LAPORAN PRAKTIKUMKOPERASI PERTANIANPENGETAHUAN PRINSIP DAN
PRAKTEK KOPERASI SERTA TINGKAT PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI
PETANI TERHADAP KOPERASI
Oleh Kelompok 10 :INDAH PARASTIKA (E1D012122)NETTY SUSTRIANTY
(E1D012105)NURUL CHAIRUNNISA (E1D012098)POPI MAIKURI
(E1D012005)SHINTA RATNA (E1D012097)
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIANFAKULTAS
PERTANIANUNIVERSITAS BENGKULU2014
Kata PengantarPuji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat
menyusun Laporan praktikum Koperasi Pertanian. Laporan ini memuat
dan menjelaskan tentang pengetahuan, prinsip dan praktek koperasi
serta tingkat persepsi dan tingkat partisipasi petani terhadap
koperasi.Semoga laporan ini memberikan sumbangan yang cukup berarti
dalam membantu pembaca untuk dapat memahami pengetahuan, prinsip
dan praktek koperasi serta tingkat persepsi dan tingkat partisipasi
petani terhadap koperasi.Namun dibalik harapan ini, kami sadar
bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaanya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini.Akhirnya kami tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan praktikum koperasi pertanian ini.
Bengkulu, Mei 2014
Penyusun
BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSejarah kelahiran dan
berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang
memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan
untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan
berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan
kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting
dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan
internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh
kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka
melindungi dirinya.Di negara berkembang koperasi dirasa perlu
dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi
mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan
dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di
negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun
pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan
perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud
mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi
pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang
diperlukan.Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi
yang pernah lahir dan telah tumbuh secara alami di jaman
penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan diperbaharui dan diberikan
kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-undang dasar.
Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran
bagaimana harus mengembangkan koperasi. Paling tidak dengan dasar
yang kuat tersebut sejarah perkembangan koperasi di Indonesia telah
mencatat tiga pola pengembangan koperasi. Secara khusus pemerintah
memerankan fungsi regulatory dan development secara sekaligus
(Shankar 2002).Ciri utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah
dengan pola penitipan kepada program yaitu : (i) Program
pembangunan secara sektoral; (ii) Lembaga-lembaga pemerintah; dan
(iii) Perusahaan baik milik negara maupun swasta. Sebagai akibatnya
prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak
diberikan tempat semestinya.Selama ini koperasi dikembangkan dengan
dukungan pemerintah dengan basis sektor-sektor primer yang
memberikan lapangan kerjaterbesar bagi penduduk Indonesia.
KUDsebagai koperasi programyang didukung dengan program
pembangunanuntuk membangun KUD. Di sisi lain pemerintah
memanfaatkan KUD untuk mendukung program pembangunan seperti yang
selama PJP I, menjadi ciri yang menonjol dalam politikpembangunan
koperasi. Bahkan koperasi secara eksplisit ditugasi melanjutkan
program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh pemerintah,
seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola pengadaan bea
pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli baru
(cengkeh).Pada pelaksanaan praktikum kali ini kami
melakukan/melaksanakan praktikum di desa Kemumu, kecamatan Arga
Makmur kabupaten Bengkulu Utara, Koperasi Unit Desa (KUD) di Kemumu
didirikan untuk kepentingan bersama dan kebutuhan yang mendasar
serta penjabaran dari UU 1945 pasal 33 ayat yang berbunyi koperasi
adalah sebagai salah satu soko guru perekonomian rakyat.Ilmu
koperasi merupakan ilmu yang mempelajari dan mengembangkan setiap
orang per orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan.
Sekaligus sebagai wahana yang dapat digunakan oleh seluruh rakyat
Indonesia dalam rangka mencapai kesejahteraan yang berdasarkan
ekonomi kerakyatan. Namun tidak jarang kita mendengar dan melihat
keberadaan sebuah koperasi pertanian di suatu daerah kurang
dirasakan manfaatnya oleh anggota koperasi tersebut, dari hal
tersebut maka perlu rasanya untuk melihat lebih dekat dan
mengetahui seberapa jauh peran aktif anggota, manajer dan pengurus
koperasi terhadap kegiatan koperasi serta seberapa besar kontribusi
koperasi dalam meningkatkan taraf hidup dan memberikan serta
memenuhi kebutuhan anggota koperasi dan masyarakat di sekitar yang
memerlukan kebutuhan tersebut.Melalui praktikum lapangan maka akan
diperoleh pengalaman yang dapat menambah wawasan mahasiswa. Dari
pengalaman tersebut kita akan dapat menilai persepsi masyarakat
terhadap koperasi, apakah keberadaan koperasi memang dibutuhkan
bagi petani. Selain itu apakah benar terdapat kesesuaian antara
teori yang telah kita pelajari dengan pengalaman lapangan yang akan
diperoleh.Dari hasil praktikum lapangan diharapkan Mahasiswa mampu
memahami peranan koperasi yang sesungguhnya didalam masyarakat,
serta bagaimana cara pengaplikasian teori secara nyata di
lapangan.
1.2 Rumusan MasalahDari uraian diatas maka yang akan dibahas
dalam laporan ini adalah :1. Bagaimana partisipasi dan persepsi
terhadap keberadaan Koperasi Wanita Mawar Kelurahan Tangsi Baru
baik dalam pengelolaan organisasi, kegiatan koperasi dalam
memberikan kontribusi dan dalam menjalankan hak dan kewajibannya
sebagai anggota maupun pengurus kopersasi?2. Bagaimana peran
Koperasi Wanita Mawar Kelurahan Tangsi Baru dalam mensejahterakan
masyarakat, khususnya masyarakat petani?3. Bagaimana tingkat
keaktipan petani terhadap kegiatan yang diselenggerakan oleh
Koperasi Wanita Mawar Kelurahan Tangsi Baru ?
1.3 Tujuan praktikum Koperasi ini secara umum adalah:1. Untuk
mengetahui partisipasi dan persepsi terhadap keberadaan Koperasi
Wanita Mawar Kelurahan Tangsi Baru baik dalam pengelolaan
organisasi, kegiatan koperasi dalam memberikan kontribusi dan dalam
menjalankan hak dan kewajibannya sebagai anggota maupun pengurus
kopersasi.2. Mengetahui peran Koperasi Wanita Mawar Kelurahan
Tangsi Barudalam mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat
petani. 3. Mengetahui keaktifan petani terhadap kegiatan yang
diselenggerakan olehKoperasi Wanita Mawar Kelurahan Tangsi
Baru.
BAB 11TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian KoperasiKoperasi berasal dari kata co yang
berarti bersama, serta operation yang mengandung makna bekerja.
Jadi, secara leksikologis koperasi bermakna sebagai suatu
perkumpulan kerjasama yang beranggotakan orang-orang maupun
badan-badan dimana ia memberikan kebebasan untuk keluar dan masuk
sebagai anggota. Dalam perkumpulan tersebut, kesejahteraan dari
anggota harus benar-benar diperjuangkan. Suatu perkumpulan
dinamakan koperasi bila memenuhi persyaratan kelayakan, seperti:
jumlah anggota minimal, struktur organisasi yang tepat, mekanisme
kerja, serta adanya alur wewenang dan tanggung jawab. Sehingga,
tidak semua bentuk perkumpulan dan kerjasama dapat dinamakan
sebagai koperasi. Kegiatan gotong-royong, arisan, persekutuan
dagang, dan kerukunan antara beberapa petani tidak dapat disebut
sebagai koperasi. Suatu perkumpulan atau kerjasama antara beberapa
orang dan badan hukum dapat dinamakan koperasi apabila telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh undang-undang. Untuk
konteks Indonesia, persyaratan sahnya suatu badan hukum menjadi
koperasi diatur dalam undang-undang mengenai
perkoperasian.Definisikoperasi secara universal menurut ICA
(Internasional Cooperative Allians ) mengartikan bahwa koperasi
adalah sebagai suatu asosiasi yang otonomus dari orang-orang yang
secara sukarela bergabung untuk mendapatkan berbagai kebutuhan dan
aspirasi sosial dan budaya melalui suatu badan usaha yang dimiliki
dan dikontrol secara bersama. Dari pengertian ini dapat dijelaskan
hal-hal sebagai berikut :1. Otonomus disini dalam artian tidak
dipaksakan. Artinya anggota koperasi berkumpul tanpa adanya
paksaan, sehingga koperasi adalah asosiasi yang terbentuk dengan
sendirinya.2. Badan usaha disini yaitu yang sah yaitu diterbitkan
melalui akte 3. Kebutuhan disini adalah kebutuhan banyak orang.4.
Dimiliki bersama maksudnya bahwa koperasi adalah milik sejumlah
angggota yang ada.5. Dikontrol bersama maksudnya bahwa koperasi
dikontrol oleh sejumlah anggota yang ada.
Menurut UU No 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Sedangkan menurut UU No 17 Tahun 2012, Koperasi
adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi
dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai
dengan nilai dan prinsip Koperasi.2.2 PRINSIP DAN PRAKTEK
KOPERASI2.2.1 Prinsip KoperasiPrinsip koperasi pada awalnya
bersumber dari apa yang ditemukan oleh pelopor Rochdale dan dikenal
sebagai prinsip-prinsip Rhochdale pada waktu koperasi berdiri di
Rhochdale pada tahun 1844. Prinsip ini ternyata telah dijadikan
contoh dan pedoman bagi prinsip-prinsip ini bagi koperasi diseluruh
dunia. Tentu saja pengambilalihan prinsip ini tidak dapat dilakukan
seluruhnya, namun harus disesuaikan dengan koperasi serta
kebudayaan setempat. Dari masa ke masa sejak disusunnya
prinsip-prinsip ini, setiap koperasi tetap menggunakan beberapa
diantaranya yang secara tegas memberikan ciri utama kepada
koperasi. Prinsip ini menetukan cara kerja koperasi yang berbeda
dengan badan usaha dagang yang bukan koperasi.Dalam cooperative
sector yang ditulisnya pada tahun 1951, Dr. Fauguet menegaskan
adanya empat prinsip yang harus dipenuhi oleh setiap entitas yang
menamakan dirinya sebagai koperasi. Empat prinsip itu adalah :1.
Ketentuan tentang perbandingan yang berimbang dalam hasil yang
diperoleh atas pemanfaatan jasa-jasa oleh setiap pemakai dalam
koperasi. Berdasarkan prinsip ini pembagian sisa hasil usaha,
kewajiban menyertakan uang simpanan untuk membiayai aktivitas
koperasi, keharusan untuk ikut bertanggung jawab atas kerugian yang
terjadi, serta penyertaan cadangan perorangan diatur secara jelas
dalam setiap badan hukum koperasi.2. Persamaan hak antara para
anggota.3. Keanggotaan yang didasari kesukarelaan.4. Hak dan
kewajiban untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan
koperasi.Menurut Dr. Fauguet, prinsip pertama dan kedua berlaku
mutlak dalam koperasi. Hal ini berarti bahwa dalam setiap
organisasi atau perkumpulan yang menamakan dirinya koperasi harus
diberlakukan prinsip pertama dan kedua. Sementara, prinsip ketiga
dan keempat bila perlu dapat ditiadakan apabila ada kondisi yang
memaksa.Prinsip koperasi tersebut telah banyak mengalami
perkembangan dan perubahan sesuai dengan keadaan yang berlaku pada
tempat dimana suatu koperasi berada. Adapun mengenai perkembangan
prinsip- prinsip koperasi dari waktu ke waktu adalah sebagai
berikut :1. Prinsip koperasi menurut Rochdalea. Pengawasan oleh
anggota secara demokratisb. Keanggotaannya berlaku secara sukarela
dan terbukc. Adanya pembatasan atas bungad. Pembagian sisa hasil
usaha kepada anggota sebanding dengan pembelian yang dilakukan pada
koperasi.e. Penjualan dilakukan secara tunai.f. Penjualan hanya
dilakukan terhadap barang yang benar-benar bermutu dan tidak
dipalsukan.g. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan kepada para
anggota sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.h. Netral terhadap
perbedaan politik maupun agama.
2. Prinsip koperasi menurut International Cooperative
AlliancePersekutuan Koperasi Internasional (ICA) berusaha
merumuskan sendi dasar koperasi yang berlaku untuk berbagai negara.
Usaha ini dilakukan pada tahun 1930 sampai dengan tahun 1934.
Prinsip-prinsip yang disepakati adalah sebagai berikut :a.
Keanggotaanya bersifat terbuka b. Pengawasan secara demokratis c.
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat
atau proporsi partisipasinya dalam koperasi. d. Adanya bunga uang
yang terbatas atas modale. Tidak membedakan politik dan agama
anggotaf. Tata niaga dilaksananakan secara tunaig. Menyelenggarakan
pendidikan bagi para anggotanya 3. Dalam kongres International
Cooperative Alliance yang diselenggarakan di Praha pada tahun 1948,
(ICA) menetapkan persyaratan bagi suatu koperasi yang ada di suatu
negara untuk menjadi anggota apabila koperasi di suatu negara itu
memiliki sendi dasar sebagai berikut :a) Keanggotaannya secara suka
relab) Pengawasan secara demokratisc) Pembagian sisa hasil usaha
kepada para anggota didasarkan atas proporsi partisipasi
masing-masing anggota dalam transaksi sosial atau jasa sosial dari
usaha yang dilaksanakan oleh koperai itu sendiri.d) Pembatasan
bunga atas modal.4. Dalam pelaksanaanya di beberapa negara,
timbullah tafsiran yang berbeda mengenai prinsip-prinsip dasar
koperasi karena pengaruh sistem pemerintahan, politik, ekonomi, dan
sosial yang berbeda. Sehubungan dengan hal ini, maka pada tahun
1963 di Bournemouth, kongres ICA menyusun suatu komisi yang
bertugas meninjau dan mengkaji ulang pelaksanaan prinsip-prinsip
dasar koperasi di berbagai negara anggota ICA. Pada tahun 1966,
hasilnya dibawa kepada kongres di Wina.adapun rumusan baru mengenai
sendi-sendi dasar koperasi adalah sebagai berikut :a. Keanggotaanya
bersifat sukarela dan terbukab. Koperasi diselenggarakan secara
demokratis c. Modal yang berasal dari simpanan uang diberikan
pembatasan tingkat bunga d. Jika ada sisa hasil usaha yang berasal
dari usaha koperasi harus dibagikan kepada para anggotae. Koperasi
harus menyelenggarakan usaha pendidikan bagi kalangan anggotanya,
pengurus, pegawai koperasi serta masyarakat umumf. Seluruh
organisasi koperasi baik koperasi setempat, di propinsi, atau di
lingkup negara bahkan dunia haruslah menyelenggarakan kegiatan
sebagai pencerminan amanah para anggotanya. Peningkatan pelayanan
dan kesejahteraan terhadap para anggotanya hendaknya juga dilakukan
melalui kerja sama antar koperasi baik secara lokal, nasional,
regional, maupun internasional.Prinsip-prinsip dasar koperasi
menurut ICA tidak bersifat mutlak tanpa pengecualian, namun
penerapannya disesuaikan dengan kondisi nyata masing-masing negara.
Berdasarkan sejarah perkembangan koperasi, prinsip-prinsip koperasi
Indonesia mengacu pada apa yang dirumuskan oleh ICA
tersebut.Prinsip koperasi menurut Bung Hatta (1983), adalah :a)
Digerakkan oleh masyarakat sendiri dalam kesamaan tujuanb)
Difokuskan kepada kepentingan anggotac) Kemandiriand) Koperasi
harus didukung oleh anggotanya
Sedangkan prinsip-prinsip koperasi yang berlaku di Indonesia
berdasarkan UU Koperasi No 25/1992 pasal 5 adalah :a) Keanggotaan
bersifat sukarela dan terbuka b) Pengelolaan dilakukan secara
demokratis c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggotad)
Pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal e) Kemandirianf)
Pendidikan perkoperasiang) Kerjasama antar koperasSedangkan menurut
Prinsip KoperasiUU No 17 Tahun 2012 yang terdapat pada Pasal 6
yaitu:1. keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;2.
pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis;3.
Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;4.
Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan
independen;5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan
informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan
kemanfaatan Koperasi;\6. Koperasi melayani anggotanya secara prima
dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui
jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan
internasional; dan7. Koperasi bekerja untuk pembangunan
berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan
yang disepakati oleh Anggota.
Yang dimaksud dengan sifat sukarela dalam keanggotaanya adalah
bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh
siapapun. Sifat sukarela ini juga berarti bahwa seorang anggota
dapat mengundurkan diri dari koperasinya sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sedangkan sifat terbuka
memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan diskriminasi
dalam bentuk apapun.Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan
koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para
anggota inilah yang memegang dan melaksanakan kekuatan tertinggi
dalam koperasi.Prinsip pembagian sisa hasil usaha kepada anggota
dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki
seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa
usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang demikian ini
merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.Modal dalam
koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan
bukan sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa
terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas dan
tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan.
Yang dimaksud denganterbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi
suku bunga yang berlaku di pasar.Prinsip kemandirian mengandung
arti dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain yang
dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan,
kemampuan dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula arti
kebebasan yang bertanggung jawab otonomi, swadaya, berani
mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri dan kehendak untuk
mengelola diri sendiri.Penyelenggaran pendidikan perkoperasian dan
kerjasama antar koperasi yang penting dalam meningkatkan kemampuan,
memperluas wawasan anggota dan memperkuat solidaritas dalam
mewujudkan tujuan koperasi. Kerjasama dimaksud dapat dilakukan
antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional dan
internasional.
2.2.2 Praktek KoperasiAdapun Praktek koperasi adalah sebagai
berikut :1. Pengumpulan modal2. Transaksi secara tunai3. Pelayanan
jasa secara distributor dan penyalur4. Penetapan harga pada harga
pasar5. Menyediakan barang yang kualitasnya bagus6. Meminimkan
pengeluaran7. Ekspansi secara berkesinambungan
2.3 Persepsi dan Partisipasi KoperasiPersepsi adalah pandangan
suatu masyarakat tentang menyikapi suatu fenomena pada suatu
lingkungan tertentu. Adanya perbedaan persepsi pada kelompok yang
berbeda merupakan faktor-faktor individu yang menyebabkan
terjadinya perbedaan sifat atau tingkah laku mereka terhadap suatu
fenomena sosial yang pada akhirnya akan mempengaruhi partisipasi
tingkat petani. Tingkat persepsi yang baik dari suatu masyarakat
akan sangat berpengaruh kepada partisipasi petani di suatu wilayah
tertentu (Anonim.2009).Istilah partisipasi berasal dari bahasa
inggris yaitu partisifation yang berarti mengambil bagian
keikutsertaan, maka arti kata partisipasi adalah turut mengambil
bagian atau turut serta dalam suatu kegiatan. Keith Devish
mengemukakan pendapatnya tentang partisifasi Ketertiban mental dan
emosi dari seseorang pada situasi kelompok yang mendorongnya untuk
mengambil bagian terhadap pencapaian kelompok serta ikut
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut.
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM3.1 Lokasi dan Waktu PraktikumPraktikum
lapangan koperasi pertanian ini dilaksanakan di Kelurahan Tangsi
Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu pada
tanggal 16 17 Mei 2014. Dengan pertimbangan bahwa di daerah
tersebut terdapat koperasi yang dikelolah oleh masyarakat
setempat.3.2 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data3.2.1 Jenis
DataData praktikum ini diperoleh dari data primer dan data
sekunder. Data primer pengambilan datanya dilakukan dengan cara
mewawancarai langsung beberapa anggota koperasi. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari laporan pertanggung jawaban kepengurusan
Koperasi Wanita Mawar Kelurahan Tangsi Baru Kecamatan Kabawetan
Kabupaten Kepahiang.3.2.2 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan
data yang digunakan yaitu pengambilan sampel anggota koperasi
sebagai responden dalam pengisian kuisioner. Pengambilan data
dilakukan dengan cara mewawancarai langsung beberapa
anggotaKoperasi Wanita Mawar Kelurahan Tangsi Baru Kecamatan
Kabawetan Kabupaten Kepahiang dan beberapa warga yang tidak ikut
serta dalm keanggotaan koperasi Wanita Mawar. Metode tersebut
dilakukan dengan tujuan memahami kedudukan koperasi Wanita Mawar
dalam masyarakat. Sehingga dari hasil interview tersebut dapat
disimpulkan sejauh mana peranan koperasi Wanita Mawar oleh para
anggotanya dan masyarakat setempat. Pengambilan data dengan cara
pengambilan sampel dimaksudkan untuk mengetahui keadaan koperasi
Wanita Mawar yang sebenarnya. Serta juga bertujuan untuk mengetahui
bagaimana peran aktif anggota untuk kemajuan koperasi juga untuk
mewujudkan program kerja yang telah disusun oleh koperasiBAB
IVGAMBARAN UMUM KOPERASI WANITA MAWAR4.1 Sejarah Pendirian Koperasi
Wanita MawarKoperasi Wanita Mawar berdiri pada tahun 1988 yang
terletak Kelurahan Tangsi Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten
Kepahiang. Dalam pendirian koperasi harus pedoman yang jelas dalam
legalitas pendirian koperasi yaitu jumlah anggota minimal 20 orang
artinya, kapasitas anggota yang menopang keberadaan koperasi itu
jelas serta adanya badan hukum yang jelas. Jumlah anggota Koperasi
Wanita Mawar dari tahun ke tahun mengalami perubahan baik bertambah
maupun berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya ketertarikan akan koperasi, kesibukan dan lain
sebagainya. Pada laporan pengurus Koperasi Wanita Mawar tahun 2013
menyatakan bahwa anggotanya berjumlah 93 orang.Respon serta
dukungan dari semua pihak merupakan sumbangsih besar bagi
eksistensi suatu koperasi dengan kapasitas anggota, pendidikan
tentang perkoperasian yang matang, serta manejemen koperasi yang
baik.4.2 Struktur Koperasi Wanita Mawar
RAPAT ANGGOTA
BADAN PENGAWAS :ASIAH (KETUA)HARTATI (SEKRETARIS)DESI MINARNI
(AGOOTA)PENGURUS KOPERASI :NURJAYATI (KETUA)ISMI SITI FATIMAH
(SEKRETARIS)RAINI (BENDAHARA)
USAHA SIMPAN PINJAM
ANGGOTA :
4.3 Organisasi Kopersai Wanita MawarBerdasarkan keputusan Rapat
Anggota Tahunan (RAT) Tahun 2007 tepatnya pada tanggal 26 Maret
2007 periode 2005 sampai 2007 susunan pengurusannya adalah :A.
PengurusNo.NamaJabatanKeterangan
1.NurjayatiKetua
2. Ismi Siti PatimahSekretaris
3. RainiBendahara
B. Badan PengawasNo.Nama Jabatan Keterangan
1. AsiahKetua
2.HartatiAnggota
3. Desy SunarnoAnggota
C. KeanggotaanJumlah anggota Koperasi Wanita Mawar :Tahun 2012,
Jumlah anggota= 91 OrangTahun 2013, Anggota Masuk= 3 Orang Anggota
keluar= 1 OrangJumlah anggota Koperasi Wanita Mawar tahun 2013
yaitu 93 orang.
BAB VIIHASIL DAN PEMBAHASAN7.1 Identitas RespondenResponden yang
diambil sebagai sample data memiliki identitas dan karakteristik
yang berbeda antara yang satu dengan anggota yang lainnya.
Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi tingkat partisipasi,
persepsi dan tingkat pengetahuan prinsip dan praktek terhadap
koperasi. Identitas atau karakteristik responden yang diamati
meliputi:1. Umur,1. Status perkawinan,1. Tingkat pendidikan, dan1.
Pengalaman menjadi anggota koperasi.dapat dilihat pada tabel I
berikut.Tabel 1. Data Karakteristik RespondenNoIdentitasResponden
(n = 25)Rata-rata
Orang%
1.Umur : < 15 Tahun0043,72
15 65 Th (Produktif)25100
> 65 Tahun00
2Status Perkawinan Belum Kawin00Kawin
Kawin25100
Duda/Janda00
3Pendidikan Formal < 6 Tahun289,04
6 Tahun (SD)416
9 Tahun (SMP)936
12 Tahun (SMA)832
> 12 Tahun
14
4.Pengalaman Koperasi Tidak Ada4167,04
5 Tahun416
> 5 Tahun1352
(Sumber : Data Primer yang diolah)Dari tabel 1 dapat dilihat
identitas atau karakteristik responden. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa umur responden rata-rata adalah 43.72 tahun.
Dimana 0 % usia < 15 tahun, 100% usia 15 65 tahun, dan 0 % usia
> 65 tahun, Ini berarti mayoritas responden adalah berada pada
usia produktif. Minat untuk menjadi anggota koperasi bagi responden
yang masih muda cukup besar, berarti fungsi keberadaan koperasi
bagi responden yang masih muda sudah merasakan manfaatnya dari
koperasi untuk keperluan kebutuhannya, karena para golongan muda
lebih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi bila dibandingkan dengan
golongan tua / usia tua. Di tabel dapat kita lihat bahwa anggota
yang berusia 15-65 tahun mencapai 100 %.Semua responden memiliki
status perkawinan kawin (100 %) dapat dilihat status perkawinan ini
menyebabkan keperluan akan kebutuhan hidup semakin meningkat
sedangkan lapangan pekerjaan dan sumber modal kurang mencukupi
responden, sehingga menyebabkan/menarik mereka ikut serta dalam
anggota koperasi. Karena sebagai anggota koperasi mereka dapat
membeli/mengambil barang-barang kebutuhan mereka dikoperasi dan
baru dibayar setelah mendapat gaji dengan sistem potong gaji,
selain itu mereka juga memanfaatkan unit simpan pinjam. Tingkat
pendidikan seseorang adalah faktor penting yang akan
mempengaruhinya dalam memberikan tanggapan (respon) atau
penyesuaian dengan lingkungannya. Dari analisis data menunjukkan
bahwa pendidikan formal anggota berhubungan dengan partisipasinya
dalam pengembangan koperasi. Dari data diatas pendidikan responden
rata-rata mencapai 9 - 12 tahun. 8 % dibawah 6 tahun, 16% tamat SD,
36% tamat SLTP, 32% tamat SLTA atau sederajat, dan 4 % Sarjana.
Pendidikan ini berpengaruh dalam keikut sertaan mereka dalam
pengembangan koperasi.Pengalaman menjadi anggota koperasi bagi
responden yang masih baru 88 % sedangkan yang tidak ikut koperasi
12 %. Banyaknya responden yang sudah lama berpengalaman menjadi
anggota koperasi menunjukkan keberadaan koperasi sangat memberi
manfaat yang besar bagi anggotanya.7.2 Tingkat PartisipasiA.
Derajat AfiliasiDisini merupakan derajat aplikasi petani pada
koperasi yang mana untuk mengetahui tentang keanggotaan mereka
dalam koperasi, apakah petani sebagai anggoata, pengurus, atau
tidak sama sekali dalam artian petani tersebut tidak menjadi
anggota dalam koperasiTabel 2. Derajat Aplikasi PetaniNoDerajat
aplikasiResponden (n=25)Rata-rata
Orang%
1.
2.Tinggi (> 3)
Rendah (< 3)1
344
96Rendah
Dari tabel dapat dilihat petani di Kelutahan Tangsi
Barumenyatakan bahwa derajat afiliasi petani yang diwawancarai
sangat rendah. Dari responden yang diwawancarai hanya 1 responden
yang derajat afiliasinya tinggi.
B Tingkat KeaktifanKeaktifan responden dalam koperasi sangat
diperlukan untuk kemajuan dan perkembangan koperasi. Tingkat
keaktifan anggota (responden) yang satu dengan yang lainnya
tentunya mempunyai perbedaan. Adapun tingkat keaktifan responden
terhadap koperasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut:Tabel 3.
Tingkat Keaktifan Responden Terhadap Koperasi Notingkat
keaktifanResponden (n=25)Rata-rata
Orang%
1.
2.Tinggi (> 3)
Rendah (< 3)13
1252
48Tinggi
(Sumber: Data primer yang diolah)Dari data diatas, tercermin
bahwa tingkat partisipasi responden terhadap koperasi tergolong
tinggi walaupun hanya lebih satu responden dari kategori rendah.
Pada kategori rendah hampir sama banyaknya dengan kategori tinggi
di karenakan responden yang ditemui sebagian besar adalah anggota
koperasi yang tidak aktif. Hal ini mungkin diakibatkan pengambilan
responden yang tidak hanya dilakukan kepada anggota koperasi saja,
melainkan kepada penduduk di sekitar koperasi berada baik anggota
maupun non anggota koperasi.Tinggi rendahnya partisipasi ini
tentunya juga dipengaruhi oleh tingkat aktifitas/kegiatan dari
anggota koperasi.Dengan kegiatan yang lebih padat/sibuk sehingga
kurang waktu untuk aktif dalam koperasi.C. Kesediaan Memberikan
KontribusiKoperasi sangant membutuhkan dana untuk melaksanakan
kegiatannya dan juga untuk menjalankan usaha yang dapat
meningkatkat dan memajukan koperrasi itu sendiri oleh karena itulah
sangat dibutuhkan dana yang aman dana bisa di dapat dari anggota
dan inin merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh anggota yang
mana harus punya kesadaran memberikan kontribusi untuk kemajuan
koperasiTabel 4. Kesediaan Memberikan Kontribusi Responden Terhadap
KoperasiNokesediaan memberikan kontribusi Responden
(n=25)Rata-rata
Orang%
1.
2.Tinggi (> 3)
Rendah (< 3)14
1156
44tinggi
Dari tabel dapat dilihat bahwa anggota koperasi sangat peduli
pada koperasi di tabel dapat dilihat kontribusi yang mereka berikan
pada koperasi sudah lumayan tinggi .Kontribusi yang diberikan bisa
berupa materi ataupun sumbangan ide, saran dan juga hal- hal lain
untuk kemajuan koperasi itu sendiri7.3. TINGKAT PERSEPSIPersepsi
adalah tanggapan atau respon anggota terhadap keberadaan koperasi.
Perbedaan tingkat partisipasi anggota terhadap koperasi tentunya
akan menyebabkan perbedaan tingkat persepsi responden terhadap
koperasi. Tingkat persepsi anggota (responden) terhadap dilihat
pada tabel 5 berikut:Tabel 5. Tingkat persepsi ressponden pada
koperasiNOTingkat persepsiResponden(n=25)Rata-rata
Orang%
1.
2.Tinggi ( > 3 )
Rendah ( < 3 )16
964
36Tinggi
(Sumber: Data primer yang diolah)Tingkat persepsi anggota
(responden) terhadap koperasi rata-rata lumayan tinggi yaitu
sebesar 64 % sedangkan tingkat persepsi rendah sebesar 36 %.Tinggi
rendahnya persepsi ini tentunya juga dpengaruhi oleh tingkat
pendidikan anggota koperasi ini, dengan memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi, maka anggota akan semakin mengerti akan keberadaan
koperasi untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Pada
pernyataan-pernyataan tentang persepsi para anggota koperasi
rata-rata tidak setuju dengan pernyataan berikut :1. Pada proses
pengambilan keputusan yang penting koperasi selalu mengajak
bermusyawarah dengan anggota.2. Kepengurusan koperasi selalu
ditentukan secara terbuka dan demokratis3. Pertanggung jawaban
pengurus pada rapat anggota selalu diterima dengan baik.4. Selaulu
puaskah anda dengan pembagian SHU
7.4 TINGKAT PENGETAHUAN PRINSIP DAN PRAKTEKTingkat pengetahuan
prinsip dan praktek koperasi pada responden koperasi Manunggal
Karsa dapat dilihat pada tabel 6 berikut :Tabel 6 : Tingkat
Pengetahuan Prinsip dan Praktek Koperasi NoTingkat pengetahuan
prinsip koperasiResponden (n=25)Rata-rata
Orang%
1.
2.Tinggi (> 3)
Rendah (< 3)21
484
16Tinggi
(Sumber : data primer yang diolah)Tabel 6 : Tingkat
PengetahuanPraktek Koperasi NoTingkat pengetahuan praktek
koperasiResponden (n=25)Rata-rata
Orang%
1.
2.Tinggi (> 3)
Rendah (< 3)15
1060
40Tinggi
(Sumber : data primer yang diolah)Tingkat pengetahuan prinsip
dan praktek koperasi pada responden KoperasiWanita Mawarrata-rata
adalah tinggi. Untuk pengetahuan prinsip didapat 84 % dengan
persenterendah yaitu 16% sedangkan untuk tingkat pengetahuan
praktek koperasi diperoleh 60 % dan persen terendahnya yaitu 40 %.
Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan anggota koperasi
lumayan tinggi berkisar antara 9 12 tahun an, hanya beberapa orang
saja yang tidak menempuh jenjang pendidikan. Dengan demikian
anggota koperasi rata-rata mengetahui bagaimana prinsip dan praktek
koperasi yang terjadi di koperasi yang ditekuninya.
BAB VIIIPENUTUP8.1 KesimpulanSetelah memahami tujuan dan
kegunaan koperasi serta pengaruhnya, khususnya terhadap anggota
koperasi dan masyarakat pada umumnya serta setelah membahas
pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman anggota koperasi
terhadap partisipasi, persepsi dan tingkat pengetahuan maka dapat
diambil kesimpulan :1. Setelah terjun langsung mahasiswa sedikit
lebih mengerti dan mampu mengaplikasIkan ilmu yang didapat secara
teoritis yang berkaitan dengan Ilmu Perkoperasian2. Koperasi Wanita
Mawar adalah lembaga perekonomian yang mampu meningkatkan
perekonomian anggotanya.3. Koperasi Wanita Mawar mempunyai
manajemen yang baik sehingga mampu bertahan lama.4. Tingkat
pendidikan formal, umur, status dan lamanya menjadi anggota
koperasi sangat berpengaruh pada partisipasi dan persepsi terhadap
keberadaan koperasi.5. Meskipun tidak menjadi anggota koperasi,
para petani tetap menganggap bahwa Koperasi Wanita Mawar sangat
dibutuhkan oleh masyarakat petani di Kelurahan Kemumu.
8.2 Saran1. Sebaiknya Koperasi Wanita Mawar tidak hanya menjadi
jenis koperasi yang hanya bergerak pada bidang simpan pinjam tetapi
juga membuat unit usaha yang menyediakan kebutuhan sehari-hari
masyarakat di Keluran Tangsi Baru agar masyarakat sekitar dapat
merasakan manfaat yang lebih tinggi lagi dari yang sekarang dengan
kehadiran Koperasi Wanita Mawar1. Diharapkan pengurus koperasi
lebih jujur dan terbuka serta mau mendengar saran, masukan bahkan
kritikan dari anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. Sudantoko, Djoko. 2002. Koperasi,
Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Rineka Cipta. Jakarta.Badrudin,
Redy. 2000. Buku Penunjang Koperasi Pertanian. Universitas
Bengkulu. Bengkulu.Baswir, revrisond.2000.Koperasi indonesia.BPFE
Yogyakarta: YogyakartaIrawan, Dani dkk. 2006. Laporan pratikum
koperasi pertanian Koperasi tani mulya. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian. Faperta. UNIB. Bengkulu (tidak
dipublikasikan)Sitio,arifin.2001.Koperasi teori dan
praktik.Erlangga : jakartaSumodiwirjo, Teko.1954. Ko-operasi dan
Artinja Bagi Masjarakat Indonesia.Gabungan Ko-operasi Batik
Indonesia. Djakarta.
Lanpiran 1 :Foto 1. Struktur organisasi Koperasi
2. Denah Kelurahan Tangsi Baru
3. Peta Keluarahan Tangsi Baru