Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA KELAS AVES Dosen Pembmbing: AWALUL FATHIQIN, M.Si. Oleh: AYU PUJIASTUTI NIM: 12222017 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
48

LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Jan 27, 2023

Download

Documents

Ayu PujiAyu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

LAPORAN PRAKTIKUM

ZOOLOGI VERTEBRATA

KELAS AVES

Dosen Pembmbing:

AWALUL FATHIQIN, M.Si.

Oleh:

AYU PUJIASTUTI

NIM: 12222017

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena

dapat dilihat dimana-mana; aktif pada siang hari dan

dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutuo tubuh.

Dengan bulu itu tumbuh dapat mengetur suhu dan terbang.

Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua

habitat. Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya

tarik mata dan telinga manusia. Banyak diantaranya

mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian

merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa

diantaranya diternakkan (Jasin, 1984).

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang

belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap.

Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal

sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu

bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil

hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang.

Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies

burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di

antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas aves

(Mayakapu, 2013).

Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa

sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan

perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-

bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar,

ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga

bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan

memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara

dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan

karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun

tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh

membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-

otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang,

digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk (Campbell

dll, 2012).

Anatomi eksternal maupun anatomi internal dari aves

lebih maju jika dibandingkan dengan kelas reptilia.

Oleh kearena itu perlu dilakukan pengamatan secara

langsung menggunakan Burung Columba livia sebagai objek

pengamatan supaya praktikan lebih memahami tentang

struktur dan anatomi aves.

1.2 Tujuan

Melalui pengamatan secara morfologi dan pemebedahan

untuk pengamatan secara anatomi pada aves, mahasiswa

diharapkan mampu:

1. Menentukan bagian kepala, leher, badan, dan ekor

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

2. Menunjukkan organ-organ pada daerah kepala yang

meliputi rostrum, nares eksternal, cera dan mata.

3. Menunjukkan daerah pada badan yaitu ekstrimitas anterior,

posterior dan bulu (remiges dan retrikes) pada daerah

punggung, dada, dan perut.

4. Menunjukkan organ pada daerah ekor yaitu bulu

(retrikes) dan kelenjar minyak.

5. Menjelaskan setiap bagian penyusun organ pada daerah

kepala, leher badan dan ekor (menegenai warna,

bentuk, jumlah dan topografi)

6. Meletakkan identifikasi berdasarkan ciri-ciri

morfologi.

7. Menggambar sistem sirkulasi, respirasi, digesti

koordinasi, ekskresi, dan reproduksi, sesuai dengan

topografi di dalalm tubuh aves.

8. Mendefinisikan sistem sirkulasi, respirasi, digesti,

koordinasi, ekskresi, dan reproduksi berdasarkan

bentuk, warna, topografi di dalam tubuh.

9. Menjelaskan fungsi dari penyusun sistem sirkulasi,

repirasi, digesti, koordinasi, eksresi, dan

reproduksi.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aves

Kata aves berasal dari kata Latin dipakai sebagai

nama kelas, sedang Ornis dari kata Yunani dipakai dalam

“Ornithology” berarti ilmu-ilmu yang mempelajari burung-

burung (Jasin, 1984).

Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena

dapat dilihat dimana-mana, aktif di siang hari dan

memiliki bagian yang unik yaitu bulu indah untuk

menutupi tubuh. Aves berasal dari kata dalam bahasa

Latin, yaitu avis yang berarti burung. Kekhasan dari

Kelas Aves yaitu adanya bulu yang menutupi tubuh.

Terdiri atas >9600 spesies yang kosmopolitan di

seluruh permukaan bumi. Jumlah ini melampaui jumlah

Vertebrata lainnya, kecuali Chondrichthyes dan

Osteichthyes (Jasin, 1992).

Aves (burung) adalah vertebrata yang terakhir

mendiami bumi. Diperkirakan 8700 spesies yang hidup

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

tersebar di seluruh dunia dari Arktik (Kutub Utara)

hingga Antartika (Kutub Selatan), baik di lautan maupun

di daratan, bahkan di kepulauan yang paling terpencil

sekalipun banyak yang memiliki avifauna sendiri (Sukiya,

2001).

2.2 Karakteristik Aves

Banyak ciri burung merupakan adaptasi yang

memfasilitasi kemampuan terbang, termasuk modifikasi

peringan-tubuh yang menjadikan terbang lebih efisien.

Misalnya, burung tidak memiliki kandung kemih dan

betina dari kebanyakan spesies burung hanya memiliki

satu ovarium. Gonad betina maupun jantan biasanya

berukuran kecil, kecuali pada saat musim kawin, saat

ukuran gonad membesar. Burung yang masih ada juga tidak

memiliki gigi, adaptasi yang memangkas bobot kepala

(Campbell dll, 2012).

Menurut Jasin (1996) kelas aves memiliki ciri-ciri

khusus yaitu :

a. Tubuh terbungkus oleh bulu.

b. Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher)

yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda

(ekor).

c. Mempunyai dua pasang ekstremitas, anggota depan

(anterior) mengalami modifikasi menjadi sayap (ala)

yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh ketika

tidak terbang, sedangkan sepasang anggota posterior

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

(depan) disesuaikan untuk hinggap dan berenang,

masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar tebungkus

oleh kulit yang menanduk dan bersisik.

d. Mulut mempunyai rostrum (paruh).

e. Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral

pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu.

f. Sekeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya

sempurna. Pada mulut terdapat bagian yang

berproyeksi sebagai paruh atau sudu yang terbungkus

oleh lapisan zat tanduk. Pada burung tempurung

kepala memiliki sepasang condylus occipitalis, lehernya

sangat fleksibel.

g. Cor (Jantung) terdiri dari 4 ruang yakni dua auricular

dan 2 ventricula, hanya arcus anterioeus kanan yang masih

ada, erytrocitnya berinti, berbentuk oval, dan conveks.

h. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak

yang menempel pada Costae dan berhubungan dengan

kantung udara (saccus pnematicus) yang meluas pada

alat-alat dalam, memiliki kotak suara atau syrinx

pada dasar tracea.

i. Tidak memiliki vesica urinaria. Zat-zat eksresi

setengah padat. Pada hewan betina biasanya hanya

memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri.

j. Telah memiliki 12 nervi cranualis.    

k. Suhu tubuh tetap (homoiothermis)

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

l. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Telur memiliki yolk

besar terbungkus oleh cangkang yang keras, untuk

menetas diperlukan pengeraman.

Terbang memebutuhkan banyak sekali energi dari

metabolisme yang aktif. Burung bersifat endotermik,

mereka menggunakan panas metaboliknya sendiri untuk

mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan konstan. Bulu

dan lapisan lemak pada beberapa spesies meneyediakan

insulasi yang menyebabkan burung mampu mempertahankan

panas tubuh. Paru-parunya memiliki saluran-saluran

kecil yang mengarah ke dan dari kantong udara elastis

yang meningkatkan aliran udara dan pengambilan

oksigen. Sistem pernapasan yang efisien ini dan sistem

sirkulasi dengan jantung yang beruang empat menjaga

jaringan-jaringan agar tetap disuplai oleh oksigen dan

nutrient yang cukup, sehingga mendukung metabolisme

dengan laju yang tinggi (Campbell dll, 2012).

Terbang juga membutuhkan penglihatan yang tajam dan

kontrol otot yang halus. Burung memiliki penglihatan

yang tajam. Area visual dan motorik otak berkembang dengan

baik, dan otak lebih besar secara proporsional

dibandingkan dengan amfibia dan reptile non burung

(Campbell dll, 2012).

Burung biasanya menunjukkan perilaku yang sangat

kompleks, terutama selama musim kawin, ketika mereka

terlibat dalam ritual percumbuan yang rumit. Karena

telur-telur memiliki cangkang saat dikeluarkan, fertilisasi

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

harus berlangsung secara internal. Kopulasi biasanya

melibatkan kontak antar ventilasi pasangan, bukaan kloaka

dari pasangan yang kawin. Setelah telur dikeluarkan,

embrio burung harus dijaga agar tetap hangat dengan

dierami oleh induk betina, induk jantan, atau keduanya,

bergantung pada spesiesnya (Campbell dll, 2012).

2.3 Penutup Tubuh

Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak

melekat pada otot daging. Dari kulit akan muncul bulu,

yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi

bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh

sangat resisten. Pertumbuhan serupa sisik pada

reptilian. Pada mulanya bulu sebagai papil dermis yang

selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup

bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga

terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada

kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu

menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang

epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral

kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan

mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat

makanan dan proses pengeringan pada perkembangan

selanjutnya (Jasin, 1984).

Menurut Jasin (1984), berdasarkan susunan anatomis

bulu dibagi menjadi:

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

a. Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di

seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan

halus.

b. Plumulae, berbentuk berbentuk hampir sama dengan

filoplumae dengan perbedaan detail.

c. Plumae, Bulu yang sempurna.

Menurut Jasin (1984), susunan plumae terdiri dari :

1)Shaff (tangkai), yaitu poros utama bulu.

2)Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.

3)Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu

bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis

dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.

4)Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae

yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.

Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen

kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu

menahan barbula yang saling bersambungan.

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior,

sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus

superior. Bulu burung pada saat menetas disebut

neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut Jasin (1984), menurut letaknya, bulu aves

dibedakan menjadi:

a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.

b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor,

vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:

remiges primarie yang melekatnya secara digital pada

digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia dan

Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada

radial ulna.

d. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.

e. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari.

Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang

letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Bistle

adalah bulu perasa berupa shaff yang memanjang melebihi

bulu luar, ditemukan pada kepala

burung Caprimulgids dan burung penangkap serangga

flycatchers. Bristle yang menutupi lubang hidung terdapat

pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi

burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk

saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan

caprimulgids membantu mendeteksi posisi sarang, tempat

bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle

didukung oleh adanya getaran dan tekanan reseptor

didekat folikel bulu (Sukiya, 2001).

Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang

bermacam-macam, antara lain berbentuk persegi,

bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu

ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar,

berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung

runcing (Sukiya, 2001).

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan

difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau

oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang

menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid.

Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut

dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon

disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin

(animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin

terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka

macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin

yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan

(Sukiya, 2001).

Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar

memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan

warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak

dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur

bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna

biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna

ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua

spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung

tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa

turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap

dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2001).

Salah satu spesies burung pemakan pisang ini

adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur berwarna

merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60%

dari pigmen merah yang disebut astasantin (Sukiya, 2001).

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat

berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung

yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna

bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya.

Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah

hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam

seksual. Pengaturan hormon esterogen banyak berperan

pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal

pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina

kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan

pengaturan testosteron.

Menurut Sukiya (2001), bulu burung dapat dinamai

sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:

a. Capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas,

samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae

berikutnya.

b. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke

punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau

terpisah ditengah.

c. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan

memanjang turun ke sisi ventral leher. Biasanya

bercabang menjadi dua bidang lateral melewati

sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus.

Bagian apterilae dada bawah dan perut beberapa burung,

kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan

daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu

pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

d. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar

seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada

sisi pundak.

e. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya

panjang dan kuat.

f. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada

sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan

bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap

disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut

aksillaria.

g. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan

luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.

h. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu

lainnya pada kaki.

2.4 Paruh

Paruh burung merupakan modifikasi dari rahang atas

dan rahang bawah. Paruh memberi banyak manfaat di

antaranya untuk mencari makan, pertahanan, membuat

sarang dan menjilati bulu. Hal ini tergantung dari

spesies dan kebiasaan hidupnya. Kerangka bertulang

paruh atas dan bawah adalah lapisan bertanduk seperti

ramfoteca. Secara embriologis lapisan setiap rahang

berasal dari beberapa plat terpisah kemudian bersambung

(Sukiya, 2001).

Pada bagian mulut terdapat bagian yang terproyeksi 

sebagai paruh (Rostrum) yang terbentuk oleh maxila pada

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

ruang bagian atas  dan mandibula  pada ruang bagian

bawah. Pada bagian luar dari rostrum dilapisi oleh

pembungkus zat tanduk dan pada kelompok  burung

Neornithes tidak bergigi. Tubuhnya dibungkus oleh

kulit, pada kulit terdapat bulu yang merupakan hasil

derivat epidermis menjadi bentuk yang ringan, fleksibel,

dan sebagai sebagai pembungkus tubuh yang sangat

resisten (Jasin, 1992).

2.5 Alat Gerak (Appendages)

Kaki burung menggambarkan kebiasaan spesies. Burung

Passerine dan pearching biasanya ada 3 jari kaki di

depan dan hallux mengarah ke belakang. Jari kaki burung

pelatuk jari ke 4 terbalik ke depan sehingga ada 2 jari

ke depan dan 2 jari kebelakang, ini disebut zigodaktilus.

Beberapa burung layang-layang memiliki kaki

palmprodaktilus yaitu keempat jari kaki ke arah depan,

untuk membantu saat hinggap pada permukaan vertikal.

Kelompok burung lain, seperti kingfisher, sebagian dari

jari luar dan tengah bersatu, kondisi ini disebut

sindaktilus.

Burung yang menggunakan kakinya untuk berenang

biasanya jari-jarinya bersatu, setidaknya berupa

perluasan jaringan sehingga jari bercuping, untuk

memperluas permukaan kaki. Burung pelikan, 4 jarinya

disatukan oleh jaringan selaput hingga ujung kari,

disebut kaki palmate. Kaki pada burung heron memiliki 3

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

jari kaki yang disatukan dan hanya sebagian jaringan

selaput ini memanjang ke ujung-ujung jari, disebut

semilalate. Anggota familia burung belibis sisi-sisi jari

kakinya memilki lingkaran pinggir disebut kaki

pectinated.

2.6 Sistem Musculus

Otot daging extrimitas berkembang menjadi besar,

berhubung aktivitas gerak yang cepat. Gerak sayap pada

waktu terbang dilakukan oleh musculus pectoralis yang

terdapat pada dada, berupa otot daging putih. Dibedakan

atas: musculus pectoralis mayor yang terletak di sebelah

luar, dan muscullus pectoralis minor yang terletak sebelah

dalam. Kedua ujung otot dada terikat di carina atau sterni,

sedang ujung lain terikat pada kepala humerus dari

sayap di sebelah ventro lateral (Jasin, 1992).

Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang

adalah sayap dan bulunya. Bulu terbuat dari protein β-

keratin, yang juga ditemukan pada sisik reptil-reptil

lain. Bentuk dan susunan bulu membentuk sayap menjadi

airfoil—permukaan yang menghasilkan gaya angkat di udara,

dan mereka mengilustrasikan beberapa prinsip yang sama

dengan aerodinamika sayap pesawat terbang. Daya untuk

mengepakkan sayap berasal dari kontraksi otot-otot

pectoral (dada) yang besar dan tertambat pada sebuah taju

di sternum (tulang lunas dada). Beberapa jenis burung,

misalnya elang dan rajawali, memiliki sayap yang

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

teradaptasi untuk melayang seiring aliran udara dan

hanya perlu mengepakkan sayap sesekali. Burung yang

lain, termasuk kolobri, haris terus menerus mengepakkan

sayapnya agar mengambang di udara. Salah satu burung

tercepat adalah wallet, yang dapat terbang hingga

kecepatam 170 km/jam (Campbell dll, 2012).

Otot daging dari femur (extrimitas posterior) pada

prinsipnya untuk lari dan menangkap. Otot pada kaki

bawah pada telapak kaki adalah sedikit, sebagai

penyesuaian menghindari banyaknya panas yang hilang

pada bagian yang tidak berbulu. Gerak dari jari kaki

dilakukan oleh tendon otot daging yang bersambung

dengan otot sebelah atasnya (Jasin, 1992).

2.7 Sistem Pernafasan

Alat respirasi terdiri atas nostril yang terletak pada

paruh, cavum nasalis, cavum oris, larynx yang tersusun atas

tulang rawan, terhubungkan denga cavum oris oleh rima

glottis. Bagian daripada larynx yang bercelah disebut glottis

(Jasin, 1992).

Sistem pernafasan burung sangat efisien sehingga

lebih rumit daripada vertebrata lain. Larynx burung

bukan merupakan organ penghasil suara, tetapi untuk

memodulasi nada-nada yang dihasilkan dalan sirink yang

terletak di ujung bawah trachea. Larink membagi menjadi

dua membentuk cabang tenggorokan (bronkhus) kanan dan

kiri (Sukiya, 2001).

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Pulmo mengembang karena otot-otot daging di antara

costae dan sternum. Tulang sternum turun ke bawah dan

tulang costae membengkok ke samping, maka rongga dada

membesar, sehingga masuklah udara dalam paru-paru.

Dengan demikian paru-paru mengembang menjadi besar.

Sebaliknya jika sternum naik ke atas dan tulang costae

melipat ke dalam, maka rongga dada menyempit, maka

udara dalam paru-paru terlepas keluar. Pada waktu

paru-paru membesar itulah terjadi pengambilan oksigen

dan pelepasan karbon dioksida pada dinding kapiler di

alviola paru-paru (Jasin, 1992).

Gambar 1. Proses inspirasi dan ekspirasi dari burung(Sumber: Mayakapu, 2013)

2.8 Sistem Pencernaan

Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di

dalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus

oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah

pharynx yang pendek, kemudian œsophagus yang panjang

dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut

crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara

dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering

disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung

(asam) sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan

sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil

yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh

karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu

kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak

dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan

oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian

akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir

adalah anus. Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai

sebagai caecum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah

dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang

masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui,

hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar

sebagai salah satu kelenjar pencernaan relatif besar,

bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa

aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada

burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ pancreaticus

biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan

sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan,

terjadi adaptasi paruh (Jasin, 1992).

2.9 Sistem Sirkulasi

Ada pemisahan sempurna antara pembuluh darah vena

dan arteri. Jantung memiliki 4 ruang. Sistem aorta

meninggalkna bilik kiri dan membawa darah ke kepala dan

seluruh tubuh melalui arkus aortikus kanan ke empat.

Variasi jumlah terjadi pada arteri karotis, walaupun umumnya

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

burung mempunyai 2 karotisnya menyatu membentuk saluran

tunggal, sedangkan pada golongan lain mungkin ukurannya

mengecil sebelum menyatu dan pada burung Passerine hanya

karotis memiliki serambi kiri saja mamalia (Sukiya,

2001).

Ada dua pembuluh prekaval fungsional dan postkaval

lengkap. Prekaval terbentuk oleh penyatuan pembuluh

darah dari kerongkongan dan bagian tulang selangka

(subklavia) pada tiap sisi. Postkaval menerima darah dari

angggota badan melalui saluran gerbang ginjal (portal

renalis), yang lewat melalui ginjal tetapi tidak terpecah

menjadi kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat

disamakan dengan portal renalis dari vertebrata lebih

rendah. Eritrosit burung lebih besar daripada eritrosit

mamalia (Sukiya, 2001).

2.10 Sistem Eksresi

Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna

merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial).

Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren

adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda

dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri

renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak

berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang

dalam proses filtrasi ini (Jasin,1992).

2.11 Sistem Saraf

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Enchephalon secara relatif lebih besar dibandingkan

reptilia. Menurut Jasin (1992), dibagi atas tiga bagian

yang pokok, yakni:

a. Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas: Telencephalon

(bagian termuka) dan Dienchephalon (bagian

belakangnya).

b. Mesencephalon (bagian tengah).

c. Rhombencephalon, terbagi atas: Metencephalon (bagian

atas) dan Myencephalon (bagian bawah).

2.12 Organ Sensoris

Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada

lidah dan atap rongga mulut. Indra ini memungkinkan

aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini

dibantu oleh reseptor tekanan pada paruh dan lidah.

Organon visus relatif besar dan tajam dalam kemampuan

observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi

atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam

dari luar akan menresonansi membrana tympani yang

selanjutnya akan di teruskan oleh columella auris yang

terletak dalam rongga telinga tengah. Rongga ini

dihubungkan oleh ductus eustachius ke pharynx. Dari columella

auris getaran diteruskan ke cochlea (rumah siput) melalui

jendela jorong. Dari rumah siput ini getaran diteruskan

ke otak untuk diartikan (Jasin, 1992).

2.12 Burung Merpati

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Merpati Karang (Columba livia) adalah anggota dari

familia burung Columbidae. Merpati Domestik adalah

spesies ini, dan merpati domestik yang bebas dianggap

sebagai merpati liar. Dalam pemakaian umum, burung ini

sering secara singkat dinggap seperti "merpati".

Spesies ini juga dikenal sebagai Dara Karang, yang

merupakan nama resmi yang digunakan British Ornithologists'

Union dan American Ornithologists' Union hingga tahun 2004

ketika mereka mengubah daftar resmi burung menjadi

Merpati Karang (Marine, 2010).

Klasifikasi ilmiah:

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

Kelas               : Aves

Ordo                : Columbiformes

Famili              : Columbidae

Genus              : Columba

Spesies            : Columba livia

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Praktikum kelas Reptile dilakukan pada Rabu, 21 Mei

2014, Pukul 13.30 sampai dengan 15.30 WIB. Praktikum

ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Institut Agama

Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat Praktikum

1. Seperangkat alat bedah

2. Kapas

3. Loupe

4. Sterofoam

5. Jarum pentul

6. Lap atau Tissue

b.Bahan Praktikum

1. Burung merpati (Columba livia)

3.3 Cara Kerja

1. Siapkan merpati (Columba livia) dan alat-alat yang akan

digunakan.

2. Sembelihlah merpati tersebut dengan menggunakan

pisau yang tajam.

3. Letakkan di atas sterofoam dan amati morfologi setiap

bagian-bagian tubuhnya, jika perlu gunakan Loupe.

4. Cabutlah sehelai bulu burung pada daerah kepala,

punggungm dada, perut, dan ekor kemudian amati.

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Gambarlah bagian-bagiannya kemudian tentukan tipe

bulunya.

5. Amatilah bagian-bagian pada daerah kepala, badan,

dan ekor.

6. Melalui pengulitan dan pembedahan deskripsikan

tentang topografinya.

7. Tentukan organ-organ viscera yang meliputi sistem

sirkulasi, digesti, respirasi, ekskresi, dan

reproduksi.

8. Deskripsikan organ-organ tersebut berdasarkan warna,

bentuk, dan topografinya.

9. Lakukan pengamatan terhadap sistem saraf pusat

dengan cara membersihkan jaringan yang menutup

tulang tengkorak hingga tulang tersebut kelihatan;

kemudian belahlah tulang tersebut pada garias median

tanpa merusak otak.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari pengamatan Burung Merpati (Columba livia) yang

telah dilakukan didapatkan hasil data berupa gambar –

gambar beserta keterangan-keterangannya, antara lain

sebagai berikut.

a. Pengamatan Morfologi Burung Merpati (Columba livia)

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Keterangan:

1. Caput

2. Nares external

3. Rostrum

4. Membran nicitans

5. Porus acusticus externus

8. Femur

9. Crus

10. Pes

11. Digiti

12. Falcula

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

6. Cervix

7. Truncus

13. Cauda

14. Retrikes

b. Cavum Oris

Keterangan:

1. Maxilla

2. Nares anteriores

3. Fissure choanae auditive

4. Crista marginalis

5. Nares posteriors

6. Plica palatine

7. Mandibulla

8. Pharynx

9. Aditus Laryngis

10. Lingua

c. Bulu

1) Bulu Ekor

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

2) Bulu Punggung

3) Bulu Dada

4) Bulu Sayap

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Keterangan:

1. Quaill

2. After shaff

3. Shaff

4. Innervane

5. Barbae

6. Barbulae proximal

5) Bulu Kepala1. Barbae

2. Barbulae

3. Down

6) Bulu Leher1. Barbae

2. Barbulae

3. Down

7) Bulu Rambut

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

1. Barbae dan Barbulae

d. Anatomi Columba livia

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Keterangan:

1. Pharynx

2. Esophagus

3. Trakhea

4. Ingluvies

5. Cor

6. Provertculus

8. Hepar

9. Ventriculus

10. Testis

11. Intestinum

12. Pancreas

13. Ren

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

7. Pulmo 14. Cloaca

e. Otak

Keterangan:

1. Bulbus olfactorius

2. Hemispherium cerebri

3. Lobus opticus

4. Medulla oblongata

5. Epiphysus

6. Chrosma nervi optici

7. Norvus opticus

8. Chlasma nerva optici

9. Hipophysis

4.2 Pembahasan

Dari praktikum kelas aves dengan mengamati

Morfologi, Cavum Oris, bulu-bulu di beberapa bagian tubuh

burung, Anatomi dan otak dari merpati (Columba livia)

dapat diketahui bagian-bagiannya.

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

a. Pengamatan Morfologi

Pada pengamatan morfologi dari merpati diketahui

bahwa penutup tubuh merpati adalah kulit yang

bermodifikasi menjadi bulu-bulu. Anggota depannya

(extrimitas anterior) berubah menjadi sepasang sayap. Tubuh

aves terbagi menjadi 4 bagian, yaitu caput, cervix, truncus,

dan cauda.

Pada bagian caput Columba livia  ini terdapat rostrum,

nares eksternal, dan porus acusticus externus. Memiliki paruh yang

tidak bergigi yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula

yang bertipe pemakan biji-bijian, karena paruh pendek

bentuk conus, bagian basal (depan) paruh besar meruncing

ke arah ujung. Selain itu juga terdapat nares (lubang

hidung), cera, organon visus, dan porus acusticus externus. Nares

terdapat pada bagian lateral rostrum bagian atas. Cera

merupakan tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum

bagian atas. Organon visus dikelilingi oleh kulit yang

berwarna kuning kemerah-merahan, selain itu terdiri

dari pupil dan membrane nicytan yang terdapat pada sudut

medial mata. Porus acusticus externus terletak disebelah

dorsal-caudal mata dan membrane tympani terdapat di sebelah

dalamnya berguna untuk menangkap getaran suara.

Mulut berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi zat

tanduk, pada bagian atas mandibula terdapat dua lubang

hidung, mata berukuran besar berukuran lateral, masing-

masing dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah,

dibawahnya terdapat membran nikitan yang bebas digerakan

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

menutupi mata. Di belakang mata agak ke bawah terdapat

lubang telinga, yang tersembunyi di balik bulu

Aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang

yang fleksibel yang memisahkan antara kepala dan badan

serta bentuk tubuh terbentuk melengkung. Bagian cervix

merupakan perpanjangan caput sampai ke bagian truncus.

Truncus sebagian besar ditutupi oleh bulu. Truncus

merupakan bagian tubuh sebagai tempat berbagai sistem

metabolisme tubuh. Alat gerak bagian depan berupa

sepasang sayap dan belakang berupa sepasang kaki. Dua

anggota tubuh bagian depan berupa sayap, melekat agak

tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap

terlipat seperti hurup Z pada saat istirahat, dan

membuka jika digunakan untuk terbang. Kakinya merupakan

kaki petengger, memiliki 4 digiti. dengan tipe passerine

yaitu 1 kaki kebelakang dan 3 kaki ke depan. Tipe

sisiknya scutelata, sisik bagian depan saling menutupi

teratur dan berwarna kemerahan.

Menurut Jasin (1984), pada setiap kaki bagian bawah

terdiri dari sedikit otot dengan tendon dan di tutupi

kulit bersisik, dan dilengkapi empat jari yang di

bagian ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang

pendek terdapat sejumlah bulu yang panjang.

Pada bagian cauda (ekor) hanya terdiri dari bulu-

bulu yang di bawahnya terdapat retrikes dan kloaka. Ekor

ini akan menguncup saat keadaan tidak terbang. Dan

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

mengembang saat terbang karena berfungsi sebagai

kemudi.

Gambar 2. Morfologi Columba livia(Sumber: Ferry, 2013)

b. Cavum Oris

Maxilla, tanpa gigi, nares anteriores, nares posteriores

menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung, fissure

choannae secundaria, ostium pharyngeum tuba auditivae mustachio

(tunggal dan letaknya di medial), pada paltum terdapat

lipatan- lipatan yang disebut crista marginalis dan plica

palatini.

Mandibula: aditus laryngis, lingua (sempit, panjang,

mempunyai lapisan tanduk). Terdapat pharynx yang

terletak diantara maxilla dan mandibulla.

c. Bulu Burung merpati

Terdapat tiga macam bulu pada burung merpati. Jenis

bulu Plumae terdapat pada bagian bulu ekor, bulu sayap,

bulu dada, bulu punggung kepala dan leher. Warna dari

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

bulu-bulu tersebut adalah perpaduan antara warna, putih

dan cokelat muda. Pada jenis bulu Plumulae ditemukan di

bagian dada. Untuk bulu rambut tersebar diseluruh

bagian tubuh burung, dan letaknya tersembunyi. Yang

membedakan bulu dari tia bagian adalah simetri dan

ukurannya. Pada bulu ekor ukurannya paling besar dan

simetri bilateral. Kemudian pada bulu sayap besar namun

tidak simetri karena melengkung ke atas lalu ke bawah.

Pada bulu punggung dan dada memiliki ukuran yang tidak

terlalu besar atau kecil (sedang). Bulu kepala dan

leher memiliki ukuran paling kecil dan hampir

menyerupai tipe bulu plumulae.

Pada jenis bulu plumae terdapat bagian-bagian yang

menyusun bulu, yaitu:

1) Calamus (quill); tangkai bulu

2) Rachis (shaft); lanjutan calamus, menjadi sumbu dari

vexillum, didalamnya tak berongga

3) After shaff, terletak diantara shaff dan Quill.

4) Barbae, ialah suatu cabang kearah lateral dari rachis.

5) Vexillum (vane), terbentuk oleh barbae.

6) Barbulae distal, menuju kearah distal (ujung bulu).

7) Burbulae proximal, menuju arah proximal (ke arah pangkal

bulu).

Plumulae terdiri atas calamus (pendek), rachis (agak

mereduksi), barbae panjang (fleksible) dan barbae pendek.

Menurut Marine (2010), pada jenis bulu plumulae biasanya

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

terdapat pada burung yang masih muda, kadang-kadang

juga terdapat pada burung yang sedang mengerami

telurnya.

Filoplumae (Hair-feathers) terdapat sehelai rambut yang

ujungnya bercabang-cabang pendek halus sebagai barbae.

Bulu rambut ini hampir ditemukan di seluruh tubuh, dan

tertutupi oleh bulu Plumae.

d. Anatomi Columba livia

Setelah diamati morfologinya, burung di bedah

menggunakan pisau bedah, setelah itu diketahui organ-

organ yang berperan dalam beberapa sistem tubuh

merpati. Organ-organ tersebut antara lain:

1) Pharynx yang pendek

2) Esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies

(tembolok)

3) Trachea, berupa pipa.

4) Ingluvies (tembolok) merupakan pelebaran esophagus

untuk reservoir makanan yang dapat diisi dengan cepat.

Tembolok pada burung pemakan biji- bijian berupa

tonjolan dari esophagus di sebelah ventral. Pada

burung carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus yang

meliputi daerah yang agak panjang.

5) Proventriculus, juga disebut lambung kelenjar,

berdinding tipis, pada burung pemakan biji; batas

dengan ventriculus tampak jelas dari luar.

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

6) Cor, ukuran relatif besar jika dibandingkan dengan

ukuran burung, terletak di tengah-tengah dekat

dengan provertculus, berbentuk kerucut, dibungkus oleh

pericardium.

7) Hepar, berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2

lobi (dexter dan sinister).

8) Pulmo, sepasang hanya dapat mengembang sedikit,

melekat pada dinding dorsal thorax, dibungkus oleh selaput

yang disebut pleura.

9) Ventriculus (lambung pengunyah), dinding berotot

tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan secret; bagian

ini menjadi lembaran-lembaran keranitoid.

10) Intestinum tenue. Menurut Ferry (2013), intestinum tenue

dimulai dengan duodenum, yang berbentuk huruf U,

dengan bagian-bagiannya: pars descendens (turun) dan

pars ascendens (bagian yang naik).

11) Intestinum crassum: berupa rectum.

12) Testis, sepasang oval, terletak di ventral lobus renis

yang paling cranial.

13) Pancreas, terletak antara pars ascendens dan pars

descendens duodeni, biasanya memiliki 3 saluran yang

bermuara pada pars ascendens duodenum.

14) Cloaca, terletak di bagian paling bawah sebagian

saluran pembuangan setelah dari rectum.

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Gambar 3. Anatomi Columba livia(Sumber: Ferry, 2013)

Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba livia)

terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaaan. Sistem pencernaan pada Columbia livia yaitu

esophagus, ingluvies, ventriculus, pancreas, intestinum, rectum, dan

berakhir pada kloaka. Menurut Hickman (2003) dalam Ferry

(2013), pada sistem digestivum, tractus digestivirus terdiri

dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing

yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk sebagai

lanjutannya adalah faring yang pendek. Kemudian

oesophagus yang panjang dan pada beberapa burung terjadi

perluasan yang disebut ”crop”, sebagai tempat

penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan dari

crop masuk dalam yang dapat dibedakan atas proventriculus

dan ventriculus yang disebut ”gizard”, proventriculus

menghasilkan cairan lambung, sedang ventriculus berdinding

tebal berlapis jaringan epitel keras sebelah dalam yang

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat

kerikil yang berfungsi membantu penggilingan bahan

makanan. Pada beberapa aves, memiliki vesica fellea sebagai

penampung billus.

Sistem pernapasan pada Columbia livia terdiri atas cavum

oris, trachea, dan pulmo. Menurut Jasin (1992), alat

respirasi terdiri atas nostril yang terletak pada paruh,

cavum nasalis, cavum oris, larynx yang tersusun atas tulang

rawan, terhubungkan denga cavum oris oleh rima glottis.

Bagian daripada larynx yang bercelah disebut glottis. Dari

larynx saluran bersambung dengan trachea sebagai pipa

tersusun atas selang-gelang tulang rawan dan bercabang

menjadi bronchium dextrum, dan bronchium sinistrum. Tempat

percabangan disebut bifurcatio. Pada bagian caudal,

terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal

ke caudal yang disebut pessulus. Bagian ini menyokong

suatu lipatan yang berasal dari selaput lendir dan

lipatan ini disebut membrane semilunaris.

Sistem sirkulasi pada Columbia livia terdiri atas

jantung (cor), dan pembuluh darah. Menurut Jasin

(1992), sistem sirkulasi pada Columbia livia yang menjadi

sentral adalah cor, yang terletak ditengah-tengah,

berbentuk kerucut, dilapisi oleh lapisan pericardium.

Terbagi atas 4 ruang: atrium sinistrum dan atrium dextrum,

yang dipisahkan oleh septum atrium, ventriculum sinistrum, dan

ventriculum dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum.

Pada aves tidak terdapat lagi sinus venosus.

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Sistem ekskresi pada Columbia livia terdiri atas ginjal

(ren), ureter, dan uretra. Menurut Jasin (1992), sistem

ekskresi pada aves berupa ren yang relatif besar,

berwarna merah coklat, tertutup oleh peritoneum. Tiap-

tiap ren terbagi atas empat lobi. Dari datatarn ren

sebelah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke

caudal dan berakhir pada kloaka. Darah yang berasal dari

arteri renalis akan disaring secara filtrates. Zat zat yang

tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan

dibuang dalam proses filtrasi ini.

Sistem reproduksi pada Columbia livia terdapat sepasang

testis karena merpati yang diamati merupakan merpati

jantan. Menurut Jasin (1992), pada sistem

reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang

bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari

ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan

lebih kecil dari pada yang kiri.

e. Otak

Bagian-bagian penyusun otak, antara lain

1) Bulus olfactorius

2) Hemispherium cerebri, yang terdiri atas dua buah.

3) Lobus opticus.

4) Medulla oblongata.

5) Epiphysus

6) Chrosma nervi optici

7) Norvus optici

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

8) Chiasma nervi optici. Menurut Jasin (1984), chiasma nervi

optici, yaitu suatu persilangan pada diencephalon yang

dibentuk oleh persilangan nervus optici dari kanan

kiri.

9) Hypophysis, melekat pada ujung infudibulum, merupakan

korrdiantor dari kelenjar-kelenjar endocrine lainnya.

Menurut Jasin (1992), enchephalon terdapat tiga

bagian yang pokok, yakni:

1) Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas:

telencephalon (bagian termuka) dan dienchephalon

(bagian belakangnya).

2) Mesencephalon (bagian tengah).

3) Rhombencephalon, terbagi atas: metencephalon (bagian

atas) dan myencephalon (bagian bawah)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum Kelas Aves dengan objek pengamatan

Merpati (Columba livia), didapatkan beberapa kesimpulan,

diantaranya:

1. Tubuh Columbia livia terdiri atas 4 bagian, yaitu caput,

cervix, truncus, dan cauda.

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

2. Tubuh burung memiliki penutup tubuh berupa kulit

yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang berbeda bentuk

dan ukurannya pada tiap-tiap bagiannya.

3. Burung merpati memiliki paruh yang disesuaikan

dengan makanannya berupa bijian-bijian. Peruh

terdiri atas maksila atau paruh bagian atas dan

mandibula atau paruh bagian bawah.

4. Lubang telinga (membran nicitans) berbulu dan terdapat

penutup dari bulu.

5. Kaki: mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk,

jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang

dan 1 kedepan.

6. Sistem pencernaan pada Columbia livia yaitu esophagus,

ingluvies, ventriculus, pancreas, intestinum, rectum, dan berakhir

pada kloaka.

7. Sistem pernapasan Columbia livia, yaitu cavum oris,

trachea, dan pulmo.

8. Sistem sirkulasi pada Columbia livia terdiri atas cor,

dan pembuluh darah.

9. Sistem ekskresi pada Columbia livia terdiri atas ren,

ureter, dan uretra.

10. Sistem reproduksi pada Columbia livia jantan terdapat

sepasang testis.

11. Enchephalon terdapat tiga bagian yang pokok, yakni:

prosencephalon (bagian muka), mesencephalon (bagian

tengah) dan rhombencephalon.

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

5.2 Saran

Pada pengamatan anatomi internal dari Columba livia

akan lebih baik jika diamati pula organ-organ yang

berperan dalam berbagai sistem secara terinci, supaya

praktikan benar-benar dapat memahaminya. Para praktikan

juga diharapkan menguasai teknik cara menseksi atau

membedah hewan amatan  secara benar agar tidak merusak

organ-organ vital yang terdapat di dalam tubuh

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lisa A. Urry, MichaelL. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky,dan Robert B. Jackson. 2012. Biologi Edisi KedelapanJilid 2. Erlangga: Jakarta.

Ferry, Dw Restu Suhendra. 2013. Makalah Praktikum StrukturHewan. http: //ferry dwirestuhendra.blogspot.com/2013/07 /makalah- praktikum-stuktur-hewan. html, Diakses Jumat, 23 Mei 2014 ,Pukul 22.30 WIB.

Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata danVertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata untuk PerguruanTinggi. Sinar Wijaya: Surabaya.

Marine. 2010. Struktur Hewan Aves. Website:http://marinebiologi.blogspot.com/2010/04/praktikum-struktur-hewan-aves.html(27122011), Diakses Jumat, 23 Mei 2014 ,Pukul 22.30 WIB.

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Mayapaku. 2013. Laporan Praktikum Biologi Vertebrata. Website:http://maya kapu. blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-biologi-vertebrata_ 21. html, DiaksesJumat, 23 Mei 2014 , Pukul 22.30 WIB.

Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Universitas NegeriYogyakarta: Yogyakarta.

Lampiran

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Gambar 1. Morfologi Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)

Gambar 2. Bulu Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Gambar 3. Cavum oris Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)

Gambar 4. Anatomi Columba livia(Sumber: Pujiastuti, 2014)

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM AVES