A. Laporan Praktikum Kelelahan Otot Pada Manusia
I. PendahuluanDengan menggerakkan komponen-komponen intrasel
tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu,
berkontraksi,. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka,
otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya
yang berkembang sempurna, kelompok-kelompok sel otot yang bekerja
sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan
kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan (1) terjadinya
gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian-bagiannya (misalnya
berjalan atau melambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda
eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan furnitur), (3)
terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal berongga
(misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran
cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan
eksternal (misalnya berkemih atau melahirkan).Otot membentuk
kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar sepuruh
dari berat tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat
tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos dan otot
jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipun ketiga
jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka
dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan
karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik
atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot
polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian,
atau garis-garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya.
Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau
involunter (otot jantung dan otot polos), masing-masing bergantung
pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan
berada di bawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh saraf otonom
dan tidak berada di bawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka
digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh
kesadaran, namun banyak aktifitas otot rangka juga berada di bawah
kontrol involunter bawah-sadar, misalnya aktivitas yang berkaitan
dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereotipikal seperti
berjalanII. TujuanTujuan dari praktikum ini adalah :1. Untuk
memahami perbedaan kerja steady state dan kerja dengan kelalahan.2.
Untuk memahami pengaruh berbagai faktor eksternal (beban kerja) dan
internal (aliran darah lokal, waktu istirahat dan massage) terhadap
kerja otot.3. Untuk mendeteksi berbagai perubahan yang terjadi
akibat berbagai faktor pada butir 2 (baik melalui analisis hasil
mekanomiogram maupun analisis pada OP) dan menjelaskan mekanisme
yang mendasari terjadinya berbagai perubahan tersebut.
III. Tinjauan Pustaka Setiap orang memiliki sekitar 600 otot
rangka, yang ukurannya berkisar dari otot eksternal yang halus dan
mengontrol gerakan mata serta mengandung hanya beberapa ratus
serat, hingga otot kaki yang besar dan kuat yang mengandung
beberapa ratus ribu lemak. Setiap otot diselubungi oleh jaringan
ikat yang menembus dari permukaan kedalam otot untuk membungkus
masing masing serat oto menjadi kolom kolom atau berkas berkas.
Jaringan ikat meluas melewati ujung ujung otot untuk membentuk
tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ketulang. Tendon
dapat cukup panjang, melekat ke suatu tulang yang berjarak dari
bagian daging otot. Sebagai contoh, sebagian dari oto yang berperan
dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan bawah, dengan
tendon tendon ini bergerak di punggung tangan (anda ketika anda
menggerakan jari jari jari tangan). Susunan ini memungkinkan tagan
tangan bergerak terampil; jari jari tangan akan jauh lebih besar
dan lebih canggung jika semua otot yang digunakan untuk menggerakan
jari tangan berada di jari itu sendiri. Kekuatan kontraksi otot
rangka dapat bervariasi. Satu potensial akasi di sebuah serat otot
menghasilkan kontraksi singkat lemah yang disebut kedutan, yang
terlalu singkat dan terlalu lemah unutk dapoat digunakan dan secara
nermoal tidak berlangsung di tubuh. Serat serat otot tesusun
membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara kooperatif untuk
menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat
daripada kedutan. Dengan kata lain, anda dapat mengubah ubah
kekuatan yang anda hasilkan oleh otot yang sama, bergantung pada
apakah anda mengambil sehelai kertas, sebuha buku atau karung 50
pon. Dua faktor utama yang dapat diubah ubah untuk menghasilkan
variasi tegangan otot utuh adalah: 1. Jumlah serat otot yang
berkontraksi dalam satu otot2. Tegangan yang dhasilkan oleh masing
masing serat yang berkontraksi Dasar molekular kontraksi otot
rangka. Sewaktu kontraksi , siklus pengikatan dan penekukan
jembatan silang menari filamen tipis kearah dalam. Interaksi
jembatan silang antara aktin dan miosin menyebabkan kontraksi otot
melalui mekanisme pergesaran filamen . mekanisme pergesaran filamen
, sewaktu kontraksi , filamen tipis di kedua sisi sarkomer bergeser
kearah dalam terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat A.
Sewaktu bergeser ke dalam , filamen tipi menarik garis garis zat
tempat filamen tersebut saling mendekat sehingga sarkomer memendek
karena semua sarkomer dikeseluruhan panjang otot memendek bersamaan
maka sleuruh serat otot memendek. Karena semua sarkomer di
keseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka seluruh serat otot
memendek. Ini adalah mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi
otot. Zona H , di bagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh
filamen tipis menjadi lebih kecil karena filamen filamen tipis
saling mendekati ketika mereka bergeser semakin ke arah dalam .
pita I, yang terdiri dari bagian filamen tipis yang tidak
bertumpang tindih dengan flamen tebal, menyempit ketika filamen
filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen tebal
sewaktu pergeseran tersebut .filamen tipis itu sendiri tidak
mengalami perubahan paanjang selama proses pemendekan otot.
Perhatikan bahawa panjang filamen tebal atau tipis tidak berkurang
untuk memeperpendek sarkomer. Kontraksi dicapai oleh pergeseran
saling mendekat filamaen filamen tipis disisi sarkomer yang
berlawanan diantara filamen filamen tebal. Terdapat hubungan antara
panjang otot sebelum awitan kontraksi dan tegangan tetanik yang
kemudian dihasilkan oleh setiap serat pada panjang tersebut. untuk
setiap otot terdapat panjang optimal dimana dapat diperoleh gaya
maksimal pada tetanik berikutnya. Tegangan yang dicapai selama
tetanus akan lebih besar jika dimulai pada panjangoptimal otot
daripada ketika kontrokasi dimulai dengan panjang otot lebih besar
atau lebih kecil daripada panjang optimal tersebut. hubungan
panjang tegangan ini dapat dijelaskan oleh mekanisme pergeseran
filamen kontraksi otot. Pada panjang optimal dihasilkan tegangan
maksimal,filamen - filamen tipis secara optimal bertumpang tindih
pada regio regio filamen tebal tempat menonjolnya jembatan silang.
Pada panjang ini, jembatan silang yang dapat diaskes bagi molekul
aktin unutk pengikatan dan dan penekukan jumlahnya maksimal .
bagian tengah filamen tebal, dimana todak terjadi tumpang tindih
dengan filamen tipis , tidak memiliki jembatan silang , disini
hanya akan dijumpai ekor miosin. Pada panjang yang lebih besar,
misalnya keyika otot secara pasif digerakan, filamen tipis tertarik
dari antara filamen filamen tebal sehingga jumlah tempat aktin yang
tersedia untuk mengikat je,batan silang berkurang ; yaitu sebagian
dari tempat di aktin dan jembatan silang tidak l;agi berpasangan
sehingga keduannya tidak terpakai. Karena aktivitas jembatan silang
yang berlanmgsung kebih sedokit maka tegangan yang akan terbentuk
juga lebih kecil. Pada kenyataannya,ketika otot doregangkan kembali
sekitar 70% lebih panjang daripada panjang optimal filamen filamen
yang tipis ini akan tertarik seluruhnya dari antara filamen filamen
yang tebal, menghambat aktifitas jembatan silang dan karenanya
tidak terjadi kontraksi. Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek
daripada panjanng maksomal maka teganagn yang terbentuk akan lebih
kecil karena tiga alasan : 1. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang
berlawanan menjadi bertumpang tindih dan membatasi kesempatan
interaksi jemabtaan silang dengan aktin.2. Ujung ujung filamen yang
tebal akan tertekan ke garis Z , sehingga tidak terjadi pemendekan
lebih lanjut. 3. Selain kedua faktor mekanis ini , pada panjang
otot yang kurang dari 80 panjang optimal,tidak banyak kalsium yang
akan dibebaskan selama penggabu gna eksitasi kontraksi oleh sebab
sebabb yang belum diketahui. Selain itu, oleh mekanisme yang belum
jelas , kemampuan kalsium mengikat troponin dan menarik kompleks
troponi tropomiosin ke samping berkurang pada panjang otot yang
lebih kecil. Karena itu, lebih sedikit bagian yang terpajan untuk
ikut serta dalam aktivitas jembatan silang. Panjang ekstrim otot
yang mencegah terbentuknya tegangan hanya terjadi pada kendosi
percobaan, ketika suatu otot diangkat, dan rangasangan pada
berbagai panjang. Ditubuh otot otot memiliki letak sedemikian rupa
sehingga panjangnya dalam keadaan melemas mendekati panjang otot
optimalnya;karena itu, otot umunya dapat mencapai kontraksi tetanik
hampir maksimal. Karena perlekatan ke tulang menimbulkan
pembatasan, maka otot tidakdapat diregangkan atau diperpendek lebih
dari 30% panjang optimaln istirahatnya, dan biasanya otot berubah
jauh lebih kecil daripada 30% panjang normalnya. Bahkan pada batas
batas luar, otot masih tetap dapat menghasilkan separuh dari
tegangan maksimalnya.Faktor faktor yang mempengaruhi berapa besar
tegangan yang dapat dihasilkan oleh suatu serat otot yang telah
dibahas sejauh ini frekuensi rangsangan dan panjang otot pada awal
kontraksi dapat bervariasi dari kontraksi ke kontraksi lainnya.
Penentu lain tegangan serat otot kemamouan metabolik serat relatif
terhadao ketahanann akan kelelahan dan ketebala serat tidak
bervariasi dari kontraksi tetapi bergantung pada jenis serat dan
dapat dimodofikasi setelah suatu periode waktu. Setelah kita
menyelesaikan pembahasan kita tentang mekanika otot rangka.
Terdapat dua jenis kontraksi, bergantung pada apakan panjang otot
berubah selama kontraksi,. Pada kontraksi isotonk, tegangan otot
tidak berubah sementara panjang otot akan berubah. Pada kontraksi
isometrik, otot tidak dapat memendek sehingga akan terbentuklah
tegangan dengan panjang otot yang tetap. Proses proses internal
yang sam aterjadi aik pada kontraksi isotonik mupun kontraksi
isometrik : eksitasi oto yang mengaktifkan proses kontraktil
pembentukan tegangan ; jembatan suilang mulai bersiklus; dan
pergeseran filamen akan memperpendek sarkomer, yang meregangkan
komponen seri elastik untuk menghasilkan gaya ditulang tempat
insersi otot. Dengan mengambil bisep sebagai contoh, anggaplah anda
mengangkat sebuah benda. Ketika tegangan yang terbentuk di biseps
anda telah cukup besar untuk mengankat sebuah benda. Ketika teganga
nyang terbentuk dibisap telah cukup besar untuk mengatasi berat
benda ditangan aka anda dapat mengangkat benda tersebut., dengan
keseluruhan ototo memendek pada prosesnya. Karena berat benda
tidakna akan berubah ketika ketika diangkat, maka tegangan otot
tetap konstan selama periode pemendekan. Hal ini adalah kontraksi
isotonk atau tegangan tetap. Kontraksi isotonik digunakan untuk
menggerakan tubuh dan untuk memindahkan benda eksternal.Yang tejadi
ketika anda mengangkat suatu benda yang terlalu berta bagi anda (
yaitu tegangan yang mampu nadan bentuk pada otot otot lengan anda
lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengankat benda tersebut
). Dalam hal ini, otot tidak dapat memendek dan mengankat benda dan
panjangnya kakan tetapmeskipun terbentuk tegangan sehingga terjadi
kontraksi isometrik atau panjang tetap. Selain terjadi ketika
tegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil
daripada yang dibutuhkan untuk memindahkan benda. Dalam hal ini,
tujuannya adalah untuk menjaga panjang otot tetap meskipun otot
tersebut dapat mengasilkan tegangan yang lebih besar. Kontraksi
isometrik seubmaksimal ini penting untuk mempertahankan postur dan
menopang benda dalam posisi tetap. Selama sutau gerakan, otot dapat
berubah antara kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik. Sebgai
contoh, ketika anda mengambil sebuah buku untuk dibaca, biseps anda
mengalami kontrraksi isotonil ketika anda mengangkat buku tersebut,
tetapi kontraksi menjadi isometrik ketika anda berhenti ketika anda
berhenti untuk memegang buku didepan anda. Terdapat dua jenis
kontraksi isotonik konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya, panjang
otot berubah pada tegangan konstan. Namun, pada kontraksi
konsentrik,otot memendek sementara pada konsentrasi ekstrensik otot
memanjang, karena diregangankan oleh suatu gaya eksternal selagi
berkontraksi. Pada konsentrasi eksentrik, aktivasi kontraksi
menahan peregangan. Salah satu contoh adlah menurunkan suatu beban
kelantai. Selama tindakan ini, serat serat otot bisep memanjang
tetapi tetap berkontraksi untuk melawan peregangan. Tegangan ini
menopang berat badan . Dengan menggerakan komponen-komponen
intrasel tertentu,sel otot dapat menghasilkan tegangan dan
memendek, yaitu, berkontraksi. Ingatlah bahwa tiga tipe otot
adalah, otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Melalui
kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok
kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat
menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot
memungkinkan : 1. Terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan
atau bagian bagiannya (misalnya, berjalan atau melambaikan
tangan)2. Kita memannipulasi benda eksternal (misalnya, menyetir
atau memindahkan furnitur)3. Terdorongnya atau mengalirnya isi
bebagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau
mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan 4. Kita
mengosongkan isi organ tertentu kelingkuangan eksternal (misalnya,
berkemih atau melahirkan) Otot membentuk kelompok jaringan terbesar
ditubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. otot rangka
saja membentuk sekitar 40 % berat tubuh pada pria dan 32 % pada
wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10 % lainnya
dari berat total. Meskipun ketiga otot secara struktural dan
fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua
cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama otot
dikategorisasikan sebagai lurik / atau serat lintang ( otot rangka
dan otot jantung ) atau polos (otot polos) bergantung pada ada
tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis garis , jika otot
dilihat dibawah mikroskop cahaya. kedua, otot dapat dikelompokan
sebagai volunter ( otot rangka ) atau involunter ( otot jantung dan
otot polos ), masing masing bergantung pada apakah otot tersebut
disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah kontrol
kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada
dbawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai
volunter, karena dapat dikontrol oleh kasadaran namun banyak
aktifitas otot rangka juga berada dibawah kontrol involunter bawah
sadar misalnya aktifitas yang berkaitan dengan postur,
keseimbangan, dan gerakan stereofikal seperti berjalan. Kontraksi
yang terjadi ditubuh tidak tebatas hanya pada kontraksi insotonik
dan isometrik. Panjang dan tegangan otot saring bervariasi disluruh
rentang gerakan. Bayangkanlah tidakan menarik busur dan panahnya.
Tegangan di otot biseop anda akan terus menerus meningkat untuk
mengatasi peningkatan progresif resistensi seiring dengan semakin
melengkungnya busur. Pada saat yang sama, otot secara progresif
memendek ketika anda menarik busur semkin kebelakang. Kontraksi
semacam ini tidak terjadi pada tegangan atau panjang yang
konstan.
IV. Alat dan BahanAlat dan bahan yang diperlukan pada praktikum
ini adalah :1. Beban 2 kg2. Beban 20 kg3. Ergograf4. Manset
sfigmomanometer5. Stopwatch
V. Cara KerjaCara kerja pada praktikum ini adalah :Latihan pada
probandus laki-laki.1. Letakkan beban 20 kg pada telapak tangan dan
lakukan abduksi sehingga beban sejajar dengan bahu probandus.2.
Lakukan satu tarikan tiap 1 detik sesuai bunyi ergograf dan catat
berapa kali probandus tersebut melakukannya hingga ia mengalami
kelelahan.3. Berilah istirahat 2 menit.4. Setelah 2 menit, lakukan
kembali langkah no. 2-3.5. Berilah istirahat 2 menit lagi. Selama
masa istirahat ini, lakukanlah massage pada lengan otot
percobaan.6. Setelah 2 menit, lakukan kembali langkah no. 2-3.7.
Bandingkan ke 3 hasil yang diperoleh dan buat analisis hasil
percobaan tersebut serta kesimpulannya.
Latihan pada Probandus Perempuan :1. Letakan beban 1 kg pada
telapak tangan dan lakukan abduksi 2. Lakukan satu tarikan tiap
satu detik sesuai bunyi egograf selama 10 menit dan cata berapa
kali probandus tersebut melakukannya3. Berilah istirahat 2 menit4.
Pasangkan sfigmomanometer pada lengan atas probandus 5. Denagn
manset tetap terpasang mulailah memompa manset dengan cepat hingga
denyut nadi asrter radialis tidak teraba lagi. Biarkan probandus
tetap melakukan tarikan hingga kelelahan6. Catatloah menit dan
jumlah tarikan yg dapat dilakukan probandus hingga merasakan
kelelahan 7. Setelah kelelahan total,turunkan tekanan dalam manset
dengan cepat hingga peredaran darah pulih kembali
VI. HasilTabel 6.1 pengaruh gangguan peredarah darah terhadap
kerja otot Probandus ( female )MenitJumlah tarikan
Tarikan dalam keadaan normal1080
Tarikan dengan nadi arteri radialis tidak teraba 1,817
Tabel 6.2 pengaruh pemijatan terhadap kerja ototProbandus ( male
)DetikJumlah tarikan
Tarikan pertama 5440
Tarikan kedua 2921
Tarikan ketiga setelah di masagge3728
VII. PembahasanBerdasarkan hasil praktikum yang dilakukan
seperti yang tertera pada tabel 6.1 yang dilakukan oleh probandus
perempuan terlihat perbedaan ketika probandus diberi perlakuan yang
bertujuan menghentikan aliran darah dengan menggunakan alat
tensimeter dan sebelum diberi perlakuan pada jumlah tarikan yang
mampu dilakukan dan jangka waktu saat melakukan tarikan terlihat
bahwa ketika pembuluh darah diberikan perlakuan jumlah tarikan yang
dilakukan jauh lebih sedikit dengan selang waktu yang lebih
singkat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh aliran darah terhadap
kerja otot. Dalam keadaan normal darah akan mengalir lambat akan
tetapi saat tubuh melakukan aktivitas fisik darah akan akan
mengalir lebih cepat dengan tujuan memasok suplai oksigen dalam
tubuh dalam jumlah besar. Pemompaan manset pada lengan
mengakibatkan terhambatnya aliran darah ke daerah ekstremitas
sehingga suplai darah yang mengandung nutrisi dan oksigen tidak ada
hal ini menyebabkan asam laktat menumpuk pada saat terjadinya
kontraksi yang menyebabkan asam laktat tidak dapat diubah menjadi
sumber energi akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat. Selanjutnya
pada tabel 6.2 terlihat hasil pergerakan yang dilakukan probandus
laki laki terlihat bahwa pada tarikan kedua yang dilakukan proandus
otot mengalami kelelahan terlihat bdari jumlah tarikan yang lebih
sedikit dan rentan waktu yang lebih singkat dari tarikan pertama.
Setelah dilakukan pemijatan dan istirahat selama 2 menit dan
kembali dilakukan tarikan telihat bahwa tarikan yang berhasil
dilakukan menjadi lebih banyak dengan rentan waktu yang lebih
panjang dari tarikan kedua. Hal ini disebabkan dengan adanya
pemijatan, otot menjadi lemas dan pembuluh darah melebar sehingga
lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot
sehingga toksin yang menyebabkan rasa pegal pun dapat segera dibawa
aliran darah untuk dibuang / dinetralkan. VIII. Kesimpulan Otot
akan mencapai titik lelah setelah melakukan kerja selama beberapa
waktu yang disebabkan oleh ketidakmampuan otot untuk berkontraksi
dan bermetabolisme. Saat kelelahan terjadi penumpukan asam laktat
yang menyebabkan penurunan energi yang juga mempengaruhi kecepatan
kerja otot. Suplai oksigen dan nutrisi dalam darah yang menurun
mengakibatkan terjadinya kelelahan otot. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kelelahan otot adalah penumpukan asam laktat dan
peredaran darah yang tidak lancar. Akibat terjadinya kelelahan otot
menimbulkan dapat menimbulkan penurunan kecepatan kerja. Pemulihan
otot dapat dilakukan dengan istirahat dan pemijatan.
IX. Daftar Pustaka
1. Susan V. Brooks Herzog (Department of Physiology University
of Michigan)2. Principles of Human Physiology. Stanfiel CL, Germann
WJ.3. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC, 2007.4. Wati WW, Salim D,
Sumadikarya IK, etc. Muskuloskeletal-1. Jakarta: UKRIDA, 2011.5.
Hembing. Pemenang the star of Asia award. Jakarta: Prestasi Insan
Indonesia, 2000.6. Sitepu I D. EFEKTIFITAS MASSAGE TERHADAP
PENURUNAN KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR KOMPUTER PUSKOM UNIMED.
Medan: Universitas Sumatra Utara, 20077. Putz R, Pabst R. Sobotta.
Ed 21. Jakarta: EGC, 2007X. Lampiran
1. Apa yang dimakasud dengan kerja steady state? Kerja steady
state adalah suatu mekanisme percobaan dimana pada OP (objek
percobaan) melakukan tarikan pada alat yang tersedia yang dapat
dinyatakan sebagai mekanisme kontraksi otot dengan waktu istirahat
/ relaksasi selama kira kira 4 detik sebelum melakukan kontraksi
kembali.
2. Apa yang dimaksud dengan oklusi pada percobaan ini? Oklusi
ialah perawatan pendahuluan untuk mengatasi keluhan rasa nyeri.
3. Bagaimana kita mengetahui bahwa oklusi sudah tercapai pada
latihan ini? Okulasi sudah tercapai pada latihan ini setelah orang
percobaan merasa nyeri yang hebat sekali.
4. Mengapa frekuensi yang digunakan tetap satu traikan tiap 4
detik? Untuk memberikan waktu istirahat / relaksasi sebelum otot
kembali melakukan kontraksi,yang artinya kontraksi tidak terjadi
terus menerus maka terjadinya kelelahan otot akan memerlukan waktu
mekanisme kontraksi tersebut dilakukan dalam waktu yang lebih lama
seperti yang telah diketahui, bahwa kontraksi otot memerlukan
energi/ATP,yang dihasilkan dalam mekanisme relaksasi yang
membutuhkan oksigen.
5. Mengapa terjadi kelelahan? Karena suplai darah yang
mengandung nutrisi dan oksigen tidak, ada hal ini menyebabkan asam
laktat menumpuk pada saat terjadinya kontraksi yang menyebabkan
asam laktat tidak dapat diubah menjadi sumber energi akibatnya
kelelahan terjadi lebih cepat.
6. Bagaimana saudara mengetahui kelelahan total telah terjadi?
Kami bisa mengetahui kelelahan total telah terjadi pada saat
probandus tidak dapat mengangkat beban yg telah diberikan.
7. Bagaimana saudara mengetahui peredarah darah telah pulih
kembali? Pada saat penuruan tekanan pada menset, sehingga peredaran
darah pulih kembali. Kelelahan otot juga disebabkan oleh penumpukan
asam laktat pada proses glikolisis anaerob, sehingga apabila
pasokan oksigen pada otot dihambat maka kelelahan pada otot akan
terjadi lebih cepat dan juga menyebabkan kita bernafas dengan lebih
cepat untuk menarik oksigen untuk membakar asam laktat
tersebut.
8. Apa tandanya pengaruh oklusi tidak terlihat lagi? Dengan
frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pecatatan sehingga
pengaruh oklusi tidak dapat terlihat lagi.
9. Mengapa beban harus sedemikian berat? Agar dapat dilihat nya
perbedaan kelelahan otot di setiap frekuansi yang diberikan,
setelah diberikan dan kita dapat membuat suatu tindakan dengan
memijattekanan kuat ke arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan
ke arah jantung.Istirahat sangat penting. Bagaimanapun padatnya
aktifitas seseorang, istirahat harus tetap disempatkan. Istirahat
berfungsi melepaskan lelah bagi otot-otot dan sel-sel saraf yang
telah bekerja sepanjang waktu. Kelelahan ini timbul akibat
tertimbunya asam laktat dalam tubuh sebagai hasil dari pembakaran
zat makanan (glukosa) secara nonaerobik (tanpa oksigen). Dengan
beristirahat, asam laktat yang tertimbun sedikit demi sedikit
dihilangkan melalui proses biokimia.
10. Mengapa frekuensi dipercepat menjadi 1 tarikan setiap detik?
Karena untuk mempersempit waktu probandus untuk beristirahat,
sehingga probandus akan kelelahan secara sempurna.
11. Apa tujuan message dalam latihan ini? Mesagge bertujuan
untuk menghilangkan kelelahan yang dirasakan OP, massage
menyebabkan otot menjadi lemas dan pembuluh darah melebar sehingga
lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot
sehingga toksin yang menyebabkan rasa pegal pun dapat segera dibawa
aliran darah untuk dibuang / dinetralkan.
12. Bagaimna kita melakukan massage? Masagge dilakukan dengan
cara memijat lengan atas probandus ke arah bawah dengan kuat dan ke
arah atas dengan lemah.
13. Bagian mana dari lengan yang dimassage? Massage dilakukan
pada lengan bagian atas yang melakukan percobaan. B. Muscle
Performance Test dan Pengukuran Beban maksimum yang Dapat Ditahan
Oleh Otot Bisep Pada Berbagai Sudut Sendi
I. PendahuluanDengan menggerakkan komponen-komponen intrasel
tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu,
berkontraksi,. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka,
otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya
yang berkembang sempurna, kelompok-kelompok sel otot yang bekerja
sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan
kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan (1) terjadinya
gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian-bagiannya (misalnya
berjalan atau melambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda
eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan furnitur), (3)
terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal berongga
(misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran
cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan
eksternal (misalnya berkemih atau melahirkan).Otot membentuk
kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar sepuruh
dari berat tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat
tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos dan otot
jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipun ketiga
jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka
dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan
karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik
atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot
polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian,
atau garis-garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya.
Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau
involunter (otot jantung dan otot polos), masing-masing bergantung
pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan
berada di bawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh saraf otonom
dan tidak berada di bawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka
digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh
kesadaran, namun banyak aktifitas otot rangka juga berada di bawah
kontrol involunter bawah-sadar, misalnya aktivitas yang berkaitan
dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereotipikal seperti
berjalanII. TujuanTujuan dari praktikum ini adalah : Untuk
mengevaluasi kemampuan otot menggunakan serangkaian tes kemampuan
otot. Untuk menganalisis hasil dari perorangan dan tim dalam tes
kemampuan otot. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
mekanisme kerja otot dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Menguji
konsep bahwa perbedaan sudut sendi akan mengubah panjang otot dan
keuntungan mekanisnya; yang akibatnya adalah berat beban maksimum
yang mampu ditahan akan bervariasi.III. Tinjauan PustakaSetiap
orang memiliki sekitar 600 otot rangka, yang ukurannya berkisar
dari otot eksternal yang halus dan mengontrol gerakan mata serta
mengandung hanya beberapa ratus serat, hingga otot kaki yang besar
dan kuat yang mengandung beberapa ratus ribu lemak. Setiap otot
diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari permukaan kedalam
otot untuk membungkus masing masing serat oto menjadi kolom kolom
atau berkas berkas. Jaringan ikat meluas melewati ujung ujung otot
untuk membentuk tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot
ketulang. Tendon dapat cukup panjang, melekat ke suatu tulang yang
berjarak dari bagian daging otot. Sebagai contoh, sebagian dari oto
yang berperan dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan
bawah, dengan tendon tendon ini bergerak di punggung tangan (anda
ketika anda menggerakan jari jari jari tangan). Susunan ini
memungkinkan tagan tangan bergerak terampil; jari jari tangan akan
jauh lebih besar dan lebih canggung jika semua otot yang digunakan
untuk menggerakan jari tangan berada di jari itu sendiri. Kekuatan
kontraksi otot rangka dapat bervariasi. Satu potensial akasi di
sebuah serat otot menghasilkan kontraksi singkat lemah yang disebut
kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu lemah unutk dapoat
digunakan dan secara nermoal tidak berlangsung di tubuh. Serat
serat otot tesusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara
kooperatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi
dan lebih kuat daripada kedutan. Dengan kata lain, anda dapat
mengubah ubah kekuatan yang anda hasilkan oleh otot yang sama,
bergantung pada apakah anda mengambil sehelai kertas, sebuha buku
atau karung 50 pon. Dua faktor utama yang dpat diubah ubah untuk
menghasilkan variasi tegangan otot utuh adalah: 3. Jumlah serat
otot yang berkontraksi dalam satu otot4. Tegangan yang dhasilkan
oleh masing masing serat yang berkontraksi
Dasar molekular kontraksi otot rangka. Sewaktu kontraksi, siklus
pengikatan dan penekukan jembatan silang menari filamen tipis
kearah dalam. Interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin
menyebabkan kontraksi otot melalui mekanisme pergesaran filamen .
mekanisme pergesaran filamen, sewaktu kontraksi , filamen tipis di
kedua sisi sarkomer bergeser kearah dalam terhadap filamen tebal
yang diam menuju ke pusat A. Sewaktu bergeser ke dalam, filamen
tipi menarik garis garis zat tempat filamen tersebut saling
mendekat sehingga sarkomer memendek karena semua sarkomer
dikeseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka sleuruh serat
otot memendek. Karena semua sarkomer di keseluruhan panjang otot
memendek bersamaan maka seluruh serat otot memendek. Ini adalah
mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot. Zona H, di bagian
tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis menjadi lebih
kecil karena filamen filamen tipis saling mendekati ketika mereka
bergeser semakin ke arah dalam. pita I, yang terdiri dari bagian
filamen tipis yang tidak bertumpang tindih dengan flamen tebal,
menyempit ketika filamen filamen tipis semakin bertumpang tindih
dengan filamen tebal sewaktu pergeseran tersebut .filamen tipis itu
sendiri tidak mengalami perubahan paanjang selama proses pemendekan
otot. Perhatikan bahawa panjang filamen tebal atau tipis tidak
berkurang untuk memeperpendek sarkomer. Kontraksi dicapai oleh
pergeseran saling mendekat filamaen filamen tipis disisi sarkomer
yang berlawanan diantara filamen filamen tebal. Terdapat hubungan
antara panjang otot sebelum awitan kontraksi dan tegangan tetanik
yang kemudian dihasilkan oleh setiap serat pada panjang tersebut.
untuk setiap otot terdapat panjang optimal dimana dapat diperoleh
gaya maksimal pada tetanik berikutnya. Tegangan yang dicapai selama
tetanus akan lebih besar jika dimulai pada panjangoptimal otot
daripada ketika kontrokasi dimulai dengan panjang otot lebih besar
atau lebih kecil daripada panjang optimal tersebut. hubungan
panjang tegangan ini dapat dijelaskan oleh mekanisme pergeseran
filamen kontraksi otot. Pada panjang optimal dihasilkan tegangan
maksimal,filamen - filamen tipis secara optimal bertumpang tindih
pada regio regio filamen tebal tempat menonjolnya jembatan silang.
Pada panjang ini, jembatan silang yang dapat diaskes bagi molekul
aktin unutk pengikatan dan dan penekukan jumlahnya maksimal. bagian
tengah filamen tebal, dimana tidak terjadi tumpang tindih dengan
filamen tipis, tidak memiliki jembatan silang, disini hanya akan
dijumpai ekor miosin. Pada panjang yang lebih besar, misalnya
keyika otot secara pasif digerakan, filamen tipis tertarik dari
antara filamen filamen tebal sehingga jumlah tempat aktin yang
tersedia untuk mengikat je,batan silang berkurang ; yaitu sebagian
dari tempat di aktin dan jembatan silang tidak l;agi berpasangan
sehingga keduannya tidak terpakai. Karena aktivitas jembatan silang
yang berlanmgsung kebih sedokit maka tegangan yang akan terbentuk
juga lebih kecil. Pada kenyataannya,ketika otot doregangkan kembali
sekitar 70% lebih panjang daripada panjang optimal filamen filamen
yang tipis ini akan tertarik seluruhnya dari antara filamen filamen
yang tebal, menghambat aktifitas jembatan silang dan karenanya
tidak terjadi kontraksi. Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek
daripada panjanng maksomal maka teganagn yang terbentuk akan lebih
kecil karena tiga alasan : 4. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang
berlawanan menjadi bertumpang tindih dan membatasi kesempatan
interaksi jemabtaan silang dengan aktin.5. Ujung ujung filamen yang
tebal akan tertekan ke garis Z , sehingga tidak terjadi pemendekan
lebih lanjut. 6. Selain kedua faktor mekanis ini , pada panjang
otot yang kurang dari 80 panjang optimal,tidak banyak kalsium yang
akan dibebaskan selama penggabu gna eksitasi kontraksi oleh sebab
sebabb yang belum diketahui. Selain itu, oleh mekanisme yang belum
jelas , kemampuan kalsium mengikat troponin dan menarik kompleks
troponi tropomiosin ke samping berkurang pada panjang otot yang
lebih kecil. Karena itu, lebih sedikit bagian yang terpajan untuk
ikut serta dalam aktivitas jembatan silang. Panjang ekstrim otot
yang mencegah terbentuknya tegangan hanya terjadi pada kendosi
percobaan, ketika suatu otot diangkat, dan rangasangan pada
berbagai panjang. Ditubuh otot otot memiliki letak sedemikian rupa
sehingga panjangnya dalam keadaan melemas mendekati panjang otot
optimalnya;karena itu, otot umunya dapat mencapai kontraksi tetanik
hampir maksimal. Karena perlekatan ke tulang menimbulkan
pembatasan, maka otot tidakdapat diregangkan atau diperpendek lebih
dari 30% panjang optimaln istirahatnya, dan biasanya otot berubah
jauh lebih kecil daripada 30% panjang normalnya. Bahkan pada batas
batas luar, otot masih tetap dapat menghasilkan separuh dari
tegangan maksimalnya.Faktor faktor yang mempengaruhi berapa besar
tegangan yang dapat dihasilkan oleh suatu serat otot yang telah
dibahas sejauh ini frekuensi rangsangan dan panjang otot pada awal
kontraksi dapat bervariasi dari kontraksi ke kontraksi lainnya.
Penentu lain tegangan serat otot kemamouan metabolik serat relatif
terhadao ketahanann akan kelelahan dan ketebala serat tidak
bervariasi dari kontraksi tetapi bergantung pada jenis serat dan
dapat dimodofikasi setelah suatu periode waktu. Setelah kita
menyelesaikan pembahasan kita tentang mekanika otot rangka.
Terdapat dua jenis kontraksi, bergantung pada apakan panjang otot
berubah selama kontraksi,. Pada kontraksi isotonk, tegangan otot
tidak berubah sementara panjang otot akan berubah. Pada kontraksi
isometrik, otot tidak dapat memendek sehingga akan terbentuklah
tegangan dengan panjang otot yang tetap. Proses proses internal
yang sam aterjadi aik pada kontraksi isotonik mupun kontraksi
isometrik : eksitasi oto yang mengaktifkan proses kontraktil
pembentukan tegangan ; jembatan suilang mulai bersiklus; dan
pergeseran filamen akan memperpendek sarkomer, yang meregangkan
komponen seri elastik untuk menghasilkan gaya ditulang tempat
insersi otot. Dengan mengambil bisep sebagai contoh, anggaplah anda
mengangkat sebuah benda. Ketika tegangan yang terbentuk di biseps
anda telah cukup besar untuk mengankat sebuah benda. Ketika teganga
nyang terbentuk dibisap telah cukup besar untuk mengatasi berat
benda ditangan aka anda dapat mengangkat benda tersebut., dengan
keseluruhan ototo memendek pada prosesnya. Karena berat benda
tidakna akan berubah ketika ketika diangkat, maka tegangan otot
tetap konstan selama periode pemendekan. Hal ini adalah kontraksi
isotonk atau tegangan tetap. Kontraksi isotonik digunakan untuk
menggerakan tubuh dan untuk memindahkan benda eksternal.Yang tejadi
ketika anda mengangkat suatu benda yang terlalu berta bagi anda (
yaitu tegangan yang mampu nadan bentuk pada otot otot lengan anda
lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengankat benda tersebut
). Dalam hal ini, otot tidak dapat memendek dan mengankat benda dan
panjangnya kakan tetapmeskipun terbentuk tegangan sehingga terjadi
kontraksi isometrik atau panjang tetap. Selain terjadi ketika
tegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil
daripada yang dibutuhkan untuk memindahkan benda. Dalam hal ini,
tujuannya adalah untuk menjaga panjang otot tetap meskipun otot
tersebut dapat mengasilkan tegangan yang lebih besar. Kontraksi
isometrik seubmaksimal ini penting untuk mempertahankan postur dan
menopang benda dalam posisi tetap. Selama sutau gerakan, otot dapat
berubah antara kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik. Sebgai
contoh, ketika anda mengambil sebuah buku untuk dibaca, biseps anda
mengalami kontrraksi isotonil ketika anda mengangkat buku tersebut,
tetapi kontraksi menjadi isometrik ketika anda berhenti ketika anda
berhenti untuk memegang buku didepan anda. Terdapat dua jenis
kontraksi isotonik konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya, panjang
otot berubah pada tegangan konstan. Namun, pada kontraksi
konsentrik,otot memendek sementara pada konsentrasi ekstrensik otot
memanjang, karena diregangankan oleh suatu gaya eksternal selagi
berkontraksi. Pada konsentrasi eksentrik, aktivasi kontraksi
menahan peregangan. Salah satu contoh adlah menurunkan suatu beban
kelantai. Selama tindakan ini, serat serat otot bisep memanjang
tetapi tetap berkontraksi untuk melawan peregangan. Tegangan ini
menopang berat badan . Dengan menggerakan komponen-komponen
intrasel tertentu,sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek
, yaitu , berkontraksi. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah , otot
rangka , otot jantung , dan otot polos. Melalui kemampuan
berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok kelompok sel
otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan
dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan 5.
Terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian
bagiannya ( misalnya, berjalan atau melambaikan tangan )6. Kita
memannipulasi benda eksternal ( misalnya, menyetir atau memindahkan
furnitur )7. Terdorongnya atau mengalirnya isi bebagai organ
internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya
makanan melalui saluran cerna), dan 8. Kita mengosongkan isi organ
tertentu kelingkuangan eksternal ( misalnya, berkemih atau
melahirkan ) Otot membentuk kelompok jaringan terbesar ditubuh,
menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. otot rangka saja
membentuk sekitar 40 % berat tubuh pada pria dan 32 % pada wanita,
dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10 % lainnya dari
berat total. Meskipun ketiga otot secara struktural dan fungsional
berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara
berlainan bedasarkan karakteristik umumnya. Pertama otot
dikategorisasikan sebagai lurik / atau serat lintang ( otot rangka
dan otot jantung ) atau polos (otot polos) bergantung pada ada
tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis garis, jika otot
dilihat dibawah mikroskop cahaya. kedua, otot dapat dikelompokan
sebagai volunter ( otot rangka ) atau involunter ( otot jantung dan
otot polos ), masing masing bergantung pada apakah otot tersebut
disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah kontrol
kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada
dbawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai
volunter, karena dapat dikontrol oleh kesadaran namun banyak
aktifitas otot rangka juga berada dibawah kontrol involunter bawah
sadar misalnya aktifitas yang berkaitan dengan postur,
keseimbangan, dan gerakan stereofikal seperti berjalan. Kontraksi
yang terjadi ditubuh tidak tebatas hanya pada kontraksi insotonik
dan isometrik. Panjang dan tegangan otot saring bervariasi disluruh
rentang gerakan. Bayangkanlah tidakan menarik busur dan panahnya.
Tegangan di otot biseop anda akan terus menerus meningkat untuk
mengatasi peningkatan progresif resistensi seiring dengan semakin
melengkungnya busur. Pada saat yang sama, otot secara progresif
memendek ketika anda menarik busur semakin kebelakang. Kontraksi
semacam ini tidak terjadi pada tegangan atau panjang yang
konstan.IV. Alat dan BahanIV.A. Muscle Performance Test1.
Probandus2. Matras3. Stopwatch4. Meteran5. SelotipIV.B. Praktikum
Dumbell1. Karton berukuran 60x30 cm dengan gambar busur derajat
atau fleksometer.2. Beban (dumbell) berbagai ukuran.V. Cara
KerjaProbandus harus dalam kondisi :1. Sehat2. Tidak mempunyai
masalah jantung dan muskuloskeletal3. Tidur yang cukup sebelum
melakukan test4. Makan minimal 2 jam sebelum melakukan test5.
Mengenakan pakaian yang nyaman dan cocok untuk melakukan testV.A.
SIT-UPProsedur testSubjek melakukan sit-up sebanyak mungkin dalam
waktu 60 detik. Subjek dapat beristirahat jika merasa lelah, namun
waktu tetap berjalan. Hitung dan catatlah banyaknya sit-up yang
dapatdilakukan subjek dalam waktu 60 detik.
Posisi melakukan sit-up:1. Kaki ditahan oleh probandus lain2.
Lutut ditekuk 90 derajat3. Tangan terlipat di belakang leher4. Siku
berdekatan atau bersentuhan dengan lutut5. Bahu harus kembali ke
lantai
Hasil :
SexMaleFemale
Age1819
Repetitions4513
Population Average4641
Score44-1
RatingAveragePoor
Pembahasan :Sit up menggunakan otot-otot besar dada, yaitu
kelompok otot besar deltoid di bahu dan trisep. Juga otot lain,
termasuk otot perut yang bertindak sebagai stabilisator. Tenaga
yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan sit up relatif paling besar
dibandingkan gerakan lain, yang artinya lebih banyak kalori yang
dibakar. Otot perut bagian atas atau disebut rectus abdominis
bekerja paling keras sehingga efeknya paling terasa di bagian
tersebut.Otot-otot yang berperan dalam sit-up:1. Rectus Abdominus.
Rectus berarti lurus danabdominusberarti perut, yang berarti otot
ini berada tegak lurus pada perut. Otot ini berguna untuk menjaga
tulang belakang dan panggul tetap stabil.2. External Oblique. Otot
ini berada di belakang tulang rusuk bagian bawah dan melintas
menuju panggul. Otot ini juga berguna untuk menunjang pergerakan
tulang belakang.3. Internal Oblique. Otot ini berada di bawah otot
external oblique. Otot ini membantu pergerakan tulang belakang saat
melakukan latihan. Selain itu, otot ini juga berperan menstabilkan
tulang belakang ketika melakukan gerakan membungkuk.4. Transversus
Abdominus. Merupakan otot yang berada paling dalam di antara ke
tiga otot yang lain.Transversus Abdominusberperan dalam
menstabilkan punggung bagian bawah.
V.B. PUSH-UP
Prosedur test Subjek melakukan push-up dengan tangan harus
berada lurus di bawah bahu, siku membentuk sudut 45 derajat. Kepala
harus lurus ke bawah, punggung lurus, dan saat push-up terjadi jaga
jarak antara hidung dan lantai. Untuk perempuan menggunakan push-up
wanita dengan menggunakan lutut mereka. Subjek melakukan push-up
sebanyak mungkin dalam waktu 60 detik.Posisi melakukan push-up:
Tubuh menelungkup di atas lantai. Kedua telapak tangan siap menahan
badan, jari-jaritangan mengarah ke depan. Buka bahu, kontraksikan
perut. Kaki lurus, ujung jari-jari kaki menyentuh lantai. Angkat
tubuh ke atas, posisi tubuh kaku dan rata seperti papan. Gunakan
otot dada dan tangan untuk mengangkat tubuh bagian atas. Pusatkan
kekuatan pada perut untuk mengangkat bagian perut dan kaki. Jaga
kepala tetap lurus dengan batang tubuh (torso) saat Anda mengangkat
tubuh. Perlahan-lahan turunkan tubuh. Tangan lurus menahan tubuh.
Lemaskan punggung, jangan sampai bahu cedera. Turunkan tubuh sampai
jarak antara dada dan lantai kira-kira 5 cm. Lalu angkat tubuh
kembali.
Hasil :
SexMaleMale
Age1918
Repetitions2531
Population Average4546
Score1926
RatingFairFair
Pembahasan :Otot dada yang utama adalah pectoralis major, yaitu
otot yang melebar di depan dada dan berbentuk seperti kipas. Ujung
salah satu pectoralis major menempel pada bagian tengah tulang
selangka. Bekerja sama dengan antenor deltoid (bagian depan otot
bahu) berfungsi menggerakkan tangan ke depan, atas, dan memutar ke
dalam. Sedangkan ujung yang lain menempel pada tulang dada
(sternum) dan enam tulang rusuk bagian atas, Bagian ini hanya bisa
dirangsang ketika terjadi gerakkan tangan ke bawah dan ke depan.
Serratus antenor yang terdapat di sisi tulang rusuk. dan pectoralis
minor (otot kecil di bawah pectoralis major), keduanya berfungsi
menstabilkan tulang bahu ketika Anda menggerakkan tangan ke depan.
Sebagai tambahan. triceps ikut berperan saat gerakan mendorong
dada.Perut terdiri dari empat kelompok otot. yaitu rectus
abdominis. external obliques. internal obliques, dan transverse
abdominis. Secara umum, otot-otot perut bekerja sebagai penggerak
utama dan penstabil tulang belakang. Rectus abdominis membentang ke
atas dan tulang pubis ke tulang dada. External melintang diagonal,
dengan arah menurun dan rusuk ke bagian tengah tulang panggul.
Internal obliques membentang diagonal ke atas dan panggul ke rusuk.
Kedua kelompok obliques bekerja sama dengan rectus abdominis untuk
meregangkan dan memutar torso ke samping. Transverse abdominis
melintang horizontal dan belakang ke depan, berkontraksi ketika
yang lain sedang bekerja, namun tidak dapat bekerja sendiriV.C. Uji
Lompat VertikalUji Lompat Vertikal adalah penilaian universal
kekuasaan. Subjek diperbolehkan tiga upaya melakukan lompatan
mendalam dan menandai kemajuan mereka dalam sentimeter relatif
terhadap tinggi berdiri mereka. Sebuah ukuran daya diberikan
relatif terhadap ketinggian melompat. Prosedur Kerja1. Sebelum
melakukan vertikal jump, ukur terlebih dahulu tinggi badan OP. 2.
Lalu bersip untuk melakukan loncat naik turun vertikal dengan
tumpuan dua kaki dengan menggunakan dua tungkai secara bersamaan.
3. Untuk melakukan gerakan tersebut diawali dengan posisi berdiri,
sedikit menekuk sendi lutut kurang lebih 1350, kedua lengan berada
di samping badan dengan kedua sendi siku ditekuk 900 dari awalan.
4. Kemudian dilanjutkan dengan menolak dan kedua kaki secara
bersamaan melompat keatas dan kembali mendarat ke tempat semula
(lantai) yang dilakukansecepat mungkin sesuai posisi awal dan
dilanjutkan dengan gerakan selanjutnya secara berulang-ulang
(selama 3 kali).5. Lalu, catat melompat vertikal puncak.
HasilNet HeightSexPopulationBody Weight
Population AverageScoreRatingMean Power (kgm/sec)
Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil,
bahwa OP memiliki kekuatan otot yang sangat baik. Karena percobaan
yang dilakukan berulang-ulang selama 3 kali menandakan OP dalam
kemajuan melompat keatas. Karena makin tinggi OP dapat melompat
berarti makin banyak serabut otot cepat yang dimilikinya. Vertical
jump adalah kemampuan seseorang untuk melakukan loncatan lurus
keatas dan tidak menggunakan awalan. Secara anatomi gerakan dan
otot-otot utama yang terlibat secara langsung yaitu dari otot t
ungkai atas sampai otot tungkai bawah, dengan kekuatan otot yang
dimiliki akan menambah kecepatan dan kekuatan pada waktu menolak,
demikian pula waktu pendaratan sedangkan ketinggian lompatan harus
tinggi dan vertical karena OP dipacu untuk melompat tinggi dengan
arah tegak lurus semaksimal mungkin kemudian mendarat.Proses
terjadinya kontraksi pada otot dikarenakan adanya ransangan yang
menyebabkan aktif nya filamen aktin dan filamen myosin. Semakin
cepat rangsangan yang diterima dan semakin cepat reaksi yang
diberikan oleh kedua filamen tersebut maka kontrasi otot menjadi
lebih cepat, sehingga daya ledak yang dihasilkan kerena
penggabungan kecepatan dan kekuatan tersebut menjadi lebih
besar.Gerakan dari Test vertical jump ini dalam meningkatkan daya
ledak otot tungkai adalah gerakan tungkai sehingga tenaga berada
pada otot tungkai sebagai penggerak utama. Dalam mengayun tungkai,
otot melakukan usaha/kerja karena massa berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya dengan suatu percepatan tertentu dan
memaksimalkan usaha/kerja untuk otot tungkai. Dengan memaksimalkan
kerja otot tersebut maka dapat meningkatkan otot tungkai. Dalam
pelatihan ini hipertrofi yang sangat luas terjadi karena otot
diberikan beban selama proses kontraksi (Guyton dan Hall, 2008).
Kontraksi yang terjadi pada saat awalan menggunakan kontraksi
isometrik karena terjadi pemendekkan otot, sedangkan pada proses
lanjutan menggunakan kontraksi eksentrik karena otot memanjang, dan
kontraksi alodinamik karena otot yang digunakan sejak awal sampai
akhir berbeda bebannya dan arahnya vertikal serta melawan gravitasi
bumi.V.D. Angkat BebanCara Kerja :1. Lengan probandus diletakkan di
depan karton atau fleksometer, dengan lengan atas (bahu hingga
siku) mendatar di permukaan alas. Lengan bawah diangkat sehingga
siku fleksi setinggi 20, berpatokan pada garis di kertas atau
petunjuk fleksometer. 2. Perkirakan berat beban yang akan mampu
ditahan oleh probandus pada posisi tersebut. Letakkan dumbell yang
sesuai beratnya pada telapak tangannya. Probandus harus berusaha
menahan beban tersebut sesuai dengan posisi/sudut awalnya.3.
Diawali dengan dumbell 1kg, kemudian diganti 2kg, kemudian diganti
lagi dengan yang 3kg, begitu seterusnya sampai beban maksimum yang
dapat ia tahan.4. Jika probandus masih dapat menahan beban,
tambahkan beban sedikit demi sedikit hingga ia tidak lagi dapat
menahan beban tersebut. 5. Catat beban maksimum yang dapat ditahan
pada tabel berikut:
Sudut ()Beban maksimum lengan kananBeban maksimum lengan
kiri
20
45
60
90
120
6. Terapkan nilai yang diperoleh pada grafik xy dengan sumbu x
untuk sudut, dan sumbu y untuk berat beban. Gambarkan grafik lengan
kanan dengan garis tidak terputus, dan lengan kiri dgn garis
terputus.7. Berdasarkan hasil percobaan. Jawablah pertanyaan
berikut: Pada sudut fleksi berapa otot bisep dapat menahan beban
maksimum? Pada sudut fleksi berapa lengan ada pada keuntungan
mekanis yang maksimal? Mengapa? Pada sudut fleksi berapa lengan ada
pada keuntungan hubungan panjang-ketegangan otot? Mengapa?
Hasil :Sudut ()Beban maksimum lengan kananBeban maksimum lengan
kiri
207 kg6 kg
4510 kg8 kg
6015 kg12 kg
9021 kg18 kg
12023 kg20 kg
Jawaban:-120
PembahasanJenis-jenis kontraksi Otot Rangka Saat berkontraksi,
serabut otot akan memendek dan memanjang sesuai dengan jenis
kontraksi. Kontraksi otot dapat dibedakan menjadi :1) Kontraksi
Isotonik Kontraksi otot tanpa terjadinya perubahan tonus otot,
sedangkan panjang otot dapat mengalami perubahan2) Kontraksi
Isometrik Kontraksi otot tanpa terjadinya perubahan panjang otot,
sedangkan tonusnya mengalami perubahan. Kontraksi isometrik dlam
jangka panjang dibagi menjadi :a) Eksentrik : selama kontraksi
terjadi perpanjangan serabut otot.b) Konsentrik : selama kontraksi
terjadi pemendekan otot.3) Kontraksi Isokinetik Kontraksi otot yang
terjadi guna mempertahankan gerakan yang sama dengan mengubah sudut
yang di bentuk oleh sendi. Otot yang berkontraksi secara teratur di
bentuk oleh sendi. Otot yang berkontraksi secara teratur dalam
jangka panjang akan mengalami perubahan-perubahan. Secara umum,
terjadi pembesaran massa otot setelah menjalani latihan yang
berulang dalam jangka waktu tertentu (Afriwardi, 2010).
Mekanisme kontraksi Otot Rangka Menurut Guyton & Hall (2007)
dan Ganong (2002) timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi
dalam urutan tahap-tahap berikut :1) Suatu potensial aksi berjalan
di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung pada serabut
otot.2) Di setiap ujung, saraf menyekresikan substansi
neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.3)
Terbukanya kanal asetilkolin yang memungkinkan ion natrium untuk
berdifusi ke bagian dalam membrn serabut otot, peristiwa ini akan
menimbulkan potensial aksi pada membran.4) Potensial aksi akan
berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi di sepanjang serabut saraf.5) Potensial aksi
menimbulkan depolarisasi membran otot, dan memyebabkan retikulum
sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium (Ca2+), yang
telah tersimpan di dalam retikulum ini.6) Ion-ion Ca2+ menimbulkan
kekuatan untuk menarik antara filamen aktin dan miosin, yang
menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain,
menghasilkan proses kontraksi.7) Setelah kurang dari satu detik,
ion kalsium di pompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh
pompa membran kalsium, dan ion-ion ini akan tetap di simpan dalam
retikulum. Pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan
kontraksi otot terhenti.Sumber energi untuk kontraksi ototKontraksi
otot bergantung pada energi yang disediakan oleh ATP. Konsentrasi
ATP di dalkam serabut otot cukup untuk mempertahankan kontaksi
penuh hanya selama 1-2 detik. Jumlah ATP yang tersedia dalam otot,
bahkan otot yang terlatih dengan baik, hanya cukup mempertahankan
daya otot yang maksimal selama kira-kira 3 detik. Untuk itu di
butuhkan sistyem metabolisme agar ATP tetap terbentuk. Menurut
Guyton & Hall (2007) terdapat 3 sistem metabolik dasar yang
berkaitan dengan durasi aktivitas otot, yaitu :1) Sistem
FosfokreatinSumber energi pertama yang di gunakan untuk menyusun
kembali ATP adalah substansi kreatin fosfat, yang membawa ikatan
fosfat berenergi tinggi yang serupa dengan ikatan ATP. Ikatan
fosfat energi tinggi dari kreatin fosfat yang memiliki energi bebas
yang sedikit lebih tinggi daripada yang di miliki oleh setiap
ikatan ATP. Oleh karena itu, kreatin fosfat segera di pecahkan dan
pelepasan energi menyebabkan terikatnya sebuah ion fosfat baru pada
ADP untuk menyusun kembali ATP. Kombinasi energi ATP cadangan dan
kreatin fosfat di dalam otot dapat menimbulkan kontraksi otot
maksimal hanya untuk 5 sampai 8 detik.2) Sistem GlikogenSumber
energi kedua, yang digunakan untuk menyusun kembali kreatin fosfat
dan ATP adalah glikolisis dari glikogen yang sebelumnya tersimpan
dalam sel otot. Pemecahan glikogen secara enzimatik menjadi asam
piruvat dan asam laktat yang berlangsung dengan cepat akan
membebaskan energi yang digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP.
ATP kemudian dapat digunakan secara langsung untuk memberi energi
bagi kontraksi otot tambahan dan juga membentuk kembali simpanan
kreatin fosfat.Reaksi glikolisis ini dapat terjadi bahkan bila
tidak ada oksigen, sehingga kontraksi otot dapat tetap
dipertahankan untuk berdetik-detik dan kadang lebih dari satu
menit, bahkan ketika oksigen yang dihantarkan lewat darah tidak
tersedia. Kecepatan pembentukan ATP oleh proses glikolisis
kira-kira 2,5 kali kecepatan pembentukan ATP sebagai tanggapan dari
zat makanan sel yang bereaksi dengan oksigen. Namun, begitu banyak
produk akhir dari glikolisis akan berkumpul dalam sel otot sehingga
glikolisis juga kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan
kontraksi otot.3) Sistem Aerobik Sumber energi ketiga adalah
metabolisme oksidatif. Hal ini berarti mengkombinasikan oksigen
dengan produk akhir glikolisis dan berbagai zat makanan sel yang
membebaskan ATP. Lebih dari 95% energi yang digunkan oleh otot
untuk kontraksi jangka panjang yang berkesinambungan berasal dari
sumber ini, zat makanan yang di konsumsi adalah karbohidrat, lemak
dan protein. Untuk aktivitas otot maksimal yang berlangsung sangat
lama, lebih dari berjam-jam proporsi energi yang terbesar berasal
dari lemak, tetapi untuk periode kontraksi selama 2-4 jam, separuh
energinya berasal dari karbohidrat (Guyton, 2007).Daya Tahan
OtotDaya tahan otot adalah kemampuan melakukan pergerakan otot atau
anggota badan berulang kali tanpa merasa letih. Daya tahan otot
sangat penting karena banyak aktivitas harian yang memerlukan
faktor kesegaran fisik ini.Daya tahan otot mempunyai hubungan erat
dengan kekuatan otot dan bergantung pada kualtas otot yang
berkenaan, pembuluh yang memperdarahi dan sistem dan mekanisme otot
yang berkenaan. Oleh sebab itu, menambah kekuatan otot itu juga
akan menambah daya tahan otot, maka latihan beban merupakan cara
terbaik dengan prinsip: Beban berat dengan ulangan (repetisi) yang
rendah untuk kekuatan Beban berat dengan ulangan (repetisi) yang
banyak untuk daya tahan otot
a. Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Otot1. Aktivitas
FisikKekuatan dan daya tahan otot dikembangkan oleh prinsip yang
berlebihan dengan meningkatkan resistensi/pergerakan atau frekuensi
dan durasi dari aktifitas di atas normal.2. UsiaSecara keseluruhan
massa otot akan berkurang termasuk dari jumlah miofibril dan
konsentrasi dari enzim mitokondrial3. Kontraksi ototDaya tahan otot
tidak hanya ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot tetapi juga
ditent5ukan oleh jkarak kontraksi otot dan jumlah otot yang
berkontraksi setiap menitnya.4. VaskularisasiPada dasarnya fungsi
vaskularisasi adalah untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh .
semakin banyak pasokan energi oksigen dan nutrisi, akan semakin
banyak energi yang dihasilkan, sehingga otot dapat beraktivitas
lebih lama.5. InervasiPersarafan ke otot rangka tidak saja esensial
untuk memulai kontraksi, tetapi neuron-neuron motorik yang
mempersarafi suatu otot rangka juga penting dalam mempertahankan
integriitas dan komposisi kimiawi otot.6. Kekuatan ototKekuatan
otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi atau melawan
tahanan, sedangkan daya tahan otot adalah kemampuan untuk melakukan
kontraksi berulang kali dalam waktu tertentu. Daya tahan otot
tergantung dari kekuatan otot, otot yang lemah tidak dapat
melakukan kontraksi berulang kali dalamwaktu tertentu.7. Cadangan
glikogenDaya tahan otot bergantung kepada dukungan nutrisi terhadap
otot, terlebih lagi kandungan glikogen yang tersimpan dalam otot.
Glikogen di dalam otot akan dipecah menjadi glukosa yang akan
digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan kontraksi otot.
Semakin banyak tersedia cadangan glikogen maka semakin meningkat
kemampuan otot untuk berkontraksi berulang kali.8. Jenis
kelaminTerdapat perbedaan kemampuan kerja otot pada pria dan
wanita, yang disebabkan oleh perbedaan endokrin. Pria
mensekressikan testosteron memiliki efek anabolik yang kuat untuk
penyimpanan protein di setiap jaringan tubuh, terutama didalam
otot. Sehingga dengan melakukan sedikit saja aktivvitas olahraga,
otot pria akan lebih mudah berkembang dibandingkan otot wanita.
9. NutrisiKinerja otot yang optimal bergantung pada suplai
nutrisi yang adekuat untuk pembentukan energi dan protein untuk
perbaikan jaringan.
Kelelahan OtotKontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan
keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Penyelidikan pada
atlet telah menunjukkan bahwa kelelahan otot meningkat hampir
berbanding langsung dengan kecepatan pengurangan glikogen otot.
Oleh karena itu, sebagian besar kelelahan adalah akibat dari
ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut
otot untuk memberikan hasil kerja yang sama.
Jawaban Pertanyaan :1. Pada sudut fleksi berapa otot bisep dapat
menahan beban maksimum?= kanan 900 kiri 9002. Pada sudut fleksi
berapa lengan ada pada keuntungan mekanis yang maksimal? Mengapa?=
900 , karena pada sudut itu otot mengalami kontraksi lebih besar
daripada di sudut sudut lainnya. semakin banyak tenaga yang
dihasilkan,semakin maksimal beban diangkat3. Pada sudut fleksi
berapa lengan ada pada keuntungan hubungan panjang-ketegangan otot?
Mengapa? = 00 , karena pada sudut itulah terjadinya panjang
maksimum ketegangan otot. Saat lengan seluruhya di
perpanjang,disitulah bisep dengan panjang maksimum
VI. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
didapatkan hasil, bahwa OP memiliki kekuatan otot yang sangat baik.
Karena percobaan yang dilakukan berulang-ulang selama 3 kali
menandakan OP dalam kemajuan melompat keatas. Karena makin tinggi
OP dapat melompat berarti makin banyak serabut otot cepat yang
dimilikinya. Sedangkan pada percobaan biomekanik,keuntungan
maksimal berada pada sudut 90 0 , karena pada saat itulah otot
menghasilkan banyak tenaga dan semakin maksimal beban diangkat