I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam. Pertanian semakin lama semakin berkembang. Hal ini seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju. Dalam pertanian terdapat ilmu yang mempelajari tentang pertanian dan kaitannya dengan teknologi yang disebut dengan teknologi pertanian. Teknologi pertanian mempelajari tentang penggunaan teknologi dalam bidang pertanian. Dalam pertanian terutama bidang teknologi pertanian mempunyai ruang lingkup tersendiri, antara lain prapanen, pasca panen, dan teknik pengolahan hasil. Di bidang teknologi pertanian kita juga mempelajari tentang alat-alat dan mesin pertanian serta cara pengolahan hasil pertanian tersebut hingga dapat digunakan. Penggunaan alat-alat mekanis dan mesin pertanian ditujukan untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan lebih baik. Di zaman yang modern ini penggunaan alat-alat tersebut jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Kemajuan teknologi tersebut menyebabkan hasil produksi dapat bertambah serta mutu yang dihasilkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Dalam bidang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam. Pertanian
semakin lama semakin berkembang. Hal ini seiring dengan berkembangnya teknologi yang
semakin maju. Dalam pertanian terdapat ilmu yang mempelajari tentang pertanian dan kaitannya
dengan teknologi yang disebut dengan teknologi pertanian. Teknologi pertanian mempelajari
tentang penggunaan teknologi dalam bidang pertanian. Dalam pertanian terutama bidang
teknologi pertanian mempunyai ruang lingkup tersendiri, antara lain prapanen, pasca panen, dan
teknik pengolahan hasil. Di bidang teknologi pertanian kita juga mempelajari tentang alat-alat
dan mesin pertanian serta cara pengolahan hasil pertanian tersebut hingga dapat digunakan.
Penggunaan alat-alat mekanis dan mesin pertanian ditujukan untuk memperoleh hasil
yang lebih maksimal dan lebih baik. Di zaman yang modern ini penggunaan alat-alat tersebut
jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Kemajuan teknologi tersebut menyebabkan hasil
produksi dapat bertambah serta mutu yang dihasilkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Dalam
bidang pertanian sekarang, telah banyak mengalami perkembangan misalkan saja pada sawah
seperti traktor atau pada pabrik seperti cara penyaringan dengan menggunakan alat-alat yang
berbasiskan teknologi. Pengetahuan tentang teknologi semakin berkembang pesat diiringi dengan
pesatnya jumlah produksi hasil pertanian.
Dalam hal ini dilakukanlah field trip guna melihat secara langsung keadaan produksi dan
teknologi dilapangan. Field trip dilakukan di daerah Pagar alam. Field trip dilakukan untuk
melihat secara langsung proses dan penggunaan teknologi dilapangan. Terdapat berbagai tempat
produksi maupun proses penggunaan teknologi di daerah Pagar alam. Penggunaan teknologi
pada produksi teh, ataupun pada pengolahan sawah dan juga pada pengemasan air memiliki alat-
alat yang berbeda pula. Untuk itulah makalah ini dibuat yaitu untuk mengetahui bagaimana
prosesnya, cara kerjanya maupun manfaatnya penggunaan teknologi dalam pertanian di
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang
paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak
hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah
(one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard Bajak singkal
9
(Moldboard
plow) plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu
pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja.
Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau
pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah secara horisontal. Biasanya alat ini
terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik
tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang
terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah
pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus,
dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal pada
waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.
b.Bajak piringan (disc plow)
Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama
tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk
memotong dan membalik tanah.
c.Bajak putar (rotary plow)
Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga
biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih
halus lagi.
Dengan menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh.
Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah,
kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat
digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak rotari
untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik untuk tanah
Bajak
putar
(rotary
plow)
10
kering maupun tanah basah).
Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka dapat dilakukan dengan mengurangi
jumlah pisau dan mempercepat putaran pada rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin
cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil
penggemburan yang lebih halus.
Rotari memiliki bagian-bagian yang sangat penting, yaitu : pisau, poros putar, rotor,
penutup belakang (rear shield) dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi untuk mencacah
tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar, pisau-pisau potong biasanya dipasang
pada poros yang digerakkan horisontal yang bekerja dengan 300 putaran per menit. Rotor
berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar. Rear shield berfungsi untuk
membantu penghancuran tanah, adanya penutup belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur
karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk
mengatur kedalaman pengolahan tanah.
Prinsip kerja dari rotary ini adalah : pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar
sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu
rotor berputar dan alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang
terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju.
Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang diteruskan melalui
sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
d.Bajak pahat (chisel plow)
Dalam pengolahan tanah, bajak pahat berfungsi untuk merobek dan menembus tanah
dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata
pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar.
Adapun fungsi dari baja pahat adalah untuk memecahkan tanah yang keras dan kering, dan ini
biasanya dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada
tanah bawah, dipergunakan pada tanah yang berjerami dan untuk menutup sisa-sisa perakaran
11
yang berada dalam tanah dan juga berfungsi untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah
sehingga dapat mengurangi erosi.
Macam-macam Traktor
Traktor dapat digolongkan menurut jumlah rodanya, bentuk rodanya, menurut ukurannya,
atau menurut rancangan penggunaannya. Menurut jumlah rodanya, traktor dapat dibagi menjadi:
traktor roda dua, traktor roda tiga dan traktor roda empat. Sedangkan menurut bentuk rodanya,
dapat dibedakan antara traktor beroda berban karet, traktor dengan roda besi (roda sarang), serta
traktor krepyak. Menurut cara penggunaanya, traktor dapat digolongkan menjadi traktor kendara
dan traktor tangan.
Traktor Kendara
Traktor roda empat dan traktor krepyak disebut juga traktor kendara, karena pengemudi
traktor ini naik di ruang kemudi dan mengemudikannya menggunakan roda kemudi seperti
layaknya sopir mobil. Traktor roda empat terbagi lagi menjadi beberapa macam. Menurut
rancangan penggunaan pada traktor kendara, dapat dibedakan adanya traktor standar, traktor
kebun, traktor industri, dan traktor kolong tinggi. Menurut ukurannya, traktor kendara dapat
digolongkan menjadi: traktor mini, traktor besar dan traktor raksasa.
Traktor standar
Traktor standar ialah traktor yang biasa digunakan di lahan pertanian. Ciri utama ialah
ukuran jarak roda yang standar, ialah sekitar 110 cm dan kolong yang cukup tinggi ialah sekitar
60 cm. Roda tersebut dapat digeser sedikit pada porosnya sehingga jarak roda dapat diatur.
Traktor ini biasa digunakan untuk pengolahan tanah, penenaman, serta pekerjaan pemeliharaan
tanaman. Jarak roda yang standar tersebut dimaksudkan agar traktor dapat dijalankan di sela-sela
larikan tanaman yang jaraknya memang telah disesuaikan dengan jarak roda traktor. Sedangkan
kolong yang relatip tinggi dimaksudkan agar ketika traktor melintas di atas larikan tanaman tidak
merusak tanaman tersebut. Pada penggolongan menurut ukurannya, traktor standar digolongkan
sebagai traktor besar.
12
Traktor kebun
Traktor kebun berukuran lebih kecil dari traktor standar, serta berkolong rendah. Traktor
tersebut dirancang untuk digunakan pada petak-petak yang kecil, serta tidak dirancang untuk
dijalankan di atas larikan tanaman. Pekerjaan yang bisa dilakukan dengan traktor kebun ialah
pengolahan tanah, pemotongan rumput, pengangkutan menggunakan trailer, dan sebagainya.
Pada pembagian menurut ukuran, traktor kebun digolongkan sebagai traktor mini.
Traktor industri
Traktor industri ialah traktor yang dirancang untuk keperluan industri, sehingga
rancangannya tidak perlu memperhatikan keperluan penggunaan di lahan pertanian. Rancangan
ukurannya sangat tergantung keperluan pekerjaannya. Dengan demikian tidak diperlukan adanya
kolong tinggi ataupun jarak roda yang standar. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan
penggunaan traktor industri untuk pekerjaan pertanian. Pekerjaan semisal pengangkutan dengan
trailer tidak memerlukan standar jarak roda atau tinggi kolong sehingga dapat menggunakan
traktor non standar (traktor industri atau traktor kebun).
Traktor kolong tinggi
Traktor kolong tinggi dirancang untuk pekerjaan pada tanaman-tanaman yang
memerlukan kolong tinggi misalnya tebu. Traktor ini dapat dibuat berkolong dengan ketinggian
lebih dari 1 meter.
4. Traktor Tangan
Traktor roda dua biasa dikenal dengan nama traktor tangan. Traktor ini tidak bisa
dikendarai sehingga pengemudi harus berjalan di belakangnya. Alat kemudi berupa setang yang
dipegang dengan tangan kanan dan kiri. Hal inilah barangkali yang menyebabkan traktor tersebut
dinamakan traktor tangan.
Traktor tangan agaknya adalah mesin penghela yang paling sesuai untuk kebanyak
pedesaan di Jawa. Hal tersebut bisa diperkirakan dengan melihat perkembangan penggunaannya
13
yang pesat di berbagai pedesaan. Kelebihan traktor tangan dibanding traktor roda empat antara
lain:
1. Harganya lebih murah, dikarenakan komponen yang lebih sedikit.
2. Kontruksinya lebih sederhana, sehingga perawatan lebih mudah, biaya pemeliharaan
lebih murah dibanding traktor roda empat.
3. Bisa dirakit sendiri di pedesaan, di bengkel yang tersedia di lokal setempat.
4. Kemampuan untuk digunakan pada petak yang kecil serta petak yang berada di tengah
sawah milik orang lain. Traktor roda empat tidak mungkin digunakan pada situasi
tersebut, karena traktor roda empat membutuhkan adanya jalan ke tiap petak yang akan
dikerjai. Sedangkan traktor roda dua dapat melintas melalui sawah tetangga, asal sawah
tersebut belum ditanami.
5. Penggunaannya lebih mudah, tidak memerlukan ketrampilan yang tinggi.
14
III. METODOLOGI
1.1. Tempat
Pabrik Kopi
Lahan persawahan
Kebun teh PTPN7
Pabrik Arpa PT. Ayeek Besemah
Pabrik the PTPN7
1.2. Waktu
17 Maret-19 Maret 2012
1.3. Cara Kerja
Pabrik Kopi
1. Biji kopi yang telah dipetik dikeringkan dibwah sinar matahari
2. Lalu biji kopi dimasukkan kedalam alat penyanggraian
3. Mesin dihidupkan dan kemudian mesin berputar. Suhu panas terjadi akibat
adanya panas yang berada dibawah mesin yaitu dengan suhu 180oC
4. Biji kopi yang telah berkurang kadar airnya kemudian dimasukkan kedalam mesin
penghancur kopi
5. Bubuk kopi kemudian dipanaskan di oven khusus
6. Setelah itu bubuk kopi didinginkan didalam wadah
7. Setelah dingin bubuk kopi siap untuk dikemas
Lahan Persawahan
1. Mahasiswa memasuki lahan persawahan
2. Traktor dikendalikan didalam lahan persawahan
3. Traktor yang telah dihidupkan kemudian dikendalikan sesuai dengan rute membajak
yang telah ditentukan
Kebun PTPN7
1. Pemotongan daun teh PTPN7 menggunakan mesin dengan kapasitas 5 pekerja
2. Mesin dijalankan dengan perlahan diatas pucuk teh yang akan dipetik
3. Mesin memotong pucuk teh dan ditangkap dengan balon khusus
15
Pabrik Arpa
1. Air yang berasal dari sumber mata air dialirkan ke bak penampungan sementara
2. Kemudian pada air dilakukan filtrasi
3. Setelah dilakukan filtrasi air kemudian memasuki tahap sedimentasi
4. Kemudian air diberikan sinar ultra violet
5. Terakhir air di ozonisasi dan dikemas
Pabrik PTPN7
1. Teh yang telah dipetik dikeringkan
2. Setelah dikeringkan teh kemudian digiling dengan mesin penggilingan
3. Teh yang telah digiling kemudian diayak dengan pengayakan sampai tertinggal
badak atau sisa teh yang tidak dapat digunakan
4. Kemudian teh dikeringkan kembali agar kadar air berkurang
5. Setelah itu dilakukan pensortiran pada teh
6. Tahap akhir teh yang telah disortir dikemas sesuai dengan jenis dan mutu teh
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada Fieldtrip ke Pagar ala mini adalah sebagai
berikut :
1. Pabrik Kopi
Pada pabrik kopi didapatkan pengalaman mengenai cara pengolahan kopi dan
jenis-jenis kopi yang berkualitas.
2. Kebun teh PTPN7
Pada kebun teh PTPN7 didapatkan bagaimana cara memetik teh menggunakan
mesin, cara pemeliharan teh dan jenis teh yang baik untuk dikonsumsi.
3. Lahan Persawahan
Pada lahan persawahan didapatkan bagaimana cara mengendalikan traktor secara
langsung dilapangan.
4. Pabrik air mineral Arpa
Pada pabrik air mineral Arpa didapatkan bagaimana cara pengolahan sumber air
mineral menjadi air yang siap untuk diminum.
5. Pabrik teh PTPN7
Pada pabrik teh didapatkan cara pengolahan teh yang baik, cara pengeringan,
proses penggilingan sampai proses pengemasan dan pengetesan jenis-jenis teh
yang baik untuk dikonsumsi
IV.2. Pembahasan
Pada Fieldtip ini dilakukan beberapa kali kunjungan pada tempat yang berbeda-beda
yaitu sebagai berikut :
a. Teh PTPN7
Pengolahan teh perkebunan nusantara 7 atau yang lebih dikenal dengan nama pabrik
PTPN7 adalah salah satu perkebunan teh terbesar di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun
1929. Pabrik ini memiliki luas lahan sekitar 1430 hektar dengan umur tanaman 1929-2009.
Pabrik ini merupakan salah satu dari pabrik PTPN yang tersebar di Indonesia. Kebun teh PTPN7
17
terletak pada ketinggian 1000-2000m diatas permukaan laut. Dalam sehari pabrik ini mampu
memproduksi sebanyak 80 ton pucuk daun teh segar. Pengambilan daunt eh pada pabrik ini
menggunakan cutting maching yaitu alat untuk memotong pucuk daun teh segar. Pada PTPN 7
terdapat rotasi pengambilan teh. Rotasi yang dimaksud adalah pengambilan pucuk daunt eh
secara bergiliran. Umumnya umur petik berkisar 60 hari. Ada beberapa kriteria daun pucuk teh
yang baik untuk dipanen yaitu :
a. Umur daun teh 60 hari atau lebih
b. Merupakan jenis P+3, atau P+4 atau yang biasa disebut pekko
c. Berwarna hijau segar
Pemeliharaan kebun teh PTPN7 dilakukan baik secara manual maupun menngunakan
kimia. Untuk manual digunakan arit untuk memotong pinggir-pinggiran daun teh yang tidak
akan dipetik. Pemotongan dilakukan agar daun teh yang berada dipinggir tidak tinggi keatas
sehingga pengabilan pucuk daun teh dapat dilakukan secara merata. Untuk secara kimia
dilakukan menggunakan zat kimia untuk melindungi dari gangguan hama seperti zat ron-
up.Pemotongan juga dimaksudkan untuk memotong cabang-cabang yang tidak berguna agar
kualitasnya tetap terjaga. Tahun pangkas biasanya 1 tahun dengan tinggi pemangkasan 5 cm dan
bertambah 5 cm setiap tahunnya sampai pada pangkasan 70 cm.
Pemeliharaan teh PTPN7 juga didukung oleh pemberian zat penambah pertumbuhan
seperti NPK dengan waktu pengaplikasian 1 tahun sekali.. PTPN7 tidak pernah melakukan
pemangkasan secara manual lagi. Hal ini disebabkan karena pemangkasan secara manual tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi meskipun kualitas pemetikan secara manual lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan mesin Seiring berjalannya waktu PTPN7 telah
berkembang, contohnya pada penanaman teh. Sekarang hanya sekitar 10% teh pada lahan
PTPN7 adalah teh hasil penanaman tahun 1992 yaitu pada ketinggian 2000m.
PTPN7 memiliki ciri khas teh pegunungan yaitu teh hitam. Teh PTPN7 memiliki 17 jenis
teh yang berbeda mutu dan kualitasnya. Dalam penentuan mutu, ada tiga hal yang dapat
dijadikan parameter mutu teh, yaitu :
a. Penampakan luar teh
b. Sifat dalam teh
c. Ampas seduhan teh (dengan warna kuning tembaga yang bagus)
18
Pabrik teh PTPN7 sampai saat ini telah memasarkan teh buatannya didalam negeri
maupun diluar negeri.Diluar negeri teh telah diekspor ke negera-negara seperti Malaysia, India,
Timur tengah, Rusia, Belanda dengan permintaan terbesar terdapat pada negara Belanda. Teh
PTPN7 dikenal karena kuaitas rasanya yang sangat terjaga. Hal ini didukung dengan proses
pembuatan teh yaitu :
1. Penyediaan pucuk daun segar
Mutu teh hitam hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya, yaitu daun
segar hasil petikan, dan akan mudah dicapai apabila bahan segarnya bermutu baik. Pucuk
yang bermutu adalah daun muda yang utuh, segar dan berwarna kehijauan.
2. Pelayuan (Withering)
Pada tahap ini terdiri dari beberapa langkah :
a. Pembeberan pucuk
Pucuk disebar sampai palung penuh dengan ketebalan ± 30 cm, dan udara segar segera
dialirkan untuk menghilangkan panas dan air pada pucuk dengan pintu palung terbuka.
Setiap selesai membeberkan pucuk dalam satu palung, pintu palung ditutup dan udara
terus dialirkan.
b. Pengaturan udara
Udara yang baik untuk digunakan dalam proses pelayuan adaah udara yang bersih dengan
kelembaban rendah (60% - 75%), suhu tidak melebihi 280 C, dan volume yang cukup
sesuai dengan kapasitas palung. Untuk memperoleh suhu udara yang diharapkan,
diperlukan mesin pemanas (heat exchanger).
c. Kapasitas palung pelayuan
Berdasarkan luas hamparan, palung pelayuan dapat menampung 20-35 kg pucuk segar.
d. Tingkat pucuk layu
19
Tingkat layu pucuk dinyatakan dalam bentuk persentase layu dan derajat layu. Tingkat
layu pucuk yang baik adalah 44% - 46% dengan toleransi perbedaan dari hari ke hari
tidak lebih dari 2% - 3%, disertai dengan hasil layu yang rata.
e. Lama pelayuan
Lama pelayuan berkisar antara 14 – 18 jam.
3. Penggulungan, Penggilingan, dan Sortasi Basah
a. Penggulungan (Rolling)
Dengan adanya penggulungan, secara fisik daun yang digulung akan memudahkan
tergiling dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan dalam penggulungan adalah
Open Top Roller (OTR) dengan lama penggulungan 30 – 40 menit. Jenis alat lain yang
sering digunakan adalah Baruah Continous Tea atau Barbara Conditiner Roller.
b. Penggilingan
Dengan penggilingan, maka gulungan akan tergiling menjadi partikel kecil, sesuai
dengan yang dikehendaki konsumen. Pada penggilingan, cairan sel keluar maksimal, dan
dihasilkan bubuk basah sebanyak-banyaknya.
c. Sortasi Bubuk Basah
Bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam, memudahkan sortasi kering, serta
memudahkan pengaturan proses pengeringan. Mesin yang digunakan adalah Rotary Ball
Breaker yang memasang ayakan dengan mesh (jumlah lubang per inchi) berbeda dengan
jenis bubuk yang diinginkan.
4. Fermentasi
Fermentasi dipengaruhi oleh kadar air dalam bahan (hasil sortasi basah), suhu dan
kelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan, dan ketersediaan oksigen. Selama proses ini,
pada bubuk dihasilkan substansi theafavinianin thearubigin yang akan menentukan sifat air
seduhan.
20
Agar oksidasi berangsung baik, diadakan pengaturan :
- Bahan yang berupa bubuk dari mesin penggiling diurai dengan alat pemecah agar suhu
tidak melebihi 300C dan optimum pada 26,70C. Untuk mencapai suhu bubuk tersebut,
suhu ruang fermentasi diatur tidak ebih dari 250C.
- Bubuk diisikan dalam bak aluminium dan dihamparkan merata sampai tebal ± 6 cm. Bak-
bak tersebut disusun daam rak yang ditempatkan dalam ruang penggilingan.
- Kelembaban relatif diatur agar diatas 90%.
- Lamanya fermentasi yang dihitung sejak bubuk masuk ke dalam mesin penggiling
sampai masuk ke mesin pengering adalah 90 – 110 menit.
5. Pengeringan (Bad Dryer)
Selama proses pengeringan diperlukan waktu selama 20 menit. Selama 20 menit itu teh
sudah kering. Dan setelah itu, teh dipanggang diatas oven supaya benar-benar kering.
Dengan suhu antara 20-25o C. Karena membutuhkan kadar air yang maksimum 4%, dan
tidak boleh terlalu kering sebab membuat mutu dari teh tersebut akan berkurang. Mesin
pengering yang digunakan di PTPN VII Pagar Alam adalah tipe Fluid Bed Dryer (FBD).
6. Sortasi Kering
Setelah melalui proses pengeringan maka akan menghasilkan pemisahan penggilingan
yang kasar, halus, kering, dan terlalu kering. Selain pemisahan tersebut juga ada pemisahan
yang berdasarkan berat jenis.
Proses sortasi selalu diamati setiap jam sehari, terutama pada teh haiting. Untuk
pengambilan sampel pada uji perasa digunakan uji organoleptik yaitu pengeringan sortasi.
Pengujian mutu teh juga dilakukan melalui uji organoleptik, analisa warna, rasa, aroma, dan
air seduhan. Teh yang baik dimulai dari petikan yang baik.
Analisa warna diuji melalui warna teh yang sudah diseduh apakah jernih atau tidak.
Rasanya apakah enak atau tidak, ini akan dirasa oleh seorang tester yang sudah
21
berpengalaman. Aromanya apakah wangi atau tidak. Dan air seduhan dilihat apakah jernih
atau tidak. Serta dilihat dari ampas teh tersebut.
7. Packing
Dalam pengepakan dilihat dari segi mutu. Mutu dapat dilihat dari tabel berikut ini :
MUTU I MUTU II
BOP BP II
BOP BT II
BOPT PF II
PF DUST II
DUST DUST III
BD LOKAL (OFF GRADE)
BT BOHEA
Proses-proses tersebut membuat mutu dan kualitas teh terjaga. Beberapa alasan mengapa
teh PTPN7 difavoritkan antara lain :
a. Terletak di daerah yang tinggi, semakin tinggi teh dari permukaan laut maka kualitas
teh akan semakin baik
b. Minim kontaminasi, PTPN7 terletak pada ketinggian 1000-2000m sehingga akan
sangat minim kontaminasi dari pabrik maupun kendaraan bermotor
c. Mengahadap sinar matahari langsung
b. Pabrik kopi
Pagar alam selain terkenal akan tehnya juga terkenal akan produksi kopinya. Pada
Fieldtip ininkunjungan ke pabrik kopi yaitu ke pabrik kopi yang terletak di Jalan kombes H.
22
Umar No. 90, dengan pemilik H. Endik. Kopi pada pabrik ini memiliki dua hasil produksi yaitu
kopi hitam biasa dan kopi luwak. Proses pemilihan kopi dimulai dari pemilihan kopi dari pohon.
Kopi yang baik adalah yang telah berwarna merah. Setelah dilakukan pemilihan, kopi kemudian
dijemur dibawah sinar matahari untuk mengeringkan kopi. Biji kopi kemudian dimasukkan ke
alat penyanggrengan, alat ini bertujuan untuk mengurangi kadar air pada kopi. Prinsip alat ini
seperti penggorengan, yaitu pada saat alat bekerja alat akan berputar. Perputaran ini bertujuan
untuk meratakan biji kopi. Dibawah alat ini terdapat alat pemanas yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air didalam alat penyanggrengan. Setelah biji kopi kering, kemudian
dilakuakn pemecahan biji kopi.
Pemecahan biji kopi dilakukan pada alat pemecah kasar, kemudian dilanjutkan dengan
pemecah halus. Setelah menjadi bubuk kopi, kemudian bubuk kopi dipanaskan dengan oven
khusus dengan tujuan mengurangi kadar air sampai minimal 3-5%. Bubuk kopi yang masih
panas tidak langsung dikemas, akan tetapi didiamkan dahulu didalam sebuah wadah, setelah
dingin kemudian bubuk kopi dikemas. Pengemasan di pabrik ini ada dua tempat yaitu
penggunaan dengan Alumunium Foil dan Plastik. Penggunaaan Alumunium foil dapat membuat
kopi tahan 2-3 tahun karena ruang pori alumunium foil tidak ada akan tetapi karena bahan baku
yang terbatas menyebabkan harganya menjadi mahal. Untuk pengemasa menggunakan plastik
hanya bertahan selama 1 tahun oleh sebab itu harganya relative lebih murah.
c. Air mineral Arpa
Air pagar alam (ARPA) adalah salah satu produksi dari PT. Ayeek besemah yang
merupakan air mineral dari pagar alam.Arpa berdiri tahun pada tahun 2003.Sumber air Arpa
ditemukan secara tidak sengaja oleh pemilik lahan. Pada awalnya pemilik lahan yang gemar
bercocok tanam secara tidak sengaja menemukan sumber mata air. Ide untuk membuat
perusahaan pun muncul, kemudian pada tahun 2003 Arpa didirikan. Peresmian Arpa yaitu pada
tahun 2005 dan resmi dipasarkan pada tahun 2007. Arpa sendiri telah diuji kadar kandungannya
oleh peneliti dan hasilnya Arpa memiliki kandungan air gologan A yaitu air yang baik untuk
diminum bahkan jika langsung dari sumbernya (tanpa diolah).
Sumber air Arpa sendiri menjadi golongan A secara tidak sengaja dikarenakan sumber
mata ait tersebut jauh dari daerah material dan terputus dari tanah pertanian sehinggan
23
menghasilkan air dengan kualitas yang bagus. Air Arpa sendiri memiliki suhu 19oc setelah
dikemas. Sampai saat ini produksi Arpa pada daerah Pagar alam dan sekitar Lahat. Proses
pengolahan air Arpa dari sumber mata air sampai dikemas yaitu sebagai berikut :
Sumber mata air- bak penampung sementara- filtrasi- sedimentasi- pemberian
sinar ultra violet- ozonisasi- pengemasan
Proses Filtrasi sendiri terdiri dari tiga tahapan :
a. Penghilangan benda-benda kecil
b. Penghilangan bau
c. Penghilangan rasa
d. Sawah
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh
pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Pada Fieldtrip ini,
dilakukan kunjungan ke persawahan dengan maksud untuk melihat secara langsung kondisi
sawah dilapangan dan mengendarai secara langsung traktor disawah.
Dilapangan dilakukan pengambilan nilai menggunakan traktor tangan. Pengambilan nilai
dilakukan sesuai prosedur yaitu dengan membajak mengikuti alur yang telah dipilihkan oleh
assisten. Pembajakan dilakukan secara merata dan langsung dilakukan pada persawahan.