IV.HASIL PENGAMATANTabel 1. Hasil Pengamatan Anti Mikroba Bahan
Alami dan Buatan Kel.SampelDiameter zona bening
(mm)EfektivitasGambar
1.Amoxilin28,25 mmSensitif
Jahe18,50 mm
2.Amoxilin27,63 mmSensitif
Temu Mangga11,12 mm
3.Amoxilin11,50 mmIntermediet
Bawang Putih12,50 mm
4.Chloramphenicol17,70 mmSensitif
Biji Ketapang12,10 mm
5.Chloramphenicol30,50 mmSensitif
Temu Mangga19,50 mm
6.
Chloramphenicol20,00 mmSensitif
Bawang Putih29,70 mm
7.Amoxilin19,00 mmSensitif
Jahe13,50 mm
8.Amoxilin16,50 mmSensitif
Temu Mangga16,00 mm
9.Amoxilin23,75 mmSensitif
Bawang Putih24,25 mm
10.Chloramfenocol37,00 mmSensitif
Biji Ketapang15,50 mm
11.Chloramphenicol39,00 mmSensitif
Temu Mangga15,50 mmSensitif
(Sumber: Data Hasil Pengamatan TIP A 2014)
V.PEMBAHASANProduk pangan sangat rentan terhadap kerusakan
ataupun kontaminasi, terutama dari mikroorganisme patogen yang
berbahaya untuk tubuh. Salah satu untuk mencegah kerusakan dan
kontaminasi tersebut adalah dengan menambahkan bahan aditif berupa
zat antimikroba. Bahan pengawet makanan adalah bahan yang
ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau menghambat kerusakan
pada produk makanan itu, terutama kerusakan oleh mikroorganisme.
Penggunaan pengawet ini biasanya dilakukan produsen makanan yang
mudah rusak, dengan bahan pengawet diharapkan makanan atau produk
yang dihasilkan tetap terpelihara kesegarannya, dan juga mencegah
dari kerusakan makanan atau bahan makanan.Pengendalian
mikroorganisme salah satunya dapat dilakukan dengan menekan laju
pertumbuhan mikroorganisme itu sendiri. Pertumbuhan mikroorganisme
dalam suatu bahan pangan dapat ditekan dengan menggunakan zat-zat
atau senyawa-senyawa baik alami maupun penambahan senyawa yang
sifatnya kimiawi. Pengaturan laju pertumbuhan mikroorganisme
tersebut dapat dilakukan dengan zat antimikroba yaitu zat-zat yang
dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme
tersebut.Komponen antimikroba adalah suatu komponen yang bersifat
dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik
atau fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisidal
atau fungisidal). Bahan pangan yang memiliki komponen antimikroba
alamiah kebanyakan merupakan produk rempah-rempah. Kemampuan
senyawa antimikroba tersebut dalam menghambat atau membunuh
mikroorganisme berbeda-beda.Mekanisme cara kerja senyawa
antimikroba atau antibakteri adalah menghambat sintesis dinding
sel, menghambat keutuhan permebilitas dinding sel bakteri,
menghambat kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan
protein. Aktivitas senyawa anbakteri atau antimikroba dipengaruhi
oleh pH, suhu stabilitas senyawa tersebut, jumlah bakteri yang ada,
lamanya masa inkubasi, dan aktivitas metabolisme bakteri.
Perkembangan zat antimikroba pada saat ini adalah beredarnya zat
antimikroba secara luas, hal ini bertujuan sebagai bahan pengawet
pada produk pangan. Perkembangan zat antimikroba yang beredar luas
dipasaran adalah antimikroba bersifat sintetik, zat ini apabila
digunakan terus menerus akan berakibat burus pada kesehatan.
Antimikroba alami merupakan salah satu solusinya, antimikroba alami
dapat didapatkan dari berbagai jenis tanaman salahsatunya adalah
rempah-rempah. Antibiotik merupakan zat antimikroba yang bersifat
sintetik. Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau
diturunkan oleh organisme hidup termasuk struktur analognya yang
dibuat secara sintetik, dan apabila dalam kadar rendah mampu
menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih
mikroorganisme. Penggunaan antibiotik sebagai zat antibakteri
mempunyai efek negatif seperti timbulnya resistensi bakteri
terhadap aktivitas kerja obat. Kemampuan senyawa antimikroba untuk
menghambat aktivitas pertumbuhan mikroba dalam sistem pangan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya temperatur, pH
(keasaman), ketersediaan oksigen, dan interaksi atau
sinergi.Menurut Fardiaz (1992), menyatakan bahwa pemilihan bahan
antimikroba perlu memperhatikan :a) Sifat mikrosidal, yaitu dapat
membunuh jasad renikb) Sifat mikostatik, yaitu dapat menghambat
pertumbuhan jasad renikMekanisme penghambatan mikroorganisme oleh
senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain: (1) gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, (2)
peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan
kehilangan komponen penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (4)
destruksi atau kerusakan fungsi material genetik. Kemampuan senyawa
antimikroba untuk menghambat aktivitas pertumbuhan mikroba dalam
sistem pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, pH (keasaman), ketersediaan oksigen, dan
interaksi/sinergi. Antimikroba terbagi dalam 3 yaitu : Antimikroba
resisten yaitu zat yang tidak bisa sebagai antimikroba, Antimikroba
sensitif yaitu antimikroba yang bisa membunuh mikroba Antimikroba
intermediet yaitu zat yang bisa sebagai antimikroba tetapi tidak
membunuh mikroba secara langsung.Zat antimikroba dapat bersifat
bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat
pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik
(menghambat pertumbuhan kapang), ataupun germisidal (menghambat
germinasi spora bakteri). Sampel yang digunakan dalam pengujian
antimikroba ini diantaranya jahe, temu mangga, bawang putih, biji
ketapang, chloramfenicol dan amoxilin, sedangkan bakteri yang
digunakan adalah Escherichia coli. Pemilihan Escherchia coli dalam
pengujian kali ini adalah karena bakteri ini pertumbuhannya sangat
cepat dan mudah dalam penanganannya. Pengujian aktivitas
antimikroba yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
filter-paper disc-agar diffusion (dikenal sebagai metode
Kirby-Bauer). Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini
ialah menghaluskan sampel dengan menggunakan mortar dan kemudian
diambil filtratnya dan disimpan dalam beaker glassm, lalu 2 buah
paper-disc direndam dalam filtrat tersebut selama 10 menit. Media
agar NA dituangkan ke dalam cawan petri dan diamkan hingga membeku,
setelah membeku, swab kultur Escherichia coli lalu swab dioleskan
ke atas permukaan agar dan letakkan paper disc yang sudah direndam
dalam sampel antimikroba tadi dengan jarak yang tidak berdekatan,
kemudian inkubasi pada suhu 370C selama 2 hari, kemudian diamati
zona terang atau zona bening yang terbentuk, semakin besar panjang
diameter zona bening, maka semakin sensitif zat tersebut terhadap
mikroba. Zona bening ini menandakan bahwa daerah tersebut tidak
ditumbuhi mikroorganisme karena dipengaruhi oleh antimikroba.
1. JahePengujian antimikroba pada jahe yaitu terdapat sedikit
zona bening di sekitar paper disc. Hal ini menunjukkan bahwa jahe
merupakan salah satu senyawa antimikroba. Tanaman jahe termasuk
suku Zingiberaceae, merupakan salah satu tanaman rempah- rempahan
yang telah lama digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman
jahe terutama golongan flavonoid, fenol, terpenoid, dan minyak
atsiri (Benjelalai, 1984). Bubuk jahe mempunyai efek bakterisidal
terhadap Micrococcus varians, Leuconostoc sp., dan Bacillus
subtilis, serta bersifat bakteristatik terhadap Pseudomonas sp. dan
Enterobacter aerogenes. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
tumbuhan suku Zingiberaceae umumnya dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme patogen yang merugikan kehidupan manusia.
2. Bawang PutihBawang putih memiliki senyawa antimikroba yang
disebut allicin, allicin juga dapat digunakan sebagai senyawa anti
jamur (Lingga, 2005). Senyawa allicin ini dapat merusak dinding sel
dan menghambat sintesis protein. Bawang putih juga mengandung
senyawa alkaloid yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri atau
dapat menyebabkan sel bakteri menjadi lisis bila terpapar oleh zat
tersebut, selanjutnya tannin yang juga terkandung dalam ekstrak
akan mengganggu sel bakteri dalam penyerapan protein oleh cairan
sel. Hal ini dapat terjadi karena tanin menghambat proteolitik yang
berperan menguraikan protein menjadi asam amino (Harborne,
1996).Jenis mikroorganisme yang dapat dihambat oleh bawang putih
yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli,Streptococcus sp,
Clostridium sp, Bacillus sp, Erysilopethrix sp, Corynebacterium sp,
Vibrio sp, dan Plesiomonas sp. (Lingga, 2005)Berdasarkan percobaan
pada bawang putih terbentuk areal bening di sekitar paper disc
dengan jarak 12,25 mm, 24,25 mm, dan 29 mm, hal ini menunjukkan
bahwa pada bawang putih terdapat aktivitas senyawa antimikroba
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Hasil yang didapatkan
pada pengujian antimikrobs tersebut sesuai dengan literatur,
menurut literatur areal bening yang terbentuk pada bawang putih
dapat mencapai 28,5 mm paling besar untuk menghambat pertumbuhan
E.coli.
3. Temu ManggaPengujian antimikroba pada temu mangga yaitu
terdapat zona bening disekitar paper disc. Hal ini menunjukkan
bahwa temu mangga merupakan salah satu senyawa antimikroba. Temu
mangga juga sering disebut kunir putih memiliki nama ilmiah Curcuma
mangga Val.van Zip. famili Zingiberaceae.Komponen utama rimpang
temu mangga atau kunir putih adalah myrcene (81,4%), minyak asiri
(remenden 0,28%), dan kurkuminoid (3%). Senyawa metabolit sekunder
yang dihasilkan tumbuhan Suku Zingiberaceae umumnya dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen yang merugikan
kehidupan manusia, dalam suku Zingiberaceae termasuk temu mangga
juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba, diantaranya bakteri
Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, jamur
Neurospora sp, Rhizopus sp dan Penicillium sp..4. Biji
KetapangPengujian antimikroba pada biji ketapang yaitu terdapat
zona bening di sekitar paper disc. Hal ini menunjukkan bahwa biji
ketapang merupakan salah satu senyawa antimikroba.Aktivitas
antibakteri dari biji ketapang dapat terjadi karena senyawa kimia
yang terkandung didalam tumbuhan obat tersebut, yaitu fenolik,
tannin, terpen dan steroid, saponin, flavonoid, alkaloid dan minyak
atsiri. Senyawa flavonoid yang terkadung dalam biji ketapang
bekerja sebagai antibakteri karena dapat mendenaturasi dan
mengkoagulasi protein sel bakteri sehingga sel bakteri mati. Zat
antibakteri pada flavonoid bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara merusak dinding sel dan membran
sitoplasma, mencegah pembelahan bakteri sehingga bakteri tidak
dapat berkembang biak. Senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri
yang dikandung daun ketapang dan jambu biji adalah tanin. Tanin
merupakan salah satu antimikroba yang berasal dari tumbuhan dan
bekerja dengan cara membentuk ikatan yang stabil dengan protein,
sehingga terjadi koagulasi protoplasma bakteri dan membentuk
senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu
integritas membran sel bakteri. Kandungan alkaloid juga memberikan
kontribusi yang besar dalam menghambat dan membunuh bakteri.
Alkaloid bekerja sebagai antibakteri dengan cara merusak komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding
sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel. Biji
ketapang memiliki senyawa aktif yaitu minyak atsiri dimana atsiri
ini merupakan zat aktif yang dapat membunuh bakteri dan dapat
membersihkan darah dari racun-racun yang diproduksi oleh bakteri.
Ekstrak biji ketapang memiliki kandungan kimia yang efektif sebagai
antibakteri yang bersifat bakteriostatik dan diduga bersifat
bakterisidal.
5. AmoxilinAmoxilin adalah nama dagang dari obat antibiotik
golongan penisilin sub golongan amoksisilin, yaitu amoksisilin
trihidrat.. Obat golongan ini bekerja sebagai broad-spectrum (bisa
digunakan untuk membunuh bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif) seperti Salmonella, Shigella, dan lain-lain. Antibiotik
didefinisikan sebagai obat yang membunuh atau memperlambat
pertumbuhan bakteri.Pengujian antimikroba pada amoxilin oleh
beberapa kelompok terdapat zona bening yang berkisar sekitar 12 mm
sampai 28 mm, tetapi terdapat perbedaan hasil pada kelompok 3, zona
bening yang terdapat pada sekitar amoxilin yaitu 11,5 mm yang
termasuk inhibit intermediet, seharusnya zona terang yang terdapat
pada amoxilin sekitar 12 mm, karena amoxilin termasuk inhibit
sensitif. Inhibit sensitif dapat membuat mikroba menjadi lebih
sensitif terhadap aktivitas antimikroba, dan dapat menghambat
aktivitas mikroba serta dapat membunuh mikroba. Perbedaan hasil
yang didapat mungkin disebabkan karena konsentrasi bahan yang
terlalu rendah dan atau mungkin penggoresan bakteri Escherichia
coli yang terlalu sedikit dan kurang merata.Berdasarkan literatur,
amoxilin merupakan golongan obat yang bekerja sebagai
broad-spectrum (bisa untuk membunuh bakteri gram positif dan
negatif), seperti Salmonella dan Shigella. Bakteri patogen yan
sensitif terhadap amoxilin adalah Staphylococci, Streptococci,
Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H.influenzae, E.coli,
P.mirabilis. Amoxicillin efektif terhadap bakteri yang tidak
menghasilkan -laktamase dari gram +, dan karena lebih bisa menembus
dinding bakteri gram- dibanding benzylpenisilin.
6. ChloramphenicolChloramphenicol merupakan antimikroba spektrum
luas yang aktif terhadap bakteri gram-positif dan bakteri
gram-negatif. Mekanisme kerjanya adalah menghambat sintesis protein
sel mikroba. Pengujian antimikroba pada chloramphenicol oleh
beberapa kelompok terdapat zona bening yang berkisar sekitar 17 mm
sampai 39 mm, dengan demikian chloramphenicol termasuk inhibit
sensitif yang dapat membuat mikroba menjadi lebih sensitif terhadap
aktivitas antimikroba, dan dapat menghambat aktivitas mikroba serta
dapat membunuh mikroba. Dari hasil-hasil tersebut, terlihat bahwa
antimkroba buatan ternyata lebih aktif terhadap mikroba dan
memiliki daya antimikroba yang lebih kuat dibandingkan dengan
antimikroba alami.Setiap antibiotik hanya efektif untuk jenis
infeksi yang dsebabkan oleh bakteri tertentu. Keefektifan
masing-masing antibiotik bervariasi tergantung pada lokasi infeksi
dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. Mekanisme suatu
antibiotik yang secara selektif meracuni senyawa sel bakteri adalah
dengan cara mempengaruhi sistesa dinding sel, mengganggu sintesa
protein bakteri, menghambat sintesa fosfat, menggganggu sintesa
DNA, mengganggu sintesa RNA, dan mengganggu fungsi membran sel.
Adanya aktivitas tersebut, maka sel bakteri tidak akan mampu
malanjutnya pertumbuhan karena komponen-komponen yang dibutuhkan
tidak padat dibentuk lagi.
VI.KESIMPULAN Antimikroba buatan lebih aktif terhadap mikroba
dan memiliki daya antimikroba yang lebih kuat dibandingkan dengan
antimikroba alami. Semua antimikroba baik antimikroba buatan dan
alami setelah diuji memiliki zona bening. Di antara antimikroba
buatan chloramfenicol memiliki daya antimikroba tinggi dibandingkan
dengan amoxilin yaitu dengan diameter zona bening sebesar 37 mm .
Di antara antimikroba alami bawang putih memiliki daya antimikroba
tinggi dibandingkan antimikroba alami lainnya yaitu dengan diameter
zona bening sebesar 29 mm .
DAFTAR PUSTAKA
Benjelalai. 1984. Pengantar ilmu pangan; Nutrisi dan
Mikrobiologi. Gadjahmada University Press.Yogyakarta.
Fardiaz, S. 1987. Mikrobiologi Pangan. PT Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta.Harborne. 1996. Metode Fitokimia : Penuntun Cara
Modern Menganalisis Tumbuhan. Terbitan Kedua. Penerbit ITB :
Bandung
Lingga, Martha Elseina & Mia Miranti Rustana. 2005. Uji
Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Air dan Etanol Bawang Putih
(Allium sativum L.) Terhadap Bakteri Gram Negatif Dan Gram Positif
yang Diisolasi dari Udang Dogol (Metapenaeus monoceros), Udang
Lobster (Panulirus sp), dan Udang Rebon (Mysis Dan Acetes). Jurnal
Universitas Padjadjaran.
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/12/uji_aktivitas_antibakteri.pdf
(Diakses pada tanggal 16 September 2014).