebih kecil dari 2,0905 mm maka
pengukuran masuk ke dalam toleransi.
Page 33
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 33/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIV-4
Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah:
a. Jarak antara titik dengan alat diusahakan sama.
b. Seksi/slag dibagi dalam jumlah yang genap.
c. Rambu belakang dibaca, baru kemudian dibaca rambu muka.
d. Pulang pergi diukur dalam waktu satu hari.
e. Jumlah 2 BT = BA + BB.
f. Jarak alat ke rambu.
4.2 Pengukuran Waterpass Profil Melintang4.2.1. Hasil
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Penampang Melintang Kelompok VI
(Kelompok VI, 2015)
A B C D
TitikTinggi
Titik (m)Titik
Tinggi
Titik (m)Titik
Tinggi
Titik (m)Titik
Tinggi
Titik (m)
BM 257.7174 A 258.5674 B 258.5234 C 258.4874
A 258.5674 B 258.5234 C 258.4874 D 258.4484
A1 258.8714 B1 258.8074 C1 258.7544 D1 258.7134A2 258.8604 B2 258.8054 C2 258.7444 D2 258.7114
A3 259.4514 B3 259.4694 C3 259.3504 D3 259.2984
A4 259.4514 B4 259.4484 C4 259.3514 D4 259.2934
A5 258.8254 B5 258.7794 C5 258.6994 D5 258.7094
A6 258.8354 B6 258.7714 C6 258.6984 D6 258.7114
A7 258.5514 B7 258.5434 C7 258.4894 D7 258.4644
A8 258.5274 B8 258.4304 C8 258.4774 D8 258.4514
A9 258.3714 B9 258.3954 C9 258.3384 D9 258.3244
A10 258.3854 B10 258.3974 C10 258.3384 D10 258.3244
A11 258.5574 B11 258.5784 C11 258.5394 D11 258.5444A12 258.5114 B12 258.5114 C12 258.5054 D12 258.4924
A13 258.4104 B13 258.4324 C13 258.3904 D13 258.3524
A14 258.4114 B14 258.4334 C14 258.4034 D14 258.3484
A15 258.4884 B15 258.4914 C15 258.4564 D15 258.4144
A16 258.4524 B16 258.4604 C16 258.4134 D16 258.3714
A17 258.3564 B17 258.3984 C17 258.3884 D17 258.3624
A18 258.3584 B18 258.3994 C18 258.3884 D18 258.3664
Page 34
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 34/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIV-5
4.2.2. Pembahasan
Tinggi titik di atas di dapat dari pengukuran dan perhitungan yaitu dengan
cara sebagai berikut:
a. Praktikum
1.
Rambu ukur diletakkan di titik BM dan A
2. Alat diletakkan antara titik BM dan titik A (jarak antara alat dengan
titik A maupun titik B diusahakan sama).
Gambar 4.2 Pengukuran Penampang Melintang
3. Rambu A (BT) dibaca sebagai acuan
4. Rambu A1 (BT) dibaca.
5.
Beda tinggi dihitung dengan menggunakan rumus :
A : BT = 1,434
A1 : BT = 1,738
∆h BM-A1 = BT A – BT A1
= 1,434 – 1,738
= -0,304 m
Hal yang sama dilakukan sampai semua titik diketahui beda
tingginya.
6.
Tinggi titik/elevasi dihitungdengan menggunakan rumus :
Untuk elevasi titik acuan (A) diketahui 258, 5674. Elevasi awal ini
berguna untuk mencari elevasi titik yang diukur.
Page 35
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 35/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BIV-6
Elevasi A1 = Elevasi titik acuan + Definitif A-A1
= 258,5674 + (-0,304)
= 258,2634 m
Page 36
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 36/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK VI, 2015
TEKNIK LINGKUNGAN - BV-1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan atau praktikum dan hasil perhitungan yang
telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Alat ukur waterpas merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
dan menentukan beda tinggi dan jarak antara dua titik.
2.
Pengukuran waterpass dapat digunakan untuk membuat penampang
memanjang dari suatu area pengukuran.
5.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan pengecekan alat terlebih dahulu sebelum alat
digunakan untuk mengukur.
2. Sebaiknya pengukuran waterpass dilakukan pada pagi hari dan sore hari,
agar tidak terjadi penguapan pada nivo. Jika cuaca panas, alat perlu
dilindungi dengan payung.
3.
Waktu untuk pengukuran sebaiknya ditambah karena pemakaian alat
yang lebih lama dan untuk mengantisipasi adanya hambatan, misalnya
hujan.
4. Praktikan sebaiknya lebih teliti dan sabar dalam melakukan pengukuran,
seperti saat centering alat, pembacaan benang atas, benang bawah, dan
benang tengah, agar hasilnya lebih akurat dan kesalahan dalam perhitungan dapat diminimalisasi.
5. Sebaiknya praktikan didampingi oleh asisten saat melakukan pengukuran,
agar dapat membantu praktikan dan meminimalisir kesalahan yang dapat
terjadi.
6. Tidak memaksakan kehendak dan terburu-buru dalam mengukur. Jika
cuaca tidak memungkinkan, sebaiknya dicari waktu yang lain dengan
cuaca yang lebih bersahabat untuk dilakukan pengukuran.
Page 37
8/18/2019 Laporan Praktikum Peta Tl (Vi-b)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-peta-tl-vi-b 37/37
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LAMPIRAN