LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2 Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen Disusun oleh : Samba Ramadhan (07.K40073) Teti Husniati (07.K40082) Witri Aini Salis (07.K40088) Yolanda Istiqomah (07.K40091) Kelompok :3 Group : K 4 Dosen/asisten : Sasmaya, S. Teks Sukirman, S.ST Darmat Tgl. Masuk Laporan : 10 Desember 2009
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN 2
Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen
Disusun oleh : Samba Ramadhan (07.K40073)
Teti Husniati (07.K40082)
Witri Aini Salis (07.K40088)
Yolanda Istiqomah (07.K40091)
Kelompok : 3
Group : K 4
Dosen/asisten : Sasmaya, S. Teks
Sukirman, S.ST
Darmat
Tgl. Masuk Laporan : 10 Desember 2009
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2009
Pencapan Busa Dengan Zat Warna Pigmen
I. Maksud Dan Tujuan
Maksud : Melihat pengaruh perbandingan binder busa dan pengental pada resep pasta
cap pada pencapan kain poliester - kapas dengan menggunakan zat warna
pigmen dengan metoda pencapan busa.
Tujuan : Memberikan warna pada bahan secara tidak merata dengan motif tertentu
dengan menggunakan zat warna pigmen.
II. Teori Dasar
Sejarah Kapas
Sejak abad ke-15 sebelum masehi hingga abad ke-15 sesudah masehi, India
merupakan pusat dari industri kapas. Pada saat yang bersamaan industri kapas
mesirjuga sedang berkambang. Beberapa jenis kapas stapel panjang yang terbaiak
tumbuh dilembah sungai Nil. Di Negara Amerika serikat orang-orang India pima telah
menanamkapas sewaktu bangsa spanyol dating ke-negri tersebut.pada tahun 1796
Inggris menjadi pusat industri kapas setelah Arkwirght dan Hargreaves menemukan alat
pintal khusus (spinning frame).
Jenis Kapas
Berdasarkan panjang dan kehalusan serat, kapas yang diperdagangkan digolongkan
dalam tiga kelompok yaitu:
1. kapas serat panjang
termasuk dalam kelompok ini adalah serat kapas yang panjang, halus, kuat,
berkilau, dengan panjang stapel 1-1,5 inci, misalny kapas mesir dan kapas sea
island. Kapas kelompok ini biasanya dipakai untuk benang dan kain yang sangat
halus.
2. kapas serat medium
termasuk dalam kelompok ini adalah kapas medium yang lebih kasar dan lebih
pendek dengan panjang stapel 1,5-1 3/8 inci, misalnya kapas up land.
3. kapas serat pendek
trermasuk dalam type ini adlah kapas-kapas yang pendek, kasar dan tidak
berkilau dengan panjang stapel 1 3/8 – 1 inci, misalanya kapas India, cina dan
sebagian kecil kapas timur tengah, eropa tenggara dan afrika selatan.
Produksi Kapas
Kapas merupakan satu serat yang paling banyak digunakan sebagau serat
tekstil. Hal-hal yang mendorong banyak dipakainya serat kapas adalah:
Penemuan mesin yang dapat menghasilkan produksi serat secara masal.
Proses merserisasi yang menghasilkan serat kapas seperti sutera.
Proses pengkeretan secara kompresi sehingga dimensi kain / pakaian dapat
stabil.
Proses penggunaan cuci dan pakai atau proses penyetrikaan awet yang
akan memperbaiki sifat kelenyingannya.
Kapas diperoleh dari tanaman semak dengan tinggi sekitar 30-120 cm. kapas dapat
dipungut dengan tangan atau mesin. Setelah dipungut serat kapas dibersihkan(ginning),
untuk memisahkan serta dari bijinya. Serat-serat kapas yang telah dipisahkan disewbut
lint, dimanpatkan menjadi bal kapas dengan berat 400 pound. Biji-biji kapas setelah
proses pembersihan masih ditutupi oleh serat kapas yang pendek dengan panjang kira-
kira 3 mm, yang disebut linters. Linter dapat dipisahkan lagi dan dipakai sebagai bahan
dasar untuk pembuatan serat rayon atau serat selulosa asetat, sedangkan biji kapasnya
dapat diremuk untuk diambil minyaknya dan ampasnya untuk makanan ternak.
Stuktur Fisika
Kapas mentah berwarna putih kecoklatan, tiap serat merupakan sebuah sel yang
sewaktu tumbuh dari bijinya berupa pipa silinder yang berongga pada porosnya.
Panjang seratnya kira-kira 1000 kali tebalnya. Potongan melintangnya beraneka
menurut kedewasaan seratnya. Serat yang tidak dewasa berkecenderungan berbentuk
u dengan dinding serat yang sangat tipis, sedangkan serat dewasa lebih berbentuk bulat
dengan rongga poros yang sempit.Serat kapas terdiri dari kutikula, dinding primer,
dinding sekunder dan lubang lumen. Kwalitas kapas bergantung pada panjang stapel,
jumlah konvolusi dan kecerahan. Kapas berstapel tingi kira-kira memiliki 300 konvolusi
setiap incinya, sedangkan serat pendek hanya memiliki kurang dari 200 puntiran.
Diameter serat kapas bervariasi dari 16-20 mikron.
kerataan warna yang dihasilkan mulai dari sangat baik sampai cukup dan tidak ada motif
yang berlubang saat menggelembung.
Ketajaman motifKetajaman morif terbaik terdapat pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1) hal ini
dikarenakan pasta cap mengandung binder dan pengental dengan jumlah yang
seimbang sehingga penempelan pasta cap di permukaan bahan sangat baik. Resep
selanjutnya yang memiliki hasil yang baik adalah resep 3 (Binder : Pengental = 1 : 2)
dimana jumlah pengental yang digunakan lebih banyak 2 kali lipat dari jumlah binder
busa. Sehingga ketajaman yang dimiliki hasil pencapan baik dan batas antara motif dan
bahan sangat jelas.
Ketajaman pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 0) cukup baik hal ini
dikarenakan motif yang mengembang sehingga terkesan agar meleber ke pinggiran
motif padahal jika diamati lebih dekat itu tidak terjadi.
Pada resep 4 (Binder : Pengental = 2 : 1) terjadi pembesaran motif padahal telah
menggunakan pengental. Mungkin hal ini terjadi karena jumlah binder busa yang
digunakan lebih banyak 2 kali lipat dibandingkan pengental yang adapada pasta
sehingga motif tetap melebar meskipun telah menggunakan pengental pada pasta cap.
Ketuaan warna
Ketuaan warna terbaik ada pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1), kedua
terbaik untuk ketuaan warna ada pada resep 3 (Binder : Pengental = 1 : 2). Untuk warna
yang tidak terlalu tua ada pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 1) dan untuk warna
yang muda ada pada resep 4 (Binder : Pengental = 2 : 1).
Ketuaan warna pada motif hasil pencapan busa tampaknya dipengaruhi oleh
jumlah pengental yang digunakan. Hal ini dapat diketahui karena pada resep 3 (Binder :
Pengental = 1 : 2) warna yang dihasilkan cukup tua. Akan tetapi jika diinginkan warna
yang tua maka resep yang paling baik adalah resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1) yaitu
resep yang memiliki jumlah binder busa dan pengental yang seimbang.
Jika menginginkan warna yang muda dapat menggunakan resep 4 (Binder :
Pengental = 2 : 1) yaitu resep yang memiliki lebih banyak binder busa dibandingkan
pengental pada pasta capnya.
Pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 1) yang tidak menggunakan pengental
pada pasta capnya warna yang dihasilkan ada padatingkat pertengahan yaitu tidak
terlalu muda maupun tidak terlalu tua.
Penggelembungan hasil cap
Penggelembungan hasil cap terbaik adalah penggelembungan dengan resep 1
(Binder : Pengental = 1 : 0) yaitu resep yang tidak menggunakan pengental sama sekali
pada pasrta capnya. Motif hasil pencapan memiliki penggelembungan yang baik dan
sangat terlihat meskipun hanya sekilas melihat.
Pada resep 4 (Binder : Pengental = 1 : 2) penggelambunag pun terjadi. Meskipun
tidak terlihat sejelas resep 1 akan tetapi dengan prbandingan binder busa yang lebih
banyak dari pengental akan enghasilakn penggelembungan motif yang lebih tampak.
Pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1) dan 3 (Binder : Pengental = 2 : 1)
penggelem,bungan tidak terlalu terlihat akan tetapi pada bagian motif terlihat ada
undakan sehingga motif terlihat lebih timbul.
Akan tetapi jikamenginginkan penggelembungan yang baik dan kuat pada motif
serta memiliki daya kilat dapat menggunakan binder yang mengandung karet (busa
rubber).
Kekakuan
Kekakuan pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 0), terutama pada bagian motif
sangat kaku. Hal ini dikarenakan terjadi penggelembungan pada bagian motif sehingga
motif menjadi keras.
Pada resep 2 (Binder : Pengental = 1 : 1), 3 (Binder : Pengental = 2 : 1) dan 4
(Binder : Pengental = 1 : 2) pun kekakuan pada motif terjadi. Hal ini dikarenakan adanya
pengental serta binder yang menutupi bagian permukaan bahan dan telah
berpolimerisasi dengan bahan sehingga sudah kuat menempel pada serat.
Pengamatan
Resep 1(Binder :
Pengental = 1 : 0)
Resep 2(Binder :
Pengental = 1 : 1)
Resep 3(Binder :
Pengental = 1 : 2)
Resep 4(Binder :
Pengental = 2 : 1)
Kerataan Warna 4 3 2 1
Ketajaman Motif 3 1 2 4
Ketuaan Warna 4 2 1 3
Penggelembungan Hasil Cap
1 4 3 2
Kekakuan Baik Baik Baik Baik
Keterangan :Angka 1 – 4 : Angka tersebut menunjukkan tingkatan pengamatan terhadap hasil pencapan. Semakin tinggi angka maka kualitas hasil pencapan semakin menurun.
VIII. Kesimpulan
1. Hasil pencapan yang memiliki kerataan terbaik adalah resep 4 (Binder : Pengental = 1 :
2).
2. Hasil pencapan yang memiliki ketajaman terbaik adalah resep 2 (Binder : Pengental =
1 : 1).
3. Hasil pencapan yang memilki ketuaan terbaik adalah resep 3 (Binder : Pengental = 2 :
1)
4. Sedangkan untuk kekakuan hampir semua hasil pencapan kaku pada bagian motif akan
tetapi hasil cap yang paling kaku ada pada resep 1 (Binder : Pengental = 1 : 0).
IX. Daftar Pustaka
www.wikipedia.com
www.google.com
Suprapto,Agus,dkk.2006.Bahan Ajar Praktikum Pencapan. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Wibowo, Slamet H. 2002.Pengaruh Suhu Pemanasawetan Terhadap Hasil Pencapan Busa
Dengan Menggunakan Zat Pembusa Mikrokapsul Turunan Akrilonitril Pada Kain Poliester-