Top Banner
OLEH : RAHMAT HIDAYAT FAKULT AS KEHUTAAN UNTAD BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Bi asanya za t murni te la h te rcemar de ngan zat- za t la in yang dapat membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung  pada jenis komponen yan g tergantung didalamn ya. Za t murni ada dua ya it u unsur dan se nyawa, se dangkan campur an merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan.Zat murni yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan. Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk campuran.Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya, misalnya garam.anah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair, atau gas.!dara yang kita hirup setiap hari mengandung  bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya. !ntuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan  pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem  pemisahan dan pemurnian . Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. "al ter sebut bergantung pada jeni s, wuj ud, dan sifa t komp onen yang ter kandung didalamnya, seperti pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat  padat dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis  padatan. #ada prin sipnya pemisahan dila kuka n untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain. 1
101

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Oct 13, 2015

Download

Documents

Apri Zal

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan.
Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan di lingkungan Universitas Jambi, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.




Jambi, Juli 2014


Penulis

DAFTAR ISI


Halaman Judul…………………………………………………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………….…………………………………………………… iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………………….…………………….. iv
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………………………… 5
1.1 Latar Belakang……………..…………………………………………………………………………………………….. 5
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………. 6
1.3 Tujuan Penelitian………….…………………………………………………………………………………………….. 6
1.4 Metode Penelitian………………………………………………………………………………………………………. 6

Bab 2 Pembahasan

2.1 Tinjauan Pustaka
2.2 Hasil dan Pembahasan

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

OLEH : RAHMAT HIDAYATFAKULTAS KEHUTAAN UNTAD

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBiasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang tergantung didalamnya.Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan.Zat murni yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk campuran.Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya, misalnya garam.Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair, atau gas.Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan dan pemurnian.Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal tersebut bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.

1.2 Tujuan Percobaan Untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur Untuk mengetahui zat murni yang dihasilkan lewat proses dekantasi Untuk mempelajari perubahan apa saja yang terjadi pada dua zat atu au lebih yang telah dipisahkan Mempelajari jenis-jenis pemisahan dan pemurnian

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen (Ralph H Ptrucci,1996)Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil. Sedangkan senyawa adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi kimia tersebut. Contohnya dihidrogen monoksida (air,H2O) adalah sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen. Contoh-contoh dari larutan dan unsur adalah larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Contoh unsur adalah hidrogen, dilambangkan dengan (H), termasuk kedalam kategori gas. Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik.Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahankan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :-Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.-mempunyai sifat zat asalnya-Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.-Komposisinya tidak tetap.Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam (Ralph H.Petrucci,1987)Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri S,1999)Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan pembedaan :a. Memisahkan zat padat dari suspensiSuspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair.Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.-Penyaringan (filtrasi)Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk penyaring adalah:-kertas saring-penyaring asbes murni atau platinum-lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.- Sentrifugasi (pemusingan)Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.b. Memisahkan zat padat dari larutanZat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi).Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi.-PenguapanPada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut.Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.-KristalisasiKristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

-RekristalisasiTeknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan.c. Memisahkan campuran zat cairZat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi.Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan corong pisah.-DistilasiDasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap.Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin.-Dekantasi (pengendapan)Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:-suhu-ph-efek garam-kompleksasi-derajat supersaturasi-sifat pelarut(Husein H. Bahti,1998)

- Corong PisahUntuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan.Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan dan lapisan air, didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur permulaan merkurium.- EkstraksiEkstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan karbon disulfida.Diantara berbagai metode pemisahan, ekstraksi merupakan metode yang paling baik dan paling popular, alasan utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih, melainkan hanya memerlukan corong pisah.Pemisahan yang dilakukan sangat sederhana, bersih, cepat dan mudah. SublimasiSublimasi adalah dimana suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan padat.Syarat sublimasi :-Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencapai tekanan atmosfer di bawah titk lelehnya.-Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa terurai, dapat di sublimasikan pada suhu dan tekanan yang cocok(Syukri S,1999)Senyawa-senyawa adalah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana.Jumlah senyawa jauh lebih banyak dari jumlah unsur.Pada tahun 1799, seorang ilmuwan Perancis bernama Joseph Lovis Proust (1754-1826) menemukan suatu sifat yang terpenting dalam senyawa yaitu yang disebut hukum perbandingan tetap. Proust menyimpulkan bahwa pwebandingan massa unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sifat senyawa sebagai berikut :a. Tergolong zat tunggalb. Dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhanac. Terbentuk dari dua unsur jenis zat atau lebih zat dengan perbandingan tertentud. Mempunyai sifat tertentu dan berbeda dari sifat unsur penyusunSuspensi dan koloid : Suspensi adalah campuran kasar dan tampak heteroogen. Sedangkan koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Secara mikroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika diamati dengan mikroskopis ultra akan tampak heterogen masih dapat dibedakan atas komponennya (James,1999)

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat-Alat Alat pemanas Cawan penguap Cawan petri Corong pisah Gelas kimia 100ml Sendok (spatula) Batang pengaduk Corong gelas Tabung reaksi Pipet tetes erlenmeyer

3.1.2 Bahan Garam dapur Naftalena Norit Minyak goreng Kapur tulis Pasir Aqudes Kertas saring CuSO4.5H2O Sabun Tisu3.2 Prosedur Percobaan3.2.1 Dekantasi Dimasukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia Ditambahkan aquades Dihomogenkan lalu diamati

3.2.2 Filtrasi Dimasukkan1 sendok kapur tulis ke dalam gelas kimia sebanyak Ditambahkan aquades Dihomogenkan Disaring kedalam erlenmeyer lalu diamati

3.2.3 Rekristalisasi Diambil CuSO4.5H2O Ditambah aquades Dipanaskan sampai kering lalu diamati

3.2.4 Sublimasi Diambil garam dan naftalena ke dalam cawan Ditutup dengan corong kaca yang sudah dilapisi kertas saring Dipanaskan, lalu diamati

3.2.5 Ekstraksi Diambil aquades Dimasukkan ke dalam corong pisah Ditambah minyak secukupnya Dikocok corong pisah Diamati fase yang terbentuk

3.2.6 Kristalisasi Ditambahkan garam secukupnya Dilarutkan dengan aquades Dipanaskan sampai kering, lalu diamati

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel PengamatanNo.PerlakuanPengamatan

1. Filtrasi : Dimasukkan 1 sendok kapur tulis Ditambahkan aquades Dihomogenkan Disaring kedalam erlenmeyer diamati

Setelah aquades di campur kapur tulis, air menjadi keruh berwarna putih susu Setelah disaring menggunakan kertas saring dan air campuran berubah menjadi jernih Filtrat: Air saringan yang telah berubah menjadi jernih Residu: Sisa kapur tulis yang tertinggal di kertas saring

2.Dekantasi : Dimasukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia Ditambah aquades Dihomogenkan diamati setelah dicampur pasir, aquades menjadi keruh camnpuran didiamkan beberapa waktu sehingga menghasilkan endapan karena massa pasir berada lebih besar daripada air maka pasir berada diatas campuran pasir dan aquades merupakan campuran heterogen sehingga masih bisa dibedakan antara pasir dan air

3.Rekristalisasi : Diambil CuSO4.5H2O Ditambah aquades Dipanaskan sampai kering Diamati

Sebelum CuSO4.5H2O dicampur dengan aquades airnya menjadi biru Setelah dipanaskan air, akan menguap dan akhirnya mengkristal

4.Sublimasi : Diambil garam dan naftalena kedalam cawan Ditutup dengan corong kaca yang sudah dilapisi kertas saring Dipanaskan Diamati Campuran garam dan naftalena dipanaskan dan menghasilkan uapan naftalena sedangkan garam, tetap

5.Ektraksi : Diambil aquades Dimasukkan kedalam corong pisah Ditambah minyak secukupnya Dikocok corong pisah Diamati fase yang terjadi Aquades dan minyak goreng dikocok dan hasilnya minyak dan air tetap terpisah Setelah itu dicampur sabun dimasukkan kedalam corong pisah. Dikocok dan hasilnya terjadi 3 fase, minyak diatas, air ditengah dan sabun dibawah Air, minyak bercampur karena sabun bersifat hidrofolik dan hidrofobik

6.Kristalisasi : Diambil garam secukupnya Dilarutkan dengan aquades Dipanaskan sampai kering Diamati Garam yang dicampur dengan aquades, didihkan dan menghasilkan endapan garam

4.2 Reaksi 4.2.1 CuSO4 + H2O Cu+ + SO4 + H2O4.2.2 Minyak goreng+air+sabun O CH2OC(CH2)7CHCH(CH2)7CH3 OCHOC (CH2)7CHCH(CH2)7CH3OCH2OC(CH2)7CHCH(CH2)7CH3Struktur minyak (trigliserida)

4.2.3 Naftalena

4.2.4 NaCl + H2O NaOH+ HCl+4.3 PembahasanPada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain. Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.Teknik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : Penyaringan, adalah proses pemisahan yang didasari pada perbedaan ukuran partikel Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristal kembali Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel atau zat yang tercampur Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang menggunakan corong pisah Kristalisasi adalah proses yang membentuk kristal padat, baik gas, cairan atau molekul Rekristalisasi adalah proses pemisahan benda padat berbentuk kristalin Filtrasi adalah proses sustansi/zat yang telah melewati penyaringanYang dimaksud dengan : Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih zat. Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil Campuran adalah campuran suatu bahan yang terdiri atas satu atau lebih zat yang masih mempunyai sifat-sifat zat asalnya Campuran homogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua bahan atau lebih dalam fase yang sama Campuran heterogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua bahan atau lebih dalam fase yang berbeda

Membahas hasil percobaan : Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir dilarutkan ke dalam air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis pasir lebih berat dari air Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi (penyaringan). Kapur tulis didalam air dilakukan dengan filtrasi (penyaringan). Kapur tulis yang dihaluskan dimasukkan kedalam air dan campuran tampak keruh. Kemudian disaring dan kapur tulis tertahan pada kertas saring karena kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar dibanding ukuran pori-pori kertas saring Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan cara sublimasi. Naftalena yang tercemar oleh garam pada cawan penguap ditutup oleh kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil. Kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat oleh tisu. Kemudian diuapkan hingga naftalena berubah menjadi gas dan dari wujud gas langsung ke padat pada pendinginan tidak menjadi cair terlebih dahulu Proses pemurnian minyak dan air dilakukan dengan ekstraksi air dan minyak goreng. Kedua dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk pada dua fase karena air dan minyak tidak dapat saling melarutkan. Air bersifat polar dan minyak non-polar Minyak dan air tidak tercampur karena massa jenis dan sifat kepolarannya berbeda. Minyak bersifat hidrofobik dan air bersifat hidrofolikFungsi perlakuan adalah perubahan suhu dan reaksi karena adanya dua campuran yang berbeda bergabung menjadi satu sedangkan fungsi reagen adalah perlakuan selama percobaan dimulai dari penimbangan untuk menentukan jumlah berat larutan yang diperlukan dalam suatu percobaan.Dalam ilmu kimia pengertian Like Dissolved Like sudah sangat umum digunakan. Suatu kelarutan yang besar dapat terjadi bila molekul-molekul solut mempunyai persamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekul-molekul solven. Bila ada kesamaan misal momen dipole yang tinggi antara solven dan solut maka gaya tarik menarik yang terjadi antar solut dan solven adalah kuat. Namun, bila tidak ada kesamaan diantara keduanya maka gaya tarik akan cenderung lemah. Sehingga dengan begitu suatu senyawa polar H2O biasanya merupakan solven yang baik untuk senyawa polar seperti alkohol, akan tetapi merupakan solven yang buruk untuk senyawa non-polar seperti minyak goreng. Oleh karena itu senyawa air dan minyak goreng pada perlakuan ekstraksi diatas merupakan salah satu bukti penerapan prinsip like dissolved like. Jadi like dissolved like adalah sebuah prinsip kelarutan dimana, suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai.Aplikasi pada kehidupan sehari-hari : Dekantasi :a. Pembuatan campuran air dan kopib. Dalam pendulangan emasc. Pengendapan campuran air dan pasir Filtrasi :a. Pembuatan jus manggab. Penyaringan santan untuk masakanc. Penyaringan campuran air dan santan Ekstraksi :a. Pemisahan minyak dan alkoholb. Pemisahan minyak dan airc. Pemisahan oli dan minyak Kristalisasi :a. Pembuatan kristal gulab. Pembuatan garam dari lautc. Pengolahan air laut menjadi air tawar Sublimasi :a. Pemisahan naftalena dari pengotornyab. Penguapan bahan pengawet dari pewangi padatanc. Pemisahan iodin dari campurannyaAdapun manfaat dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk mencampur zat terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan manfaat pada percobaan ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air. Mendiamkan campuran setelah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk menunggu zat terlarut pada campuran tersebut mengendap. Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut tersebut hingga meninggalkan zat terlarutnya. Penyaringan pada percobaan filtrasi adalah untuk menyaring padatan yang terdapat pada campuran. Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada percobaan sublimasi adalah untuk memisahkan kedua campuran padatan tersebut dengan menguapkan dahulu zat-zat yang mempunyai titik uap paling rendah.Struktur minyak goreng :CH3-(CH2)4-(CH=CH-CH2)2-(CH2)6-COOHStruktur naftalena (CHOH8) :Struktur air H2O :H-O-HMasing-masing percobaan dilakukan karena untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan.Perlakuan yaitu tindakan yang kita lakukan pada bahan yang akan kita reaksikan, range. Manfaat masing-masing percobaan adalah kita dapat mengetahui kinerja pembuatan dan pemisahan serta pemurnian dari semua cara yang ada sehingga dalam praktikum yang lainnya kita dapat lancar melakukan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi pengadukan dan pengocokan zat yang dicampur ialah membuat kedua zat yang dicampurkan dapat bersatu. Pemanasan dilakukan bertujuan menguapkan zat yang titik didihnya lebih rendah, sehingga dapat dipisahkan zat sisa dan hasil reaksi serta didapatkan hasil berupa zat murni. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan dan memurnikan zat atau filtrat sebagai hasil-hasil dari zat-zat sisa (residu).Dalam proses pemisahan dan pemurnian dikenal dua metode penyerapan, adsorbsi dan absorsi. Perbedaan antara adsorbsi dan absorsi adalah merupakan pemisahan dengan cara penyerapan pada seluruh bagian permukaan. Sedangkan adsorbsi merupakan proses pemisahan dan pemurnian dengan cara penyerapan yang terjadi buih pada permukaan apa saja.Aquades dalam percobaan ini digunakan sebagai pelarut universal, sebagai penyerap warna minyak. Digunakan sebagai larutan yang bersifat polar.Zat-zat yang digunakan dalam praktikum ini adalah zat murni. Zat murni adalah zat yang belum tercampur apapun dan pada praktikum ini ada yang disebut pelarut dan larutan yang mempengaruhi semuanya.Pada praktikum ini prinsip-prinsip berpengaruh pada proses pemurnian dan pemisahan sehingga perlu diperhatikan prinsip-prinsip dan metode-metode yang dilakukan pada praktikum kali ini. Pada setiap praktikum harus banyak memperhatikan semuanya, mulai dari metode-metode, prinsip-prinsip dan yang lainnya.Pengaplikasian percobaan ini dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu adalah proses filtrasi digunakan pada kegiatan rumah tangga yaitu untuk menyaring teh dan pembuatan tahu, proses dekantasi pada industri besar yaitu untuk pengendapan limbah yang ada. Kristalisasi digunakan untuk penjernihan air dengan kaporit karena pada proses ini menggunakan prinsip adsorbsi dan absorsi serta penjernihan minyak. Sublimasi yaitu proses penyubliman dimana pada proses ini terjadi pada kapur barus, iodium dan belerang yang menyublim ketika dibiarkan pada suatu ruangan dengan sinar panas. Kapur barus digunakan untuk menghilangkan bau pada pakaian. Aplikasi-aplikasi diatas dapat kita temukan pada kehidupan sehari-hari.

BAB 5PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan, zat murni yang dihasilkan lewat dekantasi adalah endapan pasir yang telah bebas dari kotoran Setelah melakukan percobaan, kita dapat memisahkan dua zat atau lebih yang bercampur dengan metode dekantasi, filtrasi, kristalisasi, rekristalisasi, sublimasi, dan ekstraksi Pada saat ekstraksi minyak goreng dengan aquades , warna minyak goreng tidak lagi kuning cerah karena partikel air ikut larut dalam minyak. Begitu pula yang terjadi pada air, warna air menjadi keruh karena ada partikel minyak yang ikut larut dalam air Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalnya, dekantasi, kristalisasi, filtrasi, sublimasi, ekstraksi, dan rekristalisasi

5.2. SaranBagi praktikum selanjutnya dapat menggunakan tekhnik yang lain-lain selain yang dipercobakan, seperti pemusingan (sentrifugal) agar didapat hasil yang berbeda dan lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, Ralph H.1996.Kimia Dasar Jilid 1.Jakarta:ErlanggaPetrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar Jilid 1.Jakarta:ErlanggaS,Syukri.1999.Kimia Dasar 1.Bandung:ITBS,Syukri.1991.Kimia Dasar 1.Bandung:ITBH,Bahti Husein.1998.Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika.Jakarta:GanecaJames.1999.Metode Pemisahan.Yogyakarta:F.Farmasi UGM Yogyakarta

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKetika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah yang besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainnya. Molaritas yaitu jumlah mol solute per 1000 gram pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan.Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama dari dua komponen atau lebi yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari dua zat atau lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini terjadi karena larutan sudah tercampur secara homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi titak dapat dengan yang diinginkan untuk itu diperlukan praktikun dan pada praktikum kali ini akan dilaksanakan pembuatan larutan dan standarisasinya. Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang di dapatkan sesuai dengan yang diharapkan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi.Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan pembuatan larutan ini untuk membuat suatu larutan standar yang dibutuhkan dalam analisa kuantitatif suatu reagen untuk metode penelitian yang tepat, disamping pembuatan larutan ini menjelaskan bagaimana sifat dan karakter suatu larutan ini yang banya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya adalah untuk menatileen larutan yang lama kadaluarsa (tidak layak pakai) disuatu larutan.

1.2 Tujuan Percobaan Menghitung konsentrasi larutan dari masing-masing bahan yang digunakan(NaOH, HNO3) Untuk mengetahui macam-macam kosentrasi dalam larutan Untuk mengetahui atau menghitung molaritas

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan sangat penting karena sebagian besar reaksi kimia terjadi melalui bentuk cairan atau larutan, terutama dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Larutan sendiri merupakan suatu sistem homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut homogen jika zat-zat yang ada dalam sistem tersebut fasenya sama dan susunannya seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian atau fasenya terpisah (Baroroh,2004).Semua gas pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel). Karena itu semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran fase gas jarak pisah antaranya molekul relatif jauh, sehingga tidak dapat saling tarik-menarik secara efektif. Larutan dapat berfase padat, dalam larutan pada pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan larutan tertentu dimana atom terlarut mengerahkan beberapa atom pelarut dalam larutan padat lain. Atom terlarut dapat mengisi kisi atau lubang dalam kisi planet. Pembentukan larutan padat ini terjadi apabila atom terlarut cukup kecil untuk memasuki lubang-lubang dan diantara atom pelarut (Syukri S,1991).Pada umumnya larutan berfase cair. Salah satu komponen (penyusun) larutan semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini disebut medium pelarut (solven) komponen lain yang dapat dibentuk padat,cair ataupun gas, dianggap sebagai zat kedalam komponen pertama. Zat terlarut itu disebut solute. Faktor utama yang berpengaruh dalam kemampuan terjadi larutan adalah kemampuan atau gaya tarik-menarik antara partikel larutan dan pelarut yang menghasilkan bentuk partikel tertentu. Interaksi molekul-molekul pelarut dengan partikel zat terlarut dalam bentuk gugusan disebut solvasi. Jika pembentukan larutan dapat disebut sebagai proses hipotorus tahap pertama. Jarak antar molekul meningkat menjadi jarak rata-rata yang tampil pada larutan. Tahap ini memerlukan banyak energi untuk melampaui gaya-gaya intermolekul kohesi. Pada tahap ini disuntai dengan peningkatan entalpi dengan reaksi endoterm (penyerapan panas). Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi harus mengatakan hal-hal sebagai berikut:a) Satuan yang digunakan untuk zat terlarutb) Kuantitas jedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhanc) Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasiDalam perhitungan muncul masalah konsentrasi-konsentrasi yang menyatakan banyak solut dalam sejumlah larutan, misalkan 2 gelas air minum dan terisi air gula sama banyak (sama volume) tapi yang satu berisi gula yang lebih banyak, maka pada gelas pertama tadi memiliki konsentrasi yang lebih besar dari gelas kedua. Larutan ini disebut encer bila konsentrasinya kecil. Pengertian encer dan pekat relatif dan sukar dinyatakan kapan suatu larutan masih pekat, kapan sudah dapat dikatakan atau disebut encer (respati, 1992).Untuk perhitungan kimia, masalah konsentrasi harus lebih eksak atau ilmiah pengertiannya. Ada dua cara menghitung konsentrasi yaitu: a) .Konsentrasi sebagai perbandingan banyaknya solut terhadapa banyaknya pelarutb) .Konsentrasi sebagai perbandingan banyakanya solut terdapat banyaknya larutanJadi banyaknya solut = n dan banyaknya pelarut = m (Baroroh, 2004)Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan. Apabila zat terlarut banyak sekali sedangkan pelarut sedikit, maka dapat di katakan bahwa larutan itu pekat atau konsentrasinya sangat tinggi sebaliknya bila zat yang terlarutnya sedikit sedangkan pelarutnya sangat banyak, maka dapat dikatakan bahwa larutan itu encer atau konsentarasinya sangat rendah. Konsentrasi daoat dinyatakann dengan beberapa cara yaitu:a) .Persen volumPersen volum menyatakan jumlah liter zat terlarut dalam 100 liter larutan, misalnya: alkohol 76%, berarti dalam 100 liter larutan alkohol terdapat 76 liter alkohol murnib). Persen massa Persen massa menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan. Contohnya: sirup merupakan larutan gula 80 % artinya dalam 100 gram sirup terdapat 80 gram gulac). MolaritasMolaritas menyatakan bahwa banyaknya mol zat terlarut per kilogram pelarut yang terkandung dalam suatu larutan molaritas (meter) tidak dapat dihitung dari konsentrasi molar (M) kecuali jika rapatan (densitar) larutan itu diketahuid).MolalitasMolalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut setiap kilogram dalam 1 liter larutan. Contohnya NaCl berati 1 liter larutan terdapat 0,1 mol NaCl.e).Normalitas Normalitas suatu larutan adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut yang terkandung didalam 1 liter larutan. Batas ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan dengan satu-satuan tertentu, reaksi kimia dan 1 gram ekuivalen adalah fraksi yang sama dari pada 1 mol. f). Fraksi MolFraksi mol suatu dalam larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol (n) komponen itu, dibagi dengan jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan itu. Jumlah fraksi seluruh komponen dalam setiap larutan adalah: X (terlarut) = n (terlarut)n (terlarut) + n (pelarut)X (pelarut) = n (pelarut)n (teralrut) + n (pelarut)Dalam persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen (Haryadi, 1990).Skala konsentrasi molar dan normalitas sangat bermanfaat untuk eksperimen volumetri dimana kuantitas zat terlarut dalam larutan dengan volume bagian terlarut itu. Skala normalitas sangat menolong dalam membandingkan volume dua larutan yang di perlukan untuk bereaksi secara kimia. Keterbatasan skala normalitas adalah bahwa suatu larutan mungkin mempunyai lebih dari satu nilai normalitas, bergantung pada reaksi yang menggunakannya. Konsentrasi molar larutan sebaliknya merupakan suatu bilangan tetap karena bobot molekul zat itu tidak bergantung pada reaksi yang menggunakannya. Skala fraksi mol sangat berguna dalam karya-karya teoritas karena banyak sifat-sifat fisika larutan dapat dinyatakan dengan lebih jelas dalam perbandingan jumlah molekul pelarut dan zat terlarut. Kimia volumetri yaitu pembuatan larutan baku. Zat murni ditimbang dengan teliti, kemudian dilarutkan dalam labu ukur sampai volume tertentu dengan tepat. Dimana normalitasnya diperoleh dengan perhitungan larutan-larutan baku primer yaitu natrium oksalat, kalium bikromat, natrium karbonat, kalium iodida (Ralph H Petrucci,1989).Zat-zat kimia yang dipakai untuk membuat larutan harus memenuhi syarat:1) Zat yang digunakan harus murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.2) Zat yang digunakan harus mempunyai berat ekuivalen yang pasti.3) Zat yang digunakan mudah dikeringkan.4) Stabil diman larutan baku primer dapat dipakai untuk menentukan kadar larutan yang tidak di ketahui (David W,2001).Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu:1) . Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasinya larutannya dapat dihitung demi hasil penimbangan senyawa dan volume larutan yang dibuat. Contohnya: H2C2O4, 2H2O, asam benzoat (CoH5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, A52O3, KbrO3, KlO3, NaCL, dll. Syarat-syarat baku primer: Diketahui dengan pasti rumus molekulnya Mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan Stabil, tidak mudah bereaksi dengan CO2, cahaya dan uap air Mempunyai Mr yang tinggi.2) . Baku skunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer karena sifatnya yang tidak stabil yang kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar. Contohnya: larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium. Syarat-syarat baku skunder: Harus murni atau mudah dimurnikan Susunan kimianya diketahui dengan pasti Dapat dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis Bobot ekuivalennya besar, agar pengaruh kesalahan penimbangan dapat diperkecil Stabil, baik dalam keadaan murni maupun dalam larutannya (Isfar Anshary,2002).Titrasi adalah pentuan kadar suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya dengan cara mengukur volume preaksi yang diketahui kadarnya yang dapat bereaksi dengan sejumlah tertentu larutan tersebut. Titrasi asam basa terbagi dua yaitu:1) AsidimetriAsidimetri adalah penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan baku asam2) AlkalimetriAlkalimetri adalah penentuan konsentrasi larutam asam dengan menggunakan larutan baku asam basa.Titik ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stoikiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, senyawa asam mempunyai rasa asam, sedangkan senyawa basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencipipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna pada berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah dicapai. Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator a2o dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan PH. Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa digunakan adalah indikator buatan dan indikator alami.1) Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat dilaboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan biru. Indikator universal, fenolptalin dan metal jingga. Indikator universal, fenolptalin, dan metil jingga selain dapat mengidentifikasi sifat larutan asam basa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat kesamaan (PH) larutan.2) Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau. Indikator asam basa adalah senyawa holokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil kedalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi (PH) larutan tersebut (Kopkar S. M,1984).

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat- Neraca analitik- Labu takar 100 ml- Pipet tetes- Pipet ukur 10 ml- Batang pengaduk- Gelas kimia 100 ml- Corong kaca- Labu erlenmeyer- Beaker glass- Buret3.1.2 Bahan- Aquades- HNO3 0,5 M- NaOH- Indikator pp- H2SO4- Tisu

3.2 Prosedur Percobaan3.2.1 Pembahasan larutan HNO3- Dimasukan aquades kedalam labu takar 100 ml- Ditambahkan HNO3 0,5 M 2 ml denagan digunakan pipet ukur- Ditambahkan aquades lagi hingga tanda tera- Diukur dan dihomogenkan- Dihitung molaritasnya

3.2.2 Pembuatan Larutan- Ditimbang 4 gr NaOH- Dipindahkan ke gelas kimia- Ditambahkan 25 ml aquades- Dihomogenkan- Dipindah ke dalam labu takar 100 ml- Ditambahkan aquades hingga tanda tera- Dihomogenkan- Dihitung molaritasnya

3.2.3 Standarisasi NaOH- Diambil 35 ml larutan NaOH 1 M- Dimasukan larutan kedalam labu erlenmeyer- Ditambahkan indikator pp 3 tetes- Dititrasi digunakan HNO3- Diamati sampai berubah warna- DIhitung molaritasnya

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel pengamatanNoPerlakuanPengamatan

1Pembahasan larutan HNO3 Dimasukkan aquades kedalam labu takar 100 ml Ditambahkan HNO3 0,5 M 2 ml dengan menggunakan pipet ukur Ditambahkan aquades lagi hingga tanda tera Ditutup dan dihomogenkan Dihitung molaritasnyaLarutan HNO3 ditambahkan aquades tidak ada perubahan warna pada campuran, cairannya tetap bening.Molaritas HNO3: M1 V1 = M2 . M2 0,15 . 2 = M2 . 98 1 = M2 . 98 M2 = = 0,01 M

2 Pembuatan Larutan Ditimbang 4 gr NaOH Dipindahkan ke gelas kimia Ditambahkan 25 ml aquades Dihomogenkan Dipindah ke dalam labu takar 100 ml Ditambahkan aquades hingga tanda tera Dihomogenkan Dihitung molaritasnya

Campuran NaOH + aquades saat dihomogenkan menjadi sedikit kental. Molaritas NaOH:M = = 0,1 x 10 = 1 M

3Standarisasi NaOH Diambil 35 ml larutan NaOH 1 M Dimasukan larutan kedalam labu erlenmeyer Ditambahkan indikator pp 3 tetes Dititrasi digunakan HNO3 Diamati sampai berubah warna DIhitung molaritasnya

Saat larutan NaOH distandarisasi dan ditambahkan 3 tetes indikator pp, larutan menjadi berwarna merah lembayung, setelah dinetralisasi dengan nitran dan dihomogenkan sehinnga larutan sedikit berubah warna menjadi merah lembayung pucat. Molaritas standarisasi NaOH:M1V1 = M2V21.35 = x.10.235 = 20x

4.2 Reaksi4.2.1 HNO3 + H2O HNO3(Ag) H+(Ag) + NO3-(Ag)4.2.2 NaOH + H2O Na + OH- + H2O + Heat4.2.3 HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O4.2.4 Indikator pp + H2SO4

+ H2SO4 4.2.5 Indikator pp + NaOH OH COHCOOOK-

CO

CO+ NaOH

+

Na+OH-O

4.3 Perhitungan4.3.1 Molaritas HNO3Dik: M1 = 0,5 M V1 = 2 ml V2 = 98 mlDit: M2 ...?Jawab: M1 V1 = M2 V20,5 . 2 = M2 . 981 = M2 . 98M2 = = 0,01 M4.3.2 Molaritas NaOHDik: gr = 4 gramMr NaOH = 40V (ml) = 100 mlDit: M NaOH...?= = 0,1 . 10 = 1 M4.3.3 standarisasi NaOHDik: V1 = 35 mlV2 = - V1 = 45 - 35 = 10 ml = 45 ml M1 = 1 MDit: M2...?Jawab: M1 V1 = N2 . N21 . 35 = N2 . 10 . 235 = 20 N2N2 = = 1,75 M4.4 PembahasanLarutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlah lebih sedikit didalam larutan disebut zat terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan. Sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh dari larutan adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan seperti garam atau gula dilarutkan dalam air.Koloid adalah suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-100 nm), sehingga tekanan efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak berpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya sehinga tidak terjadi pengendapan. Contoh-contoh koloid adalah susu, agar-agar, sampho, tinta.Suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehinnga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami pengendapan atau sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Contoh suspensi yaitu: lumpur tanah dan lempung tersuspensi di air, tepung dapat tersuspensi di air, debu tersuspensi di atmosfer.Larutan standar primer adalah larutan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat. Contohnya: H2C2O4, 2H2O4, asam benzoat (C6H5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, KBrO3, NaCL, dll.Syarat-syarat terjadinya larutan standar primer:1) . Mudah diperoleh, dimurnikan atau dikeringkan (jika mungkin pada suhu ) dan disimpan dalam keadaan murni.2) . Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan diudara3) . Diketahui dengan pasti rumus molekulnya4) . Mempunyai Mr yang tinggi.Larutan standar skunder adalah larutan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer atau standar. Contohnya: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Syarat-syarat larutan standar skunder:1) . Kemurnian derajat lebih kecil dari pada larutan standar primer2) . Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan3) . Larutan relatif stabil dalam penyimpanan4) . Harus murni atau mudah dimurnikan5) . Susunan kimianya diketahui dengan pastiTitik ekuivalen adalah titik dimana perbandingan yang bereaksi sama dengan jumlah basa yang bereaksi. Ini biasa dilakukan dalam titrasi asam basa. Biasa digunakan indikator seperti fenolftalen untuk melihat perubahan yang terjadi jika warna larutan menjadi merah, maka indikator itu sudah terlihat dan disitulah titik ekuivalen, titik akhir, saat dimana terjadi perubahan warna indikator terjadi, titrasi dihentikan. Titrasi adalah suatu jenis volumetric. Larutan yang ditambahkan dari berat disebut titran. Titik akhir titrasi atau biasa disingkat TAT adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titrat adalah larutan yang ditambahi oleh titran. Contoh-contoh titik ekuivalen: fenolftalen untuk melihat perubahan warna yang terjadi, jika warna indikator merah, itu adalah TA. Contoh titik akhir titrasi: untuk indikator phenolphthalein (pp) dan keadaan tidak terionisasi (dalam larutan asam) tidak akan berwarna dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan terionisasi. Contoh: titran, larutan skunder NaOH dititrasi dengan 10 ml larutan HNO3 yang hasilnya menunjukan sifat asam dan basa.Dari hasil percobaan diatas dapat dibahas yaitu pembuatan larutan HNO3 dimana pembuatan HNO3 dengan 0,5 ml massa dan volume 2 ml dan 98 ml tetapi pada HNO3 tidak perlu ditimbang yang selanjutnya larutan itu dilarutkan dengan sedikit air dalam beaker glass. Kemudian masukan pada labu takar pada saat didalam labu takar yang telah diisi air terjadi reaksi endoterm yaitu larutan menjadi terasa dingin kemudian ditambahkan lagi dengan air sampai tanda tera dengan menggunakan pipet tetes kemudian dihomogenkan dengan cara tutup labu takar kemudian diputar dibolak-balik hingga menjadi larutan homogen karena pada HNO3 akan terjadi pencampuran yang akan menghasilkan campuran dengan jumlah molaritas adalah 0,01 M yang kita dapat. Pembuatan larutan NaOH dengan 100 ml, massa relatif 40 dan massa 4 gram. Hal pertama yang dilakukan yaitu menimbang dengan menggunakan neraca analitik yang selanjutnya dilarutkan dalam beaker glass. Kemudian dipindah pada labu takar, karena NaOH bersifat basa kuat maka harus terdapat air sebelum dimasukan NaOH dalamnya. Kemudian ditambahkan air hingga batas tera dan dihomogenkan maka akan terasa panas pada percobaan diatas didapati molaritas = 1 M dari hasil perhitungan dalam praktikum ini yang berfungsi sebagai larutan standar adalah HNO3 35 ml larutan NaOH 1 m larutan NaOH ditambahkan 3 tetes larutan indikator pp. Indikator didefinisikan sebagai zat yang digunakan untuk menunjukan apakah suatu larutan saat larutan NaOH distandarisasi dan ditumpahkan 3 tetes pp indikator, larutan menjadi merah lembayung. Setelah dinetralisasi mol yang didapat dari hasil perhitungan zat larut ini = 1,75 M.Faktor-faktor kesalahan dalam melakukan percobaan:1) . Pada saat penimbangan NaOH yang digunakan adalah 2109 gram sehingga larutan encer mengalami kenaikan suhu saat dihomogenkan yang akan menimbulkan kesalahan yang ada2) . Pada saat larutan diencerkan menggunakan aquades yang terjadi kelebihan aquades yang seharusnya diencerkan sampai tanda tera yang ada pada labu takarBanyak lagi faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum. Keteledoran yaitu pemegangan tabung reaksi pada saat larutan NaOH di cairkan. Penggunaan pipet tetes yang kurang baik akan mengurai hasil yang kurang bagus, pemegangan dan pengambilan larutan NHO3 bila dilakukan dengan salah akan mengakibatkan fatal.Fungsi reagen, fungsi bahan kimia yang digunakan atau dilarutkan pada pelarut yang ada pada praktikum kali ini.Fungsi perlakuan yaitu tindakan yang kita lakukan pada bahan yang kita reaksikan pada praktikum kali ini.Konsentrasi suatu larutan merupakan bobot atau volume zat terlarut yang berubah dalam pelarut, ataupun larutan yang banyak ditemukan. Terdapat beberapa metode yang lazim untuk mengungkapkan kualitas-kualitas ini, yaitu:PPM adalah satuan konsentrasi yang sering dipakai dalam di cabang kimia analisa. Satauan ini sering sering digunakan untuk menujukan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai atau biasanya kandungan yodium dalam garam juga dinyatakan dalam PPM.PPB adalah satuan konsentrasi yang digunakan untuk mengukur konsentrasi suatu kontaminan dalam tanah. PPB juga kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan konsentrasi kecil dalam air.Normalitas yang bernotasi (N) adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas di definisikan banyaknya zat dalam gram ekuivalen dalam satu liter larutan.Molalitas (m) adalah beberapa mol solute yang terdapat dalam 1000 gr pelarut. Pernyataan konsentrasi ini lain dengan satuan terdahulu karena banyaknya solute disini tidak diperbandingkan dengan larutannya tetapi dengan banyaknya pelarut.Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.Fraksi mol adalah beberapa bagian jumlah mol zat dari keseluruhan jumlah mol semua komponen yang ada dalam larutan. Fraksimol terbagi menjadi 2, yaitu:a) . Fraksi mol zat terlarut (Xt) yang merupakan bagian pecahan dari jumlah total mol yang bersangkuatan dengan zat terlarutb) . Fraksi mol zat pelarut (Xp) yang merupakan bagian pecahan dari jumlah total yang bersangkutan dengan pelarutPersen berat adalah perbandingan massa larutan dikali 100%. Biasanya dipakai pada larutan padat-cair atau padat-padat.Persen volume adalah perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan dikalikan 100% (untuk campuran 2 cairan atau lebih).Aplikasi percobaan dapat dilakukan untuk membuat produk dari campuran HNO3 dengan aquades dan larutan NaOH denagan aquades serta standarisasi larutan NaOH. Serta kita dapat mencari molaritas pada larutan yang sudah terbuat dalam peraktikum atau yang sudah ada. Pengaplikasian percobaan ini juga dapat kita lakukan yaitu membuat teh karena itu adalah hasil percampuran 2 zat, pembuatan kopi, susu, garam dengan air, dll. Pengadukan atau pembuatan semen yaitu dengan suspensi.

BAB 5PENUTUP

5.1 Kesimpulan -Konsentrasi adalah jumlah zat dalam setiap larutan atau pelarut, macam-macam konsentrasi yaitu: persen berat (% w/w), persen volume (% v/v), persen berat volume (% w/v), gram zat terlarut dalam 1 L larutan, miligram zat teralrut dalam 1 ml PPM dan PPB. Satuan kimia misalnya kemolaran (M), kemolalan (m), kenormalan (N), keformalan (f), fraksi Mol (x) dalam konsentrasi umum menggunakan satuan yang tertera diatas-Untuk menghitung molaritas dapat digunakan rumus-rumus antara lain: V1.M1 = V2.M2 dan M = Massa/mr x 1000/VP dimana kedua larutan tersebut dipakai untuk larutan

5.2 SaranUntuk praktikum selanjutnya dapat mencoba membuat larutan dengan pencampuran yang lebih bervariasi lagi. Seperti pembuatan larutan NH4Cl. Larutan CH3COONH4 dan lain-lain. Agar pengetahuan mengenal pembuatan larutan dapat bertambah luas.

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Isfar. 2002. Kimia 1. Surakarta: SrikandiDavid, W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: ErlanggaHaryadi, W. 1990. Kimia Analitik Edisi ke 5. Jakarta: PT. GramediaKopkar, S. M. 1980. Konsep Dasar Kimia Analitik. Bandung. ITBPetrucci, Ralph H. 1989. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: ErlanggaResnick, 1992. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan senyawa-senyawa organik dan anorganik, metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senyawa yang sejenis. Metode-metode kromatografi tidak dapat dikelompokan dengan hanya meninjau satu macam sifat, artinya dapat dinyatakan teknik-teknik kolom seperti destilasi, ekstraksi pelarut, penukar ion kedalam satu gelas.Kromatografi bermanfaat untuk menguraikan suatu campuran. Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase. Salah satu fase adalah fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap di dalam pori-pori partikel atau terbagi ke dalam sejumlah cairan yang terikat pada permukaan atau di dalam pori. Ini adalah sorpsi (penyerapan). Laju perpindahan suatu molekul zat terlarut tertentu di dalam kolom atau lapisan tipis zat penyerap secara langsung berhubungan dengan bagian-bagian molekul tersebut di antara fase bergerak dan fase diam. Jika ada perbedaan penahanan secara selektif, maka masing-masing komponen akan bergerak sepanjang kolom dengan laju yang tergantung pada karakteristik masing-masing penyerapan. Jika pemisahan terjadi, masing-masing komponen keluar dari kolom pada interval waktu yang berbeda, mengingat bahwa proses keseluruhannya adalah fenomena migrasi secara diferensial yang dihasilkan oleh tenaga pendorongPercobaan ini dilakukan agar dapat diketahui sifat sifat kepolaran larut maupun pelarut yang dipraktekan serta dapat memisahkan suatu campuran berdasarkan migrasi dan penerapan metode sederhana dalam praktikum kimia kromatografi. Dan juga dalam praktikum ini dapat mengetahui atau menyimpulkan teknik kromatografi yang ada dengan benar.

1.2. Tujuan Percobaan Mengetahui sifatsifat zat pelarut dalam percobaan kali ini Memisahkan suatu zat yang didasarkan pada percobaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase (fase diam dan fase gerak) Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography).Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition chromatography).Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairancairan. Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakan 20 % (bobot/bobot) akan lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat campur dengan air akan dalam beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri (Underwood,1999).Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam tempat kertas secara komersil tersedia adalah Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zatzat hidrofobik (Khopkar, 1990).Selain kertas Whatman dalam teknik kromatografi dapat pula digunakan kertas selulosa murni.Kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya penolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Fe3+, Cu2+. Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat (Khopkar S.M,1990)Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh nilai-nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan:Rf =

Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan noda-noda standar. Proses pengeluaran asam mineral dari kertas desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 23 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia diletakan didalam ruangan yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Terdapat tiga tehnik pelaksanaan analisis. Pada tehnik ascending; pelarut bergerak keatas dengan gaya kapiler. Sedangkan ketiga dikenal dengan cara radial atau kromatografi kertas sirkuler (Fatma Lestari,2009)Kromatografi bergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih.Tipe-tipe kromatografi absorpsi, kromatografi partisi cairan dan pertukaran ion.Sistem utama yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak (misalnya komatografi kolom), kromatografi kertas dan lapisan tipis. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik (Georgia Svehla,1979) Jenis-Jenis Kromatografi Berdasarkan fase gerak yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu gas chromatography dan liquid chromatography.Masing-masing golongan dapat dibagi lagi seperti yang telah disebutkan pada definisi di atas.Skema Pembagian Kromatografi

Pembagian ini selanjutnya dapat dibagi lagi seperti telihat pada skema berikut: Kromatografi : 1) Kromatografi Gas :a. GLC b. GSC 2) Kromatogarafi Cair :a. HPLC b. LLC-PC c. LSC-TLC, Kolom d. Ion Excange e. Ekslusi :- GP - GF Keterangan :GLC = Gas Liquid Chromatography GSC = Gas Solid Chromatography LLC = Liquid Liquid Chromatography LSC = Liquid Solid Chromatography PC = Paper Chromatography TLC = Thin Layer Chromatography GP = Gel Permeation GF = Gel Filtration HPLC = High Performance Liguid Chromatography

Liquid Liquid Chromatography (LLC) LLC adalah kromatografi pembagian dimana partisi terjadi antara fase gerak dan fase diam yang kedua-duanya zat cair.Dalam hal ini fase diam tidak boleh larut dalam fase gerak. Umumnya sebagai fase diam digunakan air dan sebagai fase gerak adalah pelarut organic (Rajbir Singh,2002)Liquid Solid Chromatography (LSC) LSC adalah kromatografi penyerapan.Sebagai adsorben digunakan silika gel, alumina, penyaring molekul atau gelas berpori dipak dalam sebuah kolom dimana komponen-komponen campuran dipisahkan dengan adanya fase gerak.Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC) merupakan teknik pemisahan yang masuk golongan ini.Ion-exchange chromatography, teknik ini menggunakan zeolitas, resin organik atau anorganik sebagai penukar ion. Senyawaan yang mempunyai ion-ion dengan afinitas yang berbeda terhadap resin yang digunakan dapat dipisahkan. Analisa asam-asam amino adalah yang umum dilakukan dengan cara ini. Contoh lain adalah asam-asam nukleat dan analisis garam-garam anorganik. Exclusion chromatography, dalam teknik ini, gel nonionik berpori banyak dengan ukuran yang sama digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran molekulnya (BM).Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat bila dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan elusi mula-mula adalah molekul yang lebih besar, molekul sedang, dan terakhir molekul yang paling kecil.Bila sebagai penyaring digunakan gel yang hidrofil (Sephadex) maka teknik ini disebut gel filtration chromatography dan bila digunakan gel yang hidrofob (polystyrene-divinylbenzene) disebut gel permeation chromatography.Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi gas, dan high performance liquid chromatography (kromatografi cair kinerja tinggi / KCKT).Martin dan Synge adalah yang pertamakali menulis tentang teori liquid partition chromatography.Prinsip teori yang dikemukakan itu dapat diterapkan untuk semua jenis kromatografi. Distribusi dari molekul-molekul sampel diantara dua fase ditentukan oleh tetapan kesetimbangan yang dikenal dengan koefisien distribusi. Faktor kapasitas adalah perbandingan molekul sampel dalam fase diam dengan fase gerak.Apabila bagian waktu yang dibutuhkan oleh molekul sampel pada fase gerak dikalikan dengan kecepatan linier (u) dari fase gerak maka diperoleh laju pemisahan (rate of travel) dari molekul rata-rata. Jadi, laju pemisahan ditentukan oleh :1.Kecepatan fase gerak (sama untuk tiap komponen campuran). 2.Perbandingan dari volume fase diam dengan fase gerak (sama untuk tiap komponen campuran)(Basset J. Ef al,1994)Faktor yang mempengaruhi dalam kromatografi :1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.4. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.5. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan (M.Adnan,1997)

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan3.1.1 Alat alat Gelas kimia 100ml Gunting Lidi Gelas beaker Penjepit Pipet tetes Gelas ukur 10ml3.1.2 Bahan bahan Tinta hitam Tinta merah Tinta biru Ekstrak mawar Ekstrak kunyit Ekstrak pandan Aquadest Alkohol Aseton Tisu Kertas saring

3.2 Prosedur percobaan Dibuat kertas kromatografi Diberi noda sampel pada garis bawah (ekstrak mawar, ekstrak kunyit, ekstrak pandan, tinta hitam, tinta merah dan tinta biru) Dimasukkan ke dalam gelas beaker yang berisi pelarut (aquades,aseton dan alkohol) 10ml Diamati Dicatat jarak yang dihasilkan oleh noda sampel

BAB 4HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan4.1.1 AquadesNo.Jenis SampelJarak SampelJarak PelarutRf

1.Ekstrak Mawar0 cm9 cm0

2.Ekstrak Pandan0 cm9 cm0

3.Ekstrak Kunyit0 cm9 cm0

4.Tinta Merah0 cm9 cm0

5.Tinta Biru0,5 cm9 cm0,056

6.Tinta Hitam0 cm9 cm0

4.1.2 AlkoholNo.Jenis SampelJarak SampelJarak PelarutRf

1.Ekstrak Mawar5,5 cm9 cm0,61

2.Ekstrak Pandan4,5 cm9 cm0,5

3.Ekstrak Kunyit4,5 cm9 cm0,5

4.Tinta Merah5 cm9 cm0,56

5.Tinta Biru5,5 cm9 cm0,61

6.Tinta Hitam4 cm9 cm0,44

4.1.3 AsetonNo.Jenis SampelJarak SampelJarak PelarutRf

1.Ekstrak Mawar4,5 cm9 cm0,5

2.Ekstrak Pandan4,5 cm9 cm0,5

3.Ekstrak Kunyit4,5 cm9 cm0,5

4.Tinta Merah5 cm9 cm0,56

5.Tinta Biru5 cm9 cm0,56

6.Tinta Hitam4,5 cm9 cm0,5

4.2. Perhitungan4.2.1 Aquades4.2.1.1 Ekstrak mawar

4.2.1.2 Ekstak pandan

4.2.1.3 Ekstrak kunyit

4.2.1.4 Tinta merah

4.2.1.5 Tinta biru

4.2.1.6 Tinta hitam

4.2.2 Alkohol4.2.2.1 Ekstrak mawar

4.2.2.2 Ekstrak pandan

4.2.2.3 Ekstrak kunyit

4.2.2.4 Tinta merah

4.2.2.5 Tinta biru

4.2.2.6 Tinta hitam

4.2.3 Aseton4.2.3.1 Ekstrak mawar

4.2.3.2 Ekstrak pandan 4.2.3.3 Ekstrak kunyit

4.2.3.4 Tinta merah

4.2.3.5 Tinta biru

4.2.3.6 Tinta hitam

4.3. PembahasanSeorang botanist Rusia Mikhail Semyonovich Tsvet menemukan teknik kromatografi untuk pertama kali pada tahun 1900 melalui riset pada klorofil.Dia menggunakan suatu kolom adsorbsi-liquid column yang mengandung kalsium karbonat untuk memisahkan pigmen dari tumbuhan.Metoda ini kemudian dipubikasikan pada 30 desember 1901 di kongres ke-11 Doktor dan Naturalist di Sain Petersburg.Tulisan deskriptif pertama dipaparkan pada tahun1903, dalam laporan rapat Warsaw Society of Naturalists, section of biology.Dia menggunakan istilah kromatografi untuk pertama kalinya pada 1906 dalam 2 tulisan mengenai klorofil di Jurnal Botani Jerman, Berichte der Deutschen Botanischen Gesellschaft.Pada 1907 dia mendemonstrasikan kerja kromatografinya untuk German Botanical Society. Menariknya,nama panggilan Mikhails berarti warna dalam bahasa Rusia, jadi ada kemungkinan bahwa penamaan dari prosedur kromatografi (secara harfiah Menulis Warna) merupakan cara yang dia lakukan untuk membuktikan bahwa dia adalah seorang rakyat biasa dari Kerajaan Rusia yangbisa menjadi abadi karena karyanya.Pada 1952 Archer John Porter Martin dan Richard Laurence Millington Synge memenangkan anugerah Nobel bidang Kimia untuk temuannya mengenai kromatografi partisi.* semenjak itu, teknologi berkembang dengan pesat.para peneliti menemukan bahwa prinsip yang dikemukakan oleh Tsvet dapat di aplikasikan pada banyak aplikasi yang berbeda. Pada 1987 Pedro Cuatrecasas dan Meir Wilchek memenangkan anugerah penghargaan Wolf dalam dunia medis untuk temuan dan pengembangan kromatografi afinitas dan aplikasinya dalam ilmu biomedis.Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Definisi kromatografi menurut IUPAC adalah sebuah metode pemisahan yang komponen-komponennya dipisahkan dan didistribusikan diantara dua fase yang salah satu fasenya tetap (diam) dan yang lainnya bergerak dengan arah yang dapat diketahui.Terdapat berbagai cara penggolongan metode kromatografi. Penggolongan kromatografi yang didasarkan pada jenis fase yang terlibat, dibedakan menjadi :a. Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.b. Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa pdatan yang dapat menyerap/mengadsorbsi.c. Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inertd. Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas sedangkan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerapPenggolongan kromatografi yang didasarkan pada teknik yang digunakan. Dapat digolongkan menjadi :a) Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap komponen terpisahkan berupa zona-zona pita. Pada kromatografi analitik setiap komponen yang keluar dari kolom akan dicatat oleh rekorder dan disajikan dalam bentuk puncak (peak) yang menunjukkan konsentrasi efluen maksimum, tinggi atau luasan puncak sebanding dengan konsentrasi komponen sampel. Pada kromatografi preparatif akan diperoleh sejumlah fraksi isolat dari komponen sampel dalam fase gerak.b) Kromatografi planar (kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas), apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak selama fase gerak dalam sebuah bidang datar. Senyawa yang bergerak berupa bentuk noda (spot) yang dapat diketahui dengan bantuan metode fisika, kimia maupun biologis. Posisi noda menunjukkan identitas suatu komponen/senyawa sedangkan besar atau intensitasnya menunjukkan konsentrasinya. Pada kromatografi planar ini beberapa komponen dapat dipisahkan secara bersamaan maupun dipisahkan dengan dua langkah dimana langkah yang kedua tegak lurus arahnya dengan langkah yang pertama. Cara ini dikenal dengan kromatografi dua dimensi.Pada percobaan kromatografi ini digunakan enam noda yaitu ekstrak mawar, ekstrak pandan, ekstrak kunyit, tinta hitam, tinta merah, dan tinta biru. Dan juga digunakan tiga macam pelarut yaitu alkohol, aseton dan aquades. Dari hasil percobaan kromatografi dari keenam noda tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tinta biru hanya dapat larut pada pelarut aquades, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinta biru memiliki sifat polar. Pada ekstrak pandan dapat larut pada pelarut alkohol dan aseton, dengan demikian dapat dikatakan bakwa ekstrak pandan bersifat non-polar. Pada ekstrak kunyit dapat terlarut pada pelarut alkohol dan aquades, dan dapat dikatakan bahwa ekstrak kunyit bersifat non-polar. Tinta merah dan tinta hitam larut pada pelarut alkohol dan aseton dan dapat dikatakan bahwa tinta merah dan tinta hitam bersifat non-polar, sedangkan tinta biru bersifat semi polar karena larut pada pelarut aquades, alkohol dan aseton. Mengapa noda yang dapat terlarut dalam pelarut aquades, alkohol dan aseton disebut larutan yang bersifat polar? Karena pada dasarnya aquades memiliki sifat yang polar dan hanya dapat terlarut dan melarutkan zat atau senyawa yang bersifat polar juga. Sedangkan alkohol bersifat semipolar yaitu dapat bercampur dengan polar maupun non-polar. Sedangkan aseton sendiri bersifat non-polar sehingga hanya dapat bercampur dengan larutan yang non-polar juga.Sifat fisik dan kimia dari air adalah, air memiliki rumus molekul H2O, massa molar 18,0153 g/mol. Densitas dan fase 0,998 g/cm3 (cairan pada 20C) 0,92 g/cm3 (padatan). Titik lebur 0C (273,15K), kalor jenis 4184 J/kgK (cairan pada 20C). Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat dibawah tekanan dan temperatur standard. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH) dan memiliki struktur molekulnya : H-O-HSifat fisik dari alkohol yaitu alkohol monohidroksida suku rendah (jumlah atom karbon (-4) berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air. Makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang. Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya. Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang yang tidak berwarna. Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas dalam mulut. Alkohol memiliki titik didih 82,5C (180,5F), titik leleh -88,5C (-127,3F), suhu kritis 235F (455F) dan memiliki sifat kimia, berupa liquid memiliki bau harum menyerupai bau dari campuran aseton dan etanol, memiliki PH 1% dalam air, mudah larut dalam air, metanol, dietil eter,n-octanol, aseton larut dalam larutan garam dan larutan benzena. Memiliki struktur molekul :H H-C-O-HHAseton memiliki rumus molekul CH3COCH3. Sifat fisik dan kimia aseton diantaranya adalah massa molar 50,08 g/mol, berat molekul 60,1 g/mol, densitas 0,79 g/cm3, titik leleh -94,9C (178,2K), titik didih 56,53C (329,4K). Viskositas 0,32 op pada 20C. Bentuk molekul trigonal planar pada C=O, momen dipol 2,91 D, penampilan cairan tidak berwarna dan kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan. Stuktur molekulnya : HO OCC OOHHubungan kepolaran dengan percobaan kromatografi adalah dimana kromatografi sendiri menyatakan kepolaran suatu noda atau bahan yang di gunakan dalam percobaan. Dimana apabila sautu noda bersifat polar akan juga terlarut didalam pelarut yang bersifat non-polar, sedangkan pada noda yang bersifat semipolar akan terlarut dalam pelarut yang non-polar maupun polar. Karena dalam percobaan ini digunakan juga prinsip like dissolved like, adalah suatu prinsip dimana suatu zat polar yang terlarut akan menyukai pelarut yang bersifat polar juga, sedangkan senyawa non-polar akan menyukai pelarut yang bersifat non-polar.Fungsi reagen dari :1) Alkohol dari percobaan ini adalah sebagai pelarut yang bersifat semi polar2) Aquades sebagai pelarut yang bersifat polar3) Aseton sebagai pelarut yang bersifat non-polarFungsi reagen adalah suatu bahan yang berperan dalam suatu reaksi kimia atau ditetapkan untuk tujuan analisa. Fungsi penambahan aquades pada percobaan kromatografi ini adalah sebagai bahan pelarut yang bersifat polar. Fungsi penambahan alkohol pada percobaan kromatografi ini adalah sebgai bahan pelarut yang bersifat semipolar Fungsi penambahan aseton pada percobaan kromatografi ini adalah sebgai bahan pelarut yang bersifat non-polarFungsi perlakuan yaitu sebuah tindakan yang diberikan pada bahan yang akan kita reaksikan, seperti perlakuan-perlakuan berikut : Pemberian garis sekitar 1cm dari bawah kertas saring dan juga dibagian atas kertas saring, sebagai batas mulai naiknya air dan juga sebagai batas berhentinya air didalam kertas saring Pemberian noda sampel pada bagian batas kertas saring dimaksudkan agar dapat membandingkan dan menentukan sampel mana yang termasuk larutan polar. Semi polar dan non-polar dan juga agar dapat diukur jarak tempuh noda sampel di kertas saring tersebut. Memasukkan kertas saring yang telah diberi noda kedalam gelas beaker yang berisi pelarut (aquades, alkohol dan aseton) adalah apabila noda terlarut didalam pelarut aquades. Hal ini menyatakan noda tersebut bersifat polar. Dan apabila noda terlarut dalam pelarut aseton, itu menunjukkan noda bersifat non-polar. Sedangkan apabila noda terlarut pada ketiga pelarut, menyatakan bahwa noda tersebut bersifat semipolar.Faktor kesalahan yang mungkin terjadi ialah pada saat pengukuran jarak noda tidak tepat dan menyebabkan ketidakpastian harga RF, sehingga RF menjadi berubah-ubah terus. Mungkin juga dikarenakan kesalahan saat mencelupkan kertas saring. Dimana larutan/pelarut merendam hingga melebihi batas noda. Atau kesalahan pada bahan noda karena terlalu banyak mengandung air sehingga sulit diamati.

BAB 5PENUTUP

5.1 Kesimpulan Sifat pelarut pada zat pelarut pada percobaan ini adalah, untuk alkohol adalah semi polar, aquades adalah polar dan untuk aseton adalah non-polar Untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu zat, dapat dilakukan dengan teknik kromatografi yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak Pada kromatografi kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong sampel yang kemudian melarutkannya secara terpisah

5.2. SaranUntuk praktikum selanjutnya agar bisa menggunakan bahan-bahan yang lainnya sepertiekstrak jeruk, ekstrak jahe dll. Selain itu bisa juga mengganti kromatografi kertas dengan kromatografi kolom atau kromatografi planar agar didapat hasil percobaan yang bervariasi dan dapat dibandingkan hasilnya dengan yang sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Muhammad.1997. Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta: Gajah Mada University PressBasset,J,et al.1994.Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran EGCKhopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI PressLestari, Fatma.2009. Bahaya Kimia sampling dan pengukuran kontaminan di udara. Jakarta: EGCSingh, Rajbir.2002. Chromatography. New Delhi: Mittal PublicationsSvehla, Georgia.1979.Analisis Anorganik Kualitif Makro dan Semi Makro Jilid I Edisi kelima. Jakarta: PT.Kalman Media PustakaUnderwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam bahasa kimia, tiap zat murni yang diketahui baik unsur maupun senyawa mempunyai nama dan rumus uniknya sendiri. Cara tersingkat untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah menulis rumus untuk setiap zat yang terlibat dalam bentuk suatu persamaan kimia. Suatu persamaan kimia meningkatkan sejumlah besar informasi mengenai zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Persamaan itu tidaklah sekedar pernyataan kualitatif yang menguraikan zat-zat yang terlibat. Proses pembuatan perhitungan yang di dasarkan pada rumus-rumus dan persamaan-persamaan berimbang di rujuk sebagai Stoikiometri (dari kota yunani : Stoichoion, unsur dan metria, ilmu pengukuran). Sebagai tahap pertama dalam perhitungan Stoikiometri akan di jelaskan sedikit penulisan rumus untuk zat-zat. Rumus suatu zat menyatakan jenis dan banyaknya atom yang bersenyawa secara kimia dalam suatu satuan zat. Terdapat beberapa jenis rumus, di antaranya rumus molekul dan rumus empiris.Suatu rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul. Suatu rumus empiris menyatakan angka banding bilangan bulat terkecil dalam suatu senyawa. Hal yang melatar belakangi dilakukannya percobaan ini untuk mengetahui perbedaan suhu larutan sebelum dan sesudah dicampurkan. Sehingga dapat diketahui titik maksimumnya. Selain itu, percobaan ini dapat juga diketahui apakah dalam proses pencampuran tersebut terjadi reaksi eksoterm dan endoterm.

1.2 Tujuan Percobaan Mengetahui perbedaan reaksi stoikiometri dan non-stoikiometri Menentukan reaksi eksoterm dan endoterm dari percobaan Menentukan reaksi pembatas dari percobaan

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Dalam ilmu kimia, Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Kata ini berasal dari bahasa yunani Stokheion (elemen) dan metria (ukuran). Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan pembekuan senyawa yang biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia (Alfian,2009).Persamaan kimia, suatu pereaksi ialah zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian diubah selama suatu reaksi kimia. Suatu hasil reaksi kimia menunjukkan rumus pereaksi, kemudian suatu anak panah, dan lalu rumus hasil reaksi, dengan banyaknya atom tiap unsur di kiri dan di kanan anak panah sama misalnya persamaan berimbang untuk reaksi antara hydrogen dan oksigen yang di hasilkan air di tuliskan sebagai berikut :2H2+O22H2ORumus H2 mengatakan bahwa sebuah molekul hydrogen tersusun dari dua atom. Itu adalah molekul di atom, sama seperti molekul oksigen, O2, molekul air, H2O merupakan molekul tria atom karena terdiri dari tiga atom, dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Persamaan itu menyatakan bahwa dua molekul hidrogen bereaksi dengan satu molekul oksigen, menghasilkan dua molekul air (Keenan,1984).Hukum kekekalan massa pada tahun 1744, Lavosier memanaskan timah dengan oksigen dalam wadah tertutup. Dan menimbang secara teliti, ia berhasil membuktikan bahwa dalam reaksi itu, tidak terjadi perubahaan massa. Ia mengemukakan pernyataan yang di sebut hukum kekekalan massa, yang berbunyi pada reaksi kimia, massa zat pereaksi sama dengan massa zat hasil reaksi.Hukum perbandingan tetap, jika Lausier meneliti massa zat, proust mempelajari unsur-unsur dalam senyawa. Yang menjadi pertanyaan proust adalah perbandingan massa unsur tersebut. Misalnya : air, berapakah perbandingan massa hidrogen dan oksigen, bila reaksinya 10 g oksigen ternyata di perlukan 0,125g hidrogen. Sesuai dengan hukum Lausier akan terbentuk 10,125 g air.Oksigen + Hidrogen air10 g 0,12510,125 g Atau 8 1 9Sebaiknya, jika 100 g air di uraikan ternyata menghasilkan 88,99 oksigen dan 11,1 g hidrogenAtauAir Oksigen + hidrogen100g 88,99 11,1 gAtau 9 8 1Artinya, air mengandung oksigen dan hidrogen dengan perbandingan massa 8 dan 1. Berdasarkan percobaan seperti di atas, akhirnya proust merumuskan pernyataan yang di sebut hukum perbandingan tetap.Pada suatu reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain selalu tetap atau senyawa selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama dengan perbandingan massa yang tetap. Rumusan yang pertama berlaku untuk semua reaksi kimia, sedangkan yang kedua untuk senyawa, baik berupa padat, cair, ataupun gas.Hukum perbandingan ganda, Dalton menarik suatu kesimpulan yang di sebut hukum perbandingan terganda Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa unsur satu yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana.Hukum pernyataan volume Gay Lusac mereaksikan gas hidrogen dan nitrogen sehingga terbentuk amnoniak. Pada suhu dan tekanan yang sama, ternyata hidrogen yang di perlukan tiga kali volume gas nitrogen.Hidrogen + nitrogen amnoniak1 vol 3 vol 2 volDalam percobaan kimia juga mendapat hasil sebagai berikut :Nitrogen + Oksigen + Nitrogen Monoksida1 vol 1 vol2 volNitrogen + Oksigen + Nitrogen dioksida1 vol 2 vol2 volYang menarik perhatian Gay Lusac adalah perbandingan volume pereaksi, yaitu merupakan bilangan bulat dan sederhana. Kelihat mirip dengan hukum perbandingan tetap dan berbeda nilai hasilnya. Dalam hukum perbandingan tetap yang di bandingkan massa pereaksi, sedangkan disini adalah volume gas pada p dan t yang sama. Berdasarkan kenyataan itu, Lusac membuat pernyataan yang di sebut hukum perbandingan volume.Senyawa stoikiometri yaitu senyawa yang atom-atomnya bergabung dengan nisbah bilangan bulat yang tepat. Bandingkan dengan senyawa dan stoikiometrik. Rasio atom dalam setiap senyawa juga menunjukkan jumlah satuan berat atom tersebut. Berat relatif diperoleh dangan mengalikan rasio atom dan berat atom.Persen berat setiap unsur dihitung dari berat relatifnya dibagi dengan jumlah berat relatif. Senyawa-senyawa kimia dengan rasio atom integral,seperti nitrat oksida disebut sebagai senyawa stoikiometri. Contoh adalah oksida alumunium. Namun kali ini dimulai dengan berat atom dari tabel periodik (Syahrir syukri,1991)Rumus empiris ialah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus molekul ialah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Metoda eksperimen modern membuktikan bahwa banyaknya atom ialah 6,022 x10-23 . Bilangan raksasa ini disebut bilangan avogadro untuk memperingati jasa amadeo avogadro rekan sezaman dalton yang cerdas. Bobot satu mol suatu zat disebut bobot molar. Bobot molar dalam gram suatu senyawa secara numeris sama dengan bobot molekul dalam satuan massa atom. Banyaknya satu hasil reaksi yang diperhitungkan akan diperoleh jika hasil reaksi itu sempurna disebut rendemen teoritis. Dalam praktek pemulihan suatu hasil reaksi kurang dari 100%. Kadang-kadang jauh lebih rendah. Rendemen ternyata suatu hasil reaksi dibagi dengan rendemen persentase. Pereaksi pembatas adalah zat yang habis bereaksi dan karena itu membatasi kemungkinan diperpanjangnya reaksi itu. Pereaksi atau pereaksi-pereaksi lain dikatakan berlebihan karena tertinggal sejumlah yang tak bereaksi. Perhitungan yang didasarkan persamaan berimbang haruslah dimulai dan banyaknya reaksi pembatas.Apabila zat-zat yang direaksikan tidak ekuivalen maka salah satu pereaksii akan habis terlebih dahulu, sedangkan pereaksi yang lain tersisa.Jumlah hasil reaksi bergantung pada jumlah pereaksi yang habis lebih dahulu. Oleh karena itu pereaksi yang habis terlebih dahulu disebut pereaksi pembatas. Terdapat banyak metoda untuk menentukan persentase bobot dari unsur-unsur yang berbeda dalam suatu senyawa. Metoda ini beraneka ragam, bergantung pada macam-macam senyawa dan unsur-unsur yang menyusunnya. Dua metoda klasik ialah analisis pengendapan (dapat digunakan bila berbentuk senyawa yang sedikit sekali larut)dan analisis pembakaran (digunakan secara meluas). Apabila suatu campuran dari dua jenis zat direaksikan dengan suatu pereaksi dan kedua komponen itu bereaksi persamaan reaksinya harus ditulis secara terpisah. Segera setelah susunan suatu senyawa sama-sama dengan bobot atom yang diketahui kemudian dapat digunakan untuk menghitung angka banding tersederhana dari atom-atom dalam senyawa itu dan dengan demikian rumus molekul dapat pula tidak (Keenan,kleinfeiter wood.1980)Hukum-hukum dasar ilmu kimia: Hukum kekekalan massa dari lavosrer:massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap atau sama. Hukum perbandingan tetap dari proust:tiap-tiap senyawa memiliki perbandingan massa unsur yang tetap. Hukum perbandingan berganda dari Dalton:jika dua buah unsur dapat membentuk lebih dari satu macam persenyawaan, perbandingan massa unsur yang satu dengan yang lainnya dalah tertentu, yaitu berbanding sebagai bilangan yang mudah dan bulat. Hukum perbandingan volume dari Gray lussac:Pada pereaksi gas yang bereaksi berbanding sebagai bilangan mudah dan bulat asal diukur pada tekanan dan temperatur yang sama. Hukum boyle Gray lussac:Untuk gas dengan massa tertentu, maka hasil kali volume dengan tekanan dibagi oleh suhu yang diukur dalam Kelvin adalah tetap (Respati,1992)BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat Percobaan - Gelas kimia 100 ml - Thermometer - Gelas ukur 25 ml - Pipet tetes - Pipet ukur3.1.2 Bahan Percobaan- Larutan NaOH 0,1 m- Larutan HNO3 0,5 m- Larutan H3PO4 2 m- Aquades

3.2 Prosedur Percobaan3.2.1 Stoikiometri pada NaOH HNO3 Diukur larutan NaOH 4 ml, 0,1 m Diukur suhunya Diambil HNO3 8 ml diukur suhunya Diulangi langkah dengan perbandingan volume 6 ml NaOH dan 6 ml HNO3 8 ml NaOH dan 4 ml HNO33.2.2 Skoikiometri NaOH H3PO4 Diambil larutan NaOH 4 ml di ukur suhu Diambil larutan H3PO4 8 ml di ukur suhu Di campurkan kedua larutan di ukur suhu Di ulangi langkah dengan perbandingan volume 6 ml NaOH dan 6 ml H3PO4 8 ml NaOH dan 4 ml H3PO4 BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Persamaan4.1.1Pada Sistem NaOH - HNO3No.V NaOH 0,1 mV HNO3TNaOHTHNO3Tcampuran

1.4 ml8 ml292829

2.6 ml6 ml362929

3.8 ml4 ml282929

4.1.2Pada Sistem NaOH H3PO4No.V NaOHV H3PO4TNaOHTH3PO4Tcampuran

1.2 ml6 ml282927

2.4 ml4 ml292928

3.6 ml2 ml302929

4.2Reaksi4.2.1NaOH + HNO3 NaNO3 + H2O4.2.23NaOH + H3PO4 Na3PO4 + 3H2O

4.3Perhitungan4.3.1Pada Sistem NaOH HNO3 4 ml NaOH 0,1 M dan 8 ml HNO3 0,5 Mmmol HNO3 = 4 mmolmmol NaOH= 0,4 mmolNaOH + HNO3 NaNO3 + H2OM :0,4 mmol4 mmolR :0,4 mmol0,4 mmol0,4 mmol0,4 mmolS :- 3,6 mmol0,4 mmol0,4 mmol Merupakan reaksi non stoikiometri Reaksi pembatas adalah NaOH Reaksi sisanya adalah HNO3 Merupakan reaksi eksoterm Massa gram yang terbentuk : v = 0,4 x LGr = M x Mr = 4 x

6 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml HNO3 0,5 Mmmol NaOH = 0,6 mmolmmol HNO3 = 3 mmolHNO3 + NaOH NaNO3 + H2OM :3 mmol0,6 mmolR : 0,6mmol0,6 mmol 0,6 mmol 0,6 mmolS : 2,4 mmol- 0,6 mmol 0,6 mmol Merupakan reaksi non-stoikiometri Peraksi sisa adalah HNO3 Pereaksi pembatas adalah NaOH Merupakan reaksi eksoterm , karena terjadi pertambahan suhu pada reaksi Massa gram yang terbentuk V=0,6 x + = Gr = M x Mr = 6 x 8 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml HNO3 0,5 Mmmol NaOH = 6 mmolmmol HNO3 = 2 mmolHNO3 + NaOH NaNO3 + H2OM :2 mmol0,8 mmolR :0,8 mmol0,8 mmol0,8 mmol0,8 mmolS : 1,2 mmol -0,8 mmol0,8 mmol Merupakan reaksi non stoikiometri Pereaksi pembatas adalah NaOH Pereaksi sisa adalah HNO3 Merupakan reaksi eksoterm, karena terjadi peningkatan suhu pada suhu campuran Massa gram yang terbentuk v= 0,8 x Gr = M x Mr = 8 x 4.3.2. Pada sistem NaOH- H3PO4 4 ml NaOH 0,1 M dan 8 ml H3PO4 2 Mmmol NaOH = 0,4 mmolmmol H3PO4 = 16 mmolH3PO4 + 3NaOH Na3PO4 + 3H2OM :16 mmol0,4 mmolR : 0,133mmol0,4 mmol 0,4 mmol 1,2 mmolS : 15,8667 mmol- 0,4 mmol 1,2 mmol Merupakan reaksi non- stoikiometri Pereaksi pembatas adalah NaOH Pereaksi sisa adalah H3PO4 Merupakan rekasi endoterm, karena mengalami penurunan suhu pada suhu campuran Massa gram yang terbentuk V = 0,4 x Gr = M x Mr = 4 x

6 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml H3PO4 2 Mmmol NaOH = 0,6 mmolmmol H3PO4 = 12 mmol H3PO4 + 3NaOH Na3PO4 + 3 H2OM :12 mmol0,6 mmolR :0,2 mmol0,6 mmol 0,6 mmol 1,8 mmolS : 11,8 mmol- 0,6 mmol 1,8 mmol Merupakan reaksi non-stoikiometri Pereaksi pembatas adalah NaOH Pereaksi sisa adalah H3PO4 Termasuk reaksi endoterm, karena terjadi penurunan suhu/ kalor pada suhu campuran Massa gram yang terbentuk V= 0,6 x Gr = M x Mr = 6 x . 164 = 0,0984 gr 8 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml H3PO42 Mmmol NaOH = 0,8 mmolmmol H3PO4= 8 mmolH3PO4 + 3NaOH Na3PO4 + 3 H2OM :8 mmol0,8 mmolR : 0,2667mmol0,8 mmol 0,8 mmol2,4 mmolS : 7,733mmol - 0,8 mmol2,4 mmol Merupakan reaksi non-stoikiometri Pereaksi pembatas adalah NaOH Pereaksi sisa adalah H3PO4 Termasuk reaksi endoterm, karena terjadi penurunan suhu/kalor pada suhu campuran Massa gram yang terbentuk V= 0,8 x Gr = M . Mr = 8 x

4.4 Grafik4.4.1 Grafik sistem NaOH-HNO

4.4.2 Grafik sistem NaOH-HPO

4.5PembahasanKata stoikiometri berasal dari bahasa yunani Stoicheon yang berarti unsur atau elemen dan Metron yang berarti mengukur dari literatur. Stoikiometri artinya mengukur unsur. Istilah ini umumnya lebih luas yaitu meliputi berbagai macam pengukuran kimia yang luas meliputi perhitungan zat dan campuran kimia. Stoikiometri dapat didefinisikan sebagai hubungan kuantitatif antara zat yang berkaitan dengan reaksi kimia, sebagai cabang ilmu reaksi yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat dan reaksi-reaksinya. Reaksi StoikiometriReaksi stoikiometri adalah pereaksi yang pembatas pereaksi sisanya habis bereaksi. Reaksi Non-StoikiometriReaksi non-stoikiom