OLEH : RAHMAT HIDAYATFAKULTAS KEHUTAAN UNTAD
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBiasanya zat murni telah tercemar dengan
zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang bersifat homogen
dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang tergantung
didalamnya.Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan
campuran merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi
sembarangan.Zat murni yang telah tercemar mengandung zat-zat lain
dalam bentuk gas, cair, atau padatan.Dibumi jarang terdapat materi
dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk campuran.Contohnya, air
laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya,
misalnya garam.Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik
dalam wujud padat, cair, atau gas.Udara yang kita hirup setiap hari
mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen,
nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.Untuk
memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan
pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem
pemisahan dan pemurnian.Banyak cara atau teknik yang dilakukan
dalam pemisahan campuran. Hal tersebut bergantung pada jenis,
wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti
pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat
dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua
jenis padatan.Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan
dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan
untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh
zat lain.
1.2 Tujuan Percobaan Untuk memisahkan dua zat atau lebih yang
saling bercampur Untuk mengetahui zat murni yang dihasilkan lewat
proses dekantasi Untuk mempelajari perubahan apa saja yang terjadi
pada dua zat atu au lebih yang telah dipisahkan Mempelajari
jenis-jenis pemisahan dan pemurnian
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau
lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari
suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia
contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau
sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah
zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen
(Ralph H Ptrucci,1996)Larutan adalah campuran homogen yang terdiri
dari dua atau lebih zat. Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat
dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil. Sedangkan senyawa adalah
zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur yang
dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan
reaksi kimia tersebut. Contohnya dihidrogen monoksida (air,H2O)
adalah sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk
setiap atom oksigen. Contoh-contoh dari larutan dan unsur adalah
larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam
cairan seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Contoh unsur
adalah hidrogen, dilambangkan dengan (H), termasuk kedalam kategori
gas. Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan
dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik.Tiap zat dalam
campuran ini tetap mempertahankan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat
asli campuran :-Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi
kimia.-mempunyai sifat zat asalnya-Terdiri dari dua jenis zat
tunggal atau lebih.-Komposisinya tidak tetap.Campuran terbagi
menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur
dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu
tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan
penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar
merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah
zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian
lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen
jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak
terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu
campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap
bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh
cairan.Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya
dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih
sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak
sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran
heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan
sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya
dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga
sifat-sifatnya tidak seragam (Ralph H.Petrucci,1987)Campuran dapat
dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara
fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia,
satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat
dipisahkan.Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada
jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika
komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat
dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari
yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas
saring dan selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk
memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi
permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya
(Syukri S,1999)Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan
materi) sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang
diperlukan, maka diadakan pembedaan :a. Memisahkan zat padat dari
suspensiSuspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel
sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara
kurang lebih seragam dalam medium cair.Suatu suspensi dapat
dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan
sentrifugasi.-Penyaringan (filtrasi)Operasi ini adalah pemisahan
endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan
medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang
digunakan untuk penyaring adalah:-kertas saring-penyaring asbes
murni atau platinum-lempeng berpori yang terbuat dari kaca
bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.- Sentrifugasi
(pemusingan)Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi
yang jumlahnya sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan
cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada
gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.b.
Memisahkan zat padat dari larutanZat terlarut padat tidak dapat
dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pemusingan
(sentrifugasi).Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui
penguapan atau kristalisasi.-PenguapanPada penguapan, larutan
dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut.Pemisahan
terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi
daripada pelarutnya.-KristalisasiKristalisasi adalah larutan pekat
yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.Hal itu terjadi
karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.Apabila larutan
tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan
penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui
kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen
larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut
mengkristal.
-RekristalisasiTeknik pemisahan dengan rekristalisasi
(pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen.
Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan
dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar.
Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa
padatan.c. Memisahkan campuran zat cairZat cair dapat dipisahkan
dari campurannya melalui distilasi.Campuran dua jenis cairan yang
tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan
corong pisah.-DistilasiDasar pemisahan dengan distilasi adalah
perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat
menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara
bertahap.Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung
pendingin.-Dekantasi (pengendapan)Dekantasi (pengendapan) merupakan
proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara
pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan
berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan
pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses
diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari
larutan.Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
endapan:-suhu-ph-efek garam-kompleksasi-derajat supersaturasi-sifat
pelarut(Husein H. Bahti,1998)
- Corong PisahUntuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air,
dapat digunakan corong pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang
untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan.Setelah
keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan dan lapisan air,
didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar
bulatan corong, dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur
permulaan merkurium.- EkstraksiEkstraksi adalah suatu proses
pemisahan substansi zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut
yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan
karbon disulfida.Diantara berbagai metode pemisahan, ekstraksi
merupakan metode yang paling baik dan paling popular, alasan
utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih,
melainkan hanya memerlukan corong pisah.Pemisahan yang dilakukan
sangat sederhana, bersih, cepat dan mudah. SublimasiSublimasi
adalah dimana suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan
hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali
dalam keadaan padat.Syarat sublimasi :-Padatan akan menyublin bila
tekanan uapnya mencapai tekanan atmosfer di bawah titk
lelehnya.-Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan
tanpa terurai, dapat di sublimasikan pada suhu dan tekanan yang
cocok(Syukri S,1999)Senyawa-senyawa adalah zat tunggal yang dapat
diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana.Jumlah senyawa jauh
lebih banyak dari jumlah unsur.Pada tahun 1799, seorang ilmuwan
Perancis bernama Joseph Lovis Proust (1754-1826) menemukan suatu
sifat yang terpenting dalam senyawa yaitu yang disebut hukum
perbandingan tetap. Proust menyimpulkan bahwa pwebandingan massa
unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan sifat senyawa sebagai berikut
:a. Tergolong zat tunggalb. Dapat diuraikan menjadi zat yang lebih
sederhanac. Terbentuk dari dua unsur jenis zat atau lebih zat
dengan perbandingan tertentud. Mempunyai sifat tertentu dan berbeda
dari sifat unsur penyusunSuspensi dan koloid : Suspensi adalah
campuran kasar dan tampak heteroogen. Sedangkan koloid adalah suatu
bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi. Secara mikroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika
diamati dengan mikroskopis ultra akan tampak heterogen masih dapat
dibedakan atas komponennya (James,1999)
BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat-Alat Alat pemanas Cawan penguap
Cawan petri Corong pisah Gelas kimia 100ml Sendok (spatula) Batang
pengaduk Corong gelas Tabung reaksi Pipet tetes erlenmeyer
3.1.2 Bahan Garam dapur Naftalena Norit Minyak goreng Kapur
tulis Pasir Aqudes Kertas saring CuSO4.5H2O Sabun Tisu3.2 Prosedur
Percobaan3.2.1 Dekantasi Dimasukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas
kimia Ditambahkan aquades Dihomogenkan lalu diamati
3.2.2 Filtrasi Dimasukkan1 sendok kapur tulis ke dalam gelas
kimia sebanyak Ditambahkan aquades Dihomogenkan Disaring kedalam
erlenmeyer lalu diamati
3.2.3 Rekristalisasi Diambil CuSO4.5H2O Ditambah aquades
Dipanaskan sampai kering lalu diamati
3.2.4 Sublimasi Diambil garam dan naftalena ke dalam cawan
Ditutup dengan corong kaca yang sudah dilapisi kertas saring
Dipanaskan, lalu diamati
3.2.5 Ekstraksi Diambil aquades Dimasukkan ke dalam corong pisah
Ditambah minyak secukupnya Dikocok corong pisah Diamati fase yang
terbentuk
3.2.6 Kristalisasi Ditambahkan garam secukupnya Dilarutkan
dengan aquades Dipanaskan sampai kering, lalu diamati
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel PengamatanNo.PerlakuanPengamatan
1. Filtrasi : Dimasukkan 1 sendok kapur tulis Ditambahkan
aquades Dihomogenkan Disaring kedalam erlenmeyer diamati
Setelah aquades di campur kapur tulis, air menjadi keruh
berwarna putih susu Setelah disaring menggunakan kertas saring dan
air campuran berubah menjadi jernih Filtrat: Air saringan yang
telah berubah menjadi jernih Residu: Sisa kapur tulis yang
tertinggal di kertas saring
2.Dekantasi : Dimasukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia
Ditambah aquades Dihomogenkan diamati setelah dicampur pasir,
aquades menjadi keruh camnpuran didiamkan beberapa waktu sehingga
menghasilkan endapan karena massa pasir berada lebih besar daripada
air maka pasir berada diatas campuran pasir dan aquades merupakan
campuran heterogen sehingga masih bisa dibedakan antara pasir dan
air
3.Rekristalisasi : Diambil CuSO4.5H2O Ditambah aquades
Dipanaskan sampai kering Diamati
Sebelum CuSO4.5H2O dicampur dengan aquades airnya menjadi biru
Setelah dipanaskan air, akan menguap dan akhirnya mengkristal
4.Sublimasi : Diambil garam dan naftalena kedalam cawan Ditutup
dengan corong kaca yang sudah dilapisi kertas saring Dipanaskan
Diamati Campuran garam dan naftalena dipanaskan dan menghasilkan
uapan naftalena sedangkan garam, tetap
5.Ektraksi : Diambil aquades Dimasukkan kedalam corong pisah
Ditambah minyak secukupnya Dikocok corong pisah Diamati fase yang
terjadi Aquades dan minyak goreng dikocok dan hasilnya minyak dan
air tetap terpisah Setelah itu dicampur sabun dimasukkan kedalam
corong pisah. Dikocok dan hasilnya terjadi 3 fase, minyak diatas,
air ditengah dan sabun dibawah Air, minyak bercampur karena sabun
bersifat hidrofolik dan hidrofobik
6.Kristalisasi : Diambil garam secukupnya Dilarutkan dengan
aquades Dipanaskan sampai kering Diamati Garam yang dicampur dengan
aquades, didihkan dan menghasilkan endapan garam
4.2 Reaksi 4.2.1 CuSO4 + H2O Cu+ + SO4 + H2O4.2.2 Minyak
goreng+air+sabun O CH2OC(CH2)7CHCH(CH2)7CH3 OCHOC
(CH2)7CHCH(CH2)7CH3OCH2OC(CH2)7CHCH(CH2)7CH3Struktur minyak
(trigliserida)
4.2.3 Naftalena
4.2.4 NaCl + H2O NaOH+ HCl+4.3 PembahasanPada prinsipnya
pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari
suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain. Pemisahan dan
pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar oleh zat lain.Teknik pemisahan atau pemurnian dari
suatu zat yang telah tercemar dapt dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya : Penyaringan, adalah proses pemisahan yang didasari
pada perbedaan ukuran partikel Rekristalisasi adalah proses
keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristal kembali
Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat
menyublim dari suatu partikel atau zat yang tercampur Ekstraksi
adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat
kepolaran suatu zat yang menggunakan corong pisah Kristalisasi
adalah proses yang membentuk kristal padat, baik gas, cairan atau
molekul Rekristalisasi adalah proses pemisahan benda padat
berbentuk kristalin Filtrasi adalah proses sustansi/zat yang telah
melewati penyaringanYang dimaksud dengan : Larutan adalah campuran
homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih zat. Unsur adalah zat
kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil
Campuran adalah campuran suatu bahan yang terdiri atas satu atau
lebih zat yang masih mempunyai sifat-sifat zat asalnya Campuran
homogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua bahan atau
lebih dalam fase yang sama Campuran heterogen adalah suatu campuran
yang terdiri dari dua bahan atau lebih dalam fase yang berbeda
Membahas hasil percobaan : Proses pemisahan campuran pasir dan
air dilakukan dengan dekantasi. Pasir dilarutkan ke dalam air
kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis pasir
lebih berat dari air Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis
dalam air dilakukan dengan filtrasi (penyaringan). Kapur tulis
didalam air dilakukan dengan filtrasi (penyaringan). Kapur tulis
yang dihaluskan dimasukkan kedalam air dan campuran tampak keruh.
Kemudian disaring dan kapur tulis tertahan pada kertas saring
karena kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar dibanding
ukuran pori-pori kertas saring Proses pemurnian naftalena dilakukan
dengan cara sublimasi. Naftalena yang tercemar oleh garam pada
cawan penguap ditutup oleh kertas saring yang telah dilubangi
kecil-kecil. Kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi
terbalik dan lehernya disumbat oleh tisu. Kemudian diuapkan hingga
naftalena berubah menjadi gas dan dari wujud gas langsung ke padat
pada pendinginan tidak menjadi cair terlebih dahulu Proses
pemurnian minyak dan air dilakukan dengan ekstraksi air dan minyak
goreng. Kedua dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk pada
dua fase karena air dan minyak tidak dapat saling melarutkan. Air
bersifat polar dan minyak non-polar Minyak dan air tidak tercampur
karena massa jenis dan sifat kepolarannya berbeda. Minyak bersifat
hidrofobik dan air bersifat hidrofolikFungsi perlakuan adalah
perubahan suhu dan reaksi karena adanya dua campuran yang berbeda
bergabung menjadi satu sedangkan fungsi reagen adalah perlakuan
selama percobaan dimulai dari penimbangan untuk menentukan jumlah
berat larutan yang diperlukan dalam suatu percobaan.Dalam ilmu
kimia pengertian Like Dissolved Like sudah sangat umum digunakan.
Suatu kelarutan yang besar dapat terjadi bila molekul-molekul solut
mempunyai persamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan
dengan molekul-molekul solven. Bila ada kesamaan misal momen dipole
yang tinggi antara solven dan solut maka gaya tarik menarik yang
terjadi antar solut dan solven adalah kuat. Namun, bila tidak ada
kesamaan diantara keduanya maka gaya tarik akan cenderung lemah.
Sehingga dengan begitu suatu senyawa polar H2O biasanya merupakan
solven yang baik untuk senyawa polar seperti alkohol, akan tetapi
merupakan solven yang buruk untuk senyawa non-polar seperti minyak
goreng. Oleh karena itu senyawa air dan minyak goreng pada
perlakuan ekstraksi diatas merupakan salah satu bukti penerapan
prinsip like dissolved like. Jadi like dissolved like adalah sebuah
prinsip kelarutan dimana, suatu zat hanya akan larut pada pelarut
yang sesuai.Aplikasi pada kehidupan sehari-hari : Dekantasi :a.
Pembuatan campuran air dan kopib. Dalam pendulangan emasc.
Pengendapan campuran air dan pasir Filtrasi :a. Pembuatan jus
manggab. Penyaringan santan untuk masakanc. Penyaringan campuran
air dan santan Ekstraksi :a. Pemisahan minyak dan alkoholb.
Pemisahan minyak dan airc. Pemisahan oli dan minyak Kristalisasi
:a. Pembuatan kristal gulab. Pembuatan garam dari lautc. Pengolahan
air laut menjadi air tawar Sublimasi :a. Pemisahan naftalena dari
pengotornyab. Penguapan bahan pengawet dari pewangi padatanc.
Pemisahan iodin dari campurannyaAdapun manfaat dari pengadukan pada
setiap percobaan ditujukan untuk mencampur zat terlarut dan zat
pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan manfaat pada percobaan
ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air. Mendiamkan
campuran setelah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk
menunggu zat terlarut pada campuran tersebut mengendap. Pemanasan
pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut
tersebut hingga meninggalkan zat terlarutnya. Penyaringan pada
percobaan filtrasi adalah untuk menyaring padatan yang terdapat
pada campuran. Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena
dan garam pada percobaan sublimasi adalah untuk memisahkan kedua
campuran padatan tersebut dengan menguapkan dahulu zat-zat yang
mempunyai titik uap paling rendah.Struktur minyak goreng
:CH3-(CH2)4-(CH=CH-CH2)2-(CH2)6-COOHStruktur naftalena (CHOH8)
:Struktur air H2O :H-O-HMasing-masing percobaan dilakukan karena
untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu
bahan.Perlakuan yaitu tindakan yang kita lakukan pada bahan yang
akan kita reaksikan, range. Manfaat masing-masing percobaan adalah
kita dapat mengetahui kinerja pembuatan dan pemisahan serta
pemurnian dari semua cara yang ada sehingga dalam praktikum yang
lainnya kita dapat lancar melakukan dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Fungsi pengadukan dan pengocokan zat yang dicampur
ialah membuat kedua zat yang dicampurkan dapat bersatu. Pemanasan
dilakukan bertujuan menguapkan zat yang titik didihnya lebih
rendah, sehingga dapat dipisahkan zat sisa dan hasil reaksi serta
didapatkan hasil berupa zat murni. Penyaringan dilakukan untuk
memisahkan dan memurnikan zat atau filtrat sebagai hasil-hasil dari
zat-zat sisa (residu).Dalam proses pemisahan dan pemurnian dikenal
dua metode penyerapan, adsorbsi dan absorsi. Perbedaan antara
adsorbsi dan absorsi adalah merupakan pemisahan dengan cara
penyerapan pada seluruh bagian permukaan. Sedangkan adsorbsi
merupakan proses pemisahan dan pemurnian dengan cara penyerapan
yang terjadi buih pada permukaan apa saja.Aquades dalam percobaan
ini digunakan sebagai pelarut universal, sebagai penyerap warna
minyak. Digunakan sebagai larutan yang bersifat polar.Zat-zat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah zat murni. Zat murni adalah
zat yang belum tercampur apapun dan pada praktikum ini ada yang
disebut pelarut dan larutan yang mempengaruhi semuanya.Pada
praktikum ini prinsip-prinsip berpengaruh pada proses pemurnian dan
pemisahan sehingga perlu diperhatikan prinsip-prinsip dan
metode-metode yang dilakukan pada praktikum kali ini. Pada setiap
praktikum harus banyak memperhatikan semuanya, mulai dari
metode-metode, prinsip-prinsip dan yang lainnya.Pengaplikasian
percobaan ini dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu adalah
proses filtrasi digunakan pada kegiatan rumah tangga yaitu untuk
menyaring teh dan pembuatan tahu, proses dekantasi pada industri
besar yaitu untuk pengendapan limbah yang ada. Kristalisasi
digunakan untuk penjernihan air dengan kaporit karena pada proses
ini menggunakan prinsip adsorbsi dan absorsi serta penjernihan
minyak. Sublimasi yaitu proses penyubliman dimana pada proses ini
terjadi pada kapur barus, iodium dan belerang yang menyublim ketika
dibiarkan pada suatu ruangan dengan sinar panas. Kapur barus
digunakan untuk menghilangkan bau pada pakaian. Aplikasi-aplikasi
diatas dapat kita temukan pada kehidupan sehari-hari.
BAB 5PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan, zat murni
yang dihasilkan lewat dekantasi adalah endapan pasir yang telah
bebas dari kotoran Setelah melakukan percobaan, kita dapat
memisahkan dua zat atau lebih yang bercampur dengan metode
dekantasi, filtrasi, kristalisasi, rekristalisasi, sublimasi, dan
ekstraksi Pada saat ekstraksi minyak goreng dengan aquades , warna
minyak goreng tidak lagi kuning cerah karena partikel air ikut
larut dalam minyak. Begitu pula yang terjadi pada air, warna air
menjadi keruh karena ada partikel minyak yang ikut larut dalam air
Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalnya,
dekantasi, kristalisasi, filtrasi, sublimasi, ekstraksi, dan
rekristalisasi
5.2. SaranBagi praktikum selanjutnya dapat menggunakan tekhnik
yang lain-lain selain yang dipercobakan, seperti pemusingan
(sentrifugal) agar didapat hasil yang berbeda dan lebih
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H.1996.Kimia Dasar Jilid
1.Jakarta:ErlanggaPetrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar Jilid
1.Jakarta:ErlanggaS,Syukri.1999.Kimia Dasar
1.Bandung:ITBS,Syukri.1991.Kimia Dasar 1.Bandung:ITBH,Bahti
Husein.1998.Teknik Pemisahan Kimia dan
Fisika.Jakarta:GanecaJames.1999.Metode
Pemisahan.Yogyakarta:F.Farmasi UGM Yogyakarta
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKetika mempelajari kimia dikenal adanya
larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang
mengandung lebih dari komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah
yang besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang
terdapat dalam jumlah yang kecil disebut zat terlarut atau solute.
Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang
ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat
dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain molaritas, molalitas,
normalitas dan sebagainnya. Molaritas yaitu jumlah mol solute per
1000 gram pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah gram ekuivalen
solute dalam 1 liter larutan.Dalam ilmu kimia, pengertian larutan
ini sangat penting karena hampir semua reaksi kimia terjadi dalam
bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba
sama dari dua komponen atau lebi yang saling berdiri sendiri.
Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atom-atom atau
ion-ion dari dua zat atau lebih. Larutan dikatakan homogen apabila
campuran zat tersebut komponen-komponen penyusunnya tidak dapat
dibedakan satu dengan yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula
dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk
gulanya, hal ini terjadi karena larutan sudah tercampur secara
homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering
dihasilkan konsentrasi titak dapat dengan yang diinginkan untuk itu
diperlukan praktikun dan pada praktikum kali ini akan dilaksanakan
pembuatan larutan dan standarisasinya. Dalam pembuatan larutan
harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan yang
tepat, sehingga hasil yang di dapatkan sesuai dengan yang
diharapkan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan
yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi.Berdasarkan uraian
diatas maka dilakukan percobaan pembuatan larutan ini untuk membuat
suatu larutan standar yang dibutuhkan dalam analisa kuantitatif
suatu reagen untuk metode penelitian yang tepat, disamping
pembuatan larutan ini menjelaskan bagaimana sifat dan karakter
suatu larutan ini yang banya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
tujuannya adalah untuk menatileen larutan yang lama kadaluarsa
(tidak layak pakai) disuatu larutan.
1.2 Tujuan Percobaan Menghitung konsentrasi larutan dari
masing-masing bahan yang digunakan(NaOH, HNO3) Untuk mengetahui
macam-macam kosentrasi dalam larutan Untuk mengetahui atau
menghitung molaritas
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan sangat penting
karena sebagian besar reaksi kimia terjadi melalui bentuk cairan
atau larutan, terutama dalam bentuk larutan dengan pelarut air.
Larutan sendiri merupakan suatu sistem homogen yang terdiri dari
molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut homogen
jika zat-zat yang ada dalam sistem tersebut fasenya sama dan
susunannya seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian-bagian atau fasenya terpisah (Baroroh,2004).Semua gas pada
umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel). Karena itu
semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran fase
gas jarak pisah antaranya molekul relatif jauh, sehingga tidak
dapat saling tarik-menarik secara efektif. Larutan dapat berfase
padat, dalam larutan pada pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan
membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan larutan
tertentu dimana atom terlarut mengerahkan beberapa atom pelarut
dalam larutan padat lain. Atom terlarut dapat mengisi kisi atau
lubang dalam kisi planet. Pembentukan larutan padat ini terjadi
apabila atom terlarut cukup kecil untuk memasuki lubang-lubang dan
diantara atom pelarut (Syukri S,1991).Pada umumnya larutan berfase
cair. Salah satu komponen (penyusun) larutan semacam itu adalah
suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini disebut medium
pelarut (solven) komponen lain yang dapat dibentuk padat,cair
ataupun gas, dianggap sebagai zat kedalam komponen pertama. Zat
terlarut itu disebut solute. Faktor utama yang berpengaruh dalam
kemampuan terjadi larutan adalah kemampuan atau gaya tarik-menarik
antara partikel larutan dan pelarut yang menghasilkan bentuk
partikel tertentu. Interaksi molekul-molekul pelarut dengan
partikel zat terlarut dalam bentuk gugusan disebut solvasi. Jika
pembentukan larutan dapat disebut sebagai proses hipotorus tahap
pertama. Jarak antar molekul meningkat menjadi jarak rata-rata yang
tampil pada larutan. Tahap ini memerlukan banyak energi untuk
melampaui gaya-gaya intermolekul kohesi. Pada tahap ini disuntai
dengan peningkatan entalpi dengan reaksi endoterm (penyerapan
panas). Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya
menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau
larutan. Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi harus
mengatakan hal-hal sebagai berikut:a) Satuan yang digunakan untuk
zat terlarutb) Kuantitas jedua dapat berupa pelarut atau larutan
keseluruhanc) Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua
konsentrasiDalam perhitungan muncul masalah konsentrasi-konsentrasi
yang menyatakan banyak solut dalam sejumlah larutan, misalkan 2
gelas air minum dan terisi air gula sama banyak (sama volume) tapi
yang satu berisi gula yang lebih banyak, maka pada gelas pertama
tadi memiliki konsentrasi yang lebih besar dari gelas kedua.
Larutan ini disebut encer bila konsentrasinya kecil. Pengertian
encer dan pekat relatif dan sukar dinyatakan kapan suatu larutan
masih pekat, kapan sudah dapat dikatakan atau disebut encer
(respati, 1992).Untuk perhitungan kimia, masalah konsentrasi harus
lebih eksak atau ilmiah pengertiannya. Ada dua cara menghitung
konsentrasi yaitu: a) .Konsentrasi sebagai perbandingan banyaknya
solut terhadapa banyaknya pelarutb) .Konsentrasi sebagai
perbandingan banyakanya solut terdapat banyaknya larutanJadi
banyaknya solut = n dan banyaknya pelarut = m (Baroroh,
2004)Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam
suatu larutan. Apabila zat terlarut banyak sekali sedangkan pelarut
sedikit, maka dapat di katakan bahwa larutan itu pekat atau
konsentrasinya sangat tinggi sebaliknya bila zat yang terlarutnya
sedikit sedangkan pelarutnya sangat banyak, maka dapat dikatakan
bahwa larutan itu encer atau konsentarasinya sangat rendah.
Konsentrasi daoat dinyatakann dengan beberapa cara yaitu:a) .Persen
volumPersen volum menyatakan jumlah liter zat terlarut dalam 100
liter larutan, misalnya: alkohol 76%, berarti dalam 100 liter
larutan alkohol terdapat 76 liter alkohol murnib). Persen massa
Persen massa menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram
larutan. Contohnya: sirup merupakan larutan gula 80 % artinya dalam
100 gram sirup terdapat 80 gram gulac). MolaritasMolaritas
menyatakan bahwa banyaknya mol zat terlarut per kilogram pelarut
yang terkandung dalam suatu larutan molaritas (meter) tidak dapat
dihitung dari konsentrasi molar (M) kecuali jika rapatan (densitar)
larutan itu diketahuid).MolalitasMolalitas menyatakan jumlah mol
zat terlarut setiap kilogram dalam 1 liter larutan. Contohnya NaCl
berati 1 liter larutan terdapat 0,1 mol NaCl.e).Normalitas
Normalitas suatu larutan adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut
yang terkandung didalam 1 liter larutan. Batas ekuivalen adalah
fraksi bobot molekul yang berkenaan dengan satu-satuan tertentu,
reaksi kimia dan 1 gram ekuivalen adalah fraksi yang sama dari pada
1 mol. f). Fraksi MolFraksi mol suatu dalam larutan didefinisikan
sebagai banyaknya mol (n) komponen itu, dibagi dengan jumlah mol
keseluruhan komponen dalam larutan itu. Jumlah fraksi seluruh
komponen dalam setiap larutan adalah: X (terlarut) = n (terlarut)n
(terlarut) + n (pelarut)X (pelarut) = n (pelarut)n (teralrut) + n
(pelarut)Dalam persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen
(Haryadi, 1990).Skala konsentrasi molar dan normalitas sangat
bermanfaat untuk eksperimen volumetri dimana kuantitas zat terlarut
dalam larutan dengan volume bagian terlarut itu. Skala normalitas
sangat menolong dalam membandingkan volume dua larutan yang di
perlukan untuk bereaksi secara kimia. Keterbatasan skala normalitas
adalah bahwa suatu larutan mungkin mempunyai lebih dari satu nilai
normalitas, bergantung pada reaksi yang menggunakannya. Konsentrasi
molar larutan sebaliknya merupakan suatu bilangan tetap karena
bobot molekul zat itu tidak bergantung pada reaksi yang
menggunakannya. Skala fraksi mol sangat berguna dalam karya-karya
teoritas karena banyak sifat-sifat fisika larutan dapat dinyatakan
dengan lebih jelas dalam perbandingan jumlah molekul pelarut dan
zat terlarut. Kimia volumetri yaitu pembuatan larutan baku. Zat
murni ditimbang dengan teliti, kemudian dilarutkan dalam labu ukur
sampai volume tertentu dengan tepat. Dimana normalitasnya diperoleh
dengan perhitungan larutan-larutan baku primer yaitu natrium
oksalat, kalium bikromat, natrium karbonat, kalium iodida (Ralph H
Petrucci,1989).Zat-zat kimia yang dipakai untuk membuat larutan
harus memenuhi syarat:1) Zat yang digunakan harus murni dan
mempunyai rumus molekul yang pasti.2) Zat yang digunakan harus
mempunyai berat ekuivalen yang pasti.3) Zat yang digunakan mudah
dikeringkan.4) Stabil diman larutan baku primer dapat dipakai untuk
menentukan kadar larutan yang tidak di ketahui (David
W,2001).Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui
konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasanya
dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Senyawa
yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku.
Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu:1) . Baku primer adalah
bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan
larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasinya
larutannya dapat dihitung demi hasil penimbangan senyawa dan volume
larutan yang dibuat. Contohnya: H2C2O4, 2H2O, asam benzoat
(CoH5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, A52O3, KbrO3, KlO3, NaCL, dll.
Syarat-syarat baku primer: Diketahui dengan pasti rumus molekulnya
Mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan Stabil,
tidak mudah bereaksi dengan CO2, cahaya dan uap air Mempunyai Mr
yang tinggi.2) . Baku skunder adalah bahan yang telah dibakukan
sebelumnya oleh baku primer karena sifatnya yang tidak stabil yang
kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar. Contohnya:
larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium.
Syarat-syarat baku skunder: Harus murni atau mudah dimurnikan
Susunan kimianya diketahui dengan pasti Dapat dikeringkan dan tidak
bersifat higroskopis Bobot ekuivalennya besar, agar pengaruh
kesalahan penimbangan dapat diperkecil Stabil, baik dalam keadaan
murni maupun dalam larutannya (Isfar Anshary,2002).Titrasi adalah
pentuan kadar suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya
dengan cara mengukur volume preaksi yang diketahui kadarnya yang
dapat bereaksi dengan sejumlah tertentu larutan tersebut. Titrasi
asam basa terbagi dua yaitu:1) AsidimetriAsidimetri adalah
penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan baku
asam2) AlkalimetriAlkalimetri adalah penentuan konsentrasi larutam
asam dengan menggunakan larutan baku asam basa.Titik ekuivalen
adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stoikiometri
antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi
adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang
menunjukan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan
larutan standar. Pada umumnya, senyawa asam mempunyai rasa asam,
sedangkan senyawa basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak
dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencipipinya,
sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau
bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat dikenali dengan
menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna pada
berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang
warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan
senyawa asam maupun senyawa basa). Indikator adalah zat yang
ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah dicapai.
Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator a2o dengan warna
yang spesifik pada berbagai perubahan PH. Dalam laboratorium kimia,
indikator asam-basa yang biasa digunakan adalah indikator buatan
dan indikator alami.1) Indikator buatan adalah indikator siap pakai
yang sudah dibuat dilaboratorium atau pabrik alat-alat kimia.
Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari
lakmus merah dan biru. Indikator universal, fenolptalin dan metal
jingga. Indikator universal, fenolptalin, dan metil jingga selain
dapat mengidentifikasi sifat larutan asam basa juga dapat digunakan
untuk menentukan derajat kesamaan (PH) larutan.2) Indikator alam
merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa dan netral. Indikator alam yang biasanya
dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna
mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah dan
dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis
tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam
akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau,
kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di
dalam larutan basa akan berwarna hijau. Indikator asam basa adalah
senyawa holokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil kedalam
sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai
dengan kondisi (PH) larutan tersebut (Kopkar S. M,1984).
BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat- Neraca analitik- Labu takar 100
ml- Pipet tetes- Pipet ukur 10 ml- Batang pengaduk- Gelas kimia 100
ml- Corong kaca- Labu erlenmeyer- Beaker glass- Buret3.1.2 Bahan-
Aquades- HNO3 0,5 M- NaOH- Indikator pp- H2SO4- Tisu
3.2 Prosedur Percobaan3.2.1 Pembahasan larutan HNO3- Dimasukan
aquades kedalam labu takar 100 ml- Ditambahkan HNO3 0,5 M 2 ml
denagan digunakan pipet ukur- Ditambahkan aquades lagi hingga tanda
tera- Diukur dan dihomogenkan- Dihitung molaritasnya
3.2.2 Pembuatan Larutan- Ditimbang 4 gr NaOH- Dipindahkan ke
gelas kimia- Ditambahkan 25 ml aquades- Dihomogenkan- Dipindah ke
dalam labu takar 100 ml- Ditambahkan aquades hingga tanda tera-
Dihomogenkan- Dihitung molaritasnya
3.2.3 Standarisasi NaOH- Diambil 35 ml larutan NaOH 1 M-
Dimasukan larutan kedalam labu erlenmeyer- Ditambahkan indikator pp
3 tetes- Dititrasi digunakan HNO3- Diamati sampai berubah warna-
DIhitung molaritasnya
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel pengamatanNoPerlakuanPengamatan
1Pembahasan larutan HNO3 Dimasukkan aquades kedalam labu takar
100 ml Ditambahkan HNO3 0,5 M 2 ml dengan menggunakan pipet ukur
Ditambahkan aquades lagi hingga tanda tera Ditutup dan dihomogenkan
Dihitung molaritasnyaLarutan HNO3 ditambahkan aquades tidak ada
perubahan warna pada campuran, cairannya tetap bening.Molaritas
HNO3: M1 V1 = M2 . M2 0,15 . 2 = M2 . 98 1 = M2 . 98 M2 = = 0,01
M
2 Pembuatan Larutan Ditimbang 4 gr NaOH Dipindahkan ke gelas
kimia Ditambahkan 25 ml aquades Dihomogenkan Dipindah ke dalam labu
takar 100 ml Ditambahkan aquades hingga tanda tera Dihomogenkan
Dihitung molaritasnya
Campuran NaOH + aquades saat dihomogenkan menjadi sedikit
kental. Molaritas NaOH:M = = 0,1 x 10 = 1 M
3Standarisasi NaOH Diambil 35 ml larutan NaOH 1 M Dimasukan
larutan kedalam labu erlenmeyer Ditambahkan indikator pp 3 tetes
Dititrasi digunakan HNO3 Diamati sampai berubah warna DIhitung
molaritasnya
Saat larutan NaOH distandarisasi dan ditambahkan 3 tetes
indikator pp, larutan menjadi berwarna merah lembayung, setelah
dinetralisasi dengan nitran dan dihomogenkan sehinnga larutan
sedikit berubah warna menjadi merah lembayung pucat. Molaritas
standarisasi NaOH:M1V1 = M2V21.35 = x.10.235 = 20x
4.2 Reaksi4.2.1 HNO3 + H2O HNO3(Ag) H+(Ag) + NO3-(Ag)4.2.2 NaOH
+ H2O Na + OH- + H2O + Heat4.2.3 HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O4.2.4
Indikator pp + H2SO4
+ H2SO4 4.2.5 Indikator pp + NaOH OH COHCOOOK-
CO
CO+ NaOH
+
Na+OH-O
4.3 Perhitungan4.3.1 Molaritas HNO3Dik: M1 = 0,5 M V1 = 2 ml V2
= 98 mlDit: M2 ...?Jawab: M1 V1 = M2 V20,5 . 2 = M2 . 981 = M2 .
98M2 = = 0,01 M4.3.2 Molaritas NaOHDik: gr = 4 gramMr NaOH = 40V
(ml) = 100 mlDit: M NaOH...?= = 0,1 . 10 = 1 M4.3.3 standarisasi
NaOHDik: V1 = 35 mlV2 = - V1 = 45 - 35 = 10 ml = 45 ml M1 = 1 MDit:
M2...?Jawab: M1 V1 = N2 . N21 . 35 = N2 . 10 . 235 = 20 N2N2 = =
1,75 M4.4 PembahasanLarutan adalah campuran homogen yang terdiri
dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlah lebih sedikit didalam
larutan disebut zat terlarut atau solute, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam
larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan. Sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut
pelarut atau solvasi. Contoh dari larutan adalah padatan yang
dilarutkan dalam cairan seperti garam atau gula dilarutkan dalam
air.Koloid adalah suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar (1-100 nm), sehingga tekanan efek
Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak
berpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan
kepadanya sehinga tidak terjadi pengendapan. Contoh-contoh koloid
adalah susu, agar-agar, sampho, tinta.Suspensi adalah suatu
campuran fluida yang mengandung partikel padat atau dengan kata
lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan
dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi
umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehinnga cukup besar untuk
memungkinkan terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan
pada suspensi akan mengalami pengendapan atau sedimentasi walaupun
tidak terdapat gangguan. Contoh suspensi yaitu: lumpur tanah dan
lempung tersuspensi di air, tepung dapat tersuspensi di air, debu
tersuspensi di atmosfer.Larutan standar primer adalah larutan
dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan
standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasi larutannya
dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume larutan
yang dibuat. Contohnya: H2C2O4, 2H2O4, asam benzoat (C6H5COOH),
Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, KBrO3, NaCL, dll.Syarat-syarat terjadinya
larutan standar primer:1) . Mudah diperoleh, dimurnikan atau
dikeringkan (jika mungkin pada suhu ) dan disimpan dalam keadaan
murni.2) . Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam
penimbangan diudara3) . Diketahui dengan pasti rumus molekulnya4) .
Mempunyai Mr yang tinggi.Larutan standar skunder adalah larutan
yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer atau standar.
Contohnya: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Syarat-syarat larutan standar
skunder:1) . Kemurnian derajat lebih kecil dari pada larutan
standar primer2) . Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil
kesalahan penimbangan3) . Larutan relatif stabil dalam
penyimpanan4) . Harus murni atau mudah dimurnikan5) . Susunan
kimianya diketahui dengan pastiTitik ekuivalen adalah titik dimana
perbandingan yang bereaksi sama dengan jumlah basa yang bereaksi.
Ini biasa dilakukan dalam titrasi asam basa. Biasa digunakan
indikator seperti fenolftalen untuk melihat perubahan yang terjadi
jika warna larutan menjadi merah, maka indikator itu sudah terlihat
dan disitulah titik ekuivalen, titik akhir, saat dimana terjadi
perubahan warna indikator terjadi, titrasi dihentikan. Titrasi
adalah suatu jenis volumetric. Larutan yang ditambahkan dari berat
disebut titran. Titik akhir titrasi atau biasa disingkat TAT adalah
titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukan
titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan
standar. Titrat adalah larutan yang ditambahi oleh titran.
Contoh-contoh titik ekuivalen: fenolftalen untuk melihat perubahan
warna yang terjadi, jika warna indikator merah, itu adalah TA.
Contoh titik akhir titrasi: untuk indikator phenolphthalein (pp)
dan keadaan tidak terionisasi (dalam larutan asam) tidak akan
berwarna dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan
terionisasi. Contoh: titran, larutan skunder NaOH dititrasi dengan
10 ml larutan HNO3 yang hasilnya menunjukan sifat asam dan
basa.Dari hasil percobaan diatas dapat dibahas yaitu pembuatan
larutan HNO3 dimana pembuatan HNO3 dengan 0,5 ml massa dan volume 2
ml dan 98 ml tetapi pada HNO3 tidak perlu ditimbang yang
selanjutnya larutan itu dilarutkan dengan sedikit air dalam beaker
glass. Kemudian masukan pada labu takar pada saat didalam labu
takar yang telah diisi air terjadi reaksi endoterm yaitu larutan
menjadi terasa dingin kemudian ditambahkan lagi dengan air sampai
tanda tera dengan menggunakan pipet tetes kemudian dihomogenkan
dengan cara tutup labu takar kemudian diputar dibolak-balik hingga
menjadi larutan homogen karena pada HNO3 akan terjadi pencampuran
yang akan menghasilkan campuran dengan jumlah molaritas adalah 0,01
M yang kita dapat. Pembuatan larutan NaOH dengan 100 ml, massa
relatif 40 dan massa 4 gram. Hal pertama yang dilakukan yaitu
menimbang dengan menggunakan neraca analitik yang selanjutnya
dilarutkan dalam beaker glass. Kemudian dipindah pada labu takar,
karena NaOH bersifat basa kuat maka harus terdapat air sebelum
dimasukan NaOH dalamnya. Kemudian ditambahkan air hingga batas tera
dan dihomogenkan maka akan terasa panas pada percobaan diatas
didapati molaritas = 1 M dari hasil perhitungan dalam praktikum ini
yang berfungsi sebagai larutan standar adalah HNO3 35 ml larutan
NaOH 1 m larutan NaOH ditambahkan 3 tetes larutan indikator pp.
Indikator didefinisikan sebagai zat yang digunakan untuk menunjukan
apakah suatu larutan saat larutan NaOH distandarisasi dan
ditumpahkan 3 tetes pp indikator, larutan menjadi merah lembayung.
Setelah dinetralisasi mol yang didapat dari hasil perhitungan zat
larut ini = 1,75 M.Faktor-faktor kesalahan dalam melakukan
percobaan:1) . Pada saat penimbangan NaOH yang digunakan adalah
2109 gram sehingga larutan encer mengalami kenaikan suhu saat
dihomogenkan yang akan menimbulkan kesalahan yang ada2) . Pada saat
larutan diencerkan menggunakan aquades yang terjadi kelebihan
aquades yang seharusnya diencerkan sampai tanda tera yang ada pada
labu takarBanyak lagi faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum.
Keteledoran yaitu pemegangan tabung reaksi pada saat larutan NaOH
di cairkan. Penggunaan pipet tetes yang kurang baik akan mengurai
hasil yang kurang bagus, pemegangan dan pengambilan larutan NHO3
bila dilakukan dengan salah akan mengakibatkan fatal.Fungsi reagen,
fungsi bahan kimia yang digunakan atau dilarutkan pada pelarut yang
ada pada praktikum kali ini.Fungsi perlakuan yaitu tindakan yang
kita lakukan pada bahan yang kita reaksikan pada praktikum kali
ini.Konsentrasi suatu larutan merupakan bobot atau volume zat
terlarut yang berubah dalam pelarut, ataupun larutan yang banyak
ditemukan. Terdapat beberapa metode yang lazim untuk mengungkapkan
kualitas-kualitas ini, yaitu:PPM adalah satuan konsentrasi yang
sering dipakai dalam di cabang kimia analisa. Satauan ini sering
sering digunakan untuk menujukan kandungan suatu senyawa dalam
suatu larutan misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan
polutan dalam sungai atau biasanya kandungan yodium dalam garam
juga dinyatakan dalam PPM.PPB adalah satuan konsentrasi yang
digunakan untuk mengukur konsentrasi suatu kontaminan dalam tanah.
PPB juga kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan konsentrasi
kecil dalam air.Normalitas yang bernotasi (N) adalah satuan
konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang
dikandung sebuah larutan. Normalitas di definisikan banyaknya zat
dalam gram ekuivalen dalam satu liter larutan.Molalitas (m) adalah
beberapa mol solute yang terdapat dalam 1000 gr pelarut. Pernyataan
konsentrasi ini lain dengan satuan terdahulu karena banyaknya
solute disini tidak diperbandingkan dengan larutannya tetapi dengan
banyaknya pelarut.Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat terlarut
dalam tiap liter larutan. Harga kemolaran dapat ditentukan dengan
menghitung mol zat terlarut dan volume larutan. Volume larutan
adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.Fraksi mol
adalah beberapa bagian jumlah mol zat dari keseluruhan jumlah mol
semua komponen yang ada dalam larutan. Fraksimol terbagi menjadi 2,
yaitu:a) . Fraksi mol zat terlarut (Xt) yang merupakan bagian
pecahan dari jumlah total mol yang bersangkuatan dengan zat
terlarutb) . Fraksi mol zat pelarut (Xp) yang merupakan bagian
pecahan dari jumlah total yang bersangkutan dengan pelarutPersen
berat adalah perbandingan massa larutan dikali 100%. Biasanya
dipakai pada larutan padat-cair atau padat-padat.Persen volume
adalah perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan
dikalikan 100% (untuk campuran 2 cairan atau lebih).Aplikasi
percobaan dapat dilakukan untuk membuat produk dari campuran HNO3
dengan aquades dan larutan NaOH denagan aquades serta standarisasi
larutan NaOH. Serta kita dapat mencari molaritas pada larutan yang
sudah terbuat dalam peraktikum atau yang sudah ada. Pengaplikasian
percobaan ini juga dapat kita lakukan yaitu membuat teh karena itu
adalah hasil percampuran 2 zat, pembuatan kopi, susu, garam dengan
air, dll. Pengadukan atau pembuatan semen yaitu dengan
suspensi.
BAB 5PENUTUP
5.1 Kesimpulan -Konsentrasi adalah jumlah zat dalam setiap
larutan atau pelarut, macam-macam konsentrasi yaitu: persen berat
(% w/w), persen volume (% v/v), persen berat volume (% w/v), gram
zat terlarut dalam 1 L larutan, miligram zat teralrut dalam 1 ml
PPM dan PPB. Satuan kimia misalnya kemolaran (M), kemolalan (m),
kenormalan (N), keformalan (f), fraksi Mol (x) dalam konsentrasi
umum menggunakan satuan yang tertera diatas-Untuk menghitung
molaritas dapat digunakan rumus-rumus antara lain: V1.M1 = V2.M2
dan M = Massa/mr x 1000/VP dimana kedua larutan tersebut dipakai
untuk larutan
5.2 SaranUntuk praktikum selanjutnya dapat mencoba membuat
larutan dengan pencampuran yang lebih bervariasi lagi. Seperti
pembuatan larutan NH4Cl. Larutan CH3COONH4 dan lain-lain. Agar
pengetahuan mengenal pembuatan larutan dapat bertambah luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anshory, Isfar. 2002. Kimia 1. Surakarta: SrikandiDavid, W.
2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: ErlanggaHaryadi, W.
1990. Kimia Analitik Edisi ke 5. Jakarta: PT. GramediaKopkar, S. M.
1980. Konsep Dasar Kimia Analitik. Bandung. ITBPetrucci, Ralph H.
1989. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: ErlanggaResnick, 1992. 1992.
Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
BAB 1PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangKromatografi adalah suatu metode analitik
untuk pemurnian dan pemisahan senyawa-senyawa organik dan
anorganik, metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks
dan pemisahan untuk senyawa yang sejenis. Metode-metode
kromatografi tidak dapat dikelompokan dengan hanya meninjau satu
macam sifat, artinya dapat dinyatakan teknik-teknik kolom seperti
destilasi, ekstraksi pelarut, penukar ion kedalam satu
gelas.Kromatografi bermanfaat untuk menguraikan suatu campuran.
Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase.
Salah satu fase adalah fase diam. Transfer massa antara fase
bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap
pada permukaan partikel-partikel atau terserap di dalam pori-pori
partikel atau terbagi ke dalam sejumlah cairan yang terikat pada
permukaan atau di dalam pori. Ini adalah sorpsi (penyerapan). Laju
perpindahan suatu molekul zat terlarut tertentu di dalam kolom atau
lapisan tipis zat penyerap secara langsung berhubungan dengan
bagian-bagian molekul tersebut di antara fase bergerak dan fase
diam. Jika ada perbedaan penahanan secara selektif, maka
masing-masing komponen akan bergerak sepanjang kolom dengan laju
yang tergantung pada karakteristik masing-masing penyerapan. Jika
pemisahan terjadi, masing-masing komponen keluar dari kolom pada
interval waktu yang berbeda, mengingat bahwa proses keseluruhannya
adalah fenomena migrasi secara diferensial yang dihasilkan oleh
tenaga pendorongPercobaan ini dilakukan agar dapat diketahui sifat
sifat kepolaran larut maupun pelarut yang dipraktekan serta dapat
memisahkan suatu campuran berdasarkan migrasi dan penerapan metode
sederhana dalam praktikum kimia kromatografi. Dan juga dalam
praktikum ini dapat mengetahui atau menyimpulkan teknik
kromatografi yang ada dengan benar.
1.2. Tujuan Percobaan Mengetahui sifatsifat zat pelarut dalam
percobaan kali ini Memisahkan suatu zat yang didasarkan pada
percobaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan
antara dua fase (fase diam dan fase gerak) Mengetahui prinsip kerja
dari kromatografi kertas
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut
diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak
(cair atau gas).Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka
dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption
chromatography).Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini
disebut kromatografi pembagian (partition chromatography).Pada
awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi
cairancairan. Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut
dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab,
kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung
air dengan persentase tinggi, katakan 20 % (bobot/bobot) akan
lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan
persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan
sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut itu
padahal fase geraknya dapat campur dengan air akan dalam beberapa
kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri
(Underwood,1999).Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang
bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak.
Berbagai macam tempat kertas secara komersil tersedia adalah
Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas kieselguhr,
kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam
asetil dapat digunakan untuk zatzat hidrofobik (Khopkar,
1990).Selain kertas Whatman dalam teknik kromatografi dapat pula
digunakan kertas selulosa murni.Kertas selulosa yang dimodifikasi
dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas, yang menjadi
pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas
pembentukan spot, efek tailing, pembentukan komet serta laju
pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan juga kertas
seharusnya penolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu
kertas ke kertas lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring
adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Fe3+, Cu2+. Dalam kromatografi,
komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan
fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam
terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan
partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik,
kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di
dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya
kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam
sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke
bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah
bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka
pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang
berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat
sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk
sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu
saja noda-nodanya dapat terlihat (Khopkar S.M,1990)Harga Rf
mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan
pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona
dicirikan oleh nilai-nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh
hubungan:Rf =
Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik
pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang
dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada
descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas
suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas zona itu
dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan
dengan noda-noda standar. Proses pengeluaran asam mineral dari
kertas desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan
menggunakan mikropipet pada jarak 23 cm dari salah satu ujung
kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas
dikeringkan, ia diletakan didalam ruangan yang sudah dijenuhkan
dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Terdapat tiga tehnik
pelaksanaan analisis. Pada tehnik ascending; pelarut bergerak
keatas dengan gaya kapiler. Sedangkan ketiga dikenal dengan cara
radial atau kromatografi kertas sirkuler (Fatma
Lestari,2009)Kromatografi bergantung pada pembagian ulang
molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih.Tipe-tipe
kromatografi absorpsi, kromatografi partisi cairan dan pertukaran
ion.Sistem utama yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah
partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak
(misalnya komatografi kolom), kromatografi kertas dan lapisan
tipis. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap
secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib
dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair
yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan
pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis
adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik
(Georgia Svehla,1979) Jenis-Jenis Kromatografi Berdasarkan fase
gerak yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi dua golongan
besar yaitu gas chromatography dan liquid
chromatography.Masing-masing golongan dapat dibagi lagi seperti
yang telah disebutkan pada definisi di atas.Skema Pembagian
Kromatografi
Pembagian ini selanjutnya dapat dibagi lagi seperti telihat pada
skema berikut: Kromatografi : 1) Kromatografi Gas :a. GLC b. GSC 2)
Kromatogarafi Cair :a. HPLC b. LLC-PC c. LSC-TLC, Kolom d. Ion
Excange e. Ekslusi :- GP - GF Keterangan :GLC = Gas Liquid
Chromatography GSC = Gas Solid Chromatography LLC = Liquid Liquid
Chromatography LSC = Liquid Solid Chromatography PC = Paper
Chromatography TLC = Thin Layer Chromatography GP = Gel Permeation
GF = Gel Filtration HPLC = High Performance Liguid
Chromatography
Liquid Liquid Chromatography (LLC) LLC adalah kromatografi
pembagian dimana partisi terjadi antara fase gerak dan fase diam
yang kedua-duanya zat cair.Dalam hal ini fase diam tidak boleh
larut dalam fase gerak. Umumnya sebagai fase diam digunakan air dan
sebagai fase gerak adalah pelarut organic (Rajbir Singh,2002)Liquid
Solid Chromatography (LSC) LSC adalah kromatografi
penyerapan.Sebagai adsorben digunakan silika gel, alumina,
penyaring molekul atau gelas berpori dipak dalam sebuah kolom
dimana komponen-komponen campuran dipisahkan dengan adanya fase
gerak.Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC)
merupakan teknik pemisahan yang masuk golongan ini.Ion-exchange
chromatography, teknik ini menggunakan zeolitas, resin organik atau
anorganik sebagai penukar ion. Senyawaan yang mempunyai ion-ion
dengan afinitas yang berbeda terhadap resin yang digunakan dapat
dipisahkan. Analisa asam-asam amino adalah yang umum dilakukan
dengan cara ini. Contoh lain adalah asam-asam nukleat dan analisis
garam-garam anorganik. Exclusion chromatography, dalam teknik ini,
gel nonionik berpori banyak dengan ukuran yang sama digunakan untuk
memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran molekulnya
(BM).Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel
sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat
bila dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi
urutan elusi mula-mula adalah molekul yang lebih besar, molekul
sedang, dan terakhir molekul yang paling kecil.Bila sebagai
penyaring digunakan gel yang hidrofil (Sephadex) maka teknik ini
disebut gel filtration chromatography dan bila digunakan gel yang
hidrofob (polystyrene-divinylbenzene) disebut gel permeation
chromatography.Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang
farmasi yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi
lapis tipis, kromatografi gas, dan high performance liquid
chromatography (kromatografi cair kinerja tinggi / KCKT).Martin dan
Synge adalah yang pertamakali menulis tentang teori liquid
partition chromatography.Prinsip teori yang dikemukakan itu dapat
diterapkan untuk semua jenis kromatografi. Distribusi dari
molekul-molekul sampel diantara dua fase ditentukan oleh tetapan
kesetimbangan yang dikenal dengan koefisien distribusi. Faktor
kapasitas adalah perbandingan molekul sampel dalam fase diam dengan
fase gerak.Apabila bagian waktu yang dibutuhkan oleh molekul sampel
pada fase gerak dikalikan dengan kecepatan linier (u) dari fase
gerak maka diperoleh laju pemisahan (rate of travel) dari molekul
rata-rata. Jadi, laju pemisahan ditentukan oleh :1.Kecepatan fase
gerak (sama untuk tiap komponen campuran). 2.Perbandingan dari
volume fase diam dengan fase gerak (sama untuk tiap komponen
campuran)(Basset J. Ef al,1994)Faktor yang mempengaruhi dalam
kromatografi :1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi,
maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut
dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.2. Suhu, perubahan
dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.3.
Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas
dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari
komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan,
ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi
pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga.
Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.4.
Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan
ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas
mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan
partisi.5. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi
diantara volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak.
Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan
(M.Adnan,1997)
BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan3.1.1 Alat alat Gelas kimia 100ml Gunting
Lidi Gelas beaker Penjepit Pipet tetes Gelas ukur 10ml3.1.2 Bahan
bahan Tinta hitam Tinta merah Tinta biru Ekstrak mawar Ekstrak
kunyit Ekstrak pandan Aquadest Alkohol Aseton Tisu Kertas
saring
3.2 Prosedur percobaan Dibuat kertas kromatografi Diberi noda
sampel pada garis bawah (ekstrak mawar, ekstrak kunyit, ekstrak
pandan, tinta hitam, tinta merah dan tinta biru) Dimasukkan ke
dalam gelas beaker yang berisi pelarut (aquades,aseton dan alkohol)
10ml Diamati Dicatat jarak yang dihasilkan oleh noda sampel
BAB 4HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Tabel Pengamatan4.1.1 AquadesNo.Jenis SampelJarak
SampelJarak PelarutRf
1.Ekstrak Mawar0 cm9 cm0
2.Ekstrak Pandan0 cm9 cm0
3.Ekstrak Kunyit0 cm9 cm0
4.Tinta Merah0 cm9 cm0
5.Tinta Biru0,5 cm9 cm0,056
6.Tinta Hitam0 cm9 cm0
4.1.2 AlkoholNo.Jenis SampelJarak SampelJarak PelarutRf
1.Ekstrak Mawar5,5 cm9 cm0,61
2.Ekstrak Pandan4,5 cm9 cm0,5
3.Ekstrak Kunyit4,5 cm9 cm0,5
4.Tinta Merah5 cm9 cm0,56
5.Tinta Biru5,5 cm9 cm0,61
6.Tinta Hitam4 cm9 cm0,44
4.1.3 AsetonNo.Jenis SampelJarak SampelJarak PelarutRf
1.Ekstrak Mawar4,5 cm9 cm0,5
2.Ekstrak Pandan4,5 cm9 cm0,5
3.Ekstrak Kunyit4,5 cm9 cm0,5
4.Tinta Merah5 cm9 cm0,56
5.Tinta Biru5 cm9 cm0,56
6.Tinta Hitam4,5 cm9 cm0,5
4.2. Perhitungan4.2.1 Aquades4.2.1.1 Ekstrak mawar
4.2.1.2 Ekstak pandan
4.2.1.3 Ekstrak kunyit
4.2.1.4 Tinta merah
4.2.1.5 Tinta biru
4.2.1.6 Tinta hitam
4.2.2 Alkohol4.2.2.1 Ekstrak mawar
4.2.2.2 Ekstrak pandan
4.2.2.3 Ekstrak kunyit
4.2.2.4 Tinta merah
4.2.2.5 Tinta biru
4.2.2.6 Tinta hitam
4.2.3 Aseton4.2.3.1 Ekstrak mawar
4.2.3.2 Ekstrak pandan 4.2.3.3 Ekstrak kunyit
4.2.3.4 Tinta merah
4.2.3.5 Tinta biru
4.2.3.6 Tinta hitam
4.3. PembahasanSeorang botanist Rusia Mikhail Semyonovich Tsvet
menemukan teknik kromatografi untuk pertama kali pada tahun 1900
melalui riset pada klorofil.Dia menggunakan suatu kolom
adsorbsi-liquid column yang mengandung kalsium karbonat untuk
memisahkan pigmen dari tumbuhan.Metoda ini kemudian dipubikasikan
pada 30 desember 1901 di kongres ke-11 Doktor dan Naturalist di
Sain Petersburg.Tulisan deskriptif pertama dipaparkan pada
tahun1903, dalam laporan rapat Warsaw Society of Naturalists,
section of biology.Dia menggunakan istilah kromatografi untuk
pertama kalinya pada 1906 dalam 2 tulisan mengenai klorofil di
Jurnal Botani Jerman, Berichte der Deutschen Botanischen
Gesellschaft.Pada 1907 dia mendemonstrasikan kerja kromatografinya
untuk German Botanical Society. Menariknya,nama panggilan Mikhails
berarti warna dalam bahasa Rusia, jadi ada kemungkinan bahwa
penamaan dari prosedur kromatografi (secara harfiah Menulis Warna)
merupakan cara yang dia lakukan untuk membuktikan bahwa dia adalah
seorang rakyat biasa dari Kerajaan Rusia yangbisa menjadi abadi
karena karyanya.Pada 1952 Archer John Porter Martin dan Richard
Laurence Millington Synge memenangkan anugerah Nobel bidang Kimia
untuk temuannya mengenai kromatografi partisi.* semenjak itu,
teknologi berkembang dengan pesat.para peneliti menemukan bahwa
prinsip yang dikemukakan oleh Tsvet dapat di aplikasikan pada
banyak aplikasi yang berbeda. Pada 1987 Pedro Cuatrecasas dan Meir
Wilchek memenangkan anugerah penghargaan Wolf dalam dunia medis
untuk temuan dan pengembangan kromatografi afinitas dan aplikasinya
dalam ilmu biomedis.Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan
molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan
fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada
pada larutan. Definisi kromatografi menurut IUPAC adalah sebuah
metode pemisahan yang komponen-komponennya dipisahkan dan
didistribusikan diantara dua fase yang salah satu fasenya tetap
(diam) dan yang lainnya bergerak dengan arah yang dapat
diketahui.Terdapat berbagai cara penggolongan metode kromatografi.
Penggolongan kromatografi yang didasarkan pada jenis fase yang
terlibat, dibedakan menjadi :a. Kromatografi gas-cair, bila fase
geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan
pada padatan pendukung yang inert.b. Kromatografi gas-padat, bila
fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa pdatan yang dapat
menyerap/mengadsorbsi.c. Kromatografi cair-cair, bila fase gerak
dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada
permukaan padatan pendukung yang inertd. Kromatografi cair-padat,
bila fase geraknya berupa gas sedangkan fase diamnya berupa padatan
yang amorf yang dapat menyerapPenggolongan kromatografi yang
didasarkan pada teknik yang digunakan. Dapat digolongkan menjadi
:a) Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan dipisahkan
bergerak bersama fase gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap
komponen terpisahkan berupa zona-zona pita. Pada kromatografi
analitik setiap komponen yang keluar dari kolom akan dicatat oleh
rekorder dan disajikan dalam bentuk puncak (peak) yang menunjukkan
konsentrasi efluen maksimum, tinggi atau luasan puncak sebanding
dengan konsentrasi komponen sampel. Pada kromatografi preparatif
akan diperoleh sejumlah fraksi isolat dari komponen sampel dalam
fase gerak.b) Kromatografi planar (kromatografi lapis tipis dan
kromatografi kertas), apabila komponen yang akan dipisahkan
bergerak selama fase gerak dalam sebuah bidang datar. Senyawa yang
bergerak berupa bentuk noda (spot) yang dapat diketahui dengan
bantuan metode fisika, kimia maupun biologis. Posisi noda
menunjukkan identitas suatu komponen/senyawa sedangkan besar atau
intensitasnya menunjukkan konsentrasinya. Pada kromatografi planar
ini beberapa komponen dapat dipisahkan secara bersamaan maupun
dipisahkan dengan dua langkah dimana langkah yang kedua tegak lurus
arahnya dengan langkah yang pertama. Cara ini dikenal dengan
kromatografi dua dimensi.Pada percobaan kromatografi ini digunakan
enam noda yaitu ekstrak mawar, ekstrak pandan, ekstrak kunyit,
tinta hitam, tinta merah, dan tinta biru. Dan juga digunakan tiga
macam pelarut yaitu alkohol, aseton dan aquades. Dari hasil
percobaan kromatografi dari keenam noda tersebut dapat disimpulkan
bahwa pada tinta biru hanya dapat larut pada pelarut aquades,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinta biru memiliki sifat
polar. Pada ekstrak pandan dapat larut pada pelarut alkohol dan
aseton, dengan demikian dapat dikatakan bakwa ekstrak pandan
bersifat non-polar. Pada ekstrak kunyit dapat terlarut pada pelarut
alkohol dan aquades, dan dapat dikatakan bahwa ekstrak kunyit
bersifat non-polar. Tinta merah dan tinta hitam larut pada pelarut
alkohol dan aseton dan dapat dikatakan bahwa tinta merah dan tinta
hitam bersifat non-polar, sedangkan tinta biru bersifat semi polar
karena larut pada pelarut aquades, alkohol dan aseton. Mengapa noda
yang dapat terlarut dalam pelarut aquades, alkohol dan aseton
disebut larutan yang bersifat polar? Karena pada dasarnya aquades
memiliki sifat yang polar dan hanya dapat terlarut dan melarutkan
zat atau senyawa yang bersifat polar juga. Sedangkan alkohol
bersifat semipolar yaitu dapat bercampur dengan polar maupun
non-polar. Sedangkan aseton sendiri bersifat non-polar sehingga
hanya dapat bercampur dengan larutan yang non-polar juga.Sifat
fisik dan kimia dari air adalah, air memiliki rumus molekul H2O,
massa molar 18,0153 g/mol. Densitas dan fase 0,998 g/cm3 (cairan
pada 20C) 0,92 g/cm3 (padatan). Titik lebur 0C (273,15K), kalor
jenis 4184 J/kgK (cairan pada 20C). Air sering disebut sebagai
pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air
berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat
dibawah tekanan dan temperatur standard. Dalam bentuk ion, air
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH) dan
memiliki struktur molekulnya : H-O-HSifat fisik dari alkohol yaitu
alkohol monohidroksida suku rendah (jumlah atom karbon (-4) berupa
cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air. Makin rendah bila
rantai hidrokarbonnya makin panjang. Makin tinggi berat molekul
alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya. Alkohol
yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang
yang tidak berwarna. Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan
tetapi memberikan kesan panas dalam mulut. Alkohol memiliki titik
didih 82,5C (180,5F), titik leleh -88,5C (-127,3F), suhu kritis
235F (455F) dan memiliki sifat kimia, berupa liquid memiliki bau
harum menyerupai bau dari campuran aseton dan etanol, memiliki PH
1% dalam air, mudah larut dalam air, metanol, dietil
eter,n-octanol, aseton larut dalam larutan garam dan larutan
benzena. Memiliki struktur molekul :H H-C-O-HHAseton memiliki rumus
molekul CH3COCH3. Sifat fisik dan kimia aseton diantaranya adalah
massa molar 50,08 g/mol, berat molekul 60,1 g/mol, densitas 0,79
g/cm3, titik leleh -94,9C (178,2K), titik didih 56,53C (329,4K).
Viskositas 0,32 op pada 20C. Bentuk molekul trigonal planar pada
C=O, momen dipol 2,91 D, penampilan cairan tidak berwarna dan
kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan. Stuktur
molekulnya : HO OCC OOHHubungan kepolaran dengan percobaan
kromatografi adalah dimana kromatografi sendiri menyatakan
kepolaran suatu noda atau bahan yang di gunakan dalam percobaan.
Dimana apabila sautu noda bersifat polar akan juga terlarut didalam
pelarut yang bersifat non-polar, sedangkan pada noda yang bersifat
semipolar akan terlarut dalam pelarut yang non-polar maupun polar.
Karena dalam percobaan ini digunakan juga prinsip like dissolved
like, adalah suatu prinsip dimana suatu zat polar yang terlarut
akan menyukai pelarut yang bersifat polar juga, sedangkan senyawa
non-polar akan menyukai pelarut yang bersifat non-polar.Fungsi
reagen dari :1) Alkohol dari percobaan ini adalah sebagai pelarut
yang bersifat semi polar2) Aquades sebagai pelarut yang bersifat
polar3) Aseton sebagai pelarut yang bersifat non-polarFungsi reagen
adalah suatu bahan yang berperan dalam suatu reaksi kimia atau
ditetapkan untuk tujuan analisa. Fungsi penambahan aquades pada
percobaan kromatografi ini adalah sebagai bahan pelarut yang
bersifat polar. Fungsi penambahan alkohol pada percobaan
kromatografi ini adalah sebgai bahan pelarut yang bersifat
semipolar Fungsi penambahan aseton pada percobaan kromatografi ini
adalah sebgai bahan pelarut yang bersifat non-polarFungsi perlakuan
yaitu sebuah tindakan yang diberikan pada bahan yang akan kita
reaksikan, seperti perlakuan-perlakuan berikut : Pemberian garis
sekitar 1cm dari bawah kertas saring dan juga dibagian atas kertas
saring, sebagai batas mulai naiknya air dan juga sebagai batas
berhentinya air didalam kertas saring Pemberian noda sampel pada
bagian batas kertas saring dimaksudkan agar dapat membandingkan dan
menentukan sampel mana yang termasuk larutan polar. Semi polar dan
non-polar dan juga agar dapat diukur jarak tempuh noda sampel di
kertas saring tersebut. Memasukkan kertas saring yang telah diberi
noda kedalam gelas beaker yang berisi pelarut (aquades, alkohol dan
aseton) adalah apabila noda terlarut didalam pelarut aquades. Hal
ini menyatakan noda tersebut bersifat polar. Dan apabila noda
terlarut dalam pelarut aseton, itu menunjukkan noda bersifat
non-polar. Sedangkan apabila noda terlarut pada ketiga pelarut,
menyatakan bahwa noda tersebut bersifat semipolar.Faktor kesalahan
yang mungkin terjadi ialah pada saat pengukuran jarak noda tidak
tepat dan menyebabkan ketidakpastian harga RF, sehingga RF menjadi
berubah-ubah terus. Mungkin juga dikarenakan kesalahan saat
mencelupkan kertas saring. Dimana larutan/pelarut merendam hingga
melebihi batas noda. Atau kesalahan pada bahan noda karena terlalu
banyak mengandung air sehingga sulit diamati.
BAB 5PENUTUP
5.1 Kesimpulan Sifat pelarut pada zat pelarut pada percobaan ini
adalah, untuk alkohol adalah semi polar, aquades adalah polar dan
untuk aseton adalah non-polar Untuk memisahkan komponen-komponen
dari suatu zat, dapat dilakukan dengan teknik kromatografi yang
didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang
dipisahkan antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak Pada
kromatografi kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat
diambil dari kertas dengan jalan memotong sampel yang kemudian
melarutkannya secara terpisah
5.2. SaranUntuk praktikum selanjutnya agar bisa menggunakan
bahan-bahan yang lainnya sepertiekstrak jeruk, ekstrak jahe dll.
Selain itu bisa juga mengganti kromatografi kertas dengan
kromatografi kolom atau kromatografi planar agar didapat hasil
percobaan yang bervariasi dan dapat dibandingkan hasilnya dengan
yang sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Muhammad.1997. Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan
Makanan. Yogyakarta: Gajah Mada University PressBasset,J,et
al.1994.Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku
Kedokteran EGCKhopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta: UI PressLestari, Fatma.2009. Bahaya Kimia sampling dan
pengukuran kontaminan di udara. Jakarta: EGCSingh, Rajbir.2002.
Chromatography. New Delhi: Mittal PublicationsSvehla,
Georgia.1979.Analisis Anorganik Kualitif Makro dan Semi Makro Jilid
I Edisi kelima. Jakarta: PT.Kalman Media PustakaUnderwood. 1999.
Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam bahasa kimia, tiap zat murni yang
diketahui baik unsur maupun senyawa mempunyai nama dan rumus
uniknya sendiri. Cara tersingkat untuk memberikan suatu reaksi
kimia adalah menulis rumus untuk setiap zat yang terlibat dalam
bentuk suatu persamaan kimia. Suatu persamaan kimia meningkatkan
sejumlah besar informasi mengenai zat-zat yang terlibat dalam
reaksi. Persamaan itu tidaklah sekedar pernyataan kualitatif yang
menguraikan zat-zat yang terlibat. Proses pembuatan perhitungan
yang di dasarkan pada rumus-rumus dan persamaan-persamaan berimbang
di rujuk sebagai Stoikiometri (dari kota yunani : Stoichoion, unsur
dan metria, ilmu pengukuran). Sebagai tahap pertama dalam
perhitungan Stoikiometri akan di jelaskan sedikit penulisan rumus
untuk zat-zat. Rumus suatu zat menyatakan jenis dan banyaknya atom
yang bersenyawa secara kimia dalam suatu satuan zat. Terdapat
beberapa jenis rumus, di antaranya rumus molekul dan rumus
empiris.Suatu rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang
sebenarnya dalam suatu molekul. Suatu rumus empiris menyatakan
angka banding bilangan bulat terkecil dalam suatu senyawa. Hal yang
melatar belakangi dilakukannya percobaan ini untuk mengetahui
perbedaan suhu larutan sebelum dan sesudah dicampurkan. Sehingga
dapat diketahui titik maksimumnya. Selain itu, percobaan ini dapat
juga diketahui apakah dalam proses pencampuran tersebut terjadi
reaksi eksoterm dan endoterm.
1.2 Tujuan Percobaan Mengetahui perbedaan reaksi stoikiometri
dan non-stoikiometri Menentukan reaksi eksoterm dan endoterm dari
percobaan Menentukan reaksi pembatas dari percobaan
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Dalam ilmu kimia, Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam
reaksi kimia. Kata ini berasal dari bahasa yunani Stokheion
(elemen) dan metria (ukuran). Stoikiometri reaksi adalah penentuan
perbandingan pembekuan senyawa yang biasanya diperlukan hukum-hukum
dasar ilmu kimia (Alfian,2009).Persamaan kimia, suatu pereaksi
ialah zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian diubah
selama suatu reaksi kimia. Suatu hasil reaksi kimia menunjukkan
rumus pereaksi, kemudian suatu anak panah, dan lalu rumus hasil
reaksi, dengan banyaknya atom tiap unsur di kiri dan di kanan anak
panah sama misalnya persamaan berimbang untuk reaksi antara
hydrogen dan oksigen yang di hasilkan air di tuliskan sebagai
berikut :2H2+O22H2ORumus H2 mengatakan bahwa sebuah molekul
hydrogen tersusun dari dua atom. Itu adalah molekul di atom, sama
seperti molekul oksigen, O2, molekul air, H2O merupakan molekul
tria atom karena terdiri dari tiga atom, dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen. Persamaan itu menyatakan bahwa dua molekul hidrogen
bereaksi dengan satu molekul oksigen, menghasilkan dua molekul air
(Keenan,1984).Hukum kekekalan massa pada tahun 1744, Lavosier
memanaskan timah dengan oksigen dalam wadah tertutup. Dan menimbang
secara teliti, ia berhasil membuktikan bahwa dalam reaksi itu,
tidak terjadi perubahaan massa. Ia mengemukakan pernyataan yang di
sebut hukum kekekalan massa, yang berbunyi pada reaksi kimia, massa
zat pereaksi sama dengan massa zat hasil reaksi.Hukum perbandingan
tetap, jika Lausier meneliti massa zat, proust mempelajari
unsur-unsur dalam senyawa. Yang menjadi pertanyaan proust adalah
perbandingan massa unsur tersebut. Misalnya : air, berapakah
perbandingan massa hidrogen dan oksigen, bila reaksinya 10 g
oksigen ternyata di perlukan 0,125g hidrogen. Sesuai dengan hukum
Lausier akan terbentuk 10,125 g air.Oksigen + Hidrogen air10 g
0,12510,125 g Atau 8 1 9Sebaiknya, jika 100 g air di uraikan
ternyata menghasilkan 88,99 oksigen dan 11,1 g hidrogenAtauAir
Oksigen + hidrogen100g 88,99 11,1 gAtau 9 8 1Artinya, air
mengandung oksigen dan hidrogen dengan perbandingan massa 8 dan 1.
Berdasarkan percobaan seperti di atas, akhirnya proust merumuskan
pernyataan yang di sebut hukum perbandingan tetap.Pada suatu reaksi
kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain
selalu tetap atau senyawa selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama
dengan perbandingan massa yang tetap. Rumusan yang pertama berlaku
untuk semua reaksi kimia, sedangkan yang kedua untuk senyawa, baik
berupa padat, cair, ataupun gas.Hukum perbandingan ganda, Dalton
menarik suatu kesimpulan yang di sebut hukum perbandingan terganda
Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka
perbandingan massa unsur satu yang bersenyawa dengan unsur lain
yang tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan
sederhana.Hukum pernyataan volume Gay Lusac mereaksikan gas
hidrogen dan nitrogen sehingga terbentuk amnoniak. Pada suhu dan
tekanan yang sama, ternyata hidrogen yang di perlukan tiga kali
volume gas nitrogen.Hidrogen + nitrogen amnoniak1 vol 3 vol 2
volDalam percobaan kimia juga mendapat hasil sebagai berikut
:Nitrogen + Oksigen + Nitrogen Monoksida1 vol 1 vol2 volNitrogen +
Oksigen + Nitrogen dioksida1 vol 2 vol2 volYang menarik perhatian
Gay Lusac adalah perbandingan volume pereaksi, yaitu merupakan
bilangan bulat dan sederhana. Kelihat mirip dengan hukum
perbandingan tetap dan berbeda nilai hasilnya. Dalam hukum
perbandingan tetap yang di bandingkan massa pereaksi, sedangkan
disini adalah volume gas pada p dan t yang sama. Berdasarkan
kenyataan itu, Lusac membuat pernyataan yang di sebut hukum
perbandingan volume.Senyawa stoikiometri yaitu senyawa yang
atom-atomnya bergabung dengan nisbah bilangan bulat yang tepat.
Bandingkan dengan senyawa dan stoikiometrik. Rasio atom dalam
setiap senyawa juga menunjukkan jumlah satuan berat atom tersebut.
Berat relatif diperoleh dangan mengalikan rasio atom dan berat
atom.Persen berat setiap unsur dihitung dari berat relatifnya
dibagi dengan jumlah berat relatif. Senyawa-senyawa kimia dengan
rasio atom integral,seperti nitrat oksida disebut sebagai senyawa
stoikiometri. Contoh adalah oksida alumunium. Namun kali ini
dimulai dengan berat atom dari tabel periodik (Syahrir
syukri,1991)Rumus empiris ialah rumus yang menyatakan perbandingan
terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa.
Rumus molekul ialah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Metoda eksperimen
modern membuktikan bahwa banyaknya atom ialah 6,022 x10-23 .
Bilangan raksasa ini disebut bilangan avogadro untuk memperingati
jasa amadeo avogadro rekan sezaman dalton yang cerdas. Bobot satu
mol suatu zat disebut bobot molar. Bobot molar dalam gram suatu
senyawa secara numeris sama dengan bobot molekul dalam satuan massa
atom. Banyaknya satu hasil reaksi yang diperhitungkan akan
diperoleh jika hasil reaksi itu sempurna disebut rendemen teoritis.
Dalam praktek pemulihan suatu hasil reaksi kurang dari 100%.
Kadang-kadang jauh lebih rendah. Rendemen ternyata suatu hasil
reaksi dibagi dengan rendemen persentase. Pereaksi pembatas adalah
zat yang habis bereaksi dan karena itu membatasi kemungkinan
diperpanjangnya reaksi itu. Pereaksi atau pereaksi-pereaksi lain
dikatakan berlebihan karena tertinggal sejumlah yang tak bereaksi.
Perhitungan yang didasarkan persamaan berimbang haruslah dimulai
dan banyaknya reaksi pembatas.Apabila zat-zat yang direaksikan
tidak ekuivalen maka salah satu pereaksii akan habis terlebih
dahulu, sedangkan pereaksi yang lain tersisa.Jumlah hasil reaksi
bergantung pada jumlah pereaksi yang habis lebih dahulu. Oleh
karena itu pereaksi yang habis terlebih dahulu disebut pereaksi
pembatas. Terdapat banyak metoda untuk menentukan persentase bobot
dari unsur-unsur yang berbeda dalam suatu senyawa. Metoda ini
beraneka ragam, bergantung pada macam-macam senyawa dan unsur-unsur
yang menyusunnya. Dua metoda klasik ialah analisis pengendapan
(dapat digunakan bila berbentuk senyawa yang sedikit sekali
larut)dan analisis pembakaran (digunakan secara meluas). Apabila
suatu campuran dari dua jenis zat direaksikan dengan suatu pereaksi
dan kedua komponen itu bereaksi persamaan reaksinya harus ditulis
secara terpisah. Segera setelah susunan suatu senyawa sama-sama
dengan bobot atom yang diketahui kemudian dapat digunakan untuk
menghitung angka banding tersederhana dari atom-atom dalam senyawa
itu dan dengan demikian rumus molekul dapat pula tidak
(Keenan,kleinfeiter wood.1980)Hukum-hukum dasar ilmu kimia: Hukum
kekekalan massa dari lavosrer:massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah tetap atau sama. Hukum perbandingan tetap dari
proust:tiap-tiap senyawa memiliki perbandingan massa unsur yang
tetap. Hukum perbandingan berganda dari Dalton:jika dua buah unsur
dapat membentuk lebih dari satu macam persenyawaan, perbandingan
massa unsur yang satu dengan yang lainnya dalah tertentu, yaitu
berbanding sebagai bilangan yang mudah dan bulat. Hukum
perbandingan volume dari Gray lussac:Pada pereaksi gas yang
bereaksi berbanding sebagai bilangan mudah dan bulat asal diukur
pada tekanan dan temperatur yang sama. Hukum boyle Gray
lussac:Untuk gas dengan massa tertentu, maka hasil kali volume
dengan tekanan dibagi oleh suhu yang diukur dalam Kelvin adalah
tetap (Respati,1992)BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat Percobaan - Gelas kimia 100 ml -
Thermometer - Gelas ukur 25 ml - Pipet tetes - Pipet ukur3.1.2
Bahan Percobaan- Larutan NaOH 0,1 m- Larutan HNO3 0,5 m- Larutan
H3PO4 2 m- Aquades
3.2 Prosedur Percobaan3.2.1 Stoikiometri pada NaOH HNO3 Diukur
larutan NaOH 4 ml, 0,1 m Diukur suhunya Diambil HNO3 8 ml diukur
suhunya Diulangi langkah dengan perbandingan volume 6 ml NaOH dan 6
ml HNO3 8 ml NaOH dan 4 ml HNO33.2.2 Skoikiometri NaOH H3PO4
Diambil larutan NaOH 4 ml di ukur suhu Diambil larutan H3PO4 8 ml
di ukur suhu Di campurkan kedua larutan di ukur suhu Di ulangi
langkah dengan perbandingan volume 6 ml NaOH dan 6 ml H3PO4 8 ml
NaOH dan 4 ml H3PO4 BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Persamaan4.1.1Pada Sistem NaOH - HNO3No.V NaOH 0,1 mV
HNO3TNaOHTHNO3Tcampuran
1.4 ml8 ml292829
2.6 ml6 ml362929
3.8 ml4 ml282929
4.1.2Pada Sistem NaOH H3PO4No.V NaOHV
H3PO4TNaOHTH3PO4Tcampuran
1.2 ml6 ml282927
2.4 ml4 ml292928
3.6 ml2 ml302929
4.2Reaksi4.2.1NaOH + HNO3 NaNO3 + H2O4.2.23NaOH + H3PO4 Na3PO4 +
3H2O
4.3Perhitungan4.3.1Pada Sistem NaOH HNO3 4 ml NaOH 0,1 M dan 8
ml HNO3 0,5 Mmmol HNO3 = 4 mmolmmol NaOH= 0,4 mmolNaOH + HNO3 NaNO3
+ H2OM :0,4 mmol4 mmolR :0,4 mmol0,4 mmol0,4 mmol0,4 mmolS :- 3,6
mmol0,4 mmol0,4 mmol Merupakan reaksi non stoikiometri Reaksi
pembatas adalah NaOH Reaksi sisanya adalah HNO3 Merupakan reaksi
eksoterm Massa gram yang terbentuk : v = 0,4 x LGr = M x Mr = 4
x
6 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml HNO3 0,5 Mmmol NaOH = 0,6 mmolmmol HNO3
= 3 mmolHNO3 + NaOH NaNO3 + H2OM :3 mmol0,6 mmolR : 0,6mmol0,6 mmol
0,6 mmol 0,6 mmolS : 2,4 mmol- 0,6 mmol 0,6 mmol Merupakan reaksi
non-stoikiometri Peraksi sisa adalah HNO3 Pereaksi pembatas adalah
NaOH Merupakan reaksi eksoterm , karena terjadi pertambahan suhu
pada reaksi Massa gram yang terbentuk V=0,6 x + = Gr = M x Mr = 6 x
8 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml HNO3 0,5 Mmmol NaOH = 6 mmolmmol HNO3 = 2
mmolHNO3 + NaOH NaNO3 + H2OM :2 mmol0,8 mmolR :0,8 mmol0,8 mmol0,8
mmol0,8 mmolS : 1,2 mmol -0,8 mmol0,8 mmol Merupakan reaksi non
stoikiometri Pereaksi pembatas adalah NaOH Pereaksi sisa adalah
HNO3 Merupakan reaksi eksoterm, karena terjadi peningkatan suhu
pada suhu campuran Massa gram yang terbentuk v= 0,8 x Gr = M x Mr =
8 x 4.3.2. Pada sistem NaOH- H3PO4 4 ml NaOH 0,1 M dan 8 ml H3PO4 2
Mmmol NaOH = 0,4 mmolmmol H3PO4 = 16 mmolH3PO4 + 3NaOH Na3PO4 +
3H2OM :16 mmol0,4 mmolR : 0,133mmol0,4 mmol 0,4 mmol 1,2 mmolS :
15,8667 mmol- 0,4 mmol 1,2 mmol Merupakan reaksi non- stoikiometri
Pereaksi pembatas adalah NaOH Pereaksi sisa adalah H3PO4 Merupakan
rekasi endoterm, karena mengalami penurunan suhu pada suhu campuran
Massa gram yang terbentuk V = 0,4 x Gr = M x Mr = 4 x
6 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml H3PO4 2 Mmmol NaOH = 0,6 mmolmmol H3PO4
= 12 mmol H3PO4 + 3NaOH Na3PO4 + 3 H2OM :12 mmol0,6 mmolR :0,2
mmol0,6 mmol 0,6 mmol 1,8 mmolS : 11,8 mmol- 0,6 mmol 1,8 mmol
Merupakan reaksi non-stoikiometri Pereaksi pembatas adalah NaOH
Pereaksi sisa adalah H3PO4 Termasuk reaksi endoterm, karena terjadi
penurunan suhu/ kalor pada suhu campuran Massa gram yang terbentuk
V= 0,6 x Gr = M x Mr = 6 x . 164 = 0,0984 gr 8 ml NaOH 0,1 M dan 4
ml H3PO42 Mmmol NaOH = 0,8 mmolmmol H3PO4= 8 mmolH3PO4 + 3NaOH
Na3PO4 + 3 H2OM :8 mmol0,8 mmolR : 0,2667mmol0,8 mmol 0,8 mmol2,4
mmolS : 7,733mmol - 0,8 mmol2,4 mmol Merupakan reaksi
non-stoikiometri Pereaksi pembatas adalah NaOH Pereaksi sisa adalah
H3PO4 Termasuk reaksi endoterm, karena terjadi penurunan suhu/kalor
pada suhu campuran Massa gram yang terbentuk V= 0,8 x Gr = M . Mr =
8 x
4.4 Grafik4.4.1 Grafik sistem NaOH-HNO
4.4.2 Grafik sistem NaOH-HPO
4.5PembahasanKata stoikiometri berasal dari bahasa yunani
Stoicheon yang berarti unsur atau elemen dan Metron yang berarti
mengukur dari literatur. Stoikiometri artinya mengukur unsur.
Istilah ini umumnya lebih luas yaitu meliputi berbagai macam
pengukuran kimia yang luas meliputi perhitungan zat dan campuran
kimia. Stoikiometri dapat didefinisikan sebagai hubungan
kuantitatif antara zat yang berkaitan dengan reaksi kimia, sebagai
cabang ilmu reaksi yang mempelajari hubungan kuantitatif dari
komposisi zat-zat dan reaksi-reaksinya. Reaksi StoikiometriReaksi
stoikiometri adalah pereaksi yang pembatas pereaksi sisanya habis
bereaksi. Reaksi Non-StoikiometriReaksi non-stoikiom