Page 1
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
ANALISIS PENERAPAN PENCATATAN AKUNTANSI DALAM
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(SAK EMKM) PADA UD SARI MURNI DESA BONO KECAMATAN
BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh :
AFIDA OCTAVIANI
NIM. 12403183238
Dosen Pembimbing Lapangan
DEDI SUSELO, MM
NIDN :2023059002
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2021
Page 2
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Akuntansi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui
dan disahkan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 14 Agustus 2021
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Analisis Penerapan Pencatatan Akuntansi Dalam Penyusunan
Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil Dan Menengah (SAK EMKM) Pada UD Sari Murni Desa
Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
Dedi Suselo, MM
NIDN : 2023059002
Mengesahkan
a.n DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Siswahyudianto, MM
NIDN : 2015068402
Page 3
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan Akuntansi Syariah yang dilaksanakan di UD
Sari Murni Jenang Pak Lasimun Desa Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung yang dimulai pada tanggal 12 Juli 2021 sampai 13 Agustus 2021
dengan judul “Analisis Penerapan Pencatatan Akuntansi Dalam Penyusunan
Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil Dan Menengah (SAK EMKM) Pada UD Sari Murni Desa Bono
Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung”, ini dapat selesai seperti
waktu yang telah direncanakan, dan tak lupa shalawat serta salam kami limpahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung. Tentunya dalam penulisan laporan ini banyak
kendala yang dihadapi penulis, namun berkat bantuan secara materiil dan moril
yang diberikan oleh berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dengan demikian, melalui
laporan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung
2. Dr. H. Dede Nurrohman, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung
3. Dedi Suselo, MM. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta perhatian kepada mahasiswa selama
menjalankan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
4. Siswahyudianto, MM. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung
5. Pak Suryadi selaku pemilik usaha UD Sari Murni yang telah men
Page 4
iv
6. Orang tua, keluarga, serta teman-teman yang selalu mendukung dan
mendoakan yang terbaik bagi saya
7. Seluruh karyawan UD Sari Murni yang telah membantu selama proses
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
8. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
penyelesaian laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Akhir kata semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik kepada semua
pihak yang memberikan dukungan serta bantuan kepada penulis dalam melakukan
penyusunan laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat untuk pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran diharapkan demi sempurnanya Laporan Praktik
Pengalaman Lapangan ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 14 Agustus 2021
Afida Octaviani
NIM. 12403183238
Page 5
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Dasar Pemikiran ................................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................................... 4
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ......................................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ........................ 6
A. Profil Lembaga ...................................................................................................... 6
B. Pelaksanaan Praktik di UD Sari Murni ............................................................ 15
C. Permasalahan di Lapangan................................................................................ 15
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ........................................... 17
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 18
A. Kajian Teori ........................................................................................................ 18
B. Analisis Terhadap Temuan Studi ...................................................................... 31
C. Solusi Permasalahan ........................................................................................... 32
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 33
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 33
B. Saran .................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 36
Page 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini begitu pesat. Salah satu yang
mendukung pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia adalah adanya
UMKM yang semakin mempengaruhi perekonomian Indonesia. UMKM
disebut sebagai penggerak perekonomian bangsa yang mampu
meningkatkan perekonomian Indonesia secara berkesinambungan dan terus
menerus. Dengan menciptakan beragam produk yang berkualitas dan
terpercaya, UMKM diharapkan dapat menguasai pangsa pasar nasional
maupun internasional sehingga secara tidak langsung UMKM dapat
memajukan dan menambah perekonomian Indonesia serta juga dapat
mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.1
Era globalisasi saat ini semakin membuat tingkat persaingan semakin
sulit, pemberdayaan UMKM dilakukan untuk menyesuaikan perubahan
untuk siap menghadapi segala tantangan. Pelaku UMKM dituntut untuk
memeningkatkan inovasi produk dan jasa, mengembangkan skill dari
sumber daya manusia, mengembangkan teknologi, dan perluasan area
pemasaran. Ini penting dilakukan untuk bersaing dengan produk asing
sekaligus menguasi pasar global. Pada kenyataannya untuk mencapai itu
semua diperlukan usaha yang maksimal. Kendala yang seringkali ditemui
dalam permasalahan ini adalah beberapa UMKM masih memiliki akses
permodalan yang terbatas, penggunaan teknologi masih kurang,
serta rendahnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan dari SDM yang ada.
Selain itu untuk perusahaan yang bermodal besar memiliki perencanaan
yang kurang matang sehingga menyebabkan lemahnya daya saing suatu
produk.
1 Ari Nuvitasari, dkk. Implementasi SAK EMKM Sebagai Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). International Journal of Social Science and Bussiness.
Vol. 3 No. 3, Tahun 2019, Hlm. 343
Page 7
2
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM memiliki pengertian sebagai
berikut :
1. Usaha Mikro adalah usaha milik badan/perseorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
2. Usaha Kecil adalah usaha yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
5. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan
Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.2
Jadi secara garis besar UMKM dapat disimpulkan menjadi usaha milik
perseorangan/badan yang berdiri sendiri dan dikelola sendiri, tidak
termasuk anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki orang lain.
2 Yuli Rahmini Suci. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos. Vol. 6 No. 1, Tahun 2017
Page 8
3
Suatu bisnis akan berjalan dan berkembang apabila memiliki
perencanaan yang matang. Termasuk bisnis UMKM, segala bentuk entitas
harus memiliki perencanaan yang baik salah satunya perencanaan masalah
keuangan. Laporan keuangan harus dimiliki oleh semua entitas bisnis agar
dapat melakukan pengembangan usaha. Laporan Keuangan merupakan
sebuah informasi yang mencerminkan keuangan entitas atau suatu
organisasi yang dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja entitas
atau organisasi tersebut pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu laporan
keuangan sangat penting untuk melihat bagaimana kelangsungan usaha
suatu perusahaan di masa depan.
SAK EMKM adalah standar akuntansi keuangan yang disusun untuk
memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan
menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan
dan memberikan rentang kuantitatif EMKM. Entitas Mikro, Kecil, dan
Mennegah (EMKM) merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam SAK ETAP, yang memenuhi
definisi dan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
setidaknya selama 2 tahun berturut-turut.3 SAK EMKM dirancang secara
sederhana untuk membantu pelaku UMKM membuat laporan keuangan
untuk tujuan akuntabilitas dan pengambilan keputusan. Laporan keuangan
tersebut dapat juga digunakan oleh entitas untuk memperoleh pendanaan
dari pihak lain serta lampiran pelaporan pajak.
Berdasarkan yang telah dijelaskan diatas, penulis tertarik menyusun
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan judul “ Analisis
Penerapan Pencatatan Akuntansi Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil Dan Menengah (SAK EMKM) Pada UD. Sari Murni Desa Bono
Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung”
3 Ikatan Akuntansi Indonesia. SAK Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah, (Jakarta:2016). Hlm. 1
(Diakses pada 19 Juli 2021 di tautan http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_sak/emkm/)
Page 9
4
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk memenuhi tugas Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Gelombang II Tahun 2021
b. Untuk mengimplementasikan teori yang didapatkan ketika kuliah
pada dunia kerja
c. Untuk mengetahui implementasi laporan keuangan pada UD Sari
Murni Desa Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Penulis
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini diharapkan
mampu memberikan wawasan terkait laporan keuangan UMKM.
Selain itu penelitian ini diharapkan mampu menjadi sarana untuk
mengembangkan ilmu yang didapatkan dari perkuliahan.
b. Bagi IAIN Tulungagung
Diharapkan laporan ini dapat sarana untuk menjalin silaturahmi
antara IAIN Tulungagung dengan pihak lembaga, semoga menjadi
awal yang baik untuk saling memberikan keuntungan timbal balik.
c. Bagi UD Sari Murni Jenang Pak Lasimun
Hasil laporan ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi
UD Sari Murni untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
laporan keuangannya.
d. Bagi Pembaca
Laporan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan
memperluas wawasan bagi para pembaca.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Gelombang II Tahun
2021 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dilaksanakan mulai tanggal 12
Juli 2021 sampai dengan 13 Agustus 2021. Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini berlangsung sekitar 4 minggu. Dalam kondisi
Page 10
5
PPKM karena wabah Covid-19, PPL hanya diperkenankan untuk
melakukan observasi dan wawancara ke pihak UD Sari Murni dengan
tujuan menjaga protokol kesehatan sehingga tidak menambah klaster
baru penyebaran virus Covid-19.
2. Lokasi Pelaksanaan
Lokasi tempat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini di UD Sari
Murni yang merupakan salah satu UMKM di Desa Bono yang
beralamatkan di Desa Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung.
Page 11
6
BAB II
PELAKSAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
A. Profil Lembaga
1. Sejarah Berdirinya UD Sari Murni
UD Sari Murni merupakan salah satu lembaga UMKM yang
bergerak dibidang kuliner yaitu memproduksi berbagai jenang
tradisional untuk acara hajatan maupun jajanan tradisional. Usaha ini
berdiri sejak tahun 1980 yang didirikan oleh Ibu Sukilah. Usaha dagang
ini merupakan usaha turun temurun, Ibu Sukilah dan keluarganya
merupakan generasi pertama yang mendirikan dan memimpin usaha ini.
Usaha ini bermula dilakukan Ibu Sukilah di tempat tinggalnya yaitu di
Durenan Trenggalek. Pada saat itu Ibu Sukilah memproduksi jenang
hanya berdasarkan permintaan pelanggan. Makanan yang
diproduksipun pada saat itu masih terbatas pada produksi jenang dan
madumongso. Seiring berjalannya waktu usaha tersebut mulai
berkembang dan mulai dikenal orang. Sampai kemudian Ibu Sukini
wafat dan usaha UD Sari Murni diserahkan kepada anak dari Ibu Sukini
yaitu Ibu Sukilah. Ibu Sukilah menikah dengan Pak Lasimun yang
berasal dari Tulungagung, lalu Ibu Sukini memutuskan untuk
melanjutkan dan mengembangkan usaha jenang tradisionalnya di
Tulungagung tepatnya di Desa Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung. Ibu Sukini dan Pak Lasimun merupakan generasi kedua
yang memimpin UD Sari Murni.
Usaha yang dipegang Pak Lasimun dan Ibu Sukini mulai
berkembang pesat. Dulu pelanggan yang datang lebih mengenal usaha
jenang tradisional ini dengan sebutan “Jenang Pak Lasimun”
dikarenakan Pak Lasimun yang memproduksi jenang secara tidak
langsung. Tidak hanya untuk acara hajatan, jenang tradisional yang
dihasilkan juga dijual dan didistribusikan di pasar tradisional, sehingga
semakin lama usaha ini berkembang dan banyak dikenal orang dari
berbagai kalangan.
Page 12
7
Pada tahun 1999 Ibu Sukini meningal dunia dan Pak Lasimun
merasa sudah cukup tua untuk mengelola UD Sari Murni sendirian. Oleh
karena itu UD Sari Murni diwariskan kepada anaknya yang kelima yaitu
Ibu Siti Hanasih dan suaminya Bapak Suryadi. Ibu Siti Hanasih dan
Bapak Suryadi merupakan generasi ke 3 yang mengelola dan memimpin
usaha turun temurun ini sampai saat ini.
Perkembangan UD Sari Murni saat dipegang oleh Bapak Suryadi
cukup signifikan oleh karena itu pada tahun 2000 Bapak Suryadi
berinisiatif untuk membuatkan surat perizinan yaitu Sertifikat
Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP). Lalu setelah proses penyuluhan
dilakukan, diperoleh surat sertifikasi perizinan usaha yaitu Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT). SPP-PIRT
merupakan jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota
terhadap produksi pangan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang
telah memenuhi persyaratan, dalam rangka peredaran pangan.
Tempat usaha UD Sari Murni berada di kediaman pribadi Bapak
Suryadi dan Ibu Siti Hanasih dengan dilengkapi berbagai tempat khusus
untuk produksi jenang dan etalase produk jenang tradisional yang
dihasilkan. Selain itu UD Sari Murni juga bekerjamasa dengan berbagai
mitra usaha jajanan kering di Tulungagung sebagai usaha
pengembangan sekaligus menjaga persaingan bisnis secara sehat
sesama UMKM.
Saat ini UD Sari Murni memiliki karyawan sekitar 20 orang yang
terdiri dari karyawan bagian proses produksi/pengolahan, bagian
pengemasan, bagian administrasi, dan bagian pemasaran. Sebagian
karyawan bagian pengemasan produksi tertentu biasanya menggunakan
karyawan borongan yaitu masyarakat sekitar yang melakukan
pengemasan dirumah mereka masing-masing. Sejak masa pandemi
sistem kerja karyawan diatur jam kerjanya atau bekerja shift. Hal ini
dikarenakan UD Sari Murni juga terkena penurunan pendapatan sekitar
50% di masa pandemi. Dibandingkan mengurangi karyawan, Bapak
Suryadi memilih untuk menggunakan sistem shift agar semua karyawan
Page 13
8
masih tetap bisa bekerja. Sistem shift dibagi menjadi 2 bagian yaitu shift
pada jam (08.00-16.00 WIB) dan shift pada jam (14.00-21.00 WIB).
Waktu kerja shift ditentukan oleh karyawan sendiri dengan persetujuan
pimpinan. Ini dikarenakan beberapa karyawan mempunyai kesibukan
yang berbeda-beda.
UD Sari Murni juga menyediakan tempat wisata sederhana yang
terletak dibelakang tempat usahanya yang bernama “Tegal Pule”.
Tempat ini biasanya digunakan pelanggan yang berkunjung untuk
sekedar bersantai dan menikmati pemandangan alam asri seperti
tanaman dan kebun bunga. Di Tegal Pule juga menyediakan berbagai
hidangan seperti nasi gegok khas Trengalek bhotok, jenang, dll.
Dibidang distribusi pemasaran, UD Sari Murni sudah dikatakan
berkembang. Saat ini produksi jenang tradisional UD Sari Murni sudah
dapat dikirim ke berbagai toko galeri jajanan di Tulungagung seperti
Kampung Oleh-Oleh Intan Jaya. Selain distribusi ke toko-toko di
Tulungagung, UD Sari Murni juga melakukan penjualan secara online
di media sosial seperti Instagram, Facebook, Whatsaap, dan Shopee.
Namun untuk sistem Shopee terdapat kendala pada pengiriman yang
tidak bisa maksimal dikarenakan produk jenang tradisional yang
dihasilkan UD Sari Murni tidak menggunakan bahan pengawet sehingga
berkemungkinan basi dan mengubah rasa.
2. Visi Misi UD Sari Murni
Dalam mendirikan suatu usaha diperlukan tujuan dan rencana yang
jelas agar usaha dapat terus maju dan berkembang. Untuk itu UD Sari
Murni memiliki visi misi dalam pengembangan usahanya yaitu :
a. Visi
1) Menjadi pengusaha jenang tradisional khas daerah yang dikenal
diberbagai daerah
2) Melestarikan makanan khas tradisional
3) Menjadikan UD Sari Murni menjadi perusahaan yang berskala
nasional
b. Misi
Page 14
9
1) Membuat produk jenang yang berkualitas dan original tanpa
bahan pengawet
2) Mengutamakan kepuasan konsumen/pelanggan
3) Membantu mendorong masyarakat dalam pengembangan usaha
terutama dalam produk olahan makanan khas tradisional
3. Struktur Lembaga UD Sari Murni
Struktur lembaga ditujukan untuk memperjelas tingkatan suatu
sistem dalam suatu lembaga. Struktur ini mengidentifikasikan mengenai
pekerjaan, tugas, fungsi, dan kemana akan melapor ke dalam lembaga.
Struktur ini dikembangkan untuk menetapkan bagaimana bisnis
beroperasi dan membantu usaha dalam mencapai tujuannya untuk
memungkinkan pertumbuhan di masa depan. Struktur diilustrasikan
menggunakan bagan kelembagaan. Struktur ini juga menentukan
bagaimana informasi mengalir antar level dalam lembaga.4
Berikut ini bagan struktur lembaga UD Sari Murni :
Sumber : UD Sari Murni (Jenang Lasimun)
a. Owner/Pemilik
Owner/pemilik lembaga bertugas dalam pengawasan kinerja seluruh
karyawan, memastikan semua bekerja dengan baik. Selain itu sebagai
tingkatan paling atas owner/pemilik di UD Sari Murni memiliki
wewenang dalam pengambilan keputusan lembaga.
b. Bagian Proses Produksi
4 https://accurate.id/marketing-manajemen/struktur-organisasi/, Diakses pada tanggal 24 Juli 2021,
pada pukul 09.25 WIB
Owner/Pemilik
Bagian Proses Produksi
Bagian Pengemasan
Bagian Administrasi
Bagian Pemasaran
Page 15
10
Karyawan bagian produksi memiliki tugas menyiapkan bahan-bahan
yang akan digunakan untuk proses produksi, serta bertanggung jawab
atas seluruh proses produksi hingga menjadi suatu produk.
c. Bagian Pengemasan
Karyawan bagian pengemasan bertugas melakukan pengemasan atas
produk yang telah selesai diproduksi.
d. Bagian Administrasi
Karyawan bagian administrasi bertugas dalam urusan penjualan di
meja kasir, bertanggung jawab atas semua transaksi yang masuk dan
keluar.
e. Bagian Pemasaran
Karyawan bagian pemasaran tugasnya adalah mengkordinasi seluruh
mitra, pelanggan, dan reseller yang telah bekerjasama dengan
lembaga. Bagian pemasaran juga bertugas mengirimkan produk-
produk ke pelanggan.
4. Pusat Informasi UD Sari Murni
Informasi mengenai UD Sari Murni dapat diakses dan dijumpai
melalui alamat resmi berikut ini :
Whatsaap : 081359244475
Instagram : @jenang_paklasimun dan @tegal_pule
Facebook : Jenang P. Lasimun
Shopee : Jenang Pak Lasimun
Email : [email protected]
Youtube : Tegal Pule Jenang Lasimun
5. Aspek Produksi
a. Bahan produksi
Bahan produksi merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat olahan jenang tradisional. Ada 2 macam bahan produksi
yang digunakan UD Sari Murni, yaitu :
1) Bahan baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan untuk
memproduksi jenang. UD Sari Murni memproduksi berbagai
Page 16
11
macam jenang tradisional dengan bahan baku utama beras ketan.
Beras ketan yang digunakan merupakan beras ketan yang
memiliki kualitas yang baik.
2) Bahan penunjang
Bahan penunjang merupakan bahan baku yang digunakan untuk
melengkapi bahan baku utama. Untuk memproduksi jenang
tradisional yang nikmat diperlukan bahan baku penunjang
seperti gula jawa, gula pasir, santan kelapa, valini, wijen, dan
pewarna makanan.
b. Proses Produksi
Fokus utama UD Sari Murni adalah memproduksi jenang untuk
acara hajatan dan acara nikahan. Oleh karena itu pesanan jenang
akan ramai di musim hajatan dan hari-hari besar. Meskipun begitu
produksi jenang tetap dilakukan setiap hari. Berikut proses singkat
dalam memproduksi jenang tradisional :
1) Jenang
a) Tepung beras ketan yang telah dijadikan tepung kemudian
diaduk dengan air secara merata.
b) Santan dimasukkan kedalam wajan yang telah dipanaskan
sampai mendidih kemudian gula jawa dimasukkan kedalam
wajan.
c) Setelah santan yang dimasak mengeluarkan minyak
kemudian adonan tepung dengan air dimasukkan kedalam
wajan.
d) Bahan-bahan yang telah tercampur diaduk terus sampai rata
dan matang. Pengadukan bahanbahan yang masuk kedalam
wajan membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk hasil
maksimal.
e) Setelah hampir matang, vanilli yang telah disiapkan
kemudian dimasukkan kedalam wajan.
Page 17
12
f) Setelah jenang ketan yang dimasak dalam wajan sudah
matang kemudian diambil dan diletakkan kedalam
bak/ember yang telah disediakan.
g) Jenang yang diletakkan diember kemudian dimasukkan
kedalam cetakan-cetakan yang telah tersedia dan siap
dilakukan pengemasan.
2) Wajik
a) Beras ketan dicuci dengan air mengalir sampai bersih.
Kemudian direndam selama beberapa jam dan ditiriskan.
b) Beras ketan setelah direndam dikukus selama 30 menit,
hingga menjadi setengah matang dan diangkat.
c) Gula pasir, gula jawa, santan, garam dimasak dan diaduk
hingga mendidih.
d) Tambahkan ketan yang sebelumnya telah dimasak ke dalam
rebusan santan. Dimasak sambil diaduk-aduk hingga santan
terserap habis. Kemudian diangkat.
e) Dikukus kembali ketan selama 20 menit atau hingga ketan
benar benar matang, kemudian diangkat.
f) Setelah matang kemudian diambil dan diletakkan kedalam
bak/ember yang telah disediakan.
g) Wajik yang diletakkan diember kemudian dimasukkan
kedalam cetakan-cetakan yang telah tersedia dan siap
dilakukan pengemasan.
3) Jadah
a) Beras ketan dicuci dengan air mengalir sampai bersih.
Kemudian direndam selama beberapa jam dan ditiriskan.
b) Beras ketan setelah direndam dikukus selama 30 menit,
hingga menjadi setengah matang dan diangkat.
c) Aduk dengan air santan sampai air habis terserap, serta beri
kelapa parut dan garam.
d) Dikukus kembali ketan selama 20 menit atau hingga ketan
benar benar matang, kemudian diangkat.
Page 18
13
e) Setelah matang kemudian diambil dan ditumbuk hingga
ketan benar – benar lumat.
f) Setelah ketan benar –benar lumat kemudian dimasukkan
kedalam cetakan-cetakan yang telah tersedia dan siap
dilakukan pengemasan.
4) Madumongso
Kegiatan proses produksi madumongso di UD Sari Murni
memiliki 2 tahapan yaitu tahapan pembuatan tape ketan dan
tahapan proses pemasakan madumongso.
Tahap pertama pembuatan madumongso yaitu pembuatan
tape ketan, yaitu sebagai berikut:
a) Pada tahap pertama ketan hitam dan ketan putih dicampur
dengan perbandingan 1 : 3 dan direndam dalam air dengan
perbandingan antara ketan dengan air adalah 1 : 3.
b) Selanjutnya dikukus selama 30 menit sampai 40 menit
hingga beras ketan benar-benar matang.
c) Setelah matang, beras ketan diangin-anginkan supaya cepat
dingin dan diberi ragi tape sampai merata.
d) Proses fermentasi membutuhkan waktu kurang lebih 2-3
hari. Beras ketan yang telah mengalami fermentasi ditandai
dengan rasa lebih manis dan bau khas tape.
Tahap kedua pembuatan madumongso yaitu proses
pemasakan madumongso, yaitu sebagai berikut:
a) Santan kelapa dan gula jawa direbus dan diaduk sampai gula
terlarut seluruhnya.
b) Selanjutnya tape ketan hasil fermentasi dimasukkan kedalam
adonan, bahan diaduk terus menerus sampai legit dan
membutuhkan waktu sekitar 3 jam.
c) Setelah hampir matang, vanilli yang telah disiapkan
kemudian dimasukkan kedalam wajan.
Page 19
14
d) Setelah madumongso yang dimasak dalam wajan sudah
matang kemudian diambil dan diletakkan kedalam
bak/ember yang telah disediakan.
c. Proses Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan untuk lebih menarik minat pembeli.
Pengemasan yang baik adalah pengemasan yang menarik dan bisa
tetap menjaga kualitas dan rasa suatu produk. Dalam pengemasan
jenang, UD Sari murni melakukan langkah pengemasan dengan
memasukkan adonan jenang, madumongso, jadah, dan wajik yang
telah matang kedalam wadah dari bambu yang dalam bahasa Jawa
bernama besek yang berisi 1 kg. Ada juga madumongso yang
dibungkus dengan plastik kemudian dilapisi kertas warna – warni
agar lebih menarik dan dimasukkan ke dalam mika berukuran
sedang dan besar. Selain untuk oleh – oleh ada juga yang memesan
untuk seserahan pernikahan sehingga dikemas di nampan atau piring
lebar dan dibentuk sesuai keinginan pembeli. Tahap akhir dari
pengemasan adalah pemberian merek jenang yang terbuat dari
kertas dengan menunjukkan nama produk, alamat produksi, bahan-
bahan yang digunakan, dan lain – lain.
d. Hasil produksi
Produk jenang tradisional yang dihasilkan oleh UD Sari Murni
adalah jenang sebagai produk utama, dan produk lainnya seperti
wajik, madumongdo, dan jadah. Semua hasil produksi tersebut
dibandrol dengan harga sebagai berikut :
1) Jenang ketan Rp. 32.000
2) Jenang campur Rp. 31.000
3) Madumongso Rp. 40.000
4) Jadah Rp. 32.000
5) Wajik Hijau/Coklat Rp. 32.000
6) Madumongso Tulip Rp. 50.000
7) Madumongso Polos isi 60 Rp. 50.000
8) Madumongso Polos isi 30 Rp. 25.000
Page 20
15
9) Madumongso Permen isi 16 Rp. 30.000
10) Madumongso Permen isi 14 Rp. 25.000
Harga diatas bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dari harga
bahan produksi jenang.
B. Pelaksanaan Praktik di UD Sari Murni
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan pada tanggal 12 Juli
2021 sampai dengan 13 Agustus 2021 dengan sistem observasi/wawancara
dikarenakan adanya batasan kegiatan untuk mengurangi lonjakan kasus
covid 19. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini dilaksanakan di UD Sari
Murni Jenang Pak Lasimun yang beralamatkan di Dusun Cluwok Desa
Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Adapun rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan selama menjalani Praktik Pengalaman
Lapangan antara lain :
1. Mengunjungi lembaga UD Sari Murni dan bersilaturahmi dengan
pemilik UD Sari Murni yaitu Bapak Suryadi untuk meminta izin
melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
2. Melakukan proses wawancara mengenai seluruh kegiatan dan sistem
operasional yang ada di UD Sari Murni
3. Mengamati kegiatan operasional lembaga dari proses produksi sampai
penjualan.
4. Mencatat hasil wawancara dan hasil temuan untuk dijadikan laporan.
5. Menganalisis mengenai laporan keuangan UD Sari Murni
6. Membuat video dokumentasi.
7. Menyusun laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
8. Membuat essay mengenai lembaga UD Sari Murni laporan kegiatan
saat melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan.
C. Permasalahan di Lapangan
Dari hasil wawancara dan observasi selama melakukan Praktik
Pengalaman Lapangan di UD Sari Murni Dusun Cluwok Desa Bono
Kecamatan Boyolangu Kabupate Tulungagung, ditemukan beberapa
masalah yaitu :
Page 21
16
1. Menurunnya laba penjualan hingga 50% karna dampak pandemi covid-
19. Umumnya produksi jenang tradisional di UD Sari Murni banyak
dipesan untuk acara-acara hajatan dan hari besar, namun dikarenakan
pandemi covid 19 pemerintah membatasi kegiatan tersebut sehingga hal
ini berdampak pada penjualan di UD Sari Murni.
2. Dalam hal pelaporan keuangan masih menggunakan sistem manual
sehingga lebih berkemungkinan terjadinya salah input data. Selain itu
hal ini dirasa kurang efisien waktu dan tenaga.
3. Laporan keuangan yang dibuat masih tergolong sederhana.
Dari permasalahan-permasalahan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai laporan keuangan UD Sari
Murni. UD Sari Murni melakukan pencatatan laporan keuangan mingguan
dan bulanan. Laporan keuangan di UD Sari Murni memiliki tiga tingkatan.
Tingkatan pertama dipegang oleh karyawan bagian produksi, tingkatan
kedua dipegang oleh karyawan bagian penjualan, dan tingkatan ketiga
dipegang oleh pemilik UD Sari Murni. Laporan yang dipegang oleh
karyawan bagian produksi berisi laporan perolehan produksi yang
dilakukan. Dan laporan yang dipegang oleh karyawan bagian penjualan
berisi data keseluruh penjualan. Nantinya setiap minggu laporan hasil
produksi dan laporan penjualan akan dilakukan perbandingan, dan hasil dari
perbandingan tersebut akan memperlihatkan berapa laba yang akan
diperoleh. Untuk laporan keuangan bulanan merupakan laporan
keseluruhan laba yang diperoleh setiap minggunya.
Dari pemaparan diatas dapat dilihat sebenarnya pencatatan laporan
keuangan pada UD Sari Murni sudah cukup baik, namun jika dianalisis
lebih lanjut lagi, laporan keuangan tersebut masih tergolong sederhana dan
belum menerapkan laporan keuangan sesuai SAK EMKM secara
keseluruhan dikarenakan belum melaporkan empat macam laporan
keuangan secara terperinci yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan yang mendetail diperlukan untuk menciptakan
laporan keuangan yang relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga
Page 22
17
memudahkan mengetahui apabila terjadi penurunan omset dari bulan-bulan
tertentu atau pada saat adanya kekeliruan dalam pengelolaan hasil usaha
tersebut. Selain itu UD Sari Murni masih menggunakan pencatatan laporan
keuangan secara manual, hal ini berkemungkinan terjadinya salah catat data
yang dapat menjadikan laporan keuangan tidak relevan.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Selama melakukan proses Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), UD
Sari Murni merespon dengan baik dan ikut membantu kelancaran
pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini dengan bersedia
melakukan wawancara mengenai seluruh kegiatan operasional lembaga.
Mengenai laporan keuangan, UD Sari Murni merasa bahwa laporan
keuangan yag dibuat sudah sesuai kebutuhan, namun kedepannya akan terus
melakukan peningkatan terhadap kualitas laporan keuangannya.
Page 23
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
Menurut Wild & Kwok akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Ada 3 aktivitas
yang mengacu pada akuntansi yaitu mengidentifikasi, merekam, dan
mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang terjadi pada organisasi
untuk kepentingan pihak pengguna. Contoh pengguna internal
perusahaan adalah individu-individu yang berada di lingkungan
internal/dalam perusahaan seperti manajer, supervisor, direktur,
internal audit, dan karyawan perusahaan. Sedangkan pengguna
internal adalah individu-individu yang berada di lingkungan
eksternal/luar perusahaan seperti Kantor Akuntan Publik, pemegang
saham, pelanggan, dan pemerintah.5
Akuntansi menurut bahasa bisnis adalah proses pencatatan,
pengklasifikasian, pelaporan, penginterpretasian informasi
keuangan suatu perusahaan yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh stakeholders. Akuntansi dapat
digunakan oleh semua organisasi yang profit oriented maupun non
profit oriented. Organisasi profit oriented diklasifikasikan menjadi
3 jenis yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan
industri. Sedangkan organisasi yang non profit oriented seperti
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Pemerintahan.6
b. Konsep Dasar Akuntansi
5 Sukrisno Agoes, Estralia Trisnawat, Akuntansi Perpajakan (Jakarta Selatan:Penerbit Salemba
Empat, 2018), hlm.1-2 6 Siti Maria Wardayati, Pengantar Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang & Koperasi
(Malang:Penerbit Selaras Media Kreasindo, 2016), hlm. 1-2
Page 24
19
Konsep dasar akuntansi diuraikan menjadi beberapa bagian
berikut ini7 :
1) Transaksi
Proses akuntansi yang pertama dilakukan adalah menyeleksi
data ekonomi yang dianggap relevan untuk diproses dalam
sistem akuntansi dengan melakukan observasi terhadap seluruh
transaksi sebagai alat bukti transaksi tersebut.
Transaksi adalah aktivitas bisnis yang bersifat ekonomis
maupun non ekonomis. Penyeleksian data ekonomi dapat
dilakukan terhadap transaksi yang bersifat ekonomis yaitu
transaksi yang mempunyai nilai/ bentuk uang yang dapat diukur
dan dihitung dan mempengaruhi persamaan akuntansi.
2) Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi terdiri atas aset, liabilitas, dan ekuitas yang
dirumuskan sebagai berikut :
Beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam
persamaan akuntansi adalah :
a) Dampak dari setiap transaksi adalah berupa peningkatan atau
penu-runan satu atau lebih unsur dalam persamaan akuntansi.
b) Kedua sisi persamaan akuntansi harus selalu sama
jumlahnya.
c) Ekuitas pemilik bertambah sebesar investasi oleh pemilik
dan berkurang sebesar penarikan oleh pemilik.
d) Ekuitas pemilik bertambah karena pendapatan (revenue) dan
berkurang karena beban (expense).
3) T Account
T Account terdiri atas dua sisi yaitu sisi debit dan sisi kredit.
Dalam T Account menggambarkan semua transaksi naik dan
turun yang mempengaruhi persamaan akuntansi.
7 Ibid, hlm. 6-10
ASET = LIABILITAS +EKUITAS
Page 25
20
4) Tabel Chart of Account
Seluruh akun yang terdapat di buku besar dicatat sesuai
nomor urutan dalam laporan keuangan. Urutan yang muncul
terlebih dahulu adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Kemudian
akun laba rugi dicatat dengan urutan pendapatan dan beban.
5) Akun Riil dan Akun Nominal
Setiap akun pada pos neraca disebut akun riil karena saldo
akhir periode yang lalu merupakan saldo awal periode
berikutnya, sedangkan setiap akun pada pos laporan laba-rugi
disebut akun nominal karena saldo akhir periode yang lalu bukan
merupakan saldo awal periode berikutnya sehingga dibutuhkan
jurnal penutup agar cut off time dapat dilakukan.
Oleh karena itu, penelusuran kembali (trace back) dapat
dilakukan terhadap saldo akun neraca tetapi tidak dapat
dilakukan terhadap saldo akun laba rugi. Proses matching antara
pendapatan dan beban merupakan proses yang harus
dilaksanakan agar informasi yang dihasilkan dapat diandalkan,
dipercaya, dan tidak mengandung salah saji yang material.
c. Peran Akuntansi Untuk UMKM8
Pengelolaan keuangan bagi pelaku UMKM memiliki peran
yang besar bagi kelangsungan usahanya, bukan sekedar memberikan
laporan aktivitas keuangan yang sedang berjalan, melainkan juga
dapat memberikan dasar informasi dalam pengambilan keputusan
strategis mengenai pengembangan usaha.
Berikut manfaat akuntansi bagi UMKM :
1) Memperlancar kegiatan usaha. Dengan menggunakan akuntansi,
kita dapat tau semua aktivitas pengeluaran maupun pemasukan
perusahaan dengan jelas. Akuntansi dapat menajdi sumber
informasi yang akurat bagi pengusaha dalam mengetahui secara
rinci dan menyeluruh terhadap seluruh kegiatan usaha yang
dijalankannya.
8 Ganjar Isnawan, Akuntansi Praktis Untuk UMKM (Jakarta Timur:Laskar Aksara, 2021) hlm. 6-8
Page 26
21
2) Bahan evaluasi kinerja perusahaan. Melalui akuntansi kita dapat
mengetahui seberapa besar pencapaian target penjualan,
bagaimana efisiensi pengeluaran ongkos produksi, serta
bagaimana target pencapaian laba usaha sehingga kita dapat
melakukan evaluasi kinerja perusahaan dengan tepat.
3) Melakukan perencanaan yang efektif. Dari laporan keuangan,
manajemen perushaan dapat melakukan perencanaan berkaitan
dengan strategi pengembangan penjualan, strategi efisiensi
produksi, dan akhirnya strategi mencapai target prosisi laba
tertentu.
4) Meyakinkan pihak di luar perusahaan. Untuk mengembangkan
usaha diperlukan tambahan modal. Tambahan modal bisa
didapatkan dari pihak luar seperti program bantuan pemerintah,
pengajuam proposal usaha kepada investor swasta, atau
pengajuan kredit usaha pada perbankan. Untuk mendapatkan
keyakinan dari lembaga-lembaga tersebut diperlukan laporan
keuangan yang valid sebagai bahan pertimbangan pihak luar
untuk mau bekerjasama dengan perusahaan kita.
2. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi dilakukan mulai dari9 :
a. Menganalisis transaksi-transaksi yang dipersiapkan untuk jurnal
b. Mencatat akun-akun termasuk akun debit dan kredit dalam jurnal
c. Mentransfer debit dan kredit dari jurnal ke buku besar
d. Meringkas akun buku besar disesuikan dan jumlah
e. Mencatat penyesuaian untuk membawa saldo rekening up to date,
menjurnal dan posting penyesuaian
f. Menyesuaikan akun buku besar dan jumlah
g. Menggunakan neraca saldo setelah disesuikan untuk
mempersiapkan laporan keuangan
h. Menjurnal dan posting entry untuk menutup akun sementara
9 Sukrisno Agoes, Estralia Trisnawat, Akuntansi Perpajakan (Jakarta Selatan:Penerbit Salemba
Empat, 2018), hlm. 2-3
Page 27
22
i. Tes keakuratan dari prosedur penutupan
j. Jurnal pembalik dalam periode berikutnya (pilihan)
Siklus Akuntansi
3. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan adalah laporan yang berisi
catatan-catatan transaksi penjualan maupun pembelian yang
memiliki nilai ekonomi dan moneter. Laporan keuangan biasanya
dibuat dalam periode tertentu. Periode tersebut tergantung kebijakan
perusahaan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui
kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan sehingga para
stakeholders dapat melakukan evaluasi dan dapat melakukan
pencegahan yang tepat dan cepat jika kondisi keuangan perusahaan
mengalami masalah. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan adalah seluruh catatan atas transaksi
penjualan dan pembelian dalam periode tertentu.10
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
10 https://accurate.id/akuntansi/pengertian-laporan-keuangan-contoh-dan-fungsinya/, Diakses pada
tanggal 24 Juli 2021, pada pukul 12:24 WIB
1. Analisis Transaksi
2. Jurnal 3. Mem-posting4. Neraca Saldo
Sebelum Penyesuaian
5. Penyesuaian6. Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian
7. Menyiapkan Laporan
8. Jurnal Penutup
9. Neraca Saldo Setelah
Penutupan
10. Jurnal Pembalik (Pilihan)
Page 28
23
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.11
c. Karakteristik Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang
memenuhi karakteristik berikut ini :
1) Relevan
Relevan maksudnya adalah laporan keuangan didalamnya
harus memuat informasi yang dapat memengaruhi keputusan
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini dan dapat memprediksi masa depan.
Laporan keuangan yang relevan adalah laporan keuangan yang
merekam setiap transaksi perusahaan selama satu periode
akuntansi.
2) Andal
Agar informasi dalam laporan keuangan yang dihasilkan
dapat dipercaya dan andal, maka penyajian informasi pada
laporan keuangan harus dibuat berdasarkan peraturan atau
pedoman yang berlaku. Selain itu, laporan keuangan juga
disajikan secara menyeluruh.
Seperti yang kita ketahui, informasi dalam laporan keuangan
harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan informasi secara jujur dan dapat
diverifikasi. Sehingga informasi yang relevan saja tidak cukup
karena tidak dapat diandalkan. Jika demikian, informasi yang
ada pada laporan keuangan dapat menyesatkan dan merugikan
pengguna laporan keuangan.
3) Dapat dibandingkan
Perlu Anda ketahui bahwa laporan keuangan yang dibuat
juga harus dibandingkan dengan perusahaan lain. Ini akan
berguna untuk menilai perusahaan Anda. Untuk dapat
11 Siti Maria Wardayati, Pengantar Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang & Koperasi
(Malang:Penerbit Selaras Media Kreasindo, 2016), hlm. 24
Page 29
24
dibandingkan dengan perusahaan lain maka sistem, pedoman,
dan kebijakan akuntansi yang digunakan harus sama
Selain membandingkan dengan perusahaan lain, laporan
keuangan juga dapat dibandingkan antar tahun. Untuk
membandingkan antar tahun, maka penyajian laporan keuangan
perusahaan minimal harus disajikan dalam dua periode.
4) Dapat dipahami
Laporan keuangan juga harus memiliki karakteristik
kualitatif yakni dapat dipahami. Adapun lingkup pemahaman
yang dimaksud ini adalah pengguna secara umum. Tidak hanya
oleh pihak manajemen saja, tetapi masyarakatpun yang ingin
mengetahuinya dapat memahami. Informasi dalam laporan
keuangan dikatakan dapat dipahami jika semua pengguna
mengerti dan memahami isi atau informasi yang ada pada
laporan keuangan.
Sehingga, salah satu manfaat dari dibuatnya laporan
keuangan yaitu membantu dalam pengambilan keputusan dapat
tercapai. Untuk memudahkan membuat laporan keuangan yang
dapat dibandingkan maka laporan keuangan harus dibuat
berdasarkan pedoman dan standar yang berlaku secara umum.
d. Posisi Keuangan
Unsur-unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan adalah12 :
1) Aset adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan akibat dari
peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi yang diharapkan
didapatkan di masa depan. Aset terdapat dua jenis yaitu aset
lancar dan aset tidak lancar.
2) Kewajiban adalah utang perusahaan yang timbul karena ada
transaksi sebelumnya. Penyelesaiannya mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat
12 Ibid, hlm. 25
Page 30
25
ekonomi. Kewajiban ada dua jenis yaitu kewajiban jangka
panjang dan kewajiban jangka pendek.
3) Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah
dikurangi seluruh kewajiban.
e. Laporan Laba Rugi
Penghasilan bersih (laba) digunakan sebagai ukuran kinerja atau
sebagai dasar bagi ukuran lain seperti imbalan invertasi dan
penghasilan per saham. Unsur yang berkaitan dengan laporan laba
rugi adalah pendapatan dan beban.
1) Pendapatan adalah bentuk pemasukan atau penambahan aset
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
2) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar dan penurunan aset atau
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanaman modal.13
f. Laporan Perubahan Ekuitas
Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas
sebagai komponen utama laporan keuangan. Perubahan ekuitas
perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva
bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.14
g. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan di Standar Akuntansi Keuangan terkait. Terdapat dua
metode penyajian laporan keuangan yaitu metode langsung dan
metode tidak langsung. Metode langsung mengungkapkan
kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengelaran kas
bruto. Metode tidak langsung menggunakan penyesuaian laba atau
13 Ibid, hlm. 26 14 Ibid, hlm. 26-27
Page 31
26
rugi bersih dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan
unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.15
h. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan.16
4. UMKM
a. Pengertian UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu jenis
usaha yang dijalankan oleh individu maupun badan usaha sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM memiliki
pengertian sebagai berikut :
1) Usaha Mikro adalah usaha milik badan/perseorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang.
2) Usaha Kecil adalah usaha yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
UndangUndang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
15 Ibid 16 Ibid
Page 32
27
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
4) Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan
oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang
meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia.
5) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha
Menengah, dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi
di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.17
Jadi secara garis besar UMKM dapat disimpulkan menjadi usaha
milik perseorangan/badan yang berdiri sendiri dan dikelola sendiri,
tidak termasuk anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki orang lain.
b. Kriteria UMKM
Menurut Pasal 35 hingga Pasal 36 PP UMKM, UMKM
dikelompokkan berdasarkan kriteria modal usaha atau hasil
penjualan tahunan. Kriteria modal usaha digunakan untuk pendirian
atau pendaftaran kegiatan UMKM yang didirikan setelah PP
UMKM berlaku. Kriteria modal tersebut antara lain :
1) Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling
banyak Rp. 1.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha
2) Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari Rp. 1.000.000.000
sampai dengan paling banyak Rp. 5.000.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
17 Yuli Rahmini Suci. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos. Vol. 6 No. 1, Tahun 2017
Page 33
28
3) Usaha Menengah memiliki modal usaha lebih dari Rp.
5.000.000 sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
Sedangkan kriteria hasil penjualan tahunan antara lain :
1) Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan
paling banyak Rp. 2.000.000.000
2) Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
2.000.000.000 sampai dengan paling banyak Rp.
15.000.000.000
3) Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp. 15.000.000.000 sampai dengan paling banyak Rp,
50.000.000.000.
Nilai nominal diatas dapat diubah sesuai dengan perkembangan
perekonomian. Selain kriteria modal usaha dan penjualan tahunan,
kementerian/lembaga negara dapat menggunakan kriteria lain
seperti omzet, kekayaan bersih, nilai investasi, jumalh tenaga kerha,
insentif dan disintensif, kandungan lokal, dan/atau penerapan
teknologi ramah lingkungan sesuai dengan kriteria setiap sektor
usaha untuk kepentingan tertentu (Pasal 36 PP UMKM)18
5. SAK EMKM
a. Latar Belakang Penyusunan SAK EMKM19
Standar Akuntansi Keuangan untuk UMKM disusun oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Awalnya SAK umum Indonesia adalah
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) yang merupakan hasila dopsi IFRS for SMEs yang
disusun oleh Internasional Accounting Standars Board. SAK ETAP
dinilai rumit dan sulit karena SAK ini diadopsi dari Standar
Internasional untuk entitas kecil dan menengah. Hal ini tidak tepat
karena terdapat perbedaan karakteristik usaha kecil dan menengah
18 https://kontrakhukum.com/article/peraturanbaruumkm, Diakses pada 26 Juli 2021, pada pukul
11.21 WIB 19 Elidia Herwiyanti, Permata Ulfah & Umi Pratiwi, Implementasi Standar Akuntansi Keuangan di
UMKM (Yogyakarta:Deepublish Publisher, 2021), hlm. 15-18
Page 34
29
di negara lain dan di Indonesia. Sebagai solusi permasalahan ini,
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyusun SAK EMKM yang lebih
sederhana namun mampu menjawab kebutuhan atas laporan
keuangan utamanya bagi pihak eksternal.
SAK EMKM memiliki pengaturan yang lebih sederhana dari
SAK ETAP. Terdapat beberapa referensi yang dijadikan acuan
dalam penyusunan SAK EMKM ini yaitu IFRS 105 tentang The
Financial Reporting Standard Applicable to the Micro-entities
Regime yang diterbitkan oleh regulator independen Inggris dan
Irlandia yang menyusun standar untuk standar pelaporan dan tata
kelola perusahaan, Financial Reporting Council. Referensi utama
lainnya yaitu Pedoman Umum Pencatatan Transaksi Keuangan yang
merupakan produk hasil kerja sama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dan Bank Indonesia.
IAI senantiasa mendukung penegakan transparansi dan
akuntabilitas pelaporan keuangan entitas di Indonesia. Dalam
rangka mewujudkan UMKM Indonesia yang maju, mandiri, dan
modern, Dewan Standar Akuntan Keuangan (DSAK) IAI telah
mengesahkan Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) pada tanggal 18 Mei
2016.
b. Ruang Lingkup SAK EMKM20
SAK EMKM disusun untuk memenuhi definisi dari Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) dan memenuhi kriteria UMKM
sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
1) Memenuhi definisi ETAP. Entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
2) Memenuhi kriteria UMKM sesuai UU No. 20 Tahun 2008
20 Ibid, hlm. 20-21
Page 35
30
SAK hanya diterapkan pada entitas yang memenuhi 2 kriteria di
atas yang telah disebutkan. Namun demikian otoritas dibidang jasa
keuangan membuka kesempatan untuk memberikan izin
implementasi SAK EMKM bagi entitas yang mempunyai
akuntabilitas publik yang signifikan di bidang setor jasa keuangan.
c. Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM21
Komponen laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM terdiri atas
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, serta Catatan atas
Laporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan, terdiri dari :
a) Kas dan setara kas
b) Piutang
c) Persediaan
d) Aset Tetap
e) Utang Usaha
f) Utang Bank
g) Ekuitas
Penyajian laporan posisi keuangan tidak ada ketentuan khusus
bagaimana formatnya. Secara singkat laporan posisi keuangan
menyajikan aset, liabilitas keuangan, dan ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi, terdiri dari :
a) Pendapatan
b) Beban keuangan
c) Beban pajak
Adapun akun yang disajikan adalah akun yang relevan untuk
memahami kinerja keuangan entitas.
3. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan, terdiri dari :
a) Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan SAK EMKM
21 Ibid, hlm. 24-25
Page 36
31
b) Ikhtisar kebijakan akuntansi
c) Informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang
menjelaskan transaksi penting dan material.
Penyajian akun untuk catatan atas laporan keuangan dilakukan
secara sistematis dan praktis. Artinya ada saling rujuk-silang
informasi antar tiap akun/pos yang disajikan dalam laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi dengan catatan atas
laporan keuangan.
B. Analisis Terhadap Temuan Studi
Berdasarkan teori diatas UD Sari Murni masuk kedalam kategori
UMKM yang seharusnya melakukan pencatatan laporan keuangan sesuai
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan
catatan atas laporan keuangan. Dalam praktiknya UD Sari Murni telah
membuat laporan laba rugi sederhana yang mudah dipahami dan sesuai
kebutuhan lembaga, namun dalam pembuatannya laporan keuangan
tersebut kurang maksimal. Untuk pencatatan laporan posisi keuangan belum
diterapkan, sehingga kurang begitu jelas tentang nilai nominal aset yang
dimiliki.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat diketahui bahwa
selama menjalankan usaha UD Sari Murni sepakat dan mengetahui bahwa
melakukan pencatatan itu sangat penting untuk keberlangsungan usahanya.
Kesadaran itu juga didukung oleh keinginan dan upaya organisasi dalam
membuat pencatatan keuangan yang lebih baik lagi. UD Sari Murni
melakukan pencatatan transaksi penjualan, pembelian bahan baku, dan laba
yang diperoleh.
Namun penerapan pencatatan keuangan yang benar dan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) masih sulit untuk diterapkan. Berdasarkan hasil penelitian dan
wawancara pada UD Sari Murni belum sepenuhnya paham mengenai
penerapan laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM yang ditujukan
Page 37
32
untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum memenuhi persyaratan
yang diatur dalam SAK ETAP.
C. Solusi Permasalahan
Laporan keuangan penting untuk diterapkan oleh semua lembaga yang
menjalankan usaha tak terkecuali UMKM. Untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan keuangan UMKM, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merancang
sebuah standar akuntansi keuangan yang dirumuskan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) yang merupakan
penyederhanaan dari Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK EMKM secara efektif berlaku
mulai 1 Januari 2018.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di UD Sari Murni mengenai
kurang pemahaman mengenai SAK EMKM seharusnya dinas
ketenagakerjaan selain memberikan pelatihan kerja juga memberikan
pelatihan dan sosialisasi tentang pencatatan keuangan. Sehingga para
pelaku usaha bisa menyajikan laporan keuangan yang baik sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku. Penyusunan laporan yang baik tentunya
akan mempermudah pelaku usaha dalam mengelola keuangan dan
mengambil keputusan.
Sosialisasi dari pihak yang bersangkutan seperti Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) juga sangat diperlukan. IAI bisa melakukan kerjasama
dengan pihak dinas ketenagakerjaan mengenai sosialisasi dan pelatihan
mengenai pencatatan keuangan sesuai dengan standar keuangan yang
berlaku.
Page 38
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum laporan keuangan adalah laporan yang berisi catatan-
catatan transaksi penjualan maupun pembelian yang memiliki nilai ekonomi
dan moneter. Laporan keuangan biasanya dibuat dalam periode tertentu.
Periode tersebut tergantung kebijakan perusahaan. Laporan keuangan
digunakan untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan secara
keseluruhan sehingga para stakeholders dapat melakukan evaluasi dan
dapat melakukan pencegahan yang tepat dan cepat jika kondisi keuangan
perusahaan mengalami masalah.
Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah (ED SAK EMKM) merupakan penyederhanaan dari Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
SAK EMKM dibuat secara sederhana untuk memudahkan pelaku UMKM
menyajikan laporan keuangan yang relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Namun pada kenyataannya pelaku UMKM masih
merasa kesulitan untuk menerapkan SAK EMKM dalam penyajian laporan
keuangannya.
Dalam praktiknya UD Sari Murni telah membuat laporan laba rugi
sederhana yang mudah dipahami dan sesuai kebutuhan lembaga, namun
dalam pembuatannya laporan keuangan tersebut kurang maksimal. Untuk
pencatatan laporan posisi keuangan belum diterapkan, sehingga kurang
begitu jelas tentang nilai nominal aset yang dimiliki. Hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman pelaku usaha mengenai SAK EMKM.
Solusi dari permasalahan diatas adalah perlunya sosialisasi dari pihak
yang bersangkutan seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI bisa
melakukan kerjasama dengan pihak dinas ketenagakerjaan mengenai
sosialisasi dan pelatihan mengenai pencatatan keuangan sesuai dengan
standar keuangan yang berlaku.
Page 39
34
B. Saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Sebagai pengelola kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung diharapkan
menjaga hubungan baik dengan lembaga Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) dengan tujuan untuk menjalin kerjasama yang berkelanjutan dan
memberikan pengarahan yang lebih jelas dan terstruktur kepada
mahasiswa selama menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
2. Untuk UD Sari Murni Jenang Pak Lasimun
Untuk lembaga UD Sari Murni diharapkan kedepannya dapat
meningkatkan penyajian laporan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku, terus menjaga kekompakan dalam
menjalankan kinerjanya, dan selalu memberikan pengetahuan dan
wawasan serta membina hubungan baik dengan kampus IAIN
Tulungagung.
3. Untuk Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Untuk mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diharapkan
dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama menjalani Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) dengan baik.
Page 40
35
DAFTAR PUSTAKA
Nuvitasari, Ari, dkk. Implementasi SAK EMKM Sebagai Dasar Penyusunan
Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
International Journal of Social Science and Bussiness Vol. 3 No. 3 (2019):
hlm. 343
Rahmini Suci, Yuli. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 1 (2017)
Ikatan Akuntansi Indonesia. SAK Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah. 19 Juli
2021. http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_sak/emkm/
https://accurate.id/marketing-manajemen/struktur-organisasi/ 24 Juli 2021
Agoes, Sukrisno, Trisnawat, Estralia. 2018. Akuntansi Perpajakan. Jakarta
Selatan:Penerbit Salemba Empat. hlm.1-2
Maria Wardayati, Siti. 2016. Pengantar Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang &
Koperasi. Malang:Penerbit Selaras Media Kreasindo. hlm. 1-2
Isnawan, Ganjar. 2021. Akuntansi Praktis Untuk UMKM. Jakarta Timur:Laskar
Aksara. hlm. 6-8
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-laporan-keuangan-contoh-dan-fungsinya/,
24 Juli 2021
https://kontrakhukum.com/article/peraturanbaruumkm, 26 Juli 2021
Elidia Herwiyanti, Elida, dkk. 2021. Implementasi Standar Akuntansi Keuangan di
UMKM. Yogyakarta:Deepublish Publisher. hlm. 15-18
Page 41
36
LAMPIRAN-LAMPIRAN
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
Page 42
37
Lampiran 1
REVIEW PENDALAMAN MATERI
Pemateri 1 : Bapak Anang Mustofa, S.E. (Kepala Desa Kendalbulur
Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung)
Desa dianggap sebagai halaman depan Indonesia. Kemajuan desa akan
banyak berpengaruh terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Suatu desa yang maju
akan menjadikan kabupaten dipandang baik dalam mengelola desa. Sehingga
kemajuan desa berdampak baik terhadap kemajuan kabupaten sekaligus kemajuan
Indonesia. Untuk memajukan desa diperlukan kerjasama masyarakat dan Lembaga
Kemasyarakatan Desa. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang ada di Desa
Kendalbulur Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung terdiri dari :
1. LPM
2. RT/RW
3. PKK
4. Karang Taruna “Wibasa Karsa”
5. Forum Anak Desa (FAD) “FORAKEN”
6. Lembaga Adat Desa “SINDUNG WARIH”
Dalam UU Desa No. 06 Tahun 2014 mengatakan bahwa negara Indonesia
mengakui ada sebuah Asas Rekognisi dan Asas Subsidiaritas. Asas Rekognisi
adalah kewenangan berdasarkan asal-usul yang berarti bahwa hak asal usul diakui
oleh negara, kemandirian desa dimunculkan dan dilindungi melalui kewenangan
desa. Hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa desa atau
prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan kehidupan, antara lain : (1)
Sistem organisasi masyarakat adat, (2) Kelembagaan, (3) Pranata dan hukum adat,
(4) Tanah kas desa, (5) Kesepakatan dalam kehidupan masyarakat desa. Sedangkan
Asas Subsidiaritas adalah kewenangan berskala lokal desa. Kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh
desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena
perkembangan desa dan prakarsa masyarakat desa, antara lain : (1). Tambatan
Page 43
38
Perahu. (2) Pasar desa, (3) Tempat Pemandian Umum, (4) Saluran irigrasi, (5)
Sanitasi lingkungan , (6) Pos Pelayanan Terpadu, (7) Sanggar seni dan belajar, (8)
Perpustakaan desa, (9) Embung Desa, (10) Pengelolaan air minum pedesaan, dan
(11) Jalan desa.
Desa sebagai subjek pembangunan, ini berarti desa dianggap bisa mengurus
pemerintahannya sendiri, mengelola rumah tangganya sendiri, mengusulkan
perencanaan pembangunannya sendiri, mengatur dana desa yang diberikan,
sekaligus masyarakat desa sendiri yang akan melakukan pengawasan proses
pembangunan. Pembangunan desa ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia, meningkatkan pelayanan publik desa, penanggulangan kemiskinan, dan
menjadikan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.
Salah satu prioritas pembangunan dalam strategi RPJMN (2020-2024)
adalah pengembangan desa wisata, desa digital, dan produk unggulan desa dan
kawasan pedesaan, pengembangan BUMDesa/BUMDesa Bersama. Untuk itu
Bapak Anang sebagai Kepala Desa Kendalbulur memiliki visi misi membuat
program prioritas yaitu “Pembangunan lapangan desa Kendalbulur menjadi
prioritas pembangunan desa dengan konsep lapangan wisata untuk selanjutnya
pengelolaan dan pengembangannya dilakukan oleh BUMDES dan menjadikan
BUMDES sebagai lembaga yang mengelola produktivitas usaha masyarakat serta
sebagai lembaga dalam meningkatkan Pendapatn Asli Desa (PAD)”. Program
prioritas Bapak Anang selaku Kepala Desa untuk menunjang perkembangan desa
Kendalbulur sesuai dengan visi misi beliau, antara lain :
1. Desa Wisata. Pembangunan lapangan wisata sebagai upaya peningkatan
BUMDesa dan Penambahan PADesa. Pelaksanaannya yaitu pembangunan
wisata olahraga dan keluarga yang bernama Nangkula Park. Nangkula Park
mulai dibangun pada bulan Juli 2020 menghabiskan biaya sebesar Rp.
757.000.000. Dana tersebut didapatkan dari Dana Desa sebesar Rp.
407.000.000 dan Bantuan Keuangan Kabupaten sebesar Rp. 350.000.000.
Sampai saat bulan Desember 2020 berhasil memperoleh pendapatan sebesar
Rp. 2.167.230.600.
Page 44
39
2. Desa Digital, sebagai upaya peningkatan pelayanan warga. Latar belakang
diperlukannya digitalisasi desa adalah :
a. Transparansi publik
b. Percepatan dan efisiensi pelayanan
c. Pesatnya era revolusi industri 4.0
Visi misi pelaksanaan desa digital adalah sebagai berikut :
a. Visi
1) Digitalisasi Administrasi
2) Digitalisasi Pelayanan
3) Digitalisasi Ekonomi dan Interaksi Sosial
b. Misi
1) Mewujudkan kemudahan pengerjaan administrasi dan pelayanan
masyarakat desa
2) Menyajikan kenyamanan interaksi administrasi, informasi, dan
komunikasi warga dalam satu genggaman
3) Menjadikan BUMDesa sebagai pengendali potensi ekonomi desa
yang mampu meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD)
Digitalisasi desa yang sudah ada dan digunakan oleh desa Kendalbulur
adalah :
1) Sistem Informasi Desa (SID)
2) Website Pemerintahan Desa & BUMDES
3) Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)
4) Desa Pintar (Aplikasi PC Surat Menyurat)
5) Aplikasi Pertanahan Letter C
Digitalisasi desa baru yang akan dikembangan yaitu SimpelDesa
berbasis web integrasi Android. Masyarakat desa dapat menggunakan
aplikasi ini di smartphone masing-masing dengan mendownload
aplikasinya di PlayStore.
Page 45
40
Pemateri 2 : Bapak Haris Susianto, SH.,M.Si (Kepala Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Blitar)
Dinas Tenaga Kerja merupakan lembaga yang membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang diberikan kepada kabupaten di bidang ketenagakerjaan dan
transmigrasi. Tugas pokok Disnaker adalah :
1. Perumusan kebijakan bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
4. Pelaksanaan administrasi dinas
5. Pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati
Isu strategis ketenagakerjaan di Kabupaten Blitar :
1. Kualitas kompetensi tenaga kerja perlu ditingkatkan. Peningkatan
kompetensi tenaga kerja dilakukan dengan mengadakan pelatihan
kompetensi dan kewirausahaan. Pelatihan kewirausahaan dilakukan untuk
menciptakan wirausaha baru agar menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Pelatihan ini nantinya akan menciptakan ketrampilan baru yang dapat
dikembangkan oleh tenaga kerja.
2. Kualifikasi tenaga kerja masih banyak yang belum bisa diterima Pasar
Kerja. Beberapa tenaga kerja yang belum diterima di Pasar Kerja
dikarenakan masih kurangnya skill yang dibutuhkan. Bursa kerja adalah
penyedia lapangan pekerjaan yang mempertemukan pekerja dengan
perusahaan.
3. Penerapan dan penegakan hukum norma ketenagakerjaan belum optimal.
4. Konflik ketenagakerjaan antara pengusaha dengan pekerja/buruh.
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (Untuk menciptakan wirausahawan baru)
1. Pelatihan Usaha merupakan bantuan pelatihan kewirausahaan yang sesuai
dengan potensi desa
2. Sarana/Modal merupakan bantuan sarana/modal yang dibutuhkan untuk
memulai usaha
Page 46
41
3. Pendampingan merupakan pendampingan usaha oleh tenaga pendamping
yang kompeten
4. Pemasaran merupakan bantuan penyaluran produk-produk lokal unggulan
desa ke pasar yang lebih luas
PELATIHAN KOMPETENSI (Untuk yang ingin bekerja di perusahaan)
1. Attitude (Sikap)
2. Skill (Ketrampilan)
3. Knowledge (Pengetahuan
Sebagai unsur pelayanan ketenagakerjaan, Disnaker mempunyai 20 jenis pelayanan
publik, antara lain :
1. Rekomendasi Izin Pendirian Lembaga Pelatihan Kerja (LPK)/Balai Latihan
Kerja Luar Negeri (BLKLN)
2. Pencatatan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
3. Pengesahan Peraturan Perusahaan (PP)
4. Pendataran Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
5. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediator/Perantara
Hubungan Industrial
6. Pelayanan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
7. Pencatatan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit
8. Pelaporan Jenis Pekerjaan Penunjang Dalam Pemborongan Pekerjaan
9. Pendaftaran Perjanjian Pemborongan Pekerjaan
10. Pendaftaran Perjanjian Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh
11. Pencatatan Perjanjian Kerja Dalam Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh
12. Penerbitan Kartu Pencari Kerja/ Kartu AK-1/Kartu Kuning
13. Penerbitan Tanda Daftar Bursa Kerja Khusus (BKK)
14. Penerbitan Rekomendasi Kantor Cabang Perusahaan Penempatan Pekerja
Migran Indonesia (P3MI)
15. Rekomendasi Izin Tempat Penampungan Calon Pekerja Migran Indonesia
(CPMI)
16. Reomendasi Passport Calon Pekerja Migran Indonesia
17. Pelayanan Informasi Pasar Kerja
Page 47
42
18. Rekomendasi Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS)
berskala Provinsi Jawa Timur
19. Rekomendasi Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS)
berskala Kabupaten Blitar
20. Pelayanan Permohonan Informasi Publik
Di era pandemi covid-19 pencarian kerja mengalami dampak yang menghambat
para tenaga kerja dalam memperoleh pekerjaan. Dampak tersebut antara lain :
1. Penempatan kerja ke luar negeri dihentikan
2. Penempatan tenaga kerja dalam negeri melalui kegiatan Job Fair atau Bursa
Kerja tidak bisa diselenggarakan
3. Perusahaan merumahkan karyawannya (mendapat bantuan sosial)
4. Penempatan trasmigran ke 3 lokasi yang dikhawatirkan tertunda
Sementara ini Disnaker melakukan kegiatan seperti :
1. Pendataan Pekerja Migran Indonesia yang baru pulang dari Luar Negeri
(cuti/habis kontrak)
2. Melaksanakan koordinasi pengawasan bersama Dinas Kesehatan dan
Pemerintah Desa setempat
3. Pendataan karyawan perusahaan terdampak Covid-19 untuk diusulkan
mendapatkan bantuan sosial
4. Monitoring dan pengawasan tenaga kerja asing di Kabupaten Blitar
5. Pelaksaan monev perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia Swasta
di Kabupaten Blitar
6. Kualitas dan pemberian informasi tentang program Kartu Prakerja
Kebijakan Antisipasi Kedepan :
1. Penguatan koordinasi dalam rangka pengawasan kepulangan PMI dari Luar
Negeri
2. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kepada masyarakat
sehingga dapat mengurangi intensitas kontak langsung (aplikasi Job Fair,
aplikasi Hubungan Industrial)
3. Monitoring dan pembinaan kepada perusahaan, PPTKIS, LPKS, BKK,
TKA di Kabupaten Blitar
Page 48
43
Bukti Mengikuti Pendalaman Materi PPL melalui Zoom Meeting
Page 49
44
Lampiran 2
BERITA ACARA HARIAN PPL
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG II TAHUN 2021
Pada tanggal 12 Juli 2021 sampai tanggal 13 Agustus 2021, bertempat di
Lembaga UD Sari Murni, telah dilaksanakan PPL Jurusan Akuntansi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Gelombang II Tahun 2021
oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Afida Octaviani
NIM : 12403183238
Jurusan : Akuntansi Syariah
No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan
1 Senin, 12 Juli 2021 09.00 Membaca buku pedoman PPL
Gelombang II dan memahami apa
saja yang perlu disiapkan dan
dilakukan saat PPL
2 Selasa, 13 Juli 2021 08.30 Pendalaman materi PPL Gelombang
II Tahun 2021 melalui zoom dan
youtube
3 Rabu, 14 Juli 2021 10.00 Melihat dan membaca beberapa
laporan PPL sebelumnya di
Laboratorium FEBI.
4 Kamis, 15 Juli 2021 10.00 Mengerjakan review materi
pendalaman PPL Gelombang II
Tahun 2021
Page 50
45
5 Jumat, 16 Juli 2021 10.00 Melanjutkan rewiew materi
pendalaman PPL Gelombang II
Tahun 2021
6 Sabtu, 17 Juli 2021 10.00 Mencari referensi judul yang akan
digunakan untuk laporan PPL.
7 Minggu, 18 Juli 2021 - Hari Libur
8 Senin, 19 Juli 2021 10.00 Menyusun daftar pertanyaan yang
akan ditanyakan kepada pemilik
lembaga UD Sari Murni saat
wawancara
9 Selasa, 20 Juli 2021 10.00 Libur Idul Adha
10 Rabu, 21 Juli 2021 - - Menghubungi pihak lembaga dan
membuat janji temu untuk
melakukan wawancara
- Meneliti kembali pertanyaan yang
akan ditanyakan saat wawancara
11 Kamis, 22 Juli 2021 13.00 Melakukan wawancara dengan
pihak lembaga UD Sari Murni
mengenai profil lembaga dan
gambaran mengenai laporan
keuangan lembaga.
12 Jumat, 23 Juli 2021 10.00 Mengidentifikasi hasil wawancara
dengan pemilik lembaga UD Sari
Murni dan menentukan
permasalahan yang ada dalam
laporan keuangan lembaga.
13 Sabtu, 24 Juli 2021 10.00 Mencari judul yang tepat untuk
permasalahan yang telah
diidentifikasi dari hasil wawancara
pertama dengan pemilik UD Sari
Murni.
14 Minggu, 25 Juli 2021 - Hari Libur
Page 51
46
15 Senin, 26 Juli 2021 10.00 Menemukan beberapa pertanyaan
lanjutan mengenai hasil wawancara
pertama dengan pemilik UD Sari
Murni dan berencaa untuk
melakukan wawancara kedua.
16 Selasa, 27 Juli 2021 10.00 Mengerjakan format laporan PPL
sesuai dengan pedoman yang telah
tertulis di Buku Pedoman PPL
Gelombang II Tahun 2021
17 Rabu, 28 Juli 2021 10.00 Mulai mengerjakan BAB I laporan
PPL
18 Kamis, 29 Juli 2021 - Menyusun pertanyaan untuk
wawancara lanjutan
- Menghubungi pihak lembaga
untuk membuat janji temu
19 Jumat, 30 Juli 2021 10.00 Wawancara lanjutan dengan pemilik
UD Sari Murni Jenang Pak Lasimun
20 Sabtu, 31 Juli 2021 10.00 Menganalisis hasil wawancara
lanjutan
21 Minggu, 1 Agustus 2021 - Hari Libur
22 Senin, 2 Agustus 2021 10.00 Mulai mengerjakan laporan BAB II
23 Selasa, 3 Agustus 2021 10.00 Melanjutkan pengerjaan laporan
BAB II
24 Rabu, 4 Agustus 2021 10.00 Mengerjakan laporan PPL BAB III
25 Kamis, 5 Agustus 2021 10.00 Melanjutkan pengerjaan laporan
BAB III
26 Jumat, 6 Agustus 2021 10.00 Mengerjakan laporan BAB IV
27 Sabtu, 7 Agustus 2021 13.00 Mengunjungi lembaga untuk
pembuatan video dokumentasi
28 Minggu, 8 Agustus 2021 - Hari Libur
29 Senin, 9 Agustus 2021 08.00 Take video hasil laporan PPL
30 Selasa, 10 Agustus 2021 10.00 Edit video hasil laporan PPL
Page 52
47
31 Rabu, 11 Agustus 2021 10.00 Mengerjakan essay laporan hasil
PPL
32 Kamis, 12 Agustus 2021 10.00 Melanjutkan essay laporan hasil
PPL
33 Jumat, 13 Agustus 2021 10.00 Meneliti kembali laporan dan semua
tugas PPL
Tulungagung, 14 Agustus 2021
Dedi Suselo, MM
NIDN : 2023059002
Page 53
48
Lampiran 3
BUKTI BIMBINGAN MAHASISWA PPL GELOMBANG I
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2021
NAMA MAHASISWA : Afida Octaviani
NAMA DPL : Dedi Suselo, MM.
LOKASI PPL : UD. Sari Murni
ALAMAT LOKASI PPL : Jl. Raya Cluwok Bono, RT.3/RW.5,
Cluwok, Bono, Kec. Boyolangu, Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur 66263
NO HAL YANG
DIKONSULTASIKAN
CATATAN DPL PARAF
1 Konsultasi judul laporan PPL Disetujui
2 Laporan Progres Mingguan Disetujui
3 Laporan Progres Mingguan Disetujui
4 Laporan Progres Mingguan Disetujui
Tulungagung, 14 Agustus 2021
Dedi Suselo, MM.
NIDN : 2015068402
Page 54
49
Lampiran 4
DOKUMENTASI KEGIATAN PPL
Gambar 1. Zoom Meeting Pendalaman Materi PPL Gelombang 2
Gambar 2. Pemilik UD Sari Murni "Pak Suryadi"
Page 55
50
Gambar 3. Suasana Ketika Ramai Pembeli
Gambar 4. Membantu Menata Produk di Etalase
Page 56
51
Gambar 5. Membantu Proses Pengemasan
Gambar 6. Tegal Pule by Jenang Pak Lasimun
Gambar 7. Penyerahan Cindera Mata
Page 57
52
Gambar 8. Foto Bersama Karyawan UD Sari Murni