i LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN EKONOMI SYARI’AH PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM PENGEMBANGAN WISATA PANTAI KEDUNG TUMPANG Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Oleh ADHENIA DIANA CANDRA NIM. 12402173008 Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M.Ag JURUSAN EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG 2020
38
Embed
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN …blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/...Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syari’ah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN
TULUNGAGUNG DALAM PENGEMBANGAN
WISATA PANTAI KEDUNG TUMPANG
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh
ADHENIA DIANA CANDRA
NIM. 12402173008
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M.Ag
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan
disahkan pada :
Hari :
Tanggal : Februarin 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : “Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Tulungagung dalam Pengembangan Wisata Pantai Kedung
16. Nurul Handajani, S.Sos Kasubbag Umum dan Kepegawaian
17. Endang Sirtupilaeli, S.Sos Kasubbag Keuangan
18. Yuli Murningsih, S.Si Kasubbag Perencanaan
19. Esty Widiyanti Kasi Regristasi Cagar Budaya Museum dan Purbakala
20. Hari Moedoko Kasi Obyek dan Daya Tarik Wisata
21. Karmani Ply. Kasi Ekraf Berbasis Seni Budaya
22. Sudarmi Puji Lestari, SE Staf Bidang Nilai Budaya & Kesenian
23. Puji Astuti, SE Staf Bidang Pengembangan Pariwisata
24. Aris Kari Widodo, ST Staf Bidang Pemasaran Pariwisata
25. Muji Staf Sekretariat
26. Bayu Kriswantoro, A.Md Staf Bidang Pengembangan Pariwisata
27. Ety Kusriryani, A.Md Staf Bidang Pengembangan Pariwisata
28. Bernardinus Budi Indra Yanto, A.Md
Staf Sekretariat
29. Iqbal Fiqri, ST Staf Bidang Nilai Budaya & Kesenian
30. Harnanik, SE Staf Sekretariat
31. Muryani, S.Pd Staf Bidang Nilai Budaya & Kesenian
32. Muhaimin, S.Pd Staf Bidang Pengembangan Pariwisata
33. Nora Kustantina Dewi, SH Staf Bidang Pemasaran Pariwisata
34. Sanusi Staf Sekretariat
11
35. Awang Darmawan Staf Sekretariat
36. Agung Marsudi Widada Staf Bidang Ekonomi Kreatif
37. Rokhani Staf Bidang Ekonomi Kreatif
38. Indah Mairowati Staf Bidang Ekonomi Kreatif
39. Muh. Adil Hadi Waruju Staf Bidang Pemasaran Pariwisata
40. M. Eko Nurgianto Staf Bidang Nilai Budaya & Kesenian
41. Suryaningrini Staf Sekretariat
42. Ignasius Cahyo Prastono Staf Bidang Nilai Budaya & Kesenian
43. Pretty Irine Dwi Rezkia Staf Sekretariat
44. Harmadi Staf Bidang Nilai Budaya & Kesenian
45. Tony Utteliawan Staf Sekretariat
46. Udin Susilo Staf Bidang Pengembangan Pariwisata
47. Joko Sutejo Staf Bidang Ekonomi Kreatif
48. Agung Rian Baskoro, SE Staf Sekretariat
49. Lulik Rahayu, S.AP Staf Sekretariat
B. Pelaksanaan Praktik di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Tulungagung
Pelaksanaan PPL di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Tulungagung dimulai setelah dilakukan acara serah terima mahasiswa
peserta PPL sebanyak 5 mahasiswa, yang dilakukan oleh Dosen
Pembimbing Lapangan kepada Dosen Pamong (pihak instansi) pada
tanggal 7 Januari 2020. Setelah acara serah terima selesai, kami diberikan
arahan dan motivasi secara langsung oleh Ibu Nurul Handajani, S.Sos.
selaku Dosen Pamong Kemudian setelah itu para peserta PPL ditempatkan
pada 5 bidang yang berbeda.
Pada keputusan dari lembaga, bahwa setiap mahasiswa PPL
ditempatkan pada tempat yang berbeda dan diberlakukannya rolling kerja
setiap minggunya. Ada yang ditempatkan di bidang Sekertariat, Sejarah
dan Purbakala, Pemasaran, Ekonomi Kreatif dan Pengembangan
Pariwisata, semua dilaksanakan sebaik mungkin.
Setiap mahasiswa peserta PPL mendapat tugas untuk mengamati
serta membantu kegiatan operasional sesuai dengan bidang yang ditempati
12
masing-masing. Dalam hal ini, penulis mulanya ditempatkan pada bidang
Pemasaran, setelah berjalan kurun waktu 1 minggu penulis dirolling ke
bagian Sejarah dan Purbakala. Kegiatan yang dilakukan selama PPL
anatara lain meliputi mengetik, mengedit, mengarsip, fotocopy, menulis
buku agenda surat keluar masuk, menulis nota belanja dibuku besar,
menulis buku nota telephone, menginput dan serta mengisi lembar
disposisi. Dan kegiatan luar ruangan seperti apel disetiap hari senin di
Lapangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mengenai masalah-masalah
apa saja yang sedang dihadapi atau kendala, juga apresiasi-apresiasi
terhadap pegawaiDinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun apresiasi
kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Selama kegiatan Praktik, mahasiswa diberikan arahan mengenai
bagaimana sistem kerja setiap ruangan dan diberikan beberapa tugas untuk
memulainya. Serta beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh setiap
mahasiswa dalam proses pelaksanaan PPL antara lain :
1. Harus mematuhi segala persyaratan yang berlaku di lokasi tempat Praktik
Pengalaman Lapangan mulai dari cara berpakaian, jadwal PPL, jam
istirahat, perizinan tidak masuk, serta peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan lainnya.
2. Surat rekomendasi Praktik Pengalaman Lapangan ini berlaku sejak
tanggal dikeluarkan, berdasarkan jadwal PPL yaitu sejak tanggal 6
Januari 2020 hingga 7 Februari 2020, diberlakukan sistem kerja mulai
jam 07.15 - 15.45 WIB (Senin- Kamis), untuk hari jumat mulai kerja
07.15 sampai 14.45 dan untuk hari Sabtu serta Minggu libur.
C. Permasalahan di Lapangan
Selama pelaksanaan PPL dalam waktu kurang lebih 25 hari,
penulis mengamati masalah yang ada dalam Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Tulungagung dan mengambil satu poin yang akan
dibahas yang terdapat di Bidang Pengembangan Pariwisata mengenai
masalah pengembangan wisata pantai kedung tumpang yang ada di Desa
13
Pucanglaban. Banyaknya wisata yang datang dipantai kedung tumpang
karena pemandangan yang sangat indah untuk sekedar dipandang maupun
untuk dijadikan spot foto. Pantai kedung tumpang tidak seperti pantai-
pantai lain yang terdapat pasir pantai, namun di pantai kedung tumpang
hanya ada karang yang berupa kedung berisi air pantai yang biasa dibuat
berenang oleh para wisatawan dan tebing-tebing disekitarnya.
Namun di pantai kedung tumpang masih sangat kurang dalam
fasilitas, baik dalam persediaan kamar mandi umum, kebersihan dan akses
trekking menuju bibir pantai yang belum memadai. Masalah kurangnya
fasilitas yang memadai tersebut menyebabkan wisatawan kurang nyaman
yang seharusnya bisa dibenahi agar minat pengunjung makin banyak.
Pendapatan yang diperoleh juga tidak maksimal karena kurangnya
fasilitasnamun jika fasilitas semakin baik maka jumlah wisatawan juga
makin bertambah.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Tanggapan dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Tulungagung mengenai permasalahan yang sedang dihadapi di
Bidang Pengembangan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
menangani hal tersebut dengan mengunjungi pantai kedung tumpang dan
melakukan survei langsung di lokasi. Selanjutnya pengurus pantai kedung
tumpang diberikan pengarahan untuk membuat proposal tentang bantuan
perihal apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan wisata pantai
kedung tumpang lalu disetorkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Tulungagung untuk di proses dan memperoleh persetujuan.
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pengembangan
Menurut sugono dkk. (2008:679), kata pengembangan
mengandung pengertian pembangunan secara bertahap dan teratur
serta yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Selanjutnya
Suswantoro (1997:120), menyatakan bahwa pengembangan bertujuan
untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas,
seimbang, dan bertahap. Di pihak lain Poerwadarminta (2002:474)
lebih menekankan suatu proses atau suatu cara menjadikan sesuatu
menjadi maju, baik, sempurna maupun berguna. Dengan kata lain,
pengembangan berarti pembangunan yang dilakukan secara terus-
menerus sampai mendapatkan hasil yang diharapkan.
Terkait dengan pembangunan pariwisata, Pasutri (2001)
memberikan definisi yang berbeda dengan beberapa definisi
sebelumnya. Ia menyatakan bahwa Pengembangan adalah suatu
strategi yang digunakan untuk memajukan, memperbaiki, dan
meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu daya tarik wisata sehingga
dapat dikunjungi wisatawan. Disamping itu mampu memberikan
manfaat dan keuntungan bagi wisatawan, industri pariwisata,
pemerintah dan masyarakat lokal dimana daerah tujuan wisata tersebut
berada. 1
2. Pengertian Pariwisata
1 Made suniastha, Pembangunan Pariwisata Alternatif, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka,2019), hlm.13-14
15
Pariwisata dapat dikatakan sebuah aktivitas untuk bersenang-
senang yang membutuhkan produk barang maupun jasa. Oleh karena
itu dalam pariwisata ada produsen dan konsumen. Yang menjadi
produsen adalah pengusaha hotel, desa wisata, homestay, restoran,
daya tarik wisata dan segala entitas yang menyediakan produk wisata.
Konsumen dalam industri pariwisata adalah wisatawan.
Pariwisata adalah wujud pemenuhan kebutuhan manusia untuk
beristirahat, melepas kejenuhan akibat rutinitas. Dapat dilihat, pada
daerah tujuan wisata pasti tersedia fasilitas tempat menginap, rumah
makan, kedai kopi, dan tempat-tempat lainnya yang nyaman.2
3. Pengertian Pengembangan Pariwisata
Pengembangan Pariwisata adalah salah satu bagian dari
manajemen yang menitikberatkan pada implementasi potensi objek dan
daya tarik wisata yang harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berupa
langkah sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian hasil. Hasil yang
diharapkan pada perencanaan manajemen dengan kegiatan yang spesifik
ini adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran dari rencana yang dibuat
sebelumnya.
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan membawa
perubahan pada daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud dapat bernilai
positif jika pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti
proseudr yang benar, yakni melalui perencanaan yang cermat dan matang
supaya sesuai dengan kondisi setempat. Tujuan pengembangan pariwisata
adalah tidak hanya mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, akan
tetapi juga untuk menahan wisatawan tersebut selama mungkin. Asumsi
bahwa akan semakin besar keuntungan yang diharapkan dari kehadiran
wisatawan, yakni dengan semakin lamanya wisatawan dapat bertahan
16
2Made Bayu W dkk, Manajemen Pemasaran Pariwisata (Yogyakarta:Deepublish,2019), hlm.10-13
17
disuatu daya tarik wisata maka akan semakin bertambah pula perputaran
uang yang terjadi.3
B. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung
dalam mengembangkan wisata Pantai Kedung Tumpang
Peranan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Tulungagung
dalam mengembangkan objek wisata pantai kedung tumpang berdasarkan
tiga indicator yakni koordinator, fasilisator, stimulator. Peran dinas sebagai
Koordinator yang dimaksud adalah mengatur dan membuat konsep dari
suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dengan mengembangkan objek
wisata dengan cara mempromosikan pariwisata. Promosi dan pemasaran
yang bisa di akses dengan jaringan internet seperti website yang dibuat
oleh pemerintah daerah maupun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Tulungagung.
Selain peran dari pemerintah daerah diperlukan juga peran dari
masyarakat setempat terhadap pengembangan objek wisata pantai kedung
tumpang dengan cara menyebarluaskan informasi mengenai daerah
mereka yang memiliki potensi wisata.
Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung
sebagai fasilitator, disini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berperan untuk
mengembangkan sarana dan prasarana serta fasilitas dalam pengembangan
objek wisata. Di pantai kedung tumpang sendiri dalam penyediaan sarana
dan prasarana telah di dukung dengan mushola, kamar mandi umum, dan
jalan untuk trikking. Dinas Kebudayaan dan Pariwisara sudah menyusun
rencana dalam rangka pengembangan, seperti halnya akan dibuatkan
wahana permainan untuk anak-anak, perluasan tempat parkir, membuat
3Bambang Supriyadi & Nanny Roedjinandari, Perencanaan dan Pengembangan
DestinasiPariwisata (Malang : Universitas Negeri Malang, 2017), hlm. 135
18
toko,memperbaiki jalan trikking dan pembenahan sumber air untuk kamar
mandi umum.4
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Tulungagung dalam Pengembangan Pantai
Kedung Tumpang
Faktor pendukung merupakan hal hal yang mempengaruhi sesuatu
menjadi berkembang, memajukkan, menambah dan menjadi lebih dari
sebelumnya. Menurut Vabhove terdapat 5 sektor utama yang membentuk
industri pariwisata yaitu, sektor daya tarik, sektor akomodasi, sektor
transportasi, sektor usaha perjalanan wisata dan sektor organisasi tujuan
wisata.5Adapun faktor yang mendukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam pengembangan pantai kedung tumpang :
1. Promosi yang dilakukan oleh DISBUDPAR sampai ke luar
daerah, kegiatan promosi dilakukan dengan membentuk
sistem informasi yang handal.
2. Daya tarik merupakan sesuatu yang memiliki, keindahan
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan.6Kondisi alam yang
mendukung untuk dijadikan obyek wisata yang menjadi
sasaran wisatawan domestik maupun luar negeri.
3. Sarana dan prasarana yang cukup memadai, seperti akses
jalan menuju obyek wisata yang sudah cukup baik.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tegar Mahardika bahwa
dalam upaya pengembangan wisata faktor penghambat adalah kurangnya
sumber daya yang baik yang dimiliki, kondisi infrastruktur yang belum
4Wawancara dengan Bapak Sawal selaku salah satu pengurus Pantai Kedung Tumpang dan Ibu sukiyah
selaku salah satu warung di Pantai Kedung Tumpang, Tanggal 17 Februari 2020 di Pantai Kedung Tumpang 5R.G. Soekadijo, Anaomi Pariwisata Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic Linkage”…Hlm.89 6Ansofi, Economica Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Stkip Pgri Sumatera Barat Vol. 1
No. 1, Oktober 2012, Hlm. 2
17
memadai serta minimnya anggaran yang ada. 2
7 Tegar Mahardika Dewitasari Dkk, Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Sektor
Pariwisata Di Kabupaten Banjarnegara, Diponegoro Law Review. Volume 3, Nomor 2, 2014.
17
Adapun faktor yang menghambat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam pengembangan pantai tumpang :
1. Sumber daya manusia yang dimiliki, kurangnya tenaga
profesional dalam hal memberikan pelayanan langsung
terhadap wisatawan.
2. Kurangnya kesadaran akan pentingnya sebuah inovasi
dalam sebuah usaha peningkatan ekonomi.
3. Minimnya dana Insfratruktur yang diterima oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dalam rangka pengembangan
kepada minimnya sarana dan prasarana.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung
dalam pengembangan wisata pantai kedung tumpang yaitu melalui berbagai
program diantaranya rencana pembangunan jalan untuk trikking menuju
bibir kolam agar lebih mudah dilalui, pelebaran untuk bermain anak-anak,
pembuatan tempat parkir yang nyaman, pembangunan ruko untuk berjualan,
dan perbaikan sumber air untuk kamar mandi umum.
Nantinya akan meningkatkan pendapatan baik untuk warga sekitar
maupun pendapatan pemerintah dan semakin berkembangnya wisata pantai
kedung tumpang yang karena sarana dan prasarana yang sudah semakin baik
maka wisatawan akan bertambah.
Upaya yang dilakukan pemerintah tidak luput oleh bantuan
masyarakat sekitar pantai yang suka rela membantu pembangunan wisata
pantai kedung tumpang agar lebih baik, tidak lain tujuannya juga ingin
memajukan perekonomian melalui wisata pantai kedung tumpang tersebut.
B. Saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Tulungagung,diharapkan lebih memperbanyak buku tentang
ekonomi pariwisata Tulungagung agar mahasiswa lebih mudah
untuk memahami perkembangan ekonomi dibagian Pariwisata
karena wisata di Tulungagung juga cukup banyak untuk lebih
dikembangkan melalui generasi muda.
2. Untuk instansi atau lembaga tempat PPL, diharapkan dapat lebih
banyak lagi membuat buku atau blog mengenai wisata di
19
Tulungagung secara luas karena sangat menarik untuk di baca
maupun dipelajari secara mendalam apalagi didukung dengan
wisata alamnya yang sangat indah.
3. Untuk mahasiswa peserta PPL, diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambaph ilmu pengetahuan di bidang pariwisata dalam