BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat PPKPPK adalah salah satu program mata
kuliah yang diselenggarakan oleh P3G (Pusat Pengembangan Profesi
Keguruan) IKIP Budi Utomo Malang berupa kegiatan pembelajaran
praktek mengajar secara nyata dalam bentuk latihan mengajar di
kelas yang sesungguhnya bagi mahasiswa yang berupa kinerja dalam
semua hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan baik kegiatan
mengajar maupun tugas keguruan lainnya.Tujuan dari PPK adalah untuk
melatih mahasiswa dalam menjalankan tugasnya sebagai calon guru
yang dapat mengemban kinerja keguruannya dengan baik. Selain tujuan
di atas, ada tujuan lainnya pula sebagai berikut:a. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa PPK untuk menerapkan disiplin ilmu yang
diperolehnya selama masa perkuliahan.b. Memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mengajar dengan
mengujicobakan berbagai strategi pembelajaran.c. Diharapkan setelah
menyelesaikan PPK mahasiswa dapat mengembangkan satuan pelajaran (
satpel ) serta mempraktikannya.d. Melalui observasi atau orientasi
mahasiswa dapat memahami salah satu aspek tentang keguruan di luar
praktek mengajar dengan pembuatan laporan mengenai PPK yang telah
dilaksanakan.e. Menambah wawasan bagi mahasiswa/i PPK dari sekolah
tempat pelaksanaan PPK.
C. Waktu Dan Tempat PPKWaktu Kegiatan: - Awal: 20 Oktober 2014-
Berakhir: 20 Desember 2014 Tempat Kegiatan : SMP Negeri 13
MalangObjek PPK: Pembelajaran Siswa dan Siswa Kelas 8-G
D. Kegiatan AwalTahap ini adalah tahap sebelum pelaksanaan PPK
dilaksanakan. Tahap ini merupakan tahap pendaftaran PPK melalui P3G
dengan rentang waktu 24 Juni 2014 9 Juli 2014. Kemudian dilanjutkan
dengan pelaksanaan PPK-1 berupa microteaching pada tanggal 25
Agustus 25 September 2014. Setelah dinyatakan lulus PPK-1 pada
tanggal 25 September 2014 maka seluruh peserta PPK-1 yang lulus
berhak untuk melanjutkan ke PPK-2 yaitu pengajaran secara langsung
di sekolah mitra IKIP Budi Utomo Malang (sekolahan yang telah
bekerja sama degan institusi). Tahap PPK-2 ini meliputi pertemuan
pembimbing PPK-2, pembekalan dan observasi/pengenalan sekolah
(profil sekolah). Mahasiswa yang mengikuti PPK di SMP Negeri 13
Malang ini berjumlah 24 orang, yaitu :NONAMA PRAKTIKANJURUSAN
1Anggelina Lusiana SiiPendidikan Biologi
2Adrianus Muliadi SusantoPendidikan Biologi
3AsmiralPendidikan Biologi
4LazarusPendidikan Biologi
5Robertilde Murni JamungPendidikan Biologi
6Grasius MeoPendidikan Biologi
7Ana Wahyu EnggarwatiPendidikan Bahasa Inggris
8Iin Faiqotul HimmahPendidikan Bahasa Inggris
9Yulia RatnawatiPendidikan Bahasa Inggris
10Zumrotul AzizahPendidikan Bahasa Inggris
11Agustina Ni Putu SuryaniPendidikan Bahasa Indonesia
12Hubertina Irena TPendidikan Bahasa Indonesia
13Rino IndrawatiPendidikan Bahasa Indonesia
14Teresia HaisaPendidikan Bahasa Indonesia
15Eka Bagus BPendidikan Matematika
16Martinus DjariPendidikan Matematika
17Yohanes A.TPendidikan Matematika
18Bagus Budi HartonoPendidikan jasmani dan kesehatan
19Dedik Ari SaputraPendidikan jasmani dan kesehatan
20IrfanPendidikan jasmani dan kesehatan
21Imaduddin SatyaPendidikan jasmani dan kesehatan
23Noris JunaediPendidikan jasmani dan kesehatan
24Rosi MaharaniPendidikan jasmani dan kesehatan
Berikut adalah penjabaran dari kegiatan pembekalan dan observasi
:1. Kegiatan PembekalanKegiatan pembekalan peserta PPK-1
dilaksanakan pada bulan juni melalui koordinator PPK-1. Materi
kegiatan pembekalan (Micro Teaching) ini berisikan
penjelasan-penjelasan panduan PPK yang telah disusun oleh P3G IKIP
Budi Utomo Malang yaitu tentang hakikat mata kuliah PPK-1, tujuan
PPK-1, pokok-pokok kegiatan yang dilaksanakan, prosedur penilaian
dan jadwal pelaksanaan PPK-1 serta hal-hal yang bersifat tehknis
lainnya. Maksud dan tujuan kegiatan pembekalan PPK-1 (micro
teaching) ini adalah membekali mahasiswa sebelum benar- benar
terjun ke sekolah tempat latihan praktik kependidikan untuk praktek
mengajar. Latihan demi latihan harus diprogramkan secara sistematis
dan konsisten, jika penampilan atau penyampaian bahan ajar itu
tidak dilatih dan dibiasakan sedemikian rupa, maka apa yang
dilakukannya di depan kelas hanyalah bersifat
eksperimental.2.Kegiatan ObservasiSetelah dinyatakan lulus PPK-1
maka mahasiswa berhak untuk lanjut ke PPK-2 yaitu dengan
berkonsultasi langsung pada dosen pendamping PPK-2. Kegiatan
oservasi dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober sampai 25 oktober
2014. Kegiatan observasi diawali dengan kunjungan perdana ke SMP
Negeri 13 Malang bersama dosen pembimbing PPK, yaitu Ibu Ismawati
S.Pd dan diterima langsung oleh kepala bidang kesiswaan SMP Negeri
13 Malang, Bapak Hironymus Supriyanto, S.Pd Kemudian dilanjutkan
perkenalan dengan masing-masing guru pamong.
BAB IIMASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAANPROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan diberi akal guna
melangsungkan kehidupannya. Berbagai cara dilakukan manusia agar
kehidupannya semakin baik dari hari ke hari. Kehidupan yang baik
tentu saja tak lepas dari usaha manusia itu sendiri dengan cara
mencurahkan seluruh potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut
tidak muncul begitu saja melainkan harus diasah agar potensi
tersebut muncul dari dalam diri manusia itu. Berbagai cara
dilakukan oleh manusia agar potensi yang dimilikinya dapat muncul
dan berkembang salah satu caranya adalah melalui pendidikan.Salah
satu upaya guna mengembangkan potensi manusia adalah melalui
pendidikan formal. Pendidikan formal ini mengemban tugas penting
untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang
berkualitas di masa depan. Di lingkungan pendidikan persekolahan
ini, guru profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu
SDM masa depan itu. Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang
melakukan tugas pokok dan fungsi meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik sebagai aset manusia
Indonesia masa depan.IKIP Budi Utomo Malang merupakan salah satu
pendidikan formal di Indonesia yang terjun dalam dunia pendidikan.
IKIP Budi Utomo Malang merupakan sebagai salah satu perguruan
tinggi di Indonesia harus mampu menciptakan guru/tenaga pendidik
yang berpengetahuan dan mempunyai pengalaman dibidangnya.Program
pengalaman lapangan yang dikenal sebagai PPL merupakan salah satu
kegiatan IKIP Budi Utomo Malang agar para mahasiswa (praktikan)
mendapat pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan.
Sehingga jika mahasiswa telah lulus dari IKIP Budi Utomo Malang
mahasiswa siap menjadi seorang tenaga pendidik yang dibekali oleh
pengalaman. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah
dengan penuh tanggung jawab.PPL merupakan salah satu matakuliah
yang harus ditempuh mahasiswa kependidikan dalam rangka
mempersiapkan diri sebagai tenaga pengajar yang profesional. PPL
merupakan mata kuliah latihan profesi (MKLP) dengan bobot kredit 4
SKS. Melalui PPL, mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang diharapkan mampu
mengaplikasikan ilmu-ilmu atau teori-teori yang telah diperolehnya
selama di bangku perkuliahan serta diharapkan agar melakukan
penelitian sekaligus penganalisaan terhadap suatu pengajaran di
dunia nyata pendidikan, yaitu sekolah. Selain itu, mahasiswa PPL
dididik untuk mengabdi pada dunia pendidikan dan berusaha untuk
dapat diterima dan bekerja sama dengan sekolah yang ditunjuk.IKIP
Budi Utomo Malang pada semester ganjil tahun ajaran 2014-2015
kembali melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Kegiatan
PPL ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Desember
2014. Pelaksanaan PPL dilaksanakan di sekolah menengah pertama dan
sekolah menengah atas yang ikut bekerjasama dengan IKIP Budi Utomo
Malang. Salah satu dari sekolah tersebut adalah SMP Negeri 13
Malang yang berlokasi di Jalan Sunal Ampel II Malang.Pelaksanaan
PPL di SMP Negeri 13 Malang telah memberikan banyak pengalaman bagi
praktikan. Praktikan berharap dapat memberikan kontribusi bagi
dunia kependidikan maupun lingkungan masyarakat kelak. Secara umum,
pengalaman yang diperoleh berkaitan dengan bagaimana cara
mengembangkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Kompetensi tersebut antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetenensi
sosial.Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru yang berkaitan
dengan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas, berhubungan
dengan siswa, materi pelajaran, media pembelajaran, dan
sarana-prasarana. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru
dalam menguasai materi bahan belajar secara mendalam dan luas, yang
mencakup materi minimal dalam kurikulum yang berlaku, substansi
keilmuan yang mengenai materi tersebut, penguasaan strukrtur dan
metodologi keilmuannya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
individu yang mencerminkan kepribadian stabil, dewasa, arif,
berwibawa, teladan, dan berakhlaq mulia. Sedangkan kompetensi
sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan siswa, sejawat guru, pimpinan, staf yang lain, dan
masyarakat yang lainnya (Suherman, 2008).Kompetensi tersebut dapat
dimunculkan dan dikembangkan melalui kegiatan PPL yang selanjutnya
dapat dibawa dalam kegiatan mengajar kelak. Berbagai hambatan
terjadi dalam kegiatan PPL ini seperti masalah yang berkaitan
dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
penampilan kegiatan pembelajaran di kelas, bimbingan belajar dan
ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah, dan proses
bimbingan. Hambatan tersebut tentu saja tidak dijadikan faktor
ketidak berhasilan PPL namun dapat dijadikan sebagai pengalaman
agar hambatan tersebut tidak muncul kembali pada pengajaran
selanjutnya. Sebelum mahasiswa praktikan disebar ke berbagai
sekolah, praktikan diberikan pengarahan dan bekal terlebih dahulu
tentang apa yang akan dilakukan selama PPL oleh divisi P3G.
Selanjutnya diadakan serah terima di SMP Negeri 13 Malang pada
tanggal 20 Oktober 2014. Kegiatan PPL di SMP Negeri 13 Malang
dimulai tanggal 20 Oktober 2014. Pada awal pelaksanaan kegiatan
PPL, praktikan diberikan kesempatan mempergunakan waktu selama
beberapa hari untuk masa orientasi dan pengenalan lingkungan
sekolah latihan SMP Negeri 13 Malang. Pada masa adaptasi itu
terjalin sosialisasi dalam bentuk perkenalan dengan berbagai pihak
yang berhubungan dengan pihak sekolah, diantaranya: 1. Kepala
Sekolah;2. Wakil Kepala Sekolah;3. Para Guru dan Staf Pengajar;4.
Staf Tata Usaha dan Perpustakaan;5. Staf Bimbingan Konseling; dan6.
Siswa SMP Negeri 13 Malang.Selama 2 bulan masa PPL, telah banyak
pengalaman yang memberikan input berharga bagi diri praktikan yang
dimulai dengan proses adaptasi pada lingkungan sekolah, termasuk
berinteraksi baik dengan para tenaga pengajar maupun dengan
siswa-siswi SMP Negeri 13 Malang. Praktikan berperan sebagai guru
yang bertugas untuk mengelola kelas dan menyampaikan materi
pelajaran. Namun, dituntut juga untuk mendidik serta membentuk
kepribadian para siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam
sistem pendidikan nasional.Sementara dalam kegiatan pembelajaran,
praktikan mendapat kesempatan mengajar di kelas VIII G dengan
jumlah jam pelajaran setiap minggunya 3 jam untuk satu kelas. Jadi,
setiap minggunya praktikan hanya mengajar sebanyak 3 jam.Adapun
jadwal mengajar selama PPL di SMPN 13 Malang adalah sebagai
berikut:
HARIJAMKETERANGAN
senin-06.45 07.25-07.25 07.35-07.35 08.15-Upacara Bendera-Doa
Bersama-8G
kamis-10.10 10.50-10.50 11.30-8G-8G
Table 1Pada awal pelaksanaan mengajar di SMP Negeri 13 Malang,
praktikan mendapatkan tugas praktek untuk mengajar 1 kelas (table
1). Hal ini menjadikan praktikan lebih banyak waktu kosong. Dengan
banyaknya waktu kosong tersebut praktikan memanfaatkan untuk
mengolah laporan PPK di kantor dan mengisi jam mata pelajaran yang
kosong. Sebagai calon pendidik, praktikan berusaha menjadi teladan
budi pekerti yang baik bagi anak-anak didiknya. Praktek profesi
kependidikan sangat dibutuhkan bagi calon pendidik sebagai sarana
kegiatan atau bekal untuk melatih kematangan penguasaan ilmu serta
tingkat emosi dalam menghadapi anak didiknya kelak di kemudian hari
sebagai calon generasi penerus dari bapak ibu guru yang sekarang
sedang mengemban tugas.Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di
atas, maka praktikan merumuskan beberapa permasalahan antara lain
sebagai berikut:a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)b. Proses Penampilanc. Bimbingan Belajar/Ekstrakurikulerd.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolahe. Proses Bimbingan.A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.
Oleh karena itu, sebelum proses pembelajaran dimulai, persiapan
mengajar adalah salah satu bagian dari program pengajaran. Seorang
guru hendaknya membuat satuan bahasan yang akan disajikan dalam
beberapa pertemuan yang disebut dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat sesuai
acuan untuk melaksanaan proses pembelajaran dikelas agar lebih
efektif dan efisien.Adapun masalah masalah yang dialami praktikan
dalam proses penyusunan RPP sebelum kegiatan belajar mengajar yakni
dari penyusunan RPP pertama sampai terakhir yang dapat diuraikan
sebagai berikut:NOPenyususunanMasalah Yang Dihadapi
1RPP PertamaPraktikan sedikit mendapatkan kesulitan dalam
menentukan indikator dan tujuan pembelajaran dalam format karkter
yang sesuai dengan SK, KD. kurikulum 2013. Ternyata didalam
kurikulum 2013 terdapat standar-standar khusus yang harus
diterapkan dalam penentuan indikator dan tujuan pembelajaran yang
terdapat pada RPP. Contohnya dalam materi struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan buku IPA SMP Kelas VIII semester 1, harus
dicantumkan karakter lingkungan dalam indikator dan tujuan RPP .
RPP dengan berbagai versi kurikulum 2013 sempat membuat saya
kebingungan dalam penyusunannya karena ini merupakan penerapan
perdana kurikulum 2013 pada setiap sekolah sehingga masih banyak
guru dan siswa yang masih kurang mengerti.
2RPP KeduaPraktikan tidak terlalu banyak membuat kesalahan pada
RPP, karena setelah menemui dan banyak berkonsultasi dengan guru
pamong yang telah memberikan pengarahan tentang penyusunan RPP K13
yang disesuaikan dengan SK, KD dan berbagai instrumen lain yang
terdapat dalam RPP, maka praktikan mulai mengerti dan merevisi RPP
pertama menjadi RPP kedua yang mengandung unsur pendidikan berbasis
saintific. Dengan contoh yang diberikan oleh guru pamong, praktikan
semakin mengerti dan tidak mengalami banyak kesulitan dalam
penyusunan RPP kedua.
3RPP ketigaPada RPP ketiga, praktikan tidak mengalami kesulitan
dalam penyusunan, dan tidak ada revisi dari guru pamong.
4RPP keempatRPP keempat sudah benar, praktikan tidak ada lagi
mengalami kesulitan dalam penyusunannya karena praktikan sudah
mengerti apa yang harus praktikan lakukan ketika membuat RPP.
Berkat bimbingan dari guru pamong praktikan selama di SMPN 13
Malang, praktikan merasa sangat terbantu sekali karena sudah di
ajarkan cara membuat RPP yang benar berdasarkan kurikulum yang baru
yaitu kurikulum 2013.
B. Proses PenampilanDalam pelaksanaan Program Praktek Keguruan
(PPK) di SMP Negeri 13 Malang praktikan sebagai calon guru wajar
jika masih terdapat kekurangan atau masalah-masalah yang dihadapi.
Dengan melihat kekurangan itulah praktikan dapat menabah kualitas
dalam mengajar. Perasaan gugup, takut,cemas yang menjadi kendala
utama bagi praktika sebelum mengajar. Perasaan was-was dan takut
gagal menghantui terlalu berlebihan sehingga praktikan membayangkan
akan menemui pada pembukaan pelajaran yaiutu praktikan sulit
menemui motivasi pada masing-masing siswa yang masih belum
memperhatikan pelajaran dan masih sibuk dengan urusannya
masing-masing. Pada penampilan pertama praktikan tidak mengalami
nervous/gugup yang seperti dihadapi kebanyakan praktikan lain pada
penampilan pertama di kelas. Praktikan yang ditempatkan di kelas
VIII-G dengan jumlah siswanya 32 siswa yang pada dasarnya praktikan
belum mengenal karakteristik dari tiap siswa dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan situasi dan suasana kelas. Ketika praktikan
mendapatkan informasi bahwa kelas VIII G merupakan kelas unggulan
setelah kelas VIII-I semakin membuat perasaan cemas dan gugup
praktikan menjadi meningkat.Ketika masuk kegiatan inti, seringkali
praktikan sulit untuk mengendalikan suasana keributan dalam kelas
karena praktikan baru pertama kali mengenal karakter siswa di
sekolah nyata. Setelah masuk pada materi yang disampaikan,
seringkali praktikan mengalami sedikit kesulitan dalam memberi
materi karena siswa belum terkondisi dengan baik. Setelah
dikondisikan, siswa diam sejenak dan memperhatikan praktikan
menjelaskan. Namu pada saat proses pembelajaran berlangsung,
ternyata di kelas VIII-G termasuk kelas yang aktif dalam bertanya
tentang materi yang mereka belum mengerti. Antusia siswa sangat
terlihat jelas saat mengacungkan tangan untuk bertanya kepada
praktikan. Praktikan dengan penuh hati-hati menanggapi pertanyaan
dari siswa, karena praktikan merasa takut nantinya konsep yang
disampaikan salah. Ternyata dengan penuh hati-hati praktikan
mencoba untuk menjawab dengan lantang mengenai pertanyaan yang
siswa ajukan. Praktikan juga kesulitan dalam mengalokasikan waktu
yang ada dengan baik karena alokasi yang diterapkan di SMP 13
Malang khususnya untuk jam mengajar IPA hanya 3 jam per minggu,
sehingga dalam penyampaian materi di kelas VIII-G, praktikan
menghabiskan banyak waktu untuk menyampaikan materi dibandingkan
melakukan diskusi kelompok. Sesekali juga praktikan memberi
pertanyaan dan umpan balik kepada siswa guna membagkitkan semangat
siswa dalam mengikuti pelajaran namun memakan waktu yang relatif
singkat sehingga alokasi waktu dalam mengajar praktikan sangat
singkat.Pada penampilan kedua, praktikan mulai bertemu dengan
masalah baru ternyata di kelas VIII G ada siswa yang dulunya tidak
naik kelas IX dimana karakteristik siswa tersebut berbeda dengan
siswa yang lain. Kebiasaan siswa tersebut suka ngobrol, tidur di
kelas, pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, acuh dll.
Hal ini jika dibiarkan proses pembelajaran tidak efektif dan
menjadi masalah yang lebih sulit diselesaikan merujuk pada
penampilan kedua.Pada penampilan ketiga, praktikan kesulitan
menentukan media pembelajaran yang dapat merangsang ranah
psikomotor siswa sehingga siswa tidak bosan dengan seluruh materi
yang diberikan oleh guru praktikan, karena kelas didominasi oleh
siswa yang berkarakter aktif dalam mengeluarkan kata-kata spontan
(clometan). Kebanyakan dari mereka membutuhkan pola pembelajaran
interaktif yang membuat mereka terus bergerak selama proses belajar
mengajar berlangsung dan tertarik dengan pelajaran yang diajarkan.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran ini praktikan mencoba untuk
menerapkan permainan yang dinamakan permainan kursi panas terkadang
permainan ini praktikan menamainya spotlight karena permainan ini
dapat memberikan penerangan atau tantangan kepada siswa sukarelawan
yang mau mencoba duduk di kursi panas tersebut. Dan permainan ini
sangat cocok diterapkan pada saat mengevaluasi atau saat memberi
kesimpulan pada akhir materi. Penguasaan kelas menjadi masalah
utama pada penampilan keempat. Kesulitan penguasaan kelas masih
menjadi kendala berikutnya, yang ternyata bersumber dari metode
ajar yang disgunakan oleh praktikan. Metode engajar praktikan masih
monoton dan membuat siswa akhirnya berada diluar kendali. Praktikan
juga kesulitan menarik minat siswa untuk belajar. Mereka seringkali
ngobrol di kelas, bahkan ada yang tidur. Hal ini membuat proses
belajar mengajar menjadi kurang efektif. Masalah-masalah tersebut
kemudian secara bertahap diatasi pada penampilan-penampilan
berikutnya dipersiapkan dengan matang sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik.
C. Bimbingan Belajar/ Ekstra Kurikulerdalam bimbingan
belajar/ekstrakurikuler tidak terdapat masalah dan praktikan dapat
berpartisipasi dlam kegiatan ekstrakurikuler tersebut meskipun
tidak semua kegiatan ekstrakurikuler praktikan ikuti. Memang pada
awalnya kurang sosialisasi dengan guru yang mengawasi
ekstrakurikuler, tapi lama kelamaan dapat bersosialisasi dengan
guru yang mengawasi kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Adapun
ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 13 Malang:1. Marching
Band/Drum Band2. Bela Diri/KKI3. Pramuka4. PMR5. KIR (Karya Ilmiah
Remaja)6. Bola Basket7. Bola Volly8. Paduan Suara9. Imtaq10. Sepak
Bola11. Bahasa Inggris12. Bahasa Mandarin13. Kulintang14.
Modelling15. Tari16. PaskibraDisekolah SMP Negeri 13 Malang,
kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik terbukti dengan
keberhasilan dari beberapa kegiatan ekstrakurikuler dalam mengikuti
lomba-lomba tingkat SMP Se-Malang Raya bahkan sampai tingkat
nasional.D. Partisipasi dalam Kehidupan SekolahSelain mengajar di
satu kelas, guru pamong juga meminta praktikan agar berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan yang ada di SMP Negeri 13 Malang. Telah ada
masukan dari guru pamong, satu minggu berikutnya praktikan mulai
berpartisipasi langsung membimbing siswa pada saat kegiatan
bersih-bersih, tugas piket harian dan pemantau budaya di SMP Negeri
13 Malang. Selain itu, praktikan juga di minta untuk membantu kelas
yang gurunya tidak hadir, mengawasi siswa-siswinya dan mendampingi
dalam belajar sehingga kelasnya tidak gaduh dan mengganggu kelas
lain yang sedang belajar. Selain itu setiap senin praktikan juga
berpartisipasi piket pagi dan upacara bendera.
E. Proses Bimbingan1. Dengan guru pamong PPKGuru pamong memiliki
peran yang sangat besar bagi keberhasilan mahasiswa Program Praktek
Keguruan (PPK) karena tanpa adanya guru pamong maka keberhasilan
praktikan dilapangan tidak akan tercapai. Dalam proses bimbingan
dengan guru pamong praktikan sangat terbantu karena guru pamong
benar-benar memberikan bimbingan dan arahan mengenai pembutan RPP,
Silabus, Program Tahunan, Program Semeter, KKM, Analisis nilai,
kisi-kisi soal, pembuatan soal ulangan, Rencana Pekan Efektif
(RPE), media mengajar dan sebagainya.Secara umum bimbingan yang
diberikan guru pamong tidak mengalami kesulitan. Guru pamonga
memberikan masukan selesai praktikan mengajar mengenai kekurangan
dan kelebihan praktikan sewaktu menyampaikan materi. Guru pamong
juga mengawasi praktikan dan siswa selama berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar.2. Dengan dosen pembimbing PPKDosen pembimbing
mempunyai tugas memberikan bimbingan dan arahan mengenai adaptasi
dengan lingkungan sekolah serta mengawasi praktikan selama
disekolah tersebut, selama dilaksanakan program PPK, yang praktikan
rasakan adalah terjalinnya komunikasi antara rekan-rekan PPK dengan
dosen pembimbing yang sangat baik sehingga setiap mahasiswa PPK
yang mendapatkan kesulitan ataupun hambatan dalam melaksanakan
tugasnya dapat terselesaikan. Banyak hal yang praktikan rasakan
selama menjalani masa pengabdian selama kurang lebih dua bulan ada
banyak hambatan, keluh kesah yang dirasakan praktikan maupun
teman-teman mahasiswa PPK SMPN 13 Malang. Tapi dari awal sampai
akhir masalah-masalah dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan
bantuan semua rekan PPK.
BAB IIIFAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMIFaktor-faktor
penyebab dari masalah yang dialami atau dihadapi oleh praktikan
selama program praktek keguruan (PPK) di SMP Negeri 13 Malang
antara lain:
A. Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Dalam
proses penyusunan Rencan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) faktor
penyebab yang menjadikan masalah timbul dalam pembuatan RPP yaitu
adanya model penyusunan RPP kurikulum 2013 berbeda dengan yang
diberikan dari kampus selama praktikan dapatkan di bangku kuliah di
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang, tetapi
berkat bimbingan dan arahan guru pamong praktikan mengetahui
kesalahan dan kekurangpahaman praktikan dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran tersebut.
B. Proses PenampilanPada penampilan mengajar pertama kali,
setelah ada masukan dari guru pamong masalah yang dialami praktikan
adalah sebelum masuk kemateri pembelajaran, seharusnya praktikan
mengulang kembali materi sebelumnya yang sudah pernah dijelaskan
agar siswa bisa mengingat kembali, kemudian praktikan harus
menyampaikan tujuan pembelajaran,dan untuk menjelaskan /penguasaan
materi pembelajaran praktikan sudah melakukannya dengan baik dan
tidak grogi. Masalah yang kedua terletak pada kurangnya memotivasi
siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan. Faktor penyebab hal
tersebut yaitu belum terbiasanya tampil di depan kelas yang
sesungguhnya. Masalah dalam penampilan mengajar ketiga yaitu dalam
hal penguasaan materi pembelajaran. Praktikan kurang jelas dalam
memberikan contoh atau ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek
kompetensi. Hal ini disebabkan minimnya waktu untuk menggali materi
yang akan praktikan ajarkan, sehingga praktikan kurang memberikan
contoh atau ilustrasi kepada siswa.Kemudian, masalah juga masih
muncul pada penampilan mengajar adalah masalah manajemen waktu
mengajar. Karena praktikan hanya mendapatkan jam mengajar 3
jam/minggu, maka praktikan merasa seperti dikejar-kejar waktu dalam
menyelesaikan materi pembelajaran.
C. Bimbingan belajar / Extrakulikuler Masalah yang dihadapi oleh
praktikan dalam kegiatan ekstrakurikuler ini adalah membimbing
siswa pada saat paduan suara dan sabtu bersih. Dimana praktikan
juga mendapatkan kesulitan untuk mengkoordinasi siswa, sehingga
banyak siswa pada saat latihan banyak yang bermain.D. Partisipasi
dalam kehihupan sekolahSelain kegiatan mengajar, praktikan juga
harus ikut berpartisipasi dalam setiap rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan di SMP Negeri 13 Malang, di antaranya green school
mapping, peduli kasih serta kesiswaan. Akan tetapi, hal tersebut
tidak mengalami suatu kendala yang disebabkan oleh kesibukan para
mahasiswa praktikan yang beraneka ragam di luar jam sekolah. Oleh
karena itu, semua mahasiswa praktikan dapat mengikuti setiap
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 13
Malang. Faktor dari sekolah itu sendiri juga sangat mempengaruhi.
Dikarenakan organisasi di SMP Negeri 13 Malang sudah terorganisir
dengan baik, sehingga banyak kegiatan di sekolah sudah dapat
dikoordinir oleh para siswanya. Oleh karena itu, mahasiswa
praktikan tidak dapat terlibat secara penuh di dalamnya.Selain itu
masalahpun dialami praktikan ketika turut berpartisipasi dalam
kegiatan pemantauan budaya. Praktikan cenderung diremehkan atau
kurang disegani siswa sehingga siswa masih saja dengan tidak berat
hati melakukan banyak pelanggaran di depan praktikan.
E. Proses Bimbingan1. Dengan Guru Pamong PPKAdapun permasalahan
yang muncul saat proses bimbingan dengan Guru pamong, di antaranya
yaitu dalam hal pemberian bimbingan kepada praktikan yang
dibimbingnya. Faktor penyebab dari hal tersebut yaitu kurangnya
waktu yang tersedia untuk mengobservasi penampilan praktikan.2.
Dengan Dosen Pembimbing PPKYang menjadi kendala dalam proses
bimbingan dengan dosen pembimbing adalah di awal-awal minggu
mengajar, kurangnya pertemuan antara dosen pembimbing dan
praktikan. Atau dengan kata lain, komunikasi kurang antara
praktikan dan dosen pembimbing sehingga tugas dosen pembimbing
kurang berjalan, seperti membantu praktikan dalam pemilihan dan
penggunaan media pengajaran, dan alat evaluasi serta memberikan
saran-saran yang dianggap perlu dalam upaya pembentukan
profesionalisme praktikan secara optimal. Namun setelah memasuki
minggu-minggu berikutnya akhirnya kegiatan atau bimbingan terhadap
dosen pembimbing berjalan dengan lancer. Hal ini disebabkan oleh
kesibukan dosen pembimbing dimana beliau juga disibukkan dengan
aktivitas mengajar di kampus, sehingga kurang meluangkan waktu
untuk hal tersebut. Tapi dari awal sampai akhirmasalah-masalah
dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan bantuan semua rekan
PPK.
BAB IVUPAYA PENANGGULANGAN PERMASALAHAN YANG DIALAMISELAMA
PELAKSANAAN PPL
Setelah dipaparkan mengenai masalah-maslah yang dihadapi selama
kegiatan PPL selanjutnya akan memaparkan upaya guna menangulangi
masalah yang terjadi. Hal ini bertujuan agar masalah yang telah
ditemukan tidak terjadi kembali.
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan PembelajaranDalam proses
penyusunan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP Negeri 13
Malang praktikan sedikit mengalami masalah karena penyusunan RPP
yang diajarkan di kampus IKIP Budi Utomo Malang sedikit berbeda
dengan yang diajarkan guru pamong praktikan di SMP Negeri 13
Malang. Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah utama dalam hal
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga membuat
praktikan akan semakin tahu cara membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran kurikukum 2013. Hal ini dapat praktikan hadapi dengan
cara:1. Menjalin komunikasi dengan baik antara praktikan dengan
guru pamong agar tidak terjadi perbedaan pendapat.2. Tidak malu
untuk berkonsultasi/bertanya dengan guru pamong atas hal-hal yang
belum diketahui atau dimengerti.3. Tidak pernah takut untuk
dikritik oleh guru pamong apabila mengalami kesulitan dan melakukan
kesalahan.4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yaitu menggunakan standar RPP
pendidikan karakter dengan menggunakan metode saintific.5.
Mengadakan kerjasama yang baik dengan guru pamong.
B. Proses Penampilan untuk memperkecil kesalahan pada saat
mengajar perlu adanya kesiapan mental dan fisik serta kepercayaan
yang kuat, harus ada persiapan dan penggunaan metode yang tepat
dalam mengajar secara menyeluruh serta mendengarkan dan memperbaiki
setiap kritik dan saran yang diberikan oleh guru pamong sehingga
dapat membantu dalam kegiatan proses penampilan praktikan. Selain
itu harus mampu menempatkan diri pada siswa dimana kita tidak harus
selalu meminta siswa untuk belajar secara serius dan terus menerus
karena siswa akan cepat merasa jenuh dan bosan terhadap pelajaran
yang akan dipelajari. Disamping itu bimbingan guru pamong sangat
berarti besar untuk keberhasilan praktikan dalam mengajar, dengan
arahan guru pamong dalam membuat RPP, silabus serta strategi apa
yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, diharapkan
praktikan akan mencapai hasil yang maksimal.
C. Bimbingan Belajar / Ekstrakurikulersiswa SMP Negeri 13 Malang
banyak memiliki bakat dan potensi yang biasa dikembangkan dan
disalurkan dalam bidang ekstrakurikuler. Oleh karena itu, tentunya
sangat membutuhkan dukungan materi dan moril pihak sekolah maupun
guru. Dukungan tersebut sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh siswa
yang aktif guna mengembangkan potensi yang dimilikinya.
D. Partisipasi dalam Kehidupan SekolahUpaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah partisipasi dalam kehidupan sekolah selama
kurang lebih dua bulan, praktikan bertanya pada pihak sekolah
tentang apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam
kegiatan-kegiatan yang ada di SMP Negeri 13 Malang. Manajeman
kegiatan juga merupakan salah satu upaya praktikan dalam
memaksimalkan keterlibatan praktikan diluar jam mengajar.
E. Kegiatan PenutupSetelah kurang lebih selama 2 bulan berada di
SMP Negeri 13 Malang sebagai mahasiswa praktikan maka pada tanggal
20 Oktober 2014 praktikan dan seluruh rekan-rekan praktikan yang
lain mengadakan acara perpisahan dengan seluruh keluarga besar SMP
Negeri 13 Malang. Adapun instrument dari acara perpisahan yang
diadakan oleh praktikan IKIP Budi Utomo Malang adalah sebagai
berikut :Hari / tanggal : Sabtu, 20 Desember 2014Waktu : 09.00
WIBTempat : ruang lab. fisika SMP Negeri 13 MalangAcara :
Perpisahan Mahasiswa PPK IKIP Budi Utomo MalangSusunan acara : 1.
Pembukaan2. Doa3. Sambutan Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Malang yang
diwakilkan oleh Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Malang.4.
Sambutan Dosen Pembimbing PPK IKIP Budi Utomo Malang.5. Sambutan
koordinator PPK IKIP Budi Utomo Malang di SMP Negeri 13 Malang.6.
Penyerahan cinderamata.7. Kesan dan pesan mahasiswa PPK yang
diwakilkan oleh salah satu praktikan.8. PenutupDilanjutkan dengan
acara ramah-tamah (acara non-fomal) yang berupa pembacaan doa oleh
guru agama SMP Negeri 13 Malang serta pemotongan tumpeng oleh Wakil
Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Malang. Dan kemudian diikuti oleh
seluruh undangan untuk makan bersama.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan praktikan selama lebih
kurang dua bulan di SMP Negeri 13 Malang, Secara umum,
masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan PPK di dalam aspek
pengajaran antara lain: 1. Penyusunan RPP a. Perbedaan format RPP
antara yang telah kami pelajari selama di bangku kuliah dan sekolah
tempat kami melaksanakan PPK.b. Penjabaran indikator (kriteria
kinerja) yang kurang relevan dengan sasaran standar kompetensi.c.
Skenario yang telah dirancang dalam RPP tidak tersusun berdasarkan
alokasi waktu yang proporsional.d. Media pembelajaran yang telah
dibuat kurang sesuai dengan kondisi siswa yang pasif.2. Proses
Penampilana. Kurang cermatnya memanfaatkan waktu sesuai dengan
alokasi yang direncanakan.b. Kurangnya motivasi siswa berkaitan
dengan materi yang diajarkan.c. Kurang jelasnya dalam memberikan
contoh atau ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi.
B. SaranSetelah praktikan menyelesaikan PPK, maka praktikan
memberikan saran antara lain:1. Hendaknya Mahasiswa PPK lebih
menyiapkan diri baik secara fisik maupun mental terutama penguasaan
materi yang akan disampaikan, sehingga dalam proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan lancar.2. Hendaknya antar guru
pamong dengan mahasiswa PPK semakin meningkatkan
kerjasama/komunikasi yang baik dalam berbagai hal.3. Hendaknya
siswa menghargai guru PPK meskipun guru PPK tersebut bukan
merupakan guru tetap disekolah tersebut.4. Pengawasan dan kegiatan
pemeriksaan terhadap siswa harus ditingkatkan lagi.5. Sekolah harus
banyak memberikan buku pegangan kepada siswa/i supaya mereka lebih
banyak mendapatkan materi pelajaran, sehingga dalam mengerjakan
soal-soal yang diberikan guru tidak mendapatkan jawaban hanya dari
satu buku saja.6. Perpustakaan sebaiknya dimanfaatkan dengan baik
oleh siswa apabila guru berhalangan hadir.7. Perpustakaan perlu
penambahan karyawan supaya perpustakaan mampu melayani dengan
optimal seluruh kebutuhan akan buku siswa dan siswi SMP Negeri 13
Malang dan mengurangi potensi buku hilang karena kurangnya tenaga
pengawas pengembalian buku.Akhir kata, semoga mahasiswa Program
Praktek Keguruan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo
Malang di tahun mendatang dapat lebih baik dari yang sekarang dan
dapat mencetak guru-guru yang profesional serta unggul, berkualitas
dan dapat menjadikan siswa-siswinya cerdas dan terampil untuk
bangsa Indonesia lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN KELAS VIII-G SEMESTER 1A. Daftar Hadir SiswaB. Kalender
PendidikanC. SilabusD. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)E.
Jurnal Kegiatan MengajarF. Jadwal Kegiatan MengajarG. Daftar Hadir
Mahasiswa PPKH. Daftar Hadir EkstrakurikulerI. Dokumentasi Kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
A. Lampiran Agenda Kegiatan PPK1. Daftar Hadir Siswa
2. Kalender Pendidikan
3. Silabus
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
5. Jurnal Kegiatan Mengajar
6. Jadwal Kegiatan Mengajar
7. Daftar Hadir Mahasiswa PPK
8. Daftar Hadir Ekstrakurikuler
Dokumentasi Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Upacara Bendera
2. Piket Peduli Kasih
3. Praktikum uji Nutrisi pada Makanan
4. Praktikum Pengamatan Struktur Jaringan Daun Rhoeo
discolor
5. Proses Kegiatan Belajar Mengajar di kelas 8G
37