LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN BIOLOGI DASAR OPT (SERANGGA) Oleh: Golongan A/Kelompok 2/B 1. Sallindri Apalle (161510501100) 2. Moh. Nuri Antono (161510501110) 3. Helmi Faghi S. (161510501113) 4. M. Astaf Tiyan (161510501115) LABORATORIUM HAMA PENYAKIT PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
49
Embed
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN BIOLOGI DASAR OPT …...dan serangga mengalami siklus hidup mulai dari telur, larva, pupa dan serangga dewasa disebut juga metamorfosis. Oleh karena itu,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN BIOLOGI DASAR OPT
(SERANGGA)
Oleh:
Golongan A/Kelompok 2/B
1. Sallindri Apalle (161510501100)
2. Moh. Nuri Antono (161510501110)
3. Helmi Faghi S. (161510501113)
4. M. Astaf Tiyan (161510501115)
LABORATORIUM HAMA PENYAKIT
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk memanfaatkan
sumber daya hayati sehingga dapat menghasilkan bahan pangan, bahan papan,
bahan sandang, bahan baku industri, dll. Kebutuhan akan bahan pangan yang
semakin meningkat seiringan dengan bertambahnya penduduk. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan tersebut, petani perlu meningkatkan produktivitas tanaman
dengan menggunakan teknik budidaya yang tepat. Selain itu, teknik budidaya
yang digunakan harus mempertimbangkan dampak bagi lingkungan disekitar
tempat budidaya. Masalah terbesar yang dihadapi dalam melakukan peningkatan
produktivitas tanaman adalah terjadinya serangan organisme pengganggu tanaman
(OPT), bisa berupa hama dan penyakit ataupun penyebab penyakit (vektor
penyakit) yang dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan organisme yang dapat
menyebabkan penurunan potensi hasil secara langsung karena menimbulkan
kerusakan fisik, gangguan fisiologis dan biokimia atau kompetisi hara antar
tanaman budidaya. Salah satu faktor pembatas dalam upaya mempertahankan
produktivitas tanaman dengan angka terbesar biasanya dapat dilihat dengan
berkurangnya jumlah hasil budidaya tanaman. Organisme dapat berupa hewan
atau tumbuhan. Organisme pengganggu tanaman terdiri dari tiga kelompok
meliputi hama (binatang vertebrata dan invertebrata), vektor penyakit
(mikoplasma, virus, jamur dan bakteri) dan gulma (rumput – rumputan dan gulma
berdaun lebar). Organisme pengganggu tanaman (OPT) disini ialah serangga.
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi.
Serangga dalam dunia pertanian lebih banyak dikenal sebagai hama yang bersifat
sebagai predator, parasitoid ataupun musuh alami. Serangga termasuk dalam
phylum arthropoda, sub phylum mandibulata kelas insecta, bagian tubuh terdiri
atas 3 bagian yaitu kepala, thorax dan abdomen. Bagian kepala terdapat (alat
mulut, antenna, dan mata), di thorax terdapat (tungkai dan sayap), sedangkan pada
3
abdomen terdapat alat reproduksi, alat pencernaan, dan alat peredaran darah. Pada
masing – masing alat mulut, antenna, tungkai dan sayap memiliki tipe – tipe
khusus yang membedakan antara serangga satu dengan serangga lainnya atau
sebagai penciri antar serangga. Ciri – ciri yang dimiliki serangga selain perbedaan
tipe alat mulut, antenna, tungkai dan sayap yaitu mempunyai eksoskeleton,
umumnya mempunyai 2 pasang sayap, sexual dimorfisme, mempunyai 3 tungkai,
dan serangga mengalami siklus hidup mulai dari telur, larva, pupa dan serangga
dewasa disebut juga metamorfosis. Oleh karena itu, laporan praktikum dilatar
belakangi oleh permasalahan “Biologi Dasar OPT (Serangga)”.
1.2 Tujuan
1. Memahami dan mengenal struktur dasar tubuh serangga.
2. Memahami metamorfosis.
3. Memahami tipe larva dan tipe pupa.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Organisme yang mengakibatkan gangguan pada proses budidaya salah
satunya adalah hama. Hama dalam melakukan aktivitas hidupnya merusak dan
membuat luka pada tanaman budidaya. Siklus hidup serangga dalam satu kali
masa hidup dapat merusak tanaman budidaya, baik mulai dari larva hingga
menjadi serangga dewasa. Serangga akan berkembang biak dengan baik jika
ketersediaan makanan yang ada melimpah untuk siklus hidupnya (Suwondo dkk,
2015).
Serangga di alam terdapat beberapa jenis dari efek yang diberikan oleh
serangga tersebut, seperti serangga predator. Ada juga serangga yang sangat
membantu manusia yaitu serangga penyerbuk. Serangga ini tidak membahayakan
bagi tumbuhan maupun manusia, perannya sangat penting untuk mengawinkan
antara putik dengan benang sari yang secara tidak sengaja tersentuh saat serangga
ini mengambil polen dari bunga tersebut (Muhamat dkk, 2015). Serangga
penyerbuk ini biasanya memiliki tipe mulut penghisap karena makanannya
terdapat dibunga dan menjulurkan mulutnya ketika mengambil makanan.
Masa hidup serangga adalah masa hidup yang komplek yakni melalui
metamorfosis, namun memiliki siklus hidup yang menghasilkan keturunan yang
banyak. Serangga merupakan suatu organisme yang paling adaptif terhadap
lingkungan dan memiliki kekuatan dalam menghadapi cekaman yang dapat
mengancam hidupnya (Khaliq et al, 2014). Siklus hidup yang pendek dan
menghasilkan keturunan yang banyak dapat menyebabkan lonjakan populasi suatu
serangga. Melonjaknya siklus hidup serangga dapat merusak ekosistem terutama
jika musuh alaminya tidak ada.
Predator dalam hal ini sangat penting adanya karena dapat mumutus rantai
serta dapat menjadi musuh alami berbagai hama. Sebagian serangga primitif
memiliki tipe metamorfosis holometabola karena serangga pradewasa dengan
serangga dewasa memiliki tubuh yang sama hanya sedikit perkembangan yang
terjadi terhadap tubuh serangga tersebut. Tipe metamorfosis tidak hanya
holometabola masih ada beberapa tipe metamorfosis (Purnomo, 2010).
5
Siklus hidup dari serangga biasa disebut sebagai metamorfosis. Terdapat
beberapa tipe metamorfosis, yang biasa dikenal oleh masyarakat awam yaitu
metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis
sempurna atau holometabola yaitu perkembangan dari satdium telur hingga
menjadi serangga dewasa yang bentuk tubuhnya sangat berbeda dari stadium pupa
atau larvanya. Tidak semua serangga memiliki tipe metamorfosis ini, namun dapat
ditemukan disekitar kita dengan mudah (Husni dkk, 2012).
Serangga – serangga di alam bebas dalam mencari makanannya mayoritas
dalam jumlah yang banyak atau membawa koloni. Beberapa dari serangga juga
mencari makan dengan cara sendiri atau soliter. Kerusakan yang diakibatkan oleh
serangga dalam jumlah yang besar sangat merugikan karena serangga yang
bersifat sebagai hama biasanya menyerang saat tanaman masak fisiologis.
Melimpahnya serangga serta tipe dari serangga tersebut berbeda – beda maka
akan mengakibatkan kesusahan dalam hal mengendalikannya (Gimenez et al,
2015).
Peningkatan produksi serangga khususnya hama yang berskala besar akan
menimbulkan beberapa tantangan baru. Timbulnya masalah pangan yang
menurun derastis dikarenakan serangan hama juga menyebabkan masalah
penyakit baik pada hewan maupun manusia (Eilenberg et al, 2015). Penanganan
masalah hama dirasa harus segera dilakukan mengingat permasalahan yang
ditimbulkan tidak hanya menyerang pembudidaya melainkan dapat menimbulkan
masalah sosial.
6
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Bioekologi OPT acara 1 tentang “Pengenalan Biologi Dasar
OPT” dilaksanakan pada hari Senin, 02 Oktober 2017 pukul 06.30- 08.30 WIB di
Laboratorium Hama Fakultas Pertanian-Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pinset
2. Loup
3. Mikroskop
4. Stereo
5. Kuas
6. Cawan Petri plastik
3.2.2 Bahan
1. Belalang kayu
2. Kupu- kupu
3. Kepik
4. Lalat
5. Nyamuk
6. Lebah
7. Larva kupu- kupu
8. Larva lalat
9. Larva kumbang
10. Pupa kupu- kupu
11. Pupa lalat
12. Pupa kumbang
3.3 Pelaksanaan Praktikum
Struktur Tubuh Serangga
1. Mengamati belalang untuk memahami tubuh serangga, silahkan memfoto dari
samping (lateral) menggunakan kamera mobilephone (ada tanda makro),
kemudian mengamati segmentasi tubuh belalang dengan seksama (kepala,
thorax, dan abdomen).
7
2. Mengamati alat tambahan (appendages) pada masing- masing segmen atau ruas
tubuh.
3. Mengamati tipe alat mulut pada masing- masing serangga (belalang, kupu-
kupu, kepik) yang dibawa dengan memisahkan kepala dari tubuh serangga,
kemudian pisahkan bagian- bagian alat mulut tersebut dan memfoto secara
close up dan pelajari perbedaan masing- masing alat mulut serangga.
4. Mengamati tipe antenna pada masing- masing serangga (kumbang, lalat, kupu-
kupu, belalang) yang dibawa dengan mengambil menggunakan pinset antenna
pada masing- masing serangga kemudian memfoto secara close up dan amati
serta pelajari perbedaan masing- masing tipe antenna serangga dan definisikan
tipe antennanya.
Metamorfosis Serangga
1. Mengamati tipe metamorfosis pada serangga yang di koleksi (kupu- kupu/
kumbang, kepik dengan memfoto dan mempelajari perbedaannya).
2. Mengamati tipe larva (ulat, uret, set) dengan teliti perbedaannya dengan
melihat bentuk tubuh, kepala, tungkai thorakal, tungkai abdominal.
3. Mengamati tipe pupa (pupa kupu- kupu, pupa lalat rumah, dan pupa kumbang)
pelajari apakah alat tambahan (appendages) melekat atau tidak pada pupa.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Tipe alat mulut
2. Tipe antenna
3. Tipe tungkai
4. Tipe sayap
5. Tipe larva
6. Tipe pupa
7. Tipe metamorfosis serangga
8. Bagian utuh serangga
9. Bagian kepala serangga
10. Bagian thorax serangga
11. Bagian abdomen serangga
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif.