LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Disusun untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam Dosen Pengampu : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd Disusun oleh : Ambar Febriyanti (K7112040) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam
Dosen Pengampu : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd
Disusun oleh :
Ambar Febriyanti (K7112040)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2013
KEGIATAN PERCOBAAN 8
MENENTUKAN LARUTAN, KOLOID, ATAU SUSPENSI
A. Tujuan Penelitian
Untuk menentukan larutan, koloid, atau suspensi dalam suatu cairan.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : senin, April 2013
Jam : 13.00 – 16.00
Tempat : Laboratorium IPA PGSD UNS Surakarta
C. Landasan Teori
Penyebaran atau distribusi partikel-pertikel dalam campuran disebut
dispersi. Sementara itu sistem kimia terdiri dari gas atau zat cair (sebagai medium
dan partikel-partikel yang terdispersi di dalamnya dinamakan sistem dispersi.
Contoh : larutan gula dalam air. Dalam hal ini gula merupakan zat yang
terdispersi , sedangkan air sebagai medium pendispersinya. Berdasarkan sistem
dispersi , campuran dikelompokkan menjadi larutan suspensi, dan koloid.
1. Larutan merupakan sistem dispersi yang partikel-partikel zat terdispersi dan
partikel-partikel medium pendispersinya tidak lagi dapat dibedakan,
meskipun menggunakan mikroskop ultra. Jadi sitem dispersi ini homogen.
Misalnya gula dengan air, garam dengan air, dan udara bersih.
2. Suspensi merpakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel
terdispersi yang relatif besar dan tersebar merata di dalam medium
campuran
larutan suspensi koloid
pendispersinya. Jadi sistem dispersi tersebut heterogen. Contoh : air kapur,
campuran air dan pasir
3. Koloid merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil dari
suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut
medium pendispersi. Baik fase terdispersi maupun pendispersi dapat
berbentuk padat, cair dan gas. Sistem dispersi tersebut heterogen . Istilah
koloid diambil dari bahasa Yunani kolla, yang berarti lem. Istilah ini pertama
kali diperkenalkan oleh Thomas Graham berdasarkan penelitiannya tentang
difusi. Menurutnya zat-zat seperti gelatin, kanji, getah dan albuminyang sukar
mengalami difusi digolongkan ke dalam koloid.
Perbedaan larutan sejati, koloid dan suspensi
No Perbedaan Larutan sejati Koloid Suspensi
1 Ukuran partikel Kurang dari 1
nm
Antara 1 sampai 100
nm
Lebih dari 100 nm
2 Penampilan fisis Jernih Keruh ke jernih Keruh
3 Penyaringan Lolos saringan
dan membran
Lolos saringan,tidak
lolos membran
Tidak lolos
saringan dan
membran
4 Kestabilan (bila
didiamkan)
Penyebaran
permanen
(tidak terpisah)
Ada kcenderungan
mengendap (sukar
terpisah)
Mengendap dengan
cepat (mudah
berpisah)
5 Keadaan
campuran bila
didiamkan
Satu fase Dua fase Dua fase
6 Pengamatan
partikel
terdispersi
Tidak dapat
diamati dengan
mikroskop
ultra
Dapat diamati
dengan mikroskop
ultra
Dapat diamati
langsung dengan
mata dan
mikroskop
D. Alat dan Bahan
1. 12 buah gelas 7. urea
2. 6 buah pengaduk 8. sabun sunlight
3. Air 9. Kertas saring
4. Gula pasir 10. Gelas Ukuran
5. Terigu 11. Sendok Makan
6. Susu Instan
E. Langkah kerja
1. Mengisi 5 gelas masing-masing dengan 50 ml air
2. Menambahkan 12
sendok gula pasir ke dalam gelas ke-1, 12
sendok terigu ke
dalam gelas ke-2, 12
sendok susu instan ke dalam gelas ke-3, 12
sendok urea
ke dalam gelas ke-4, dan 12
sendok sunlight ke dalam gelas ke-5.
3. Mengaduk setiap campuran, setelah itu mengamati dan mencatat pada tabel
apakah zat yang ditambahkan larut atau tidak.
4. Mendiamkan sejenak campuran tersebut lalu mengamati apakah campuran
tersebut stabil atau tidak, bening atau keruh.
5. Menyaring masing-masing campuran ke dalam gelas yang bersih lalu
mengamati dan mencatat hasilnya campuran mana yang meninggalkan residu,
apakah hasil penyaringan bening atau keruh.
F. Hasil percobaan
Sifat campuran Campuran air dengan
Gula Terigu Susu Urea Sabun
Larut/ tidak Larut Larut Larut larut larut
Stabil/tidak Stabil Tidak Stabil Stabil Stabil
Bening/tidak Keruh Keruh Keruh Bening Bening
Ada
residu/tidak
Tidak Ada Tidak Tidak Tidak
Filtrat
bening/tidak
Bening Keruh Keruh Bening Bening
Kesimpulan Larutan Suspensi Koloid larutan Koloid
G. Analisis Data
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, diperoleh hasil :
1. Apabila gula dicampur dengan air akan larut, larutannya bersifat stabil dan
berwarna keruh, tidak ada residu serta filtratnya bening. Campuran gula dan
air disebut larutan.
2. Apabila Terigu dicampur dengan air akan larut larutannya bersifat stabil dan
berwarna keruh, ada residu serta filtratnya keruh. Campuran terigu dan air
disebut suspense.
3. Apabila susu dicampur dengan air akan larut, larutannya bersifat tidak stabil
dan berwarna keruh, tidak ada residu serta filtratnya keruh. Campuran susu
dan air disebut koloid.
4. Apabila urea dicampur dengan air akan larut, larutannya bersifat stabil dan
berwarna bening, tidak ada residu serta filtratnya bening. Campuran urea dan
air disebut larutan.
5. Apabila sabun dicampur dengan air akan larut, larutannya bersifat stabil dan
berwarna bening, tidak ada residu serta filtratnya bening. Campuran sabun
dan air disebut koloid.
H. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan campuran air dengan gula, dan
urea dapat disebut larutan. Kemudian campuran air dengan terigu dapat disebut
suspensi, sedangkan campuran air dengan susu, dan sabun disebut koloid.
Meskipun sama – sama berupa campuran dua zat atau lebih, ternyata dari
ketiga campuran dalam percobaan memiliki perbedaan dari segi bentuk, sifat,
ukuran, serta fasenya yang dikelompokkan ke dalam tiga macam jenis disperse,
yaitu dispersi halus(larutan), dispersei koloid, dan dispersi kasar(suspensi).
KEGIATAN PERCOBAAN 9
MENETRALKAN KEASAMAN LIMBAH
A. Tujuan Penelitian
Untuk membedakan antara cairan asam, cairan netral, dan cairan basa.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : senin, April 2013
Jam : 13.00 – 16.00
Tempat : Laboratorium IPA PGSD UNS Surakarta
C. Landasan Teori
1. Asam
Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan
minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam
adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat
asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu
mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun
anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti
logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat
korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida
(HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).
2. Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat
kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid)
dan sabun serta deterjen mengandung basa.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat
melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa
umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa,
cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.
Perbedaan Sifat Asam dan Basa
3. Garam
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat.
Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid
mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa
cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan
dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH-
dari basa membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (ℓ)
Asam Basa Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila
garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap
ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-