LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA KELAS AVES Dosen Pembmbing: AWALUL FATHIQIN, M.Si. Oleh: AYU PUJIASTUTI NIM: 12222017 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI VERTEBRATA
KELAS AVES
Dosen Pembmbing:
AWALUL FATHIQIN, M.Si.
Oleh:
AYU PUJIASTUTI
NIM: 12222017
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena
dapat dilihat dimana-mana; aktif pada siang hari dan
dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutuo tubuh.
Dengan bulu itu tumbuh dapat mengetur suhu dan terbang.
Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua
habitat. Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya
tarik mata dan telinga manusia. Banyak diantaranya
mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian
merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa
diantaranya diternakkan (Jasin, 1984).
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap.
Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal
sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu
bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil
hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang.
Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies
burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di
antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung
ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas aves
(Mayakapu, 2013).
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa
sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan
perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-
bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar,
ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga
bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan
memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan
karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun
tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh
membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-
otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang,
digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk (Campbell
dll, 2012).
Anatomi eksternal maupun anatomi internal dari aves
lebih maju jika dibandingkan dengan kelas reptilia.
Oleh kearena itu perlu dilakukan pengamatan secara
langsung menggunakan Burung Columba livia sebagai objek
pengamatan supaya praktikan lebih memahami tentang
struktur dan anatomi aves.
1.2 Tujuan
Melalui pengamatan secara morfologi dan pemebedahan
untuk pengamatan secara anatomi pada aves, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menentukan bagian kepala, leher, badan, dan ekor
2. Menunjukkan organ-organ pada daerah kepala yang
meliputi rostrum, nares eksternal, cera dan mata.
3. Menunjukkan daerah pada badan yaitu ekstrimitas anterior,
posterior dan bulu (remiges dan retrikes) pada daerah
punggung, dada, dan perut.
4. Menunjukkan organ pada daerah ekor yaitu bulu
(retrikes) dan kelenjar minyak.
5. Menjelaskan setiap bagian penyusun organ pada daerah
kepala, leher badan dan ekor (menegenai warna,
bentuk, jumlah dan topografi)
6. Meletakkan identifikasi berdasarkan ciri-ciri
morfologi.
7. Menggambar sistem sirkulasi, respirasi, digesti
koordinasi, ekskresi, dan reproduksi, sesuai dengan
topografi di dalalm tubuh aves.
8. Mendefinisikan sistem sirkulasi, respirasi, digesti,
koordinasi, ekskresi, dan reproduksi berdasarkan
bentuk, warna, topografi di dalam tubuh.
9. Menjelaskan fungsi dari penyusun sistem sirkulasi,
repirasi, digesti, koordinasi, eksresi, dan
reproduksi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Aves
Kata aves berasal dari kata Latin dipakai sebagai
nama kelas, sedang Ornis dari kata Yunani dipakai dalam
“Ornithology” berarti ilmu-ilmu yang mempelajari burung-
burung (Jasin, 1984).
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena
dapat dilihat dimana-mana, aktif di siang hari dan
memiliki bagian yang unik yaitu bulu indah untuk
menutupi tubuh. Aves berasal dari kata dalam bahasa
Latin, yaitu avis yang berarti burung. Kekhasan dari
Kelas Aves yaitu adanya bulu yang menutupi tubuh.
Terdiri atas >9600 spesies yang kosmopolitan di
seluruh permukaan bumi. Jumlah ini melampaui jumlah
Vertebrata lainnya, kecuali Chondrichthyes dan
Osteichthyes (Jasin, 1992).
Aves (burung) adalah vertebrata yang terakhir
mendiami bumi. Diperkirakan 8700 spesies yang hidup
tersebar di seluruh dunia dari Arktik (Kutub Utara)
hingga Antartika (Kutub Selatan), baik di lautan maupun
di daratan, bahkan di kepulauan yang paling terpencil
sekalipun banyak yang memiliki avifauna sendiri (Sukiya,
2001).
2.2 Karakteristik Aves
Banyak ciri burung merupakan adaptasi yang
memfasilitasi kemampuan terbang, termasuk modifikasi
peringan-tubuh yang menjadikan terbang lebih efisien.
Misalnya, burung tidak memiliki kandung kemih dan
betina dari kebanyakan spesies burung hanya memiliki
satu ovarium. Gonad betina maupun jantan biasanya
berukuran kecil, kecuali pada saat musim kawin, saat
ukuran gonad membesar. Burung yang masih ada juga tidak
memiliki gigi, adaptasi yang memangkas bobot kepala
(Campbell dll, 2012).
Menurut Jasin (1996) kelas aves memiliki ciri-ciri
khusus yaitu :
a. Tubuh terbungkus oleh bulu.
b. Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher)
yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda
(ekor).
c. Mempunyai dua pasang ekstremitas, anggota depan
(anterior) mengalami modifikasi menjadi sayap (ala)
yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh ketika
tidak terbang, sedangkan sepasang anggota posterior
(depan) disesuaikan untuk hinggap dan berenang,
masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar tebungkus
oleh kulit yang menanduk dan bersisik.
d. Mulut mempunyai rostrum (paruh).
e. Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral
pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu.
f. Sekeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya
sempurna. Pada mulut terdapat bagian yang
berproyeksi sebagai paruh atau sudu yang terbungkus
oleh lapisan zat tanduk. Pada burung tempurung
kepala memiliki sepasang condylus occipitalis, lehernya
sangat fleksibel.
g. Cor (Jantung) terdiri dari 4 ruang yakni dua auricular
dan 2 ventricula, hanya arcus anterioeus kanan yang masih
ada, erytrocitnya berinti, berbentuk oval, dan conveks.
h. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak
yang menempel pada Costae dan berhubungan dengan
kantung udara (saccus pnematicus) yang meluas pada
alat-alat dalam, memiliki kotak suara atau syrinx
pada dasar tracea.
i. Tidak memiliki vesica urinaria. Zat-zat eksresi
setengah padat. Pada hewan betina biasanya hanya
memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri.
j. Telah memiliki 12 nervi cranualis.
k. Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
l. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Telur memiliki yolk
besar terbungkus oleh cangkang yang keras, untuk
menetas diperlukan pengeraman.
Terbang memebutuhkan banyak sekali energi dari
metabolisme yang aktif. Burung bersifat endotermik,
mereka menggunakan panas metaboliknya sendiri untuk
mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan konstan. Bulu
dan lapisan lemak pada beberapa spesies meneyediakan
insulasi yang menyebabkan burung mampu mempertahankan
panas tubuh. Paru-parunya memiliki saluran-saluran
kecil yang mengarah ke dan dari kantong udara elastis
yang meningkatkan aliran udara dan pengambilan
oksigen. Sistem pernapasan yang efisien ini dan sistem
sirkulasi dengan jantung yang beruang empat menjaga
jaringan-jaringan agar tetap disuplai oleh oksigen dan
nutrient yang cukup, sehingga mendukung metabolisme
dengan laju yang tinggi (Campbell dll, 2012).
Terbang juga membutuhkan penglihatan yang tajam dan
kontrol otot yang halus. Burung memiliki penglihatan
yang tajam. Area visual dan motorik otak berkembang dengan
baik, dan otak lebih besar secara proporsional
dibandingkan dengan amfibia dan reptile non burung
(Campbell dll, 2012).
Burung biasanya menunjukkan perilaku yang sangat
kompleks, terutama selama musim kawin, ketika mereka
terlibat dalam ritual percumbuan yang rumit. Karena
telur-telur memiliki cangkang saat dikeluarkan, fertilisasi
harus berlangsung secara internal. Kopulasi biasanya
melibatkan kontak antar ventilasi pasangan, bukaan kloaka
dari pasangan yang kawin. Setelah telur dikeluarkan,
embrio burung harus dijaga agar tetap hangat dengan
dierami oleh induk betina, induk jantan, atau keduanya,
bergantung pada spesiesnya (Campbell dll, 2012).
2.3 Penutup Tubuh
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak
melekat pada otot daging. Dari kulit akan muncul bulu,
yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi
bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh
sangat resisten. Pertumbuhan serupa sisik pada
reptilian. Pada mulanya bulu sebagai papil dermis yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup
bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga
terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu
menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang
epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral
kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat
makanan dan proses pengeringan pada perkembangan
selanjutnya (Jasin, 1984).
Menurut Jasin (1984), berdasarkan susunan anatomis
bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di
seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan
halus.
b. Plumulae, berbentuk berbentuk hampir sama dengan
filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna.
Menurut Jasin (1984), susunan plumae terdiri dari :
1)Shaff (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2)Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3)Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu
bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis
dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
4)Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae
yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen
kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu
menahan barbula yang saling bersambungan.
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior,
sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus
superior. Bulu burung pada saat menetas disebut
neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut Jasin (1984), menurut letaknya, bulu aves
dibedakan menjadi:
a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor,
vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
remiges primarie yang melekatnya secara digital pada
digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia dan
Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada
radial ulna.
d. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
e. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari.
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang
letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Bistle
adalah bulu perasa berupa shaff yang memanjang melebihi
bulu luar, ditemukan pada kepala
burung Caprimulgids dan burung penangkap serangga
flycatchers. Bristle yang menutupi lubang hidung terdapat
pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi
burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk
saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan
caprimulgids membantu mendeteksi posisi sarang, tempat
bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle
didukung oleh adanya getaran dan tekanan reseptor
didekat folikel bulu (Sukiya, 2001).
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang
bermacam-macam, antara lain berbentuk persegi,
bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu
ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar,
berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung
runcing (Sukiya, 2001).
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan
difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau
oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang
menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid.
Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut
dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon
disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin
(animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin
terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka
macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin
yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan
(Sukiya, 2001).
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar
memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan
warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak
dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur
bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna
biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna
ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua
spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung
tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa
turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap
dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2001).
Salah satu spesies burung pemakan pisang ini
adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur berwarna
merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60%
dari pigmen merah yang disebut astasantin (Sukiya, 2001).
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat
berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung
yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna
bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya.
Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah
hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam
seksual. Pengaturan hormon esterogen banyak berperan
pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal
pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina
kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan
pengaturan testosteron.
Menurut Sukiya (2001), bulu burung dapat dinamai
sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
a. Capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas,
samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae
berikutnya.
b. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke
punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau
terpisah ditengah.
c. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan
memanjang turun ke sisi ventral leher. Biasanya
bercabang menjadi dua bidang lateral melewati
sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus.
Bagian apterilae dada bawah dan perut beberapa burung,
kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan
daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu
pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
d. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar
seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada
sisi pundak.
e. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya
panjang dan kuat.
f. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada
sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan
bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap
disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut
aksillaria.
g. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan
luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
h. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu
lainnya pada kaki.
2.4 Paruh
Paruh burung merupakan modifikasi dari rahang atas
dan rahang bawah. Paruh memberi banyak manfaat di
antaranya untuk mencari makan, pertahanan, membuat
sarang dan menjilati bulu. Hal ini tergantung dari
spesies dan kebiasaan hidupnya. Kerangka bertulang
paruh atas dan bawah adalah lapisan bertanduk seperti
ramfoteca. Secara embriologis lapisan setiap rahang
berasal dari beberapa plat terpisah kemudian bersambung
(Sukiya, 2001).
Pada bagian mulut terdapat bagian yang terproyeksi
sebagai paruh (Rostrum) yang terbentuk oleh maxila pada
ruang bagian atas dan mandibula pada ruang bagian
bawah. Pada bagian luar dari rostrum dilapisi oleh
pembungkus zat tanduk dan pada kelompok burung
Neornithes tidak bergigi. Tubuhnya dibungkus oleh
kulit, pada kulit terdapat bulu yang merupakan hasil
derivat epidermis menjadi bentuk yang ringan, fleksibel,
dan sebagai sebagai pembungkus tubuh yang sangat
resisten (Jasin, 1992).
2.5 Alat Gerak (Appendages)
Kaki burung menggambarkan kebiasaan spesies. Burung
Passerine dan pearching biasanya ada 3 jari kaki di
depan dan hallux mengarah ke belakang. Jari kaki burung
pelatuk jari ke 4 terbalik ke depan sehingga ada 2 jari
ke depan dan 2 jari kebelakang, ini disebut zigodaktilus.
Beberapa burung layang-layang memiliki kaki
palmprodaktilus yaitu keempat jari kaki ke arah depan,
untuk membantu saat hinggap pada permukaan vertikal.
Kelompok burung lain, seperti kingfisher, sebagian dari
jari luar dan tengah bersatu, kondisi ini disebut
sindaktilus.
Burung yang menggunakan kakinya untuk berenang
biasanya jari-jarinya bersatu, setidaknya berupa
perluasan jaringan sehingga jari bercuping, untuk
memperluas permukaan kaki. Burung pelikan, 4 jarinya
disatukan oleh jaringan selaput hingga ujung kari,
disebut kaki palmate. Kaki pada burung heron memiliki 3
jari kaki yang disatukan dan hanya sebagian jaringan
selaput ini memanjang ke ujung-ujung jari, disebut
semilalate. Anggota familia burung belibis sisi-sisi jari
kakinya memilki lingkaran pinggir disebut kaki
pectinated.
2.6 Sistem Musculus
Otot daging extrimitas berkembang menjadi besar,
berhubung aktivitas gerak yang cepat. Gerak sayap pada
waktu terbang dilakukan oleh musculus pectoralis yang
terdapat pada dada, berupa otot daging putih. Dibedakan
atas: musculus pectoralis mayor yang terletak di sebelah
luar, dan muscullus pectoralis minor yang terletak sebelah
dalam. Kedua ujung otot dada terikat di carina atau sterni,
sedang ujung lain terikat pada kepala humerus dari
sayap di sebelah ventro lateral (Jasin, 1992).
Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang
adalah sayap dan bulunya. Bulu terbuat dari protein β-
keratin, yang juga ditemukan pada sisik reptil-reptil
lain. Bentuk dan susunan bulu membentuk sayap menjadi
airfoil—permukaan yang menghasilkan gaya angkat di udara,
dan mereka mengilustrasikan beberapa prinsip yang sama
dengan aerodinamika sayap pesawat terbang. Daya untuk
mengepakkan sayap berasal dari kontraksi otot-otot
pectoral (dada) yang besar dan tertambat pada sebuah taju
di sternum (tulang lunas dada). Beberapa jenis burung,
misalnya elang dan rajawali, memiliki sayap yang
teradaptasi untuk melayang seiring aliran udara dan
hanya perlu mengepakkan sayap sesekali. Burung yang
lain, termasuk kolobri, haris terus menerus mengepakkan
sayapnya agar mengambang di udara. Salah satu burung
tercepat adalah wallet, yang dapat terbang hingga
kecepatam 170 km/jam (Campbell dll, 2012).
Otot daging dari femur (extrimitas posterior) pada
prinsipnya untuk lari dan menangkap. Otot pada kaki
bawah pada telapak kaki adalah sedikit, sebagai
penyesuaian menghindari banyaknya panas yang hilang
pada bagian yang tidak berbulu. Gerak dari jari kaki
dilakukan oleh tendon otot daging yang bersambung
dengan otot sebelah atasnya (Jasin, 1992).
2.7 Sistem Pernafasan
Alat respirasi terdiri atas nostril yang terletak pada
paruh, cavum nasalis, cavum oris, larynx yang tersusun atas
tulang rawan, terhubungkan denga cavum oris oleh rima
glottis. Bagian daripada larynx yang bercelah disebut glottis
(Jasin, 1992).
Sistem pernafasan burung sangat efisien sehingga
lebih rumit daripada vertebrata lain. Larynx burung
bukan merupakan organ penghasil suara, tetapi untuk
memodulasi nada-nada yang dihasilkan dalan sirink yang
terletak di ujung bawah trachea. Larink membagi menjadi
dua membentuk cabang tenggorokan (bronkhus) kanan dan
kiri (Sukiya, 2001).
Pulmo mengembang karena otot-otot daging di antara
costae dan sternum. Tulang sternum turun ke bawah dan
tulang costae membengkok ke samping, maka rongga dada
membesar, sehingga masuklah udara dalam paru-paru.
Dengan demikian paru-paru mengembang menjadi besar.
Sebaliknya jika sternum naik ke atas dan tulang costae
melipat ke dalam, maka rongga dada menyempit, maka
udara dalam paru-paru terlepas keluar. Pada waktu
paru-paru membesar itulah terjadi pengambilan oksigen
dan pelepasan karbon dioksida pada dinding kapiler di
alviola paru-paru (Jasin, 1992).
Gambar 1. Proses inspirasi dan ekspirasi dari burung(Sumber: Mayakapu, 2013)
2.8 Sistem Pencernaan
Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di
dalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus
oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah
pharynx yang pendek, kemudian œsophagus yang panjang
dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut
crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara
dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering
disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung
(asam) sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis
jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan
sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil
yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh
karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu
kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak
dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan
oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian
akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir
adalah anus. Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai
sebagai caecum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah
dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang
masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui,
hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar
sebagai salah satu kelenjar pencernaan relatif besar,
bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa
aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada
burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ pancreaticus
biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan
sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan,
terjadi adaptasi paruh (Jasin, 1992).
2.9 Sistem Sirkulasi
Ada pemisahan sempurna antara pembuluh darah vena
dan arteri. Jantung memiliki 4 ruang. Sistem aorta
meninggalkna bilik kiri dan membawa darah ke kepala dan
seluruh tubuh melalui arkus aortikus kanan ke empat.
Variasi jumlah terjadi pada arteri karotis, walaupun umumnya
burung mempunyai 2 karotisnya menyatu membentuk saluran
tunggal, sedangkan pada golongan lain mungkin ukurannya
mengecil sebelum menyatu dan pada burung Passerine hanya
karotis memiliki serambi kiri saja mamalia (Sukiya,
2001).
Ada dua pembuluh prekaval fungsional dan postkaval
lengkap. Prekaval terbentuk oleh penyatuan pembuluh
darah dari kerongkongan dan bagian tulang selangka
(subklavia) pada tiap sisi. Postkaval menerima darah dari
angggota badan melalui saluran gerbang ginjal (portal
renalis), yang lewat melalui ginjal tetapi tidak terpecah
menjadi kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat
disamakan dengan portal renalis dari vertebrata lebih
rendah. Eritrosit burung lebih besar daripada eritrosit
mamalia (Sukiya, 2001).
2.10 Sistem Eksresi
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna
merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial).
Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren
adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda
dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri
renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak
berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang
dalam proses filtrasi ini (Jasin,1992).
2.11 Sistem Saraf
Enchephalon secara relatif lebih besar dibandingkan
reptilia. Menurut Jasin (1992), dibagi atas tiga bagian
yang pokok, yakni:
a. Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas: Telencephalon
(bagian termuka) dan Dienchephalon (bagian
belakangnya).
b. Mesencephalon (bagian tengah).
c. Rhombencephalon, terbagi atas: Metencephalon (bagian
atas) dan Myencephalon (bagian bawah).
2.12 Organ Sensoris
Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada
lidah dan atap rongga mulut. Indra ini memungkinkan
aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini
dibantu oleh reseptor tekanan pada paruh dan lidah.
Organon visus relatif besar dan tajam dalam kemampuan
observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi
atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam
dari luar akan menresonansi membrana tympani yang
selanjutnya akan di teruskan oleh columella auris yang
terletak dalam rongga telinga tengah. Rongga ini
dihubungkan oleh ductus eustachius ke pharynx. Dari columella
auris getaran diteruskan ke cochlea (rumah siput) melalui
jendela jorong. Dari rumah siput ini getaran diteruskan
ke otak untuk diartikan (Jasin, 1992).
2.12 Burung Merpati
Merpati Karang (Columba livia) adalah anggota dari
familia burung Columbidae. Merpati Domestik adalah
spesies ini, dan merpati domestik yang bebas dianggap
sebagai merpati liar. Dalam pemakaian umum, burung ini
sering secara singkat dinggap seperti "merpati".
Spesies ini juga dikenal sebagai Dara Karang, yang
merupakan nama resmi yang digunakan British Ornithologists'
Union dan American Ornithologists' Union hingga tahun 2004
ketika mereka mengubah daftar resmi burung menjadi
Merpati Karang (Marine, 2010).
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum kelas Reptile dilakukan pada Rabu, 21 Mei
2014, Pukul 13.30 sampai dengan 15.30 WIB. Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Institut Agama
Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat Praktikum
1. Seperangkat alat bedah
2. Kapas
3. Loupe
4. Sterofoam
5. Jarum pentul
6. Lap atau Tissue
b.Bahan Praktikum
1. Burung merpati (Columba livia)
3.3 Cara Kerja
1. Siapkan merpati (Columba livia) dan alat-alat yang akan
digunakan.
2. Sembelihlah merpati tersebut dengan menggunakan
pisau yang tajam.
3. Letakkan di atas sterofoam dan amati morfologi setiap
bagian-bagian tubuhnya, jika perlu gunakan Loupe.
4. Cabutlah sehelai bulu burung pada daerah kepala,
punggungm dada, perut, dan ekor kemudian amati.
Gambarlah bagian-bagiannya kemudian tentukan tipe
bulunya.
5. Amatilah bagian-bagian pada daerah kepala, badan,
dan ekor.
6. Melalui pengulitan dan pembedahan deskripsikan
tentang topografinya.
7. Tentukan organ-organ viscera yang meliputi sistem
sirkulasi, digesti, respirasi, ekskresi, dan
reproduksi.
8. Deskripsikan organ-organ tersebut berdasarkan warna,
bentuk, dan topografinya.
9. Lakukan pengamatan terhadap sistem saraf pusat
dengan cara membersihkan jaringan yang menutup
tulang tengkorak hingga tulang tersebut kelihatan;
kemudian belahlah tulang tersebut pada garias median
tanpa merusak otak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan Burung Merpati (Columba livia) yang
telah dilakukan didapatkan hasil data berupa gambar –
gambar beserta keterangan-keterangannya, antara lain
sebagai berikut.
a. Pengamatan Morfologi Burung Merpati (Columba livia)
Keterangan:
1. Caput
2. Nares external
3. Rostrum
4. Membran nicitans
5. Porus acusticus externus
8. Femur
9. Crus
10. Pes
11. Digiti
12. Falcula
6. Cervix
7. Truncus
13. Cauda
14. Retrikes
b. Cavum Oris
Keterangan:
1. Maxilla
2. Nares anteriores
3. Fissure choanae auditive
4. Crista marginalis
5. Nares posteriors
6. Plica palatine
7. Mandibulla
8. Pharynx
9. Aditus Laryngis
10. Lingua
c. Bulu
1) Bulu Ekor
Keterangan:
1. Quaill
2. After shaff
3. Shaff
4. Innervane
5. Barbae
6. Barbulae proximal
5) Bulu Kepala1. Barbae
2. Barbulae
3. Down
6) Bulu Leher1. Barbae
2. Barbulae
3. Down
7) Bulu Rambut
Keterangan:
1. Pharynx
2. Esophagus
3. Trakhea
4. Ingluvies
5. Cor
6. Provertculus
8. Hepar
9. Ventriculus
10. Testis
11. Intestinum
12. Pancreas
13. Ren
7. Pulmo 14. Cloaca
e. Otak
Keterangan:
1. Bulbus olfactorius
2. Hemispherium cerebri
3. Lobus opticus
4. Medulla oblongata
5. Epiphysus
6. Chrosma nervi optici
7. Norvus opticus
8. Chlasma nerva optici
9. Hipophysis
4.2 Pembahasan
Dari praktikum kelas aves dengan mengamati
Morfologi, Cavum Oris, bulu-bulu di beberapa bagian tubuh
burung, Anatomi dan otak dari merpati (Columba livia)
dapat diketahui bagian-bagiannya.
a. Pengamatan Morfologi
Pada pengamatan morfologi dari merpati diketahui
bahwa penutup tubuh merpati adalah kulit yang
bermodifikasi menjadi bulu-bulu. Anggota depannya
(extrimitas anterior) berubah menjadi sepasang sayap. Tubuh
aves terbagi menjadi 4 bagian, yaitu caput, cervix, truncus,
dan cauda.
Pada bagian caput Columba livia ini terdapat rostrum,
nares eksternal, dan porus acusticus externus. Memiliki paruh yang
tidak bergigi yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula
yang bertipe pemakan biji-bijian, karena paruh pendek
bentuk conus, bagian basal (depan) paruh besar meruncing
ke arah ujung. Selain itu juga terdapat nares (lubang
hidung), cera, organon visus, dan porus acusticus externus. Nares
terdapat pada bagian lateral rostrum bagian atas. Cera
merupakan tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum
bagian atas. Organon visus dikelilingi oleh kulit yang
berwarna kuning kemerah-merahan, selain itu terdiri
dari pupil dan membrane nicytan yang terdapat pada sudut
medial mata. Porus acusticus externus terletak disebelah
dorsal-caudal mata dan membrane tympani terdapat di sebelah
dalamnya berguna untuk menangkap getaran suara.
Mulut berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi zat
tanduk, pada bagian atas mandibula terdapat dua lubang
hidung, mata berukuran besar berukuran lateral, masing-
masing dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah,
dibawahnya terdapat membran nikitan yang bebas digerakan
menutupi mata. Di belakang mata agak ke bawah terdapat
lubang telinga, yang tersembunyi di balik bulu
Aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang
yang fleksibel yang memisahkan antara kepala dan badan
serta bentuk tubuh terbentuk melengkung. Bagian cervix
merupakan perpanjangan caput sampai ke bagian truncus.
Truncus sebagian besar ditutupi oleh bulu. Truncus
merupakan bagian tubuh sebagai tempat berbagai sistem
metabolisme tubuh. Alat gerak bagian depan berupa
sepasang sayap dan belakang berupa sepasang kaki. Dua
anggota tubuh bagian depan berupa sayap, melekat agak
tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap
terlipat seperti hurup Z pada saat istirahat, dan
membuka jika digunakan untuk terbang. Kakinya merupakan
kaki petengger, memiliki 4 digiti. dengan tipe passerine
yaitu 1 kaki kebelakang dan 3 kaki ke depan. Tipe
sisiknya scutelata, sisik bagian depan saling menutupi
teratur dan berwarna kemerahan.
Menurut Jasin (1984), pada setiap kaki bagian bawah
terdiri dari sedikit otot dengan tendon dan di tutupi
kulit bersisik, dan dilengkapi empat jari yang di
bagian ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang
pendek terdapat sejumlah bulu yang panjang.
Pada bagian cauda (ekor) hanya terdiri dari bulu-
bulu yang di bawahnya terdapat retrikes dan kloaka. Ekor
ini akan menguncup saat keadaan tidak terbang. Dan
mengembang saat terbang karena berfungsi sebagai
kemudi.
Gambar 2. Morfologi Columba livia(Sumber: Ferry, 2013)
b. Cavum Oris
Maxilla, tanpa gigi, nares anteriores, nares posteriores
menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung, fissure
choannae secundaria, ostium pharyngeum tuba auditivae mustachio
(tunggal dan letaknya di medial), pada paltum terdapat
lipatan- lipatan yang disebut crista marginalis dan plica
palatini.
Mandibula: aditus laryngis, lingua (sempit, panjang,
mempunyai lapisan tanduk). Terdapat pharynx yang
terletak diantara maxilla dan mandibulla.
c. Bulu Burung merpati
Terdapat tiga macam bulu pada burung merpati. Jenis
bulu Plumae terdapat pada bagian bulu ekor, bulu sayap,
bulu dada, bulu punggung kepala dan leher. Warna dari
bulu-bulu tersebut adalah perpaduan antara warna, putih
dan cokelat muda. Pada jenis bulu Plumulae ditemukan di
bagian dada. Untuk bulu rambut tersebar diseluruh
bagian tubuh burung, dan letaknya tersembunyi. Yang
membedakan bulu dari tia bagian adalah simetri dan
ukurannya. Pada bulu ekor ukurannya paling besar dan
simetri bilateral. Kemudian pada bulu sayap besar namun
tidak simetri karena melengkung ke atas lalu ke bawah.
Pada bulu punggung dan dada memiliki ukuran yang tidak
terlalu besar atau kecil (sedang). Bulu kepala dan
leher memiliki ukuran paling kecil dan hampir
menyerupai tipe bulu plumulae.
Pada jenis bulu plumae terdapat bagian-bagian yang
menyusun bulu, yaitu:
1) Calamus (quill); tangkai bulu
2) Rachis (shaft); lanjutan calamus, menjadi sumbu dari
vexillum, didalamnya tak berongga
3) After shaff, terletak diantara shaff dan Quill.
4) Barbae, ialah suatu cabang kearah lateral dari rachis.
5) Vexillum (vane), terbentuk oleh barbae.
6) Barbulae distal, menuju kearah distal (ujung bulu).
7) Burbulae proximal, menuju arah proximal (ke arah pangkal
bulu).
Plumulae terdiri atas calamus (pendek), rachis (agak
mereduksi), barbae panjang (fleksible) dan barbae pendek.
Menurut Marine (2010), pada jenis bulu plumulae biasanya
terdapat pada burung yang masih muda, kadang-kadang
juga terdapat pada burung yang sedang mengerami
telurnya.
Filoplumae (Hair-feathers) terdapat sehelai rambut yang
ujungnya bercabang-cabang pendek halus sebagai barbae.
Bulu rambut ini hampir ditemukan di seluruh tubuh, dan
tertutupi oleh bulu Plumae.
d. Anatomi Columba livia
Setelah diamati morfologinya, burung di bedah
menggunakan pisau bedah, setelah itu diketahui organ-
organ yang berperan dalam beberapa sistem tubuh
merpati. Organ-organ tersebut antara lain:
1) Pharynx yang pendek
2) Esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies
(tembolok)
3) Trachea, berupa pipa.
4) Ingluvies (tembolok) merupakan pelebaran esophagus
untuk reservoir makanan yang dapat diisi dengan cepat.
Tembolok pada burung pemakan biji- bijian berupa
tonjolan dari esophagus di sebelah ventral. Pada
burung carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus yang
meliputi daerah yang agak panjang.
5) Proventriculus, juga disebut lambung kelenjar,
berdinding tipis, pada burung pemakan biji; batas
dengan ventriculus tampak jelas dari luar.
6) Cor, ukuran relatif besar jika dibandingkan dengan
ukuran burung, terletak di tengah-tengah dekat
dengan provertculus, berbentuk kerucut, dibungkus oleh
pericardium.
7) Hepar, berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2
lobi (dexter dan sinister).
8) Pulmo, sepasang hanya dapat mengembang sedikit,
melekat pada dinding dorsal thorax, dibungkus oleh selaput
yang disebut pleura.
9) Ventriculus (lambung pengunyah), dinding berotot
tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan secret; bagian
ini menjadi lembaran-lembaran keranitoid.
10) Intestinum tenue. Menurut Ferry (2013), intestinum tenue
dimulai dengan duodenum, yang berbentuk huruf U,
dengan bagian-bagiannya: pars descendens (turun) dan
pars ascendens (bagian yang naik).
11) Intestinum crassum: berupa rectum.
12) Testis, sepasang oval, terletak di ventral lobus renis
yang paling cranial.
13) Pancreas, terletak antara pars ascendens dan pars
descendens duodeni, biasanya memiliki 3 saluran yang
bermuara pada pars ascendens duodenum.
14) Cloaca, terletak di bagian paling bawah sebagian
saluran pembuangan setelah dari rectum.
Gambar 3. Anatomi Columba livia(Sumber: Ferry, 2013)
Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba livia)
terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaaan. Sistem pencernaan pada Columbia livia yaitu
esophagus, ingluvies, ventriculus, pancreas, intestinum, rectum, dan
berakhir pada kloaka. Menurut Hickman (2003) dalam Ferry
(2013), pada sistem digestivum, tractus digestivirus terdiri
dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing
yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk sebagai
lanjutannya adalah faring yang pendek. Kemudian
oesophagus yang panjang dan pada beberapa burung terjadi
perluasan yang disebut ”crop”, sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan dari
crop masuk dalam yang dapat dibedakan atas proventriculus
dan ventriculus yang disebut ”gizard”, proventriculus
menghasilkan cairan lambung, sedang ventriculus berdinding
tebal berlapis jaringan epitel keras sebelah dalam yang
menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat
kerikil yang berfungsi membantu penggilingan bahan
makanan. Pada beberapa aves, memiliki vesica fellea sebagai
penampung billus.
Sistem pernapasan pada Columbia livia terdiri atas cavum
oris, trachea, dan pulmo. Menurut Jasin (1992), alat
respirasi terdiri atas nostril yang terletak pada paruh,
cavum nasalis, cavum oris, larynx yang tersusun atas tulang
rawan, terhubungkan denga cavum oris oleh rima glottis.
Bagian daripada larynx yang bercelah disebut glottis. Dari
larynx saluran bersambung dengan trachea sebagai pipa
tersusun atas selang-gelang tulang rawan dan bercabang
menjadi bronchium dextrum, dan bronchium sinistrum. Tempat
percabangan disebut bifurcatio. Pada bagian caudal,
terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal
ke caudal yang disebut pessulus. Bagian ini menyokong
suatu lipatan yang berasal dari selaput lendir dan
lipatan ini disebut membrane semilunaris.
Sistem sirkulasi pada Columbia livia terdiri atas
jantung (cor), dan pembuluh darah. Menurut Jasin
(1992), sistem sirkulasi pada Columbia livia yang menjadi
sentral adalah cor, yang terletak ditengah-tengah,
berbentuk kerucut, dilapisi oleh lapisan pericardium.
Terbagi atas 4 ruang: atrium sinistrum dan atrium dextrum,
yang dipisahkan oleh septum atrium, ventriculum sinistrum, dan
ventriculum dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum.
Pada aves tidak terdapat lagi sinus venosus.
Sistem ekskresi pada Columbia livia terdiri atas ginjal
(ren), ureter, dan uretra. Menurut Jasin (1992), sistem
ekskresi pada aves berupa ren yang relatif besar,
berwarna merah coklat, tertutup oleh peritoneum. Tiap-
tiap ren terbagi atas empat lobi. Dari datatarn ren
sebelah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke
caudal dan berakhir pada kloaka. Darah yang berasal dari
arteri renalis akan disaring secara filtrates. Zat zat yang
tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan
dibuang dalam proses filtrasi ini.
Sistem reproduksi pada Columbia livia terdapat sepasang
testis karena merpati yang diamati merupakan merpati
jantan. Menurut Jasin (1992), pada sistem
reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang
bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari
ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan
lebih kecil dari pada yang kiri.
e. Otak
Bagian-bagian penyusun otak, antara lain
1) Bulus olfactorius
2) Hemispherium cerebri, yang terdiri atas dua buah.
3) Lobus opticus.
4) Medulla oblongata.
5) Epiphysus
6) Chrosma nervi optici
7) Norvus optici
8) Chiasma nervi optici. Menurut Jasin (1984), chiasma nervi
optici, yaitu suatu persilangan pada diencephalon yang
dibentuk oleh persilangan nervus optici dari kanan
kiri.
9) Hypophysis, melekat pada ujung infudibulum, merupakan
korrdiantor dari kelenjar-kelenjar endocrine lainnya.
Menurut Jasin (1992), enchephalon terdapat tiga
bagian yang pokok, yakni:
1) Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas:
telencephalon (bagian termuka) dan dienchephalon
(bagian belakangnya).
2) Mesencephalon (bagian tengah).
3) Rhombencephalon, terbagi atas: metencephalon (bagian
atas) dan myencephalon (bagian bawah)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Kelas Aves dengan objek pengamatan
Merpati (Columba livia), didapatkan beberapa kesimpulan,
diantaranya:
1. Tubuh Columbia livia terdiri atas 4 bagian, yaitu caput,
cervix, truncus, dan cauda.
2. Tubuh burung memiliki penutup tubuh berupa kulit
yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang berbeda bentuk
dan ukurannya pada tiap-tiap bagiannya.
3. Burung merpati memiliki paruh yang disesuaikan
dengan makanannya berupa bijian-bijian. Peruh
terdiri atas maksila atau paruh bagian atas dan
mandibula atau paruh bagian bawah.
4. Lubang telinga (membran nicitans) berbulu dan terdapat
penutup dari bulu.
5. Kaki: mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk,
jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang
dan 1 kedepan.
6. Sistem pencernaan pada Columbia livia yaitu esophagus,
ingluvies, ventriculus, pancreas, intestinum, rectum, dan berakhir
pada kloaka.
7. Sistem pernapasan Columbia livia, yaitu cavum oris,
trachea, dan pulmo.
8. Sistem sirkulasi pada Columbia livia terdiri atas cor,
dan pembuluh darah.
9. Sistem ekskresi pada Columbia livia terdiri atas ren,
ureter, dan uretra.
10. Sistem reproduksi pada Columbia livia jantan terdapat
sepasang testis.
11. Enchephalon terdapat tiga bagian yang pokok, yakni:
prosencephalon (bagian muka), mesencephalon (bagian
tengah) dan rhombencephalon.
5.2 Saran
Pada pengamatan anatomi internal dari Columba livia
akan lebih baik jika diamati pula organ-organ yang
berperan dalam berbagai sistem secara terinci, supaya
praktikan benar-benar dapat memahaminya. Para praktikan
juga diharapkan menguasai teknik cara menseksi atau
membedah hewan amatan secara benar agar tidak merusak
organ-organ vital yang terdapat di dalam tubuh
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lisa A. Urry, MichaelL. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky,dan Robert B. Jackson. 2012. Biologi Edisi KedelapanJilid 2. Erlangga: Jakarta.
Ferry, Dw Restu Suhendra. 2013. Makalah Praktikum StrukturHewan. http: //ferry dwirestuhendra.blogspot.com/2013/07 /makalah- praktikum-stuktur-hewan. html, Diakses Jumat, 23 Mei 2014 ,Pukul 22.30 WIB.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata danVertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata untuk PerguruanTinggi. Sinar Wijaya: Surabaya.
Marine. 2010. Struktur Hewan Aves. Website:http://marinebiologi.blogspot.com/2010/04/praktikum-struktur-hewan-aves.html(27122011), Diakses Jumat, 23 Mei 2014 ,Pukul 22.30 WIB.
Mayapaku. 2013. Laporan Praktikum Biologi Vertebrata. Website:http://maya kapu. blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-biologi-vertebrata_ 21. html, DiaksesJumat, 23 Mei 2014 , Pukul 22.30 WIB.
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Universitas NegeriYogyakarta: Yogyakarta.
Lampiran
Gambar 1. Morfologi Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)
Gambar 2. Bulu Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)
Gambar 3. Cavum oris Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)
Gambar 4. Anatomi Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)