This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
MAKASSAR
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 11
NURAENI (12.073 AF)
NOVITA AYU NINGSIH (12.007 AF)
ANUN AJENG PRIYAYI (12.026 AF)
SAWITRI EKA BUDIASIH (12.045 AF)
WAHYUDI (12.082 AF)
AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
MAKASSAR
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti .Laporan hasil PKL pada :
Tanggal :16 Februari 2015 – 28 Februari 2015
Tempat : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar
DISETUJUI OLEH
KEPALA
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
(dr.Sriwati Palaguna, Sp.A, MARS)
Dosen Pembimbing Pembimbing Tekhnis
(Raymond Arief, S.si) ( Dra.Hj. Mimi Dehmi,Apt )
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segenap puji kepada tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat dan
berkat-Nya sehingga laporan ini dapat kami selesaikan dengan segala
kekurangannya.
Maksud dan tujuan kami dalam membuat laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah untuk merampungkan segala hasil yang telah diperoleh
selama melaksanakan praktek di balai besar kesehatan paru masyarakat
makassar sesuai dengan sistematika yang telah ditetapkan, sehingga dapat
diberikan gambaran, pengertian dan pemahaman bagi semua pihak yang
membaca laporan ini.
Terima Kasih kami ucapkan
1. Kepada orang tua penyusun atas pengorbanan dan doa restunya.
2. Bapak Rusmin Rivai, S.si,M.Si, Apt Selaku direktur Akademi Farmasi
Yamasi Makassar
3. Bapak Raymond Arief, Selaku pembimbing
4. Dr. Sriwati Palaguna, Sp.A, MARS. Selaku kepala balai besar kesehatan
paru masyarakat makassar.
5. Hj
6. Bapak Raymond Arief, Selaku pembimbing atas kesediannya
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada kami.
7. Seluruh karyawan dan karyawati Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
Makassar yang telah banyak memberikan bimbingan kepada kami
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan PKL.
8. Segenap dosen, staf, dan karyawan di lingkungan Akademi Farmasi
Yamasi Makassar program studi farmasi Makassar yang senantiasa
memberikan bantuannya kepada kami.
9. Kepada rekan-rekan mahasiswa Akademi Farmasi Yamasi program studi
farmasi Makassar yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari laporan PKL ini tak lepas dari kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang mampu mengubah laporan selanjutnya lebih baik dari apa yang
telah ada sekarang.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
kami semua khususnya bagi para pembaca, amin.
Makassar, Februari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PRAKTEK ERJA LAPANGAN
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam kaitan ini, pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk
memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu mengembang
tugas, mewujudkan perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Salah satu institusi tenaga kesehatan yang menyediakan tenaga
kesehatan khususnya di bidang farmasi adalah sekolah menengah jurusan
farmasi untuk menghasilkan tenaga tekhnis Farmasi yang mampu bekerja
dalam system pelayanan kesehatan secara terpadu.
Tenaga kesehatan Asisten Apoteker (AA) diharapkan dapat saling
bekerja sama dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya, hal ini
merupakan pelayanan kesehatan yang holostik dilakukan. Oleh karena itu
tenaga kesehatan di bidang Farmasi harus tampil, terlatih dan dapat
menunjang upaya pembangunan dibidang kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi tersebut
maka penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar
ditingkatakan terus menerus baik kulitas maupun kuantitas. Salah satu upaya
yang dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan pengalaman karja
kepada pe peserta didik melalui latihan kerja yang disebut praktek kerja
lapangan.
Pelaksanaan PKL merupakan sarana pengenalan kerja bagi peserta
didik karena dapat melihat,menerima, dan menyerap tekhnologi yang ada
dimasyarakat, dengan kata lain PKL merupakan orientasi bagi peserta didik
sebelum terjun langsung dimasyarakat.
Disisi lain, PKL juga dapat digunakan sebagai sarana informasi
terhadap dunia pendidikan dapat berkembang sesuai kebutuhan masyarakat.
B. TUJUAN PELAKSANAAN PROGRAM PKL
Dengan adanya praktek kerja lapangan, diharapkan dapat dihasilkan
tenaga tekhnis kesehatan dibidang farmasi tingkat diploma yang mampu
bekerja dalam system pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan pkl pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk
kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
2. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelennggaran program kesehatan
masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi,teknis
maupun social budaya.
3. Memberi kesempatan kerja yang nyata dan langsung secara terpadu
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dibidang farmasi di
Rumah sakit, puskesmas ,pedagang Besar Farmasi dan penyuluhan
kepada masyarakat .
4. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etis, profesionalisme dan
Nasionalisme yang diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan bidangnya.
5. Memberikan kesempatann kepada peserta didik untuk memasyarakatkan
diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
6. Meninggkatkan memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja keekolah dan sebaliknnya.
7. Memperolehh masukan dan umpann balik, guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
Akademi Farmasi Yamasi Makassar.
8. Memberikan kesemmpatan penempatan kerja kepada mahasiswa
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. URAIAN UMUM
Balai besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar (BBKPM)
dahulunya bernama balai pengobatan penyakit paru- paru Makassar
yang didirikan pada tanggal 27 juni 1959 bertempat di jl.Hos
Tjokrominoto. Diresmikan oleh Gubernur propinsi Sulsel, Andi
pangerang Dg .Rani pada tanggal 30 april 1960. Pada waktu itu
dikepalai oleh dr. Med. RN. Tyagi, berkebangsaan india, dan dibantu
secara sukarela oleh dr.Med. WJ.Meyer, dokter kebangsaan jerman
(1965-1995).
Perubahan nama tersebut dimulai sejak tangggal 14 September 2005
berdasarkan permenkes RI nomor 1352/ PER.2005 tentang organisasi
dan tata kerja unit pelaksanaan teknis dibidang kesehatan paru
masyarakat.
Dengan adannya pengembangan kota,maka gedung BP4 dipindahkan
kedaerah pengembangan di JL.A.P. Pettarani No 43 diresmikan oleh
Mentri kesehatan RI pada tanggal 13 Nopember 1993. Seetelah mengalami
beberapa pergantian pimpinan, maka sejak tahun 2011 Balai besar
kesehatan paru Masyarakat Makassar dipimpin oleh dr. Sriwati
palaguna,Sp.A.MARS.
B. VISI DAN MISI
1. Visi
‘’Menjadi pusat kesehatan paru Terbaik di Kawasan Timur Indonesia”,
2. Misi
a.) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paru dan rujukan
kawasan timur Indonesia.
b.) Menyelenggarakan promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat
dan kemitraan di Kawasan timur indonesia.
c.) Meningkatkan kemampuan profesional SDM kesehatan dengan
pendidikan dan pelatihan kesehatan paru di kawasan Indonesia
Timur.
d.) Melaksanakan enelitian dibidang kesehatan paru dalam rangka
pengembangan kesehatan.
3. Motto
“PRO SEHAT singkatan :
Pro :Proffesional
S :Santun
E :Empathy
H :Harmonis
A :Akurat
T :Terpercaya
4. Kedudukan Tugas pokok dan Fungsi
BBKPM Makassar merupakan Unit pelaksana Teknis (UPT) dalam
bidang kesehatan paru masyarakat di linngkungan kementrian kesehatan
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Upaya
kesehatan BBKPM Makassar dipimpin oleh seorang kepala dan dalam
melaksanakan tugas sehari –hari secara teknis fuungsional dibina oleh
Direktur Kesehatan Komunitas.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, BBKPM Makassar
menyelenggarakan Fungsi sebagai berikut
1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan
paru spesialistik atau subspealistik yang berorientasi kesehatan
masyarakat.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan
sumber daya dibidang kesehatan paru masyarakat.
3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan
summber daya dibidang kesehatan paru masyarakat.
4. Perencanaan, pelaksanaan evaluasi pendidikan dann pelatihan teknis
dibidang kesehatan paru masyarakat.
5. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan pengembangan
kesehatan paru masyarakat.
6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha.
C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
a. Sumber daya manusia
Kondisi SDM di BBKPM Makassar tahun 2012 berdasarkan jenis
pendidikan, sebagai berikut:
Dokter spesialis paru :2 orang
Dokter Spesialis Penyakit Dalam :2 orang
Dokter Spesialis Radiologi :1 orang
Dokter Spesialis patologi klinik :1 orang
Dokter spesialis Anak :2 orang
Dokter Umum plus paru :4 orang
Dokter umum :6 orang
S2 Kesehatan
MARS :1 orang
AKK :1 orang
Epidemiologi :2 orang
Manajemen pelayanan :1 orang
Apoteker :4 orang
S2 Non kesehatan :1 orang
SI Kesehatan :12 orang
SI Non kesehatan :11 orang
Diploma/ Akademi :33 orang
Kejuruan :23 orang
b. Pengembangan sumber daya
1. Melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas tenaga dengan
melaksanakan penyegaran berupa siang Klinik dan FDG ( Fokus
Group Discussion), dengan berbagai tema yang menarik
2. Menyelenggarakan pelatihan untuk mitra kerja, misalya pelatihan
kader dan pokja TB di kelurahan, pelatihan tenaga laporan dan
pengelola TB di puskesmas.
3. Kerjasama diklat, magang, PKL dan penelitian dengan institusi
pendidikan.
4. Melaksanakann kunjungan kerja dan study banding
D. PELAYANAN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
MAKASSAR
Instalasi Farmasi BBKPM Makassar
Instalasi farmasi adalah suatu bagian atau fungsional yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan seluruh kegiatan
kefarmmasiann.Instalansi farmasi di BBKPM disebut juga Apotek
karena tidak mempunyai ruang rawat inap seperti rumah sakit yang lain
memiliki instalansi farmasi di BBKPM di kepalai oleh apoteker
penanggung jawab dan dibantu ole asisten apoteker.
1. Pelayanan Resep
Sistem pelayanan di BBKPM di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Pelayanan di Apotek BBKPM.
Pelayanan dengan resep dokter, meliputi pelayanan dengan resep
umum dan jamkesmas/ jamkesda (gratis).
1) Pelayanan dengan Resep Rutin
Resep yang masuk diapotek diterima oleh asisten apoteker
kemudian diperiksa apakah pasien TB atau tidak, jika TB maka
harus memintakartu biru untuk mengecek tanggal pengguunaan
yang dilakukan setelah terdaftar dibuku paket BBKPM dengan
menulis tanggal kunjungan pasien TB, barulah diperiksa
kelengkapan resep.Resep yang telah masuk dibagian peracikan
diperiksa oleh asisten apoteker,kemudiann obat-obat yang
diperlukan disiapkan dan dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai yang telah dilengkapi dengan etiket yang berisi aturan
pemakaianya.Untuk resep yang harus diracik seperti puyer,
dihitung yang lebih dahulu yang dibutuhkan, disiapkan dan
kemudian diperiksa kembali sebelum menyerahkan obat kepada
pas ien dan memanggil nama yang tertera pada karcis serta
menanyakan alamat lengkap untuk menhindari terjadinya
keslahan yang dapat berakibat fatal. Pada saat menyerahkan
obat,asisten apoteker kepada pasien yang bertugas pada baian
penyerahan, wajib memberikan informasi tentang obat kepada
pasien seperti indikasi, aturan pemakaian,,kontra indikasi, efek
samping dan penyimpanan
2) Pelayanan dengan jamkesda dan jamkesmas
Pelayana jamkesda ( gratis )/jamkesmas sama dengan pelayanan
resep umum hanya untuk pederita TB dicatat waktu kunjungan
dibuku jamkesda ( gratis )/ jamkesmas sesuai nomor yang ertera
pada kartu biru. Dan mengambil lembaran khusus sebagai arsip,
setelah resep diserahkan terlebih dahulu diperiksa kelengkapanya
selanjutnya obat yang telah diracik diserahkan kepada pasien
sebelum ini terlebih dahulu asisten apoteker memeriksa
kebenaran obat yang diambil,penulisan etiket dan kelengkapan
lain perlu. Setelah keseluruhan benar maka obat diserahkan
kepada pasien setelah cocok dengan nama resep yang dipegang
pasien selanjutnyya memberikan tanda cek pada resep yang
obatnya telah diserahkan sebagai bukti obat setelah diterima.
Dalam pelayanan jika pasien tersebut telah positif terkena TB
maka diharuskan berobat selama 6 bulan, dimana 2 bulan
pertama pasien minum obat setiap hari, 4 bulan berikutnya hanya
minum obat 3 kali seminggu. Jika pasien hanya menderita
penyakit paru biasa tidak ada ketentuan khusus tetapi harus
mengadakan pemeriksaan laboratorium dan radiologi dan
pemberian obat di berikan untuk jangka waktu 5 hari pertama jika
obatnya telah habis dan penderita masih mengalami gangguan
maka diharapkan pasien kembali memeriksa dirinya.
b. Pelayanan Apotek Pelengkap BBKPM
Dalam pelayanan di BBKPM khusus untuk pelayanan pasien
umum yang ada di apotek pelengkap pada BBKPM penjualan dengan
resep dokter yang meliputi penjualan obat bebas terbatas, dan setiap
penjualan barang tersebut dicatat pada buku penjualan bebas yang
berisi tanggal, nama, dan jumlah barang setelah itu pembeli
membayar sesuai harga tercantum dengan menyerahkan bon jualan.
2. PELAYANAN INFORMASI OBAT
a. Sentra DOTS
Suatu cara pengobatan TB dimana setiap penderita diawasi
langsung selama pengobatan agar teratur dalam menelan obat sampai
dinyatakan sembuh.
Dalam pelaksanaan DOTS penderita didampingi oleh seorang PMO (
pengawas menelan obat).
1. Agar penderita minum obat secara teratur sampai selesai
pengobatan .
2. Mencegah putuh pengobatan
3. Apabila ada efek samping obat dapat segera ditanggulangi.
Paket obat lepas.
3. PROMOSI DAN EDUKASI
Melakukan seksi promosi kesehatan
a. Penyebarluasan informasi melalui penyuluhan dalam luar gedung,
serta media cetak dan elektroni.
b. Pengadaan media informasi dengan menerbitkan bulletin, membuat
brosur/ leaflet, media audiovisual website dan sms center serta
perpustakaan.
c. Pemberdayaan masyarakat dengan melatih kader PMO dan pokja TB
dikeluarkan serta mempersiapkan kelurahan binaan sehat paru.
d. Pengembangan jejaring dan kenetraan dengan lintas sector dan
lintas program, diantaranya, dinas kesehatan provinsi dan kab/ kota
pada 10 provinsi dalam wilayah koordinasi indonesia, timur, kerjasma
rutan/ lapas dan panti rehabilitasi Narkoba BNN Makassar, beberapa
instansi pendidikann, pemerintah setempat dan organisasi
masyarakat lainnya.
4. PELAYANAN RESIDENSIAL ( HOME CARE)
1. Pengembangan Unit Layanan Promosi
a. Klinik Gizi- TB
Memberikan bimbingan akan kesadaran hidup sehat, hygiene
dan makan makanan yang bergizi dan bantuan perbaikan gizi
pasien TB.
2. Sentra DOTS
3. Khusus penyakit TB dilakukan pelacakan TB mangkir/ kontak
serumah.
4. UPT henti rokok
Melaksanakan deklarasi kawasan tanpa rokok.
5. PELAYANAN PSIKOTROPIKA/ NARKOTIKA
1. Pelayana obat psikotropika diberikan kepada pasien
berdasarkan resep dokter dan obat yang tersedia di apotek.