LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH ANALISIS PROGRAM SIMPAN PINJAM DI BUMDES MITRA USAHA DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA SEGAWE Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Oleh : WINDA TRI NUR CAHYANI NIM. 12406173108 Dosen Pembimbing Lapangan AHMAD SYAICHONI, M.Sy NIP. 1991012220180110002 JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG 2020
30
Embed
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN …blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/...6. Bapak Nariman selaku Pimpinan dari Bumdes Mitra Usaha yang telah memberikan izin,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
ANALISIS PROGRAM SIMPAN PINJAM DI BUMDES MITRA USAHA DALAM
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA SEGAWE
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Keuangan Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh :
WINDA TRI NUR CAHYANI
NIM. 12406173108
Dosen Pembimbing Lapangan
AHMAD SYAICHONI, M.Sy
NIP. 1991012220180110002
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Manajemen Keuangan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 6 November 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Analisis Program Simpan Pinjam di Bumdes Mitra Usaha Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Segawe.
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
AHMAD SYAICHONI, M.Sy
NIP. 1991012220180110002
MENGESAHKAN
a.n DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SISWAHYUDIANTO, M.M
NIDN. 2015068402
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik, hidayah serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Pengalaman
Lapangan yang berjudul “Analisis Program Simpan Pinjam di Bumdes Mitra Usaha Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Segawe” sesuai waktu yang ditentukan. Shalawat serta
salam tidak dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan ini bertujuan sebagai salah satu syarat telah dilakukannya Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) yang dijadikan sebagai syarat kelulusan kuliah. Laporan ini disusun
berdasarkan data yang diperoleh penulis dari pemilik Bumdes Mitra Usaha selama menjalankan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) disana.
Dalam penulisan laporan ini tentunya banyak rintangan dan hambatan, akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat sesuai waktu
yang ditentukan. Dengan laporan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku rektor IAIN Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Tulungagung.
3. Siswahyudianto, M.M selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Ketentuan umum UU Desa mendefinisikan pembangunan desa adalah upaya
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
desa. Sedangkan tujuan pembangunan desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi
lokal serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Dalam upaya
peningkatan ekonomi desa, pihak desa dapat memberikan beberapa program yang dapat
mempermudah masyarakat dalam peningkatan ekonominya.
Badan usaha milik desa (BUMDES) didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 6 tahum
2014 sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna
mengelola asset, jasa pelayanan dan usaha lain yang secara luas untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat desa.1 Dalam kegiatannya BUMDes menjalankan usaha di bidang
ekonomi maupun pelayanan umum yang didalamnya tidak hanya berorientasi pada
keuntungan tetapi juga harus berorientasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang ada di desa tersebut.
Lembaga perekonomian desa menjadi bagian penting dalam peningkatan kesejahteraan
ekonomi desa. Bumdes merupakan instrumen yang dapat digunakan dalam pendayagunaan
ekonomi desa, dengan tujuan sebagai peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa
melalui pengembangan UMKM yang ada di desa tersebut. Adanya Bumdes memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan pendapatan desa yang memungkinkan desa
untuk melaksanakan pembangunan dan menyejaterakan masyarakatnya.
Kegiatan usaha Bumdes yang cukup memberikan pengaruh besar terhadap
perekonomian masyarakat salah satunya yaitu kegiatan atau usaha simpan pinjam. Program
simpan pinjam yang ada di Bumdes lebih memberikan kemudahan dalam hal pengajuan
1 Dra. Hamiati dan Abdul Azix Zulhakim, “Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Mengembangkan Usaha dan Ekonomi Masyarakat Desa yang Berdaya Saing Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”2017 hlm 4-5
2
pinjaman dari pada lembaga lain. Hal ini karena fokus Bumdes hanya pada desa yang dinaungi
seingga kegiatan simpan pinjam yang dilakukan hanya berfokus pada masayarakat yang
berdomisili di desa tersebut tanpa adanya ketentuan khusus dalam pemberian pinjaman.
Dengan adanya program simpan pinjam di Bumdes dapat menjadi salah satu penggerak
peningkatan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik , akan tetapi hal tersebut tentunya masih
banyak terjadi kendala dalam pelaksanaanya di masyarakat.
Oleh dasar dari pemaparan diatas, maka penulis akan menyusun laporan mengenai
“Analisis Program Simpan Pinjam di Bumdes Mitra Usaha Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Desa Segawe”.
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Laporan Praktik Pengalaman Lapangan dengan judul “Analisis Program
Simpan Pinjam di Bumdes Mitra Usaha Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa
Segawe” yaitu untuk menganalisis bagaimana program simpan pinjam yang ada di
Bumdes Mitra Usaha apakah berjalan dengan baik atau terdapat kendala-kendala dalam
program tersebut dalam upaya peningkatan atau pemberdayaan ekonomi masyarakat di
Desa Segawe
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Penulis
1) Dapat memberikan wawasan, pengetahuan dalam bidang pengelolaan di
lembaga keuangan
2) Menambah pengalaman mengenai cara menyikapi permasalahan yang
ada di suatu lembaga
3) Sebagai tugas akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan
Manajemen Keuangan Syariah.
b. Bagi Bumdes Mitra Usaha
Dengan adanya laporan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan program simpan pinjam yang ada disana dan juga dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
c. Bagi IAIN Tulungagung
3
Laporan ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai usaha
mikro yang ada di desa tentang bagaimana kinerja dan program-program yang
dilaksanakannya. Laporan ini juga dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan
untuk mahasiswa yang akan membuat Laporan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL).
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Gelombang III tahun 2020 dilakukan
mulai tanggal 01 Oktober 2020 sampai dengan 31 Oktober 2020. Pelaksanaan Pratik
Pengalaman Lapangan (PPL) dilakukan di masing-masing desa dengan sistem observasi dan
wawancara. Hal ini dilakukan guna memutus rantai penyebaran Covid-19 yang terjadi pada
saat ini. Tempat pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilakukan di Bumdes Mitra
Usaha yang beralamat di RT/RW 007/002 Dusun Krajan, Desa Segawe, Kecamatan
Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung.
4
A. Profil Lembaga
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Sejarah Bumdes Mitra Usaha
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Mitra Usaha merupakan badan usaha
yang dikelola oleh pemerintah Desa Segawe dengan berlandaskan azas pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Lembaga ini didirikan pada tanggal 15 Februari 2015
dengan tujuan untuk mendorong dan menampung seluruh kegiatan ekonomi masyarakat
yang berkembang yang kemudian dikelola bersama oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Jenis usaha yang dijalankan di Bumdes Mitra Usaha yaitu pelayanan jasa berupa kredit,
pengadaan sarana air bersih, pengelolaan pasar desa dan kegiatan perekonomian lain yang
dibutuhkan masyarakat sehingga mampu menghasilkan nilai tambah untuk masyarakat
desa. Permodalan dari lembaga ini berasal dari penyertaan modal dari desa yang berasal
dari APB Desa, kerjasama dengan pihak swasta/ketiga dan bantuan dari pemerintah
termasuk dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
2. Lokasi Bumdes Mitra Usaha di Desa Segawe
a. Profil Alamat Bumdes
RT/RW : 07/02
Dusun : Krajan
Desa : Segawe
Kecamatan : Pagerwojo
Kabupaten : Tulungagung
Provinsi : Jawa Timur
Kode Pos : 66262
b. Profil Wilayah Desa Segawe
Wilayah Desa Segawe terletak di dataran tinggi dengan koordinat 7⁰59'48''S
111⁰49'3''E. Luas desa sebesar 7,422 km² atau 742.200 ha, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Penjor Kecamatan Pagerwojo
Sebelah Selatan : Desa Karanganom Kecamatan Kauman
Sebelah Timur : Desa Kedoyo Kecamatan Sendang
5
Sebelah Barat : Desa Mulyosari Kecamatan Pagerwojo
3. Visi dan Misi Bumdes Mitra Usaha
a. Visi : “Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, sehat dan cerdas dengan
kemampuan untuk menjadi unggul dalam segala bidang”
b. Misi
1) Menciptakan lapangan pekerjaan
2) Memberikan pelayanan yang maksimal
3) Menggali potensi desa untuk di daya gunakan
4) Membuka pola wirausaha untuk masyarakat
5) Kewirausahaan syariah
4. Struktur Organisasi Bumdes Mitra Usaha
NO NAMA JABATAN
1 Nariman Ketua
2 Rianti Sekretaris
3 Maya Rahmawati Bendahara
4 Sriana Widiastuti Ka. Unit USP/LKM
5 Wasis Ka. Unit Pasar Desa
6 Lani Ka. Unit Lumbung Pangan
7 Ikhsan Permadi Ka. Unit Air Bersih
Sumber : Buku Anggaran Dasar Bumdes Mitra Usaha Desa Segawe
Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung
B. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Bumdes Mitra Usaha ditengah
pandemi ini dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan mengharuskan kita
menjaga jarak untuk mengantisipasi tertular dari paparan covid-19. Beberapa kegiatan yang
dilakukan selama menjalankan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu melakukan
observasi dan wawancara selebihnya penulis melakukan pendalaman materi dari youtube.
Setelah melakukan pendalaman materi penulis menyusun laporan praktik pengalaman
lapangan dengan sumber data yang diperoleh selama melakukan observasi atau wawancara di
Bumdes Mitra Usaha sesuai dengan topic atau tema yang diangkat.
6
C. Permasalahan di Lapangan
Permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan Bumdes yaitu minimnya dana yang
digunakan untuk program simpan pinjam dan terjadinya risiko kredit macet dari nasabah.
Dalam Bumdes Mitra Usaha program simpan pinjam diberikan kepada masyarakat Desa
Segawe yang membutuhkan modal awal maupun tambahan modal yang digunakan untuk
melaksanakan usahanya. Program simpan pinjam ini menarik minat masyarakat Desa Segawe
untuk mengajukan pinjaman dana di Bumdes, akan tetapi dana yang tersedia tidak mencukupi
untuk memenuhi semua pengajuan tersebut dan ditambah lagi dengan permasalahan risiko
kredit macet yang terjadi oleh nasabah.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Tanggapan dari pihak Bumdes mengenai risiko kredit macet ini yaitu pihak Bumdes
melakukan penagihan kepada nasabah akan tetapi dari beberapa nasabah tidak ada respon
melakukan pembayaran sehingga pihak bumdes mengambil keputusan dengan dilakukannya
pengalihan dana dari program simpan pinjam menjadi penyertaan modal ke UMKM
konsentrat sapi perah yang ada di Desa Segawe. Hal ini dilakukan karena program simpan
pinjam yang dilakukan tidak berjalan dengan baik dan untuk mengantisipasi kerugian yang
terjadi, Bumdes Mitra Usaha melakukan penanaman modal kepada salah satu UMKM
konsentrat sapi perah yang ada di Desa Segawe dengan perolehan bagi hasil setiap bulannya.
Hal ini dilakukan Bumdes agar dana yang kembali dari modal simpan pinjam bisa
dimanfaatkan kembali untuk kegiatan usaha lain dimana usaha tersebut juga sangat
berpengaruh terhadap potensi Desa Segawe yang masyarakatnya bermata pencaharian sebagai
peternak dan petani.
7
A. Landasan Teori
BAB III
PEMBAHASAN
1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh
masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Bumdes menurut Undang-undang
nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan desa didirikan antara lain dalam rangka
peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADesa).2 Bumdes merupakan salah satu lembaga
yang terdapat interaksi ekonomi antara pemerintah desa dengan masyarakat desa, sehingga
hal ini berdampak pada hubungan antara pemerintah desa dengan masyarakat yang tercipta
secara alami, dan dengan adanya Bumdes ini akan menarik masyarakat untuk mulai
menciptakan usaha baru sehingga perlahan angka kemiskinan akan menurun dan
mengangkat keluarga yang tidak mampu untuk menjadi keluarga sejahtera.3
Berdirinya Bumdes merupkan jembatan bagi masyarakat untuk mengembangkan
usaha lokal demi menunjang bertambahnya perekonomian masayarakat sehingga
menjadikan masyarakat desa yang sejahtera. Secara umum pendirian Bumdes dimaksudkan
untuk :
1) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, agar usaha masyarakat di desa lebih
berkembang.
2) Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom dalam meningkatkan usaha-usaha
produktif bagi pengentasan kemiskinan, pengangguran dan peningkatan pendapatan
asli desa.
3) Meningkatkan kemandirian dan kapasitas desa beserta masyarakatnya dalam penguatan
perekonomian masyarakat desa.
Jenis usaha yang bisa dijalankan Bumdes antara lain yaitu :
1) Bisnis Sosial (Serving)
2 Hengki Wibowo Nasional, Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa,
(Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya:PKDSP, 2007) hlm. 4 3 Yeni Fajarwati, Skripsi: “Implementasi Program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Pagedangan
Kabupaten Tangerang”, (Serang: Universitas Sultan Agung Tirtayasa, 2016), hlm. 4
8
Melakukan pelayanaan pada warga sekitar sehingga dapat mendapatkan
manfaat sosial yang besar. Pada model usaha seperti ini Bumdes tidak menargetkan
keuntungan profit. Jenis bisnis ini seperti pengelolaan air minum, pengolahan sampah
dan sebagainya.
2) Keuangan (Banking)
Bumdes bisa membangun lembaga keuangan untuk membantu warga
mendapakan akses modal dengan cara yang mudah dengan bunga semurah mungkin.
Selain mendorong produktivitas usaha milik masyarakat dari sisi permodalan, jenis
usaha ini juga bisa menyelamatkan nasib masyarakat dari cengkeraman renternir yang
selama ini berkeliaran di desa-desa.
3) Bisnis Penyewaan (Renting)
Menjalankan usaha penyewaan untuk memudahkan warga mendapatkan
berbagai kebuuhan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan misalnya penyewaan
gedung, alat pesta, penyewaan traktor dan sebagainya.
4) Lembaga Perantara (Brokering)
Bumdes menjadi perantara antara komoditas yang dihasilkan warga pada
pasar yang lebih luas sehingga dapat memperpendek jalur distribusi komoditas menuju
pasar. Cara ini akan memberikan dampak ekonomi yang besar pada warga sebagai
produsen karena tidak lagi dikuasai tengkulak.
5) Perdagangan (Trading)
Bumdes menjalankan usaha penjualan barang atau jasa yang dibutuhkan
masyarakat yang selama ini tidak bisa dilakukan warga secara perorangan. Misalnya,
Bumdes mendirikan Pom Bensin bagi kapal-kapal di desa nelayan. Bumdes
mendirikan pabrik es ada nelayan sehingga nelayan bisa mendapatkan es dengan lebih
murah untuk menjaga kesegaran ikan tangakapan mereka ketika melaut
6) Usaha Bersama (Holding)
Bumdes membangun sistem usaha terpadu yang melihatkan banyak usaha di
desa. Misalnya, Bumdes mengelola wisata desa dan membuka akses seluasnya pada
penduduk untuk bisa mengambil berbagai peran yang dibutuhkan dalam kegiatan
usaha wisata itu.
7) Kontraktor (Contracting)
9
Menjalankan pola kerja kemitraan pada berbagai kegiatan desa seperti pelaksana
proyek desa, pemasok berbagai bahan pada proyek desa, penyedia jasa cleaning servise
dan lain-lain. 4
2. Simpan Pinjam
Pengertian simpan pinjam adalah simpanan yang dikumpulkan bersama dan
dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan pinjaman dalam berbagai usaha dimana
anggota mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus dengan mencantumkan jumlah
uang yang diperlukan, kemudian pengurus mempertimbangkan dan memutuskan
permohonan pinjaman sesuai dengan kemampuan koperasi, pada saat itu dimana pengurus
berhak menentukan besarnya jumlah pinjaman, syarat-syarat pengembalian, dan bentuk
nilai.
Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun
dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota
koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan
atau anggotanya. Kegiatan usaha simpan pinjam dari USP (Usaha Simpan Pinjam) meliputi
kegiatan penarikan/penghimpunan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut dalam
bentuk pinjaman.
Jenis-jenis Simpanan :
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan sama nilainya yang
wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib
dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetornya dilakukan
brangsur-angsur atau kuasanya dengan menggunakan buku tabungan koperasi, setiap
saat pada hari kerja koperasi
Jenis-jenis Pinjaman :
1. Berdasarkan jangka waktunya
a. Pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman yang jangka waktu pengembaliannya
kurang dari 1 tahun. Misalnya pinjaman untuk membiayai kelancaran koperasi
usaha termasuk pinjaman modal kerja.
b. Pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman yang jangka waktu
pengembaliannya 1 sampai 3 tahun. Biasanya pinjaman ini untuk menambah
modal kerja misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku. Pinjaman jangka
menengah dapat pula dalam bentuk pinjaman investasi.
c. Pinjaman jangka panjang, yaitu pnjaman yang jangka waktu pengembaliannya
atau jatuh temponya melebihi 3 tahun. Misalnya pinjaman investasi yaitu
pinjaman untuk pengadaan sarana/alat produksi.
2. Berdasarkan sektor usaha yang dibiayai
a. Perdagangan
b. Industry
c. Pertanian
d. Peternakan
e. Jasa.
3. Berdasarkan tujuan
a. Pinjaman konsumtif, yaitu pinjaman untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
konsumtif, misalnya membeli peralatan rumah tangga dan berbagai macam
barang konsumsi lainnya.
b. Pinjaman produktif, yaitu pinjaman untuk membiayai kebutuhan modal kerja
sehingga dapat memperlancar kegiatan produksi, misalnya pembelian bahan
baku, pembayaran upah, biaya pengepakan, biaya pemasaran dan distribusi.
4. Berdasarkan penggunaannya
a. Pinjaman modal kerja, yaitu pinjaman untuk menambah modal kerja anggota,
misalnya untuk pengadaan bahan baku atau barang yang akan diperdagangkan.
11
b. Pinjaman investasi, yaitu pinjaman untuk pengadaan sarana/alat produksi.
c. Pinjaman perdagangan, yaitu pinjaman untuk keperluan perdagangan pada
umumnya yang berarti peningkatan utility of place dari suatu barang. Barang-
barang yang diperdagangkan ada juga yang dipergunakan bagi indstri, misalnya
untuk pabrik minyak kelapa, kemudian terjadi proses pengolahan (produksi)
kelapa menjadi kopra. Kopra ini kemudian diperdagangkan untuk keperluan
pabrik-pabrik minyak dan setelah proses produksi dalam industry minyak
tersebut, diperdagangkan kembali oleh para distributor dan pedagang konsumen.
Kredit perdagangan dibagi dua, yaitu:
1) Kredit perdagangan dalam negri, dan
2) Kredit perdagangan luar negri atau lebih dikenal dengan kredit
ekspor impor.
5. Kredit berdasarkan dari cara penggunaannya (tunai atau tidak tunai)
a. Kredit tunai, yaitu kredit yang penggunaannya dilakukan tunai atau dengan jalan
pemindah bukuan kedalam rekening debitur atau ditunjuk olehnya pada saat
perjanjian ditanda tangani.
b. Kredit bukan tunai, yaitu kredit yang tidak dibayarkan langsung pada saat
perjanjian yang ditanda tangani, melainkan diperlukan adanya tenggang waktu
tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan.
6. Kredit ditinjau dari segi jaminan/agunan
a. Kredit tidak memakai jaminan, yaitu yang diberikan benar-benar atas dasar
kepercayaan saja, sehingga tidak ada pengaman sama sekali. Kredit ini biasanya
terjadi diantra sesama pengusaha (untuk tujuan produktif), atau diantara teman,
keluarga, family (biasanya untuk tujuan konsumtif)
b. Kredit dengan melakukan jaminan/agunan. Jenis kredit ini antra lain :
Jaminan perorangan, yaitu kredit yang jaminannya berupa seseorang atau
badan sebagai pihak ke-3 yang bertindak sebagai penanggung jawab.
12
Jaminan kebendaan yang bersifat berwujud, yaitu yang terdiri benda
bergerak (mesin-mesin, kendaraan bermotor, barang dagangan, perhiasan,
dll) dan benda tidak bergerak (tanah,mesin-mesin berat, dll).5
3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah upaya untuk mengubah suatu keadaan atau
kondisi masyarakat baik secara individu maupun berkelompok dalam memecahkan
berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan
kesejahteraannya.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan suatu upaya untuk membangun daya
masyarakat dalam perekonomian khususnya dengan mendorong, memotivasi, dan
menggali potensi yang dimiliki sehingga kondisi akan berubah dari yang tidak berdaya
menjadi berdaya dengan perwujudan tindakan yang nyata untuk meningkatkan harkat dan
martabat dari sisi ekonomi dan melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan.
Pemberdayaan ekonomi dapat terwujud apabila inti pokok sasaran dapat fokus pada
pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, serta demokrasi dalam berpolitik. Pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat
dilakukan dengan cara penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan untuk
mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan dalam memperoleh informasi,
pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu
berdiri sendiri
Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif
sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.
Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah paling tidak harus ada
perbaikan akses terhadap empat hal, yaitu akses terhadap sumber daya, akses terhadap
teknologi, akses terhadap pasar dan akses terhadap permintaan.6
B. Analisis Terhadap Temuan Study
5 Iis Liana, Skripsi : ”Pelayanan Koperasi terhadap Kepuasan Nasabah Unit Simpan Pinjam pada
KOPTANKAR Sumber Rezeki Desa Bina Baru Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar Provinsi Riau”
(Riau : UIN SUSKA, 2014) hlm. 40-45 6 Muchlisin Riadi, “Pendekatan, Strategi dan Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”, diakses
dari https://www.kajianpustaka.com/2020/01/pendekatan-strategi-dan-bentuk-pemberdayaan-ekonomi- masyarakat.html#:~:text=Pemberdayaan%20ekonomi%20masyarakat%20adalah%20upaya,kualitas%20hidup%2C
%20kemandirian%20dan%20kesejahteraannya pada tanggal 08 November 2020