LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM ABDUL WAHAB SJAHRANIE KOTA SAMARINDA Oleh: NOVA SELLI SULIANA NIM. 110 500 141 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015
94
Embed
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) INSTALASI …repository.politanisamarinda.ac.id/1229/1/Nova Selli Suliana.pdf · Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)
INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM
ABDUL WAHAB SJAHRANIE KOTA SAMARINDA
Oleh:
NOVA SELLI SULIANA
NIM. 110 500 141
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA
2015
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)
INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM
ABDUL WAHAB SJAHRANIE KOTA SAMARINDA
Oleh:
NOVA SELLI SULIANA
NIM. 110 500 141
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli
Madya pada Program Diploma III Politeknik Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL : Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum
Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda
Nama : Nova Selli Suliana
Nim : 110 500 141
Program Studi : Manajemen Lingkungan
Jurusan : Manajemen Pertanian
Pembimbing PKL,
Kemala Hadidjah, ST., M.Si.
NIP.19830718 201012 2 004
Penguji I,
Ir. Wartomo, MP
NIP. 19631028198803 1003
Penguji II,
Martha E. Siahaya.S.Hut.MP
NIP.19721107 200312 2 001
Kampus Sungai Keledang, 06 Juni 2015
Menyetujui/Mengesahkan
Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan,
Ir. Dadang Suprapto, MP
NIP.19620101 198803 1 003
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahhirabbil’alamin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa
shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga besar dan
para sahabat nabi. Dan hanya dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapang ini.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang
yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie. Praktek Kerja
Lapang dilakukan selama 2 bulan yaitu bermula dari awal bulan Maret 2015 dan
berakhir pada akhir April 2015. Kegiatan Praktek Kerja Lapang merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapat gelar Ahli Madya
serta lulus di perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dan penyusunan laporan,
penulis juga tidak terlepas menerima bantuan, bimbingan, dukungan, dan saran
dari banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan
kepada:
1. Ibu Rosilawati SE. selaku Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis sampai selesainya Praktek Kerja Lapang.
2. Seluruh staf di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul
Wahab Sjahranie yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah banyak membantu dan mengajar penulis sampai selesainya Praktek
Kerja Lapang.
3. Ibu Kemala Hadidjah,ST., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapang yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, masukan, serta
pemikiran yang sangat membantu dalam proses penyusunan laporan ini,
4. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Dosen Penguji 1 yang telah memberikan
saran dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
5. Ibu Martha E. Siahaya.S.Hut.MP selaku Dosen Penguji 2 juga yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
6. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
7. Bapak Ir. Marsudi, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
8. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen
Lingkungan.
9. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan pengetahuan dan ilmu yang
sangat bermanfaat bagi penulis selama kuliah di Program Study Manajemen
Lingkungan, serta teknisi, tata usaha, dan akademik yang berada di
lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang senantiasa selalu
membantu semua urusan selama perkuliahan.
10. Kedua Orang Tua saya Bapak Syamsul Bahri,SE dan Ibu Siti Aisyah yang
telah melahirkan saya ke dunia ini, merawat dan memberikan kasih sayang
sejak kecil, serta untuk doa dan nasehatnya yang tidak pernah putus sampai
saat ini. Dan untuk keluarga besar saya terima kasih atas dukungan yang
diberikan.
11. Keluarga, kakak saya Mitra Sella Suliani,A.Md dan kedua adik saya Zepry
Ananda Syaputra dan Mega Sulvi Oktavia sangat tercinta yang telah banyak
memberi dukungan dan do’a kepada saya, serta Rully Ramdani, S.Sos
terkasih yang menjadi penyemangat selalu mendukung dan mendo’akan dan
selalu berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini.
12. Teman-teman Manajemen Lingkungan Angkatan 2012 yang selama ini
berjuang bersama-sama menimba ilmu di Program Study Manajemen
Lingkungan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Pada kesempatan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas
segala khilaf, baik dalam perbuatan maupun perkataan, baik yang sengaja
maupun yang tidak disengaja selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapang. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan
balasan pahala dari Allah SWT yang tak terhingga, Aamiin.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini penulis buat untuk dapat
dijadikan acuan pada praktek yang akan datang maupun untuk panduan para
pembaca laporan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nova Selli Suliana
Kampus Sungai Keledang, 06 Juni 2015
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Tujuan PKL ......................................................................... 4
1.3 Hasil PKL yang di Harapkan ............................................... 4
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Tinjauan Umum PKL ........................................................... 6
2.1.1 Sejarah Berdirinya RSUD AWS ............................... 6
tambahan fasilitas kesehatan yang lebih baik. 12 November 1977, sebagian
peralatan kesehatan mulai dipindahkan dari Landschaap Hospital ke bangunan
rumah sakit yang baru, yang kini menjadi RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Pada tanggal 12 November 1977, rumah sakit yang baru digunakan itu
akhirnya diresmikan oleh Gubernur Brigjend H. Abdul Wahab Sjahranie dan
diberi nama Rumah Sakit Segiri. Secara keseluruhan, peralatan dari Landschaap
Hospital baru bisa dipindahkan pada 21 Juli 1984. 2 tahun kemudian, tepatnya
22 Februari 1986, rumah sakit ini kembali berganti nama menjadi Rumah Sakit
Umum A Wahab Sjahranie. Pergantian ini lebih dimaksudkan untuk mengenang
dan menghargai upaya dan perjuangan Gubernur Abdul Wahab Sjahranie
mewujudkan rumah sakit yang lebih layak bagi masyarakat (Merry O, 2012).
Tabel 1. Perjalanan Kepemimpinan RSUD AWS
PERIODE NAMA DIREKTUR
1933 – 1935 Dr. Gobler I
1935 – 1938 Dr. Hoffan II
1938 – 1945 Dr. R Soewardji Prawirohardjo III
1948 – 1951 Dr. Abdul Rivai IV
1951 - 1954 Dr. Avellia Lemand V
1954 – 1957 Dr. L. Indoff VI
1957 – 1960 Dr. Soemantoro VII
1960 – 1966 Dr. Chan Bun Liang VIII
1966 – 1971 Dr. Waluyanto Hadi Susilo IX
1971 – 1979 Dr. H. Thamrinsyam, Sp.RM X
1979 – 1985 Dr. H. Sofyan Agus XI
1985 – 1989 Dr. H. Rawindra Soekardi, Sp.THT XII
1989 – 1995 Dr. T. M. Sinaga, MPH XIII
1995 – 1998 Dr. H. Jusuf , SK XIV
1998 – 1999 Dr. H. Jusuf Enany, Sp.JP XV
1999 – 2006 Dr. H. Awang Joenai XVI
Sambungan : Tabel 1
2006 – 2013 Dr.H.Ajie Syirafuddin, MMR XVII
2013 - Sekarang Dr.Rachim Dinata Marsidi, SP.B, M. Kes XVIII
Sumber : RSUD AWS Samarinda
Tabel 2. Selayang Pandang Perjalanan RSUD AWS
TAHUN PENGEMBANGAN ORGANISASI
1974 Didirikan Rumah Sakit Umum di Segiri Kecamatan Samarinda Hulu disebut sebagai RSU Segiri.
1977 Pada tanggal 12 Nopember di resmikan oleh Gubernur KDH Tk. I Provinsi Kalimantan Timur Bapak H.A.Wahab Sjahranie untuk Pelayanan Rawat Jalan.
1984 Pada tanggal 21 Juli 1984, seluruh Pelayanan Rawat Inap dan Rawat Jalan dipindahkan dari rumah sakit lama (Selili) kelokasi rumah sakit umum baru yang terletak di Jln.Palang Merah Indonesia.
1987 Nama Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie diresmikan pada tahun 1987, untuk mengenang jasa beliau.
1993 Sebagai rumah sakit Kelas B dengan SK Menkes No: 1161/Menkes/SK/XII/1993, ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1993.
1999 RSUD A.Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai unit Swadana.
2008 RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
2010
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status Terakreditasi 16 Pelayanan.
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B Pendidikan, sesuai kepmenkes no. HK 03.05/III/765/2010
Sertifikat RS Pendidikan sesuai YM.01.06/III/580/2010, status akreditasi B Berlaku : 1 Februari 2010 s/d 31 Januari 2013
Sumber : RSUD AWS Samarinda
Tabel 3. Penghargaan yang pernah didapatkan RSUD AWS
TAHUN PENGHARGAAN DARI
1991 Rumah Sakit Sayang Bayi Departemen RI
1992
Rumah Sakit Sayang Bayi UNICEF
Pemenang Lomba Rumah Sakit & Puskesmas Dengan tempat Tidur Sayang Bayi & Puskesmas.
Menkes, Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, BKKBN.
1996 Penilaian & Penampilan kerja Rumah Sakit Dalam Rangka HKN.
Gubernur KDH Tk.I
1997
Peresmian Rumah Sakit Sayang Ibu & Bayi.
Gubernur KDH Tk.I
Abdi Satya Bhakti Menpan
Abdi Satya Bhakti Kamar Dagang & Industri Indonesia.
Penampilan Terbaik I Kelas B Kerja Rumah Sakit Dalam Rangka HKN.
Gubernur KDH Tk.I
2001
Citra Pelayanan Prima Menteri PAN
Sertifikat Akreditasi Penuh Rumah Sakit
Menteri Kesehatan
2006 Koperasi Konsumen Berprestasi Tingkat Nasional.
Menteri Negara Koperasi & Usahan Kecil Menengah RI
2008
Sertifikat Biru Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Industri & Jasa Dalam pengelolaan Lingkungan Hidup.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
2010
Koperasi Berprestasi Kelompok Konsumen
Menteri Negara Koperasi & Usahan Kecil Menengah RI.
Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Terbaik II Tahun 2010
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
Harapan I Satuan Kerja Perangkat Daerah Inovatif.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
2012
Sertifikat Hijau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Industri & Jasa Dalam pengelolaan Lingkungan Hidup.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
Piagam Penghargaan dalam Kampaye Tertib Lalu Lintas
Kepolisian Resor Kota Samarinda
Sumber : RSUD AWS Samarinda
2.1.2 Profil RSUD. A. Wahab Sjahranie
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah
Rumah Sakit Kelas-B Pendidikan, milik Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan
Timur. Status kelas B berlangsung sejak tahun 1993 atas dasar: SK Menkes No.:
1161/Menkes/SK/XII/1993 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember
1993. Dan terhitung sejak bulan Januari 2014 Rumah Sakit Umum Daerah
A.Wahab Sjahranie sebagai TOP REFERAL, dan sebagai Rumah Sakit Kelas A
satu-satunya di Kalimantan Timur.
RSUD. A. Wahab Sjahranie Samarinda telah mendapat persetujuan untuk
melaksanakan pengadaan obat-obatan dan bahan/alat kesehatan habis pakai
secara Revolving Fund System sejak tahun 1990, berdasarkan SK Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Kaltim No.: 528 tahun 1990 yang ditetapkan di
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan kesehatan,
pendidikan dan penelitian.
c. Visi
Menjadi rumah sakit pusat rujukan pelayanan kesehatan, pendidikan dan
penelitian yang terbaik di Kalimantan.
d. Misi
1) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
2) Melengkapi sarana dan prasarana
3) Memberikan pelayanan prima
4) Meningkatkan kesejahteraan pegawai
e. Tujuan RSUD A. Wahab Sjahranie
1) Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat
2) Meningkatkan kemampuan etika dan profesionalisme
3) Terealisasinya sarana dan prasarana yang nyaman dan modern
4) Terwujudnya kesejahteraan pegawai
f. Budaya Kerja
1) Rumah Sakit AWS adalah taman bunga kita, kepentingan pasien adalah
yang utama
2) Mensinergikan pelayanan, pendidikan dan penelitian
3) Insan profesional dan beretika tinggi
4) Organisasi pembelajar
g. Kebijakan Mutu RSUD A. Wahab Sjahranie
RSUD A. Wahab Sjahranie memiliki komitmen dan kesungguhan untuk
selalu berusaha melaksanakan semua kegiatan pelayanan kesehatan yang
berpedoman pada pemenuhan persyaratan peraturan dan perundangan yang
berlaku dan brusaha mencapai total kepuasan pasien/pelanggan dengan
memenuhi keinginan dan harapan mereka, melalui upaya meningkatkan secara
berkelanjutan dalam :
1. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan (medis, penunjang dan keperawatan)
secara professional, tepat, aman dan efisien yang berfokus dan berorientasi
kepada pasien/pelanggan.
2. Melakukan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia dan penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai dan mengikuti perkembangan.
3. Penerapan Siste Manajemen Mutu ISO 9001 secara efektif, konsisten dan
dinamis yang berprinsip pada upaya perbaikan secara berkesinambungan.
Kebijakan Mutu ini dikomunikasikan dalam lingkungan RSUD A. Wahab
Sjahranie untuk mendapatkan kesetaraan pemahaman dan ditinjau terus
menerus agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan.
Tabel 4. Ketenagaan di RSUD A.Wahab Sjahranie dari Tahun 2009 sampai
dengan 2013
Tenaga JENIS TENAGA 2009 2010 2011 2012 2013
Medis
Dokter Spesialis 61 62 65 65 51
Dokter Umum 53 59 44 38 41
Dokter Gigi 9 10 8 6 8
Dokter Gigi Spesialis 5 5 5 7 5
Perawat
Perawat 457 583 637 700 351
Bidan 51 52 53 53 54
Ass. Anestesi 11 6 5 5 5
Teknik Gigi 1 0 0 0 0
Perawat Gigi 5 5 5 5 5
Pekarya 6 3 3 3 3
Farmasi Apoteker 10 9 10 10 10
Ass. Apoteker 35 36 36 36 35
SKM
SKM 6 6 7 7 7
APK 1 1 1 1 1
SPPH 11 6 6 6 4
Ahli Gizi
S2 Gizi Klinik 1 1 0 0 0
S1 Gizi 1 1 2 2 2
D4 Gizi Klinik 6 6 6 6 6
D3 Gizi 1 2 2 2 2
Pembantu Ahli Gizi 2 2 2 2 2
Phisioterapi Fisioterapis 5 9 9 9 9
Teknisi Medis
Teknik Nuklir 1 2 2 2 2
Radiografer 6 6 7 7 7
Elektromedis 4 2 2 2 2
Analis Kesehatan 19 14 23 23 23
Perekam Medik 2 3 4 4 6
Keamanan SATPAM 40 34 29 29 46
Administrasi
S2 9 6 9 9 11
S1 41 43 43 43 43
D3 8 11 10 10 11
SLTA 139 122 117 117 113
SLTP+SD 43 57 40 40 39
Sambungan : Tabel 4
Honorer
Medis 13 12 24 24 37
Keperawatan 85 158 202 219 417
Tenaga Penunjang Medis 15 35 19 19 82
Administrasi 117 144 187 187 259
Total 1280 1513 1644 1699 1700
Sumber : RSUD AWS Samarinda
Tabel 5. Luas sarana bangunan RSUD AWS
NAMA BANGUNAN LUAS
Gedung Administrasi 1311m2
Gedung Poliklinik 11.735m2
Gedung Radiologi 1048m2
Gedung CT Scan 220m2
Gedung Ok Sentral 1052m2
Gedung Loundry 1064m2
Gedung Gizi 720,8m2
Gedung Farmasi 489,6m2
Gedung IPSRS 180m2
Gedung Hemodalisa 400m2
Gedung Laboratorium Patologi Klinik 988m2
Gedung Laboratorium Patologi Anatomi 1800m2
Gedung Perawatan Ruang Melati 1448,8m2
Gedung Perawatan Ruang Anggrek 1578,8m2
Gedung Perawatan Ruang Cempaka 1578,6m2
Gedung Perawatan Ruang Mawar 1570,9m2
Gedung Perawatan Ruang Angsoka 1,154m2
Gedung Perawatan Ruang Flamboyan 1152m2
Gedung Perawatan Ruang Dahlia 648m2
Gedung Perawatan Ruang Seruni 1154m2
Gedung Perawatan Ruang Teratai (1,2,3,4 & Bungalon ) 2012m2
Gedung PICU/NICU 912m2
Gedung ICU/ICCU 942m2
Gedung Cat Lab 513m2
Gedung Forensik 2214m2
Gedung MCU 648m2
Sambungan : Tabel 5
Gedung Fisioterapi (lama) 460,8m2
Gedung Gudang Umum 216m2
Gedung Medical Record 460,8m2
Gedung Power House 272m2
Gedung Paviliun 11.354m2
Gedung IGD 2.851m2
Garasi Ambulan 75 m2
Incenerator 78 m2
Guest House 1.056,33 m2
Asrama Perawat Putra & Putri 400 m2
Asrama Keluarga Perawat 1.277,04 m2
Asrama Dokter Putra & Putri 601,52 m2
Asrama Keluarga Dokter 874,8 m2
Sumber : RSUD AWS Samarinda
2.2 Tinjauan Umum Instalasi Kesehatan Lingkungan
2.2.1 Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan RSUD. A.
Wahab Sjahranie
Dalam Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul
Wahab Sjahranie mempunyai gambar struktur organisasi sebagai berikut:
TENAGA SHIFT DI INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD A.WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA
Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Umum Abdul Wahab Sjahrani
1.Rikiadi 2. Lanui Buton 3.Samsul Bahri
KA. INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN Rosilawati, SE
KOORDINATOR LIMBAH CAIR & PADAT
Nurul Hidayah, SKM
STERILISASI & PROMKES KESLING M.Isnaeni, SKM
PEST CONTROL & AIR BERSIH Hamdanah, Alvius Boro T dan Suradi
PENGAWASAN MAKMIN & LINEN Astuti, A.Md.KL
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR & FOLDER
Wawan Setiawan dan Masdari
PENGAWASAN RUANG BANGUNAN & HALAMAN
Wahyu, A.Md.KLdan Romansyah
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT Sukarno dan Sophannur
2.2.2 Visi, Misi dan Tujuan RSUD A. Wahab Sjahranie
a) Visi
Menjadikan rumah sakit dengan pelayanan bertaraf internasional.
b) Misi
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan berstandar internasional.
2. Mengembangkan rumah sakit sebagai pusat penelitian.
c) Tujuan
1. Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan dan etika dan profesionalisme.
3. Terealisasinya sarana dan prasana yang nyaman dan modern.
4. Terwujudnya kesejahteraan pegawai.
2.2.3 Ruang Lingkup Kerja Intalasi Kesehatan Lingkungan
Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit merupakan suatu instalasi
yang kegiatannya berpedoman kepada KEPMENKES RI No.
1204/MENKES/SK/X/2004, dan setiap kebijakan yang diambil langsung dan
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit. Lingkup kerja Instalasi Kesehatan
Lingkungan merupakan Penyehatan Ruang dan Bangunan program penyehatan
bangunan ruang dan bangunan meliputi kebersihan gedung, halaman, saluran
air, kamar mandi dan WC. Untuk pemeliharaan tersebut, kebijakan dari Rumah
Sakit Abdul Wahab Sjahranie dilaksanakan oleh pihak ketiga.
2.3 Tinjauan Umum Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
2.3.1 Pengertian Limbah Rumah Sakit
Pengertian limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang
dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia
beracun, dan sebagian bersifat radioaktif.
Limbah Rumah Sakit yaitu buangan dari kegiatan pelayanan yang tidak
dipakai ataupun tidak berguna termasuk dari limbah pertamanan. Limbah rumah
sakit cenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak
dikelola dengan baik.
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat dan cair (KepMenkes RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004). Untuk mengoptimalkan penyehatan lingkungan
Rumah Sakit dari pencemaran limbah yang dihasilkannya maka Rumah Sakit
harus mempunyai fasilitas sendiri yang ditetapkan KepMenkes RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Fasilitas Pengelolaan Limbah padat. Setiap Rumah sakit harus
melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus mengelola dan
mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya, beracun dan setiap
peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari
pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari
pihak yang berwenang. Pewadahan limbah padat non medis dipisahkan dari
limbah medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam khusus
untuk limbah medis non padat (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004,
Depkes RI, 2004).
Tabel 6. Klasifikasi Limbah Medis Padat yang Berasal dari Rumah Sakit
Kategori Limbah
Definisi
Contoh Limbah yang dihasilkan
(1) (2) (3)
1. Infeksius
Limbah yang terkontaminasi organisme patogen (bakteri, virus, parasit, atau jamur) yang tidak secara rutin ada lingkungan dan organism tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
Kultur laboratorium, limbah dari bangsal isolasi, kapas, materi, atau peralatan yang teresentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta.
2. Patologis
Limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
Bagian tubuh manusia dan hewan (limbah anatomis), darah dan cairan tubuh yang lain, janin.
3. Sitotoksis
Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau mengahambat pertumbuhan sel hidup.
Dari materi yang terkontaminasi pada saat persiapan dan pemberian obat, misalnya spuit, ampul, kemasan, obat kedaluarsa, larutan sisa, urine, tinja, muntahan pasien yang mengandung obat sitotoksik.
4. Benda tajam
merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda- benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
Limbah farmasi mencakup produksi farmasi. Kategori ini juga mencakup barang yang akan di buang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, slang penghubung darah atau cairan, dan ampul obat.
obat-obatan, vaksin, dan serum yang sudah kedaluarsa, tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi, yang tidak diperlukan lagi.
Sambungan : Tabel 6
(1) (2) (3)
6. Kimia
mengandung zat kimia yang berbentuk padat, cair, maupun gas yang berasal dari aktivitas diagnostic dan eksperimen serta dari pemeliharaan kebersihan rumah sakit dengan menggunakan desinfektan
Reagent di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluarsa atau sudah tidak diperlukan lagi, solven
7. Radioaktif
Bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas
Cairan yang tidak terpakai dari radioaktif atau riset dilaboratorium, peralatan kaca, kertas absorben yang terkontaminasi, urine dan ekskreta dari pasien yang diobati atau diuji dengan radionuklida yang terbuka.
8. Logam yang bertekanan tinggi/ berat
Limbah yang mengandung logam berat dalam konsetrasi tinggi termasuk dalam subkategori limbah kimia berbahaya dan biasanya sangat toksik. Contohnya adalah limbah merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran yang rusak
Thermometer, alat pengukur tekanan darah, residu dari ruang pemeriksaan gigi, dan sebagainya.
9. Kontainer bertekanan
Limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumah sakit.
tabung gas, kaleng aerosol yang mengandung residu, gas cartridge.
Sumber : Pengelolaan aman limbah layanan kesehatan, 2005
2.3.2 Penanganan Limbah Padat
Limbah padat rumah sakit yang lebih dikenal dengan pengertian sampah
rumah sakit. Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat
(Azwar, 1990).
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
dan non medis (Keputusan MenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004). Limbah
padat Rumah Sakit adalah semua limbah RS yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan Rumah Sakit yang terdiri dari limbah medis dan non medis, yaitu:
1. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
di RS di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA
merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan
penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat
dicapai dengan baik (Anonim, 2015).
c. Alat dan Bahan
1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Truk
b) Gerobak sampah
c) Kamera
d) Pisau
2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Sampah non medis
b) Kantong plastik
d. Prosedur Kerja
1) Mengambil sampah dari ruang dan dikumpul di suatu tempat
2) Masukkan sampah ke dalam gerobak sampah
3) Dorong gerobak sampah ke TPS RSUD A. Wahab Sjahranie
4) Sebelum dimasukkan ke dalam truck sampah, sampah harus dipilah
terlebih dahulu.
5) Sampah yang dianggap tidak berbahaya dan tidak memiliki nilai ekonomis
di masukkan ke dalam truk sampah
6) Apabila truk sampah sudah penuh, sampah dibawa ke TPA
e. Hasil yang Dicapai
Dari hasil pengangkutan sampah ke TPA, timbulan sampah di TPS RSUD
Abdul Wahab Sjahranie dapat dihilangkan agar dapat menampung lagi sampah
yang nantinya dibawa dari ruangan sebelum dibawa ke TPA, bau yang tidak
enak dapat dihilangkan dan dapat mencegah hewan seperti tikus, kecoa dan
binatang pengganggu lainnya berkembang biak di TPS.
f. Pembahasan
Kegiatan pengangkutan sampah dilakukan secara rutin setiap hari jam
11.30 siang. Sebelum sampah dibawa ke TPA, sampah terlebih dahulu dipilah
antara sampah yang bernilai ekonomis dan sampah yang tidak bernilai
ekonomis.Sampah yang bernilai ekonomis seperti botol aqua bekas, gelas aqua,
kardus, dan limbah plastik lainnya akan dijual oleh pengumpul sampah dan
sampah yang tidak mempunyai nilai ekonomis akan langsung di masukkan ke
dalam truk dan akan di buang ke TPA.
3.1.5 Uji Emisi, Ambien dan Kebisingan
a. Tujuan
Uji emisi dan ambien dilakukan dengan tujuan untuk memantau kualitas
udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar RSUD Abdul Wahab Sjahranie
dan untuk mengetahui apakah udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar
rumah sakit telah memenuhi persyaratan.
b. Dasar Teori
Ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya
yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri
dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida
(0,03%). Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi
seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik. Tergantung
dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atau
tidak mencemari udara ambien. Oleh sebab itu perlu diadakan analisis udara
ambien dan udara emisi dengan beberapa parameter. Parameter-parameter
kualitas udara yang dipantau umumnya hampir sama seperti gas SOx, CO, NO2,
H2S, NH3 dan partikulat yang berbentuk padat (Adesuherman, 2012).
Bising di artikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran,
baik secara kualitatif (peningkatan ambang batas) merupakan secara kualitatif
(penyempitan spektrum pendengaran) kebisingan di definisikan sebagai suara
yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan rasa sakit dan mengganggu
aktifitas manusia. jadi dapat di simpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi/suara
yang tidak di ketahui dan dapat dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan,
kenyamanan dan bahwa dapat menimbulkan ketulian (Anonim, 2011).
c. Alat dan Bahan
1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Ambient Air Sampler
b) Dust Collector
c) Envirometer
d) HDAS
d. Prosedur Kerja
Untuk uji emisi dan ambien dilakukan oleh petugas dari Balai Riset dan
Standardisasi Industri Samarinda.
e. Hasil yang Dicapai
Dari hasil kegiatan pemeriksaan uji emisi, ambien dan kebisingan di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie dapat dipantau. Dan dapat diketahui apakah
udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar rumah sakit memenuhi standar
yang telah ditetapkan dalam Keputusan MenteriLingkungan Hidup Nomor Kep-
13/MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan
KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
f. Pembahasan
Setiap 6 bulan sekali dilaksanakan kegiatan pemeriksaan uji emisi,
ambien dan kebisingan pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset dan
Standardisasi Industri Samarinda yang beralamat di MT Haryono Rawa Indah
Samarinda, dengan titik pengambilan sampling:
Uji emisi pada : Hole cerobong insenerator
Uji ambien pada : Selasar 1 depan Ruang Mawar, depan IBSRS
(Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit), di depan
gedung utama
Kebisingan : Depan Teratai, Poliklinik
3.2 Penyehatan Air
3.2.1 Pengambilan Sampel Air Minum dan Air Bersih
a. Tujuan
Pengambilan sampel air minum dan air bersih dilakukan dengan tujuan
agar penyediaan air bersih dan air minum di RSUD A. Wahab Sjahranie dapat
terpantau dan terlindungi secara terus menerus dan mencegah penurunan
kualitas air sehingga penggunaan air tidak mengganggu atau membahayakan
kesehatan.
b. Dasar Teori
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia
dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan
kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak
bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi
terjaminnya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41
6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat¬Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum.Menurut
Permendagri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen
dalam Negeri Republik Indonesia, Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum (Anonim, 2014).
c. Alat dan Bahan
1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Pelita
b) Korek api
c) Botol kaca 6 buah
d) Jerigen kecil 6 buah
e) Kertas
f) Pulpen
2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Spiritus
b) Alkohol
c) Air
d) Kapas
e) Tisu
f) Lakban
d. Prosedur Kerja
1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
2) Mencuci jerigen dengan air bersih
3) Tentukan titik pengambilan sampel
4) Menuju tempat pengambilan sampel yang telah ditentukan
5) Hidupkan pelita
6) Sterilkan tangan dengan menggunakan alkohol 70%
7) Sterilkan botol kaca, tutup botol kaca, jerigen, tutup jerigen, kran air
sebelum mengambil sampel air dengan cara tuangkan alkohol di kapas,
kemudian lap mulut botol kaca, jerigen, tutup botol kaca, tutup jerigen,
dan kran air dan dilanjutkan dengan memanaskan semua alat tersebut di
atas api pelita
8) Hidupkan kran air dan isi botol kaca dan jerigen hingga penuh
9) Lekatkan label pada botol kaca dan jerigen
10) Setelah pengambilan sampel air selesai, sampel air di bawa ke Baristand
untuk diuji.
e. Hasil yang Dicapai
Dari hasil pengambilan sampel air minum dari 6 titik yang telah
ditentukan, kualitas air minum dapat terpantau dan terlindungi secara terus
menerus dan dapat diketahui apakah kualitas air minum yang digunakan untuk
kegiatan sehari-hari di Rumah Sakit sudah memenuhi persyaratan kesehatan air
minum sesuai PERMENKES No. 416/1990.
f. Pembahasan
Setiap 6 bulan sekali, Instalasi KESLING mengambil sampel air minum
dengan lokasi titik sampling antara lain di:
1) Teratai 2
2) Melati
3) Instalasi Gizi
4) CSSD (Central Sterile Supply Departement)
5) Instalasi Bedah Sentral
6) HD (Hemodialisa)
Sampel air yang telah diambil akan dihantar ke Baristand (Balai Riset dan
Standarisasi Industri ) Samarinda untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air
bersih, hasil pemeriksaan sampel air dapat diperoleh sekitar satu bulan,
kemudian petugas Instalasi KESLING membuat analisa dan melaporkannya
kepada:
1) BLH Propinsi Kalimantan Timur
2) BLH Kota Samarinda dan
3) Direktur RSUD A. Wahab Sjahranie
3.3 Penyehatan Ruang dan Bangunan
3.3.1 Penanganan Masalah Kerusakan Sarana Rumah Sakit
a. Tujuan
Penanganan masalah kerusakan sarana rumah sakit dilakukan dengan
tujuan untuk memperbaiki sarana rumah sakit yang rusak agar bisa digunakan
kembali dan nyaman digunakan oleh karyawan maupun pengunjung dan pasien
yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
b. Dasar Teori
Penanganan masalah kerusakan sarana Rumah Sakit adalah salah satu
lingkup kerja Instalasi Kesehatan Lingkungan yang merupakan upaya program
penyehatan ruang dan bangunan RSUD Abdul Wahab Sjahranie.Program
penyehatan ruang dan bangunan meliputi kebersihan gedung, halaman, saluran
air, kamar mandi dan WC.
c. Alat dan Bahan
1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Pipa kompresor
b) Kamera
c) kran
2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah Shock
(soda api)
d. Prosedur Kerja
1) Menuju ruangan yang melaporkan tentang kerusakan
2) Menangani masalah sesuai kerusakan yang terjadi
e. Hasil yang Dicapai
Kerusakan sarana Rumah Sakit dapat diperbaiki dan dapat digunakan
kembali seperti biasa, nyaman digunakan oleh karyawan maupun pengunjung
dan pasien yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan tidak
mengganggu aktivitas di rumah sakit.
f. Pembahasan
Penanganan masalah kerusakan Sarana Rumah Sakit akan ditangani
oleh petugas KESLING, namun jika petugas dari KESLING tidak dapat
menangani masalah tersebut, pihak KESLING akan menghubungi pihak ke tiga
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3.3.2 Pengawasan Kebersihan Per Zona
a. Tujuan
Pengawasan kebersihan zona dilakukan dengan tujuan untuk memantau
kebersihan lingkungan Rumah Sakit, mengevaluasi kinerja karyawan
kebersihan, menganalisis akar penyebab masalah dan meningkatkan efisiensi
dan kinerja karyawan.
b. Dasar Teori
Pengawasan kebersihan adalah pemeriksaan berkala terhadap suatu
proses atau kondisi yang telah berjalan, dan merupakan perangkat pemeriksaan
kinerja aktual penerapan SML dalam rangka memastikan kesesuaian penerapan
SML terhadap rencana yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran
lingkungan. Pemantauan tidak harus memerlukan data kuantitatif yang akurat,
sehingga seringkali disebut dengan pengukuran indikatif (Anonim, 2014).
c. Alat
Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Kamera
b) Buku
c) Pulpen
d. Prosedur Kerja
Pengawasan kebersihan zona RSUD Abdul Wahab Sjahranie dilakukan
dengan cara:
1) Mengelilingi dan mengamati ruangan dan selasar di Rumah Sakit
2) Mencatat masalah yang ditemukan
3) Mengambil gambar sebagai bahan bukti
4) Melaporkan kepada kepala Instalasi KESLING
e. Hasil yang Dicapai
Dari hasil pengawasan kebersihan yang dilakukan oleh petugas Instalasi
KESLING, kebersihan Rumah Sakit dapat dipantau dan dapat mengidentifikasi
secara langsung masalah kebersihan lingkungan rumah sakit dan kinerja
petugas kebersihan dari hasil pemantauan ruangan dapat diketahui tingkat
kebersihan dan beberapa ruangan yang kurang bersih.
f. Pembahasan
Pengawasan kebersihan zona dilakukan rutin setiap hari, pagi dan sore
untuk memantau kebersihan lingkungan Rumah Sakit. Rumah sakit dibagi
menjadi 3 zona, yaitu zona 1 zona resiko rendah, zona 2 zona resiko sedang dan
zona 3 zona resiko tinggi. Setiap zona akan diawasi oleh dua orang petugas
KESLING. Setiap petugas KESLING yang mengawasi zonanya harus memantau
kebersihan Rumah Sakit dan harus melaporkan segera jika ada terjadi
pelanggaran tentang kebersihan.
3.4 Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu Lainnya
a. Tujuan
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu lainnya ini dilakukan
agar tidak ada serangga dan binatang-binatang pengganggu yang berkeliaran di
Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie agar tidak menggaggu maupun menjadi
faktor penular penyakit yang infeksius kepada pegawai, petugas kesehatan
maupun kepada pasien.
b. Dasar Teori
Pengendalian vektor adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk
menurunkan/menekan populasi atau densitas dengan maksud mencegah
penyakit yang ditularkan atau gangguan-gangguan yang diakibatkan oleh vektor.
Binatang penngganggu merupakan binatang yang dapat mengganggu
menyerang ataupun menularkan penyakit terhadap manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan. Contoh: Kucing, tikus, nyamuk, lalat dan semut (Sumantri, 2010).
Pest control adalah penyemprotan, pengasapan, pemberantasan demam
berdarah, anti rayap, nyamuk, kecoa dan tikus. Pest control dalam bahasa
Indonesia diartikan menjadi pembasmian hama atau pengendalian hama. Dalam
peraturan pajak penghasilan pasal 23 KEP-170/PJ/2002, istilah yang dipakai
adalah pembasmian hama sedangkan kalangan praktisi bisnis pest control
menggunakan pengendalian hama. Namun lebih sering istilah pest control
digunakan berbagai kalangan untuk menjelaskan kegiatan yang berhubungan
dengan hama dan pestisida. Pest control berasal dari dua kata dalam bahasa
Inggris yaitu pest dan control. Pest berarti hama sedangkan control berarti
pengendalian. Jadi pest control berarti pengendalian hama bukan pembasmian
hama atau penyucian hama pest control bertujuan untuk membuat kehidupan
nyaman dan sehat manusia di area perkotaan, terhindar dari gangguan hama
dan resiko penyakit maupun kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh hama
tertentu (Anonim, 2008).
c. Pembahasan
Kegiatan pest control dilakukan 3 bulan sekali oleh petugas Instalasi
Kesehatan Lingkungan. Kegiatan tersebut merupakan suatu prosedur yang
dilakukan di rumah sakit untuk membasmi serangga dan binatang pengganggu
lainnya karena dapat menularkan berbagai penyakit dan mengganggu
kenyamanan pasien maupun petugas kesehatan dan tenaga teknis lainnya.
3.4.1 Pengendalian Kucing
a. Alat
Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
a) Kandang
b) Stik Jaring
c) Kamera
d) Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan karet.
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
3) Memasang jaring pada stik perangkap
4) Mulai mengelilingi lingkungan Rumah Sakit
5) Masukan kucing ke dalam kandang yang telah disediakan sebelumnya
6) Membuang ke TPA
c. Hasil yang Dicapai
Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan dengan
penangkapan kucing untuk mengurangi binatang pengganggu dan penularan
penyakit infeksius di rumah sakit, kucing yang di dapat sebanyak 5 ekor kucing 1
ekor kucing di areal ruang rawat inap endelwis, 2 ekor kucing di areal ruang
rawat inap melati, 1 ekor kucing di selasar ruang kemoterapi dan 2 ekor kucing
lainnya di tangkap di areal kantin depan ruang rawat inap seruni dengan hasil
penangkapan 5 ekor kucing tersebut di buang langsung ke TPA.
3.4.2 Pengendalian Tikus
a. Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
a) Plastik besar warna hitam
b) Kamera
c) Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan karet.
2. Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah :
a) Racun tikus
b) Roti
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
3) Mencampurkan racun tikus dengan roti
4) Mulai mengelilingi lingkungan Rumah Sakit
5) Menaburkan roti yang telah dicampur racun ke lubang-lubang Tikus
6) Setelah satu hari Tikus-tikus yang mati dikumpulkan
7) Menggali dan menguburkan
c. Hasil yang Dicapai
Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan dengan
penangkapan Tikus untuk mengurangi binatang pengganggu di rumah sakit.
Area yang di dapatkan tikus di depan ruang rawat inap sakura 3 ekor tikus, ruang
rawat inap tulip 2 ekor tikus, di belakang ruang rawat inap flamboyan 2 ekor tikus
dan di belakang ruang gizi 4 ekor tikus dan ruangan-ruangan lainnya. total
Jumlah keseluruhan yang di hasil dari penangkapan sebanyak 20 ekor tikus,
setelah penangkapan dan dikumpulkan menjadi satu seluruh tikus dan di data
jumlahnya setelah itu tikus tersebut di buang dengan cara menguburkan di areal
belakang IPAL 1 (Instalasi Pengelolaan Air Limbah).
3.4.3 Pengendalian Nyamuk
a. Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
a) Semprotan
b) Kamera
c) Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan karet.
2. Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah baygon.
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
3) Mengisi Baygon ke dalam botol semprot
4) Mulai mengelilingi lingkungan Rumah Sakit
c. Hasil yang Dicapai
Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan dengan pembasmian
nyamuk untuk mengurangi penularan dari darah dengan gigitan nyamuk dari
pasien yang infeksius kepada pasien lain dan petugas kesehatan lainnya di
rumah sakit, dengan penyemprotan yang dilakukan menghasilkan berkurangnya
nyamuk-nyamuk pada di areal yang telah di semprot antara lain : dibelakang
ruang rawat inap tulip (ruang inap penyakit resiko zona tinggi) dan di halaman
juga selokan ruang kemoterapi.
3.4.4 Pengendalian Lalat
a. Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
a) Gunting
b) Plaster
c) Kantong pelastik hitam
d) Kamera
e) Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan karet.
2. Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah :
a) Perekat beraroma
b) Sarung tangan karet
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
3) Menggelembungkan sarung tangan karet
4) Mengoleskan ke seluruh sarung tangan yang telah menggelembung
5) Menempelkan sarung tangan dengan plaster di tempat yang sering
dihinggapi lalat
c. Hasil yang Dicapai
Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan dengan
penangkapan Lalat untuk mengurangi serangga yang dapat menimbulkan
penyakit baru pada pasien di rumah sakit dihasilkan 3 ekor lalat di dalam
ruangan oprasi tersebut, lalat yang berhasil di tangkap menggunakan perangkap
perekat tersebut di buang di masukan kedalam kantong keresek hitam lalu di
buang ke tempat sampah non medis.
3.4.5 Pengendalian Semut
a. Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah:
a) Kamera
b) Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan karet.
2. Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah :
o Kabur serangga merek Kapur Bagus
b. Prosedur Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Memakai APD
3) Mulai mengelilingi lingkungan Rumah Sakit
4) Menggariskan kapur bagus sekeliling jalan dan sarang semut
c. Hasil yang Dicapai
Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan dengan perangkapan
semut untuk mengurangi serangga di rumah sakit agar tidak mengganggu
kenyamanam pasien petugas kesehatan lainnya juga mencegah adanya bakteri
yang di tularkan, semut yang bersarang di selasar rumah sakit sudah tidak ada
setelah di gariskan kapur bagus keseluruh jalanan semut juga sarang-sarang
semut.
3.5 Sterilisasi Ruangan
a. Tujuan
Sterilisasi ruangan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah transmisi
penyakit yang telah digunakan oleh pasien yang menderita penyakit menular
melalui udara agar ruangan tersebut bebas dari mikroorganisme yang
berbahaya.
b. Dasar Teori
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk
patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif dari suatu objek atau
material. Hal tersebut dapat dicapai dengan panas, penyaringan,bahan kimia,
atau dengan cara lain hingga tidak ada organisme hidup yang tertinggal.
Steril yaitu bebas dari mikroorganisme, berdasarkan definisinya efek dari
sterilisasi adalah penurunan jumlah mikroorganisme sampai faktor perkalian
yang lebih dari 106 (yaitu, lebih dari 99,9999% terbunuh). Sterilisasi dapat
dilakukan dengan fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan pada tindakan
pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi termal kering atau sterilisasi termal
basah) iradiasi atau pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia
mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas yang menyemburkan
agens pensteril (misalnya glutaraldehid) pada larutan disinfektan
( Amette et al.,2002).
c. Alat dan Bahan
1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Alat Pelindung Diri (APD), respirator, gloves, goggles, waterproof
clothes
b) Sterilisator Aerosept 100 VF
c) Kamera
d) Spidol
e) Buku
2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:
a) Anios spesial DJP SF
b) Solasi
d. Prosedur Kerja
1) Menuju ruangan yang akan disteril.
2) Pastikan lantai sudah disapu dan dipel.
3) Letakan Aerosept 100 VF ditengah ruangan yang akan dilakukan
airborne.
4) Hitung volume ruangan yang akan didesinfeksi (Panjang x Lebar x
Tinggi).
5) Pastikan galon desinfektan sudah ada ditempat yang tersedia di dalam
mesin ini.
6) Cek apakah cairan desinfektan di dalam galon mencukupi untuk ruangan
yang akan kita desinfeksi.
7) Matikan AC dan pastikan tidak ada orang di dalam ruangan.
8) Pastikan daya listrik tersedia untuk mesin aerosept.
9) Pastikan ruangan yang akan didesinfeksi tertutup rapat (tidak ada
celah/lubang sedikitpun).
10) Operator disarankan memakai masker bila masuk ruangan yang baru
selesai didesinfeksi.
11) Masukkan kabel power ke stop kontak.
12) Putar switch besar pengatur luas ruangan dan switch kecil pengatur
waktu, mesin akan bekerja sesuai angka yang ditunjukan di switch.
13) Apabila mesin sudah mati (secara otomatis), maka ruangan didiamkan
selama 30 menit setelah itu dilakukan recovery udara dengan
menyalakan AC (Air Conditioner) selama 30 menit – 1 jam.
14) Ruangan siap dipakai kembali.
e. Hasil yang Dicapai
Dari hasil kegiatan sterilisasi yang telah dilakukan selama 2 bulan
sebanyak 37 ruangan. Ruangan yang telah dipakai oleh pasien yang menderita
penyakit menular seperti Difteri, Morbili, TB Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya,
ruangan dapat dipakai kembali dalam kondisi bersih dan steril.
f. Pembahasan
Sterilisasi ruangan hanya dilakukan jika pasien yang telah menempati
ruangan tersebut menderita penyakit yang berjangkit melalui udara seperti Difteri,
Morbili, TB Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang di Instalasi Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie dan mengkaji beberapa
pembahasan tentang Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul
Wahab Sjahranie, maka pada bab penutup ini dapat dibuat kesimpulan dari hasil
kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan penulis juga dapat memberikan saran-
saran dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kualitas mahasiswa dan
Instalasi Kesehatan Lingkungan kedepannya.
1. Memahami tugas dan fungsi rumah sakit serta mempelajari melalui pedoman
KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan di Instalasi Kesehatan lingkungan di rumah sakit.
3. RSUD A. W. Sjahrani Samarinda Telah menerapkan cara-cara penggunaan
APD (Alat Pelinding Diri) sesuai dengan pelaksanaan kerja yang di
sesuaikan.
4. Dapat mengenal alat dan cara penggunaan yang tepat untuk digunakan pada
Instalasi Kesehatan lingkungan rumah sakit.
5. Dapat mengenal jenis limbah dan membedakan dengan limbah padat yang
terbagi dari limbah medis dan non medis.
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan agar kedepannya dapat bermanfaat
bagi RSUD Abdul Wahab Sjahranie ialah :
1. Tetap menjaga dan selalu melakukan pengawasan terhadap kebersihan dan
kerapian taman. Sehingga para karyawan dan pasien selalu merasa nyaman
ketika berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
2. Selalu melakukan pembersihan rutin terhadap selokan-selokan yang ada di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan sekitarnya. Karena dari sana lah timbul
sarang Nyamuk.
3. Memperbaiki dan selalu melakukan pengontrolan terhadap bak kontrol yang
rusak dan tidak lancar. Agar aliran dari bak control ke Instalasi Pembuangan
Air Limbah selalu terjaga dan tidak mengalami penyumbatan dan
pembuntuan.
4. Mengutamakan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja agar
menghindari kecelakaan saat bekerja.
5. Kesadaran diri selalu di tanamkan ke setiap karyawan maupun tenaga-
tenaga teknis lainnya agar mementingkan Standar Operasional Prosedur
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ammette P, E. Giroult , P. Rushbrook. 2002. Pengelolaan Aman Limbah
Layanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Anonim. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkugan Rumah Sakit. Anonim. 2008. Arti Pest Control. http://yahyaagung.blogspot.com/2008/02/arti-
pest-control_15.html. Diakses pada tanggal 07 Mei 2015. Anonim. 2011. Pengertian Dan Kategori Kebisingan. ampundumeh. blogspot. com/2011/04/2. pengertian- dan- kategori- kebisingan. html. Diakses pada tanggal 05 Mei 2015. Anonim. 2013. Pengertian Tempat Sampah. http:// tempatsampahberkualitas.
blogspot. com/2013/11/perngertian- tong- sampah- tempat- sampah. html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015.
com/pengelolaan-limbah-padat/ . Diakses pada tanggal 13 Mei 2015.
Darmadi. 2008. Ini Dunia Keperawatan. Blogspot. com/2014/01/Rrecaution-
sterillisasi-dan-self.html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015. Edi.1997. Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie. Herumurti W. 2004. Pengelolaan Incenerator Rumah Sakit TNI. https:
//Herumurti. Incenerator.rumah. sakit.TNI. publichealth.com/2004/Definisi-dan-pengelolaan/html. Diakses tanggal 20 Mei 2015.
Merry O. 2012. Selembar Catatan. http://kesmas-oktaviani-merry. blogspot.
com/2012/05/rsud-abdul-wahab-sjahranie-di-samarinda.html.Diakses pada tanggal 04 Mei 2015.
Perwira L. 2014. Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja.
http://www.slideshare.net/srilaksmi1/makalah-pengelolaan-rumah-sakit-umum-singaraja. Diakses pada tanggal 10 Mei 2015.