Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI Oleh : Golongan / Kelompok : A / 6 YOKO SIMBOLON 131510501090 FITRY LAULATUL Q 131510501088 HAMZAH ARIF 131510501093 EFIA ALFIONITA 131510501099 EVRIANA DWI CAHYANI 131510501103
35

LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Jan 21, 2023

Download

Documents

Keep Smile
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

LAPORAN PRAKTIKUM

PENANAMAN PADI

Oleh :

Golongan / Kelompok : A / 6

YOKO SIMBOLON 131510501090

FITRY LAULATUL Q 131510501088

HAMZAH ARIF 131510501093

EFIA ALFIONITA 131510501099

EVRIANA DWI CAHYANI 131510501103

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang

begitu luas. Luas daratan sekitar 188,20 juta ha dan

memiliki kandungan sumber daya lahan yang sangat

bervariasi (jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan

bentuk wilayah, ketinggian tempat dan iklim). Dari luas

daratan tersebut, yang dapat digunakan dalam bidang

pertanian sekitar 100,7 juta yang meliputi lahan sawah,

tegalan, lahan tanaman tahunan.

Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di

Indonesia merupakan salah satu tantangan berat yang

harus dihadapi oleh sektor pertanian khususnya tanaman

pangan karena besarnya jumlah penduduk berkaitan

langsung dengan penyediaan pangan. Meningkatnya jumlah

penduduk berpotensi meningkatkan jumlah permintaan

pangan khususnya padi. Kebutuhan beras secara nasional

di Indonesia masih terbilang besar. Hal ini dapat

dilihat dari perhitungan secara kasar dengan perkalian

antara total jumlah penduduk dengan kebutuhan konsumsi

beras per kapita per tahun.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Lahan pertanaman sawah merupakan lahan yang

paling banyak digunakan bagi masyarakat Indonesia

terutama untuk pertanaman padi. Di Indonesia tingkat

peningkatan produktivitas padi sawah cenderung menurun.

Sistem intensifikasi padi sawah yang telah diterapkan

selama ini ternyata belum mampu untuk meningkatkan

tingkat baik produksi maupun produktivitas tanaman

padi. Keperluan input yang tinggi juga akan berpengaruh

terhadap peningkatan produktivitas padi, hal tersebut

juga perpengaruh oleh pengelolaan yang kurang terpadu

dan sistem penanaman yang kurang terpadu yang

menyebabkan peningkatan produksi dan produktivitas padi

berkurang. Pengaruh lain seperti terabaikannya

penggunaan bahan organik yang menyebabkan penurunan

tingkat kesuburan tanah.

Penanaman padi termasuk dalam serangkaian

kegiatan pembudidayaan tanaman padi. Penanaman padi

dilakukan dengan menanam bibit padi pada lahan yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Bibit padi yang ditanam

haruslah bibit padi yang sehat agar produk yang

dihasilkan berkualitas. Penanaman bibit padi yang tidak

sehat, akan menyebabkan padi yang dihasilkan dapat

terserang bibit penyakit sehingga produk menjadi tidak

sehat.

Sistem penanaman konvensional atau yang biasa

disebut sistem tegel biasa dilakukan penggunaan jarak

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

tanam 20x20 cm. Tetapi ada juga penggunaan jarak yang

lebar hal tersebut tergantung dengan kondisi wilayah,

musim dan kandungan varietas yang ada pada tanaman.

Ketahanan pangan terhadap produksi padi dapat

dilakukan melalui strategi budidaya tanaman padi yang

tepat. Pembudidayaan padi secara tepat diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu,

pembudidayaan padi secara tepat diharapkan juga dapat

memperbaiki ketahanan pangan. Pembudidayaan padi

dimulai dengan tahap persiapan bahan tanam dan

penanaman.

Permasalahan utama padi adalah terdapat pada

produktivitas yang stagnan. Dalam satu dekade

terkahir, peningkatan hasil dari per ha tidak

singnifikan. Penurunan produksi dan produktivitas padi

yang disebabkan kurangnya pengetahuan petani terhadap

sistem penanaman dan pola tanaman merupakan salah satu

yang menjadi masalah dalam pertanian. Beberapa cara

penanaman dan pola penanaman padi yang sering

diterapkan petani untuk bercocok tanamn seperti jarak

tanam ( 20 x 20 cm), jarak tanam jajar legowo 2:1 ,

jarak tanam jajar legowo 4:1.

Pada sistem jajar legowo ada beberapa pegertian

yaitu terdapat dua atau lebih baris tanaman padi dan

diselingi oelh satu baris yang akan dikosongkan. Dalam

satu unit legowo terdiri dari dua atau lebih dalam

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

barisan tanaman dan satu baris kosong. Jika terdapat

dua baris tanam per unit legowo merupakan jajar legowo

2:1, jiga tiga baris tanam per unit legowo merupakan

jajar legowo 3:1, kalau 4 baris per unit merupakan 4:1.

Pada sistem legowo sebagai contoh sistem jarak tanamn

lainnya, ada beberapa pilihan yang dapat diterapkan

dalam penanaman. Jarak tanam akan mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil padi. jarak tanam yang lebar

kemungkinan tanaman memiliki anakan yang sangat banyak.

Pada jarak tanam 50 x 50 cm, tanaman padi dapat

menghasilkan sekitar 50-80 anakan dalam satu rumpun.

Jika tanam yang sempit hanya menghasilkan jumlah anakan

yang sedikit, bahkan pada jarak tanam yang sempit, satu

tanaman hanya mampu menghasilkan beberapa anakan saja (

Hatta, Muhammad 2012).

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses penanaman padi dilahan

sawah.

2. Untuk mengetahui pola-pola dan macam-macam jarak

tanam penanaman padi.

3. Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan jarak

tanam konvensional dan jarak tanam jajar legowo

terhadap pola yang berbeda.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jarak Tanam Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman

pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih

dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi

merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan jumlah

penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam

memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu

kebijakan ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam

pembangunan pertanian ( Anggraini, dkk 2013). Padi

(Oryza sativa) termasuk dalam family Gramineae dan subfamily

Oryzoides. Padi memiliki hubungan yang dekat dengan

tanaman bangsa rumput-rumputan dan tanaman sereal.

Secara umum terdiri dari dua jenis (Oryza sativa and Oryza

glaberrima). Padi sebagian besar diproduksi oleh kawasan

Asia Tenggara dan Afrika (Bhowmik, et al., 2012).

Menurut Soekarno (2006) tahapan budidaya tanaman

padi meliputi persiapan benih, persemaian, pengolahan

tanah atau lahan, penanaman dengan ketentuan pola dan

jarak tanam tertentu, pemeliharaan,pemberian air,

penyiangan pengendalian HPT dan pemanenan.

Tanaman padi mulai dalam proses perkecambahan

hingga masa panen secara umum memerlukan waktu 110 –

115 hari setelah tanam. Sistem perakaran padi

digolongkan ke dalam akar serabut sedangkan batang

tanaman padi terdiri dari beberapa ruas yang dibatasi

oleh buku-buku. Akar padi yang serabut sangat efektif

dalam penyerapan hara tetapi peka terhadap kekeringan

sedangkan batang padi yang berbuku dan berongga

dijadikan tempat tumbuh batang anakan seatau daun

(Purnomo dan Purnamawati, 2007).

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Tanaman padi dapat dikembangkanbiakkan secara

langsung, baik dengan benih maupun benih yang disemai

menjadi bibit (Prasetiyo, 2002). Hasil dari tanaman

padi yang dapat diambil ketika memasuki masa panen

yaitu berupa gabah dimana nantinya akan dapat

dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Gabah tersebut masih perlu di

lakukan suatu proses penggilingan sehingga dapat berupa

beras yang dapat dikonsumsi manusia. Beras merupakan

salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Beras

dijadikan makanan pokok karena kandungan karbohidratnya

yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai sumber

energi bagi manusia.

Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara

untuk menciptakan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh

tanaman agar faktor-faktor tersebut dapat tersebut

dapat tersedia merata bagi setiap individu tanaman dan

untuk mengoptimalisasikan penggunaan faktor lingkungan

yang berbeda. Penggunaan jarak tanam pada dasarnya

adalah memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh

dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal

mengambil air unsur-unsur hara, dan cahaya matahari.

Jarak tanam yang tepat penting dalam pemanfaatan cahaya

matahari secara optimal untuk proses fotosintesis dalam

jarak tanam yang tepat, tanaman akan memperoleh ruang

tumbuh yang seimbang ( Kurniasih, Siti dan Dwi 2008).

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Jarak tanam sistem legowo adalah sistem tanam

berselang-seling antara dua atau lebih barisan tanaman

padi dan satu baris kosong. Barisan tanaman (dua atau

lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar dari kanan

dan kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat

dua barisan tanaman per unit legowo, maka disebut

legowo 2:1, kalau tiga baris per unit legowo disebut

3:1 dan seterusnya. Sistem tanam tabela, legowo 4:1

atau 2:1, tapi merupakan alternatif komponen teknologi

dalam padi sawah irigasi ( Aribawa, IB dan IK kariada

2005). Menurut Bobihoe (2007) sistem penanaman

konvensional yang biasa digunakan petani adalah

penanaman bibit muda ( umue 10-15 hari setelah sebar)

memungkinkan bagi tanaman untuk tumbuh lebih baik

dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak, perakaran

bibit berumur < 15 hari dengan jarak tanam 25x25 cm

atau 20x20 cm.

Menurut Agraini ( 2013) jajar legowo merupakan

perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan

dari sistem tanam tegel yang dikembangkan di

masyarakat. Istilah legowo diambil dari Bahasa Jawa,

Banyumas, terdiri dari atas kata lego dan dowo, lego

berarti luas dan dowo berarti memanjang. Prisnsip dari

sistem tanam jajar legowo adalah pemberian kondisi pada

setiap barisan tanaman padi untuk mengalami pengaruh

sebagai tanaman pinggir. Secara umum, tanaman pinggir

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

menunjukan hasil lebih tinggi dari pada tanaman yang

ada di bagian barisan. Tanaman pinggir juga menunjukan

pertumbuhan yang lebih baik karena persaingan tanaman

antar barisan dapat dikurangi.

Menurut penelitian Senewe dan Alfons ( 2011)

percobaan penanaman model legowo 4:1 dengan jarak (20 x

10) x 40 cm. Jumlah bibit sekitar 1-3 bibit perlubang

dengan umur bibit muda (< 21 hari), menunjukkan

pertambahan pada jumlah malai per rumpun, jumlah gabah

per rumpun dan jumlah gabah berisi permalai. Sistem

jajar legowo 4:1 adalah penanaman padi yang diatur

sedemikian rupa dengan lorong atau ruang terbuka yang

cukup lebar bertujuan untuk memperbaiki usahatani padi

legowo diambil dari bahasa Jawa Banyumas terdiri dari

kata “Lego” dan “Dowo”. Lego berarti luas dan Dowo

berarti memanjang, jadi diantara kelompok tanaman

padi terdapat lorong yang luas dan memanjang

sepanjang barisan tanaman( Saadah, dkk 2011).

2.2 Pengaruh Jarak Tanam Padi

Jarak tanam yang terlalu lebar berpotensi menjadi

tidak produktif. Banyak bagian lahan menjadi tidak

termanfaatkan oleh tanaman, terutama apabila tanaman

tidak mempunyai cukup banyak jumlah anakan sehingga

tersisa banyak ruang kosong. Banyaknya ruang kosong ini

pada akhirnya menyebabkan berkurangnya hasil padi yang

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

dihasilkan persatuan luas lahan. Dengan kata lain,

produktivitas lahan menjadi rendah. Jarak tanam yang

umum dianjurkan pada sistem tanam legowo 2:1 adalah 25

cm ( jarak antar barisan) x 12,5 cm (jarak dalam

barisan) x 50 ( jarak lorong) ( Hatta, muhamaad 2012).

Menurut Hatta ( 2011) jarak tanam yang tepat

tidak hanyak menghasilkan pertumbuhan dan jumlah anakan

yang maksimum, tetapi juga akan memberikan hasil yang

maksimum. Jarak tanam yang optimum akan memberikan

perumbuhan bagian atas tanaman yang baik sehingga dapat

memanfaatkan lebih banyak cahaya matahari dan

pertumbuhan bagian bawah tanaman yang juga baik

sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak unsur hara.

Sebaliknya, jarak tanam yang terlalu rapat akan

mengakibatkan terjadinya kompetisi antar tanaman yang

sangat hebat dalam hal cahaya matahari, air dan unsur

hara. Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil

tanaman rendah.

Menurut penelitian Yetti dan Ardian (2010)

perlakuan penanaman dengan jarak tanam S1: jarak tanam

25x25 cm, S2: jarak tanam 30x30 cm, S3: 35x35 cm dan

S4: 40x40 cm, menunjukan hasil walaupun perlakuan

melakukan jarak tanam yang berbeda, hasil tidak berbeda

nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

BAB 3. METODELOGI

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum Lapang Pengantar Teknologi Pertanian

dengan acara Penanaman Padi Sawah dilakukan pada hari

jum’at, 4 April 2014 pukul 07.00- 11.00 di UPT

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Agrotechnopark Jubung Kecamatan Rambipuji. Kabupaten

Jember

3.2 Alat dan Bahan

1. Tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak

tanam yang digunakan.

2. Bibit padi dari persemaian yang siap ditanam

3.3 Cara kerja :

1. Ambil tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai

jarak tanam yang digunakan

2. Bentangkan tali rafia dilahan

3. Tanam bibt padi sesuai dengan pola jarak tanam yang

di tandai oleh praktikan pada tali rafia

4. Sesudah satu baris tertanami semua, geser tali rafia

ke arah belakang anda ( menanam padi dengan pola

mundur)

5. Tanam baris berikutnya hingga seluruh lahan petak

kelompok anda ditanami.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

PENANAMAN PADI

A Jarak Tanam Konvensional (Bujur Sangkar 20 cm x 20 cm)

1 Tahap Pekerjaan :

Menyiapkan bahan tanam (bibit).

Menyiapkan kenco sesuai jarak tanam yang

diperlukan.

Mengambil bibit 2-3 batang untuk

ditanam.

Menanam bibit dengan memegang seperti

memegang pensil.

Menanam dengan kedalaman 3-4 cm.2 Hasil Pekerjaan :

Bibit yang ditanam telah rapi dengan jarak 20cm x 20 cm.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

3 Keterangan :

Kenco merupakan alat bantu untuk

menyesuaikan jarak tanam.

Meluruskan penanaman bibit sesuai dengan

tali penanda berwarna merah pada kenco.

Pola tanam konvensional :

B Jarak Tanam Jajar Legowo 2:1

1 Tahap Pekerjaan :

Menyiapkan bibit dan kenco.

Mengambil beberapa bibit padi dengan akar

mengarah keluar.

Menanam 2-3 bibit padi seperti memegang

pensil.

Menanam dengan jarak tanam jajar legowo

2:1.

Menanam tanaman pagar setiap sela dua

tanaman di pinggir jajar legowo.2 Hasil Pekerjaan :

Bibit padi yang telah tertanam rapi dengan

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

jarak tanam jajar legowo 2:1.

3 Keterangan :

Tanaman pagar berfungsi untuk menambah

populasi tanaman padi.

Memegang bibit seperti sedang memegang

pensil.

Menanam dari pinggir petakan hingga

berakhir di tengah.

Pola tanam jajar legowo 2:1

C Jarak Tanam Jajar Legowo 4:1

1 Tahap Pekerjaan :

Menyiapkan bahan tanam (bibit).

Menyiapkan kenco sesuai jarak tanam jajar

legowo 4:1.

Mengambil beberapa bibit padi dengan akar

mengarah keluar.

Menanam bibit padi 2-3 batang sesuai jarak

tanam atau tanda yang terdapat pada kenco.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Menanam tanaman pagar pada bagian tepi

kanan dan kiri jajar legowo.2 Hasil Pekerjaan :

Bibit yang ditanam telah rapi dengan jarak tanam jajar legowo 4:1.

3 Keterangan :

Tanaman pagar berfungsi untuk menambah

populasi padi.

Menanam padi seperti memegang pensil.

Pola tanam jajar legowo 4:1

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tahapan-tahapan dalam penanaman padi

Pemilihan benih

Pemilihan benih adalah faktor utama yang perlu

diperhatikan dalam membudidayakan tanaman padi. Dalam

pemilihan benih dapat dilakukan uji kesehatan benih

untuk menghindari penyakit yang terbawa oleh benih.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Selain itu juga dapat menyesuaikan kebutuhan benih

yang dipakai dengan luas lahan yang akan ditanamin.

Hal tersebut dilakukan agar dapat menekan biaya yang

dikeluarkan oleh petani.

Penyemaian

Membuat persemaian merupakan langkah awal

bertanam padi, Pembuatan persemaian memerlikan suatu

persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di

persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di

sawah. Persemaian harus benar-benar mendapat perhatian

agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat

dan subur dapat tercapai. Untuk persemaian bibit

diperhatikan beberapa hal diantaranya :

a. Tanah yang digunakan untuk menyemai bibit harus

tanah yang bagus.

b. Mencampur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk

kompos atau pupuk kandang.

c. Ratakan tanah di media atau lahan semai kira-kira

ketebalan 2 cm.

d. Taburkan benih yang sudah diseleksi dimedia semai.

e. Jaga kelembaban semaian benih.

f. Benih dapat ditanam langsung ke lahan penanaman

secara umum hingga 21 hari.

Persiapan Lahan

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah

pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh

susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh

tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa

tahap mulai dari pembersihan, pembajakan, pencangkulan

serta penggaruan. Pengolahan lahan dapat dilakukan

sambil menunggu proses penyemaian benih padi sehingga

nantinya setelah benih siap tanam tidak terjadi

kendala akan lahan yang digunakan.

Penanaman

Dalam tahap penanaman bibit padi harus diperhatikan

beberapa hal berupa persiapan lahan, umur bibit

tanaman, dan proses penanamannya. Tanah yang sudah

diolah dengan cara yang baik harus dipastikan untuk

ditanami bibit padi serta tekstur tanah sudah sesuai.

Umur bibit harus dipastikan sudah cukup sesuai untuk

dipindahkan ke lahan sesuai dengan jenis padi yang

digunakan. Untuk proses penanaman dibagi menjadi 2

yaitu :

1. Memindahkan bibit

Bibit yang telah berumur 17-25 hari (tergantung

jenis padinya) dapat segera dipindahkan kelahan yang

telah disiapkan. Syarat bibit yang siap dipindahkan

yaitu talah berumur 17-25 hari berdaun 5-7 helai,

batang bagian bawah besar dan kuat, pertumbuhan bibit

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

seraagam sesuai dengan jenisnya serta bibit tidak

terserang hama penyakit.

2. Menanam

Dalam menanam bibit padi dapat diperhatikan

seperti sistem larikan (cara tanam), jarak tanam,

jumlah bibit tiap lubang, kedalaman penanaman bibit

dan cara tanam. Sistem larikan (cara tanam) agar

mempermudah perawatan, jarak tanam juga harus

memperhatikan faktor seperti jarak tanam seberapa padi

jenis tertentu menghasilkan anakannya karena sangat

mempengaruhi jarak tanam yang akan dilakukan misalkan

menggunakan jajar legowo 2 : 1 ataupun 4 : 1,

kesuburan tanah penyarapan hara juga akan

memperhatikan jarak tanam yang akan dibuat sebab

perakaran pada tanah yang subur lebih baik, setelah

itu ketinggian tempat semakin tinggi tempat semakin

rapat jarak tanamnya karena berhubungan dengan

penyediaan air. Setelah jarak tanam yang perlu

diperhatikan lagi yaitu jumlah bibit tiap lubang

umumnya jumlah bibit tiap lubang berisi 2-3 bibit,

kedalaman penanaman bibit sangat menentukan hasil

kedalaman tanaman yang baik yaitu3-4cm, cara tanam

yaitu pemindahan bibit dari lahan pesemaian ke lahan.

4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

penanaman padi

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

1. Mutu Bibit Padi

Sebelum melakukan penanaman, harus mengetahui mutu

bibit yang akan ditanam. Dalam menentukan mutu bibit

yang baik, sebelumnya perlu adanya penyeleksian benih.

Benih padi diseleksi terlebih dahulu, agar benih yang

tidak bermutu tidak akan digunakan dan dibuang, dan

untuk benih yang bermutu, benih padi tersebut akan

digunakan untuk persemaian untuk menghasilkan bibit

padi yang bermutu. Bibit padi yang bermutu ini, salah

satu yang akan menentukan keberhasilan dalam penanaman

budidaya padi.

2. Cara tanam

Cara tanam bibit padi sangat menentukan keberhasilan

dalam penanaman dalam budidaya padi. Dimana, jika cara

tanam ini dilakukan dengan baik dan sesuai dengan

prosedur yang ditentukan. Maka, keberhasilan dalam

penanaman akan baik. Tapi sebaliknya, jika cata tanam

itu salah, seperti jarak tanam terlalu dekat, kedalam

lubang tanam terlalu dalam dan sebagainya. Itu dapat

menyebabkan keberhasilan dalam penanama akan semakin

renda atau buruk. Sehingga, cara tanam harus

diperhatikan dalam melakukan penanaman.

3. Jarak tanam

Dalam melakukan penanam jarak tanam juga harus

diperhatikan. Dimana, jarak tanam merupakan kesesuaian

anatar tanama satu dengan tanama lainnya. Jarak tanam

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

yang baik, jarak tanam yang sesuai dengan jenis

tanaman, kesuburan tanah, dan juga ketinggian tempat

atau musim. Jika sesuai dengan hal-hal tersebut, maka

keberhasilan dalam penanaman budidaya bagi akan

berhasil. Sebaliknya, jika dalam memberikan jarak tanam

yang tidak sesuai seperti menimbulkan kompetisi antar

tanaman dalam memperebutkan unsur hara, maka salah satu

tanaman akan berakibat kekurangan unsur hara. Hal

tersebut, akan mengakibatkan tingkt keberhasilan

penanaman menjadi buruk.

4.2.3 Pengaruh Jarak Tanam dan Produksi terhadap

tanaman padi

Jarak tanam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman padi. Jarak tanam yang sesuai dengan tanaman

padi yang ditanam akan berdampak positif pada

pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Jarak tanam yang

sesuai atau tidak terlalu dekat, tidak akan terjadi

kompetisi antar tanaman dalam memperebutkan unsur hara

didalam tanah. sehingga, tanama padi akan cepat tumbuh

dan mampu berproduksi tinggi. Atau antar tanaman padi

tidak akan saling mengganggu. Tetapi, jika jarak tanam

tidak sesuai dengan tanaman padi akan berdampak buruk

bagi tanaman tersebut. Pertumbuhan tanaman padi akan

terhambat dan produksi tanaman padi tidak maksimal atau

kurang. Itu bisa disebabkan karan adanya kompetisi

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

antar tanaman padi dalam memperebutkan unsur hara di

dalam tanah, karena jarak yang mungkin tidak sesuai tau

terlalu rapat.

4.2.4 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

penentuan jarak tanam

1. Jenis tanaman

Setiap tanaman padi memiliki jenis padi yang berbeda-

beda. Dimana, jenis pada tertentu dapat menghasilkan

jumlah anakan yang cukup banyak. Sehingga, keadaan ini

juga berpengaruh pad jarak tanam padi. Jenis padi yang

jumlah anakannya banyak memerlukan jarak tanam yang

cukup lebar. Sebaliknya, jenis padi yang anakannya

sedikit hanya memerlukan jarak tanam yang sempit.

2. Kesuburan tanah

Jarak tanam juga ditentukan dengan kesuburan suatu

tanah. Pada tanama padi, penyerapan hara oleh akar

tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam

pada tanaman padi. Sebab, perkembangan akar atau

tanaman padi itu sendiri pada tanah yang subur akan

lebih baik daripada perkembangan akar atau tanaman padi

pada tanah yang kurang subur. Karena, unsur hara yang

akan diserap oleh akar tanaman padi pada tanah yang

subur lebih banyak. Oleh karena itu, jarak tanam yang

dibutuhkan akan lebih lebar dari pada jarak tanam pada

tanah yang kurang subur. Jarak tanam yang lebar juga

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

untuk menghindari kompetisi antar tanaman padi dalam

memperebtukan unsur hara dalam tanah.

3. Ketinggian tempat / musim

Jarak tanam juga ditentukan oleh ketinggian suatu

tempat atau suatu musim. Seperti, daerah yang memiliki

ketinggian tertentu akan memerlukan jarak tanam yang

lebih rapat dari pada jarak tanam pada dataran rendah.

Karena pada ketinggian jarak tanam yang lebih rapat ini

berhubungan dengan penyediaan air. Hal lainnya, tanaman

padi yang memiliki varietas unggul memerlukan jarak

tanam yang berukur 20 x 20 cm saat terjadinya musim

kemarau dan pada saat terjadi musim hujan jarak tanam

menjadi lebih lebar 25 x 25 cm. hal ini juga

berhubungan dengan ketersediaan air.

4.2.5 Macam-macam pola jarak tanam pada budidaya padi

Pola jarak tanam yang digunakan pada acara

praktikum kali ini merupakan pola jarak tanam bujur

sangkar dan pola jarak tanam jajar legowo. Pola jarak

tanam jajar legowo kemudian dibagi menjadi 2 (dua) pola

jarak tanam lagi yakni jajar legowo 2:1 dan jajar

legowo 4:1.

• Pola jarak tanam bujur sangkar tergolong ke dalam

pola jarak tanam single row. Pada pola bujur sangkar,

lahan dimanfaatkan dengan menyusun tanaman sama ke

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

segala sisi. Pola ini menggunakan jarak 20×20 cm antar

tanamannya. Pola jarak tanam bujur sangkar dapat

digambarkan sebagai berikut.20 cm

X X X X X

X X X X X

X X X X X

• Pola jarak tanam lainnya yakni pola jarak tanam

jajar legowo merupakan pola jarak tanam yang tergolong

ke dalam pola jarak tanam ganda (double row). Pengaturan

letak tanaman pada pola ini hampir sama dengan jarak

tanam persegi panjang, namun pada jarak tertentu dibuat

lebih lebar. Pada awalnya, pola jarak tanam ganda

digunakan untuk budidaya tanaman perkebunan. Namun,

saat ini pola jarak tanam ganda telah banyak digunakan

pada budidaya tanaman pangan, khususnya padi. Pola

jarak tanam jajar legowo terdiri atas beberapa macam,

diantaranya yang dilakukan pada acara praktikum kali

ini adalah pola jarak tanam jajar legowo 2:1 dan pola

jarak tanam jajar legowo 4:1. Adapun pola jarak tanam

jajar legowo tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut.

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

4.2.6 Kekurangan dan kelebihan jarak tanam

Pola tanam yang secara konvensional dilakukukan

oleh petani padi adalah jarak tanam tunggal atau

bunjur sangkar. Secara umum, jarak tanam yang dipakai

adalah 20 x 20 cm. Keuntungan dengan menggunakan jarak

tanam 20 x 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm

atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan

ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Manfaat

penggunaan pola tanam konvensional yaitu :

- Hasil gabah lebih tinggi karena memanfaatkan asas

pengaruh barisan pinggir.

- Pada tahap awal pertumbuhan lebih terang dan kondisi

demikian ternyata tidak disukai tikus.

- Memudahkan kegiatan penyiangan dan pemupukan.

- Efisiensi pemberian pupuk lebih besar.

- Lebih tahan roboh.

Untuk pola tanam Jajar Legowo 2 : 1 adalah salah

satu cara tanam pindah sawah yang memberikan ruang

(barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan

tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya. Pada

tanah yang kurang subur kebiasaan petani tanam cara

tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam

barisan 10 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm,

jarak tanam dalam barisan 15 cm. Ada pun kelebihan

dari cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah :

- Memamfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.

- Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena

lahan lebih terbuka.

- Menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban

dibandingkan dengan cara tanam biasa.

- Populasi tanaman bertambah 30 %.

- Pemupukan lebih efisien.

- Pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah

dilakukan daripada cara tanam biasa.ini

Ada kelemahan dengan menggunakan sistem jajar

legowo 2 :1.  Walaupun sistem jajar  legowo mampu

meningkatkan hasil panen, ada kelemahan yang perlu

dicermati. Karena tanaman jumlahnya lebih banyak dari

sistem tanam konvensional, sehingga perlu tambahan

benih padi dan tenaga kerja pada waktu menanam. Selain

itu ketika tanaman padi sudah mulai berbuah dan

berisi, biasanya tanaman padi sistem jajar legowo

lebih disukai hama burung, ini diperkirakan karena ada

jarak tanaman yang sempit dan renggang sehingga burung

lebih mudah bertengger disela-sela tanaman padi.

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Pola tanam jajar legowo 4 : 1 tanam merupakan

pola tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi

oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir

mempunyai jarak tanam ½ kali jarak tanam pada barisan

tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo

4 ; 1 adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan

tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan

kosong). Keuntungan dan kelemahan dalam pengunaan pola

tanam jajar legowo 4 : 1 ini tidak jauh berbeda dengan

pola tanam jajar legowo 2 : 1. Manfaat yang dirasakan

ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo ini :

- Menambahnya jumlah tanaman padi.

- Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara

signifikan.

- Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin

banyaknya tanaman pinggir.

- Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman

padi.

- Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi.

- Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik

dalam proses pemupukan maupun penyemprotan

pestisida.

- Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di

bagian dalam baris tanaman saja.

Adapun kelemahan ketika Tanam Padi dengan Sistem

Jajar Legowo ini :

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

- Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan

waktu yang lebih lama pada saat melakukan proses

penanaman padi.

- Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini

dikarenakan  semakin banyaknya populasi tanaman

padi.

- Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar

legowo, maka akan lebih banyak ditumbuhi rumput.

4.2.7 Pagar pada pola jarak jajar legowo

Tanaman pagar pada sistem jajar legowo adalah

tanaman yang disisipkan dalam tanaman utama. Tanaman

pagar pada pola jarak tanaman pada dasarnya sebagai

pagar antara barisan suatu tanaman dengan barisan

tanaman yang lain. Tanaman pagar biasanya ditanam di

bagian alur bagian kiri maupun alur bagian kanan.

Selain itu manfaat yang bisa dirasakan dari tanaman

pagari ini adalah dapat menambat nitrogen (N2) dari

udara, dan juga mempunyai manfaat ganda, mengurangi

laju aliran permukaan dan erosi apabila tanaman pagar

ditanam secara rapat menurut garis kontur. Tanaman

pagar yang dapat diterapkan pada jajar legowo ialah 2:1

, 3:1, 4:1 dan 5;1 biasanya tanaman pagar diletakkan

pada pinggir barisan antara jarak pemisah tanaman satu

dengan yang lain.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

4.2.8 Pentingnya pemeberian pagar pada pola jajar

legowo

Pentingnya pemberian pagar pada pola jajar legowo

yaitu agar meningkatkan jumlah dari tanaman yang ada.

Pembuatan pagar pada pola jajar legowo dengan

meletakkan diantara barisan pemisah jarak tanaman satu

dengan yang lain dengan ukuran ½ kali jarak sekitar 10

cm. Hal tersebut juga akan mempengaruhi produksi gabah

dan pertumbuhan gabah yang meningkatkan kondisi gabah

yang bernas dan peningkatan produksi beras yang lebih

banyak dibandingkan dengan pola atau sistem tanam yang

lain.

4.2.9 Pola jarak jajar legowo 2:1 budidaya padi untuk

dikonsumsi

Pola jarak jajar legowo 2:1 merupakan cara atau

altenatif untuk peningkatan produksi dan konsumi,

karena sistem jarak tanam yang tidak tidak terlalu

lebar sehingga tanaman dapat meningkatkan produksi

gabah dan anakan pada tanaman, pemanfaatan lahan kosong

juga dapat mengefisiensi lahan karena bisa ditumbuhi

oleh anakan dari tanaman padi. Berdasarkan hasil

observasi peningkatan penanaman padi secara kesuluruhan

dapat diterapkan pola jarak tanam jajar legowo 2:1

sehingga petani dapat menambah kualitas untuk padi yang

akan dikonsumsi.

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

4.2.10 Pola jarak jajar legowo 4:1 budidaya padi untuk

produksi benih

Pola jarak jajar legowo 4:1 merupakan cara atau

alternatif untuk menerapkan sistem produksi benih,

karena penerapan jarak tanam yang agak lebar dapat

memperbaiki kondisi perakaran dan pertumbuhan tanaman

untuk mengurangi interaksi atau bersimbiosis dengan

tanaman yang lainnya baik dalam hal memperebutkan hara,

cahaya matahari dan air. Jarak tanam yang diterapkan

pada pola jarak jajar legowo 4:1 dengan ukuran jarak

20x10x40 cm akan meningkatkan kualitas benih yang

terbaik bagi petani, sehingga petani disarankan untuk

menerapkan sistem jajar legowo 4:1 untuk produksi

benih.

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Dalam budidaya padi terdapat tahapan-tahapan yang

harus dilakukan oleh para petani. Tahapan tersebut

mempunyai satu kaitan dan beruntun mulai dari

pemilihan benih, penyemaian, persiapan lahan, proses

penanaman dan perawatan dan penanganan HPT.

2. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

dalam penanaman budidaya padi yaitu kualitas benih,

perbaikan sistem pengairan, pembenahan pola tanam,

perbaikan infrastruktur aset jalan serta

pemberdayaan petugas penyuluh pertanian dilapangan.

3. Faktor yang lebih berhubungan langsung dengan

tanaman yaitu unsur hara dam tanah, penyinaran,

iklim dan cuaca serta ketinggihan lahan tanam padi.

4. Ada beberapa pola jarak tanam yang dapat digunakan

dalam budidaya padi misalnya jarak tanam pola

konvensional dan pola jajar legowo baik tipe 2 : 1

maupun tipe 4 : 1.

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

5. Berdasarkan tujuan berbudidayanya, pola tanam jajar

legowo cocok untuk budidaya padi ialah 2:1 dengan

target pemenuhan konsumsi Selain itu pola tanam

jajar legowo 4:1 cocok untuk budidaya padi dengan

tujuan produksi benih.

5.2 Saran

Sebaiknya penerapan dalam pelaksanaan praktikum

harus memperhatikan waktu, sehingga antara praktikan

yang sedang menanam dapat segera cepat dalam menanam

dan praktikan yang lain tidak terlalu lama menunggu

praktikan yang sedang menanam, sehingga waktu tidak

terbuang sia-sia.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fita, Agus Suryanto, dan Nurul Aini. SistemTanam dan Umur Bibit Pada Tanaman Padi Sawah(Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. JurnalProduksi Tanaman Vol.1 No.2. UniversitasBrawijaya

Bobihoe, julistia. 2007. Pegelolaan Tanaman Terpadu (PTT)Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi PertanianJambi. Jambi

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI

Hatta, Muhammad. 2011. Pengaruh Tipe Jarak TanamTerhadap Anakan, Komponen Hasil, Dan Hasil DuaVarietas Padi Pada Metode SRI. J.Floratek 6:104-113. Universitas Syiah Kuala Darussalam BandaAceh

Kurniasih, Budiastuti, Siti Fatimah, dan Dwi Aripurnawati. 2008. Karakteristik Perakaran TanamanPadi Sawah IR 64 (Oryza sativa L.) Pada UmurBibit dan Jarak Tanam yang Berbeda. IlmuPertanian Vol. 15 No.1,2008:15-25. UniversitasGajah Mada

Prasetiyo, Y T. 2002. Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa OlahTanah). Yogyakarta : Kanisius.

Purwono dan Purnamawati, Heni. 2007. Budidaya 8 JenisTanaman Pangan Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.

Senewe Rein, E dan Janes B. Alfons. 2011. KajianAdaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi SawahPada Sentra Produksi Padi di Seram Bagian BaratProvinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian Vol.7No 2. Desember 2011, Halaman 60-64. BalaiPengkajian Teknologi Pertanian Maluku.

Umadevi. M, Pushpa, Sampatkhumar, dan Debjit Bhowmik.2012. Rice Traditional Medicinal Plant in India.Journal Of Pharmacognosy and Phytocthemistry.Tamil Nadu Agricultural University. India

Yetti, Husna dan Ardian. 2010. Pengaruh PenggunaanJarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan ProduksiPadi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas IR42 denganMetode SRI. SAGU, Vol.9 No.1:21-27 ISSN 1412-4424. Universitas Riau

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI